Thursday 6 February 2014

Sinopsis Prime Minister and I Episode 16 Part 1

Da Jung akan ke rumah sakit untuk tinggal disana, tapi ia takut membuat ayahnya cemas. Ia tak bisa tinggal disana. Ia pun akan menginap di tempat lain.

Mobil Yool tiba-tiba mencegat Da Jung, Da Jung terkejut melihatnya.
Yool keluar dari mobilnya, “apa yang kau lakukan disini? Ayo pergi!” ajak Yool.

Da Jung berkata kalau ia tak ingin kembali ke rumah dinas PM. “Aku pergi begitu saja karena sulit mengatakannya secara langsung. Tapi karena sudah seperti ini, aku akan berterus terang pada anda.” Da Jung menatap Yool, “Mari kita berpisah!”
Da Jung akan pergi tapi Yool menahan tangannya. Yool mengambil koper yang Da Jung bawa dan memasukannya ke mobil. Yool menggenggam tangan Da Jung, menarik dan meminta Da Jung masuk ke mobil.
Kang In Ho bertanya pada pengawal apa benar PM menyetir mobil sendiri. Pengawal gendut berkata kalau PM pergi begitu saja dan membuat mereka semua khawatir tapi untunglah PM sudah menelepon. Pengawal wanita heran apa ada sesuatu yang terjadi pada PM. In Ho yang mengerti situasi meminta kedua pengawal ini tak perlu khawatir.
In Ho menerima telepon dari Hye Joo. Hye Joo memebri tahu kalau sekarang kita dalam masalah. Sepertinya mosi (pengajuan pemberhentian) terhadap PM akan dibawa dalam rapat anggota parlemen.

In Ho tak mengerti apa maksud perkataan Hye Joo. Hye Joo yang panik berkata kalau ia harus memebri tahu PM segera tapi PM tak mengangkat teleponnya. Ia bertanya apa ada sesuatu yang terjadi dengan PM. In Ho pun memberi tahu kalau hari ini PM bertemu Park Na Young. Hye Joo terkejut bagaimana bisa PM bertemu dengan Na Young. In Ho mengatakan kalau Da Jung lah yang membuat PM dan Na Young bertemu. Hye Joo tambah terkejut mendengarnya.
Di dalam mobil menuju suatu tempat, Da Jung berkata kembali kalau ia tak ingin lagi pulang ke rumah Yool. Ia meminta Yool menghentikan mobilnya. Yool meminta Da Jung diam, jangan bicara kalau memang Da Jung tak ingin melihatnya marah. Da Jung pun diam.
Yool menghentikan mobilnya di tepi jalan. Ia keluar dari mobil lebih dulu. Da Jung menyusulnya keluar.
Yool benar-benar tak mengerti kenapa Da Jung berpikiran untuk melakukan itu. “Mengemasi barang-barangmu dan mempertemukanku dengan Na Young, apa kau pikir itu hal yang terbaik? apa kau pikir ini hal yang terbaik bagi anak-anak?”
Da Jung berkata kalau ia melakukan ini bukan karena Yool dan anak-anak tapi ia melakukannya untuk dirinya sendiri. “Anda bertanya padaku kenapa aku menangis di gereja kan? Itu karena aku takut menjadi ibu yang baru untuk anak-anak jika aku menikahimu. Aku menyukaimu, tapi menjadi ibu bagi anak-anak itu hal yang berbeda. Tapi, sejak ibu mereka yang sebenarnya masih hidup aku berpikir bahwa seharusnya aku mengembalikan posisi ini padanya.”
Yool tahu bukan itu alasan kenapa Da Jung melakukan ini padanya. “Kau meninggalkanku demi kebaikanku, tapi apa kau pikir aku akan berterima kasih untuk ini?”
“Apa yang anda bicarakan? Apa anda masih belum mengerti apa yang sudah kukatakan? Kalau begitu aku akan bicara jujur. Pertama kali, aku pikir pernikahan kontrak ini akan menyenangkan. Aku merasa seperti pemeran utama dalam sebuah film. Itulah kenapa aku bisa memainkan peran sebagai istri dan ibu dengan baik. Tapi, jika aku pikir bahwa pernihakan ini adalah sungguhan, aku benar-benar ketakutan. Aku ingin melarikan diri. Aku meninggalkan anda karena sekarang aku ingin menjalani kehidupanku sendiri agar bisa melakukan semua yang ingin kulakukan sebelumnya dan mengambil kesempatan yang sudah datang padaku. Itulah kenapa aku pergi. Apa anda mengerti?” Da Jung terus mengatakan hal yang menyakitkan agar Yool tak melepaskannya.

Yool terdiam mematung mendengar ucapan panjang Da Jung. Da Jung berlalu meninggalkan Yool seorang diri.
Da Jung menerima telepon dari Hye Joo. Hye Joo memberitahu kalau dirinya sudah ada di rumah sakit tempat ayah Da Jung tinggal, ia ingin bicara dengan Da Jung.
Di kediaman PM. Kang In Ho menyampaikan pada Yool bahwa Ketua Park Joon Ki menolak pengajuan pemberhentian PM. Tapi sepertinya mosi tidak percaya tersebut tetap akan dibawa ke dalam rapat anggota parlemen minggu ini. Yool heran kenapa Joon Ki menolak pengajuan mosi itu. In Ho berkata itu karena Park Joon Ki sudah tahu Na Young masih hidup.
Yool terkejut, “Apa maksudmu Joon Ki sudah tahu? Apa kau juga tahu Na Young masih hidup?”

In Ho menunduk diam tanda membenarkan.

Yool tak menyangka, “Kau sudah tahu, Joon Ki juga sudah tahu. Begitu juga dengan Nam Da Jung. Bagaimana dengan Sek Seo, Apa dia juga sudah tahu?”

In Ho minta maaf pada Yool.
“Kalian benar-benar keterlaluan. Kalian semua tahu dan menyembunyikan ini dariku? Bagaimana kalian bisa membuat orang lain jadi terlihat bodoh? Bagaimana bisa aku satu-satunya yang tidak tahu Na Young masih hidup?” bentak Yool marah.
In Ho hanya bisa menunduk dan kembali meminta maaf pada Yool. Yool yang sedang marah tak ingin bicara dengan siapapun, ia menyuruh In Ho keluar dari ruangannya.
Di rumah sakit, Hye Joo mempertanyakan alasan Da Jung mempertemukan Yool dengan Na Young, karena ia baru saja meyakinkan Park Joon Ki untuk tak mengatakan apa-apa pada Yool. “Apa yang kau pikirkan hingga mempertemukan mereka berdua?”

Da Jung berkata kalau ia tak ingin membohongi Yool. “Ny Park Na Young masih hidup, ibu dari anak-anak masih hidup, kenapa PM tak boleh tahu? Apa karena alasan politik? Apa itu benar-benar penting?”

Hye Joo : “Nam Da Jung-ssi?”
Da Jung menilai kalau seperti itu bukanlah demi kepentingan Yool, semua yang kita lakukan adalah membohonginya. Hye Joo meminta Da Jung jangan bersikap seolah-olah hanya Da Jung yang bersikap baik pada Yool, apa Da Jung pikir ia dan yang lain menyembunyikan ini tanpa adanya alasan. Ini hanya sampai masa jabatannya berakhir. “Tapi apa yang sudah kau lakukan hingga marah seperti itu?” Da Jung tak peduli apapun yang Hye Joo katakan, karena menurutnya Yool berhak tahu.

Hye Joo : “Kau tetap berpikir bahwa yang kau lakukan itu yang terbaik kan? Karena kau sudah memberi tahu PM, lalu siapa selanjutnya? Kau bisa memberi tahu Woo Ri bahwa ibunya yang menghilang telah datang kembali dan mengabaikan mereka dan berselingkuh dengan pria lain.”

Da Jung terkejut, “Sek Seo, bagaimana bisa kau berkata seperti itu?”

Hye Joo : “Kenapa? Apakah orang yang jujur dan apa adanya seperti dirimu tak bisa mengatakan itu? pasti sangat mengganggumu karena sudah membohongi anak-anak. Mudah bagimu untuk melakukannya.”

Hye Joo yang marah meninggalkan Da Jung sendirian.
Yool menyendiri di ruang kerjanya. Sementara Da Jung menemani ayahnya yang sudah terlelap. Ia menatap sedih cincinnya. Begitu pula dengan Yool, ia menatap pilu cincin yang ada di jarinya.
Keesokan harinya di rumah sakit. Ayah terkejut ketika bangun tidur mendapati Da Jung tertidur disana. Ia heran kapan Da Jung datang. Da Jung mengatakan kalau ia datang tadi malam. Da Jung juga heran kenapa ayahnya sekarang sering tidur. Ayah sendiri tak tahu, tak peduli sesering apapun ia tidur, tapi tetap saja ia ngantuk. Ia menebak apa jangan-jangan ini karena musim dingin.
“Oh iya bisakah kau mengambilkan itu.” ucap ayah berusaha mengingat-ingat nama benda sambil mempraktekan cara menggunakannya (sikat gigi). Da Jung paham maksudnya ia segera mengambilkan sikat gigi untuk ayahnya yang disimpan di laci.
Tapi Da JUng terkejut melihat benda-benda di laci semuanya diberi tulisan nama benda itu. Sikat gigi, ada tulisan sikat giginya. Tissu ada tulisannya, Sampoo juga ada tulisan sampoo-nya.
Ayah berkata kalau orang semakin tua maka akan bisa lupa terhadap beberapa hal. “Karena aku kadang-kadang lupa, makanya aku menulis kemudian menempelkannya.”

Ayah menanyakan kenapa Da Jung tidur disini, ia menebak apa Da Jung bertengkar lagi dengan menantu Kwon. Da Jung menjawab tidak, ia tidak bertengkar dengan Yool. Tapi ayah merasa ada sesuatu yang mencurigakan.
Tiba-tiba Yool datang penuh senyuman menyapa ayah. Da Jung terkejut melihat Yool datang kesini. Yool mengatakan kalau ia meminta Da Jung menemani ayah beberapa hari karena ia pikir kalau ayah pasti merindukan Da Jung. Yool yang tadi mendengar tuduhan ayahnya kalau Da Jung bertengkar dengannya, meyakinkan kalau antara dirinya dan Da Jung tidak ada pertengkaran ataupun perselingkuhan, jadi ayah tak perlu khawatir.

Yool kemudian berkata kalau ia sengaja datang kesini untuk membawakan barang-barang Da Jung karena ia pikir ayah pasti akan khawatir. “Ayah, percaya padaku, kan?” Ayah menjawab tentu saja. Yool menolah ke arah Da Jung yang dari tadi diam saja.
Da Jung dan Yool bicara berdua. Da Jung berterima kasih karena Yool sudah menjelaskan seperti itu pada ayahnya. Tapi biar bagaimana pun mulai sekarang Yool tak perlu datang seperti ini.

Yool berkata kalau ia tak percaya apapun yang Da Jung katakan tadi malam padanya. “Jadi, kau jangan menyiksa dirimu sendiri dengan mengatakan hal yang tak ingin kau katakan.”

Da Jung masih terus berkata supaya Yool meninggalkannya, ia tak peduli Yool mau percaya atau tidak karena ia bicara yang sesungguhnya.

Yool mengatakan kalau dirinya tak akan meminta Da Jung untuk kembali ke rumah secepatnya. Untuk beberapa saat ia harap Da Jung tinggal dengan ayah Da Jung. “Itu artinya aku membrimu waktu untuk berpikir beberapa hari untuk menenangkan diri.”

Da Jung : “Perdana menteri?”

Yool berkata kalau ia juga memilki banyak hal yang harus ia selesaikan selama Da Jung disini. “Selama prosesnya berjalan.. kau, aku dan anak-anak mungkin saja akan terluka. Jadi daripada berpikir untuk meninggalkanku lebih baik berpikir bagaimana bertahan dengan kami. Disini, disisi ayahmu.”
Yool akan pergi tapi langkahnya terhenti mendengar Da Jung berkata kalau Da Jung tetap akan tinggal dengan ayahnya dan tak akan kembali pada Yool. “Aku tak akan pernah kembali.” Yool diam sejenak, ia kemudian berlalu dari sana.
Di kantor Scandal News, ketiga reporter makan mie sama-sama. Ketiganya makan sambil menonton berita di TV. Berita di TV menyebutkan bahwa berdasarkan partai pengausa pengajuan pemberhentian terhadap perdana menteri telah dijadwalkan. Boss Go malas melihat berita itu, karena membuatnya kehilangan selera makan. Ia pun mematikan TV nya.
Hee Chul heran bukankah PM sudah melakukan hal yang baik, kenapa semuanya bersikap begitu pada PM.
Menurut Reporter Byun sejak PM Kwon Yool ingin mereformasi perusahaan-perusahaan besar dan proyek-proyek nasional, presiden tak terlalu menyukai ide-ide itu. “Tidakkah kalian berpikir kalau presiden yang mencoba memecatnya melalui partai pengausa?”

Hee Chul khawatir, “Jika PM Kwon Yool diberhentikan, bagaimana dengan Da Jung?”
Reporter Byun yakin kalau PM tak akan dilberhentikan. Boss Go tanya apa maksudnya. Repoter Byun menjelaskan kalau orang yang mengajukan mosi pemberhentian itu adalah ketua Park Joon Ki. Tapi sekarang ia mendengar kalau Park Joon Ki seperti orang gila yang mencoba menghentikan mosi itu. “Bukankah itu aneh? Kenapa Park Joon Ki, pria yang akan mencoba segala cara untuk menghancurkan PM malah tiba-tiba berubah?” Ucapnya sambil menggoyang-goyangkan kedua tangannya.
Hee Chul dan Boss Go kesal, keduanya menepak telapak tangan Reporter Byun. Boss Go malas membahasnya, ia tak tertarik mengetahui tentang kedua pria itu. “Bukankah kau bilang akan mencari tahu hubungan antara Sek Seo dengan Ketua Park? Apa Sek Seo berselingkuh atau dia mata-mata?”
Reporter Byun mulai bersikap serius, “Berdasarkan analisaku, Seo Hye Joo itu bukan peselingkuh ataupun mata-mata.”

Boss Go dan Hee Chul mendekat pada Reporter Byun, keduanya penasaran. “Kalau begitu, lalu apa?”

Reporter Byun : “Wanita itu… dia adalah seorang dewi.” (hahaha)

Boss Go dan Hee Chul kaget dengan ucapan ngaco Reporter Byun.

Reporter Byun : “Dia bukan sembarangan dewi, tapi seorang dewi politik yang bermimpi bisa seperti Hillary Clinton. Maksudku, ambisinya sangat luar biasa. Sejak PM tidak bisa lagi berkembang, dia beralih mendukung Ketua Park. Ini sangat jelas.”
Hee Chul kesal, “Apa kau datang kemari hanya untuk mengatakan itu dan makan siang gratis dengan kami?” Reporter Byun tak terima informasi darinya dinilai seperti itu, ini kan laporan yang bagus. Boss Go juga malas mendengarnya, ia meminta Reporter Byun diam saja. “Kalau kau sudah selesai makan, taruh mangkoknya di luar.” Boss Go dan Hee Chul meninggalkan Reporter Byun sendirian.

Reporter Byun bergumam heran, “Kenapa tiba-tiba Ketua Park Joon Ki berada dipihak PM kwon Yool?”
Kang In Ho melapor pada PM tentang mosi yang akan dirapatkan oleh anggota parlemen tapi sepertinya pengajuan pemberhentian tersebut tidak akan dibawa dalam rapat. “Dan ini berita buruk. Sesuai dengan surat perintah presiden, proyek pusat pelabuhan internasional akan kembali diteruskan.”

“Dan penyelidikan terhadap Myung Shim grup akan begitu saja dihentikan?” tebak Yool.

In Ho membenarkan.
Yool : “Apa yang harus kulakukan? Ketika aku mencoba menjadi perdana menteri, aku mencoba untuk memberikan kekuatan kepada masyarakat. Aku ingin menjadi perdana menteri yang berada di pihak yang lemah. Tapi, sebagai perdana menteri, apa yang sudah kulakukan sampai saat ini? mulai sekarang, apa yang bisa kulakukan?”

In Ho : “Tetap saja, anda harus tetap berpegang pada prinsip anda sampai akhir. Hanya dengan itu, saya pikir anda sangat berani.”

Yool : “Bagaimanapun juga ada sebuah pekerjaan besar yang harus kuselesaikan. Tapi sebelum aku menyelesaikan persoalan itu, ada orang yang harus kutemui.”

Yool menatap In Ho, “Ketua Kang kau tahu dimana Na Young berada, kan?”
Park Na Young berada disebuah ruangan seorang diri. Tubuhnya gemetaran gelisah menanti seseorang yang akan menemuinya. Ia pun mengingat perbincangannya dengan kakaknya Park Joon Ki.

Flashback
Park Joon Ki menginginkan Na Young kembali ke posisi semula. Tapi Na Young tak mau, ia tak punya hak lagi untuk itu. Joon Ki memaksa, bagaimana dengan anak-anak Na Young. Bukankah anak-anak membutuhkan ibunya. Ia akan mengurus yang lainnya, pokoknya yang harus Na Young pikirkan adalah anak-anak. Bukankah selama ini Na Young tak menjadi ibu, maka sekaranglah saatnya Na Young melakukannya.

Flashback end
Seseorang yang ingin bertemu dengannya pun datang. Kwon Yool. Na Young sesekali memandang Yool, ia tak berani lama-lama memandang Yool.
Keduanya duduk berhadapan. Na Young minta maaf karena langsung lari ketika bertemu terakhir kali dengan Yool di auditorium kampus. Saat itu ia benar-benar terkejut dan takut. Ia memberi tahu kalau sekarang ia tinggal dengan oppa-nya karena Joon Ki memaksa dirinya untuk tinggal bersama.
Na Young yang sedari tadi bicara tiba-tiba terdiam karena Yool terus menatapnya. “Kau, marah padaku karena aku muncul tiba-tiba seperti ini kan? Kau membenciku, kan?”
“Benar.” jawab Yool sambil terus menatap Na Young. “Aku membencimu. Kau yang muncul seperti ini membuatku benar-benar benci dan marah padamu. Bagaimana bisa kau melakukannya? Bagaimana bisa kau melakukannya selama ini? Bagaimana bisa kau membohongi semua orang dan bersikap seolah-olah kau sudah meninggal? Jika kau benar-benar masih hidup kau seharusnya memberi kabar.”
Mata Na Young berkaca-kaca, “Bagaimana bisa aku melakukannya? Ketika aku kembali hidup dan karena diriku Soo Ho terbaring seperti itu. Dan kau pun tahu bahwa aku mencoba lari bersamanya. Bagaimana bisa aku muncul di hadapanmu? Sejujurnya, terkadang aku berpikir untuk datang kembali padamu dan anak-anak, tapi jika mereka tahu bahwa aku sedang melarikan diri dengan pria lain, aku takut itu akan menghancurkan masa depanmu.”

Yool : “Apa kau pikir itu alasan yang bagus? Apa kau sama sekali tak memikirkan anak-anak ketika bersembunyi seperti itu? apa kau tak merindukan mereka?”
“Aku merindukan mereka.” air mata Na Young jatuh, ia menangis. “Kau tak tahu betapa besar aku merindukan mereka. Aku merindukan mereka sampai hampir gila. Apa kau akan mengijinkanku bertemu dengan mereka? Kau tak akan mengijinkannya. Kau bisa mengutukku semaumu. Kau pun bisa mengatakan kalau aku tak punya hak dan marah sepuas hatimu. Tapi bagaimanapun karena semuanya sudah tahu, aku ingin bertemu dengan anak-anak.”
“Pergilah!” ucap Yool lirih. “Dan jadilah ibu untuk mereka.”

Na Young terkejut Yool mengijinkannya bertemu dengan anak-anak.

Yool : “Aku akan mengijinkanmu melihat mereka. Jadilah ibu mereka. Kau tak bisa menjadi istriku, tapi kembalilah sebagai ibu mereka.”

Na Young menangis terharu seraya mengangguk pelan.
Yool selesai bicara dengan Na Young, di luar ruangan In Ho sudah menunggunya. In Ho bertanya apa semuanya berjalan dengan baik. Yool tak menjawab ia hanya mengajak In Ho segera pergi dengannya.

Tapi In Ho penasaran kenapa Yool tak mengatakan apapun padahal Yool sudah tahu kalau dirinya adik dari Kang Soo Ho. Yool bertanya apa In Ho tak tahu, bukankah ia sudah mengatakan semuanya pada In Ho waktu itu. “Aku mengatakan bahwa aku percaya padamu.”

In Ho : “Jadi, apa selama ini anda sudah tahu?”

Yool tak menjawab.

In Ho akan bertanya satu pertanyaan lagi, “Apa tidak apa-apa jika saya tetap berada disisi anda seperti saat ini?”
Yool tersenyum, “Sepertinya kau berpikir akan menyerahkan surat pengunduran dirimu. Tapi kupikir lebih baik kau tak melakukannya. Sekarang, aku membutuhkan seseorang untuk tetap berada di sampingku. Sekretaris Seo tak ada disini dan jika kau pergi bukankah aku akan sangat kesepian?”
Di rumah sakit, Da Jung menemui dokter ia menanyakan kondisi ayahnya. Dokter berkata kalau ia sudah memberi tahu ayah Da Jung agar menulis semua dan menempelkannya pada barang-barang. Menulis buku harian atau membuat catatan akan membantunya menghambat penurunan fungsi otaknya.

Da Jung bertanya, apa keseringan tidur itu termasuk salah satu gejalanya. Dokter menjelaskan kalau ayah Da Jung perlu tidur di malam hari tapi sebaiknya jangan tidur di sore hari karena itu akan berbahaya.
Da Jung meminta dokter bicara jujur padanya, bagaimana kondisi kesehatan ayahnya sekarang.

Dokter : “Seperti yang kau tahu, penyakit alzheimer-nya bukanlah hal yang mengkhawatirkan. Tapi yang utama adalah tumornya. Kau ingat apa yang kukatakan? Dia bisa mengatasinya lebih baik dari yang kuduga. Jadi jangan khawatir. Jika yang menjaganya khawatir, maka pasien bisa jauh lebih khawatir lagi.”

Da Jung yang sedih mengerti ucapan dokter.
Da Jung membelikan ayahnya buku harian, sebuah buku harian yang sama seperti miliknya. Ayah heran kenapa orang seusianya memerlukan buku harian. Da Jung berkata itu akan bagus jika ayahnya menuliskan sesuatu disana. Mulai sekarang ia ingin ayahnya rajin menulis di buku harian ini. Tulisakan saja siapa yang datang menjenguk dan apa yang mereka katakan. Hal-hal yang ingin ayah ingat atau tak ingin. Tulis semuanya di buku harian ini. Ayah mengeluh kalau matanya sudah tak begitu bagus untuk menulis dan itu akan sangat menganggunya.
Ayah teringat sesuatu, “Beberapa saat yang lalu orang-orang mengatakan kalau Menantu kwon akan berhenti menjadi perdana menteri, apa itu benar?”

Da Jung terkejut, oh itu… Da Jung tak tahu menjelaskannya bagaimana karena ia sendiri baru mendengar ini dari ayahnya. Ponselnya berdering, Yool meneleponnya.
Yool mengajak Da Jung makan malam bersamanya disebuah restouran. Yool tak menyangka kalau Da Jung akan menerima ajakannya untuk makan malam.

Da Jung menanyakan tentang isu pemberhentian perdana menteri. Ia ingin tahu bagaimana itu bisa terjadi. Yool malah balik bertanya bagaimana apanya, apa Da Jung datang kesini karena penasaran tentang hal itu. Da Jung yang penasaran terus bertanya, “apa benar-benar anda akan diberhentikan seperti itu?”
Yool tersenyum, “Apa kau cemas? Kalau begitu bisakah kita melakukan apapun yang kuinginkan hari ini? Tidak sulit, daripada membicarakan tentang pemberhentian itu lebih baik kita membicarakan hal yang membahagiakan. Bagaimana menurutmu?”

Da Jung diam menatap cemas.

Yool : “Nam Da Jung-ssi, kau bersikeras ingin berpisah, setelah berpisah denganku apa kau punya rencana masa depan?”
Da Jung tak mengerti dengan sikap santai Yool, “Apa anda benar-benar ingin membahas itu sekarang?”

Yool menatap Da Jung dengan tatapan lembut, “Jika kau bisa, kenapa kau tak mencoba menghiburku sekarang?”

“Perdana Menteri ada sesuatu yang terjadi hari ini selain pengajuan pemberhentian itu, kan?” tebak Da Jung.

Yool terdiam terkejut karena Da Jung menyadari hal lain yang terjadi hari ini. Da Jung seakan bisa membaca semua itu di wajahnya. Yool tersenyum menjawab tidak, bukan seperti itu kok. “Nam Da Jung-ssi, aku merindukanmu.” (maknyusss pingsan)
Yool akan mengantar Da Jung pulang ke rumah sakit tapi Da Jung menolak ia ingin naik taksi saja. Yool memaksa bukankah Da Jung sudah setuju untuk membuatnya bahagia hari ini. Yool membukakah pintu mobil untuk Da Jung. Da Jung pun mau diantar pulang ke rumah sakit oleh Yool.
Dalam perjalanan menuju rumah sakit, Supir Shim senang sekali bisa melihat Da Jung. “Nyonya, anda pasti sedang mangalami masa sulit.” Da Jung tersenyum menjawab tidak. Supir Shim memberi tahu kalau anak-anak sangat merindukan Da Jung terutama Man Se, “Dia terus-menerus mengatakan kalau dia merindukan anda.” Da Jung menunduk, ia juga merindukan mereka.
Da Jung dan Yool sesekali saling menoleh tapi tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut keduanya.
Karena tak ada obrolan yang dibahas Yool pun jadi ngantuk. Kepalanya tiba-tiba tersandar di bahu Da Jung.
Da Jung menoleh terkejut, ia membiarkannya. Ia melihat kalau Yool tampak nyaman tertidur di bahunya. Sesekali ia menatap Yool yang tertidur di bahunya.
Ayah terbangun dari tidurnya dan tak melihat Da Jung disana. Ia heran kemana putrinya pergi. Ayah terkejut melihat ada tulisan di tempat tidurnya. Tulisan bahwa nama benda itu adalah ‘tempat tidur’. Ia menolah ke samping dan mengambil remote TV disana juga ada tulisan ‘remote’. Ia menoleh ke bawah ada sepatu yang juga ada tulisan ‘sepatu’-nya. Ayah pun bisa menebak kalau semua ini pasti Da Jung yang melakukannya.
In Ho masuk ke ruang rawat ayah, ia menanyakan kabar ayah. Ayah juga bertanya kapan In Ho sampai. In Ho menjawab kalau ia baru saja tiba. Ia bertanya dimana Nam Da Jung.
Mobil yang mengantar Da Jung sampai di halaman rumah sakit. Supir Shim bertanya pelan pada Da Jung apa yang harus keduanya lakukan terhadap PM yang tertidur di bahu Da Jung. Da Jung melihat ke Yool dan berkata pelan, tak bisakah keduanya membiarkan PM tidur sebentar karena PM sepertinya benar-benar tertidur pulas.

Supir Shim terkejut melihat Yool tertidur di mobil seperti ini, “Aku sudah bekerja selama bertahun-tahun tapi ini pertama kalinya beliau tertidur di dalam mobil. Aku penasaran apa beliau sangat lelah.”
Da Jung memberi kode dengan telunjuknya agar Supir Shim tak bersuara. Supir Shim mengerti, Da Jung tampak tersenyum dan berulang kali menoleh untuk melihat Yool yang tertidur di bahunya.
In Ho keluar mencari Da Jung. Ia pun melihat Da Jung dan Yool yang tertidur di dalam mobil. In Ho menunduk sedih melihat kebersamaan itu, tapi ia berusaha untuk menepis kesedihannya. Ia melihat Da Jung yang tersenyum pada PM yang tertidur. Ia pun kembali masuk ke dalam.
Yool terbangun dari tidurnya, ia heran dengan dirinya yang ketiduran di mobil. Ia melihat ke samping, tak ada Da Jung di sebelahnya. Supir Shim berkata, “karena anda ketiduran nyonya mengatakan pada saya untuk tak membangunkan anda dan dia sudah masuk.”

Supir Shim pun menjalankan mobil untuk segera pulang ke kediaman PM. Yool membuka jendela mobilnya untuk menghirup udara segar.
Da Jung ternyata tak jauh dari sana, ia melihat mobil yang dinaiki Yool perlahan menjauh dari pandangannya.

Note :

Readers dimohon untuk berkomentar yang sesuai episode ya. Kalau ingin mengomentari ending drama ini, silakan berkomentar di spoiler episode 17 atau sinopsis episode 17 di blog Inda nanti. Trims...

Komentar :

Kalau jadi Yool mungkin akan sakit hati ya dengan perkataan Da Jung di awal episode ini. Tapi Yool tahu kok kalau itu bukan murni keluar dari hati Da Jung. Tapi setelah tahu kalau semua orang sudah tahu perihal Na Young masih hidup, ia pun benar-benar marah. Ia merasa dibohongi, karena hanya dirinya yang baru mengetahui itu.

Eh ternyata penyakit ayah Da Jung bukan cuma alzheimer aja, tumor juga. Di awal2 episode saya sempat bingung, tumor atau alzheimer. Ternyata dua-duanya.

Egois memang Park Joon Ki menyarankan Na Young untuk kembali ke posisi Na Young seperti sebelumnya. Untungnya Na Young menolak hehe. Tapi menurut saya, ucapan Joon Ki tak sepenuhnya salah lho. Na Young tak muncul setelah kecelakaan karena rasa bersalahnya. Ia tak berani muncul di depan Yool karena rasa bersalahnya, nah Joon Ki disini ingin agar Na Young membayar kesalahan itu dengan kembali ke keluarga Na Young. Tapi Na Young disini sadar diri, ia tak mungkin begitu saja muncul tiba-tiba setelah kesalahan masa lalunya. Terharu ketika Yool mengijinkan Na Young menemui anak-anak. Ia begitu berbesar hati memaafkan Na Young yang sudah meninggalkan anak-anak, tapi disini Yool juga menegaskan kalau ia tak akan menerima Na Young sebagai istrinya hanya sebagai ibu anak-anak saja.


Yool yang banyak pikiran ingin dihibur oleh Da Jung, ia merindukan Da Jung. Ia senang ketika dirinya bisa melihat wajah Da Jung. Ia ingin menghabiskan malam bahagia bersama Da Jung walaupun hanya sekedar makan malam. Ia sepertinya membutuhkan sebuah tambahan kekuatan untuk menghadapi semuanya. Menghadapi Na Young yang tiba-tiba muncul dan juga menghadapi masalah pekerjaannya yang diujung tanduk. Ya, Yool pun mendapatkan tambahan energi posotif itu dari Da Jung.

19 comments:

  1. Suka dengan kata2 Yool... kau boleh kembali menjadi ibu anak2 tapi tidak sebagai istri ... yeay... ^^

    Aduh itu di mobil sweet bgt... sich.
    Yool bobo nya sweet bgt... ^^ ♥

    Semangat part 2...

    ReplyDelete
  2. mengharukan...Da Jung sampai2 hrs berkata pedas dan menyakitkan demi agar Yool meninggalkannya...walau dalam hatinya berat minta ampuunn...secara dia dah cinta mati sama Yool....hiks...hikss...Poor Ayah Da Jung yaa...sakitnya tambah parah...BTW, saat Yool mengatakan rindu pd Da Jung...Guuubbbrraaakkk....langsung ikut deg2an dan tersentuh nih hati....makasih ya, mbak buat sinopsisnya...sehat sll dan semangat....!!!

    ReplyDelete
  3. hmm.... jd inget saat yool menatap dajung dan berkata" my scheherazade".
    makanya saat yool punya banyak masalah dan gak bisa tidur, yang dicari da jung... hehehe setelah ketemu dajung bahkan di mobilpun yool bisa tidur nyenyak pula :D

    ditunggu part 2nya ^_^nur

    ReplyDelete
  4. aku emang jarang komentar, tp aku ngikuti sinopsis sbgian drakor y mb tulis, udah lama aku pengen bilang ini "mbak anis, lain kali jadi sriptwriter aja deh!" :). pemaran mba anis sederhana, mencakup semua, gambaran jelas, dan tertata rapi.
    yg bikin aku senang, tnyt kita punya kesamaan dlm mnilai drama2 korea, bagus atau tidaknya secara objektif.
    --semangat u/ part 2-- pengen nikmati kerinduan yool pd da jung

    -SUCI-

    ReplyDelete
  5. sekarang sy baru paham gimana na young tdk berani menemui yool dan, anak2nya,gimana rasanya meninggalkan anak2 yg masi kecil,tpi itu adalah hukuman buat kamu na young. dan yool sdh jatuh hati sm da jung,sy jdi ikut sedih melihat da jung meninggalkan yool d tersentuh mendengar kata rindu buat da jung,hehehe jdi ikut deg..degan sih.. hehehe..semangat yaa mba anis di tunggu part 2 nya ^______________^

    ReplyDelete
  6. seneng pas yool tiba tiba bilang kalo di kangen sama da jung.

    ReplyDelete
  7. Menyakiti orang lain padahal hatinya sendiri lebih tersakiti,,,,,...dajung dajung
    Waktu mkan malem trus yool bilang "nam dajung ssi,aku merindukanmu" kleepek kleepek dech....
    Pas dimobil uuuu sweetu bgt,,
    Mungkin PM ngerasa nyaman klu dajung disisinya makanya langsung pules gt tidurnya,hehehee

    Semangat trus oenni,ditunggu part 2x

    ReplyDelete
  8. Coba Yool juga ngomong ke Da Jung lw Na Young boleh kembali lagi tapi hanya sebatas ibu dari anak2nya aja bukan kembali lagi sebagai istrinya...
    Poor... in ho. Ngelihat PM Yool tidur dibahu Da Jung jd inget waktu Da Jung yg jg ketiduran dibahu PM Yool hbs bacaain cerita 1001 malam.
    Onnie Gomawo sinopsisnya ^^
    Ditunggu part 2 nya...
    Btw tidak BTS-nya ya mba??? ^^

    ReplyDelete
  9. iya mba di episode ini bayak sedihnya..
    sedih waktu dengar perkataan Da Jung ke Yool,,,
    sampai mau nagis mba....
    sedih juga waktu pas makan malam,,,
    yool kyaknya sedih banget...
    tapi deg degan waktu Yool bilang rindu ke Da Jung....
    dan tertidur di bahunya Da Jung
    semangat ya mba....
    ditunggu part 2nya,,,

    ReplyDelete
  10. "Nam da jung ssi, aku merindukanmu" awww so sweet pm bner2 jatcin ma da jung...
    "Jong ri-nim, aku juga merindukanmu"hehehehe.....

    ReplyDelete
  11. Kwon Yool itu g ganteng g juga jelek tp JungriNim satu ini pnya kharisma n wibawa tersendiri Yg bikin "ngangeni" apa lg ta²pan matax bikin #klepek²..."Nam Da Jung'ssi aq merindukan mu..."whuuusss meleleh rasax...
    Mbak Anis I'm wait part 2 ne...gomawo :)

    ReplyDelete
  12. "Nam da jung-ssi aku merindukanmu...." Omo... Sweet bwangt si... Jd g bs ngelupain couple kwon-nam nih... ^,^

    ReplyDelete
  13. enggak sabar baca lanjutannya,

    ReplyDelete
  14. andai "Nam da jung-ssi aku merindukanmu..." diganti "istaty...aku merindukanmu.." bukan klepek2 lagi langsung pingsan kayaknya...hahaha.
    btw tetp semangat ya mb anis...ditunggu part 2-nya...

    ReplyDelete
  15. So sweet banget dajung sama pm
    Baca part 2 Ƴaa..:)

    ReplyDelete
  16. Aduh pas yool blng "Nam Da Jung ssi ak merindukanmu" kok hti ak jd klepek2 gini y
    Apalgi pas yool tdr d bahunya da jung, mukanya itu bkn tenteram. Pengen deh jd da jung biar bsa liat chongri - nim dr dkt

    Aduh telat komen hehehe

    ReplyDelete
  17. lagi di puter di RTV, tapi belum sampai episode ini.. baca sinopsis, soalnya kepo banget sama kelanjutannya.. haha

    ReplyDelete
  18. SO SWEET BANGET KWON YUL SAMA NAM DA JUNG . TAPI , AKU KESEL PARK NA YOUNG NYA MUNCUL .

    ReplyDelete

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.