Sunday 6 October 2013

Sinopsis Suspicious Housekeeper Episode 3 Part 2

Di sekolah, Han Gyul berada di depan sebuah ruangan. Ia melihat ke dalam mencari seseorang. “Apa kau mencari seseorang?” tanya seorang siswa dari luar ruangan mengagetkan Han Gyul.
Han Gyul menoleh dan itu adalah Kang San ah bukan Lee Cha Don ah bukan juga Lee Kang Seok hahaha bukan, tapi Shin Woo Jae Hahaha.

“Apa kau Eun Han Gyul?” tanya Woo Jae.

“Woo Jae-Oppa?” Han Gyul tersenyum.

Woo Jae tak tahu Han Gyul kembali dari Filipina, “Kapan kau kembali?” Han Gyul menjawab sudah dua bulan. Woo Jae juga tersenyum, “Kau terlihat begitu tua sekarang. Kau sudah tak terlihat manis lagi. Kau seperti seorang wanita.” (tidak manis tapi berubah jadi cantik, makanya si Woo Jae senyam-senyum aje wakakaka)

Woo Jae menanyakan apa yang Han Gyul lakukan disini, apa Han Gyul tertarik bergabung dengan band. Woo Jae ingat bukankah Han Gyul bisa menyanyi.
Woo Jae mengajak Han Gyul masuk ke ruangan band sekolah. Disana sudah ada Soo Hyuk yang tengah berlatih memainkan gitar. Woo Jae mengenalkan Han Gyul pada Soo Hyuk, “Dia temanku dan dia mau menjadi vokalis untuk band.” (>_< sepetinya Woo Jae belum tahu kalau Han Gyul n Soo Hyuk menjalin hubungan)

Han Gyul bilang tidak, maksud kedatangannya kesini bukan untuk itu. Woo Jae heran, “Apa kalian sudah saling mengenal? Baguslah. Kau mau minum apa?” Han Gyul bilang apa saja. Woo Jae pun keluar untuk mengambilkan minuman.
Han Gyul mengingat kejadian malam ia menginap di rumah Soo Hyuk. Ia minta maaf tentang yang kejadian yang terjadi di rumah Soo Hyuk kemarin.

Soo Hyuk : “Apa aku seperti akan melakukan sesuatu yang buruk padamu sampai kau lari dari rumahku seperti itu.”

Han Gyul berkata kalau ia sangat gugup dan takut. Soo Hyuk menyindir memangnya Han Gyul bisa bergabung di band dengan rasa kurang percaya diri seperti itu. Han Gyul menunduk diam.

Soo Hyuk tersenyum, “Aku hanya bercanda kok. Kau itu lucu kalau sedang ketakutan.”

Ponsel Soo Hyuk bunyi, ia mengatakan pada Han Gyul kalau ini telepon dari band sekolah lain. Ia keluar untuk menerima telepon itu. Han Gyul tetap berada di ruangan. (kalau dari band sekolah lain kenapa harus menjawabnya di luar ruangan >_<)
Di luar ruangan Soo Hyuk mulai bicara manis dengan seseorang yang meneleponnya. Ia minta maaf karena terlambat menjawab teleponnya itu karena ada seorang gadis yang merengek tentang kematian ibunya. “Kau mau datang nanti kan? Kau bisa mendengar lagu yang kutulis.” (nerima telepon dari cewek lain nih)

Di belakang Soo Hyuk ternyata ada Woo Jae yang membawakan minuman. Ia mendengar apa yang Soo Hyuk bicarakan di telepon.
Woo Jae sengaja berjalan sambil menabrakan tubuhnya ke Soo Hyuk. Soo Hyuk kaget dan hampir terjatuh. 
Woo Jae hanya tersenyum, “Ups sorry!”

Yiiipiii Woo Jae... Dukung couple Woo Jae sama Han Gyul wakakaka.

Woo Jae melihat Han Gyul masih berada di dalam ruangan menunggu Soo Hyuk.
Na Young ke rumah Sang Chul untuk mengambil baju dan buku-bukunya keponakannya. Ketika akan pergi, kakak iparnya baru saja tiba di rumah. Sang Chul minta maaf sudah membuat Na Young melakukan semua ini. Tanpa bicara Na Young akan keluar dari rumah kakak iparnya. (Yup.. Na Young sepertinya sama kecewanya seperti anak-anak deh. Dia kan awalnya begitu mengagumi Sang Chul) Sang Chul kembali mengucapkan permintaan maaf.
Na Young berbalik, “Minta maaf? Untuk apa? Ini bukan sesuatu yang harus kau mintai maaf. Apa kau ini manusia? Bagaimana bisa kakak ipar membohongi kakakku yang mencintaimu seumur hidupnya? Dan kau juga membuatku tak mengetahuinya dan dengan senang hati memanggilmu kakak ipar? Aku merasa kakakku bahkan tidak akan bisa menutup mata karena anak-anaknya. Aku bahkan berpikir untuk menjadi ibu kedua untuk mereka hanya demi kakakku. Jika kakak ipar terus seperti ini, aku akan menafkahi anak-anak dan tidak menikah.”

Sang Chul : “Bagaimana kau bisa begitu baik?”

Na Young : “Karena mereka adalah anak kakakku dan karena aku menyayangi mereka. Jangan hanya diam. Kakak ipar, kau harus minta maaf pada mereka dan mencoba untuk berdamai dengan mereka.”
Sang Chul tak mengerti kenapa ini semua begitu mudah bagi Na Young. Na Young berkata kalau kakak iparnya mau melakukan ini dnegan tulus dan sepenuh hati maka tidak ada yang mustahil. Dekati mereka dengan hatimu.

Sang Chul : “‘Semuanya akan mungkin dengan cinta dan senyuman’ kau slalu mengatakan itu. Tapi seseorang tidaklah sesederhana itu. Tolong jangan katakan itu di depan orang lain, mereka hanya akan berpikir kau bodoh dan menyedihkan.”

Na Young terdiam mendengar ucapan kakak iparya. Sang Chul menyadari kalau ucapannya sudah kelewatan, ia minta maaf dengan ucapannya yang begitu emosi. Ia mengatakan kalau dirinya lelah. Ia tak berpikir jernih ketika mengatakan itu. Ia menawarkan akan mengantar Na Young pulang, tapi Na Young bilang tak usah.
Di rumah kakek, Na Young menemani anak-anak yang tengah bermain balok susun. Ia menceritakan kalau hari ini dirinya bertemu dengan ayah anak-anak dan bicara dengannya. Dia sangat menyesal pada kalian. Anak-anak menatap tak percaya.

Na Young juga menceritakan kalau dirinya marah-marah pada Ayah anak-anak. “Ketika nenek kalian meninggal, ibu kalian sudah menikah. Jadi sejak saat itu hanya tante dan kakek kalian yang tinggal disini. Dia selalu berteriak pada tante jadi tante benar-benar tak mau melihatnya. Tapi.....”
“Apa? kau tidak mau melihat siapa?” tanya kakek tiba-tiba datang. “Apa maksudmu si brengsek itu?”

Na Young kaget campur kesal, “Ah ayah kau membuatku kaget.”

Kakek meminta Na Young mengatakan yang sebenarnya karena masalah kecil yang sekarang bisa menjadi masalah yang serius suatu hari nanti. Ia menebak pasti sedang terjadi sesuatu. Na Young mengalihkan pembicaraan, itu airnya sudah dingin, ayah mandi sana.

Kakek melihat ke cucu-cucunya, “Kalau kalian sedang tak belajar, matikan lampu dan segera pergi tidur!” Kakek pun pergi dari ruang keluarga.
Han Gyul tiba-tiba bertanya, “Tante, kenapa ibu menikahi ayah?”

“Itu karena dia mengandungmu.” Jawab Na Young keceplosan, “Itu karena dia mencintai ayahmu.”

Han Gyul merasa kalau akan lebih baik jika ia tidak dilahirkan. Na Young meminta keponakannya jangan bicara begitu. Ia menarik satu balok susun dan roboh lah semuanya.

Doo Gyul kesal melihatnya. Han Gyul minta maaf ia permisi akan pergi tidur lebih dulu. Doo Gyul dan Se Gyul juga mengikuti Han Gyul akan pergi tidur karena menurut Se Gyul melakukan permainan dengan tantenya itu tak menyenangkan karena tantenya tak penah menang.
Na Young mengajak keponakan kecilnya main berdua. Tapi Hye Gyul mengatakan kalau ia memiliki permintaan. Na Young tersenyum senang dan berjanji akan melakukan apapun yang Hye Gyul inginkan.

Hye Gyul : “Bisakah tante meminjamiku uang?”

Na Young terkejut campur heran, “Uang? Untuk apa?”
Hye Gyul mendatangi Happy Company. Ia menyerahkan uang miliknya dan yang ia terima dari Tantenya. Ny Hong menghitung semua uang milik Hye Gyul. Hye Gyul ikutan menghitung, 75rb won.
Ny Hong menunjukan tabel berapa lama waktu Bok Nyeo bekerja dengan upah 75rb won. Hmmm 5 jam. Hye Gyul tersenyum senang karena bisa mempekerjakan Bok Nyeo selama 5 jam. Tapi Ny Hong segera meralat, ia minta maaf dirinya sudah salah menghitung. “Kau membutuhkan 7500 won lagi untuk komisinya. Jadi semuanya hanya 4 jam.”
Hye Gyul kecewa, “Bukankah tadi anda mengatakan 5 jam.”

Ny Hong : “Ah ya ampun ini karena mulut bodohku.”

Hye Gyul menggenggam tangan Ny Hong, “Kumohon 5 jam saja ya!”

Ny Hong : “Tidak bisa, aku harus mencari nafkah juga.”

Hye Gyul memohon, “Apa anda benar-benar tak bisa melakukannya?”
Ny Hong meminta Hye Gyul tak perlu memohon seperti itu. Ia menoleh dan terkejut begitu melihat Bok Nyeo sudah ada disana. “Kau mengagetkanku!”

“Bok Nyeo-nim!” Hye Gyul senang bisa melihat Bok Nyeo lagi.

Ny Hong mengingatkan Bok Nyeo agar jangan muncul secara tiba-tiba karena jantungnya sudah mulai lemah. (Emangnya hantu muncul tiba-tiba hahaha) Bok Nyeo minta maaf, ia menanyakan kenapa Ny Hong ingin menemuinya.
Ny Hong menyampaikan kalau gadis cilik ini si Hye Gyul akan mempekerjakan Bok Nyeo selama 4 jam. Hye Gyul menarik tangan Ny Hong untuk meralat, 5 jam. Hahaha. Kumohon Bok Nyeo-nim.
Bok Nyeo pun menerima pekerjaan dari Hye Gyul. Ia memasang timer di jam tangannya. Pekerjaannya dimulai pukul 5 sore hehe. “Kalau bagitu, anda ingin saya melakukan apa?”

Hye Gyul meminta tolong pada Bok Nyeo untuk membuat ayahnya dan Han Gyul berhenti bertengkar. Bok Nyeo minta maaf itu sesuatu yang tak bisa ia lakukan.

Hye Gyul : “Kenapa?”

Bok Nyeo : “Hanya anggota keluarga yang bisa mendamaikan anggota keluarga lainnya.”

Hye Gyul punya ide, “Aku harus membuat semua keluargaku berkumpul. Tapi bagaimana aku harus mengumpulkan mereka bersama-sama?”
Bok Nyeo jongkok mengencangkan tali sepatu Hye Gyul, “Untuk mengumpulkan keluarga anda bersama-sama ada cara sederhana.”

“Apa itu?” tanya Hye Gyul.
Bok Nyeo : “Seseorang dalam keluarga harus terkena kecelakaan atau sakit parah. Mereka akan khawatir dan kembali bersama-sama ketika itu terjadi.”

Hye Gyul : “Mengalami kecelakaan atau sakit parah? kalau begitu aku akan sakit parah.”

Hye Gyul pura-pura batuk. Tapi Bok Nyeo mengatakan kalau berpura-pura sakit itu akan mudah ketahuan. 

Hye Gyul : “Kalau begitu aku akan kecelakaan!”

Bok Nyeo : “Jika anda terkena kecelakaan yang sebenarnya, maka anda akan merasa sangat kesakitan.” 

Hye Gyul tak tahu lagi apa yang harus ia lakukan untuk mengumpulkan keluarganya, “Lalu apa yang harus kulakukan?”

Bok Nyeo : “Itu adalah sesuatu yang Nona Hye Gyul harus memutuskannya.”

“Aku tahu!” Hye Gyul dapat ide cemerlang. “Aku ingin meminta sesuatu padamu.” Hmmm apa itu?
Di kantor ada pengumuman heboh ditempel di papan pengumuman. Seluruh pegawai kantor membacanya tak terkecuali Lee Dong Shik sebuah pemberitahuan personil darurat

Perencana konstruksi : Tim 1

Pekerja lapangan : Tim 2
Di departemen dimana Sang Chul bekerja, ia mengatakan kalau tim 1 dan tim 2 akan bekerja bersama-sama di proyek konstruksi batu penyembuhan. Manajer Choi yang akan memimpin tim 1, ia yakin dia akan membimbing pegawai yang semula menjadi bawahannya. (Sang Chul didepak dari tim 1)

Manajer Choi minta maaf karena ia merasa seperti meletakan sendok di meja dimana Sang Chul telah mempersiapkan semuanya. Sang Chul harap Manajer Choi tak perlu bicara begitu, ia lega karena Manajer Choi yang mengambil alih tugasnya. “Tolong bimbing pegawai di tim saya ini!”
Dong Shik menyahut pelan, “Manajer lebih baik anda urus masa depan anda sendiri!”

Manajer Choi berjanji pada semuanya kalau ia akan melakukannya dengan baik. Sang Chul membereskan barang-barangnya. Ia harus pindah dari ruangannya yang sekarang dan menuju tempatnya yang baru di tim 2. 
Sebelum pergi Sang Chul bertemu pandang dengan Song Hwa yang dari tadi diam saja. Ia pun keluar dari ruangan yang semula menjadi ruangannya.
Sang Chul menatap lingkungan perusahaan yang menjadi kantor pusat perusahaan kontruksi. Ia harus meninggalkan kantor ini menuju lapangan dimana dirinya ditugaskan. Ia menoleh ke belakang berharap Song Hwa mengejarnya. Tapi yang ia tunggu tak jua datang. ia pun pergi dari sana. Song Hwa melihat kepergiannya dari lantai atas.
Sang Chul tiba di tempat tugasnya yang baru. Ia harus menjadi manajer di lapangan tempat pembangunan itu berlangsung. Tentu saja lain dengan di kantor yang nyaman dan bersih. Di tempat barunya ia harus sering terkena debu dan kotoran. Sang Chul mengecek pekerja dan semuanya.
Hye Gyul yang tengah bersama Bok Nyeo tiba-tiba tersandung hingga membuat batu di kotaknya berserakan. Ia memunguti semuanya satu-persatu dan kembali memasukannya ke kotak.
Sang Chul mengawasi setiap bahan bangunan yang digunakan. Para pekerja disana ada yang kasak-kusuk ngomongin Sang Chul. “Kudengar dia melecehkan karyawan wanita. Dia tak tahu betapa menakutkannya dunia ini.” Langkah Sang Chul terhenti mendengar yang mereka bicarakan.
Mata Sang Chul tertuju ke atas bangunan. Disana terpampang poster bergambar seorang ayah yang menggendong anak laki-lakinya. Ia mengeluarkan origami panda buatan Hye Gyul. Ia kembali membaca tulisan Hye Gyul. ‘Hye Gyul menyayangi ayah. Apa ayah menyayangi Hye Gyul?’
Ponsel Sang Chul berdering sebuah nomor baru dan itu dari Bok Nyeo. Sang Chul heran ada apa Bok Nyeo menghubunginya bukankah Bok Nyeo sudah tak bekerja lagi di rumahnya.

Bok Nyeo : “Saya... menculik Nona Hye Gyul.”
Hye Gyul berada di suatu tempat bersama Bok Nyeo. Ia terlihat ketakutan.
Di rumah kakek Han Gyul juga menerima telepon dari Bok Nyeo. Ia terkejut mendengar adiknya diculik Bok Nyeo. (Bok Nyeo bergantian menghubungi Sang Chul dan Han Gyul)

Bok Nyeo : “Jika anda ingin Hye Gyul kembali, ada yang harus anda lakukan.”
Sang Chul berkata kalau ia akan melakukan apapun yang Bok Nyeo minta. Ia mohon Bok Nyeo jangan menyakiti Hye Gyul.

Bok Nyeo : “Saya akan memberitahu anda apa yang saya inginkan jika seluruh keluarga anda sudah berkumpul.”

Bok Nyeo menutup teleponnya. Sang Chul panik.
Ketakutan Hye Gyul berubah menjadi kekaguman karena sekarang ia tengah naik bianglala bersama Bok Nyeo. Ia tersenyum senang. “Bok Nyeo-nim sini lihat ini bersamaku.”

Hye Gyul melihat kesana-sini pemandangan bawah dari atas. Ia kesenangan dan jingkrak jingkrak. Bok Nyeo-nya mah diem wae.

(Jadi itu ide Hye Gyul, memberi tahu keluarganya kalau Bok Nyeo menculiknya agar keluarganya berkumpul)
Ny Hong terkejut mengetahui kalau Bok Nyeo menculik Hye Gyul. Han Gyul yang mencemaskan adiknya memohon Ny Hong memberitahu dimana Bok Nyeo tinggal. Ny Hong minta maaf karena itu sudah seharusnya. Doo Gyul tak mengerti apa maksud Ny Hong itu sudah seharusnya.

Ny Hong : “Aku mengatakan itu karena itu memang harus begitu. Kau tahu apa? itu karena Bok Nyeo tak punya rumah.”

Doo Gyul tak percaya bagaimana mungkin Bok Nyeo tak punya rumah. Ny Hong mengatakan kalau ada kisah dibalik itu semua dan hanya ini yang bisa ia katakan.
Sang Chul juga sampai di Happy Company. Ia terkejut melihat anak-anaknya sudah ada di tempat itu. Han Gyul langsung menyalahkan ayahnya atas kejadian ini. Se Gyul berkata kalau mereka sekarang sudah berkumpul, Bok Nyeo pasti akan memebritahu apa yang dia inginkan. Doo Gyul meminta ayahnya segera menghubungi Bok Nyeo.
Sang Chul menghubungi Bok Nyeo, “Apa Hye Gyul tak apa-apa?” Bok Nyeo menjawab kalau Hye Gyul baik-baik saja. Sang Chul mengatakan kalau ia dan anak-anaknya sudah berkumpul, ia meminta Bok Nyeo memberi tahu apa yang Bok Nyeo inginkan.

Bok Nyeo : “Jika kalian semua tidak berbaikan aku akan bunuh diri. Itu yang Hye Gyul katakan.”

Sang Chul ingin bicara dengan putri bungsunya. Tapi Bok Nyeo menutup teleponnya.
Han Gyul yang cemas bertanya pada ayahnya apa yang Bok Nyeo katakan. Sang Chul berkata kalau Hye Gyul mengatakan jika kita tak berbaikan dia akan bunuh diri.

Se Gyul : “Kalau begitu kita berbaikan saja dulu.”

Doo Gyul merasa kalau ayahnya tak akan bisa melakukan itu. Ia mengajak Han Gyul mencari tahu keberadaan Hye Gyul. Se Gyul bertanya pada ayahnya dimana Hye Gyul dan Bok Nyeo sekarang. Sang Chul tak tahu.

Doo Gyul kesal bukan main, “Ah dimana dia? Apa kubilang, dia itu mencurigakan. Aku tahu itu ketika dia masuk ke sungai dengan Hye Gyul.”

Doo Gyul terdiam ia sepertinya tahu dimana adik kecilnya berada. Han Gyul dan Se Gyul juga bisa menebak jalan pikiran Doo Gyul. Ketiga bersaudara ini bergegas ke tempat yang mereka pikirkan. Sang Chul terdiam heran. Ny Hong mengingatkan, apa yang Sang Chul lakukan, cepat ikuti mereka.
Sang Chul menyuruh anak-anak masuk ke mobilnya agar mereka bisa bergegas dengan cepat. Ponsel Sang Chul bunyi, mereka menebak jangan-jangan dari Bok Nyeo. Tapi bukan, itu dari Na Young. Anak-anak menilai itu panggilan telepon yang tak berguna. Ketiganya pun bergegas pergi hingga teriakan ayah mereka pun mereka abaikan.
Sang Chul tanya kenapa Na Young menghubunginya. Na Young berkata kalau ia sebenarnya tak akan menemui kakak iparnya lagi tapi ia merasa kasihan pada anak-anak. “Aku akan mengatur pertemuanmu dan anak-anak jadi datang dan berdamailah dengan mereka.” ucap Na Young sambil menatap meja kursi yang telah ia siapkan untuk keluarga Sang Chul.

Na Young merasa kalau kakak iparnya ini membutuhkan tempat dimana bisa bicara dengan anak-anak secara langsung dari hati ke hati. Jadi sekarang ia sedang menyiapkan BBQ.
Na Young berjalan menuju meja yang sudah ia siapkan tapi ia tersandung. Jatoh deh dan barbekyu nya pun berserakan hahaha. Kakek yang tak jauh dari sana awalnya khawatir tapi karena sudah terbiasa dengan tingkah ceroboh putrinya ia pun mengabaikannya. Hahaha.
Han Gyul dan kedua adiknya sampai di tepi sungai. Ketiganya berteriak memanggil nama Hye Gyul, tapi gadis cilik itu tak ada disana. Sang Chul juga sampai ditempat itu. Anak-anak bertanya apa ayahnya menerima telepon dari Bok Nyeo. Sang Chul bilang belum.
Se Gyul berkata kalau meminta maaf satu sama lain adalah yang diinginkan oleh Hye Gyul. Han Gyul mencibir sambil menatap sinis ayahnya, apa Se Gyul pikir itu akan terjadi.

Doo Gyul yang masih marah pada ayahnya mengatakan kalau mereka tak bisa meminta maaf karena dengan melihat ayahnya saja itu sudah membuatnya marah.

Se Gyul : “Lalu apa yang akan kau katakan? Apa maksudmu kalau kita tak akan melakukannya dan membiarkanya bunuh diri?”
Sang Chul ingin anak-anaknya kembali ke rumah dulu. “Kalian bisa menyalahkan ayah tapi tolong kembalilah ke rumah!”

Han Gyul : “Benarkah? Apa ayah benar-benar mau tinggal bersama kami lagi?”

“Tentu saja ayah mau!” sahut Sang Chul.

Han Gyul : “Ayah bilang ayah tak tahu apa ayah mencintai ibu atau tidak. Ayah bahkan tak yakin dengan itu. Lalu bagaimana dengan kami? Apa ayah menyayangi kami?”

“Tentu saja!” ucap Sang Chul terbata-bata.

“Apa melebihi wanita itu? Yoon Song Hwa!” Han Gyul mengeja nama Song Hwa. “Wanita yang tanpa malu datang ke pemakaman ibu.”
Han Gyul menunjuk ke tengah sungai, “Disana. Ini sungai dimana ibu meninggal.” Ia meminta ayahnya jangan bebohong. Sang Chul menunduk tak bisa berkata-kata.

Han Gyul : “Kenapa ayah tidak bicara? Ayah masih memikirkan wanita itu kan? Ayah selalu bicara plin plan.”

Sang Chul bilang bukan begitu, ia ingin menjelaskan sesuatu tapi ponselnya bunyi, panggilan telepon dari Bok Nyeo.
Bok Nyeo : “Nona Hye Gyul ingin saya menanyakan apa anda sudah melakukan apa yang dia inginkan.” 
Sang Chul mengaktifkan loudspeaker ponsel jadi semuanya bisa mendengar. Doo Gyul meminta Bok NYeo mengatakan saja pada Hye Gyul kalau mereka sudah saling memaafkan. Sang Chul juga berkata kalau mereka sudah saling memaafkan.

“Doo Gyul menyuruh berbohong kalau mereka sudah meminta maaf dan ayah anda ingin saya memberi tahu anda kalau mereka sudah saling memaafkan.” terdengar suara Bok Nyeo ditelepon memberi tahu Hye Gyul. 

Mereka kesal Bok Nyeo ngomongnya lempeng aja kayak gitu.

Bok Nyeo : “‘Aku tahu kalian hanya berpura-pura meminta maaf’, itu yang Nona Hye Gyul katakan.”

Sang Chul ingin Bok Nyeo membiarkan Hye Gyul yang menjawab telepon. Tapi Bok Nyeo tak mengizinkannya kalau mereka belum melakukan apa yang Hye Gyul inginkan. Han Gyul mulai kesal. Bok Nyeo pun menyerahkan ponsel ke Hye Gyul.

“Eonni, aku benci kau.” seru Hye Gyul.
Doo Gyul : “Hye Gyul, kami benar-benar sudah saling minta maaf.”

Hye Gyul : “Doo Gyul oppa kau selalu berbohong.”
Se Gyul : “Hye Gyul, katakan saja dimana kau sekarang dan apa yang kau lakukan.”

Hye Gyul : “Aku tak akan mengatakannya.”

“Hye Gyul sedang melihat bintang utara.” terdengar suara Bok Nyeo yang menjawabnya.

Mereka berfikir dimanakah kira-kira Hye Gyul melihat bintang utara.
Sang Chul dan ketiga anaknya sampai di sebuah tempat yang sering dikunjungi orang untuk melihat bintang. Tapi disana mereka tak menemukan Hye Gyul. “Dia bilang melihat bintang utara, apa kau yakin dia ada disini?” tanya Doo Gyul.

Se Gyul : “Kami datang ke sini dengan ibu karena tempat ini memiliki pemandangan yang bagus untuk melihat bintang.”
Doo Gyul melihat sebuah bintang, “Bukankah itu bintang utara?” tunjuk Doo Gyul.

Se Gyul : “Itu bintang pagi.”

Doo Gyul : “Bintang pagi itu sama dengan bintang utara, dasar bodoh.”

Se Gyul : “Bintang utara adalah bintang dalam gugus beruang kecil. Karena ada di sumbu rotasi bumi makanya dia selalu di tempat yang sama. Itu sebabnya kenapa orang mencari bintang utara lebih dulu ketika mereka tersesat.”

Iya iya iya Doo Gyul kesal, “Kau pasti bangga karena mengetahui semuaya.”

(ya ampun apa penting ngebahas itu sekarang >_<)

Han Gyul bertanya-tanya dimana kira-kira Hye Gyul melihat bintang utaranya.
Hye Gyul berada di suatu tempat memandang langit untuk melihat bintang utara sambil terus memegang erat kotak yang berisi batu keluarganya.
Sang Chul dan anak-anaknya meninggalkan tempat yang mereka datangi. Doo Gyul heran dengan adik bungsunya, bagaimana bisa Hye Gyul bersama wanita yang mencurigakan itu. Dia juga membuat kita semua mencari bintang utara.

“Ibu,,,!” sahut Se Gyul tiba-tiba. “Mungkin dia memikirkan ibu. Ibu selalu membicarakan tentang bintang utara.”

Han Gyul membenarkan. “Ibu selalu mengatakan pada kita untuk mencari bintang utara saat kita tersesat dan bintang utara itu seperti keluarga kita.”
Sang Chul terdiam menyadari beberapa hal yang tak ia ketahui tentang istri dan anak-anaknya lakukan. Sang Chul melihat ketiga anaknya menengadahkan wajahnya memandang langit. Ia mengikuti apa yang anak-anaknya lakukan.

Sambil memandang bintang utara pikiran mereka jauh melayang mengenang ibu mereka. 

Hye Gyul : “Kalau dipikir-pikir, ibu sangat menyukai bintang.”

Se Gyul : “Aku tahu, melihat bintang itu membuatku memikirkan ibu.”

Doo Gyul bertanya kira-kira dimana lagi mereka bisa melihat bintang utara.

“Apa disana?” Han Gyul menebak dimana keberadaan Hye Gyul. Se Gyul sepertinya memiliki pikiran yang sama dengan Han Gyul. Doo Gyul yang tidak tahu bertanya, dimana itu?
Sang Chul dan ketiga anaknya menuju suatu tempat menggunakan mobil. Ponsel Sang Chul berdering, anak-anak mengira itu dari Bok Nyeo. Tapi bukan, Sang Chul melihat itu panggilan telepon dari Song Hwa. Ia tentu saja tak bisa menjawab panggilan telepon Song Hwa di depan anak-anaknya. Ia pun tak menjawabnya. Sang Chul menggeleng memberi tanda pada anak-anaknya kalau itu bukan telepon dari Bok Nyeo.
Song Hwa berada di rumahnya terdiam karena panggilan teleponnya tak dijawab oleh Sang Chul. Ia sepertinya merasa bersalah karena sudah membuat Sang Chul menanggung akibatnya sendirian.
Mereka sampai di sebuah perkemahan keluarga. Itu sepertinya tempat camping keluarga yang sering dilakukan untuk menghabiskan akhir pekan. Mereka berteriak memanggil nama Hye Gyul. Tapi Hye Gyul tak ada disana.
Han Gyul melihat sebuah keluarga yang tengah melihat bintang menggunakan teropong. “Kita juga menggunakan itu untuk melihat bintang.” Ia terdiam sedih mengenang kenangan masa lalu mereka.
Ah tapi sial. Turun hujan. Keempatnya pun segera berteduh. Doo Gyul mengeluh tak bisa melihat bintangnya lagi karena turun hujan. “Hei tuan sombong apa ada tempat lain dimana kita bisa melihat bintang di tengah hujan seperti ini?” tanya Doo Gyul pada Se Gyul.

Han Gyul ikut berfikir, “Sebuah tempat dimana kita bisa melihat bintang di tengah hujan?”

“Ibu...!” seru Se Gyul menemukan sebuah tempat dimana kira-kira Hye Gyul berada.
Keempatnya pulang ke rumah. Anak-anak lari keluar dari dalam mobil dan menghentikan langkah di depan kotak surat berbentuk rumah dan disana tergambar bintang utara. Ketiganya bergegas masuk ke rumah. Sang Chul yang mengikuti mereka tiba-tiba ikut menghentikan langkahnya untuk melihat kotak surat itu.
Sang Chul menyusul anak-anaknya, tapi langkahnya tiba-tiba terhenti karena melihat Bok Nyeo ada di luar rumahnya. “Dimana Hye Gyul?”

“Aku tak bisa menjawabnya.” ucap Bok Nyeo membuat Sang Chul tentu saja kesal, karena sekarang ia sedang terburu-buru mencemaskan keberadaan putrinya. Ia segera masuk ke rumahnya.
Ketiga saudara berpencar mencari Hye Gyul di semua sudut rumah. Se Gyul mencari adiknya di dekat mesin cuci. (Ya siapa tahu Hye Gyul bersembunyi disana)

Doo Gyul melongok ke kolong meja bahkan membuka lemari pakaiannya. (barangkali saja adik kecilnya ini sembunyi di tempat itu) Han Gyul ke kamarnya tapi Hye Gyul tak ada disana.

Mereka tak menemukan Hye Gyul.
Pandangan Se Gyul tiba-tiba terarah ke luar, “Disana!” Ketiganya pun melihat Hye Gyul duduk di luar pagar balkon memandangi langit. (benar-benar berbahaya buat anak kecil nih)
Ketiganya segera ke balkon. Melihat kakak-kakaknya datang Hye Gyul melarang mereka mendekat. Ia menatap ketiga saudaranya dengan tatapan marah. Doo Gyul menyuruh Hye Gyul turun dari sana karena itu berbahaya.

Hye Gyul : “Kubilang aku akan bunuh diri kalau kalian tidak saling meminta maaf.”

Han Gyul yang cemas meminta adiknya jangan mengatakan hal bodoh. Hye Gyul memperingatkan mereka agar tak mendekat. Ia mengancam akan lompat kalau mereka mendekat.
Sang Chul sampai di balkon dan terkejut melihat Hye Gyul duduk di luar pagar balkon.

Hye Gyul : “Ayah, apa kau sudah meminta maaf pada Eonni dan Oppa?”

Sang Chul diam, mulutnya terasa kelu untuk mengucapkan maaf pada anak-anaknya. Se Gyul yang panik meminta ayahnya jangan hanya diam, cepat katakan sesuatu. Sang Chul mengulurkan tangan mengajak Hye Gyul turun dari sana agar mereka bisa bicara. Hye Gyul tak mau, ia akan pergi ke tempat ibunya.

Hye Gyul sedikit bergerak dan itu membuat keluarganya tambah panik takut kalau-kalau Hye Gyul terjatuh dari sana.
“Hye Gyul-ah...!” tiba-tiba Na Young memanggil dari bawah.
Hye Gyul menoleh dan kotak batu keluarganya terlepas dari tangannya. Tangan Hye Gyul berusaha menggapai benda itu tapi naas tubuhnya malah meluncur ke bawah.

“HYE GYUL....!” Mereka berteriak terkejut melihat Hye Gyul jatuh dari balkon.

Na Young yang berusaha menggapai Hye Gyul malah tersandung dan ia sendiri pun jatuh tengkurap.
Tapi untungnya Bok Nyeo ada disana dan berhasil menangkap Hye Gyul. Hye Gyul menatap ketakutan Bok Nyeo yang membopong berhasil menangkapnya.

Mereka yang jantungnya hampir copot menarik nafas lega karena Hye Gyul baik-baik saja. Keempatnya segera ke bawah.
Bok Nyeo menurunkan Hye Gyul. Hye Gyul menghampiri ayahnya, “Ayah...?”
Tapi tiba-tiba plak... Hye Gyul mendapatkan tamparan keras dari ayahnya karena sudah melakukan sesuatu yang berbahaya. Mereka yang ada disana terkejut melihatnya kecuali Bok Nyeo yang hanya menatap diam. 

“Jangan pernah kau melakukan itu lagi!” bentak Sang Chul pada putri kecilnya. “Apa kau tahu betapa ayah mengkhawatirkanmu?”
Hye Gyul menangis menyesal, “Maaf... ayah.”
Bok Nyeo mengambilkan kotak batu keluarga dan menyerahkannya pada Hye Gyul. Hye Gyul memeriksa batu keluarga miliknya dan salah satu batunya hilang.
Hye Gyul mencarinya, ia meraba tanah tempat batu keluarga miliknya jatuh. Han Gyul berkata kalau ia akan mencarikan batu yang baru, yang hilang sudah biarkan saja. Tapi Hye Gyul tak bisa mebiarkan batu itu hilang begitu saja, “Itu batu ayah, kau tak bisa mencari ayah yang baru.” Hye Gyul mengeluarkan satu persatu batu keluarga miliknya. Ibu, Han Gyul eonni, Doo Gyul oppa, Se Gyul oppa dan dirinya. Sementara batu ayah tidak ada. “Batu ayah hilang, kita tak bisa kehilangan ayah!” seru Hye Gyul sedih.
Hye Gyul kembali meraba tanah mencari batu ayah. Sun Young berusaha ikut membantu, ia mengambil batu yang ditemukannya, “Lihat ketemu.” Hye Gyul membuang batu itu, “Tidak. Bukan yang ini.”

“Apa yang ini? apa yang ini?” Na Young berusaha membantu keponakannya.
Han Gyul menyuruh adik kecilnya menghentikan itu, ia mengatakan bahwa sebenarnya lebih baik tak ada ayah dalam keluarga kita. Hye Gyul memohon pada eonni-nya agar bisa memaafkan ayahnya. Ia juga ingin Doo Gyul oppa nya minta maaf pada ayah karena sudah berbuat kasar. “Ibu mengajarkan agar kita saling meminta maaf kalau kita bertengkar.” Ia juga mengajak Se Gyul oppanya untuk kembali hidup bersama ayah mereka.
Hye Gyul : “Ayah kau membaca suratku kan?”

Sang Chul mengiyakan, ia mengeluarkan surat origami yang dibuat Hye Gyul untuknya.

“Hye Gyul menyayangi ayah. Apa ayah juga menyayangi Hye Gyul?” ucap Hye Gyul sama persis seperti tulisan suratnya. “Apa ayah menyayangi Hye Gyul juga?” tanya Hye Gyul.

Sang Chul menatap putri kecilnya, Na Young memberi kode agar Sang Chul menjawab ya. Tapi ucapan manis itu terasa berat keluar dari mulutnya. Ia sungguh mencemaskan putrinya tadi, tapi ia tak bisa berbohong mengucapkan kata sayang.

“Maaf...” itulah kata yang keluar dari mulut Sang Chul seraya menunduk sedih tak tahu harus mengatakan apa lagi. Anak-anak terkejut ayah mereka tak bisa mengatakan perkataan yang mudah sekali diucapkan itu. 

“Ayah minta maaf.” Sang Chul benar-benar tak bisa mengucapkan kata sayang yang tulus.

Hye Gyul menangis sedih. Doo Gyul menahan emosi melihat sikap ayahnya.
Terdengar suara jam berbunyi. Itu alarm jam tangan milik Bok Nyeo. Ia mengatakan kalau kontrak kerjanya dengan Hye Gyul sudah habis. Ia pun pamit.
Mereka menatap kepergian Bok Nyeo yang dari tadi hanya sebagai pendengar masalah keluarga mereka tanpa memberikan solusi apapun.

Komentar :

Apa Sang Chul menyayangi anak-anaknya. Ia sendiri masih tak tahu apakah dirinya menyayangi anak-anaknya atau tidak. Tapi yang pasti ketika anak-anaknya jauh dari sisinya dan mengalami bahaya, ia mengkhawatirkan mereka.

Ketika Han Gyul semalaman tak pulang ke rumah, saat itu ia khawatir. Sama hal nya seperti sekarang ketika ia merasa Hye Gyul dalam bahaya, ia mengkhawatirkan putri kecilnya. Hmm ayah, bukankah itu pertanda kau menyayangi mereka? Hanya saja Sang Chul belum memahami itu. Ya ya ya ini lah salah satu proses dimana ia akan menjadi seorang ayah yang lebih bertanggung jawab.

12 comments:

  1. Ada park ji bin jg mbk anis????makin penasaran dg masa lalu bok nyeo,,,apakah masa lalunya bkalan sama kyak mita di kaseifu no mita...

    ReplyDelete
  2. salah satu yg tdk kusuka dr versi jepang adl pergaulan bebas si Yui dg pacarnya. mdh2an di versi korea berbeda. kyknya han gyul lbh pny prinsip dan lagi ada park ji bin yg akan melindunginya. mdh2an sih gitu, sayang banget klo mengajarkan free sex dlm drama ini. makasih mb anis sinopnya. hani

    ReplyDelete
  3. Kak,lanjutin sinopsis Romance in The Rain nya dong...,,

    ReplyDelete
    Replies
    1. DVD nya error, jadi belum bisa dilanjut...

      Delete
    2. hiks..queen officenya donk..pliss bgt22

      Delete
  4. Makasih mba Anis. Menunggu sinop berikutnya ^^
    -Yumenas-

    ReplyDelete
  5. mbak anis saya nangis nech liat keharuan keluarga ini >_<
    terlepas dari ayahnya yg berselingkuh walaopun gitu dya bener2 khawatir n sayang ma anak2nya
    tetep Semngat ya Mbak Anis FIGHTING FIGHTING ^^

    ReplyDelete
  6. makin penasaran banget banget nih sama kelanjutan ceritanyaa aaa bener mbaak saya ship bgt sama couple Woo Jae sama Han Gyul semoga mereka jadi pasangan nantinya di drama ini ekeke ~~ next ep 4 ya fighting

    ReplyDelete
  7. mba....ep 4 nya kapan?
    udah gk sabar..
    nih aja bolak balik mulu liat blog nya mba hehehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sory ya episode 4 nya telat. Lagi sibuk UTS belum sempat ngetik2. Ini lagi mulai ngetik2 buat episode 4.

      Delete
  8. ceritanya bagus....bagus.....bagus.....
    ditunggu nya mbak cerita selanjutnya.....
    ~FIGHTING~

    ReplyDelete
  9. Sip mba...
    AKU SETIA MENUNGGU hehehhe

    ReplyDelete

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.