Monday 17 October 2011

The Musical Episode 2 part 1


Eun Bi dan Jae Yi sadar kalau mereka berdua pernah bertemu sebelumnya.


Sa Bok Ja terbangun dari tidur mabuknya, ia merasakan sakit di kepala. Ia heran di mana dirinya. Bok Ja berbalik arah ia melihat Eun Bi dan Jae Yi sedang duduk berhadapan, ada apa sebenarnya?


Eun Bi duduk tak tenang. Jae Yi tanya kenapa. Eun Bi meminta maaf, “Kau adalah komposer lagu-lagu drama musical favoritku!” Eun Bi tak tahu kalau yang ia temui dulu adalah Hong Jae Yi, bahkan Eun Bi menyebutnya sebagai pemabuk.
Jae Yi tersenyum mendengarnya. Ia juga meminta maaf karena sudah menjadi pemabuk dan melakukan hal yang memalukan. Eun Bi mengatakan kalau Jae Yi adalah orang hebat yang sudah menciptakan lagu2 hebat.


Jae Yi kemudian memuji Eun Bi, dengan sekali melihat Eun Bi sudah menghafal musiknya dan mengatakan kalau Eun Bi itu jenius.

Eun Bi : “Aku menyukai karyamu. Apa kau sedang menciptakan lagu baru?”
Jae Yi : “Kau ingin tahu?”
Eun Bi mengangguk. “Aku juga ingin mengetahui sesuatu, kenapa kau menyukai musical?” Tanya Jae Yi.
Eun Bi berfikir sesaat, “Terus terang aku juga tak tahu kenapa. Rasanya seperti dirasuki hantu musik. Seperti itulah. Aku tak tahu!” Keduanya tertawa, “Kau kesurupan?” tanya Jae Yi.

“Ini gara-gara Billy!” sambung Eun Bi. “Billy? Billy Elliot!” sahut Jae Yi. Eun Bi mengangguk.
Eun Bi : “Di sekolah balet para juri bertanya pada Billy, bagaimana perasaannya ketika menari dan Billy mengatakan rasanya seperti kesetrum. Aku pun merasa begitu. Saat menyanyi dan menari rasanya seperti tersambar petir. Rasanya tubuhku seperti tersengat listrik jutaan volt. Perasaan yang sangat kuat!”


“Kau juga merasa seperti itu?” tanya Eun Bi. Jae Yi terkejut, aku?
Eun Bi : “Aku merasa seperti itu ketika mendengar lagumu. Ketika menonton drama musicalmu aku selalu berfikir kalau pencipta lagu ini pasti sangat mencintai musik!”
Jae Yi hanya tersenyum simpul mendengarnya. Kemudian bertanya, “Kau mau menjadi artis musical?”
Sambil tetap tersenyum Eun Bi menjawab, “Ya. Seperti Bae Kang Hee!”
Jae Yi : “Kau tak bisa seperti Bae Kang Hee!”
Eun Bi : “Aku tahu!”
Jae yi : “Bae Kang Hee yang harus menjadi sepertimu!”
Eun Bi terkejut dengan pernyataan Jae Yi.


Eun Bi dan Sa Bok Ja sudah pulang. Jae Yi sendirian di rumahnya. Ia berdiri di samping tangga dan memandangi pianonya. Ia mengingat kata-kata Eun Bi, “Rasanya tubuhku seperti tersengat listrik jutaan volt!”
Jae Yi bergumam, “Petir? Aku sudah disambar petir ribuan kali!”

Jae Yi mengendarai mobilnya menuju suatu tempat.
Ternyata Jae Yi mengunjungi kantor Han Sang Won. Sang Won senang melihat Jae Yi datang dan berbasa basi mengatakan apakah ia harus memanggil wartawan, Hong Jae Yi datang sendiri ke kantornya.


Sang Won tanya apa yang membuat Jae Yi menemuinya, pasti bukan hanya sekedar menanyakan kabar. Jae Yi mengatakan kalau ia ingin merekomendasikan seorang artis untuk di audisi oleh Sang Won.

Kedunya lalu duduk berhadapan, “Kau ingin aku percaya pada instingmu?” tanya Sang Won. “Apa balasannya?” sahut Sang Won. “Kalau kau menginginkan sesuatu, kau juga harus memberikan sesuatu!”


Jae Yi hanya berkomentar kalau ini akan baik untuk Sang Won. Sang Won tanya apa Jae Yi akan menciptakan lagu untuknya. Jae Yi hanya mengatakan kalau ia berharap Sang Won bisa mempertimbangkannya.
Sang Won menyampaikan kalau ia tak bisa memutuskan hal ini sendirian, “Dia harus datang ke pra audisi 3 hari lagi!”
Jae Yi berterima kasih dan akan berjalan keluar dari ruangan Sang Won. Sang Won masih penasaran dan kembali bertanya dia pria atau wanita. Jae Yi tak menjawabnya dan hanya mengatakan kalau ia memastikan dia akan datang pada waktu audisi.


Eun Bi terkejut mendengar rencana audisi itu, “Kau bercanda kan?”
Jae Yi memainkan pianonya dan mengatakan kalau audisi itu dilaksanakan tiga hari lagi, “Audisi khusus untukmu. Hampir pasti kau akan terpilih!” Eun Bi tanya kenapa Jae Yi melakukan ini untuknya.
Jae Yi : “Aku hanya... berfikir... ini akan menyenangkan. Sudah lama aku tak merasakan kesenangan!”
Eun Bi bingung menyampaikannya, “Terima kasih banyak!” Ia merasa senang, “Bagaimana aku bisa membalasnya!”
Jae Yi meminta Eun Bi fokos. Eun Bi tanya apa yang harus dilakukannya. Eun Bi sadar, ia segera mengambil tasnya dan bergegas.
Jae Yi tanya mau kemana. Eun Bi menjawab kalau ia harus segera latihan dengan gurunya (Sa Bok Ja) Jae Yi menawarkan kalau latihannya itu dengannya saja.

Huwaa Eun Bi seperti mendapat durian runtuh nihhh udah mau ikut audisi, dilatih pula sama komposer hebat.

“Tawaranmu sangat berharga tapi aku tak akan mampu membayar biayanya. Christin juga cukup bagus!” sahut Eun Bi.


Di rumah Eun Bi semuanya terbongkar.
“Kau bekerja di New York dan seniormu meminta membantumu, jadi kau buru2 pulang!” sahut Eun Bi.
Bok Ja : “Tidak tidak tidak. Aku kan bilang dia seniorku, kau saja yang berfikir tidak2. Jadi bukankah kau yang berfikir kalau seniorku yang mengajakku kerjasama untuk drama musical dan kau ingin dipercaya seperti itu!”
Eun Bi : “Jadi kau benar2 bekerja di New York?”
Bok Ja : “Itu tergantung cara pandangmu. Kau tanya aku kerja apa?”

Eun Bi mengingat pertemuan pertama kali dengan Christin dan tersenyum kesal.
Bok Ja : “Lihat. Itu tergantung persepsimu, musical atau bukan. Lihatlah sisi baiknya. Sejujurnya kau seharusnya berterima kasih padaku. Kau bertemu dengan Hong Jae Yi Komposer No 1 di Korea karena aku!”
Bok Ja menyalahkan Eun Bi, seharusnya Eun Bi membangunkan dan langsung membawanya pulang saat mabuk, “Kenapa kau malah tersenyum, tertawa, minum teh, dan menyanyi!”
Eun Bi menanyakan usia Sa Bok Ja, “Kau lebih tua 2 tahun dariku dan kau minta dipanggil guru lalu kau kupanggil guru. Tapi usiamu hampir sama denganku!”


Eun Bi membuka tangannya seperti meminta sesuatu. Sa Bok Ja kaget, apa? Eun Bi meminta Bok Ja menyerahkan kartu identitasnya untuk meluruskan masalah. Sa Bok Ja beralasan kalau kehidupannya akan sangat menyedihkan kalau diceritakan. Eun Bi kesal dan ia mengacak-acak rambutnya (entah menggaruk atau mengacak tapi ini sepertinya kebiasaan Eun Bi kalau lagi tegang, cemas, atau kesal)


Jae Yi memainkan lagu dengan pianonya (dibelakang Hong Jae Yi bisa terlihat beberapa piala yang sudah didapatnya)


Kang Hee duduk sendiri dan tersenyum mengingat sesuatu. Sang Won datang membawakan minuman.
“Kau pasti sudah berlatih keras!” ujar Sang Won kemudian memijit kaki Kang Hee.
Kang Hee menolak dipijit dan menyuruh Sang Won tidur lebih dulu. Ia akan menyusul nanti. Sang won mengerti, ia segera pergi tak lupa Sang Won mengecup kening Kang Hee.
Sebelum masuk ke kamar Sang Won bertanya, “Apakah Hong Jae Yi juga jatuh cinta?”
Kang Hee : “Hong Jae Yi?”
Sang won mengatakan kalau tadi pagi Jae Yi menemuinya dan meminta tolong padanya, “Dia memintaku mengaudisi seorang artis pilihannya. Artis yang sudah beberapa kali gagal audisi!”
Sang won mengatakan pada Kang Hee kalau ia akan mengaudisinya 3 hari lagi. “Menarik sekali!” sahut Kang Hee.


Sa Bok Ja masih tidur dan merasa terganggu karena Eun Bi berisik. Eun Bi tengah mengeringkan rambutnya dengan hair dryer. Bok Ja tanya apa Eun Bi mau berangkat bekerja. Eun Bi menjawab tidak. Apa ada kencan tanya Bok Ja lagi. Sambil tertawa Eun Bi menjawab tidak.
Bok Ja : “Kau berisik sekali. Aku tahu kau belum memiliki pacar. Jangan berisik. Keluarlah. Aku masih mau tidur!”


Eun Bi mengayuh sepedanya dengan senyum merekah dan ternyata ia ke rumah Hong Jae Yi.
Eun Bi menekan bel dan Hong Jae Yi pun membukakan pintu dengan wajah baru bangun tidurnya. Haha.


Jae Yi : “Kau kusuruh datang pagi2 tapi tidak sepagi ini. Apa kau bisa menyanyi sepagi ini?”
Eun Bi menjawab sambil tersenyum, “Aku sudah bangun 3 jam yang lalu. Sekarang sudah lebih dari cukup!”


Ra Kyung menunda pertemuan dengan temannya karena mendapat telepon dari Yoo Jin. Ra Kyung menemui Yoo Jin keduanya makan bersama. “Aku hanya memerlukan makanan kecil!” sahut Ra Kyung.
Yoo Jin bertanya bukankah Ra Kyung bilang tadi kalau ia sibuk. Ra Kyung menjawab tak apa-apa dan ia merasa lega sekarang.
Ponsel Yoo Jin berdering dan berbicara menjauh dari Ra Kyung. Ra Kyung melihat jam tangannya, Ra Kyung ada janji.


Eun Bi memulai latihannya dengan Jae Yi.
Jae Yi memainkan pianonya dan Eun Bi sepertinya masih latihan pengaturan nafas, yang dinyanyikan hanya kata Ya....Ya...Ya... Ya dalam berbagai nada.
Jae Yi : “Kau harus belajar cara mengatur nafas, cara bernafasmu salah makanya suaramu menjadi pecah!”
Dan ketika Eun Bi selesai mengambil nada tinggi nafasnya ngos-ngosan. haha dan Jae Yi tertawa, “Apa kau merasa pusing?” tanya Jae Yi. “Kita istirahat saja dulu!” Jae yi menawari Eun Bi minum. Eun Bi mengatakan ia akan mengambilnya sendiri.

Sa Bok Ja menggedor pintu rumah Eun Bi. Karena tak ada jawaban Bok Ja langsung masuk dan menyalakan lampu tapi di rumah Eun Bi tak ada siapa2, “Apa dia belum pulang?”


Eun Bi masuk setelahnya. Bok Ja bertanya, “Kau baru pulang? apa yang terjadi? kau tak mandi dulu? kau dengar?”
Eun Bi langsung membaringkan tubuhnya di kasur dan memejamkan matanya tak memperdulikan petanyaan Bok Ja (wah wah Eun Bi kecapean latihan nih) Bok Ja memandang heran.


Esoknya Eun Bi kembali mengayuh sepedanya mengantarkan susu dari rumah ke rumah. Tanpa diketahui Eun Bi, Bok Ja mengikutinya sambil berlari.
Eun Bi mengayuh cepat sepedanya Bok Ja kelelahan mengejar (lari sih ya capek haha), “Kenapa dia cepat sekali. Aku bisa mati!”


Presdir Seo menemui putrinya, Ra Kyung. Ia membawakan bungkusan makanan. Ra Kyung senang menerimanya. Ra Kyung memakan makanan kiriman ayahnya. Ia makan ramai-ramai dengan temannya.


Eun Bi selesai mengantar susu dan sudah tiba di rumah. Bok Ja yang mengikuti Eun Bi dengan berlari baru tiba setelahnya. Eun Bi tanya dari mana. Bok Ja menjawab latihan.
Eun Bi heran, latihan?
Bok Ja : ”Stamina itu penting untuk artis penyanyi!”
Eun Bi mengambil nasi dan mengajak Bok Ja makan. Bok Ja tanya apa setelah makan Eun Bi akan keluar rumah lagi. Eun Bi menjawab ya harus. Sampai besok.
“Sayang sekali, padahal ada tawaran pekerjaan yang menarik!” sahut Bok Ja. “Upahnya 40 dolar perjam!” Eun Bi mengatakan ia tak bisa.


Bok Ja berada di luar rumah Jae Yi dan mendengar suara Eun Bi yang tengah latihan.
Bok Ja mendesah : “Mau bilang apa lagi. Burung sudah menemukan sangkarnya. Gadis yang cantik dan pintar. Setiap langkah adalah mimpinya!”


Seorang nenek menghampiri sepasang suami istri. Itu neneknya Eun Bi. Nenek Eun Bi memberikan sesuatu untuk pasangan suami istri itu. Si suami, Yoo Jin Young mengucapkan terima kasih dan merasa tak enak sudah merepotkan.
Si istri, Sun Hee menyuruh nenek duduk untuk makan bersama. Sun Hee mengatakan kepiting yang nenek bawakan tempo hari rasanya enak dan meminta Nenek membawakannya lagi lain waktu. Nenek bersedia.
Jin Young berterima kasih ia nanti akan membayar gantinya. Nenek mengatakan itu tak perlu karena tak sebanding dengan komputer yang sudah diberikan padanya.
“Komputer itu sudah lama tak kupakai jadi tak perlu kau hargai sebesar ini!” Ujar Jin Young.
“Tidak apa-apa!” kata nenek. “Cucuku sudah mengatur semuanya. Dia tak akan menyangka neneknya akan memeperhatikannya dari sini. Aku suka memperhatikannya tanpa sepengetahuannya!” Ketiganya tertawa bersama.


Yoo Jin Young berada di ruang lukisnya melihat sebuah foto, istrinya mendekat dan bertanya itu foto siapa dia tampan sekali (hah itu fotonya Yoo Jin)
“Seseorang yang harus kita kasihani!” jawab Jin Young. Sun Hee tanya kenapa apa kita sudah berbuat salah. Jin Young mengangguk dan mengatakan kalau mereka sudah mengirimnya ke tempat yang kejam. Mungkin setiap hari dia berperang. Perang uang.
“Kalau begitu bawa dia ke sini!” sahut sun Hee. “Tinggal bersama kita, katakan kita menyesal sudah mengirimnya!”


Jin Young mengatakan tidak bisa. “Dia tidak bisa lepas dari perang itu. Dia selalu ingin memenangkannya!”
“Kita tunggu saja kalau dia terluka dia pasti ke sini. Biarkan dia istirahat di sini. kIta jadikan tempat ini sebagai tempat peristirahatannya!” Ucap Jin Young. Sun Hee setuju.
“Namanya Jin. Yoo Jin!” kata Jin Young seperti ingin mengingatkan sesuatu pada istrinya. Sun Hee mengatakan ia sudah mengantuk. Jin Young mengajaknya tidur.


Eun Bi pulang di sambut hangat oleh Bok Ja. Bok Ja sudah menyiapkan makanan untuk Eun Bi. Bok ja mengeluh lengan, bahu, dan kepalanya sakit karena terlalu lama membaca resep masakan.
Eun Bi memandang Bok Ja. Bok Ja heran dan bertanya apa ada yang ingin Eun Bi katakan. Eun Bi menjawab tidak. Bok Ja tidak memaksa dan menyuruh Eun Bi makan, “Setelah makan latihan menyanyi!” kata Bok Ja.
Eun Bi : Sebenarnya....
Bok Ja : Sebenarnya ?
Eun Bi tak jadi mengatakan dan hanya tersenyum.

Bok Ja membangunkan Eun Bi dengan suara kerasnya (wig Bok Ja rubah lagi hehe punya berapa wig ya dia haha)

Bok Ja ikut Eun Bi ke rumah Hong Jae Yi. Eun Bi akan menekan bel tapi tak jadi. “Kenapa tidak ditekan belnya!” seru Bok Ja sambil menekan bel rumah Jae Yi.


“Hong Jae Yi. Hong Jae Yi!” Bok Ja teriak. Eun Bi memegang erat kaki Bok Ja menahan supaya Bok Ja tak masuk. Bok Ja meronta minta dilepaskan.


Bok Ja : “Siapa itu Hong Jae Yi? Bukan hanya di Dae Hak Ro, Chungmuro dan Yeoido. Semua gadis dimana2 memberiakan nomor ponselnya pada Hong Jae Yi. Tak masalah untukku memberikanmu pelajaran gratis. Kenapa kau seperti orang yang perlu dikasihani. Kau seperti seekor tikus yang masuk perangkap. Dia tak mungkn berbaik hati padamu kecuali dia akan memanfaatkanmu. Jadi kau harus mengerti. Aku yang tinggal seatap denganmu wajib menolongmu!”
Bok Ja terus nyerocos tak tahu kalau di belakangnya ada Hong Jae Yi.


Bok Ja : “Katanya latihannya hanya 3 hari, berarti hari ini adalah hari terakhir. Lalu apa artinya aku berdiri disini...!”
Eun Bi yang tahu di sana ada Hong Jae Yi hanya diam karena Jae Yi memberi kode agar Eun Bi diam.
Bok Ja : “Bagi Hong Jae Yi mungkin aku ini adalah penghambat rencananya. Baginya dia membantumu dan aku ...”
“Pembuat masalah!” Jae Yi melanjutkan.
“Benar!” sahut Bok Ja sambil menengok ke belakang dan Jae Yi ada di sana. “Lihat. Begitulah sikap seorang artis, apapun yang terjadi jangan panik. Aku baik-baik saja!” hahaha Bok Ja berusaha menguasai diri.
Jae Yi hanya tersenyum dan mengatakan kalau Bok Ja sangat hebat. Eun Bi minta maaf atas sikap Bok Ja.


Eun Bi kembali latihan dengan kata ya... ya... ya... ya... dengan berbagai nada dari yang rendah sampai ke tinggi sedangkan Bok Ja tertidur di kursi mungkin merasa bosan.
Eun Bi masih kurang percaya diri ketika mengambil nada tinggi. Jae Yi meminta Eun Bi lebih percaya diri lagi. Jae Yi mengatakan Eun Bi sudah bagus dan bertanya apa mau istirahat.


Jae Yi mengambilkan minuman sedangkan Eun Bi tetap berdiri di samping piano sambil melatih ya... ya... ya... ya... nya dengan berbagai nada.
Eun Bi kemudian menyanyikan sebuah lagu ‘Maria Maria’ Jae Yi terkejut mendengarnya.
Jae Yi : “Wow... Go Eun Bi!”
Eun Bi : “Guru aku...”
Jae Yi : “Kau berhasil...”
Tapi memang suaranya lebih baik dari pada yang di episode 1 hehehe


“Kau merasakan itu. Bagus sekali!” seru Jae Yi. Karena sudah bekerja keras selama 3 hari, Jae Yi meminta Eun Bi istirahat, “Hari ini kau istirahat saja agar suaramu lancar besok!”
“Aku mau bertanya!” kata Eun Bi tapi Jae Yi menolak Eun Bi untuk bicara, “Kau tak boleh bersuara apa-apa lagi!” Jae Yi menyuruh Eun Bi tidur. “Setelah audisi kau akan kuhubungi!” kata Eun Bi.


Eun Bi dan Bok Ja berjalan pulang. Bok Ja tak percaya kalau Jae Yi ternyata sanggup melatih Eun Bi hanya dalam 3 hari. Eun Bi merasa senang ia memeluk Bok Ja.
Bok Ja ingin makan lagi. Sebagai imbalan ia akan melatih Eun Bi malam ini. Eun Bi menyampaikan pesan Jae Yi kalau ia harus istirahat tak boleh bersuara. Bok Ja mengatakan kalau yang namanya sukses itu butuh pengorbanan.


Dan Eun Bi pun menuruti Bok Ja latihan lagi di rumah. Eun Bi menyanyikan lagu ‘Maria Maria’ sedangkan Bok Ja mengiringi dengan piano.
Ketika Eun Bi akan mengambil nada tinggi ia ragu2. Bok Ja tanya ada apa padahal tadi sudah bagus sekali. Eun Bi memegangi tenggorokannya.
“Apa kau pikir permainan pianoku jelek!” sahut Bok Ja.


Eun Bi minta ijin minum sebentar. Eun Bi merasa ada yang salah dengan tenggorokannya.


Saat audisi untuk Eun Bi pun tiba. Han Sang Won dan seorang pria sudah ada di sana. Eun Bi masuk dan memberi hormat.
Sang Won tanya apa Eun Bi artis yang dikirim Hong Jae Yi dan meminta Eun Bi segera memulai karena waktunya sangat sempit.
Sang won : “Rasanya aku mengenal dirimu. Namamu adalah .....”
“Go Eun Bi!” jawab Eun Bi suaranya berat serak (wah benar2 ada masalaha nih sama tenggorokan Eun Bi)


Sang Won terkejut mendengarnya. Eun Bi minta maaf dan mengatkan kalau semalam ia terlalu semangat latihan.
Sang won kecewa dan mengatakan audisi ini akan jadi lebih berat. Sang won berdiri dan akan meninggalkan Eun Bi, ia menggagalkan audisinya. Eun Bi memohon agar memberinya kesempatan.


Sang Won : “Kau bilang namamu Go Eun Bi!”
Eun Bi : “Ya.”
Sang Won : “Kau kan yang waktu audisi menyamar sebagai pria. Dulu kau menipu dengan menjadi pria. Sekarang kau membuang kesempatan emas dengan tidak menjaga baik2 dirimu. Lalu kau tetap meminta kesempatan?"
"Sebenarnya aku tak perlu memberitahumu ini. UNTUK MENJADI PROFESIONAL KAU HARUS BISA MENGATUR DIRIMU SENDIRI. Maaf tapi sudah cukup kesempatanku untukmu!”
Sang Won keluar dari ruangan dikuti pria penata musiknya. Eun Bi terdiam tertunduk sedih.


< Episode 1 Part 2                                                          Episode 2 Part 2 >

No comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.