Da Jung akan ke rumah
sakit untuk tinggal disana, tapi ia takut membuat ayahnya cemas. Ia tak bisa
tinggal disana. Ia pun akan menginap di tempat lain.
Mobil Yool tiba-tiba
mencegat Da Jung, Da Jung terkejut melihatnya.
Yool keluar dari mobilnya, “apa yang
kau lakukan disini? Ayo pergi!” ajak Yool.
Da Jung berkata kalau ia
tak ingin kembali ke rumah dinas PM. “Aku pergi begitu saja karena sulit
mengatakannya secara langsung. Tapi karena sudah seperti ini, aku akan berterus
terang pada anda.” Da Jung menatap Yool, “Mari kita berpisah!”
Da Jung akan pergi tapi
Yool menahan tangannya. Yool mengambil koper yang Da Jung bawa dan memasukannya
ke mobil. Yool menggenggam tangan Da Jung, menarik dan meminta Da Jung masuk ke
mobil.
Kang In Ho bertanya pada
pengawal apa benar PM menyetir mobil sendiri. Pengawal gendut berkata kalau PM
pergi begitu saja dan membuat mereka semua khawatir tapi untunglah PM sudah
menelepon. Pengawal wanita heran apa ada sesuatu yang terjadi pada PM. In Ho yang
mengerti situasi meminta kedua pengawal ini tak perlu khawatir.
In Ho menerima telepon
dari Hye Joo. Hye Joo memebri tahu kalau sekarang kita dalam masalah.
Sepertinya mosi (pengajuan pemberhentian) terhadap PM akan dibawa dalam rapat
anggota parlemen.
In Ho tak mengerti apa
maksud perkataan Hye Joo. Hye Joo yang panik berkata kalau ia harus memebri
tahu PM segera tapi PM tak mengangkat teleponnya. Ia bertanya apa ada sesuatu
yang terjadi dengan PM. In Ho pun memberi tahu kalau hari ini PM bertemu Park Na
Young. Hye Joo terkejut bagaimana bisa PM bertemu dengan Na Young. In Ho
mengatakan kalau Da Jung lah yang membuat PM dan Na Young bertemu. Hye Joo
tambah terkejut mendengarnya.
Di dalam mobil menuju
suatu tempat, Da Jung berkata kembali kalau ia tak ingin lagi pulang ke rumah Yool.
Ia meminta Yool menghentikan mobilnya. Yool meminta Da Jung diam, jangan bicara
kalau memang Da Jung tak ingin melihatnya marah. Da Jung pun diam.
Yool menghentikan mobilnya
di tepi jalan. Ia keluar dari mobil lebih dulu. Da Jung menyusulnya keluar.
Yool benar-benar tak mengerti kenapa Da Jung berpikiran untuk melakukan itu. “Mengemasi
barang-barangmu dan mempertemukanku dengan Na Young, apa kau pikir itu hal yang
terbaik? apa kau pikir ini hal yang terbaik bagi anak-anak?”
Da Jung berkata kalau ia melakukan
ini bukan karena Yool dan anak-anak tapi ia melakukannya untuk dirinya sendiri.
“Anda bertanya padaku kenapa aku menangis di gereja kan? Itu karena aku takut
menjadi ibu yang baru untuk anak-anak jika aku menikahimu. Aku menyukaimu, tapi
menjadi ibu bagi anak-anak itu hal yang berbeda. Tapi, sejak ibu mereka yang
sebenarnya masih hidup aku berpikir bahwa seharusnya aku mengembalikan posisi
ini padanya.”
Yool tahu bukan itu alasan
kenapa Da Jung melakukan ini padanya. “Kau meninggalkanku demi kebaikanku, tapi
apa kau pikir aku akan berterima kasih untuk ini?”
“Apa yang anda bicarakan?
Apa anda masih belum mengerti apa yang sudah kukatakan? Kalau begitu aku akan
bicara jujur. Pertama kali, aku pikir pernikahan kontrak ini akan menyenangkan.
Aku merasa seperti pemeran utama dalam sebuah film. Itulah kenapa aku bisa
memainkan peran sebagai istri dan ibu dengan baik. Tapi, jika aku pikir bahwa
pernihakan ini adalah sungguhan, aku benar-benar ketakutan. Aku ingin melarikan
diri. Aku meninggalkan anda karena sekarang aku ingin menjalani kehidupanku
sendiri agar bisa melakukan semua yang ingin kulakukan sebelumnya dan mengambil
kesempatan yang sudah datang padaku. Itulah kenapa aku pergi. Apa anda
mengerti?” Da Jung terus mengatakan hal yang menyakitkan agar Yool tak
melepaskannya.
Yool terdiam mematung
mendengar ucapan panjang Da Jung. Da Jung berlalu meninggalkan Yool seorang
diri.
Da Jung menerima telepon
dari Hye Joo. Hye Joo memberitahu kalau dirinya sudah ada di rumah sakit tempat
ayah Da Jung tinggal, ia ingin bicara dengan Da Jung.
Di kediaman PM. Kang In Ho
menyampaikan pada Yool bahwa Ketua Park Joon Ki menolak pengajuan pemberhentian
PM. Tapi sepertinya mosi tidak percaya tersebut tetap akan dibawa ke dalam rapat anggota
parlemen minggu ini. Yool heran kenapa Joon Ki menolak pengajuan mosi itu. In Ho
berkata itu karena Park Joon Ki sudah tahu Na Young masih hidup.
Yool terkejut, “Apa
maksudmu Joon Ki sudah tahu? Apa kau juga tahu Na Young masih hidup?”
In Ho menunduk diam tanda
membenarkan.
Yool tak menyangka, “Kau
sudah tahu, Joon Ki juga sudah tahu. Begitu juga dengan Nam Da Jung. Bagaimana
dengan Sek Seo, Apa dia juga sudah tahu?”
In Ho minta maaf pada
Yool.
“Kalian benar-benar
keterlaluan. Kalian semua tahu dan menyembunyikan ini dariku? Bagaimana kalian
bisa membuat orang lain jadi terlihat bodoh? Bagaimana bisa aku satu-satunya
yang tidak tahu Na Young masih hidup?” bentak Yool marah.
In Ho hanya bisa menunduk
dan kembali meminta maaf pada Yool. Yool yang sedang marah tak ingin bicara
dengan siapapun, ia menyuruh In Ho keluar dari ruangannya.
Di rumah sakit, Hye Joo
mempertanyakan alasan Da Jung mempertemukan Yool dengan Na Young, karena ia
baru saja meyakinkan Park Joon Ki untuk tak mengatakan apa-apa pada Yool. “Apa
yang kau pikirkan hingga mempertemukan mereka berdua?”
Da Jung berkata kalau ia
tak ingin membohongi Yool. “Ny Park Na Young masih hidup, ibu dari anak-anak masih
hidup, kenapa PM tak boleh tahu? Apa karena alasan politik? Apa itu benar-benar
penting?”
Hye Joo : “Nam Da Jung-ssi?”
Da Jung menilai kalau
seperti itu bukanlah demi kepentingan Yool, semua yang kita lakukan adalah
membohonginya. Hye Joo meminta Da Jung jangan bersikap seolah-olah hanya Da Jung
yang bersikap baik pada Yool, apa Da Jung pikir ia dan yang lain menyembunyikan
ini tanpa adanya alasan. Ini hanya sampai masa jabatannya berakhir. “Tapi apa
yang sudah kau lakukan hingga marah seperti itu?” Da Jung tak peduli apapun
yang Hye Joo katakan, karena menurutnya Yool berhak tahu.
Hye Joo : “Kau tetap
berpikir bahwa yang kau lakukan itu yang terbaik kan? Karena kau sudah memberi
tahu PM, lalu siapa selanjutnya? Kau bisa memberi tahu Woo Ri bahwa ibunya yang
menghilang telah datang kembali dan mengabaikan mereka dan berselingkuh dengan
pria lain.”
Da Jung terkejut, “Sek Seo,
bagaimana bisa kau berkata seperti itu?”
Hye Joo : “Kenapa? Apakah
orang yang jujur dan apa adanya seperti dirimu tak bisa mengatakan itu? pasti
sangat mengganggumu karena sudah membohongi anak-anak. Mudah bagimu untuk
melakukannya.”
Hye Joo yang marah
meninggalkan Da Jung sendirian.
Yool menyendiri di ruang
kerjanya. Sementara Da Jung menemani ayahnya yang sudah terlelap. Ia menatap
sedih cincinnya. Begitu pula dengan Yool, ia menatap pilu cincin yang ada di
jarinya.
Keesokan harinya di rumah
sakit. Ayah terkejut ketika bangun tidur mendapati Da Jung tertidur disana. Ia
heran kapan Da Jung datang. Da Jung mengatakan kalau ia datang tadi malam. Da Jung
juga heran kenapa ayahnya sekarang sering tidur. Ayah sendiri tak tahu, tak
peduli sesering apapun ia tidur, tapi tetap saja ia ngantuk. Ia menebak apa
jangan-jangan ini karena musim dingin.
“Oh iya bisakah kau
mengambilkan itu.” ucap ayah berusaha mengingat-ingat nama benda sambil
mempraktekan cara menggunakannya (sikat gigi). Da Jung paham maksudnya ia
segera mengambilkan sikat gigi untuk ayahnya yang disimpan di laci.
Tapi Da JUng terkejut
melihat benda-benda di laci semuanya diberi tulisan nama benda itu. Sikat gigi,
ada tulisan sikat giginya. Tissu ada tulisannya, Sampoo juga ada tulisan sampoo-nya.
Ayah berkata kalau orang semakin
tua maka akan bisa lupa terhadap beberapa hal. “Karena aku kadang-kadang lupa,
makanya aku menulis kemudian menempelkannya.”
Ayah menanyakan kenapa Da
Jung tidur disini, ia menebak apa Da Jung bertengkar lagi dengan menantu Kwon.
Da Jung menjawab tidak, ia tidak bertengkar dengan Yool. Tapi ayah merasa ada
sesuatu yang mencurigakan.
Tiba-tiba Yool datang
penuh senyuman menyapa ayah. Da Jung terkejut melihat Yool datang kesini. Yool
mengatakan kalau ia meminta Da Jung menemani ayah beberapa hari karena ia pikir
kalau ayah pasti merindukan Da Jung. Yool yang tadi mendengar tuduhan ayahnya kalau
Da Jung bertengkar dengannya, meyakinkan kalau antara dirinya dan Da Jung tidak
ada pertengkaran ataupun perselingkuhan, jadi ayah tak perlu khawatir.
Yool kemudian berkata
kalau ia sengaja datang kesini untuk membawakan barang-barang Da Jung karena ia
pikir ayah pasti akan khawatir. “Ayah, percaya padaku, kan?” Ayah menjawab tentu
saja. Yool menolah ke arah Da Jung yang dari tadi diam saja.
Da Jung dan Yool bicara
berdua. Da Jung berterima kasih karena Yool sudah menjelaskan seperti itu pada
ayahnya. Tapi biar bagaimana pun mulai sekarang Yool tak perlu datang seperti
ini.
Yool berkata kalau ia tak
percaya apapun yang Da Jung katakan tadi malam padanya. “Jadi, kau jangan
menyiksa dirimu sendiri dengan mengatakan hal yang tak ingin kau katakan.”
Da Jung masih terus
berkata supaya Yool meninggalkannya, ia tak peduli Yool mau percaya atau tidak
karena ia bicara yang sesungguhnya.
Yool mengatakan kalau dirinya
tak akan meminta Da Jung untuk kembali ke rumah secepatnya. Untuk beberapa saat
ia harap Da Jung tinggal dengan ayah Da Jung. “Itu artinya aku membrimu waktu
untuk berpikir beberapa hari untuk menenangkan diri.”
Da Jung : “Perdana
menteri?”
Yool berkata kalau ia juga
memilki banyak hal yang harus ia selesaikan selama Da Jung disini. “Selama
prosesnya berjalan.. kau, aku dan anak-anak mungkin saja akan terluka. Jadi
daripada berpikir untuk meninggalkanku lebih baik berpikir bagaimana bertahan dengan
kami. Disini, disisi ayahmu.”
Yool akan pergi tapi
langkahnya terhenti mendengar Da Jung berkata kalau Da Jung tetap akan tinggal
dengan ayahnya dan tak akan kembali pada Yool. “Aku tak akan pernah kembali.”
Yool diam sejenak, ia kemudian berlalu dari sana.
Di kantor Scandal News,
ketiga reporter makan mie sama-sama. Ketiganya makan sambil menonton berita di
TV. Berita di TV menyebutkan bahwa berdasarkan partai pengausa pengajuan
pemberhentian terhadap perdana menteri telah dijadwalkan. Boss Go malas melihat
berita itu, karena membuatnya kehilangan selera makan. Ia pun mematikan TV nya.
Hee Chul heran bukankah PM
sudah melakukan hal yang baik, kenapa semuanya bersikap begitu pada PM.
Menurut Reporter Byun
sejak PM Kwon Yool ingin mereformasi perusahaan-perusahaan besar dan proyek-proyek
nasional, presiden tak terlalu menyukai ide-ide itu. “Tidakkah kalian berpikir
kalau presiden yang mencoba memecatnya melalui partai pengausa?”
Hee Chul khawatir, “Jika PM
Kwon Yool diberhentikan, bagaimana dengan Da Jung?”
Reporter Byun yakin kalau
PM tak akan dilberhentikan. Boss Go tanya apa maksudnya. Repoter Byun
menjelaskan kalau orang yang mengajukan mosi pemberhentian itu adalah ketua Park
Joon Ki. Tapi sekarang ia mendengar kalau Park Joon Ki seperti orang gila yang
mencoba menghentikan mosi itu. “Bukankah itu aneh? Kenapa Park Joon Ki, pria
yang akan mencoba segala cara untuk menghancurkan PM malah tiba-tiba berubah?”
Ucapnya sambil menggoyang-goyangkan kedua tangannya.
Hee Chul dan Boss Go kesal,
keduanya menepak telapak tangan Reporter Byun. Boss Go malas membahasnya, ia
tak tertarik mengetahui tentang kedua pria itu. “Bukankah kau bilang akan
mencari tahu hubungan antara Sek Seo dengan Ketua Park? Apa Sek Seo
berselingkuh atau dia mata-mata?”
Reporter Byun mulai
bersikap serius, “Berdasarkan analisaku, Seo Hye Joo itu bukan peselingkuh
ataupun mata-mata.”
Boss Go dan Hee Chul
mendekat pada Reporter Byun, keduanya penasaran. “Kalau begitu, lalu apa?”
Reporter Byun : “Wanita
itu… dia adalah seorang dewi.” (hahaha)
Boss Go dan Hee Chul kaget
dengan ucapan ngaco Reporter Byun.
Reporter Byun : “Dia bukan
sembarangan dewi, tapi seorang dewi politik yang bermimpi bisa seperti Hillary Clinton. Maksudku, ambisinya sangat luar biasa. Sejak PM tidak bisa lagi berkembang,
dia beralih mendukung Ketua Park. Ini sangat jelas.”
Hee Chul kesal, “Apa kau
datang kemari hanya untuk mengatakan itu dan makan siang gratis dengan kami?” Reporter
Byun tak terima informasi darinya dinilai seperti itu, ini kan laporan yang
bagus. Boss Go juga malas mendengarnya, ia meminta Reporter Byun diam saja. “Kalau
kau sudah selesai makan, taruh mangkoknya di luar.” Boss Go dan Hee Chul
meninggalkan Reporter Byun sendirian.
Reporter Byun bergumam
heran, “Kenapa tiba-tiba Ketua Park Joon Ki berada dipihak PM kwon Yool?”
Kang In Ho melapor pada PM
tentang mosi yang akan dirapatkan oleh anggota parlemen tapi sepertinya pengajuan pemberhentian tersebut tidak akan dibawa dalam rapat. “Dan ini berita buruk. Sesuai dengan
surat perintah presiden, proyek pusat pelabuhan internasional akan kembali
diteruskan.”
“Dan penyelidikan terhadap
Myung Shim grup akan begitu saja dihentikan?” tebak Yool.
In Ho membenarkan.
Yool : “Apa yang harus
kulakukan? Ketika aku mencoba menjadi perdana menteri, aku mencoba untuk
memberikan kekuatan kepada masyarakat. Aku ingin menjadi perdana menteri yang
berada di pihak yang lemah. Tapi, sebagai perdana menteri, apa yang sudah
kulakukan sampai saat ini? mulai sekarang, apa yang bisa kulakukan?”
In Ho : “Tetap saja, anda
harus tetap berpegang pada prinsip anda sampai akhir. Hanya dengan itu, saya
pikir anda sangat berani.”
Yool : “Bagaimanapun juga
ada sebuah pekerjaan besar yang harus kuselesaikan. Tapi sebelum aku menyelesaikan
persoalan itu, ada orang yang harus kutemui.”
Yool menatap In Ho, “Ketua
Kang kau tahu dimana Na Young berada, kan?”
Park Na Young berada disebuah
ruangan seorang diri. Tubuhnya gemetaran gelisah menanti seseorang yang akan menemuinya.
Ia pun mengingat perbincangannya dengan kakaknya Park Joon Ki.
Flashback
Park Joon Ki menginginkan Na
Young kembali ke posisi semula. Tapi Na Young tak mau, ia tak punya hak lagi
untuk itu. Joon Ki memaksa, bagaimana dengan anak-anak Na Young. Bukankah anak-anak
membutuhkan ibunya. Ia akan mengurus yang lainnya, pokoknya yang harus Na Young
pikirkan adalah anak-anak. Bukankah selama ini Na Young tak menjadi ibu, maka
sekaranglah saatnya Na Young melakukannya.
Flashback end
Seseorang yang ingin
bertemu dengannya pun datang. Kwon Yool. Na Young sesekali memandang Yool, ia
tak berani lama-lama memandang Yool.
Keduanya duduk berhadapan.
Na Young minta maaf karena langsung lari ketika bertemu terakhir kali dengan Yool
di auditorium kampus. Saat itu ia benar-benar terkejut dan takut. Ia memberi
tahu kalau sekarang ia tinggal dengan oppa-nya karena Joon Ki memaksa dirinya
untuk tinggal bersama.
Na Young yang sedari tadi
bicara tiba-tiba terdiam karena Yool terus menatapnya. “Kau, marah padaku
karena aku muncul tiba-tiba seperti ini kan? Kau membenciku, kan?”
“Benar.” jawab Yool sambil
terus menatap Na Young. “Aku membencimu. Kau yang muncul seperti ini membuatku benar-benar
benci dan marah padamu. Bagaimana bisa kau melakukannya? Bagaimana bisa kau melakukannya
selama ini? Bagaimana bisa kau membohongi semua orang dan bersikap seolah-olah
kau sudah meninggal? Jika kau benar-benar masih hidup kau seharusnya memberi
kabar.”
Mata Na Young berkaca-kaca,
“Bagaimana bisa aku melakukannya? Ketika aku kembali hidup dan karena diriku
Soo Ho terbaring seperti itu. Dan kau pun tahu bahwa aku mencoba lari
bersamanya. Bagaimana bisa aku muncul di hadapanmu? Sejujurnya, terkadang aku
berpikir untuk datang kembali padamu dan anak-anak, tapi jika mereka tahu bahwa
aku sedang melarikan diri dengan pria lain, aku takut itu akan menghancurkan
masa depanmu.”
Yool : “Apa kau pikir itu
alasan yang bagus? Apa kau sama sekali tak memikirkan anak-anak ketika
bersembunyi seperti itu? apa kau tak merindukan mereka?”
“Aku merindukan mereka.”
air mata Na Young jatuh, ia menangis. “Kau tak tahu betapa besar aku merindukan
mereka. Aku merindukan mereka sampai hampir gila. Apa kau akan mengijinkanku
bertemu dengan mereka? Kau tak akan mengijinkannya. Kau bisa mengutukku
semaumu. Kau pun bisa mengatakan kalau aku tak punya hak dan marah sepuas
hatimu. Tapi bagaimanapun karena semuanya sudah tahu, aku ingin bertemu dengan
anak-anak.”
“Pergilah!” ucap Yool
lirih. “Dan jadilah ibu untuk mereka.”
Na Young terkejut Yool
mengijinkannya bertemu dengan anak-anak.
Yool : “Aku akan
mengijinkanmu melihat mereka. Jadilah ibu mereka. Kau tak bisa menjadi istriku,
tapi kembalilah sebagai ibu mereka.”
Na Young menangis terharu
seraya mengangguk pelan.
Yool selesai bicara dengan
Na Young, di luar ruangan In Ho sudah menunggunya. In Ho bertanya apa semuanya
berjalan dengan baik. Yool tak menjawab ia hanya mengajak In Ho segera pergi dengannya.
Tapi In Ho penasaran kenapa
Yool tak mengatakan apapun padahal Yool sudah tahu kalau dirinya adik dari Kang
Soo Ho. Yool bertanya apa In Ho tak tahu, bukankah ia sudah mengatakan semuanya
pada In Ho waktu itu. “Aku mengatakan bahwa aku percaya padamu.”
In Ho : “Jadi, apa selama
ini anda sudah tahu?”
Yool tak menjawab.
In Ho akan bertanya satu
pertanyaan lagi, “Apa tidak apa-apa jika saya tetap berada disisi anda seperti
saat ini?”
Yool tersenyum, “Sepertinya
kau berpikir akan menyerahkan surat pengunduran dirimu. Tapi kupikir lebih baik
kau tak melakukannya. Sekarang, aku membutuhkan seseorang untuk tetap berada di
sampingku. Sekretaris Seo tak ada disini dan jika kau pergi bukankah aku akan
sangat kesepian?”
Di rumah sakit, Da Jung
menemui dokter ia menanyakan kondisi ayahnya. Dokter berkata kalau ia sudah memberi
tahu ayah Da Jung agar menulis semua dan menempelkannya pada barang-barang. Menulis
buku harian atau membuat catatan akan membantunya menghambat penurunan fungsi
otaknya.
Da Jung bertanya, apa
keseringan tidur itu termasuk salah satu gejalanya. Dokter menjelaskan kalau ayah
Da Jung perlu tidur di malam hari tapi sebaiknya jangan tidur di sore hari
karena itu akan berbahaya.
Da Jung meminta dokter
bicara jujur padanya, bagaimana kondisi kesehatan ayahnya sekarang.
Dokter : “Seperti yang kau
tahu, penyakit alzheimer-nya bukanlah hal yang mengkhawatirkan. Tapi yang utama
adalah tumornya. Kau ingat apa yang kukatakan? Dia bisa mengatasinya lebih baik
dari yang kuduga. Jadi jangan khawatir. Jika yang menjaganya khawatir, maka
pasien bisa jauh lebih khawatir lagi.”
Da Jung yang sedih
mengerti ucapan dokter.
Da Jung membelikan ayahnya
buku harian, sebuah buku harian yang sama seperti miliknya. Ayah heran kenapa
orang seusianya memerlukan buku harian. Da Jung berkata itu akan bagus jika
ayahnya menuliskan sesuatu disana. Mulai sekarang ia ingin ayahnya rajin
menulis di buku harian ini. Tulisakan saja siapa yang datang menjenguk dan apa
yang mereka katakan. Hal-hal yang ingin ayah ingat atau tak ingin. Tulis
semuanya di buku harian ini. Ayah mengeluh kalau matanya sudah tak begitu bagus
untuk menulis dan itu akan sangat menganggunya.
Ayah teringat sesuatu, “Beberapa
saat yang lalu orang-orang mengatakan kalau Menantu kwon akan berhenti menjadi perdana
menteri, apa itu benar?”
Da Jung terkejut, oh itu… Da
Jung tak tahu menjelaskannya bagaimana karena ia sendiri baru mendengar ini
dari ayahnya. Ponselnya berdering, Yool meneleponnya.
Yool mengajak Da Jung
makan malam bersamanya disebuah restouran. Yool tak menyangka kalau Da Jung akan
menerima ajakannya untuk makan malam.
Da Jung menanyakan tentang
isu pemberhentian perdana menteri. Ia ingin tahu bagaimana itu bisa terjadi. Yool
malah balik bertanya bagaimana apanya, apa Da Jung datang kesini karena
penasaran tentang hal itu. Da Jung yang penasaran terus bertanya, “apa benar-benar
anda akan diberhentikan seperti itu?”
Yool tersenyum, “Apa kau
cemas? Kalau begitu bisakah kita melakukan apapun yang kuinginkan hari ini? Tidak
sulit, daripada membicarakan tentang pemberhentian itu lebih baik kita
membicarakan hal yang membahagiakan. Bagaimana menurutmu?”
Da Jung diam menatap
cemas.
Yool : “Nam Da Jung-ssi,
kau bersikeras ingin berpisah, setelah berpisah denganku apa kau punya rencana
masa depan?”
Da Jung tak mengerti dengan
sikap santai Yool, “Apa anda benar-benar ingin membahas itu sekarang?”
Yool menatap Da Jung
dengan tatapan lembut, “Jika kau bisa, kenapa kau tak mencoba menghiburku
sekarang?”
“Perdana Menteri ada
sesuatu yang terjadi hari ini selain pengajuan pemberhentian itu, kan?” tebak Da Jung.
Yool terdiam terkejut karena
Da Jung menyadari hal lain yang terjadi hari ini. Da Jung seakan bisa membaca
semua itu di wajahnya. Yool tersenyum menjawab tidak, bukan seperti itu kok. “Nam
Da Jung-ssi, aku merindukanmu.” (maknyusss pingsan)
Yool akan mengantar Da Jung
pulang ke rumah sakit tapi Da Jung menolak ia ingin naik taksi saja. Yool memaksa
bukankah Da Jung sudah setuju untuk membuatnya bahagia hari ini. Yool membukakah
pintu mobil untuk Da Jung. Da Jung pun mau diantar pulang ke rumah sakit oleh
Yool.
Dalam perjalanan menuju
rumah sakit, Supir Shim senang sekali bisa melihat Da Jung. “Nyonya, anda pasti
sedang mangalami masa sulit.” Da Jung tersenyum menjawab tidak. Supir Shim memberi
tahu kalau anak-anak sangat merindukan Da Jung terutama Man Se, “Dia terus-menerus
mengatakan kalau dia merindukan anda.” Da Jung menunduk, ia juga merindukan
mereka.
Da Jung dan Yool sesekali
saling menoleh tapi tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut keduanya.
Karena tak ada obrolan
yang dibahas Yool pun jadi ngantuk. Kepalanya tiba-tiba tersandar di bahu Da Jung.
Da Jung menoleh terkejut, ia membiarkannya. Ia melihat kalau Yool tampak nyaman
tertidur di bahunya. Sesekali ia menatap Yool yang tertidur di bahunya.
Ayah terbangun dari
tidurnya dan tak melihat Da Jung disana. Ia heran kemana putrinya pergi. Ayah terkejut
melihat ada tulisan di tempat tidurnya. Tulisan bahwa nama benda itu adalah ‘tempat
tidur’. Ia menolah ke samping dan mengambil remote TV disana juga ada tulisan ‘remote’.
Ia menoleh ke bawah ada sepatu yang juga ada tulisan ‘sepatu’-nya. Ayah pun
bisa menebak kalau semua ini pasti Da Jung yang melakukannya.
In Ho masuk ke ruang rawat
ayah, ia menanyakan kabar ayah. Ayah juga bertanya kapan In Ho sampai. In Ho
menjawab kalau ia baru saja tiba. Ia bertanya dimana Nam Da Jung.
Mobil yang mengantar Da Jung
sampai di halaman rumah sakit. Supir Shim bertanya pelan pada Da Jung apa yang
harus keduanya lakukan terhadap PM yang tertidur di bahu Da Jung. Da Jung
melihat ke Yool dan berkata pelan, tak bisakah keduanya membiarkan PM tidur
sebentar karena PM sepertinya benar-benar tertidur pulas.
Supir Shim terkejut
melihat Yool tertidur di mobil seperti ini, “Aku sudah bekerja selama bertahun-tahun
tapi ini pertama kalinya beliau tertidur di dalam mobil. Aku penasaran apa
beliau sangat lelah.”
Da Jung memberi kode
dengan telunjuknya agar Supir Shim tak bersuara. Supir Shim mengerti, Da Jung
tampak tersenyum dan berulang kali menoleh untuk melihat Yool yang tertidur di
bahunya.
In Ho keluar mencari Da Jung.
Ia pun melihat Da Jung dan Yool yang tertidur di dalam mobil. In Ho menunduk
sedih melihat kebersamaan itu, tapi ia berusaha untuk menepis kesedihannya. Ia
melihat Da Jung yang tersenyum pada PM yang tertidur. Ia pun kembali masuk ke
dalam.
Yool terbangun dari
tidurnya, ia heran dengan dirinya yang ketiduran di mobil. Ia melihat ke
samping, tak ada Da Jung di sebelahnya. Supir Shim berkata, “karena anda
ketiduran nyonya mengatakan pada saya untuk tak membangunkan anda dan dia sudah
masuk.”
Supir Shim pun menjalankan
mobil untuk segera pulang ke kediaman PM. Yool membuka jendela mobilnya untuk
menghirup udara segar.
Da Jung ternyata tak jauh
dari sana, ia melihat mobil yang dinaiki Yool perlahan menjauh dari
pandangannya.
Note :
Readers dimohon untuk berkomentar yang sesuai episode ya. Kalau ingin mengomentari ending drama
ini, silakan berkomentar di spoiler episode 17 atau sinopsis episode 17 di blog
Inda nanti. Trims...
Komentar :
Kalau jadi Yool mungkin
akan sakit hati ya dengan perkataan Da Jung di awal episode ini. Tapi Yool tahu
kok kalau itu bukan murni keluar dari hati Da Jung. Tapi setelah tahu kalau
semua orang sudah tahu perihal Na Young masih hidup, ia pun benar-benar marah. Ia
merasa dibohongi, karena hanya dirinya yang baru mengetahui itu.
Eh ternyata penyakit ayah Da
Jung bukan cuma alzheimer aja, tumor juga. Di awal2 episode saya sempat
bingung, tumor atau alzheimer. Ternyata dua-duanya.
Egois memang Park Joon Ki
menyarankan Na Young untuk kembali ke posisi Na Young seperti sebelumnya. Untungnya
Na Young menolak hehe. Tapi menurut saya, ucapan Joon Ki tak sepenuhnya salah lho. Na Young
tak muncul setelah kecelakaan karena rasa bersalahnya. Ia tak berani muncul di
depan Yool karena rasa bersalahnya, nah Joon Ki disini ingin agar Na Young
membayar kesalahan itu dengan kembali ke keluarga Na Young. Tapi Na Young
disini sadar diri, ia tak mungkin begitu saja muncul tiba-tiba setelah
kesalahan masa lalunya. Terharu ketika Yool mengijinkan Na Young menemui anak-anak.
Ia begitu berbesar hati memaafkan Na Young yang sudah meninggalkan anak-anak,
tapi disini Yool juga menegaskan kalau ia tak akan menerima Na Young sebagai
istrinya hanya sebagai ibu anak-anak saja.
Yool yang banyak pikiran
ingin dihibur oleh Da Jung, ia merindukan Da Jung. Ia senang ketika dirinya
bisa melihat wajah Da Jung. Ia ingin menghabiskan malam bahagia bersama Da Jung
walaupun hanya sekedar makan malam. Ia sepertinya membutuhkan sebuah tambahan
kekuatan untuk menghadapi semuanya. Menghadapi Na Young yang tiba-tiba muncul
dan juga menghadapi masalah pekerjaannya yang diujung tanduk. Ya, Yool pun
mendapatkan tambahan energi posotif itu dari Da Jung.
Suka dengan kata2 Yool... kau boleh kembali menjadi ibu anak2 tapi tidak sebagai istri ... yeay... ^^
ReplyDeleteAduh itu di mobil sweet bgt... sich.
Yool bobo nya sweet bgt... ^^ ♥
Semangat part 2...
mengharukan...Da Jung sampai2 hrs berkata pedas dan menyakitkan demi agar Yool meninggalkannya...walau dalam hatinya berat minta ampuunn...secara dia dah cinta mati sama Yool....hiks...hikss...Poor Ayah Da Jung yaa...sakitnya tambah parah...BTW, saat Yool mengatakan rindu pd Da Jung...Guuubbbrraaakkk....langsung ikut deg2an dan tersentuh nih hati....makasih ya, mbak buat sinopsisnya...sehat sll dan semangat....!!!
ReplyDeletehmm.... jd inget saat yool menatap dajung dan berkata" my scheherazade".
ReplyDeletemakanya saat yool punya banyak masalah dan gak bisa tidur, yang dicari da jung... hehehe setelah ketemu dajung bahkan di mobilpun yool bisa tidur nyenyak pula :D
ditunggu part 2nya ^_^nur
aku emang jarang komentar, tp aku ngikuti sinopsis sbgian drakor y mb tulis, udah lama aku pengen bilang ini "mbak anis, lain kali jadi sriptwriter aja deh!" :). pemaran mba anis sederhana, mencakup semua, gambaran jelas, dan tertata rapi.
ReplyDeleteyg bikin aku senang, tnyt kita punya kesamaan dlm mnilai drama2 korea, bagus atau tidaknya secara objektif.
--semangat u/ part 2-- pengen nikmati kerinduan yool pd da jung
-SUCI-
maaf maksud ku pemaparan
Deletesekarang sy baru paham gimana na young tdk berani menemui yool dan, anak2nya,gimana rasanya meninggalkan anak2 yg masi kecil,tpi itu adalah hukuman buat kamu na young. dan yool sdh jatuh hati sm da jung,sy jdi ikut sedih melihat da jung meninggalkan yool d tersentuh mendengar kata rindu buat da jung,hehehe jdi ikut deg..degan sih.. hehehe..semangat yaa mba anis di tunggu part 2 nya ^______________^
ReplyDeleteseneng pas yool tiba tiba bilang kalo di kangen sama da jung.
ReplyDeleteMenyakiti orang lain padahal hatinya sendiri lebih tersakiti,,,,,...dajung dajung
ReplyDeleteWaktu mkan malem trus yool bilang "nam dajung ssi,aku merindukanmu" kleepek kleepek dech....
Pas dimobil uuuu sweetu bgt,,
Mungkin PM ngerasa nyaman klu dajung disisinya makanya langsung pules gt tidurnya,hehehee
Semangat trus oenni,ditunggu part 2x
Coba Yool juga ngomong ke Da Jung lw Na Young boleh kembali lagi tapi hanya sebatas ibu dari anak2nya aja bukan kembali lagi sebagai istrinya...
ReplyDeletePoor... in ho. Ngelihat PM Yool tidur dibahu Da Jung jd inget waktu Da Jung yg jg ketiduran dibahu PM Yool hbs bacaain cerita 1001 malam.
Onnie Gomawo sinopsisnya ^^
Ditunggu part 2 nya...
Btw tidak BTS-nya ya mba??? ^^
iya mba di episode ini bayak sedihnya..
ReplyDeletesedih waktu dengar perkataan Da Jung ke Yool,,,
sampai mau nagis mba....
sedih juga waktu pas makan malam,,,
yool kyaknya sedih banget...
tapi deg degan waktu Yool bilang rindu ke Da Jung....
dan tertidur di bahunya Da Jung
semangat ya mba....
ditunggu part 2nya,,,
"Nam da jung ssi, aku merindukanmu" awww so sweet pm bner2 jatcin ma da jung...
ReplyDelete"Jong ri-nim, aku juga merindukanmu"hehehehe.....
Kwon Yool itu g ganteng g juga jelek tp JungriNim satu ini pnya kharisma n wibawa tersendiri Yg bikin "ngangeni" apa lg ta²pan matax bikin #klepek²..."Nam Da Jung'ssi aq merindukan mu..."whuuusss meleleh rasax...
ReplyDeleteMbak Anis I'm wait part 2 ne...gomawo :)
"Nam da jung-ssi aku merindukanmu...." Omo... Sweet bwangt si... Jd g bs ngelupain couple kwon-nam nih... ^,^
ReplyDeleteenggak sabar baca lanjutannya,
ReplyDeleteandai "Nam da jung-ssi aku merindukanmu..." diganti "istaty...aku merindukanmu.." bukan klepek2 lagi langsung pingsan kayaknya...hahaha.
ReplyDeletebtw tetp semangat ya mb anis...ditunggu part 2-nya...
So sweet banget dajung sama pm
ReplyDeleteBaca part 2 Ƴaa..:)
Aduh pas yool blng "Nam Da Jung ssi ak merindukanmu" kok hti ak jd klepek2 gini y
ReplyDeleteApalgi pas yool tdr d bahunya da jung, mukanya itu bkn tenteram. Pengen deh jd da jung biar bsa liat chongri - nim dr dkt
Aduh telat komen hehehe
lagi di puter di RTV, tapi belum sampai episode ini.. baca sinopsis, soalnya kepo banget sama kelanjutannya.. haha
ReplyDeleteSO SWEET BANGET KWON YUL SAMA NAM DA JUNG . TAPI , AKU KESEL PARK NA YOUNG NYA MUNCUL .
ReplyDelete