Monday 5 August 2013

Sinopsis The Queen's Classroom Episode 14 Part 1

Suasana kelas 6-3 pagi itu terasa cerah ceria. Anak-anak bermain sebelum bel masuk berbunyi. Tepat ketika bel bunyi, mereka duduk rapi.
Seseorang yang mengenakan sepatu hak tinggi berwarna ungu membuka pintu kelas. Dan jreng... Guru Ma tampil beda, ia tak mengenakan pakaian hitam yang selama ini ia kenakan melainkan gaun berwarna kuning cerah dengan dandanan yang juga cerah dan senyum yang selalu mengembang di wajahnya. Hal ini tentu saja menjadi pemandangan yang aneh untuk anak-anak. Mereka terkejut melongo. 
“Selamat pagi...!!!” sapa Guru Ma penuh senyuman. Tapi itu malah membuat siswanya terbengong-bengong.

Guru Ma : “Apa sekarang kalian dan orang tua kalian sudah saling memahami?”

Tak ada yang menjawab, anak-anak masih bengong tak percaya dengan penglihatan mereka.

Guru Ma : “Kelas bersama orang tua sudah selesai, waktu kelas enam tersisa tidak akan lama lagi. Ini agak menyedihkan ya?”

Guru Ma heran melihat anak didiknya bengong, “Anak-anak ada apa?”
“Bu Guru apa yang terjadi?” tanya Ha Na yang masih diliputi keheranan.

Na Ri : “Ibu.... ini agak aneh.”
Dong Goo langsung berdiri dan menunjuk ke arah Guru Ma, “Hei kau, tunjukan siapa dirimu!”
Guru Ma tertawa, “Oh Dong Goo kau duduklah. Selama ini aku sudah keras pada kalian. Ini sangat berat bagi kalian ya? Sekarang kalian akan melihat siapa aku yang sebenarnya.”

Anak-anak bingung apa maksudnya.

Guru Ma : “Sekarang, mulai hari ini di kelas kita, kelas 6-3, kita mulai dengan sesuatu yang baru. Sekarang, ayo kita bergembira dan membuat kenangan indah bersama dengan waktu yang tersisa. Apa kalian sudah memutuskan tema untuk proyek kelulusan? Aku sangat penasaran, apa kalian mengizinkan ibu untuk ikut ambil bagian?”
“Ya Bu guru tentu saja.” ucap Ha Na tersenyum gembira. Guru Ma tersenyum menarik nafas lega. Anak-anak bersorak-sorai gembira.

Kringggggg........... bangun bangun bangun.
Suara alarm jam di kamar Ha Na bunyi. Ha Na terkejut dan langsung terbangun. Ternyata itu semua hanya mimpi. hahaha.

Ha Na teringat hari dimana ia terluka dan Guru Ma mengobati lukanya. Saat itu Ha Na melihat Guru Ma begitu hangat dan perhatian. Juga ketika Guru Ma menyelamatkan Do Jin di stasiun, ia melihat sisi lain Guru Ma yang memiliki kasih sayang tulus dan mencemaskan anak didiknya. Ha Na juga teringat ketika terakhir kali ia melihatnya setelah kelas bersama orang tua. Guru Ma menatap Dong Goo.

“Guru Ma yang sesungguhnya, siapa dia?” Gumam Ha Na.
Ha Na melihat hewan peliharannya sudah menjadi kumbang. Ia tersenyum senang.
Ibu menyiapkan sarapan untuk keluarga. Ia bertanya pada ayah apa akan pulang terlambat lagi karena hari ini ia akan makan dan belanja di luar bersama anak-anak jadi ia harap ayah makan malam sendiri. Ha Yoon heran dan bertanya pada ayahnya apa ada hal baik yang terjadi pada ibunya. Ayah menjawab tidak tahu. Ha Yoon merasa pasti ada sesuatu.

Ibu sudah memutuskan kalau Ha Na tak perlu ikut les kelas persiapan SMP Internasional. “Biaya les-nya memang sangat disayangkan tapi aku menghormati keinginan Ha Na.”

Ayah : “Kalau kau tanyakan padaku dulu, kita tidak akan kehilangan banyak uang.”
Ibu : “Tentu saja menurut pendapat ayah kalian, pasti ibu yang selalu salah.”
Ayah bilang maksudnya bukan begitu. Ibu tersenyum minta maaf dan mengingatkan kalau di meja makan yang bahagia ini mereka tak perlu meributkan hal itu. Ibu mengedipkan mata pada Ha Na. Ha Na membalasnya dengan senyum cute.
Ha Na menunjukan kumbang itu pada Seo Hyun dan Bo Mi. “Trichoptilosis dictomous sepestrionalis.” Seo Hyun mengucapkan nama latin si kumbang. Ha Na dan Bo Mi terkesan dengan pengetahuan Seo Hyun, “Apa itu hal yang luar baisa?” tanya Bo MI. Seo Hyun berkata yang ia sebutkan itu nama latin dari si kumbang badak ini.

Ha Na awalnya mengira itu akan menjadi kumbang tanduk panjang Asia yang langka. Tapi karena itu kumbang biasa ia agak sedikit kecewa.
Tiba-tiba Dong Goo dan Do Jin datang menghampiri mereka bertiga, “Oh ada Ha Na 2 ya.” seru Dong Goo melihat kumbang yang ada di kotak. “Apa ia akhirnya berubah?” Dong Goo melihatnya lebih dekat. Do Jin heran apa maksudnya Ha Na 2.
Dong Goo menjelaskan Do Jin mungkin tak tahu ini tapi sebenarnya kumbang ini sangat mirip dengan Shim Ha Na. Ha Na tentu saja tak terima disamakan dengan kumbang itu. Dong Goo memuji Ha Na sungguh luar biasa bisa merawatnya. Ha Na berkata bukankah ini hanya kumbang biasa. Dong Goo tak terima ini disebut kumbang biasa, “Ini satu-satunya di dunia Ha Na no 2. Perhatikan baik-baik tanduknya, keren.” Keduanya berjalan lebih dulu sambil mengamati kumbang. Bo Mi menyusul mereka.
Do Jin dan Seo Hyun jalan bersama di belakang mereka. Seo Hyun heran apa sekarang Do Jin berangkat sekolah bersama Dong Goo. Do Jin berkata kalau belakangan ini ia tidak pergi les. Ia bermain dengan Dong Goo dan itu menyenangkan. Seo Hyun melihat kalau Dong Goo itu memiliki sisi baik. (kyaaaaaa Cha Dong Joo n Bong Woo Ri jalan berdua hahaha)
Ibu kepala sekolah berada di kebun sekolah. Ia mengingat perbincangannya dengan anggota dewan pendidikan Choi Young Ho.
Ibu kepsek menyapa kalau keduanya lama tak bertemu, “Kudengar kau melakukan hal yang luar baisa.”

Dewan Choi : “Mengajar anak-anak adalah pekerjaan yang lebih mulia. Aku tak lupa bantuan anda ketika aku masih mengajar.”

Ibu kepsek tersenyum, “Kau ternyata masih mengingat hal yang tak berguna itu.”

Dewan Choi : “Disaat anda akan pensiun anda kelihatannya sudah banyak berubah.”
Ibu kepsek kemudian menanyakan keperluan Dewan Choi datang ke sekolahnya. Dewan Choi mengatakan kalau dewan pendidikan menerima petisi yang berhubungan dengan guru kelas 6-3, Ma Yeo Jin. Ibu kepsek tak enak hati karena Dewan Choi sudah jauh-jauh datang hanya untuk masalah itu. “Kalau anda memberi tahu tentang apa itu, kami bisa mengurus sendiri dan akan melaporkannya.”

Dewan Choi : “Kualifikasi guru yang berhubungan langsung dengan ssiwa adalah masalah yang lebih penting bagiku. Diskriminasi berdasarkan nilai, memberikan hak khusus pada siswa yang nilainya paling tinggi, sementara siswa yang nilainya paling rendah harus membersihkan kelas dan melakukan tugas kelas lainnya. Isi petisinya sangat jelas. Kalau semua ini benar......”

Ibu kepsek : “Dia bukan guru biasa kan? Tapi tentang masalah itu, aku sudah memotong gajinya selama 3 bulan sebagai hukuman.”

Dewan Choi sudah tahu itu, “Tapi karena manusia tidak mudah berubah, bukankah itu akan menjadi masalah? Aku ingin menyelidikinya lebih dalam, melalui penyelidikan yang jujur. Sesegera mungkin aku akan memberitahukan hasilnya. Tapi kalau keluhan dari petisi ini benar, di sekolah umum ini guru seperti itu seharusnya tidak diizinkan.”

Ya perbincangan seperti itulah yang terjadi antara ibu kepsek dengan Dewan Choi. Ibu kepsek tambak gelisah.
Sebelum bel masuk bunyi anak-anak masih terlihat ngobrol. Hwa Jung merasa sekarang hari-harinya semakin luar biasa, ia merasa hidup kembali semenjak ia tak pergi les. Ha Na juga berpendapat sama. 
Sun Young berkata setelah kelas kemarin ibunya menangis lagi di rumah. Tapi kali ini tangis bahagia. Ha Na melihat kalau suasana kelas juga semakin lebih baik. Seo hyun berkata kalau sekarang mereka tak khawatir lagi dengan ancaman Guru Ma. Bo Mi bertanya kalau begitu apa nenek sihir itu tidak bisa mengancam kita lagi.
Na Ri dari tadi diam saja. Sun Young heran apa yang Na Ri lamunkan, apa ibu Na Ri mengatakan sesuatu. Na Ri dengan lemas berkata meskipun ia sudah bilang pada Ibunya tidak mau masuk SMP Internasional, ibunya dengan enteng hanya bilang ok. Ha Na menilai bukankah itu bagus. Tapi Na Ri merasa aneh, sepertinya hal baik telah terjadi pada Ibunya, tapi ia belum tahu apa itu. Hwa Jung menilai mungkin hati ibu Na Ri juga tersentuh. Tapi Na Ri tak yakin begitu.
Ha Na akan menceritakan mimpinya yang semalam. Tapi belum sempat ia bercerita alarm di ponsel Seok Hwan bunyi, “10 detik lagi sebelum Guru Ma datang!” ucapnya memberi pengumuman. Anak-anak pun bergegas duduk rapi di tempatnya masing-masing.
Tepat ketika bel bunyi Guru Ma sampai di kelas (Guru Ma ini tepat waktu banget ya) Yeon Hoo memimpin aba-aba memberi salam pada guru. Yeon Hoo menyampaikan kalau ia dan teman-temannya sudah memutuskan tema untuk proyek kelulusan mereka. Mulai hari ini selama kelas seni dan latihan mereka akan mengerjakan proyek kelulusan. Guru Ma tak mau tahu, ia menyerahkan sepenuhnya pada anak-anak. Silakan kalian kerjakan sendiri.
Guru Ma berkata kalau sekarang anak-anak akan mengadakan tes. “Berdasarkan hasil nilai tes hari ini, tempat duduk dan loker kalian akan diatur ulang.”
Tae Sung mengangkat tangan ingin menyampaikan usul, “Aku berharap ibu tak lagi mendiskriminasikan kami berdasarkan nilai.”
“Apa kau ingin menyerahkan hak istimewamu?” tanya Guru Ma pada Tae Sung. Ia bertanya pada seluruh siswa apa semuanya sependapat dengan usulan Tae Sung. Anak-anak mengangkat tangan setuju.

Guru Ma : “Siswa terendah dulu memancing kelas dengan hasutan dan perlawanannya sekarang siswa tertinggi juga terpengaruh. Kenapa kalian belajar?”
Choi Bit Na mengangkat tangan, “Untuk masuk universitas yang bagus.”
Guru Ma : “Dan kalau bisa masuk ke universitas yang bagus?”
“Lalu..... bisa bekerja di perusahaan yang bagus.” sambung Bit Na ragu-ragu.
Guru Ma : “Setelah itu?”
Sang Taek : “Kita bekerja keras semampunya.”
Guru Ma : “Kalau kalian bekerja keras, apa menjadi seorang Presdir perusahaan menjadi tujuan kalian?”
Suara Sang Taek memelan, “Belum tentu sih, tapi...”
Guru Ma : “Belum tentu.... Apa kalian belajar untuk mendapatakan uang dan hidup lebih baik? Tapi bagaimana kalau perusahaan itu bangkrut? atau bagaimana kalau perusahaan memecatmu? Semua pendidikan yang kalian lakukan untuk mendapatkan kerja yang bagus dan hidup nyaman, maka itu tidak akan berguna dalam sekejap.”
Guru Ma pun memutuskan kalau sekarang tidak ada lagi yang namanya tes. “Menguji dan menilai kalian yang menyedihkan ini hanya buang-buang waktu. Sekarang kita tidak akan pernah mengadakan tes lagi.” Guru Ma melempar soal soal tes-nya hingga berhamburan ke lantai. Anak-anak terkejut. (huwaaa Guru Ma marah)
Guru kelas 6 dan wakasek mengadakan rapat. Wakasek marah pada Guru Ma karena perwakilan dari dewan pendidikan datang ke sekolah untuk menyelidiki sekolah, apa Guru Ma tahu kalau itu memalukan sekolah. “Sejak kejadian terakhir anda bilang akan bertanggung jawab kalau ada masalah, jadi selesaikan ini!”

“Kalau ada masalah aku akan bertanggung jawab!” ucap Guru Ma penuh keyakinan tanpa ragu-ragu. 

Wakasek : “Bukankah masalahnya sudah terjadi? Kalau pegawai dari dewan pendidikan ikut campur urusan sekolah dan menemukan hal yang salah maka ini tidak akan berakhir hanya dengan tanggung jawab anda saja Guru Ma. Jadi sebagai pertanggung jawabannya silakan anda mengundurkan diri. Apa anda ingat bahwa anda akan beranggung jawab.”
Tepat saat ibu kepala sekolah masuk ke ruang guru. Wakasek bertanya apa ada kabar dari dewan pendidikan karena ia khawatir. Ibu kepsek malah balik bertanya apa ia harus memberitahukan hal itu pada wakil kepala sekolah. Wakasek terkejut ibu kepsek mulai ambil bagian terhadap masalah sekolah karena biasanya beliau angkat tangan tak mau ikut campur.

Ibu kepsek menegur wakasek, “Bagaimana sebenarnya kau menangani sekolah ini? Apa ini hasilnya menyerahkan tanggung jawab padamu?” Wakasek terbata-bata tak tahu bagaimana ia membela diri. 

Bu kepsek : “Kau tidak akan mengatakan kalau kau tidak bersalah kan? Kartu dengan peringkat siswa, kelas khusus liburan musim panas, kulihat kau menyetujui dan menandatangani semuanya, benar kan?”
“Ya memang benar. Tapi...” wakasek terbata-bata.

Bu kepsek : “Tidak usah banyak alasan.”

Wakasek menunduk mengerti. Ibu kepsek meminta Guru Ma ikut dengannya sebentar. Guru Ma pun mengikuti ibu kepsek keluar ruang guru.

Wakasek heran, kenapa sekarang ibu kepsek tiba-tiba ikut campur urusan sekolah. Ia yang masih marah pun melampiaskannya pada guru yang ada di depannya, “Kalian dengar kan? Guru Goo, kau harus mengurus semua kelas enam.”
Setelah wakasek pergi Guru Jung berkata kalau hari ini wakasek posisinya tersudutkan. Guru Goo merasa kalau wakasek itu terkadang tidak tahu diri dan kelewatan. Guru Yang khawatir, lalu apa yang akan terjadi pada Guru Ma.
Guru Ma berada di ruang kepala sekolah bersama ibu kepsek. Ibu kepsek berharap Guru Ma merubah cara mengajar mulai sekarang. Tapi Guru Ma tidak akan merubah cara mengajarnya.

Ibu kepsek : “Guru Ma, aku akan berusaha menyembunyikan masa lalumu. Tapi kalau kau terus seperti ini, aku tidak tahu lagi cara membujuk dewan pendidikan itu.”

Guru Ma : “Saat anda menyuruhku untuk datang ke sekolah ini, anda tidak lupa janji yang kuminta kan?”

Ibu kepsek tak lupa itu, tapi... Guru Ma menyela, “Aku berharap anda tetap memegang janji itu.” Guru Ma menyampaikan kalau ia ada kelas mengajar, ia pun pamit.
Guru Ma sampai di kelas laboratorium dan langsung menugaskan siswanya untuk berkumpul dengan kelompok masing-masing karena mereka akan melanjutkan eksperimen mereka yang terakhir. Tiap-tiap ketua kelompok mengambil peralatan yang sudah disiapkan.
Tapi tiba-tiba ada dua siswa yang baru datang. Yoo Seok Hwan dan Kwon Hyuk Pil. Guru Ma menegur keduanya kenapa baru datang setelah bel berbunyi. Hyuk Pil minta maaf itu karena bukunya tertinggal di kelas. Sementara Seok Hwan terlambat karena ia harus ke toilet lebih dulu. Guru Ma tidak menerima alasan apapun. Ia melarang keduanya ikut belajar di kelas. Ia menghukum kedua siswanya untuk keluar kelas dan merenungkan kesalahan mereka.
Ha Na memohon Guru Ma memaafkan mereka berdua. Seo Hyun juga setuju karena mereka berdua punya alasan kenapa terlambat. Na Ri dan Tae Sung juga memohon agar Guru Ma memaafkan kedua siswa itu. Guru Ma berkata bahwa hukuman bagi siswa yang terlambat bukan anak-anak yang memutuskan. “Kalau kalian terlambat pada kelas khusus kalian harus berdiri di lorong. Tapi apa ada gunanya untuk kalian, bukanklah kalian sudah putuskan untuk tidak belajar?”
Anak-anak melakukan ekperimen untuk mata pelajaran IPA lebih tepatnya tentang Kimia nih. Lha itu tentang larutan asam, basa, n netral. Pake kertas lakmus segala hehe.
Guru Ma berkeliling mengawasi eksperimen yang dilakukan siswanya. Tiba-tiba ia melihat Kyung Hyun membuka koleksi kartu secara sembunyi. Ia pun merampasnya. “Kau masih membawa ini kesini? Tidak ada perubahan sama sekali.” Guru Ma menyampaikan pada siswa-siswanya kalau ia tidak akan mengembalikan barang yang ia rampas dari siswanya.
Dong Goo mengatakan pada Guru Ma kalau kartu itu merupakan kartu yang sangat langka, tak bisakah Guru Ma memaafkan Kyung Hyun sekali ini saja.
Guru Ma menatap tajam mendekat ke arah Dong Goo, “Oh Dong Goo kau pikir kau punya hak berkata seperti itu?” Guru Ma merampas boneka Miss Rosa yang Dong Goo selipkan di saku celana. Dong Goo ingin protes tapi apa boleh buat ia tak bisa menentang ucapan gurunya. Ia hanya menunduk lemas.
Ha Na tiba-tiba teringat malam itu Guru Ma menemui seorang wanita di depan klub malam. Ia kembali melihat wanita itu datang ke sekolah kemarin. Ha Na mulai curiga jangan-jangan wanita itu...
Usai pelajaran Ha Na menemui Guru Ma. Ia harap Guru Ma mengembalikan boneka itu pada pemiliknya. Karena bagi Dong Goo itu bukan hanya boneka tapi sesuatu yang berharga.

Guru Ma : “Kalau itu sangat penting dia seharusnya tidak membawa ke sekolah.”
Ha Na bisa menebak sesuatu bahwa dengan mengambil boneka itu dari Oh Dong Goo, Guru Ma pasti punya maksud tertentu. Ia tahu kalau Guru Ma pasti punya alasan melakukan itu. Guru Ma diam sesaat mengamati perkataan Ha Na yang sepertinya benar. Tapi kemudian ia mengingatkan agar Ha Na tak bicara omong kosong, sebaiknya siap-siap masuk kelas. Ha Na merasa yakin, pasti ada maksud di belakang ini semua, kenapa Guru Ma mengambil boneka Miss Rosa.
Karena sudah kehilangan boneka pelipur laranya, Dong Goo jadi tak semangat. Bo Mi menilai Guru Ma sudah kelewatan. Kyung Hyun yang kehilangan kartu kesayangannya juga ikut lemas tak semangat. Anak-anak pun mengegerutu kalau guru mereka itu benar-benar menyebalkan. Soo Jin setuju Guru Ma sudah kelewatan. Na Ri ikutan tak semangat, ia berfikir suasana kelas mereka sudah baik-baik saja tapi nyatanya tidak.
Do Jin penasaran, “Apa kalian dulu benar-benar sudah seperti ini?”

Han Gook : “Gak usah tanya deh, sudah seperti ini sejak semester 1.”
Sun Young ikut tak semangat, “tak bisakah Guru Ma pindah ke sekolah lain saja?”
Hwa Jung : “Ah itu tak ada gunanya. Apa dia akan benar-benar menghisap roh anak-anak?”
Na Ri : “Benar-benar menyebalkan.”

Dong Goo : “Apa ada cara untuk mengalahkan Guru Ma?”
“Ada satu cara.” Seo Hyun punya ide. “Kalau kalian benar-benar ingin melawan nenek sihir itu, kita hanya perlu melakukan tugas dengan baik. Kalau hal ini baik-baik saja, maka nenek sihir itu tidak bisa apa-apa. Dia tidak akan menyalahkan kita saat kita mengerjakan tugas dengan baik.”
Eun Soo membenarkan, “Kalau dipikir-pikir, sebelumnya nenek sihir itu menjadikan ketua kelas terendah kalau kalian melawannya. Dia tidak akan melakukan itu sekarang.” Na Ri menilai itu usul yang masuk akal.
Jung Soo tak yakin cara ini akan berhasil. Apa teman-temannya yakin cara seperti ini tidak akan gagal.
Ji Min membenarkan ia setuju usul itu, kita tidak boleh berbuat satu pun kesalahan.
Dong Goo tiba-tiba berdiri, “Teman-teman. Disaat seperti ini, ingatlah ini. Kalau kau tertawa keberntungan akan datang.” Dong Goo tersenyum lebar membuat teman-temanntya heran, kesambet setan mana nih bocah.

Dong Goo berkata bahwa kita tidak perlu murung karena nenek sihir itu. Apapun yang terjadi mulailah tertawa. Ha Na tak mengerti apa yang Dong Goo bicarakan. Dong Goo mengatakan kalau belakangan ini Nyonya Oh selalu tertawa 10 menit setelah minum obat. Dibandingkan dengan rumah sakit, dia bilang tertawa membuatnya lebih baik. Awalnya ia mengira kalau Nyonya Oh sudah gila. Tapi setelah ia sendiri mengikuti apa yang dilakukan Nyonya Oh, ia juga merasa lebih bahagia. Ha Na heran, memaksakan diri untuk tertawa. Dong Goo membenarkan ya memang awalnya agak sulit tapi ada cara mudah dan efisien untuk melakukannya. Bo Mi menebak pasti sesuatu yang aneh deh.
“Baiklah semuanya, ikuti aku ya!” perintah Dong Goo. ‘Chi’ Dong Goo memperagakan gaya cute yang biasanya dilakukan Ha Na. Semua temannya memandang heran, mereka menilai itu tindakan yang konyol.
Karena tak ada yang mengikuti, Dong Goo menunduk sedih. Tapi tiba-tiba Seo Hyun mengikuti gerakan Dong Goo sambil tersenyum ‘chi’. Ha Na dan Bo Mi pun langsung action bersamaan ‘chi’ 
Walaupun canggung dan aneh Do Jin juga mengikuti gerakan itu. Mereka tertawa dan satu persatu mengikuti gerakan itu. Mereka tertawa bersama. hahaha.
Guru Goo menghampiri Guru Ma. Ia mengerti perasaan Guru Ma tapi ia harap Guru Ma masih mau mempertimbangkan cara mengajar Guru Ma. Siswa kelas 6-3, nilai paling tinggi dan sikap paling sopan, tapi ia rasa Guru Ma tak perlu setegas itu. Guru Ma bertanya apa kepala sekolah yang menyuruh Guru Goo mengatakan itu. “Apa dia menyuruhmu mengatakan itu kepadaku karena anda sebagai ketua dari guru kelas?”

Guru Goo berkata kalau ia mendengar semuanya dari kepala sekolah. Guru Ma menyela Guru Goo tak perlu khawatir, kalau ada sesuatu terjadi di kelasnya ia yang akan bertanggung jawab penuh. Guru Goo tak mengerti kenapa Guru Ma bersikap seperti ini. “Aku memiliki banyak pengalaman tentang mengajar. Bersikap waspada seperti anda dan terlalu keras bahkan pada diri sendiri, aku mengerti bagaimana sulitnya itu. Aku penasaran tentang ini tapi kenapa anda bersikap sejauh itu?”
Guru Ma : “Kalau anak-anak melihat guru mereka goyah, apa yang bisa kuajarkan pada mereka? Seperti anda, Guru Goo ketika pertama kali mengajar anda tidak akan menjadi seperti diri anda yang sekarang.”

Guru Ma keluar dari ruang guru menuju kelasnya.

(Yup seseorang yang sukses dan bagus menjadi Guru, pasti ketika pertama kali berhadapan dengan siswa tidak langsung bagus. Semua menjadi lebih baik karena berjalannya proses pembelajaran itu sendiri dan si guru mau memperbaiki segala kekurangannya)
Di kelas anak-anak terlihat bermain, ngobrol dan membaca buku. Seok Hwan melihat keluar dan langsung berteriak, “10 detik lagi sebelum Guru Ma datang!” anak-anak langsung duduk diam rapi di tempatnya.
Guru Ma sampai di kelas. Minggu ini ketua kelasnnya ganti. Si kepang dua Pi Eun Soo yang jadi ketua kelas dan memimpin rekan-rekannya memberi salam pada guru. Guru Ma melihat ada yang aneh pada anak didiknya yang terlihat giat dalam mengikuti pelajaran.
Anak-anak pun menuju laboratorium. Dong Goo dan Kang Min Jae menunggu di depan toilet menyuruh Seok Hwan cepat buang air kecilnya. Setelah selesai ketiganya lari menuju laboratorium. 
Tepat bel masuk bunyi anak-anak sudah duduk rapi di kelas laboratorium. Guru Ma menatap seluruh siswanya mencari-cari kesalahan tapi ia sama sekali tak menemukan kesalahan sekecil apapun.
Di kelas, ketika jam pelajaran matematika. Yeon Hoo yang disuruh mengerjakan soal di papan tulis tak bisa menjawabnya dengan benar.

Guru Ma yang kecewa pun mengkritik, “Apa kau tak bisa menyelesaikan soal yang mudah ini?” (pertanyaan yang selalu diucapkan Guru ketika siswanya tak bisa mengerjakan soal hehe)

Yeon Hoo menunduk tak semangat karena tak bisa mengerjakan soal. Guru Ma menghukum Yeon Hoo untuk tetap berdiri di depan sampai kelas usai. Yeon Hoo pun tambah down.
Yeon Hoo melihat ke arah teman-temannya. Dong Goo dan Ha Na langsung memperagakan gaya cute sambil tersenyum. Yeon Hoo merasa sedikit terhibur, ia mengkuti gaya mereka.
Teman-teman yang lain pun memberi kode semangat dan tanda love pada Yeon Hoo supaya tak sedih. Yeon Hoo pun tersenyum.
Guru Ma yang menulis di papan tulis sedikit menyunggingkan senyum yang tidak diketahui siswanya. Huwaaaaaa sweetu banget. Apa dia tahu apa yang dilakukan anak-anak. hehe.
Wakasek yang berada di dekat tangga menghubungi ibu Na Ri. Ia menyampaikan kalau ibu kepala sekolah sudah memperingatkan Guru Ma untuk merubah cara mengajar tapi Guru Ma masih mengajar dengan cara seperti itu. Ibu Na Ri sudah bisa menduganya ia menyukai pendirian teguh yang dipegang Guru Ma. Wakasek memuji pilihan wakil dewan pendidikan yang ibu Na Ri pilih sangat tepat. Dia terkenal tidak akan melepaskan sesuatu dengan mudah.
Ibu Na Ri merasa kalau situasi di sekolah sekarang mulai heboh. Wakasek mengatakan apa yang ia dengar, dewan pendidikan itu akan mengadakan pertemuan empat mata dengan Guru Ma. Ibu Na Ri bilang kalau ia juga sudah melihat perubahannya. Wakasek merasa kalau kali ini sepertinya akan sulit. Ibu Na Ri bilang tak usah khawatir, ia akan menyiapkan sebuah posisi di deperteman pendidikan untuk wakasek.

Wakasek tersenyum senang, “Kalau begitu aku akan berusaha sebaik-baiknya saat masih di sekolah ini.” Ia merasa sedikit tidak nyaman kalau harus berada di sekolah yang memiliki guru seperti Guru Ma yang pernah di penjara.
Usai menelepon ibu Na Ri wakasek pergi dari sana dan tanpa ia ketahui ternyata Guru Yang mendengar apa yang wakasek bicarakan.
Ibu-ibu mengadakan pertemuan di sebuah restouran. Ibu Na Ri memberi tahu kalau ada anggota dari dewan pendidikan yang datang ke sekolah untuk menyelidiki Guru Ma. Ibu-ibu ini cukup terkejut mendengarnya. Ibu Ha Na mengatakan kalau sepertinya Guru Ma itu seorang guru yang cukup bermasalah. Ia menebak masa lalunya pasti rumit sekali (huwaaa padahal sudah tahu pura-pura ga tahu)
Ibu-ibu ini penasaran apa yang terjadi pada masa lalu Guru Ma. Ibu In Bo berkata kalau ia sedikit mengetahui tentang masa lalu Guru Ma, dia bercerai dengan suaminya. Ibu Hwa Jung menebak kenapa apa karena perselingkuhan. Ibu In Bo berkata kalau Guru Ma kehilangan anak karena sebuah kecelakaan. Ibu Hwa Jung terkejut pantas saja mata Guru Ma selalu terlihat sedih. Ibu Ha Na merasa kasihan pada Guru Ma. Ibu Sun Young juga merasa kasihan tapi dengan guru yang hatinya terluka itu agak mengganggunya.

Ibu Na Ri : “Kudengar terjadi sesuatu di sekolah sebelumnya. Dia memukul siswa beberapa kali.”
Ibu Hwa Jung cemas, “Apa dia sekeras itu?”

Ibu Na Ri meyakinkan kalau kejadian itu sungguh terjadi. Ibu Ha Na tak menyangka bagaimana bisa Guru Ma masih diizinkan mengajar. Ibu Na Ri mengatakan kalau Guru Ma melakukan sesuatu hingga nasibnya bisa berakhir dengan baik. Ia menebak sepertinya catatan mengajar Guru Ma itu dirahasiakan.

Ibu Sun Young jadi khawatir, kalau Guru Ma memakai kekerasan bukankah ini hal yang tak bisa mereka abaikan. Ibu In Bo juga khawatir karena Guru Ma juga mengalami masa lalu yang buruk.
Ibu Na Ri berkata bukankah sebagai ibu mereka harus ikut campur tentang masalah ini. Ibu-ibu ini menjawab tentu saja. Mereka pun mencemaskan anak-anak mereka, apa mereka juga dipukul oleh Guru Ma. Ibu Na Ri tampak tersenyum puas karena sudah berhasil mempengaruhi ibu-ibu ini.
Kelas sudah usai tapi Ha Na harus kembali lagi ke kelas karena ada yang ketinggalan. Ia menelepon memberi tahu kalau ia lupa membawa PR yang masih tersimpan di lokernya. Ketika Ha Na akan keluar dari kelas ia mendengar langkah kaki dan suara Guru Ma dan Guru Yang.
Guru Yang mengikuti Guru Ma meminta penjelasan. Guru Ma tak suka ada orang lain yang ikut campur masalahnya. “Aku tak mengerti kenapa kau khawatir sekali kalau aku diselidiki oleh dewan pendidikan.”
“Kalau begitu, jawab satu pertanyaanku Guru Ma?” tuntut Guru Yang.

“Apa?” Guru Ma berbalik menatap Guru Yang.

Guru Yang : “Sebelum anda datang ke sekolah kami, gosip anda pernah di penjara, apa itu benar?” 

“Ya itu benar.” jawab Guru Ma tegas tak menyangkal atau menutupinya. “Dengan waktu yang anda miliki untuk mengorek masa laluku, lebih baik tolong manfaatkan itu untuk memikirkan siswa kelas 6-2 anda.”
Guru Ma masuk ke kelas, langkahnya terhenti karena disana ada Ha Na. Ha Na mendengar semuanya. Ia terlihat takut dan terbata-bata mengatakan kalau ia ketinggalan sesuatu di kelas.
Guru Ma mengabaikannya, ia duduk di kursinya. Ha Na permisi. Guru Ma membuka laptop tapi wajahnya terlihat cemas karena sekarang orang-orang tahu rahasia kelam masa lalunya.

Bersambung di part 2

Mama yang paling nyebelin n sok itu Mamanya Na Ri. Wakil kepala sekolah juga nyebelin. Ada dewan pendidikan yang datang ke sekolah kan karena kerjasama dua orang ini. Pura-pura ga tahu lagi. Huh. Mana mamanya Na Ri mengiming-imingi jabatan pula ke wakasek. Dua orang yang menyebalkan hahaha.

16 comments:

  1. makin penasaran
    lanjutkn yaaaaaa
    trims

    ReplyDelete
  2. Wow...cepat juga keluar nya.. ditunggu part 2 nya...
    "Chi" seneng lihat anak kompak.... sweet banget mereka :)

    Semangat ... Lanjuttttt

    ReplyDelete
  3. Gaya cute Ha Na saat tersenyum itu benar-benar menghibur..."Chi"...

    ReplyDelete
  4. semangat ya mb nulis sinop nya !! mudah mudahn dapat palah la dai NYA !!! :D

    ReplyDelete
  5. Hwaitng Hwaiting Hwaitiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiing!!!

    ReplyDelete
  6. Makin penasaran sama masa lalunya guru ma nih >< tinggal 2 episode lagi ya?

    ReplyDelete
  7. mba, aku mau nanya nih....
    download k-drama kayak the queen's classroom ini dimana ya? (kalo bisa ada sub indo ny)
    please kasih tau dong mba....:)
    trimakasih sblmny...:)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Download bisa dilakukan di IDWS tapi harus daftar jadi member dulu...

      http://forum.indowebster.com/showthread.php?t=419989

      tapi kalau ga mau ribet daftar bisa ke doramax
      http://doramax264.com/19270/the-queens-classroom-2013-k-drama/

      sub inggris dan indonesia bisa di download di subscene

      http://subscene.com/subtitles/the-queens-classroom-queens-class-yeowangui-kyosil

      kalau mau nonton bisa ke GoodDrama

      http://www.gooddrama.net/korean-drama/the-queens-classroom-korean

      Delete
    2. disini bisa, tp subnya bagus yg eng, kalo indo cari di subscene.com aja http://www.airens357.net/2013/06/free-download-full-drama-queens.html

      Delete
  8. mba... ditunggu lanjutannya ya. semangat! 'Chi' V ....
    -yumenas-

    ReplyDelete
  9. itu loo, cara pandangnya si do jin ke seohyun :3
    msh cocok kok :D

    ReplyDelete
  10. tp nanti wakasek yg justru memberi kesempatan kelas 6-3 ketemu guru ma sebelum kelulusan, tp udh bawa ijazah masing masing -_-
    wakasek ktnya dong goo aneh, tp tdk seaneh guru ma, haha

    ReplyDelete
  11. huwaaa~! itu yang guru Ma berpenampilan beda kirain beneraaann, udah terlanjur geregetan sendirii..

    ReplyDelete
  12. baru di episode ini saya ksih komen,,,,,,,sinopx keren......n ada banyak hal yang bisa dipelajari,,,,,,gomawo yaa......terinspirasi dengan guru ma.........

    ReplyDelete
  13. guru ma ....menginspirasi.......gumawo ya....keren
    saya harap ada lagi sinop yg ceritain sekolah n problematikanya.....coz itu nyata banget di alami guru - guru...

    ReplyDelete

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.