Peserta workshop melakukan olahraga lari pagi di pandu Joon Hyuk. Semuanya lari bersama ala militer sambil menyanyi untuk menyemangati.
Yoo Jin, Sang won dan Goo Jak membahas masalah setting panggung. Goo Jak akan melakukan Screenplay dan Editing. Sang Won bertanggung jawab atas videonya.
Sang Won mengatakan ia sudah memilih beberapa latar belakang. Ia sudah memisahkan video dan mengatur setiap bagian-bagiannya tapi pertujukkannya akan memakai waktu dua setengah jam. Goo Jak mengambil kesimpulan kalau begitu anggarannya akan menjadi besar.
“Termasuk pemasaran, kami sudah menganggrakan 5,5 juta Dolar. 3 Juta Dolar dari Amour. Sisanya dari sponsor!” ujar Yoo Jin.
Goo Jak terkejut mendengarnya, “Bukan 4 juta tapi 5,5 juta dolar?”
“Apa kau tak percaya diri?” tanya Yoo Jin.
“Bukan seperti itu!” Goo Jak senang karena anggaran projeknya tersedia lebih. “Aku hanya seorang artis yang tak menegrti angka-angka!” Goo Jak meyakinkan kalau Yoo jin tak perlu khawatir.
Sang Won : “Apa kau tahu artinya kalau Amour dan Yoo Jin berinvestasi 3 juta dolar? Jika Chungdamdong Gumiho sukses, Dae Hak Ro akan menyaksikan bagaimana panggung musikal Korea akan berubah melalui pertunjukan ini. Kau harus menggantungkan hidupmu pada ini!”
“Tentu saja!” Ucap Goo Jak. “Kalau aku memiliki 5 nyawa akan kuserahkan kelima-limanya untuk ini!”
Yoo Jin tersenyum, “Sepertinya kita memiliki banyak nyawa untuk proyek ini?”
Yoo Jae Joon makan siang dengan temannya dan bertanya apa ada yang menyenangkan? Karena temannya lama tak menghubunginya.
Jae Joon tanya siapa dia. Dia tak berbakat bernyanyi tapi dia bagus di sini!” Jae Joon memperagakan tarian.
“Jae Yun!” jawab teman Jae Joon. “Dia ikut sitkom kan?” Tanya Jae Joon. “Dia cukup terkenal matanya dioperasi kan?”
Teman Jae Joon mendesah. Jae Joon tanya kenapa. Temannya bilang rasanya tak akan begitu enak walaupun ada pertunjukan hebat kita tak akan kaya di sana.
Jae joon : “Kau selalu mencari yang lebih dari itu!”
“Amour menginvestasikan 3 juta dolar di panggung musikal, apa kau pikir investor lain akan diam menyaksikan saja?” tanya teman Jae Joon.
Jae Joon mengatakan kalau Yoo Jin itu memiliki insting yang hebat orang lain hanya ikut-ikutan.
“Bagaimana kalau dia benar-benar sukses?” tanya teman Jae Joon lagi. “Kau akan tenggelam!” Jae Joon kesal mendengarnya.
“Kalau Yoo Jin sukses itu buruk untuk kita berdua. Tidakkah kau harus melakukan sesuatu?” Ujar teman Jae joon.
“Melakukan apa?” tanya Jae Joon.
“3 juta dolar untuk pertunjukan musikal. Seorang pemula tampil bersama Bae Kang Hee. Walaupun mereka tak mengatakannnya, investor lain gerah dengan tingkah laku mereka. Tendang saja mereka!”
Yoo Jin sudah melakukan audisi dan mengeluarkan banyak biaya, dia tak bisa mundur lagi. Dia akan maju terus dan investor lain akan membencinya!
Kalau dia memaksa untuk terus melanjutkan berarti kita harus menggantinya! Siapa yang pernah mendanai pertunjukkan musikal di Korea? Yoo Jae Joon kaulah orangnya!”
Jae Joon senang sepertinya ia mendapatkan ide. “Panggil Jae Yun, ayo kita bersenang- senang!” pinta Jae Joon.
Jae Yi memperdengarkan sampel musik yang nantinya akan digunakan dalam pertunjukan. Semua tepuk tangan atas aransemen musik yang bagus itu.
Jae Yi akan keluar dari ruangan panggung tapi Yoo Jin mencegatnya di pintu.
Yoo Jin : “Kalau dia memiliki 5 nyawa katanya dia akan menyerahkan semuanya untuk musikal!”
Jae Yi belum paham maksud Yoo Jin, “Nyawa?”
Yoo Jin mengatakan kalau yang ia maksud adalah Goo Jak. “Dia hanya memiliki satu nyawa, kau tak perlu khawatir!” ujar Jae Yi.
Yoo Jin tanya apa yang bisa membuat Jae Yi bergairah, “Sesuatu yang lebih dari pada hidupmu!”
Jae Yi : “Apa yang kau bicarakan? Apa kau membutuhkan hidupku juga?”
Yoo Jin : “Aku berinvestasi, meramal, dan berusaha untuk mencapai sebuah tujuan. Selama prosesnya kubuang harga diriku, kepribadianku, dan karakterku. Tapi ada orang yang ingin mendapatkan sesuatu tanpa berusaha!”
Jae Yi tertawa ringan dan meminta Yoo Jin mengatakan saja apa yang ingin dikatakan.
Yoo Jin : “Aku mengandalkan kemampuanmu walaupun aku belum mengetahui bagaimana akhir dari kegiatan ini. Aku sangat berharap kau bisa lebih memberikan perhatian pada proyek ini dan bukan hanya pada seseorang!”
Jelas yang dimaksud Yoo Jin di sini adalah Go Eun Bi.
Ra Kyung melakukan wawancara terhadap pemeran utama Chungdamdong Gumiho. Yang pertama ia wawancarai adalah Bae Kang Hee.
Kang Hee mulai menjelaskan. Eun Bi duduk di sana memperhatikan.
“Aktris yang memberikan inspirasi kepada seorang komposer. Dia adalah aktris yang memberikan karakter ke dalam cerita. Dia adalah aktris yang dalam perjalanan hidupnya tampil di panggung, tak peduli sebesar apapun seorang bintang kenyataan bahwa ia dipilih oleh orang lain untuk mulai bekerja adalah kenyataan yang menyedihkan!”
Ra Kyung memuji kata-kata yang terakhir tadi sangat hebat. Kang Hee tersenyum mendengarnya dan mengatakan kalau wawancaara adalah pekerjaan tambahan.
Kang Hee seolah berpesan pada Eun Bi, “Lain kali kau harus hati-hati ketika wawancara. Mereka mengatakan wawancaranya telah selesai. Catatan ditutup dan rekaman dimatikan dan mereka terus membuatmu bicara lagi. Lalu cerita terus berlanjut!”
Eun Bi : “Benarkah?”
Kang Hee : “Seperti itulah pernikahanku masuk berita!”
Ra Kyung tanya apakah Eun Bi juga akan diwawancarai di sini. Kang Hee berfikir sejenak tapi kemudian ia mendapatkan ide ia harus melakukan sesuatu pada Eun Bi.
Di sebuah ruangan Goo Jak, Yoo Jin, Sang won dan Jae Yi mendiskusikan design setting panggung. Yoo Jin mengatakan kalau video animasinya memerlukan biaya 800rb dolar.
Dan wuuuuhhhhh..... terjadi kehebohan ketika Ra Kyung dan Eun Bi masuk ke sana.
Eun Bi memakai blouse hitam lengan panjang dengan make up yang tak pernah di pakainya.
Goo Jak berteriak kalau Eun Bi sudah menjelama menjadi Do Hwa. Eun Bi malu rekannya meneriaki dirinya.
Bagaimana reaksi Hong Jae Yi, Reaksinya datar saja seperti tak suka haha..
Sang won memuji kalau Eun Bi sangat berbeda ketika memakai make up. Eun Bi mengatakan kalau Kang Hee bilang padanya ia harus selalu siap di depan kamera, “Dia yang melakukan ini!”
“Bahkan dia menyuruhku melakukannya di sini!” sambung Ra Kyung.
Goo Jak senang mendengarnya, “Benarkah? Dia benar-benar hebat. Dia baik sekali. Kau pasti sangat senang dia mencurahkan rasa cintanya!”
Eun Bi siap diwawancarai, Jae Yi memandang dari jauh sesaat kemudian ia langsung pergi dari sana.
Jae Yi menemui Kang Hee. “Apa pertanyaanmu tadi? Mengapa aku baik pada Eun Bi? Alasanku yang sebenarnya?”
Kang Hee : “Kau yang datang lebih dulu kepadaku, aku mencoba bersikap objektif. Go Eun Bi ingin menjadi aktris musikal. Dia juga mendekati komposer Hong Jae Yi yang menolongnya menggapai cita-citanya!”
Jae Yi : “Apa kau akan menggantikanku?”
Kang Hee : “Semakin lama dia bersamaku dia akan segera tahu bagaimana perasaanku padamu. Hatiku dan waktu yang telah berlalu!”
Jae Yi : “Dan waktu bersamaku akan semakin pendek!”
Kang Hee : “Kau ingin bersamaku? Apa kau tak ingin melihatnya menjadi seorang aktris musikal?
Aku akan membantunya menuju ke sana. Go Eun Bi yang ingin sekali menjadi Bae Kang Hee. Kalau kau membuang kesempatan ini darinya artinya kau tak melihatnya sebagai aktris yang potensial. Daripada membuatnya jatuh cinta padamu dengan menggunakan statusmu sebagai komposer!”
Kembali ke wawancara Eun Bi.
Ra Kyung tanya kenapa Eun Bi masuk kuliah kedokteran.
Eun Bi : “Nenekku sudah seperti ibuku. Paru-parunya sakit. Ketika SMA aku bercita-cita menjadi dokter yang bisa mengobati paru-paru nenekku!”
Ra Kyung : “Apa beliau tahu kau ada di sini!”
Eun Bi menjelaskan ketika ayah menyuruhnya pulang. Nenek yang mengantarnya ke satasiun. “Jika aku telah lulus dan beliau masih hidup dan menungguku untuk ku obati dia akan telah berusia 80 tahun. Kalau dia meninggal sebelum itu ....” Mata Eun Bi mulai berkaca-kaca.
Eun Bi mengutip ucapan yang disampaikan neneknya, “Nasib orang sudah di atur Tuhan. Kau tak perlu menangisi apa yang akan terjadi. Aku lebih suka memiliki kesempatan melihatmu menjadi aktris yang hebat!”
Eun Bi berterimakasih pada neneknya karena ia sudah mencapai sampai seperti sekarang ini. Yoo Jin tersenyum mendengarnya.
“Sudah cukup kan?” tanya Yoo Jin. Ia akan mengajak Ra Kyung minum kopi. Ra kyung meminta Yoo Jin pergi lebih dulu karena ia harus beres-beres.
Yoo Jin keluar Eun Bi memperhatikannya.
Eun Bi mengejar Yoo Jin sampai di luar gedung. Yoo Jin tanya ada apa bukankah sekarang giliran Eun Bi latihan koreo.
“Aku berfikir kau berhak untuk membenciku!” sahut Eun Bi.
Yoo Jin : “Siapa?”
Eun Bi : “Aku!”
Yoo Jin : “Aku?”
“Eun Bi : “Ya. Aku baru saja memikirkannya, aku mungkin terlihat bodoh dihadapanmu!”
Yoo Jin tersenyum, “Benarkah?”
Eun Bi : “Menjadi orang sepertimu... tidak... Tapi sebenarnya aku ingin jujur pada diriku sendiri!”
Yoo Jin : “Hebat. Aku menghargai itu.”Eun Bi : “Kenapa kau masih tetap membenciku?”
Yoo Jin : “Aku? Kenapa kau berfikir begitu?”
Eun Bi : “Jadi kau tidak ...”
Yoo Jin menggeleng, “Tidak! BTW bukankah sekarang ini ada seseorang disekitarmu yang mencintaimu?”
“Tidak. Tidak ada yang seperti itu!” jawab Eun Bi. “Aku hanya merasa kau selalu membenciku!”
Yoo Jin tanya apakah ia terlihat seperti orang yang akan membenci atau mencintai orang ketika bekarja. Eun Bi menggeleng. “Jadi itu hanya perasaanmu saja?” tanya Yoo Jin. “Sepertinya begitu!” jawab Eun Bi.
Ra Kyung menguping pembicaraan keduanya.
Karena tak ada yang dibicarakan lagi Yoo Jin segera berlalu dari hadapan Eun Bi.
Yoo Jin duduk di kamarnya ia berfikir keras, Ra Kyung mendekatinya.
“Mereka sangat mirip!” Ra Kyung mengawali pembicaraan. “Go Eun Bi mirip dengan ayahmu. Itu sebabnya kau marahnya!”
Ra Kyung : “Setiap aku melihatnya dia mengingatkanku pada seseorang tapi aku baru menyadarinya saat kulihat kau sensitif seperti itu!”
Yoo Jin tersenyum, “Aku sensitif?”
Ra Kyung : “Seperti katamu. Itu wajah yang tidak pernah kau tampakkan pada semua orang. Bahkan padaku. Bahkan kau sendiri terkejut kau menjadi lebih acuh atau lebih ramah. Seperti itu menurutku!”
Yoo Jin : “Go Eun Bi... Dia benar-benar aneh. Dia membuat Bae Kang Hee keluar dari jalurnya. Dia juga bahkan membuat Ra Kyung bingung!”
Giliran Ra Kyung yang tersenyum, “Aku bingung?”
Yoo Jin : “Benar. Tak perlu seperti itu. Tak usah memperhatikan dia!”
Ra Kyung menganggap setiap kali Eun Bi tersenyum dia selalu menjadi magnet bagi semua orang. Setiap dia melakukan hal yang dia sukai dia tak peduli apa kata dunia.
Yoo Jin : “Dia membuat orang lain kesusahaan tapi dia membuat dirinya tidak bersalah energinya benar-benar penuh! Ya dia benar-benar mirip ayahku!”
Ra Kyung tanya apa itu yang membuat Yoo Jin marah. Yoo Jin balik bertanya apa Ra Kyung pernah melihatnya marah karena ayahnya. Ra Kyung menggeleng. “Tak usah dipikirkan, dia tak berharga untuk itu!” Ujar Yoo Jin.
Yoo Jin memperhatikan peseta workshop yang tengah berolah raga Trampolin (tahu kalau nama permainan itu trampolin di kasih tahu teman haha) dari balkon kamarnya. Ia teringat masa lalunya.
Yoo Jin Young menaiki motor boat-nya. Ia mengajak putra kecilnya, Yoo Jin untuk naik bersamanya. Sun Hee menolak karena ayah ( kakek ) sudah menunggu.
Jin Young bersikeras akan mengajak putranya naik motor boat, karena hari ini hari terakhirnya liburan. Sun Hee mengingatkan kalau ayah menunggu tapi Jin Young mengatakan kalau ayahnya tak membutuhkan dia.
Yoo Jin juga setuju, ia ingin naik bersama ayahnya.
Ra Kyung membuyarkan lamunan Yoo Jin. Ia tanya apa Yoo Jin tak mnedengarnya ia sudah memanggil beberapa kali, “Apa yang kau pikirkan?”
“Tidak apa-apa!” jawab Yoo Jin menerima minuman buatan Ra Kyung kemudian berlalu dari hadapan Ra Kyung.
Kakek mengadakan rapat dengan staf direksi, di sana juga ada putra tertuanya (Ayahnya Yoo Jae Joon, Pamannya Yoo Jin-Aku ga tahu nama paman ini siapa)
Paman mengatakan kalau mereka tidak mengincar Amerika tapi China. “Berinvestasi di China akan jauh lebih baik!” katanya.
Kakek bertanya apa kesimpulan dari data yang kau berikan padaku?
“Tingkatkan investasi ke Amerika!” jawab Paman.
“Dan kau malah berinvestasi ke China!” sambung Kakek.
Paman membenarkan. Ia mengatakan tim risetnya yang berada di China sudah menghubungi pemerintah China. Dia orang yang mendukung kita ketika mendirikan pabrik di China.
Kakek menyahut, “Jadi hanya percaya pada satu orang kau mau berinvestasi di China?”
Paman mengatakan kalau hanya dengan koneksi kita bisa masuk berbisnis di China.
“Bagaimana kalau dia meninggal atau sakit?” tanya Kakek.
Apa?
“Bagaimana kalau dia dipecat atasannya?” Tanya Kakek lagi. “Informasi riset pasar, analisa. Apa kau mau mengabaikan hasil kerja teman-teman kita. Mengabaikan aliran ekonomi dan kau mau mempelopori bisnis berdasarkan kepercayaan pada satu orang? Apa itu masuk akal?
Kenapa kau lakukan ini? kenapa kau tak membicarakan sebelumnya?” Kakek kecewa. “Bisakah seorang CEO berfikiran sama dengan pegawainya?” Tanya Kakek. “Kalau seorang pengambil keputusan dibuat bingung oleh sebuah laporan lalu bagaimana dengan yang lain?”
Kakek meminta melakukan riset pasar lebih dalam lagi. “Berdasarkan laporan ini dan ramalan-ramalan buat rencana lain untuk investasi!” dan Kakek memberikan wakti 2 hari.
Rapat selesai semua bubar, tapi paman masih tetap duduk. Kakek menyuruhnya pergi tapi paman tidak beranjak dari kursinya. “Aku tak percaya Ayah masih menganggapku sebagai seorang CEO!” sahut Paman.
Kakek : “Apa katamu?”Paman emosi dan langsung berdiri menatap kakek, “Ayah sudah memegang solusi dan Ayah mengujiku. Apa Ayah tahu? Jika sebagai dokter aku harus melakukan operasi tapi aku tak bisa ke ruang operasi. Aku hanya membantu memecahkan masalah!”
“Pasien akan meninggal jika dioperasi dengan gegabah!” sahut Kakek.
“Apa Ayah menunggu orang yang tepat untuk mengoperasi. Bukankah itu artinya Ayah sedang menunda waktu?” Ujar Paman.
“Apa maksudmu?” tanya Kakek.
“Jin Young tak akan kembali!” sahut Paman. “Yoo Jin? Tidak. Cukup satu saja yang melarikan diri, tak akan kubiarkan Jae Joon mengambil milikku!”
“Apa kau pikir Jae Joon bisa merebut bisnisku?” tanya Kakek.
Paman : “Orang bilang posisi menentukan karakter, Kalau dia mendapat pekerjaan yang tepat maka dia akan mendapat kemampuan yang tepat!”
Kakek : “Kalau kau memperhatikan dia karena anakmu ....”
Paman memotong ucapan kakek, “kau-lah yang terlalu memperhatikan anakmu!”
Yoo Jin mengatakan sepertinya ini sedikit berubah dari proposal yang dulu Goo Jak serahkan padanya.
Goo Jak menjelaskan karena mereka akan melakukan ‘hitam dan putih’ di awal selama 20 menit. Sekarang mereka sanggup membuat film 3D tentu saja itu harus berbeda.
Sang Won memuji sepetinya workshop kali ini menghasilkan hal yang bagus. Yoo Jin tersenyum mendengarnya.
Joon Hyuk masuk dan mengatakan kalau di luar peserta Workshop tengah mengadakan permainan dan bergembira. Mereka menginginkan ketiganya ikut. Ketiganya setuju dan segera keluar.
Peserta berdiri membuat lingkaran. Joon Hyuk di tengah menjelaskan peraturan permainnnya. “Kita akan menghalangi orang yang di luar lingkaran untuk masuk. Yang di luar harus berusaha masuk!”
Semua peserta mengerti. Ra Kyung mengabadikan momen ini dengan videonya.
Yang pertama menjadi peserta La Jun. La Jun berusaha masuk ke dalam lingkaran tapi dihalangi temannya. Ia berputar-putar berusaha mencari celah untuk masuk ke lingkaran.
“Permainan yang sederhana!” ungkap salah seorang yang duduk bersama Yoo Jin, Sang Won dan Goo Jak. “Tapi ini membantu membangun kerja sama team. Orang yang mudah bersosialisasi akan mudah masuk ke lingkaran.”
Selanjutnya Kang Hee yang akan mencoba masuk ke lingkaran.
Kang Hee berjalan memutari lingkaran dan ketika sampai di tempat Jae Yi ia berusaha masuk lewat sana. Pagar pintunya rapat Kang Hee tak bisa masuk ke dalam lingkaran. Kang Hee tersenyum (sengaja dia pengen nyenggol Jae Yi)
Kang Hee pun mencari celah lain.
Sang Won memperhatikan itu. “Tak usah khawatir!” sahut pria yang tadi menjelaskan. “Orang yang dihormati akan lebih cepat masuk ke dalam lingkaran!”
Kang Hee berusaha masuk ke lingkaran dengan mendorong Eun Bi dan ia berhasil.
Berikutnya giliran Eun Bi yang bermain. “Dia tak boleh masuk teriak Bok Ja. Eun Bi berusaha masuk melewati Kang Hee tapi Kang Hee menahan dan mendorong hingga membuat Eun Bi jatuh terjengkang.
Eun Bi terus berusaha dan akhirnya ia bisa masuk lewat celah Sa Bok Ja.
Dan sekarang ganti yang jadi pemain pria berbaju kuning. Dengan sekuat tenaga ia berusaha masuk ke lingkaran tapi sulit karena terhalang. Ia mencoba masuk melewati celah Bae Kang Hee tapi gagal.
Pria itu mendorong lagi hingga membuat peserta lain terhuyung-huyung dan menabrak Ra Kyung yang sibuk merekam permainan.
“Awas bahaya!” teriak Joon Hyuk.
Ra Kyung terjatuh tepat mendarat di mana api unggun menyala. Lengannya terbakar.
Yoo Jin terkejut melihatnya.
< Episode 5 Part 1 Episode 6 >
episode selanjutnya koq gg ada ya??
ReplyDeletesegera ya.... trims atas kunjungannya... ditunggu komentarnya...
ReplyDeletekok lanjutanya gk ada tp aq gk tega ma yoojinn pihak k 2 pasti d tolak dahh
ReplyDelete