Yoo Jin : “Sudah berapa kali kau mengikuti audisi? Katakan berapa kali kau mengikuti audisi dan tidak lulus? Sudah berapa kali kau mencoba?”
“80!” kata Eun Bi, “Dan ini yang ke 81!”
Yoo Jin : “Mencoba 80 kali dan kau masih belum mengetahui kelemahanmu. Nona, kau tak memiliki bakat!”
Eun Bi menolak anggapan itu ia beralasan kalau ia belum memiliki kesempatan.
Yoo Jin : “Mahasiswa kedokteran Korea membuang-buang waktu disini dan perbuatanmu menyia-nyiakan waktu orang lain adalah kejahatan. Pergilah!”
Eun Bi berada di toilet dan mengulang kata-kata Yoo Jin ‘membuang waktu orang lain adalah kejahatan’ ahhh yang benar saja. Enak saja mengacaukan acara orang lain.. Menyebalkan, menyebalkan. Eun Bi membasuh wajahnya.
“Sebenarnya bukan kejahatan tapi memang sia-sia!” Tiba-tiba wanita yang tadi menguping datang. “Hasilnya tak bagus mau bilang apa lagi?”
Wanita itu berjalan menghampiri Eun Bi tapi tiba-tiba memegang kepalanya pusing tapi keliatan banget kalau itu kayaknya Cuma pura-pura. Eun Bi tanya apa baik-baik saja, “Kau tidak apa-apa?”
Wanita itu merasa ia masih di pesawat , “Ini sudah di Korea Selatan kan. Namaku Christin.” wanita itu memperkenalkan diri. Aku Go Eun Bi, keduanya berjabat tangan.
“Kau menyukai drama musical? benar kan?” tanya Christin. “Kau belum pernah dibimbing kan?”
Eun Bi heran, “Bimbingan?”Kembali ke tempat audisi. Seorang pria bernyanyi di depan juri. Juri meminta peserta berhenti menyanyi tapi si peserta memaksa ia akan terus menyanyi dan mengatakan sampai bagian itu suaranya akan lebih baik.
“Kami sudah mendengar suaramu. Yang berikutnya!” kata si juri wanita yang duduk di sebelah Bae Kang Hee.
Tapi Bu aku....
Bae Kang Hee langsung menyanyikan lagu tadi dengan nada tingginya yang powerfull dan membuat semua peserta terpesona dengan kualitas vokalnya. Juri yang lain hanya tersenyum. Para peserta tepuk tangan tak terkecuali peserta yang barusan tampil.
“Kesempatan ini hanya untuk yang benar-benar siap!” ujar Bae Kang Hee pada peserta yang tampil tadi.
Eun Bi mentraktir Christin makan. Christin makan dengan lahapnya seperti orang yang kelaparan. Eun Bi memandang aneh. Christin berkomentar ia sudah memakan makanan ini setiap hari di New York jadi sudah bosan tapi rasanya masih tetap enak.
Eun Bi tanya apa Christin bekerja di New York. Kristin membenarkan dan ia pulang untuk membantu seniornya. Ia tak akan lama tinggal di Korea. Eun Bi kembali tanya pertunjukan apa? Apa ada Bae Kang Hee-nya.
“Kau begitu penasaran denganku. Seharusnya kau mengahwatirkan masalahmu sendiri!” kata Christin.
Eun Bi mengatakan kalau ia baru tahu kalau mau bermain drama musical membutuhkan pembimbing seperti ujian kampus saja. “Ini lebih sulit dari pada ujian kampus!” sahut Christin. Kau sungguh ingin mengikuti drama musical? Tentu saja jawab Eun Bi sambil mengunyah makanannya.
Eun Bi kembali makan dengan Christin. Kali ini makan daging dan si Christin langsung mengambil beberapa iris daging sekaligus dalam satu suapan haha. Eun Bi bengong melihatnya.
“Tari dan lagu adalah yang paling dasar!” sahut Christin sambil mengunyah dagingnya. Christin mengacungkan tanganya pada pelayan minta dua porsi lagi.
Eun Bi menangkap tangan Christin. Eun Bi meminta Christin langsung saja ke topiknya , to the point.
Christin : “Aku secara pribadi akan membimbingmu. GRATIS!”
Eun Bi : “Benarkah?”
Eun Bi membuka jemari Christin yang tadi mengacungkan 2 jadi terbuka, semua lima jari. Eun Bi teriak pada pelayan lima porsi lagi. Keduanya tos...haha
Yoo Jin berada di ruangnnnya ketika itu pula saudara sepupunya Yoo Jae Joon masuk. Yoo Jin tanya untuk apa Jae Joon datang. Jae Joon beralasan ingin bertemu dengan President Kwang tapi ia mendengar kalau Yoo Jin masih di kantor.
“Kau bekerja di bisnis entertainment apa untungnya?” tanya Jae Joon.
Yoo Jin menawarkan minuman tapi sepupunya menolak karena sebentar lagi ia ada meeting. Jae Joon duduk di kursi dengan kaki nangkring di atas meja. “Meeting dengan Executive Jung!” sambungnya.
“Yang mengajarimu tentang wine?” tanya Yoo Jin.
“Bisnis wine sudah selesai!” jawab Jae Joon. “Sekarang kami belajar tentang filosofi.”
Jae Joon : “Menurut pendapat orang sukses, kemanusiaan adalah yang utama tapi kau tak peduli tentang orang sukses dan kau tak mau tahu. Jadi kau menikmatinya?”
Yoo Jin : “Menikmati apa?”
Jae Joon : “Bodoh. Masa kau tak tahu maksdku. Bisnis ini kan penuh dengan wajah-wajah cantik!”
Yoo Jin hanya tersenyum. Jae Joon menambahkan kalau ia sangat merindukan saat bersama dengan Dae Hak Ro. “Waktu itu gadis-gadis cantik mencariku, mereka pandai menyanyi dan menari. Ehhh kalau ada yang seperti itu jangan lupakan aku ya. Jangan bersenang-senang sendirian. Kalau kau tak punya bakat, kembalilah pada keluargamu!”
Yoo Jin menjawab sambil tersenyum, “Aku tahu. Karena aku tak punya bakat makanya aku masih seperti ini selama satu tahun dan belum ada kemajuan (masih sendiri kah maksudnya?) tempat ini untuk orang berbakat sepertimu.”
Jae Joon memandang sinis Yoo Jin, “Apa kau yakin dengan keuntungan dari investasi sekecil itu kau bisa masuk anggota dewan direksi?”
Yoo Jin : “Tidak akan. Bahkan jika hasilmu minus 30 % dengan modal 5 kali lebih besar dariku, kau akan tetap di situ. Kapan mereka akan menerimaku?”
“Presiden Kwang sudah menunggu!” Yoo Jin mengingatkan (mungkin sebenarnya udah enek kali Yoo Jin ngobrolnya tapi muka tersenyumnya tetap di pasang)
Jae Joon keluar dari ruangan Yoo Jin, “Ketika aku belajar wine aku membenci Ice wine. Walaupun orang mengatakan itu sangat enak. Aku tetap tak menyukainya. Rasanya terlalu manis.”
“Begitukah?” Yoo Jin tersenyum.
Jae joon : “Jadi setiap pesta yang kuadakan itu tak pernah kuhidangkan. Kalau tidak suka ya tidak suka. Kau tahu? Menanyakan hal yang tak ku suka dan memang aku tak suka, tidak masuk akal kan?”
“Yah benar tapi kakek sangat menyukai ice wine!” sahut Yoo Jin. Kedunya tersenyum. (tapi senyum penuh dengan persaingan deh kayaknya)
Jae Joon menepuk pipi Yoo Jin berkali-kali dan Yoo Jin hanya tersenyum.
Malamnya Yoo Jin masih di kantor, ia mengambil mainan Spiderman dan melemparkannya ke jendela. Mainan itu menempel dan jatuh sacara perlahan. Yoo Jin berguman, “Walaupun kau jatuh pelahan tidak berarti kau tak jatuh!”
Eun Bi bingung diantara dua berkas.
“Setelah kau menerima pelajaran itu kau akan segera berubah!” ucap Christin yang tiba-tiba duduk di depan Eun Bi. “Satu tahun kebiasaan para amatir, untuk dapat belajar dan audisi saja perlu waktu 6 bulan!” sambungnya.
Eun Bi tersenyum dan menyerahkan berkas pada orang yang di depannya. Yang di depan Eun Bi ternyata pegawai kampus bagian administrasi, “Go Eun Bi. Kau mau cuti kuliah lagi?”
Seorang pria datang merebut kertas itu dan merobeknya. Eun Bi marah apa yang kau lakukan. Pria itu menelpon seseorang, “Nenek, Eun Bi cuti kuliah lagi!”
Eun Bi langsung memukuli pria tadi dan merebut ponsel pria itu. Ia juga menendang kaki pria tadi. Eun Bi bicara pada neneknya, “Nenek itu baru saja mau kukembalikan. Aku tahu, aku tahu. Jangan khawatir. Mulai sekarang aku akan kuliah sungguhan. Aku tahu, aku mencintaimu!”
Eun Bi mengembalikan ponsel pria tadi dengan tatapan marah. Pria itu mengancam kalau Eun Bi masih seperti itu, ia akan melaporkannya pada ayah Eun Bi.
“Awas kalau kau melakukannya lagi!” Bentak Eun Bi sambil memukul kepala pria itu.
Pria itu kesal ada apa denganmu. “Aku sudah jadi gila!” kata Eun Bi. “Aku tergila-gila pada musik!” Eun bi berteriak.
Christin kerepotan membawa barang-barangnya. Ia mencari-cari alamat sampai akhirnya ia menemukan yang ia cari. Ternyata ia mencari rumah Eun Bi.
“Aku tak tahu kau pindah ke sini!” sahut Eun Bi.
“Prinsip dasar bimbingan adalah selalu bersama (yah bilang aja numpang gratis) walau kau selalu bersama pembimbingmu selama 24 jam, biayanya akan membuatmu terkejut!” seru Christin.
“Aku tidur di sini saja!” ucap Christin menunjuk tempat tidur Eun Bi. “Ya tidak apa-apa!” kata Eun Bi (polos banget ni orang)
“Aku jadi teringat New York!” sahut Christin melihat sekeliling rumah Eun Bi. “Waktu aku pertama kali tiba di sana kamarku lebih kecil dari pada ini.”
Christin berjalan ke sekeliling dan memainkan piano yang ada di sana. “Ok! ayo kita mulai!” ucap Christin sambil memainkan piano.
“Sekarang?” tanya Eun Bi. “Aktris harus siap kapan saja dan dimana saja!” jawab Christin.
Christin memulai bimbingannya dengan kata a...a....a....a....a..a.. Eun Bi mengikutinya a...a...a...a...
Dan hanya itu terus yang dipelajari Eun Bi. Christin pun ternyata belum mahir memainkan piano karena ia masih salah menekan not-nya. Christin menutupi kekurangnya dengan mengatakan kalau Eun Bi cepat tanggap, “Bisa-bisa kau akan selesai dalam 3 bulan!” Eun Bi senang mendengarnya.
“Hari ini barbeque sudah cukup!” sahut Christin (makan lagi deh) “Bagi pemain drama musical hal yang terpenting adalah stamina. Jadi makananmu pun harus penuh protein!” (makananmu apa makananku)
“Baiklah aku akan pergi membelinya!” seru Eun Bi. Christin memuji, anak pintar hati-hati di jalan.
Christin menggerutu kenapa ia selalu salah memainkan notnya. Eun Bi kembali masuk dan bertanya barbeque-nya mau daginga apa. Christin mengatakan kalau Korea memiliki daging sapi yang terbaik. Eun Bi mengerti.
Yoo Jin menemui Han Sang Won dan mengatakan kalau acaranya pasti akan berjalan lancar dan harus menyiapkan season selanjutnya. Ia tak berniat membeli proyek baru dari Broadway.
Han Sang won : “Tidak. kita akan mengikuti kompetisi drama musical bukankah bagus kalau membeli dari Broadway!”
“Itu hanya untuk promosi dana!” sahut Yoo Jin.
“Membeli dari luar negeri harus membayar 30 % royalti. kau tak merasa rugi?” Tanya Sang Won. “Kalau bisa membuat sendiri yang 30 % itu tetap jadi milik kita.”
“Membuat sendiri itu membutuhkan waktu yang lama!” kata Yoo Jin. “Tak mungkin berhasil.”
“Tidak perlu lama!” sahut Sang Won.
Yoo Jin : “Inti dari drama musical adalah ceritanya. Di desain untuk panggung yang tidak besar. Investasi melawan keuntungan membutuhkan waktu yang lama. Tidak akan menarik. Lagi pula komposer korea pasti kalah jika di sandingkan dengan komposer kelas dunia!”
Sang Won : “Itu yang harus kau pikirkan baik baik... Ok, Aku akan mencari project bagus yang bisa kubeli!”
Suara Yoo jin : “Kalau tak mendapat lagu yang layak aku akan ikut lomba cipta musik drama tahun depan di Broadway dan di Eropa. ada banyak jadwal pertunjukan drama musical. Mengapa berinvestasi di lomba cipta drama musical? Lagi pula tahun ini kita sudah harus mulai iklan. Dan aku sudah memulainya.”
Ada perlombaan penciptaan drama musical yang diselenggarakan oleh Amour Found hadiahnya 30rb US dolar. Goo jak memeperlihatkan selebaran itu pada Jae Yi, “Kau tertarik?” tanya Goo Jak
“Yeah bersenang-senanglah!” jawab Jae Yi tak semangat.
“Dan komposer kelas dunia Hong Jae Yi akan menolong kita. Benar kan kau akan menolongku?” tanya Goo Jak pada Jae Yi.
Jae Yi jelas saja menolak. Goo jak memohon sekali ini saja. Untuk terakhir kalinya. Jae Yi kembali menegaskan kalau dirinya tak akan lagi mengerjakan drama musical bahkan ia tak mau lagi mentraktir Goo Jak minum.
“Hong Jae Yi jangan begitu!” rengek Goo Jak. “Dua lagu saja cukup, untuk lomba itu aku hanya butuh dua lagu!”
“Kalau kau seperti ini lagi aku tak akan mau menemuimu lagi!” ancam Jae Yi.
Eun Bi mengayuh sepedanya mengantar susu dari rumah ke rumah. Eun Bi juga mengajar les privat anak SMA.
Sementara Christin duduk manis di rumah Eun Bi sambil menonton TV dan memakan makanan yang ada disana. Ia buru-buru mengganti chanel televisi dan menutupi makannnya ketika Eun Bi datang.
Christin pura-pura mengeluh karena Eun Bi selalu sibuk membimbing kapan Eun Bi bisa latihan. Eun Bi menjawab tak apa-apa. Ketika Eun Bi ke kamar mandi Christin menyembunyikan makanannya di bawah meja.
Eun Bi mulai latihan dengan Christin. Aaa.aaaa..aaaa
“Kencangkan perutmu!” perintah Christin. Eun Bi menyanyi kacau. “Kencangkan, kencangkan perutmu!” perintah Christin lagi. “Pakai otot perut!” kata Christin.
“Apa gunanya pakai otot perut?” tanya Eun Bi
“Setiap pagi kau ke kamar mandi kan ? juga BAB setiap pagi. Kamar mandi jongkok... jangan tanya2 jongkok saja!” sahut Christin.
“Kau tak menyangka akan sampai setinggi ini kan?” Christin menekan piano. A...a....a.... Christin mulai lagi dengan suara tinggi yang hehe ga bagus. Inilah gaya New York sambungnya. “Walaupun tak kelihatan tapi otot perutku sudah sekeras batu sekarang!” (haha isinya kan makanan melulu)
“Aku penasaran. Jadi ku tanya pada temanku yang penyanyi opera!” sahut Eun Bi. “Dia menyebut-nyebut diafragma!”
Christin : “Diafragma ? apa itu?” (buwahahaha)
Eun Bi bingung, “Ah kau dari New York. Itu diafragma ...”
“Mati ? Kau mau aku mati?” Tanya kristin. Tapat saat itu ponsel Christin berdering. Christin mengangkatnya dan bicara dengan seseorang.
Setelah selesai menelpon Christin menawarkan pada Eun Bi, “Kau mau latihan khusus?”
Christin mendandani Eun Bi kostum Sailormoon.
Christin : “Keberanian menghadapi publik, di New York semua aktor berlatih seperti ini. Ini tak hanya menghasilkan uang tapi juga mengembangkan mereka. Kau tak mau melakukannya?”
Eun Bi geleng-geleng. “Kalau kau tak mau melakukannya buat aku saja. Ayo buka. Aku belum pernah menggunakan kostum Sailormoon. Ini pita favoritku, ayo lepaskan!” Seru Christin.
Eun Bi terprovokasi ia juga ingin mengembangkan dirinya, akhirnya ia setuju. Lakukan yang terbaik saran Christin berlalu hendak meninggalkan Eun Bi sendirian. “Go Eun Bi berteriak!” Perintah Christin.
Eun Bi mulai manawarkan, “Es krim sekaligus pencuci mulut!” Eun Bi merasa canggung, ia tak bebas dengan pakaiannya. Christin kesal melihatnya. Ia memperagakan tarian menyuruh Eun Bi menari untuk menarik perhatian orang.
Eun Bi mengerti ia mulai terlihat lebih ekspresif.
Goo Jak mondar mandir memandang teleponnya. Seorang wanita masuk dan bertanya apa mereka belum datang. Goo jak menjawab sebentar lagi mereka pasti datang. Goo jak kesal kenapa mereka tak menghargai waktu.
“Paling tidak kita memerlukan 3 wanita dan 2 pria!” Seru si Wanita.
“2 pria sebentar lagi datang!” ucap Goo Jak. “Wanitanya hanya kau dan Seo Yeon!”
“Kurang satu wanita bagaimana ini?” si wanita cemas.
Goo jak mengatakan ada tapi ia tak yakin. Dia merusak mood ku menganggu sekali. Goo jak menelpon seseorang.
Christin terlelap di kursi di sebuah kios. Ponselnya berdering. Seorang pelayan membangunkannya. Christin segera menjawab panggilan ponselnya. Ternyata yang menelpon Christin adalah Goo jak.
Eun Bi makin atraktif menari dan banyak orang yang memperhatikannya. Eun Bi makin menikmati. Christin memberi kode pada Eun Bi kalau ia akan pergi sebentar dan meminta Eun Bi melanjutkannya.
Yang di panggil Goo jak akhirnya berkumpul termasuk Hong Jae Yi dan Christin. Goo jak mengucapkan terima kasih karena semua sudah hadir dan bergabung dalam tim spesial.
“Kau bilang apa? bukankah kau mengatakan kalau aku menolongmu disini kau akan berterima kasih kepada keluargaku sebanyak 3 generasi!” sahut salah satu pria.
“Hey, seriuslah jangan seperti orang mabuk!” ujar Goo jak.
Goo jak memperkenalkan Hong Jae Yi pada yang lain, komposer drama musical Dae Hak Ro.
“Yang benar saja dia bukan saja komposer Dae Hak Ro dia komposer kelas dunia!” Ucap Christin tersenyum-senyum. Jae Yi hanya tersenyum mendengarnya.
“Lulusan A Julliard New York. Pertunjukna pertama di Broadway komposer music Hey My Sunshine!"
"Guru!” ujar Christin malu-malu.“Apa?”tanya Jae Yi.
“Sudah lama aku ingin bertemu denganmu!” ujar Christin. “Aku tahu dari dulu kehidupan musikku akan berubah setelah bertemu denganmu!”
Jae Yi menjawab dengan santai kalau kedatangannya hanya untuk minum. Dia yang akan menulis lagu untuk kita. Jae Yi menunjuk salah satu pria berkaca mata selain dirinya. “Selamat berjuang Jung Hwan!”
Yang bernama Jung Hwan memberi hormat.
Christin kecawa, “Kalau begitu aku tak bisa bekerja sama denganmu. Guru aku jadi sedih, aku sangat ingin menyanyikan lagumu!”
Wanita disebelah Jae Yi (aku belum tahu namanya) bertanya pada Christin memangnya kau sedang mengerjakan project apa, dasar usil.
“Siapa kau?” tanya Christin Jutek. Goo jak menyesal sudah mengundang Christin
Christin mulai menceritakan kisahnya, “Ketika aku di New York ..”
“Hanya satu minggu!” sahut Goo jak.
Christin : “Aku sibuk belajar musical!”
Goo jak : “Mengunjungi dua sekolah musik!”
Christin : “Aku baru kembali ke Korea dan mengerjakan chorus (Paduan suara)!”
Goo jak : “Sebenarnya hanya segitu yang dia bisa!”
Christin ke Jae Yi : “Guru sesama New York kita harus sering ngobrol!”
“Siapa namamu?” tanya Jae Yi. Dengan pedenya Christin menjawab namanya adalah Christin.
“Sa Bok Ja!” ralat Goo Jak (yahhh nama sebenarnya Sa Bok Ja toh haha)
Sa Bok Ja merengek manja, Jae Yi tersenyum melihatnya.
Yoo jin berbincang dengan Seo Ra kyung. Ketika keduanya sedang berbincang Bae Kang Hee dan Han Sang Won masuk. Ra Kyung minta maaf sudah mengudang keduanya di jam sibuk.
Bae Kang Hee mengatakan ia mulai tak suka bekerja dengan Ra Kyung. Yoo jin dan Ra kyung berpandangan mendengar jawaban Bae Kang Hee.
“Perempuan yang menjadi lebih cantik karena di sayang pacarnya membuatku merasa tersisih!” sahut Bae Kang Hee sambil tersenyum. Lalu keempatnya tertawa bersama.
“Kau mengejekku?” tanya Sang Won pada Kang Hee (Sang Won ini suaminya kang Hee atau apa ya?)
“Kenapa suami dan pacar kedudukannya sama?” tanya Kang Hee.
Kang Hee kemudian bertanya untuk apa dirinya dipanggil. Yoo jin mengatakan ia ingin menjelaskan tentang strategi promosi lomba cipta musik.
Sang won : “strategi promosi?”Hadiahnya besar sahut Ra kyung dan kalian pendukung acara ini. Kebanyakan pecinta drama musical Dae Hok Ra akan ikut serta. Kita akan mengadakan audisi dan menyiarkannya di tv seperti Reality Show.
“Kau ingin menaikkan popularitas? Tanya Kang Hee. Yoo jin membenarkan audisi dan latihan akan disiarkan di televisi ini bagus untuk menaikan popularitas. Sang won memuji kalian memang ahlinya hal itu tak terpikirkan oleh kami. Maka dari itu Yoo Jin meminta penilaian audisi nanti harus objektif.
Yoo Jin meminta Kang Hee dan Sang Won fokus pada produksi dan musik. Sang Won merasa skrip-nya harus dirubah aktor-aktornya dari dia. Siapa yang akan menjadi juri musiknya?
“Siapa yang terbaik di bidang itu?” tanya Yoo Jin. Sang won memandang Kang Hee.
Kang Hee : “Terbaik? ada!”Sa Bok Ja alias Christin sudah mabuk berat. Ia merangkul lengan Jae Yi. Jae Yi meminta supaya bicara lagi besok tapi Bok Ja terus menempel di lengan Jae Yi.
Jae Yi meminta tolong pada Goo jak. Minta tolong apa sahut Goo jak kalau sudah mabuk tak ada yang bisa menghentikannya. Coba perhatikan baik-baik sebenarnya dia cukup menarik. Semoga beruntung. Aku pergi.
Jae Yi meminta ponsel Bok Ja. Bok Ja senang mengira Jae yi meminta nomor hapenya. Bok Ja menyerahkna ponselnya.
Jae Yi mengatakan Bok Ja jangan kepe-dean ia tak menginginkan nomor ponsel Bok Ja. Jae Yi mencari nomor telepon yang bisa dihubungi. Ternyata yang dihubungi nomor ponsel Eun Bi.
Eun Bi menjawab ponselnya, “Kau dimana?”
Tapi yang menjawab adalah suara pria. Eun Bi melihat pnselnya memastikan siapa yang menelponnya. Benar Christin tapi kenapa suaranya pria. Eun Bi tanya kenapa bisa menelpon di hape gurunya. Jae Yi menjawab kalau pemilik ponselnya sedang mabuk.
Sa Bok Ja mulai terjatuh ke lantai tapi tetap memegang erat Jae Yi. Lebih tepatnya memengang erat kakai Jae Yi. “Apa yang kau lakukan, jangan menarik celanaku!” seru Jae Yi haha
Akhirnya Jae Yi membawa Bok Ja ke rumahnya (huwaaa di gendong segala haha) Jae Yi membaringkan Bok Ja di sofa, ia terus menelpon Eun Bi.
Eun Bi dengan langkah setengah berlari mendengarkan instruksi Jae Yi kemana ia harus pergi. Eun Bi naik taksi.
Eun Bi sampai di rumah Jae Yi dan segera mengetuk pintu. Jae Yi membuka pintu dan bertanya apa kau yang bicara ditelepon tadi. Eun Bi mengangguk. Jae Yi menyuruh Eun Bi masuk.
Eun Bi langsung mengampiri Sa Bok Ja, “Guru. Guru cepat bangun!” Tapi Bok Ja tak juga bangun. Jae Yi tersenyum melihatnya. Eun Bi jadi serba salah.
Eun Bi mengatakan kalau Bok Ja dari New York, “Ku pikir ia akan mengerti kalau aku bicara dalam bahasa inggris!”
Eun Bi membangunkan Bok Ja menggunakan bahasa inggris, “Wake up. Wake up!” Dan itu membuat Jae Yi tertawa.
Eun Bi menatap heran, kenapa ?
Jae Yi : “Apa dia gurumu?”
Eun Bi : “Dia mengajariku seni musik!”
Jae Yi : “Kau artis musik?”
Eun Bi tersenyum, “Tidak juga. Aku belum jadi artis. Tapi dimasa depan aku akan jadi artis!”
Jae Yi menyadari sesuatu, “Apa kita pernah bertemu sebelumnya?” Eun Bi mamandang Jae Yi dan mengatakan kalau ia tak yakin. Eun Bi terus berusaha membangunkan Sa Bok Ja.
Jae Yi berjalan ke arah pianonya dan mulai memainkan beberapa not, “Apa kau mau menyanyi?”
Eun Bi : “Aku?”
Jae Yi : “Ya. Mungkin dengan mendengar suaramu aku bisa mendapat inspirasi!”
Jae Yi menyerahkan lagu yang belum ada syairnya.
Eun Bi : “Tak ada liriknya!”
Jae Yi : “Kau menyanyi la la la atau kau karang sendiri liriknya!”
Lirikku sendiri ? Eun Bi berfikir.
Jae Yi meminta Eun Bi menyanyi cerita saat bertemu dengan Sa Bok Ja. Kau pasti bisa. Jae yi mulai memainkan pianonya dan Eun Bi menyanyi dengan lirik ceritanya.
Aku datang dari jauh karena aku ingin bernyanyi (Jae Yi memuji Eun Bi yang pandai membaca not musik)
Setahun meninggalkan kuliah. 365 hari. 8760 jam berlalu begitu saja
80 audisi dan belum pernah lulus
Di nada tinggi, suaraku pecah ( Jae Yi tersenyum mendengarnya)
Gagal dan gagal lagi audisi. 80 kali. Masa cuti kuliahku tinggal 2 minggu
Ya aku telah memutuskan aku berdandan seperti pria dan ikut audisi
Saat itulah aku bertemu guruku
Bagus juga puji Jae Yi. sekali lagi!
Ceritanya sudah selesai kata Eun Bi. Tapi Jae Yi terus memainkan pianonya. Eun Bi berfikir lirik apa lagi yang akan ia nyanyikan. Dan... Eun Bi pun mulai bernyanyi lagi.
Setahun yang lalu seseorang menyuruhku berhenti menyanyi
Dia bilang namanya Hong Jae Yi atau apalah (disini Hong Jae Yi mulai kaget kenapa namanya di sebut)
Seorang pemabuk yang levelnya jauh dibandingkan Hong Jae Yi
Ketika itulah aku cuti kuliah dan mengikuti audisi
Saat itulah aku terjun di dunia musical
Jae Yi berhenti memainkan pianonya dan berusaha mengingat sesuatu, “Tunggu sebentar. Kau.... di Sungai Han? Gadis itu?”
Eun Bi pun teringat, “Kau?”
< Episode 1 Part 1 Episode 2 Part 1 >
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...