Sunday 12 January 2014

Sinopsis The Queen of Office Episode 5 Part 2

Joo Ri menceritakan pada Bit Na apa yang terjadi di ruang rapat. Ia benar-benar kagum dan memuji kalau Miss Kim sungguh hebat. Dia bahkan bisa berbahasa Rusia. Bit Na menilai kalau Miss Kim adalah tipe pekerja keras.


Joo Ri pun ingin belajar berbahasa Rusia. Eh katanya ekspor kita ke Rusia akan semakin berkembang tahun depan.

Bit Na mengamati kalau Joo Ri sungguh tertarik pada apa yang terjadi di perusahaan. Joo Ri bilang tentu saja karena siapa tahu dirinya akan bekerja di perusahaan ini seumur hidup. Tapi lain dengan Bit Na. Bit Na mengatakan ia akan berhenti bekerja kalau ia menikah nanti. Joo Ri tanya kenapa Bit Na membuang pekerjaan yang diidam-idamkan. Bit Na merasa kalau kerja kantoran itu bukan karakternya.
Bit Na melihat sepatu yang Joo Ri kenakan, “Kenapa kau memakai sepatu kets untuk bekerja? kau akan lebih cantik kalau memakai hak tinggi.

Joo Ri mengatakan kalau sepatu hak tinggi itu tidak nyaman untuk naik kereta bawah tanah. Bit Na heran bukankah di kereta bawah tangan ada temapat duduk, bukankan Joo Ri bisa duduk di kereta.

Joo Ri berkata ya memang ada sih, tapi selalu penuh di jam-jam sibuk. Joo Ri menebak apa Bit Na belum pernah naik kereta bawah tanah. Bit Na membenarkan ia belum pernah naik.

Joo Ri kaget, “Benarkah? kenapa? Bit Na bilang tak tahu, mungkin karena belum ditakdirkan untuk menaikinya.
Kyu Jik dan Jung Han pulang bersama. Kyu Jik benar-benar tak mengerti bagaimana Miss Kim bisa melakukannya, “Apa yang dia pikirkan, bagaimana kalau jadinya malah berantakan? Kyu Jik menatap ponselnya, “Karena kita tak punya nomor ponselnya aku tak bisa menelepon dan menanyakannya. Ia tiba-tiba meninggikan suaranya, “Kenapa kita tak punya nomornya? Memangnya dia itu artis.

Jung Han mengusulkan kenapa keduanya tidak menemui Miss Kim saja. Kyu Jik bertingkah sok tak tertarik, “Ah lupakan saja, untuk apa aku melakukannya? Kenapa? aku tak mau ditampar lagi. Lupakan saja. Memangnya aku tertarik padanya.
Tapi pada akhirnya Kyu Jik ikut ke bar Machu Picchu untuk menemui Miss Kim. Suasana disana cukup ramai ada beberapa pasangan menari salsa.

Kyu Jik memesan minuman tapi pesanan itu tak ada di sini. Julisesa menyerahkan daftar menu yang ada di bar. Kyu Jik heran mana mungkin di bar tidak menyediakan wiski. Jung Han berbisik pada Kyu Jik, “Apa menurutmu dia orang Korea? keduanya melihat daftar menu.
Jung Han melihat Miss Kim keluar dengan dandanan seksi tersenyum mengecup pipi-pria yang ditemuinya. Itu dia. Kedua pria ini terkejut melihat Miss Kim mencium pipi semua pria sambil tersenyum. Miss Kim pun akhirnya melihat keberadaan Jung Han dan Kyu Jik.
Kyu Jik dan Miss Kim bicara berdua di luar bar. Kyu Jik akan mengatakan maksud kedatangannya, tapi ia tak sanggup berkata-kata ketika memandang wajah Miss Kim. Jadi.... alasanku kesini... Kyu Jik kehilangan kata-kata.
Jung Han heran, “Jadi apa kau tak mengatakan apa-apa padanya? Kyu Jik bilang tidak. “Dia sangat bebeda dibandingkan saat di kantor. Dia benar-benar wanita yang berbeda.

Jung Han : “Jadi apa kau benar-benar tak bicara sepatah katapun?

Kyu Jik : “Tidak juga. Ada mengatakan sesuatu.

Flashback
Kyu Jik : “Jadi... aku datang untuk... memberikan kartu namaku.” (hahaha)

Kyu Jik menyerahkan kartu namanya pada Miss Kim, “Kau tak punya kartu namaku kan?

Flashback end
Jung Han benar-benar tak menyangka dan memuji kalau insting penjualan Kyu Jik memang lain dari yang lain. Kyu Jik bilang karena itulah kenapa ia memberikan Miss Kim kartu namnya sebagai promosi penjualan. Jung Han tertawa.
Di bar Miss Kim melamun sambil memegang kartu nama Kyu Jik. Ho Boon bertanya apa itu kartu nama si kepala kubis. Miss Kim mengiyakan. Ho Boon kembali bertanya ada apa, “Ini pertama kalinya teman kerjamu datang kesini. Siapa pria yang di sampingnya. Temannya? mereka kutub yang berlawanan.

Miss Kim setuju pendapat Ho Boon kalau kedua pria itu kutub yang berlawanan. Yang satu anak kecil yang satunya lahir seperti anak domba yang penurut. Ho Boon merasa kalau si kepala kubis itu lebih menyukai Miss Kim dari pada si penurut. Kenapa tidak kau kejar saja dia, dia cukup cute.

Miss Kim berpesan kalau mereka datang lagi katakan saja kalau dirinya tak ada. “Dan juga, apa menurutmu si kepala kubis itu cute? Ah yang benar saja.
Pagi-pagi buta Kyu Jik terbangun karena dering ponselnya. Siapa kau bicara kotor padaku pagi-pagi begini? Kyu Jik langsung terbangun begitu menyadari siapa yang menelepon, “Sarashiva?
Pagi-pagi Kyu Jik segera menuju kantor. Disana sudah ada Jung Han dan beberapa pegawai lain yang disuruh berangkat pagi sekali. Kyu Jik bertanya ada apa, bukankah penandatanganan kontrak dengan Sarashiva seharusnya dilakukan pukul 3 sore.

Jung Han memberi tahu kalau Sarashiva harus segera melakukan penerbangan pagi ke Rusia karena ada sesuatu di kantor sana. Kyu Jik tanya lagi jam berapa Sarashiva akan datang kesini. Jung Han berkata kalau kita sudah mengatakan semuanya akan siap pada pukul 9. Kyu Jik ngedumel kesal, ah dia selalu seenaknya saja.

Jung Han yang sedang membereskan dokumen bertanya dimana fakturnya. Kyu Jik tak mengerti bukankah faktur itu diletakan bersama dokumen-dokumen yang ada. Jung Han bilang kalau fakturnya tak ada diantara dokumen. Kyu Jik ingat kalau Bit Na yang memegang faktur itu sebelum rapat dan meletakannya ditumpukan dokumen itu.

Jung Han teringat insiden Bit Na yang jatuh menabrak Joo Ri dan tumpukan dokumen itu kemungkinan ikut terbawa ke lemari penyimpanan. Kunci lemari itu ia serahkan pada Joo Ri.

Jung Han : “Saat dia tersandung itu pasti tercampur dengan dokumen lain dan masuk ke lemari perlengkapan.

Kyu Jik : dimana kunci lemari perlengkapannya?

Jangan khawatir kata Jung Han akan mengambil kunci itu di laci penyimpanan tempat Joo Ri menyimpannya. Tapi kunci itu tak ada disana. “Seharusnya ada disini? Jung Han panik.
Usai mandi Joo Ri menerima telepon dari Jung Han, “Manajer Moo kenapa kau meneleponku pagi-pagi sekali? Oh kunci lemari perlengkapan? Bit Na yang terakhir kali menggunakannya. Katanya dia akan meletakannya kembali. Apa? tak ada disana?
Bit Na di kamarnya tengah mengeringkan rambut. Karena alat pengering rambut ia tak mendengar suara panggilan teleponnya.
Kyu Jik yang terus-menerus mencoba menghubungi Bit Na menahan cemas. Para pegawai lain pun sudah datang. Mereka ikutan cemas.
Min Goo masuk ke ruangan memberi tahu kalau semua tukang kunci di wilayah ini sedang berada di Yeouido. Kyu Jik tanya untuk apa mereka semua ada disana. Young Shik mengatakan kalau disana ada 700 kompleks apartemen keluarga yang sedang memasang sistem kartu kunci baru. Jadi mereka tak akan ada yang datang kesini untuk melakukan hal sepele.
Tiba-tiba terdengar sahutan Bitna menjawab telepon. Loadspeaker ponsel Kyu Jik diaktifkan. “Bitna…!” sahut mereka bersamaan.
Bitna berjalan santai keluar dari rumah menuju mobilnya. “Kunci lemari perlengkapan? Ya ada padaku.” ucap Bitna mengambil kunci yang dimaksud dari tasnya. Ia mengatakan kalau dirinya sedang dalam perjalanan menuju kantor.
“apa? daerah Nambu?” Young Shik melihat jam tangannya. Bong Hee juga sama, ia melihat jam tangannya. Young Shik merasa kalau Bitna tak akan bisa sampai tepat waktu karena lalu lintas di kawasan itu sangat padat.
Jung Han berbicara pada Bitna, “Bitna kau harus naik kereta bawah tanah agar sampai disini pukul 9.00.”

Bitna : “Kereta bawah tanah?”

Kyu Jik tanya apa Bitna bisa melakukannya. Bitna menjawab tentu saja, tak ada yang sulit untuknya.
Bitna sampai di stasiun kereta bawah tanah. Ia bangga melihat kartu penumpang yang dibawanya hehehe. Ia melihat orang-orang yang berlalu-lalang masuk dan keluar lewat pintu.
Bitna akan masuk melewati pintu masuk sambil meletakan kartu tapi terdengar suara mesin itu berbunyi meminta Bitna memindai kembali kartunya. Bitna pun pindah ke mesin pemindai sebelahnya. Sama, terdengar suara meminta Bitna untuk memindai ulang kartu. Pintu tak bisa dilewati olehnya.

Bitna heran, apa memindainya harus pelan-pelan. Ia pun mendekatkan kartunya ke mesin pemindai sepelan mungkin. Tiba-tiba ada seorang pria yang akan lewat, ia menegur Bitna, “Ini pintu keluar!” sahutnya. Wakakakaka.

Bitna pindah ke pintu sebelah, sekali saja kartunya ia dekatkan ke mesin pemindai, pintu terbuka.
Joo Ri yang juga dalam perjalanan menuju kantor berlari secepat mungkin di stasiun kereta bawah tanah. Sambil berlari menelepon Jung Han, “Manajer Moo, apa anda bisa menghubungi Bitna?” ia tersenyum lega mendengar Jung Han berhasil menghubungi Bitna.

Tapi langkah Joo Ri langsung terhenti begitu mendengar sesuatu, “Jadi dia naik kereta bawah tanah. Apa? Dia pingsang?”
Di Y-Jang, Kyu Jik menahan nafas cemas.

Terdengar Jung Han yang masih berbicara dengan Joo Ri di telepon, “Ya, itu pengalaman pertama dia naik kereta bawah tanah. Dia pingsan dan sekarang berada di stasiun Gangnam. Joori, kau ada si Stasiun Nakseongdae, kan? Pergilah ke stasiun Gangnam dan bawa kuncinya kesini!”
Joo Ri sampai di stasiun Gangnam, ia masuk ke ruangan informasi di stasiun itu. Disana ia terkejut melihat Bitna terkapar pingsan.  Petugas mengeluh, selama tujuh tahun ia bekerja di stasiun, ia sudah banyak melihat orang muntah, tapi dia (Bitna) yang pertama pingsan. Joo Ri minta maaf ke petugas.
Joo Ri berusaha membangunkan Bitna yang pingsan. Bitna perlahan membuka matanya. Ia perlahan bangun, “Joo Ri, aku hampir saja mati. Ada apa dengan hari ini? Begitu banyak orang yang memadati kereta…” Joo Ri yang tahu kondisi kereta yang penuh sesak meminta Bitna jangan memabhas itu dulu. Dimana kuncinya, tanya Joo Ri.

“Kunci? Tadi ada di tanganku.” Bitna melihat tangannya kosong. “Dimana ya?” Bitna celingukan. Dan munculah si kunci itu tersangkut di rambut panjangnya Bitna.

Jung Han yang ada di kantor kaget mendengar kuncinya nyangkut di rambutnya Bitna, tidak mau lepas pula.
Joo Ri bingung harus bagaimana, “Aku sudah menyarankan untuk memotong rambutnya tapi dia tidak mau.”
Jung Han melihat jam dinding, sudah pukul 8.20. Tiba-tiba Direktur Hwang datang, “Ada apa ini? Kenapa dokumen penting diletakan dalam lemari perlengkapan?” bentak Dir Hwang marah. “Siapa yang memegang kunci lemari perlengkapan?”

Kyu Jik mengatakan kalau Jung Joo Ri sedang dalam perjalanan membawa kunci itu kesini. Direktur tambah marah, “Lagi-lagi dia?” Jung Han berusaha menjelaskan kalau itu bukan kesalahan Joo Ri. Direktur tak mau mendengar, ia mencemaskan perusahaan yang akan kehilangan transaksi besar tanpa dokumen itu. “Kalau Jang Joo Hee tidak datang pada waktunya, pecat dia!”
Joo Ri yang mendengar itu lemas. Jung Han pun meminta Joo Ri agar membawa Bitna cepat sampai kantor jam 9.00. Joo Ri menyanggupinya, ia tak ingin kehilangan pekerjaannya. “Baik Manajer Moo, bila perlu saya akan memasukkan dia ke tas saya.” Bitna melongo terkejut.
Semua pegawai pemasaran dan penjualan membuka laptopnya. Mereka mengaktifkan rute perjalanan yang harus Joo Ri lalui. Mereka mencari jalan supaya Joo Ri sampai di kantor tepat waktu.

Kyu Jik yang panik bertanya, “Rute mana yang paling sedikit melakukan transit?”
“Dari stasiun Gangnam kesini, paling sedikit dua kali transit.” jelas Young Shik.

“Perkiraan waktunya?” tanya Kyu Jik.

“Jika mengambil rute itu, akan memakan waktu sekitar 34 menit.” sambung Min Goo.

Kyu Jik menilai itu akan lebih lama karena Joo Ri dan Bitna akan berjalan dari stasiun ke kantor. Bong Hee menyahut kalau mereka berdua bisa naik bis nomor 4011 di stasiun Sadang. Karena bis menggunakan jalur khusus mereka bisa sampai kesini dalam 28 menit.
Joo Ri memasang earphone di telinganya sebagai penghubung komunikasinya dengan rekan-rekannya di kantor. Ia juga mengencangkan tali sepatunya, mengikat rambutnya, dan menyelampang tasnya.

“Dimana Miss Kim?” tanya Kyu Jik karena disaat genting seperti ini satu pegawainya belum hadir.

“Kita tak punya nomor ponselnya.” sahut Kyung Woo.

“Ah…. Mereka kesal…

“Kalau begitu, kita lakukan dengan cara kita.” ucap Kyu Jik.
Joo Ri mengambil sapu tangannya. Ia meraih tangan Bitna dan mengikatnya dengan sapu tangan yang ia bawa. Bitna terkejut tak mengerti, untuk apa itu? Joo Ri mengingatkan Bitna, kalau mulai sekarang tak ada yang namanya rengekan atau pun pertanyaan, Ikuti saja dirinya dan bertahanlah.
Joo Ri langsung lari menarik Bitna yang larinya kocar-kacir. Joo Ri sekuat tenaga berlari secepat mungkin. Bitna berteriak ketakutan. (Backsoundnya Mission Imposible hahaha)

Di Y-Jang, Oh Ji Rang memberi tahu Joo Ri jalan pintas tercepat, gunakan pintu 6-1, itu tempat terdekat ke halte transit. Joo Ri mengerti dan langsung menarik Bitna secepat kilat. Keduanya sudah masuk ke kereta, dan bergerak maju mengikuti arahan dari mereka yang di Y-Jang.

Kyu Jik tanya berapa banyak waktu yang mereka miliki. Mereka melihat jam dinding, 30 menit lagi.
Di dalam kereta penuh sesak. Bitna sampai terhimpit sana-sini. Jung Han berteriak memberi tahu Joo Ri, “Kalau kau naik bis ini selanjutnya, kau bisa tiba disini pukul 8.50.”

Joo Ri langsung bergerak menuju pintu. Ketika kereta berhenti dan pintu terbuka, Joo Ri langsung lari keluar tetap menarik Bitna yang kepayahan.
Keduanya sampai di luar dan segera naik bis. “Kami sudah di bis.” ujar Joo Ri memberi tahu mereka yang di kantor.

Horeeeeee mereka bersorak kegirangan.
Bitna yang kepayahan duduk di bangku bis. Joo Ri yang juga ngos-ngosan melihat di bis itu ada Miss Kim yang duduk santai sambil memejamkan mata, “Sunbae-nim!” Joo Ri terkejut senang. Miss Kim membuka matanya dan melihat ada Joo Ri dan Bitna disana.
Joo Ri menyarankan lebih baik Bitna memotong rambut dimana kunci itu tersangkut. Tapi Bitna menolak, “Siapapun tak boleh memotong rambutku.” Joo Ri tanya lalu bagaimana, karena kuncinya tak bisa lepas dari rambut Bitna. Tapi Bitna tetap menolak, tak boleh ada yang memotong rambutnya. Tiba-tiba Pak supir ngerem mendadak.
Jung Han yang menerima kabar dari Joo Ri terkejut bukan main, “Apa?” Ia berbalik menatap yang lainnya, “Supir bis-nya mengalami diare.” (wakakakakaka) Kyu Jik pusing memegang kepalanya, ia melihat jam dinding, jam 9 kurang 20 menit.
Joo Ri dan penumpang lainnya memohon pada Pak supir untuk terus mengemudi. Diantara para penumpaang juga ada yang terburu-buru karena akan melakukan wawancara kerja, mereka memohon. Tapi pak supir sudah tak tahan lagi, ia sudah menahannya sejak tadi pagi. Pak supir pun langsung ngacir keluar memagangi perut dan pantatnya. (wakakak jadi inget sama Reporter Byun di PMAI wakakaka) Joo Ri terduduk lemas, “Bagaimana ini. Tamatlah riwayat kita. Bitna rambutmu akan dipotong dan aku akan dipecat.”
Miss Kim memakai sarung tangan dan kaca mata hitamnya, ia berjalan ke depan, ke tempat kemudi. Ia kemudian menunjukan kartu anggota Supir bis. Miss Kim si Supir Bis. “Kembalilah ke tempat duduk kalian!”

Joo Ri dan Bitna melongo.

“Cepat!” perintah Miss Kim. Mereka pun segera duduk ke bangku masing-masing.
Miss Kim pun mangambil allih kemudi bis. Laju jalannya cepat. Bener-benar gesit deh. Cepet banget sampai penumpang terpukau lah.
Bis sampai di halte dimana Joo Ri dan Bitna turun. Miss Kim akan turun juga, tapi penumpang lain meminta Miss Kim mengantar mereka sampai ke tujuan. Miss Kim pun kembali ke kursi supir. Joo Ri bertanya apa Miss Kim tak ikut turun. Miss Kim berkata kalau hari ini ia akan terlambat masuk kantor. Miss Kim pun melanjutkan menyupir bis mengantar penumpang lain. Joo Ri dan Bitna pun segera lari menuju kantor yang sudah dekat.
Pukul 9 kurang 3 menit lagi. Mereka sudah cemas menunggu sambil berusaha sekuat tenaga untuk membuka lemari perlengkapan. Tapi tetap saja lemari itu tak bisa terbuka. Palu, obeng dan perlengkapan lain sudah dicoba tapi tetap tak bisa membukanya.
“Ini kuncinya ada disini!” teriak Joo Ri berlari sambil menarik Bitna.

“Joo Ri-ssi..!” seru Kyung Woo mengambil gunting dan tes…. Tanpa ba bi bu dia langsung menggunting rambut Bitna yang mati-matian tak mau digunting. Bitna terdiam melongo melihat rambutnya digunting.
Penandatanganan kontrak pun berhasil dilaksanakan dengan Sharasiva. Sharasiva pamit akan kembali ke rusia. Kyu Jik mengucapkan salam perpisahan menggunakan Bahasa Rusia.
Miss Kim sampai di depan kantor ketika Sharasiva baru saja pergi. Dir Hwang heran melihat Miss Kim datang terlambat. Miss Kim minta maaf. Dir Hwang tambah heran kenapa akhir-akhir ini semua orang datang terlambat. Dir Hwang pun masuk lebih dulu. Miss Kim menoleh sejenak menatap Kyu Jik, tanpa menyapa ia langsung masuk ke kantor.
Kyu Jik bicara berdua dengan Bitna di dekat tangga, ia menegur Bitna, “Apa bekerja di kantor itu hanya main-main untukmu?” Bitna menunduk minta maaf. Kyu Jik berkata kalau Bitna bekerjanya seperti ini lebih baik berhenti saja karena disini bukanlah taman bermain. Bitna menunduk kembali meminta maaf.

Kyu Jik terus menyalahkan Bitna, “Hampir saja kehilangan kontrak besar. Itu gara-gara kau dan rambut bodohmu, kau bisa potong rambutmu dan mengeluarkan kuncinya.”

“Oppa, kau suka rambut panjang.” sahut Bitna tak memanggil Kyu Jik dengan sebutan manajer. “Karena kau aku tak memotongnya. Aku tak bisa karena kau menyukai wanita rambut panjang.” Kyu Jik mengingatkan kalau disini tempat kerja jadi hentikan bicara hal seperti itu. Bitna masih ingin ia dan Kyu Jik memulai hubungan mereka kembali.  Kyu Jik menegaskan Bitna jangan pernah mengungkit masalah ini lagi disini. Bitna bertanya apa Kyu Jik menyukai orang lain.
Miss Kim terlihat tengah mengepel lantai didekat tangga dimana Kyu Jik dan Bitna bicara.
Waktu menunjukan pukul 6 sore. Tapi Miss Kim terus bekerja, Pegawai tim penunjang heran karena biasanya begitu pukul 6 tepat Miss Kim akan langsung pulang. Kenapa dia belum pulang? tanya Kyung Woo. Ga tahu jawab Tn Go.
Dir Hwang pamitan akan pulang lebih dulu. Tapi ia berbalik, “Jang Joo Hee-ssi, mulai hari ini kau tak boleh terlambat lagi!” tegur Dir Hwang. Joo Ri mengerti. Jung Han berusaha meluruskan kalau nama Joo Ri itu bukan Jang Joo Hee tapi Jung Joo Ri. Dir Hwang terkejut, benarkah? Joo Ri juga tersentuh nih Jung Han membelanya.
Miss Kim akhirnya akan pulang juga. Ia permisi pulang, keterlambatannya yang 14 menit 20 detik sudah ia tebus. Jung Han berkata kalau kerja Miss Kim sudah bagus. Miss Kim pun permisi. Tn Go terkesan ternyata Miss Kim orang yang akurat juga.
Joo Ri menyusul memanggil Miss Kim, “Sunbae-nim… terima kasih. Kapan kau belajar mengemudi bus? Kau tinggal dimana? Kita naik bus yang sama, kau pasti tinggal di sekitar Nakseongdae atau Sillim?” Miss Kim diam saja dan terus berjalan.

Joo Ri : “Kau selalu memakai sanggul itu terus atau kau menggantinya setiap hari? Kalau kita tinggal di daerah yang sama, apa kau mau pergi belanja bersamaku?”

Miss Kim menghentikan langkahnya dan berkata kalau ia tak pergi belanja. Hanya pakaian ini saja yang ia perlukan dimedan perang. Sebelum pergi, Miss Kim berkata kalau hari ini Joo Ri sudah bekerja dengan baik. Joo Ri senang sekali menerima pujian dari Miss Kim dan kembali menyusul tapi Miss Kim berbalik memperingatkan Joo Ri jangan mengikutinya.
Miss Kim berada di tepi jalan, ia akan menyebrang. Kyu Jik menghampirinya, “Hei Kim-ssi, kudengar pagi ini kau mengendarai bus. Wah kau juga bisa mengendari bus?”

Miss Kim tanya apa yang ingin Kyu Jik katakan padanya. Kyu Jik mengatakan kalau kejadian di taman malam itu, apa yang Miss Kim pikirkan. Miss Kim berkata kalau ia tak memikirkan apa-apa.

Kyu Jik terkejut, “Kita berciuman….ciuman. Bukankah kau seharusnya marah, kesal atau mungkin senang begitu? Seharusnya ada sedikit respon emosiaonal. Kau itu kan bukan patung. Kenapa kau tak merasakan apa-apa?”
Miss Kim menoleh menatap Kyu Jik, “Saya tak tertarik untuk menafsirkan kejadian konyol yang berasal dari keingintahuan kekanak-kanakan anda.”

Kyu Jik : “Apa? Keingintahuan kanak-kanak? Benarkah? Bagaimana dengan kejadian di bar? Kau memakai pakaian yang potongannya serendah ini dan mencium semua pria disana. Jadi apa karena itu ciumanku malam itu bukanlah ciuman sungguhan bagimu?”

Miss Kim menilai pembicaraannya dengan Kyu Jik ini hanya membuang waktunya. Ia permisi akan pulang. Miss Kim akan menyebrang jalan tapi Kyu Jin menarik tangannya. Ia akan mentratir Miss Kim makan malam.

Kyu Jik pun sadar kalau sudah memegang tangan Miss Kim, ia perlahan melepas tangan Miss Kim. “Sejak ciuman saat itu, aku jadi penasaran padamu. Aku ingin tahu kenapa kau sampai belajar mengoperasikan eskavator dan mengendarai bus. Aku ingin tahu kenapa kau mempunyai begitu banyak sertifikat. Aku ingin makan malam denganmu, minum kopi denganmu, dan mengobrol denganmu.”

Miss Kim mengingatkan kalau 3 bulan lagi, ia tak akan ada di perusahaan ini lagi. “Simpan saja pergaulan anda itu untuk pegawai tetap seperti anda.” Miss Kim pun berlalu dari sana, dia menyebrang jalan.
Kyu Jik berteriak, “Kita bahkan berciuman, makan malam itu tak akan membunuhmu. Kau punya kartu namaku kan? Telepon aku!” Dari kejauhan Jung Han melihat apa yang Kyu Jik lakukan.
Jung Han berkunjung ke Macchu Picchu sendirian. Ho Boon terkejut melihat Jung Han dan menyapa Jung Han dengan sebutan Manajer Lembek. Ho Boon tanya apa kedatangan Jung Han kesini untuk bertemu Miss Kim, tapi hari ini Miss Kim tak ada. Ia mengatakan kalau bar-nya juga belum buka. Jung Han tahu itu karena sekarang baru jam 6 lewat.

Jung Han ingin menanyakan beberapa hal tentang Miss Kim. Apa anda ibunya Miss Kim. Ho Boon tertawa ia menjawab kadang-kadang iya, kadang-kadang juga bukan. Jung Han tak mengerti maksudnya. Ho Boon kemudian bertanya apa yang ingin Jung Han ketahui.
Miss Kim sampai di kamarnya, ia melepas jepit rambut yang menjadi sanggulnya. Ia meletakannya di meja dan terus menatap benda itu.

Flashback
Dulu, Miss Kim bekerja disebuah bank. Rambutnya terurai panjang dan cantik. Ia melirik ke pegawai pria yang ia sukai. Pegawai pria itu menoleh pada Miss Kim. Miss Kim tersenyum malu. Tapi tiba-tiba ia bereterak karena rambut panjangnya tertarik ke mesin penghitung uang. Hahaha.
“Kim Jum Sun apa yang kau lakukan?” tegur Manajer. Manajer mengomeli Miss Kim, “Kau kesini itu untuk bekerja apa untuk peragaan busana?”

Pegawai wanita senior yang ada disana (sebut saja Ny Jin) menggantikan Miss Kim meminta maaf. Ia akan bicara dengan Miss Kim. Ny Jin menatap marah meminta Miss Kim ikut dengannya.
Ny Jin menyisir rambut Miss Kim dan memakaikan jepit rambut. Miss Kim menolak karena ia akan terlihat jelek kalau rambutnya diikat ke belakang. Ny Jin berkata memangnya siapa yang peduli pada penampilan Miss Kim di medan perang. Ia kesal karena Miss Kim selalu saja membuat masalah. “Bagaimana kau akan membuat Won menyukaimu jika kau terus seperti ini?”

Miss Kim terkejut Ny Jin mengetahui kalau ia menyukai Won Joo Hwan. Ny Jin bilang mana mungkin orang lain tak tahu karena Miss Kim memperlihatkannya dengan jelas kalau Miss Kim menyukai Won Joo Hwan. Ny Jin terus merapikan rambut Miss Kim seperti seorang ibu merapikan rambut putrinya.

Flashback end
Jung Han pun tahu dari Ho Boon kalau Miss Kim pernah bekerja di bank. Ho Boon memberi tahu kalau Miss Kim sudah bekerja di bank cukup lama dan sudah memiliki posisi tetap. Jung Han heran, lalu kenapa Miss Kim berhenti bekerja di bank. Ho Boon berkata kalau Miss Kim dipecat dari sana dan membuat Miss Kim trauma dengan pengalaman itu.
Julisesa bicara pada Ho Boon menggunakan bahasa Prancis (kayaknya). Ia mengingatkan Ho Boon untuk berhenti menceritakan hal itu pada orang lain karena Miss Kim akan marah. Ho Boon berkata kalau Jung Han ini sepertinya pria yang baik, jadi tak masalah menceritakan hal itu.

Ho Boon pun meminta Jung Han untuk merahasiakan apa yang baru saja ia katakan. Jung Han mengerti ia akan merahasiakannya.
Semua orang terluka saat di medan perang. Bagi sebagian orang, luka itu mungkin cinta yang membrikan mereka harapan untuk hari esok.

Bitna berada di kamarnya menatap foto kebersamaan dirinya bersama Kyu Jik.

Bagi sebagian lagi, itu bisa menjadi penyemangat bahwa mereka masih bertahan esok hari.
Joo Ri sampai di rumah kontrakannya. Ia merebahkan tubuhnya melepas lelah. Ia menerima telepon dari ibunya. Ia mengatakan kalau hari-harinya seperti biasa yang ia lalui sebelumnya.
Miss Kim masih berada di kamarnya mengeluarkan kartu nama Kyu Jik dari saku bajunya. Tapi kemudian Miss Kim membuang kartu nama Kyu Jik ke tempat sampah.

Dan bagi yang lainnya, mungkin itu menjadi harapan supaya tak dibodohi lagi.
Keesokan harinya terlihat orang-orang berlalu-lalang menuju tempat kerja mereka. Salah satunya Kyung Woo yang akan berangkat bekerja menggunakan kereta bawah tanah. Ia tampak tergesa-gesa supaya tak terlambat.
Di dalam kereta, Tn Go sudah ada disana duduk sambil memejamkan mata.
Di gerbong kereta lain, Bong Hee, Da Ra dan Ji Rang juga menuju tempat kerja mereka. Dalam perjalanan di kereta Bong Hee terus makan, ia bertanya bagaimana kencan buta Da Ra semalam.
Bitna, yang masih menggunakan kendaraan pribadi untuk berangkat bekerja meminta supir untuk berhenti. Supir heran karena mereka belum sampai. Bitna bilang kalau ia akan turun disini saja dan selebihnya ia akan jalan kaki.

Apapun lukanya, sedalam atau separah apapun, kita terus muncul dihari kerja berikutnya.
Kyu Jik yang melihat Miss Kim memanggilnya, “Kau tak pernah menelepon. Apa kau kehilangan kartu namaku?” Miss Kim menjawab ya. Kyu Jik bertanya lagi apa Miss Kim sudah memikirkan apa yang ia katakan, “Tentang perasaanmu atas kejadian di taman.” Miss Kim berkata kalau ia memikirkan hal itu. Kyu Jik terlihat senang mendapat respon dari Miss Kim.
Miss Kim : “Dan kesimpulannya adalah seperti bertabrakan dengan lalat.”

Kyu Jik tak mengerti, “lalat?”

Miss Kim : “Ya. Tak ada alasan untuk marah, kesal, atau senang terhadap lalat kecil yang kebetulan mendarat di bibir saya selama sekian detik.”

“Lalat.” ucap Kyu Jik tak percaya. “Lalat?” Kyu Jik mulai emosi.

Miss Kim membenarkan, “Saya memutuskan untuk mengartikannya sekecil lalat yang mendarat di bibir saya dalam sekejap mata.” Miss Kim permisi.
Kyu Jik tak terima disebut lalat, “Berhenti kau disana!” teriak Kyu Jik. Ia mengejar Miss Kim dan ngomel-ngomel, Jika aku lalat maka kau adalah tiang telepon. Aku juga tak sengaja menabrak tiang telepon.” Tapi Miss Kim berlalu saja mengabaikan ocehan marah Kyu Jik.
Jung Han yang melihat keributan itu menarik tubuh Kyu Jin dan mengingatkan kalau ini tempat kerja. Kyu Jik terus mencak-mencak, “Aku tak tahu apa yang sudah aku pikirkan. Kau dan sanggul bodohmu itu. Siapa juga yang tertarik dengan anjing liar sepertimu?”

Miss Kim cuek, ia masuk ke dalam lift untuk menuju ruangan kerja tim penunjang.

Bersambung ke episode 6

4 comments:

  1. akhirnya sdikit demi sedikit masa lalu miss kim terkuak
    lanjutkan nuna
    hwating ....

    ReplyDelete
  2. tetep smangat bikin lnjutanya. suka banget ma drama ini. makasih. hani :)

    ReplyDelete
  3. Mbak. Sinopsis prime minister and i episode 10 bukan mbak lagi yang nulis ya....

    ReplyDelete
  4. lanjutannya kapan mba? pengen bgt cepet baca lanjutannya.

    ReplyDelete

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.