Thursday 26 December 2013

Sinopsis Prime Minister and I Episode 6 Part 1

Da Jung terkejut melihat PM ada di kamar. Ia menyuruh PM keluar karena ini kamarnya. Tapi ketika Da Jung membuka pintu, Yool malah menutupnya kembali dan menguncinya. Yool berdiri di depan Da Jung, sangat dekat membuat Da Jung gugup. “Kenapa anda tiba-tiba seperti ini? Apa karena aku membuat masalah…”


Yool menyela kalau mulai sekarang ia dan Da Jung akan menggunakan kamar ini sama seperti pasangan suami istri sesungguhnya. Da Jung ingin protes tapi Yool menegaskan walaupun ini hanya pernikahan kontrak, Da Jung tetaplah istri perdana menteri. Ia harap Da Jung tak lupa itu dan dapat melakukannya dengan baik. Da Jung pun tak bisa protes lagi, ia hanya bergumam apa dirinya melakukan kesalahan lagi. 
Kang In Ho berada di mobil mengingat pelukan sengajanya pada Da Jung yang ingin dilihat oleh PM. “Sekarang aku bekerja pada orang itu. Hyung, lihat saja apa yang akan kulakukan.” Batin In Ho sambil memukul setir mobilnya untuk meluapkan emosinya.
Karena sudah berbagi kamar, Da Jung dan Yool pun berada di kamar yang sama. Da Jung tertidur pulas, semntara Yool masih terjaga dengan kesibukannya. Ia memeriksa dokumen di meja kerjanya. Da Jung terbangun dan melihat Yool masih terjaga. Ia melihat jam di ponselnya, waktu menunjukan pukul 3.34 menjelang subuh. Da Jung bergumam heran apa Yool tidak tidur. Ia pun kembali terlelap karena masih ngantuk. Yool yang terus memeriksa dokumen-dokumen sesekali melihat ke arah Da Jung yang tertidur pulas.
Keesokan harinya, Da Jung masih mengenakan hanbok. Tanpa ia sadari ada sebuah tulisan di punggungnya. ‘Dibutuhkan pacar’ (hahaha---eh tahu keisengan anak-anak kan, ini kadang dilakukan anak-anakku di sekolah lho, tapi mereka nulisnya pake tulisan ‘orang gila’ haha. Langsung deh mereka kena omelanku hahaha)
Da Jung heran melihat Man Se yang akan berangkat TK terus menerus cemberut. Man Se bertanya bisakah ia tak berangkat ke sekolah, ia tak ingin pergi ke sekolah. Da Jung balik bertanya apa ada sesuatu yang tidak Man Se sukai di sekolah. Da Jung memeluk Man Se, ia berjanji selepas Man Se pulang sekolah, ia akan bermain dengan Man Se. Man Se tetap tak ingin ke sekolah, “aku tak mau pergi, aku tak mau pergi.” sahut Man Se ngambek.
Tiba-tiba terdengar suara PM yang marah dengan kelakuan putra bungsunya. Apa Man Se lagi-lagi mogok sekolah, “Bus sekolah sudah menunggumu di luar. Seharusnya kau berangkat sekarang, ayo cepat!” perintah Yool. Man Se yang takut pada ayahnya memandang Da Jung. Da Jung memberi kode agar Man Se menurut. Man Se pun dengan malas mengiyakan dan berangkat sekolah.
Setelah Man Se pergi Da Jung berkata kalau seharusnya PM Yool yang mengantar Man Se ke sekolah, kenapa Yool memperlakukan Man Se sepeti itu. Yool menegaskan kalau ia melakukan ini setiap hari bahkan sebelum Da Jung datang ke rumah ini, jadi ini sudah kebiasaan.
Apa lagi itu? Yool melihat sesuatu dibalik punggung Da Jung. Ia pun mengambilnya. Yool menunjukan tulisan itu, “Apa kau berkeliling memakai ini di belakang punggungmu. Apa kau sedang memberontak?” Da Jung terkejut membaca itu dan bergumam kesal, pasti Na Ra yang melakukannya.

Yool merasa kalau Da Jung benar-benar mengkhawatirkan (Geok Jung) bagi orang lain. Yool akan memberi tahu tigal hal pada Da Jung. Da Jung kaget, tiga?
Yool : “Pertama, tolong jangan menimbulkan masalah. Aku sudah cukup sibuk menghawaritkan negara, haruskah aku mengkhawatirkanmu juga? Lihat itu, lihat hanbok itu, kau jangan memakainya lagi. Aku tak ingin melihatmu terjatuh karena pakaianmu sendiri.”

Da Jung bilang bukankah hanbok pantas dipakai di rumah, ditambah lagi hanboknya sangat cantik. Yool tak mau dibantah, ini yang terakhir yang ketiga (dua-nya apa?), “Mulai sekarang kau awasi anak-anak dan tulis apa yang mereka lakukan.”

Da Jung terkejut karena ia harus menulis laporannya juga. “Ya ampun, aku bukan anak kecil lagi jangan berikan aku PR.”

Yool mengingatkan bukankah Da Jung bilang ingin menjalin komunikasi dengan anak-anak. Ia menilai itu ide yang bagus. “Ketik menggunakan spasi dua, 160 (ukuran hurufnya kah?) di kertas A4, sebanyak 5 halaman, lakukan dnegan benar!” Da Jung menganga terkejut. Emangnya gue anak kuliahan ditambah lagi 5 halaman. Hahaha.
Di rumah Menteri Park, Na Yoon Hee yang sudah berdandan rapi mencibir Da Jung, “Dasar gadis itu, berani-beraninya dia membuat masalah denganku? Apa dia pikir dia bisa lepas begitu saja karena dia istri perdana menteri?”
Park Hyun Seo (akhirnya saya tahu namanya) menyerahkan lembaran nilai rapor pada ibunya. Yoon Hee melihatnya dan senang sekali nilai anaknya sangat bagus, dapat rangking satu pula. Ia memuji anaknya pintar sekali, Hyun Seo tersenyum senang. Yoon Hee kemudian bertanya berapa rangking Kwon Woo Ri. Hyung Seo mengatakan kalau Woo Ri mendapatkan rangking 10, dia itu tak bisa mengalahkan aku. Yoon Hee senang sekali mendengarnya, oh anakku, kau melakukan yang terbaik.
Menteri Park Joon Ki keluar kamar dan sudah siap akan berangkat ke kantor. Hyun Seo pun memberi tahu ayahnya kalau ia mendapatkan rangking satu di sekolah. Joon Ki tersenyum dan memuji itu bagus.

Joon Ki pun akan berangkat tapi Yoon Hee menahannya, apa suaminya hanya mengatakan itu saja pada Hyun Seo. “Dia tidak hanya rangking satu, tapi rangking satu dari seluruh kelas.” Joon Ki dengan dingin mengatakan bukankah ia sudah bilang itu bagus, apa ia harus mengatakan hal lain lagi. Hyun Seo kecewa dengan sikap ayahnya, ia pun segera berlalu dari sana dan segera berangkat sekolah.

(eh nih anak waktu jadi kelas enam di Queen’s Classroom ga bisa ngerjain soal matematika disini perannya jadi anak pintar menggantikan Kim Seo Hyun yang di QC hahaha)
Yoon Hee hanya bisa menarik nafas, ia kemudian bertanya mau kemana suaminya pagi-pagi begini. Joon Ki mengatakan kalau ia harus menghadiri rapat. Ia juga heran melihat istrinya sudah rapi. Yoon Hee mengatakan kalau ia akan datang ke acara pertemuan Lily Club. (kalau sub DramaFever namanya White Café - kumpulan ibu-ibu istri Menteri)
Da Jung sampai di Hotel Myung Shim, “terakhir kali aku melakukan kesalahan, jadi sudah seharusnya aku meminta maaf padanya, kan?” Guman da jung. “Tapi pelayanan kerja seperti apa yang mereka lakukan disini?” Da Jung celingukan. (Yup, sebagai istri perdana menteri ia pun harus hadir dalam pertemuan Lily Club ini)

Da Jung mengingat ucapan Na Yoon Hee ketika menghubunginya, ‘Anggota Lily Club sudah menunggu anda, istri perdana menteri. Mereka menunggu anda untuk datang hari ini. Ini hanya rapat untuk membahas pelayanan, jadi datanglah.’
Sekretaris Seo Hye Joo menyerahkan data hasil informasi tentang rapat yang akan dilakukan hari ini. Hye Joo berkata kalau ia belum melihat Kang In Ho, apa perdana menteri tahu dimana dia. PM mengatakan kalau In Ho menemui Profesor Kim.
Karena Hye Joo menyebut nama In Ho, Yool jadi teringat kejadian semalam dimana In Ho memeluk Da Jung, itu benar-benar mengganggu pikirannya.
Yool pun bertanya pada Hye Joo, apa Hye Joo tahu latar belakang In Ho. Hye Joo belum paham maksud pertanyaan Yool. Yool mengatakan ini tentang latar belakang, seperti keluarga, hobi, dan juga apa In Ho punya pacar, ya latar belakang seperti itu. Hye Joo tak tahu tapi ia bisa mencarikan informasi itu untuk Yool. Ia tak tahu karena tak pernah membicarakan hal pribadi dengan In Ho. Ia heran kenapa Yool menanyakan itu. Yool berkata kalau ia hanya penasaran saja, kita sudah bekerja bersama, tapi ia belum tahu apa-apa tentang In Ho.
Hye Joo kemudian menanyakan apa Yool sudah menyelesaikan laporan keuangan. Yool terkejut apa itu akan dilaporkan pada pertemuan hari ini. Ia lupa membawanya dan masih tertinggal di rumah. Ia pun menelepon rumah dan meminta ahjumma untuk mengatakan pada Da Jung agar membawakan dokumen yang ada di meja kerjanya. Tapi sesaat kemudian Yool terkejut mendengar sesuatu dari ahjumma, “Dia pergi ke pertemuan Lily club?”
Da Jung terkejut mendengar angka 10 juta won dari istri para menteri ini. “Aku harus membayar 10 juta won?” Seorang ibu istri menteri apa saya lupa, mengatakan kalau ketua club sebelumnya itu Na Yoon Hee, dia yang biasanya memberikan sponsor dana dan karena sekarang Da Jung adalah ketuanya maka Da Jung yang memberikan dana sponsornya haha. Da Jung tentu saja tak punya uang sebanyak itu.

Yoon Hee menyuruh Da Jung duduk saja. Ia menyampaikan pada ibu-ibu istri pejabat kalau ia akan tetap menjadi sponsornya. Jadi tak usah khawatir dan mereka bisa membahas masalah selanjutnya. Si ibu tadi menawarkan haruskah mereka membahas tentang bazzar yang akan mereka selenggarakan. “Ibu ketua, tema bazzar apa kali ini?”

Da Jung sedikit kurang paham, “Jika anda bertanya tentang bazzar, apa maksud anda ini membuat pancake Korea atau menjual baju-baju bekas?” ucapnya polos.
Na Yoon Hee menahan geram dengan jalan pikiran Da Jung yang terlalu sederhana. Ibu istri pejabat lain bilang bukan, tidak mungkin mereka melakukan bazzar yang seperti itu. Yoon Hee menawarkan bagaimana dengan benda-benda mewah yang mereka lakukan waktu itu, kita bisa mendapatkan banyak uang dan masyarakat juga beranggapan itu bagus. Ibu-ibu setuju usul Yoon Hee.
“Tunggu sebentar!” sela Da Jung. “Aku menolak ide itu. Meskipun suami anda bekerja, yang namanya bazzar bukan menjual barang mewah.”

Na Yoon Hee marah ide-nya ditentang, kalau ketua club tak ingin bazar dengan benda-benda mewah maka tak akan ada uang yang akan ia berikan sebagai sponsor, “Apa yang akan kau lakukan sebagai ketua?”

Ibu itu mendengar kalau Da Jung seorang reporter, kalau begitu apa bisa meminta bantuan dari para selebritis. Mereka pun langsung menggunjingkan Da Jung, “Aku dengar dia menggali informasi semua orang secara diam-diam, kira-kira siapa yang membantunya?”

‘Oh benar, Scandal News.” seru mereka tertawa-tawa.

Na Yoon Hee pun menantang dan mempersilakan Da Jung selaku Ketua untuk memutuskan bazzar apa yang akan meraka lakukan. Pertemuan pun diakhiri. Ia memanggil pelayan untuk tahu berapa biaya konsumsi pertemuan hari ini.

Pelayan menghampiri Yoon Hee akan menyerahkan struk pembayaran tapi Yoon Hee mengatakan pada pelayan kalau tagihan itu bukan diberikan padanya melainkan pada Ketua yaitu Da Jung.
Pelayan pun menyerahkan tagihan konsumsi rapat pada Da Jung. Yoon Hee bertanya bukankah tidak apa-apa kali ini Da Jung yang membayar konsumsinya. Ia pun mengajak ibu-ibu itu pergi. Da Jung terkejut melihat nominal konsumsi pertemuan sekarang, 3,5 juta won.
Yool yang mengkhawatirkan Da Jung menghadiri pertemuan Lily Club mengutus Hye Joo untuk menyusul Da Jung. Hye Joo yang sudah sampai di hotel bicara lewat telepon dengan Yool meminta agar Yool tak usah khawatir dengan masalah ini, ia akan mengatasinya dan membawa Da Jung keluar dari pertemuan itu.
Yool menarik nafas, jelas saja ia sangat khawatir dan takut Da Jung menimbulkan masalah dengan istri-istri para menteri itu. Ia pun berharap disana tak ada masalah. Ia kemudin masuk ke ruang rapat memimpin jalannya rapat kabinet. Di ruang rapat sudah ada beberapa menteri termasuk Park Joon Ki. Joon ki menoleh ke arah Yool.
Da Jung bingung karena ia hanya punya 22rb won. Ia pun bertanya pada pelayan apa ia bisa mencicil tagihannya selama 22 bulan. (hahaha) Pelayan jelas saja bengong hahaha. Yoon Hee datang dan meminta pelayan meninggalkan mereka.
Yoon Hee bilang bahwa sebelum Da Jung membayar itu, apa ada sesuatu yang ingin Da Jung sampaikan padanya. Da Jung minta maaf atas kunjungan tak menyenangkan ke rumah Yoon Hee kemarin. Yoon Hee tersenyum, apa hanya itu saja permintaan maaf Da Jung. Menurutnya seharusnya Da Jung minta maaf dengan sungguh-sungguh karena ini.
Yoon Hee yang menahan marah menunjukan gambar dirinya bersama Kang Ho Dong, dimana kertas itu digunakan Man Se untuk membuat origami katak. Da Jung kaget gambar itu ada di tangan Yoon Hee.

Yoon Hee yang emosi menyiram Da Jung dengan air di gelas. “Apa kau pikir semuanya akan baik-baik saja karena kau istri perdana menteri? Kau itu sampah, kau pikir dirimu siapa. Apa kau pikir bisa melakukannya dan aku diam saja?” Bentak Yoon Hee. Ia akan mengambil gelas lain untuk kembali menyiramkannya pada Da Jung.
“Apa yang anda lakukan?” tiba-tiba Hye Joo datang dan marah melihat kelakuan Na Yoon Hee. “Berani-beraninya anda melakukan itu pada istri perdana menteri? Minta maaf sekarang!” perintah Hye Joo membanting tasnya ke kursi.

“Minta maaf?” cibir Yoon Hee. Ia juga akan malakukan hal yang sama pada Hye Joo. Ia menuduh Hye Joo menggoda suaminya.

Hye Joo terkejut dituduh menggoda Menteri Park, ia menilai dari dulu sampai sekarang Yoon Hee tidak berubah sedikit pun. “Apa anda ingin saya memberikan beberapa saran? Sebagai istri Menteri Park anda sudah bersikap menyedihkan.”
Yoon Hee semakin emosi, “Beraninya kau, apa kau bilang?” Yoon Hee akan menyerang dan memukul Hye Joo tapi Da Jung berusaha menarik Yoon Hee untuk mencegah tapi sayang malah Da Jung yang didorong hingga terjatuh. Yoon Hee akan kembali memukul tapi dengan sigap Hye Joo menangkap tangan Yoon Hee dan memitingnya ke belakang.

Yoon Hee meronta berusaha melepaskan diri, lepaskan aku. Da Jung terkejut Hye Joo seberani itu dan punya sedikit bela diri. Hye Joo pun mendorong Yoon Hee hingga tersungkur.
Hye Joo menyebut Da Jung dengan panggilan sopan meminta Da Jung segera pergi dari sana. Da Jung mengatakan kalau ia harus membayar tagihan pertemuan Lily Club hari ini. Hye Joo melihat jumlah tagihan itu dan tertawa remeh, bukankah tempat ini bukan Da Jung yang memilih untuk mengadakan pertemuan, jadi Da Jung tak perlu membayar tagihan itu. “Orang yang pantas membayar biaya semahal ini adalah orang yang memilih tempat ini.” Ucap Hye Joo sambil meletakan tagihan itu dengan keras ke atas meja. Ia dan Da Jung pun pergi dari sana membuat Yoon Hee marah setengah mati.
Keduanya sampai di lobi hotel, Hye Joo mengingatkan apa Da Jung tak tahu wanita seperti apa istrinya Menteri Park itu, kenapa Da Jung tak bertanya dulu padanya sebelum datang ke tempat ini. Da Jung bilang kalau ia juga tak ingin datang, tapi karena sesuatu hal ia harus minta maaf pada Na Yoon Hee.

Hye Joo terkejut campur heran, minta maaf? Apa Da Jung melakukan sesuatu yang tidak ia ketahui. “Nam Da Jung, aku memintamu baik-baik, tolong jangan mengganggu pikiran perdana menteri.”

Da Jung : “Mengganggu?”

Hye Joo : “Apa kau tak tahu? Kau baru saja mengganggu pikirannya karena kau ada di sini.”

Hye Joo menyuruh Da Jung segera pulang. Da Jung menunduk sedih.
Hye Joo yang keluar duluan terkejut melihat Kang In Ho ada di tempat itu, “Bukankah itu Ketua Kang? Apa yang dilakukanya disini?” Hye Joo akan menghampiri In Ho. Tapi ia tak jadi kesana karena melihat In Ho bersama orang lain saling berjabat tangan. “Bukankah itu Sekretarisnya Menteri park, kenapa dia bersama Ketua Kang?” Hye Joo yang curiga memalingkan wajahnya agar tak diketahui oleh In Ho kalau ia berada disana.

Da Jung beres-beres rumah yang berantakan. Ia mengeluh menarik nafas, “Apa aku ini banyak menyebabkan masalah?” Da Jung kembali menarik nafas melihat sekeliling rumah, “Sebenarnya apa yang kulakukan disini?”
Yool sampai di rumah, ia teringat laporan yang disampaikan Hye Joo mengenai Da Jung tadi siang. “Tidak cukup dipermalukan di Lily Club, wajahnya juga disiram air oleh Ny Na Yoon Hee.”
Yool masuk kamar, disana ada Da Jung. Yool mengambil jaket dan melemparkannya ke arah Da Jung, “Ayo keluar!” perintah Yool. Da Jung bingung, “Apa lagi ini?”
Hye Joo berada di ruang kontrol CCTV. Ia memikirkan apa yang dilihatnya tadi siang, pertemuan antara Kang In Ho dengan Sekretaris Bae. Ia tentu saja mencurigai ini.
Tepat saat itu In Ho datang. Hye Joo tanya bagaimana dengan perdana menteri. In Ho mengatakan kalau beliau baru saja masuk ke rumah. In Ho heran melihat ke monitor, bukankah tempat ini tak ada CCTV-nya, apa ada alasan memasang CCTV di tempat itu.

Hye Joo bertanya apa ia belum memberitahu In Ho, bukankah mereka memasang CCTV ini secara diam-diam karena kejadian waktu itu, tentu saja hal itu dengan persetujuan dari perdana menteri. In Ho yang baru tahu ikut senang karena Hye Joo sudah melakukannya. In Ho merasa kalau mereka harus memulainya dari hari dimana kedatangan Prof Kim. Hye Joo terus memperhatikan In Ho dengan tatapan curiga dan penuh tanda tanya.
Da Jung di halaman rumah celingukan mencari PM, “Kemana dia, kenapa menyuruhku datang kesini?” Tiba-tiba terdengar suara PM memanggil Da Jung. Da Jung menoleh dan bersamaan dengan itu Yool melempar pedang kayu kendo. Da Jung heran, ia sama sekali tak bisa bermain kendo, kenapa PM memberinya pedang kayu kendo.
Yool bilang awalnya saja yang tak tahu, tapi sekarang Da Jung bisa belajar. “Kepala,” seru Yool akan menyerang kepala Da Jung dengan pedang kendonya.
Ahhh… Da Jung berteriak menghindari serangan Yool.

Yool : “Bagaimana bisa kau diam saja padahal ada pedang yang melayang ke arahmu? Kau harus mencari cara untuk menahannya. Lanjut… bahu…”

Ah.. Da Jung masih menghindar tapi ia berusaha mengayunkan pedang kendonya.

Yool : “Kalau kau bisa sedikit lebih gesit. Kau bisa melakukan beberapa gerakan. Lanjut.. belakang…” 

Ah… Kali ini Da Jung lari menjauh. “Perdana Menteri apa yang anda lakukan?” protesnya. “Kelihatannya anda marah karena aku pergi ke Lily Club. Tapi aku tak melakukan kesalahan.”
Yool : “Aku tak marah karena kau pergi ke Lily Club, tapi aku marah karena disana kau dibodohi.”

Da Jung tak terima dibilang bodoh. Yool tanya memangnya kenapa, apa Da Jung marah disebut bodoh, kalau marah ayo cepat lawan dirinya. Da Jung tak takut, “apa anda pikir aku tak bisa melawan?”

Da Jung mengangkat pedangnya dan berlari untuk menyerang yool, ciat ciat ciat… tapi dengan sigap Yool melumpuhkannya, pinggang..

Yool memarahi Da Jung sambil memberi nasehat, “Dalam pertarungan tidak penting yang namanya kalah atau menang. Meskipun kau kalah, kau seharusnya bisa melindungi dirimu sendiri. Meskipun kau dijatuhkan wanita itu, apa kau tak marah?”
Yool mengayunkan pedangnya lagi, kali ini Da Jung menahan dengan pedangnya. “Lalu kenapa anda tak menolongku?”

“Kenapa harus aku? Kau harus melakukannya sendiri.” Bak… Yool menangkis pedang Da Jung hingga terlempar ke tanah. “Temukan jawabannya sendiri, pikirkan bagaimana kau harus melindungi dirimu sendiri dengan caramu sendiri.” Setelah mengatakan itu Yool pergi dari sana. Da Jung terdiam meresapi ucapan Yool.
Kembali ke ruang kontrol CCTV. Hye Joo berkata kalau ia mendengar In Ho bertemu dengan Ketua Kim, dimana In Ho menemui Ketua Kim, apa di kampus. In Ho menjawab tidak sambil terus memperhatikan monitor CCTV, ia bertemu dengan Ketua Kim di hotel Myung Shim. Ia juga mendengar Sekretaris Bae ada disana, jadi ia juga bertemu Sekretaris Bae disana. Bukankah Hye Joo mengenal Sekretaris Bae, itu lho Sekretaris-nya Menteri Park Joon Ki.

Hye Joo terkejut dan curiga dari mana In Ho kenal Sekretaris Bae. In Ho menjawab kalau ia bertemu dengan Sekretaris Bae disebuah pelatihan, di Hotel Myung Shim ia secara tak sengaja bertemu.

“Benarkah?” Hye Joo masih belum percaya sepenuhnya. Tapi In Ho berusaha bersikap apa adanya, ia menceritakan pertemuannya dengan Sekretaris Bae, tanpa ia tutup-tutupi.
In Ho melihat sesuatu di layar monitar, ada seseorang yang tertangkap kamera CCTV di dalam rumah, “Bukankah itu Woo Ri?” Tampak di dalam rumah Woo Ri celingukan sedang menelepon seseorang. Hye Joo pun permisi pulang labih dulu, kalau ada sesuatu ia harap In Ho segera menghubunginya.
Di dalam rumah, In Ho makan permen lolipop bersama Da Jung. In Ho berkata bukankah makan makanan yang manis bisa menghilangkan stress. Da Jung mengangguk tersenyum sambil ngemut permen. Da Jung senang karena disini ada In Ho tempatnya curhat.
Da Jung teringat sesuatu, ayahnya memberitahu kalau dia melihat In Ho di rumah sakit. Wajah In Ho berubah terkejut, tapi ia sudah bisa menduga kalau ayah Da Jung akan menceritakan pertemuan tak sengaja In Ho di rumah sakit dengan ayah Da Jung.

In Ho pun tak berbohong, ia membenarkan. Ia mengatakan kalau Hyung-nya dirawat di rumah sakit itu. Da Jung ingin tahu kenapa Hyung In Ho dirawat disana. In Ho mengatakan kalau kakaknya mengalami kecelakaan mobil, 7 tahun yang lalu. “Sebelum kecelakaan itu, kami biasanya bermain catur setiap natal dan aku selalu kalah. Pada suatu hari nanti aku ingin menang ketika melawan kakakku.” jelasnya sedih.

Da Jung berusaha menghibur kalau saat itu pasti akan tiba. “Pasti ada yang namanya keajaiban. Kakakmu pasti akan sembuh. Aku percaya keajaiban itu akan terjadi, padamu dan juga pada ayahku.” In Ho tersenyum karena ia juga berharap demikian. Da Jung mengatakan bahwa In Ho cukup percaya saja pada yang namanya keajaiban, itu akan terjadi kalau In Ho percaya. In Ho kembali tersenyum.
Ada sesuatu yang ingin In Ho tanyakan pada Da Jung. Tatapan In Ho berubah tajam, “Da Jung-ssi apa kau menyukai perdana menteri?”

“Apa?” Da Jung kaget mendengar pertanyaan In Ho. “Ah ya ampun. Tidak mungkin.”
In Ho berada di ruangan perdana mentri. Yool bertanya apa In Ho menyukai Nam Da Jung. In Ho tersenyum mengiyakan, tak ada alasan baginya untuk membenci Da Jung. Yool bilang bukan itu maksudnya, “Maksudku apa kau tertarik padanya?” In Ho balik bertanya kenapa Yool menanyakan itu padanya.

Yool meminta In Ho bicara jujur saja, “waktu itu, Aku melihatmu memeluk Nam Da Jung. Aku merasa aku harus tahu hubungan kalian berdua.”
In Ho minta maaf, “Pada hari itu sepertinya Nam Da Jung sedang menghadapi hari yang melelahkan dan aku hanya ingin menghiburnya. Tentang hubungan kami, tak ada yang harus dikhawatirkan.”

Yool : “Benarkah?” 

In Ho : “Aku tak punya waktu untuk mengurusi masalah percintaan karena ada sesuatu yang harus aku lakukan lebih dulu.”

Yool penasaran dan ingin tahu apa itu. In Ho berkata kalau suatu hari ia akan mengatakannya pada Yool. Yool heran kenapa tak mengatakannya sekarang. Ia pun berharap In Ho tidak terlalu canggung terhadap Da Jung tapi karena banyak mata-mata yang mengawasi, ia harap In Ho berhati-hati. Tak ada alasan bagi In Ho untuk terlibat skandal yang tak penting, ia tak ingin itu terjadi. (maksudnya mungkin agar jangan terlalu akrab gitu)
Da Jung membawa pakaian Woo Ri yang sudah disetrika. Ia berdiri di depan kamar Woo Ri mengingat ucapan In Ho yang bertanya apa ia menyukai perdana menteri. Da Jung tak mengerti bagaimana bisa In Ho bertanya seperti itu.
Da Jung masuk ke kamar Woo Ri dan terkejut begitu melihat kamar itu berantakan. “Ya Tuhan… Kwon Woo Ri, ini kamar apa kandang hewan?” Da Jung pun membereskan kamar Woo Ri agar terlihat lebih rapi. Tapi Da Jung menemukan sesuatu, selebaran konser sebuah band dimana Woo Ri menjadi salah satu personilnya. (Woo Ri jadi vokalis-nya) Da Jung pun jadi tahu kalau selama ini Woo Ri ternyata bermain musik.
Seo Hye Joo menyerahkan laporan pada perdana menteri. Ia memberitahu kalau ia merencanakan wawancara dengan reporter di akhir tahun nanti. Hye Joo melihat ada yang aneh pada Yool.

“Perdana menteri, anda kelihatan lelah. Apa anda akhir-akhir ini kurang tidur?” tanya Hye Joo. Yool bilang tidak, ia sama sekali tidak lelah, Hye Joo tak perlu khawatir dan lanjutkan pekerjaan saja.
Ponsel Yool bunyi, ia terkejut. “Wali kelas Woo Ri?”
Da Jung berada di ruang kerja mengerjakan tugas yang diberikan Yool padanya yaitu membuat laporan apa yang dilakukan anak-anak. Da Jung mengambil selembar yang ia rasa tak perlu dilaporkan pada Yool. Ia akan menyembunyikan perihal Woo Ri yang bergabung dalam band. Ia bisa menebak kalau Yool pasti akan marah-marah jika tahu ini. Da Jung pun menggerutu, “tega sekali dia menyuruhku menulis jurnal harian sepanjang 5 halaman.”

Da Jung melihat di meja ada obat milik Yool. Ia bertanya-tanya, obat untuk apa ini. Da Jung akan membaca tulisan di botol obat itu, tapi ahjumma datang memberi tahu kalau Da Jung harus menjawab telepon dari guru TK nya Man Se.
Da Jung pun mendatangi TK dimana Man Se sekolah. Ia berbincang-bincang dengan guru Man Se. Bu guru mengatakan kalau akhir-akhir ini Man Se menolak bermain dengan teman-teman dan tak mau latihan menari untuk acara festival tarian sekolah. Da Jung yang melihat Man Se di kelas hanya diam saja terkejut, “ada festival menari?”

Bu Guru memberi tahu kalau semua TK mengadakan yang namanya festival disetiap malam natal, apa Da Jung tidak tahu itu. Di hari itu, biasanya orang tua akan datang. Da Jung pun paham kenapa Man Se tak pernah memberitahukan hal itu.
Da Jung bicara berdua dengan Man Se yang terus-menerus cemberut. Da Jung menawarkan apa Man Se mau dibelikan roti. Man Se menggeleng. Da Jung menawarkan hal lain, apa Man Se ingin dibelikan es krim strawberri. Man Se bilang tak usah.
Da Jung pun menawarkan punggungnya, “Sini kugendong di punggungku.” Man Se diam saja. Da Jung memaksa Man Se naik ke punggungnya karena ia ingin menggendong Man Se. Man Se pun naik ke punggung Da Jung.

Da Jung kemudian bertanya kenapa Man Se tak memberi tahu keluarga kalau di sekolah akan ada festival, apa Man Se takut ayah Man Se tak akan datang. “Apa karena itu kau ingin berhenti sekolah?”

“tahu ah. Aku tak ingin pergi ke festival.” Ucap Man Se masih cemberut.

Da Jung : “Kenapa? Apa kau tak tahu betapa menyenangkannya festival di TK itu. Aku akan membawa ayahmu, Hyung, Noona dan semua orang di rumah.”

Man Se : “Bohong. Ayah pati tak akan datang. Ayah bahkan tak pernah datang ke acara sekolahnya Hyung atau Noona.”

Da Jung berkata bukan begitu maksudnya, “Saat kau memberikan undangan dan meminta ayah untuk datang, dia pasti akan datang.”

Man Se : “Benarkah?”
Di rumah, Man Se ditemani Da Jung memberikan undangan festival sekolah itu pada Yool. “Kenapa aku harus datang ke acara seperti itu, aku tak bisa pergi.” Man Se langsung menunduk sedih.
Da Jung membujuk Yool dengan halus, Walaupun sibuk, setidaknya Yool bisa meluangkan waktu 1 atau 2 jam saja. Yool bilang kalau ia tak punya waktu untuk menghadiri hal seperti itu, “apa aku harus berbohong padanya kalau kenyataannya aku tak bisa datang?”
Yool tahu kalau di luar ada Woo Ri yang baru pulang sekolah, “Kwon Woo Ei kenapa kau tak segera masuk?”

Woo Ri pun masuk ke rumah dengan wajah menunduk. Yool yang mendengar kabar dari wali kelas Woo Ri tak terkejut melihat kondisi putranya sekarang. Da Jung terkejut melihat wajah Woo Ri memar. Yool menyuruh Woo Ri ikut dengannya. Woo Ri hanya bisa menarik nafas pasrah, karena pasti ia akan dimarahi oleh ayahnya.
Keduanya bicara di kamar Woo Ri. Yool bertanya kenapa Woo Ri berkelahi. Woo Ri balik bertanya sejak kapan ayahnya perhatian padanya, bukankah ayahnya tak pernah sekalipun perhatian terhadap apa yang dilakukannya. Yool berkata kalau seorang pria sangat wajar terlibat perkelahian, tapi ia harus tahu apa alasannya. Kenapa kau berkelahi?

“Baik. Aku akan mengatakannya pada ayah.” Woo Ri pun akan mengatakan alasannya. “Park Hyun Seo, dia mengejekku karena aku memiliki ibu tiri yang masih muda. Karena itulah aku memukulnya.”
Yool terkejut mendengar penjelasan putranya, “Apa hanya itu? apa hanya satu alasan.”

“Tidak.” jawab Woo Ri dengan perasaan emosi. “Aku ingin memukulnya karena aku kesal dan marah. Haruskah aku bicara lebih jujur lagi pada ayah dan mengatakan semuanya? Aku memukulnya karena aku marah pada ayah.” Suara Woo Ri meninggi. “Ini semua karena ayah. 7 tahun yang lalu, setelah kecelakaan ibu, aku sama sekali tak pernah bisa melupakan ibu. Tapi itu berbeda dengan ayah, ayah menikah lagi. Itu semua membuatku marah. Karena ayah aku melakukannya.”

Yool terdiam terkejut mengetahui isi hati kekecewaan putranya.
Da Jung diluar ruangan mendengar semuanya. Ia turut merasa bersalah terhadap kekecewaan Woo Ri.
Di rumah Menteri Park. Na Yoon Hee tak mengerti dengan sikap suaminya, apa karena Woo Ri itu keponakan suaminya jadi suaminya malah memihak Woo Ri. Bukankah Woo Ri yang memukul Hyun Seo. Park Joon Ki meminta istrinya diam, karena ia yakin Hyun Seo juga melakukan kesalahan.

Yoon Hee tak habis pikir, “Bagaimana kau bisa mengatakan itu, kalau saja Hyun Seo itu benar-benar anak kandungmu?”

Joon Ki terkejut istrinya membahas itu, “Apa yang kau katakan tadi?”

Yoon Hee yang kecewa marah, apa ia salah bicara. “Hyun seo rangking satu dan dia dipukuli, tapi kau sama sekali tak peduli. Apa kau akan seperti ini juga kalau dia anak kandungmu?”
Joon Ki mengingatkan bahwa ketika ia menikah dengan Yoon Hee, ayah Yoon Hee meminta bantuan padanya. “Meskipun Hyun Seo lahir karena kesalahanmu sendiri, tapi bagiku dia sudah kuanggap sebagai anakku dan aku tak pernah berpikir sebaliknya.”

Yoon Hee terdiam, “Yeobo?” 

Joon Ki : “Aku tak pernah mengatakan Hyun Seo bukanlah anakku. Kau-lah yang selalu mengatakannya. Pikirkanlah kembali caramu, kalau itu memang cara yang terbaik dalam memperlakukan Hyun Seo.”
Di kamar, Da Jung tampak murung sambil menjahit kain. Ia memikirkan ucapan Woo Ri yang ia dengar tadi. Ia merasa kalau Woo Ri pasti sedih karena kehilangan sosok ibu.

Yool masuk ke kemar dan bertanya apa yang Da Jung lakukan. Da Jung mengatakan kalau ia berencana memberikan hadiah natal untuk Man Se. Yool menilai kalau Da Jung sudah bersikap lebih baik darinya dalam memperhatikan anak-anak.
“Perdana menteri tunggu sebentar!” Da Jung melihat ada yang aneh di wajah Yool. “Apa anda sakit? Wajahmu pucat sekali.”

Yool bilang ini karena ia sakit kepala dan itu sudah biasa. Da Jung juga melihat ada keringat di kening Yool. Ia menebak kalau Yool pasti mengalami gangguan pencernaan.
Da Jung berjalan maju mendekat pada Yool sambil membawa jarum jahit di tangannya. “Aku yakin kalau anda mengidap gangguan pencernaan. Aku akan menusuk dengan jarum ini.”

Yool mundur ketakutan, “Jauhkan jarumnya. Aku baik-baik saja kalau sudah minum obat.” Da Jung mengingatkan tak baik sering-sering minum obat, “Sini berikan tanganmu.” Yool tak mau tapi Da Jung memaksa dan menarik Yool untuk duduk.
Da Jung menepuk-nepuk punggung Yool, memijat tangan dan memuji kalau Yool mempunyai bentuk tubuh yang bagus hahaha. Sebelum menusukan jarum ke jari, Da Jung mengingat jempol Yool dengan benang. 
Yool ingat waktu itu Da Jung pernah mengatakan padanya bahwa ia ini seorang ayah yang bernilai 0 (nol), apa aku ini ayah yang buruk?

Da Jung menilai jika dibandingkan dengan ayah yang buruk, Yool lebih cocok disebut sebagai ayah yang sibuk. Terlalu sibuk, jadi disebut sebagai ayah yang kurang perhatian. “Anda kelihatan terlalu sibuk untuk peduli pada anak-anak. Aku rasa anda pasti tak pernah memeluk mereka. Meskipun anda merasa tak perlu memeluk Woo Ri dan Na Ra tapi seharusnya anda lebih banyak memeluk Man Se. Karena dia masih kecil.”
Yool terdiam memikirkan ucapan Da Jung. Da Jung menusuk jempol Yool dengan jarum. Yool sedikit menampilkan ekspresi menahan sakit hahaha. “Ini terasa sakit kalau ditusuk seperti ini tapi anda harus melakukannya jika ingin sembuh. Kalau benar penyakitnya begitu, luka ini biasanya akan langsung hilang dengan cepat.” Da Jung menekan jempol Yool hingga darah merah keluar di beberapa titik yang Da Jung tusuk.
Yool tanya berapa banyak lagi ia harus ditusuk jarum. Da Jung melihat tiga titik darah tempat yang ia tusukan. Ia merasa aneh karena biasanya darah yang keluar jika mengalami gangguan pencernaan itu berwarna agak kehitaman tapi kenapa yang keluar malah darah merah. Apa mungkin itu bukan karena gangguan pencernaan.

Yool menahan kesal, “Karena itu aku kan sudah bilang ini bukan gangguan pencernaan, ini karena kepalaku sakit. Ah ya ampun, seharusnya aku tak mendengarkanmu.” Yool bergegas keluar dari kamar. Hahaha.
Yool terdiam sesaat di depan kamar. Ia kemudian berdiri di depan kamar Woo Ri. Sejenak ia ragu untuk membuka kamar itu, tapi ia pun membukanya juga.
Yool melihat Woo Ri sudah tertidur dengan earphone terpasang di telinga. Terngaing dalam benak Yool ucapan Da Jung yang menyebut kalau ia ayah yang sibuk. 

Anda itu ayah yang sibuk. Anda bukan ayah yang buruk, hanya saja itu karena terlalu sibuk.
Yool kemudian masuk ke kamar Na Ra. Ia juga melihat putrinya sudah tidur. Yool mengambilkan boneka Na Ra yang terjatuh dan meletakannya di samping Na Ra yang terlelap.

Perdana menteri, karena setiap hari Anda sibuk, aku rasa Anda tidak terlalu mengetahui perasaan anak-anak anda
Yool duduk di samping Man Se yang tertidur. Ia memegang origami katak bergambar dirinya. Ia memandang wajah putra bungsunya yang terlelap.

Tapi anda harus lebih sering memeluk Man Se, dia masih sangat kecil.

Yool mengambil undangan festival natal sekolah Man Se. Ia tampak sedih dan merasa bersalah. Ia kembali memandang wajah putra bungsunya.

Bersambung ke episode 6 part 2

Ayo PM, cintai Da Jung dengan segenap hatimu, lihat bukan hanya perhatian ke suami tapi dia juga sayang n perhatian ke anak-anakmu. Walaupun bukan anak sendiri, Da Jung memperlakukan putra-putri Kwon Yool dengan baik. Wow ibu tiri yang baik ya. Hehehe.

Aduh itu Hyun Seo bukan anak kandungnya Menteri Park ya. Jangan bilang dia anaknya Kang Ho Dong lho ya hahaha…

31 comments:

  1. yeay...yg pertama koment yah ? mb Anis, joinan buat sinop ini sama siapa yah ???

    lebih asyik baca sinop ini di blog mb Anis....maaf yah....kalo ada yg tersinggung....

    ditunggu lanjutannya yah,,,, tengkyu..

    san

    ReplyDelete
  2. Aku juga ngiranya itu anaknya khd... Kasian si hyun seo.. Tp dia jahat hg. Itu keluarga semuanya licik hhee
    fighting mbak anis

    ReplyDelete
  3. aduhhh...thanx bgt sdh update eps 6 nya..semangat yahhhh....

    ReplyDelete
  4. Makin seru..aih, da jung yang menikah dengan yool satu paket. Ada gak Ɣªª ibu tiri secantik dan sebaik hati gitu?menyentuh banget dah..gak sabar nunggu lanjutannya.. Semangat Ɣªª Anis..

    ReplyDelete
  5. Yeeeyeee ​° • · ♥·♡ τнänÎş чöü ♥·♡ · • ‎​°​ buat sinop'x

    Di tunggu part II'x

    Mba anis & Mba Dian Semangat trus yah Kalian Sungguh keren krn mmbuat sinopsis yg begitu Indah •Ë†⌣ˆ•


    ReplyDelete
  6. horeeee semngat ya mbk....ditunggu part 2 ny ya....

    ReplyDelete
  7. masih spechless sama mentri park dan sek seo
    lama2 kok kasian sm mentri park y

    ReplyDelete
  8. Semangat mba, lanjutkan.
    Ditunggu part 2'y.
    Gomawo. "Fighting"... ^^

    ReplyDelete
  9. ditunggu part 2 nya :)

    ReplyDelete
  10. Terharu bacanya,ayo mbak semngt nulisnya heheue mksh

    ReplyDelete
  11. Sangat Sangat ditunggu buat part 2 nya mba... fighting:)

    ReplyDelete
  12. kapan pasrt 2 nya ? di tunggu ya ...

    ReplyDelete
  13. kapan pasrt 2 nya ? di tunggu ya ...

    ReplyDelete
  14. Aduh jdi ksian gni yah ma mentri park cintanya ma sek seo tak lekang oleh waktu hahaha hualah dkira lgu x yh.


    Ditunggu part 2.a

    ReplyDelete
  15. Hmm... Muda,cantk n tulus menyayangi bnr" pern ibu tiri yg baik... Moga" aj PM falling in love... He... he... Kyny ka"ny in ho korbn kecelakan PM yg dulu d n dia mo bls dndm ats nama kk"ny... Thx y mb n dtnggu part 2ny... Fighting!

    ReplyDelete
  16. waaaah sudah ada ep.6 nya.
    antusias.. :D
    thx ya..

    ReplyDelete
  17. Gomawo eonni...
    Daebak...
    Ditunggu part 2 nya...
    :-)

    ReplyDelete
  18. Mksh ya mba.kapan update part 2 nya?

    ReplyDelete
  19. Ditungu lanjutannya ya...jd makin penasaran!!
    Fighting^_-

    ReplyDelete
  20. nggak sabar untuk chap 2
    semangat!!!!
    makasih

    ReplyDelete
  21. Apa mungkin Wo Ri yg jadi spy-nya ya. 1. In Ho lihat di CCTV klu Wo ri nelp di lorong depan kamarnya. Trus ke 2, saat PM Yool nelp DJ supaya menyusulnya yg ada pertemuan dgn presiden eeee kok Wo Ri telp paman nya yg tak lain menteri Park? Apa iya ya. Ah Klu dugaan ku bener idiiiiih Wo Ri sungguh terlalu (gaya bang rhoma ni)he he he

    Thanks ya Mbak Anis dah buat sinopnya yg pake kecepatan tingkat tinggi nich he he
    *Dian*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ketawa lihat PM Yool mengaduh kesakitan akibat ditusuk jarum oleh DJ, setelah keluar kamar tidurnya he he he. Waktu ditusuk ama jarum oleh DJ, PM Yool pura pura cool aja merasa gak sakit

      Ahhhh pokoknya ketawa selalu lah saat scene DJ dan PM Yool. Pasangan DJ dan PM Yool dapet banget dan serasi, padahal baru episode awal awal gini
      *Dian*

      Delete
  22. Thank u!!! ^^ cepat sekali updatenya selalu ^^ ditunggu part duanya¡¡ Semangat!! Semoga emba dan keluarga diberi kesehatan :)

    ReplyDelete
  23. mungkinkah kecelakaan hyung-nya in ho ada hubungannnya dgn kecelakaan yg dialami istri PM?? atau mungkin kecelakaan waktu itu melibatkan PM, isrti PM, dan hyung in ho.. tapi yg cuma selamat si PM??? #penasaranpenasarandeh... hehe... =D

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, akhirnya mulai kebaca ya :P

      Delete
    2. Aku juga berfikiran seperti itu.......mungkin In Ho mau balas dendam dengan perlahan-lahan sama PM karena kecelakaan hyung In Ho pasti ada kaitan dg PM & istri PM. PM bisa hidup dengan baik sementara hyungnya IN Ho terkapar di Hospital.

      Delete
    3. Aku juga berfikiran seperti itu.......mungkin In Ho mau balas dendam dengan perlahan-lahan sama PM karena kecelakaan hyung In Ho pasti ada kaitan dg PM & istri PM. PM bisa hidup dengan baik sementara hyungnya IN Ho terkapar di Hospital.

      Delete
    4. Hahaha sama sama saya juga kepikiran kesana....

      Delete
  24. Jadi terharu lihat dajung dan pm yool. trus lnjut gomawo chingu

    ReplyDelete
  25. ijin tag yah mba anis

    ReplyDelete
  26. kisah Menteri Park dan Sekretaris Seo lebih seruuu...

    ReplyDelete

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.