Thursday 19 July 2012

Sinopsis A Gentleman's Dignity Episode 9


Yoon dan Tae San berdiri di depan kaca dengan bertelanjang dada. Sepertinya mereka selesai mandi. Yoon mengeringkan rambut dan Tae San mengeringkan tubuhnya.

Jung Rok datang membawa tas kosmetiknya. Ia mengeluarkan semua kebutuhan perlengkapan ketampanan pria. (banyak banget udah kaya cewek aja malah lebih banyak)

Kedua temannya heran, Tae San tertawa dan menebak kalau itu pasti milik Min Suk. Jung Rok tak peduli ocehan temannya, ia memakai cream di wajahnya. “Orang lain mengira kalau aku terlahir sempurna. Padahal aku harus bekerja keras untuk mendapatkan kesempurnaan ini.” Katanya.

Yoon menyahut kenapa tak sekalian pakai bulu mata palsu. Kemudian Jung Rok mengambil eye cream dan menunjukan cara memakainya.

Do Jin datang (tunggu dulu, diantara mereka berempat hanya Jang Dong Gun sendiri yang ga buka baju dan memang kayaknya dia sungkan deh coz badannya kan kurus hehe)
Tae San dan Yoon menunjukan perlengkapan make up milik Jung Rok pada Do Jin. Tae San mengatakan kalau itu lebih parah daripada calon pengantin. Do Jin jadi salah tingkah dan berkata kalau Jung Rok sudah keterlaluan menyiapkan make up seperti itu.

Yoon dan Tae San melihat gelagat yang mencurigakan dari Do Jin. Keduanya merasa curiga dan mendekat ke arah Do Jin. Do Jin mundur, tentu saja ini membuat Yoon dan Tae San semakin curiga. Do Jin berbasa-basi menawarkan apa Yoon dan Tae San mau minum sesuatu katanya sambil menyembunyikan sesuatu di saku celananya.
Yoon meraih tangan kanan Do Jin dan disana tak ada apa-apa, lain halnya dengan tangan kiri Do Jin yang disembunyikan di dalam saku celana. Tae San menarik dan menemukan Do Jin tengah memegang pisau cukur alis, warnanya pink lagi.
Do Jin berusaha mengelak kalau ia baru saja mengambilnya, ia menunjukan cara memakainya untuk mengancam di leher. Ketiganya tak percaya dan berinisiatif memegang untuk mencukur habis alis Do Jin.
Jung Rok berusaha memegangi Do Jin yang meronta. “Buat dia seperti orang bodoh!”
Do Jin : “Apa kau pikir dengan begitu aku akan terlihat bodoh?”
Jung Rok : “Dimana kau membeli yang warna pink?”
Do Jin : “Tak akan kuberitahu.”
Jung Rok : “Beritahu aku!”
Do Jin : “Dimana kau merapikan alismu?”
Jung Rok : “Daerah Cheongdam,”
Do Jin : “Bawa aku kesana!”
Jung Rok : “Tak mau.”
Sementara kedua pria ini bergelut, Yoon dan Tae San mengambil make up milik Jung Rok dan menyimpannya di saku mereka.

Sinopsis A Gentleman’s Dignity Episode 9
Do Jin dan Tae San sampai di depan rumah Se Ra. Do Jin heran apa Tae San ingin ia yang mengerjakan rehab-nya. Tae San mengatakan bukankah Do Jin tahu sendiri alasan kenapa Do Jin harus melakukannya. Do Jin tak mengerti, “Aku? Apa?”

Tae San berkata kalau ia sudah mendengar bahwa Yi Soo menyukainya. Do Jin sedikit terkejut tapi ia masih bersikap seolah tak tahu. Tae San juga bilang kalau ia mendengar Do Jin juga sudah mengetahuinya. “Kau sudah lama tahu kenapa kau tak memberitahuku?”

Do Jin bertanya memangnya kenapa kalau ia memberitahu, toh Tae San tak akan goyah karena itu. Tae San berandai-andai bagaimana kalau dirinya goyah. Apakah ia harus menolak seorang wanita hanya karena Do Jin menyukai wanita itu. Kalau dia seseorang seperti Yi Soo ia tak akan bisa mencegah perasaannya tumbuh pada Yi Soo.

Do Jin : “Lalu apa kesimpulanmu?”
“Kalian berdua,” tiba-tiba Yi Soo datang dan menyapa keduanya sebelum sempat Tae San menjawab pertanyaan Do Jin. “Sedang apa kalian disini?”

Kedua pria ini jelas terkejut, Tae San mengatakan kalau ia baru saja akan menelepon Yi Soo. Ia sedang menyiapkan hadiah kejutan untuk Se Ra. Ia minta maaf karena mengganggu Yi Soo. Ia harus kembali ke lokasi proyek jadi ia menyerahkan semua pekerjaan rehab rumah pada Do Jin. Kelihatannya saja Do Jin memang tak bisa diandalkan tapi dia bisa bekerja dengan baik.

“Situasi yang canggung seperti ini tak akan bisa diperbaiki dengan pujianmu yang indah, itu,” sindir Do Jin.

Tak lupa Yi soo mengucapkan selamat atas hari jadi Se Ra dan Tae San yang pertama, ia akan masuk dan bersih bersih dulu. Yi Soo berjalan melewati dua pria ini tanpa menyapa Do Jin.
“Ya aku juga senang bertemu denganmu,” sahut Do Jin pada Yi Soo. (ga nanya haha)

Mendengar itu Yi Soo berbalik, “Kim Do Jin jadi kau juga ada disini,” (dari tadi juga ada ga kelihatan apa haha)

Do Jin : “Bagaimana mungkin kau mengabaikan seseorang dengan penampilan sepertiku?”
Tae San minta Yi Soo jangan mempedulikan Do Jin lebih baik segera masuk saja. Setelah Yi Soo masuk Tae San bertanya pada Do Jin kira-kira tadi Yi Soo mendengarnya tidak karena ia berharap kalau Yi Soo mendengar apa yang ia katakan tadi. Do Jin menyahut akhirnya Tae San tergila-gila setelah hidup selama 40 tahun. Tae San menyangkal tergila-gila apa, cinta monyet seperti itu dengan Eun Hee saja sudah cukup. Wajah Do Jin langsung berubah begitu mendengar nama Eun Hee. Ia meminta Tae San jangan merubah arah pembicaraan, ia ingin tahu apa jawaban Tae San tentang Yi Soo.

Tae San : “Jawabanku? Kalau aku masih 20 tahun, tanpa pikir panjang aku akan mengencani keduanya. Kalau aku masih 30 tahun, aku akan pikir-pikir tapi tetap saja aku akan mengencani keduanya. Tapi sekarang kita sudah 40 tahun, karena itu, walaupun aku bimbang aku tetap memilih Se Ra.”

Do Jin : “Kenapa?”

Tae San : “Se Ra sudah berkali-kali goyah tapi dia tetap berada di sisiku. Tapi kalau kau tulus terhadap Yi Soo, aku merasa kasihan padamu. Kau tertarik pada wanita yang menyukaiku. Sebenarnya ada apa denganmu?”

Tae San meminta Do Jin melupakan apa yang baru saja ia ucapkan, ia sangat menyayangkan karena diantara orang yang ia kenal seseorang dengan penampilan seperti Do Jin sudah dianggap tampan. Tae San pamit, ia akan membayar jasa Do Jin merehab per jam. Tapi kalau Do Jin tak mau ia akan mengerjakannya sendiri. Do Jin tentu saja menerima, bukan karena bayarannya tapi waktu kebersamaannya dengan Yi Soo lah yang dicari.
Setelah Tae San pergi Do Jin bertanya pada pekerja disana apa sudah selesai. Mereka bilang tinggal memulai pekerjaannya saja. Tapi Do Jin menolak, ia bisa memulainya sendiri setelah pekerja itu pergi. Dua pekerja itu terheran-heran.
Yi Soo melihat isi rumah yang berantakan penuh dengan barang-barang yang akan digunakan untuk merehab. Do Jin masuk, Yi Soo bertanya dimana para pekerjanya. Do Jin malah bertanya siapa yang lebih Yi Soo sukai diantara kedua pekerja tadi. Yi Soo bilang bukan begitu ia bingung apa yang harus dilakukannya dengan semua barang-barang ini.
“Apa bagimu aku tak begitu kompeten?” Do Jin melepas jaket bersiap memulai rehab. Yi Soo ingin tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk rehab. Do Jin menjawab sekitar 1 minggu. Yi Soo langsung ke kamar dan tak berapa lama kemudian ia keluar sudah berganti pakaian.
Yi Soo bertanya mana dulu yang harus dikerjakan, ia akan membantu Do Jin dan berharap semua ini bisa selesai dalam waktu 3 hari. Do Jin meremehkan apa Yi Soo yakin mau membantu karena nanti kemungkinan Yi So akan malu-malu. Yi Soo janji tidak akan dan bertanya apa yang harus ia kerjakan pertama kali.

“Menyanyi,” sahut Do Jin. “Kau pintar menyanyi.” Hahaha.
Yi Soo menggenggam banyak sekrup di kedua tangannya. Do Jin memilih-milih sekrup mana yang cocok dan oh kesempatan hihi ia sekalian menyentuh tangan Yi Soo sambil mengelusnya, mengelus tiap jemari Yi Soo.

Tentu saja Yi Soo kesal karena tak sabar, ia bilang kalau semua sekrup itu sama saja. Do Jin bilang kalau kelihatannya memang sama tapi sebenarnya terdapat perbedaan 1 mikron. Dengan peberdaan 1 mikron itu setelah beberapa lama akan muncul 1cm celah. Yi Soo tak percaya benarkah, Do Jin terus memegang tangan Yi Soo memilih-milih sekrup. Yi Soo kesal setengah mati melihatnya.
Do Jin harus memasang sekrupnya, ia minta Yi Soo meletakan semua sekrup itu dan membantunya. Yi Soo membantu Do Jin memegang kayu. Bukan Do Jin namanya kalau tak mengambil kesempatan. Do Jin melubangi kayu dengan bor dan posisinya membuat Yi Soo jengah, seperti back hug. Hihi.

Yi Soo kesal apa yang Do JIn lakukan. Do Jin meminta Yi Soo jangan bergerak, karena bor ini sangat berbahaya. Selesai mengebor Yi Soo menarik nafas dalam-dalam, Do Jin berkata kalau Yi Soo terlihat malu-malu. Yi Soo jelas kesal atas apa yang Do Jin lakukan tadi. Tapi Do Jin beralasan ia tak punya alasan lain, memang seperti itu memasangnya dari depan bukan dari samping.
Yi Soo sewot seharusnya Do Jin memberitahu padanya. Do Jin tak menanggapi dan berkata kalau selanjutnya mereka akan memasang lampu. Ia menyuruh Yi Soo pergi mengambil tangga. Yi Soo dongkol bukan main dan memberikan kepalan tangannya pada Do Jin, seolah ia benar-benar ingin memukul. Do Jin kaget tak menyangka. Yi Soo sadar diri dan minta maaf karena ia selalu bertindak tanpa berfikir dulu. Yi Soo langsung keluar untuk mengambil tangga.

Apa yang terjadi ketika memasang lampu.
Yi Soo memegangi tangganya. Tapi Do Jin menyuruh Yi Soo naik. Yi Soo heran kenapa ia harus ikut naik. Do Jin bilang kalau Yi Soo harus menahan lampu supaya ia bisa memasangnya. Yi Soo mengerti dan ia pun naik untuk memegang lampunya.
Do Jin memasang sekrup, awalnya Yi Soo memperhatikan lampu yang tengah dipasang tapi lama-kelamaan pandangan matanya beralih menatap wajah Do Jin yang tengah sibuk memasang lampu.
Do Jin sadar kalau ia sedang diperhatikan, ia pun menatap balik Yi Soo. Yi Soo jelas salah tingkah tapi keduanya bertatapan lama.
“Jangan coba-coba menciumku!” larang Yi Soo.
“Oh jadi kau menyukainya,” seru Do Jin. “Aku hanya ingin memintamu untuk memalingkan kepalamu.”
Yi Soo gugup dan memalingkan wajahnya sambil tetap memegangi lampu yang tengah dipasang. Do Jin melanjutkan pekerjaannya dan ia pun kembali mencuri kesempatan, sambil memasang lampu wajahnya ia dekatkan ke tangan Yi Soo hehe.

Do Jin kembali menatap Yi Soo dan menyuruh untuk memegang lampunya baik-baik. Do Jin turun dari tangga, Yi Soo tanya berapa lama lagi ia harus memegangnya. Do Jin tak menjawab dan berkata kalau ia lapar. Yi Soo menyadari sesuatu, ia melepas pelan lampunya dan ternyata lampu itu sudah menempel baik di langit-langit. Yi Soo jelas kembali kesal karena sudah dibodohi hehe.

Yi Soo mau turun tapi ia hampir jatuh dan Do Jin memegangi tangannya. Yi Soo akan menarik tangannya tapi Do Jin menahannya kuat-kuat, “Pengangan padaku aku tak mau kau melukai dirimu sendiri.” Yi Soo pun turun pelan-pelan.
Yi Soo masih tak mengerti dari sekian banyak hadiah yang bisa diberikan kenapa harus memberi bar rumah. Do Jin berkata daripada ke bar bersama laki-laki asing lebih baik minum di rumah. “Walaupun kau bisa tetap minum dengan laki-laki lain di rumah tapi dengan taraf kecerdasan yang dimiliki Tae San aku ragu apakah dia akan memikirkan sejauh itu.”

Yi Soo berkata tentu saja karena hanya pria yang sering membawa wanita ke rumahnya yang akan memikirkan hal semacam itu. (Yi Soo nyindir Do Jin nih) Do Jin sadar kalau ia tengah disindir dan mengatakan kalau ia tak pernah lagi melakukannya karena seseorang tak menyukai yang ia lakukan. Yi Soo sepertinya tahu kalau yang dimaksud itu dirinya dan ia melihat sepertinya Do Jin kecewa karena Do Jin bisa meneruskannya jadi kenapa berhenti. Do Jin bilang kalau ia tak bisa melakukannya lagi karena ia sudah tertangkap basah.

Do Jin kembali berkata kalau ia benar-benar lapar. Apa Yi Soo tak punya sesuatu yang bisa dimakan. Yi Soo merasa tak baik kalau memasak di ruangan yang penuh debu seperti ini. Yi Soo menawarkan sandwich. Karena tak ada pilihan lain Do Jin tak masalah.
Meari ke rumah Do Jin, tentu saja untuk menemui Yoon. Ia membawa seikat bunga dan juga tas yang ingin ia berikan sebagai hadiah ulang tahun untuk Yoon. Ia menekan bel rumah tapi tak ada yang membukakan pintu. Sadar kalau di rumah itu tak ada siapapun, Ia menekan password pintu rumah sama seperti ia menekan password pintu rumahnya. Dan ternyata memang benar passwordnya sama.
Meari tersenyum melihat celemek bunga yang ia dengar dari Do Jin. Ia juga melihat perabotan piring dan mangkuk yang baru. Tenyata yang dikatakan Do Jin benar, Yoon membelinya.
Yi Soo membeli sandwich, sambil menunggu pensanannya dibungkus ia teringat perbincangan Tae San dengan Do Jin di rumah Se Ra.
(Tuh kan Yi Soo denger) makanya sebelum Tae San menjawab pertanyaan Do Jin buru-buru ia menyapa keduanya untuk mencegah Tae San bicara lebih panjang lagi.

Yi Soo melamun sampai-sampai panggilan pelayan membuatnya terhenyak kaget.
Yi Soo sampai di rumah dan melihat Do Jin tertidur di kursi. Ia duduk di meja memperhatikan Do Jin tidur, menatap dan terus menatap Do Jin.
Lama Yi Soo menatapnya, tatapannya pun mulai sendu. “Apa aku boleh membuka mataku?” tiba-tiba Do Jin bertanya.
Yi Soo jelas kegat ia tak menyangka kalau Do Jin tak tidur. Do Jin membuka mata dan memandang Yi Soo, “Apa kau sudah membeli sandwich-nya?”
“Ya.” Yi Soo menjawab singkat.
“Apa kau membeli yang paling enak?”
“Ya,” Yi Soo kembali menjawab singkat.
“Tak bisakah kau menyukaiku walaupun hanya sedikit?”

Deg... Yi Soo jelas tak menyangka dengan pertanyaan Do Jin keduanya kembali berpandangan lama dan lebih dalam.

Yi Soo berusaha memalingkan wajah dan akan pergi dari sana tapi Do Jin menahan tangan Yi Soo agar tetap duduk disana. Do Jin menanyakan apa Yi Soo sudah menyalakan laptop yang ia berikan. Yi Soo menjawab belum (padahal sudah) Do Jin tanya kenapa. Hanya belum saja kata Yi Soo ia pun balik bertanya kenapa, apa di dalamnya ada sesuatu yang berharga untuk dilihat.
Do Jin menarik Yi Soo dan menjatuhkannya ke kursi, “Kalau kau menyalakannya kau bisa melihat bagaimana penampilanmu di ranjangku tapi kau memakai pakaian yang jauh lebih bagus daripada ini.”

Mendengar komentar tentang bikininya Yi Soo mengancam kalau ia akan benar-benar memukul Do Jin nanti. Do Jin menilai Yi Soo suka bermain kasar tapi menurutnya itu bagus. Ia memberitahu kalau ia membuat folder di laptop namanya ‘Rahasia kehidupan pribadi Kim Do Jin’

Yi Soo bilang kalau folder itu tak ada. “Berarti kau sudah menyalakannya,” kata Do Jin hehe. Ia merasa kalau Yi Soo itu pembohong dan bertanya-tanya ada berapa banyak sebenarnya julukan Yi Soo.

Yi Soo meminta Do Jin melepaskannya. Do Jin menurut dan meminta Yi Soo mencari folder itu. Tapi Yi Soo tak peduli tentang itu. Do Jin meyakinkan kalau folder itu benar-benar ada dan Yi Soo bisa menggunakan kesempatan ini untuk melihatnya. “Kau akan menemukan sebuah dunia baru.” Kata Do Jin.

Do Jin tanya apa sandwich-nya boleh dibawa pulang. Yi Soo heran apa Do Jin mau pergi. Do Jin kembali bertanya apa ia boleh tidur disini malam ini. Yi Soo tentu saja tak mau dan menyuruh Do Jin cepat pergi.
Di dalam mobil menuju pulang Do Jin tersenyum-senyum sendiri, “Aku benar-benar tak ingin pergi!” katanya.
Yi Soo membuka lemari pakaian untuk memilih baju mana yang akan ia kenakan besok.

‘Tak bisakah kau menyukaiku walaupun hanya sedikit?’ Terngiang dalam ingatanya Do Jin mengatakan itu.

Yi Soo berusaha melupakan kejadian tadi dan mengatakan kalau besok jadwal mengajarnya penuh. Dan ucapan Do Jin itu terus terngiang di kepalanya. Yi Soo kesal ia bisa gila dengan suara itu.

Dan Yi Soo pun menjatuhkan tas yang di dalamnya ada baju rajutan benang merah yang dulu terurai karena tersangkut tas Do Jin. Yi Soo pun tersenyum mengingatnya.

Ponsel Yi Soo berdering, ibunya yang menelepon. Raut wajahnya berubah, ia tak menjawab dan membiarkan teleponnya terus berdering.
Yoon sampai di rumah dan terkejut melihat ada bunga di meja kamarnya. Disana juga ada bingkisan dan pesan yang ia ketahui itu pasti dari Meari, “Maaf karena sudah mengacaukan pesta ulang tahunmu. Meskpun terlambat selamat ulang tahun. Meari.”

Yoon membuka bingkisan yang isinya sebuah tas dan itu dibuat sendiri oleh Meari. Disaat bersamaan Do Jin sampai di rumah.
Min Suk siap tidur tapi ia terkejut melihat suasana kamar yang berubah romantis penuh dengan lilin. Di tempat tidur Jung Rok sudah menunggu dengan setangkai mawar di mulutnya. Min Suk heran apa ini. Jung Rok mengatakan kalau pada saat Min Suk mandi ia menyiapkan semuanya, apa istrinya suka. Ia bahkan memutarkan musik favorit Min Suk.

Jung Rok meminta Min Suk duduk dan minum anggur bersama, tapi Min Suk berjalan ke arah tempat tidur dan langsung berbaring. Jung Rok menilai istrinya terlalu terburu-buru. Ia langsung menuju tempat tidur menyusul istrinya.
Jung Rok tanya apa Min Suk mengintip video download-an miliknya. Min Suk tak menjawab ia hanya meminta lengan suaminya. Jung Rok jelas heran dan menabak apa Min Suk mau mengikatnya. Min suk sedikit tertawa dan berkata kalau itu akan ia jadikan sebagai bantal. Jung Rok nurut dan meletakkan lengannya di bawah kepala istrinya. Ia menjadikan lengannya sebagai bantal. “Apa kau mau tidur? Apa kita tak akan melakukan apapun?”
Min Suk sudah mulai memejamkan mata, ia meminta Jung Rok menepuk-nepuk dirinya. Jung Rok makin heran, menepuk-nepuk dimana. Apa Min Suk mengalami gangguan pencernaan.

“Tepuk-tepuk sampai aku tertidur,” pinta Min Suk lirih. Jung Rok mengerti dan segera melakukannya. Ia masih bingung bukankah Min Suk mengalami insomnia. Min Suk meminta suaminya terus menepuk-nepuk dirinya hanya sampai ia tertidur. Jung Rok akan melakukannya, ia berujar apa susahnya melakukan itu.

Min Suk tetap memejamkan matanya, “Benar. Memang mudah melakukannya. Yang kuinginkan darimu, hanya ini. Bukan dengan semangat tapi dengan kehangatan.”
Jung Rok tak mengerti, “Dengan kehangatan? misalnya?”

Min Suk : “Tinggallah disisiku seperti ini. Tepuk-tepuk aku dengan lembut hingga aku tertidur. Kadang-kadang menghadapmu, kadang memunggungimu. Bisa menatap wajahmu ketika aku membuka mata di pagi hari, seperti ini.”
Min Suk berbalik badan memunggungi Jung Rok dan membuka matanya, “Aku terlalu sibuk membencimu. Satu musim berlalu begitu saja.”

Jung Rok terdiam dan terus menepuk-nepuk istrinya hingga tertidur.
Di sekolah Guru Park datang terlambat dan bertanya apa rapatnya sudah selesai. Yi Soo menjawab baru saja selesai. Guru Park memegangi kepalanya dan bertanya apa yang dikatakan kepala sekolah apa Yi Soo mengatakan kalau ia sakit. Yi Soo menjawab ya dan kepala sekolah berpesan supaya hati-hati agar tak jatuh sakit. Guru Park jelas senang dan sangat kelihatan kalau sakitnya itu hanya alasan saja huft...
Dong Hyub menemui Yi Soo. Ia memberikan tugas yang Yi Soo berikan untuknya. Tugas menyalin buku. Yi Soo heran karena secepat itu Dong Hyub mengerjakannya, ia pun memeriksa dan tulisannya macam-macam yang pasti ditulis lebih dari 3 orang deh.

Yi Soo bergumam kalau Dong Hyub menyalinnya dengan bentuk huruf yang berbeda-beda dan juga pulpennya tak sama. Dong Hyub menyahut kalau itu namanya keahlian. Yi Soo sudah bisa menebak itu pasti dilakukan secara berkelompok, ia ingin tahu yang mana tulisan Dong Hyub. Dong Hyun menjawab kalau semua itu tulisan tangannya, ia beralasan gaya penulisannya belum stabil jadi tulisannya berubah-ubah.

Yi Soo mengambil dua buku yang tebalnya lumayan, ia ingin menstabilkan tulisan Dong Hyub. Kalau kali ini Dong Hyub tak melakukannya sungguh-sungguh maka lain kali akan menjadi dua kali lipat. Dan kalau masih begitu ia pun terpaksa akan menambah kelipatannya, 4 salinan 8 salinan 16 salinan. Dong Hyub menerima buku dan segara pergi dari ruang guru.
Meari dan Colin makan siang bersama di sebuah restouran. Colin membuka pintu restouran dan masuk lebih dulu. Meari menegurnya dan berkata kalau di negera timur yang namanya sopan santun itu ada dasarnya, yang lebih tua dulu yang masuk.

Colin berdiri dan mempersilakan Meari masuk dengan sikap cuek-nya. Meari tertawa dan menilai kalau gaya Colin ini sungguh aneh. Ia juga sekolah di luar negeri tapi ini bukanlah kesopanan umum di Jepang atau Amerika.
Meari terdiam begitu melihat Yoon dan Pengacara Kang makan bersama. Ia jelas sedih dan kecewa melihatnya. Pengacara Kang melihat kedatangannya dan menyampaikan pada Yoon. Yoon menoleh tapi bersikap tak peduli dan membicarakan masalah pekerjaan dengan Pengacara Kang.

Colin menarik kursi untuk dirinya sendiri di belakang Yoon tapi Meari memaksa meminta ia yang duduk disitu. Colin pun pindah dan duduk di depan Meari.

Dan tentu saja ada percakapan antara Pengacara Kang dan Yoon membuat Meari cemburu. Pengacara Kang berkata manis kalau Yoon terlalu memilih-milih makanan.
Colin tanya siapa dia (Yoon) karena waktu itu dia juga ada di kafe tempat Meari bekerja. Meari melihat pantulan bayangan Yoon dari teko yang ada di depannya, ia tak menjawab apa yang ditanyakan Colin, ia terus menatap teko. Colin menebak jangan-jangan Meari dan Yoon mempunyai love line. Karena letak duduk yang tak terlalu jauh Yoon juga bisa mendengarkan apa yang dikatakan Colin.

Colin akan menuangkan minuman tapi Meari melarang Colin mengangkat tekonya. “Kami Romeo dan Juliet, kenapa?”

Colin : “Lalu kenapa kau duduk disitu? Kau bisa melihatnya lebih jelas dari sini,” (dari tempat duduk Colin)

“Karena disini lebih dekat,” kata Meari. “Dan dia bisa mendengar suaraku,” Meari sengaja mengeraskan suara agar Yoon bisa mendengarnya.
Yoon pamit lebih dulu, Pengacara Kang langsung menyusulnya. Yoon membayar makanan di kasir. Meari terus memperhatikan Yoon. Colin tanya apa pekerjaannya, Meari menjawab pengacara.

Colin tersenyum, “Pengacara, Arsitek, Pemilik kafe. Keempatnya menjadi orang sukses. Kenapa kalian Romeo and Juliet? Apakah saham yang direkomendasikan pria itu berubah jadi sampah?”

Meari menjawab kalau keluarganya tak akan bangkrut hanya kerana jumlah sekecil itu. Dan Yoon sudah tak ada di restouran. Meari marah-marah karena Colin terus mengajaknya bicara jadi ia kehilngan jejak Yoon. Colin memerikan buku menu agar Meari bisa memilih makanan.
Di kantor Hwa Dam, Do Jin dan Tae San mengadakan rapat dengan stafnya membahas proyek yang sedang mereka kerjakan.

Manajer Choi memaparkan berdasarkan ide dari Tae San, mereka akan membangun air terjun buatan dan air akan mengalir dengan bantuan air terjun dan tentu saja itu akan menghemat biaya jika dibandingkan dengan metode sebelumnya.

Staf wanita Do Jin mengantarkan minuman tapi Do Jin ingin es batu. Staf wanita mengatakan kalau mereka kehabisan es tapi sekarang sedang dibuat. Ia menawarkan bagaimana kalau es nya diganti air es. Do Jin mau, (Do Jin suka yang dingin-dingin ya)
Do Jin bertanya pada stafnya bagaimana komentar klien tentang idenya. Stafnya mengatakan kalau klien mereka sangat setuju karena tak ada yang lebih menarik daripada pengurangan biaya. Staf yang lain juga memuji ide ini, siapa lagi kalau bukan idenya Tae San. Ia bahkan sempat berfikir kalau Tae San itu Archimedes.

Staf wanita membawa air es yang diminta Do Jin di botol, kayaknya ga diminum deh cuma dipegang-pegang aja hehe.

Tae San menyadari kelebihannya bahkan ia sendiri pun terkejut dengan idenya. Ia menebak apa Do Jin mentraktir mereka makan siang. Do Jin bilang tidak.
“Kalau begitu apakah kepala bagian?”
Kepala bagian agak ragu-ragu mengatakannya.
“Manajer Choi,” sahut Do Jin. Menajer Choi langsung menolak kalau diminta ia yang mentraktir. Ia beralasan kalau ia memiliki 3 anak. Do Jin memandang air es di botol yang ia pegang kenapa ia tak memikirkan ini, “Dimana kita menyelesaikan proyek Court Island?”

“Di Chuncheon,” jawab Manajer Choi.
“Chuncheon ada di Gangwon,” Do Jin bertanya kira-kira seperti apa musim dingin di Gangwon. Stafnya bilang kalau disana sangat dingin.

Do Jin bertanya-tanya bagaimana kalau membeku. Ia mengatakan kemungkinan-kemungkinan jika air di sana membeku otomatis air disana akan meluas. Apa yang akan terjadi pada betonnya ketika air ini meluas. Stafnya minta maaf karena hal ini tak terfikirkan oleh mereka dan karena ini juga proyek air pertama mereka.

Tae San mengambil kesimpulan atas apa yang disampaikan Do Jin, kalau air didalam membeku maka akan merusak es di pinggirnya dan solusinya mereka akan memasang lilitan pemanas di sekitarnya. Tae San terkesan dengan apa yang Do Jin sampaikan.
Setelah mengungkapkan ide itu, Do Jin meminta semuanya melupakan tentang 200 juta yang dipotong dari 24 bulan gajinya. Tae San jelas tak mau karena itu sudah menjadi resiko Do Jin yang sudah menghilangkan kontrak senilai 200 juta. ia mengajak semuanya makan siang.
Do Jin ngomel bukankah mereka sudah mendapatkan uangnya kembali. Tae San berkata kalau itu berkat staf mereka yang ikut andil dalam penyelidikan rahasia, “Kita harus banyak makan kotoran untuk mendapatkan uang itu.”

“Aku tak mau makan,” bentak Do Jin kesal. “Karena kau mengatakan kotoran.” Tapi ia pun segera bergegas menyusul Tae San.
Di luar kantor Hwa Dam, Colin menelepon ibunya (what? bukankah diawal rencana drama ini Ibu Colin sudah meninggal, dan ternyata memang terjadi perubahan skenario)

Colin mengatakan pada ibunya kalau ia pergi dari rumah. Ia ingin sedikit memberontak, ia juga mengatakan kalau sekarang ia berada di Korea. Ia sangat terkesan dengan keindahan Korea. Ia bertanya-tanya kenapa ibunya meninggalkan tempat seindah ini.

Colin tersenyum mendengar ibunya marah-marah dan berkata kalau tentu saja ia masih hidup bukankan sekarang ibunya sedang bicara dengannya. Colin mempertanyakan apakah ibunya yang membekukan kartu kreditnya dan itu membuatnya malu di depan seorang gadis. Ia menilai kalau gadis itu sangat cantik. (Meari kan?)

Colin mengancam kalau ibunya tak mengembalikan kartu kreditnya ia akan mendekati orang lain dan kemungkinan orang lain itu berjumlah 4. Ia meminta pendapat ibunya bukankah tak apa-apa kalau ia mendekati 4 orang itu. Tapi telepon keburu terputus mungkin ibunya kesal. Colin menganggap ibunya setuju dengan idenya.
Do Jin dan Tae San keluar dari kantor Hwa Dam diikuti staf mereka. Colin pun melihat mereka. Tatapannya tertuju ke arah Do Jin sambil melihat foto yang ia bawa.
Di Turnamen Golf, Se Ra yang banyak pikiran tak bermain baik. Ia pun sangat kecewa dengan penampilannya apalagi lawannya yang usianya lebih muda mampu bermain baik.

Reporter mengatakan kalau sebelum kompetisi Se Ra menyampaikan kalau ia sudah kehilangan rasa percaya diri dan pertandingan kali ini tak berpihak pada Se Ra. Ini juga dikarenakan Se Ra sudah beristirahat cukup lama jadi sulit untuk memperbaiki kualitas permainan dan sekarang Se Ra berada diurutan 11. Ditambah lagi sekarang hari terakhir kompetisi.
Tae San menonton pertandingan melalui layar ponselnya. Do Jin melihat jam tangannya dan menyurh Tae San cepat melihat permainan Se Ra secara langsung. Tapi Tae San bilang itu tak perlu, ia kembali melanjutkan makannya.
Do Jin tak habis pikir pertengkaran seperti apa yang tak selesai-selesai. Daripada membuat 100 bar rumah lebih baik datang melihat pertandingan. Tae San berkata kalau Se Ra akan baik-baik saja.
Se Ra melihat ke sekeliling penonton, ia jelas kecewa karena tak melihat orang yang ia harapkan datang. Ia bertambah kesal ketika lawannya berusaha memecah konsentrasinya dengan cara menjatuhkan bola sehingga bola itu menimbulkan suara. Si lawan hanya mengangkat tangan tanda minta maaf padahal tadi sengaja.
Do Jin menyuruh stafnya berhenti bekerja. Mereka harus menghentikan apapun yang mereka kerjakan karena ada masalah mendesak yang harus mereka selesaikan. Tapi staf Do Jin bilang kalau mereka sedang menyiapkan presentasi untuk Court Island. Do Jin tahu itu tapi ia minta stafnya mengerjakan yang darurat dulu.
Do Jin menghubungi Yoon, ia minta Yoon membatalkan semua jadwal dan menunggu teleponnya. Ia kemudian menghubungi Jung Rok dan mengatakan kalau Jung Rok harus ikut dengannya. Sepertinya Jung Rok menolak dengan alasan sibuk tapi Do Jin mengancam, kalau Jung Rok sibuk haruskah ia memberitahu Min Suk tentang rahasia Jung Rok. Dan ancamannya pun mempan alias berhasil hehe.

Tae San bekerja tak tenang, pikirannya jelas tertuju ke Se Ra yang sedang berkompetisi. Tanpa berfikir panjang lagi ia pun segera cabut.
Do Jin, Yoon dan Jung Rok berada di mobil Do Jin. Kemana mereka? Kemana lagi ke tempat pertandingan Se Ra.

Jung Rok benar-benar tak mengerti kenapa Tae San dan Se Ra masih pacaran. Mereka selalu bertengkar. Yoon menyahut kalau Jung Rok tak berhak mengatakan itu karena Jung Rok sendiri sudah berkali-kali diusir Min Suk. Jung Rok membela diri ia berbeda dengan Tae San. Kalau dirinya dan Min Suk itu suami istri.

Do Jin : “Karena siapa kalian jadi suami istri? Apa kau mau menjadi mantan suami Park Min Suk?”

Mendengar Do Jin mengancamnya, Jung Rok langsung memijat bahu Do Jin, “Apa kau tak lelah? Apa mau kugantikan menyetir?” Hehe

Do Jin risih meminta Jung Rok jangan menyentuhnya.
Yoon berseru begitu ia melihat mobil Tae San yang menyalip mobil Do Jin dengan kecepatan tinggi. Do Jin kesal seharusnya Tae San itu berangkat dari tadi. Jung Rok merasa kalau Tae San itu menginjak gas-nya kuat-kuat, mobilnya seakan terbang.

“Betty juga bisa seperti itu, tapi dia taat aturan,” sahut Do Jin membanggakan mobilnya tapi ia tak mau ngebut. Hahaha.

Yoon mendesah tak mau mendengar omong kosong Do Jin. Jung Rok melongok ke kaca mobil melihat dirinya lewat pantulan kaca dan memuji kalau ternyata ia tampan hehe. Yoon jelas makin kesal mendengar omong kosong kedua temannya ini.

Se Ra melihat penampilan lawannya yang bermain cukup baik dan mendapat banyak tepuk tangan dari penonton.
Sekarang giliran Se Ra, dan terdengar riuh penonton. Se Ra celingukan mencari sumber suara. Ia melihat Tae San, Do Jin, Yoon dan Jung Rok datang melihat pertandingannya. Tae San memberi semangat pada Se Ra. Do Jin, Yoon dan Jung Rok membentangkan spanduk untuk menyemangati Se Ra.

Ini tentu saja menjadi semangat buat Se Ra. Ia mampu melakukan pukulannya dengan baik. Mereka berempat pun bersorak. Pertandingan usai.
Tae San menanyakan ide lucu siapa ini. Do Jin berbangga diri mengatakan kalau semua ini ide lucu darinya. Yoon tak mau kalah karena ia juga ikut berpartisipasi. Tapi mereka kehilangan Jung Rok, mereka bertiga celingukan. Ternyata Jung Rok tengah berbincang-bincang atau mungkin bahasa kerennya merayu salah satu Caddy wanita disana.
Tae San ingin tahu siapa yang membuat spanduk cantik ini karena ia melihat kualitasnya sangat bagus. Do Jin kemali berbangga diri, “Siapa dulu yang merekrut para staf!”

Mendengar itu Tae San malah ngomel kenapa Do Jin menyuruh staf membuat ini bagaimana dengan persiapan presentasinya.
Yoon berseru kalau Se Ra datang. Tae San menyuruh temannya pergi tapi urusan kekesalannya dengan Do Jin belum selesai, ia bergegas langsung menghampiri Se Ra. Do Jin meminta Yoon memegang spanduk. Keduanya kembali bersorak memberi semangat Se Ra dan Tae San.

“Beri dia ciuman!” teriak Do Jin. “Cium, cium cium,” haha.

Jung Rok tak mau kalah ia juga ikut bergabung memberi semangat. Tae San memandang kesal tapi ia juga tersenyum dengan tingkah sahabatnya.
Se Ra berkata kalau ia terkejut dengan kedatangan Tae San karena Tae San sama sekali tak memberitahu. Tae San sudah mendengar kalau Se Ra masuk UGD dan bertanya apa sekarang sudah baik-baik saja. Se Ra mengangguk dan mengatakan kalau ia meraih peringkat ke 12. Kalau saja Tae San datang lebih awal mungkin ia akan menang. Ia jelas emosi karena ia ingin mengalahkan orang itu (lawannya) Tae San berkata kalau Se Ra sudah menang, pertandingan itu jujur dan adil.
Tae San membuka kedua tangannya siap menyambut Se Ra masuk ke pelukannya. Se Ra diam saja. Tae San berkata karena ini Se Ra tak bisa menang, “Pemain seperti apa yang ragu di depan lubang?”

Se Ra terharu ia hampir menitikan air mata dan berhambur masuk ke pelukan Tae San.
Mereka berlima berkumpul di bar Jung Rok. Do Jin memberikan selamat pada Se Ra yang mendapatkan peringkat 12. Tapi Se Ra merasa malu, ia berterima kasih pada ketiga teman Tae San karena sudah datang ke pertandingannya dan itu membuat dirinya terhindar dari penghinaan.

Tae San memberi tahu ketiga temannya kalau Se Ra sedang tak sehat dan ia juga tak menjenguk Se Ra di rumah sakit. Tapi yang ia lihat hari ini Se Ra sudah bermain baik. “Aku benar-benar mengagumi Hong Pro.”
Jung Rok merasa Tae San sedang pamer kemesraan. Yoon menyahut kalau Jung Rok tak pantas mengatakan itu, “99% yang keluar dari mulutmu seharusnya tak dikatakan. Ingat itu baik-baik.”
Jung Rok : “Bagaimana dengan 1% sisanya?”

Yoon : “’Pak supir tolong ke daerah Cheongdam’, ‘ahjussi tolong ke daerah Cheongdam’ ‘Aku mabuk antarkan aku pulang’. Hanya itu saja yang 1%.”

Tae San memuji Yoon tetap yang paling pintar. Hehe. Manaje bar mengantarkan cemilan dan berkata kalau Bos-nya yang mentraktir mereka jadi silakan makan dan minum sepuasnya (Bos? Siapa lagi kalau bukan Jung Rok)

Yoon meragukannya tapi Jung Rok tersenyum menandakan kalau apa yang dikatakan anak buahnya itu benar. Do Jin menyahut kalau melihat dari kepemimpinannya Jung Rok lebih baik yang 99% diturunkan jadi 98%. Jung Rok kesal ia akan menarik kembali minuman gratisnya dan memasukan semua tagihan malam ini ke tagihan Yoon. Hahaha.
Yoon merasa heran kenapa Guru Seo tak datang. Jung Rok meminta Do Jin menghubungi Yi Soo agar mereka bisa segera membuka anggurnya. Tatapan wajah Se Ra dan Tae San langsung berubah cemas. Do Jin memperhatikan keduanya dan berkata kalau ia akan menelepon Yi Soo. Tapi Se Ra melarang, ia menawarkan diri akan menghubungi Yi Soo. Se Ra menyingkir dari sana dan Tae San menyusulnya.
Sebelum Se Ra menelepon Yi Soo, Tae San minta tolong pada Se Ra. Ia tahu kalau Yi Soo berfikir ia tak tahu perasaan Yi Soo padanya, ia minta biarkan saja seperti itu. Berpura-pura saja Se Ra tak pernah memberitahunya. Karena hanya itu satu-satunya cara ia, Se Ra, Do Jin dan Yi Soo bisa bergaul seperti sebelumnya. Se Ra mengerti dan menyuruh Tae San lebih baik masuk saja kembali bergabung dengan mereka.
Se Ra menghubungi Yi Soo, ia mengatakan kalau kompetisinya sudah berakhir dan sekarang sedang mengadakan perayaan di bar Lee Jung Rok bersama Tae San dan juga Do Jin (Yoon juga) ia juga mengatakan kalau mereka semua menunggu kedatangan Yi Soo. Tapi ia berharap Yi Soo tak akan datang.

Maka dari itu ia menghubungi Yi Soo lebih dulu. Kalau seseorang mengundang Yi Soo untuk datang Yi Soo dan Tae San pasti akan merasa canggung. Dan ia juga akan merasa seperti itu akibatnya Tae San merasa bersalah dan terjadi salah paham kemudian ia dan Tae San bertengkar lagi. Jadi ia berharap Yi Soo jangan datang.
Yi Soo mendengarkan apa yang disampaikan Se Ra. Ia teringat ketika Se Ra menangis di rumah sakit. Ia juga teringat pecakapan antara Do Jin dengan Tae San di depan rumah. Yi Soo terdiam tak menjawab ucapan Se Ra. Se Ra kembali memohon agar Yi Soo tak datang tapi Yi Soo menolak, ia akan datang. Kalau Se Ra tak ingin lagi mengkhawatirkan tentang hal ini, ia harus datang.
Yi Soo mengatakan ini sambil memandang sepatu merah pemberian Do Jin. Ia menganggap kalau masalah ini tak bisa diselesaikan dengan cara menghindarinya. Apa Se Ra akan berencana menghindarinya selama sisa hidup Se Ra. Walaupun Se Ra akan melakukan itu, ia akan tepap datang kesana.
Dan benar saja Yi Soo datang memakai sepatu pemberian Do Jin. Tak sengaja Do Jin melirik ke arah sepatu yang di pakai Yi Soo. Apa reaksinya, tentu saja ia tercengang tak menyangka karena menurutnya itu berarti Yi Soo menerima cintanya. Yi Soo melirik Do Jin yang terus memandangnya.
Mereka saling menyapa hanya Do Jin yang terdiam menatap Yi Soo tak percaya. Tae San menawarkan apa Yi Soo mau makan tapi Yi Soo bilang ia sudah makan.

Yi Soo sudah melihat diberita tentang pertandingan Se Ra, “Karena kau melakukannya dengan sangat baik, menurutku mereka akan berhenti membicarakan tentang kemerosotanmu mulai sekarang.”

Tae San bertanya apa Se Ra tak merasa lelah, apa Se Ra mau pulang dan beristirahat. Se Ra menolak ia tak akan bisa tidur walaupun ia kelelahan. Ia ingin minum sampai mabuk.
Jung Rok melihat penampilan Yi Soo yang menurutnya agak berbeda, ia menebak apakah ada berita baik. Do Jin tersenyum membenarkan, “Wanita ini sangat cantik hari ini. Ternyata sepatu memang bisa membuat wanita menjadi lebih cantik.” Kata Do Jin terus menatap Yi Soo.

Yoon : “Guru Seo akan kelihatan cantik tak peduli sepatu apa yang dia pakai.”

Tae San : “Berani sekali kalian memelototi wanita, dia itu wasit kita yang tercinta.”
Mendengar Tae San bicara yang baik tentangnya, ia pun memiliki kesempatan untuk memulai apa yang ingin ia sampaikan. Yi Soo mengatakan kalau rasanya sungguh nyaman jika Tae San berada di sisinya, karena itu wanita jatuh cinta pada Tae San.

Tentu saja suasana hati Se Ra jadi berubah setelah mendengar apa yang Yi Soo sampaikan. Tae San juga merasa canggung mendengarnya. Do Jin pun membaca gelagat yang aneh pada ucapan Yi Soo.

Tae San : “Oh apa itu yang mereka katakan?”
Yi Soo : “Apa kau tak tahu? Tae San, kau benar-benar terkenal diantara wanita. Aku juga menyukai Tae San.”

Semua terkejut, Se Ra menahan geram dan menatap tajam Yi Soo. Sementara Yi Soo melirik ke arah Do Jin. Yoon yang tak tahu menanyakan apa Guru Reo menyukai Tae San. Yi Soo membenarkan, “Sebelum Tae San dan Se Ra berkencan, aku menyukai Tae San.”

Do Jin dan Se Ra menatap tajam Yi Soo dengan tatapan tak mengerti apa maksud pengakuan ini. Tae San pura-pura tak percaya, “Benarkah? Kenapa aku tak menyadarinya?”

Yi Soo berkata kalau itu semua masa lalu. “Sekarang duniaku hanya diisi oleh Kim Do Jin. Kami saling menyukai dan sedang berkencan,”
Do Jin sekarang tahu kemana arah pembicaraan Yi Soo. lagi-lagi mereka terkejut mendengar pengakuan Yi Soo. Se Ra menyahut kalau sepatu yang dikenakan Yi Soo juga pemberikan Do Jin.

Yoon merasa bersyukur karena tiba juga giliran Do Jin menjalin cinta. Jung Rok masih belum percaya, makanya ia merasa aneh karena ada yang tak beres ketika di hotel perusahaan kemarin. Ia ingin tahu sudah sejauh mana hubungan Yi Soo dan Do Jin.

Yi Soo melirik Do Jin, ia merasa tak enak sudah mengatakan semua ini. Do Jin menatapnya tajam tanpa senyuman. Tae San merasa kalau ia sudah ketinggalan berita, ia berfikir kalau hal itu akan menjadi cinta bertepuk sebelah tangan Do Jin selama-lamanya, kenapa Do Jin tak memberi tahu mereka dan ini harus dirayakan.

Do Jin mengikuti alur yang sudah dibuat Yi Soo, ia berkata kalau sebenarnya ia baru mau mengatakan ini tapi belum ada kesempatan, “Aku mau ke toilet. Apa kau mau ikut denganku?” ajak Do Jin pada Yi Soo. Yi Soo pun mengikuti Do Jin.
Jung Rok mengira kalau mereka berdua akan benar-benar ke toilet berdua, ia berteriak kalau dimana-mana ada CCTV.
Yoon : “Haruskah kita menghalanginya? Kalau mereka putus seperti ini, kita tak akan pernah melihat Guru Seo lagi.”
Tae San : “Kenapa kita tak bisa melihatnya lagi? Do Pal saja yang tak usah kita temui.”
Se Ra diam saja, ia merasa cemas dan menilai ada yang tak beres.
Do Jin dan Yi Soo tak ke toilet, keduanya bicara di ruangan lain. Do Jin jelas tak suka dengan pengakuan Yi Soo tadi. Ia tahu kalau Yi Soo berbohong di depan semuanya. Bukankah ia sudah mengatakannya dengan jelas agar memakai sepatu itu hanya pada saat tertentu saja.

“Ketika kau datang padaku. Ketika kau benar-benar datang padaku. Aku menginginkanmu memakainya pada saat itu, ketika cuaca cerah berdandanlah yang cantik,” (ketika Yi Soo benar-benar menerima cinta Do Jin)

Yi Soo sadar kalau apa yang ia ucapkan tadi sudah membuat Do Jin terkejut, ia minta maaf. Kalau Do Jin mengizinkan ia akan menjelaskannya.

Do Jin : “Bagaimana cara menolak permintaan maaf?”
“Apa?” Yi Soo sadar betul kalau ia sudah membuat kesalahan dan kembali minta maaf, kalau saja Do Jin bisa memahami ini sekali lagi.

Do Jin : “Sekali lagi? lagi? ‘orang yang ingin kunyatakan perasaanku padanya adalah Kim Do Jin’ pernyataan cinta tanpa perasaan seperti itu, apa kau berharap aku akan menerimanya dua kali? Aku memang menyukaimu tapi bukan berarti kau bisa memanfaatkanku.”
Yi Soo menyangkal ia tak bermaksud begitu. Do Jin tahu kalau Yi Soo tak bermaksud seperti itu tapi Yi Soo sudah melakukannya. Tentu saja ia juga bersalah, “Cinta pada pandangan pertama’ kalimat itu sebenarnya dusta. Ketika pertama kali kita bertemu aku hanya ingin tidur denganmu. Tapi... kau membenamkan dirimu sendiri ke dalam hatiku setiap kali kita bertemu, aku bisa apa? Bahkan ketika aku menerima coklat yang sebenarnya ditujukan untuk pria lain aku masih tetap yakin kalau aku bisa hidup bahagia denganmu.”

Yi Soo sekarang merasa bersalah atas apa yang dikatakannya tapi ia mengatakan kalau beberapa waktu lalu Se Ra masuk rumah sakit karena stres dan itu karena dirinya. Pengerjaan bar rumah Tae San menyerahkannya pada Do Jin juga semua karena dirinya. Mereka berdua akan merasa tak nyaman dan semua karena dirinya. Jadi?

Do Jin : “Apa aku tak termasuk dalam daftar orang yang terluka? Sudah kuduga, karena aku bukanlah orang yang cukup berarti bagimu.”

Yi Soo sedih Do Jin mengatakan itu, ia sangat merasa bersalah atas pengakuan palsunya dan berkata kalau semua itu untuk kedamaian semua orang.
Do Jin : “Kedamaian semua orang? Aku tak peduli tentang kedamaian siapapun. Harga diriku adalah yang terpenting bagiku. Inilah aku. Walaupun aku menaruh hati padamu, tapi bukan berarti untuk dimanfaatkan seperti ini. Kupikir kau sudah salah paham, aku bukan menyukaimu agar bisa dimanfaatkan seperti ini.”

Do Jin akan mengambilkan tas Yi Soo dan ia minta Yi Soo tetap disini. Do Jin jelas marah dan Yi Soo merasa bersalah pada Do Jin.
Di luar bar, Do Jin memberikan tas Yi Soo, ia memberi tahu teman-temannya kalau mereka berdua akan pergi kencan. Jadi ia berharap Yi Soo bisa berpegang pada cerita itu. “Kuharap kita jangan pernah bertemu lagi. Mungkin ada kalanya kita akan saling berpapasan, berusahalah semampumu untuk menghindariku aku juga akan melakukan hal yang sama.”

Do Jin pergi dan meninggalkan Yi Soo sendirian.
Sampai di rumah Yi Soo terbaring melamun di kursi memikirkan semua yang sudah ia lakukan. Jelas kini ia merasa kehilangan Do Jin. Tak terasa air matanya pun menetes.
Sementara itu, di apartemen Do Jin pun merenung memikirkan semuanya. Kekecewaanya atas apa yang dilakukan Yi Soo terhadapnya, seolah apapun yang ia lakukan selama ini tak pernah dianggap penting. Ia jelas kecewa Yi Soo kembali memanfaatkannya. Padahal ketika ungkapan perasaan yang pertama ia bisa memakluminya tapi sekarang ia jelas-jelas kecewa, apalagi sepatu yang ia berikan dipakai disaat yang sungguh menyakitkan baginya.
Yi Soo berada di kamar mandi duduk melamun memeluk kedua kakinya, muncul gelembung-gelembung cinta. Ia mengingat ketika ia memberikan coklat pada Do Jin yang seharusnya untuk Tae San dan disana ia terpaksa menyatakan perasaan pada Do Jin yang seharusnya ia katakan pada Tae San. Dan kesungguhan hati Do Jin mengatakan kalau yakin Yi Soo akan bahagian bersamanya.
Ia juga mengingat ketika Do Jin memberinya sepatu merah dan Do Jin menginginkan agar Yi Soo memakai itu ketika Yi Soo datang padanya ketika hari cerah. Saat itu Yi Soo tertegun melihat kesungguhan Do Jin.

Ketika kejadian di hotel, Do Jin menanyakan bagaimana rasa yang dialami Yi Soo ketika cintanya bertepuk sebelah tangan karena yang ia alami selama 3 bulan sungguh menyiksa dan gampang marah. Ditambah lagi Do Jin juga menanyakan kenapa Yi Soo tak menyukainya dengan tatapan penuh harap.

Dan tadi ketika Do Jin merasa kecewa atas pengakuannya yang dianggap sebagai memanfaatkan Do Jin. Ia benar-benar tak bermaksud seperti itu.
Satu persatu gelembung-gelembung pecah. Bersamaan dengan itu Yi Soo menangis tersedu-sedu menyesakkan dadanya. Ia tak tahu harus berbuat apa.

“Apa yang harus kulakukan? Aku menyukaimu... aku menyukaimu...”
Se Ra sampai di rumah dan mendengar tangisan Yi Soo di kamar mandi. Ia berteriak memanggil Yi Soo dan menggedor pintu kamar mandi, “Ada apa? Apa yang terjadi? Apa kau menangis?” Se Ra cemas.

Tangis Yi Soo semakin menjadi, dadanya terasa sesak menyadari kalau ia juga menyukai Do Jin. Dan kini ia tak tahu apa yang harus dilakukannya, ia benar-benar menyukai Do Jin. Tapi ia malah kehilangan pria ini.
Di kamarnya Do Jin menatap foto kain yang ia potret dulu, kain di tempat yang sama ketika ia membantu Yi Soo menyelesaikan masalah baju yang benangnya terurai. Bukan hanya itu ia pun menyimpan foto tulisan tangan memo Yi Soo, foto pohon cherry yang bunganya berguguran, foto Yi Soo ketika menjadi wasit, dan foto Yi Soo yang ia ambil dari album SMA Meari.
Do Jin mempresentasikan Proyek Court Island.
Tae San melihat ponsel Do Jin yang terus menampilkan panggilan dari Yi Soo. Ia melihat begitu banyak panggilan tak terjawab dari Yi Soo. Ia merasa heran kenapa Do Jin tak menjawabnya.

Berulang kali Yi Soo menyempatkan diri menghubungi Do Jin disela-sela jam mengajarnya tapi ia kecewa Do Jin tak menjawab panggilan teleponnya.
Min Suk berada di galeri, ia melihat pegawainya yang bekerja dengan baik. Ia meminta semuanya sempurna bahkan toilet juga harus diperhatikan kebersihannya.

Tiba-tiba ia mendengar pengeras suara disana bermasalah, tapi ia terkejut ketika mendengar sebuah lagu yang dinyanyikan seseorang.
Lee Jung Rok menyanyikan lagu ‘If You Come Into My Heart’ Jung Rok menyanyi sambil memainkan gitar dan suaranya sungguh sangat bagus dan lirik yang maknanya sangat dalam. Hingga membuat Min Suk terharu menitikan air mata.

Di depan kantor Hwa Dam, Yi Soo menunggu Do Jin. Lama menunggu ia pun mengirim SMS pada Do Jin.
Sekarang aku sedang berada di luar kantormu. Bisakah kau keluar sebentar?
Ternyata orang yang ditunggu baru saja datang setelah rapat Presentasi Court Island. Rombongan Do Jin keluar dari mobil. Do Jin mengecek ponsel karena ada SMS yang masuk tapi begitu mengetahui siapa pengirimnya ia mengabaikannya begitu saja.
Keduanya pun bertemu pandang. Yi Soo berusaha untuk tersenyum, tapi Do Jin mengacuhkan dan melewatinya begitu saja. Yi Soo terdiam kecewa.
Yi Soo tetap menunggu Do Jin hingga malam hari, ia terus berdiri di depan kantor Hwa Dam tapi Do Jin tak juga keluar. Satu persatu ia melihat staf Hwa Dam pulang tapi ia tak melihat Do Jin.

Yi Soo sabar menunggu hingga larut, berharap Do Jin keluar tapi ia kecewa dan memutuskan untuk pulang.
Ternyata dari jedela, Do Jin memperhatikan yi soo. Ia melihat Yi Soo pulang dan membaca SMS dari Yi Soo.
Mungkin kau belum membaca SMS-ku. Aku ada di depan kantormu sekarang. Kau pasti lupa membacanya, aku menunggumu. Kau kerja lembur ya? Semangat.’

Do Jin terus memandang Yi Soo yang berlalu. Memandang terus sampai menghilang dari jangkauan pandangannya.
Yi Soo sampai di rumah, Se Ra sibuk merangkai bunga. Ia heran apa ini, melihat bar rumah. Ia bermaksud menanyakan ini pada Yi Soo kemarin tapi ia lupa karena Yi Soo terus menangis. Yi Soo mengatakan kalau hadiah dari Tae San untuk Se Ra karena hari jadi yang yang pertama.

Se Ra ingin tahu kapan ini dikerjakan. Yi Soo mengatakan kalau pengerjaannya ketika Se Ra bertanding. Tak lupa Yi Soo mengucapkan selamat atas hari jadi Tae San dan Se Ra yang pertama.

Yi Soo akan ke kamar tapi Se Ra bertanya apa tentang kabar kencan Do Jin dan Yi Soo itu hanya sekedar pertunjukan saja. Tapi menurutnya pertunjukan itu mengungkapkan perasaann Yi Soo yang sebenarnya pada Do Jin. “Apa karena itu kau menangis?”

Yi Soo tak menjawab ia mengalihkan ke pembicaraan lain. Ia memberi tahu kalau ia sedang mencari rumah lain. Ia minta Se Ra segera memberitahunya kalau sudah mendapatkan uang. Tapi Se Ra melarang Yi Soo pindah, ia ingin Yi Soo tetap tinggal dengannya. Ia merasa kalau ia tak akan bisa memenangkan pertandingan berikutnya, mungkin lebih baik ia menggunakan kesempatan ini untuk pensiun kemudian menikah. Se Ra ingat satu hal, bolehkan ia ikut bersama Yi Soo ke pertandingan baseball besok. Yi Soo tersenyum mengangguk.
Keesokan harinya, Yoon menyiapkan perlengkapan baseball mulai dari seragam dll. Do Jin terus memperhatikan Yoon yang tengah beres-beres.

“Apa Seo Yi Soo akan memimpin pertandingan hari ini?” tanya Do Jin.
“Ya, kenapa?”
“Aku merindukannya.” Ucap Do Jin lirih.
“Kalau begitu kau ikut saja denganku.” ajak Yoon.
“Tapi aku tak mau melihatnya.” (huwa nyesek banget)
Di lapangan Baseball. Yi Soo terkejut melihat Do Jin ikut ambil bagian di Tim Blue Cat.
Tae San dan Yoon berlatih melempar menangkap bola. Tiba-tiba ada bola yang menggelinding diantara sela kaki Tae San. Tae San mengambil bola yang ternyata bergambar sangat lucu hihi.... Tae San tertawa melihatnya.

Ia berbalik dan melihat Se Ra ada di belakangnya. Ia bertanya kenapa Se Ra datang bukankah Se Ra membenci baseball. Se Ra mengatakan kalau ia datang dengan menumpang mobil Yi Soo, “Aku membenci baseball tapi aku tak membencimu.”
Se Ra berbalik menatap Do Jin yang tengah berlatih memukul dan Yi Soo yang terus memandang Do Jin, “Ada apa dengan mereka? Dia datang kesini mau memimpin pertandingan atau mau berkencan?”
Yi Soo memberanikan diri menyapa Do Jin labih dulu, “Apa kau kemarin sibuk? Aku menunggumu lama sekali.”
“Karena kau aku jadi pulang terlambat.” Seru Do Jin.
Yi Soo : “Bukankah kau datang kesini untuk melihatku karena kau sudah tenang?”
Do Jin : “Kau salah. Aku tahu ada kalanya kita bertemu, tapi aku tak mau mengubah jadwalku hanya karena aku akan bertemu denganmu. Kau, Seo Yi Soo bukanlah orang yang cukup penting untukku. Maksudku, kau jangan menghalangi jalanku. Kalau kau tak mengerti, lebih baik aku yang pergi.”
Do Jin berlalu dari hadapan Yi Soo. (hiks hiks sedihnya)
Se Ra duduk di bangku pemain cadangan Blue Cat. Ia melihat Meari datang. Meari membawa banyak perlengkapan, yang pasti bukan perlengkapan permainan baseball.

Se Ra bertanya apa Meari baik-baik saja. Meari malah balik bertanya kenapa Se Ra ada disini. Se Ra berterima kasih atas SMS yang dikirim Meari walaupun ia tak menang. Ia minta Meari menyemangati tim Blue Cat karena pertandingannnya akan dimulai.
Blue Cat tampil tak seperti biasanya, start yang buruk dan kehilangan banyak poin.

Yoon dan Tae San membicarakan strategi mereka. Se Ra cemas melihat tim Tae San tertinggal jauh. Tapi ia cuma kipas-kipas doang.
Meari kesal melihat Se Ra hanya duduk manis tanpa melakukan apapun. “Kalau kau datang untuk menyemangi seharusnya kau meneriakan ‘fighting’ kuat-kuat.”
Dan inilah aksi meari, mamainkan pom pom-nya sambil menari menyemangati Blue Cat “Blue cat fighting.... ya ya ya ya ya...”

Melihat itu Se Ra terprofokasi untuk ikut menyemangati, tapi tentu saja dengan caranya yang tak sama dengan yang dilakukan Meari. Se Ra berdiri, melihat itu Meari ingin memberikan pom pom nya tapi Se Ra menolak dan melepas jaket rompinya.

“Im Tae San... Fighting!” teriak Se Ra sambil bergoyang-goyang seksi menunjukan lekuk-lekuk tubuhnya. Meari pun tak kalah berteriak menyemangati.
Dan itu membuat sang lawan tak konsentrasi. Tae San dan tim Blue Cat lain hanya bisa bengong melihat apa yang dilakukan Se Ra dan Meari. haha.

Tim lawan terkesima dengan goyangan Se Ra dan itu membuat mereka tak fokus bertanding, konsentrasi mereka buyar.
Se Ra dan Meari berteriak-teriak membuat Yoon dan Tae San malu melihatnya.
Giliran Do Jin memukul bola, Yi Soo memperhatikannya. Do Jin fokus dengan bola dan bak... ia mampu memukul bola dengan baik. Yoon tak menyangka Do Jin bisa melakukannya, ia memberikan tepuk tangan semangat.
Dan tak ketinggalan pula teriakan keras dari Se Ra dan Meari. Yang tak kalah heboh juga ada tepuk tangan kompak dari staf Do Jin yang ikut bermain.

Pihak lawan yang akan menangkap bola kehilangan kosentrasi gara-gara melihat goyangan seksi Se Ra dan bola pun jatuh tak tertangkap. Hahaha
Pihak lawan protes karena teriakan dan goyangan itu mengganggu mereka. Tapi wasit tak bisa berbuat apa-apa karena itu diluar kewenangannya.

Dan Blue Cat pun menang.
Se Ra dan Meari memberikan minum untuk ketiga atlit mereka. Yi Soo menghampiri mereka dan memuji kalau permaian tadi semuanya bermain bagus.
Yi Soo menyampaikan kalau pelatih lawan, pelatih Park menanyakan apakah Blue Cat akan mentraktir mereka karena berhasil mengubah kekalahan menjadi kemenangan. Sesekali Yi Soo mencuri pandang menatap Do Jin tapi Do Jin sama sekali tak memandangnya.

Tae San setuju, tentu saja mereka harus makan besar. Ia mengajak semuanya pergi sama-sama. Ia melirik ke arah Meari, Meari sepertinya mengerti dan bilang kalau ia tak ikut karena ia harus menemui temannya. Meari pamit dan mengucapkan selamat bersenang-senang untuk semuanya. Yoon diam saja, Yi Soo masih sesekali memandang Do Jin yang terus mengacuhkannya.
Saatnya makan besar dengan tim lawan. Mereka makan dan minum sepuasnya. Yi Soo duduk di depan Do Jin. Do Jin menyibukan diri berbincang dengan orang di sebelahnya tentang baseball.

Do Jin ingin mengambil makanan dengan sumpitnya, tiba-tiba Yi Soo mengambilkan mangkuk makanan yang akan diambil Do Jin supaya lebih terjangkau tapi itu tak membuat Do Jin senang. Ia malah mengurungkan niatnya mengambil makanan itu. Ia pun kembali bicara dengan orang yang di sebelahnya.
Yoon memperhatikan dari tadi merasa heran, pasti ada masalah dengan keduanya. Ponsel Yoon berdering, ia keluar untuk menerima telepon.
Do Jin akan minum tapi gelasnya kosong. Yi Soo berinisiatif menuangkan air ke gelas Do Jin, tapi Do Jin meletakkan kembali gelas dan tak meminumnya.

Yi Soo mengirim SMS pada Do Jin.
‘Bisakah kita bertemu sebentar setelah ini?’

Do Jin melirik ponselnya ia melihat ada SMS dari Yi Soo. Ia mengabaikannya dan kembali berbincang dengan orang yang di sebelahnya. Yi Soo mengirim SMS lagi.

‘Sudah jelas masalah terbesarku sekarang adalah kau, Kim Do Jin. Tolong beri aku kesempatan untuk meminta maaf.’
Do Jin tak menghiraukan ponselnya yang menampilkan pesan dari Yi Soo. Yi Soo memberanikan diri atau lebih tepatnya merendahkan diri karena Do Jin tak juga membaca SMS darinya. “Ada sms masuk.” kata Yi Soo pada Do Jin.

Do Jin menatap tajam Yi Soo, keduanya bertatapan lama. Do Jin memberi kode agar Yi Soo mendekat. Yi Soo mengerti dan mendekatkan diri untuk mendengar apa yang akan disampaikan Do Jin.
Do Jin berkata di dekat telinga Yi Soo dengan tatapan tajam, “Berhenti menggangguku. Kecuali kau bersedia tidur denganku.”

13 comments:

  1. akhirnya eps 9 dipost :D
    mba anis semangat ya bikin sinopsis eps selanjut nya :)

    ReplyDelete
  2. wah bagus bagus!!!
    makin kesemsem sama Jang Dong Gun oppa, meskipun ending episod kali ini sedikit nyesek :(
    ditunggu episode selanjutnya ya :)
    Fighting!!!
    -yunita

    ReplyDelete
  3. wah bagus bagus!!!
    makin kesemsem sama Jang Dong Gun oppa, meskipun ending episod kali ini sedikit nyesek :(
    ditunggu episode selanjutnya ya :)
    Fighting!!!
    -yunita

    ReplyDelete
  4. ihhh suka bgt tiap kali baca sinopsis ini slalu bikin aq ngakak truss...
    tp g tahan lihat Do Jin marahan ma Yi Soo rasanya hatiku ikut2n nyesek nie..
    makasih ea kak bwt sinopsisnya,dituggu eps 10 nya..tetap semsngat yach..

    ReplyDelete
  5. makin seruuuuuu,,,,,
    figting buat maba anis,,,
    yaa walupun nanti ending y agak mengecewakan c,,,,,

    ReplyDelete
  6. emang sih kalo kita di posisi Do Jin, pastinya ya seperti itu perasaannya, tp kenapa Yi Soo gak bilang terus terang aja sama Do Jin kalo dia suka juga walaupun cm sedikit....
    Ayo annies... recapsnya jgn kebawa esmosi ya ....ha ha ha

    ReplyDelete
  7. asyik eps 9 nya di post juga...
    seneng bgt lihat kemesraan Do Jin sm Yi Soo,,, tp sedih liht mereka marahan aplg pas Yi Soo nangis di toilet bru menyadari dia suka sm Do Jin aduh nyesek bgt mba anis...

    aq dah lihat trailer eps 10 apa 11 gitu kyanya yi soo ngaku sm do jin klo di suka ... seneng bgt lht mereka dkt

    ayo mba nais eps 10 nya di post yach
    aq tunggu semangat

    "SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA BUAT SEMUANYA TERUTAMA YANG MENJALANKAN NYA SEMOGA SELAMA BULAN RAMADHAN PUASA LANCAR."

    ReplyDelete
    Replies
    1. ralat maksudnya mba anis (salah ketik)hehehehe

      Delete
  8. akhiry ad episod 9 juga da berapa hari ini bolak balik nungguin...gomawo mbak anis,,,
    aduuhh nyesek liat yisoo dicuekin penasaran am kelanjutany,ditungu ya kelanjutany..fighting...thank u so much..

    ReplyDelete
  9. makasih mbak...
    nunggu lama ini sinopsis..
    semangat ya mbak..^^

    ReplyDelete
  10. mb anis lanjutin......nangis aq mbk baca sinop ini hara JDG......untung g batal puasanya krn nangis

    ReplyDelete
  11. mbak...yg dnyanyikan ma jung rok itu lagunya sapa y!enak bgt...heheheh...tq

    ReplyDelete

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.