Friday 22 March 2013

Sinopsis May Queen Episode 36 Part 2

Chang Hee menyerahkan dokumen pada Asisten Yang. Ia menanyakan apa Asisten Yang ingat dokumen yang diserahkan pada polisi.
“Apa yang kau bicarakan itu dokumen yang diberikan Presdir dan kita memberikannya pada polisi?” tanya Asisten Yang.
Chang Hee mengangguk dan mengatakan kalau ia memerlukan bukti yang banyak terkait dana gelap Presdir Jang. Ia harus tahu apa Presdir Jang menggunakan dana itu untuk keperluan pribadi atau malah dia menyelundupkan dana itu atau bahkan dia melakukan kesalahan pada perusahaan.
Asisten Yang ingin tahu alasan kenapa Chang Hee melakukan ini. Chang Hee tak mengatakan alasannya ia harap Asisten Yang melakukan apa yang ia perintahkan. Ia memperingatkan Asisten Yang agar merahasiakan ini. Asisten Yang mengerti.
Dengan tangan terborgol Il Moon masih berada di ruang interogasi. Presdir Jang datang mengunjunginya. Il Moon senang melihat ayahnya datang. “Ayah aku tak akan masuk penjara kan? Kau akan mengeluarkanku kan?” Il Moon cemas ia tak mau masuk penjara.

Presdir Jang memperhatikan tangan Il Moon yang terborgol. Ia menanyakan alasan Il Moon melakukan pencurian dan pembakaran di pabrik Hae Joo. Il Moon berkata kalau ia marah karena ayahnya sudah memberikan saham miliknya pada Hae Joo.

Presdir kesal dengan tingkah sembrono Il Moon, “Jadi tanpa berfikir seperti orang gila lalu kau mengambil resiko dan melakukan hal itu?”
Il Moon mengatakan kalau ini bukan hanya karena ia iri. Kalau mereka tak bisa membuat mata bor-nya bukankah itu akan lebih menguntungkan kita untuk mendapatkan hak pengeborannya. Ia juga melakukan ini untuk keuntungan perusahaan.

Il Moon : “Ayah, aku tak akan di penjara, kan? Kau punya kekuatan yang berpengaruh, aku akan dibebaskan, kan?”
Presdir Jang menarik nafas meminta maaf kali ini hal itu tak akan terjadi. Ia tak bisa menggunakan pengaruh siapapun untuk membebaskan Il Moon. Tak ada yang bisa dilakukan sekarang. Il Moon tentu saja marah. Ia menebak pasti Geum Hee yang menyuruh ayahnya untuk tak membebaskannya. “Apa karena aku melukai putrinya, dia ingin aku membusuk di penjara?”

Presdir Jang menepuk wajah Il Moon. Ia tak menyangka bagaimana bisa putranya jadi seperti ini. Il Moon berkata kalau ini semua terjadi karena wanita itu (Geum Hee) “Kalau ayah tak jatuh cinta padanya aku tak akan jadi seperti ini.”

Presdir membenarkan ia bisa membuang Il Moon tapi aku tak bisa membuang istrinya. Ia pun berpesan pada putranya agar menjaga kesehatan karena cuaca sangat dingin. Ia berjanji akan sesekali membawakan makanan untuk Il Moon.
Il Moon tak menyangka kalau ayahnya tega melakukan ini padanya. Ayahnya membiarkan dirinya mendekam di balik jeruji. Il Moon menitikan air mata.
Sekretaris Kim berada di kantor pabrik memeriksa blue print bor milik San. Tepat saat itu Sang Tae masuk kesana tapi Sek Kim tak menyadari kehadirannya. Sang Tae heran dan ingin tahu gambar apa itu. Ia berkata bagaimana pun ia melihatnya itu tak terlihat seperti sebuah gambar.
Sek Kim tersentak kaget karena tiba-tiba ada orang di belakangnya. Ia panik dan memarahi Sang Tae. “Apa yang kau lakukan?”

Sang Tae : “Apa kau belum dengar? Aku melakukan tugas dari Kang San membawakan berliannya.”

Sek Kim kesal dengan jawaban yang tak nyambung, “Aku tanya kenapa kau berdiri di belakangku?”
Sang Tae mengatakan kalau ia masuk ke ruangan ini tapi Sek Kim tak mendengar kedatangannya karena begitu konsentrasi melihat gambar itu. “Jadi aku juga ingin melihat apa yang sedang kau lihat.” Sang Tae tahu kalau Sek Kim ini belajar di luar negeri dan bisa mengerti gambar yang rumit seperti itu. tapi Sek Kim bilang kalau ia juga tak bisa membaca Blue Print.

Sang Tae terus bertanya kalau tak mengerti dengan blue print yang tak bisa Sek Kim baca apa yang akan Sek Kim lakukan dengan Blue print itu. Sek Kim kesal karena Sang Tae begitu cerewet dan ingin tahu. Ia beralasan kalau ia juga ingin belajar cara membaca blue print karena ia ikut ambil bagian dalam proyek ini. Sek Kim kemudian pergi dari sana mengatakan kalau ia akan memeriksa berlian yang tadi dibawa Sang Tae. 
Sang Tae bergumam, “Lihat, karena itulah orang itu harus belajar untuk menjadi sukses. Aku begitu bodoh, apa yang harus aku lakukan? Bagaimana aku melihat gambar ini?” Sang Tae memutar-mutar Blue Print.
Hae Joo berada di pabrik tengah belajar mengelas dengan tangan kirinya. Tentu saja itu sulit dilakukan karena ia tak mahir mengelas dengan tangan kiri. Alat las-nya jatuh ia kesal pada dirinya sendiri.
Karena kesal, Hae Joo pun membuka paksa perban di tangannya. San melihatnya ia jelas khawatir apa Hae Joo ingin kehilngan tangan Hae Joo selama-lamanya.

Hae Joo yang marah menyuruh San pergi. “Apa yang terjadi pada tanganku biakan saja dan tinggalkan aku sendiri!”
San ikut kesal, “Bagaimana bisa aku tak khawatir? Bukankah kau tahu perasaanku. Bagaimana bisa kau mengatakan itu?”

Hae Joo bilang kalau San tak tahu apa-apa. Jadi biarkan saja ia sendirian. San kaget mendengar apa yang Hae Joo katakan barusan.
Hae Joo meminta lebih baik bekerja saja. Biarkan ia bekerja dan tinggalkan ia sendirian. San benar-benar tak mengerti apa sebenarnya masalah yang menimpa Hae Joo, apa ini karena Park Chang Hee.

Hae Joo yang marah akan meninggalkan tempat itu tapi San meminta penjelasan. Ia ingin tahu apa yang dilakukan Chang Hee ketika datang tadi. Hae Joo bilang kalau itu bukan urusan San. San menebak apa Hae Joo masih memiliki perasaan pada Chang Hee.

Hae Joo meninggikan suaranya, “Bukan itu!”

San yang mulai emosi juga meninggikan suaranya, “Kalau bukan begitu kenapa kau seperti ini?”
Hae Joo tak bisa menjelaskan apa-apa. Tanpa sengaja Sang Tae mendengar keributan ini. Hae Joo berlalu dari sana dengan kemarahannya.
Sang Tae sedih melihat adiknya seperti ini. Ia tak peduli bagaimana sepasang kekasih bertengkar tapi menurutnya apa yang San lakukan tadi sudah berlebihan. Ia memang tak tahu apa yang terjadi tapi tangan Hae Joo sedang terluka dan itu juga membuat hati Hae Joo akan sakit. Ia harap San bisa lebih bersabar menghadapi Hae Joo. Bukankah itu yang seharusnya dilakukan oleh pria.

Mendengar ucapan Sang Tae emosi San melunak. Ia kemudian bertanya kenapa Sang Tae datang ke pabrik. Sang Tae mengatakan kalau ia datang membawa berliannya. San memuji kalau Sang Tae sudah bekerja dengan baik. Ia pun menyuruh Sang Tae lebih baik pulang.

Sang Tae ada permintaan ia ingin San mengajarinya cara membaca Blue Print. San heran kenapa Sang Tae mendadak ingin mempelajari Blue Print. Sang Tae mengatakan kalau setidaknya ia harus sedikit bisa membaca Blue Print agar bisa bekerja disini. Ia melihat kalau Sek Kim bisa mengerti Blue Print karena belajar di luar negeri tapi baginya yang tak sekolah di luar negeri itu terasa sulit.
San kaget, “Sek Kim mempelajari Blue Print?”

Sang Tae mengatakan kalau Sek Kim mempelajarinya dengan sungguh-sungguh. Jadi ia harap San juga mengajarinya cara membaca Blue Print.

San heran, “Apa Sek Kim melihat blue print?”

Sang Tae mengangguk dan itu membuat San semakin heran untuk apa Sek Kim melihat dan mempelajari blue print.
Geum Hee menemui Chang Hee di kantor Presdir Cheon Ji. Chang Hee tak menyangka kalua Geum Hee akan datang. Ia bertanya kenapa Geum Hee datang ke kantor. Geum Hee mengatakan kalau ia ingin bicara sebentar dengan Chang Hee.

Keduanya pun duduk berhadapan. Geum Hee berkata kalau ia sudah mendengar semuanya dari ayah Chang Hee alasan kenapa Chang Hee tetap bersama Jang Do Hyun adalah untuk balas dendam pada orang itu. Chang Hee tak menyangkalnya, bukankah Geum Hee juga melakukan hal yang sama dengan tetap berada di samping Presdir Jang.
Geum Hee : “Jadi kau sudah tahu. Rencana apa yang akan kau lakukan?”
Chang Hee : “Kalau aku memberitahumu ini agak sedikit rumit dan mungkin sulit dimengerti.”

Geum Hee mengerti karena memanag ia tak tahu banyak tentang bisnis dan perusahaan. Ia juga sebenarnya punya rencana tapi seperti yang dikatakan ayah Chang Hee kita harus melakukannya bersama-sama untuk menghancurkan Jang Do Hyun.
Geum Hee memiliki permintaan pada Chang Hee. Ia mengatakan kalau balas dendam ini pasti akan membuat In Hwa terluka. Setidaknya ia tak ingin In Hwa terluka. “Kalau aku balas dendam pada orang itu, In Hwa akan mengalami luka yang dalam. Tak peduli apa yang dilakukan Jang Do Hyun, dia masih ayahnya In Hwa. Il Moon sekarang sudah masuk penjara jadi kalau Jang Do Hyun jatuh, In Hwa akan tinggal sendirian. Kalau semua ini sudah berakhir aku juga tak akan bisa bertemu dengan In Hwa lagi. Tak peduli apapun yang terjadi kau tak boleh meninggalkan In Hwa. Tolong jangan biarkan dia terluka, aku mohon padamu.” Chang Hee menunduk diam.
Hae Joo sampai di rumah dan langsung ke kamarnya. Ibu menyusul masuk ke kamar menanyakan dimana San, kenapa Hae Joo pulang sendirian. Bukankah sebelumnya San itu menempel terus pada Hae Joo seperti bayangan tapi kenapa sekarang tak kelihatan. Hae Joo tak menjawabnya.

Ibu kemudian bertanya apa akhir-akhir ini Hae Joo masih bertemu dengan ibu kandung Hae Joo. Hae Joo mengatakan kalau Geum Hee beberapa kali menjenguknya di rumah sakit. Ibu bilang tentu saja harus begitu, kalau putrinya sakit sangat wajar kalau dia menjenguk Hae Joo.

Ibu melihat kalau tangan kanan Hae Joo sudah tak diperban, “Kenapa kau sudah membukanya? Apa kau membuka perbannya untuk bekerja?” Hae Joo bilang tidak.
Ibu : “Kalau kau seperti ini lebih baik kau tinggal saja dengan ibu kandungmu. Kau tak perlu bekerja setengah mati untuk membiayai keluarga kita.”

Hae Joo : “Kubilang bukan seperti itu, kenapa ibu seperti ini?”
Ibu menyuruh Hae Joo mengambil kesempatan ini untuk membuat hidup Hae Joo lebih baik dan membantu ibu kandung Hae Joo agar hidup dengan damai. Kalian berdua tinggalah bersama. Hae Joo mengeluh kesal ia sudah memiliki waktu yang sulit kenapa ibunya juga sekarang bersikap seperti ini padanya.

Ibu mengatakan kalau ia sudah cukup hidup bersama Hae Joo selama 27 tahun. “Kau seharusnya tinggal bersama ibumu paling tidak sekali sebelum kau menikah.” Ia hanya bisa bersama Hae Joo sampai disini saja. 
Hae Joo menitikan air mata, “Apa benar itu yang ibu rasakan? Setelah kau menyuruhku pergi kau akan menangis setiap malam.” Hae Joo mengambil foto ayahnya. Ia mengatakan kalau dirinya sangat menghormati perkataan terakhir ayahnya, jadi kenapa ibunya ini menyuruhnya untuk pergi ke tempat lain.
Hae Joo menggenggam tangan ibunya. Ia mengatakan kalau ibunya ini masih tidak tahu dimana hatinya berada. Ia mengatakan kalau dirinya sudah cukup merasa sedih sampa ia mau mati rasanya. Air mata ibu juga menetes terharu mendengar Hae Joo lebih memilih tinggal bersama dirinya daripada Geum Hee.
San berada di kantor pabrik sibuk dengan laptopnya. Sek Kim datang dan huwaa sepetinya ia ingin menyelesaikan misinya. Tapi ia tak menyangka kalau San ada di kantor pabrik.

“Apa kau masih belum pulang?” tanya Sek Kim.

San bilang kalau ia sedang mendokumentasikan desain untuk penyelesaiannya. Ia pun bertanya apa Sek Kim akan memakai laptopnya. Sek Kim mengatakan kalau ia perlu memeriksa email-nya. San pun mengijinkannya dan ia pun permisi pulang.
Setelah San pergi Sek Kim segera melihat gambar-gambar rancangan bor yang di dokumentasikan tadi. 
Presdir Jang dan Chang Hee berada di ruang kerja Presdir Jang di rumah. Presdir bertanya apa Chang Hee baru saja mengatakan kalau kita mencuri itu dari mereka. Chang Hee membenarkan ia pun sudah memerintahkan bawahannya untuk secepatnya membuat bor dengan rancangan yang berhasil dicurinya, laboratorium penelitian dan pabrik sekarang sedang bekerja.

Presdir Jang memuji itu kerja yang bagus, “Kalau aku bisa mendapatkan hak pengeboran aku akan mencapai impianku.” Presdir Jang tertawa lebar.
Chang Hee melirik ke brangkas yang ada di ruangan itu. “Tapi Presdir kalau kau memenangkan hak pengeboran dan bisa memproduksi minyak bukankah kita perlu kapal pengeboran?” Presdir membenarkan kita memang membutuhkannya.

Chang Hee : “Apa menurutmu kita bisa membuat kapal pengeboran sendiri. Karena kita sudah punya thruster dan mata bornya dan kau percaya kalau itu sejalan.”
Presdir menilai kalau kita bisa melakukannya itu akan bagus sekali. Tapi kita membutuhkan uang yang banyak untuk membuat kapal pengeboran. Tapi bukankah Chang Hee tahu kalau kondisi keuangan perusahaan bagaimana. Perusahaan tak punya uang lagi. Aset yang dimilikinya juga sudah hampir habis. 
Chang Hee : “Tapi bukankah kau masih punya dana gelap itu. Ayah, kalau kita bisa memprokuksi minyak semuanya bisa diselesaikan. Tolong percaya padaku, aku akan membantumu menyelesaikan masalah ini. Kalau perusahaan dalam masalah maka akan sulit untuk memenangkan hak pengeboran.”

Presdir Jang tampak memikirkannya kembali. Ia menatap Chang Hee, haruskah ia mempercayakan sepenuhnya pada menantunya ini.
Jung Woo menemui Hae Joo di warung soju. Ia melihat kalau Hae Joo tergeletak disana. Ia menyapa Hae Joo. Hae Joo yang kaget segera mengangkat kepalanya. Ia belum sepenuhnya mabuk. Jung Woo heran kenapa Hae Joo minum begitu banyak bukankah tangan Hae Joo masih belum sembuh. Ia juga heran karena tak melihat San, dimana dia.
Hae Joo diam dan kembali menuangkan minumannya. Tapi Jung Woo tak mengizinkan Hae Joo minum lagi. “Anak ini, apa yang sebenanya terjadi? Apa kau bahkan tak mendengarkan pamanmu ini? Katakan padaku, bukankah aku sudah bilang kalau kau ada masalah bicarakan denganku. Aku akan menjadi tempatmu bersandar!”
Bukannya bicara Hae Joo malah menangis. Ia tak tahu harus menceritakannya bagaimana. Jung Woo tak mengerti kenapa Hae Joo malah menangis. Ia menduga pasti masalah ini berat bagi Hae Joo. Hae Joo berharap Jung Woo jangan lagi memperlakukannya dengan baik. Kalau Jung Woo tetap melakukan itu ia akan merasa lebih terluka lagi. Jung Woo makin tak mengerti apa yang Hae Joo bicarakan. 

Hae Joo : “Samchoon, kau bukanlah samchoon-ku yang sebenarnya.”

Jung Woo tertawa, “Apa yang kau bicarakan sekarang?”

Hae Joo : “Ibu melakukan tes DNA antara Jang Do Hhyun dan aku. Hasilnya menyatakan kalau aku ini putrinya.”
Deg... Jung Woo terdiam mendengar perkataan Hae Joo.
Hae Joo menangis meninggikan suaranya, “Orang yang paling kubenci di dunia ini. Orang itu, dia adalah ayah kandungku.”
Jung Woo tak bisa berkata-kata, ini benar-benar mengejutkannya. Ia jelas shock mengetahui kalau Hae Joo bukan putri kandung kakaknya. Matanya berkaca-kaca tak menyangka kalau gadis yang selau menjadi keponakan kebanggaannya ternyata bukan keponakan kandungnya.

Hae Joo menangis tersedu-sedu, dadanya terasa sesak.
Jung Woo berjalan menyusuri jalanan malam dengan perasaan sedih campur terkejut. Air matanya berlinang mengetahui kalau Hae Joo bukankah keponakan kandungnya. Sementara Hae Joo masih menangis meraung-raung di warung soju.
Geum Hee datang menemui Jung Woo disebuah kafe. Ia melihat Jung Woo duduk menatap lantai, Jung Woo malamun. Geum Hee yang datang terburu-buru langsung bertanya apa yang terjadi. “Tidak terjadi apa-apa pada Yoo Jin, kan?”
Jung Woo mengangkat wajahnya menatap tajam Geum Hee. “Kau, apa yang kau lakukan pada kakakku?”

Geum Hee tak mengerti apa maksudnya.
Jung Woo mengatakan kalau ia sudah mendengar semuanya dari Hae Joo. “Apa kau masih memanggilku samchoon setelah semua itu terjadi? Nama kakakku dan nama Yoo Jin, apa kau masih berhak memanggil nama mereka?” Jung Woo marah meninggikan suaranya. “Bukankah kau bilang padaku kalau itu salah paham. Tapi selama ini kau sudah berbohong.” Jung Woo membentak. “Kau orang yang lebih jahat daripada Jang Do Hyun.”

Geum Hee kini mengerti kalau Jung Woo sudah tahu semuanya. Ia menunduk mengakui kalau itu kesalahannya.

Jung Woo : “Kau menyakiti kakakku untuk yang kedua kalinya. Kalau kakakku yang meninggal tahu tentang ini dia pasti akan sedih. Kau bukan hanya menyakiti kakakku tapi kau juga menyakitiku.”
Geum Hee : “Kau mungkin berfikir kalau aku berbohong tapi aku juga tidak tahu. Yoo Jin lahir dan Hak Soo membawa hasil tes DNA Yoo Jin. Dia menyuruhku untuk mempercayainya. Jadi aku tak punya pilihan selain mempercayainya. Aku bahkan tak pernah bermimpi bahwa Hak Soo akan mengarang hal seperti itu. Aku hanya... percaya pada Hak Soo.”
“Apa itu masuk akal?” bentak Jung Woo dengan suara yang lebih tinggi. “Lalu bagaimana denganku?”

Geum Hee tersentak kaget dengan teriakan Jung Woo yang marah besar. Jung Woo melirihkan suaranya mengatakan ia selau mengira kalau Yoo Jin adalah satu-satunya di dunia ini yang memiliki ikatan darah dengannya. Dengan melihat Yoo Jin itu membuatnya teringat pada kakaknya.
Geum Hee minta maaf atas semua yang terjadi, ia juga tak tahu dan baru mengetahuinya sekarang. Jung Woo berdiri akan pergi dari sana tapi sebelum pergi ia mengatakan kalau ia tak tahu apa kakaknya akan memaafkan Geum Hee apa tidak. Tapi yang pasti ia tak akan pernah memaafkan Geum Hee. Jung Woo yang marah mengusap air matanya dan pergi meninggalkan Geum Hee seorang diri.
Geum Hee berjalan di bawah kerlap-kerlip cahaya lampu menjelang natal. Pikirannya kacau ia berjalan tak tentu arah.
Jung Woo sampai di rumah dan berada di kamarnya. Ia menatap foto dirinya bersama Hak Soo, Geum Hee dan Yoo Jin. Ia menangis menatap foto itu.
Hae Joo di kamarnya duduk diam. Ada SMS masuk ke ponselnya, dari Kang San.

‘Aku minta maaf sudah membuatmu marah siang tadi. Maukah kau keluar sebentar sekarang aku ada di depan’

Hae Joo tak membalas SMS-nya. Ia juga tak segera keluar menemui San. Ia tak tahu harus bagaimana berhadapan dengan San.
San menunggu di luar kamar Hae Joo menanti wanita itu keluar kamar atau paling tidak balasan SMS darinya. Tapi keduanya tak muncul. Malah ia melihat lampu kamar Hae Joo dimatikan. Huwaaa oppa jelas sedih.
Keesokan harinya. Dua perusahaan harus melakukan presentasi memperkenalkan teknologi ciptaan mereka untuk mendapatkan hak pengebroran. Dua perusahaan ini menciptakan teknologi baru untuk kapal pengeboran dan peralatan pengeboran. Dua perusahaan ini adalah Cheon Ji dan Ocean.
Presentasi yang pertama dari Cheon Ji. Ketua Tim Jo maju bersama Chang Hee. Ketua Tim Jo memperkenalkan azimuth thruster sebagai alat yang sudah diciptakan oleh Cheon Ji (yang bikin kan Hae Joo)

Ketua Tim Jo menjelaskan kalau azimuth thruster ini tidak hanya alat yang berefisiensi tapi juga mampu bertahan di kedalaman laut yang dalam. Chang Hee kemudian menjelaskan tentang Cheon Ji yang juga menciptakan mata bor. (rancangannya San oppa yang dicuri Sek Kim)

Chang Hee menjelaskan kalau mata bor buatan Cheon Ji memiliki komponen utama berupa mata bor dengan tiga kepala kerucut. Mata bor ini menyebarkan kekuatan untuk mencegah panas yang berlebih pada penggunaan jangka panjang. Ditambah lagi azimuth thruster yang disesuaikan untuk syarat pengeboran. Jadi untuk meningkatkan kekuatan dibagian kepala bor, ia menambahkan berlian untuk meningkatkan efisiensinya. (itu semua idennya San – Hae Joo. Ah Cheon Ji payah)

Ketika Chang Hee dan Ketua Tim Jo melakukan presentasi, Hae Joo memperhatikannya dengan baik. San melirik ke arah Hae Joo. Presdir Jang tersenyum puas dengan presentasi yang disampaikan Chang Hee dan ketua Tim Jo Min Kyung.

Kini giliran perwakilan dari Ocean yang melakukan presentasi, siapa lagi kalau bukan Kang San dan Hae Joo.
 San mengatakan kalau bentuk dari mata bor miliknya memiliki bentuk yang sama dari mata bor yang dipresentasikan sebelumnya. Tapi perusahaan perkapalan Ocean di tahun 2012 ini menciptakan tipe baru dari tiga kepala kerucut yang bernama TS bit.

Hae Joo menjelaskan kalau setiap bagian dari ketiga kerucut ini memiliki fungsi pengeboran yang berbeda. Yang pertama mengaplikasikan tekanan tinggi untuk meningkatkan pengeboran para struktur bebatuan.

San : “Bagian yang kedua tak banyak berbeda dengan mata bor biasa. Tapi bagian yang ketiga berfungsi untuk melebarkan lubang pengeboran. Dengan kata lain, TS Bit ini tidak hanya bergerak maju untuk memecahkan batu tapi juga meningkatkan gesekan antara mata bor dengan batu. Jadi kita bisa mengambil minyak maksimum 5 kali lebih banyak dari pada bor konvensional.”

Hae Joo juga menjelaskan kelebihan terbesar TS bit yang lain, secara simultan itu bisa membagi pekerjaan antara ketiga bagian ini untuk memaksimalkan efisiensinya.

(Saya sengaja nulis secara rinci apa yang dipresentasikan biar ngerti tapi tetep aja saya ga paham hahaha)

Presentasi yang disampaikan San dan Hae Joo mendapatkan tepuk tangan. “Wah keren!” katanya. Presdir Jang dan Chang Hee diam saja mendengar para audiens bertepuk tangan mengetahui keunggulan mata bor dari Ocean. Bahkan pegawai Cheon Ji pun ada yang tepuk tangan. Presdir Jang mendelik marah ke mereka, “Kenapa kalian juga ikut bertepuk tangan?”
Hae Joo dan San tersenyum saling memandang melihat apa yang disampaikan keduanya mendapat respon yang baik.
Di rumah, ibu menemui Jung Woo di kamar. Jung Woo heran apa ada sesuatu yang ingin ibu katakan padanya. ibu malah balik bertanya apa ada sesuatu yang mengganggu Jung Woo. Ia melihat Jung Woo minum soju sendirian di kamar dan bahkan akhir-akhir ini Jung Woo tak makan malam bersama. Ia ingin tahu kenapa Jung Woo tiba-tiba seperti itu.
“Suamimu, kenapa dia melakukan itu?” tanya Jung Woo. “Kebenaran bahwa Hae Joo dan dia sama sekali tak memiliki hubungan darah tapi dia menjaga Hae Joo dengan baik ketika masih kecil. Kenapa dia melakukan itu?”
Ibu mengatakan kalau ia juga penasaran dengan hal itu sebelumnya. “Sejak dia masih kecil kupikir mereka berdua punya darah yang sama. Setelah mengetahui kebenarannya, aku tak bisa mengerti. Tapi apa kau tahu, kupikir aku bisa mengerti karena mencoba hidup dengan itu. Hubungan darah sama sekali bukan hal terpenting.”
Jung Woo terdiam mendengar ucapan ibu.

Ibu : “Sang Tae, Young Joo dan Jin Joo meskipun mereka bertiga itu saudara kandung tapi orang yang paling merasakan sakit adalah Hae Joo.”
Jung woo menitikan air mata.
Ibu : “Sejak dia masih kecil aku selalu menyakitinya. Tapi setelahnya aku sangat menyesal. Almarhum ayah Sang Tae mengatakan ini pada Hae Joo. Keluarga bukan hanya kerena hubungan darah, tapi yang diikat oleh pengalaman merasakan sakit, kesedihan dan kelaparan bersama. Apa yang dia maksud kupikir sekarang aku mengerti.”
Jung Woo menunduk menangis dan itu membuat ibu terheran-heran, “Jaksa Yoon apa sekarang kau menangis?” Sambil menangis Jung Woo mengatakan kalau ia sudah berfikiran sempit.
Hae Joo pulang sendirian, di jalan depan rumah ia melihat Jung Woo berdiri sendirian dan melamun. Hae Joo memberanikan diri menghampiri dan menyapa Jung Woo dengan ramah. Tapi setelah menyapa Jung Woo, Hae Joo langsung menunduk.
Jung Woo tak tahu harus berkata apa. Dengan terbata-bata ia mengatakan kalau ia mendengar hari ini Hae Joo melakukan presentasi. Hae Joo membenarkan dan mengatakan kalau Bibinya juga ikut hadir. Hae Joo pun akan permisi masuk ke rumah tapi Jung Woo memanggilnya.
Jung Woo menunduk mengaku salah, “Kakakku memperlakukanmu seperti putrinya bukan karena hubungan darah tapi karena dia mencintaimu. Karena itulah memang benar kalau kau ini putri kakakku.”

Hae Joo terharu mendengarnya. Mata Jung Woo berkaca-kaca, “Chun Hong Chul yang tahu kebenarannya pun membesarkanmu dengan cinta. Dia juga ayahmu. Ketika aku menghindar darimu, aku hanya memikirkan hatiku yang sakit. Itu karena aku kurang bijaksana dibandingkan ayahmu.”
Hae Joo menangis mendengarnya, “Samchoon...”

“Benar..!” Jung Woo menitikan air mata. “Aku samchoonmu, Yoo Jin.”
Jung Woo menangis memeluk Hae Joo, “Yoo Jin maafkan aku. Aku yang salah. Samchoonmu ini yang salah.” Berulang kali Jung Woo mengucapkan permintaan maafnya pada Haa Joo. keduanya menangis.
Keesokan harinya pengumuman untuk memilih perusahaan mana yang mendapatkan hak pengeboran minyak. Perusahaan perminyakan sudah menguji mata bor yang diserahkan oleh kedua perusahaan yang berkompetisi dan hasilnya mereka memutuskan untuk memberikan hak pengeboran kepada Perusahaan Perkapalan Ocean.
Horeeeee suara tepuk tangan bergemuruh. San dan Hae Joo tak menyangka kalau mereka lah yang terpilih. Pihak Cheon Ji tentu saja kesal karena gagal. Tanpa senyuman, Presdir Jang, Chang Hee dan pengikutnya pergi meninggalkan tempat.
Hae Joo yang tersenyum gembira berhambur memeluk San. Tapi sesaat kemudian ia melepas pelukan San dan beralih memeluk Bong Hee. San menatap heran tapi tak lama kemudian ia menerima pelukan dan ucapan selamat dari Sang Tae bahkan dari Sek Kim juga.
Presdir Jang dan Chang Hee kembali ke kantor. Presdir jelas marah dengan gagalnya ia mendapatkan hak pengeboran minyak. Ia merobek dokumen presentasi dan melemparnya. Bagaimana ini bisa terjadi bukankah Chang Hee bilang padanya kalau akan membuat mata bor yang sama seperti yang dibuat San dan Hae Joo tapi kenapa mereka bisa membuat yang lebih baik. Kenapa Chang Hee tak tahu tentang itu ia ingin Chang Hee menjelaskan itu padanya.
Chang Hee mengatakan kalau ia sudah menanyakan hal itu pada perusahaan perminyakan. “Teknologinya tak jadi masalah. Yang menjadi masalah utamanya adalah sekarang Cheon Ji kurang dipercaya. Tidak stabilnya keuangan perusahaan kita dan peledakan di indonesia, mereka juga membicarakan tentang masalah etika.”
Presdir Jang tentu saja murka. “Si brengsek itu, dia sudah menghancurkan impianku. Imipian seumur hidupku.” Presdir Jang membanting buku-buku yang ada di meja.

Chang Hee menatap tajam Presdir Jang dari belakang. Ia jelas senang Presdir Jang stres seperti ini.
Mereka berlima berkumpul di kantor pabrik. San mengatakan kalau Hae Joo memang pantas mendapatkan hasil yang bagus seperti ini karena Hae Joo yang muncul dengan ide baru. San juga mengatakan kalau Sek Kim adalah orang kedua yang pantas mendapatkan penghargaan seperti Hae Joo. Sek Kim terkejut dan mengatakan kalau ia sama sekali tak melakukan apa-apa.
San : “Berkat Sek Kim menjadi mata-mata yang baik untuk Cheon Ji mereka gagal dengan mata bornya dan kita lah yang memenangkan tender ini.”
Sek Kim kaget San tahu kalau ia sudah menjadi mata-mata bagi Cheon Ji. Ia langsung berlutut minta maaf. San meminta Sek Kim tak perlu seperti itu. San sadar kalau selama ini ia tak mampu membayar gaji Sek Kim dengan baik. Seharusnya ia lah yang minta maaf.
Sek Kim pun menyadari kesalahannya, “Kalau aku memikirkan kebaikan Presdir (Kakek) aku tak seharusnya melakukan hal itu.”

San tak mempermasalahkannya kenapa Sek Kim jadi seperti ini bukankah sekarang semuanya labih baik. Karena Sek Kim, kita menang dan Cheon Ji sudah menyelesaikan masalah keuangan rumah tangga Sek Kim. (haha beruntung donk ya)
Sang Tae tak menyangka dan menilai Sek Kim ini orang yang berpengetahuan yang begitu mengerikan. Bagaimana bisa Sek Kim menyembunyikan ini dengan baik dan tampil biasa saja seperti itu.

Plok,.. Bong Hee menggaplok kepala Sang Tae. “Apa kau lupa kalau kau yang mencuri azimuth thrusternya? Meskipun kau punya 10 mulut kau tak perlu membuka mulutmu.”
Hae Joo tertawa melihat kakaknya dimarahi Bibinya. Tak sengaja matanya bertemu pandang dengan San, tawanya pun segera menghilang dan ini membuat San heran apa Hae Joo masih marah padanya karena pertengkaran di pabrik sebelumnya.
Kantor Presdir Cheon Ji berantakan karena Presdir Jang yang ngamuk. Chang Hee mengatakan kalau hanya ada satu cara yang harus dilakukan dalam situasi seperti ini yaitu bekerja sama dengan mereka.

Presdir Jang :  “Apa alasan mereka mau bekerja sama dengan kita? Bukankah teknologi mereka lebih baik.” 
Chang Hee berkata kalau kita bisa membuat Hae Joo dan San berpihak pada kita. Presdir Jang yang pikirannya sudah buntu bertanya bagaimana cara kita melakukannya.

Chang Hee : “Presdir, bukankah anda punya mikrofilm-nya? Meskipun mereka mendapatkan hak pengeboran mereka tak akan bisa mendapatkan minyak.”

Presdir Jang tersenyum membenarkan. Chang Hee ingin tahu dimana Presdir jang menyimpan mikrofilmnya. Presdir Jang diam menatap tajam Chang Hee. Hmm apa Presdir akan mengatakan dimana mikrofilm-nya.
Geum Hee menyuruh tukang untuk membuka brankas milik suaminya. Ia berjaga-jaga di pintu takut kalau suaminya datang.
Brankas berhasil dibuka ia segara mengecek dan mencari sesuatu. Ada pistol di dalan sana. Ia pun kembali merogoh isi brangkas dan menemukan sesuatu, mikrofilm. Geum Hee segera menyimpan itu di saku bajunya. Kemudian membereskan kembali semuanya.
Geum Hee dan orang itu keluar dari ruang kerja Presdir. Ia bersiap akan pergi, tapi ia terkejut bukan main begitu melihat suaminya baru saja tiba. Presdir yang heran bertanya siapa orang ini. Geum Hee mengatakan kalau pria ini memperbaiki lampu yang ada di ruang kerja.
Presdir heran kenapa Geum Hee memanggil tukang segala bukankah Geum Hee bisa memanggil pelayan untuk memperbaikinya. Geum Hee beralasan itu sulit diperbaiki makanya ia memanggil orang yang bisa.

Supaya orang itu tak ditanya macam-macam, Geum Hee menyuruhnya segera pergi. “Ahjussi silakan pergi terima kasih.”
Geum Hee pun ikut keluar akan pergi ke suatu tempat. Presdir bertanya istrinya ini mau kemana. Geum Hee yang panik mengatakan kalau ada sesuatu yang akan ia kerjakan. Geum Hee langsung bergegas pergi membuat Presdir Jang heran kenapa istrinya tergesa-gesa seperti itu.
Presdir Jang masuk ke ruang kerjanya. Ia melihat sekeliling ruangan. Tak ada yang mencurigakan dengan ruangan itu, semua baik-baik saja. Ia melihat lampu yang tadi dikatakan istrinya baru diperbaiki. Ia pun teringat pada brankasnya.
Presdir segera membuka brankas dan tak menemukan mikrofilmnya. Ia panik dan menebak kalau istrinya lah yang membawa itu. Ia segera menyusul istrinya.
Presdir Jang membuntuti Geum Hee dengan mengendarai mobilnya. Ia melihat mobil istrinya berhenti di depan sebuah kafe. Geum Hee masuk ke kafe itu. Presdir Jang menuju kesana, ia manahan amarahnya.
Geum Hee menyerahkan mikrofilm itu pada Hae Joo yang sudah menunggunya disana. Hae Joo yang tak tahu bertanya apa ini.
Presdir Jang mengendap-endap sembunyi dibalik pohon natal menguping pembicaraan dua wanita ini.
Geum Hee mengatakan kalau mikrofim ini warisan ayah Hae Joo (Hak Soo). mendengar itu Hae Joo terkejut dan menatap mikrofilm yang ada di tangannya.
Presdir Jang yang bersembunyi pun terkejut melihat mikrofilm itu ada di tangan Hae Joo.

7 comments:

  1. Tinggal 2 ep lagi ya...semangat!

    ReplyDelete
  2. kereeeeenn.. udah ada sinopsis may queen terupdate..
    teng kyu mba anis..

    Emma

    ReplyDelete
  3. Aaaahhh,,sdih ny liat prsaan trsiksany prsaan haejo..hiks (╥﹏╥)

    Smangat,,smangat,,epsd 37,,dkit lg..
    \(^o^)/ Ʈƕǎƞƙ ƴǒǘ mb anis..

    ReplyDelete
  4. davinayaurus@yahoo.com22 March 2013 at 21:08

    sedih bgtz ep ini, ayo lnjut 2 ep lagi, ceumangatzzzzzzz

    ReplyDelete
  5. makin seru aja nie critanya.., kanjut yaw mb.., smangat.., smoga nggak mogok lagi..., 2 eps lagi...

    ReplyDelete
  6. merinding pas baca Samchoon minta maaf ke Hae Joo :')

    Hae Joo benar2 beruntung punya 2 ayah bukan kandung yang justru sangat mencintainya, dibanding memiliki ayah kandung yang menyebalkan, HJ jauh lebih beruntung dan bahagia yah...

    Kasian San Oppa. Ga tahu apa2 tp disikapin dingin sama HJ, hiks...

    ReplyDelete
  7. Mkasih mba dah ngepost ni . Mksih bgt lma btul sya tunggu lanjutanx v bpk blum jga posting maaf mba bru c'ment

    ReplyDelete

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.