Wednesday 4 December 2013

Sinopsis Suspicious Housekeeper Episode 13 Part 1

Putra-putri Eun Sang Chul menginginkan Bok Nyeo menjadi ibu mereka.

Sang Chul : “Apa yang kalian lakukan? Kenapa kalian tiba-tiba memintanya menjadi ibu kalian?”

Han Gyul merasa kalau dirinya tak bisa berbuat apa-apa terhadap orang yang ia sukai. Maka dari itu ia tak bisa membiarkan Bok Nyeo pergi dengan cara seperti ini. Karena Bok Nyeo hanya pembantu dan bukan bagian dari keluarga, makanya mereka hanya diam dan melihat saja ketika sesuatu terjadi padanya. Ia ingin berbuat sesuatu untuk Bok Nyeo.

Se Gyul bertanya pada Bok Nyeo, “Apa kau tak mau menjadi ibu kami? Sama seperti yang telah kau lakukan pada kami, kami juga ingin melakukan sesuatu untukmu.”

Doo Gyul : “Ibu kami akan senang jika kau menjadi ibu kami.”

“Kumohon Bok Nyeo-nim!” pinta Hye Gyul.

Bok Nyeo minta maaf, ia tak bisa menjadi ibu mereka. Anak-anak menanyakan alasannya. Bok Nyeo berkata kalau ia tak bisa menjadi ibu orang lain.

Se Gyul : “Kalau begitu sekarang kami tak akan memintamu menjadi ibu kami. Tapi sebaliknya, berjanjilah satu hal pada kami. Tolong lupakan apa yang ibu mertuamu katakan, perintah untuk mengikuti mereka yang telah maninggal.”

Sang Chul minta maaf pada Bok Nyeo atas sikap anak-anaknya. Mereka melakukan ini karena khawatir dengan kejadian sebelumnya.

Hye Gyul : “Bok Nyeo-nim, ini perintah. Lupakan itu!”

Bok Nyeo mengerti. Doo Gyul ingin Bok Nyeo berjanji.

“Kalau begitu...” Bok Nyeo melepas genggaman tangan Hye Gyul dan keluar meninggalkan rumah keluarga Gyul.
Lee Tae Shik berada di rumah Do Hyung, “Dia mungkin akan menyerah menjadi ibu anak-anak itu.”

Do Hyung : “Aku harus memastikan apa dia masih berpikir aku ini Seo Ji Hoon, dan apa dia masih dekat dengan keluarga itu atau tidak. Aku harus memastikannya.”
Keesokan harinya, Han Gyul memadang foto mendiang ibunya. Dalam hati ia berkata, ‘Ibu apa kau setuju dengan itu? Menjadikan Bok Nyeo-nim sebagai ibu kami.’

Doo Gyul dan Se Gyul keluar dari kamar bertanya Bok Nyeo datang. Tiba-tiba mereka mendengar suara Bok Nyeo. Ketiganya bergegas ke kamar Hye Gyul. Benar saja, Bok Nyeo ada disana tengah membantu memakaikan seragam TK pada Hye Gyul. Mereka terkejut dan senang Bok Nyeo tetap bekerja di rumah mereka. Han Gyul bertanya apa Bok Nyeo baik-baik saja dengan kejadian semalam. Bok Nyeo menoleh berkata bukankah anak-anak bilang agar ia melupakan kejadian itu, jadi ia melupakannya. Maka dari itu ia tetap bekerja disini hihi.. Anak-anak tersenyum senang.
Di tepi sungai Han, Lee Tae Shik berada di dalam mobil Jang Do Hyung. Tae Shik mengatakan kalau Bok Nyeo masih memiliki perasaan pada keluarga itu tapi untuk sekarang ia tak bisa melakukan sesuatu. Do Hyung memberikan sekoper uang pada Tae Shik. Ia memuji Tae Shik sudah melakukan tugas dengan baik. Tae Shik tersenyum mengelus-elus koper yang berisi uang dan mengucapkan terima kasih. (Plakkk... aparat hukum yang disuap)

Do Hyung : “Kalau bukan karena kau, aku tak akan bisa mengelabui mereka.”

Tae Shik : “Sekarang, tak ada seorang pun di dunia ini yang tahu kalau kau Seo Ji Hoon.”

Do Hyung tersenyum.

Telepon di rumah keluarga Gyul berdering ketika Bok Nyeo beres-beres rumah. Bok Nyeo menjawabnya, telepon dari Sang Chul yang ingin Bok Nyeo membawakan dokumen yang tertinggal.
Song Hwa melakukan presentasi terhadap proyek Chinatwon. Ia memaparkan konsep dapur yang ramah lingkungan. Do Hyung bertanya bagaimana dengan sirkulasi udaranya. Song Hwa berkata kalau ia sudah memeriksa itu di sistem komputer. Do Hyung menebak Song Hwa pasti tak pernah melakukan pekerjaan rumah tangga. “Tidak kah kau berpikir kau harus bertanya pada ahlinya?” Song Hwa bilang kalau ia sudah bertanya.

“Pada ibu rumah tangga?” tanya Do Hyung. “Manajer Yoon, kau ini bukan gadis cantik yang tidak berpikir kalau komputer bisa melakukan semuanya kan?” Sang Chul berkata untuk menambahkan kalau ia sudah berkonsultasi tentang ini dengan beberapa ibu rumah tangga. Do Hyung merasa kalau Yoon Song Hwa-lah yang jadi masalah dalam proyek ini. Ia merasa Song Hwa melakukan semuanya dengan cara Song Hwa sendiri. Apa yang harus ia lakukan dengan pemikiran seperti itu. Ia pun akan memberikan satu saran yang mungkin cukup berguna untuk hidup Song Hwa. “Kau harus bertanya pada manusia, bukan komputer, jika dibandingkan pada seorang ayah yang bergantung pada anak-anaknya.” (ucapan Do Hyung ini sambil melirik ke arah Sang Chul)

Do Hyung : “Kau tidak berpikir akan menjadi ibu bagi mereka kan? Sepertinya itu mustahil bagimu. Karena kau yang membuat ibu anak-anak itu meninggal dengan sengaja.”

Sang Chul merasa ucapan Do Hyung sudah kelewatan, ia memperingatkan atasannya, karena perkataan atasannya itu cukup kasar. Song Hwa terdiam sedih merasa terpojok. Sang Chul meminta Song Hwa melanjutkan peresentasi.

Do Hyung mencibir, “Apa kau mau bertanya kenapa aku tiba-tiba mengatakan itu? memangnya siapa yang peduli? Aku ini CEO-nya.”

Song Hwa yang merasa terpojok tak bisa menahan diri lagi. Ia tahu kalau sekarang Do Hyung tengah mempermainkannnya, apa seorang pembantu tak cukup menjadi permainan Do Hyung. “Aku sudah bilang aku akan menjadi ibu mereka. aku pergi ke sekolah putrinya dan mengatakan aku bisa menjadi ibu mereka.” suara Song Hwa meninggi membuat Sang Chul terkejut mengetahui itu.

Do Hyung tertawa sinis, “Benarkah? Aku rasa ayahnya tak tahu tentang hal itu.” ucapnya sambil melirik Sang Chul. Do Hyung menilai ini permainan yang menyenangkan. Mata Song Hwa sudah berkaca-kaca karena emosi. Sang Chul bertanya apa Song Hwa menemui Han Gyul. Do Hyung pun ingin tahu apa yang putrinya Sang Chul katakan ketika Song Hwa bersedia menjadi ibu buat mereka. Song Hwa berusaha menahan emosinya. Ia akan melanjutkan presentasinya, ia tak bisa konsentrasi, perasaannya sungguh kacau. Ia pun keluar dari ruangan. Sang Chul permisi menyusul Song Hwa.
Sang Chul menanyakan alasan kenapa Song Hwa tak memberitahunya tentang Song Hwa yang menemui Han Gyul, apa yang Han Gyul katakan. Dengan mata berkaca-kaca Song Hwa berkata kalau Han Gyul menyuruhnya bertanya lansung pada ibu Han Gyul yang sudah meninggal. Bukankah itu berarti ia harus mati. Ia tak ingin Sang Chul tahu tentang hal itu. Sang Chul minta maaf ia tak tahu tentang hal itu. Song Hwa merasa tak ada baiknya Sang Chul tahu itu. Ia tak bisa hanya diam saja melihat CEO Jang membuatnya terlihat bodoh.

Do Hyung keluar dari ruangan melihat keduanya bicara. Tak lama kemudian Bok Nyeo pun datang mengantar apa yang majikannya minta tadi di telepon. Do Hyung kaget melihat Bok Nyeo datang yang ternyata masih bekerja di rumah Sang Chul. Bok Nyeo menyarahkan dokumen yang diminta Sang Chul. Setelah melaksanakan tugasnya ia pun pamit. Song Hwa melihat Bok Nyeo dengan tatapan sinis. Sebelum Bok Nyeo pergi, Do Hyung malah menyapa Bok Nyeo dengan sebutan ‘si Berbahaya Bok Nyeo’.

Do Hyung menilai Bok Nyeo sedang melakukan pekerjaan yang profesional. Ia pun menyuruh Song Hwa untuk berkonsultasi dengan Bok Nyeo perihal proyek mereka. Ia rasa Bok Nyeo pasti tahu karena sudah bekerja di banyak rumah. Tapi konsultasi itu ia membebankan biayanya pada Song Hwa. Song Hwa tak menyangka kalau ia diminta seperti itu, konsultasi sama Bok Nyeo? Do Hyung menegaskan kalau yang ia ucapkan itu bukan pendapat melainkan perintah. Do Hyung pun berlalu dari sana, Song Hwa benar-benar menahan marah.
Seperti yang diperintahkan Do Hyung, Song Hwa pun berkonsultasi masalah proyeknya dengan Bok Nyeo. Dengan judesnya ia mengucapkan terima kasih pada Bok Nyeo yang sudah membantu walaupun itu terpaksa. Bok Nyeo bilang sama-sama, ia juga berterima kasih karena Song Hwa sudah mau mendengarkan penjelasannya. Song Hwa tanya berapa ia harus membayar Bok Nyeo. Dengan tegas Bok Nyeo menjawab 15rb won perjam, 75rb won perhari. Kalau perbulan...... Song Hwa tak ingin tahu tarif mempekerjakan Bok Nyeo. Ia menyela mengatakan kalau ia akan membayar Bok Nyeo melalui Eun Sang Chul. Dengan sombongnya ia berkata kalau itu kemungkinan bisa mencapai 10 kali lipat dari gaji perjam-nya Bok Nyeo. Tapi Bok Nyeo tak mau dibayar oleh Song Hwa, “Saya dipekerjakan oleh Eun Sang Chul jadi dia yang bayar, bukan anda.” Bok Nyeo pun pergi.
Han Gyul menerima telepon dari ayahnya yang meminta bertemu. Keduanya bertemu di bangku taman dekat sekolah. “Apa kau benar-benar mengatakan itu padanya?” tanya Sang Chul terkait ucapan Han Gyul pada Song Hwa. Han Gyul membenarkan. Menurut Sang Chul ucapan yang Han Gyul katakan pada Song Hwa terdengar agak kasar, ia menebak pasti sulit bagi Song Hwa untuk berusaha mendekati Han Gyul. Han Gyul berkata itu karena ia tak menyukai Song Hwa.

Han Gyul kemudian bertanya apa ayahnya ini tak menyukai Bok Nyeo. Sang Chul yang terkejut terbata-bata berkata bukankah Bok Nyeo menolak tawaran menjadi ibu Han Gyul. Han Gyul merasa kalau saja ayahnya menyetujui itu, Bok Nyeo pasti akan memikirkannya kembali. Itu tergantung ayahnya, selama ayahnya tak kembali pada Yoon Song Hwa.
Sang Chul dan Lee Dong Shik minum soju bersama di warung tenda pinggir jalan. Dong Shik sudah lelah melihat Sang Chul dan Song Hwa bermasalah terus, “Tidak bisakah kalian berdua menyelesaikannya? Aku sudah mengenalmu bertahun-tahun. Aku tahu kau bersikap dingin ke Song Hwa karena kau tak ingin bimbang. Bimbang berarti kau memang manusia. Jika kau masih punya perasaan padanya, jujurlah padanya.”

Sang Chul : “Ini bukan berarti aku menyukainya?”

Dong Shik : “Lalu apa?”

Song Hwa masuk ke warung soju itu. Melihat Song Hwa datang Dong Shik berpura-pura kalau ia lupa dirinya harus pulang lebih awal. Ia pun pulang. (Sepertinya Dong Shik sengaaja memberi kesempatan keduanya untuk menyelesaikan masalah, dan sepertinya juga Dong Shik lah yang menghubungi Song Hwa)

Song Hwa merasa tak enak hati melihat Sang Chul minum-minum seperti itu, “Apa kau melakukan ini karena aku?”

Sang Chul yang sudah mabuk bertanya kenapa Song Hwa melakukan itu, “Kenapa kau memohon untuk menjadi ibu anak-anakku? Tidakkah kau punya harga diri? Kenapa kau membuatku seperti merasa bersalah? Kau seharusnya mencampakanku seperti kau menendang makanan anjing.”

Song Hwa berkata kalau ia sudah membuang harga dirinya. Sang Chul menyampaikan kalau anak-anak meminta Bok Nyeo menjadi ibu mereka. Song Hwa tentu saja terkejut.

Ketika Bok Nyeo akan berganti celemek, telepon di rumah berdering. Song Hwa yang menelepon mengatakan kalau Eun Sang Chul ada bersamanya. “Dia di rumahku jadi datang dan jemputlah dia!” Song Hwa melirik ke arah Sang Chul yang terlelap akibat mabuk.
Bok Nyeo pun ke rumah Song Hwa dan melihat majikannya tak sadarkan diri karena mabuk. Song Hwa mengucapkan selamat karena keinginan Bok Nyeo terkabul. “Bukankah anak-anak memintamu menjadi ibu mereka?” Bok Nyeo membenarkan.

Song Hwa : “Kau sudah memenangkan hati anak-anak. Tapi aku tak tahu apa kau bisa memenangkan hati pria itu. Aku merasa hati pria itu masih disini. Aku ingin menunjukkan kalau hanya aku yang bisa mengendalikan si batu ayah.”

Bok Nyeo mendekat menatap tajam Song Hwa, “Kembalikan!”
Song Hwa mencibir, “Mengembalikan apa? pria itu?”

“Batu ayah.” ucap Bok Nyeo. “Jika anda memilikinya tolong kembalikan. Hye Gyul sudah putus asa mencarinya.”

Song Hwa kembali mencibir, “Apa yang membuatmu berpikir kalau aku memilikinya?”

Bok Nyeo : “Apa anda tidak memilikinya?”

Song Hwa menjawab tidak, “Bahkan jika aku memilikinya, sudah terlambat untuk mengembalikannya. Kau seharusnya menjaganya agar tak kehilangan dia lagi!”
Bok Nyeo pulang dengan taksi bersama Sang Chul yang terlelap karena mabuk. Melalui kaca mobil Bok Nyeo memperhatikan Sang Chul yang matanya terus terpejam. Lucu nih, pas Bok Nyeo narik Sang Chul keluar dari dalam mobil. Bukan tangannya dulu, tapi malah narik dasinya wakakaka.

Song Hwa mengambil batu ayah milik Sang Chul yang ia simpan. Ia menatap batu itu kemudian menggenggamnya erat.
Keesokan harinya, efek mabuk Sang Chul belum hilang. Ia merasakan badannya tak enak. Bok Nyeo menyuguhkan sup penawar mabuk pada Sang Chul. Han Gyul ingin tahu dari mana ayahnya semalam hingga minum sebanyak itu. Sang Chul terbata-bata ia tak ingat. Bok Nyeo memberikan struk pembayaran taksi semalam. “Ini tanda terima untuk ongkos taksinya!” sahut Bok Nyeo. Sang Chul bingung, “ongkos taksi?” Bok Nyeo pun menjelaskan kalau selamam Sang Chul dan dirinya naik taksi tapi ia yang membayar ongkos taksinya, jadi ia minta ongkosnya diganti. Apa Sang Chul tidak ingat. Sang Chul benar-benar tak ingat.

Se Gyul bertanya apa Bok Nyeo pergi ke suatu tempat bersama ayahnya. Bok Nyeo berkata Se Gyul seharusnya menanyakan langsung pada ayah Se Gyul. Doo Gyul melihat ada gelagat yang tak beres, apa terjadi sesuatu antara ayahnya dengan Bok Nyeo. Sang Chul gelagapan bilang tidak, ia pingsan jadi ia tak terlalu ingat apa yang terjadi semalam. Bok Nyeo menatap Sang Chul yang tak mengatakan hal sebenarnya pada anak-anak.

“Eonni apa itu pingsan?” tanya Hye Gyul. “Ah itu....” Han Gyul tak tahu menjelaskannya bagaimana. Hye Gyul pun bertanya pada Bok Nyeo apa maksudnya pingsan.

Bok Nyeo : “Jika seseorang berperilaku memalukan ketika dia mabuk, maka alasannya ‘aku pingsan.’” (hahaha)

Hye Gyul : “Ayah, apa kau berperilaku memalukan semalam?”

Sang Chul bilang kalau ia tak ingat. Doo Gyul memandang curiga ayahnya dan Bok Nyeo, ia merasa ini ada yang aneh. Se Gyul juga tak mengerti memangnya perilaku memalukan seperti apa yang ayahnya lakukan. Anak-anak melihat ke arah ayahnya menunggu penjelasan dengan tatapan penasaran. Sang Chul jadi salah tingkah, ia pun menyuruh Bok Nyeo mengatakan pada anak-anak kalau semalam tidak terjadi apa-apa.

Bok Nyeo berkata kalau ada sesuatu yang harus ia beritahukan pada semuanya. “Jika kalian masih menginginkannya, saya akan menjadi ibu kalian!” Anak-anak tersenyum senang. Sementara Sang Chul kaget bin melongo, kenapa tiba-tiba Bok Nyeo memutuskan hal itu. Bok Nyeo menatap Sang Chul yang dari tadi tak segera mengatakan hal sebenarnya tentang semalam. Hye Gyul yang kegirangan bertanya pada Han Gyul apa sekarang ia harus mencari batu Bok Nyeo. Han Gyul dan kedua Oppa Hye Gyul tersenyum senang. Sang Chul sendiri masih tak percaya dengan omongan Bok Nyeo yang tiba-tiba, apa maksudnya Bok Nyeo mengatakan itu.
Bok Nyeo mengantar sampai di depan Sang Chul yang akan berangkat kerja. Sang Chul menanyakan maksud perkataan Bok Nyeo yang akan menjadi ibunya anak-anak. “Apa yang kau pikirkan? Apa aku terlihat menyedihkan sehingga kau berpikir aku harus menikah sekarang?”

Bok Nyeo membenarkan, “Saya merasa anda sangat menyedihkan. Jika saya menjadi ibunya anak-anak, tolong berhenti menjadi seseorang yang menyedihkan. Kelau begitu...” Bok Nyeo mendekat dan secara mengejutkan merapikan rambut Sang Chul. Ampun deh si appa jadi grogi. Bok Nyeo pun meminta majikannya berangkat sekarang. Sang Chul merasa kalau Bok Nyeo tak perlu melakukan itu (merapikan rambut). Bok Nyeo berkata kalau itu sesuatu yang harus ia lakukan sebagai seorang istri (hahaha). Sang Chul tak mau tahu pokoknya ia akan berpura-pura tidak mendengar Bok Nyeo ingin menjadi ibunya anak-anak. Bok Nyeo tak mengatakan apa-apa lagi, ia kembali masuk ke rumah.
Dalam perjalanan menuju sekolah Doo Gyul menebak pasti sesuatu telah terjadi antara ayahnya dengan Bok Nyeo. Han Gyul berkata kalau ia juga terkejut ketika Bok Nyeo mengatakan kalau dia akan menjadi ibu mereka.

Se Gyul : “Noona, apa kau merasa Bok Nyeo-nim serius mengatakan itu? Bukankah dia bilang dia tak bisa menjadi ibu orang lain?”

Han Gyul tahu itu, ia juga merasa ada sesuatu dibalik semuanya. Doo Gyul tak peduli tentang apa yang terjadi antara ayahnya dengan Bok Nyeo, yang penting... bukankah mereka setuju Bok Nyeo menjadi ibu mereka.
Sang Chul makan siang di kafe. Ia terkejut begitu melihat Song Hwa ada disana. Ia pun duduk di meja yang sama dengan Song Hwa. Sang Chul ingin tahu apa yang terjadi semalam, ia sama sekali tak ingat. Song Hwa berkata kalau semalam Sang Chul mabuk dan ia membawa Sang Chul ke rumahnya. Sang Chul kaget. Song Hwa meminta Sang Chul tak usah khawatir karena tak ada yang terjadi ketika Sang Chul tak sadarkan diri. Song Hwa mengatakan kalau ia menghubungi Bok Nyeo untuk membawa Sang Chul pulang, apa Bok Nyeo mengatakan sesuatu. Sang Chul kembali kaget Bok Nyeo yang menjemputnya. “Kau menelepon Bok Nyeo? kenapa kau melakukan itu?” Song Hwa berkata itu karena ia tak bisa ke rumah Sang Chul dan ia juga diperingatkan untuk jangan terlihat di depannya dan tentang keputusan menjadi seorang ibu, itu tergantung dari ayahnya. Sang Chul pun mengerti, jadi karena itu. Song Hwa tanya apa. Sang Chul berkata kalau Bok Nyeo mengumumkan kalau dia akan menjadi ibunya anak-anak. Ia tak tahu alasan Bok Nyeo tiba-tiba melakukan itu pagi ini.

Song Hwa : “Jadi bagaimana denganmu? Apa yang kau katakan?”
Sang Chul : “Apa maksudmu? itu tak mungkin.”
Song Hwa : “Kenapa? kenapa tidak bisa?”

Sang Chul berkata itu karena ia berada dalam situasi yang sedang tak memikirkan hal itu. Ia sibuk dengan pekerjaan dan belum lama kehilangan istri. Selain itu, kalau ayah mertuanya tahu, dia pasti akan memaki-nya.

Song Hwa mencibir, “Jadi apa hanya itu alasannya? Apa alasannya bukan karena kau tak menyukai Bok Nyeo?

Sang Chul tak menjawab pertanyaan Song Hwa. Ia malah memberikan pendapatnya tentang Bok Nyeo, dia orang yang baik, dia benar-benar baik. Ia memang menilai Bok Nyeo baik tapi bukan seperti yang Song Hwa perkirakan.

Song Hwa : “Apa mungkin, dia hanya menggoda pria kesepian yang pernah menikah?”

Sang Chul terkejut dengan perkataan Song Hwa. Song Hwa menilai ini sangat menarik. “Dia bekerja di rumah dengan ibu yang sudah meningal dan berhasil memenangkan hati anak-anak di rumah itu. Pada akhirnya apa dia memenangkan hati sang ayah. Bukankah dia terlihat seperti itu?” Sang Chul menegaskan kalau Bok Nyeo bukan orang seperti itu.

Song Hwa : “Kita lihat saja nanti, sekarang yang tersisa buatku melihatnya melarikan diri.”

Sang Chul harap Song Hwa tidak salah paham pada Bok Nyeo. Dia bilang dia tidak bisa menjadi ibu orang lain. Song Hwa melihat kalau Sang Chul begitu percaya pada Bok Nyeo.
Bok Nyeo dalam perjalanan kembali ke rumah. Sebuah mobil berhenti, Jang Do Hyung menyapa Bok Nyeo. “Si berbahaya Bok Nyeo, apa kau dari suatu tempat?” sapa Do Hyung. Bok Nyeo berkata kalau ia dari kantor pendaftaran pernikahan. Do Hyung menilai kalau majikan Bok Nyeo sudah membuat seorang pembantu melakukan apapaun. Apa Sang Chul membutuhkan sesuatu dari sana. Bok Nyeo menjawab, dokumen pendaftaran pernikahan.

Do Hyung yang terkejut keluar dari mobilnya menyusul Bok Nyeo, “Apa dia mendaftarkan pernikahannya dengan Manajer Yoon (Song Hwa)?”

“Tidak.” jawab Bok Nyeo.

Do Hyung tak mengerti, “Lalu kenapa dia membutuhkan itu?”

“Saya yang membutuhkannya.” ucap Bok Nyeo.

Do Hyung : “Kau? Apa kau akan menikah?”

Bok Nyeo membenarkan dan tentu saja itu jawaban yang tak Do Hyung suka. Dengan siapa Bok Nyeo menikah. Tanpa ragu-ragu Bok Nyeo menjawab dengan Eun Sang Chul. Bok Nyeo pun berlalu dari sana. Do Hyung terpaku di tempatnya berdiri. Ia menatap Bok Nyeo yang berjalan menjauh.
Di rumah, Do Hyung menahan marah dengan niatan Bok Nyeo yang berniat menikah dengan Sang Chul. Ia mengingat ucapan lagu The Great Gatsby yang Bok Nyeo artikan dalam bahasa Korea, ‘Apa yang harus kulakukan? Apa yang harus kulakukan dengan foto yang memperlihatkan masalahku? Ketika aku sendirian dengan mimpi darimu yang tak pernah terwujud, apa yang harus kulakukan?’

Do Hyung memandang foto Bok Nyeo (Eun Soo) jaman dulu yang penuh senyuman. “Park Eun Soo apa yang harus kulakukan? SAMPAI KAPAN AKU MENUNGGU DI BELAKANGMU?” Bentak Do Hyung dengan amarah memuncak.
Ny Oh bersama Miss Kwan di studio TV dimana suaminya bekerja. Ia melihat sekeliling takut suaminya tahu ia ada disana. Miss Kwan bilang Ny Oh tak perlu khawatir karena Tn Oh sibuk bekerja disuatu tempat. Ny Oh menanyakan siapa wanita yang berselingkuh dengan suaminya.

“Itu aku!” jawab Miss Kwan jujur tanpa ragu-ragu.

Ny Oh kaget tak percaya, “Itu kau?” Ny Oh mencengkeram tas yang ada di tangannya. Ia menahan marah. Miss Kwan memberi tahu kalau ada wanita lain yang disukai suami Ny Oh. Ny Oh tambah terkejut.

Miss Kwan berkata kalau Tn Oh sengaja mendekatinya karena sebuah tujuan, jadi Tn Oh menggunakannya di tempat kerja. “Aku seperti benda yang dia inginkan untuk menutupi ketidakmampuannya. Aku begitu berguna untuk itu. Aku ingin mengungkapkan semua ini sendiri tapi ini tidak terlihat sopan untuk mengungkapkannya disaat aku bukan istrinya.”

Ny Oh berusaha menahan diri, “Jadi apa diantara kalian berdua sudah selesai?”

Miss Kwan : “Tentu, aku menyadari kalau dia berselingkuh dengan banyak wanita. Kenapa aku harus mempertahankan pria seperti dia?”

Air mata Ny Oh pun menetes, “Banyak wanita? Berapa banyak?” Miss Kwan berkata kalau ia hanya bisa mengatakan banyak. Ny Oh bertanya apa Miss kwan tak takut balasan darinya. Miss Kwan berkata jikalau takut ia tak akan bekerja di tempat ini. Ia sudah menangani penipu bahkan pembunuh. Sulit baginya untuk tidak mengungkap mereka. Ny Oh pun tak bisa berkata kata lagi mengetahui suaminya berselingkuh dengan banyak wanita. (Pekerjaan Tn Oh dan Miss Kwan ini tentang berita kriminal)
Han Gyul dan Woo Jae makan disebuah kafe. Woo Jae melihat wajah Han Gyul yang tampak khawatir. Ia pun mengeluarkan sebuah nomor telepon delivery dan akan menghubungi seseorang. Han Gyul tanya apa yang Woo Jae lakukan. Woo Jae berkata kalau ia tak mau Han Gyul terlihat khawatir. Han Gyul memperhatikan nomor telepon delivery, “Apa kau ingin membuat Soo Hyuk sunbae mengirimkan sesuatu?” Woo Jae tak menjawab. Han Gyul akan merebut ponsel Woo Jae melarang pemuda itu menelepon delivery. Tapi Woo Jae menjauhkan ponselnya supaya tak bisa Han Gyul gapai. Ia mengatakan kalau ini satu-satunya cara keduanya bisa menemui Soo Hyuk. Woo Jae tanya Han Gyul mau pesanan delivery apa.

Soo Hyuk pun sampai di kafe dimana Woo Jae dan Han Gyul berada. Tapi ia belum tahu kalau kiriman delivery-nya itu untuk kedua temannya.
Di depan kafe ada dua orang pria yang menghampiri Soo Hyuk, “Hei nak kudengar kau berhenti sekolah.” Soo Hyuk kesal melihat dua pria itu, ia menegaskan kalau dirinya tak akan pergi ke tempat yang diinginkan dua pria itu. Salah satu pria itu menepuk-nepuk wajah Soo Hyuk, “Ini tak cukup untukmu melunasi hutang ayahmu.”

Soo Hyuk menyingkirkan tangan pria itu dengan kasar. Ia memarkir motornya, tapi pria itu menendang motor Soo Hyung hingga rubuh dan membuatnya tersungkur. Soo Hyuk marah dan membentak, “Aku sudah bilang aku tak mau melakukannya!”
Woo Jae dan Han Gyul yang mendengar keributan segera keluar kafe. Keduanya terkejut melihat Soo Hyuk diganggu dua pria tak dikenal. Soo Hyuk juga terkejut melihat kedua temannya ada di kafe itu. Dua pria itu mencengkeram tangan Soo Hyuk dan akan membawanya pergi.
Tapi Woo Jae mencegat mereka, “’Dia sudah bilang tidak mau, kemana kalian akan membawanya?” Woo Jae bertanya pada Soo Hyuk siapa mereka. Soo Hyuk tak ingin masalahnya diketahui orang lain. Ia pun meminta dua pria itu membawanya pergi tak usah mempedulikan Woo Jae. Tapi Woo Jae tetap menghalagi mereka, ia menatap marah. Pria itu juga marah karena Woo Jae menghalangi jalannya. Ia mencengkeram baju Woo Jae.
Han Gyul menatap takut melihat kemarahan mereka. Akankah mereka berkelahi?

Bersambung ke episode 13 part 2

4 comments:

  1. pertamax kah???
    :D
    seruuuuu..penasaran ama Bok Nyeo
    lanjutin kak sinops-ny..
    fighting!! :D heee
    salam kenal_

    ReplyDelete
  2. hm... aku jd makin penasaran. akan sprti apa ending crta nya ya?

    ReplyDelete
  3. Kapan episode selanjutnya mba?
    Tetep semangat ya
    Mksh jg ^_^

    ReplyDelete
  4. wuaaahh bok nyeo nim dalam bahayaaaaa...

    ReplyDelete

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.