Friday 18 January 2013

Sinopsis May Queen Episode 30 Part 2


Geum Hee mengajak Hae Joo makan di restouran. Makanan yang disajikan pun banyak hingga membuat Hae Joo terheran-heran bagaimana ia bisa menghabiskan semua makanan ini.
Geum Hee berkata kalau ia dan Hae Joo hanya perlu makan semampunya saja tak perlu sampai menghabiskannya.

Hae Joo mengatakan kalau ia juga makan dengan baik ketika di rumah. Geum Hee yang selalu ingin mentraktir Hae Joo makan berkata lebih baik pikirkan saja kalau ini sebuah tindakan seorang ibu yang ingin menyiapkan makanan untuk anaknya. Ia ingin sekali membelikan makanan untuk Hae Joo meskipun itu hanya sekali.

Hae Joo tersenyum berterima kasih atas makanannya, ia akan menikmatinya. Hae Joo melahap makanan yang ada di hadapannya. Geum Hee melihatnya terharu bahagia.

Hae Joo melihat kalau ibunya ini tak ikut makan, “Ibu kenapa kau tak makan? Kalau kau tak ikut makan tak akan ada artinya kita bersama.” Geum Hee mengambilkan lauk untuk Hae Joo. Keduanya tersenyum.
Geum Hee sudah mendengar tentang pengunduran diri Hae Joo dari Cheon Ji. Ia ingin tahu apa yang sekarang Hae Joo lakukan setelah keluar dari perusahaan. Hae Joo mengatakan kalau ia ingin membuat sesuatu dengan San.

Geum Hee mengeluarkan amplop yang pasti berisi uang. Ia memberikan itu pada Hae Joo. Hae Joo tak bisa menerima uang itu, karena setiap kali Geum Hee menemuinya selalu saja memberinya uang dan itu sangat membebaninya. Geum Hee berkata kalau sebelumnya ia tak pernah melakukan apapun untuk Hae Joo. Jadi ia minta Hae Joo menganggap ini sebagai caranya untuk meringankan penyesalan dalam hatinya. Hae Joo tak mengerti kenapa ibu kandungnya ini harus merasa menyesal. bukankah ibunya ini tak melakukan kesalahan apapun.
Geum Hee pindah duduk di samping Hae Joo. Tangannya menyentuh wajah putrinya, “Hanya dengan melihatmu rasanya benar-benar menyedihkan!”

Hae Joo meyakinkan kalau ia tak apa-apa. Tapi ia khawatir dengan ibunya karena tinggal satu rumah dengan orang itu (Presdir Jang) Geum Hee juga meyakinkan kalau ia tak apa-apa tinggal disana.

Geum Hee menggenggam tangan Hae Joo menenangkan putrinya tapi Hae Joo masih khawatir ibunya sendirian disana bersama orang itu. Ia mengerti betul berapa banyak sakit hati dan kesedihan yang ibu kandungnya rasakan.
Geum Hee kembali meyakinkan kalau Hae Joo tak perlu mengkhawatirkannya. Bertemu dengan Hae Joo seperti ini sudah memberinya banyak kekuatan. Ia bertanya apa yang akan Hae Joo lakukan hari ini. Kalau punya waktu, ia dan Hae Joo bisa menghabiskan waktu bersama hari ini. Hae Joo memberi tahu kalau ia harus bertemu dengan Ketua Tim Lee Bong Hee.

Geum Hee terkejut Hae Joo akan menemui Bong Hee yang tak lain adalah Bibi Hae Joo sendiri. Hae Joo mengatakan kalau ia memiliki permintaan pada Bong Hee. Hae Joo bertanya apa ibunya ini sudah mengatakan yang sebenarnya pada Bong Hee. hmmm ternyata Geum Hee belum memberitahukannya. Karena sifat Bong Hee yang impulsif Geum Hee masih belum bisa memberitahukan hal ini pada adiknya. Hae Joo mengerti ibunya sudah melakukan hal yang benar.

Geum Hee : “Tapi tetap saja dia itu Bibimu. Ketika kau masih kecil dia sangat menyayangimu.”

Hae Joo bukankah mereka tinggal berdekatan, jadi tak perlu cemas.
Geum Hee menyentuh kedua pipi Hae Joo menggunakan telapak tangannya. Ia merasa sangat menyenangkan bisa menyentuh wajah Hae Joo seperti ini. Ia pun menyuruh Hae Joo kembali makan.
Hae Joo menyupai ibunya. Keduanya makan bersama, Geum Hee tersenyum penuh haru, air mata bahagianya menetes.
Hae Joo dan Bong Hee janjian bertemu. Bong Hee langsung berkata kalau ia khawatir tentang apa yang akan Hae Joo kerjakan setelah mengundurkan diri dari Cheon Ji. Ia senang ternyata Hae Joo masih ingat untuk menghubunginya.

Hae Joo yang menyapa Bong Hee dengan sebutan Ketua Tim memberikan minuman kaleng untuk Bong Hee. Ia minta maaf karena meminta Bong Hee bertemu dengannya disaat Bong Hee sedang sibuk. Bong Hee mengatakan kalau ia tak sibuk. Tapi ia heran ada apa Hae Joo memintanya datang. Ia penasaran karena Hae Joo mengatakan ada hal penting yang membutuhkan bantuannya. Hae Joo memberi tahu kalau ia sedang mengembangkan teknologi baru bersama San.

Bong Hee terkesan, “Benarkah?” Ia menilai kalau itu ide yang bagus. Bukankah Hae Joo juga memiliki kemampuan membuat azimuth thruster ketika di Cheon Ji. Itu pantas untuk dicoba, katanya.
Hae Joo tak enak hati mengatakannya. Ia mengatakan kalau ia dan San memiliki sedikit masalah. Ia dan San ingin melakukan presentasi, bisakah Bong Hee membantunya. Ia tahu kalau Bong Hee ini memiliki kemampuan yang hebat, tidak bukan hanya itu tapi paling hebat di dunia. Jadi ia berfikir kalau ia bisa menggunakan nama hebat Bong Hee dalam presentasi demi memperoleh kepercayaan orang-orang. (Hae Joo menjilat nih haha)
Bong Hee tahu kalau Hae Joo hanya berlebihan mengatakan itu. Ia ini bukan pelanggan toko pizza jadi untuk apa Hae Joo melebih-lebihkan mengatakan ia hebat seperti itu. Bong Hee ingin melihat dokumen tertulisnya. Ia akan mempelajarinya dulu. Hae Joo tersenyum senang memberikannya.
Persidangan Presdir Jang. Hmm tinggal bagian akhirnya saja saat Pak Hakim membacakan keputusannya. “Tuduhan terhadap Jang Do Hyun atas tindak kriminal dengan tuduhan penggelapan dana dan penyalahgunaan kekuasaan, berdasarkan bukti yang ada maka tersangka akan dijatuhi hukuman penjara selama 1,5 tahun. Tapi, karena tertuduh telah menunjukan penyesalan yang dalam dan menyerahkan asetnya pada negara serta kontribusinya pada negara, maka hukumannya akan ditunda hingga 3 tahun ke depan.”
Yang menyaksikan persidangan terlihat kasak-kusuk, kenapa hukumannya ditangguhkan dalam jangka waktu yang cukup lama. Chang Hee dan Presdir Jang segera meninggalkan ruang sidang. Jung Woo hanya bisa tersenyum simpul karena ia sudah menduga ini akan terjadi.
“Jang Do Hyun-ssi!” terdengar suara Jung Woo memanggil Presdir Jang di luar ruang sidang. Jung Woo mengucapkan selamat, “Aku benar-benar ingin menangkapmu sekarang, tapi sepertinya gagal lagi.”
Presdir Jang menyahut kalau ini bukanlah kegagalan, ia sudah dijatuhi hukuman. Bukankah itu bisa dianggap kalau ia bersalah. “Aku benar-benar muak melihatmu!” ucap Presdir Jang sambil menunjuk Jung Woo.
Jung Woo mendekat ke arah Presdir Jang dan bicara seperti berbisik, “Ini semua belum berakhir. Aku akan memastikan kau mendapatkan hukuman yang pantas.” Presdir Jang menantang kalau ia akan menunggu itu.
Presdir Jang keluar dari gedung pengadilan menuju mobilnya. Di luar banyak wartawan yang sudah menunggunya meminta penjelasan. Tapi Presdir Jang bungkam tak mengatakan sepatah katapun. Jung Woo memperhatikan mobil yang membawa Presdir Jang menjauh.
Sek Choi masuk ke mobil yang ia gunakan sendiri. Ia bertemu pandang dengan Jung Woo sekilas. Melihat mobil yang dikendarai Sek Choi, Jung Woo menatapnya curiga. Ia memperhatikan plat mobilnya.
Jung Woo dan bawahannya kembali ke kantor kejaksaan. Jung Woo menebak bukankah mobil itu modelnya sama seperti yang dilihat Sang Tae. Bawahannya membenarkan. Jung Woo mengambil secarik kertas dari saku jasnya, ia mengatakan kalau plat nomor mobilnya, 34 RA 7412. Ia memerintahkan bawahannya untuk memeriksan CCTV di malam Presdir Kang Dae Pyung terbunuh. Ia minta bawahannya meneliti apa yang terekam. Ia menyerahkan secarik kertas yang bertuliskan nomor plat mobil.
Jung Woo bertanya bagaimana dengan mantan agen keamanan yang di Singapura. Bawahannya mengatakan karena belum menandatangani perjanjian ekstradisi (deportasi mungkin kali ya maksudnya) maka akan sedikit sulit.
Jung Woo membentak, “Mana ada masalah yang tidak sulit?” Ia tak peduli bagaimanapun caranya, pokoknya bawahannya ini harus mencari dan membawa orang itu kesini. Bawahannya mengerti. Jung Woo menarik nafas emosinya. Ia marah karena Presdir Jang terbebas dari hukuman penjara dan mantan agen kemananan nasional Kim Jung Bo sampai sekarang belum ditemukan.
Hae Joo menemui San di sebuah kafe. Hae Joo memberi tahu kalau ada kabar bagus, ketua Tim Lee Bong Hee memberi kesempatan pada dirinya dan San untuk melakukan presentasi. “Benarkah?” San senang mendengarnya.
San menunjukkan sketsa alat pengebor rancangannya. Hae Joo memuji San sangat hebat, “Kapan kau punya waktu membuat sketsa ini?”
San menyombongkan diri, apa Hae Joo lupa kalau ia ini orang paling hebat di dunia. Ia kemudian menjelaskan tiap detail rancangannya. “Kalau tingkat keamanannya bisa ditingkatkan maka kita bisa memulai rencana kita. Tapi apa kau bisa membuatnya?”
Hae Joo bertanya bahan apa yang digunakan untuk membuat pengaman diantara kedua kepala ini. “Menurut ini, kau harus bisa menetukan jenis bahan seperti apa yang akan digunakan untuk mengamankan ini.”
San akan menjelaskan tapi tiba-tiba ia merasa lelah. Ia heran kenapa ia tak bisa konsentrasi ya. Hae Joo bertanya apa San mau dipesankan kopi. Hae Joo akan memanggil pelayan untuk memesan kopi tapi San menyela bukan itu.
San : “Bagaimana aku mengumpamakannya ya? Bisa dibilang kalau ini seperti api harapan yang datang dari hati? Kekuatan dari sebuah tantangan. Rasanya semua ini sudah hilang.”
Hae Joo tak mengerti apa sebenarnya maksud perkataan San.
“Meskipun ini terdengar sedikit berlebihan, kalau bukan yang seperti itu lalu apa ya?” San mencoba berfikir. “Benar, sebuah ciuman rasanya itu cukup.” Sahut San. “Aigoo badanku lelah sekali.” Keluh San (hahaha)
Hae Joo kini mengerti makasudnya apa. Sifat asli Kang San keluar lagi. San kembali mengeluh kalau ia lelah dan tak bisa konsentrasi.
Hae Joo punya ide, Ia bangkit dari tempat duduknya dan cup.... Hae Joo mengecup pipi San. (ahay hahaha)
San tersentak kaget campur bingung n bengong.
“Apa sudah cukup, ayo lanjutkan lagi. Ayo konsentrasi, konsentrasi!” ucap Hae Joo bersikap wajar meminta San memperhatikan rancangan alat pengebor.
“Yang tiba-tiba datang barusan itu apa ya?” San masih tampak bingung. “Apa mungkin itu bibirmu?” Hae Joo diam saja.
San protes, “Itu tidak bisa. Aku menganggapnya melanggar aturan. Aku juga butuh waktu untuk menyiapkan mentalku. Apa ini?” San sewot.
San menarik nafas dalam-dalam, “Sini. Ayo sekali lagi!” (hahaha sompret)

Hae Joo punya ide lagi, “Baik. Kalau kau sudah menyiapkan mental, kau seharusnya sudah siap untuk menerima pukulan mematikanku.”
Hae Joo mengacungkan penanya mengancam akan memukul tapi San diam dan berusaha menghindar. “Kalau kau memukulku sampai mati aku tak bisa bekerja lagi!” sahut San dengan nada ancaman. Ia ga mau kerja lagi kalau Hae Joo memukulnya.
“Benarkah?” Hae Joo mengepalkan tangan dan melemaskan otot tangannya mengancam akan bersiap memukul San. Dan brak... Hae Joo memukul meja dengan kepalan kedua tangannya.
Tentu saja itu membuat nyali San ciut hehehe. “Itu tak benar kok, kita harus kerja!” kata San sambil cemberut. “Memangnya berapa banyak lagi waktu yang kita miliki?” (sebelum presentasi) “Sebaiknya kau konsentarsi!” ucap Hae Joo.
“Kau tanya apa tadi?” San mencoba mengalihkan pembicaraan sambil tetap cemberut. Tapi Hae Joo tersenyum karena ia bisa kembali mengerjakan sesuatu yang ia suka bersama San.
Hae Joo dan San pulang ke rumah Jung Woo. San membawa koper besar. Ibu yang akan membuang sampah terkejut melihat kedatangan San, apa lagi sambil membawa koper besar. “Oh ibu bagaimana kabarmu?” San langsung menyambut tangan ibu mengucapkan salam.
Ibu kesal dan menarik tangannya. “Kenapa aku harus menjadi ibumu?” Ibu tak mengerti kenapa Hae Joo membawa San ke rumah ini lagi dan ada apa dengan koper itu. Hae Joo memberi tahu kalau San akan tinggal disini.
Ibu tentu saja tak setuju. San mengambil kantong sampah ia bersedia membuangkannya, mulai sekarang pekerjaan membuang sampah akan menjadi pekerjaannya. Ibu merebut paksa kantong sampah dan berkata kalau ada orang lain disini yang memiliki banyak waktu. “Kau harus mengerti itu, bahkan gaji Sang Tae pun belum dibayar.”
San terdiam. Hae Joo merasa tak enak ibunya mengatakan ini di depan San. Ia bertanya dimana Jung Woo Samchoon. Jung Woo melihat Hae Joo dan San sudah sampai. Ia menyuruh keduanya masuk. San tersenyum lebar melihat Jung Woo dan mengatakan pada ibu kalau Jaksa Yoon yang memanggilnya. San pun permisi menyusul Jung Woo. San membawa koper besarnya ke dalam rumah. Ibu menatap San kesal karena ia menganggap kedatangan San hanya akan membuat Hae Joo kembali menderita.
San membereskan baju-bajunya ke lemari Jung Woo. Jung Woo menanyakan kapan Hae Joo dan San akan memulai presentasinya. San menyahut kalau presentasinya dalam waktu 4 hari lagi. Karena waktunya mepet Jung Woo menyarankan keduanya mencari tempat untuk melakukan presentasi. Ia bertanya apa Hae Joo punya uang. Hae Joo mengatakan kalau ibu kandungnya memberi dirinya sedikit uang.
Jung Woo pun memberi Hae Joo uang untuk tambahan modal. Hae Joo merasa tak enak ia tak bisa menerima ini. Jung Woo tak perlu melakukannya. Jung Woo mengatakan kalau uang yang ia berikan adalah dana investasi. Setelah San dan Hae Joo sukses ia akan meminta bunganya.
San yang tak menyangka mendapat suntikan dana, ia segera merebut uang itu dan berkata tentu saja ia akan membayar bunganya berkali-kali lipat dimasa depan. Hae Joo menyenggol San, kenapa menerima uang itu. Ia merasa tak enak.
Hae Joo memberi tahu Jung Woo kalau Ketua Tim Lee Bong Hee akan membantu dalam presentasi nanti. Jung Woo tak percaya apa Bong Hee mau melakukannya. Ia merasa kalau Bong Hee pasti bisa membantu karena dia orang yang besar di dunia perminyakan. Ya paling tidak Bong Hee bisa melakukan sesuatu yang dipuji banyak orang.
Presdir Jang dan Chang Hee berada di ruang kerja Presdir di rumah. Presdir Jang menanyakan apa lagi yang akan Chang Hee laporkan padanya.
Chang Hee memberi tahu Presdir Jang kalau Kang San akan melakukan presentasi tentang pembuatan teknologi pengeboran. San bahkan sudah mengirimkan undangan pada beberapa perusahaan pembuatan kapal. Dan sepertinya Chun Hae Joo dan Ketua Tim Lee Bong Hee juga ikut bekerja sama dengan San.

Presdir Jang terkejut bahkan Bong Hee juga ikut kedalam tim San. Ia bertanya kapan San akan melakukan presentasinya. Chang Hee memberi tahu kalau presentasinya 4 hari lagi. Presdir Jang tak bisa membiarkan ini. Ia akan memberi tahu Sek Choi, apapun yang terjadi ia harus menghadang langkah San.

Chang Hee berkata kalau teknologi pengeboran dianggap sebagai teknologi yang sangat rahasia. Apakah Presdir Jang harus bertindak sejauh itu.
Presdir Jang : “Tidak. Dia adalah orang yang membuat thruster dengan tangannya sendiri. Dia pasti akan berhasil. Kita harus menghentikan mereka apapun caranya.”

Presdir Jang tentu saja marah mendengar San akan mengembangkan teknologi baru ditambah lagi ada Hae Joo dan Bong Hee disamping San. Ia menduga kalau mereka tak dihalangi mereka akan berhasil. Anak-anak sialan itu.
In Hwa menyiapkan makanan di rumah mertuanya. Bukan makanan yang ia buat tapi sepertinya ia memesan makanan dan segera ditata agar kesannya makanan itu ia yang membuatnya. Tapi sial ketika ia sedang menyiapkannya, ayah mertuanya datang. In Hwa panik dan segera menyembunyikan bungkusannya. Gi Chul tahu kalau makanan itu bukan hasil masakan In Hwa. Ia merebut bungkusannya dan menemukan beberapa makanan yang terbungkus rapi.

Gi Chul : “Apa kau melakukan semuanya dengan menggunakan uang di hadapanku?”

In Hwa berkata ini karena ayah mertuanya tak suka dengan makanan buatan Bibi pembantu di rumahnya dan ayah mertuanya juga tak menyentuh apapun masakan yang ia buat.

Gi Chul : “Kau ini, apa otakmu bermasalah? Kalau aku mau makan sesuatu yang dibuat orang lain, aku akan keluar dan membelinya. Untuk apa aku menyuruhmu membuatkannya?”
In Hwa yang sudah lelah campur kesal mulai meninggikan suaranya. Ia berkata kalau ia sudah melakukan sebisanya. Meskipun seluruh kemampuannya sudah dikeluarkan tetap saja itu tak pernah cukup.
Gi Chul juga kesal karena In Hwa berani bicara keras padanya, “Apa yang sudah kau lakukan sampai berani membantah orang tua!” bentak Gi Chul membuat In Hwa tertunduk. “Apa kau tadi melototi ayah mertuamu? Kenapa kau ini kasar sekali!”
Geum Hee masuk ke rumah Gi Chul dan mendengar Gi Chul memarahi In Hwa. “Apa yang kau lakukan?” tanya Geum Hee berdiri di depan Gi Chul.
Gi Chul terkejut melihat kedatangan besannya yang tiba-tiba. In Hwa yang sudah ketakutan dimarahi mertuanya langsung bersembunyi di belakang ibunya. Gi Chul jadi mati kutu, ia berusaha mengelak. Geum Hee dengan sikap dingin meminta Gi Chul keluar untuk bicara dengannya sebentar. Wajah Gi Chul terlihat cemas.
Geum Hee duduk di ruang tamu. Gi Chul dan In Hwa mengikutinya. In Hwa berkata kalau ayah mertuanya tak melakukan apapun jadi ibunya tak perlu marah pada ayah mertuanya. Geum Hee tak ingin In Hwa mendengar apa yang akan ia bicarakan dengan Gi Chul. Ia menyuruh In Hwa masuk kamar. Tapi In Hwa ingin meyakinkan kalau anggapan ibunya sudah salah.

Geum Hee : “Kau tak dengar, aku bilang tinggalkan kami?”

In Hwa pun menurut masuk ke kamarnya.
Gi Chul berusaha meyakinkan kalau Geum Hee sudah salah paham padanya. Geum Hee tak menyangka bagaimana bisa seorang manusia bersikap seperti ini. Ia melihat kalau Gi Chul berbeda dengan Gi Chul yang dulu. Hmm pembiacaan Geum Hee ini mengarah ke kasus Hae Joo. Tapi Gi Chul menanggapi masalah tentang In Hwa, ia berkata ini bukan karena ia tak menyukai In Hwa tapi ia hanya berusaha mendidik In Hwa tentang kehidupan.
Geum Hee membentak marah, “Kau sudah mengambil putriku pergi. Sekarang apa yang akan kau lakukan?” Gi Chul terkejut ia tak menyangka Geum Hee semarah itu.
Geum Hee mulai menangis marah. Dalam hati ia bertanya, “Kenapa kau menyerahkan Yoo Jin untuk dirawat oleh orang lain dan berbohong padaku? Kenapa kau membuang putriku yang berharga? Jawab aku?”
Gi Chul berkata kalau ia tak akan melakukan kesalahan itu lagi. Geum Hee yang sudah marah mengancam kalau ia akan selau mengawasi Gi Chul, Setelah mengatakan ancamannya Geum Hee segera keluar dari kediaman Gi Chul.
Gi Chul menarik nafas ia masih terkejut dan jantungnya hampir copot. Ia heran kenapa Geum Hee bisa terlihat menyeramkan seperti itu.
Keluarga Chun plus Kang San makan malam bersama. San memuji kalau makanan rumah memang terasa paling enak. Ini menilai kalau makanan yang ia makan luar biasa enak. Ibu kesal melihatnya dan menyindir kalau ketika kita bertambah tua satu-satunya yang tersisa hanya kulit.
Hae Joo mengambilkan lauk untuk San dan meminta San agar makan yang banyak. Tapi lauk yang diambilkan Hae Joo itu malah diambil Sang Tae.
Sang Tae mengatakan kalau lauknya itu hanya dipotong sebanyak 5 potongan. Kalau satu potongan diberikan pada San lalu ia makan apa. Hae Joo kesal melihat kakaknya yang rakus terhadap makanan. Hae Joo mengatakan kalau yang ia berikan itu jatah lauk miliknya. Sang Tae tahu kalau Hae Joo biasanya tak makan makanan ini. Jadi ambil saja jatahnya.
Young Joo memberikan jatah lauk miliknya pada Sang Tae. Sang Tae senang menerimanya dan mengelus kepala Young Joo, “Aigoo akhirnya kau bersikap dewasa juga. Kau harus segera mencari uang, ya!” Plok.. Sang Tae malah mendapat tabokan dari ibunya. Ibu yang kesal mengatakan kalau yang seharusnya mencari uang itu Sang Tae.
Ibu melirik sinis ke arah San. San sadar kalau keberadaannya di rumah ini tak diinginkan oleh ibu. Ia hanya diam saja. Hae Joo menilai kalau ibunya ini sudah keterlaluan. Apa tak bisa ibunya ini membiarkan San makan dan berhenti bicara seperti itu. Ibu yang masih kesal bertanya apa ia bilang kalau San tak boleh makan. “Aku bilang aku mengijinkannya makan yang banyak. Itu saja. Tolong cari uang untuk biaya kita makan!”
San mengerti situasi, ia berpura-pura bereaksi biasa saja. Ia bergumam mengatakan sepertinya perutnya mengecil, kenapa makanannya tak bisa masuk ya? Ibu kembali menatap sinis ke arah San, “Tak seperti pemilik perutnya. Sepertinya perut itu lebih tahu diri,”
San tahu kalau sindiran ibu itu ditujukan padanya. San pun permisi keluar duluan ia mengatakan kalau ia sudah kenyang. San mengambil jaketnya dan keluar mencari udara segar. Hae Joo tentu saja kesal dengan tingkah ibunya. Ia keluar menyusul San.
Hae Joo melihat San berdiri di tepi dermaga menatap kapal-kapal nelayan. San tersenyum simpul merasa kalau ia sudah membebani keluarga Hae Joo.
Hae Joo perlahan mendekat, ia langsung melingkarkan tangannya ke pinggang San. San terkejut karena tiba-tiba Hae Joo memeluknya dari belakang. Hae Joo menyandarkan kepalanya ke punggung San. (aigoo nyamannya aku mau gantiin Hae Joo hihi)

San masih bingung dan terkejut dengan sikap Hae Joo yang tiba-tiba seperti ini, “Apa yang kau lakukan?”
Hae Joo minta maaf dan mengatakan kalau keluarganya bukanlah orang jahat. Ini karena kehidupan mereka yang susah dan tak memiliki apapun untuk diberikan. “Oppa, aku benar-benar minta maaf!”
San menatap langit malam dan berkata kalau ia sebenarnya menyukai keluarga Hae Joo. Hae Joo merasa bersyukur ia tahu itu meskipun San tak mengatakannya. San meyakinkan kalau itu benar, “Ketika mereka memarahiku seperti itu. Aku merasa lebih dekat dengan mereka!”
San : “Kau akan melakukan ini padaku setiap kali aku dimarahi, kan?”

Hae Joo kesal dan mendorong San. Ia mengancam apa San mau pergi ke ring tinju.
Hae Joo akan memukul San tapi ia malah jatuh ke pelukan San. Hae Joo jelas kaget, San menarik dirinya ke pelukan. Hae Joo berusaha melepaskan diri tapi San mendekapnya sangat erat.
“Tetaplah diam sebentar seperti ini!” pinta San membuat Hae Joo yang berusaha meronta melepaskan diri pun akhirnya terdiam.
San semakin erat memeluk Hae Joo, “Hangat!” ucap San marasakan pelukan hangatnya bersama Hae Joo.
Keesokan harinya, Bong Hee mengendap-endap memasuki rumah Jung Woo. Ia berjalan sepelan mungkin supaya tak menimbulkan suara. Tapi tiba-tiba San membuka pintu kamar membuat Bong Hee kaget setengah mati. San juga terkejut karena tiba-tiba Bong Hee berdiri di depan kamar. San heran apa yang Bong Hee lakukan disini. Bong Hee juga heran kenapa seorang Ryan Kang bisa keluar dari kamar Jung Woo.
San tak enak mengatakannya tapi ia pun mengaku juga. Ia mengaku kalau untuk sementara ia tinggal di rumah Jung Woo. San memberi tahu kalau Jaksa Yoon sudah berangkat kerja tadi pagi-pagi sekali.
Bong Hee masih tak percaya San tinggal disini, apalagi keluar dari kamar Jung Woo. “Apa kau sekamar dengan Jung Woo?” Bong Hee mengeluh menilai San sangat beruntung bisa sekamar dengan Jung Woo.
Hae Joo keluar dari kamar ibunya dan terkejut melihat Bong Hee. Kenapa datang kesini. Bong Hee mengatakan kalau sekarang hari presentasi. Ia sengaja ke sini untuk menjemput Hae Joo dan San. Ia mengeluh ternyata sekarang ia memainkan peran sebagai seorang supir juga.
“Dengan kecantikan seperti ini. Kepintaran seperti ini. ah benar-benar keterlaluan!” Sahut Bong Hee memuji dirinya sendiri.
Di dalam mobil San dan Hae Joo mempelajari bahan presentasinya. Bong Hee menanyakan siapa yang akan melakukan tahap pengenalannya. San mengatakan kalau itu bagiannya dan nanti Hae Joo yang akan membahasnya lebih detail dan menjelaskan tentang garis besarnya. Bong Hee bertanya-tanya mereka bertiga tidak terlambat kan. Hae Joo mengiyakan karena mereka masih memiliki banyak waktu.
Tiba-tiba mobil yang ada di depan ngerem mendadak. Spontan Bong Hee pun ngerem mendadak pula. Tapi benturan mobil tak dapat terhindarkan. Tapi tidak berhenti sampai disitu karena mobil di belakang mereka pun menabrak dari belakang.
Ketiganya jelas terkejut dengan kecelakaan beruntun ini. Penumpang mobil depan keluar memegang leher mereka. Bong Hee yang juga merasa sedikit kesakitan ikut keluar karena kesal. Mereka bertiga keluar dari mobil. Bahkan penumpang yang ada di mobil belakang pun ikut keluar.
Ahjussi pemilik mobil depan yang jengkel menanyakan apa Bong Hee ini menyukainya kenapa mengikuti dan menabrak mobilnya. “Apa kau ingin membuat masalah denganku?” Kata ahjussi ini sementara saudaranya terus memegang leher.
Bong Hee marah karena merasa disalahkan. San berusaha melerai dan bicara dengan ahjussi itu kalau ia tak punya waktu jadi sebaiknya segera menghubungi pihak asuransi saja. San menyarankan Bong Hee untuk segera menghubungi asuransi.
Tapi ahjussi yang dari mobil belakang mencibir apa Bong Hee mau menghubungi asuransi untuk mengatasi mereka juga. Apa Bong Hee ini mau hidup dengan tenang setelah melakukan kekacauan.
Hae Joo tak mengerti kenapa ahjussi pemilik mobil belakang malah marah-marah, bukankah ini karena kesalahan ahjussi itu. “Kau orang yang tak mematuhi peraturan keselamatan untuk mobil yang di depanmu.”

Ahjussi pemilik mobil belakang tertawa kesal. “Baik, aku agak sibuk jadi aku menyetir tepat di belakangmu. Bukan berarti semua orang bisa kecelakaan. Ini adalah kesalahan dua belah pihak.”
Bong Hee yang tak ingin berlama-lama bertanya berapa biaya kerusakannya, karena ia sedang sibuk jadi katakan saja berapa jumlahnya. Ahjussi pemilik mobil depan mencibir ternyata Bong Hee ini memiliki banyak uang. Ia mengatakan kalau saudaranya terluka, apa Bong Hee tak melihatnya. Apa uang itu segalanya.

Bong Hee tahu kalau yang terluka itu hanya pura-pura jadi tak usah bersandiwara. “Bukankah kami bilang akan membayar sebanyak yang kalian mau, tapi kenapa kalian malah mengajak ribut!” bentak Bong Hee mulai kesal.
Ahjussi pemilik mobil depan emosi, ia akan memukul Bong Hee tapi San menahannya. Ahjussi itu tambah marah meminta tangannya dilepaskan.
Bong Hee tak mengarti bukankah ia sudah bilang akan membayar ganti rugi, apa ahjussi ini mau memukulnya. Bong Hee yang semakin kesal memukul-mukul si ahjussi pemilik mobil depan. Hae Joo menarik Bong Hee meminta agar menjaga emosi karena masalah ini tak akan selesai dengan emosi yang berlebihan.
Ahjussi pemilik mobil belakang berkata kalau orang itu (pemilik mobil depan) bisa menyelesaikan dengan tinjunya. Tapi dengannya bisa segera beres kalau dengan uang.
San melerai meminta mereka menghentikan keributan ini dan lebih baik panggil polisi saja. Mereka setuju, pemilik mobil belakang memperingatkan, “Kalau kalian kabur, aku akan membunuh kalian,” San pun menghubungi polisi.
Sek Kim sudah berada di tempat presentasi bersama beberapa pemilik perusahaan pembangunan kapal. Sek Kim beberapa kali melihat jam tangannya. Ia menunggu cemas kenapa San dan yang lain belum juga sampai.
Salah seorang peserta mencibir tempat yang akan digunakan untuk presentasi, “Tempat presentasi apa ini? mata bor apa yang bisa dibuat di tempat seperti ini?”
Yang lain pun mulai kesal karena sudah terlalu lama menunggu. Apa yang bisa dilakukan oleh orang yang tak bisa memenuhi janjinya. Mereka menganggap sepertinya mereka sudah membuang-buang waktu berada di tempat ini. Pria itu pun mengajak yang lainnya pergi meninggalkan tempat presentasi. Sek Kim tak bisa berbuat banyak untuk menahan agar mereka tetap berada di tempat.
Kembali ke jalan raya, polisi pun datang ke tempat kejadian. San mengatakan kalau ia sedang terburu-buru karena ada pertemuan penting. Ahjussi pemilik mobil belakang meminta pak polisi jangan sampai melepaskan San dan yang lainnya karena San ini dari tadi sudah ingin kabur.
“Kapan?” bentak Bong Hee yang cemas karena sudah terlambat. Hae Joo juga tak mengerti kenapa ahjussi ini bicara begitu. Bong Hee memohon kepada polisi untuk membiarkannya pergi. Tapi ahjussi pemilik mobil depan tak mengijinkannya, bukankah Bong Hee yang menabrak mobilnya memangnya Bong Hee mau kemana. Bong Hee tambah kesal kapan ia melakukannya bukankah ia sudah bilang kalau ia akan membayar semuanya.
Hae Joo yang cemas dan panik melihat sekeliling. Ia melihat disisi jalan ada sepeda motor yang nganggur. Bong Hee dan dan ahjussi itu masih terlibat adu mulut.
Hae Joo segera berlari ke arah motor, ia dikejar waktu. San melihatnya dan mengangguk, membiarkan dan menyuruh Hae Joo cepat pergi. Hae Joo pun segera tancap gas ga tahu pake motor siapa.
“Hei itu motor gue....!” teriak seorang pria mengejar motornya.
Dan lihat oh oh Sek Choi ada disisi jalan menyaksikan keributan korban tabrak mobil. Ah apa mereka orang suruhan Sek Choi.
Hae Joo sampai di tempat presentasi. Sek Kim yang sudah lama menunggu menanyakan kenapa datangnya terlambat, mereka semua sudah pergi. Hae Joo bertanya masih ada berapa orang yang tinggal di tempat presentasi. Sek Kim menjawab kalau yang tersisa hanya 5 orang, ia bertanya dimana San.

Ok, Hae Joo pun tak masalah walaupun hanya sedikit yang mendengarkan presentasinya ia yang akan melakukannya. Ia minta tolong agar Sek Kim menyiapkan semuanya.
Hae Joo langsung berdiri di depan meminta maaf atas kedatangannya yang terlambat. Ia pun langsung memperkenalkan dasar dari alat pengebor dan bagaimana mereka akan memperoleh keuntungan dengan teknologi itu.
Di tempat lain Chang Hee pun sedang melakukan presentasi. Ia mengungkapkan kalau perusahaan Cheon Ji sudah mengembangkan azimuth thruster untuk kapal pengebor dan teknologi thruster untuk laut dalam. Ia membanggakan kalau Cheon Ji lah perusahaan pembuatan kapal yang sudah bisa membuat azimuth thruster di tahun 2012.
Kembali ke presentasi Hae Joo. Ia menjelaskan inti dari alat pengebor adalah mata bor. Dan ia akan berencana untuk membuatnya. Ia menyebutkan kalau bagian tersulit dari alat pengebor adalah mata bor (drill bit) alat ini tak bisa dibandingkan dengan azimuth thruster yang dibuat oleh Perusahaan Cheon Ji.
Yang mendengarkan presentasi bertanya bagaimana Hae Joo bisa membuat alat ini sementara Hae Joo sendiri tak memiliki pabrik sebagai tempat untuk membuatnya. Yang lain membenarkan, apa Hae Joo pikir ia ini orang bodoh. Mereka pun pergi meninggalkan tempat presentasi, pergi sambil menendang kursi dan meremas bahan materi presentasi.
Hae Joo dan Sek Kim berusaha menahan mereka supaya tak pergi tapi usahanya sia-sia. Hae Joo jelas kecewa dengan presentasi yang gagal ini.
Tapi di tempat lain, presentasi yang dilakukan Chang Hee mendapatkan tepuk tangan. Presdir Jang memuji apa yang dilakukan Chang Hee sudah bagus. Ia juga memuji kinerja Il Moon yang bagus sebagai Presdir Cheon Ji.
Il Moon tentu saja senang bukankah ia ini putra ayahnya. Presdir Jang membenarkan dan berkata kalau hari ini Il Moon sepertinya menang benar-benar putranya.
Chang Hee menerima telepon. Yang menelepon ternyata salah satu dari peserta yang mendengarkan presentasi Hae Joo. Pria itu mengatakan kalau Hae Joo melaksanakan presentasi tapi sebagian orang pergi ditengah presentasi karena ia berhasil menghasut mereka.
Chang Hee menoleh menatap tajam ke arah Presdir Jang dan Il Moon.
Dengan tubuh lemas karena kegagalan presentasi, Hae Joo membereskan materi presentasi yang tersebar berantakan. Ia menatap sedih dokumen bahan presentasi yang sudah dibuat olehnya dan San. Sir mata Hae Joo menetes. Ia menatap foto San yang tertera di dokumen presentasi.
Bong Hee dan San sampai disana. Bong Hee menayakan apa yang terjadi kenapa tak ada satu orang pun. Hae Joo minta maaf, ia mengaku kalau ia sudah berusaha keras. Kalau saja San dan Bong Hee ada disini tadi mungkin peserta yang mendengarkan presentasi bisa lebih percaya.

Bong Hee tentu saja kecewa tapi ia berusaha menghibur Hae Joo yang juga kecewa. Ia mengatakan kalau selama orang masih hidup pasti ada yang namanya kekecewaan.
San menebak hanya ada satu tempat yang bisa dijadikan sebagai penyebabnya. Selain Cheon Ji memangnya siapa lagi yang ingin menjegal langkahnya. Bong Hee tak mengerti memangnya apa yang sudah dilakukan Cheon Ji, bukankah Hae Joo sudah membuat azimuth thruster disana.
San bertanya apa Bong Hee masih belum mengerti juga. Ia pun memberi tahu kalau orang yang mencuri azimuth thruster adalah orang-orang Cheon Ji. Bong Hee jelas kaget. Ia beralih menatap Hae Joo, ia bertanya apakah yang dikatakan San itu benar. Hae Joo mengangguk mengiyakan kalau mereka lah yang mencurinya.
Di ruangan Chang Hee, Presdir Jang tertawa senang. Ia mengatakan kalau hari ini perasaannya sedang bagus ditambah lagi Il Moon sudah menyiapkan diri dengan baik. Chang Hee akan mengatakan seuatu pada Presdir Jang. Ia memberi tahu kalau orang yang melaporkan Presdir Jang ke kantor kejaksaan sudah ia temukan. Presdir Jang marah ia pun ingin tahu siapa orang yang sudah membuatnya terpaksa turun dari jabatan Presdir Cheon Ji.
Chang Hee meminta Presdir Jang jangan terkejut setelah mendrngarnya. Ia pun mengatakan kalau orang yang melaporkan Presdir Jang ke kejaksaan adalah Il Moon.
Bagai mendapatkan tamparan keras Presdir Jang jelas terkejut bukan main, ternyata anaknya sendiri yang melaporkannya ke kejaksaan. Tentu saja ia murka. Baru saja ia menyanjung kinerja Il Moon sekarang ia sudah marah besar pada anaknya. Chang Hee memanggil Asisten Yang untuk masuk menghadapnya.
Chang Hee menyuruh Asisten Yang untuk menjelaskannya pada Presdir Jang tentang perihal Asisten Yang ketika disuruh oleh Il Moon. Presdir Jang yang sudah marah meminta Asisten Yang mengatakan yang sebenarnya. Asisten Yang gemetaran, ketakutan, ia melirik ke arah Chang Hee.
Karena sudah dipuji setinggi langit oleh ayahnya, Il Moon duduk santai dengan kaki diatas meja dan bersiul-siul.
Tapi tiba-tiba Presdir Jang masuk ke ruangannya marah-marah. Presdir Jang terlihat sangat murka. Il Moon bingung melihat ayahnya yang tiba-tiba marah. Tanpa ba bi bu Presdir Jang langsung memukul putranya. “Dasar brengsk apa kau ini manusia?” Il Moon tak mengerti kenapa ayahnya tiba-tiba marah dan sekarang bahkan memukulnya.
“Ada apa? Beraninya kau melaporkan ayahmu? Bagaimana bisa seorang anak melakukan ini pada ayahnya?” bentak Presdir Jang. “Mulai hari ini kau bukan anakku, aku akan menghapus namamu dari daftar keluarga. Keluar dari rumahku. Entah itu di rumah atau di kantor, jangan pernah menunjukan wajahmu di hadapanku!”
Il Moon yang sudah ketahuan berusaha mengelak kalau ayahnya ini sudah salah paham. Presdir Jang akan memukul lagi, tapi Il Moon berhasil menghindar. Presdir Jang berkata kalau Asisten Yang sudah menceritakan semuanya.
Il Moon berusaha menghindari amukan ayahnya. Presdir Jang kembali mengusir Il Moon keluar dari kantornya sekarang juga karena ia bisa saja membunuh Il Moon.
Presdir Jang mengambil benda-benda yang ada di meja dan melemparkannya ke arah Il Moon. Presdir Jang terus melempar hingga membuat dahi Il Moon berdarah. Beberapa kali Presdir Jang melemparkan berbagai macam benda, sepertinya melempar vas bunga juga sampai kembali mengenai dahi Il Moon.
Dahi Il Moon mengeluarkan darah. Ia menatap tajam ayahnya. Presdir Jang yang murka bertanya apa yang Il Moon lihat, apa Il Moon sudah merasa benar. “Kenapa? Apa kau mau mati?” Il Moon menantang, “Kalau begitu bunuh saja aku.”
Presdir Jang tambah murka dengan tantangan Il Moon, “Anak ini benar-benar sudah gila!”

Il Moon meninggikan suaranya, “Ya aku sudah gila. Setelah dipukuli, ayah mengusirku dari perusahaan dan rumah. Apa ayah pikir aku akan baik-baik saja?”
Presdir Jang menilai kalau putranya ini bodoh dan tak berguna. Karena itu Il Moon tak bisa membandingkan diri dengan Hae Joo. Il Moon terkejut ayahnya memuji Hae Joo. Presdir Jang membenarkan meskipin Hae Joo hanya lulusan SMP tapi Hae Joo bisa membuat azimuth thruster. Sedangkan Il Moon, selain melaporkan ayah sendiri ke kejaksaan apa lagi yang bisa Il Moon kerjakan. Bagaimana bisa Il Moon menjadi seorang Presdir kalau seperti ini.
Il Moon tentu saja marah karena dibanding-bandingkan dengan Hae Joo, “Apa ayah tahu siapa Hae Joo sebenarnya?”

Presdir Jang tambah murka Il Moon masih memanggilnya ayah. Ia melarang Il Moon menyebutnya ayah. Ia mengambil papan nama dan akan melemparkan benda itu ke arah Il Moon.

Il Moon mengatakan kalau Hae Joo itu putri kandung ibu, “Gadis itu, Hae Joo. Dia adalah putri kandung ibu. Gadis itu adalah Yoo Jin!”
Jreng jreng jreng.... Bagai tersambar petir disiang bolong Presdir Jang tersentak kaget mengetahui kalau Hae Joo adalah Yoo Jin, yang tak lain putri kandung istrinya.
Presdir Jang mencengkeram baju Il Moon, “Apa yang kau katakan? Katakan sekali lagi!”
Presdir Jang mengacungkan papan nama siap memukulkannya pada Il Moon sambil menatap marah. 

Bersambung ke episode 31

Komentar :

Wow wow wow... semuanya hampir terongkar. Akhirnya Presdir Jang mengetahui kalau Hae Joo adalah Yoo Jin. Apa yang akan dilakukannya, apa ia akan kembali berusaha melenyapkan Hae Joo. Episode ini campur aduk banget.

Setelah Geum Hee tahu kalau Hae Joo adalah Yoo Jin, ia berpura-pura tak tahu di depan suaminya. Ia berusaha bersikap manis tapi dalam hati ia sungguh membenci tindakan suaminya.

Disaat hampir semua scene tegang ternyata ada scene yang membuat kita tersipu hehe. kecupan konsentrasi Hae Joo untuk San. Ya ampun, San Oppa so cute, bengong bin melongo ditambah lagi reaksi dia yang ga terima sama ciuman kilat yang ia sendiri belum siap. Minta diulang pula. Oppa tayangannya di reply aja hehe. 

Back Hug Hae Joo ke San Oppa juga so sweet. Back Hug yang pikunya kujadiin background.... hehe..

7 comments:

  1. Kamshahamida mba anishuchie...

    ReplyDelete
  2. terimakasih mba suci.....(bundanya amos)

    ReplyDelete
  3. Waaaahhh,,,
    Akhirnya E30 part 2 kluar jg
    kekekekekeekkkk,,,
    ttep smngat trus ea mbk,,,
    :)

    ReplyDelete
  4. mantappp....
    lanjutkan mbk..
    ku tunggu dan akan sellu ku tunggu..

    ReplyDelete
  5. SAN SAN SAN SAN kpn drtanya akan berakhir sih?? :(
    do hyun..!!!!#ngremes2tangan

    mbak anis,,akhirnya background nya muncul jg diepisode ini...

    makasih sinopnya.. :D

    ReplyDelete
  6. Mbak Anis... trims ya sinopsisnya.... hanya saja deg-degan gimana nasib He Joo, setelah presdir Jang tahu kalau He Joo itu Yoo Jin ya? Hii... Dia kan licik dan jahat orangnya. Dan Gi Chul ... hmm biar rasa dia!
    Lanjut mba Anis
    :D

    ReplyDelete
  7. Saaaannn... Saaannn oppaaa.... Hahahaha... "Dikasih ati minta jantung" unyuuuuu... Unyuuuuu... Aniss ‎​​-̶̶•-̶̶•̸Ϟ•̸Thank You•̸Ϟ•̸-̶̶•-̶
    -nova-

    ReplyDelete

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.