Sunday 23 October 2011

The Musical Episode 2 Part 2


Sang Won : “Kau bilang namamu Go Eun Bi!”
Eun Bi : “Ya.”
Sang Won : “Kau kan yang waktu audisi menyamar sebagai pria. Dulu kau menipu dengan menjadi pria. Sekarang kau membuang kesempatan emas dengan tidak menjaga baik2 dirimu. Lalu kau tetap meminta kesempatan? Sebenarnya aku tak perlu memberitahumu ini. UNTUK MENJADI PROFESIONAL KAU HARUS BISA MENGATUR DIRIMU SENDIRI. Maaf tapi sudah cukup kesempatanku untukmu!”
Sang Won keluar dari ruangan dikuti pria penata musiknya. Eun Bi terdiam tertunduk sedih.


Ternyata Bae Kang Hee melihat semua itu dari kamera yang terpasang di sana.
Sang Won masuk dan melihat Kang Hee akan pergi. Kang Hee mengatakan ia akan pergi ke suatu tempat. Sang Won mengijinkannya.


Eun Bi pulang naik bis. Di dalam bis ia menangis memukul-mukul kepalanya sendiri menyesali perbuatannya.


Jae Yi membuka pintu dengan senyum, “Bagaimana hasilnya?” tapi senyum itu berubah menjadi biasa2 saja ketika ia tahu yang datang bukan Eun Bi melainkan Kang Hee.


Kang Hee tersenyum berjalan maju dan mengecup Jae Yi, “Lama tak bertemu!” seru Kang Hee langsung masuk ke rumah Jae Yi. Jae Yi masih diam mematung, ia berusaha menguasai dirinya.


Kang Hee tanya apa Jae Yi sedang menunggu seseorang. Jae Yi hanya mengatakan bukankah Kang Hee sudah tahu dari Sang Won.
Jae Yi : “Dia sudah ikut audisi hari ini, kupikir kau datang untuk melaporkannya!”
Begitulah? ujar Kang Hee.
Jae Yi : “Dia mengingatkanku pada banyak hal. Seperti waktu pertama kali aku bertemu denganmu. Kenangannya mungkin sama tapi warnanya berbeda atau bisa disebut energinya sama tetapi warnanya berbeda!”

Jae Yi berbalik badan akan menghidangkan minuman tapi Kang Hee dengan cepat maju ke arah Jae Yi. Spontan Jae Yi langsung mundur.
Jae Yi langsung meminumkan minuman yang dibuatnya pada Kang Hee. Sambil tersenyum Kang hee mengatakan kalau rasanya enak.


Eun Bi turun dari bis langkahnya lemas. Eun Bi berjalan melewati jembatan penyebrangan sambil sesekali mengusap ai rmatanya.


Kang Hee berpendapat kalau alasan Jae Yi keluar dari dunia musical adalah karena dirinya maka dari itu kalau mau terjun lagi ke dunia musik Jae Yi harus memulai itu darinya.
Jae Yi : “Aku tak pernah berfikir akan ...”
“Orang itu namanya Yoo Jin!” potong Kang Hee. “Beberapa tahun ini dia menjadi investor bisnis musik kami!”


Eun Bi sampai di rumah Jae Yi. Ia melihat ada mobil yang terparkir di sana. Eun Bi mengamati mobil itu dan melihat ada agenda yang bertuliskan nama Bae Kang Hee.
Tepat saat itu Kang Hee keluar dari rumah Jae Yi. Eun Bi langsung sembunyi.


Kang Hee berpamitan dan sikap pamitannya ini wow mesra hehe. Kang Hee mengatakan kalau acaranya malam ini dan berharap Jae Yi datang.
Jae Yi : “Aku harus datang kalau kau yang mengundang... tapi.... jangan terlalu mengharapkan!”
Kang Hee tersenyum dan dengan cepatnya ia mencium pipi Jae Yi. Eun Bi melihatnya.
Jae Yi merasa dari tadi ada yang memperhatikanya. Ia mencari sekeliling tapi tak menemukan siapapun.

Sa Bok Ja panik menunggu Eun Bi di rumah, “Aku bisa gila. Kenapa dia belum pulang?”
Ketika Eun Bi sampai rumah Bok Ja langsung menghampiri dan bertanya bagaimana? Tapi Eun Bi tak menjawab.

Bok Ja terus mengikuti Eun Bi ingin tahu hasilnya. Eun Bi menjatuhkan dirinya ke tempat tidur. Ponselnya berdering, Eun Bi mengangkat dan mengatakan kalau tenggorokannya sakit dia tak bisa bersuara.


Dan ternyata yang menelpon itu ayahnya.


Jae Yi keluar rumah dan diluar sana Kang Hee sudah menunggunya sambil tersenyum. Kang Hee ternyata menjemput Jae Yi.


Eun Bi berdiri mematung di depan kereta. Ia memandangi ponselnya, ia mendapat sms dari Jae Yi agar menghubungi Jae Yi. Eun Bi berniat menelpon tapi ia mengurungkan niatnya dan masuk ke dalam kerata.


Kang Hee mambawa Jae Yi menemui Yoo Jin. Kang Hee memperkenalkan keduanya. Yoo Jin menyerahkan kartu namanya pada Jae Yi.


Eun Bi sampai di stasiun tujuan Dongdaegu Station. Eun Bi mengingat kata-kata ayahnya ketika di telepon.
Suara Ayah Eun Bi : “Kau pergi ke Seoul untuk kuliah. Kalau kau tidak kuliah tak ada gunanya lagi kau disana. Kau tahu sudah berapa banyak kau ingkar janji padaku. Pulang sekarang!”


Jae Yi merasa bosan dengan pertemuan itu. Ia mengunggu kabar dari Eun Bi. Kang Hee mengatakan pada Yoo Jin 3 judul lagu yang Yoo Jin suka itu adalah karangan Hong Jae Yi. “Baru-baru ini dia menulis ‘Love Love’!” kata Kang Hee tertawa. “Bagaimana bisa Hong Jae Yi menulis lagu itu?”
Yoo Jin tersenyum, “Harusnya kau bertemu dengannya dulu!”
Kang Hee : “Seandainya dia tidak ke New York. Seandainya dia tetap di dunia musik. Waktu kau masuk ke dunia musik ini kau pasti akan mencari Hong Jae Yi bukan aku!”
Yoo Jin : “Aku tak tahu, sampai sekarang di Korea penyanyi lebih dihargai dari pada komposer!”
Keng Hee berharap Yoo Jin dan Jae Yi bisa bekerjasama.


Eun Bi sampai di rumah ayahnya, “Kau bilang musical. Kenapa kau melakukan hal yang sia-sia. Para gadis di panggung bukankah mereka hanya melepaskan bajunya dan berkeliling panggung? Seperti itukan? Kau ingat bagaimana kau bisa masuk kuliah? Kenapa kau memilih jurusan itu?”
Nenek Eun Bi datang membawakan buah.
“Menjadi dokter!” jawab Eun Bi.
Ayah Eun Bi : “Benar. Kenapa kau mau menjadi dokter?”
Eun Bi menjelaskan pada Ayahnya kalau drama musical bukan berkeliling panggung tak berpakaian bahkan di Dae Gu ada festival drama musical.
“Jawab pertanyaanku!” bentak Ayah Eun Bi.


Yoo Jin mengatakan kalau standar penonton sudah berubah sudah banyak orang yang menonton drama musical Broadway di televisi dan juga banyak yang pergi ke Broadway untuk menyaksikan secara langsung.
Menurut Yoo Jin lagu2 impor sangat digemari dan ia menyangsikan apa bisa komposer Korea menandinginya. Yoo Jin melirik ke arah Jae Yi.
Kang Hee membela kalau penonton Korea banyak yang menonton pertunjukan Korea. Yoo Jin menambahkan kalau mereka itu menonton pertunjukan di teater kecil bukan karena musiknya, tapi karena cerita lucunya dan artis cantiknya.
Yoo Jin juga mengatakan bukan berarti ia tak menghargai kreatifitas musik lokal tapi penonton yang memang kurang menghargainya. Kualitasnya belum mencapai musik impor. “Kalau mau berinvestasi, siapa yang berinvestasi kesana?”


Jae Yi yang dari tadi hanya diam ikut bicara, “Jadi semua ini tentang uang?”
Jae Yi tak menyangka kalau ujung dari pembicaraan ini adalah uang. Jae Yi tertawa dan memberi tahu Yoo Jin kalau dirinya adalah komposer yang mahal.
Yoo Jin ke jae Yi : “Kudengar kau tak lagi bermain musik!”
Kang Hee : apa? Benarkah?
Jae Yi ke Yoo Jin : “Kau benar2 menyukai uang?”
Yoo Jin : “Aku bertanggung jawab atas uang!”
Jae Yi mengerti dan berkata kalau musik Korea bisa menghasilkan uang yang banyak, apa Yoo Jin bersedia untuk berinvestasi.
Yoo jin : “Semua orang menginginkan ‘home runs’ tapi ‘home runs’ hanya harapan!”
Jae Yi tanya lalu kenapa Yoo Jin membuat iklan lomba musik Korea. Yoo Jin menjawab kalau itu adalah pilihan yang ditawarkan rekan bisnisnya, Bae Kang Hee dan Han Sang Won. Tidak buruk untuk promosi.
“Jadi kau berharap akan mendapat lagu yang bagus?” tanya Jae Yi. Yoo Jin tak menjawab ia hanya mengatakan apakah Jae Yi mau menambah minumannya.
Jae Yi tersenyum dan berkata kalau Yoo Jin itu orang sangat membosankan, “Bukankah begitu Kang Hee?”
Kang Hee tertawa : “Tidak. Dia sangat menarik walaupun dia berbeda denganmu!”


“Janjimu setahun dengan nenek sudah lewat!” kata ayah. “Dan mengenai kebohonganmu, selama kau kembali ke kampus aku akan melupakannya!”
Eun Bi : “Aku ingin melakukannya!” (main di drama musical)
Ayah : Eun Bi?
Eun Bi : “Aku sangat... sangat ingin terjun ke dunia drama musical. Ayah tak akan mngerti!”
“Kenapa aku harus mengerti!” bentak Ayah. Nenek memandangi kedua orang ini. Mata Eun Bi mulai berkaca-kaca, “Seandainya ibu ada disini.. dia akan mengerti..”
Nenek menghampiri Eun Bi dan duduk di sampingnya


Eun Bi : “Aku masih ingat ibu selalu menyanyi untuk menghiburku. Walau dia tak pernah melakukannya dihadapan ayah dan nenek. Tapi ketika dia bersamaku dia menyanyi sambil menggenggam tanganku!”
Nenek meminta Eub Bi jangan bicara lagi.
Ayah masih marah, “Apa kau puas pada pencapaianmu? Sakit tenggorokan, wajah muram dan menjadi mahasiswa abadi. Kau selalu rangking pertama tapi kau tak pernah lulus audisi menyanyi. Apa kau suka menunujukan kelemahanmu pada orang lain?”
“Ketika kau berumur 15 tahun kau mengatakan mau menjadi dokter tapi kau jadi seperti ini. Kau bilang ingin mengobati sendiri penyakit nenekmu!” sambung Ayah.
Nenek membela Eun Bi dengan mengatakan waktu itu usia Eun Bi masih muda.
Ayah : “Satu tahun sudah cukup. Sudah cukup bagimu untuk belajar, tidak semua cita2 bisa tercapai!”


Ayah lalu pergi meninggalkan Eun Bi yang masih duduk ditemani nenek. Nenek meminta Eun Bi harus mamahami dengan baik. Eun Bi mulai menitikan air mata, nenek... Nenek memeluk Eun Bi.


Goo Jak menemui Jae Yi. Ia mengatakan kalau ia akan tetap ikut dalam kompetisi cipta musik dan Jae Yi harus membantunya.
Goo Jak : “Dalam kompetisi yang diselenggarakan oleh Amour Found. Musikmu dan kreasiku akan lebih dahsyat dari pada lagumu itu!”
Jae Yi setuju, baiklah!
Goo Jak tak percaya, baiklah?
Jae Yi mengatakan ada syaratnya.
Goo Jak : “Syarat? aku tak seperti orang yang menyebalkan itu. Akan kuberikan kau royalti. Dari hasil kerja ini kau akan makmur seumur hidup!”


Jae Yi meminta jangan mencantumkan namanya. Goo Jak setuju dan bertanya kenapa, ia ingin tahu.
Goo Jak : “Namamu akan membuat karya kita menang!”
Jae Yi tersenyum, “Itu syaratku!”
Goo Jak : “Apa maksudmu? Kenapa? Apa karena Kang Hee?”
Jae Yi : “Tidak. Akan terjadi sesuatu yang sangat menarik!”
Jae Yi merekomendasikan seseorang untuk Goo Jak. Goo Jak tanya apa dia bintang di televisi. Jae Yi menjawab kalau dia pendatang baru.
Goo Jak senang padahal niatnya hanya coba2 tapi Jae Yi menyetujui ikut membantunya. Goo Jak penasaran siapa pendatang baru rekomendasi dari Jae Yi. “Dia sudah istirahat selama satu tahun siapa yang membakar semangatnya? Akukah?”


Di sebuah tempat kelompok musik Goo Jak berkumpul, ada Bok Ja di sana. Mereka tengah berlatih menyanyi. Jae Yi datang mencari Eun Bi tapi ia tak menemukannya.


Jae Yi merenung duduk di kereta dan kata-kata Sa Bok Ja pun terngiang di telinganya.
“Dia dipanggil ayahnya. Dia benar2 menyesal sudah mengacaukan audisi yang kau usahakan. Jadi dia berhenti bermimpi tentang musik. Dia akan meneruskan kuliahnya!”



Eun Bi mendapat kabar kalau Jae Yi sudah sampai di Stasiun Dae Gu. Eun Bi langsung menemui gurunya. Ketika bertemu keduanya tersenyum.


Keduanya jalan2. Eun Bi tanya bagaimana bisa Jae Yi sampai ke tempatnya. Jae Yi mengatakan naik kerata. Eun Bi tersenyum.
Jae Yi akan memeriksa tenggorokan Eun Bi, sakitkah?
Eun Bi menggeleng dan mengatakan kalau ia sudah memeriksakannya ke rumah sakit.
Eun Bi minta maaf. Jae Yi sudah mengira kalau itu semua akan terjadi, “Aku tahu kalau kau akan terus berlatih sampai larut malam!”
Eun Bi : “Aku bodoh sekali!”


Jae Yi : “Karena semangat disini (menunjuk ke hati) kau lupa disini (menunjuk otak) Kau pandai dibanyak hal tapi bodoh dalam satu hal!”
Eun Bi menyadari kalau ia bodoh di bidang musik.
Jae Yi : “Kau mau melakukan kebodohan denganku?”
Eun Bi terkejut, apa?


Keduanya duduk di taman dekat klenteng. Jae Yi mengungkapkan alasan kenapa Eun Bi selalu gagal audisi. Eun Bi tak pernah dilatih untuk membuat kesan yang hebat dalam waktu singkat. Dengan latihan itu bisa diperbaiki. Bernyanyi tanpa suara palsu itu bagus. Hanya bisa dilakukan oleh orang yang ... mendapat anugrah Tuhan.


“Akan kubuatkan lagu yang cocok untuk suaramu!” kata jae Yi. Eun Bi memandang terkejut. Kenapa tanya Jae Yi.
“Pikiran dan hati. Aku sudah lama tak merasakan hal ini!” sahut Jae Yi.
Eun Bi : “Guru aku...”
Jae Yi mengatakan ia sudah mendengar dari Bok ja tentang Ayah Eun Bi.
Jae Yi berdiri dan memandang Eun Bi, “Dari pikiran atau dari hatimu kau yang memutuskan!” Eun Bi bingung mana yang harus ia pilih dan ia putuskan.


Eun Bi berdiri mematung di depan rumah ayahnya dan teringat kata2 Jae Yi, “Kalau kau terus menyanyi aku akan ikut, kalau tidak aku juga tidak. Buatlah keputusan. Kalau kau ingin disambar petir aku pun begitu!”


Jae Yi duduk di stasiun menunggu Eun Bi.


Yoo Jin tengah bersama Ra Kyung. Yoo Jin melihat kalau Ra Kyung sepertinya kelelahan.
“Kalau memang lelah kita bicara besok saja!” kata Yoo Jin. Tapi Ra Kyung mengatakan dirinya tak apa-apa.
“Apa karena peluncuran lomba musik itu? Kau sudah memutuskan berapa anggarannya?” Tanya Ra Kyung. Yoo jin mengatakan kalau masalah anggaran bisa diatur.
Ra Kyung berpendapat kalau ia perlu tahu berapa anggarannya supaya bisa memilih perusahaan musik mana yang sesuai.


Ayah Eun Bi masuk ke kamar Eun Bi dan melihat putrinya tengah beres2. Ayah tanya apa Eun Bi sudah memutuskan.
Eun Bi tersenyum dan mengatakan kalau ia akan berhasil. Eun Bi juga mengatakan kalau ia bertemu dengan guru yang hebat.
“Hanya karena satu hal kau membuang hal yang lain!” sahut Ayah. “Jangan meminta maafku lagi!”
Eun Bi : “Tidak ayah. Aku tidak menyia-nyiakan yang lain!”
Ayah marah, “Kau sudah melakukannya. Jangan temui aku lagi sampai kau keluar dari musik dan kembali ke kampus!”


Ra Kyung merasa kalau dirinya sangat sensitif hari ini. Yoo Jin mengajak Ra Kyung keluar. Ra kyung tanya kemana.
Yoo Jin mengajak Ra Kyung makan di luar. Yoo Jin membungkuskan daging dan menyuapi Ra Kyung.
Yoo Jin : “Kau belum makan seharian kan?”
Ra Kyung mengangguk. Yoo Jin tahu kalau Ra Kyung lapar. Ra kyung tanya dari mana Yoo Jin tahu.
Yoo Jin : “Kau si kurus yang jadi sensitif kalau sedang lapar!”
Ra Kyung tersipu, Yoo Jin tersenyum.


Jae Yi memandang dua tiket keretanya ia akan pulang ke Seoul. Ia bersiap masuk dan melihat sekeliling mencari Eun Bi. Jae Yi masuk dan pintu kereta pun tertutup.
Kereta berjalan menuju Seoul. Jae Yi masuk ke gerbongnya ia mencari tempat duduk.


Ketika ia akan segera duduk Jae Yi terkejut melihat Eun Bi masuk dari pintu gerbong lain. Keduanya tersenyum.


Yoo Jin dan Ra Kyung berjalan menyusuri malam. Ra Kyung mengaitkan lengannya ke lengan Yoo Jin. Ra Kyung minta maaf karena ia sudah bersikap kasar. Ra Kyung merasa malu. Ra kyung menyandarkan kepalanya ke bahu Yoo Jin.


Di dalam kerata Eun Bi menyampaikan kalau neneknya mengijinkannya pergi, “Dia tak ingin aku menyesal dikemudian hari.” Jae Yi tersenyum mendengarnya.
Eun Bi : “Nenekku dia...”



Tiba2 Jae Yi mencium pipi Eun Bi. Eun Bi terkejut. Jae Yi hanya memasang wajah tersenyum bahagianya.


Di tempat lain pun Ra Kyung mengecup kening Yoo Jin dan Yoo Jin pun mengecupnya lembut.


Eun Bi masih memandang gurunya yang tiba2 mencium pipinya. Jae Yi tersenyum dan memajukan wajahnya ke wajah Eun Bi.
Eun Bi panik. Spontan Eun Bi menutup mulut dengan kedua tangannya.


Dan Jae Yi pun mengecup tangan Eun Bi yang menutupi mulutnya dan lagiiiii.... huwaaaaa..


Ending yang Sweet untuk episode 2. hehehe....

< Episode 2 Part 1                                                        Episode 3 Part 1 >

No comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.