Tuesday, 22 October 2013

Sinopsis Suspicious Housekeeper Episode 7 Part 1

Dengan perasaan campur aduk, antara marah, sedih, dan kecewa Han Gyul meminta Bok Nyeo untuk membunuhnya. Ia merasa tak memiliki alasan lagi untuk tetap hidup.

Bok Nyeo mengambil gunting, Han Gyul takut melihatnya. Bok Nyeo mengikat Han Gyul menggunakan selotip besar. Ia mulai mengikat tangan Han Gyul. Han Gyul tak mengerti apa yang Bok Nyeo lakukan. Bok Nyeo terus mengikat Han Gyul menggunakan selotip dan kali ini mengikatnya ke kaki meja.
Han Gyul : “Apa yang kau lakukan sekarang? aku bilang bunuh saja aku!”

Usai mengikat Han Gyul, Bok Nyeo melihat sekeliling kamar. Ia keluar membawa guntingnya. Han Gyul berusaha melepaskan diri dari ikatannya. Kemudian terdengar suara Bok Nyeo mengunci pintu dengan paku. Bok Nyeo mengurung Han Gyul.
Bok Nyeo mengelap pisau tajam, ia memotong sayuran dan mulai memasak. Tak lama kemudian ia mendengar suara pintu yang berusaha dibuka secara paksa.
Bok Nyeo menuju kamar Han Gyul membawa makanan, ia melihat Han Gyul berhasil membuka pintu itu. Ia meletakan makanannya dulu dan berusaha menangkap Han Gyul. Tapi Han Gyul mendorongnya dan kabur.
Han Gyul lari keluar menuju balkon rumah tapi ia merasa ada seseorang di belakangnya. Dan benar saja Bok Nyeo juga sudah ada di balkon rumah. Han Gyul ketakutan, ia mendorong Bok Nyeo yang mendekat ke arahnya. Ia kembali masuk ke rumah, lari.
Tapi naas karena terburu-buru ia jatuh di tangga. Ia yang akan lari gagal karena Bok Nyeo berhasil menangkapnya. Bok Nyeo mengacungkan gunting dan memotoong pengikat yang mengikat tangan Han Gyul.
Han Gyul : “Kenapa kau tak membunuhku? Aku memintamu untuk membunuhku. Kau seharusnya melakukan apa yang diperintahkan. Kenapa kau tak membunuhku?”

Bok Nyeo : “Apa anda benar-benar ingin mati?”

Han Gyul : “Apa maksudmu?”

Bok Nyeo : “Kalau begitu, apa saya harus membawa anda masuk ke dalam sungai? Kalau anda benar-benar ingin mati anda punya kesempatan saat berada di jembatan tadi.”

Han Gyul berkata kalau ia tak jadi bunuh diri karena ada tantenya. Jadi...

Bok Nyeo menyela, “Sebelum anda memerintahkan saya untuk membunuh anda. Saya menerima telepon dari ayah anda terlebih dulu. ‘Dengan segala kemampuanmu tolong hentikan Han Gyul’ saya hanya melakukan apa yang diperintahkan pada saya. Jadi sekarang tak ada pilihan lain kecuali menghentikan anda.”
Han Gyul ingin Bok Nyeo mengabaikan hal lain seperti telepon ayahnya dan lakukan saja perintahnya. Bok Nyeo berkata bukankah Han Gyul sudah tahu kalau Han Gyul tak memiliki keberanian untuk mati. Han Gyul bertanya kenapa tidak, kenapa Bok Nyeo berpikir kalau ia tak bisa mati.

Bok Nyeo : “Jika anda ingin mati hanya karena anda menginginkannya. Orang seperti saya tak ada lagi di dunia ini.”

Han Gyul terkejut, “Apa mungkin kau pernah mencoba bunuh diri?”

Bok Nyeo menjawab ia pernah melakukannya. Han Gyul tambah terkejut dan kembali bertanya lalu kenapa Bok Nyeo tidak mati. Bok Nyeo berkata itu karena suatu alasan, “Saat saya mencoba bunuh diri Ny Hong dari Happy Company mengatakan sesuatu pada saya.” Han Gyul ingin tahu apa yang Ny Hong katakan.

Bok Nyeo : “Pasti ada alasan buatmu untuk tetap hidup.”

Han Gyul : “Kalau begitu, apa kau menemukannya? alasanmu untuk tetap hidup?”

Bok Nyeo berbalik menatap Han Gyul dan mengatakan kalau ia belum menemukannya.
Sang Chul dan ketiga saudara Han Gyul sampai di rumah. Mereka sangat mengkhawatirkan Han Gyul. Han Gyul berkata kalau ia sudah mencoba menghancurkan hidupnya karena ayahnya. Tapi sekarang ia tak perlu melakukannya karena sejak awal hidupnya sudah hancur.

Sang Chul akan mendekat ke arah putrinya tapi Han Gyul melarang. Ia menatap benci ayahnya. Han Gyul akan merebut gunting yang ada di tangan Bok Nyeo tapi secepat kilat Sang Chul merebutnya.

Sang Chul : “Kenapa tidak ada alasan buatmu untuk hidup?”
Han Gyul yang kecewa dan sedih berkata kalau ayahnya dan pacarnya yang ia sayangi telah mengkhianatinya. Ia juga tak bisa mengurus adik-adiknya bahkan ia tak bisa mengurus dirinya sendiri. Sekarang pun ia tak bisa pergi ke sekolah.

Han Gyul merasa apa yang kakeknya ucapkan itu benar kalau saja ia tak ada ayah dan ibunya tidak akan menikah dan wanita seperti ibunya tidak akan mati. “Aku seharusnya tidak dilahirkan. Aku lebih baik mati. Ayah, katakan padaku, berikan aku alasan kenapa aku harus tetap hidup.”

Sang Chul tak tahu menjelaskannya bagaimana. Han Gyul sudah menduganya, bukankah tak ada. Tidak ada alasan buatnya untuk tetap hidup.
Bok Nyeo : “Tidak ada alasan untuk Han Gyul tetap hidup.”

Apa yang Bok Nyeo ucapkan membuat semuanya terkejut. Tapi Bok Nyeo belum selesai menyampaikannya, “Itu hanya jika anda tidak memiliki keluarga yang menyayanginya. Itu jika tidak ada orang yang sedih dengan kematian anda. Anda mungkin tidak memiliki alasan untuk hidup. Jika anda meninggal, orang-orang yang ditinggalkannya akan sangat sedih. Anda akan tahu kalau mengingat kembali ketika ibu anda pergi.”

Han Gyul menoleh menatap saudara-saudaranya, air matanya perlahan menetes. Ia juga menatap foto mendiang ibunya. Ia sangat sedih dan kehilangan ketika ibunya pergi. Ya perasaan itu mungkin akan terjadi pada mereka yang nantinya kehilangan dirinya.
Sang Chul membenarkan perkataan Bok Nyeo. “Apa kau tahu kenapa ibumu memberikanmu nama Han Gyul? Kakekmu tak suka saat ayah dan ibumu memilikimu saat kami masih sekolah. Tapi ibumu tidak menyerah. Sangat berbahaya bagi ibumu ketika melahirkanmu. Tapi dia bilang kau akan membuat kami menjadi sebuah keluarga. Dia melahirkanmu meskipun beresiko. Itulah alasan ibumu memberimu nama Han Gyul. Tanpa dirimu, Doo Gyul, Se Gyul dan Hye Gyul juga tidak akan ada disini.”

Han Gyul kembali menoleh menatap adik-adiknya.
Doo Gyul : “Noona, dengan siapa lagi aku akan bertengkar kalau kau pergi?”
Se Gyul : “Noona, aku akan menertawakanmu kalau aku masuk ke perguruan tinggi yang lebih baik darimu.”
Hye Gyul : “Eonni, apa kau tak mau lagi mengikat rambutku?”

Huwaaaaaaaa nangissss....
Air mata Han Gyul kembali menetes. Ia menatap adik-adik yang begitu menyayangi dan mengkhawatirkannya. “Aku minta maaf karena membiarkan kalian melihatku seperti ini.”
Hye Gyul berhambur memeluk Han Gyul, “Eonni, kau mau mengikat rambutku kan?” Han Gyul bertanya pada Bok Nyeo, apa punya ikat rambut. Bok Nyeo menjawab kalau ia punya.
Han Gyul mengikat rambut Hye Gyul. Sementara itu Hye Gyul mengeluarkan batu keluarga miliknya.

Sang Chul berterima kasih pada Bok Nyeo karena sudah menghentikan tindakan gila Han Gyul. Ia tahu kalau itu pasti sulit bagi Bok Nyeo. Bok Nyeo bilang kalau itu tidak sulit.
Han Gyul memiliki permintaan pada ayahnya. Ia ingin ayahnya membuktikan kalau ayahnya memang benar mencintai mereka sebagai anak-anak ayahnya. “Tunjukan pada kami kalau kami yang terpenting di dunia ini. Kami tak ingin dikhianati lagi. Kami tak mau ketakutan ketika ditinggalkan. Kami benar-benar ingin memasukan batu ayah disini.”

Hye Gyul memasukan kembali batu keluarga miliknya yang masih belum ada batu ayahnya. Sang Chul memegang batu ayah yang ia simpan di saku celananya. Anak-anak berharap kalau Sang Chul akan memasukan kembali batu ayah ke kotak bersama batu lainnya. Tapi sepertinya Sang Chul belum berani memasukan batu itu untuk bergabung dengan batu lainnya.
Bok Nyeo mengantar Sang Chul hingga keluar rumah. Sang Chul berterima kasih karena Bok Nyeo sudah menyelamatkan keluarganya dari berbagai masalah. Bok Nyeo berkata kalau ia hanya melaksanakan perintah majikannya.
Sang Chul paham betul kalau anak-anaknya tidak pernah seperti itu sebelumnya. Ia melihat tatapan mata Bok Nyeo yang mengisyaratkan kalau semua ini terjadi karena kesalahannya. “Kau bilang kau melakukan semua yang diperintahkan padamu, kan?”

“Itu jika sesuatu yang bisa saya lakukan.” ucap Bok Nyeo.

Sang Chul berharap Bok Nyeo jangan memandangnya dengan tetapan perasaan bersalah karena itu menyakitkannya. “Lebih baik pukul saja aku supaya aku bisa kembali sadar.”

“Apa itu sebuah perintah?” tanya Bok Nyeo. Sang Chul terdiam.
Tepat saat itu ada seseorang yang datang, si ahjumma tetangga sebelah yang rese. Ibu Eo Jin berbasa-basi mengatakan kalau sepertinya Sang Chul sudah kembali ke rumah. “Kau membuat keputusan yang tepat, tentu saja perlu orang dewasa disatu rumah. Tidak peduli betapa bagusnya pembantu bekerja dia tetap bukan keluargamu.”

Bok Nyeo bertanya pada Sang Chul apa yang harus ia lakukan tentang perintah Sang Chul tadi. Bok Nyeo mengepalkan tangannya. Ibu Eo Jin tak mengerti apa maksudnya perintah. Sang Chul bilang bukan apa-apa. Ia pun permisi pergi. Ibu Eo Jin heran jadi Sang Chul belum pulang ke rumahnya.
Bok Nyeo mengganti seprei tempat tidur Han Gyul. Han Gyul masuk ke kamarnya. Bok Nyeo berkata kalau ia akan pulang sekarang karena Hye Gyul juga sudah tidur.
Han Gyul duduk dan mengusap lembut tempat tidurnya. “Aku menyadarinya sekarang betapa menyenangkannya tidur di tempat tidur yang bersih seperti ini. Akan lebih baik jika aku menyadarinya ketika ibu masih hidup.”
Keesokan harinya di sekolah, Han Gyul menghadap gurunya. Pak Guru meminta Han Gyul membuktikan kalau Han Gyul memang tidak menjual diri ke Om-om itu. Han Gyul meyakinkan kalau ia tak melakukan itu. Ia bersumpah demi Tuhan tak melakukan hal itu.

Pak Guru berharap bisa mempercayai perkataan Han Gyul tapi ia tak bisa membiarkannya karena ia memiliki foto Han Gyul bersama Om itu di depan motel. “Ada foto kalau kau menerima uang dari Om itu, kami bisa membuktikannya kalau kau melakukannya. Tapi bagaimana kami bisa membuktikan kalau kau tak melakukannya?”

Han Gyul menarik nafas, ia tak tahu harus bagaimana membuktikan kalau malam itu ia tak menjual dirinya ke Om-om.
4 cewek pengagum Soo Hyuk mendatangi pemuda itu. Mereka senang bukan main karena Soo Hyuk memanggil mereka untuk menemui Soo Hyuk. Soo Hyuk tertawa dan berkata kalau mereka berempat sudah membuat keributan.
Pak Guru pun menyuruh Han Gyul menemukan pria yang ada di foto itu untuk membuktikan kalau Han Gyul tak bersalah. “Bukankah kau punya nomor telepon atau yang lainnya?” Han Gyul diam karena ia tak memiliki nomor atau apapun dari Om itu. Pak Guru menilai jika Han Gyul tahu nomornya berarti semalam Han Gyul benar menjual diri ke Om itu.
Pintu ruang BP diketuk, ke 4 siswi tadi masuk kesana. Disusul kemudian Soo Hyuk yang juga ikut masuk ke ruang BP. Soo Hyuk berkata kalau keempat siswi ini memiliki sesuatu yang ingin dikatakan ada Pak Guru.

Keempat siswi ini pun mengaku kalau mereka ada di tempat kejadian dimana Han Gyul malam itu berada. Mereka memiliki video rekamannya. Ponsel yang merekam kejadian malam itu pun diberikan pada Pak Guru.
Kejadian sebenarnya malam itu adalah ketika si om itu akan membayar Han Gyul untuk menemani, Han Gyul menolaknya mentah-mentah. Ia bahkan mendorong si Om itu hingga terjengkang. Han Gyul lantas meninggalkan tempat itu.
Han Gyul menoleh menatap Soo Hyuk yang membawa keempat siswi ini menghadap guru dan ini tentu saja dapat membantu membuktikan kalau ia tak menjual diri pada Om-om. Soo Hyuk tersenyum bangga sudah menyelamatkan Han Gyul dari masalah.
Han Gyul menemui Soo Hyuk di ruang latihan band. Ia berterima kasih atas apa yang Soo Hyuk lakukan tadi. Soo Hyuk berkata kalau Han Gyul tak perlu mengucapkan terima kasih, ia hanya ingin memperbaiki apa yang telah ia lakukan. Ia harap dirinya dan Han Gyul bisa melupakan kejadian tadi malam.
Han Gyul berlalu dari sana dan berpapasan dengan Woo Jae yang masuk ke ruang latihan band. Woo Jae heran apa yang Han Gyul lakukan, apa Han Gyul akan berhenti dari band. Han Gyul berkata kalau ia ikut band karena menyukai seseorang. Tapi sekarang ia tak lagi menyukai orang itu.
Soo Hyuk yang mendengar ucapan Han Gyul mengangkat wajahnya terkejut. Han Gyul menoleh sesaat ke arah Soo Hyuk, ia kemudian keluar dari ruang band.
Woo Jae menyalahkan Soo Hyuk yang telah membuat Han Gyul mengambil keputusan keluar dari band. Apa Soo Hyuk akan membiarkan Han Gyul berhenti dari band begitu saja. Soo Hyuk diam, ia mengabaikan ucapan Woo Jae.
Bok Nyeo dan Hye Gyul berada di supermarket. Keduanya saling menatap tajam. “Tolong pergi cari ini!” Bok Nyeo memberi perintah pada Hye Gyul sambil memberikan kartu yang bertuliskan dan bergambarkan barang yang akan mereka beli.
Hye Gyul menerima kartu itu, “Apa itu perintah? Saya akan melakukan perintah anda. Tomato!” seru Han Gyul langsung berlari mencari tomat hihi. Ia mengambil tomat dan memasukannya ke troli belanjaan. Setelah selesai mengambil tomat Hye Gyul menyerahkan kembali kertu tomatnya.

Bok Nyeo memuji dingin, “Anda melakukan pekerjaan yang bagus, selanjutnya.” Bok Nyeo memberikan kartu lain pada Hye Gyul.
“Makarel!” sahut Hye Gyul langsung lari mencari dimana ikan makarel. Ia berdiri di depan ikan-ikan yang ada di supermarket, “Ahjussi dimana ada makarel?” Ahjussi yang menunggui ikan mengatakan kalau yang di depan Hye Gyul itu makarel. Hye Gyul pun mengambilnya satu.

“Banana!” Hye Gyul menerima kartu pisang. Ia mengambil pisang dan meletakannya ke troli belanjaan. Selanjutnya ia mengambil lagi barang apa yang ada di kartu.
Di supermarket yang sama, ibu Eo Jin dan Eo Jin juga berbelanja keperluan rumah tangga. Eo Jin enak banget nangkring di troli belanjaan emaknya hahaha. Ibu Eo Jin terkejut melihat Hye Gyul berlarian mengambil barang-barang sementara Bok Nyeo diam mendorong troli belanjaan, “Omo omo apa itu? Bukankah itu kekerasan pada anak-anak? Hei kau!” teriak ibu Eo Jin menghampiri Bok Nyeo dan Hye Gyul.

Ibu Eo Jin menegur Bok Nyeo, “Kau tak bisa menyuruh anak kecil bekerja seperti itu. Apa kau pikir kau bisa melakukan itu padanya karena dia tidak punya ibu?”

“Tentu saja, saya bisa melakukannya.” jawab Bok Nyeo (hahaha) Ibu Eo Jin menganga terkejut.
“Ahjumma, kami hanya bermain sebuah permainan.” sahut Hye Gyul.
“Apa itu?” tanya Eo Jin ingin tahu. “Aku juga mau ikut bermain donk.” Emaknya jelas saja melarang (hahaha)
Ya ampun ternyata di supermarket yang sama si pria penguntit itu juga lagi belanja. Ia melihat disana ada Bok Nyeo.

Di sebuah ruangan terlihat begitu banyak foto Bok Nyeo yang dikumpulkan pria misterius itu.
Pria misterius itu bernama Tae Shik, dia mendorong kursi roda seseorang. Ah wajah orang yang ada di kursi roda tidak diperlihatkan. “Itu gagal, mengirim surat yang mengatakan dia pembunuh. Aku rasa sekarang waktunya sudah datang untuk membiarkan wanita itu tahu kalau kita tahu apa yang dia lakukan bahwa kita terus mengawasinya sampai sekarang.”
Bok Nyeo berada di luar rumah memandang bulan.
Woo Jae mengantar Han Gyul pulang (cieeeeee hahaha) Menurut Woo Jae, Soo Hyuk itu sudah memulainya dengan memberi racun dan sekarang dia sok memberikan obatnya.
Woo Jae harap Han Gyul tetap berada di band. Han Gyul tanya apa Woo Jae ingin ia tetap menjadi anggota band sekolah. Woo Jae menjawab tentu saja ia mau. “Kenapa” tanya Han Gyul. Oh my Woo Jae jadi diam sesaat ga tahu mesti jawab apa. hahaha. Tapi kemudian ia menjawab kalau ia hanya tidak ingin kehilangan yang menjadi visual di band. Ia takut kehilangan itu, memangnya kenapa? Han Gyul tersenyum mendengarnya.
Woo Jae melihat seseorang keluar dari rumah Han Gyul. Bok Nyeo yang bersiap akan pulang. Woo Jae langsung membungkuk menyapa Bok Nyeo. Bok Nyeo memperhatikan penampilan Woo Jae dari atas sampai bawah. Woo Jae jadi tegang dilihatin kayak gitu hihi.
Bok Nyeo beralih menatap Han Gyul, “Apa anda sudah punya pacar baru?” Tanya Bok Nyeo.

“Ah tidak.. bukan!” jawab Han Gyul dan Woo Jae bersamaan. Hahaha.
“Aku Shin Woo Jae, ayahku bilang kau pelanggan di toko daging keluargaku.” Ucap Woo Jae mengenalkan dirinya pada Bok Nyeo.

Bok Nyeo : “Kalau begitu,... saya akan pulang sekarang.”
Woo Jae agak terkejut dengan sikap dingin Bok Nyeo. Tapi tidak bagi Han Gyul yang sudah biasa. Bok Nyeo pun pulang. Woo Jae merasa kalau Bok Nyeo itu kebalikan dari apa yang ia bayangkan. “Aku pikir dia seseorang yang sangat ceria dan hangat karena ayahku menyukainya.”

Han Gyul : “Dia terlihat sedikit menakutkan dan dingin di awal. Tapi seiring berjalannya waktu, semua baik-baik saja.”

Woo Jae jadi penasaran, “Seperti apa ya keluarganya?” Han Gyul tak tahu, ia juga penasaran.
Keesokan harinya, Bok Nyeo menyiapkan sarapan untuk anak-anak. Han Gyul yang sudah siap dengan seragamnya dan akan sarapan bertanya bisakah ia menanyakan sesuatu pada Bok Nyeo. Bok Nyeo mempersilakan.

Han Gyul : “Bok Nyeo-nim, apa yang terjadi dengan keluargamu?”

Bok Nyeo tak menjawab pertanyaan Han Gyul. Han Gyul bertanya lagi, “Apa ada sesuatu buruk yang terjadi pada keluargamu? Terakhir kali kau bilang kalau seseorang punya alasan untuk hidup, asalkan mereka memiliki keluarga yang menyayangi mereka. Kalau begitu, apa kau mencoba bunuh diri karena kau kehilangan keluargamu?”
Doo Gyul, Se Gyul dan Hye Gyul keluar dari kamar mereka sudah siap akan sarapan. Ketiganya juga ingin tahu tentang keluarga Bok Nyeo. Bok Nyeo minta maaf ia tak bisa memberi tahu tentang masalah pribadinya.
Han Gyul, Doo Gyul dan Se Gyul menemui Ny Hong untuk mencari tahu tentang keluarga Bok Nyeo, apa keluarga Bok Nyeo sudah meninggal. Ny Hong menolak memberitahukan itu, ia tak bisa memberi tahu anak-anak ini karena itu memang agak rumit.

Han Gyul : “Ketika Bok Nyeo-nim mencoba bunuh diri, anda menyelamatkannya kan? Anda mengatakan kalau pasti ada alasan buatnya untuk tetap hidup.”

Ny Hong membenarkan, ia melakukan itu ketika Bok Nyeo berniat bunuh diri. Tapi apa gunanya, sekarang, dia seakan-akan sudah mati.

Doo Gyul : “Apa keluarganya meninggal karena dia? Dia pasti melakukan sesuatu yang salah dan itu alasannya dia tak bisa tersenyum.”

Tidak tidak ucap Ny Hong menyalahkan praduga Doo Gyul. Ia tak akan mengatakannya lagi.
Se Gyul : “Apa taman hiburan ada hubungannya dengan itu? Dia selalu memesan paket makanan keluarga tapi dia tidak pernah menyentuhnya.”

Ny Hong : “Begitulah, dia sering pergi ke taman dengan keluarganya.”

Han Gyul ingin tahu lebih lengkap bagaimana keluarga Bok Nyeo meninggal, apa mengalami kecelakaan. Ny Hong menolak menjawab ia malah bertanya, apa anak-anak ini tidak pergi ke sekolah. Anak-anak menoleh melihat jam dan jam disana menunjukan pukul 8.12 ketiganya pun bergegas ke sekolah.
Ny Hong berteriak mengingatkan anak-anak, “Kalian jangan mengatakan pada Bok Nyeo kalau aku mengatakan itu ya!” Ny Hong mengeluhkan dirinya yang sudah mengatakan sesuatu tentang Bok Nyeo pada anak-anak.
Ayah Eo Jin lagi syuting nih, berasa syuting berita kriminal hehe. Ibu Eo Jin datang ke tempat kerja suaminya. Salah satu staf acara itu mengatakan kalau mereka akan mewawancarai seseorang. Ibu Eo Jin menyapa salah satu staf yang ternyata SW acara itu deh dan itu seorang wanita. “Halo Miss Kwan. Bisa kita bicara?”
Mereka berada di ruang make up, ibu Eo Jin memberikan bingkisan pada Miss Kwan. “Orang dengan tingkat stres tinggi harus menghilangkannya dengan berendam di bak mandi. Dan ini saya dengar anda harus begadang dan tak bisa pulang setiap hari. Ini bukan apa-apa jadi jangan sungkan.”

Miss Kwan merasa kalau ibu Eo Jin tak perlu melakukan ini padanya. Ayah Eo Jin menyahut tidak apa-apa, ambil saja. Ayah Eo Jin mengingatkan istrinya karena sudah mengganggu kerja Miss Kwan.

Ibu Eo Jin mengerti, ia pun pamit. “Tolong jaga suamiku. Pastikan ucapannya sangat kharismatik.” Kata Ibu Eo Jin.
Miss Kwan pun langsung mencoba bingkisan pemberian ibu Eo Jin untuk berendam. Ia berada di sebuah kamar mengenakan piyama. “Dia tidak tahu tentang kita kan?” tanya Miss Kwan yang keluar dari kamar mandi.

“Jangan khawatir!” jawab seorang pria sambil memakai piyamanya dan ternyata pria itu adalah si ayahnya Eo Jin. “Dia itu pintar tapi tidak terlalu pintar.”
Bok Nyeo lagi mengasah pisau nih. “Saya minta maaf tapi bisakah anda jangan berdiri di belakang saya?” Ketiga anak-anak kaget Bok Nyeo tahu mereka ada di belakang Bok Nyeo. Bok Nyeo berkata kalau anak-anak berdiri di belakangnya, ia tak tahu apa yang akan ia lakukan nanti.

Doo Gyul terbata-bata bertanya, “Memangnya apa yang akan kau lakukan? Kau menakut-nakuti kami ya.” Bok Nyeo kembali mengasah pisaunya.

Han Gyul menanyakan kembali perihal keluarga Bok Nyeo, “Apa kau punya suami dan anak?” Bok Nyeo tak menjawab ia terus mengasah pisau.
Se Gyul ikut bertanya, “Apa taman hiburan tempat spesial kalian bertiga yang sering kalian datangi?” Bok Nyeo diam dan tetap mengasah pisau.

Se Gyul bertanya lagi, “Kenapa keluargamu meninggal?”
Bok Nyeo berhenti mengasah pisau, “Saya.... membunuh mereka!”

Mata ketiga saudara ini membesar terkejut, tak ada pertanyaan lagi yang keluar dari mulut ketiganya. Bok Nyeo kembali mengasah pisaunya.
Bok Nyeo berdiri di luar memandang rembulan. Makin lama tatapannya berubah sedih. Tanpa terasa ia meneteskan air mata.
Han Gyul dan ketiga adiknya kembali menemui Ny Hong. Mereka mengatakan apa yang Bok Nyeo sampaikan perihal Bok Nyeo yang membunuh suami dan anak Bok Nyeo.

Ny Hong tertawa terbahak-bahak mendengarnya, “Apa Bok Nyeo benar-benar mengatakan itu?” Doo Gyul heran bagaimana Ny Hong bisa tertawa seperti itu, “Dia bilang dia membunuh keluarganya.”
Hye Gyul : “Ny Hong, Bok Nyeo-nim tidak membunuh mereka kan? Tolong beritahu kami!”

Ny Hong menatap tajam Hye Gyul, “Gadis kecil, apa itu perintah?”

“Ya itu perintah!” jawab Hye Gyul.

“Saya, tidak akan melakukan perintah anda.” Jawab Ny Hong yang kemudian disusul gelak tawa khas-nya. Hahahahaha. (kalau Ny Hong ketawa saya ikutan ketawa waakakakaka) Keempat saudara ini diam.

Ny Hong menyampaikan kalau ia sudah memutuskan untuk tak memberi tahu apapun tentang Bok Nyeo pada keempat anak ini karena hal itu benar-benar rumit.
Se Gyul berkata kalau ada sesuatu yang sudah ia siapkan. “Bagaimana dengan ini?” Se Gyul menunjukan dua buah tanda benar dan salah pada Ny Hong. Hy Hong melihat itu seperti permainan kuis, ia ingin mencoba sesuatu yang seperti ini. Ny Hong berkata kalau ia hanya akan menjawab tiga pertanyaan saja.
“Kau akan bicara jujur pada kami kan?” tanya Doo Gyul.

“Tentu aku akan jujur!” jawab Ny Hong sambil mengacungkan logo bertanda benar. “Ok, pertanyaan kedua!”

Anak-anak keget, mereka sama sekali belum mengajukan pertanyaan tapi Ny Hong menganggap pertanyaan Doo Gyul tadi sebagai pertanyaan pertama. Se Gyul meminta hyung-nya diam ia yang akan mengajukan pertanyaan.

“Apa suami dan anaknya Bok Nyeo-nim meninggal?” tanya Se Gyul.

“Benar!” jawab Ny Hong.

“Oh jadi dia sudah menikah.” sahut Doo Gyul.

“Ya kau benar. Itu sudah tiga pertanyaan.” ucap Ny Hong. Se Gyul kesal karena hyung-nya ikut-ikutan ngomong.
Ny Hong melihat jam tangannya, “Ah ya ampun hanya tinggal 20 detik lagi. 19, 18,” Ny Hong menghitung mundur. Anak-anak bingung tak mengerti apa maksudnya.

Hye Gyul menyahut kalau ia ingin ikut permainan menyebutkan nomor seperti yang Ny Hong sebutkan. 17, 16, 15, Hye Gyul malah ngikutin apa yang Ny Hong ucapkan dalam menghitung mundur angka.
“Apa Bok Nyeo-nim akan datang kesini?” Se Gyul langsung bisa menebaknya.

“14, kau benar!” jawab Ny Hong. “Pergi sembunyi sekarang...!” perintah Ny Hong. 10, 9, 8, 7, Anak-anak bergegas sembunyi. Keempatnya sembunyi di bawah meja kerja Ny Hong.

5, 4, 3, 2, 1, Ny Hong sudah berdiri siap menerima kedatangan Bok Nyeo yang tepat waktu. Benar saja, ketika Ny Hong selesai menghitung mundur, Bok Nyeo pun masuk.
Ny Hong berkata bukankah Bok Nyeo bilang ada sesuatu yang akan dikatakan padanya. Bok Nyeo meminta Ny Hong untuk tidak mengatakan pada siapapun tentang masa lalunya, terutama pada anak-anak keluarga Eun. Ny Hong berjanji kalau ia tak akan melakukannya.
Bok Nyeo tahu kalau di dalam ruangan anak-anak itu bersembunyi. “Saya rasa kalian ada disini. Jadi biarkan saya memberitahu kalian. Mulai sekarang saya tidak akan menjawab pertanyaan yang kalian tanyakan pada saya.” Bok Nyeo pun akan pamit.
Keempat anak ini pun keluar dari persembunyiannya. “Tak bisakah kau memberi tahu kami apa maksudmu ketika kau bilang kau membunuh keluargamu?” tanya Han Gyul.

Se Gyul : “Aku melihat di internet dan tidak ada kasus pembunuhan yang ada hubungannya denganmu.”
Bok Nyeo menatap keempat anak ini, “Jika kalian ingin tahu tentang masa lalu saya, maka saya akan berhenti bekerja.” ancam Bok Nyeo.

Hye Gyul cemas, “Eonni... apa Bok Nyeo-nim akan berhenti bekerja? aku tak mau dia berhenti.”

Han Gyul mengerti, ia dan adik-adiknya berjanji tak akan menanyakan perihal keluarga Bok Nyeo lagi. Han Gyul mengajak adik-adiknya pulang.
Bok Nyeo juga akan pergi tapi Ny Hong memanggilnya, “Tak bisakah kau memaafkan apa yang ibu mertuamu katakan padamu?” Bok Nyeo tak menjawab pertanyaan Ny Hong. Ia pamit pergi.
“Hei ambil ini dulu!” Ny Hong mengambilkan kue yang ada di meja tapi Bok Nyeo sudah tak ada di sana. Cepet banget perginya.

Bersambung ke part 2

Semakin banyak teka-tekinya ya haduh.

8 comments:

  1. Seruuuuuuuuu,makin penasaraaan aja ini asal usul bok nyeo nim .
    Semangaaat mba,aku kira sinopsisnya ga akan diterusin soalnya kmrn2 aku cek belom update2 hehee
    Gomawo fightiiing

    ReplyDelete
  2. akhirny d update jg, ak tggu2in hlo mbak, tengkyu ya..
    mengharukan bgt,
    lanjutkankan mbak.....

    ReplyDelete
  3. Emosiku naik turun bacanya mbak, aku juga ikut neteskan air mata bacanya..apa mungkin yang di kursi roda itu ibu mertuanya bok nyeo Ɣªª???

    ReplyDelete
  4. akhirny d update jg, ak tggu2in hlo mbak, tengkyu ya..
    mengharukan bgt,
    lanjutkankan mbak.....

    ReplyDelete
  5. aku lebih suka yg versi korea nih. di versi jepang ada bbrp adegan yg membuatq ga nyaman. saat kakeru mnt mita melepas bajunya, saat yui bermalam dg orizawa & saat mita diminta yui utk membunuh yui sndiri. nah di versi korea ini doo gyul tdk sungguh2 mnt bok nyeo melepas bajunya,.han gyul jg tdk sampai jatuh ke perangkap soo hyuk. dan bok nyeo tdk sesadis versi jepang saat memburu han gyul. aq khawatir akan ada pengaruh negatif jka versi drama tdk dibuat lbh soft spt versi korea. menurut q lho ya. makasih ya mb anis. semangat! hani

    ReplyDelete
  6. Suka banget sama drama ini!! Hihihi><

    ReplyDelete
  7. ketunda nontonnya baca dulu ajah deh sinopsisnya...

    Diawal episode pengen nangis sedih.. :(

    ReplyDelete
  8. HEMMM...
    hore.. akhirnya ga jadi silent rider lagi,
    penasaran..
    penasaran..
    dan penasarann....

    ReplyDelete

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.