Wednesday 2 January 2013

Sinopsis May Queen Episode 27 Part 2

Il Moon protes pada ibunya karena menyetujui pernikahan In Hwa dengan Chang Hee. Ia kecewa karena ibunya kemarin terdengar seperti melakukan apa yang ia inginkan. Tapi sekarang malah sebaliknya, ibunya malah membiarkan mereka berdua menikah.

Geum Hee meminta Il Moon mendengarkan penjelasannya tapi Il Moon menyela apa ibunya juga akan memperlakukan dirinya seperti ayahnya yang menganggap dirinya seolah tak ada.
Geum Hee meyakinkan kalau bukan begitu maksudnya, bukankah Il Moon tahu betapa keras kepalanya In Hwa, In Hwa menyukai Chang Hee. Tapi Il Moon tak peduli bagaimanapun keras kepalanya In Hwa ibunya harus menghentikannya. Bukankah itu yang seharusnya dilakukan oleh seorang ibu.

Geum Hee mengingatkan mungkin Il Moon tak tahu tentang ini, tapi keluarga Jang memiliki sejarah yang panjang dengan Chang Hee dan Ayah Chang Hee. Ia juga sempat membesarkan Chang Hee ketika Chang Hee masih kecil. Il Moon kesal apa ibunya sekarang bertingkah sebagai ibunya Park Chang Hee juga. Geum Hee menyahut bukan itu maksudnya.
Il Moon mulai meninggikan suaranya, “Sejarah kita dengan keluarganya lebih penting tapi Ibu kelihatannya tak menyesal tentang kematian ibuku? Kalau Ibu merebut posisi ibuku seharusnya Ibu bertindak seperti seorang Ibu. Jangan diam saja saat In Hwa melemparkan dirinya ke dalam api, tapi bersikaplah seperti seorang ibu.”
Geum Hee minta maaf tapi kali ini ia akan melakukannya sesuai keinginannya. Jadi ia harap Il Moon lebih baik mendengarkannya. Il Moon sudah menduganya ia tahu kalau ibunya akan begini, pura-pura seperti malaikat tapi pada akhirnya In Hwa tetap bukan siapa-siapa bagi Geum Hee. Geum Hee mulai ikut emosi dan meminta Il Moon menjaga ucapan.
Il Moon marah melempar gelas minumannya, “Benar. Ini salahku karena sudah percaya pada Ibu!” Bentaknya kemudian meninggalkan ruang tamu. Geum Hee berusaha menahan sabar.
Il Moon yang marah segera keluar rumah. Di luar ia melihat Park Gi Chul tampak tergesa-gesa akan pergi. Ia pun memanggilnya, “Oy ahjussi!” Gi Chul menoleh.

Il Moon ingin tahu mau kemana Gi Chul tergesa-gesa seperti itu. Gi Chul yang membawa bingkisan tak menjawab. Ia meletakan bingkisan bawaannya ke mobil. Il Moon menghampirinya, apa Gi Chul tak mendengar pertanyaannya. Ia mengulang pertanyaannya, mau kemana?

Gi Chul mengingatkan bukankah ia sudah bilang Il Moon tak boleh bicara dengannya dengan nada suara informal. Mana ada anak muda yang bicara seperti Il Moon terhadap orang yang lebih tua. Ia memberi tahu kalau ia akan menemui In Hwa. Il Moon marah, kenapa Gi Chul terus mendekati adiknya.
Plok... Gi Chul menampar Il Moon, “Apa kau ini binatang sampai tak mengerti perkataanku?” Bukankah Chang Hee sudah menyelamatkan Il Moon, Bukankah Il Moon yang seharusnya berlutut berterima kasih padanya. Tapi kenapa malah berteriak seperti binatang pada orang yang lebih tua.
Il Moon semakin marah menilai Gi Chul sudah gila karena menamparnya, Gi Chul sedikit mundur cemas.
Tepat saat itu mobil Presdir Jang sampai. Gi Chul langsung berakting ketakutan atas kemarahan Il Moon, “Il Moon aku yang salah tolong jangan begitu!” Sahutnya mencari simpati Presdir Jang.

Il Moon bingung kenapa Gi Chul tiba-tiba berubah sikap. Gi Chul melirik ke arah Presdir Jang yang baru saja keluar dari mobil. Ia terus berakting mengaku salah pada Il Moon. Il Moon menilai kalau Gi Chul sudah gila.
Il Moon melihat ayahnya datang. Presdir Jang menghampiri keduanya dan tanpa ba bi bu ia langsung menendang kaki putranya. Il Moon meringis memegangi akkinya. Presdir Jang marah karena sikap seenaknya Il Moon terhadap orang yang lebih tua. Il Moon menyangkal itu tidak seperti yang ayahnya pikirkan.
Presdir Jang membentak meminta Il Moon diam. Ia mengatakan kalau Park Gi Chul ini orang yang makan bersama keluarganya sejak Il Moon masih merangkak. Ia marah dari mana Il Moon belajar bersikap seperti itu. Gi Chul tersenyum-senyum melihat Il Moon dimarahi Presdir Jang.
Il Moon berusaha membela diri kalau ini tak adil baginya, kenapa ia yang dimarahi ayahnya. Park Gi Chul kembali berakting dan berkata kalau ini semua salahnya jadi Presdir Jang jangan salahkan Il Moon. Il Moon kesal melihat wajah pura-pura Gi Chul.
Presdir Jang kembali memarahi putranya, apa menurut Il Moon perusahaan itu sebuah lelucon. Kenapa melakukan hal bodoh di rumah dijam kerja seperti ini. “Kalau kau tidak kompeten setidaknya miliki-lah sopan santun!” Ia marah karena putranya tak bisa melakukan apapun dengan benar. Ia menyebut Il Moon dengan sebutan pecundang.
Setelah Presdir Jang menjauh masuk ke rumah Park Gi Chul mencibir, “Kau lihat kan. Kau terluka karena caramu memperlakukan orang tua! Ya ampun, sakit ya? Sana minggir!” Gi Chul masuk ke mobil akan menemui In Hwa. Il Moon jengkel melihatnya.
Park Gi Chul ke restoran In Hwa. In Hwa menanyakan apa yang dilakukan Gi Chul di restourannya. Gi Chul membual, “Aku ingin bertemu menantuku!” In Hwa tersenyum malu Gi Chul sudah menyebutnya sebagai menantu. Gi Chul terus membual kenapa In Hwa harus malu bukankah ia mengatakan yang sebenarnya.
Gi Chul memberikan bingkisan yang dibawanya. Ia mengatakan kalau In Hwa sudah memberinya hadiah (sweater) jadi ia harus membalasnya. Ia membawakan kosmetik untuk wajah penjual bilang isinya bagus dan baik untuk kesehatan. Ia tahu walaupun tanpa Kosmetik ini In Hwa sudah terlihat cantik, katanya sambil tertawa-tawa.

In Hwa tentu saja senang menerimanya dan mengucapkan terima kasih. Gi Chul terus membual untuk apa In Hwa berterima kasih padanya karena ini bukti cinta seorang ayah mertua terhadap menantu perempuan. Keduanya tertawa.
Sang Tae memberi tahu ibunya apa yang terjadi di pabrik. Ibu jelas terkejut mengetahui kalau sekarang Kang San sudah bangkrut. Sang Tae mengatakan kalau tadi Chang Hee datang mengambil alih pabrik. Ia mengeluh kalau sekarang dirinya kehilangan pekerjaan dan bahkan sama sekali tidak di gaji.

Ibu tak mengerti bagaimana itu bisa terjadi bukankah orang bilang kalau seorang milyuner bangkrut 3 generasinya tetap akan bisa hidup. Ibu tersenyum menebak kalau San pasti menyembunyikan uangnya disuatu tempat.

Sang Tae bilang kalau menurut keterangan Sek Kim San bahkan sudah menjual apartemen dan kapal yacht-nya. Sekarang San itu orang miskin karena satu-satunya tempat yang sekarang yang bisa San tuju adalah jalanan. (saya ga berani nyebut pengemis so diganti miskin aja)
Ibu berfikir apa yang harus dilakukannya. Ia menyarankan sebaiknya Hae Joo tidak bertemu dengan San lagi. Kalau Hae Joo masih menemui orang bangkrut itu Hae Joo hanya akan dimanfaatkan. (ah ibu kok gitu sih)
Sang Tae mengatakan kalau Hae Joo dan San sampai kemarin masih terlihat bersama. ia heran bagaimana bisa ibunya tak memiliki perasaan seperti itu. Ucapan bagus Sang Tae ini malah mendapatkan tabokan dari ibunya.

Menurut ibu yang namanya perasaan itu tidak akan ada ketika orangnya juga tak ada. Menurutnya Hae Joo akan semakin menderita kalau bersama San. Sang Tae membela San, ia minta ibunya mengingat apa yang telah San lakukan terhadap Hae Joo. Ibu tentu saja kesal Sang Tae terus membela san, bukankah Sang Tae juga tidak digaji setelah bekerja setengah mati. Lebih baik kau minta bayaranmu.
Hae Joo berada di kantor. Ia tampak sendirian bekerja hingga larut, tapi ia tak konsentrasi karena memikirkan San. Ia pun mencoba menghubungi San tapi ponsel San tak aktif. Ia pun meninggalkan pesan, “Kau dimana? Kenapa tak menjawab teleponku? Aku khawatir, telepon balik ya!”
Hae Joo yang khawatir berusaha mencari keberadaan San ke tempat yang kemungkinan San berada disana. Tempat pertama yang ia datangi adalah kantor pabrik. Tapi San tak ada disana.
Hae Joo pun ke rumah abu. Siapa tahu San tengah berada disana, tapi di rumah abu pun tak ada.
Hae Joo ke kapal yacht, disana juga tak ada.
Hae Joo ke warung minum tempat ia, San dan kakek pernah minum bersama. Ia celingukan kecewa tak menemukan San. Tapi ia berbalik lagi dan melihat seseorang sudah tergeletak mabuk disalah satu meja. San mabuk parah.
Hae Joo berusaha membangunkan San yang sudah mabuk. Ia melihat sudah ada 4 botol kosong yang berada di meja.
San membuka matanya perlahan dan tersenyum melihat Hae Joo, “Urri Hae Joo yang cantik!” ucap San yang sudah mabuk.

Hae Joo mencium aroma alkohol yang menyengat, “Kenapa kau minum begitu banyak alkohol? Kenapa kau tak menjawab teleponku?”
San tersenyum dalam mabuknya, “Hae Joo-ah, aku sekarang menjadi pengemis.” San tertawa dan berkata kalau ia harus menghemat biaya teleponnya. Hae Joo minta San berhenti bercanda dengannya.

San mengatakan kalau ia memiliki segunung hutang. Ia menilai kalau kakek terlalu percaya padanya, “Azimuth thruster itu benar-benar keterlaluan, semuanya diambil alih!”
Hae Joo menangis melihat kondisi San seperti ini, “Bukankah kau bilang kau ingin membuat alat pengebor? Apa kau lupa? Cheon Ji menjatuhkan kita karena itu. Itu sebabnya mereka mengambil alih pabrikmu.”

Hae Joo harap San tak perlu khawatir ia akan keluar dari Cheon Ji. San bertanya kenapa Hae Joo harus keluar dari tempat yang sangat ingin Hae Joo masuki. Hae Joo berkata kalau ia ingin membuat alat pengebor bersama San. Ia ingin menunjukan pada mereka kalau ia dan San tak akan tinggal diam.
“Jangan emosi, kau harus tetap bekerja di perusahaan itu. Aku sudah berakhir sekarang. Mulai sekarang aku tak bisa lagi menjagamu.” Ucap San.

“Kapan aku pernah memintamu menjagaku? Aku bisa bekerja di tempat lain.” Kata Hae Joo.
San menyuruh Hae Joo pergi saja, ia tak ingin Hae Joo menderita karena dirinya. Pergilah. San akan minum lagi tapi Hae Joo merebut mangkuk minuman dan membuangnya. Ia mulai kesal apa San akan terus minum-minum seperti ini.
“Lalu aku harus bagaimana?” bentak San tiba-tiba. “Aku tak punya apa-apa, bagaimana bisa aku membuat alat pengebor tanpa apapun. Itu sangat mahal, bagaimana kau bisa membuatnya. Apa yang tersisa dariku hanyalah kapal?”
San kembali minum. Hae Joo semakin sedih melihat San begitu terpuruk.
Hae Joo memapah San yang sudah mabuk berat ke rumah. Ia memanggil Jung Woo. Jung Woo terkejut dan membantu memapah San, ia bertanya apa yang terjadi. Hae Joo bilang kalau San sangat mabuk. Ia minta ijin bisakah ia membaringkan San di kamar Jung Woo. Tentu saja Jung Woo membolehkannya. Ibu dan yang lain keluar dan terheran-heran melihat San yang terlihat begitu mabuk.
Jung Woo membaringkan San di tempat tidurnya. Ia khawatir dengan keadaan San karena baru saja kakeknya meninggal dan pabriknnya menjadi seperti itu. Ia menilai kalau San pasti sedang kecewa dan tertekan berat.
Hae Joo berkata kalau hutang San juga menumpuk, jadi San sedang mengalami masa sulit. Ia minta ijin bolehkan San tinggal bersama Jung Woo sebentar karena apartemennya sudah dijual, San tak memiliki tempat untuk tidur.
Jung Woo tentu saja mengijinkan karena San bukan orang asing baginya. Hae Joo minta maaf karena sudah menambah beban Jung Woo. Jung Woo heran kenapa Hae Joo bicara begitu, pikirkan hubungannya dengan Kakek Kang. Ia merasa kalau kakek masih hidup. Ia meyakinkan kalau Hae Joo tak usah khawatir.
Hae Joo akan keluar dari kamar Jung Woo tapi langkahnya terhenti ketika ia melihat foto di rak. Foto dirinya bersama ibu kandungnya, ayahnya dan Jung Woo.

Jung Woo heran kenapa Hae Joo berdiri mematung disitu. Hae Joo terbata-bata bilang tak ada apa-apa. Ia pun keluar dari kamar Jung Woo.
Ibu menarik Hae Joo ke kamarnya. Sang Tae, Young Joo dan Jin Joo pun ikut masuk ke kamar ibunya. Ibu tak mengerti kenapa Hae Joo membawa San ke rumah ini. Hae Joo heran apa maksud ibunya, ia mengatakan kalau San akan tinggal dengan Jung Woo untuk sementara.

Ibu kaget, “Hei memangnya kita ini pengusaha?” Ia sudah mendengar semuanya dari Sang Tae. Ia tahu kalau San sudah bangkrut. “Orang yang akan berakhir di jalanan, apa yang akan kau lakukan padanya?”
Hae Joo tak habis pikir bagaimana ibunya bisa mengatakan hal seperti itu. “Apa ibu ingat ketika ayah meninggal, bagaimana buruknya kondisi kita waktu itu. Waktu itu tak ada satupun yang membantu kita. Kita tak akan bisa hidup seperti sekarang.” Ibu menilai kalau itu dulu kenapa Hae Joo membawa San ke rumah ini, “Bagaimana kita akan makan?” Hae Joo menyahut kalau dulu juga masih bisa makan nasi.

Young Joo menghala nafas dan berkata kalau seseorang itu bisa hancur dalam waktu singkat. “Bagaimanapun juga kau harus baik-baik dalam bertemu pria!” Jin Joo mengeluh kalau ia merasa kasihan pada ahjussi (San) ia menilai San itu orang yang menyenangkan. Sang Tae juga mengeluh kalau ia harus digaji. Sekarang ini ia benar-benar tak tahu apa yang harus dilakukannya.
Jung Woo menatap San yang terlelap, “Bertahanlah meskipun ini sangat berat. Meskipun aku tak bisa memberitahumu semuanya. Kematian yang salah dari kakekmu. Kematian ayahmu bahkan kematian kakakku. Aku pasti akan membuka kebenarannya. Orang itu, Jang Do Hyun, aku tak akan pernah melepasnya!”
Rombongan kejaksaan mendatangi perusahaan Cheon Ji. Presdir Jang, Chang Hee dan Sek Choi berada di ruangan Presdir terkejut dengan kedatangan yang tiba-tiba ini. Jung Woo mengatakan maksud kedatangannya. Ia meminta Presdir Jang ikut dengannya karena Presdir Jang terlibat tuduhan kasus penggelapan dana dan penggelapan pajak.
Chang Hee maju membela Presdir, tanpa surat perintah bagimana mungkin Jung Woo berani memanggil Presdir Jang untuk ikut ke kejaksaan. Jung Woo mengancam, sebenarnya kalau Presdir Jang menolak pergi bersamanya ia akan segera mengeluarkan surat perintah dan mengumumkan ini ke media. Apa Presdir Jang ingin diwawancarai oleh wartawan atas kasus ini.
Presdir Jang yang tak ingin media tahu mempertanyakan apa mau Jung Woo sebenarnya. Jung Woo berkata kalau tentang itu sepertinya Direktur Park Chang Hee yang paling tahu apa keinginannya.
Jung Woo : “Perusahaan yang disebut perusahaan K, apa anda mau membantahnya Presdir?”

Presdir Jang menatap Chang Hee khawatir. Chang Hee meminta Presdir tak perlu menjawab pertanyaan Jung Woo. Jung Woo tahu bukankah saham Cheon Ji jatuh ketika terjadi insiden ledakan di ladang minyak Indonesia. Bukankah tak baik kalau orang lain tahu tentang masalah ini. Presdir Jang jelas menahan marah atas ancaman Jung Woo.
Jo Min Kyung lari-lari melapor ke Il Moon. Ia masih menyebut Il Moon dengan sebutan Direktur. Il Moon mengingatkan kalau ia sudah lama tak menduduki posisi itu kenapa Jo Min Kyung masih memanggilnya dengan sebutan itu. Jo Min Kyung yang terburu-buru mengatakan kalau sekarang bukan itu masalahnya, “Presdir ditangkap kejaksaan.” Katanya.
Hae Joo yang berada di ruangan terkejut, apa maksud perkataan Jo Min Kyung ini. Kenapa bisa begitu. Jo Min Kyung tak tahu apa yang terjadi. Apa Il Moon terkejut, sikapnya biasa saja. Ia bahkan tersenyum simpul dan segera keluar dari ruangan.
Jo Min Kyung yang penasaran apa yang terjadi bertanya pada Asisten Yang, apa tahu sesuatu. Asisten Yang berbohong menjawab kalau ia tak tahu apa-apa. Bukankah ia ini hanya pegawai biasa.
Bong Hee memberi tahu kakaknya kalau Presdir Jang dibawa ke kejaksaan. Geum Hee tentu saja terkejut. Kenapa, apa yang terjadi. Bong Hee tak tahu tapi yang pasti ia mendengar kalau yang menangkap Presdir Jang adalah Jung Woo.
Geum Hee tak mengerti sebelumnya Jung Woo menangkap Il Moon dan sekarang suaminya. Kenapa Jung Woo melakukan itu. Bong Hee tak tahu tapi yang pasti tentu saja ada alasan kenapa kakak iparnya ditangkap. Untuk apa Jung Woo menangkap orang yang tak bersalah karena Jung Woo kan tidak gila.

Geum Hee bingung waktu Il Moon ditahan bukankah mereka bilang Il Moon tak bersalah. Kenapa Jung Woo melakukan ini lagi kecuali kalau Jung Woo itu tidak menyukai keluarga Jang.
Bong Hee yang penasaran karena kakaknya mengungkit kenapa Jung Woo tak menyukai keluarga ini. Ia sudah lama menahan diri ingin bertanya, apa yang sudah kakaknya lakukan terhadap Jung Woo.

“Apa maksudmu?” Geum Hee tak mengerti.

Bong Hee berkata kalau ia mendengar pertengkaran antara kakaknya dengan Jung Woo ketika di rumah Jung Woo, “Apa kau berselingkuh dengan kakak ipar ketika almarhum kakak ipar tak ada di rumah?”

Geum Hee menjawab kalau tak ada yang seperti itu. Bong Hee kembali bertanya lalu kenapa Jung Woo begitu membenci Geum Hee.
Geum Hee pun menjelaskan kalau dulu sebelum ia bertemu dengan Yoon Hak Soo, benar kalau dulu ia mencintai Jang Do Hyun. Tapi saat Jang Do Hyun bekerja di Seoul, dia bertemu dengan ibunya Il Moon. Itu sebabnya ketika Hak Soo melamar, ia menerimanya. Karena ia merasa dikhianati.

Bong Hee : “Saat almarhum kakak ipar sedang keluar kota keluar kota kenapa Kakak malah mengundang Jang Do Hyun ke rumah?”

Geum Hee meyakinkan kalau ia tak mengundangnya, Jang Do Hyun sendiri yang berkali-kali datang untuk minta maaf dan itulah yang menjadi salah paham Jung Woo. Apalagi ia kemudian menikah dengan Jang Do Hyun tepat setelah Yoo Jin meninggal, maka salah pahamnya menjadi semakin kuat.
“Apa sebelumnya kau mencintai almarhum kakak ipar?” Tanya Bong Hee. “Hatimu milik kakak ipar yang sekarang, apa kau menikah dengan almarhum kakak ipar hanya karena marah?”
“Kau tak akan mengerti!” sahut Geum Hee. “Aku sendiri tak mengerti hatiku, bagaimana bisa seseorang mencintai dua orang?” Ia mengaku kalau itu semua salahnya. Geum Hee menangis karena saat itu ia merasa seharusnya ia ikut mati bersama Yoo Jin. Kalau saja Jang Do Hyun tak membawa In Hwa ke hadapannya, ia mungkin sudah mati. Geum Hee menangis terduduk lemas.
Di ruang interogasi kejaksaan. Presdir Jang dan Chang Hee terkejut ternyata berita tentang Presdir Jang sudah menyebar di internet.
Chang Hee menggebrak meja marah, apa yang sudah Jung Woo lakukan, apa Jung Woo mau melaporkan hal ini. Jung Woo mengatakan kalau bukan kejaksaan yang membocorkan berita ini. Chang Hee tak percaya. Jung Woo tak peduli Chang Hee mau percaya atau tidak itu bukan urusannya jadi ia minta Presdir Jang bicara jujur.
“Menggunakan nama palsu untuk membuka rekening di Bank Swiss dan Bank Hongkong dengan meminjam nama orang, kau menyimpan uang sebesar 1 triliyun disana!” Jung Woo melempar buku dan meminta penjelasan dari Presdir Jang.

Presdir Jang menarik nafas tapi tetap diam. Sepertinya ia akan bungkam. Jung Woo tertawa, apa Presdir Jang sedang menggunakan hak tutup mulut. Jung Woo mengingatkan kalau posisi Presdir Jang sekarang ini tidak baik dimata pengadilan karena semua bukti ini.
Jung Woo ingat kalau ketika kejaksaan menyita barang bukti dulu bukankah Chang Hee mengatakan kalau bukti itu bisa digunakan di pengadilan. Presdir Jang melirik ke arah Chang Hee.
Chang Hee tertawa marah, kenapa Jung Woo melakukan ini. Apa Jung Woo mau membuat masalah antara dirinya sebagai pengacara dengan kliennya. Jung Woo tertawa bukan itu maksudnya. Ia minta Chang Hee meninggalkan ruang introgasi karena ada hal pribadi yang ingin ia katakan pada terdakwa. Chang Hee menolak, tapi Presdir Jang bilang tak apa-apa, Chang Hee keluar saja. Chang Hee pun keluar dari ruang introgasi.
Presdir Jang bertanya apa yang ingin Jung Woo katakan. Jung Woo memastikan kalau kali ini Presdir Jang tak akan bisa lolos. “Kau pasti akan dihukum!” Presdir Jang tertawa bukankah Jung Woo ingin mengatakan hal pribadi.
Jung Woo bertanya apa Presdir Jang kenal dengan Kim Jung Bo. Dia salah satu mantan agen intelejen Jepang, bukankah dia itu bawahan Presdir Jang. Presdir Jang berbohong menjawab kalau ia lupa, karena itu sudah lama sekali.
Jung Woo melepas kaca matanya menatap tajam Presdir Jang, “Kenapa kau membunuh Presdir Kang Dae Pyung? Bagaimana dengan anaknya dan kakakku?” Jung Woo bertanya dalam hati.
Il Moon merangkul Asisten yang menjauh dari keramaian kantor. Keduanya berada di lorong sepi. Il Moon celingukan khawatir ada yang melihat atau mendengar. Dengan tatapan sedikit takut Asisten Yang bertanya kenapa Il Moon membawanya ke tempat ini.

Il Moon bertanya apa Asisten Yang sudah memberikan dokumen dari perusahaan K kepada Jaksa. Asisten Yang mengiyakan. Il Moon marangkul Asisten Yang, “Meskipun kau sudah tahu. Hanya kau dan aku yang tahu kebenaran ini. Kalau kau berani membocorkannya, kau akan mati. Mengerti?”
Asisten Yang berkata kalau Il Moon tak perlu khawatir ia akan tetap menutup mulut. Il Moon menepuk-nepuk wajah Asisten Yang, “Baiklah. Kalau kau melakukannya dengan baik, aku tak akan melupakanmu!” Il Moon meninggalkan Asisten Yang sendirian.
Setelah Il Moon pergi Asisten Yang menghubungi Chang Hee. Chang Hee pun tahu kalau ini semua Il Moon yang melakukannya. Ia tersenyum mengerti.
“Yang Du-ssi!” sahut Chang Hee, “Meskipun kau sudah tahu dengan baik, kau ini orangku. Informasi itu tak ada urusannya denganku. Kalau ada sesuatu yang salah dan kebenaran ini terbongkar, jangan lupa kalau itu juga akhir dari hidupmu!” Chang Hee mengancam.
Young Joo masuk ke kamar Jung Woo membangunkan San untuk makan, tapi San masih terlelap pulas. “Ahjussi...!” panggil Young Joo. Tapi San tidur lelap tak juga bangun dengan panggilan Young Joo.
Young Joo pun keluar kamar. Tepat setelah Young Joo keluar San membuka matanya. Dan terdengar suara kalau Young Joo mengatakan pada ibu kalau dirinya masih tidur.
Ibu heran campur kesal memangnya jam berapa sekarang kenapa San masih tidur. Sang Tae membela San, apa ibunya pikir sekarang San baik-baik saja di dalam kamar. Ibu bilang tetap saja bagaimana San bisa tidur seperti itu di rumah orang lain. Ibu jadi penasaran apa San akan tetap tinggal disini.
Young Joo mengingatkan ibunya jangan bicara sembarangan bagaimana kalau San mendengarnya. Ibu malah meninggikan suara memangnya kenapa kalau San mendengarnya. Kalau ia tak bisa mengatakan apa yang ingin ia katakan di rumah sendiri apa itu bisa disebut sebagai rumahnya (lha ini kan rumahnya Samchoon)
Ibu mencibir San sudah bicara ngelantur tentang kapal yang harganya 1 trilitun, apa itu. Yang namanya bisnis hanya untuk orang yang tangguh dan sengit bukan untuk orang santai.

Young Joo berkata kalau ia akan menemukan orang yang kekayaannya bisa bertahan selama 10 generasi.

Huh mimpi... sahut ibu.
San bangun dan mendengarkan apa yang mereka perbincangkan. Terdengar suara ibu yang menginginkan dirinya pergi sebelum Hae Joo pulang. Terdengar pula bahwa ibu begitu senang ketika Hae Joo bertemu dengan orang yang lebih baik dari Chang Hee, tapi apa ini? kata Ibu.

Terdengar Sang Tae membela San. Menurutnya San pasti bisa melewati semua ini karena San sangat pintar. Karena pembelaannya ini Sang Tae malah mendapatkan omelan dari ibunya.
San beranjak dari tempat tidur mengambil jaket dan juga tasnya. Ia akan keluar tapi langkahnya terhenti di depan pintu. Ia pun berusaha bersikap seolah ia tak mendengar apapun. Ia akan berusaha tersenyum di depan semuanya.
San membuka pintu dan menyapa dengan senyuman mereka yang sedang makan. Sang Tae menawarkan apa San mau makan bersama. Ibu langsung menyenggol Sang Tae (mungkin maksudnya kenapa menawarkan makan pada San)

San melihat menu makanan di meja dan merasa kalau gulai-nya terlihat enak. Ia bingung apa yang harus dilakukannya karena ia ada janji keluar. “Ibu aku pergi dulu ya!” San pamit.
San berusaha tersenyum di depan semuanya dan berpesan pada Sang Tae dan Young Joo agar hidup lebih baik. Sang Tae bertanya San mau kemana. San tersenyum tak menjawabnya. Ia pun berlalu dari sana. Young Joo menebak kalau San tadi mendengar yang mereka perbincangkan. Ibu tak peduli ia sengaja mengatakan itu supaya San mendengarnya.
Telepon di rumah berdering ibu menjawabnya, dari Jung Woo. Jung Woo meminta tolong diantarkan pakaian ganti untuknya. Ibu mengerti karena ia tak ada kerjaan jadi ia yang akan mengantarkan baju ganti ke kantor kejaksaan.
San menemui Jung Woo di kantor kejaksaan. Jung Woo terkejut kenapa San datang. San minta maaf karena semalam ia sangat mabuk. Jung Woo tak mempermasalahkannya karena hal itu biasa terjadi pada orang. Ia tahu kalau San sedang kesulitan. Jung Woo mempersilakan San duduk.
Jung Woo menebak keperluan San menemuinya pasti ingin bicara dengannya. San bilang kalau ia tadinya ingin membicarakan hal ini lewat telepon tapi sepertinya akan lebih baik kalau disampaikan secara langsung.
San berkata meskipun ia tak mengatakan apa-apa, ia sudah mengetahui hal ini. “Hae Joo itu gadis yang baik, tolong jaga dia baik-baik!”

Jung Woo jelas heran kenapa San tiba-tiba bicara seperti ini. Apa San datang kesini hanya untuk mengatakan itu.

San berkata karena Hae Joo tumbuh sendiri, dia hidup dengan sangat berani. “Ibunya bukan ibu kandungnya, itulah yang membuatku sedikit agak tidak tenang!”
Jung Woo tak mengerti, apa yang baru saja San katakan. “Ibunya bukan ibu kandungnya?”

San jadi bingung apa Jung Woo tak tahu ini. Ia mengira kalau Jung Woo sudah mengetahui hal ini karena tinggal di rumah yang sama. Jung Woo berkata kalau ia baru pertama kali mendengarnya. Ia pun bertanya kenapa San tiba-tiba mengatakan itu, apa San mau pergi. San berusaha untuk tersenyum.
Presdir Jang masih berada di ruang introgasi bersama pengacaranya, Chang Hee. Ia heran bagaimana Jung Woo bisa mendapatkan dokumen itu. Chang Hee berkata kalau ia sedang menyelidikinya. Ia menebak sepertinya ini pekerjaan orang dalam Cheon Ji.
“Presdri, kalau aku penjahatnya aku tak mungkin berada disini!” sahut Chang Hee. (maksudnya mungkin kalau ia yang membocorkan ga mungkin kan ia berada disini membela Presdir Jang... haha bo’ong tuh)
Presdir Jang menanyakan apa rencana Chang Hee selanjutnya, karena bukti itu jelas memberatkannya. Chang Hee bilang kalau ia sedang mencari cara. Ia menebak sepertinya pegawai eksekutif Cheon Ji ikut terlibat. Presdir Jang menghela nafas panjang.
Ibu mengantarkan baju yang diminta Jung Woo. Jung Woo minta maaf sudah merepotkan ibu. Ibu bilang tak masalah mengantarkan baju seperti ini bukanlah masalah kalau dibandingkan dengan bantuan yang sudah Jung Woo berikan selama ini.
Ibu akan permisi tapi Jung Woo ingin bertanya sesuatu, “Hae Joo. Aku dengar dia bukan putri kandungmu, apa itu benar?”

Ibu terdiam terkejut tiba-tiba Jung Woo menanyakan ini. Jung Woo mengatakan kalau Kang San baru saja datang dan memberitahukan hal ini padanya, “Aku salah, kan?” Jung Woo merasa tak enak hati sudah menanyakan hal ini, ia minta maaf.
Ibu membenarkan dan berkata kalau mulutnya sudah gatal ingin bicara yang sebenarnya, “Hae Joo adalah keponakanmu!”
“Apa?” Jung Woo tak mengerti.

“Hae Joo, anak itu. Dia adalah Yoo Jin.” Jelas Ibu.

Jung Woo kaget, “Apa katamu? Apa yang baru saja kau katakan?”
Jung Woo mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ia menyetir tak tenang setelah mendengar pengakuan dari ibu kalau Hae Joo adalah Yoo Jin. Jung Woo mengingat kalau Hae Joo pernah menanyakan perihal Yoo Jin panya. Apa Jung Woo sangat menyayangi Yoo Jin. Kemudian Hae Joo yang menangis membaca kembali surat yang ditinggalkan oleh Hak Soo. Jung Woo menangis mengetahui kenyataan kalau Yoo Jin sudah sangat dekat dengannya. Ia menambah kecepatan mobilnya.
Jung Woo menemui Hae Joo. Ia berlari menghampiri orang yang selama ini dianggapnya telah tiada. Hae Joo bertanya kenapa Jung Woo jauh-jauh kesini.

“Kenapa kau tak memberitahuku?” Tanya Jung Woo.

Hae Joo tak mengerti, “Ada apa samchoon?”
“Benar aku samchoon-mu!” Jung Woo menangis, “Yoo Jin kenapa kau tak memberitahuku?”
Hae Joo terkejut matanya berkaca-kaca mendengar Jung Woo sudah tahu kalau ia adalah Yoo Jin.

Bersambung ke Episode 28

Komentar :
Ah Ibu kenapa kau jadi ngeselin kayak gini. Ga ingat apa yang udah San lakuin selama ini dan apa Ibu ga ingat kalau ibu juga menerima pertolongan dari orang lain. Coba kalau dulu pas keluarga Chun baru tiba di Ulsan setelah minggat dari Haenam, kalau waktu itu ga ketemu sama Samchoon pasti terlunta-lunta di jalan. Tapi sepertinya kita bisa maklum, ibu khawatir kalau Hae Joo terus bersama San yang sekarang ga punya apa-apa ia takut hidup Hae Joo akan semakin menderita.
Sang Tae, ternyata ucapan pembelaannya terhadap San, kuacungi jempol deh. Ya walaupun pembelaannya ini membuahkan tabokan dan omelan ibunya hehe.
San benar2 terpuruk nih sampai ia ga tahu lagi mesti ngapain. Boro2 membuat alat pengebor, untuk berteduh aja ga punya tempat. Ayo Hae Joo sekarang giliranmu untuk men-suport San-Oppa.

Hmm apa presdir Jang akan ditahan. Apa yang akan Chang Hee lakukan untuk membebaskan Presdir Jang ya.
Samchoon akhirnya tahu kalau Hae Joo itu Yoo Jin. Huwaaa nangis deh.

8 comments:

  1. sikap ibu ngeselin banget sih kan kasian sie san udah miskin ibu nggak suka sma san,,suka bgt sikap nya sang tae di episode nie dia sllu membela san..

    ReplyDelete
  2. wah san oppa kasian banget, saampe nangis bacanya,
    semngat mbak....
    ditunggu kelanjutannya

    ReplyDelete
  3. Kasian San.., frustasi bget..,ayo Hae Joo beri smangat buat San..
    Akhirnya Jung Woo Samchoon tahu juga deh kalau Hae Joo adalah Yoo Jin..,
    Park Gi Chul benar2 memuakkan.., sok nyari perhatian...

    ReplyDelete
  4. mbak anis,,bilang ke san klo g punya arah tujuan,,pulang ke cepu aja,,kerumahku,, :p
    kasihan bener,,huhuhuhu

    ReplyDelete
  5. Ditunggu episode selanjtnya mbak anis...

    ReplyDelete
  6. Makasih mbak Anis atas sinopsisnya yg super duper lengkap,.serasa nonton langsung.
    Di DVD yg q dapetkmrn pas scene kakek meninggal langsung ke scene San yang dibawa ke kamar samchoon,.kebayang kan betapa banyak adegan yg dihilangkan,..
    untungnya ada sinopsis mbak Anis yang mengobati rasa sakit hatiku,.semangat,.!!!!

    ReplyDelete
  7. moga aja ini adalah klimaks dari penderitaan san, capek juga ngeliat oppa di dera penderitaan gitu, and kangen deh lihat dia ledekin hae jo. semangat terus ya sinopsis nya !

    ReplyDelete
  8. Kang San dan Hae Joo....kapan kalian jadian?

    ReplyDelete

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.