Kwon Yool yang mengalami
luka tusukan segera dilarikan ke rumah sakit. Da Jung yang panik terus
memanggil Yool meminta agar Yool tetap sadar.
Antara sadar dan tak sadar
Yool samar-samar melihat Da Jung. “Apa ini sebuah mimpi? Benar ini pasti mimpi.
Aku harap ini adalah mimpi.” Batin Yool.
Yool dibawa masuk ke ruang
operasi. Dokter melarang Da Jung yang ingin masuk ke ruang operasi. Da Jung
yang cemas dengan kondisi Yool hanya bisa menangis.
Di ruang operasi, dokter
dan perawat segera memasang peralatan medis pada Yool.
Hye Joo yang mendengar apa
yang terjadi pada PM segera datang ke rumah sakit. Ia yang cemas hanya bisa
menitikan air mata khawatir takut terjadi sesuatu pada PM.
Di ruang operasi Yool masih antara sadar dan tak sadar. “Jika aku tahu ini akan terjadi aku tak akan mengatakan hal itu padamu.” Batin Yool.
Di ruang operasi Yool masih antara sadar dan tak sadar. “Jika aku tahu ini akan terjadi aku tak akan mengatakan hal itu padamu.” Batin Yool.
Yool menyesal sudah mengatakan
hal yang menyakitkan pada Da Jung. Ia menyesal telah menyuruh Da Jung untuk
pergi dari rumahnya, dari sisinya dan dari sisi anak-anak.
Suara Yool : “Aku tak akan
membuatmu menangis seperti itu. Dan aku akan mengatakan kalau aku tak bermaksud
begitu. Jika ini mimpi, bisakah aku terbangun? Apakah aku bisa melihatmu lagi?”
Obat bius langsung bereaksi,
dokter segera mengoperasi Yool. Di luar ruang operasi Da Jung duduk menangis
mengkhawatirkan Yool.
Di kantor Menteri Park
Joon Ki, ia terkejut mendengar kabar dari Sekretarisnya kalau Yool diserang
oleh orang tak dikenal. Sekretaris Bae tak tahu dengan jelas tapi yang pasti
sekarang PM sedang menjalani operasi di rumah sakit. Joon Ki makin terkejut,
sampai di operasi segala. Tak peduli apapun, ia harus melihat keadaan Yool.
Tapi sebelum Joon Ki
keluar dari kantornya tiba-tiba Hye Joo datang dalam keadaan marah. Joon Ki
berkata kalau ia baru saja mendengar kabar tentang Yool, ia bertanya bagaimana
hal itu bisa terjadi.
Hye Joo yang marah berkata
kalau pertanyaan itu yang ingin ia tanyakan pada Joon Ki. “Bagaimana ini bisa
terjadi? Bagaimana anda bisa melakukan ini? Tak peduli sebenci apapun anda pada
PM, bagaimana bisa anda melakukan hal seperti ini?” tuduh Hye Joo dengan nada
marah.
Joon Ki tak menyangka
kalau Hye Joo menuduhnya yang melakukan semua ini. Hye Joo teringat ketika
terakhir kali Joon Ki bertemu Yool bukankah Joon Ki memperingatkan Yool untuk
bersiap-siap.
Joon Ki tiba-tiba ia
teringat ucapan ayah mertuanya si pemilik Myung Shim Grup, Presdir Na. ‘Jika
kau tak melakukan ini dengan baik. Aku tak punya pilihan cara selain
menggunakan caraku.’
Hye Joo berkata apa ini
yang Joon Ki maksud bahwa Presdir Na tak akan tinggal diam. “Tapi dengarkan
saya baik-baik, saya… tanpa ada pertimbangan apapun akan mengungkapkan apa yang
sudah anda dan Presdir Na lakukan. Dengan kata lain, sekarang giliran anda untuk
bersiap-siap.” ucap Hye Joo memperingatkan Joon Ki.
Da Jung masih di rumah
sakit, ia menelepon Woo Ri. Woo Ri yang mengetahui insiden penusukan ayahnya
menjawab panggilan telepon Da Jung menjauh dari Man Se. Man Se sendiri asyik
bermain tembak-tembakan.
Woo Ri yang khawatir
menanyakan keadaan ayahnya, apa baik-baik saja. Da Jung menjawab tentu saja jadi
Woo Ri tak perlu khawatir dan lebih baik di rumah menjaga adik-adik. Da Jung bertanya
bagaimana keadaan Na Ra dan Man Se. Woo Ri mengatakan kalau Na Ra sudah tahu
insiden penusukan itu melalui internet. Sedangkan Man Se belum tahu, ia
mengatakan pada Man Se kalau ayah mereka sedang bepergian ke luar negeri
bersama Da Jung. Da Jung menilai Woo Ri sudah melakukan hal yang baik dengan
tak mengatakan yang sebenarnya pada Man Se. Ia berjanji akan kembali
menghubungi Woo Ri setelah operasi selesai.
Sebelum menutup telepon Woo
Ri mengucapkan terima kasih pada Da Jung. “Terima kasih dan juga… ayahku…
tolong jaga dia baik-baik.” Da Jung tersenyum dan menilai kalau Woo Ri sudah
tambah dewasa.
Di ruang perawatan PM.
Yool masih belum sadar. Dokter berkata kalau semuanya berjalan baik walaupun
Yool kehilangan banyak darah.
Setelah dokter pergi Da Jung
terus memandangi Yool yang belum sadar. Ia duduk di kursi di samping Yool
terbaring. “Perdana menteri, kenapa anda seperti ini? Karena anda terbaring
seperti ini sepertinya itu bukan dirimu. Ada sesuatu yang ingin kukatakan pada
anda.” Da Jung mulai menangis, “Ada sesuatu yang ingin kuberitahukan pada anda.
Jadi cepatlah bangun. Anda harus bangun.”
Malam harinya, perlahan
Yool membuka matanya. Ia berusaha mengenali sekelilingnya. Ia mengingat saat
dirinya yang secepat kilat merasakan tusukan benda tajam di perutnya. Yool
menarik nafas karena ia masih diberi kesempatan untuk hidup kembali.
Kang In Ho berada di rumah
sakit menemani Da Jung. Ia menyarankan agar Da Jung makan karena seharian ini Da
Jung belum makan apapun. Melihat banyak orang-orang berpakaian jas di
sekelilingnya Da Jung bertanya pada In Ho siapa mereka, apa sejak kejadian
penyerangan PM, mereka meningkatkan keamanan. In Ho bicara pelan mengatakan
kalau mereka itu gangster. Da Jung terkejut dan menoleh ke arah mereka. Ia heran
kenapa gangster bisa ada disini.
In Ho : “Mereka bilang tak
ada ruangan VIP itu karena pimpinan mereka. Pimpinan mereka ditusuk dan datang
ke rumah sakit.”
Da Jung tertawa menilai
kalau pimpinan mafia itu ternyata lebih baik daripada perdana menteri, dia
punya lebih banyak pengawal. In Ho ikut tertawa dan senang karena Da Jung
akhirnya tertawa juga. Da Jung heran apa tadi dirinya tertawa. “Ya ampun, aku
sangat menyedihkan. Aku tertawa dalam situasi seperti ini.”
In Ho berkata memangnya
apa yang salah dengan tertawa. “Tertawa dan makanlah yang banyak, jagalah
energimu dan rawat beliau dengan baik.” In Ho memberikan makanan untuk Da Jung.
Da Jung sangat berterima kasih atas niat baik In Ho, tapi ia merasa tak bisa
makan dalam situasi seperti ini.
In Ho mengingatkan
bukankah ia ini Guardian Angel-nya Da Jung, “Tolong dengarkan baik-baik apa
yang akan kukatakan sekarang. Apa yang harus kau lakukan saat ini adalah makan
yang banyak, kumpulkan energi dan jagalah perdana menteri. Dan juga, menjaga Nam
Da Jung yang tak mau mendengarkan, itu adalah apa yang harus kulakukan.”
Da Jung : “Ketua Kang?”
In Ho kembali berkata
kalau ia tak suka jika harus mengulangi ucapannya. “Sebelum aku menyerah
menjadi Guardian Angel-mu dan pergi, maka makanlah!” Da Jung mengerti ia
berterima kasih dan segera memakan makanan yang disipakan In Ho.
Da Jung kembali ke ruang
rawat PM. Ia melihat Yool masih belum sadarkan diri, ia duduk di samping tempat
Yool. “Dia belum juga sadar.” Guman Da Jung khawatir. (padahal udah hihi)
Da Jung yang sedih dan menangis
melihat kondisi Yool merasa heran dengan dirinya, kenapa ia jadi seperti ini. Untuk
mengusir kesedihannya, Da Jung pun protes pada Yool. “Memangnya hal baik apa
yang sudah anda lakukan hingga terbaring seperti ini? Jika anda membuat rencana
besar untuk negara ini bukankah seharusnya anda bangun dan menyelesaikannya?
Apa anda pikir anda bisa melarikan diri karena sedang sakit? Cepat bangun!”
“Hentikan!” sahut Yool
yang mendengar ocehan Da Jung.
Da Jung terkejut melihat
Yool sudah sadar. Yool membuka mata dan bertanya apakah ucapan seperti itu yang
Da Jung katakan pada seseorang yang terbaring di rumah sakit.
Da Jung senang Yool sudah
sadar. Yool berusaha untuk bengun tapi ia merasakan sakit di perutnya. Da Jung
meminta Yool tetap berbaring saja, ia khawatir apa itu sangat sakit. Yool
berkata kalau ia baik-baik saja. Ia pun bertanya bagaimana hal ini bisa
terjadi.
Park Joon Ki akan menemui
Presdir Na di perusahaan. Tapi sekretaris presdir memberi tahu kalau Presdir
sedang tak di tempat. Joon Ki tahu kalau Presdir Na ada maka karena itu ia
datang kesini. Sekretaris Presdir Na melarang Joon Ki masuk.
Joon Ki bertanya dimana Presdir
sekarang. Sekretaris Presdir menjawab tak tahu (ga mau ngasih tahu) “Beliau
mengatakan kalau beliau sudah melewati banyak masalah karena menahan seseorang,
kita seharusnya membiarkan dia beristirahat.” jelas Sekretaris Presdir.
Joon Ki : “Apa katamu?”
“Persoalan mengenai
investasi Myung Shim grupp yang ditinjau kembali dan juga penyerangan Perdana Menteri.
Bukankah anda pikir seseorang harus bertanggung jawab? Anda mengerti apa yang
kukatakan, kan?”
Joon Ki : “PM Kwon Yool
diserang bukankah itu dilakukan atas perintah Presdir Na?”
Sekretaris bertanya apa Joon
Ki punya bukti menuduh itu.
Berita di televisi
menyebutkan bahwa pelaku penusukan terhadap PM Kwon Yool sudah ditangkap.
Pelaku bernama Tn Park berusaia 40 tahun. Pelaku mengatakan alasan dia
melakukan tindak kriminal ini karena sikap penolakannya terhadap kebijakan
Perdana Menteri.
Yool menonton berita itu
di ruang rawatnya. Da Jung yang melihat Yool menonton berita itu segera merebut
remote dan mematikan TV-nya. Yool heran apa yang Da Jung lakukan, cepat
nyalakan TV-nya lagi.
Da Jung berkata kalau sekarang bukan saatnya Yool mengkhawatirkan hal itu. Pelakuknya sudah ditangkap dan pihak kepolisian sedang menyelidikinya. Kang In Ho dan Seo Hye Joo juga bekerja keras untuk mencari tahu. Jadi ia harap Yool diam saja dan istirahat.
Da Jung berkata kalau sekarang bukan saatnya Yool mengkhawatirkan hal itu. Pelakuknya sudah ditangkap dan pihak kepolisian sedang menyelidikinya. Kang In Ho dan Seo Hye Joo juga bekerja keras untuk mencari tahu. Jadi ia harap Yool diam saja dan istirahat.
Yool yang merasa dirinya
sudah baik-baik saja berkata kalau ia tak bisa diam begitu saja. Da Jung sewot,
“Setelah mengkhawatirkan anda, aku pikir aku sudah bertambah tua 10 tahun. Apa
anda tak melihat lingkaran hitam dan keriputku? Apa yang anda lakukan dengan
itu?” ucap Da Jung sambil memperlihatkan lingkaran hitam di matanya.
Da Jung menjawab ya.
Yool : “Kalau begitu, apa
kau menangis lagi?”
Da Jung kembali menajwab
ya.
Yool : “Aku benar-benar
malu pada ayahmu. Aku sudah berjanji padanya bahwa aku tak akan membuatmu menangis.”
Hye Joo yang akan
menjenguk PM, melihat semuanya dari luar kamar. Ia tak segera masuk.
Da Jung menggenggam tangan
Yool. “Perdana Menteri, itu sama sekali tak masalah. Aku sangat bahagia melihat
anda masih hidup.” Yool tertegun mendengarnya. Da Jung membenarkan dan menegaskan
kalau apa yang ia ucapkan bukan bohong belaka. Yool berkata kalau ia tahu itu.
Hye Joo yang melihat dari
luar kamar merasa kalau Yool sudah ada Da Jung yang menemani dan menjaga. Ia
pun tak jadi masuk dan segera meninggalkan tempat itu.
In Ho mengecek di
ponselnya jadwal Perdana Menteri yang sudah diatur dalam seminggu ke depan. Ia
melihat Hye Joo datang dan mengatakan kalau keduanya harus segera mengatur ulang
jadwal PM setelah kejadian ini. Dan Tentang penyelidikan kasus ini, kepolisian
sudah menyimpulkan bahwa tindakan pelaku adalah keinginan sendiri.
Hye Joo merasa kalau mulai
sekarang hal ini akan sangat mengkhawatirkan. “Walaupun Presdir Na tak ingin jika
perdana menteri mati. Tapi saat ini, ini adalah peringatakan untuk mengadakan
perang.” Ia mengajak In Ho memikirkan hal ini.
Hye Joo akan pergi tapi In
Ho bertanya apa Hye Joo akan pergi. Hye Joo mengiyakan. In Ho berkata kalau ini
sangat mengejutkan karena ia berpikir Hye Joo akan tetap tinggal di rumah sakit
untuk menjaga PM. “Kenapa kau membiarkan Nam Da Jung yang merawatnya? Apa karena
para wartawan itu?”
Hye Joo menjawab bukan, “Aku
pikir tak ada lagi tempatku untuk berada di sisi Perdana menteri. Dan juga, aku
pikir tak ada lagi tempat untukmu berada di sisi Nam Da Jung.”
In Ho tak peduli dengan
itu. Baginya ia merasa baik-baik saja jika bisa memandang Da Jung dari
belakang. Hye Joo menilai hal itu benar-benar menyulitkan. Ia pun pamit pergi duluan.
Na Yoon Hee dan dua
pengikutnya, Ny Lee dan Ny jang berada di rumah sakit berniat menjenguk PM. Yoon
Hee tak suka apa ketiganya harus benar-benar menjenguk PM di rumah sakit.
Ny Jang mengerti kalau Yoon
Hee tak mau melakukan ini tapi walau bagaimana pun mereka harus tetap melakukannya.
“Beliau itu kan atasan suamimu.” Ny Lee membenarkan, “Popularitas
PM sangat meningkat. Jadi jika kita tak datang maka kita yang akan di kritik.”
Yoon Hee cemas bagaimana
kalau PM mengusir mereka karena perlakukan mereka terhadap istri PM di bazar.
Ny Jang berkata untuk itulah mereka harus menjenguk PM, kita seharusnya minta
maaf.
Yoon Hee mengeluh, karena
pekerjaan suami kita makanya ini jadi tak mudah. Ah ya ampun diaman sih
ruangannya?
Ketiganya melihat di depan
ruangan banyak pengawal yang berdiri. Ketiganya meyakini bahwa itulah ruang
rawat PM Kwon Yool.
Na Yoon Hee cs yang akan masuk
ruangan dihalangi oleh pengawal. Pengawal itu bertanya siapa Yoon Hee cs ini. Yoon
Hee malah balik bertanya, “Apa kau tak tahu aku? Aku Na Yoon Hee.” Pengawal
yang bingung pun mempersilakan Yoon Hee cs masuk ke ruangan.
Setelah Yoon Hee cs masuk
pengawal itu bertanya pada pengawal yang satunya, “Hyung, apa dia itu istri
keduanya?”
Di dalam ruangan, Yoon Hee
celingukan mencari keberadaan Da Jung. “Perdana Menteri, kami dari Lily Club.” sapa
Yoon Hee yang melihat seseorang terbaring di tempat tidur.
Seseorang yang terbaring
itu akan bangun tapi Yoon hee melarang, tak usah bangun. “Anda pasti sangat
terkejut kan? Melewati semua kesulitan itu untuk negara dan rakyat anda. Ya
ampun, pria brengsek seperti apa sih dia, tunggu saja sampai pelakunya
tertangkap. Aku akan mempertaruhkan nama baik Myung Shim Grup untuk mematahkan
kakinya.” ucap Yoon Hee menggebu-gebu.
Yoon Hee kemudian
memelankan suaranya, “Bagaimanapun juga kuharap anda segera sembuh. Perdana
menteri, anda adalah harapan dan cahaya bagi negera ini. Cepatlah sembuh. Anda harus
cepat sembuh, Perdana Menteri.” Huhuhu Yoon Hee sebisa mungkin berakting nangis.
Ny Jang dan Ny Lee juga ikutan berakting nangis.
Seseorang yang terbaring
itu bangun dan membuat ketiga istri menteri ini terkejut. Ketiganya terkejut
melihat pasien itu bukanlah PM Kwon Yool melainkan pria yang tak lain adalah
Bos gangster yang dimaksud In Ho itu.
Boss Gangster itu bertanya
siapa Yoon Hee. Yoon Hee yang melihat pria itu dengan tubuh bertato terkejut
dan takut, ia pun menjauh hingga terduduk di kursi. Ia yang ketakutan terbata-bata
bertanya, siapa kau?
Da Jung berada di luar
ruang rawat PM bersama Hye Joo. Da Jung memberi tahu kalau anggota Lily Club akan
datang, tapi ia heran kenapa mereka belum sampai juga. Hye Joo menebak kalau
yang datang anggota Lily Club apa itu berarti Nyonya Na Yoon Hee juga akan
datang kesini. Ia kesal dah.
Da Jung kemudian bertanya
memangnya apa yang ingin Hye Joo tanyakan padanya. Hye Joo awalnya ragu
mengatakannya, “Aku tak tahu bagaimana kali ini kau akan berfikir….”
Belum sempat Hye Joo
mengatakannya dengan jelas tiba-tiba Ny Lee dan Ny Jang datang sambil berlarian.
Keduanya senang bertemu dengan Da Jung dan Hye Joo. Keduanya yang panik
mengajak Da Jung dan Hye Joo ikut dengannya. Ny Lee dan Ny Jang menarik tangan
Da Jung dan Hye Joo.
Boss Gangster itu tak akan membiarkan
Na Yoon Hee pergi begitu saja. Yoon Hee berteriak teriak ketakutan.
“Kenapa kau berteriak?
Dari mana asalmu?” tanya si Boss Gangster sambil terus memegang tangan Yoon Hee. “Kau
bilang Lily Club, kan? Dimana itu, Cheongdam-dong?”
Yoon Hee yang marah
meminta Boss Gangster itu melepaskan tangannya. “Apa kau tak tahu siapa aku?” Yoon
Hee berusaha menarik tangannya, tapi ia malah berputar-putar dan jatuh ke
pelukan si Bos Gangster hahaha.
Bos Gangster sih asyik aja
hahaha, “Kenapa kau seperti itu? kau sudah datang kesini dan menangis. Aku
harus menolongmu mengikat rambut.”
“Apa maksudmu dengan
mengikat? Apa kau tak lihat rambutku pendek?” omel Yoon Hee sambil berusaha
melepaskan diri dari dekapan Bos Gangster.
“Lepaskan dia!” ucap Hye Joo
dengan suara lantang. Yoon Hee berusaha kabur tapi Boss Gangster itu menarik Yoon Hee
tetap dalam dekapannya, “kau mau kemana?”
Hye Joo maju dan
memperingatkan bukankah ia sudah mengatakan untuk melepaskan wanita itu. Boss Gangster tanya siapa Hye Joo ini. Ia pun melepaskan Yoon Hee. “Wah kau benar-benar
cantik.” ujar Boss Gangster pada Hye Joo.
Da Jung ikutan marah
melihat tindakan si Boss Gangster. “Hei kau!” bentaknya. Boss Gangster beralih
menatap Da Jung. Da Jung jadi takut dilihatin kayak gitu, tapi ia berusaha
mengumpulkan keberaniannya untuk membentak, “apa yang kau lakukan?”
“Dan kau siapa?” tanya si Boss Gangster pada Da Jung. “Apa kalian dari toko yang sama? Keajaiban apa ini ya, hari
ini bahkan bukan ulang tahunku. Ayo kita bersenang-senang bersama.” ucap si Boss Gangster sambil menarik tangan Da Jung dan Hye Joo.
Hye Joo dengan tangkas
melepaskan tangannya dan tangan Da Jung dari si Boss Mafia. Ia meminta Da Jung
dan Yoon Hee keluar dari ruangan ini. Hye Joo minta maaf pada si Boss Gangster karena sudah membuat si boss ini terkejut.
Hye Joo akan pergi tapi si
Boss Gangster menahan tubuhnya. “Kalau kau pergi begitu saja, aku akan marah.” Hye
Joo masih bersikap sabar, ia meminta si Boss Gangster melepaskan dirinya dan kalau
tidak dilepaskan si Boss Gangster akan menyesal, ancamnya sambil mengibaskan
rambutnya hahaha.
Kibasan rambut Hye Joo
membuat si Boss Gangster menyukainya. “Ya ampun shampoo-nya, rasa dingin yang
datang dari dirimu, aku yakin aku lebih menyukaimu.” hahaha.
Kesabaran Hye Joo sudah
habis. Ia pun menggunakan keahliannya untuk melumpuhkan si Bos Gangster. Si Boss Gangster teriak-teriak kesakitan Hye Joo memiting tangannya. Ia berteriak memanggil
pengawalnya.
Da Jung mengambil
bingkisan yang dibawa Yoon Hee cs tadi. Ia memukulkan benda itu ke kepala si Boss Gangster. Hahaha.
“Ayo cepat pergi… cepat…” Yoon
Hee segera keluar. Da Jung segera menarik tangan Hye Joo untuk segera lari dari
sana.
Ny Jang dan Ny Lee bertanya
apa Yoon Hee baik-baik saja. Ia malihat Yoon He begitu ketakutan. Yoon Hee yang
masih ketakutan berkata kalau ia tak tahu betapa tak menyenangkannya hari ini. Ia
benar-benar marah pada pria itu, “Ah dia benar-benar tahu mana yang cantik.
Bagaimana dia bisa memilihku seperti itu?” (hahaha ke-pede-an)
Menyadari tangannya masih
bergandengan dengan tangan Da Jung, Hye Joo segera melepasnya.
Na Yoon Hee berterima
kasih atas bantuan Hye Joo. Ia tak akan melupakan pertolongan Hye Joo padanya.
Hye Joo bertanya apa Yoon Hee benar tak akan melupakan kejadian ini dan akan memasang
ini di papan buletin kalau ia melawan pimpinan Gangster. Yoon Hee terbata-bata menjawab
tidak akan begitu, ia tak akan melakukan hal itu.
Yoon Hee meminta Da Jung
memberi tahu PM kalau ia tak bisa menjenguk PM. Yoon Hee cs segera pergi dari
sana.
Hye Joo marah melihat
ketiga nyonya itu terutama Yoon Hee. Bagaimana dia (Yoon Hee) bisa berpikir
untuk datang kesini setelah apa yang dialami oleh Perdana Menteri. Da Jung tak
mengerti apa yang Hye Joo bicarakan. Hye Joo tak memberitahukan itu, ia merasa
Da Jung tak perlu tahu itu.
Hye Joo melihat pakaian
yang Da Jung kenakan ada noda darahnya. Da Jung mengatakan kalau ini adalah
pakaian yang ia kenakan ketika PM dibawa ke rumah sakit. Ia tak punya waktu
untuk pulang dan ganti baju. Hye Joo terdiam. Da Jung berkata kalau pakaiannya
ini tak penting, yang penting baginya adalah keadaan PM baik-baik saja.
Hye Joo mengingatkan
walaupun begitu Da Jung tak bisa menjaga PM dengan pakaian yang seperti itu. Ia
akan membawakan pakaian ganti untuk Da Jung. Da Jung berterima kasih.
Da Jung ingat mengenai apa
yang ingin Hye Joo katakan padanya, apa itu, apa ada hubungannya dengan PM. Hye
Joo menjawab ya, tapi ia pikir kalau pertanyaan yang akan ia ajukan sudah ia
dapatkan jawabannya jadi Ia tak perlu bertanya. Da Jung terdiam heran.
Di dalam ruangan, Yool
menelepon rumah. Ia bicara dengan Man Se. Ia meminta putra bungsunya jangan
membuat keributan di rumah dan jangan nakal.
(Yool ga bilang ke Man Se
kalau dia di rumah sakit. Man Se juga tahunya kalau ayahnya dan Da Jung lagi di
luar negeri. Hmm apa Man Se ga nonton TV ya, kan pasti berita mengenai
penusukan terhadap Yool ada di TV)
Yool bertanya pada Da Jung
apa Da Jung mengatakan pada anak-anak kalau ia dan sedang ke luar negeri. Da Jung
menjawab tidak, ide ke luar negeri itu usulan dari Woo Ri. Woo Ri mengatakan itu
agar Man Se tak terkejut. Da Jung berkata kalau Woo Ri sangat mengkhawatirkan
Yool, dia itu sudah dewasa.
Da Jung kemudian memberi
tahu kalau anggota Lily Club tadi datang tapi karena terjadi sesuatu mereka
sudah pulang. “Mereka memintaku menyampaikan salam dan minta maaf karena tak
melihat anda.”
Yool : “Benarkah? Mereka
tak perlu datang kesini.”
Yool teringat sesuatu bukankah
ada yang ingin Da Jung katakan padanya. Da Jung terkejut. Yool merasa kalau ia
mendengar hal itu setelah dirinya di operasi. “Bukankah kau bilang ada yang
ingin kau sampaikan?”
“Sesuatu yang ingin
kusampaikan?” Da Jung tak menyangka dalam kondisi tak sadar Yool bisa mendengar
itu. “Aku pikir anda masih bermimpi karena pengaruh obat bius. Aku…. Aku tak
pernah mengatakannya.”
(huwaaa Da Jung bo’ong dah, dia mungkin ga tahu mesti
ngomongnya gimana)
Yoon heran, apa benar Da Jung
tak mengatakan itu karena ia benar-benar mendengarnya. Da Jung tergagap berkata
kalau itu pasti mimpi yang Yool alami ketika belum sadar.
Da Jung : “Bukankah
seharusnya anda kentut setelah 2 atau 3 hari operasi? Jadi anda bisa minum atau
makan.”
Yool : “Apa yang kau
bicarakan? Aku akan kentut jika sudah waktunya. Itu terjadi secara alami. Apa
itu penting?”
“Anda menahannya karena
aku kan?” tebak Da Jung. “Kalau begitu, aku akan keluar. Jadi lakukan
secepatnya.” Da Jung ngibrit lari keluar diiringi tatapan heran Yool.
Park Joon Ki terkejut
mendengar dari istrinya bahwa istrinya pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Kwon
Yool. Ia marah apa Yoon Hee sudah gila. “Apa kau kesana tanpa tahu kenapa dia
bisa terluka?”
Yoon Hee berkata ia tahu
maka dari itu ia pergi menjenguk ke rumah sakit. Ia menjenguk perdana menteri
karena ia selalu mendukung suaminya. Joon Ki tak memberi tahu istrinya mengenai
kecurigaannya terhadap Presdir Na (ayah Yoon hee) sebagai otak utama insiden
penusukan Yool.
Joon Ki menyampaikan pada
istrinya kalau ia akan secepatnya menyerahkan surat pengunduran dirinya sebagai
Menteri Strategi dan Keuangan. Yoon Hee tekejut kenapa tiba-tiba akan
mengundurkan diri, bukankah ayahnya sudah bekerja keras menempatkan Joon Ki
pada posisi itu, kenapa Joon Ki ingin melapaskan posisi itu.
“Karena ayahmu yang memberikannya
maka aku harus melepasnya ketika dia menyuruhku.” Joon Ki berkata kalau ia
sengaja memberi tahu Yoon Hee agar bisa menyiapkan mental.
Yoon Hee tak setuju Joon Ki
mengundurkan diri, “Aku tak tahu pembicaraan apa yang kau lakukan dengan ayah tapi
kau tak bisa mengundurkan diri.” Yoon Hee akan bicara dengan ayahnya jadi ia
harap Joon Ki tak melakukan hal itu.
Joon Ki : “Apa kau tak
tahu orang seperti apa ayahmu?”
Yoon Hee tak mengerti.
Joon Ki : “Benar. Aku
pikir lebih baik kau tak tahu.”
Yoon Hee pun jadi bertanya-tanya
memangnya apa yang sudah dilakukan oleh ayahnya.
Kang In Ho menjenguk
kakaknya di rumah sakit. “Hyung, aku sudah lama tak kesini kan? Aku punya
banyak pekerjaan. Orang itu terluka. Tapi aku tak tahu kenapa aku
mengkhawatirkannya. Apa ini karena Da Jung? Untukmu, aku seharusnya tak boleh
seperti ini.”
In Hoo bicara dengan ayah
Da Jung. Ayah Da Jung menyampaikan kalau ada seorang wanita yang datang ke
rumah sakit. Ia menebak kalau dia pasti suster yang datang dari biara yang
dengan suka rela mencukur rambutnya.
In Ho heran, suster biara?
Ayah menambahkan bahkan
hari ini suster itu mencukur rambutnya dan dia melakukannya dengan sangat baik.
In Ho berpikir kalau suster rumah sakitlah yang melakukannya pada ayah Da Jung
sampai sekarang. Ayah menegaskan bukan, dia seorang suster akan menjaga kakak
In Ho jadi jangan khawatir.
Ayah kemudian bertanya apa
PM baik-baik saja. Da Jung bilang kalau dia akan keluar rumah sakit hari ini.
In Ho membenarkan, ia mengatakan kalau Da Jung sudah bekerja keras untuk
merawat PM. Ayah berkata apa maksud In Ho dengan bekerja keras, bukankah itu memang
tugas Da Jung sebagai seorang istri.
Ayah berterima kasih pada In
Ho yang sudah membelikannya makanan enak setiap kali datang ke rumah sakit.
In Ho pun menitip pesan untuk
disampaikan pada suster yang merawat kakaknya, kalau ayah da jung bertemu
suster itu lagi katakan kalau ia berterima kasih. Ia tak bisa datang pada akhir
minggu nanti, jadi ia minta tolong pada ayah Da Jung. Ayah meminta In Ho jangan
khawatir karena ia sangat mengingat wajah suster itu.
Ayah tiba-tiba melihat
seseorang, “Eh itu sebelah sana. Suster.. suster..!” panggil ayah ketika
melihat seseorang yang lewat. In Ho berusaha melihat tapi wanita itu sudah
menghilang dari pandangan In Ho.
Yool yang sudah sehat
diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Man Se yang belum tahu tentang keadaan ayahnya
senang ketika melihat ayahnya sudah pulang. Ia segera memeluk ayahnya.
Pelukan Man Se itu terlalu
keras membentur perut hingga membuat Yool sedikit mengaduh. Da Jung cemas apa
Yool baik-baik saja. Yool berkata ia baik-baik saja.
Yool bertanya pada putra
bungsunya apa tidak nakal selama ia tak ada di rumah. Man Se mengiyakan. Ia
kemudian bertanya apa mulai sekarang ahjumma akan tinggal di rumah lagi, ahjumma
tak akan kemana-mana kan. Yool mengiyakan, Da Jung akan tinggal di rumah lagi.
Yool kemudian beralih ke Woo
Ri, apa putra sulungnya ini baik-baik saja. Woo Ri menjawab kalau ia baik. Ia
yang sedari kemarin mengkhawatirkan ayahnya ingin tahu apa ayahnya sudah lebih
baik. Yool mengiyakan dan berkata kalau ia mendengar Woo Ri sudah menjaga adik-adik
Woo Ri dengan baik selama ia tak ada. Yool berterima kasih. Da Jung tak melihat
Na Ra, kemana dia pergi.
Na Ra ternyata berada di
gereja sedang berdoa. “Tuhan, terima kasih karena sudah menjawab doa ku dan
membawa ayahku pulang ke rumah dengan selamat. Tapi, jangan pikir aku akan
dengan mudah datang ke gereja. Karena aku masih punya satu harapan. Aku akan
datang ke gereja jika Tuhan menolongku dengan Tae Woong oppa. Jadi kabulkan
doaku ya. Amin.”
“Bukankah kau Kwon Na Ra,”
orang yang disebut dalam doa Na Ra muncul. Na Ra terkejut melihat Tae Woong disana.
Tae Woong menanyakan apa yang Na Ra lakukan di gereja disaat bukan jam
pelayanan. Apa Nara melakukan pengakuan dosa.
“Pengakuan apa? Aku kesini
untuk berdoa.” ucap Nara.
Tae Woong tanya apa Nara
belum di pabtis. Nara menjawab iya, memangnya kenapa. Apa Tuhan tak akan
menjawab doa jika belum dibaptis. Tae Woong bilang tidak begitu, ia hanya
menebak kalau Nara pasti belum dibaptis. Nara bertanya seandainya ia sudah
dibaptis apa ia akan mendapatkan nama seperti ‘Michael’. Tae woong menjawab
sepertinya begitu.
Tae Woong ingin tahu kapan
ulang tahun Na Ra. Na Ra malu-malu menjawab kalau ulang tahunnya itu 29 september.
Tae woong terkejut, “Benarkah? Wah ini sangat menarik. Ulang tahunku juga 29
september.” Na Ra senang sekali ulang tahunnya sama seperti Tae Woong.
Tae Woong : “Karena
perayaan Santa Michael jatuh pada tanggal 29 september jadi nama baptisku
adalah Michael. Karena kau adalah wanita, jadi… ok, kita bisa memanggilku
Michaela. Bagaimana? Itu adalah salah satu dari 3 malaikat terbaik Tuhan.”
Tae Woong tersenyum, “Kau
sangat imut.” Tae Woong pun permisi.
“Ya ampun dia bilang aku
imut.” Na Ra senang sekali. Hahaha.
Yool berada di ruang
kerjanya di rumah memeriksa pekerjaannya yang tertunda. Da Jung masuk ke ruang
kerjanya. “Perdana menteri apa yang anda lakaukan?” Yool berkata apa Da Jung tak
melihatnya kalau ia sedang bekerja.
Yool menunjukan beberapa
dokumen yang harus ia tanda tangani. Da Jung merebut tab yang ada di tangan
Yool. “Apa anda sudah lupa ucapan dokter bahwa anda harus istirahat total? Aku
akan mengambil semua ini.” katanya sambil membawa tab dan dokumen-dokumen
pekerjaan Yool.
Da Jung menegaskan kalau
Yool harus istirahat.
Park Joon Ki menemui
Presiden di Blue House. Ia menyampaikan tentang rencana pengunduran dirinya. Presiden
yang terkejut meminta Joon Ki seharusnya jangan bicara seperti itu.
Joon Ki berkata ketika
Perdana Menteri menderita akibat penyerangan itu maka seseorang harus
bertanggung jawab supaya beban Presiden lebih ringan. Presiden membenarkan
tapi…
Joon Ki : “Jika aku, orang
yang paling menolak rencana perdana menteri mangajukan pengunduran diri, apa
anda tidak berpikir ini akan kelihatan bagus?”
Presiden langsung
menggenggam tangan Joon Ki dan berterima kasih. “Keputusanmu untuk berkorban
adalah sesuatu yang tak akan kulupakan.”
“Tidak masalah.” jawab Joon
Ki. “Aku seharusnya menyerahkan surat pengunduran diriku ke kantor besok.”
Park Joon Ki keluar dari Blue
House bersama Sekretaris Bae. Sekretaris Bae tak mengerti dengan jalan pikiran
atasannya kenapa harus melakukan sampai sejauh ini. Joon Ki berkata kalau ia
sudah lelah menjadi boneka ayah mertuanya, ia merasa ini adalah yang terbaik.
Sek Bae ingin tahu apa
yang akan Joon Ki lakukan sekarang. Joon Ki tertawa, ya siapa yang tahu. Ia
akan memikirkan itu pelan-pelan. Untuk saat ini ia hanya ingin beristirahat.
Sek Bae menerima telepon
dari seseorang dan menyampaikan pada Joon Ki bahwa orang suruhan mereka sudah
menemukan informasi tentang Kakaknya Kang In Ho. Joon Ki tanya apa ada
hubungannya dengan Kwon Yool.
Park Joon Ki dan Kang In Ho
bertemu disuatu tempat. In Ho menanyakan alasan Joon Ki ingin bertemu dengannya.
Joon Ki berkata kalau ia sudah mengetahui alasan pribadi yang In Ho. In Ho
tersenyum remeh, “sepertinya anda sudah menyatukan semua kepingannya.”
Joon Ki : “Kenapa tak
terpikir olehku sebelumnya, Kang Soo Ho, dia adalah senior dan psikolog dari Na
Young. Dan dia adalah orang yang bersama Na Young ketika kecelakaan. Aku benar
kan?”
In Ho : “Anda melupakan
satu hal, Park Na Young adalah orang yang dicintai olehnya.”
Joon Ki : “Kau bilang
sebelumnya kalau orang yang membuat kakakmu seperti itu adalah Kwon Yool. Kalau
begitu katakan, terhadap Na Young, apa Kwon Yool juga bertanggung jawab atas
kematiannya? Kecelakaan itu, apa kau pikir Kwon Yool penyebabnya?”
In Ho : “Apa yang anda
inginkan dariku?”
Joon Ki : “Kang In Ho,
bawa semua bukti yang kau miliki padaku. Kwon Yool, aku akan menghabisinya.”
Seo Hye Joo berada di toko
bunga memesan karangan bunga. Pemilik toko bunga bertanya kepada siapa Hye Joo
akan memberikan bunga itu. Hye Joo berkata kalau bunga itu akan ia berikan pada
seseorang yang berjasa padanya.
Hye Joo menuliskan kartu
ucapan yang akan ia letakan bersama bunga itu. Sebuah ucapan selamat karena
sudah keluar dari rumah sakit. Ya tahu donk untuk siapa bunga itu.
Keluarga PM sekarang
berada di gereja nih. Yool heran kenapa Da Jung tiba-tiba membawanya ke gereja.
Ia membaca tulisan spanduk yang ada disana ‘Festival Liburan Musim Dingin” Apa
kau pikir anak-anak akan bosan?”
Da Jung pun bicara jujur
kalau sebenarnya Woo Ri akan tampil menyanyi. “Dia tak ingin mengecewakan anda
jadi dia keluar dari band-nya. Tapi sepertinya dia sangat suka menyanyi. Anda
tak pernah mendengar Woo Ri menyanyi, kan? Aku pikir akan sangat bagus jika
anda mendengarnya menyanyi. Jadi aku membawa anda kesini.”
Woo Ri pun menyanyi dengan
suara merduanya. Woo Ri terlihat bahagia bisa menampilkan itu di depan ayahnya,
ia senang ayahnya melihatnya. Yool terdiam melihat putra sulungnya menyanyi. Lama
kelamaan ia menikmati apa yang Woo Ri tampilkan, ia menyukainya.
Da Jung dan Man Se keluar
dari gereja. Da Jung mencari-cari keberadaan Nara. Man Se bertanya kenapa ayah
belum keluar dari gereja. Da Jung berkata kalau ayah Man Se ingin menyampaikan
sesuatu pada Woo Ri, jadi keduanya masih berada di dalam gereja.
Yool dan putra sulungnya
duduk beriringan. Woo Ri tak menyangka kalau ayahnya akan datang ke gereja.
Yool kemudian bertanya apa
Woo Ri begitu menyukai musik. Woo Ri menjawab ya. Yool bertanya lagi, apa itu
karena Woo Ri ingin memberontak padanya. Woo Ri menjawab kalau ia sedikit ada
keinginan seperti itu (hehehe). Yool terkekeh mendengarnya, baik lakukanlah.
Yool setuju Woo Ri menyanyi. Woo Ri terkejut senang.
Yool menatap putra sulungnya
yang begitu cerah ceria mendengar persetujuan darinya. Ia sudah lama tak
melihat wajah Woo Ri secerah itu. Hanya dengan alasan itu aku akan mengabulkan
permintaanmu.
Woo Ri : “Ayah, apa itu
artinya aku bisa bergabung dengan band ku lagi?”
Kwon Yool pun mengajukan
syarat, “Kau harus mendapatkan rangking satu.” Woo Ri protes, ah apa itu. Yool
pun mengancam kalau Woo Ri tak rangking satu maka ia tak akan setuju Woo Ri
kembali ke band. Woo Ri terus protes, itu tak masuk akal, bagaimana ia bisa
mendapatkan rangking satu.
Yool pun meringankan
syaratnya, cukup peringkat satu di kelas saja. Woo Ri nawar, gimana kalau
rangking dua saja. Ia berjanji akan mendapatkan rangking dua.
(ah suka banget sama
adegan ini)
Nara yang membawa bunga
bertanya pada seorang apa melihat Han Tae Woong. Kedua pemuda itu tak
melihatnya. Nara kecewa karena tak melihat Tae Woong.
Ketika Nara berbalik tiba-tiba
ada 3 orang gadis yang mencegatnya. “Hei Kwon Nara, kau itu bukan anggota
gereja kami apa yang kau lakukan disini?” tanya gadis yang di tengah.
“Memangnya kau tak bisa
lihat? Dia itu kesini karena tartarik pada Tae Woong oppa.” sahut gadis yang
memakai topi.
Nara marah, “apa kalian
sudah selesai bicara?”
Gadis yang ditengah
mendorong kepala Nara dengan telunjuknya. “Hei Kwon Jae Su, karena ini sudah
liburan sekolah aku pikir aku bisa hidup tenang tanpa melihatmu. Tapi jika kau
seperti ini, akan sangat menjengkelkan. Selagi aku masih bersabar, jangan ke
gereja kami lagi, mengerti?” (Jae Su-menjengkelkan)
Nara tak takut ia malah
menantang, “Kalau aku tak mau, kenapa? Apa yang akan kau lakukan?”
“Dasar anak ini.” gadis
itu akan memukul Nara.
Tiba-tiba Da Jung datang
bersama Man Se. “Hei kalian. Apa yang kalian lakukan?” tegur Da Jung pada
ketiga gadis ini yang mengganggu Nara. “kalian ingin memukul Nara kan?”
“Siapa Eonni ini, tiba-tiba
datang?” bentak gadis itu.
“Apa maksudmu siapa? Dia
itu… dia… ibuku.” Sebut Nara terbata-bata.
Da Jung terdiam terkejut
mendengar Nara menyebut dirinya adalah ibunya nara. Ketiga gadis itu kaget,
ibumu?
Nara membenarkan, “Dia
ibuku.” Nara pun mengadu pada Da Jung. “Ibu mereka akan memukulku.”
Da Jung yang masih
terkejut pun segera memerankan sosok ibu yang akan memarahi ketiga anak yang
mengganggu anaknya. Ia menegur ketiga anak itu, “Bagaimana kalian bisa berpikir
akan memukul teman kalian di tempat suci ini? apa kalian ingin mendapatkan
masalah dengan ku?” gertak Da Jung membuat ketiga gadis itu langsung lari takut
hahaha.
Nara berkata kalau ia tadi
menyebut Da Jung ibu bukankah Sa Jung tahu kalau ia hanya bercanda saja. Da Jung
tersenyum tak mempermasalahkannya.
Man Se melihat ayahnya dan
Woo Ri sudah menunggu mereka. Ia berlari menghampiri ayahnya. Man Se pun memberi
tahu ayahnya kalau Nara baru saja memanggil ahjumma dengan sebutan ibu. Nara
langsung membungkam mulut adiknya yang suka ceplas-ceplos. “Hei apa kau tak mau
diam?”
Woo Ri yang sudah menunggu
lama dengan ayahnya bertanya apa saja yang mereka lakukan kenapa lama sekali.
Mereka tertawa bersama.
Hye Joo menunggu lama di
rumah PM tapi Yool belum juga pulang. “Dia benar-benar pulang terlambat.” Ia
pun meninggalkan bunga dan kartu ucapan itu di meja ruang tamu.
Yool sekeluarga sampai di
rumah, Woo Ri masih protes dengan syarat yang ayahnya berikan. Ia merasa
dirinya tak bisa mendapatkan peringkat pertama di sekolah. Yool tak peduli,
kenapa tak bisa belajarlah dengan keras. Man Se penasaran lagu apa yang
dinyanyikan Hyung-nya di gereja tadi. Da Jung pun menyuruh anak-anak segera
masuk kamar dan tidur.
Da Jung melihat ada bunga
di meja. Yool membaca kartu ucapan yang diselipkan di bunga itu, dari Sek Seo.
Yool ingat kalau tadi ia bicara di telepon dengan Hye Joo dan Hye Joo bilang
akan menunggu tapi sepertinya dia sudah pergi.
Yool pun mencoba
menghubungi Hye Joo. tapi Hye Joo yang berjalan sendirian tak menjawab
panggilan telepon Yool. Ia membiarkannya.
Flashback
Hye Joo mengingat saat
pertama Kwon Yool terjun ke kancah politik. Hye Joo memberi ucapan selamat pada
Yool yang berhasil masuk menjadi anggora DPR. Yool berkata kalau ini semua
berkat Hye Joo juga.
Hye Joo yang ingin sekali
membalas jasa-jasa Yool menilai kalau perjalanan ini masih panjang. “Aku yang
selalu terlibat banyak perkelahian ketika SMP, Anda-lah yang membentukku
menjadi manusia seperti sekarang.”
Yool mengingatkan kalau
Hye Joo sudah mengungkit hal itu lagi. Tapi ia senang bisa membantu Hye Joo
seperti itu.
Flashback end
Yool menatap Da Jung, ia
berterima kasih pada Da Jung. “Terima kasih untuk hari ini. Aku akhirnya bisa
mengerti tentang Woo Ri. Tidak. Faktanya, aku bia mengerti perasaanku sendiri.”
Da Jung tak mengerti apa maksud ucapan Yool.
Yool : “istriku, dia
seorang musisi. Itulah kenapa aku tak suka Woo Ri menjadi musisi. Karena dia
mengingatkanku pada istriku. Hal itu sangat menyakitkan dan aku tak bisa
menahannya. Tapi itu adalah masalahku.”
Da Jung pun mengerti, “Apa
anda merindukannya? Teringat pada mendiang istri anda, apakah itu begitu
menyakitkan dan menyusahkan?”
“Itu…” Yool ragu
mengatakannya. “Itu karena aku sangat membenci mendiang istriku.”
Da Jung : “Hal yang biasa bagi
orang yang pergi lebih dulu jika dia dibenci oleh orang yang ditinggalkannya.
Aku juga. Karena sudah meninggalkan aku dan ayahku, aku sangat membenci ibuku.
Tapi setelah memikirkannya dengan baik aku sadar bahwa orang yang paling
kasihan adalah ibuku. Tapi kita masih hidup sekarang, anda tahu itu. Bahkan
jika hari ini sangat berat karena kemarahan kita, ada hari esok yang harus kita
jalani.”
Da Jung merasa kalau ini
adalah pertama kalinya Yool membicarakan tentang mendiang istri Yool. Ia harap
Yool menceritakan itu padanya mulai sekarang, ia akan mendengarkannya. Yool
berkata kalau sekarang sudah malam, Da Jung harus lekas tidur.
Da Jung tak bisa pergi
tidur begitu saja. “Sudah lama aku tak melakukannya, akan kubacakan buku. Dan
jangan khawatir, aku tak akan ketiduran.” Da Jung mengambil buku Hikayat 1001 Malam.
Da Jung mulai membacakan buku itu kembali…
Scheherazade membacakan
cerita setiap malam. Setelah cerita tentang Aladin dan Lampu ajaib berakhir
kemudian berjanjut ke Ali Baba dan 40 Pencuri.
Cerita Scheherazade tak
ada habisnya. Karena….
Da Jung menoleh ke arah Yool
yang terdiam mendengarkan tapi tak melihat ke arahnya. “….jika cerita yang panjang
ini berakhir maka dia harus meninggalkan Sang Sultan. Dia tak ingin berpisah
dari Sang Sultan. Karena…. Dia mencintai pria itu.”
Da Jung terus menatap Yool
tanpa melihat tulisan di buku. “Scheherazade yang tak ingin meninggalkan sultan
pada akhirnya memutuskan untuk mengatakan perasaannya.”
“Tunggu dulu.” sela Yool. Ia
heran, “apa kalimat itu ada di dalam buku ini? Hikayat 1001 Malam. Aku juga
sudah membaca buku ini. Tapi kisah Scheherazade yang mengakui perasaannya pada
sultan, aku pikir itu tak ada dalam buku ini.”
Da Jung jadi salah tingkah
karena sudah mengucapkan hal yang tak ada di buku. Ia pun mencoba melakukan
pembelaan diri, “Perdana menteri, anda tak membaca keenam jilid buku ini. Ini
adalah jilid yang kelima.” (kalau yang versi Bahasa Indonesia ada 4 jilid)
Yool heran, “Jilid kelima?
Kalau begitu lebih tak masuk akal lagi. Apa kau pikir Sultan akan membiarkan Scheherazade
setelah dia mengaku? Dia akan membunuhnya di jilid keenam. Jika seorang wanita
mengutarakan perasaannya pertama kali maka dia akan terlihat murahan.”
Da Jung : “Mu..murahan? bagaimanapun,
dari sudut pandang Sultan yang pemarah, aku pikir dia akan membiarkan gadis
murahan itu untuk tetap hidup.”
Da Jung menyudahi membaca
buku ceritanya. Yool tanya kenapa Da Jung tak melanjutkan membacanya.
“Itu karena aku masih
ingin hidup lebih lama.” Sahut Da Jung akan keluar dari kamar Yool.
Apa? Yool heran. Kalau
begitu tinggalkan saja bukunya. Da Jung
keluar kamar sambil membawa buku hikayat 1001 malam.
Keesokan harinya, Kang In
Ho sampai di depan rumah Perdana Menteri. Ia masih berada di dalam mobil
mengeluarkan amplop berisi foto-foto kakaknya bersama Na Young dulu. Diantara
foto itu ada sebuah dokumen ‘Pernyataan Saksi’
Tiba-tiba ada yang
mengetuk kaca jendela mobilnya, Da Jung. In Ho yang terkejut segera menyimpan
kembali foto-foto itu.
Di dalam rumah Yool
mencari-cari Da Jung. Ia berulang kali memanggil Da Jung tapi tak ada sahutan
dari Da Jung. Ia bahkan mencari Da Jung hingga ke kamar Man Se, tapi wanita itu
tak ada disana. Yool melihat buku Hikayat 1001 Malam itu ada di samping meja
tempat tidur Man Se. Ia mengambil buku itu dan membaca bagian yang semalam dibaca
oleh Da Jung.
Cerita Scheherazade tidak
ada habisnya. Scheherazade mulai memberi tahu Sultan cerita selanjutnya. Hari
berikutnya, seperti biasa pelayan akan membangunkan permaisuri dan berkata…..
Yool mengingat apa yang Da
Jung bacakan semalam.
Cerita Scheherazade tidak
ada habisnya. Karena… jika cerita yang panjang ini berakhir maka dia akan meninggalkan
sultan. Karena dia tidak ingin berpisah dari Sultan.
Yool merasa ini berbeda
dari cerita yang Da Jung bacakan semalam.
Da Jung bicara dengan In
ho. Ia bertanya apa ayahnya memberi tahu In Ho jika ayahnya sangat
mengkhawatirkan tentang PM. In Ho berkata kalau ayah Da Jung sangat khawatir
karena dia berpikir Da Jung juga akan khawatir seperti ini. “Dia bilang kalau
dia baik-baik saja jadi tak perlu khawatir. Belikan saja ayahmu banyak makanan
ketika kau menjenguknya akhir minggu ini.” Da Jung bertanya-tanya apa yang
harus ia bawakan untuk ayahnya akhir minggu ini, ayam, sosis, atau jokbal.
In Ho : “Da Jung, aku benar-benar
menyukai ini. Kenyataan bahwa kau melihatku dan tersenyum. Aku menyukainya.
Ekspresimu, berapa lama kau pikir aku masih bisa melihatnya?”
Da Jung tak mengerti
kenapa In Ho bicara seperti itu sekarang. In Ho tertawa tipis berkata kalau ia
ingin saja mengatakan itu karena ada suatu saat dimana semua hal akan berubah.
Tapi bahkan jika saat itu terjadi, apa saat itu Da Jung masih bisa melihatnya
dan tersenyum seperti sekarang. Hal ini tiba-tiba saja muncul di pikirannya.
Da Jung menebak apa yang
baru saja In Ho katakan, apa itu ada hubungannya dengan kakak In Ho. In Ho
berusaha mengumpulkan keberaniannya untuk mengatakan bahwa orang yang membuat
kakaknya seperti ini… tapi ia tak jadi mengatakannya.
Da Jung kembali menebak
apa sekarang In Ho ingin balas dendam. “Kalau memang begitu, maka jangan kau
lakukan. Aku tak ingin mengatakan sesuatu seperti memaafkan adalah balas dendam
yang terbaik. Tapi jangan lakukan itu. Demi dirimu sendiri jangan pernah
melakukan sesuatu seperti balas dendam.”
Yool di ruangannya
memikirkan cerita yang Da Jung sampaikan semalam yang ternyata berbeda dengan
yang ada di buku.
Karena Jika cerita yang
panjang ini berakhir dia akan meninggalkan sultan. Karena dia tak ingin
dipisahkan dari Sang Sultan.
Apa yool memikirkan bahwa
itu ungkapan perasaan Da Jung yang mengibaratkan Yool adalah Sultan Syahriar
dan Da Jung adalah Scheherazade.
In Ho bergegas menemui
Yool dan memberitahu bahwa Menteri Park Joon Ki mengundurkan diri. Yool terkejut mendengarnya.
In Ho bertanya pada
Hye Joo kenapa tiba-tiba Menteri Park mengundurkan diri. Hye Joo merasa kalau
ini pasti merupakan perintah dari Presdir Na untuk menyelesaikan masalah
penikaman dengan cara diam-diam. In Ho merasa walaupun begitu tak akan ada yang
menduga Menteri Park akan mengundurkan diri dengan begitu mudah.
Hye Joo berharap In Ho
jangan terlalu terkejut dengan sesuatu yang tidak terduga yang akan muncul tiba-tiba
seperti itu. Ia menyampaikan kalau hari ini PM Kwon akan memberikan kuliah di
kampusnya. Ia meminta In Ho tetap di kantor biar ia yang mengurus keperluan PM
di kampus.
Di kampus…. Yool merasa
sudah lama sekali ketika ia terakhir kali mengunjungi tempatnya menuntut ilmu.
Hal ini mengingatkannya pada kegiatannya selama kuliah dulu ketika membuat
poster bersama Hye Joo dan juga Park Joon Ki.
Hye Joo bertanya kenapa Yool
tak mengatakan apapun tentang pengunduran Menteri Park Joon Ki.
Yool malah berkata seandainya bisa mengembalikan waktu kemana kira-kira ia akan kembali. “Saat pertama kali akau bertemu Joon Ki di kampus? Atau saat aku menikahi Na Young? Saat aku harus mengambalikan waktu, aku akan menguraikan benang kusut yang terjadi sekarang.”
Hye Joo : “Jika anda
bertanya padaku, aku akan mengulang waktu ketika aku berada di tahun kedua SMP.”
Yool mengingat-ingat, “Jika kau kembali ke tahun kedua SMP, bukankah itu saat Seo Hye Joo menjadi mafia di Ssang Moon dong?”
Yool tertawa.
“Apa anda ingat?” Hye Joo
turut tertawa. “Aku sedang berkelahi dengan teman-temanku. Anda menyelamatkanku.”
Yool mengingat dengan
jelas apa yang Hye Joo katakan saat itu, “Bukankah kau bilang kalau “ahjussi
kurus’ pergi sana?”
Hye Joo membenarkan saat
itu ia memanggil Yool dengan sebutan ahjussi dan tanpa terasa 20 tahun sudah
berlalu. Yool tak menyangka kalau sudah selama itu.
“Dalam 20 tahun, untuk
waktu yang lama karena aku bisa bersama dengan anda, aku sangat senang.” Hye Joo
menyerahkan amplop pada Yool. Amplop berisi surat pengunduran dirnya. Yool tentu
saja kaget.
Hye Joo : “Untuk seseorang
yang selalu dipukul oleh ayahnya yang mabuk dan selalu lari dari rumah, orang
pertama yang memberi tahu padaku bahwa masih ada harapan adalah anda, Perdana Menteri.
Terima kasih karena aku jadi tahu apa itu harapan dan belajar tentang keadilan.
Dan juga berani untuk menjalani kehidupan. Dan aku sangat menyukai anda. Sejak
pertama kali melihat anda. Sejak saat itu… kapan aku bisa memberitahu anda
tentang ini, aku selalu bertanya-tanya. Pada akhirnya, aku harus pergi. Jaga
kesehatan anda. Walaupun aku tak bisa bersama anda, aku akan selalu mendukung
anda.”
Hye Joo yang menangis
membungkuk memberi hormat pada Yool dan berlalu dari sana. Yool melihat kepergian Hye Joo yang
semakin menjauh dengan perasaan sedih.
In Ho melihat Hye Joo
mmebawa barang-barang keluar dari kantor. Ia yang terkejut mengetahui
pengunduran diri Hye Joo segera mengejar Hye Joo.
Hye Joo mengingatkan apa In
Ho tak ingat apa yang ia katakan. “Hari dimana aku mengatakan perasaanku pada Perdana
Menteri adalah hari dimana aku akan pergi. Dan hari ini adalah saat itu. Ketua Kang,
jaga baik-baik Perdana Menteri.” Hye Joo melangkah keluar kantor perdana menteri.
In Ho menerima telepon
dari seseorang. Ia terkejut, apa kau bilang?
In Ho segera ke rumah
sakit. Ia bertanya pada perawat dimana kakaknya. Perawat mengatakan kalau Kang Soo
Ho sudah dipindahkan ke ruang perawatan khusus satu jam yang lalu.
In Ho melihat kondisi
kakaknya yang memburuk. Dokter mengatakan kalau Kang Soo Ho terus mengalami
kejang jadi ia berinisiatif memindahkannya dan sekarang Soo Ho sudah melewati
masa kritisnya. Ia pikir kalau meraka harus selalu mengawasi kondisi kesehatan Soo
Ho untuk beberapa saat.
In Ho menitikan air mata
melihat kondisi kakaknya yang memburuk. “Hyung kau tak bisa melakukan ini. Aku
belum melakukan apapun untukmu. Aku bahkan belum sempat memulainya. Kau tak
bisa pergi dengan cara seperti ini. Tak boleh.” Ucap batin In Ho penuh dendam.
Park Joon Ki berada di
ruang kerja di rumahnya. Ia menerima telepon dari In Ho. In Ho berkata bukankah
ketika ia dan Joon Ki terakhir bertemu Joon Kki menanyakan padanya untuk memberikan
semua bukti yang ia miliki. Joon Ki tanya apa In Ho sudah memutuskan untuk memberikan
bukti itu padanya. In Ho membenarkan, dimana ia harus menemui Joon Ki.
In Ho masuk ke mobilnya
dan saat In Ho pergi, seorang wanita juga pergi dari sana. In Ho melihat wanita
itu dari belakang.
In Ho menghentikan mobil dan segera keluar dari mobil untuk mengejar wanita itu. Tapi sayang sebuah mobil menghalanginya.
In Ho menghentikan mobil dan segera keluar dari mobil untuk mengejar wanita itu. Tapi sayang sebuah mobil menghalanginya.
Yool yang masih berada di
lingkungan kampus berjalan sendirian. Ia mengingat apa yang pernah Hye Joo
katakan padanya.
Bagaimanapun aku lebih
lama berada di sisi anda. Aku menghabiskan banyak waktu dengan anda. Kenapa
anda memperlakukanku seperti orang lain? Bagi anda, Perdana menteri, apa
artinya aku?
Kau tahu kalau julukanku
adalah ksatria untuk Kwon Yool kan? Jadi mulai sekarang, aku akan mengurus
segalanya.
Yang mencoba untuk menghalangi
jalanmu, aku akan menjagamu, senator.
Yool beneran sedih deh.
Da Jung yang menunggu
kedatangan Yool di halaman rumah melihat orang yang di tunggunya pulang. Yool
tanya kenapa Da Jung berada di luar padahal udara sangat dingin.
Da Jung melihat ada
kesedihan di wajah Yool, “apa terjadi sesuatu?” Yool pun menceritakan pada Da Jung
kalau Hye Joo hari ini mengundurkan diri. Da Jung yang terkejut bertanya apa Yool
baik-baik saja.
Yool : “Dia sudah berada
di sisiku selama 20 tahun. Tapi selama ini ada banyak hal yang tak kuketahui
tentangnya. Suatu saat nanti… Nam Da Jung, kau juga akan meninggalkanku kan?”
Da Jung : “Perdana
menteri?”
Yool : “Jika saat itu
tiba, aku ingin tahu lebih awal. Jika itu tiba-tiba kau lakukan tanpa
mengatakan sebelumnya aku pikir akan sangat berat bagiku untuk menghadapinya.”
Yool merasa kalau dirinya
sudah mengatakan sesuatu yang tak berguna.
Yool : “Nam Da Jung-ssi?”
Da Jung menatap lekat-lekat
Yool, “Itu karena aku mencintai anda.”
Yool tertegun mendengar
pengakuan perasaan Da Jung. “Apa yang kau katakan? Aku… apa?”
Da Jung : “Aku bilang aku mencintai
anda, Perdana menteri.”
“Hentikan itu hentikan.”
Yool tak ingin mendengar sesuatu yang konyol, hal itu bukan sesuatu yang
diucapkan sembarangan untuk candaan.
Tapi pengakuan cinta Da Jung
bukanlah candaan, “Aku benar-benar menyukai anda, Perdana Menteri.”
Komentar :
Ya, sepertinya inilah yang
ingin Da Jung sampaikan pada Yool. Uangkapan perasaan da Jung. Apakah Yool akan
menerimanya karena ia pun mulai memiliki perasaan pada wanita itu.
Perlahan Yool mulai
membuka hatinya, ia mulai bercerita pada Da Jung tentang istrinya. Ya walaupun
masih belum semuanya. Tapi bukankah ini menandakan kalau ia ingin berbagi pada
Da Jung, ia ingin melepaskan semua beban yang selama ini ditahannya. Perasaan sakit
yang sekian lama dirasakannya.
Ketika Yool merasa dirinya
berada di ambang kematian, ia takut tak bisa melihat Da Jung lagi. Ia jelas
menyesal sudah mengucapkan ucapan yang menyakiti hati Da Jung. ia ingin kembali
melihat Da Jung dan merubah semuanya. Dan ia pun melakukannya perlahan-lahan.
Walaupun dalam
penyelidikan polisi mengatakan bahwa pelaku melakukan penikaman karena alasan
sendiri, tapi sepertinya Presdir Na dibalik semua ini. Kita lihat apa yang akan
Park Joon Ki lakukan selanjutnya setelah ia mengundurkan diri.
Walaupun adegan di kamar
ketika Da Jung membaca buku adalah adegan yang sweetu tapi bagi saya adegan
terfavorit di episode kali ini adalah adegan di gereja saat Yool menyetujui
putra sulungnya bermusik. Ah itu sweetu n cute banget. Keduanya jadi akrab
banget. Suka suka.
Jadi, wanita itu benar Na Young kah? wow dia adalah kunci penentunya.
Semakin gk sabar liat kelanjutannya... Aku rasa bukan PM yg mnyebabkan kclakaan... Trus klo na young masih hidup, trus gmana da jung :'( ? Gomawo unnie sinopnya
ReplyDeleteMbk kpggn jam tgn in ho sama sek Seo ya?? Itu biasax dpke pasagan sma hp galaxi Note3 ya hp yg dpke ddrama in *hp incran q* 3jta'an tp sdh trn skrg kyk^^
ReplyDeletePas jam 12mlm q ntn drama in,ngakak pas liat scanmadam Na slh msk kmr^^wkwkwk
Drama in hmpr tamat,dan critae tmbh bgs,bnr2 g rela klo drama in mst berakhir hiks...hiks....
haha kalo ga salah itu hp galaxy gear yang baru ^^
Deletepertama kali liat itu karena dipromosiin infinite adi mv request
trus waktu parodi heirs sama master sun kemaren juga ada *ketauan banget siapa yang komen wkwkwkwk
btw, emang itu jam keren banget ya mbak,
nyontek bisa jadi makin keren karena tinggal liat "jam" LOL *kidding
tambah canggih aja ya jaman sekarang
berasa tuanya ^^" (knp ga dulu aja sih muncul :P)
mian, mian jailnya dateng lagi...
Deletebtw, in ho kok jadi tambah kesian aja menjelang ending ini
gatau endingnya kayak gimana
kecuali kalo ada cameo dari sm lagi :P
mbak anis, coba kalo go hyun jung kemaren di queens classroom kayak ppnya mbak anis hehe cantik soalnya (so jisub dah dapet peran kocak, pingin tau go hyun jung juga dapet ^^")
siap siap ya mbak kalo tayang di tv indo :)
MAKASIH MBAK ANIS XD
wakakaka tiap drama pasti ada gadget canggihnya ya haha. bikin pengen yang nonton tapi apa daya sepertinya saya cukup dengan gadget yang bisa facebook, twitter n browsing sederhana saja.
Deletesaya akan lebih suka jika ending untuk In Ho tak perlu diberi pasangan wekekeke... endingnya cukup berbahagia dengan kakaknya yang sudah sadar n main catur bersama (itu lho catur pemberian Da Jung) hihi...
Eh Go Hyun Jung kan pernah main romcom tapi udah lama yang What's Up Fox bareng Chun Jung Myung, saya belum nonton cuma baca recaps nya di Blog Putri. Tapi kalau Mami mau main romcom dengan senang hati akan saya tonton, drama mami apapun saya tonton deh. tapi aura mami cocoknya main drama dengan karakter yang penuh wibawa. hehe.
itu juga yang dibilangin ortu hihihi^^
Deletehehe, kalo bukan yoonie mungkin tega ngomong gitu apalagi buat si jong ho *peace
iya mbak, tapi pingin sesuatu jadinya karena ga pernah nonton, smeoga aja bisa nonton lain kali :)
Klo jamx itu emk galaxy gear,tp ponselx galaxy Note3^^ dheirsjg pake ponsel ini^^ kbtln kakaku pake ponsel in,jg akhr drama ad tulisanx kq^^
DeleteIni hape bulan september kemaren kan baru keluar ya?? Setelah galaxy S4^^ Hape sekarang cangih2,harganya juga gila2 an^^ hbz ini sepertix bukan galaxy Note yg dibuat promo,galaxy 5 kayaknya ya??
Deletemba anis,
ReplyDeletetanya donk link klo mau baca yang eng subnya dimana ya?
Thanks,
Deas
Mb anis aq bantu jawab ya,, Gpp kn?
DeleteKlo aku nntn online di dramafire.com, dramasub.com jg bsa, tp low mau donlot bsa di dramaload.com,
Terimakasih mba....
Deleteitu maksudnya nonton kan ya bukan baca. Kalau baca recaps versi bahasa inggris ada di dramabeans.
DeleteKalau mau nonton... di viki, gooddrama.net atau di drama.net juga bisa.
mian mb tp' ko belakangan ini di viki g bs y?? ktnya tdk bs dibuka di negara qt maksudny ap y, tolng pencerahannya... terims...
Deletemei"
maaf mba, mau numpang nanya jg. Kalo mau download drama gratis dimana ya ? kan kalo di dramaload.com harus jadi member premium. hhehehe.. makasih. :)
DeleteSaya Download drama di Indowebster n doramax264
Deletesuka2 banget ma couple yool-dajung....
ReplyDeletekasihan dajung kalo bener na yong masih hidup sedih hik hik hik
ReplyDeletehmm.. kira2 siapa yang paling terkejut kalo tau na young masih hidup?????
ReplyDeletesmoga na young tidak berpikir untuk kembali ke posisinya, dan berharap bisa mengambil semuanya kembali...
^_^nur
Hubungan kakanya In Ho dengan Na young sepertinya hubungan yang serius, maka inilah alasan terbesar Na Young tdk berani muncul di hadapan PM.
ReplyDeleteSelama ini mentri park tidak tau hal yang melatarbelakangi kecelakaan Na Young, di matanya Na Young lah yang benar dan PM yang salah.
Dan mungkin kesalahpahaman ini akan berakhir ketika Mentri Park dan In Ho tahu kebenarannya, karena walaupun PM tau kebenarannya dia keukeuh utk menyimpannya sendiri..
Maka sekalipun Na Young msh hidup tak akan ada jln utk dia kembali ke PM, Da Jung pasti akan tetap menjd pilihan PM setelah pengkhianatan yg di lakukan Na Young yg ternyata setia trhdp kakaknya In Ho wlupn sdg dlm kondisi koma...
konflik akan trjd pd anak2 PM setelah menyadari kl ibunya msh hidup,.... hayooo pilih siapaaa...kl PM sih sdh jelas pilih Da Jung...hehehe...
lama2 kasihan banget ma yool kalo bener istrinya yg selingkuh n msh hidup,dia menderita sendiri kenapa joon ki ma in ho nyalahin yool gak mikir apa soo ho berada dimobil sm istri orang ...
ReplyDeleteGomawo
ReplyDeletesaya berterima kasih sekali atas sinopsis2nya selama ini yg bisa menemani hari2 saya ketika sakit..terutama prime minister and i ini, sekali lagi terima kasih
makasih banget kaka sinopsisnya!
ReplyDeleteHaha..iya.. Aku setuju banget sama mbak anis...Gak mungkin mentri park melakukan melebihi batas kyak gitu..pastinya mentri park..masih punya hati... Udah ketahuan banget..yang ngelakuin itu Presdil Na...msa yang pas tadi Mentri Park gak boleh masuk ke ruangan Presdil Na..bukannya itu aneh???
ReplyDeletembak anis, kalo mau jam tangan itu ada kok yg murah..merk m*t* yang dipakek afghan hehehe :D
ReplyDeletembak anis.. lagu yang dinyanyikan woo ri di gereja apa ya judulnya
ReplyDelete