Saturday 5 January 2013

Sinopsis School 2013 Episode 1

Semua yang ada dalam hidupmu adalah ujian. Semakin banyak ujian yang kau ambil kau akan menjadi orang yang lebih baik. Anak-anak mencoba menyembunyikannya dan orang dewasa tak mengetahui itu. Tempat ini adalah sekolah.



(Hmm SMA, apa yang kalian pikirkan tentang masa itu. Masa kini kalian, masa lalu kalian, atau masa depan yang belum kalian tempuh. Inilah sekelumit kisah tentang masa dimana seorang remaja beranjak menjadi manusia dewasa)
Go Nam Soon (Lee Jong Suk) remaja dari keluarga yang kemungkinan serba kekurangan (tapi dia punya Hape hehe). Ia harus sekolah sambil bekerja. Delivery nih. Ketika ia mengantar pesanan ke sebuah tempat les privat elit di kawasan Gangnam. Ia melihat seorang pengajar yang memberikan buku rahasia padanya secara cuma-cuma tapi ia menolak karena menurutnya ia tak membutuhkannya.
Pengajar les privat itu bernama Kang Se Chan (Choi Daniel) yang pada hari ini adalah hari terakhirnya mengajar privat. Peserta didiknya khawatir dengan nilai ujian yang akan datang. Ia pun memberikan buku andalannya, buku emas. Sebuah buku catatan yang ia berikan pada peserta didiknya secara cuma-cuma.
Guru Kang keluar dari ruang belajar karena pembelajaran usai membiarkan anak didiknya merayakan salah satu teman mereka yang berulang tahun. Salah satu anak didiknya yang bernama Song Ha Kyung (Park Se Young) tak ikut bersenang-senang dengan teman lainnya. Sebagai sikap sopan santun Ha Kyung memberi hormat pada pengajarnya padahal Guru Kang saat itu mengulurkan tangannya hehe.
Go Nam Soon dan Song Ha Kyung ternyata saling mengenal. Ha Kyung meminta agar Nam Soon pura-pura tak melihatnya di tempat privat ini, ia bahkan rela mengeluarkan uang jikalau Nam Soon meminta bayaran. Ia ingin Nam Soon menutup mulut. Ia bahkan mengancam, “Kalau kau membuka mulut kau mati!”
Nam Soon ke sekolah membawa uang 5rb won karena ia tak sempat sarapan. kebiasaannya ketika berangkat sekolah selalu menggunakan bus. Disana ada beberapa teman yang juga menggunakan fasilitas ini. Salah satunya teman wanita sekelasnya yang bernama Lee Kang Joo.

Kang Joo yang tak mendapatkan tempat duduk di bis meletakan tas-nya di pangkuan Nam Soon yang tertidur hingga membuat pemuda itu terbangun.

Yang namannya anak SMA tentu saja ada yang namanya pemimpin genk yang ditakuti. Pemuda itu satu bis dengan Nam Soo. Oh Jung Ho, dia langsung mendapatkan kursi tempat duduk Nam Soon tanpa ia memintanya. Bahkan anak buah Jung Hoo pun berbuat kasar pada teman sekolah lain agar mendapatkan tempat duduk di bus. Melihat sikap Nam Soon yang dengan mudah memberikan tempat duduk pada Jung Ho, Kang Joo menilainya bodoh. Tapi Nam Soon cuek saja, ia malas berurusan dengan Jung Ho.
Sebelum masuk lingkungan sekolah Nam Soon dicegat genk Jung Ho, ia dipalak. Tapi bahasa yang digunakan Jung Ho adalah uang pinjaman. Nam Soon yang tak mau berurusan panjang dengan Jung Ho memberikan uang 5rb won-nya tapi ia minta uang kembalian 2rb won. Apa mereka bertiga memberikan kembaliannya, tentu saja tidak. Dengan uang itu Jung Ho meminta temannya membelikan rokok.
Jung Ho yang seolah menjadi penguasa di sekolah mengeluarkan rokok menawarkan pada Nam Soon. Tapi Nam Soon cuek. Jung Ho kembali mengingatkan kalau ia bukannya mengambil uang tapi meminjamnya. Tapi Nam Soon tahu kalau itu hanya ucapan bohong Jung Ho.
Ada kabar kalau wali kelas 2 ada yang pensiun. Otomatis akan ada wali kelas baru di kelas 2. Sepertinya mempensiunkan diri karena tak tahan dengan kelasnya hehe.

Siapakah yang menjadi wali kelas yang baru itu. Ibu Guru Jung In Jae (Jang Nara) dia salah seorang guru sastra Korea. Mau tak mau Guru Jung pun harus menerima tugas yang diamanatkan padanya. Padahal ia khawatir sekali karena kondisi kelas 2 yang katanya kacau. Guru yang lain berjanji akan membantu. Wakil Kepsek menginginkan agar para guru bertindak tegas terhadap murid yang nakal agar tak mengganggu siswa yang baik. Ia ingin nilai rata-rata sekolah meningkat. Terutama nilai kelas 2.
Guru Jung ke kelas yang akan dipimpinnya. Kelas yang semrawut tak ada hormatnya sama sekali ketika guru berada di depan kelas. Lari-lari, tidur, berdandan. Tapi ada beberapa siswa yang sudah duduk tenang. Ternyata Nam Soon dan Ha Kyung satu sekolah bahkan satu kelas.

Guru Jung menggunakan suaranya untuk menenangkan siswa. Tapi suara kecilnya kalah dengan suara ribut siswanya, padahal sepertinya ia sudah mengeluarkan semua suaranya. Ia pun terpaksa menggebrak ke meja agar siswanya menjadi lebih tenang. Suara kelas pun hening, Nam Soon yang tiduran mengangkat kepalanya. Guru Jung memperkenalkan dirinya sebagai wali kelas yang baru di kelas 2.2
Ketika Jung Ho memberikan rokok pada Nam Soon tadi ternyata ada yang memotret. Bukti foto itu sampai ke tangan kepala sekolah. Yang memotret ternyata pemilik toko makanan ringan yang langsung melaporkan hal ini pada komite sekolah.

Wakil Kepsek menyayangkan seharusnya hal ini dilaporkan ke sekolah dulu bukan ke komite sekolah. Tapi Ibu kepsek mengatakan kalau pemilik toko itu sudah beberapa kali menghubungi wakasek tapi wakasek tak pernah mengurusnya. Ibu kepsek ingin agar masalah ini segera diselesaikan. Guru Uhm, guru matematika yang galak mengenali siapa kedua siswa itu.
Ketika Guru Jung tengah menjelaskan materi pelajaran, genk si pengacau datang. Oh Jung Ho CS. Sikap ketiganya seperti tak mencerminkan seorang siswa, malah lebih mirip dengan preman. Masuk tanpa permisi, duduk dengan posisi kaki nangkring di atas meja dan langsung memejamkan mata, tidur.
Guru Jung menayakan pada ketua kelas hukuman apa bagi mereka yang datang terlambat. Kim Min Ki yang menjabat sebagai ketua kelas menjawabnya terbata-bata sambil sesekali melirik takut ke arah Jung Ho. Jung Ho yang sudah tahu apa hukuman kalau mereka terlambat meminta agar hukumannya diberi tenggat waktu.
Guru Jung melihat Jung Ho makan permen karet di kelas dan meminta itu dibuang. Jung Ho malah meletakkan permen karet yang tadi dikunyahnya ditempelkan di bawah meja. Ia pun kembali tidur. Guru Jung tak ingin ada yang berbuat aneh di kelasnya ia meminta Jung Ho bangun. Tapi Jung Ho ogah.
Guru Uhm masuk ke kelas 2.2 memerintahkan semua siswa meletakan tangan di atas meja. Ia akan melakukan pemeriksaan secara pribadi terhadap tas semua siswa. Jung Ho yang tahu ada penggeledahan menyembunyikan rokoknya di bawah meja tempat ia menempelkan permen karet. Guru Uhm sepertinya mencurigai Oh Jung Ho ia pun menyuruh anak itu membawa tas ke depan. Tapi Guru Uhm tak memeriksa tas Jung Ho ia malah memerintahkan Nam Soon untuk memeriksa meja Jung Ho.
Awalnya Nam Soon tak menemukan apapun tapi tangannya menyenggol rokok yang ditempelkan Jung Ho. Jung Ho terlihat marah. Bungkus rokok itu pun diantarkan ke depan Guru Uhm. Guru Uhm memperhatikan sepatu yang dikenakan Nam Soon. Ia memerintahkan kedua siswa ini untuk ikut dengannya.
Di ruang BP, Guru uhm memperlihatkan foto mereka berdua yang tengah merokok. Jung Ho mengelak itu bukan dirinya dan Nam Soon. Tapi sepatu yang dikenakan Nam Soon sama persis dengan sepatu siswa yang ada di foto. Guru Uhm pun menyuruh keduanya menulis pernyataan tapi Jung Ho merasa ia tak perlu melakukannya karena yang di foto itu bukan dirinya. Bagaimana kalau ia menolak menulis, apa Guru Uhm akan memukulnya.

Guru Uhm sadar dengan kekerasan tak akan berhasil mendidik anak-anak ini. Ia berencana akan memanggil ibu Jung Ho. Tapi Jung Ho marah mendengar ibunya akan dipanggil ke sekolah, lebih baik Guru Uhm memukulnya saja.
Byun Ki Deuk, siswa laki-laki yang sengaja mengenakan seragam terbalik memberi tahu teman-temannya kalau pemilik toko makanan ringan-lah yang sudah menyebabkan masalah besar di sekolah. Dia yang melaporkan Jung Hoo merokok di sekolah ke komite sekolah. Teman-teman yang lain mempertanyakan kenapa Nam Soon juga ikut dipanggil. Ki Deok mengatakan kalau Jung Ho dan Nam Soon tertangkap dalam foto sedang merokok. Tapi karena wajah pelaku tak terlihat jelas masalah ini menjadi tak jelas. Mereka pun bertanya-tanya hukuman apa yang akan didapatkan keduanya.
Wali kelas 2.2 yang baru dipanggil menghadap kepala sekolah. Ibu kepsek mengatakan kalau sekarang yang menjadi masalah bukanlah siapa yang merokok tapi yang dipertanyakan adalah kehormatan dan prestasi sekolah. Ia menyarankan jangan bersikap lemah terhadap anak bermasalah dan berharap semua guru mengikuti prosedur yang berlaku.
‘Tindakan yang mengakibatkan hilangnya kehormatan sekolah bisa menyebabkan pemecatan dari sekolah’

Itulah tata tertib yang dibaca oleh Guru Jung. Ia mulai stres.

Di sebelah Guru Jung, Guru Uhm menginterogasi Nam Soo. Ia tahu kalau pelakunya itu Jung Ho. Ia ingin Nam Soon mengatakan yang sebenarnya karena Nam Soon juga bisa terancam dikeluarkan karena masalah ini. Nam Soon diam. Guru Uhm menebak kalau Nam Soon ini takut terhadap Jung Ho. Tapi Nam Soon menjawab tidak. Guru Uhm pun kembali menebak apa ini karena kesetiaan, apa Nam Soon berteman dengan Jung Ho. Nam Soon pun menjawab tidak. Ia tak mengatakan apapun.
Guru Jung pun menanyai Nam Soon secara pribadi, apa siswanya ini merokok. Nam Soon menjawab pendek, tidak. Guru Jung menyuruh Nam Soon untuk mengatakan semua yang Nam Soon ketahui pada Guru Uhm karena masalah ini bisa membuat Nam Soon dikeluarkan.

Nam Soon malah tertawa kalau hal itu tak mungkin. Tapi Guru Jung mengatakan kalau hal ini sangat serius. Nam Soon ragu sekolah akan melakukan itu, ia tak percaya sekolah akan memperlakukan murid secara tidak adil.
Jung Ho yang masih di ruang BP ingin tahu apa yang dikatakan Guru Uhm. Nam Soon mengatakan apa yang ditanyakan Guru Uhm. Jung Ho tertawa dan menebak apa Nam Soon mengatakannya. Nam Soon malah balik bertanya, “Tentang apa, tentang kau mengambil uangku atau tentang rokok?” Pertanyaan itu membuat Jung Ho menahan emosi. “Apa kau bisa berkelahi? Kenapa kau gugup?”
Guru Jung stres melihat buku album yang beberapa siswanya sudah dikeluarkan dari sekolah. Ia stres memikirkan anak didiknya yang terancam dikeluarkan. Tapi ia heran dengan pernyataan anak didiknya yang malah menilai sekolah tak akan berani melakukan hal yang tak adil bagi siswanya.
Kye Na Ri salah seorang siswi kelas 2.2 berada di ruang UKS hanya karena luka goresan kecil di tangannya. Ia takut kalau luka kecil itu meninggalkan bekas. Tapi petugas UKS mengatakan luka sekecil itu tak akan meninggalkan bekas luka. Na Ri merasa kepalanya juga sakit tapi petugas UKS tahu kalau Na Ri hanya mencari alasan agar tak mengikuti pembelajaran di kelas.
Ketika Na Ri keluar dari ruang UKS giliran Guru Jung yang beristirahat disana. Ia meminta obat penenang. Petugas UKS ingin tahu bagaimana Guru Jung akan bertahan menjadi wali kelas sampai akhir semester nanti kalau dihari pertama saja sudah seperti ini. Guru Jung sendiri menilai kalau ia tak yakin apa bisa bertahan melewati hari ini. Petugas UKS memberi semangat. Guru Jung yang meminum obat penenang merasa obatnya sudah mulai membantu.
Hati Guru Jung was-was ketika akan masuk ke ruang BP. Ia mengajukan protes ke Guru Uhm karena sebagai wali kelas Nam Soon dan Jung Ho, ia tak bisa menerima hukuman terhadap kedua siswanya terutama karena foto yang tak jelas. Ia tak percaya sekolah akan mengeluarkan siswa atas hal seperti itu. Seandainya Guru Uhm masih bersikeras akan mengeluarkan kedua siswa ini, ia akan terus protes. Nam Soon tersenyum karena yang diucapkan Guru Jung adalah yang ia katakan pada Guru Jung. Di ruangan itu ternyata juga ada kepala sekolah dan wakasek. (ya ampun)
Di luar ruang BP, Guru Jung membodohi dirinya atas apa yang dilakukannya tadi. Guru Jung minta maaf pada Guru Uhm atas apa yang dikatakannya tadi. Guru Uhm mengerti dan menilai apa yang dikatakan Guru Jung ada benarnya. Tapi tetap saja Guru Jung tak seharusnya melakukan itu, tak peduli seberapa benar sikap seseorang selalu ada waktu dan tempat yang tepat untuk itu. Guru Jung berjanji ia akan berhati-hati.

Guru Uhm pun memutuskan untuk menunda hukuman sampai pihak sekolah bisa memverifikasi ulang terhadap kasus ini. Tapi Jung Ho tetap harus dihukum karena memiliki rokok. Guru Jung tersenyum dan berjanji akan memastikan menghukum mereka.
Nam Soon akan kembali ke kelas tapi jam pelajaran Etika Guru Yoo sebentar lagi usai, ia pun menunggu di luar. (Guru Etika Hmmmm kenapa ga Bu Guru Seo Yi Soo aja ya hehe)

Ketika bel istirahat berbunyi, Byun Ki Deok langsung mencari tahu apa yang terjadi. Ia ingin Nam Soon mengatakan semua padanya. Tapi Nam Soon tak mengatakan apapun.
Ternyata bukan hanya siswa seperti Nam Soon saja yang mendapat perlakuan kasar dari Jung Ho bahkan Kim Min Ki sang ketua kelas pun tak luput dari perlakukan kasar Jung Ho. Jung Ho mempertanyakan kenapa Min Ki tak mengumpulkan uang denda keterlambatan darinya. Min Ki yang berusaha tersenyum akan menerima uang itu kalau Jung Ho membayarnya. Apa Jung Ho akan membayar? Tentu saja. Tapi uangnya ia pinjam dari salah seorang siswa yang bernama Young Woo. Tapi Young Woo tak punya uang. Jung Ho pun tak membayarnya karena Young Woo tak punya uang. Min Ki tahu betul sifat Jung Ho dan mengabaikannya.
Karena Young Woo tak memberikan uang, ia mendapat perlakukan kasar dari Lee Yi Kyung dan Lee Ji Hoon, dua anak buah Jung Ho. Young Woo yang memiliki kecerdasan dibawah rata-rata hanya diam dirinya dipukul. Tapi Nam Soon tiba-tiba melempar buku ke arah orang yang memukul Young Woo.
Yi Kyung yang marah mencari tahu siapa yang melempar buku ke arahnya. Nam Soon langsung angkat tangan tersenyum. Nam Soon yang menghampiri Young Woo menanyakan apa Young Woo memiliki tiket makan. Nam Soon pun menanyakan apa Yi Kyung memiliki tiket makan. Yi Kyung yang marah akan memukul tapi Jung Ho menahannya. Nam Soon mengambil bukunya dan menanyakan ke teman lain apa memiliki tiket makan.
Guru Jung kembali mengajar di kelasnya. Ketika ia menerangkan kembali Jung Ho membuat masalah dengan tidur di kelas. Ia pun merintahkan Yi Kyung untuk membangunkan Jung Ho. Yi Kyung menolak, lebih baik Guru Jung bangunkan sendiri. Tapi kemudian nada suara Guru Jung berubah galak, Yi Kyung pun takut dan membangunkan Jung Ho. Jung Ho sendiri ogah-ogahan bangun.
Jung Ho berbuat ulah lagi, tapi kali ini bukan tidur. Ia tak memperhatikan apa yang disampaikan Guru, ia malah memainkan ponselnya. Guru Jung menegur dan meminta Jung Ho memberikan ponsel itu padanya sekarang karena berdasarkan tata tertib kalau ada siswa yang menggunakan ponsel di dalam kelas ketika sedang belajar ponsel itu akan disita.

Jung Ho membela diri ia tak menggunakan ponsel hanya melihatnya saja. Tapi Guru Jung tetap meminta ponsel itu dan akan ia kembalikan setelah pembelajaran di kelas selesai. Ia juga ingin bicara berdua dengan Jung Ho. Tapi Jung Ho menolak. Ia kembali memainkan ponselnya. Melihat itu, Guru Jung langsung merampas ponsel Jung Ho.

Jung Ho marah dan memegang kasar tangan Guru Jung. Tak ada siswa yang berani melawan Jung Ho. Tak ada yang berani menghentikan Jung Ho. Min Ki yang ingin menolong Guru Jung pun diancam oleh Yi Kyung. Jung Ho mengambil ponselnya secara paksa. Ia kemudian kembali duduk santai dan melakukan tos dengan Yi Kyung, bangga sudah menggertak Guru.
Guru Jung merasa ini seperti pelecehan terhadap dirinya. Tanpa sepatah katapun ia keluar dari kelas. Semua siswanya keluar berhamburan.
Waktunya istirahat makan siang. Kali ini Guru Jung yang bertugas di kantin. Antrian makan siang panjang tapi Jung Ho cs menyerobot ingin duluan. Melihat Guru Jung, Jung Ho seakan mencoba memanas-manasi dengan menunjukan ponselnya yang masih aman-aman saja tak disita. Guru Jung memerintahkan ketiganya untuk antri. Jung Ho yang berani menantang bilang kalau ia tak mengganggu antrian, kenapa Guru Jung selalu mengganggunya.

Guru Jung yang berusaha menahan amarahnya menanyakan apa ibu Jung Ho tahu kalau anaknya bertingkah seperti ini di sekolah. Ia tak bisa membiarkan ini berlarut-larut. Ia merebut ponsel Jung Ho dan akan menghubungi ibu Jung Ho. Hal ini tentu saja membuat Jung Ho marah, ia memboikot tak mau makan.
Melihat keributan ini, Lee Kang Joo meminta Min Ki memanggilkan Guru Uhm. Jung Ho terus menantang. Emosi Guru Jung memuncak atas sikap Jung Ho yang tak tahu sopan santun. Ia menampar Jung Ho. Jung Ho tentu saja tak terima ia akan melawan memukul tapi Nam Soon menariknya.
Jung Ho seolah mendapatkan lawan yang enak untuknya berkelahi. Tepat ketika Jung Ho akan memukul Guru Uhm sampai di kantin. Mereka pun bubar. Karena dirasa situasi sudah bisa terkendali Guru Uhm pun meninggalkan kantin juga. Byun Ki Deok terkesan dengan sikap Nam Soon yang tak takut pada Jung Ho. Nam Soon tak mengatakan apapun ia juga meninggalkan kantin.
Apakah kelas 2.2 jadi makan di kantin. Sepertinya mereka semua berpindah ke lapangan, semuanya bermain bola. Guru Jung duduk di tepi lapangan. Guru Jo selaku guru olahraga menghampirinya dan berkata kalau anak-anak itu berlari dengan semangat.
Guru Jung yang hampir menangis merasa kalau ia tak bisa melakukan apa-apa. Tapi Guru Jo menyemangati kalau Guru Jung sudah melakukan pekerjaan yang baik.
Melihat Guru Jung terlihat stres, Guru Yoo menyarankan agar Guru Jung jangan terlalu memaksa anak-anak itu, jangan memprovokasi kemarahan mereka. Guru yang lain bertanya apa Guru Jung yakin kalau kejadian di kantin tak ada yang memotret bukankah Guru Jung menampar Jung Ho.

Guru Jung pun menayakan apa komite sekolah akan mengeluarkan anak seperti itu. Guru Yoo jelas setuju anak seperti itu harus dikeluarkan dari sekolah karena tindakan mereka sudah keterlaluan. Tapi Guru Jung tak sependapat, ia masih belum tahu seperti apa Jung Ho itu (latar belekangnya) kenapa dia berbuat seperti itu.
Jung Ho dan kedua temannya berada di atap gedung sekolah. Ketiganya terbaring menatap langit. Jung Ho menolak saran Yi Kyung yang mengajak bermain bilyar. Ji Hoon menyarankan lebih baik langsung pulang ke rumah. Tapi Jung Ho tak ingin pulang sekarang. Yi Kyung menebak ayah Jung Ho pasti sedang berada di rumah. Jung Ho malas membicarakannya.

“Aku harap kita segera lulus!” ucap Ji Hoon.

“Memangnya apa yang akan kau lakukan setelah lulus?” tanya Yi Kyung.

“Apa maksudmu? Aku akan bergabung dengan angkatan darat!” sahut Ji Hoon (hmm ternyata punya cita-cita juga ya)

Jung Ho menyarankan kalau Ji Hoon harus bekerja keras kalau ingin masuk angkatan darat.
Di kelas siswa laki-laki akan berganti pakaian olahraga. Tepat saat itu Guru Jung masuk ke kelas membuat mereka malu. Guru Jung minta maaf dan memanggil Nam Soon. Guru Jung menanyakan dimana teman-teman Jung Ho. Nam Soon tak mengetahui keberadaan mereka. Guru Jung pun memerintahkan Nam Soon untuk mencari dan menyuruh mereka agar menyampaikan pesan ke Jung Ho untuk mengambil ponsel.
Sebelum Guru Jung pergi, Nam Soon berterima kasih atas apa yang Guru Jung lakukan pagi ini di ruang BP. Guru Jung juga merasa perlu berterima kasih pada Nam Soon. Nam Soon berharap gurunya ini berhenti memprovokasi Jung Ho cs.
Kepala sekolah sudah mendengar kalau Jung Ho menggunakan kekerasan pada Guru Jung. Wakil kepsek menilai meskipun hal itu terjadi tak seharusnya Guru Jung menampar siswa. Ibu kepsek tak mau membesarkan masalah ini, itu sebabnya ia memanggil Guru Jung. Guru Jung diam. Kepsek kesal, Guru Jung seharusnya mengatakan sesuatu supaya ia tahu langkah apa yang harus dilakukan selanjutnya. Ia tak bisa membiarkan hal ini terjadi berlarut-larut.

Guru Jung minta maaf ia hanya tak ingin mengatakan apapun atas apa yang terjadi hari ini. Wakil kepala sekolah merasa kalau Guru Jung tak bisa menutupi hal ini hanya karena Guru Jung wali kelas mereka. Guru Jung mengerti itu, ia pun minta ijin untuk memberinya waktu sedikit lagi karena ia belum sempat bicara dengan Jung Ho. Ia akan mengurus sendiri masalah ini setelah mendengar penjelasan Jung Ho. Kepsek tak yakin apa Guru Jung bisa mengatasinya. Karena kalau hal ini sampai terjadi lagi ia harap Guru Jung sudah siap dengan konsekuensinya. Guru Jung mengangguk mengerti.
Anak-anak kelas 2.2 berada di lapangan siap menerima pelajaran olah raha. Lee Kang Joo menarik Kim Dong Suk (bukan menarik ini seperti mencekik hehe) kemudian terdengar bel tanda pengumuman. Mereka yang sudah berbarik pun mendengarkan pengumuman.
Terdengar suara Wakasek mengumumkan kalau kepala sekolah akan memebrikan pengumuman. Suara itu terdengar mulai dari luar sekolah hingga ke kelas-kelas.

Aku adalah kepala sekolah Im Jung Soo. Aku telah menjadi kepala sekolah kalian selama lebih dari enam bulan. Tapi sayangnya pada ujian Prestasi Nasional bulan februari lalu, SMA Seungri berada di peringkat 149 diantara 178 sekolah yang berpartisipasi. Kita hampir berada di urutan terakhir. Tak hanya itu, karena sikap buruk para siswa. Kami (pihak sekolah) terus menerima keluhan dan komentar negatif dari masyarakat. Karena itu reputasi sekolah kita menurun. Tak akan ada lagi toleransi di sekolah ini. Setiap siswa yang melanggar peraturan akan menerima sanksi disiplin yang berat. Dan kalau memang diperlukan, siswa tersebut akan dikeluarkan dari sekolah. Ini adalah langkah pertama yang perlu kita ambil untuk mengambalikan kehormatan dan prestasi SMA Seungri. Aku meminta kerja sama para guru dan siswa. 

Banyak siswa yang protes terhadap keputusan ini.

(tapi menurutku ini tindakan kepala sekolah yang wajar, ga terlalu membuat cemas. Hanya karena siswa disini yang agak “,,,” aja yang membuat pengumuman ini terasa berat mereka laksanakan)

Wakasek memuji apa yang disampaikan kepala sekolah tadi sangat mengesankan. Ia merasa kalau sekolah ini akan kembali ke jalur yang benar.
Guru Kang Se Chan tengah galau. Temannya menanyakan akan kemana kah Guru Kang. Guru Kang belum tahu karena ia masih mencari kemana tujuannya. Hmm Apa yang terjadi ya? Ternyata selain mengajar di tempat les privas elit Gangnam, Kang Se Chan ini menjadi guru ilegal dan hukum disana tak membolehkannya. (atau kebalik kah saya sendiri juga bingung)

Guru Kang membela diri kalau selama sebulan ini ia tak mengajar lagi. Hmm.. apakah hukumannya? Temannya mengatakan ia memerlukan bukti kalau Guru Kang sudah menyesali kesalahan yang sudah dilakukan dan harus melakukan pelayanan masyarakat tanpa menerima sepeserpun, semuanya harus dilakukan secara sukarela.

Guru Kang khawatir kalau masalah ini akan tersebar dan menjadi bahan gunjingan orang. Temannya bilang tak usah khawatir karena Guru Kang pasti akan teringat dengan masa lalu. Guru Kang tersenyum simpul (senyum ga nyaman nih haha)
Guru Kang yang tengah melakukan lari pagi mengeluh. Ia tak bisa mempercayai ini kenapa ia harus kembali ke sekolah itu. Ia merasa kalau ia benar-benar hancur.
Sebelum memulai pelajaran seperti biasa kelas 2.2 selalu bising. Guru Jung yang datang melihat kursi Jung Ho kosong. Untuk menenangkan siswanya ia menggebrakkan buku ke meja. Suasana kelas pun menjadi hening. Guru Jung bukan akan mengajar tapi ia akan memilih ketua dan wakil ketua kelas. Ia terlebih dahulu menawarkan apa ada yang ingin menjabat wakil ketua kelas.

Song Ha Kyung langsung mengangkat tangan, ia bersedia. Teman-temannya memberikan tepuk tangan untuknya. Lee Kang Joo terkejut karena ia berfikir Ha Kyung tak ingin menduduki posisi itu karena akan membebani. Dengan santai Ha Kyung mengatakan kalau ia hanya ingin lebih dikenal orang dan ia berfikir akan menjadi berat kalau menjadi ketua kelas (Hmm Ha Kyung ingin menjadi wakil ketua kelas)

Guru Jung menawarkan apa ada lagi yang ingin mengajukan diri. Teman sebelah Ha Kyung tak mau karena menjadi ketua kelas karena itu akan merepotkan. Karena tak ada yang menawarkan diri Guru Jung pun menunjuk Ha Kyung sebagai wakil ketua kelas.
Guru Jung kemudian meminta siswa-siswanya untuk mengusulkan siapa yang ingin menjadi ketua kelas. Byun Ki Deok mengusulkan Kim Min Ki agar menjabat kembali sebagai ketua kelas. Tapi kemudian terdengar sahutan candaan dari Kang Joo, apa Ki Deok tak kasihan pada Min Ki yang sudah terlihat semakin tua karena harus berurusan dengan teman sekelas. Ia sendiri mengusulkan Ki Deok yang menjadi ketua kelas karena menurutnya, Ki Deok itu perlu menjadi ketua kelas supaya bisa tumbuh menjadi dewasa. Kim Dong Seok mengusulkan Kang Joo menjadi ketua kelas.

Young Woo mengacungkan tangan ia mengusulkan Goo Nam Soon menjadi ketua kelas. Teman sekelas terdiam heran, Nam Soon sendiri juga terkejut.

Teman di sebelah Ha Kyung berbisik pada temannya agar memberikan suara untuk Nam Soon supaya Ha Kyung menderita (kelelahan) Kye Na Ri malah bertanya-tanya menurut temannya siapa yang akan menang diantara Nam Soon dan Jung Ho.

Guru Jung memerintahkan nama-nama uang diusulkan tadi untuk berdiri di depan. Kim Min Ki, Byun Ki Deok, Lee Kang Joo, dan Go Nam Soon. Keempatnya ke depan. Guru Jung ingin keempatnya mengatakan sesuatu (kampanye gitu buat nyari dukungan suara haha)
“Aku mengundurkan diri!” sahut Kang Joo.
“Aku juga!” kata Nam Soon.
“Me too,” ujar Ki Deok.

Guru Jung menatap Min Ki, “Apa kau juga mengundurkan diri?” Min Ki cuma senyum-senyum aja. Guru Jung pun memutuskan agar semuanya mengundurkan diri saja dan tak usah memilih ketua kelas. Keempatnya langsung menunduk diam.
Wakasek menyerahkan pada kepala sekolah hasil evaluasi tingkatan sekolah dan SMA Seungri untuk bulan juni berada diurutan 10 dari bawah (haha). Ibu KepSek tentu saja tak senang. Apalagi ada siswa dari kelas 2 yang bermasalah mulai dari bolos sekolah, merokok dll. Ia pun meminta agar siswa yang bermasalah ini wajib mengikuti kelas tambahan. Dana untuk kelas tambahan itu bisa mempergunakan dana dari komite yang semula digunakan untuk keperluan siswa berprestasi.

Kepsek pun menunjuk Guru Jung sebagai penanggung jawabnya. Ia menyuruh wakasek untuk memasang nama-nama siswa yang bermasalah ini di papan pengumuman. Tapi menurut wakasek memasang nilai anak-anak itu pelanggaran privasi siswa. Kepsek berkata siapa yang menyuruh wakasek untuk menampilkan nilai mereka, ia hanya mengatakan untuk menampilkan daftar nama siswa yang mengikuti kelas tambahan. Tapi menurut wakasek itu sama saja. Ibu kepsek mendelik.
Pemilihan ketua kelas pun jadi dilaksanakan, sepertinya ada dua nama yang mendapatkan suara yang sama Nam Soon dan Min Ki. Jung Ho masuk ke kelas dan langsung meminta ponselnya pada Guru Jung. Guru Jung menyuruh Jung Ho mengambilnya di ruang Guru pulang sekolah nanti. Jung Ho akan pergi meninggalkan kelas, sekilas ia melihat papan tulis dan memberikan suaranya untuk Nam Soon hingga membuat Nam Soon unggul dalam perolehan suara.

Temannya bersorak, Min Ki bernafas lega karena ia sudah tak berurusan lagi dengan teman sekelasnya yang super duper sering membuat ulah. Guru Jung menyuruh ketua dan wakil ketua kelas agar menemuinya di ruang guru pulang sekolah nanti. Ok, sekarang salah satu tugas Nam Soon adalah memberi aba-aba pada temannya untuk memberi salam pada guru, “Perhatian, beri hormat!” tapi Nam soon masih ogah-ogahan hehe.
Ha Kyung mendapatkan ucapan selamat karena menjadi wakil ketua kelas. Ini sepertinya bukan ucapan selamat yang tulus tapi ucapan selamat yang.... apa ya kesannya, syukurin gitu (syukurin loe jadi wakil ketua kelas karena ketua kelasnya Nam Soon, pasti Loe yang capek n ga bisa belajar, haha kayaknya gitu ya) Tapi Ha Kyung cuek aja tuh mendengar ucapan selamat dari teman-temannya.
Nam Soon dan Ha Kyung menemui Guru Jung di ruang guru. Nam Soon protes ia tak bisa menerima posisi ketua kelas karena teman-temannya hanya bercanda. Tapi Guru Jung tak peduli walaupun teman sekelas bercanda tetap saja Nam Soon lah yang terpilih. Lebih baik dicoba saja dulu dan kalau Nam Soon tak sanggup menjalankan tugas ia akan membicarakannya lagi. Guru Jung mengatakan kalau Ha Kyung memiliki pengalaman jadi dia bisa membantu Nam Soon. Guru Jung memberikan setumpuk kertas meminta keduanya membagikan pada teman yang lain dan dikumpulkan besok.
Di luar ruang guru Ha Kyung memberikan tumpukan kertas itu pada Nam Soon. Ia ingin Nam Soon yang membagikannya sendiri. Dengan dingin ia menyarankan agar Nam Soon melakukannya dengan benar. “Kalau kau tak melakukannya dengan benar dan membuatku harus keluar kelas, kau akan mati!”
Ha Kyung membaca papan pengumuman. Ia kemudian berbalik menatap Nam Soon dan tersenyum sinis. Nam Soon penasaran dan melihat ke papan pengumuman. Itu daftar nama-nama siswa yang harus mengikuti kelas tambahan. Kelas tambahan ini diperuntukan bagi siswa yang nilainya dibawah standar dan Nam Soon termasuk didalamnya. Haha. “Yang benar saja ini sangat memalukan!” Sahutnya. (ya iyalah biasanya yang namanya ketua kelas itu yang selalu menjadi juara kelas tapi Nam Soon? OMG hahaha)
Guru Jung membaca daftar nama siswa kelas tambahan (ada 5 siswa) Guru Yoo menanyakan bagaimana rasanya menjadi penanggung jawab siswa yang bermasalah. Ia menilai ini daftar menakjubkan karena menempatkan sisiwa bermasalah ini bersama-sama dan kalau mereka membuat masalah sekecil apapun mereka akan dikeluarkan.

Guru Jung bertanya-tanya apa resiko dikeluarkan itu berlaku guru juga. Guru Yoo tak tahu pasti, tapi kepala sekolah sudah mengeluarkan 10 siswa di sekolah sebelumnya yang di Gangnam setelah mengamati mereka selama 1 semester dan mengeluarkan mereka sekaligus ketika semester dua dimulai. Kepala sekolah ingin menyingkirkan siswa yang berkualitas rendah. Tapi menurut Guru Jung anak-anak yang namanya terdapat di daftar bukankah anak dengan kualitas rendah.

Guru Yoo mendengar kalau yang menjadi ketua kelas 2.2 itu Go Nam Soon. Ia merasa kalau Guru Jung harus benar-benar bekerja keras. Bahkan Kim Min Ki yang dijadikan siswa panutan saja tak bisa efektif di dalam kelas itu.
Guru Jung bersama perawat UKS minum soju dan makan bersama. perawat UKS sepertinya mengerti situasi yang tengah dihadapi Guru Jung. Ia bisa menebak kalau memukul siswa tadi adalah yang pertama kali dilakukan oleh Guru Jung. Guru Jung mengangguk membenarkan. Ia menilai kalau orang yang dipukul mungkin akan merasa lebih sakit. Perawat UKS menanyakan langkah Guru Jung selanjutnya. Tapi Guru Jung sendiri tak tahu apa yang akan ia lakukan nanti. Ia bisa mencari tahu kalau ia tetap melakukannya.
Go Nam Soon memapah pria tua keluar dari kantor polisi. Pria itu mabuk parah dan ternyata itu adalah ayahnya. Nam Soon menyahut mengingatkan agar ayahnya berhenti minum. “Ayah, aku terpilih menjadi ketua kelas!” Katanya. Tapi ayah Nam Soon yang sudah mabuk parah tak peduli. “Aku hanya ingin mengatakan... aku benar-benar tak beruntung!”
Nam Soon mengikat tubuh ayahnya supaya tak terjatuh ketika ia mengendari sepeda motor. Guru Jung juga lumayan mabuk, ia sampai dipapah berjalan oleh perawat UKS.
SMA Seungri mengadakan acara Orientasi sekolah dan kali ini akan menampilkan potensi sekolah pada orang tua murid dan siswa baru. Guru Jung meminta anak didiknya jangan membuat masalah. ia juga meminta siswanya agar mengatakan pada Jung Ho untuk menemuinya.
Guru Kang Se Chan mengeluh kenapa ia harus kesana lagi. Temannya yang tengah menyetir menyarankan agar dicoba dulu selama satu semester, bukankah Guru Kang seharusnya beruntung bisa bebas dari permasalahan ini dengan mudah.

Guru Kang kesal dengan kata ‘beruntung’ karena ia menilai ini bukanlah keberuntungan. Guru Kang ingin tahu siapa saja yang mengajar Bahasa Korea disana (kalau disini siapa guru bahasa indonesia-nya) temannya mengatakan kalau ada beberapa guru bahasa Korea disana tapi mereka belum benar-benar ahli. Kalau Guru Kang bisa menaikkan nilai siswa di sekolah ini Guru Kang akan memulihkan posisi. Guru Kang menilai kalau hanya dengan bakat nilai mereka bisa menjadi lebih baik.
Siswa kelas 2.2 keluar akan mengikuti pembelajaran di kelas lain. Nam Soon melihat Young Woo tak ikut keluar hanya duduk di kursi. Ternyata Young Woo masih sibuk membereskan perlengkapan alat tulisnya. Nam Soon membantu membereskannya. Tepat saat itu Oh Jung Ho datang ke kelas. Nam Soon mengatakan pesan Guru Jung yang meminta Jung Ho menemui Guru Jung. Tapi Jung Ho cuek, tak peduli.
Nam Soon pun menyuruh Jung Ho untuk segera menyusul teman yang lain ke kelas musik. Jung Ho kesal karena Nam Soon terus memerintahnya, “Apa kau berkuasa karena sekarang kau ketua kelas?” Nam Soon mengajak Young Woo pergi bersamanya.
Jung Ho yang tak tahu marahnya sama siapa malah mencengkeram baju Young Woo. “Apa kau punya uang? Aku harus membayar denda terlambat hari ini dan lupa membawa dompetku lagi.” (hmm.. Jung Ho ini hobinya nyari masalah. Kalau emang ga mau bayar ya udah ga usah. Kok minta sana sini)
Nam Soon yang tahu kalau Young Woo ketakutan menariknya agar segera ke kelas musik. Jung Ho menatap Nam Soon dengan tatapan menantang, “Kenapa? Apa kau yang akan membayar denda terlambatku?” Nam Soon menyahut kalau itu tak mungkin. Jung Ho mengatakan alasan kenapa ia memilih Nam Soon menjadi ketua kelas. Itu supaya Nam Soon bisa membayar biaya denda terlambatnya.

Nam Soon berusaha tak mencari masalah atau lebih tepatnya menghindari masalah, ia mengatakan kalau ia bisa menelepon Jung Ho untuk bangun dipagi hari supaya tak terlambat. Jung Ho mencibir kalau ia dan Nam Soon tak memiliki hubungan dekat untuk mengucapkan selamat pagi.
“Kalau kau tak mau ya lupakan saja!” Nam Soon akan menuju kelas musik tapi Jung Ho menarik dan membantingnya. Keduanya saling menatap marah. Jung Ho mengingatkan Nam Soon jangan berlagak sombong hanya karena sudah menjadi ketua kelas.
Guru Kang sampai di SMS Seungri, ia melihat sekeliling sekolah. Guru Jung membetulkan letak papan namanya di depan cermin. Guru Kang berdiri di sampingnya langsung bertanya tentang perkembangan nilai pelajaran di sekolah ini. Guru Jung tentu saja keget karena tiba-tiba ada orang asing yang bertanya seperti itu. Ia memberi tahu kalau ia bukanlah seorang murid disini.
“Aku tahu itu!” kata Guru Kang sambil mengamati wajah Guru Jung yang memang bukan terlihat seperti seorang murid di matanya haha. Ia kembali menanyakan tentang nilai di sekolah ini. Guru Jung mengira kalau Guru Kang ini salah satu wali murid, ia mengatakan kalau nilai pelajaran di sekolah setiap hari selalu meningkat. “Orang tua biasanya tidak datang ke pertemuan di sekolah tapi kau pasti sangat tertarik dengan pendidikan anakmu!”

Kini giliran Guru Kang yang kaget karena dianggap sebagai wali murid. Ia melihat papan nama Guru Jung, guru Bahasa Korea. “Apa kau tak tahu siapa aku?”

Guru Jung bengong, “Memangnya kau ayahnya siapa?” hahaha

Tepat saat itu wakasek datang dan senang melihat Guru Kang sudah sampai. Ia heran kenapa Guru Jung tak mengantar Guru Kang masuk. Wakasek bersikap ramah pada Guru Kang dan membuat Guru Jung kembali terbengong-bengong. Wakakaka ternyata terkenalnya Guru Kang ga diketahui sama Guru Jung ya.
Kepala sekolah memberikan sambutan. Ia menyebutkan keunggulan-keunggulan SMA Seungri dan ia juga mengatakan kalau ia sudah mengundang tamu istimewa. Guru terkenal Gangnam, Kang Se Chan.
Tepuk tangan riuh menyambut Guru Kang yang berdiri memberi hormat pada orang tua dan siswa baru. Kepala sekolah juga memberi tahu kalau Guru Kang ini alumni dari SMA Seungri. Jadi kedatangannya adalah dalam rangka meningatkan mutu tempat sekolahnya dulu. Kepala sekolah mengajak wali murid dan murid baru melihat-lihat fasilitas sekolah. Guru Kang langsung dikerumuni beberpa murid yang nge-fans sama dia haha.
Guru Jung yang tak kenal heran apa Guru Kang seterkenal itu. Guru Kim kaget apa Guru Jung tak tahu siapa Guru Kang, apa Guru Jung belum pernah melihat mata kuliah onlone-nya. Ia yang kagum menebak kalau Guru Kang berada disini untuk mengambil alih mata pelajaran Bahasa Korea. Guru Jung kaget, “Bahasa dan Sastra Korea?” (ya ampun itu kan mata pelajaran gue. stres deh)
Di kelas 2-2, Jung Ho memukul-mukul Nam Soon, “Kenapa kau melakukannya? Aku tanya kenapa kau melakukannya? Apa kau merasa hebat melawanku di depan anak-anak lain?” Plok Jung Ho memukul-mukul wajah Nam Soon. Nam Soon menatap marah. Jung Ho tak suka dengan tatapan itu, ia mendorong Nam Soon hingga terjatuh.
Nam Soon hilang kesabaran ia mengangkat kursi akan memukulkan benda itu ke Jung Ho.
Guru Kang berada di toilet bertanya-tanya pada dirinya sendiri bagiamana ia bisa kembali ke sekolah ini dan tepat saat itu terdengarlah sebuah teriakan. Ia segera keluar untuk mencari tahu.
Kepala sekolah menunjukan fasilitas yang dimiliki SMA Seungri pada wali murid dan murid baru. Ia membanggakan gedung utama sekolah yang sudah direnovasi agar siswa bisa mengikuti KBM dengan senang.

Prang... Tiba-tiba ada kursi terbang yang meluncur ke bawah, jatuh dari lantai atas dan memecahkan kaca jendela. Kursi dan pecahan kaca tepat jatuh di depan semua orang. Jelas semuanya tercengang kaget bukan main.
Semuanya melongok ke atas, Guru Uhm dan wakasek langsung lari menuju kelas. Nam Soon melongokkan kepalanya ke bawah. Guru Jung terkejut melihat muridnya. Ia pun segera lari menyusul Guru Uhm dan wakasek ke lantai atas. Wali murid membawa kembali putra putri mereka. Mereka tak mau menyekolahkan putra putrinya di sekolah yang gurunya tak bisa mendidik siswa.
Ketiga guru masuk ke kelas 2-2. Disana hanya ada Nam Soon. Guru Uhm murka. Nam Soon terdiam menatap ketiga guru yang ada di depannya.

Komentar :
Akhirnya episode pertama selesai juga, sepertinya ini hanya rekap aja ya bukan sinopsis hahaha. Entah kenapa nonton episode 1 langsung suka.

Lewat drama ini kita akan diajak menyusuri dibalik layarnya sebuah sekolah. Sebagai siswa mungkin yang kita tahu belajar, ujian, dan nilai bagus. Tapi lewat drama ini kita akan disuguhkan betapa tugas seorang guru itu tidaklah mudah. Bukan hanya mengajar tapi mendidik, dan mendidiklah yang sulit.

Saya semakin penasaran dengan drama ini. Bagaimana guru-guru disini mengelola kelas mereka. Selain berusaha meningkatkan nilai, apa yang akan mereka lakukan terhadap anak-anak yang memiliki tingkah laku LEBIH.

11 comments:

  1. Aku penasaran sama sifat asli Goo Nam soo, dan yg lain... Nonton drama ini kayak ngebayangin cita2 ku hahahah *curcol dikit*

    ReplyDelete
  2. ayooo...semangat untuk sinopsis Lanjutan nta :D
    tidak sabar menunggu :P

    ReplyDelete
  3. drama ini tuh buat aku belajar jadi pembina yg lebih sensitif terhadap adk2 didik ku.. dan jg ngajarin aku penting nya persabatan. :)gak terasa bntar lagi nih drama selese ya

    ReplyDelete
  4. ayodong ep 2 dansterusnya knpa smuanya gaada yg nglanjutin

    ReplyDelete
  5. aku suka bngtttt lnjut mb anniss...

    ReplyDelete
  6. nonton drama ini tuh, gmn ya, campur aduk deh.
    Mulai dr gurunya (ga ada guru yg perfect, semua punya kekurangan n kelebihan masing2, termasuk Guru Jung and Guru Kang. Makanya suka sebel klo ada yg komen negatif soal mereka b2, padahal kan mreka juga dlm proses menjadi guru yg baik buat murid2nya, walau kadang ga bisa muasin semua murid. Come on, ada lebih dari 1 murid di sana, yg masing2 punya otak, jadi wajar aja klo ada yg suka n ga suka, puas n ga puas.. hehe *curcol)
    Bromance Nam Soon n Heung Soo*... Sigh! Jadi mengingat kembali masa2 itu, dimana hal sepele bisa jadi hal yg sangat besar bagi seorang anak SMA, setuju ga??

    Hmm... Udah ah, takut kebanyakan curol, hehe
    Drama ini the best pokoknya mah, ^.^
    Salam kenal mba anis.. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jang na ra maen bareng lg sm Choi daniel ya stelah baby faced beauty....



      *mamahe amzar

      Delete
    2. kok sama ya sih mbak ditasuka bromancenya haha
      dan choi daniel-jang nara juga salah satu alasan ngikutin drama satu ini :P

      Delete
  7. Hehe udah lama gak ngerusuh lewat kotak komennya mbak anis *lirik2 cbox
    Geng rusuh? Alhamdulillah dira sendiri gak nemuin ini di SMA dulu :)
    Dan pengantar dari guru kang itu : sweet ^^
    Mbak, Byun Ki Duk ternyata siswa paling tua ya? Haha, tingkahnya di sini gokil banget…
    Eh guru uks jadi semakin ngilang ya di episode2 terakhir -.-
    Mereview school dari episode pertama jadi nyadar sesuatu, gak hanya para siswa yang semakin dewasa, tapi juga guru jung
    Menyenangkan banget bisa kenal drama ini (sama kayak mbak dita)di saat banyak drama melo yang mengelilingi LOL
    Mbak, di gerbang sekolah ada tulisannya Victory School, bener gak? Kalo bener, apa artinya seungri=victory? *ke mana aja dir?
    GOMAWO!!!

    ReplyDelete
  8. Waa ini drama yang saya bela belain download sampe cari link sana sini, hehe

    ReplyDelete

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.