Thursday 18 October 2012

Sinopsis Ohlala Couple Episode 1

Hahaha kenapa tiba-tiba pengen merecaps ini. disela-sela saya menulis May Queen saya memutuskan untuk merecaps drama ini juga. Jujur nonton episode 1 langsung suka. Drama dengan konflik rumah tangga dimainkan oleh aktor n aktris senior Wow... kayak apa sih yuk kita baca bersama.


Title: 울랄라 부부 / Wool La La Bubu
Also known as: Ohlala Couple
Genre: Romance, comedy, family
Episodes: 16
Broadcast network: KBS2
Broadcast period: 2012-Oct-01 to 2012-Nov-20
Air time: Monday & Tuesday 21:55

Main Cast
Kim Jung Eun as Na Yeo Ok
Shin Hyun Joon as Go Soo Nam
Han Jae Suk as Jang Hyun Woo
Han Chae Ah as Victoria Kim
Byun Hee Bong as matchmaker of fate
Narsha as goddess of love

Soo Nam and Yeo Ok's family
Jung Jae Soon as Park Bong Sook
Hyun Jyu Ni as Go Il Ran
Uhm Do Hyun (엄도현) as Go Ki Chan

Hotel people
Kim Myung Gook as Han Man Soo
Song Young Kyu as Kang Jin Goo
Robert Holley (로버트 할리) as John

Other people
Choi Sung Gook as Lee Baek Ho
Ryu Shi Hyun as Na Ae Sook
Cameo Episode 1 Nam Gyu Ri as Bae Jung Ah
Di tahun 1930-an (kayaknya haha ga tahu pasti) Ok settingan awal episode 1 ini sepertinya mengambil setting drama Gaksital haha. Aroma gaksital lumayan kental disini. Seorang geisha bernama Sayuri tengah menari di depan tamu-tamu dan membuat si tamu terpesona terhadap kecantikannya (saya ga lanjut nonton gaksital, sebutan untuk bos ini apa ya)
Di tempat lain seorang reporter tengah mengawasi jalanan malam dari lantai atas.
Sebagai seorang penghibur Sayuri berusaha sebaik mungkin menyenangkan tamu-tamunya. Dan si pria ini sangat terpukau oleh kecantikan Sayuri (Sepertinya Sayuri sengaja deketin gitu buat nyari informasi) Sayuri bertanya dalam bahasa Jepang seperti apa Raja Muda sekarang. Pria itu dan ajudan-ajudannya terkejut.
Sayuri sudah berganti pakaian dan mengetuk pintu sebuah kamar. Pintu terbuka si reporter yang membukakannya. Sayuri menyampaikan sebuah pesan, sepertinya pesan rahasia. ‘Stasiun Namdaemoon jam 5 sore’ And then Si reporter pun mencium Sayuri (Sepertinya keduanya menjalankan sebuah rencana)
Di jalanan terjadi keramaian, si reporter memberikan sesuatu pada temannya.
Kemudian seorang keluar dan disamput oleh banyak orang (sepertinya ini sang rajanya atau apalah ga tahu) Si reporter pun langsung membidikkan kamera. Ia kemudian melihat situasi apa dirasa cukup aman, ia memberi tanda anggukkan kepada temannya.
Teman si reporter langsung membuka bungkusan yang ia terima dari reporter. Sebuah granat. Ia melepas pemantik dan melemparnya ke atas tepat melewati mobil.
Granat itu jatuh dan bdar.... terdengarlah suara ledakan membuat kereta dan beberapa orang terpelanting.
Sayuri berada di ruangan tengah berganti pakaian. Tiba-tiba ada yang masuk. Sepertinya ini salah satu ajudan atau apa kek ga tahu lah. Sayuri mohon ijin ia akan berpakaian terlebih dahulu.
Sayuri di kamar sendirian. Entah apa yang dipikirkannya. Ia membuka secarik kertas. Sebuah surat dari Si reporter.

‘Kita berada di tempat dan waktu yang salah. Tapi pada saat yang sama aku ingin meninggalkan dunia ini bersamamu. Di kehidupan selanjutnya, mari kita bersatu lagi menjadi suami istri yang bahagia selama-lamanya.’

Sayuri menitikan air mata membaca surat tersebut (sepertinya Sayuri mengira kalau Si reporter tewas dalam ledakan tersebut)
Tapi Sang reporter selamat, ia berlari ke arah kediaman Sayuri. Tapi disana Sayuri sudah tak sadarkan diri, tak bernyawa. Ia bunuh diri.

Hmmm... rada ga ngerti apa maksud dari scene pertama ini dan karena saya ga lanjut nonton Gaksital jadi ga begitu paham, ini siapa, ini siapa. Kalau tebakanku ni si reporter ini asli orang Korea Dan Sayuri sebagai Geisha memberikan informasi rahasia. Bingung, sama. Kita lihat episode selanjutnya. Tapi yang pasti tokoh yang ada di jaman ini akan ada juga di jaman modern nanti.

Ok sekarang kita memasuki jaman modern 2012.
Pagi hari disalah satu rumah, Go Soo Nam (yang tadinya jadi reporter) belum bangun dari tidurnya padahal suara ayam berkokok dari jam wekernya terus bersuara. Ia mematikan suara jam weker dan melanjutkan tidur. Pintu kamar terbuka, istrinya Na Yoe Ok (yang jadi geisha dijaman dulu) melongok di pintu membangunkannya. Tapi Soo Nam malas bangun, ia menggeliat dan tidur lagi.

Dengan celemek menempel di badan Yeo Ok masuk lagi ke kamar dan berkata kalau suaminya sudah kesiangan dan jangan membuatnya repot harus membangunkan suaminya setiap hari. Sudah bisa ditebak kalau Yeo Ok setiap pagi sangat sibuk menyiapkan segala keperluan sarapan.

Yeon Ok menarik selimut suaminya dan berpesan jangan lupa merapikan tempat tidur sebelum keluar dari kamar. Tapi Soo Nam menolak istrinya saja yang merapikan. Yeo Ok protes masa merapikan tempat tidur saja tidak bisa.
Soo Nam kesal karena pagi-pagi istrinya sudah bawel, “Diam. Kau juga tidur disini. Ini pekerjaan ibu rumah tangga. pekerjaan seorang istri di rumah. Suami bekerja di luar mencari nafkah.” Kata Soo Nam kemudian keluar kamar.
Yeo Ok kesal dan menirukan ucapan suaminya, “Diam. Kau juga tidur disini.”

Yeo Ok pun merapikan tempat tidur tentu saja dengan mulut yang terus ngedumel, “Dasar suami culas, dia pikir dia siapa? Aku pun tak akan peduli kalau dia diambil orang. Cuma menang tampang aja. Salah siapa kalau dulu aku suka padanya karena tampangnya? Salah siapa coba?” (hmmm jadi yang naksir duluan si Yeo Ok)
Yeo Ok tergesa-gesa ia harus menyiapkan sarapan. Ibu mertuanya bertanya apa Yeo Ok melihat bajunya. Yeo Ok bilang kalau baju ibu sebentar lagi diantar oleh pihak binatu. Ibu merengut seharusnya menantunya ini mencuci sendiri.

Ok dan sepertinya inilah keseharian Yeo Ok. Selalu sibuk di dapur terutama pagi ia harus menyiapkan sarapan untuk suami, ibu mertua, adik ipar dan putranya.
Putranya Ki Chan bertanya dimana sepatunya. Yeo Ok menjawab kalau sepatunya ada di teras.

Yeo Ok meminta bantuan adik iparnya, Il Ran agar membantu menyiapkan makanan di meja makan. Tapi Il Ran yang tengah minum jus menolak dan berkata kalau ia sudah terlambat.
Tiba-tiba terdengar teriakan Soo Nam memanaggilnya. Sambil membawa sarapan yang dibuat ia akan ke kamar tapi Ki Chan mencegat dan berkata kalau sepatunya belum kering. Yeo Ok kesal bukankah kemarin ia sudah menyuruh putranya untuk menjemur sepatu itu.
Yeo Ok ke kamar dan bertanya ada apa Soo Nam memanggilnya. Soo Nam langsung marah-marah, “Kau ini bodoh atau apa? Kenapa belum mengerti juga?”

Yeo Ok tak mengerti kenapa suaminya bicara kasar, apa tak ada kata yang lebih baik untuk diucapkan. Soo Nam mengingatkan bukankah ia sudah bilang jangan pernah menyentuh dompetnya.

Yeo Ok baru mengerti apa Soo Nam menuduh ia mencuri uang. Soo Nam bilang kalau ia kehilangan 10rb won, ia menuduh istrinya yang mengambil.
“Go Soo Nam, kita sudah 12 tahun menikah. Aku tak berharap kau bersikap ramah padaku. Tapi bisakah kau lebih manusiawi?”

Yeo Ok akan keluar kamar, tapi ia berbalik lagi dan mengatakan kalau ia tak mengambil uang yang ada di dompet suaminya jadi ia berharap agar Soo Nam mengingat-ingat lagi.

Soo Nam membentak kalau tak ada yang berani menyentuh dompet miliknya kecuali Yeo Ok.
Yeo Ok menyiapkan sarapan. Il Ran bertanya apa kakak iparnya melihat arloji miliknya. Yeo Ok menjawab tidak dengan ketus. Il Ran bertanya apa kakak iparnya masih marah karena ia tak membantu menyiapkan makanan di meja. Yeo Ok membenarkan ia marah tak bisakah Il Ran membantunya menyiapkan sarapan, memangnya ia pembantu menyiapkan ini sendiri.
Ki Chan datang bertanya pada ibunya apa bisa sepatu basahnya dikeringkan menggunakan pengering rambut. Yeo Ok menyuruh putranya mengerjakan sendiri. Tapi Ki Chan tak bisa karena ia harus membereskan ranselnya. Yeo Ok sudah kesal apa Ki Chan tak melihat kalau ia sedang menyiapkan sarapan. “Keringkan sendiri atau pakai sepatumu apa adanya!”
Ibu datang terpogoh-pogoh dan berkata kalau mereka harus segera ke binatu mengambil bajunya. Yeo Ok yang sudah lelah dengan ocehan mereka berkata apa mereka pikir tubuhnya ini lebih dari satu dan bisa melakukan semua pekerjaan sekaligus.
Soo Nam yang masih belum ingat dimana uang 10rb won-nya kembali marah pada istrinya, bukankah Yeo Ok itu mengerti dirinya.
Kesabaran Yeo Ok sudah habis, ia membentak. “Hey Go Soo Nam, aku berhenti.” Yeo Ok mematikan kompor dan akan pergi. Soo Nam menariknya dan bertanya apa yang akan dilakukan istrinya. “Aku mau mogok!” sahut Yeo Ok.
Mereka terkejut apa maksudnya mogok. Soo Nam menilai istrinya sudah gila mana ada istri yang mogok kerja. Karena sudah kesal Yeo Ok membenarkan kalau ia memang sudah gila. Ia menatap seluruh anggota keluarga, “Mereka mau aku membereskan semua pekerjaan mereka. Bagaimana aku tidak gila?”
“Dan kau!” kata Yeo Ok sambil menatap suaminya, “Apa kau pikir aku ini ibu rumah tangga jaman dulu? Kau memperlakukanku seperti pencuri hanya karena 10rb won mu hilang? Apa kau pikir itu sikap seorang suami? Apa kau masih ingin aku menyiapkan sarapan? Siapa bilang ibu rumah tangga tak boleh mogok? Siapa bilang? Aku ingin diperlakukan selayaknya seorang istri, menatu, ibu, dan kakak ipar.”

Yeo Ok melepas celemeknya ia sudah mengambil keputusan kalau ia akan mogok melakukan pekerjaan rumah tangga. Yeo Ok meninggalkan semuanya tak mempedulikan mereka yang memanggilnya.
Yobo mana uang 10rb won-ku.
Ibu sepatuku...
Bajuku....
Hahaha.
Di sebuah hotel berbintang, namanya hotel ELVIN. Seorang Nyonya turun dari mobilnya. Ia langsung ke meja resepsionis dan sang resepsionis cantik bernama Victoria Kim menyapanya apa Nyonya ini sudah memesan tempat sebelumnya. Nyonya itu mengenalkan namanya, Han Mal Sook. Ia ingin dipanggilkan Manager Go Soo Nam. Victoria mengerti, ia meminta Ny Han menunggu sebentar.
Victoria mengecek didaftar tamu dan ternyata Ny Han ini adalah salah satu tamu VVIP hotel mereka. Ia jelas terkejut dan minta maaf karena tak mengenali Ny Han. Ia akan memanggilkan Manager Go dan meminta Ny Han menunggu di bar saja. Victoria memanggil teman sekerjanya yang bernama Jung Hoon untuk mengantar Ny Han ke bar. Victoria langsung mengambil ponsel menghubungi Manager Go Soo Nam.
Go Soo Nam sarapan di restouran hotel. Ia ngobrol dan menceritakan kenapa ia sarapan di hotel pada Chef Han Man Soo. Chef Man Soo heran dan tertawa kenapa istri Soo Nam mogok.

Soo Nam mengatakan kalau ketika baru menikah istrinya tak pernah protes tapi sekarang dia bilang berhenti bekerja dan pergi begitu saja. Chef tertawa dan berkata kalau perempuan Korea memang seperti itu. Soo Nam menambahkan kalau istrinya itu sekarang selalu membantah setiap perkatannya, ia tahu kalau istrinya ini harus tinggal dengan ibunya karena itu ia memakluminya tapi istrinya itu tak tahu bagaimana cara menghormati suami. Soo Nam meralat istrinya bukan tak tahu tapi dia hanya lupa. Chef kembali tertawa. Soo Nam akan berusaha untuk meluruskan semua ini.
Ponselnya bunyi ia mendapatkan SMS dari Victoria yang mengatakan kalau tamu VVIP Ny Han Mal Sook sekarang ada di bar dan teks SMS nya ada tanda love-nya. Hmmm... Soo Nam bergumam, “Dia (Ny Han) datang pagi-pagi sekali.” Ia menebak kalau Ny Han ini pasti baru saja bertengkar di rumah.
Soo Nam langsung ke meja resepsionis menemui Victoria dan bertanya apa kamar 307 kosong. Victoria mengatakan kalau besok ada tamu yang bernama Robin Cook menginap di kamar itu. Soo Nam meminta dicarikan kamar kosong di lantai 4. Victoria mengatakan ada kamar kosong dikamar 427. Soo Nam meminta mengganti kamar Robin Cook di kamar 427 dan segera kirimkan pelayan ke kamar 307 untuk Ny Han. Soo Nam pergi dengan seorang pelayan, Victoria menatap kepergian Soo Nam.
Soo Nam menyambut Ny Han di kamar 307. Ny Han senang dengan suasana kamarnya. Ia bertanya apa Soo Nam mengusir tamu yang ada di kamar ini. Soo Nam menjawab tentu saja karena ini khusus untuk Ny Han.
Ny Han melihat di meja ada bunga mawar ia menanyakan apa Soo Nam masih ingat kalau ia menyukai mawar. Soo Nam berkata kalau ia juga menyiapkan wine kesukaan Ny Han. Ny Han senang diperlakukan secara istimewa. Seandainya saja suaminya itu sebaik dan seperhatian Soo Nam atau paling tidak sepersepuluhnya saja. Ia kesal dengan suaminya karena berbohong lagi. Ia melempar mawar yang ada di tangannya dan berkata kalau selama 30 tahun ia sudah berdiam diri dan sekarang bla bla bla Ny Han curhat.
Soo Nam mendengarnya bete tapi ia harus tetap tersenyum di depan tamu VVIP nya. Ny Han menceritakan kalau dulu ia dan suaminya tak punya apa-apa dan sekarang ia berhak atas setengah harta suaminya. Ia pun sadar kalau ia menginginkan hal itu maka ia harus bersikap lebih tenang. Ia tak boleh terlihat kacau. Soo Nam tersenyum-senyum mendengarnya dan bertanya apa Ny Han memerlukan sesuatu lagi.

“Manager Go, Kau pasti memperlakukan istrimu dengan baik seperti kau memperlakukan aku sekarang ini.” Ucap Ny Han.

Wahahaha ternyata tebakan Ny Han salah ya.
Yeo Ok berada di rumah temannya Ae Sook. Ia curhat tentang keadaan rumah tanggnya. “Itu yang selalu kukatakan padanya perlakukan aku seperti dia memperlakukan tamu hotelnya. Tidak. Cukup sepersepuluhnya saja dan aku akan melayaninya. Tapi di rumah dia berubah 180 derajat. Dia sama sekali tak sopan. Perintah sana perintah sini berlagak seperti raja. Memangnya dia pikir dia itu dewa, sungguh tidak sopan. Dia memperlakukan aku seperti pelayan. Aku mana bisa tahan kalau begitu?
Aku dijadikan seperti pelayan, bahkan ibu dan adiknya memperlakukanku seperti pembantu. Suami itu seharusnya melindungi harga diri istrinya. Aku tak mengerti dia. Dia tak membelaku, dia sudah seperti musuh. Mungkin itu sebabnya mereka disebut suami.”
Yeo Ok tertawa kesal, Ae Sook menarik nafas panjang mendengar celotehan Yeo Ok karena ia juga punya masalah dalam rumah tangganya.

Yeo Ok terdiam ia ingat kalau Ae Sook yang memanggilnya datang tapi ia malah bicara sendiri. Ia mengatakan kalau ia sedang galau. Ia bertanya ada apa Ae Sook memanggilnya.

Tiba-tiba wajah Ae Sook berubah sedih dan menangis, “Bagaimana ini? Suamiku.... dia selingkuh...!” Gubrak... dua wanita yang punya masalah rumah tangga.
Yeo Ok tak habis pikir ia terkejut dan langsung nyebut, “Ya Tuhan. Ya Tuhan. Ya Tuhan!” Ia kesal dengan suaminya dan suami Ae Sook, kapan mereka bisa menjadi dewasa.

Yeo Ok ingin tahu perempuan seperti apa yang menjadi selingkuhan suami Ae Sook. Ae Sook berkata kalau dia itu sekertaris suaminya di kantor, wanita itu belum menikah. Yeo Ok bertanya apa dia cantik.
“Cantik apanya, dia itu seperti permen karet yang diludahkan keluar!” sahut Ae Sook. Yeo Ok bertanya apa yang akan dilakukan Ae Sook. Apa Ae Sook akan bercerai, Yeo Ok menyarankan lebih baik cerai saja. Tapi Ae Sook tak mau ia tak berani hidup sendirian.
“Oh ya? Apa itu keputusanmu?” Tanya Yeo Ok. Ae Sook mengangguk. Yeo Ok akan membantu temannya dan ia menjamin wanita itu tak akan dekat-dekat lagi dengan suami Ae Sook jadi ia berharap temannya ini berhenti menangis dan menghapus air mata.

Yeo Ok mengambilkan tisu untuk temannya, bukannya tisu itu digunakan untuk menghapus air mata malah digunakan untuk menghilangkan ingusnya hahaha. Ae Sook ingin tahu apa yang akan Yeo Ok lakukan untuk membantunya. Yeo Ok berkata kalau sesekali perempuan juga perlu bersikap ganas, “Terutama kalau suamimu selingkuh.”
Yeo Ok berdiri dan berkata biar saja ia yang membereskan masalah ini dan temannya bersiap-siap saja. Ae Sook tanya apa akan dilakukan sekarang. Yeo Ok berkata kalau hal ini tak boleh ditunda-tunda harus segera diselesaikan agar perempuan itu tak lagi mendekati suami Ae Sook.
Yeo ok ke kantor pengacara tempat suami Ae Sook bekerja. Ia akan menemui si Sekertaris suami Ae Sook. Seorang wanita keluar dari lift. “Apa kau yang mencariku?” tanya wanita itu (hoho Nam Gyu Ri)

“Bae Jung Ah?” tebak Yeo Ok. Wanita yang dipanggil Bae Jung Ah mengangguk.
Yeo Ok bergumam, “Permen karet yang diludahkan keluar?” Yeo Ok mengamati penampilan Jung Ah dari kepala sampai kaki, “Dia begitu menawan.” Gumamnya.

Jung Ah dengan sopan bertanya apa ada yang bisa dibantu. Yeo Ok tersenyum dan berkata kalau pengacara Lee Baek Ho mereferensikan Jung Ah padanya.
Soo Nam dan Manager Kang tengah berdiskusi dengan GM mereka Mr John Smith. Mr John bilang kalau ada yang ingin ia sampaikan pada Soo Nam dan Manager Kang. Ia memberi tahu kalau bulan depan ia akan pindah ke hotel Sheraton di Seattle. Manager Kang merasa kalau ini sangat mendadak. Soo Nam bertanya lalu siapa pengganti Mr John sebagai GM.

Mr John berkata kalau selama ini ia memperhatikan Soo Nam dan Manager Kang, ia percaya kalau keduanya pantas untuk menjabat sebagai GM. Dan juga Presdir sedang memikirkan rencana promosi jabatan dan salah satu diantara keduanya akan menjadi General Manager.
Keduanya saling menatap penuh saingan. Mr Jhon bertanya pada Manager Kang apa persiapan untuk tamu-tamu dari Jepang sudah selesai. Manager Kang menjawab ya dan berkata kalau itu tergantung jumlah tamunya.
Tapi tiba-tiba Soo Nam memotong pembicaraan dan berkata kalau ia akan menjaga selera makan tamu dari Jepang itu, “Mereka dulu tamu-tamu hotel Lorinda tapi mereka memiliki masalah dengan selera makan jadi mereka datang kesini.” Manager Kang jelas kesal karena diserobot Soo Nam.

Mr Jhon kembali bertanya pada Manager Kang apa kokinya sudah diberitahu. Manager Kang bingung dan mengatakan kalau ia akan segera memberi tahu. Tapi dengan santai Soo Nam berkata kalau ia sudah memberi tahu koki tadi pagi. Dan itu membuat Manager Kang semakin sebel hehe.
Keduanya keluar dari ruangan GM. Manager Kang langsung menarik Soo Nam ke dinding, “Kau brengsek, apa kau mau berlagak di depanku?”

Soo Nam menanggapinya dengan santai, “Dipilar ini? Brengsek? Apa kau mau seluruh pegawai tahu?”

Manager Kang : “Hei, memangnya hanya kau Manager disini? Aku juga Manager disini. Kenapa kau berurusan dengan dapur?” (Soo Nam urusannya dengan pelayanan tamu deh kayaknya)
Soo Nam langsung menutup mulut karena Manager Kang bicara tepat di depan wajahnya, “Wah aromanya.”

Manager Kang mencoba mencium aroma mulutnya, ia kesal. Soo Nam berkata kalau tadi ia belum sarapan, “Aku tadi kesana mengambil sandwich lalu kuberitahu dia.”

Manager Kang tertawa, “Apa kau begitu ingin menjadi GM?”
Soo Nam : “Memangnya kau tak mau?”
Keduanya tertawa. Manager Kang berlata kalau ia tak bermain kotor seperti Soo Nam. “Kau tak punya ekspresi, kau seperti cyborg. Jangan permalukan aku lagi seperti tadi. Anjing pun akan melawan kalau tulangnya diambil. Akan kugigit-gigit kau, hwak hwak.” kata Manager Kang bicara di depan wajah Soo Nam. “Apa kau mengerti?”

“Aku mengerti.” kata Soo Nam tersenyum santai. Manager Kang meninggalkan Soo Nam.

Soo Nam mengambil sapu tangan dan mengelap wajahnya, “Ah kalau bicara sampai muncrat. Dasar sampah.” Katanya, hahaha.
Yeo Ok mengajak Baek Jung Ah ke sebuah kafe, disana Ae Sook sudah menunggu.

“Duduk!” kata Yeo Ok mendorong Jung Ah.

Jung Ah bingung apa yang dilakukan Yeo Ok padanya, “Ahjumma kau siapa?”

Yeo Ok menatap marah, “Aku? Aku malaikat maut yang akan membawamu ke neraka.” Jung Ah bersikap santai, ia menyilangkan kaki dan melipat tangannya.

“Apa kau Ny Lee?” Tanya Jung Ah mengira kalau Yeo Ok itu istri bosnya.
Yeo Ok ikut menyilangkan kaki dan tangan, Ae Sook juga begitu ia melakukan hal yang sama. Yeo Ok berkata kalau ia tak mau dipanggil Nyonya.

Jung Ah tertawa karena ini kebetulan, sebenarnya ia juga ingin bertemu dengan istri bosnya. Ae Sook jelas menahan kesal.

Yeo Ok : “Baiklah, sampaikan saja apa yang ingin kau sampaikan.”

“Oppa bilang...” kata Jung Ah menyebut Pengacara Lee dengan sebutan Oppa.

Yeo Ok emosi, “Apa? Oppa? Rupanya kau terlalu banyak menonton Drama Korea.”
Jung Ah : “Kudengar kau sebagai istri sudah membantunya lulus ujian masuk pegawai negeri. Dia sebenarnya merasa kasihan padamu.”

Yeo Ok meminta penjelasan kasihan, apa maksudnya.

Jung Ah : “Dia ingin berpisah denganmu... tapi dia tak berani mengatakannya.”
Ae Sook terperanjat mendengarnya.
"Apa dia berkata begitu?” tanya Yeo Ok sudah mulai marah.
“Kalau tak percaya tanya saja sendiri pada suamimu. Lagi pula kau tak berhak marah padaku, anggap saja ini masalah biasa.” Ucap Jung Ah santai.

“Apa? Dadaku sesak dan kepalaku mau pecah. Kau menyuruhku menganggap ini masalah biasa?” Yeo Ok emosi.

“Lalu kenapa? Apa kau akan menyiram air dari gelas seperti di Drama Korea? lalu menjambak rambutku?” sahut Jung Ah.
Dan byur... Ae Sook yang sudah marah menyiram wajah Jung Ah dengan air, “Hei perempuan jalang coba hadapi aku kalau berani. Akan kuhabisi kau.” Ae Sook menjambak rambut Jung Ah dan mendorongnya hingga jatuh ke lantai.
Jung Ah marah karena tiba-tiba ada yang bersikap kasar padanya, ia mebentak apa yang Ae Sook lakukan. Ia berteriak minta tolong. Yeo Ok yang tak menyangka kalau Ae Sook seberani itu dan berkata percuma saja Jung Ah minta tolong karena kafe ini tempat mereka.
Ae Sook menatap marah Jung Ah. Jung Ah melirik ke Ae Sook dan berkata kalau Yeo Ok bahkan membawa seorang kacung kesini. Ia menebak pasti Yeo Ok sudah merencanakan yang macam-macam padanya.

Yeo Ok mengatakan kalau Ae Sook ini bukan kacungnya, “Dia ini Ny Lee.” Ae Sook masih menatap marah Jung Ah. Jung Ah mencibir ternyata istri bos-nya lebih tangguh dari yang ia kira.

Ae Sook menggertak marah. Jung Ah yang sudah kesal karena dperlakukan seperti ini bertanya pada Ae Sook, apa Ae Sook pikir Pengacara Lee akan kembali pada Ae Sook. Karena ia merasa seperti ini lebih baik, toh Pengacara Lee hanya merasa kasihan pada Ae Sook dan dia pasti lega mendengar kejadian ini. Jung Ah mengambil gelas dan akan meminum airnya tapi gelas itu kosong. Ia meletakkan gelas itu kembali dengan kasar.

Ae Sook menantang, “Oh ya? Baiklah ayo kita lihat bagaimana akhirnya.”
Ae Sook mengambil sesuatu dari dalam tas dan meletakannya di meja. “Apa ini?” tanya Jung Ah. Ae Sook menyuruh Jung Ah membukanya. Jung Ah membuka perlahan benda yang terbungkus koran dan ternyata isinya pisau.
Jung Ah mengangkat pisau itu dan menatap heran. Tapi dengan cepat Yeo Ok mengambil foto ketika Jung Ah sedang mengacungkan pisau. Haha.. itu akan dijadikan sebagai bukti kalau Jung Ah sudah mengancam dengan senjata tajam padahal ga ya haha. Jung Ah kaget bukan main dirinya difoto seperti itu dan langsung melempar pisau, “Apa yang kau lakukan?”
Ae Sook mengambil pisau dan menancapkan di meja hingga membuat Yeo Ok dan Jung Ah menjerit ketakutan.

“Aku ingin menganggap masalah ini biasa tapi aku tak bisa. Bagus, salah satu dari kita akan mati hari ini. Ayo kita lihat siapa yang mati. Ambil pisaunya.” Gertak Ae Sook.

Jung Ah gemetaran ketakutan, “Apa yang akan kau lakukan?”

“Kau sudah tahu kan? Kau sudah merusak rumah tangga orang lain. Aku tak bisa tinggal diam. Tak bisa diteruskan lagi. Salah satu dari kita harus mati. Apa kau mau aku yang mengambilnya?” Ae Sook mengambil pisaunya membuat Jung Ah kembali menjerit ketakutan.
“Aku minta maaf. Aku minta maaf.” ucap Jung Ah memohon sambil menahan pisau agar tak diangkat oleh Ae Sook.
“Aku juga tak mau hidup seperti ini.” ucap Ae Sook. “Lebih baik aku yang mati.” Ae Sook akan mengambil pisau tapi Jung Ah menahannya, Yeo Ok menjerit ketakutan.

“Aku tak akan melakukannya lagi, aku mohon.” ucap Jung Ah ketakutan. “Aku janji aku tak akan melakukannya lagi.”
Ae Sook tak mudah percaya begitu saja. Tapi Jung Ah berjanji kalau ia tak akan menemui Pengacara Lee lagi. Ae Sook menanyakan apa Jung Ah serius dengan ucapan Jung Ah. Jung Ah mengangguk.

“Apa kau bisa dipercaya?” tanya Ae Sook lagi. Jung Ah kembali mengangguk.
“Ya aku tak akan menemuinya lagi.” ucapnya pelan.

Yeo Ok ingat kalau ia sudah mengambil foto Jung Ah, ia mengancam kalau Jung Ah menemui Pengacara Lee lagi ia akan menjadikan gambar itu sebagai poster dan akan menyebarkannya ke seluruh gedung di kantor.
Jung Ah menatap marah Yeo Ok karena mengambil gambarnya ketika sedang mengacungkan pisau. Yeo Ok membalas tatapan mata Jung Ah, “Apa? Apa kau pikir aku tak bisa melakukannya?”
Ae Sook menggoyang pisau dan itu membuat Jung Ah takut dan berkata kalau ia percaya pada kedua wanita ini. Ia pun permisi. Jung Ah lari ngibrit ketakutan, Ae Sook mengacungkan pisau mengancam dan itu membuat Jung Ah dan Yeo Ok kembali menjerit ketakutan hahaha.
Dan inilah si Pengacara Lee, namanya Lee Baek Ho. Ternyata di kantornya ada foto istri dan putrinya (kayaknya). Ia mencoba menghubungi Jung Ah tapi mailbox. Ia pun mengirim SMS menanyakan dimana keberadaan Jung Ah.
Dimanakah Baek Jung Ah, dia ternyata berada di toilet. Disana dia menangis keras karena ketakutan hehe.
Setelah masalah temannya beres, Yeo Ok minum kopi bersama Ae Sook. Ia menebak kalau sekarang Jung Ah pasti ketakutan setengah mati. Dia akan terkencing-kencing di celana kalau suami Ae Sook menelepon Jung Ah.
Tapi Ae Sook tak yakin kalau cara yang keduanya lakukan tadi akan berhasil. Yeo Ok bilang tentu saja Ae Sook tak usah khawatir. Kalau Jung Ah masih saja bandel ia masih punya cara lain. Ae Sook tersenyum senang, ia pun bertanya apa yang akan Yeo Ok lakukan bukankah sekarang sedang mogok. “Kau tak memasak, tak mencuci, tak bersih-bersih, apa yang akan kau lakukan?”
Yeo Ok bilang kalau ia akan memperjuangkan statusnya. Ae Sook menyarankan agar Yeo Ok melakukan negosiasi karena jika diam saja tak akan merubah keadaan. Yeo Ok bilang itulah beda antara dirinya dengan Ae Sook, “Kau bernegosiasi kalau suamimu selingkuh tapi tidak bagiku. Hati dibalas dengan hati, luka dibalas dengan luka. Aku juga bisa menyerang, maka aku akan menyerang.”

Ae Sook kaget apa Yeo Ok akan melakukan ancaman pisau kepada keluarga Yeo Ok di rumah. Yeo Ok diam menatap tajam.
Soo Nam mendapat SMS dari Victoria, ‘Aku membuatkan makan malam untukmu. Pulanglah. Ada yang ingin kusampaikan.’ (ada tanda love-nya nih) Soo Nam tersenyum.
Soo Nam menemui Ny Han di bar. Ny Han akan memesankan minuman Soo Nam menolak karena ia tak boleh minum selama bekerja. Ny Han mengerti, ia berterima kasih karena sudah memberinya Wine yang enak. Ny Han terus ngoceh Soo Nam berusaha tersenyum di depan tamu hotelnya. Soo Nam menanyakan apa ada yang bisa ia bantu.

Ny Han pun langsung curhat tentang keadaan rumah tangganya, “Suamiku itu aku ingin merobek-robek tubuhnya. Tapi bagaimana aku yang lembut ini bisa melakukannya? Aku perlu bagian hartaku. Tapi aku ingin melenyapkannya. Tapi Manager Go dengan siapa lagi aku bisa mendiskusikan hal ini?”

Soo Nam memberi usul kalau ia mengenal seorang pengacara. Tapi Ny Han bilang kalau ia juga punya pengacara hebat. Ny Han mengedipkan matanya pada Soo Nam, “Jangan pura-pura tak tahu.” sahut Ny Han. Soo Nam tak enak hati dan melirik ke arah pelayan bar.
Soo Nam menasehati Ny Han, ia memberi tahu kelau tadi pagi ia membaca surat kabar bahwa 7 dari 10 orang menyesal telah bercerai.

“Lalu apa kau menyarankan aku untuk kembali lagi padanya?” Tanya Ny Han.

Soo Nam berkata kalau ia tak menyarankan apa-apa, “Menjadi suami istri adalah.... tidak hanya tentang hidup bersama-sama. Mereka akan saling menjaga kalau tersakiti dan saling menghargai. Kurasa itulah makna hidup.”
Ny Han tersentuh mendengarnya dan berkata kalau Soo Nam sangat bijaksana. “Seandainya aku memiliki suami sepertimu.” Soo Nam berkata kalau suami Ny Han juga seorang manusia yang bisa saja khilaf. Tapi Ny Han menyangkal kalau hal itu bukan hanya sekedar khilaf tapi sengaja.
“Itu khilaf.” sahut seseorang yang baru datang, Tn Han. Ny Han sebel melihatnya. Soo Nam mempersilakan Tn Han duduk.

Ny Han yang sudah kesal mengatakan kalau ia memiliki bukti foto suaminya keluar dari hotel bersama dengan perempuan, kalau seperti itu dimana letak khilafnya. Ia heran darimana suaminya tahu kalau ia berada disni. Ny Han melirik ke arah Soo Nam dan bertanya apa Soo Nam yang memanggil suaminya.

Tn Han berkata kalau istrinya tak akan pernah kemana-mana selain kesini. Ny Han merengut. Soo Nam pamit tapi Ny Han tak ingin Soo Nam pergi. Soo Nam berkata kalau ia sudah menaburkan bunga mawar di bak mandi Ny Han. Tn Han berterima kasih pada Soo Nam. Ny Han melihat kepergian Soo Nam dan bergumam kalau Soo Nam begitu istimewa karena setiap ucapannya begitu berarti.
Soo Nam mengendarai mobilnya ia akan menuju suatu tempat, di mobil ia berkaca dulu. Bersamaan dengan itu Il Ran menelponnya.

Il Ran mengadu kalau kakak iparnya serius melakukan mogok. Kakak iparnya benar-benar tak bekerja di rumah bahkan tak menyiapkan makan malam. Il Ran juga mengatakan kalau ia sekarang kelaparan dan terpaksan memesan Chinese food. Ia berharap kakaknya segera pulang dan mengurus masalah ini. Soo Nam jelas kesal ia akan segera pulang.
Soo Nam menghubungi Victoria memberi tahu kalau ia tak jadi mampir karena ada masalah di rumah istrinya sedang marah, dia tak mau memasak karena dia sedang mogok. Victoria tertawa ia tak menyangka ternyata ada ya seorang ibu rumah tangga yang mogok kerja. Ia ingin tahu kenapa istri Soo Nam marah, apa sedang bertengkar. Soo Nam bilang tidak karena ini sama seperti hari-hari lainnya.

Karena Soo Nam tak jadi mampir ke tempatnya Victoria sedikit merengut padahal ia sudah menyiapkan makan malam bahkan tadi siang di hotel Soo Nam sama sekali tak menatapnya. Soo Nam berkata kalau di hotel itu banyak yang memperhatikan.

Soo Nam ingat kalau ada hal yang ingin Victoria sampaikan padanya. Tapi Victoria tak ingin mengatakannya di telepon ia ingin menyampaikannya secara 4 mata. Soo Nam mengerti besok ia akan ke tempat Victoria dan pulang kerja bersama-sama. Victoria tentu saja senang mendengarnya.
Soo Nam sampai rumah dan melihat ibu, adik dan putranya makan malam dengan menu pesanan Chinese food. Ia menarik nafas kesal dan bertanya pada putranya, Ki Chan dimana ibu Ki Chan. Ki Chan bilang kalau ibunya ada di kamar.

Soo Nam akan langsung ke kamar tapi ibunya mengingatkan jangan bersikap kasar pada Yeo Ok lebih baik putranya mencari tahu hal apa yang sudah menyakiti perasaan Yeo Ok sampai mogok seperti ini karena besok mereka mesti sarapan. Il Ran merasa kalau tindakan kakak iparnya ini tidak dibenarkan bagaimana bisa mogok tanpa pemberitahuan dulu. Tapi ibu bilang kalau terkadang orang juga memang harus berhenti.
Soo Nam sudah kesal dan lelah karena seharian melayani tamu hotel kenapa di rumah pun ia harus melayani tamu VVIP juga, ia menilai istrinya sudah gila.
Dan Yeo Ok pun mendengarkan apa yang barusan Soo Nam katakan, “Apa? Gila?” Kata Yeo Ok menatap tajam suaminya. Soo Nam melawan tatapan mata istrinya, “Apa kau pikir aku takut dengan tatapan matamu?” Yeo Ok bilang kalau ia juga tak takut pada Soo Nam, “Setelah menikah 10 tahun kau sudah menjadi hantu. Aku tak takut mengatakan apapun.”

Soo Nam tertawa apa itu sebabnya Yeo Ok membuat kekacauan hari ini. Yeo Ok tak terima kalau ia yang disebut telah membuat kekacauan di rumah, apa seperti itu Soo Nam melayani tamu hotel. Soo Nam meminta Yeo Ok mendengarkan kata-katanya.

Yeo Ok menanyakan siapa yang lebih penting bagi Soo Nam tamu hotel atau dirinya. Ibu meminta Yeo Ok jangan begitu kenapa menanyakan itu karena sudah jelas Yeo Ok 10 kali lebih baik bahkan 1000 kali lebih penting. Tapi Yeo Ok merasa kalau tamu hotel lebih penting daripada dirinya.

Soo Nam berkata bahwa karena tamu hotel lah keluarga mereka kita bisa tinggal dan makan enak disini. Yeo Ok ingin melawan ucapan suaminya, ia melirik ke ibu mertua, adik ipar dan putranya. Mereka bertiga mengangguk setuju ucapan Soo Nam.

Yeo Ok menahan kesal, lalu apa kerena itu Soo Nam bisa memperlakukan dirinya seenaknya. Ibu ingin melerai pertengkaran ini tapi Yeo Ok minta izin pada ibu mertuanya karena ia yang memulai jadi biarkan ia menyelesaikan kata-katanya.
Yeo Ok menatap suaminya, “Apa kau pikir aku mogok karena tugasku berat? Memasak, mencuci, bersih-bersih, itu hal kecil. Sampai dua rumah pun aku sanggup melakukannya. Tapi apakah kau tahu apa yang sulit bagiku? Sikapmu. Kata-kata yang keluar dari mulutmu telah melukai perasaanku. Aku ini bukan pembantumu. Mulai sekarang jangan lagi bicara seperti itu. Aku istrimu, aku seorang menantu, aku ibu dari anakmu. Aku bagian dari keluarga ini. Tapi kenapa kau memperlakukanku seperti ini?”
Soo Nam kesal mendengarkan ocehan istrinya. Ia menutup telinga dengan jemarinya.

“Apa karena aku selalu memakai sarung tangan dan bekerja.” kata Yeo Ok sambil mengacungkan sarung tangan yang biasa ia gunakan ketika mencuci piring. “Apa kau pikir aku ini penari latar.” kata Yeo Ok memperagakan tarian membuat adik ipar dan putranya tertawa. Tapi sesaat kemudian Il Ran terdiam.

Soo Nam berkata kalau istrinya ingin diperlakukan dengan baik berusaha yang benar dan jangan bertindak bodoh seperti ini. Yeo Ok makin kesal apalagi Soo Nam menyebut apa yang dilakukannya adalah hal bodoh. Ia merasa tak ada gunanya bicara dengan Soo Nam, “Kalau aku tak bisa merubah sikapmu tahun ini aku akan merubah namaku.”

Yeo Ok menyampaikan pada ibu mertuanya kalau ia akan membawa keluarganya pindah dari rumah ini. Ibu jelas kaget mendengarnya. Yeo Ok berkata bukankah keluarganya berniat pindah ke apartemen sejak 5 tahun lalu. Waktu itu mereka tak bisa pindah karena ibu sedang sakit dan sekarang ia merasa waktunya sudah tepat untuk pindah.

Soo Nam tak setuju ia tak mau pindah. Kalau Yeo Ok mau pindah, pindah saja sendiri. Tapi Yeo Ok bersikeras kalau keluarganya akan pindah, walaupun ibu mertuanya sedang menjalani rawat inap pun ia tetap akan pindah. Kalau suaminya tak mau ikut ia akan tetap pergi dengan Ki Chan. Yeo Ok melempar sarung tangan dan meninggalkan mereka semua. Mengabaikan teriakan suaminya.
Di sebuah warung tenda milik seorang pria tua di tepi sungai Han (mungkin haha) tiba-tiba ada makhlus halus yang datang dan itu jelas mengagetkan si kakek. Tapi dia tidak takut tapi malah mengumpat marah karena si makhlus halus wanita ini datang secara tiba-tiba mengagetkannya. Moo San si makhluk halus wanita bertanya kenapa, karena yang ia lakukan ini ia sangat menyukainya. Wol Ha (si kakek sang mak jomblang) berkata kalau ia lebih suka tanpa Moo San.
Moo San melihat ke satu arah berseru, “Lihat itu!” ia melihat seseorang datang ke warung tenda, itu Yeo Ok. Yeo Ok duduk di warung tenda dan memesan semangkuk mie. Moo San berseru, “Dia Sayuri.”
Flash Back
Reporter menghanyutkan tubuh kaku Sayuri ke laut. Tatapan matanya sedih, ia sangat kehilangan Sayuri. “Maaf aku harus melepasmu pergi. Aku tak bisa ikut denganmu tapi kalau diizinkan kita akan menjadi suami istri di kehidupan yang akan datang. Kita akan bahagia selamanya.” Sang reporter menangis berteriak memanggil nama Sayuri ketika ia melepas tubuh Sayuri yang terbawa ombak.
Flash Back End
Yeo Ok masih di warung tenda dengan mie di depannya tapi ia tak segera memakannya. Pikirannya galau. Wol Ha memandangnya sedih. Ia memarahi Moo San, bukankah Moo San tahu bagaimana ia sudah menyatukan Yeo Ok dan Soo Nam.

Moo San membela diri bukankah ia sudah bilang kalau ia tak melakukan apa-apa pada Yeo Ok dan Soo Nam. Wol Ha menatap geram. Ia kemudian beralih menatap Yeo Ok dan merasa kasihan.
Esok harinya, Yeo Ok masih mogok kerja. Ibu mertuanya tengah duduk membaca koran sementara Yeo Ok sudah berdandan rapi akan pergi menemui pemilik apartemen. Ia akan memberikan surat pemberitahuan pindah. Ia akan melihat apakah ada bagian rumah apartemen yang perlu diperbaiki atau tidak sebelum ia pindah.
Ibu berusaha mencegah haruskah Yeo Ok pindah. Yeo Ok berkata bukankah ibu mertuanya sudah melihat bagaimana Ki Chan dan Soo Nam memperlakukan dirinya. Ia sudah tak bisa menerima perlakukan seperti itu lagi. “Ibu kau juga seorang wanita bayangkan bila aku ini putri ibu. Tidakkah ibu akan sedih kalau aku diperlakukan seperti pelayan?” Ibu menyangkal siapa yang memperlakukan Yeo Ok seperti pelayan.

Yeo Ok berkata kalau ia pindah hanya untuk 2 tahun. Ia akan merubah sikap kedua pria itu (anak dan suaminya) jadi ia berharap ibu mertuanya mengurus saja putri ibu sendiri (Il Ran) karena si Il Ran ini tahunya hanya berdandan saja. Bukankah ibunya tak tahu kalau Il Ran tak pernah mengotori tangannya selama disini. Bercerai lalu pindah kesini tidak berarti dia bisa menjadi ratu disini. Yeo Ok permisi. Ibu melongo melihat Yeo Ok pergi dan bergumam ternyata Yeo Ok pintar bicara.
Yeo Ok sampai di gedung apartemen. Ia menakan bel rumah tapi tak ada yang menyahut atau bahkan membukakan pintu. Ia mengetuk pintu dan merasa heran karena sekarang sudah di luar jam kerja kenapa tak ada orang.

Yeo Ok melihat sekeliling ia pun memutuskan untuk masuk saja toh ia juga tahu password pintu apartemen itu karena itu kan apartemennya juga. Ia sedikit terkejut karena password pintunya tak berubah sama sekali. Ia bergumam, “Aku sebenarnya tak boleh masuk tanpa izin. Tapi aku kan bisa lihat-lihat sebentar.” Yeo Ok pun masuk.
Yeo Ok melihat kondisi rumah yang tertata rapi. Ia juga melihat bagian dapurnya. Tapi ketika ia berada disana tiba-tiba ia dikejutkan oleh seseorang yang baru saja lewat di luar jendela. Ia pun langsung jongkok sembunyi takut ketahuan karena masuk tanpa izin. Ia takut kalau nanti ia ketahuan dan memutuskan untuk pergi saja.
Tapi apa yang dilihatnya ketika ia membuka pintu pada saat ia akan pulang. Ia melihat suaminya berjalan menuju apartemen itu bersama dengan seorang wanita. Soo Nam dan Victoria. Keduanya terlihat mesra. Yeo Ok jelas shock dan kembali lagi ke dalam untuk sembunyi di kamar mandi. Dan benar saja Soo Nam dan selingkuhannya ke aparteman itu.
Soo Nam bertanya pada Victoria kenapa tak merubah password pintu rumah. Victoria berkata karena itu merupakan ulang tahun Soo Nam jadi ia tak merubahnya itu juga supaya ia tak mudah lupa.
Keduanya saling memeluk dan mencium bahkan Soo Nam langsung membopong Victoria ke kamar. Yeo Ok melihat dengan mata kepala sendiri perselingkuhan suaminya.
Yeo Ok berdiri lemas. Tangannya gemetaran dadanya mulai terasa sesak, ia kesulitan bernafas. Asmanya kambuh. Ia berulang kali menepuk-nepuk dadanya dan bergegas keluar dari aparteman itu. Soo Nam keluar dari kamar karena ia mendengar sesuatu. Victoria menyusulnya dan berkata kalau ia tak mendengar apapun dan keduanya bermesraan lagi. Yeo Ok berjalan tertatih merasakan dadanya sesak. Nafasnya makin tersengal-sengal. Keringat dinginnya mulai keluar.
Semantara itu pasangan selingkuhan ini makin menikmati kemesraan mereka di ranjang.

Yeo Ok sampai di depan lift ia terus menepuk-nepuk dadanya. Ia tak kuat berdiri. Ketika pintu lift terbuka Yeo Ok berjalan jongkok untuk masuk kesana hingga membuat pengguna lift lain terheran-heran. Yeo Ok lemas di dalam lift sendirian. Tapi Yeo Ok masih sadar ia berusaha keluar dari lift dan kembali berjalan tertatih merasakan nafasnya yang putus-putus.
Di depan gedung apartemen ia mencegat sebuah mobil. Pengguna mobil itu jelas marah karena Yeo Ok tiba-tiba melintas di depan mobilnnya. Pria itu keluar dari mobul memarahi Yeo Ok. Tapi Yeo Ok masuk ke mobil itu dan meminta pria itu untuk masuk ke mobil.
Pria itu jelas heran kenapa ada wanita yang tiba-tiba masuk ke mobilnya seperti ini. Dengan nafas tersengal Yeo Ok memohon pada pria itu untuk mengantarnya ke apotik. Pria itu yang juga cemas melihat kondisi Yeo Ok langsung mengerti dan bergegas ke apotik.
Pria itu membantu Yeo Ok masuk ke sebuah apotik. Ia langsung meminta bantuan pada petugas dan mengatakan kalau Yeo Ok terserang asma. Petugas langsung mengerti dan segera memberikan inhaler untuk Yeo Ok. Yeo Ok segera mengocok dan menghidup inhaler-nya. Ia melakukannya berulang kali hingga nafasnya kembali normal.
Yeo Ok kemudian terdiam matanya berkaca-kaca dan tanpa terasa air matanya pun menetes.
Yeo Ok duduk sendirian di tepi sungai. Ia menepuk-nepuk dadanya karena merasakan sesak yang teramat setelah mengetahui perselingkuhan suaminya. Ia berusaha untuk tenang.
“Apa yang akan kau lakukan sekarang?” Tiba-tiba ada yang bertanya padanya. Yeo Ok menoleh kesamping dan dilihatnya itu adalah jiwa Yeo Ok. “Apa kau mau bercerai?” tanya Jiwa Yeo Ok lagi.

“Apa? Bercerai?” Yeo Ok terkejut.
“Itu kan yang kau sarankan pada Ae Sook.” Sahut Jiwa Yeo Ok. “Kau harus putuskan apakah kau akan bercerai atau tidak. Lalu kau bisa temukan jalan keluarnya.”

Yeo Ok membenarkan. Tapi ia sendiri bingung apa yang harus dilakukannya.
“Kau akan segera menyingkirkan perempuan itu dari hidupmu. Tapi kau belum bisa memutuskan apakah kau akan bertindak sekarang atau tidak. Apa kau mengerti? Tak mudah untuk bercerai. Seperti yang kau lakukan bersama Ae Sook. Temui dia, bawa pisau, lalu acung-acungkan. Dia tak akan berani menemui suamimu lagi.” Jiwa Yeo Ok memberi saran.

Yeo Ok menitikan air mata mendengarkan saran yang pernah ia lakukan untuk membantu Ae Sook. 

“Apakah hatimu sakit?” tanya Jiwanya. Yeo Ok mengangguk sedih. Jiwanya berkata kalau harga diri Yeo Ok juga sakit. “Kau merasa dikhianati, tapi apa yang bisa kau lakukan? kau harus melaluinya. Itu pengkhianatannya yang pertama. Yang pertama. Jadi ampuni dia. Dan maafkan dia!”
Yeo Ok : “Darimana aku tahu kalau ini adalah yang pertama? Apa kau tahu berapa kali dia tidak pulang ke rumah dan mengatakan kalau dia ada pekerjaan?”

Jiwa Yeo Ok : “Itu adalah pekerjaannya. Mana ada manager hotel yang memiliki waktu kerja seperti pegawai negeri. Dia sedang berusaha dipromosikan menjadi GM.”

Yeo Ok : “Lalu apa dia boleh tinggal dengan perempuan itu disana?”
Jiwa Yeo Ok : “Tinggal disana? Apa kau pikir dia tinggal disana? Itu hanya perselingkuhan.”

Yeo Ok : “Apa kau tahu apartemen apa itu? Kami harus meminjam uang ke bank untuk bisa mendapatkan apartemen itu. Tapi dia memasukan perempuan itu kesana. Jadi kau bilang kalau itu hanya perselingkuhan?”

Jiwa Yeo Ok : “Lalu bagaimana dengan Ki Chan? Coba kau pikirkan bagaimana Ki Chan. Dia sudah kelas 5 dan akan segera menjadi remaja. Bayangkan penderitaannya nanti. 7 dari 10 orang menyesal telah bercerai. Ampuni dia kali ini, bawalah pisaunya. Waktu akan mengobati sakit hatimu.”
Tapi Yeo Ok tak akan melakukannya itu bisa saja terjadi kalau ia tak melihat perselingkuhan itu secara langsung tapi ia sudah melihat semuanya bagaimana ia bisa melupakannya. “Bisakah kau melupakannya?” tiba-tiba Yeo Ok membentak jiwanya sendiri sampai membuat jiwanya itu kaget (haha sempet ketawa saya)
Yeo Ok tak bisa melupakan ini. Jiwa Yeo Ok berkata kalau Yeo Ok memang tak akan bisa ia pun bertanya selanjutnya bagaimana, “Kau tak bisa membakar seluruh lumbung hanya untuk menangkap seekor tikus.”

Yeo Ok : “Tapi aku tak bisa tidur di tempat tidur yang sama dengan bayangan itu di kepalaku. Aku tak bisa, langkahi dulu mayatku.”
Jiwa Yeo Ok mengerti dan berdiri di depan Yeo Ok menatap tajam, “Kalau begitu ceraikan dia. Kalau kau mau menceraikannya lakukanlah dengan mulus dan bersih.”

Yeo Ok tak mengerti apa maksudnya dengan mulus dan bersih.

Jiwa Yeo Ok menyarankan agar Yeo Ok jangan langsung mengajukan gugatan cerai seperti orang bodoh. “Pakai otakmu. Pertama rubah kepemilikan apartemen atas namamu. Lalu buka tabungan, kuras hartanya sampai habis. Dan ada satu hal yang harus kau ingat. Kau harus mendapatkan bukti perselingkuhannya.”

Yeo Ok mengerti ia harus mendapatkan bukti itu agar suaminya tak bisa mengelak.
Ibu tengah menonton TV sambil makan cemilan ketika Yeo Ok pulang. Sedangkan Il Ran sedang mencuci piring. Yeo Ok langsung bersikap ramah pada ibu mertuanya ia menebak kalau ibu mertuanya ini belum makan malam dan ia akan membuatkannya sekarang. Tapi ibu bilang tidak usah karena ia sudah makan bersama Il Ran.
Il Ran langsung menghampiri Yeo Ok dan berkata kalau ia sudah mencuci piring. Ia minta maaf mulai sekarang ia akan mencuci bajunya sendiri setiap hari dan akan membantu Yeo Ok menyiapkan makan.
Yeo Ok diam saja menatap ibu mertua dan adik iparnya tapi tak lama kemudian ia tertawa hingga membuat kedua orang ini bingung. Apalagi Yeo Ok tertawa sambil menitikan air mata.

Yeo Ok menilai Il Ran pasti sudah ketakutan ia merasa kalau mogok kerjanya telah berhasil. Ia meminta Il Ran tak perlu takut karena mogok kerjanya sudah selesai. Yeo Ok tertawa keras tapi menitikan air mata. Il Ran jelas bingung, “Sudah selesai? lalu apa kau akan pindah ke apartemen?” Yeo Ok memberi tahu kalau itu tak jadi. Ia kembali tertawa terbahak-bahak dan berkata kalau yang ia ucapkan itu tidak serius.

Yeo Ok terus tertawa-tawa ketika ia masuk kamar (huwaaa pasti hatinya sakit banget ya berusaha tertawa tapi hatinya terasa diiris-iris huhu) Ibu jelas heran dengan sikap menantunya karena baru tadi pagi Yeo Ok bilang mau pindah ke apartemen.
Di dalam kamar Yeo Ok yang tadinya tertawa pura-pura kembali berjalan lemas dan terduduk di bawah ranjang. Ia mengingat kejadian dimana ia melihat suaminya tengah bermesraan dengan wanita lain. Air matanya pun kembali menetes dengan sendirinya.

Yeo Ok marah, ia mengepalkan tangannya. Tapi seketika itu pula dadanya kembali sesak nafasnya kembali tersengal-sengal, asma-nya kambuh. Ia segera mengambil inhaler-nya dan menghirupnya dalam-dalam agar nafasnya terasa ringan. Kemudian terdengar olehnya kedatangan Soo Nam.
Ibu menanyakan apa Soo Nam sudah makan. Soo Nam berkata karena istrinya mogok ia jadi makan di luar. Il Ran memberi tahu kakaknya kalau mogok kerja Yeo Ok sudah selesai dan hal itu hanya gertakan saja.
Soo Nam jelas kaget, “Dia teriak-teriak mau pindah apa itu juga hanya gertakan?” Il Ran bilang sepertinya begitu karena kata Yeo Ok dia tak jadi pindah.

Soo Nam jelas kesal dengan sikap istrinya yang tak punya pendirian, “Dia bilang kalau perlu akan pindah sediri tanpa aku.” Ia berteriak menyindir. Ibu menyuruh putranya menjaga omongan jangan kasar pada Yeo Ok perlakukan dia seperti Soo Nam memperlakukan tamu VVIP di hotel.

Tapi Soo Nam tak sudi melakukannya. Ia harus menunjukan siapa yang menjadi kepala keluarga di rumah ini. Ia masuk ke kamarnya dan memberikan tasnya agar disimpan dengan baik.
Soo Nam menatap marah, kenapa mogok Yeo Ok sudah selesai katanya sambil melepas pakaian. Ia mengambil kursi dan duduk menatap tajam istrinya. “Sekarang hanya kita berdua disini. Katakan siapa penguasa di rumah ini?”
“Kau penguasa rumah ini. Maafkan aku.” ucap Yeo Ok pelan berusaha menguasai dirinya.

Soo Nam jelas tak mengerti dengan sikap istrinya, “Lalu kenapa kau seperti kemarin? Apa kau mau menakuti seisi rumah?”

Yeo Ok menatap tajam suaminya dalam hati ia berkata kalau ia harus bisa menahan perlakukan Soo Nam terhadapnya, ia harus bertahan.

“Kau tahu apa yang akan terjadi bagi orang yang berbuat kesalahan?” tanya Soo Nam. “Dia akan mendapatkan kartu kuning. Lalu kalau dia mendapatkan dua kali peringatan, keluar dari permainan.” (hoho kartu merah donk ya) Soo Nam mengancam istrinya kalau berani berbuat seperti itu lagi Yeo Ok harus keluar dari permainan.
“Apa? Keluar dari permainan?” Yeo Ok mulai emosi dan meninggikan suaranya, bukankah ia sudah memperingatkan Soo Nam agar menjaga ucapan. “Kau berteriak seakan-akan kau sendiri tak berbuat selingkuh,” mata Yeo Ok sudah berkaca-kaca.
Soo Nam tercengang mendengarnya, Yeo Ok menyadari kalau ia sudah keceplosan bicara. Soo Nam langsung terbatuk tersedak mendengar hal yang mengagetkannya.

Soo Nam terbata-bata, “Selingkuh?” Yeo Ok langsung diam memalingkan wajahnya. “Perumpamaan seperti apa itu?” bentak Soo Nam.
Yeo Ok jelas kaget tapi ia berusaha menahan diri dan tersenyum dan dibarengi dengan tawa kerasnya yang menyakitkan. Soo Nam jelas heran dengan sikap istrinya yang tiba-tiba berubah.

Yeo Ok yang tertawa-tawa meminta maaf dan menyarankan sebaiknya Soo Nam menjaga nada suara. Sambil tertawa-tawa dan menitikan air mata Yeo Ok permisi keluar kamar.
Yeo Ok memeriksa cucian piring Il Ran. Ia menghela nafas panjang karena menurutnya cucian piring adik iparnya belum bersih, ia pun mengulangnya lagi. Wajahnya kembali menunjukan kesedihan tapi ia harus bertahan.
Dan kembali Soo Nam menginap di apartemen bersama Victoria. Victoria meminum suplemen (obat apa ya) kemudian keduanya bepelukan bersama. Keduanya mengobrol di tempat tidur membicarakan sebuah novel yang memberi inspirasi bagi Victoria. Soo Nam berkata kalau Victoria tak perlu khawatir karena ia akan melindungi Victoria. Keduanya kembali bermesraan.
Dan ternyata kemesraan antara Soo Nam dan Victoria di kamar itu sudah direkam oleh Yeo Ok. Bahkan sekarang Yeo Ok menunjukan rekaman itu pada Soo Nam.
Soo Nam jelas terkejut. keduanya saling menatap tajam.

Komentar :
Arghhh gila nih drama. Perselingkuhan. Go Soo Nam kau sudah membawa selingkuhanmu ke rumah yang seharusnya kau tempati bersama istrimu.

Na Yeo Ok sungguh malang benar nasibmu. Setiap hari sudah melayani suami dan keluarga suaminya tapi ternyata sang suami malah berkhianat di belakangnya.

Ah gila pengen aku getok tuh si Victoria, udah tahu kalau Soo Nam pria beristri tapi tetep aja gitu.
Si Bae Jung Ah juga sama, udah tahu Bos-nya punya istri tapi tetep aja menjalin hubungan sama atasannya tapi untungnya si Jung Ah cuma muncul di episode ini haha.

Penasaran sama kelanjutannya. Pokoknya episode 1 ini sudah dibuat sebel sama pasangan selingkuhan.

8 comments:

  1. Hi sist salam kenal y!wah seru banget baca sinopsis drama yg satu ini!padahal biasanya aq ‎​Ъ pernah tertarik ngikutin drama yang pemainya tuwir2 apalagi masalah RT cz kayaknya tua banget and dewasa +ruwet tapi pas abis baca sinopsis drama ini eh kok ikut gregetan and kesel banget ma sikap suami2 ahjuma2!ayo sist..aq dukung teruskan sinopsisnya..cz bikin penasaran banget walaupun masih dibawah umur tapi biar tau gimana masalah RT ‎​Ъ d salahnya hahhahahah
    Gumawooo

    ReplyDelete
  2. Menarik nihh.... Dilanjutkan dengan semangatt yaa Mb Anis ; )

    ReplyDelete
  3. Cerita pembukanya mirip romeo and juliet kali ya.. Cinta dibawa mati hahaha

    ReplyDelete
  4. Lanjutin please mb anis..... ....

    ReplyDelete
  5. Mba Anis, lanjutin ceritanya yaaaaa pleaseeeee ...

    ReplyDelete
  6. baru sempet buka blognya Mba anis..ternyata dibuatin juga sinopnya ya.. sepertinya menarik... semangat terus ya ..

    ReplyDelete
  7. sis,, episode 2'na mn?? :(
    aq udek" gk ktmu hiksss

    ReplyDelete
  8. mb anis, plis lanjutin episode 2 ya. ceritanya menarik bgt nih. mksh

    ReplyDelete

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.