Monday 11 June 2012

Sinopsis A Gentleman's Dignity Episode 1

Prolog
Empat orang pria berumur mendatangi rumah berkabung untuk memberi penghormatan.
Kim Do Jin : “Yang disebut usia 40-an adalah usia dimana sewaktu-waktu kau bisa berpisah dengan temanmu tapi kedatangan kami kesini hanya untuk satu alasan.”
Choi Yoon : “Almarhum adalah eksekutif kaya dari perusahaan farmasi.
Im Tae San : “Jandanya adalah seorang model.” (Tae San melirik kearah istri si almarhum)
Lee Jung Rok : “Teman-temannya semuanya juga model (Jung Rok memandang teman-teman istri si almarhum mulai dari kaki sampai kepala)
Keempatnya melirik ke arah wanita-wanita yang hadir di upacara penghormatan tersebut. Lee Jung Rok bahkan melepas cincinnya dan ia selipkan di saku celananya.
“Inilah alasan kami bergegas kesini. Terlepas keengganan kami membantu biaya pemakaman.”

Keempatnya maju untuk memberikan penghormatan pada si almarhum tapi tiba-tiba ada ibu-ibu yang nyelonong sambil membawa anak kecil dan berkata kalau sang almarhum adalah ayah dari si anak.

Semua tamu terkejut tak menyangka kalau si almarhum sudah memiliki seorang putra. Istri almarhum marah karena wanita itu dan anaknya berani menampakan diri dan terjadilah kehebohan. Si anak kecil menangis menjerit sekeras-kerasnya.
Keempat pria ini hanya menatap bengong, diam saja tak melakukan apapun. Jung Rok segera menuliskan nama mereka berempat di buku tamu. Ditengah-tengah kekacauan Choi Yoon menaruh bunga dan berdoa untuk si almarhum. Im Tae San terjepit diantara kekacauan.

Kim Do Jin diam menatap anak kecil yang menangis. Di samping anak kecil ada wanita cantik yang juga menangis. Ia mengulurkan sapu tangan, si wanita akan menerima tapi Do Jin tak memberikan sapu tangan untuk si wanita melainkan untuk anak kecil.
Ya itulah mereka, keempatnya bukan lagi anak muda. Tapi pesona keempatnya tak kalah dengan anak-anak muda. Hahaha. “Yang disebut usia 40-an tahun adalah usia dimana kau harus dengan tenang menjaga mertabatmu dalam situasi apapun.”

Sinopsis A Gentleman’s Dignity Episode 1
Kim Do Jin sampai di kantornya. Belum sempat masuk ruangan ia sudah mendapatkan laporan dari anak buahnya kalau gedung yang mereka bangun ada kebocoran dan pemilik gedung akan menggugatnya. Do Jin berkata kalau itu tidak mungkin.

Dari tempat pembangunan Im Tae San menghubungi Do Jin. Keduanya baradu argumen bahwa seorang arsitek harus memiliki prinsip dan harus bertanggung jawab. Tae San mengatakan kalau mereka juga membutuhkan sesuatu yang dapat menghasilkan uang dan Presdir Song tak peduli kalau mereka akan menggunakan bahan lokal atau impor. Ia berkata kalau saat ini bisnis mereka sedang meningkat pesat apa Do Jin mau menyia-nyiakan begitu saja. Ocehannya tak ditanggapi tak ada jawaban dari Do Jin.
Seo Yi Soo mengunjungi kios perlengkapan olah raga. Ia ingin membeli sarung tangan baseball. Ia menginginkan sarung tangan yang terbuat dari kulit domba, nyaman, awet, dan terlihat memikat ketika ia memakainya sehingga orang lain ingin memegang tangannya. Dan di sarung tangan itu akan ia tulisi dengan angka.

Yi Soo berjalan sambil tersenyum sumringah menatap sarung tangan baseball yang baru saja dibelinya. Oh tidak hujan, ia pun mencari tempat untuk berteduh. Ia berteduh di depan Kafe Mango Six.
Di dalam kafe Kim Do Jin sibuk dengan rancangannya, ia memandang keluar hujan yang cukup deras. Pandangan matanya kemudian beralih pada wanita yang berdiri berteduh dari siraman air hujan. Ia terus memandangnya.

Seo Yi Soo berbalik badan dan melihat seorang pria (Kim Do Jin) yang tengah menatapnya. Keduanya pun bertatapan lama.

Sampai akhirnya ada seorang wanita yang menutup mata Kim Do Jin (ini yang jadi Seo Ra Kyung di The Musical) Do Jin melepas tangan si wanita dan berusaha melihat lagi wanita yang berada di luar kafe tapi dia sudah tak ada disana. Do Jin celingukan.
Ternyata Seo Yi Soo masuk ke dalam kafe. Ia menerima telepon dari Tae San. Tae san penasaran dengan seseorang dan ia ingin pergi kencan dengan wanita itu. Yi Soo senang mendengarnya tapi ternyata yang dimaksud bukan dirinya, ia tampak kecewa.
Sebelum pergi Kim Do Jin melihat lagi keberadaan Yi Soo.

Pelayan kafe memberi tahu Jung Rok kalau ada wanita yang ingin melakukan wawancara. Melihat kalau si wanita itu cantik, sikap playboy Jung Rok muncul ia menyimpan cincin kawinnya di celemek.
Yi Soo menemui teman yang ternyata disukai Tae San di tempat latihat golf. Hong Sera teman Yi Soo ini menanyakan siapa Tae San, apa pekerjaannya, dia kaya atau tidak. Yi Soo berkata kalau Tae San itu seorang perencana di sebuah perusahaan yang bergerak dibidang arsitek.

Ponsel Sera berdering ia menebak itu Tae San yang meneleponnya karena ia yakin Yi Soo yang memberikan nomor teleponnya. Tapi Sera tak menjawabnya ia menilai kalau Tae San itu orang yang tak sabaran. Yi Soo berkata kalau Tae San itu pria yang baik. Tapi menurut Sera baik atau tidak ia bisa mengetahuinya setelah bermain golf dan jalan-jalan belanja bersamanya

Tapi kalau untuk Yi Soo ia bisa menilai baik tidak seseorang hanya memerlukan waktu 20 detik. Sera tanya siapa pria itu. Yi Soo tak menjawabnya ia tak akan mengatakannya.

Yi Soo bergumam, “Tiba-tiba aku berharap secara tiba-tiba dalam hidupku juga terjadi sesuat. Misalnya...... cinta.”
Seo Yi Soo berjalan dibawah guguran kelopak bunga (She is so beautiful dengan baju rajutan merahnya)
Kim Do Jin bertemu dengan rekan bisnisnya di sebuah kafe. Ia menerangkan rancangan yang dibuatnya. Selesai bertemu dengan rekan bisnisnya Do Jin pun merapikan barang bawaannya. Ia menatap buku rancangannya yang disana ada gambar sketsa Yi Soo ketika berdiri di depan kafe tempo hari. Ternyata waktu itu Do Jin memperhatikan sambil membuat Sketsa Yi Soo. Seo Yi Soo melewati kafe dimana Do Jin berada.
Yi Soo berhenti di depan penjual buku sepertinya ia ingin membeli buku bersampul sepasang kekasih. Sambil berjalan Kim Do Jin sibuk memeriksa kameranya. Tepat saat ia lewat Yi Soo nungging sedikit haha dan benang wol rajutan bajunya pun nyangkut di tas Do Jin. Yi Soo minta maaf, Do Jin hanya melambaikan tangan. Keduanya tak menyadari ada benang baju rajutan yang terurai.

Do Jin menyimpan kameranya di tas. Ia terkejut ada benang merah panjang yang nyangkut di tasnya. Ia menoleh ke belakang dan dilihatnya orang-orang berjalan kesulitan melewati benang panjang yang menghalangi jalan mereka. Ia pun menariknya perlahan dan mendekat ke sumber dimana benang itu berasal. Dan terlihatlah rok dalam milik Yi Soo hahaha. Yi Soo masih belum menyadarinya.
“Kenapa kau tak mengurus ini dulu?” Tiba-tiba Kim Do Jin sudah ada di sebelah Yi Soo memperlihatkan gulungan benang merah dan itu membuat Yi Soo bingung. Tatapan mata Do Jin langsung mengarah ke bagian belakang bawah tubuh Yi Soo. Yi Soo pun menoleh.
Betapa terkejutnya Yi Soo melihat pakaian yang ia kenakan kini benangnya terurai berantakan. Ia jelas malu karena banyak orang yang melihatnya, ia pun berusaha menutupinya. Tapi sia-sia. Ketika ia menyembunyikan dari Do Jin ia malah menunjukannya pada orang lain hahaha.

Do Jin menanyakan Yi Soo tinggal dimana, apa punya mobil. Rumah Yi Soo ternyata agak jauh dan ia tak membawa mobilnya. Do Jin tak ada cara lain ia pun menarik Yi Soo untuk berdiri di depannya. Ia meminta Yi Soo untuk terus berjalan sementara dirinya membantu menutupi bagian baju yang terurai. Orang-orang yang berlalu lalang melihat keduanya.

Yi Soo yang masih tampak bingung dan malu menanyakan bagaimana bisa Do Jin mendapatkan benang pakaiannya. Do Jin mengatakan kalau benangnya tersangkut di tas miliknya itu terjadi karena pinggul Yi Soo tiba-tiba nungging dan ia tak bisa menghindarinya.
Keduanya berhenti di depan penjual aksesoris. Do Jin menanyakan berapa harganya. Penjual menunjukan aksesoris yang diminta sambil tersenyum-senyum. Tapi bukan itu yang dimaksud Do Jin. Ia ingin membeli kain taplaknya hahaha. Yi Soo memandang tak mengerti.

Do Jin langsung memasangkan kain itu di badan Yi Soo seperti rok. Ia merapikannya bahkan menambahkan aksesoris agar lebih terlihat modis. Yi Soo berterima kasih atas bantuan Do Jin dan berkata kalau ini bukan kesalahannya tapi kesalahan keduanya. Do Jin berlalu dari hadapan Yi Soo setelah membayar harga kainnya.
Yi Soo menceritakan kejadian yang baru ia alami kepada Sera yang tinggal serumah dengannya. Sera berkata kalau ia yang mengalami itu ia pasti sudah mati karena malu. Keduanya mengenakan make up sepertinya Sera akan pergi, sementara Yi Soo mengenakan krim malamnya.
Terdengar suara bel rumah. Yi Soo membukanya dengan krim malam masih menempel di wajahnya. Ia terkejut karena yang datang itu Im Tae San. Tae San juga terkejut melihat wajah Yi Soo. Tae San memuji pantas saja Yi Soo semakin cantik ternyata selalu memakai krim kecantikan. Yi Soo buru-buru mengusap krimnya ia benar-benar malu bertingkah seperti itu di depan Tae San.
Sera sudah siap ternyata ia akan pergi kencan dengan Tae San. Tae San tak kesulitan mencari rumah mereka karena ia sudah beberapa kali mengantar Yi Soo pulang. Yi Soo bingung ada apa dengan Sera dan Tae San. Tae San berkata kalau berkat Yi Soo ia akan pergi kencan dengan Sera untuk yang pertama kalinya. Jelas ini membuat Yi Soo patah hati, ia tak menyangka kalau keduanya sudah saling berkomunikasi.
Yi Soo melamun di kamarnya, ia memandang sarung tangan baseball yang bertuliskan angka 836 (nomor punggung seragam Baseball Im tae san) Ia pun menyimpannya dan menaruhnya di bawah ranjang kemudian bergegas pergi tidur.

Menjelang hari natal. Jalanan dan semua tempat ramai dengan pernak pernik natal dan orang yang berlalu lalang.
Hari terakhir sekolah menjelang liburan. Guru Seo Yi Soo mengungkapkan sebuah pendapat dari seorang pemain baseball. ‘Yang membuat pitcher hebat bukanlah lengan melainkan benda diantara telingamu yang disebut otak’

“Ini hanya liburan seminggu, jangan habiskan hanya dengan belajar. Meskipun jika kau belajar itu tak akan meningkatkan nilaimu!”
Wakakaka semua siswanya tepuk tangan setuju.
“Tapi aku ingin kalian menggunakan otak itu untuk merenungkan ini. Aku pergi kemana? Bagaimana sebaiknya menghabiskan masa mudaku? Apakah masa mudaku akan menarik atau membosankan?

Akhirnya jangan berfikir kalian bisa pergi ke tempat terlarang untuk anak dibawah umur. Jangan sampai ketahuan olehku kalian mengadakan pesta pribadi secara diam-diam. Khususnya untuk mereka yang sering berkunjung ke kantor polisi. Jangan terlibat dengan masalah.” Yi Soo mendelik kearah Kim Dong Hyub cs.

“Dia benar-benar cantik saat melotot!” Seru Kim Dong Hyub. Kemudian disusul tawa teman-teman se-genk-nya. (kurang ajar nih murid)
Yi Soo mendelik dan berkata kalau kelas dibubarkan. Ia mengucapkan selamat liburan dan selamat natal untuk para siswanya.
Yi Soo ke toko kue ia membeli kue natal. Ia mendapatkan sms dari Im Meari adik Im Tae San yang juga salah satu muridnya yang sudah lulus, “Guru kau tahu apa yang kuinginkan untuk natal. Tolong katakan pada Kak Yoon kalau aku belakangan ini semakin cantik. Katakan padanya kalau aku secantik bidadari. Aku mengandalkanmu.”
Yi Soo berkunjung ke kantor pengacara Choi Yoon. Pengacara tampan ini mengenakan topi sinterklas dan berkata kalau semua ini kebijakan perusahaan. Yoon mengucapkan selamat natal untuk Yi Soo.

Yi Soo mengantar kiriman dari Meari untuk Yoon. Ia tak bisa menolak permintaan Meari. Yi Soo melihat Yoon masih mengenakan cincin kawin dan itu berarti Yoon masih belum melupakan mendiang istrinya. Yi Soo berkata kalau Meari sangat khawatir karena Yoon tak menjawab telepon, tak membalas email dan tak membalas sms.
Yoon belum sempat mengatakan apapun tiba-tiba sekertarisnya masuk dan mengatakan ada tamu. Tamu itu langsung nyelonong masuk. Wanita itu Park Min Suk, istri Lee Jung Rok. Di malam natal ini ia ingin mengajukan cerai.
Di sebuah tempat pesta malam natal. Kim Do Jin dan Im Tae San ada disana. Tae San merengut melihat Sera terus tersenyum di depan banyak laki-laki dengan pakaian yang sedikit terbuka. Do Jin menawarkan minuman pada Tae San. Tapi Tae San berlalu mengacuhkan Do Jin dan menghampiri Sera. Tiba-tiba ada seorang wanita datang ke tempat Do Jin dan tersenyum menatapnya.
Im Tae San langsung duduk di sebelah Sera dan memakaikan jasnya untuk menutupi pundak Sera yang terbuka. Tapi Sera tak suka ia ingin pundaknya tetap terbuka. Tae San memakaikannya kembali dan itu membuat Sera mendelik. Sera akan membukanya lagi tapi Tae San langsung menahan. Tae San mengajak bicara Sera berdua.
Wanita yang di depan Do Jin menebak Do Jin seorang arsitek karena ia melihat Do Jin bersama dengan Tae San. Si wanita ingin tahu nama Do Jin. Tapi Do Jin tak suka dengan penyelidikan yang dilakukan si wanita. Si wanita makin berani dengan menanyakan apa Do Jin memliki pacar. Do Jin menjawab kalau ia selalu melihatnya 165 hari dalam setahun.

“Bagaimana dengan sisa harinya apa kau tak melihatnya?” tanya si wanita.
“Aku melihatnya. Bukan pacarku, tapi wanita lain.” seru Do Jin.
“Apa sekarang aku sedang duduk di hadapan seorang playboy?”
“Bagaimanapun juga aku bukan pria baik.”

Si wanita langsung terkesan. Tapi Do Jin mengacuhkannya dan berpesan kalau wanita itu bertemu dengan Tae San katakan padanya kalau ia pulang lebih dulu.
Sera kesal dengan sikap Tae San tadi. Ia tahu kalau Tae San tak suka. Tae San berkata kalau laki-laki disana terus memandang dada Sera. Sera membela diri itu sengaja ia lakukan makanya ia mengenakan pakaian yang seperti itu, “Gaun ini menunjukan kepercayaan diriku terhadap tubuhku. Walapun aku kedinginan setengah mati aku tak akan menutupi tubuhku.”

Tae San sangat yakin kalau pria-pria itu pasti sudah ratusan kali menyentuh bagian tubuh Sera daripada kepala mereka sendiri. Sera berkata kalau semua pria seperti itu dan menilai Tae San sangat kuno.

Tae San : “Wanita yang datang ke sini dengan kekasihnya tapi dia dikelilingi pria-pria dan tertawa bersama, apa menurutmu aku tak akan mempermasalahkan itu? apa menurutmu seperti itu?”
Sera : “Kau seperti itu pada awalnya. Mencuri-curi pandang kaki dan dadaku. Karena itu kau tertarik padaku. Dan begitulah bagaimana kita mengawali kencan. Apa kau tak ingat?”

Tae San : “Ya kau benar. Tapi kupikir itu karena aku, kau tak keberatan. Ternyata aku salah kau tak seperti yang kubayangkan. Aku adalah kekasihmu. Tapi kau lebih menunjukkan perhatian pada pakaianmu daripada aku. Aku rasa kita tak cocok satu sama lain. Kita tidak ditakdirkan untuk bersama. Jadi kita akhiri saja sampai disini. Ini keputusan yang tepat berbahagialah!”

Tae San meninggalkan Sera sendirian. Sedangkan Sera hanya bisa diam terpaku.

Tae San menghubungi Jung Rok dan bertanya kawannya ini ada dimana. Jung Rok menjawab tak tahu, ia tak tahu apakah ia berada di surga atau di neraka.
Jung Rok mematikan ponselnya dan ia berada di depan istrinya yang bertolak pinggang. Jung Rok langsung mencoba bersikap manis dan berpura-pura terkeseima dengan penampilan istrinya.

Park Min Suk : “Selamat natal, sayang. Aku adalah santa wanita yang memukau anak muda.”
Jung Rok : “Santa wanita yang mempesona ini bukan hadiah untuk anak muda yang nakal kan?”
Min Suk : “Bukan untuk anak muda yang nakal tapi hadiah untuk pria yang nakal. Karena pria nakal itu seksi. Lee Jung Rok pria-ku yang seksi apa kau sudah siap menerima hadiahmu?”
Min Suk memberikan Jung Rok hadiah kotak kecil. Jung Rok senang menerimanya tapi pada saat ia membukanya oh oh itu cincin kawin miliknya yang ia selipkan di celemek dan ia lupa memakainya kembali.

Min Suk : “Terlihat tak asing kan. Aku menemukannya disaku celemekmu.”

Jung Rok membela diri kalau ia lupa. Ia menyelipkan cincin di celemek karena cincin itu mengganggunya ketika sedang mencuci piring.

Min Suk tahu kalau Jung Rok mempekerjakan pegawai wanita baru dan menilai kalau wanita itu cantik. Jung Rok kembali membela diri apa karena ingin merayu wanita itu ia melepas cincinnya. Min Suk tahu itu akan terjadi maka dari itu sebelum terjadi ia sudah memecat wanita itu.

Jung Rok kaget setengah mati tapi ia berusha bersikap seolah tak peduli. Ia pun segera memakai cincinnya kembali. Min Suk berkata kalau pesta malam natalnya sudah selesai. Ia kembali ke kamar dan menutup pintu, Jung Rok mengejarnya dan berusaha mengetuk pintu agar ia diperbolehkan masuk kamar.

Jung Rok pun mulai merayu, “Noonim.” Ucapnya mesra kemudian ia melepas jaketnya, “Park Min Suk-ssi aku sudah siap.” Hahahaha....
Malam natal Seo Yi Soo menyibukan diri bersih-bersih kamar. Ia nungging-nungging nelihat bentuk tubuhnya hahaha. Ia menemukan maskara milik Sera dan memakainya.

Kim Do Jin sibuk dengan rancangannya. Kemudian ia pun keluar untuk membeli sesuatu. Ia mengambil uang seperlunya dari dompet dan memakai jaketnya.
Kim Do Jin sendirian di jalanan malam. Di tengah jalan ia dicegat dua orang anak muda (hah itu muridnya Yi Soo, Kim Dong Hyub)

Dong Hyub dan temannya berusaha memalak Do Jin. Keduanya meminta rokok tapi Do Jin dengan santai bilang kalau ia tak merokok. Do Jin akan pergi tapi laju jalannya dihalangi Dong Hyub.
Yi Soo masih asyik dengan make up maskaranya. Wuih matanya sampai item gitu hihi.. Ponselnya berdering ia malas mengangkatnya. Itu dari kantor polisi.
Ternyata ke empat murid Yi Soo ini ada di kantor polisi bersama dengan Do Jin dan juga Choi Yoon.
Polisi menanyakan apa benar kalau Do Jin yang memulai perkelahian. Teman Dong Hyub membenarkan. Dong Hyub juga menguatkan alasannya kalau ia dan temannya dipukuli.

Yoon berbisik ke arah Do Jin dan bertanya apa Do Jin benar melakukannya. Do Jin mendelik dan berkata kalau anak kecil itu bicara omong kosng. Yoon tak tahu harus bagaimana ia pengacara malah terlibat kasus pemukulan dan ini memalukan untuknya. Ia meminta Do Jin lebih baik diam.

Do Jin menjelaskan kronologis kejadiannya, “Ketika aku sedang berjalan dua anak muda menghalangi jalanku. Mereka meminta rokok jadi aku...”

Flash back
“Maaf aku tak merokok, selamat natal.” sahut Do Jin.
Dong Hyub dan temannya menghalangi jalan Do Jin, “Kalau begitu bisa berikan kami uang untuk membeli rokok?”
Do Jin tertawa dan mengumpat, “Dari sekolah mana kalian? Bagaimana mungkin anak sekolah merokok? Merokok bisa menyebabkan kanker paru-paru dan penyakit lainnya.”

Tiba-tiba Yoon datang dan bertanya apa yang terjadi. “Kalian anak SMA kemari!”
Flash Back End
“Itu yang terjadi.” kata Do Jin memberikan penjelasan kepada polisi. Dong Hyub dan kawan-kawannya tertawa. Do Jin menunjukkan buktinya. Ternyata ia merekam pembicaraan ketika ia diperas. Alat perekamnya mirip pena. Polisi mendengarkan dan mendelik kesal ke arah empat anak muda ini.

Polisi bertanya kenapa Do Jin merekamnya. Do Jin menjawab kalau ia merekam semua kehidupan kesehariannya. Alasannya ia akan mengatakannya di persidangan nanti, “Tak ada perdamaian dengan anak-anak muda ini.”

Dong Hyub cs cemas bukan main. Polisi membolehkan Do Jin dan Yoon pergi dan sebentar lagi guru anak muda ini akan segera datang. Do Jin berpesan agar polisi menyampaikan pesan pada guru itu kalau ia tak akan pernah mau berdamai. Ia berharap ke empat anak muda ini membusuk di penjara. Yoon menyenggol meminta Do Jin diam dan segera pergi.

Yi Soo lari-lari ke kantor polisi (kenapa menghubungi guru kok bukan orang tuanya ya)
Do Jin dan Yoon akan meninggalkan kantor polisi. Yoon menyarankan seharusnya Do Jin melepaskan mereka karena mereka hanya anak-anak dibawah umur. Do Jin meralat ucapan Yoon kalau usia 17 tahun bukan lagi anak dibawah umur. Do Jin terus ngoceh, Yoon melihat Yi Soo lari-lari menuju kantor polisi, ia sembunyi.

Do Jin tanya ada apa. Yoon berkata kalau ia barusan melihat ada seseorang yang dikenalnya dia seorang guru SMA. Yoon bertanya-tanya apa mungkin Yi Soo wali kelas anak-anak itu. Do Jin akan masuk melabrak tapi Yoon melarang, “Kita memang diperlakukan tidak adil, tapi ini juga bukan sesuatu yang bisa kita banggakan. Kita sudah 40 tahun.” (maksudnya inget umur gitu haha)
Polisi dan murid-murid Yi Soo melongo melihat penampilan Yi Soo dengan dandanan menor dan juga memohon-mohon melepaskan muridnya. Yi Soo mendelik kearah muridnya agar minta maaf dan menundukan kepala. Yi Soo meminta nomor telepon korbannya tapi polisi tak bisa memberi tahu. Ia memohon tapi tetap tak bisa. Ia melihat di meja ada kartu nama ia menebak pasti itu kartu nama korbanya. Ia akan merebut tapi kalah cepat dengan tangan si polisi.

Polisi mengatakan kalau korban tak mau berdamai. Dong Hyub meminta gurunya tak perlu melakukan itu karena ia mengingat dimana alamat korbannya ketika menulis tadi. Ia paham betul karena kejadian ini bukan pertama kali untuknya. Dong Hyub tertawa seolah tak merasa bersalah.

Yi Soo mohon pamit dan dengan sikap galaknya ia meminta para siswa agar ikut dengannya. “Dua pria berumur 40-an tahun. 4 murid SMA. Kalian bahkan tak melihat usia dan jumlah lawan kalian. Kalian akan mati hari ini. Ikut aku.” bentaknya. (Pak polisinya sampai takut gitu denger suaranya Yi Soo)
Yi Soo membawa keempat muridnya ke lapangan dengan membawa dua keranjang bola baseball.
“Apa guru akan memukul kami?” tanya salah satu dari mereka.
“Guru, bukankah hukuman fisik itu dilarang.” Sahut mereka.

“Kalau begitu laporkan saja aku ke polisi.” Ucap Yi Soo. Ia menjelaskan kalau di keranjang ada seribu bola lempar semuanya kemudian ambil lagi semuanya. Setidaknya untuk dua minggu mereka tak akan bisa mengangkat lengan. Mereka juga tak akan terlibat perkelahian. “Aku ingin menghancurleburkan kalian. Tapi aku bisa apa? Karena itu melanggar hukum. Kalian tak mematuhi hukum tapi aku mematuhinya, aku yang rugi disini, mengerti?”

Dong Hyub diam tertunduk sementara yang lain terus protes dan bergurau. Dong Hyub mengingatkan temannya. “Hey apa kau tak lihat betapa marahnya dia?”

Teman Dong Hyub langsung terdiam dan mulai membawa keranjang bolanya. Akan melampar dan memungut. Dong Hyub masih berdiri di depan gurunya dan minta maaf. Yi Soo minta Dong Hyub jangan minta maaf karena ia tak akan percaya.
Terdengar suara muridnya yang melempar. Yi Soo mengangkat wajahnya dan dengan sikap tenang dan tangkas ia menangkap bola yang meluncur cepat ke arahnya. Itu membuat ke empat muridnya terbengong-bengong. Dan ke empatnya pun mulai melaksanakan hukuman mereka.
Jung Rok ke kefe dan pelayan disana bertanya bagaimana bisa cincin itu jatuh ke tangan Min Sook. Jung Rok menduga kalau ada seseorang yang melaporkannya. Ia sangat marah dengan si pelapor itu. Pelayan melihat Do Jin dan Yoon datang. Keduanya berusaha menutupi wajah mereka yang lebam. Jung Rok heran apa yang terjadi dengan keduanya.

Yoon minta Jung Rok tak usah mengkhawatirkannya, urusi saja urusan Jung Rok. Ia mengatakan kalau Min Suk ingin menceraikan Jung Rok di hari natal. Jung Rok berkata kalau Min Suk juga mengatakan hal yang sama di hari ulang tahun pernikahan mereka. Kemudian ia bertanya kenapa wajah Do Jin dan Yoon seperti itu. keduanya diam.
Ketiganya duduk bersama. Jung Rok tak percaya kalau temannya ini terlibat keributan dengan anak kecil. Tae San datang dan bergabung dengan ketiganya. Jung Rok heran bukankah Tae San sedang berkencan dengan Sera kenapa datang ke tempatnya. Tae San belum menjawab malah melihat wajah penuh luka Do Jin dan Yoon, kenapa wajah mereka.

Jung Rok berseru kalau mereka berdua dihajar beberapa anak kecil. Do Jin dan Yoon berkelit mengatakan itu tak benar. Tae San dan Jung Rok mengolok-olok keduanya. Do Jin yang sudah kesal tak mau ditambah kekesalan lagi, ia pergi ke tolilet.
Tae San melihat ada pena perekam milik Do Jin. Ia pun penasaran, Yoon melarangnya. Tapi ia juga penasaran. Ketiganya mendengarkan apa yang sebenarnya terjadi.

Flash Back lagi
“Maaf aku tak merokok. Selamat natal.”
“Kalau begitu bisa berikan kami uang untuk membeli rokok?”
“Dari penampilanku saja sudah jelas kalau aku tak membawa dompetku.” seru Do Jin sambil merogoh saku celananya.
Tapi anak muda ini tak percaya dan ingin memeriksanya. Do Jin sepertinya mulai ketakutan. Ia membolehkan, ia merentangkan tangannya dengan jemari menggenggam menyembunyikan uang yang dibawanya. Tapi sial ia tak menggenggam dengan benar ujung uangnya terlihat.
Do Jin pun ingin melakukan kesepakan dengan tukang palak ini. Ia akan membelikan keduanya rokok tapi ia harus membeli keju dulu. Kedua anak muda ini tertawa tak mau tertipu. Do Jin mundur panik. Tepat saat itu Yoon datang.
Do Jin bernafas lega, “Pengacara Choi.” serunya dan berkata pada kedua pemuda ini kalau dia itu seorang pengacara.
“Anak-anak nakal beraninya kalian memeras uang, kemari kalian.” Kata Yoon.
Ketika Yoon ingin memarahi keduanya tiba-tiba dua orang teman Dong Hyub datang membuat yoon dan Do Jin panik. Sekarang mereka ada empat orang Yoon langsung lemas dan berbicara setengan berbisik pada Do Jin, “Seharusnya sejak awal kau memberi mereka uang.”
“Mereka sudah mau pergi kenapa kau malah meneriaki mereka?” Do Jin berbisik sewot.
Flash Back End
Kejadian itu membuat Tae San dan Jung Rok tertawa terbahak-bahak. Yoon juga tak kuasa menahan tawanya. Do Jin kembali dari toilet, ia keget pena rekamannya dimainkan oleh teman-temannya.
Tae San : “Itu kejadian yang sangat merendahkan. Apa kau berlutut dihadapan mereka?”
Jung Rok tertawa terpingkal-pingkal sampai perutnya sakit. Tae San mencoba menghindar dari kejaran Do Jin. “Cepat berterima kasih pada Yoon, tanpa dia kau akan menjadi roti panggang.” Hahaha.

“Kami berempat bertemu saat kami berusia 18 tahun. Kami sudah menghabiskan waktu 22 tahun bersama. Bagi orang lain, kami tampak seperti orang berusia 40 tahun biasa tapi begitu kami berempat berkumpul kami kembali berumur 18 tahun.”
Saatnya tahun baru 2012 (haha telat sekarang udah bulan Juni)

“Tahun baru telah datang kami akan berusia 41 tahun. Tapi karena kami bersama-sama kami masih bertingkah seperti remaja.”
Do Jin, Yoon dan Jung Rok duduk santai tak semangat. Do Jin berkata ke Jung Rok, bukankah Jung Rok akan menginap di rumahnya tapi kenapa tak membawa pakaian dalam untuk ganti.
Jung Rok : “Aku sudah ganti.”
Do Jin : “Punya siapa?”
Jung Rok : “Punyamu!” (wakakaka)
Do Jin : “Aish... copot.”

Jung Rok meminta Do Jin jangan membuat keributan karena sekarang hari pertama tahun baru, ia mengancam akan meminta istrinya untuk menaikkan harga sewa kantor mengingat inflasi sekarang tinggi.
Tae San keluar dari kamar Do Jin dan memakai celana milik Do Jin. Do Jin marah-marah itu terlalu ketat untuk Tae San dan itu celana limited edition. Ke empatnya kemudian saling mengolok-olok dan bercanda.
“Sejujurnya kami mungkin saja bertingkah seperti remaja saat kami bersama. Tapi saat kami sedang tak bersama kami bersikap seperti pria dewasa.”
Di kantornya, Kim Do Jin mendapat kunjungan dari Ny Song. Ia menjelaskan kosep desain hotel. Tapi Ny Song tak bersemangat ia bosan mendengar penjelasan dari Do Jin. Ia mencari dimana Tae San. Tae San datang tapi ketika ia melihat ada Ny Song ia berniat kabur. Do Jin melihat dan memanggilnya. Tae San tak bisa kabur dari Ny Song.
Tae San langsung menarik jaket agar bentuk tubuhnya tak terlihat oleh Ny Song. Ia memuji Ny Song semakin terlihat muda. Ny Song tak mau tahu pokoknya proyek hotelnya ia menginginkan Tae San yang menanganinya ia tak mau rapat dengan Do Jin.

“Apa kau tak kepanasan?” tanya Do Jin memancing agar Tae San melepas jaket. Tae San berkata kalau ia tak kepanasan dan hari ini sangat dingin. Ny Song keluar sebentar untuk menerima telepon. Melihat dirinya dijadikan umpan untuk Ny Song, Tae San manarik baju Do Jin, “Apa kau memintaku datang karena ini?”

Do Jin melepas tangan Tae San dan berkata kalau Ny Song tak percaya apa yang ia katakan lalu menurut Tae San ia harus bagaimana, “Ini proyek besar. Apa kau tak tertarik mendesain sebuah hotel?”
Ny Song kembali setelah menerima telepon dan mengatakan kalau ketua Kang yang ia perkenalkan terakhir kali sangat puas dengan villa desain Tae San dan dia ingin Tae San mengerjakan proyek milik ketua Kang di Pulau Jeju.

Wah makanan besar. Tae San jelas tak mau menyia-nyiakan begitu saja. Ia langsung membuka jaketnya dan berkata kalau hari ini panas sekali. Ia menunjukkan otot lengannya. Hahaha.

Di lapangan baseball. Saatnya tim Blue Cat menunjukan permainannya. Kim Do Jin mengatakan proyek besar yang didapat Tae San barusan kepada Yoon.
Disana juga ada Yi Soo yang akan menjadi wasit pertandingan. Sebelum memulai pertandingan ia mengirim sms ke korban kenakalan murid-muridnya. Ia ingin ada perdamaian tak perlu ke pengadilan (kita tahu kalau korban yang dimaksud adalah Do Jin)

“Apa kabar, aku menghubungimu untuk membicarakan masalah penyelesaian secara damai. Aku benar-benar ingin bertemu denganmu.”

Ponsel Do Jin menerima sms, “Aku tak ingin bertemu denganmu.” seru Do Jin membuat Yoon bertanya dari siapa. Do Jin menjawab kalau itu sms dari seorang wanita yang ingin bertemu dengannya. Ia tak membalas smsnya.

“Kau tak bisa setia pada satu orang.” sahut Yoon.
Do Jin meminta Yoon tak perlu mengkhawatirkannya. Ia memang tak pernah setia pada satu orang.
Tae San menyuruh Do Jin ganti pakaian dengan seragam pemain. Ia kekurangan pemian. Tae San minta Do Jin jangan menolak atau mengeluarkan kata-kata tak enak. Kalau Do Jin mengatakan hal yang tak mnyenangkan ia pastikan hubungan bisnis diantara perusahaan dengan Ny Song akan putus. Do Jin pun mau ikut bertanding.

Yoon jadi pelempar dan lemparannya strike tak bisa dipukul lawan. Yi Soo yang menjadi wasit sangat semangat.
Kim Do Jin yang menangkap bola tak bisa menjalankan tugasnya dengan baik. Beberapa kali bola yang  dipukul tak bisa ditangkapnya.
Ketika memukul pun tak ada satu pukulan yang berhasil dilakukannya. Do Jin kesal dengan wasitnya. Tae San menengahi meminta Do Jin ke pinggir lapangan.
Dan Tae San melakukan pukulan home run....

Permainan pun usai. Do Jin mempertanyakan kenapa wasitnya wanita. Do Jin melirik ke arah wasit yang wajahnya masih tertutup.
Ketika Yi Soo membuka penutup wajah, membuka topi dan membiarkan rambutnya terurai. Do Jin menatapnya terpana. (Wanita itu yang ia lihat di depan kafe yang sempat ia buat sketsa gambarnya dan juga wanita yang sama ketika pakaian rajutannya terurai)
“Bagaimana?” tanya Tae San.
“Apa?”
“Apa dia cantik?” Tanya Tae San lagi.
“Aku tak tahu. Aku hanya melihat pemandangan dari belakang. P*nt*tnya cantik.” Wakakaka...
“Aish... dasar otak kotor!” hahaha
“30 detik..” kata Do Jin sangat yakin.
“Apa?” Tae San tak mengerti.
“Waktu yang dia butuhkan untuk menanyakan nomor ponselku.” Do Jin kepedean
Yi Soo melihat ponselnya barangkali ada sms balasan tapi tak ada. Ia menghampiri Tae San. Tae San berterima kasih Yi Soo pasti sangat lelah karena pertandingan tadi. Yi Soo bilang tidak karena pertandingan tadi sangat menyenagkan. Do Jin mendehem minta dikenalkan. Tae San memperkenalkan Do Jin. Yi Soo membungkukkan badan dan pamit mohon diri karena ada urusan.

Do Jin jelas bete karena pesonanya sama sekali tak dilirik Yi Soo hahaha. Tae San menyindir 30 detik apa. Do Jin masih perlu tambahan 30 detik lagi wakakaka Tae San tertawa terbahak-bahak.
Do Jin menyusul Yi Soo. Ia mengatakan bukankah tadi ketika dikenalkan Tae Sana ia sudah meninggalkan kesan yang mendalam tapi kenapa Yi Soo mengabaikannya. Yi Soo tak peduli dan berkata kalau Do Jin juga bisa melakukan hal sama (mengacuhkan gitu maksudnya) Do Jin jelas tak terima ia diacuhkan begitu saja, “Biasanya para wanita akan bertanya padaku ‘apa kau tak ingat aku?’”

Yi Soo mengamati wajah Do Jin, “Aku minta maaf. Tapi mungkin... Apa kau orang tua dari muridku?” (wakakakakak)
Do Jin melepas topi dan menata rambutnya persis ketika ia membantu Yi Soo dengan masalah rok terurai. “Apa kau bisa ingat sekarang?”
Yi Soo : “Ah... apa kau tetanggaku?” (Huwahahahaha)
“Apa kau benar-benar tak ingat?” Do Jin mulai kesal.
Yi Soo : “Aku minta maaf. Kalimat rayuan tahun 88-mu itu, aku tak punya waktu menanggapinya.”
Yi Soo segera pergi dari sana. Do Jin berteriak, “Coba kau ingat-ingat. Apa yang kulakukan pada p*nt*tmu musim semi lalu.”

Yi Soo berjalan ngibrit menutupi p*nt*tnya. Apa ia lupa siapa Do Jin. Tidak, ia ingat betul kejadian rok-nya terurai. “Ini sangat memalukan. Kenapa harus bertemu dengannya disini? Apa dia mengatakannya pada Tae San? Bagaimana ini?”

Yi Soo mendatangi sebuah aparteman tapi pemiliknya tak ada di tempat.
Kim Do Jin dan Choi Yoon berada di mobil yang sama. Do Jin tampak tersenyum-senyum. Yoon memperhatikan dan bertanya apa yang tengah dipikirkan sobatnya ini.
Do Jin : “Tahun lalu aku bertemu dua wanita yang membuat jantungku berdegup.”

Flash Back
Di bawah guyuran hujan Do Jin kembali ke kafe Mango Six. Jung Rok yang tengah berbincang dengan calon pegawai baru bertanya pada Do Jin apa ketinggalan sesuatu. Do Jin melihat sekeliling dan menjawab kalau ia kehilangan sesuatu tapi sekarang sudah hilang. Jung Rok tanya apa itu, apa sesuatu yang penting. Do Jin mencari keberadaan Yi Soo.
Dan kejadian kedua adalah dimana rok Yi Soo yang terurai. Ketika Yi Soo mengucapkan terima kasih Do Jin berlalu. Tapi Do Jin berhenti dan berbalik ke arah Yi Soo tapi sayang Yi Soo sudah keburu naik taksi.
Flash Back End

“Kedua wanita itu beruntung.” sahut Yoon (bukan dua wanita ini mah satu)
Do Jin berkata kalau hari ini ia bertemu dengan salah satu wanita itu secara kebetulan. Tapi tiba-tiba ia menyadari satu hal ternyata mereka adalah satu orang yang sama.
Panjang umur, wanita yang dimaksud langsung nelepon Do Jin. Tapi Do Jin belum tahu kalau guru anak-anak nakal itu wanita yang sama. Belum sempat Yi Soo mengatakan maksudnya menelepon, Do Jin memotong ucapan Yi Soo dengan mengatakan kalau ia tahu apa yang akan dikatakan Yi Soo. Yi Soo memohon untuk dipertimbangkan lagi dan mengatakan kalau murid-muridnya bukan anak-anak jahat dan jalan mereka masih panjang.

Do Jin : “Saat kau mengatakan bahwa jalan hidup yang mesti mereka lalui panjang apa maksudmu jalan hidupku separuhnya dari mereka? Kau ingin aku melupakannya kan? Bermimpilah. Aku masih dalam masa muda keemasanku.”

Mendengar apa yang dibicarakan Do Jin, Yoon menebak apa dia wali kelas anak-anak itu. Do Jin membenarkan. Yoon menghentikan mobilnya dan bertanya apa Do Jin masih belum menyelesaikan urusan mereka.
Yoon : “Aku mengenal guru itu dan Tae San juga mengenalnya. Selain itu dia juga tinggal dengan Sera. Bukankah kau sudah bertemu dengannya hari ini. Wanita yang jadi wasit tadi.”
Oh oh Do Jin akhirnya tahu, “Dia wanita itu!”
Yoon : “Sebaiknya kau segera pergi menyelesaikan ini, keluar dari mobil sekarang.”

“Aku sudah mau keluar.” ucap Do Jin kesal. Ia keluar dari mobil Yoon dan sebelum menutup pintu ia malah marah-marah, “Kenapa tidak dari sebelumnya kau mengatakan padaku kalau wanita itu adalah dia. Seharusnya kau katakan sebelum bagian masa muda keemasan tadi. Masih ada banyak kesempatan.” (wakakaka)
Yoon menelepon Yi Soo dan mengatakan kalau korban dari murid-murid Yi Soo itu Kim Do Jin, pria yang bertemu di lapangan baseball tadi. Yi Soo benar-benar shock, itu berarti laki-laki yang sama ketika rok-nya terurai. Dan ternyata dia juga teman Yoon dan Tae San. Yoon memberi tahu kalau namanya itu Kim Do Jin.

Yi Soo bengong tak percaya. Ia ingat ia juga melihat laki-laki paruh baya ketika berada di kantor polisi, apa dia itu (Yoon). Yoon langsung gelagapan dan menyangkal kalau itu bukan dia (padahal Yi Soo belum ngomong kalau itu Yoon hihi) Yoon bersedia membantu masalah Yi Soo dan juga Tae San pasti mau membantu. Tapi Yi Soo menolak ia yang akan mengurus masalahnya sendiri.
Do Jin ternyata sampai dimana Yi Soo berada tapi Yi Soo tak menyadarinya. Do Jin langsung pasang aksi merapikan rambutnya, bergaya se cool mungkin.

Yi Soo selesai menelepon, ia tampak lemas. “Oh tidak aku harus bagaimana?” Yi Soo berjalan melewati Do Jin begitu saja. Yi Soo menangis kesal plus bingung. Ia tak tahu harus bagaimana kenapa harus bertemu laki-laki itu lagi, “Ottoke ottoke?” Yi Soo gelojotan hahaha.
Do Jin mengikuti Yi Soo. Ia berjalan beriringan di seberang jalan. (ya ampun masa ga nyadar juga nih Yi Soo)
Yi Soo bingung harus berbuat apa. Ia akan menelepon, Do Jin memperhatikan ponselnya siap menerima telepon tapi Yi Soo ogah-ogahan. Do Jin pasang muka kecewa. Yi Soo berjalan gelojotan di jalan, bingung apa yang harus diperbuatnya. Do Jin hanya tersenyum melihat tingkah lucu Yi Soo.
Yi Soo sampai di sebuah mini market. Do Jin masih mengikutinya dan berdiri tepat di sampingnya (lagi-lagi Yi Soo ga memperhatikan) Do Jin akan mendekat tapi ia terkejut dengan cara tertawa Yi Soo yang tiba-tiba.
“Bagaimana mungkin dia mengatakan kalau dia masih dalam masa muda keemasannya? Bagaimana ini? Kelihatannya dia sudah gila?” Yi Soo kembali menangis bingung. “Apa lebih baik menelan peluru saja untuk menyelesikan masalah ini.”
Yi Soo mengambil ponselnya, ia mengirim sms. “Bisakah kita bertemu sekali saja? Tolonglah.”
Do Jin membalas smsnya, “Apa kau akan bisa mengenaliku jika kita bertemu?”

Yi Soo heran membaca smsnya, ia berbicara dengan teleponnya, “Kau ini ingin bertemu atau tidak?”
Yi Soo mengirim sms lagi, “Aku akan mengenalimu, pasti. Selama kau setuju untuk bertemu denganku aku bahkan akan menggigit mawar. Katakan saja tempatnya,”

Baiklah ayo kita bertemu. Datanglah dengan mawar di mulutmu. Datanglah ke kantorku.” Do Jin membalas sms Yi Soo.

Yi Soo tak habis pikir ternyata ia di benar-benar harus mengginggit mawar padahal tadi ia hanya bercanda, “Ah pria ini sinting.”
Do Jin melotot dirinya disebut gila hahaha.
Keesokan harinya. Yi Soo datang ke kantor Do Jin. Tapi Do Jin memang super sibuk. Yi Soo minta maaf atas kejadian di lapangan baseball. Do Jin tak menerima permintaan maaf karena menurutnya Yi Soo tak tulus melakukannya.
“Apa kau sungguh tak ingat denganku?” Tanya Do Jin.
“Aku sangat payah dalam mengingat orang.” sahut Yi Soo tak mau membahas masalah roknya yang terurai.
Do Jin mengingatkan bukankah semalam Yi Soo berjanji akan membawa mawar di mulut, “Mungkin kau berfikr aku tak benar-benar serius. Tapi aku benar-benar serius. Anggap saja pertemuan ini tak pernah terjadi karena janji adalah janji,”

Yi Soo sudah menyiapkan bunga mawarnya. Tapi Yi Soo ingin jangan menggigit bunga ia akan menggantinya dengan meletakkan mawar itu di telinganya. Do Jin jelas kaget tapi ia mempersilakannya. Ia minta Yi Soo segera memakainya dan menunggu dirinya karena ia tengah mengerjakan beberapa hal.
Yi Soo duduk disana dengan bunga mawar berada di telinganya. Do Jin melirik dan tersenyum.
Do Jin membayangkan keduanya berada di sebuah tanah lapang yang hijau dan indah. Do Jin kembali melirik Yi Soo yang duduk tegang tak sabar.
Yi Soo melihat ke arah belakangnya di sana ada meja kerja Im Tae San. Lengkap dengan foto Tae San bersama Sera. Di meja Tae San juga tergeletak sarung tangan milik Tae San. Yi Soo menggenggam sarung tangan itu seolah ia menggenggam tangan Tae San sambil tersenyum.

Do Jin melihatnya. Dari sikap yang ditunjukan Yi Soo ia mengambil kesimpulan kalau Yi Soo ternyata menyukai Tae San. Dan suasana kantor pun kembali seperti semula tidak di taman yang luas.
Do Jin tak suka melihatnya (haha cemburu) ia berdiri dan mengagetkan Yi Soo yang dari tadi melamun menggenggam sarung tangan milik Tae Aan. Do Jin berkata kalau hari ini ia sibuk dan bicaranya lain kali saja. Tapi Yi Soo minta waktu 5 menit saja.

Yi Soo : “Aku secara resmi minta maaf atas sikapku kemarin di lapangan baseball. Aku sudah mendapatkan hukuman untuk itu. tolong maafkan aku. Dan mengenai murid-muridku aku ingin meminta penyelesaian damai mereka masih anak-anak yang butuh dilindungi.”
Do Jin : “Mereka tak selemah itu untuk memerlukan perlindungan.”
Yi Soo : “Tapi mereka masih cukup muda untuk menerima perlindungan.”
Do Jin : “Aku minta maaf tapi aku tak peduli dengan masa depan anak-anak itu. Aku tak berniat untuk melakukan penyelesaiaan secara damai.”

Do Jin keluar dari kantornya. Yi Soo bingung dan mengikutinya.
Sampai di depan kantor, Do Jin bebalik ke arah Yi Soo. Ia ingin menanyakan satu hal.
“Apa kau menyukai Tae San?” Tanya Do Jin.
Yi Soo jelas terkejut dengan pertanyaan yang diarahkan padanya, ia tak menyangka kalau Do Jin mananyakan ini padanya. Ia bingung.
Do Jin : “Hanya kau. Cinta bertepuk sebelah tangan dan dengan kekasih temanmu.”

Bersambung ke Episode 2

Comment :
Sumpeh ngocol ngakak... ga nyangka ada ya orang kayak 4 ahjussi ini. Geli liat aksesoris pakaian yang dipakai Do Jin dua peniti selalu menemani jas kerennya. Sebelum memulai tayangan episodenya ada aja prolog dari drama ini yang menarik hehe... Semoga saya konsisten untuk menulisnya.

17 comments:

  1. harus konsisten dounk....tanggung jawab yach, krn sudah terlanjur suka niy... ha ha ha
    ayo semangat

    ReplyDelete
  2. hahahaa akhirnya keluar juga nch sinopsis nya,, belum bca DR.CHAMP aq penasaran sama sinop drakor ini akhirnya aq baca ini duluan dech sumpeh lucu bgt nich film lihta kelakuan 4 oppa yg ganteng ini hehehehe

    Semangat mba anis hrs konsisten pkoknya aq tunggu sinop eps ke 2 sama sinop dr,champ eps 3 nya

    pasti bisa mba Chayooo :D

    ReplyDelete
  3. .kangennya ma mba anis!!
    .hhmm, kaya'nya seru neeh. musti rajin2 mampir dong klo kepengen ngebaca nie sinop!!

    .yang semangat yah mba nulisNya, besok2 aq pasti mampir lagi...

    ReplyDelete
    Replies
    1. hai rekha iya nih dirimu ga pernah jelihatan hahaha kemana aja...

      ini drama yang seru kok... ga rugi ngikutin drama ini.. banyak yang suka walaupun pemainnya sudah tua... ini mmebuktikan kalau kualitas akting mereka sudah ga diragukan lagi.

      Delete
    2. .iya nih mba, lama benerr ru bisa koment lgi..

      .hmm bener kata mba anis, usia bukan penghalang untk berkarya.

      .mba nis, klo mangga.y sdh berbuah, boleh donk di lemparin ke sini.. .wkwkwk..

      Delete
  4. mbaaaak...#kasih lima jempol #lha yang satu punya siapa #abaikan

    ReplyDelete
  5. mba tau ga itu yg nyayi siapa yg pas baru muncul pake baju merah...lagunya enak euy

    ReplyDelete
  6. mbk anis JDG kok mukanya tirus banget.....g gemuk kayak dulu di AAE, apa karena sudah berumur ya?? walah....gimna kie jgn smp nasibnya JDG hrs sama, selalu berkorban dan selalu menanti walau tak pasti

    ReplyDelete
  7. i like this drama

    ReplyDelete
  8. ahahhaha...
    uda umur 40 tp masih jah ngerasa muda. ckkcckkck
    gomawo uda nulis sinopsisnya, seru ney serial..
    para ajhussi juga keren2 walau uda pada tua, haneul ajhuma jg masih cantik yah.. hhe..
    #jd muji pemain na.

    ReplyDelete
  9. ryunadi_a@yahoo.com24 January 2013 at 01:04

    Kim ha neul nya cantik yaa

    Sinopsisnya bagus.. Buat yg udah nonton jadi ngeimajinasiin lg apa yg udah d liat.

    Episode paling keren itu kopdar ketemu kim eun hye.. Im dojin cadel kocaaak banget
    Hahahaha

    Episode.20 ga ngerti knpa harus ada org2 pake baju superhero ga jelas gitu si..

    Thx anisuchie.. Good job. Daebak!!!

    ReplyDelete
  10. hahaa :D aku lihat episode 2 nya gak ngerti pas baca sinopsis eps 1 aku baru ngerti :D dan semuanya berhubungan , dunia ini begitu smpit yah :D lucu bingiittt :D

    ReplyDelete
  11. sinopsisnya bgus.... bkin orng jdi ngakakk..:D

    ReplyDelete
  12. aku suka banget ceritanya, berharap do jin bisa memperlakukanku seperti itu wkwkwkwkwkwwk

    ReplyDelete
  13. Terima kasih sudah mau menulis sinopsis Drama Korea yang satu ini, karena ga bisa setiap saat mengikuti episodenya di televisi. Sepotong-demi sepotong adegan yang gue tonton jadi semakin jelas dengan membaca sinopsisnya..

    Sekali ƪäǥȉ terima kasih
    #semangat

    ReplyDelete

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.