Tuesday 27 November 2012

Sinopsis May Queen Episode 17 Part 2

Sekertaris Choi menemui Presdir jang. Presdir jang mempertanyakan suasana di kantor kejaksaan. 

Sekertaris Choi mengatakan kalau ia merasa jaksa yoon jung woo yang turun tangan langsung, beberapa petugas telah turun dan bertanya ke beberapa vendor kita dan mereka bahkan memperoleh peenyataan dari mereka.

“Yoon Jung Woo, si brengsek itu...!” Presdir jang menahan amarahnya. Si brengsek itu, jadi kau mencoba untuk menentangku?
Presdir Jang ke rumah Chang Hee. Ia bertanya pada Park Gi Chul dimana Chang Hee. Gi Chul mengatakan kalau Chang Hee sedang tidur. Presdir Jang langsung masuk ke kamar Chang Hee.

Chang Hee tergolek lemas di tempat tidurnya. Presdir Jang membangunkannya. Park Gi Chul mengatakan kalau Chang Hee sedang tak enak badan, putranya belum makan apapun dan hanya minum alkohol beberapa hari ini.
Presdir Jang yang marah menendang tempat tidur agar Chang Hee bangun, “Apa kau tak dengar aku menyuruhmu bangun?” Bentak Presdir Jang pada Chang Hee.

Chang Hee perlahan membuka matanya dan bangun. Presdir Jang mencibir apa sekarang Chang Hee pantas berbaring seperti ini. Ia menyuruh Chang Hee keluar dan menghadang Jung Woo karena dia masih berusaha menangkap Il Moon. Presdir Jang membentak menyuruh Chang Hee keluar sekarang juga dan mencegah Jung Woo.
Chang Hee berkata bukankah ia sudah bilang kalau ia mengundurkan diri dari kejaksaan. Presdir Jang tak peduli pokoknya Chang Hee harus meyakinkan Jung Woo, bukankah Chang Hee memiliki hubungan yang cukup dekat saat bekerja dengan Jung Woo beberapa tahun ini.
Park Gi Chul yang khawatir dengan kondisi putranya menilai apa yang diinginkan Presdir Jang sudah berlebihan, bukankah putranya sedang sakit.

Presdir Jang membentak menyuruh Gi Chul diam, “Aku menurutimu beberapa tahun ini dan kau malah mencoba bermain di atas kepalaku? Dengar baik-baik kalian harus melaksanakan apa yang aku perintahkan. Kalian harus ingat siapa yang sedang memegang belati saat ini, kalau sehelai saja rambut Il Moon disentuh kalian akan habis. Pulihkan dirimu dan larilah kalau tuanmu menyuruhmu lari.”
Presdri Jang keluar dari kamar Chang Hee dengan kemarahannya. Chang Hee tertawa miris, ia kemudian merebahkan kembali tubuhnya ke tempat tidur.
Bong Hee menyerakan dokumen pada Jung Woo. Ia mengatakan kalau ia menemui semua sub-kontraktor dan vendor mereka. Jung Woo mengembalikan lagi dokumen yang ia terima ia ingin Bong Hee jangan ikut campur. Bong Hee heran kenapa ia tak boleh ikut campur.

Jung Woo mengatakan kalau Il Moon itu keponakan Bong Hee, apa Bong Hee ingin membantunya menangkap keponakan Bong Hee sendiri. Bong Hee kesal Jung Woo membicarakan itu lagi.
Jung Woo memegang kedua bahu Bong Hee menatap tajam. Bong Hee kaget kenapa tiba-tiba Jung Woo bersikap begini. Jung Woo mengatakan kalau ia juga menyukai Bong Hee. Bong Hee jadi salah tingkah bagaimana bisa Jung Woo mengucapkan kata-kata seperti itu di tempat seperti ini seharusnya Jung Woo membawanya ke suatu tempat dengan suasana yang bagus. Jung Woo kembali mencengkeram kedua bahu Bong Hee erat. Bong Hee tegang menatapnya.

Jung Woo : “Dengar aku baik-baik Lee Bong Hee. Kalau kau tak menghentikan perasaanmu padaku sekarang pada akhirnya aku hanya akan menyakiti perasaan kakakmu.”

Bong Hee : “Apa yang kau bicarakan?”
Jung Woo meminta pokoknya begitu, itu sebabnya ia dan Bong Hee tak bisa bersama.

Plok... Bong Hee memukul kepala Jung Woo dengan map dokumen yang dibawanya. Ia membentak marah dan sedih mengatakan kalau ia tak bisa seperti itu. “Kita lihat siapa yang menang. Aku menjadi setua ini karena mataku hanya memandangmu. Dasar orang jahat.” Bong Hee memukul kepala Jung Woo hehe.

Bong Hee keluar dari kantor Jung Woo dengan kekesalannya. Jung Woo meringis memegang kepalanya yang sakit karena dipukul Bong Hee. Hehe.
San pamit pulang setelah berpesta daging di rumah Hae Joo. Hae Joo mengucapkan terima kasih untuk hal yang San lakukan hari ini. San mengingatkan Hae Joo jangan hanya bicara tapi juga harus belajar dengan giat. Hae Joo tahu kalau kedatangan San untuk menghiburnya.

San mencoba menyangkal dan berkata Hae Joo jangan sembarangan mengambil kesimpulan hanya karena Hae Joo tak membayar pajak untuk itu. Tapi memang sejujurnya ia ingin Hae Joo dan Chang Hee putus gumamnya pelan hehe.

Hae Joo : Apa?
San melirik tertawa kalau ia bercanda, “Hei bocah. Kau ini bukannya baru pacaran sehari dua hari katakan saja kalau kau baru bertengkar.” (Hmm San mengira kalau Hae Joo bertengkar nih)
San berkata seandainya ayah Chang Hee tetap menentang hubungan Hae Joo dan Chang Hee katakan itu padanya karena ia akan membawa ayah Chang Hee ke tempat yang tinggi. Hae Joo menantang memangnya San bisa ke tempat tinggi.

San sadar kalau ia phobia tempat tinggi, “Oh iya benar, itu kelemahan tersebesarku.” San berpesan jangan sampai semangat Hae Joo runtuh karena ini tak seperti Chun Hae Joo yang ia kenal.

Hae Joo mengerti hanya hari ini saja ia seperti ini karena mulai besok ia akan kembali ke dirinya. San menepuk bahu Hae Joo, “Kalau begitu aku bisa menunggu Chun Hae Joo yang ceria dan kuat kan?” Hae Joo mengangguk dan berpesan San hati-hati di jalan.
In Hwa mencoba membuka pintu apartemen San tapi sayang ia gagal karena San mengganti passwordnya. San sampai di depan apartemenya dan terkejut melihat disana ada In Hwa. Ia pun sembunyi.
In Hwa mencoba menghubungi San, tapi tak bisa. In Hwa duduk lemas di depan pintu apartemen San. San memandangnya iba.
Young Joo menemui Il Moon disebuah restouran. Young Joo heran apa Il Moon pikir ponselnya ini nomor pribadi Il Moon. Ia kesal karena Il Moon sudah beberapa kali menghubunginya dalam sehari. (haha lucu juga Il Moon dipanggil ahjussi sama Young Joo)
Il Moon berkata kalau ia berfikir ponsel Young Joo itu hanya aksesoris karena Young Joo tak pernah mengangkatnya. Young Joo berkata ia tak mengangkatnya karena yang menelpon itu Il Moon.
Il Moon melihat jam tangannya dan bertanya apa Young Joo tak punya jam karena ia sudah menunggu di restouran lebih dari 30 menit. Young Joo berkata memangnya ia asisten Il Moon, apa ia harus langsung datang setiap kali Il Moon menelepon.
Il Moon meminta Young Joo duduk. Young Joo berkata kalau tak ada yang ingin Il Moon bicarakan ia akan pergi. Il Moon meletakan kotak kecil ke meja. Young Joo berbalik menatap kotak kecil itu. Ia pun penasaran dan membukanya, sebuah jam tangan.
Young Joo langsung terkagum-kagum melihat jam tangan bagus tapi sesaat kemudian ia bersikap jaim, “Ahjussi kenapa kau melakukan ini padaku?”

“Sudah kubilang aku menyukaimu.” Kata Il Moon.

“Aku sudah bulang aku tak suka pria tua.” Ucap Young Joo.

“Kalau begitu, apa kau suka benda seperti ini?” Il Moon menyodorkan jam tangan bagus itu.
Young Joo sok jual mahal ia bersikap cuek, “Ya kalau kau memberikannya padaku.” Young Joo akan mengambil jam tangan itu tapi Il Moon menyentuh tangannya lembut dan berkata kalau ia ingin bertanya satu hal.
Young Joo kesal dengan sikap kurang ajar Il Moon. Ia menabok tangan Il Moon keras keras membuat Il Moon meringis kesakitan, “Kau bisa bertanya dengan mulutmu? Kenapa kau menyentuh tanganku?” Young Joo mengambil jam tangan itu. (Mengamankannya gitu kali aja jam tangannya diminta lagi sama Il Moon)
Il Moon pun bertanya sejak kapan Hae Joo diadopsi. Il Moon mengatakan kalau Hae Joo bukan putri ibu Young Joo. Young Joo makin kesal mendengar omongan Il Moon yang omong kosong karena kemarin juga Il Moon mengatakan hal yang sama. Ia meletakan jam tangan itu lagi ke meja ia tak akan mau menerimanya.

Young Joo akan pergi tapi Il Moon mengingatkan ketika Young Joo pulang nanti lebih baik tanyakan hal ini pada ibu Young Joo. “Kau tak pernah tahu, mungkin ada dunia yang tak kau ketahui, begitu kan?”
Young Joo yang kesal menghampiri Il Moon dan menginjak kakinya keras-keras, Il Moon menjerit kesakitan memegangi kakinya dan sebelum kabur Young Joo menjulurkan lidahnya pada Il Moon. Il Moon tertawa tak menyangka kalau ada gadis yang bersikap seperti itu padanya (ah pasangan ini kalau jadian so cute ya hahaha)
Geum Hee tak bisa tidur ia melampiaskannya dengan minum wine. Presdir Jang menghampirinya menanyakan kenapa belum tidur. Ia heran karena tak seperti biasanya istrinya minum, apa terjadi sesuatu.
Geum Hee berkata kalau tak ada hal yang berjalan sesuai keinginannya seperti In Hwa dan Kang San tak berhasil bersama dan juga Bong Hee yang secara mengejutkan menyukai saudara iparnya dan Il Moon... Geum Hee tak melanjutkan perkataannya. Presdir Jang tanya kenapa dengan Il Moon apa anak itu mengatakan sesuatu lagi. Geum Hee bilang tidak.
Geum Hee berdiri sempoyongan Presdir Jang memeganginya. Tapi Geum Hee menyingkirkan tangan suaminya. Presdir Jang merasa kalau istrinya ini terlihat tak sehat bahkan minum-minum. Geum Hee berkata kalau ia hanya ingin sendiri, ia menyuruh suaminya lekas tidur. Presdir Jang memaksa Geum Hee mangatakan hal yang membuat Geum Hee gusar. Ia ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi.
“Kenapa kau tak melepaskanku?” geum hee mulai menangis, “Yoo Jin... kau seharusnya mengizinkanku menyimpannya dalam hatiku. Kenapa kau terus menggangamku?”

Presdir Jang tak mengerti kenapa istrinya membahas Yoo Jin lagi kenapa tiba-tiba istrinya jadi seperti ini bukankah selama ini Geum Hee sudah bahagia.
Geum Hee tetap menangis, “Bahagia? Aku juga berfikir kalau aku bahagia tapi sepertinya tidak. Yoo Jin, aku berfikir aku menggendongnya tapi setelah aku melihatnya aku ternyata tak memegang apapun. Dari awal tanganku selalu kosong dan semuanya masih sama.”

Presdir tak mengerti apa yang Geum Hee bicarakan. Seluruh badan Geum Hee gemetaran menangis dan berkata kalau semua ini kesalahan Presdir Jang.

Geum Hee : “Sejak awal, ketika aku tahu kalau kau mengkhianatiku dengan ibu Il Moon. Kau dan aku seharusnya mengakhiri semuanya dari dulu. Kenapa kau harus mencariku lagi? Kenapa? Kenapa kau tak mau melepaskanku? Kenapa kau harus menyeretku kesini?”
Presdir Jang memeluk istrinya. Geum Hee berusaha mendorong tapi Presdir Jang memeluknya erat. Geum Hee terus menangis.
Park Gi Chul ke kamar putranya. Chang Hee masih tiduran tak semangat. Gi Chul berkata kalau ia ingin bicara dengan Chang Hee tapi putranya diam saja.
Gi Chul mulai bercerita, “Kakekmu... Dia seorang budak. Dia diperlakukan lebih buruk dari binatang pengerat seumur hidupnya dan dipukuli sampai mati ketika perang. Aku tak tahu siapa ayahku ketika aku lahir dan hanya mendengar satu pesan dari Nenek ‘jangan hidup seperti budak’ ‘kau jangan hidup seperti budak’. Tapi hidupku ternyata sama. Meskipun tingkatan derajat (perbedaan kasta) telah dihapuskan aku masih tetap saja seorang budak. Sejak itu, kau selalu menjadi harapanku. Kau yang tumbuh tanpa seorang ibu. Kau juara satu ujian meskipun aku tak pernah mengajarimu apapun. Aku mengorbankan segalanya demi dirimu. Demi dirimu aku bisa melakukan apapun.”
Chang Hee yang dari tadi mendengarkan cerita ayahnya langsung bangun. Ia menahan marah, ia memohon agar ayahnya menghentikan cerita itu. Ia menatap tajam ayahnya, “Apa Ayah tak melihat apa yang telah dilakukan obsesi ayah padaku?”

Park Gi Chul membenarkan ia berkhayal karena ia berfikir ketika Chang Hee berhasil dalam hal apapun semuanya akan berakhir baik. Jika Chang Hee menikahi In Hwa ia berfikir kalau itu adalah kompensasinya atas semua penderitaan yang ia tahan selama ini. Tapi ia sadar kalau semua hanya khayalan. Chang Hee tertawa sinis cepat sekali ayahnya sadar kalau ayahnya sedang berkhayal.
Park Gi Chul menyuruh Chang Hee pergi bersama Hae Joo. Chang Hee kaget mendengar permintaan ayahnya. Gi Chul menatap putranya sungguh-sungguh, ia tak main-main dengan ucapannya. Ia meminta Chang Hee melupakannya dan segera tinggalkan tempat ini untuk tinggal bersama Hae Joo seperti keinginan Chang Hee.

Chang Hee tak mengerti dengan jalan pikiran ayahnya apa ayahnya pikir itu masuk akal, “Ayah sudah membunuh ayah Hae Joo bagaimana aku bisa melakukan itu sekarang?”
Gi Chul menyuruh putranya meninggalkan negara ini, Chang Hee dan Hae Joo bisa hidup bersama disuatu tempat tanpa dirinya karena bagaimana pun juga kalau Chang Hee tetap tinggal disini Chang Hee hanya akan menjadi budaknya Jang Do Hyun seperti dirinya. Ia tak bisa melihat Chang Hee seperti itu.

Park Gi Chul memohon sambil menangis agar Chang Hee segera pergi bersama Hae Joo. Park Gi Chul tak ingin hidup Chang Hee seperti dirinya karena Chang Hee adalah kebahagiaan dan harapannya. Tapi ia sadar karena pada akhirnya ia malah merusak masa depan Chang Hee. Jadi ia minta Chang Hee meninggalkannya dan pergilah temukan kebahagiaan Chang Hee.
Chang Hee menatap kesungguhan ayahnya, ia menggenggam tangan ayahnya. “Ayah apa yang akan kau lakukan?”

Park Gi Chul berkata kalau ia akan membayar dosa-dosanya. Ia berpesan pada Chang Hee agar jangan pernah melihat ke belakang dan lekaslah pergi karena itu adalah permintaan terakhirnya sebagai seorang ayah.
San menemui Presdir Jang di kantor. Presdir Jang menanyakan keperluan San kenapa akhir pekan datang kesini. San mengatakan meskipun pegawai pembuat kapal libur sebagai kepala pengawas kapal ia tak bisa libur.
Presdir heran kenapa, apa ada masalah lagi. San mengatakan tak ada masalah karena selama Presdir Jang membuat thruster-nya dengan benar dan memasangnya dengan benar juga ia merasa tak akan ada masalah. Berhubung Presdir sudah mengungkitnya ia memuji Presdir Jang bekerja sudah sangat keras meskipun akhir pekan.
San melihat sekeliling ruangan Presdir Jang. Ia menatap peta pertambangan, ia menatapnya dengan seksama penasaran. Presdir Jang menghampirinya dan bertanya apa San tertarik dengan pertambangan mineral dan minyak bumi. San mengatakan kalau sebelumnya ia tak tertarik tapi ia menjadi sedikit tertarik karena Presdir Jang.

San bertanya sejak kapan Presdir Jang tertarik dengan pertambangan. Presdir menjawab kalau ia sudah lama tertarik. San menebak apa karena seseorang yang bernama Dr. Yoon Hak Soo. Presdir Jang terkejut San menyebut nama Hak Soo, ia heran dari mana San tahu tentang Hak Soo.
San berkata kalau ia mendengar dari istri Presdir Jang kalau ayahnya dan Yoon Hak Soo berteman. “Apa mungkin anda juga mengenal ayahku? namanya Kang Woon?” Tanya san.

Presdir Jang menjawab kalau ia tak mengenalnya, ia tak tahu nama itu (hmm tapi sikap Presdir aneh nih) Presdir Jang mengatakan kalau ia mengetahui sebuah nama, Akiyama.

San heran siapa itu. Presdir Jang mengatakan kalau ada seorang pelajar dari Ulsan yang belajar mengenai perkapalan. Ia mengabaikan negaranya karena ayahnya menentang pernikahannya.

San : “Apa presdir ingin mengatakan kalau ayahku itu warga negara Jepang?”
Presdir Jang berkata kalau Hak Soo pernah mengatakan hal itu sepintas jadi ia tak terlalu yakin. Ia heran kenapa San tak bertanya langsung pada kakek. San balik bertanya apa Presdir Jang pikir ia akan bertanya kesana kemari kalau kakek memberitahunya.

Presdir Jang merasa San tak perlu tahu apapun karena kata orang kebodohan itu obat sedangkan pengetahuan bisa melukai. San memikirkan apa yang Presdir Jang barusan sampaikan.
Sang Tae mengenakan setelan jas rapi. Ia meminta pendapat ibunya tentang penampilannya apa ia terlihat tampan. Ibu berkata kalau orang mempekerjakan seseorang berdasarkan penampilan maka Sang Tae bisa bekerja di perusahaan besar. Ia mengingatkan putranya jangan membuat kesalahan dan lakukan yang terbaik sampai Sang Tae bisa bekerja disana dalam waktu yang lama.
Sang Tae mengatakan kalau jamannya Chun Sang Tae sudah dimulai jadi ibunya tak perlu khawatir. Hae Joo juga berpesan ia berharap kali ini kakaknya bisa bertahan bekerja lebih dari sebulan jangan sampai seperti pekerjaan yang terdahulu.

Sang Tae mulai kesal apa Hae Joo sedang menyumpahinya bahkan sebelum ia memulai bekerja. Hae Joo bilang kalau ia bersikap tulus berpesan seperti ini ia bahkan tak bisa memandang wajah San. Sang Tae berkata kalau ia dan San itu rangking terakhir dan rangking kedua terakhir. Tentu saja San akan memberinya posisi pekerjaan yang bagus karena ia berada satu tingkat di atas San. Kali ini ia akan menginjak kotoran kuda jadi Hae Joo bisa menunggu sesuatu yang hebat darinya. Sang Tae pun pamit hehe.
Sang Tae sampai di pabrik kakek. Tiba-tiba ada orang yang gerobaknya bertabrakan dan jatuhlah barang bawaan mereka. Sang Tae mamarahi orang itu karena membuat setelan jas-nya kotor, “Apa kau mau mencoba membuatku terlihat buruk?” Orang itu minta maaf.
Sekertaris Kim menghampiri Sang Tae dan mengatakan kalau ia diberitahu tentang kedatangan Sang Tae. Ia mengajak Sang Tae ke suatu tempat. Sang Tae penasaran apa pekerjaan Sekertaris Kim.

Sekertaris Kim memberi tahu kalau ia sekertaris yang bekerja pada Presdir Kang. Sang Tae bergumam kalau ia sebaiknya berada satu level lebih tinggi dari Sekertaris Kim supaya terlihat bagus.
Sekertaris Kim mengajak Sang Tae menemui kakek. Kakek melihat penampilan wah Sang Tae. Sang Tae juga melihat penampilan kakek yang tampak belepotan haha, “Kau bilang orang ini Presdir?" Sang Tae tak percaya. Kakek menatap Sang Tae lebih dekat dan tertawa sambil menggaplok kepala Sang Tae haha.

Sang Tae jelas tak terima kenapa orang tua ini memukulnya.

“Apa? Orang tua?” Kakek menendang kaki Sang Tae membuat Sang Tae meringis. “Lihat penampilan tukang las ini!” kata kakek.

“Apa katamu?” Sang Tae jelas kaget kakek menyebutnya tukang las.

Kakek menyuruh Sekertaris Kim untuk memakaikan baju kerja pada Sang Tae.

Sang Tae yang masih tak percaya meminta penjelasan dari kakek, “Apa yang kakek katakan, mengelas?”
Kakek tanya kenapa apa Sang Tae tak mendengar. Sang Tae kesal dan mengumpat Kang San, “Kakek coba lihat aku. Dengan tinggi ini, wajah ini dan penampilan ini apa kakek pikir mengelas itu pantas untukku? Aku bukan orang yang melakukan hal seperti itu.”

“Dasar brengsek!” kakek kembali menendang kaki Sang Tae.

Sang Tae yang tak mau bekerja sebagai pengelas bertanya bagaimana kalau wajah tampannya terluka, kenapa kakek bersikap begini padanya. Kakek mengatakan Sang Tae mungkin datang kesini atas kemauan sendiri tapi akan sulit bagi Sang Tae untuk pergi dengan kemauan sendiri. Kakek memukul-mukul Sang Tae beberapa kali. Sang Tae berkata sepertinya Kang San sudah salah paham haha

(sepertinya Kakek ingin mengajari Sang Tae mengelas sampai 100% bisa dan melarang Sang Tae kabur haha)
Pekerja yang membawakan seragam untuk Sang Tae datang. Kakek menyuruh mereka untuk melepas pakaian Sang Tae dan mengganti bajunya. Sang Tae jelas meronta hahaha. Lucu deh.
Chang Hee meng-copy folder yang ada di laptop ke flasdisk-nya. Oh kira-kira apa itu ya.
Di ruang tamu Park Gi Chul mengepak perlengkapan Chang Hee. Chang Hee keluar dari kamarnya. Gi Chul bertanya apa Chang Hee sudah selesai bersiap-siap. Ia memberi tahu kalau ia tak banyak mengepak baju karena Chang Hee bisa membeli semua kebutuhan di Seoul.
Chang Hee sepertinya enggan meninggalkan ayahnya sendirian. Park Gi Chul bertanya apa Chang Hee sudah memberi tahu Hae Joo. Chang Hee menjawab belum karena kalau ia memberi tahu Hae Joo pasti tak akan mau pergi.

Gi Chul mengerti ia menyerahkan semuanya pada Chang Hee karena ia tak bisa berhadapan dengan gadis itu jadi ia tak akan mengikuti Chang Hee. Ia mengingatkan putranya jangan pernah menelepon ke rumah atau mengirim surat karena Presdir Jang kemungkinan akan melacak keberadaan Chang Hee.
Chang Hee menggenggam tangan ayahnya, ia khawatir apa ayahnya yakin tak akan apa-apa kalau ia pergi. Gi Chul meminta putranya jangan mengkhawatirkannya. Chang Hee meminta ayahnya ikut dengannya. Gi Chul berkata apa Chang Hee mau ia melihat wajah Hae Joo dan merasa bersalah seumur hidupnya. Ia meminta Chang Hee jangan membantah dan cepat pergi.

“Ayah?” Chang Hee tak tega meninggalkan ayahnya.

Park Gi Chul kembali mengingatkan kalau Chang Hee adalah seseorang yang tidak boleh melihat ke belakang setelah membuat keputusan, Chang Hee harus melakukan itu kali ini karena dengan begitu Chang Hee bisa hidup. Park Gi Chul menyuruh Chang Hee cepat pergi supaya tak tertangkap oleh Presdir Jang. Chang Hee berjanji ia akan datang kembali dan membawa ayahnya pergi bersamanya. Tapi Gi Chul menolak Chang Hee harus melupakannya dan cepat pergi.
Chang Hee memeluk ayahnya dan menangis. Gi Chul berpesan kemanapun Chang Hee pergi jagalah kesehatan dan hiduplah dalam dunia yang terang seperti keinginan Chang Hee. Kedua ayah dan anak ini menangis dalam pelukan.
Presdir Jang marah karena Il Moon menerima surat penangkapan. Ia meremas surat itu, “Yoon Jung Woo!” sahutnya geram.
Presdir Jang sampai di depan rumah dan bertanya pada anak buahnya apa Jaksa Park ada di rumah. Anak buahnya mengatakan kalau Jaksa Park tak ada di rumah, dia pergi membawa koper besar. Presdir Jang langsung menuju rumah Park Gi Chul.
Tanpa bertanya lagi Presdir Jang langsung menuju kamar Chang Hee. Benar saja ia tak menemukan Chang Hee, ia juga tak menemukan baju Chang Hee di lemari. Ia menatap marah Park Gi Chul dan menanyakan kemana Chang Hee pergi. Gi Chul mencoba menutupi ia balik bertanya apa maksud Presdir.
Presdir Jang yang sudah marah mencengkram baju Park Gi Chul meminta berhenti berpura-pura bodoh dan katakan dimana Chang Hee. Gi Chul mencoba melawan tatapan marah Presdir Jang.
Hae Joo berjalan sendiri bersiap ke apatemen San tapi tiba-tiba San mengagetkannya. Ci Luk Ba hahaha... Hae Joo jelas kaget setengah mati. “Kenapa kau mengagetkanku?”

San : “Apa kau tak senang bertemu denganku?”
Hae Joo heran kenapa San datang kesini. San mengatakan kalau ia khusus datang untuk menjemput murid yang sepeda motornya rusak, “Hei... bukankah menurutmu aku ini guru yang hebat?”

Hae Joo geleng-geleng hahaha...

San tanya bagaimana dengan pelajarannya apa Hae Joo belajar, “Kau melewatkan banyak pelajaran jadi kalau kau tak belajar dengan baik aku akan menghajar betismu dengan tongkat!”
“Coba saja!” Hae Joo menantang karena ia akan membalas memukul menggunakan tongkat baseball.
“Oh... Ya ampun takut!” sahut San dengan muka imutnya hehehe...
Keduanya akan masuk ke mobil San tapi tepat saat itu Chang Hee tiba. Chang Hee langsung mengajak Hae Joo pergi. Tapi Hae Joo sepertinya tak bisa pergi begitu saja meninggalkan San yang sudah menjemputnya, ia merasa tak enak meninggalkan San.
San menghela nafas dan menyuruh Hae Joo ikut dengan Chang Hee karena Hae Joo bisa belajar dengannya nanti. Tanpa bertanya lagi Chang Hee langsung menarik Hae Joo untuk masuk ke mobilnya.
Chang Hee memacu cepat mobilnya. Hae Joo melihat di bagian belakang ada koper, ia bertanya kemana mereka akan pergi kenapa membawa koper. Tapi Chang Hee tak menjawabnya.
Presdir Jang bertanya pada Park Gi Chul apa Chang Hee mau melarikan diri darinya, dia tak bisa begitu. Park Gi Chul berkata apa ia saja tak cukup untuk mengabdi pada Presdir Jang, seumur hidupnya ia telah melakukan apapun yang Presdir perintahkan bahkan untuk sesuatu yang seharusnya tak ia lakukan. Jadi ia mohon biarkan Chang Hee pergi.
Presdri Jang berkata apa dirinya ini orang yang membiarkan orang seperti Chang Hee pergi begitu saja setelah menusuknya dari belakang, apa Gi Chul belum tahu orang seperti apa dirinya.

Dengan suara terbata-bata Gi Chul mengatakan kalau Chang Hee tak akan mengganggu Presdir Jang lagi, ini karena Chang Hee ingin hidup normal jauh dari sini. “Tolong biarkan dia hidup sesuai keinginannya!”

Presdir Jang berkata selama ia masih membutuhkan Chang Hee harus bekerja padanya sampai mati. Gi Chul pun apa boleh buat kalau Presdir Jang terus bersikap begini ia mengancam akan membongkar semuanya.

Presdir Jang : “Apa kau bilang?”
Gi Chul mengancam akan membongkar semua yang sudah Presdir Jang lakukan, bahwa Presdir Jang yang membunuh Hak Soo dan menyuruhnya untuk membunuh Yoo Jin. Ia mengancam akan mengatakan ini pada seluruh dunia dan akan memberi tahu semuanya pada Geum Hee.

Presdir Jang tertawa, “Jadi tikus yang terpuruk berusaha menggigit kucing?” Ia menantang silakan saja Gi Chul melakukannya dan lihat apa yang akan terjadi pada Chang Hee.
Presdir akan pergi tapi Gi Chul menahan dan menjatuhkannya. Gi Chul berusaha mencekik Presdir Jang.
Sekertaris Choi masuk dan menedang Gi Chul untuk menyingkir. Anak buah Presdir Jang yang lain memukul Park Gi Chul.

Presdir Jang tentu saja murka atas apa yang Gi Chul lakukan terhadapnya. Ia mengambil rak kayu dan memukulkannya pada Gi Chul hingga kepalanya berdarah. “Orang rendah sepertimu beraninya kau menyerangku. Beraninya orang tak berguna sepertimu menyerangku!”
Presdir Jang menginjak Gi Chul yang sudah tak berdaya, ia bertanya dimana Chang Hee. Gi Chul berkata kalau putranya mungkin sudah pergi menggunakan pesawat, Presdir Jang bisa melakukan apapun terhadapnya tapi Presdir Jang tak bisa menghancurkan hidup Chang Hee.
Sekertaris Choi dan anak buah Presdir Jang berusaha mengejar Chang Hee.
Chang Hee sampai di bandara ia menarik tangan Hae Joo. Hae Joo menarik tangannya dan bertanya kenapa Chang Hee bersikap begini. Ia perlu penjelasan dari Chang Hee apa yang terjadi dan kemana akan pergi. 

Chang Hee memohon Hae Joo jangan bicara apapun dan ikut saja dengannya. Tapi Hae Joo tak bisa melakukannya bukankah Chang Hee bilang padanya kalau keduanya harus berpisah tapi kenapa sekarang Chang Hee melakukan ini.
Chang Hee mengajak Hae Joo ke luar negeri, pergi dari sini dan tinggal di luar negeri. Hae Joo jelas keget dengan ajakan yang tiba-tiba. Ia bertanya apa Chang Hee sadar kenapa melakukan ini. Chang Hee mangatakan kalau keadaannya tak bisa ia jelaskan, ia memohon sekali ini saja Hae Joo jangan berkata apapun dan ikut dengannya. Ia melakukan ini karena ia sudah putus asa.
Hae Joo berkata tak peduli betapa frustasinya Chang Hee harus memikirkannya juga. Ia pergi tanpa mengatakan apapun pada keluarganya tapi sekarang Chang Hee menginginkan pergi ia ke luar negeri, ia bahkan tak punya paspor. Chang Hee mengatakan kalau Hae Joo bisa memperoleh paspor di Seoul nanti dan Hae Joo bisa menghubungi keluarga nanti. Kalau ia memberi tahu Hae Joo sejak awal tentang rencana ini Hae Joo pasti tak akan mau ikut dengannya.

Hae Joo berkata kalau sekarang juga sama, apa Chang Hee pikir ia akan ikut kalau Chang Hee melakukan ini. Chang Hee mengharuskan Hae Joo ikut dengannya karena kalau keduanya tak pergi sekarang keduanya tak akan bisa bersama. Ia tak ingin hubungannya dengan Hae Joo berakhir seperti ini, ia ingin hidup dengan Hae Joo.
Ponsel Chang Hee berdering, ayahnya menelepon. Chang Hee menjawabnya tapi ternyata yang menelpon bukan ayahnya melainkan Presdir Jang yang menelepon menggunakan ponsel ayahnya, Chang Hee terkejut dan khawatir.
Presdir Jang bertanya bukankah Chang Hee belum naik pesawat ia mengatakan kalau ia baru saja mengirimkan pesan pada Hae Joo, “Kalau kalian berdua ingin pergi silakan coba saja!”

Presdir Jang mematikan sambungan telepon, di depannya Park Gi Chul terdiam tergeletak tak berdaya.
Hae Joo mendapatkan kiriman MMS ia membukanya. Sebuah foto plat mobil 3480 (nomor plat yang digunakan Gi Chul ketika menabrak Hong Chul dulu).
Hae Joo heran, “Apa ini?”

Chang Hee melihatnya dan terkejut.

Apa yang terjadi selanjutnya apa keduanya akan tetap pergi.

3 comments:

  1. gomawo sinopsis.y

    vivi marshall

    ReplyDelete
  2. mba Annis... aku jd bingung juga nih, jd ternyata Geum Hee dulu pacaran sama Presdir Jang, tapi presdir Jang malah menikah dgn ibunya Il Moon, hufffh... mulai banyak teka-teki yg terungkap nih.
    PS: Aku kasian sama Kang San... :D

    trims ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. menurut drama sih gitu geum hee sebelumnya emang sepasang kekasih sama presdir jang tapi presdir jang berkhianat sama ibunya il moon...

      Delete

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.