Saturday 30 March 2013

Sinopsis Queen of Ambition Episode 12 Part 1

Da Hae mengatakan kalau ia mengetahui bahwa Do Kyung itu bukan kakaknya Do Hoon melainkan ibunya. Do Kyung berusaha bersikap tenang dibalik keterkejutannya. Ia tak tahu darimana dan kapan Da Hae mendengar omong kosong ini karena itu sama sekali tidak benar.


Da Hae menebak apa karena ibunya Do Hoon maka Do Kyung menentang hubungannya dengan Do Hoon. Apa karena itu Do Kyung tak mau menjadikannya menantu perempuan Do Kyung. Do Kyung menahan marah meminta Da Hae menutup mulut. Tak peduli omong kosong apa yang Da Hae bicarakan, ia tak akan pernah menyetujui Da Hae sebagai pasangan Do Hoon.

Da Hae akan menyerah untuk menikah dengan Do Hoon tapi sebagai gantinya Do Kyung harus hidup sebagai ibunya Do Hoon bukan kakaknya.
Do Kyung sangat marah dan manilai apa yang disampaikan Da Hae semuanya sampah. Apa Da Hae pikir orang akan percaya pada perkataan Da Hae.

Da Hae pun mengeluarkan amplop putih besar. Ia mengatakan kalau amplop itu berisi laporan hasil tes DNA antara Do Kyung dengan Do Hoon dan hasilnya menunjukan kalau Do Kyung ibunya Do Hoon. Ia akan memastikan kalau pernikahannya di bulan depan akan dilaksanakan sesuai rencana semula. Apa Do Kyung akan tetap menentangnya. Do Kyung terdiam menatap marah. Da Hae mengambil kesimpulan diamnya Do Kyung ini berarti tanda menyetujui pernikahannya. Da Hae pun berjanji selama ia menjadi menantu perempuan Do Kyung, ia akan merahasiakan kenyataan bahwa Do Hoon itu putra kandung Do Kyung.

Dan seperti yang kita tahu kalau hasil tes DNA itu bohong belaka. Yang di amplop hanya kertas kosong.
Di kantor, Do Hoon menuju ruangan kakaknya. Ia bertanya pada Sek Moon apa Direktur Baek Do Kyung tidak datang bekerja lagi. Sek Moon mengiyakan atasannya tak hadir di kantor lagi. Do Hoon bertanya lagi apa kakaknya menelepon. Sek Moon bilang kalau direkturnya belum menelepon.

Do Hoon cemas karena tak mendapat kabar berita dari kakaknya. Ia pun berpesan pada Sek Moon agar segera menghubunginya kalau kakaknya menelepon.
Do Hoon ke ruangan Da Hae menanyakan ketika Da Hae menemui kakaknya apa ada masalah lain selain menyetujui pernikahan. Da Hae malah balik bertanya apa semalam Do Kyung tidak pulang lagi. Do Hoon semakin cemas karena sebelumnya kakaknya tak pernah melakukan ini. Ia khawatir kemana kakaknya pergi.
Da Hae merasa kalau Do Kyung pasti pergi ke suatu tempat untuk menenangkan diri setelah membuat keputusan berat untuk menyetujui pernikahannya dengan Do Hoon. Ia yakin kalau Do Kyung akan baik-baik saja. Do Hoon makin tak mengerti apa yang terjadi pada kakaknya. Tak peduli betapa kerasnya ia memikirkan masalah ini, kakaknya yang tak masuk kantor ini bukan seperti sifat kakak yang ia kenal. Ia yakin pasti ada sesuatu yang serius. Ia harus mencari tahu apa itu.
Do Hoon menemui Ha Ryu di kantor pengacara. Ha Ryu kaget mendengar kalau Do Hoon sudah 2 hari tak mendengar kabar tentang Do Kyung. Do Hoon mengatakan kalau kakaknya menghilang tanpa sepatah katapun, tak minta ijin pada ayah, Bibi atau bahkan padanya. Ia ingin tahu apa kakaknya menghubungi Ha Ryu.
Ha Ryu bilang tidak, ponsel Do Kyung dimatikan. Jadi ia berfikir kalau Do Kyung pasti sedang sibuk. Apa ada sesuatu yang terjadi di kantor atau di rumah. Do Hoon bilang tak ada, kakaknya bertemu dengan Da Hae dan memberi tahu agar kami menikah lebih dulu. Kakaknya memberi tahu Da Hae untuk melanjutkan sesuai rencana dan sejak saat itu kakaknya tak pulang ke rumah.

Ha Ryu merasa aneh dan terkejut, “Apa dia menyetujui pernikahan kalian berdua?”
Do Hoon membenarkan, kakaknya mengirim SMS padanya memberikan ucapan selamat atas pernikahannya. Sejak saat itu ia tak bisa menghubungi kakaknya. “Hyung, apa kau tahu kemana dia pergi?” Do Hoon sangat mencemaskan kakaknya.

Ha Ryu berkata kalau ia akan mencarinya. Tapi kalau Do Hoon bisa menghubungi Do Kyung segera beritahukan itu padanya. Do Hoon mengerti. Ha Ryu menoleh ke arah Sam Do yang berada di ruangan itu. Sam Do memberi kode anggukan.
Setelah Do Hoon pergi Sam Do menghubungi temannya, Detektif Bang. Ia meminta bantuan Detektif Bang untuk mencarikan seseorang, “Aku hanya tahu nomor ponsel dan nomor plat mobilnya,” kata Sam Do.

Ha Ryu bertanya apa teman Sam Do bisa menemukan keberadaan Do Kyung. Sam Do bilang kalau temannya akan segera menelpon. Tempat terakhir dia menggunakan kartu kreditnya, catatan dia melewati tol, tempat terakhir ponselnya digunakan. Dia bilang dia bisa mendapatkan semua informasi itu.

Ha Ryu akan langsung berangkat mancari Do Kyung. Kalau Sam Do mendapatkan informasi mengenai keberadaan Do Kyung cepat menghubungi dirinya.
Ha Ryu berada di mobil menerima telepon dari Sam Do. Sam Do akan mengirimkan SMS dimana keberadaan Do Kyung tepatnya tempat terakhir kali dia menggunakan ponselnya. Sam Do bilang kalau 30 menit yang lalu Do Kyung menggunakan kartu kreditnya di area apartemen itu. Ha Ryu pun segera menuju tempat yang dimaksud Sam Do.
Ha Ryu sampai di sebuah penginapan, di parkiran ia melihat mobil Do Kyung. Ia mengetuk pintu penginapan tapi tak ada yang membukakan pintu. Pintu itu juga terkunci, Ha Ryu celingukan mencari keberadaan Do Kyung.
Do Kyung ternyata menyendiri di tepi pantai. Ha Ryu berhasil menemukannya. Perlahan Ha Ryu berjalan mendekat ke arah Do Kyung. Ha Ryu berdiri di samping Do Kyung. Do Kyung yang menyadari ada seseorang menoleh ke samping.
Ha Ryu berkata kalau tak seorang pun bisa menghubungi Do Kyung jadi Do Hoon datang mencarinya. Do Kyung berkata kalau ia ingin sendirian. Ha Ryu tak mengerti kenapa Do Kyung bersikap seperti ini. Ia mendengar kalau Do Kyung menyetujui pernikahan itu, “Kenapa kau melakkukan itu?”

Do Kyung berkata kalau itu terjadi begitu saja. Ha Ryu tak mengerti apa maksudnya terjadi begitu saja. Bukankah Do Kyung seharusnya memberitahu dirinya dulu sebelum menyetujui. Bukankah keduanya sudah sepakat untuk menghentikan pernikahan itu. Dengan sikap dingin Do Kyung minta maaf sekarang ia sudah memutuskan menyetujui pernikahan Do Hoon. Ia merasa kalau seharusnya Do Hoon dan Da Hae sendiri yang membuat keputusan ini.

Ha Ryu tak mengerti apa sebenarnya yang membuat Do Kyung tiba-tiba berubah pikiran seperti ini. “Kalau ini begitu berat untukmu kenapa kau menyetujui pernikahan mereka?”

Do Kyung merasa karena semuanya sudah berakhir. Jadi Ha Ryu tak perlu bertindak sebagai tunangannya lebih lama lagi. Ia menyuruh Ha Ryu lebih baik kembali saja.
Do Kyung akan pergi. Tapi Ha Ryu menahan tangan Do Kyung. Ia mengatakan kalau ini belum selesai. Ia tak bisa menyerah dengan cara seperti ini.
 Keduanya bicara di warung dekat pantai. Ha Ryu meminta Do Kyung berpikir apa ini akhir dari semuanya. 
Ha Ryu : “Begitu Da Hae dan Do Hoon menikah apa kau pikir ini akan berakhir? Akankah Joo Da Hae mencapai tujuannya? Pernikahan ini hanya permulaan saja. Karena mulai sekarang Joo Da Hae melalui Do Hoon, dia akan berusaha mendapatkan semua yang dia inginkan. Tapi kau malah disini sendirian di tempat seperti ini, mengasingkan diri dengan sukarela. Kalau menyetujui pernikahan mereka memang tak bisa dihindari kita harus menunjukan pada Da Hae kalau itu adalah keputusan yang salah.”
Do Kyung minta maaf tapi itu adalah masalah pribadinya. Ia mohon agar Ha Ryu tak perlu ikut campur. Tapi Ha Ryu mengatakan kalau ia sudah menjadi seseorang yang terlibat dengan Do Kyung. Ia tak bisa membiarkan Do Kyung menghilang seperti ini lagi, kalau itu terjadi lagi ia tak akan mentolerirnya. Ia akan selalu berada di samping Do Kyung.
Ha Ryu : “Kalau pernikahan mereka sudah disetujui, akan kupastikan untuk menghapus senyum di wajah Joo Da Hae dihari pernikahannya. Apa itu akan membuatmu lebih baik?”

Do Kyung ingin tahu bagaimana Ha Ryu membuat hal itu terjadi. Ha Ryu memastikan kalau ia akan membuat itu terjadi. Kalau itu terjadi, ia mohon Do Kyung percaya padanya.

“Di hari pernikahan Joo Da Hae, dia tak akan bisa tersenyum berjalan di lorong.” Ha Ryu menatap tajam penuh keyakinan. Ha Ryu pun mengajak Do Kyung kembali ke Seoul.
Da Hae yang sudah terlelap tiba-tiba terbangun karena mendengar bel rumahnya dibunyikan berkali-kali. Ia pun membuka pintu dan Do Kyung yang datang.
Da Hae merasa kalau Do Kyung muncul seperti ini setelah menghilang bukankah lebih baik menemui keluarga di rumah dulu.

Do Kyung : “Bukankah sekarang kau juga keluargaku?”

Da Hae menatap sinis berterima kasih karena Do Kyung sudah mengakuinya sebagai bagian dari keluarga. Do Kyung meminta Da Hae berhenti bersikap sinis karena itu membuat dirinya ingin sekali mencungkil mata dan menarik lidah Da Hae keluar. Da Hae tak takut dengan gertakan Do Kyung, ia menilai bukankah yang dikatakan Do Kyung ini sesuatu yang tak seharusnya dikatakan pada anggota keluarga dan mulai sekarang ia akan menuntut etika dari Do Kyung.
Do Kyung marah, ia melempar gelas hingga membuat gelas itu pecah berkeping-keping. Dengan sikap dingin Da Hae bertanya kenapa Do Kyung melakukan itu. Do Kyung menatap tajam Da Hae, ia memperingatkan agar Da Hae jangan menggunakan kelahiran Do Hoon untuk meminta sesuatu yang lain. Kalau Da Hae berani mengungkit masalah kelahiran Do Hoon lagi ia akan membunuh Da Hae dengan tangannya sendiri. Da Hae tak gentar dengan ancaman Do Kyung.

“Kalau kau mengerti ucapanku datanglah ke rumah besok untuk mendapat persetujuanku.” Kata Do Kyung kemudian pergi meninggalkan apartemen Da Hae.
Do Kyung sampai di rumah. Ia langsung ditanyai banyak pertanyaan dari ayahnya. Presdir Baek menanyakan kenapa Do Kyung menghilang tanpa bicara apapun, bukankah Do Kyung ini bukan anak-anak lagi.

Bibi Ji Mi menebak kalau Do Kyung pasti punya banyak pikiran. Ia harap Do Kyung bisa menceritakan itu. Do Kyung tak menjawabnya ia malah mengatakan kalau dirinya menyetujui pernikahan Do Hoon dengan Da Hae. jadi ayahnya bisa memanggil mereka berdua dan menyetujui pernikahan mereka. Bibi Ji Mi heran campur kaget kenapa tiba-tiba Do Kyung menyetujui padahal sebelumnya ngotot menentang pernikahan mereka. Presdir Baek juga ingin tahu alasan Do Kyung berubah pikiran.

Do Kyung mengatakan kalau ini kehidupan Do Hoon. Jadi Do Hoon bisa melakukan sesuka Do Hoon. Presdir ingin memastikan apa keputausan Do Kyung ini tak akan berubah lagi. Do Kyung berkata kalau ia sudah memutuskan.
Bibi Ji Mi menatap do kyung penuh tanda tanya. Dalam hati ia berkata, “Joo Da Hae, apa yang sudah dilakukannya kali ini?”

Do Kyung mengatakan kalau ia sudah memanggil Da Hae untuk datang ke rumah besok. Ia harap ayahnya menyetujui rencana pernikahan mereka. Presdir Baek pun tak bisa menentang. kalau memang itu sudah menjadi keputusan Do Kyung, ia sendiri juga tak menentangnya. Bibi Ji Mi membenarkan karena ia melihat ada kecocokan antara Da Hae dan Do Hoon.

Presdir Baek menyuruh Do Kyung untuk mengumumkan pernikahan ini di perusahaan. Do Kyung mengerti ia akan melakukannya. Presdir Baek pun pergi ke kamarnya.

Bibi Ji Mi masih penasaran kenapa tiba-tiba Do Kyung berubah pikiran. “Setelah kau memutuskan itu kau sangat sakit hati, kan?” Do Kyung tak menjawab pertanyaan bibinya, ia permisi masuk ke kamar lebih dulu. 

Bibi Ji Mi mencibir, “Akhirnya Joo Da Hae bergabung juga di keluarga. Apa ini awal yang baru?”
Bibi Hong dan Taek Bae berkunjung ke kantor pengacara. Keduanya membawakan makanan. Sam Do dengan lahap memakan makanan kiriman Bibi Hong. Taek Bae dan Bibi Hong hanya bisa berpandangan melihat cara makan Sam Do yang lahap.
Taek Bae : “Hei aku tak akan mencurinya jadi makanlah pelan-pelan.”

Bibi Hong pun heran, “Apa kau pernah kelaparan? Kita juga bukan sedang perang atau apapun, kan?”

Sam Do mengabaikan ucapan keduanya. Ia tetap makan makanannya tanpa menyisakan sedikitpun.
Usai makan Sam Do mengingatkan kalau dari yang ia lihat ketiganya akan sering bertemu satu sama lain karena Ha Ryu. Ia pun akan mengatakan satu hal pada Bibi Hong dan Taek Bae. “Dengan Uhm Sam Do, kalian jangan pernah berdebat tentang makanan, mengerti?”

Taek Bae dan Bibi Hong yang bingung mengangguk mengerti.
Tepat saat itu Ha Ryu tiba disana. Ha Ryu menanyakan bukankah tak sulit mencari tempat ini. Taek Bae berkata kalau ia dan Bibi Hong datang karena memang Ha Ryu yang memanggil. Tapi ia khawatir apa tak apa-apa kalau mereka terlihat bersama seperti ini.

Sam Do meminta Taek Bae tak usah khawatir karena Joo Da Hae sekarang terlalu sibuk dengan persiapan pernikahan. Bibi Hong tak menyangka wanita iblis itu dengan masa lalu yang seperti itu, bagaimana bisa dia dengan bangga mengumumkan pernikahannya di koran.
Ha Ryu : “Mengenai perniakahan yang dia banggakan aku akan menghancurkannya berkeping-keping.”

Bibi Hong dan Taek Bae kaget, “Menghancurkannya?”

Ha Ryu : “Aku akan membuat Joo Da Hae tak bisa menghadiri pernikahannya sendiri.”

Ha Ryu minta bantuan pada Bibi Hong dan Taek Bae. Bibi Hong bersedia melakukan apapun yang Ha Ryu minta. Taek Bae juga siap membantu. Ia tak bisa melihat Da Hae hidup bahagia. Sam Do tersenyum menilai kalau penentuan aktornya sudah sempurna dan merasa kalau ini akan berhasil.

Tiba saatnya kita berada di hari pernikahan.
Do Kyung dan Bibi Ji Mi berada di kamar merias diri. Keduanya dibantu penata rias. Bibi Ji Mi iri dengan make up yang dipakai Do Kyung. Ia pun meminta perias untuk menggunakan produk make up yang sama seperti Do Kyung tapi tentu saja dengan warna yang berbeda.

Bibi Ji Mi melihat kalau wajah Do Kyung tak memancarkan kebahagian. Ia mengingatkan kalau Do Kyung menampakan wajah seperti itu ketika sedang di make up nanti make up-nya akan nyangkut diantara kerutan. Bibi Ji Mi juga mengingatkan kalau acara ini adalah pernikahan pewaris Baek Hak jadi pasti nanti ada wartawan. “Apa kau mau fotomu dengan make up yang buruk terpampang di internet?” Do Kyung diam saja.
Bibi Ji Mi heran dan berkata kalau ada satu hal yang benar-benar membuatnya penasaran. Apa ia bisa bertanya satu hal pada Do Kyung.

“Apa itu?” tanya Do Kyung.

Bibi Ji Mi : “Kau begitu menentang pernikahan mereka. Apa yang merubah pikiranmu? Dan juga apa yang terjadi padamu dan pengacara Cha?”

Do Kyung : “Aku sudah bilang padamu selama itu kebahagiaan Do Hoon, itu yang terpenting.”

Bibi Ji Mi tak puas dengan jawaban Do Kyung, “Apa kau yakin hanya itu saja? Apa Joo Da Hae menemukan kelemahanmu?” Tebak Bibi Ji Mi.

Do Kyung kesal Bibinya menanyakan ini. Bibi Ji Mi mengingatkan agar Do Kyung jangan marah karena itu akan menimbulkan kerutan di make up. Ia menyuruh Do Kyung untuk tersenyum agar make up nya bagus. 
Presdir Baek masuk ke kamar, “Apa kalian masih belum selesai? Ah ya ampun, kenapa wanita membutuhkan waktu yang lama untuk bersiap-siap? Apa kalian bisa tepat waktu ke pernikahan? Kalau lama seperti ini kita akan baru bisa hadir di pesta ulang tahun anak mereka yang pertama.” Presdir Baek ngomel karena dua wanita ini dandannya kelamaan.

Bibi Ji Mi mengingatkan kakaknya agar tak usah bicara yang berlebihan seperti itu. Karena keduanya juga sudah selesai berdandan.
Presdir Baek mengatakan kalau Walikota Seok juga akan menghadiri pernikahan. Ia pun mengajak seluruh keluarga untuk makan malam bersama dengan Walikota Seok.

“Omo, apa temannya tarzan ada disini?” Tanya Bibi Ji Mi mengalihkan pembicaraan.

Presdri heran, “Apa maksudmu temannya tarzan?”

Bibi Ji Mi mengatakan kalau ia sedang membicarakan temannya si anjing kita, temannya si tarzan.

Presdir Baek kesal dengan ucapan adiknya, ia mengingatkan agar Ji Mi berhati-hati dengan ucapan. “Masalahmu itu hanya satu, lidahmu.”

Bibi Ji Mi cuek.

“Hei.. kau tak udah datang ke pernikahan.” kata Presdir Baek melarang adiknya ikut. Karena ia bisa gugup dengan apa yang ingin Ji Mi katakan pada tamu-tamu nanti.

“Ah oppa, kau ini kenapa?” Bibi Ji Mi berjalan lebih dulu. Do Kyung mengingatkan ayahnya kalau mereka sudah terlambat. (entah kenapa kalau liat keributan kayak gini lucu. Benar-benar keluarga)
Do Hoon dan Da Hae berada di ruang make up. Do Hoon memuji calon istrinya ini sungguh cantik. “Apa kau pernah melihat pengantin wanita secantik ini? belum pernah kan?” tanya Do Hoon pada penata rias. Penata rias menjawab belum pernah.
Do Hoon menerima talepon dari Ha Ryu, “Jae Woong-hyung, apa kau ada di aula?” Do Hoon mengatakan pada Ha Ryu kalau ia sudah dalam perjalanan menuju aula pernikahan.

Do Hoon mengatakan pada Da Hae kalau ia akan ke aula pernikahan lebih dulu. Da Hae tanya kenapa, apa Pengacara Cha datang. Do Hoon berkata kalau ia ke aula sekarang bukan karena Jae Woong-hyung saja yang sudah disana. Sebenarnya tadi teman-temannya juga memanggilnya agar ia menemui mereka. Da Hae pun mengizinkannya.

Sebelum pergi Do Hoon melirik sekali lagi untuk menatap calon istrinya, “Benar-benar sangat cantik.” Katanya membuat Da Hae tersenyum.
Da Hae menerima telepon dari seseorang. Bibi Hong. Da Hae terdiam terkejut mendengar Bibi Hong yang bicara di telepon. Bibi Hong mengatakan kalau ia mendengar Da Hae menikah hari ini dan sekarang ia sudah berada di aula pernikahan. Ia bertanya dimana Da Hae karena ia baru saja datang dari Jepang. Ia ingin melihat Da Hae sekali sebelum ia berangkat lagi.

Da Hae panik mendengar Bibi Hong sudah berada di aula. Ia takut kalau Bibi Hong akan bicara dengan orang disana dan ia juga takut identitas tentang masa lalunya terbongkar. Da Hae meminta Bibi Hong tetap disana, jangan kemana-mana.

Da Hae pun bergegas menuju aula. Perias mengatakan kalau riasannya belum selesai tapi Da Hae yang terburu-buru bilang tak apa-apa. Ia pun bergegas menuju aula pernikahan.
Di tempat pernikahan Bibi Hong bersama Ha Ryu. Ia bertanya apa Ha Ryu yakin kalau Da Hae akan datang hanya karena 1 telepon darinya. Ha Ryu sangat yakin karena apa yang paling Da Hae takuti adalah melihat Bibi Hong ataupun dirinya karena hal itu akan membongkar masa lalunya.

Bibi Hong : “Kalau dia takut dengan panggilan telepon, bagaimana dia bisa tidak takut dengan kematian?” 

Sesuai rencana mereka, Bibi Hong pun permisi ia harus segera pergi. Ia berpesan agar Ha Ryu berhati-hati. 

Ha Ryu menatap tajam foto pernikahan Da Hae dan Do Hoon.
Da Hae yang panik berlari dan menyetop taksi. Ia meminta supir taksi bergegas ke tempat yang ia tuju. (orang-orang ngeliatin tuh penganten mana yang lari buru-buru)
Do Hoon sampai di gedung acara pernikahannya. “Jae Woong-hyung!” panggil Do Hoon menghampiri Ha Ryu. Ha Ryu memuji tuksedo yang dipakai Do Hoon terlihat sangat keren. Do Hoon tesenyum berterima kasih. Ha Ryu mengucapkan selamat atas pernikahan Do Hoon. Do Hoon berkata kalau Jae Woong-hyung nya juga harus segera mengambil giliran untuk menikah dan tentu saja dengan kakaknya.
Ha Ryu melihat rombongan karyawan Baek Hak dan disana ada Manajer Yum. Ia keget dan memalingkan wajahnya agar tak dikenali oleh Manajer Yum. Kenapa Ha Ryu begitu, karena dulu Manajer Yum salah satu langganan di tempat kerjanya di bar haha. (kalau ketahuan berabe donk)
Manejer Yum memanggil Do Hoon. Mereka memberikan ucapan selamat pada Do Hoon. Manajer Yum memuji kalau direkturnya ini benar-benar terlihat tampan. Mereka pun masuk ke aula acara. Setelah rombongan manajer Yum pergi, Ha Ryu menarik nafas lega sambil melihat jam tangannya.
Da Hae berlari menaiki tangga gedung untuk segera menemui Bibi Hong yang katanya sudah sampai di gedung aula. Ia melihat Do Hoon tengah berbincang dengan Ha Ryu. Dengan nafas terengah-engah ia masuk ke sebuah ruangan mencari Bibi Hong. Ha Ryu menoleh, melihatnya.
Di dalam ruangan Da Hae memanggil Bibi Hong. Tapi wanita itu sudah tak ada disana. Ia pun menerima telepon dari Bibi Hong. Da Hae menanyakan dimana Bibi Hong sekarang. Bibi Hong minta maaf karena sesuatu terjadi ia harus pergi lebih dulu. Ia pun berharap semoga pernikahan Da Hae berjalan lancar. 
Mendengar Bibi Hong sudah tak ada di tempat pernikahannya Da Hae terlihat lega. Ia melihat dirinya di cermin. Dandanannya acak-acakan karena kelelahan berlari, keringat memenuhi tubuhnya dan tatanan rambutnya berantakan.
Taek Bae berdiri di depan kamar ketika melihat seorang pegawai pria akan masuk ke ruangan dimana Da Hae berada. Ia menyerahkan laptop kepada pria itu. Ia mengaku sebagai petugas bagian media dari aula pernikahan. Ia menyerahkan copyan baru untuk foto yang akan ditampilkan di layar nanti. Ia minta tolong bisakah pria itu mengkonfirmasi foto-foto itu pada pengantin wanitanya.
Ha Ryu melihat tak jauh dari sana. Taek Bae memberi kode anggukan, ia kemudian segera pergi dari sana. 
Ha Ryu menatap Da Hae yang berada di dalam ruangan. Dalam hati ia berkata, “Joo Da Hae pintu yang kau dorong hari ini akan menjadi pintu ke neraka.”
Petugas pria itu menyerahkan laptop yang dititipkan Taek Bae. Ia mengatakan kalau ini adalah foto yang dirubah yang akan ditampilkan di layar. Ia juga mengatakan kalau seorang staf pria yang menyerahkan itu padanya dan meminta pengantin wanita untuk segera mengkonfirmasi foto itu apa ditayangkan atau tidak.
 Da Hae heran kenapa ada perubahan tampilan foto untuk di layar nanti. Ia pun membuka tiap fotonya. Foto pertama fotonya Da Hae ketika di depan Droptop. Foto kedua foto Eun Byul. Da Hae langsung kaget. Foto berikutnya foto Da Hae bersama Ha Ryu dan bersama Eun Byul.
Da Hae panik, “Apa ini?” Kau tak boleh memutar foto ini. Siapa yang memberimu ini?”

Petugas pria itu heran, ia mengatakan kalau ada seorang pria yang menyerahkannya.

“Pria seperti apa? Katakan padaku ciri-ciri yang tepat pria itu!” tuntut Da Hae sangat panik.
Tepat saat itu Bibi Ji Mi dan Ha Ryu masuk ke ruangan. Da Hae dengan cepat menutup laptopnya. Ia terlihat tak tenang. Bibi Ji Mi terkagum-kagum melihat penampilan Da Hae yang cantik. “Tapi kenapa wajahmu cemberut?” tanya Bibi Ji Mi. Da Hae berusaha bersikap tenang dan tersenyum, “Tak ada apa-apa!” katanya. 

Ha Ryu pun mengucapkan selamat atas pernikahan Da Hae. Da Hae berterima kasih sambil menatap Ha Ryu penuh tanda tanya. Bibi Ji Mi bekata kalau ia sangat senang bisa melihat Da Hae mengenakan gaun pengantin. “Pengacara Cha apa yang akan kau lakukan dengan Do Kyung?” tanya Bibi Ji Mi pada Ha Ryu. Ha Ryu tak menjawab ia hanya tersenyum.
Bibi Ji Mi melihat kalau ponsel Da Hae bergetar karena ada yang menelepon. Ia mengambilkan dan memberikannya pada Da Hae. Ia mengatakan kalau dirinya akan menunggu dan melihat Da Hae di dalam aula nanti. Bibi Ji Mi pun keluar ruangan, tinggallah Da Hae dan Ha Ryu berdua di ruangan itu.
Da Hae menjawab teleponnya.

“Da Hae-ya ini aku Ha Ryu.” Itulah suara yang didengar Da Hae. “Kau tak melupakan suaraku kan?”

Da Hae terperanjat, ia menatap pria yang ada di depannya. Siapa yang menelepon.
Sam Do lah yang menelepon Da Hae menggunakan rekaman suara Ha Ryu. Sam Do asyik mendekatkan rekaman ke ponsel sambil menikmati sosisnya.

Rekaman suara Ha Ryu : “Tentu saja, kau mungkin sudah lupa dengan suaraku. Bagaimanapun, selamat atas pernikahanmu.”
Seluruh tubuh Da Hae gemetaran tanpa ia sadari ponselnya jatuh. Dalam pikiran Da Hae, Ha Ryu itu sudah meninggal karena dibunuh kakaknya. Dan ia juga menebak pria yang di depannya ini Ha Ryu yang sedang menyamar. Tapi kenapa Ha Ryu sekarang menghubunginya langsung. Siapa yang meneleponnya dan siapa pria yang ada di depannya. Itulah yang ada di benak Da Hae.

Ha Ryu mengambil ponsel Da Hae yang terjatuh, “Joo Da Hae-ssi apa kau baik-baik saja?”

Da Hae gugup dan panik. Ia menerima ponselnya dengan tangan gemetaran. Petugas wedding organizer masuk dan memberi tahu kalau sekarang saatnya pengantin wanita masuk ke aula. Karena acara sebentar lagi dimulai Ha Ryu pun permisi masuk ke dalam aula lebih dulu.
Da Hae berjalan menuju aula dengan wajah cemas. Manajer Yum dan pegawai lain berseru mengatakan kalau Da Hae terlihat cantik. Da Hae berusaha tersenyum tapi nampak sekali di wajahnya ada kecemasan dan ketakutan.
Da Hae berjalan sempoyongan dan tiba-tiba, ia ambruk tak sadarkan diri. Mereka panik melihat Da Hae pingsan. Ha Ryu tersenyum sinis memperhatikan dari kejauhan.
Da Hae dilarikan ke rumah sakit. Do Hoon dan Do Kyung ada disana. Da Hae minta maaf karena dirinya semuanya jadi kacau. Do Kyung bilang tak apa-apa, memangnya apa yang bisa dilakukan kalau memang Da Hae sakit.

Do Hoon menegur kakaknya, apa kakaknya ini tak bisa bicara lebih lembut pada orang sakit. Do Hoon kemudian bertanya pada Da Hae apa sudah merasa lebih baik. Da Hae kembali mengucapkan permintaan maaf karena tak bisa melangsungkan pernikahan seperti yang diharapkan.
Do Hoon bilang tak apa-apa, ia harap Da Hae jangan terlalu stres memikirkan itu karena menurut dokter Da Hae terlalu stres. “Ketika kau punya banyak pekerjaan di kantor pasti berat bagimu untuk menyiapkan pernikahan.”
Do Kyung diam saja ia mengingat perbincangannya dengan Ha Ryu. Saat itu Ha Ryu mengatakan padanya, kalau Ha Ryu akan memastikan Da Hae tak bisa berjalan tersenyum di lorong. Dan Ha Ryu sudah membuktikan kalau memang Da Hae tak bisa tersenyum ceria di hari pernikahan.

Do Kyung mengatakan pada Do Hoon kalau ada seseorang yang harus ia temui. Jadi ia akan pergi lebih dulu. Do Hoon mengerti ia pun akan memindahkan Da Hae ke kamar rawat. Karena mumpung masih di rumah sakit ia akan memeriksakan seluruh kesehatan Da Hae.
Setelah Do Kyung pergi Do Hoon duduk disamping Da Hae. Ia menggenggam tangan Da Hae. “Mulai sekarang kalau kau sakit atau terluka, katakan padaku jangan menyimpannya sendiri. Aku sekarang suamimu yang bertanggung jawab atas dirimu.” (tepok jidat kapan upacara pernikahannya)

Da Hae mengerti ia akan melakukannya. Ia berterima kasih karena Do Hoon sudah perhatian padanya. Ia meminta tolong Do Hoon mengambilkan air minum untuknya. Do Hoon pun segera keluar untuk mengambil air minum.
Ketika Do Hoon pergi, Da Hae berfikir keras siapa yang melakukan itu.
Do Kyung dan Ha Ryu janjian bertemu di kafe. Do Kyung berkata bahwa seperti yang Ha Ryu katakan ternyata benar kalau Da Hae tak bisa berjalan di lorong pernikahan. Ha Ryu mengingatkan bukankah ia sudah mengatakannya pada Do Kyung kalau ia akan membuat hal itu terjadi.
Ha Ryu : “Bagimu, Joo Da Hae mungkin hanya seseorang yang tak kau sukai yang bersama adikmu. Tapi bagiku berbeda, adikku yang akhirnya kutemukan setelah 30 tahun menghilang, aku yakin kalau semua itu berhubungan dengan Joo Da Hae. Joo Da Hae juga mengatakan kalau adikku itu Psyco. Karena Joo Da Hae, aku akan melakukan semua yang kukatakan. Disamping itu, meskipun kau memutuskan untuk menyerah aku tak akan pernah menyerah. Tentang hubungan masa lalu antara adikku dengan Joo Da Hae aku pasti akan mencari tahu apa itu.”

Ha Ryu merasa ketika ia berbicara seperti ini tentang orang yang sudah menjadi bagian dari keluarga Do Kyung mungkin akan membuat perasaan Do Kyung menjadi tak enak. Tapi ia tak bisa berbuat apa-apa. Do Kyung diam. Kalau tak ada lagi yang ingin Do Kyung katakan Ha Ryu akan permisi lebih dulu.
Ha Ryu akan pergi tapi Do Kyung berkata kalau ada sesuatu tentang Joo Da Hae mulai sekarang ia harap dirinya dan Ha Ryu akan saling membantu. “Aku juga membutuhkanmu pengacara Cha.”
Da Hae sudah keluar dari rumah sakit, ia bersiap akan meninggalkan apartemennya. Petugas mengingatkan apa masih ada barang yang ketinggalan. Da Hae bilang tak ada. Petugas juga mengingatkan sebelum pergi yang perlu Da Hae lakukan adalah mengisi beberapa dokumen di kantor. Ia permisi akan menunggu Da Hae di kantor.
Da Hae menerima telepon dari Bibi Hong. Da Hae marah kenapa Bibi Hong tak pernah menjawab teleponnya. Bibi Hong bertanya kenapa Da Hae meneleponnya lebih dari 30 kali, memangnya ada apa.

Da Hae : “Apa kau bertanya padaku karena kau tak tahu? Bibi, kau yang melakukannya kan? Kau yang menghancurkan pernikahanku, kan?”

Bibi Hong : “Benar. Itu hadiah pernikahan dariku. Apa kau pikir aku akan diam begitu saja?”

Bibi Hong langsung menutup telepon beralasan kalau ia sibuk.
Soo Jung berkunjung ke rumah Jae Woong. Ayah heran kenapa Soo Jung lama tak berkunjung ke rumahnya. “Apa kau bepergian jauh? Apa kau bertengkar dengan Jae Woong?”

Soo Jung menunduk sedih, “Ayah, Jae Woong mau kami putus.”

Ayah kaget, “Apa kau bilang? Apa dia sudah gila?”
Soo Jung hampir menangis, “Apa yang harus kulakukan? Aku tak bisa hidup tanpa dirinya.”

Ayah : “Apa maksudmu apa yang harus kau lakukan? Tak peduli apapun, kau adalah menantu perempuanku.”

Ayah menyuruh Soo Jung masuk ke kamar dulu (ke kamar Jae Woong) “Kalau si brengsek itu keluar dari kamar mandi aku yang akan bicara dengannya.”

Dengan mata berkaca-kaca Soo Jung tersenyum lega, “Ayah kau satu-satunya tempatku bergantung.” Ia pun menuju kamar Jae Woong. Ayah bergumam kesal bagaimana putranya bisa melakukan hal ini.
Ha Ryu keluar dari toilet, “Selamat malam!” ucap Ha Ryu pada ayahnya. Ayah tak menjawab ia malah menendang pantat Ha Ryu (hahaha)
Ayah membentak marah, “Pria seperti apa kau ini membuat wanita menangis. Apa kau tak ingat betapa baiknya Soo Jung padamu?”

“Aku ingat.” Jawab Ha Ryu pelan.

“Kalian berdua berhenti bertengkar dan berbaikan lagi. Kalau kau putus dengan Soo Jung, aku sendiri yang akan membunuhmu.” Ayah Cha mengancam putranya.

“Baik.” Ha Ryu mengangguk pelan. (hahaha lucu liat muka bengongnya Ha Ryu dimarahin kayak gini)
Ha Ryu masuk ke kamar dan disana sudah ada Soo Jung.

Soo Jung : “Jae Woong, kau akhir-akhir ini terlihat aneh. Tak peduli betapa keras aku memikirkannya, kurasa kau sedang tak waras.”

Soo Jung menggenggam tangan Ha Ryu, “Aku akan menganggap diriku tak mendengar kau mengatakan ingin putus. Ayo kita kembali ke waktu saat kau melamarku.”
Ha Ryu akan bicara menjelaskan kalau ia tetap pada keputusanannya ingin putus tapi Soo Jung tak ingin mendengar apapun ia menutup telinganya. Pokoknya yang ia dengar hanya Jae Woong sudah melamarnya bukan meminta putus dan keduanya sebentar lagi akan menikah.
Ha Ryu duduk di kursi mengabaikan Soo Jung. Ia membaca dokumen-dokumennya untuk mengalihkan Soo Jung.

Soo Jung benar-benar tak mengerti kenapa tiba-tiba pacarnya jadi seperti ini. Ia tahu kalau ketika pria akan menikah ia mendengar kalau para pria cenderung belum siap, “Apa itu yang sedang kau alami? Apa itu sebabnya kau mengatakan itu. Benar, kan?”

Ha Ryu minta maaf ia sedang tak ingin diganggu karena ada hal yang harus ia lakukan sekarang. Ha Ryu pun membaca dokumen-dokumennya.

Soo Jung mengeluh, “Saat seperti ini, apa itu lebih penting?” Ha Ryu mengiyakan dan kembali minta maaf. 
Soo Jung melihat Ha Ryu membaca dokumen, “Saat mandi bukankah kau melepas lensamu? Apa sekarang kau tak memakai kaca matamu?”

Ha Ryu tersentak kaget, “Dimana kacamataku ya?” Ha Ryu celingukan mencari kacamata.
“Di dalam laci pertama di sebelah kiri.” Ucap Soo Jung tahu dimana kebiasaan Jae Woong menyimpan kacamata. Ha Ryu membuka laci pertama di sebelah kirinya dan benar kacamata itu ada disana. Ha Ryu gugup memakainya. Soo Jung menatapnya aneh.
Da Hae yang sudah menjadi bagian dari keluarga Baek Hak melakukan penghormatan kepada keluarga mertuanya. Sebagai tradisi ia dan Do Hoon memberi hormat pada Presdir Baek, selaku orang tua.
Presdir menggenggam tangan Da Hae. Ia tersenyum senang mengatakan kalau sekarang Da Hae adalah menantunya. Da Hae berterima kasih dan masih menyebut mertuanya dengan sebutan Presdir. Bibi Ji Mi heran kenapa Da Hae masih memanggil ayah mertua dengan sebutan Presdir. Da Hae pun merubah panggilan dari Presdir menjadi ayah mertua. Bibi Ji Mi juga meminta Da Hae agar memanggil Do Kyung dengan sebutan kakak ipar. Do Kyung menatap tak suka.
Do Hoon mengatakan pada ayahnya kalau Da Hae memiliki hadiah yang ingin diberikan pada ayahnya. Da Hae berkata kalau ia akan memberikan 3 cucu untuk ayah mertuanya dan mereka akan tiga kali lebih deviden terhadap pembagian sahamnya. presdri baek tertawa senang. (Deviden : pembagian laba pada pemegang saham berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki)
Keesokan harinya, ketika Do Kyung membaca koran pagi ia mendengar ayahnya tertawa riang usai berolahraga pagi bersama Da Hae. Presdir memuji kalau Da Hae ini pelari yang hebat. Do Kyung menyapa ayahnya menanyakan apa ayahnya baru berolahraga pagi. Presdir menjawab pendek ya. Da Hae juga menyapa Do Kyung, “Apa tidurmu nyenyak, kakak ipar?” Do Kyung tak menjawabnya.

Presdir menyarankan sebaiknya Do Kyung juga mulai berolahraga karena ia sendiri sudah mendapat manfaat udara pagi yang segar perasaan pun jadi lebih baik.

Do Kyung akan bicara dengan ayahnya tapi Presdir keburu bicara dengan Da Hae. Ia ingin tahu apa menantunya ini nyaman tinggal di rumah ini. Da Hae mengatakan kalau ia merasa sangat nyaman dan itu berkat semuanya. Do Kyung menatapnya kesal. Presdir bertanya apa ada sesuatu yang Da Hae butuhkan. 
Da Hae tak enak mengatakannya tapi sebenarnya kalau diperbolehkan ia ingin menggunakan perpustakaan. Setelah kembali dari kantor ia ingin membaca dan meninjau kembali pekerjaan dari kantor. Tapi di kamarnya tak ada ruangan seperti itu. Apa mungkin ia diizinkan menggunakan perpustakaan di lantai atas.
Tentu saja Presdir mengijinkannya. Tapi Do Kyung tak setuju. Presdir tanya kenapa bukankah Do Kyung juga tak menggunakan perpustakaan itu. Do Kyung menatap sebal dan berkata lakukan saja sesuka Da Hae. 
Malam harinya, Da Hae mengatakan pada Do Hoon kalau Do Kyung kemungkinan masih marah padanya. Do Hoon heran memangnya kenapa. Da Hae merasa kalau ia kurang sensitif. Andai saja ia tahu kalau perpustakaan itu milik Do Kyung ia tak akan mengatakan apa-apa (tak akan mengatakan kalau ia ingin membaca di perpustakaan)
 Do Hoon mengatakan itu karena Da Hae memperhatikan semua setiap detailnya. Tapi Da Hae menilai baik itu di kantor maupun di rumah ia merasa kesal karena Do Kyung tak pernah memberinya kesempatan. Do Hoon meyakinkan kalau masalahnya sama sekali bukan itu, ia harap Da Hae tak berfikir seperti itu.
Do Hoon teringat sesuatu. Ia pernah berjanji pada Jae Woong-hyung kalau ia akan mampir dan berterima kasih karena sudah datang ke pernikahannya. Da Hae mengingatkan bukankah besok Do Hoon harus melakukan perjalanan bisnis.

Do Hoon jadi bingung apa yang harus dilakukannya. Ia pun meminta tolong Da Hae yang menemui Jae Woong-hyung untuk memberikan hadiah. Ia merasa tak enak karena sebelumnya sudah berjanji. Da Hae bersedia melakukannya.

Bersambung di part 2

Satu pertanyaan saya kapan upacara pernikahan Da Hae n Do Hoon? Bukannya ga jadi karena da Hae pingsan.....?????

18 comments:

  1. Aduh..bagus banget ceritanya.. Bacanya bikin deg2an..tambah lama tambah menarik ada adegan lucu,sedih dan gemes banget sama kelakuan Da Hae.. Makasih ya mba yang gak kenal lalah buat sinopsisnya..semua sinopsis yang mba buat emang paling top deh, dengan baca sinopsis aja udah kayak nonton filmnya..malah feel nya lebih berasa ketimbang nonton langsung..semangat ya mba..(ง'̀⌣'́)ง

    ReplyDelete
  2. Kayaknya mereka udah ngucap janji cuma nggak diliatin, trus dae hee pingsan waktu balik dari altar..?

    ReplyDelete
  3. Mungkin menikahnya dlm keadaan Da Hae msh pingsan?? #berpikirkeras :D

    Biar Da Hae udh nikah ama Do Hoon,aku msh tdk yakin klo Do Hoon yg jd presiden.Setelah kemarin sempat salah tebak,skrg kandidatku yg jd presiden mantan walikota suk tae il krn dia kan memang prnh jd pejabat jd kemungkinan utk jd presiden mendatang kayaknya lebih besar.....

    Yun Ho makin cakep aja apalagi pas mau nikah,tambah cakep,Kwon Sang Woo juga lebih tampan sejak penampilannya berubah jd lebih rapi... #salahfokus :D

    ReplyDelete
  4. mba anis dinegaranya yawang udah smpe episod berpa? truzz denger" katanya ngak tau dipisod brpa.. do hoon meninggal..

    ReplyDelete
  5. Di Korea drama ini tinggal 2 episode lagi ya,makin galau sejak episode 9 gak ada yg share video nya d youtube lagi,jd aku gak prnh nonton drama ini lagi.Dimana bs nonton dramanya via internet ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. gooddramas.net udh ep 22 engsub

      Delete
    2. atau ke Dramacrazy juga bisa

      Delete
    3. Ok,thanks...
      Tapi tetap nungguin sinop dari mbak anis ya,krn sebenarnya lebih puas baca daripada nonton :) Dan jd deg-degan juga nih mau nonton krn katanya do hoon meninggal?? n krn itu rating yawang jd turun,kejam banget sih SW-nim nya :(

      Delete
    4. kalau menurutku sih bukan karena karakter Yunho keuar deh. pada saat itu saingan Yawang ini Horse Doctor yang ratingnya memang lebih bagus. yawang tetap berada di rating seperti biasanya malah hari selasa kemarin setelah Horse Doctor tamat rating yawang melonjak naik.

      Delete
    5. Rating yawang turun sejak karakter yunho dimatikan itu yg aku baca semalam pas browsing2 d google n berita dari fanpage wowkeren juga.Tapi baguslah klo selasa kemarin ratingnya naik lagi :) Krn dari ceritanya yawang sebenarnya juga seru n bikin penasaran juga sih

      Delete
  6. Ya ampun kasian juga ya kalo do hoon akhirnya meninggal.. Kayaknya banyak yg jadi korban ya.. Anaknya, kembaran ha ryu (tp mdh2an msh hidup), kudanya do kyung.. Trus do hoon :( ..

    ReplyDelete
  7. makin seru n penasaran nih, makasii sinopnya ya. Aku tunggu lanjutannya.....
    Ryanti

    ReplyDelete
  8. jodae hee makin jahat aja ah
    seneng banget waktu dia pingsan...

    ReplyDelete
  9. penasaran kapan Da Hae jdi ibu negara ..

    mau ntn males, pengen baca sinopsisnya mbak Anis biar ga jantungan hahahahaa...

    ReplyDelete
  10. setau q mba anis, klo di sana menikah kan gk perlu di depan penghulu, cukup mendaftarkan aja di catatan sipil, dan ada tanda tangan saksi gitu.. kalo gk salah ya, setau q selama ini ngikutin kdrama.. :)

    ReplyDelete
  11. mungkin mereka udah sah nikah secara catatan sipil kali, Mba... dan yang tadi itu upacara seremonial aja.

    Anyway bingung juga, kalo mereka ud malam pertama, masa Do Hoon ga heran kalo Da Hae udah ga perawan lagi ya? Secara kan sebelumnya uda pernah beranak juga...?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahahh yg begituan memang gak ketahuan kalee apalagi baru satu kali melahirkan... Karna kalo soal itu masalah kejujuran n kepercayaan say ^^

      Delete
    2. ya ampun yang kayak gitu dibahas hahahaha.... ga tahu deh, mungkin Do Hoon ga tahu bedanya hahahahaha.....

      Delete

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.