Tuesday, 13 December 2011

The Musical Episode 6


Terjadi insiden ketika para peserta workshop melakukan permainan. Ra Kyung tersenggol dan jatuh tepat mendarat di api unggun yang menyala. Tangannya terbakar.


Semua panik. Eun Bi segera mematikan api dengan memberinya air dan segera membalut luka Ra Kyung dengan kain.
Joon Hyuk dengan sigap membopong Ra Kyung dan membawanya masuk untuk mendapatkan pengobatan lebih baik. Eun Bi dan Yoo Jin berlari mengikuti.
Sang Won membubarkan peserta dan menyuruh kembali ke kamar. Ia, Goo Jak dan Jae Yi menyusul Ra Kyung yang terluka.

Ra Kyung dibawa ke kamar. Ia mengatakan kalau dirinya tak apa-apa. “Tidak kau terluka!” Sanggah Eun Bi.
Eun Bi menggulung pakaian Ra Kyung agar lebih mudah mengobati. Ia kemudian mengucurkan air dingin ke lengan Ra Kyung.
Ra Kyung memandang Joon Hyuk dan berterima kasih. Yoo Jin menatap keakraban keduanya.


Sambil mengobati Ra Kyung, Eun Bi menelpon seniornya. Ia tanya apa ada rumah sakit terdekat dengan lokasi workshopnya karena ada yang terkena luka bakar. Ia pun mendapat informasi kalau ada rumah sakit yang tak jauh dari sana sekitar 15 menit.
Joon Hyuk bergegas akan mengambil kendaraan. Sang Won datang dan bertanya apa Ra Kyung baik-baik saja. Ra Kyung bilang ia tak apa-apa dan meminta maaf.
Eun Bi mengamati luka Ra Kyung yang mulai memerah. “Kau harus segera ke rumah sakit agar lukamu tak membekas!” Yoo Jin menyahut kalau asisten direktur (Joon Hyuk) gerakannnya sangat cepat sekali.


Eun Bi tanya ke Sang Won apa punya salep. Sang Won akan mengambilkannya. Karena tak memiliki obat di P3K Eun Bi minta tolong pada Goo Jak untuk mengambilkan handuk bersih dan es.


Eun Bi kembali mengamati luka Ra Kyung, “Kita harus mendinginkannya sekali lagi!” Jae Yi memandang calon dokter yang satu ini sambil tersenyum.

Joon Hyuk, Eun Bi dan Yoo Jin mengantar Ra Kyung ke rumah sakit. Eun Bi pamit pada Jae Yi.


Jae Yi akan masuk tapi Kang Hee mencegatnya, “Dia mahasiswa kedokteran. Dia akan menjadi dokter yang hebat!”
Jae Yi tak mempedulikan apa yang dikatakan Kang Hee dan segera pergi dari sana. “Aku ingin bicara tentang proyek ini!” kata Kang Hee menghentikan langkah Jae Yi.
Sang Won dan Goo Jak keluar, keduanya melihat percakapan Jae Yi dan Kang Hee.
Kang Hee mengatakan bukankah aktris utama dan penulis lagu harus saling berdiskusi. Jae Yi menyetujui diskusi itu dan akan bertemu nanti di ruang latihan.
“Tidak. Di ruanganku!” Perintah Kang Hee. Jae Yi setuju dan akan kesana kalau ia sudah siap.
Kang Hee berbalik dan dilihatnya Sang Won berdiri di sana memandang dirinya. Kang Hee seakan tak peduli dan segera berlalu.


Dokter membalut luka Ra Kyung dengan perban. Ia memuji P3K yang dilakukan Eun Bi masih bagus walaupun ia tahu Eun Bi sudah lama tak ke kampus.
Dokter : “Ketika kau pergi Prof. Kang menghubungiku!”
Eun Bi : “Apa dia tahu?”
Dokter : “Tentu saja!”
Dokter tanya ke Yoo Jin apa Eun Bi bagus di musikal. “Kalau dia biasa-biasa saja tendang saja dia keluar. Semua orang di kampus berharap banyak padanya!”
Dokter menjelaskan kalau Ra Kyung masih shock dan menyarankan agar Ra Kyung istirahat sebentar. Ia juga menyuruh agar yang lain jangan mengganggu pasien.
Yoo Jin menggenggam tangan Ra Kyung, “Istirahatlah!” sahut Yoo Jin. Eun Bi dan Yoo Jin keluar agar Ra Kyung bisa istirahat.


Joon Hyuk membetulkan posisi ranjang Ra Kyung agar enak untuk istirahat. Ia akan keluar tapi ia berbalik memandang Ra Kyung. Dilihatnya pakaian Ra Kyung yang rusak karena terbakar.

Yoo Jin duduk di ruang tunggu, Joon Hyuk datang. Ia berterima kasih atas bantuan Joon Hyuk.
Joon Hyuk tanya apa Yoo Jin akan tetap di rumah sakit karena ia harus keluar sebentar. Yoo Jin mempersilakan. Eun Bi datang membawakan minuman untuk Yoo Jin.


Yoo Jin Tanya apa Eun Bi meninggalkan kuliah. Eun Bi membenarkan. Yoo Jin merasa kalau Eun Bi sangat cerdas. Eun Bi hanya manggut-manggut mendengarnya dan tertawa.


Goo Jak bersama Sang Won di kamar. Jae Yi datang dan mengajaknya untuk menemui Kang Hee yang meminta membicarakan masalah proyek.
Dengan senang hati Goo Jak akan menemani tapi Sang Won mencegahnya. Sang won bilang ada hal yang harus ia bahas dengan Goo Jak dan menyuruh Jae Yi lebih dulu menemui Kang Hee. Jae Yi mengerti dan segera pergi sambil membawa notebook-nya.
Yang dibicarakan Sang Won dan Goo Jak adalah pengalaman wajib militernya Goo Jak.


Jae Yi sampai di depan kamar Kang Hee. Ia akan masuk tapi tak jadi, ia akan pergi tapi tiba-tiba Kang Hee membuka pintu, “Apa yang kau lakukan? Masuklah!”

Goo Jak terus menceritakan pengalaman wamil-nya dan itu membuat Sang Won tertawa terbahak-bahak.


Eun Bi mulai bercerita pada Yoo Jin tentang kenapa dirinya masuk ke jurusan kedokteran.
Eun Bi : “Aku percaya dengan menjadi seorang dokter aku bisa memberikan pengobatan yang terbaik untuk Nenekku.
“Apa dia sakit keras?” tanya Yoo Jin.


“Tidak. Bukan begitu. Dia sangat enerjik!” jawab Eun Bi sambil tertawa. “Ketika Jae Yi datang menjemput dan aku nyaris ketinggalan kereta. Aku tak menyangka Nenekku bisa menyetir seperti itu. Seperti BAM!!!”
Yoo Jin tertawa, “Seperti supir taksi?” Eun Bi menjawab ya sambil terus tertawa, “Nenekku adalah pendukungku!”


Yoo Jin heran dan menatap tajam Eun Bi. “Ada apa?” tanya Eun Bi.
“Apa ibumu sudah meninggal? tanya Yoo Jin.
Eun Bi : “Ibuku?”
Suatu hari ibuku tiba-tiba menghilang, sejak itu nenekku yang membesarkanku (Eun Bi menceritakannya masih sambil tertawa seperti tak ada beban)
Yoo Jin diam ia merasa kalau nasibnya sama dengan Eun Bi.


Yoo Jin Young membantu nenek menghilangkan virus di laptop. Nenek merasa aneh kenapa mesin (Laptop) bisa sakit.
Jin Young menjelaskan kalau blog yang di buat Eun Bi itu program yang beresiko terkena virus.
Nenek cemas, apa itu berarti membuatnya tak bisa masuk ke blog Eun Bi lagi. Jin Young mengatakan kalau sekarang sudah tak apa-apa asal nenek rajin mengecek anti virusnya.
Nenek senang mendengarnya. Lalu Nenek tanya apa Jin Young akan terus tinggal di sini. Jin Young menjawab tidak tahu.


Nenek mengamati foto Yoo Jin dan bertanya apa gadis yang tempo hari datang itu tunangan Yoo Jin. “Apa anakmu tidak mengetahui hal ini?” Jin Young mendesah, “Tidak!”
Nenek berkata ia tak tahu sebenarnya apa yang terjadi, tapi sudah tak ada waktu untuk Jin Young,


“Kau pasti akan disalahkan!” Jin Young sudah siap jika ia harus disalahkan.
Nenek tanya apa kalau Yoo Jin tahu tentang kondisi ibunya dan tinggal disisi ibunya dia akan kehilangan masa depannya. Jin Young menjawab ya.
Nenek berkomentar kalau ini hidup yang sangat kejam. Jin Young membenarkan kalau putranya besar di dunia yang setiap hari penuh dengan kekejaman.


Yoo Jin kembali bertanya pada Eun Bi, apa Eun Bi memaafkan ibunya bukankah dia meninggalkan Eun Bi begitu saja.
Eun Bi : “Aku tak bilang aku memaafkannya. Aku berfikir dia telah berbuat yang terbaik dengan tinggal bersama kami. Kurasa dia sudah berusaha sebaik mungkin untuk tinggal bersama kami. Karena dia ibuku.
Ibunya (nenek) ada di sini dan putrinya juga ada disini tapi dia memutuskan untuk pergi. Dia pasti telah berusaha keras untuk tinggal bersama kami. Kemudian dia tak tahan dan terpaksa harus pergi. Kurasa, aku harus berfikir seperti itu.
Yoo Jin mengerti, “Kau anak yang baik!”
Eun Bi tanya apa hubungan Yoo Jin dan orang tuanya buruk. Yoo Jin memandang Eun Bi dan teringat masa lalunya.


Yoo Jin duduk di taman menerima telepon dari ayahnya.
Yoo Jin meminta ayahnya menunggunya sampai ia selesai kuliah, tapi ayahnya menolak. Yoo jin ingin bicara dengan ibunya.
Sun Hee mengambil telepon dari tangan suaminya dan mulai bicara, “Jin.. ini aku ibu.”
Yoo Jin : “Ibu, kau harus meyakinkan ayah. Kalau kau lepas tangan begitu saja.. kau tahu seperti apa kakek?”
Mata Sun Hee mulai berkaca-kaca, “Maafkan aku!”
Yoo Jin : “Ibu kau tak bisa seperti itu!”


Sun Hee mulai menangis, “Kau pikirkan saja kuliahmu, kau sudah dewasa kan? Jadi maafkan kami!”
Sun Hee tak sanggup lagi bicara ia langsung memutus teleponnya dan menangis. Yoo Jin kembali berusaha menelpon ibunya tapi tak berhasil.


“Mereka masih hid... Ya mereka masih ada. Orang tuaku masih ada!” jelas Yoo Jin pada Eun Bi.


Jae Yi duduk mengamati notebooknya, Kang Hee berdiri di belakangnya.
Kang Hee tanya bagaimana dengan musiknya. Jae Yi menjawab kalau ia belum memutuskan apa-apa dan harus mengeditnya.
Kang Hee : “Siapa konduktornya?”
Jae Yi : “Belum kupikirkan!”
Kang Hee : “Ini mimpi kita!”


“Mimpi itu...” sahut Jae Yi. Kang Hee maju mencoba marangkul Jae Yi dari belakang, “Apa kau masih ingat?” tanya Kang Hee karena ia belum melupakan sedikitpun. Jae Yi mengatakan kalau Kang Hee lah yang membuyarkan mimpi itu.


Kang Hee berdiri dan mengatakan kalau Jae Yi-lah yang pergi. Jae Yi berkata lain, ia mengatakan Kang Hee-lah yang tidak ingin ikut bersamanya dan itu keputusan Kang Hee.
Kang Hee : “Tidak. Kau juga memutuskan mengikuti keputusanku tapi keputusan tidak selalu dari perasaan. Perasaanku padamu tak pernah pudar. Aku tak pernah melupakannya!”


“Dae Gu?” Eun Bi terkejut mendengar Yoo Jin mengatakannya. “Ya. Dae Gu!” sahut Yoo Jin.
Eun Bi menjelaskan kalau dirinya juga berasal dari sana dan bertanya apa pekerjaan ayah Yoo Jin di Dae Gu. Yoo Jin menjawab ayahnya seorang pelukis. Dia ingin menjadi seniman.
Eun Bi tanya apa Yoo Jin benar-benar tidak akan menemui orang tuanya. Yoo Jin mengangguk. Eun Bi kembali bertanya kenapa. Yoo Jin memberi alasan kalau kakek melarangnya pergi.
Eun Bi terus bertanya kenapa kakek melarang Yoo Jin pergi. Yoo Jin menjawab ia tak tahu kenapa dan kembali teringat percakapannya dulu dengan kakek.


Kakek : “Walalupun ayahmu kembali, aku tak berencana untuk menemuinya. Dia sudah menyia-nyiakanku. Apakah wajar kalau aku memaafkannya?”
Yoo Jin hanya menundukkan kepalanya.
Kakek : “Walaupun anakku meninggalkanku. Tidak berarti aku akan meninggalkanmu!”
Kakek meminta Yoo Jin berjanji padanya bahwa Yoo Jin akan selalu bersamanya. Yoo Jin berusaha meyakinkan kakek kalau ayahnya pasti akan kembali dan meminta memberinya waktu.
Kakek meninggikan suaranya, “Apa kau tahu dia bertanggung jawab atas hidup berapa orang? 10rb orang!” tegas kakek. “Kalau mereka sekeluarga ada 4 orang. Berarti 40rb orang tergantung pada bisnis ini. Itulah tanggung jawab menjadi pemimpin perusahaan!”
Yoo Jin kembali tertunduk, kakek mulai memelankan suaranya. “Kalau kau berjanji selalu bersamaku, aku akan membiayai kuliahmu dan memberimu pekerjaan. Dengan satu syarat. Jangan pernah kau temui ayahmu!” tegas Kakek.


Eun Bi miris mendengarnya. Yoo Jin tersenyum melihat Eun Bi menatapnya dan meminta Eun Bi berfikir apakah seperti itu hubungan sebuah keluarga atau apakah kakek berbohong padanya.
Eun Bi : “Jadi itu benar?”
Yoo Jin mengiyakan dan itu perjanjiannya, lalu ia meminum minumannya.
Eun Bi : “Perjanjian? Apa kalian sedang bermain poker atau semacamnya?”
Yoo Jin terkejut mendengarnya dan membuat dirinya tersedak.
Eun Bi : “Kenapa kau tidak menemui orang tuamu diam-diam. Tak usah mengatakan pada kakek!”


Yoo Jin tertawa, “Apa? Seperti kau membolos kuliah dan tidak mengatakan pada orang tuamu?”
“Ah... lagi-lagi kau mengatakannya. Seolah-olah aku ini anak berandalan!” sahut Eun Bi.
Yoo Jin : “Menurutmu bagaimana?”
Keduanya tertawa.


Ra Kyung keluar dari pintu dan melihat keduanya tertawa. Ia heran melihat Yoo Jin akrab dengan Eun Bi dan tertawa terbahak-bahak yang tak pernah dilihatnya.
“Dia sudah boleh pulang!” ujar Dokter yang berada di samping Ra Kyung.


Yoo Jin menghampiri Ra Kyung dan Dokter menghampiri Eun Bi. Dokter mengandalkan Eun Bi untuk tahap perawatan Ra Kyung. Eun Bi tersipu dan berterima kasih pada Dokter.
Yoo Jin mengamati luka Ra Kyung dan bertanya apa sudah tak apa-apa. Ra Kyung mengangguk.


Joon Hyuk datang membawa sesuatu, “Kita ada di desa. Ini yang terbaik yang bisa kudapatkan!” Joon Hyuk menyerahkannya pada Yoo Jin.
Yoo Jin membukanya. Isinya sweeter untuk dikenakan Ra Kyung agar menutupi bajunya yang rusak. Kedunya berterima kasih.
Yoo Jin memandang Eun Bi yang menunjukkan obat padanya. Ra Kyung menatap keduanya.


Jae Yi masih di kamar Kang Hee. Ia meletakan notebook di sampingnya. Kang Hee menggenggam tangan Jae Yi.
Kang Hee mengatakan kalau Jae Yi sudah berbohong kalau sudah bisa melupakannya, “Kita tak bisa saling melupakan. Kita...”
Jae Yi : “Kaulah yang mengakhiri semuanya!”
Kang Hee : “Kita bisa memulainya lagi. Karena bagiku ini tidak bisa berakhir. Selama kau kembali lagi padaku. Alasanmu...”
Jae Yi : “Ini karena aku sudah berpaling!”
Kang Hee : “Kau bisa terus mengingatnya. Apa kau benar-benar bisa berpaling?”


Jae Yi melepaskan tangan Kang Hee, “Saat dulu kau melepaskan tanganku. Aku selalu membayangkan bagaimana dulu kau melakukannya. Tapi kemudian.... sekarang aku tahu. Aku bisa berpaling. Seperti dulu kau bisa melepaskan tanganku. Aku... Eun Bi...”


Belum sempat Jae Yi melanjutkan kata-katanya Kang Hee sudah bergerak maju ke arah tubuh Jae Yi. Sontak Jae Yi langsung memundurkan badannya. “Aku tak akan memaksamu jadi kuharap kau...”


Kang Hee : “Tak bisakah kau memaksaku menjauh darimu?”
Jae Yi : “Sepertinya aku bisa. Aku bisa.”
Kang Hee manarik tubuhnya dan berdiri. Jae Yi pun segera keluar dari kamar Kang Hee dan melupakan notebook-nya.


Sang Won keluar dari lift ia berpapasan dengan Jae Yi, “Apa sudah selesai? Apa mau minum kopi?” Sang Won menawarkan kopi yang dibawanya. Jae Yi menolak dan langsung berjalan.
Sang Won masuk ke kamar. Ia melihat sekeliling tak ada siapapun. Dilihatnya notebook yang tergeletak di sofa.


Sang Won memandang notebook dan mulai berfikir yang tidak-tidak. Ia membayangkan kalau Jae Yi dan Kang Hee berciuman di situ.
Kang Hee keluar mengenakan jaket. Sang Won menawarinya kopi. Kang Hee menjawab tidak dengan ketus dan langsung keluar kamar.


Sang Won mengambil ponselnya dan menelpon seseorang. Ia bicara dalam bahasa inggris, “Frank. Apakah aku menggangumu? Naskah yang kita bahas waktu itu. Aku pikir rasanya sayang untuk dilewatkan. Ya, Count Monti!”
Sang Won akan mengambil naskah musikal dari luar negeri.


Kang Hee jalan-jalan keluar menghirup udara segar, ia kemudian menelpon Eun Bi.
Jae Yi di kamarnya, ia juga menelepon Eun Bi.
Eun Bi masih di dalam mobil menuju ke tempat workshop, ia menerima telepon.


Eun Bi : “Ya kami sedang dalam perjalanan pulang!”
“Baiklah sebentar lagi akan sampai!” ujar Kang Hee. Eun Bi mengerti setelah sampai ia akan menemui Kang Hee.
Ternyata yang nyambung duluan ke ponsel Eun Bi si Kang Hee. Jae Yi telat. Ia terus berusaha menghubungi ponsel Eun Bi yang sibuk... Jae Yi berjalan modar-mandir di kamarnya.
Kang Hee terus bicara dengan Eun Bi sambil menatap balkon kamar Jae Yi.


Setelah Eun Bi mengakhiri pembicaraan dengan Kang Hee, Joon Hyuk langsung bicara katanya tak sopan bertelepon lama-lama di dalam mobil. Eun Bi minta maaf sambil tertawa dan mengatakan kalau ia tak bisa karena itu telepon dari Kang Hee.
Yoo Jin tanya apa Eun Bi sudah tak takut lagi pada Kang Hee. “Kelihatannya kau sudah akrab!” Ra Kyung mengamati Yoo Jin yang juga mulai akrab dengan Eun Bi.
Eun Bi menjawab kalau dulu memang ia takut tapi ternyata dia baik.

Ponsel Eun Bi berdering kali ini dari Jae Yi. Ia mengangkatnya dan menjawab kalau ia akan menghubungi Jae Yi nanti.
Ra Kyung masih memandang Yoo Jin. Ia menggenggam tangan Yoo Jin.
Eun Bi mendapatkan sms dari Jae Yi meminta dirinya menemui Jae Yi jika sudah sampai.


Yoo Jae Joon bertemu dengan teman-temannya di tempat karaoke. Ia mengomentari proyek Yoo Jin. “Dia menginvestasikan uangnya dalam bisnis musikal dengan menggunakan artis yang bukan siapa-siapa. Aktris utamanya bukan siapa-siapa.”
Temannya mengatakan kalau ia mendengar bahwa artis utamanya itu adalah Bae Kang Hee.
Jae Joon tahu itu dan kembali mengatakan kalau Bae Kang Hee saja sudah cukup tapi kenapa Yoo Jin menggunakan artis yang tidak dikenal sebagai aktris utamanya. “Dia sedang bermain-main dengan 5 juta dolar!”
Teman yang satunya mengatakan bukankah itu sudah menjadi keputusan Yoo Jin, tentu ada alasannya dan menambahkan kalau selama ini insting Yoo Jin memang hebat.


Keempatnya sampai di tempat Workshop. Eun Bi pamit ia harus pergi dulu.
Setelah Eun Bi pergi, Ra Kyung mengatakan kalau Yoo Jin sekarang sudah akrab dengan Eun Bi.
Yoo Jin : “Benarkah?”
Ra Kyung : “Aku khawatir kau tak menyukainya. Aku lega.”
Yoo Jin : “Awalnya aku salah menilainya!”


Eun Bi menemui Kang Hee. Keduanya duduk dimana Eun Bi dan Jae Yi kemarin duduk di dekat danau.


Kang Hee : “Bukankah kau semalam di sini dengan Hong Jae Yi?”
Eun Bi tak menjawab. Kang Hee melanjutkan kata-katanya, ia mengatakan kalau tempat itu adalah favorit Jae Yi.
Eun Bi menjelaskan kalau semalam ia membicarakan naskah tapi kemudian ia dan Jae Yi berdebat.
Kang Hee : “Karena aku?”
Eun Bi : “Apa?”
Kang Hee tertawa, “Kau tak bisa berbohong. Aku melihatnya!”
Eun Bi bingung menjawabnya.


Kang Hee : “Eun Bi-ah!”
Eun Bi : “Ya!”


Goo Jak melihat Kang Hee berjalan dan langsung menghampirinya. Ia bertanya apa Kang Hee jalan-jalan dan apa Kang Hee mau mengikuti pemainan karena ia dan yang lain akan melakukan sebuah permainan. Kang Hee setuju.


Eun Bi masih duduk di kursi dekat danau, ponselnya berdering. Jae Yi yang menelponnya. Eun Bi me-riject panggilan ponselnya. Ia kemudian membuka program piano di ponsel dan mulai memainkannya. Ia teringat perbincangannya dengan Bae Kang Hee tadi.


“Aku mencintai Hong Jae Yi!” ujar Kang Hee.
Kang Hee mulai bercerita, “Kami bertunangan bahkan sudah merencanakan pernikahan. Lalu Hong Jae Yi datang seperti badai. Kau tahu?
Seperti dia, ketika dia mencintai seseorang. Dia tak bisa memandang yang lain. Dia tak bisa membedakan benar atau salah!”
Eun Bi mengingat ketika Jae Yi menyusulnya ke Dae Gu.


Kang Hee : “Dia mencintaiku. Dia mencintai suaraku. Dia menulis lagu untukku. Dia menulis naskah musikal untukku. Katanya aku menginspirasi dirinya.
Lagu karyanya adalah yang terbaik. Tapi aku jadi terlena. Jadi aku ingin pergi bersamanya. Tapi Sang Won menahanku.”
“Kau tak perlu menceritakan ini padaku!” sahut Eun Bi.
“Tidak apa-apa!” Ujar Kang Hee. “Saat ini hanya kau yang dipikirkan Hong Jae Yi. Aku masih mencintai Hong Jae Yi. Hong Jae Yi tak dapat mengalihkan pikirannya. Tapi Jae Yi selalu menjadikanmu alasan.
Aku tak ingin membencimu. Kau dan aku bisa menjadi masyarakat kelas atas dan kelas bawah. Hong Ja Yi bisa menjadi pasangan yang hebat.
Bisakah kau merelakan Hong Jae Yi dan aku?”
Eun Bi tak bisa berkata-kata.

Eun Bi mengernyitkan dahinya mengingat pembicaraan itu. Tiba-tiba ponselnya berdering. Sa Bok Ja menelponnya menanyakan Eun Bi dimana. Eun Bi menjawab kalau ia akan segera menyusul.


Yoo Jae Joon masih di tempat karaoke dengan teman-temannya. Menurutnya selama ini Yoo Jin tak pernah memperhatikan temannya, “Jin tidak mempunyai etika untuk memperlakukanmu dengan baik!”
Temannya mengatakan kalau Yoo Jin itu orangnya sangat dingin.
“Tidak hanya dingin. Dia seperti es bahkan orang-orang musik tak menyukainya!” sambung Jae Joon. “Dia membuat naskah musikal baru, tetapi orang-orang Dae Hak Ro ada di sini. Dia sudah kehilangan popularitasnya. 5 juta dolar bukan uang yang sedikit. 5 juta dolar betapa banyak botol anggur yang bisa kau beli dengan uang sebanyak itu?”


Peserta workshop kembali melakukan permainan. Lomba menari diatas koran secara berpasangan.

(mirip lomba agustusan setelah satu lagu kertas di lipat dan pasangan manari di atasnya. Lagu berikutnya kertas di lipat lagi sampai menjadi kecil dan yang bertahan dia pemenangnya)


Semua bergembira. Jae Yi menatap Eun Bi yang tertawa riang. Bae Kang Hee memperhatikan keduanya dari jauh.


Eun Bi terus minum sojunya. Apalagi setiap matanya bertemu pandang dengan Jae Yi, ia langsung meneguk sojunya.
Bok Ja tanya apa Eun Bi tak akan apa-apa kalau minum. Eun Bi mengatakan tak apa-apa. Keduanya bersulang.


Sang Won menerima telepon sambil memperhatikan peserta workshop dari balkon kamarnya.
Sang Won : “Ya aku akan berinvestasi dengan syarat-syarat itu. Dan Bae Kang Hee juga!”
Sang Won menatap tajam Jae Yi, “Aktor tercipta karena adanya kesempatan emas!” sambungnya.


Berikutnya permainan sembur air. Goo jak menyahut kalau itu permainan yang menjijikkan. Ia meminta pendapat Ra Kyung, kalau tak suka permainannya akan diganti. Tapi Ra Kyung mengatakan kalau permainan ini menyenangkan.


Yoo Jin melihat Jae Yi akan duduk di samping Eun Bi tapi Eun Bi dengan cepat segera pindah tempat dan bergabung dengan teman yang lainnya (menghindar dari Jae Yi)


Yoo Jin menatap heran kedua orang ini. Ra Kyung melihat Yoo Jin yang tengah memperhatikan Eun Bi, “Apa yang kau lihat?” Tanya Ra Kyung. “Apa? Bukan apa-apa!” jawab Yoo Jin. Ra Kyung mulai cemburu.


Jae Joon menemui ayahnya di ruang baca, “Ayah itu tak ada gunanya Chungdamdong Gumiho atau apalah. Kalau mereka berhasil tapi itu tidak untuk kita. Kalau musikal itu berskala besar mereka tak perlu membayar royalti. Kemudian mereka menjual royalti itu ke luar negeri dan Yoo Jin akan sukses!”
“Lalu kenapa?” tanya ayahnya.
“Kalau kuacak-acak mereka pasti sedikit berantakan!” ucap Jae Joon.
“Kau pikir kita akan diam saja kalau mereka meneruskan ini. Dia akan memulai proyek lain!” sahut Ayahnya.


“Menemukan naskah baru tidaklah mudah!” ujar Jae Joon. “Dia hanya mencari proyek besar di tambah lagi kalau dia gagal sedikit saja Dae Hak Ro akan marah dan tak akan menolongnya!”
Ayahnya tanya bagaimana kalau seandainya Yoo Jin tak mau menyerah, “Bagaimana kalau dia meneruskan ini sampai akhir?”
“Kita akan mencegal dia dengan cara apapaun!” ucap Jae Joon penuh keyakinan. “Sekali dia mengacaukan uang kita. Aku akan mengatakan, ‘Lihatlah bukankah sudah kubilang?’ Saat itulah kata-kataku yang akan didengar!” Jae Joon dan ayahnya tertawa.


Permainan menari berpasangan. Jae Yi berpasanagn dengan Sa Bok Ja. Eun Bi dengan peserta lain di sebelah Jae Yi. Jae Yi menari tak semangat ia terus memandang Eun Bi.


Ketika penari berputar dan pasangan pun berpindah. Sekarang Eun Bi berpasangan dengan Jae Yi. Keduanya menari canggung tak ada senyuman.


Jae Yi : “Yang ingin kukatakan padamu adalah...”
Eun Bi berpura-pura tak mendengar ia terus menari. Kang Hee memperhatikan kedua orang ini.
Jae Yi mengulang kata-katanya, “Eun Bi yang ingin ku katakan padamu adalah...”


Eun Bi kembali berpura-pura tak mendengar. “Dengarkan baik-baik apa yang ingin kukatakan!” Jae Yi menarik lengannya.
Eun Bi : “Apa yang kau lakukan?”
Jae Yi : “Ada apa denganmu?”


Eun Bi keluar dari arena permainan ia teringat ucapan Kang Hee yang memintanya merelakan Jae Yi.
Eun Bi meminum soju. Jae Yi merebut botol sojunya, “Dengarkan aku!”
Eun Bi : “Tidak. Kecuali membicarakan naskah!”
Eun Bi merebut sojunya lagi dan meminumnya, “Kau pergilah!”


Eun Bi belum puas minum ia mengambil soju dari meja lain dan Jae Yi merebutnya. “Guru hentikan!” ucap Eun Bi.
Melihat itu, Yoo Jin bangkit dari kursinya.
Jae Yi menarik Eun Bi dan itu membuat Eun Bi sempoyongan karena sudah mabuk.


Yoo Jin menahan tubuh Eun Bi supaya tak jatuh. Bok Ja menghampiri kawan satu kamarnya ini.
Yoo Jin khawatir apa Eun Bi tak apa-apa. Eun Bi memohon diri kembali ke kamar. Yoo Jin dan Bok Ja memapahnya kembali ke kamar. Ra Kyung melihat kepedulian Yoo Jin ke Eun Bi dan Joon Hyuk memandang Ra Kyung.


Eun Bi sampai di kamar. Bok Ja mengeluh Eun Bi itu bukan seorang peminum dia tidak biasanya seperti ini. Eun Bi berteriak seolah mengusir Jae Yi, “Pergi. Pergilah Hong Jae Yi!”
“Sepertinya dia kecewa dengan Hong Jae Yi selama training di sini!” sahut Sa Bok Ja.
Yoo Jin meminta Bok Ja membawakan air dan obat. Bok Ja mengerti dan segera mengambilkannya.


Eun Bi memukuli kepalanya. “Kalau kau mual lebih baik kau bangun!” ucap Yoo Jin. Ia membantu Eun Bi membetulkan posisi duduknya. Eun Bi menunduk.


Yoo Jin : “Apakah sulit?”
Eun Bi : “Sulit.”
Yoo Jin : “Apa itu?”


Mata Eun Bi mulai berkaca-kaca, “Aku hanya menginginkan musikal. Tapi ternyata sulit untuk menguasai musikal. Sekuat apapun aku berusaha tapi rasanya semakin sulit. Dalam usahaku bermusik, ada masalah yang sulit aku hindari. Aku tak menyangka akan terjadi seperti ini!”
Eun Bi mulai menitikan air matanya. Yoo Jin memandanganya iba.


Yoo Jin merangkul Eun Bi, “Tak apa-apa. Sabar saja!” ucapnya menyemangati. Ia pun menepuk-nepuk bahu Eun Bi pelan.
Bok Ja datang membawakan air dan obat. Yoo Jin berpesan agar Eun Bi istirahat setelah minum obat. Lalu Yoo Jin keluar kamar.


Bok Ja memberikan obat pada Eun Bi. Ia memandang heran Yoo Jin yang baru keluar dari sana, “Tunggu. Ada apa ini?”


Yoo Jin berpapasan dengan Jae Yi di luar. Ia mengatakan kalau Eun Bi sudah tertidur dan mabuk.
Jae Yi tak menjawab keduanya berjalan berlalu. Yoo Jin berbalik, “Dia hanya menginginkan musikal tapi ini sulit bagi dirinya. Sekeras apapun dia mencoba, ada masalah-masalah yang sulit dihindarinya. Kalau kau mendorongnya ke suasana seperti itu hasilnya pasti tak akan baik. Aku tak tahu apa kau tahu perasaan seperti itu!”
Jae Yi berbalik memandang Yoo Jin, “Apa kau tahu?”


Yoo Jin : “Benar. Aku tahu perasaan seperti itu. Untuk wanita seperti Eun Bi mengatakan bahwa ada masalah yang sulit dihindarinya. Aku tahu betapa sulitnya. Orang sepertimu bisa berbuat apa saja karena kalian lahir dengan bakat hebat. Kalian tidak akan pernah mengerti!”
Jae Yi merasa aneh kenapa tiba-tiba Yoo Jin menjadi orang yang mengerti perasaan Eun Bi.
Yoo Jin hanya mengatakan apa yang dulu dikatakan Jae Yi padanya, kalau Go Eun Bi dia memiliki bakat untuk menjadi seorang aktris hebat. Walaupun dia mabuk dia mengatakan dia menginginkan musilkal.
Yoo Jin : “Hong Jae Yi, dia ingin kau tak menghalanginya!”


Jae Yi : “Biasanya orang berkata jujur bila dia bicara sedikit dan berbohong bila bicaranya panjang lebar. Untuk masalah ini aku rasa kau malah sebailiknya!”
Yoo Jin : “Apa?”
Jae Yi : “Aku tahu maksudmu. Aku tak boleh ke kamarnya!”


Ra Kyung duduk menyendiri. Ia melihat sesosok pria berjalan dari kejauhan. Ia mengira itu Yoo Jin tapi bukan itu Jae Yi.
Ra Kyung kecewa. Ia mengeluarkan ponselnya.
Joon Hyuk melihat Ra Kyung sendirian dan menghampirinya. Joon Hyuk mencemaskan tangan Ra Kyung apa sudah tak apa-apa. Ra Kyung hanya menjawab ya dan segera pergi dari sana.


Bae Kang Hee akan kembali ke kamar, ia berpapasan dengan suaminya. Sang won heran apa permainannya sudah selesai. Kang Hee menjawab ya dan mengatakan akan lebih menyenangkan kalau Sang won juga tadi ada di sana. Kang Hee tanya apa yang dilakukan Sang won. Sang won menjawab ia mencari Yoo Jin.


Jae Yi duduk sendiri di depan piano di ruang latihan. Ia menekan tuts piano untuk menghilangkan kesunyian.


Malam semakin larut. Peserta workshop pun sudah terlelap. Seperti biasa Sa Bok Ja ngelindur dalam tidurnya. Sedangkan Eun Bi, ia tak bisa memejamkan matanya. Ia duduk terdiam di tempat tidurnya.


Yoo Jin melakukan Video Call dengan Frank. Ia mengatakan menghargai niat Frank untuk membantunya. Ia akan mempertimbangkan baik-baik tawaran itu. Ia berharap hubungan baik diantara mereka akan terus berlanjut.
Setelah mengakhiri percakapan dengan Frank, Yoo Jin hanya bisa mendesah. Sang won yang duduk di hadapannya tanya apa waktunya tidak tepat.


Yoo Jin membenarkan. Paling tidak ia membutuhkan 6 juta dolar. Pertunjukan bersamaan dengan Chungdamdong Gumiho rasanya tidak mungkin.
Sang won menjelaskan kendalanya bukan hanya soal dana. Mereka juga meminta Kang Hee yang menjadi aktris utamanya. Yoo Jin tanya apa mereka juga meminta sang Won menjadi produsernya.
Sang won mengatakan kalau mereka akan mengirim produser mereka snediri. “Aku hanya Arranger-nya saja!”
Yoo Jin berfikir, “Pertunjukan sukses di Broadway akan dipertunjukan di Korea. Ini sesuatu yang sangat berarti!”


Sang won mengungkapkan kalau masih ada 3 pilihan.
1. Karena sudah berkonsentrasi pada kegiatan musikal ini. Maka tidak memilih Count Monti dan meneruskan proyek Chungdamdong Gumiho.
2. Walaupun sulit Kang Hee dan dirinya bisa pindah ke Count Monti dan sisanya bisa meneruskan Chungdamdong Gumiho (memegang kedua proyek secara bersamaan)
3. Menunda Chungdamdong Gumiho tahun depan dan sekarang mengerjakan Count Monti lebih dulu.

Yoo Jin tanya apa pilihan Sang Won. Sang won menjawab kalau ia tak tahu ini pilihan Yoo Jin (hah dia udah bikin Yoo Jin jadi bimbang)
Sang won mengingatkan kalau sebelum mereka memulai Chungdamdong Gumiho bukankah Yoo Jin memintanya untuk mencari naskah musikal di luar negeri tapi baru sekarang bisa terjawab. “Maafkan aku membuatmu sulit!”
Yoo Jin : “Tidak. Bagi investor ini kesempatan emas. Kita juga diberi hak untuk mempertunjukannya di Asia!”
Sang Won meminta Yoo Jin memikirkannya baik-baik. Ia menyayangkan kalau waktu berfikirnya sangat pendek.


Eun Bi menuju tempat latihan. Ketika sampai di pintu ia melihat Jae Yi duduk di depan piano. Eun Bi mengintip dari pintu. Tapi sesaat kemudian ia memutuskan untuk masuk kesana. Jae Yi belum menyadari kehadirannya.
Eun Bi berbalik akan pergi tapi Jae Yi langsung melihat dan segera memanggilnya.


Eun Bi duduk di tepi panggung dan Jae Yi tetap di kursi pianist. Eun Bi mengaku kalau tadi ia mabuk. Jae Yi tanya apa Eun Bi ingat kejadian itu. Eun Bi menjawab sedikit.


Jae Yi bangkit dari tempat duduknya dan memberanikan diri duduk di samping Eun Bi (masih agak jauh masih 0.5 meter hehe)
Jae Yi : “Apa aku membuatmu marah?”
Eun Bi menggeleng.
Jae Yi : “Kau menghindariku kan?”


Eun Bi : “Ya. Aku hanya.... Aku berfikir akan lebih baik kalau kita menjaga hubungan kita hanya sebatas aktris dan komposer saja!”


Jae Yi tersenyum, “Jadi sampai sekarang apa lebih dari itu?”
Eun Bi merengut.
“Aku sudah melihat wajahmu. Tersenyum seperti ini!” kata Jae Yi memperagakan senyum Eun Bi. Keduanya tersenyum.


Yoo Jin sendirian di ruangannya. Ia masih bimbang memikirkan proyek mana dulu yang harus ia kerjakan.


Suasana hati Jae Yi dan Eun Bi mulai membaik. Eun Bi mengatakan kalau ia sangat menyukai Bae Kang Hee. Ia berharap bisa seperti dia, “Akan kulakukan apapun untuknya. Tapi Bae Kang Hee, dia menginginkan hanya kau di hatinya!”
Jae Yi mendesah, “Bukan kau atau Kang Hee yang bisa memutuskan siapa yang ada di hatiku. Itu keputusanku!”
Eun Bi : “Aku hanya ingin menyelesaikan acara ini dengan baik!”
Jae Yi : “Apakah dengan begitu aku termasuk orang yang jahat bagimu?”
Eun Bi menggeleng.
Jae Yi : “Apakah aku seperti orang yang bisa membuatmu menjadi jahat?”
Eun Bi kembali menggeleng.
Jae Yi : “Masalah Kang Hee tak ada hubungannya denganmu, yang terpenting adalah... semua adalah masa lalu.”
Eun Bi : “Tapi dia....”
Jae Yi : “Jika aku dan Kang Hee masih dekat seperti apa yang kau kira... kenapa kau harus mengirim pesan itu? Begitukan?”


Jae Yi bangkit dari duduknya, “Kau hanya ingin menyelesaikan acara ini kan?”
Eun Bi menjawab ya. Jae Yi mengelus kepala Eun Bi, “Baik. Mudah-mudahan dengan kau menyanyikan laguku, suatu saat kau akan jatuh cinta padaku!” Jae Yi tersenyum tapi Eun Bi merengut memandangnya.


Ra Kyung di kamarnya dan mengirim pesan pada Yoo Jin.
“Kau pasti masih banyak pekerjaan. Jangan terlalu dipaksakan. Selamat malam.”


Eun Bi dan Jae Yi masih di ruang latihan, kini Eun Bi duduk di kursi pianist. Jae Yi tanya apa Eun Bi masih akan lama di sana. Eun Bi menjawab ya.
Jae Yi menawarkan apa Eun Bi mau minum lagi. Eun Bi merengut memandang gurunya tak mau kejadian mabuk terulang lagi, “Tidak.” Jae Yi bercanda, “Bukankah kau suka minum?” Eun Bi merengek, “Guru...”
Jae Yi akan pergi tapi tak jadi dan bertanya apa Eun Bi masih ingin ngobrol dengannya. Eun Bi menatap tajam gurunya, “Kau yang disini atau aku yang pergi?”
“Tidak. Kau yang disini, aku yang pergi. Aku hanya mengambil jaketku!” sambung Jae Yi. Ia berpesan Eun Bi tak boleh begadang. Eun Bi mengerti.
Jae Yi senang, “Melihatmu tersenyum rasanya aku bisa tidur nyenyak!”
(haha padahal kayaknya dia sendiri yang ga mau pergi)


Setelah Jae Yi pergi, Eun Bi mencoba memainkan piano. Ia mencoba memainkan nada lagu Chungdamdong Gumiho.


Sang Won sibuk dengan laptopnya. Kang Hee heran apa masih ada pekerjaan. Sang won mengatakan kalau ia harus membalas email dari Frank.
Kang Hee terkejut, “Frank? Frank yang itu?”
Sang Won : “Ya. Kau tahu Count Monti kan? Dia ingin kau menjadi aktris utamanya.”
Kang Hee tambah terkejut, “Di Korea?”
Sang Won : “Ya untuk pertama kalinya setelah di Broadway!”
Kang Hee masih tak percaya, “Denganku?”
Sang won menegaskan, “Ingat? Dia selalu menginginkanmu!”
Kang Hee ingin tahu apa jawaban Yoo Jin. Sang Won mengatakan kalau Yoo Jin masih mempertimbangkan Chungdamdong Gumiho dan belum memutuskan. Sang Won balik tanya apa yang akan Kang Hee lakukan?
Kang Hee : “Aku? Aku akan mengikuti keputusan Yoo Jin.”


Eun Bi keluar dari ruang latihan. Di luar ia melihat Yoo Jin duduk melamun. Yoo jin menoleh. Eun Bi memberi hormat.


Ra Kyung belum tidur ia berdiri di balkon kamar memandang ponsel. Ia menunggu balasan sms dari Yoo Jin. Kang Hee pun berdiri di balkon kamarnya. Dan Jae Yi juga.
Ketiganya berdiri dengan susana hati yang berbeda.


Yoo Jin tanya apa yang ingin Eun Bi katakan selamat pagi atau selamat malam. Eun Bi minta maaf.
Yoo Jin : “Dengan maafmu apa kau ingin bicara denganku?”


“Baik!” jawab Eun Bi. Ia kembali memberi hormat. Yoo Jin tertawa melihatnya, “Apa itu ungkapan maafmu?”
“Itu ungkapan terima kasih.” sahut Eun Bi.
Yoo Jin : “Untuk apa?”
Eun Bi : “Kau sudah membawaku sampai sejauh ini.”
Yoo Jin tersenyum, “Tapi rasanya aku adalah orang jahatnya!”
Eun Bi : “Ya awalnya memang begitu.”
Yoo Jin : “Tentu saja.”
Eun Bi : “Maafkan aku, aku tak pandai berbohong!”
Yoo Jin : “Benarkah? Apa kau yakin?”
Kaduanya tersenyum. Eun Bi teringat ketika dia mengikuti audisi dengan menyamar menjadi laki-laki. Yoo Jin juga tersenyum mengingatnya. Keduanya tertawa dan berjalan bersama.
Ra Kyung masih mengunggu telepon dan sms dari Yoo Jin. Tapi sesaat kemudian ia segera masuk ke kamarnya. Jae Yi juga demikian setelah menghirup sedikit udara segar ia kambali ke kamar.


Tapi tidak dengan Kang Hee ia tetap berdiri di balkon. Ia melihat Yoo Jin dan Eun Bi berjalan bersama. Ia menyeringai tipis lalu masuk ke kamar.


Sambil berjalan Yoo Jin bertanya bagaimana kalau seandainya mereka tidak bisa mengerjakan Chungdamdong Gumiho.
Eun Bi terkejut, “Apa?”
Yoo Jin : “Kau tau apa yang akan terjadi disini?”


Eun Bi menatap heran, “Apa terjadi sesuatu? tidak kan?”

12 comments:

  1. ..ga sengaja nyasar ke blog ini..gara gara nyari sinopsisnya The musical..
    akhirnya ada juga yang recapin..
    terimakasih ka :) salam kenal :)

    oiyaa..dilanjut yaa ka sinopsisnya..hehe

    chacha

    ReplyDelete
    Replies
    1. salam kenal juga Chacha, iya nanti dilanjut pasti kok... sabar ya....

      Delete
  2. kak,lanjutin dong sinopsis drama the musical'a..
    aq udh penasaran banget ne ma kelanjutan'a..

    Pleeaasee...
    hehehhhhe,,..
    salam kenal yaa kak..

    ReplyDelete
    Replies
    1. The musical akan dilanjut setelah CYHMH selesai... Ditunggu ya!

      Delete
  3. aq kasihann ma yoo jin

    ReplyDelete
  4. saya tunggu loh lanjutan sinopsis the musical nya hehe ^_^

    ReplyDelete
  5. saya tunggu loh lanjutan sinopsis the musicalnya hehe ^_^

    ReplyDelete
  6. kak drama the musicalnya bagus aq suka..
    kpn dilanjutin lagi,,.
    ditunggu ea kak eps slnjutnya...semangatt,,,

    ReplyDelete
  7. makasih banget ya recap the musicalx bagus bngt...klo boleh tanya kapan dilanjutin rekapx nich??salam kenal dan skali lagi makasih bngt ya(*-^)'

    ReplyDelete
  8. Kok msh blm dlanjutin kak..

    ReplyDelete
  9. kapan nih lanjutannya uda penasaran niii...^^

    ReplyDelete
  10. lanjutannya ditunggu yaaa.. sudah penasaran niiii...^^ tks

    ReplyDelete

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.