Thursday, 12 June 2014

Sinopsis All About My Romance Episode 16 Part 2 -End-

Min Young menemui Ketua Go untuk mengklarifikasi yang sebenarnya terjadi pada kecelakaan kakaknya. Ketua Go bertanya apa menurut Min Young ia akan memberitahukan hal yang sebenarnya. Min Young berkata kalau ia juga tidak yakin.
Ketua Go mengatakan kalau ia masih belum menyetujui hubungan Min Young dengan Soo Young. “Apa kau menganggap aku menceritakan versi yang lebih menguntungkan bagiku? Apa yang akan kau lakukan jika jawabanku sama dengan yang kau pikirkan? Apa kau masih akan berhubungan dengan Kim Soo Young?”

Min Young menjawab tidak, “Aku tak akan berhubungan dengannya. Aku tak bisa berpacaran dengannya.”
Joon Ha menelepon Soo Young menyampaikan bahwa ia telah memeriksa jadwal kegiatan Min Young dan akan ia sms-kan pada Soo Young. Soo Young menjawab terima kasih dan sebelum Soo Young mengatakan hal lain Joon Ha sudah menutup teleponnya. (malas kali ya ngobrol sama Soo Young hahaha)

Joon Ha menertawakan dirinya kenapa ia melakukan hal ini.
Kim Soo Young mendatangi Universitas dimana Min Young menjadi dosen.
Min Young menyampaikan materi kuliah pada mahasiswanya, “Kalian harus mengenal sejarah kalian dan kalian harus tertarik akan hal itu. Itulah yang sering orang katakan padaku. Apa yang kita pelajari dari sejarah? Daripada mencari jawaban jauh dimasa lalu, bagaimana kalau kita mencarinya dimasa kini? Kalian pasti memiliki smartphone kan? Apa kalian tak penasaran ketika di kereta? Apa yang kita lakukan sebelum ada smartphone? Semua orang menggunakan ponselnya untuk bermain game, ber-sms dengan teman-temannya dan browsing internet. Hal-hal yang dahulu tak perlu dijawab dipelajari kembali dan dipertanyakan kembali, begitulah proses, kita selalu berubah. Kita belajar untuk mengalami bahwa perubahan itu adalah pasti. Dan bila perlu berubah, kita selalu berharap untuk menjadi lebih baik. Bayangkan perubahan hidup yang belum pernah kalian alami. Sebuah mimpi tentang kebahagiaan. Bukankah kita semua mempunyai mimpi yang sama seperti itu?”

Min Young menyudahi perkuliahannya hari ini, ia mengucapkan terima kasih pada mahasiswanya yang sudah hadir.
“Aku punya pertanyaan.” sahut seorang pria yang masuk ke ruangan. “Tidak keberatan kan kalau aku bertanya?”

Min Young terkejut mengetahui kalau pria itu adalah Soo Young. Ia pun mempersilakan Soo Young bertanya.

“Apakah anda percaya bahwa perubahan itu pasti terjadi?” tanya Soo Young. “Misalnya sesuatu yang sedang jeda akan mulai berjalan kembali. Dan masa depan yang sepertinya tak akan pernah ada tiba-tiba menjadi mungkin?”

Min Young terdiam mendengar pertanyaan Soo Young yang ia tahu kalau itu mengenai hubungannya dengan Soo Young. Ia pun mengingat perbincangannya dengan Ketua Go.

Flashback
Ketua Go dengan jujur mengatakan kalau ia sama sekali tak membunuh kakak dan kakak ipar Min Young. Kecelakaan itu murni sebuah kecelakaan, ia tak terlibat. Min Young pun merasa cukup atas klarifikasi penjelasan dari Ketua Go. Ia mengucapkan terima kasih.

Flashback end
“Apa itu mungkin?” Soo Young kembali bertanya.

“Entahlah.” jawab Min Young. “Itu tergantung bagaimana anda melakukannya.” Min Young menjawabnya seraya tersenyum.

Riuh tepuk tangan dari para mahasiswa mengiringi senyum Soo Young yang mengembang mendengar jawaban Min Young. Mereka bahkan mengabadikan moment ini dengan memotret Soo Young dengan kamera mereka.
Soo Young dan Min Young berjalan bersama keluar dari kampus. Soo Young bertanya apa yang harus ia lakukan untuk memulai kembali hubungan ini. Min Young menjawab kalau hal pertama yang harus Soo Young lakukan adalah memenangkan hati dua orang wanita di rumahnya. (Bibi dan Bori)
Soo Young menilai itu merupakan prioritas utamanya. Min Young berkata kalau itu belum semuanya. Soo Young pun mempersilahkan Min Young mengatakan apapun, ia berjanji akan memenuhi semuanya.

Min Young mengingatkan kalau Soo Young tak boleh berlaku curang. Soo Young terkejut bagaimana mungkin dirinya akan berbuat curang, selama dua tahun ini bukankah Min Young tak pernah menghubungiya padahal ia selalu menunggu.

Min Young tersenyum sinis mengatakan kalau ia melihat semuanya, melihat Soo Young tertawa-tawa bersama seorang wanita di kafe.

Flashback
Ternyata Min Young melihat keberadaan Soo Young di kafe ketika dirinya melakukan kencan buta.

Flashback end
Soo Young membela diri kalau waktu itu Penasehat Maeng dan Sang Soo yang menyuruhnya pergi tanpa agenda jelas. Ia tak enak menolaknya karena wanita itu keponakannya Penasehat Maeng.

Min Young menatap curiga dan tak percaya. Soo Young heran kalau saat itu Min Young melihatnya kenapa tak menyapanya, apa yang Min Young lakukan disana. Min Young tak menjawab dan mengalihkan pembicaraan kalau sekarang ia lapar. Ia pun berlalu dari sana.
Soo Young mengejar dan merangkul Min Young. Keduanya tersenyum bahagia.
Apa yang Moon Bong Shik lakukan setelah gagal menjadi anggota parlemen. Ia mengisi waktu dengan menjadi penyiar radio menyampaikan berita terkini yang terjadi di Korea.

Bong Shik memberitakan hubungan Soo Young dan Min Young yang kembali terjalin. “Kim Soo Young dan Noh Min Young, pasangan yang putus setelah skandal mereka dua tahun lalu dan pagi ini dikabarkan kalau keduanya saling menyatakan cinta.

Ah ya ampun, apa-apaan itu? Di depan para mahasiswa? Kemana pikiran mereka? Secara pribadi aku kenal betul dengan Kim Soo Young, dan sejujurnya dia itu agak gila. Dia bisa berbuat gila dimana-mana. Ya mirip aktor Shin Hyun Joon. Ya tapi apa boleh buat, kalau sudah begitu memangnya kenapa? Memangnya kenapa kalau mereka saling mencintai. Aku sudah menyiapkan lagu untuk mereka berdua. Long Goodbyes by carmel.”

Ketika lagu diputar Bong Shik memikirkan sesuatu, “Dong Sook–ah.” gumamnya.
Go Dong Sook dan Kim Soo Young masih berada disatu ruangan usai rapat. Soo Young mengatakan dengan bantuan para anggota parlemen yang baru dan dari partai baru, ia akan mengusahakan RUU ini disahkan. Dong Sook heran bukankah ini adalah RUU yang ingin digol-kan oleh Min Young. Soo Young membenarkan ia segera mengumpulkannya begitu sidang parlemen dibuka di hari pertama. Ia akan mengupayakan segala cara agar RUU ini bisa disahkan walupun ia yakin ini tak akan mudah.
Keduanya keluar dari ruang rapat, Dong Sook meminta pendapat Soo Young bukankah gedung ini sepi tanpa kehadiran Min Young. Soo Young tersenyum membenarkan makanya ia ingin selalu bertemu Min Young setiap hari. Dong Sook mengeluh kalau ia juga merasa bosan, tak ada Min Young dan tak ada bocah itu. Soo Young heran siapa yang Dong Sook maksud dengan bocah itu. Dong Sook bilang kalau itu temannya, bocah yang belum dewasa.
Ahn Hee Sun melakukan kencan buta. Pria kencan buta Hee Sun menyerahkan daftar menu makan malam dan mempersilakan Hee Sun yang memilih menu, ia akan ikut saja menu apa yang Hee Sun pilih. Tapi Hee Sun meminta pria itu dulu yang memilih, dan si pria tetap mempersilahkan Hee Sun yang memilih. Hee Sun kurang nyaman dengan pria ramah seperti ini.
Kencan buta Hee Sun selanjutnya, pria yang makan malam dengan Hee Sun sudah memotong daging yang mereka pesan. Ia memberikan daging yang sudah dipotongnya untuk Hee Sun, sementara ia sendiri rela bertukar dengan daging yang baru sedikit diiris-iris oleh Hee Sun. Hee Sun tak nyaman dengan bentuk perhatian seperti ini.
Kencan buta Hee Sun berikutnya, setelah selesai makan malam dan akan pergi. Pria kencan buta Hee Sun membantu menarikkan kursi tempat duduk Hee Sun sebagai bentuk perhatian dan sopan santun. Tapi itu benar-benar membuat Hee Sun tidak nyaman. Ia hanya bisa menarik nafas panjang.
Hee Sun mendatangi kantor Joon Ha. Joon Ha kesel waktunya diganggu terus oleh Hee Sun, “Kenapa kau kesini, aku sibuk, sebentar lagi ada rapat.” ucap Joon Ha.

Hee Sun yang tadinya tersenyum berubah cemberut, tak bisakah ia bicara sebentar saja dnegan Joon Ha.  Joon Ha menolak ia tak bisa, ia sibuk.

Hee Sun menggerutu, “kenapa setiap pria yang kusukai tidak tertarik padaku ya? Memangnya aku ini banci? Apa aku ini terlihat macho?”
Pertandingan lari maraton, panitia mengumumkan kalau hari ini mereka memiliki tamu istimewa, seorang mantan anggota parlemen Moon Bong Shik yang sekarang menjadi penyiar radio.

“Kau juga bintang video klip internet.” sindir salah seorang peserta membuat mereka tertawa.
Pertandingan pun dimulai. Bong Shik start diposisi terdepan, ia lari semangat. Tapi lama-kelamaan capek juga, Bong Shik dan beberapa peserta lari ngos-ngosan.
Bong Shik tiba-tiba menghentikan langkahnya didepan sebuah spanduk. Ia membaca tulisan di spanduk itu dan jika huruf itu digabung maka tertulis ‘Go Dong Sook’ Bong Shik tampak memikirkan sesuatu.
Bong Shik lari paling depan, peserta lain berlari di belakangnya. Panitia yang menunggu di stand minuman heran kenapa Bong Shik dan yang lainnya malah lari ke arah yang salah, memangnya jalurnya sudah berubah? Mau kemana mereka?
Beberapa peserta sudah mencapai garis finis. Mereka heran kenapa peserta yang lain belum juga kelihatan mencapai garis finis, kemana mereka.
Go Dong Sook keluar dari rumahnya menelepon seseorang kalau dirinya baru akan berangkat. Ia mengatakan kalau akhir pekan seperti ini ternyata ia tak bisa libur.

Dong Sook melihat dari kejauhan rombongan yang berlari ke arahnya. Semakin lama semakin dekat. Ia terkejut melihat Bong Shik berada dibarisan depan diantara para pelari.
Bong Shik berhenti tepat di depan Dong Sook. Ia berusaha mengatur nafasnya yang ngos-ngosan. Para peserta maraton heran, dimana mereka, dimana jalur finisnya.

Dengan nafas terengah-engah dan keringat yang membasahi tubuhnya Bong Shik mulai bicara, “Dong Sook.... aku.. aku sudah bukan lagi anggota partai dan aku tak akan kembali ke politik. Aku sudah memikirkannya dan aku ingin bersama cinta pertamaku. Kau lah cinta pertamaku. Walaupun jalannya begitu panjang, aku ingin kau menjadi yang pertama dan terakhirku.” (huwaaaa sweeetttuuu)

Salah seorang peserta maraton menyela Bong Shik, “untuk apa kita disini?”

Bong Shik kesal, “aku sedang menyatakan cinta. Apa kau tak lihat? Pergi sana!” (hahaha)

Bong Shik kembali bicara pada Dong Sook, “aku akan menjadi yang terbaik bagimu.”
Dong Sook bingung harus menjawabnya bagaimana, “tapi aku.. tak begitu yakin apa bisa menjadi yang terbaik. Tidak apa-apa kan?”
Bong Shik tersenyum tak menyangka ungkapan cintanya diterima oleh Dong Sook. Ia langsung memeluk Dong Sook. Peserta maraton pun ikut tertawa senang dan bertepuk tangan.
Soo Young yang keluar dari rumah Min Young berpapasan dengan Bibi. Ia menyapa sopan. Tapi karena dulu pernah dibuat jengkel oleh Soo Young Bibi pun tetap bersikap jutek. Ia bilang kalau dirinya tak menyetujui hubungan Soo Young dan Min Young.

Min Young memohon Bibi memberi keduanya kesempatan. Tapi Bibi tak mau, yang namanya politisi itu terlarang, terutama politisi yang suka berbohong dengan rayuan gombal. Bibi yang sewot masuk ke dalam rumah. Min Young sewot kenapa dulu Soo Young ngegombal ke Bibi. Seharusnya kalau mau ngegombal jangan sampai ketahuan.
Dilain kesempatan Soo Young berusaha membantu Bibi yang membawa air. Soo Young dengan semangat berjanji kalau ia akan melakukan yang terbaik. Min Young menambahkan kalau Soo Young akan menganggap Bibi seperti Bibi Soo Young sendiri. Bibi yang masih sewot pun tak peduli, ia masih belum merestui.
Soo Young membawa air milik Bibi sambil menggandeng tangan Min Young dan berjalan di belakang Bibi. Tapi Bibi yang melihat keduanya gandengan melarang mereka melakukan itu. “Lepaskan lepaskan tangannya!”
Soo Young pun menggantinya dengan merangkul Min Young. Bibi yang melihat itu melarang dan akan menabok Soo Young. Soo Young lari menghindar hahahaha. Bibi pun menyuruh Min Young jalan di depan hahaha.
Soo Young juga harus menaklukan satu wanita lagi, siapa? Bori.

Soo Young memuji kalau Bori tumbuh besar dengan cepat. Bori yang bersikap jutek pada Soo Young mengatakan kalau dirinya sedang dalam masa pertumbuhan. Soo Young memberikan bingkisan untuk Bori. Bori menilai kalau itu pasti sogokan.

Soo Young meminta Bori membukanya, “kau kan tak tahu bedanya hadiah dengan sogokan. Aku memberikan ini tulus dari hati yang paling dalam.”

Bori membuka hadiah dari Soo Young dan senang bukan main mengetahui kalau hadiah itu berupa tab.

Min Young yang melihat itu melarang Bori memilikinya karena masih kecil. Bori berkata kalau dirinya bukan anak kecil lagi, lagi pula teman-temannya juga sudah punya tab seperti ini. Bori tersenyum pada Soo Young dan mengedipkan matanya. Hehehe.
Soo Young, Min Young dan Bori bersepeda bersama di taman. Ketiganya tampak bahagia.
Soo Young menemui Joon Ha di kantor pengacara. Soo Young menyampaikan dari pada Joon Ha berkutat dengan faham antara partai besar dan kecil bukankah lebih baik ia dan Joon Ha bersatu dalam politik yang nyata. Ia ingin membentuk sebuah kelompok untuk hasil yang lebih nyata.

Joon Ha pun mengerti arah pembicaraan Soo Young, “kalau kau mau merekrutku, apa seperti ini caraya?” Soo Young berkata kalau sekarang ini ia sedang memberi Joon Ha kesempatan istimewa. Ia menilai kalau ini sebuah kehormatan bagi Joon Ha.
Joon Ha merasa kalau ia harus mengatakan pada Bibi untuk tetap tak menyetujui hubungan Soo Young dan Min Young. Soo Young minta maaf kalau caranya salah. Joon Ha meminta Soo Young melakukannya yang terbaik.

Soo Young menatap lembut Joon Ha, “Joon Ha...”

Joon Ha terkejut campur heran, “apa? Kau jangan asal menyebut namaku dan jangan memandangku dengan mata berair begitu.”

Soo Young tak tahu harus bersikap bagaimana, “selama ini seringkali aku merasa sangat sulit dan terkadang merasa sangat berterima kasih. Dan juga ah.... kau tahu maksudku lah.”

Joon Ha mencibir, “memangnya susah mengatakannya?”

“Susah. Susah sekali.” ucap Soo Young.

“Kalau begitu, aku juga merasa sulit mendengarnya. Tapi aku ingin kau mengatakannya. Lakukan dengan benar, dengan penuh semangat.” saran Joon Ha.
Soo Young pun berdiri semangat, Joon Ha menatap terkejut.

Dan bruk.. tiba-tiba Soo Young menjatuhkan tubuhnya untuk memeluk Joon Ha. Joon Ha yang terkejut mendorong Soo Young, “hei apa yang kau lakukan? Menjijikan.” Soo Young mewek-mewek, sebenarnya ia juga tak ingin melakukannya. Ia merasa jijik melakukan itu.
“Ah menjijikan sekali.” Joon Ha membersihkan bajunya yang tadi dipeluk Soo Young seperti membersihkan kotoran hahaha. Soo Young pun melakukan hal yang sama. Ia pamit beralasan kalau dirinya harus mensterilkan diri dulu. Joon Ha terkekeh dengan apa yang diperbuat Soo Young.
Soo Young sampai di depan rumah Min Young dan memanggilnya. Min Young membuka jendela kamarnya dan meminta Soo Young menunggu sebentar.

Ketika Min Young keluar rumah, Soo Young langsung memeluknya erat. Min Young heran apa yang Soo Young lakukan. Soo Young mengatakan kalau dirinya sedang mensterilkan diri. Hehehe.

Tak jauh dari sana Bibi melihat keduanya berpelukan. Bibi yang melihat itu jadi malu sendiri dan tersenyum-senyum.
Ahn Hee Sun melabrak kepala editor yang menerbitkan berita tentang Soo Young di koran. Ia marah, “kenapa kau melakukan ini lagi padahal dia tak melakukan apa-apa?” Sebenarnya ia akan membiarkan ini, tapi ini sudah yang kesekian kalinya. “Kalau dia berbuat kesalahan pada saat itu lah dia dikritik. Dan kalau itu terjadi, aku sendiri yang akan melakukannya. Kalau kau terus melakukan ini jangan salahkan aku kalau aku betindak gila padamu, mengerti?”

Kepala Editor tak peduli, apa pun yang Hee Sun katakan entah itu mau menggantungnya, Presdir Ahn mengatakan padanya agar dirinya tak terpengaruh.

Hee Sun meminta Kepala Editor jangan bercanda karena ayahnya tak bisa menang melawannya. “Asal kau tahu, yang seharusnya menjatuhkan Kim Soo Young adalah aku. Kau ingat itu baik-baik.”
Hee Sun pun curhat pada Joon Ha. Joon Ha sendiri sibuk dengan pekerjaannya. Hee Sun tak tahu entah ia ini bodoh atau memang orang baik, ia melindungi orang yang tak mencintainya dan telah menolaknya. Ia menilai kalau dirinya pasti sudah gila.

Joon Ha menyahut, “ketika kau waras saja kau tidak kelihatan seperti orang normal.” (hahaha)

Hee Sun cemberut, “Sunbae?”

Joon Ha : “Kukira aku sudah pernah mengatakan padamu. Ini kantor konsultan hukum, dan bukan kantor konsultan kejiwaan.”

Hee Sun menarik nafas kemudian bertanya, “sunbae, apa kau baik-baik saja?”

Joon Ha heran tentang apa.

Hee Sun : “Noh Min Young dan Kim Soo Young, apa kau tak apa-apa melihat mereka kembali bersama dan bersikap menjijikan? Kau bahkan belum pernah menyatakan isi hatimu padanya. Apa kau tak merasa ini tak adil?”

Joon Ha berkata kalau ia sudah mengatakan isi hatinya. Hee Sun terkejut, sudah?

Flashback
“Min Young-ah!” panggil Joon Ha yang masuk ke kamar Min Young. Min Young sedang mendengarkan dan menonton opera menggunakan headset di laptopnya.
Melihat Min Young tak mendengarkan panggilannya Joon Ha pun mengatakan isi hatinya, “Noh Min Young-ssi, kupikir sebaiknya kukatakan isi hatiku. Sudah lama aku merasakan rasa cintaku padamu. Min Young.”
Min Young menoleh dan melihat Joon Ha ada di belakangnya. Ia heran kapan Joon Ha sampai. Joon Ha menjawab dengan mata berkaca-kaca kalau ia baru saja sampai. Ia mengatakan kalau makanan sudah siap dan mengajak Min Young makan. Min Young tersenyum berterima kasih.

Flashback end
Hee Sun tak menyangka jadi begitu saja ungkapan cinta Joon Ha pada Min Young. Menyedihkan sekali. Joon Ha mengatakan kalau pria malang di depan Hee Sun ini sedang sibuk dengan pekerjaan jadi ia harap Hee Sun segera pergi.
Hee Sun akan pergi tapi Joon Ha memanggilnya. Hee Sun tersenyum semangt, “Ya ada apa? apa kau mau makan? Aku tak punya teman makan?”

Joon Ha tertawa, “kau bilang editormu semakin tak mau mendengarmu?”
Hee Sun menjawab ya dengan lemas karena apa yang ia harapkan tak terjadi. Ia sudah sulit mempengaruhi editornya lagi. Joon Ha menyarankan bagaimana kalau surat kabar Hee Sun mengadakan pemilihan pimpinan editor. Ia tahu kalau saran ini tentu saja akan ada sedikit masalah tapi kita bisa mencari jalan keluarnya. “Bagaimana kalau kau mengusulkan reformasi sistem untuk hak kebebasan editorial? Agar kau atau ayahmu bisa lagi mempengaruhi.”

Hee Sun heran untuk apa ia melakukannya.

“Itu karena jika kau melakukannya kau akan...” Joon Ha bingung menyampaikannya. “Ya maksudku kau akan jadi keren.”

Hee Sun tak mau.

Joon Ha : “aku serius, apa kau tak ingin terlihat keren? Seorang putri pemimpin media yang melakukannya. Wah itu pasti keren sekali.”

Hee Sun tertawa, ia heran apa sih maksud Joon Ha.

“Bagaimana kalau kita makan malam?” ajak Joon Ha tiba-tiba.

Hee Sun menilai itu ajakan omong koosng, apa Joon Ha ingin mepengaruhinya. Joon Ha berkata kalau ia dan Hee Sun bisa membahas ini ketika makan malam. Joon Ha berdiri siap berangkat makan bersama Hee Sun.

Hee Sun heran melihatnya, apa Joon Ha beneran mau maka bersamanya. Joon Ha tanya apa tidak mau. Hee Sun menjawab tentu saja mau. Hehehe
Sang Soo yang berada di kafe terkejut melihat Yoon Hee berjalan seorang diri. Ia melambaikan tangan pada Yoon Hee. Yoon Hee yang melihat ada Sang Soo disana juga terkejut tak menyangka.
Sang Soo menghampiri Yoon Hee, ia heran apa yang Yoon Hee lakukan disini. Hari ini bukan hari minggu dan belum jam 3 sore. Yoon Hee berkata seperti yang Sang Soo lihat kalau ia tak sengaja lewat. (Janji keduanya yang ingin bertemu secara tak sengaja hehehe)

Sang Soo menanyakan kenapa selama ini Yoon Hee tak pernah datang ke kafe ini secara tak sengaja. Yoon Hee membela diri kalau Sang Soo tak pernah bilang hari minggu kapan. Sang Soo merasa bukankah seharusnya Yoon Hee datang karena ia selalu datang setiap minggu.

Yoon Hee meminta Sang Soo jangan bohong karena ia juga sering ke tempat ini. “Aku tak tertarik padamu, tapi aku datang karena kau yang minta. Tapi orang yang menyuruhku datang malah tidak datang. Tapi aku tetap datang karena penasaran.”

Sang Soo heran karena hampir setiap minggu ia datang ke tempat ini. Yoon Hee menilai mungkin itu karena keduanya memiliki timing yang payah atau dengan kata lain, kita tak ditakdirkan bersama.
Sang Soo langsung bersikap cool, “tapi hari ini adalah awal dari takdir kita. Lihat saja bagaimana kita bisa tak sengaja bertemu dsini.” (cieeeee)

Yoon Hee menilai ini hanya kebetulan biasa, mana bisa dikatakan takdir. Sang Soo tak peduli apa pendapat Yoon Hee tentang pertemuan ini tapi bukankah Yoon Hee dulu pernah berjanji akan makan malam bersama kalau ia dan Yoon Hee tak sengaja bertemu. Yoon Hee tersenyum setuju.

Sang Soo : “Kau masih jomblo kan?”

Yoon Hee terkekeh, “kau maunya apa? Aku menikah dengan anak kecil?”

Sang Soo senang sekali, “aku sudah lama menunggumu.”
Dan di kafe yang sama tepatnya di dalam kafe, mantan sekretarisnya Bong Shik, Park Bo San tengah sibuk dengan laptopnya. Ternyata selama dia menjadi sekretarisnya Bong Shik dia lah yang membuat editan video kesalahan Bong Shik dan diunggah ke internet.
Bong Shik melakukan siaran di radio, ia menyapa ramah pendengar setianya. Ia menyampaikan ringkasan berita politik yang terjadi hari ini.
Tuduhan dan kecurigaan terhadap pemimpin GKP, Ketua Go Dae Ryung dengan kasus manipulasi saham, dana politik ilegal dan korupsi lainnya.

Itu membuat Bong Shik bertanya-tanya apakah ini akan berdampak negatif terhadap citra Ketua Go di kalangan pendukung. Dan meskipun ia tak yakin apakah itu keberuntungan atau kemalangan tampaknya seolah-olah itu tidak banyak berpengaruh sama sekali pada pendukungnya. Karena pendukung ketua Go selalu antusias ketika Go melakukan kunjungan.
Berikutnya berita tentang Tn Min Ki Chul. Baru-baru ini dia tertangkap basah sedang ber sms dalam rapat.

Jika kau benar benar melihat mereka. Mereka tak tampak cerdas kan? Aku tak tahu kenapa mereka terus melakukan itu padahal sudah sering tertangkap basah. Mereka merasa sangat yakin bahwa tidak ada yang melihat mereka melakukan itu. Ya ampun dari mana pikiran itu berasal? Bukankah hidup mereka benar-benar sesuatu?
Dan berita terakhir, Kim Soo Young yang mendapat kritik karena meninggalkan partainya dan membentuk partai baru dan mantan politisi Noh Min Young yang sibuk menjadi dosen hari ini akhirnya memutuskan untuk mengikat janji.
Bong Shik membuka undangan pernikahan dari Soo Young dan Min Young.

Pasangan ini sering terlihat disekitar seoul dan telah menjadi sasaran penggemar dan foto-foto mereka sering muncul diberbagai blog. Ah entah foto mereka bagus-bagus atau aku yang iri melihat mereka, masih banyak perdebatan mengenai mereka. Tapi kita tinggalkan saja mereka dalam damai. Mau apa lagi, bukankah mereka saling mencintai?
Bong Shik melambai ke luar ruangan dimana ada Dong Sook dan Yoon Ki. Dong Sook tersenyum membalas lambaian Bong Sik. Bong Shik juga memberikan kiss bye untuk. Dong Sook juga membalasnya membuat Yoon Ki jengah. “Kenapa hanya aku yang masih jomblo?” gerutu Yoon Ki.
Soo Young dan Min Young melakukan foto pernikahan. Ah sweetu banget.

Foto tabung pemadam

Foto timer 5 menit.

Di gedung parlemen Soo Young menyampaikan pidatonya di depan wartawan.
“Banyak yang menanyakan padaku apa yang dimakud dengan politik baru. Dan aku percaya itu kembali ke dasar. Politik adalah sesuatu yang harus kau curahkan dengan segenap hatimu.”

Suara Min Young : “Dan itu sama saja dengan hubungan manusia. Bersungguh-sungguh.”

Soo Young : “Orang-orang dengan ideologi berbeda dan orang-orang dari partai bergabung bukan untuk saling menghindari atau saling menjatuhkan tapi untuk berkompromi. Sekaligus bersatu menciptaan solidaritas untuk menjalankan tujuan bersama.”

Suara Min Young : “Keyakinan kita yang berbeda membawa kita berargumen hari ini. Tapi kita menjalaninya dengan saling bergandengan tangan.”

Soo Young : “Dan begitu kita mulai, maka mereka akan meyakini apa yang telah kuyakini.”
Soo Young, Min Young dan Bori nonton film robot yang sedih. Min Young dan Bori tampak mengusap air mata tapi berbeda dengan Soo Young yang cuek.
Tapi ketika sudah tak ada Bori dan Min Young air mata Soo Young bercucuran mengingat film tadi yang teramat sedih. Min Young yang melihat itu hanya bisa terkekeh. Hahaha
Soo Young : “Tapi lebih dari itu kita harus selalu ingat tujuan awal kita. Ketika dipilih aku akan menjadi politisi yang akan merusak sistem dan hanya melayani kepentingan diri sendiri. Berapa banyak menurut kalian politisi yang berpikir seperti itu?”

Wartawan tertawa.

Soo Young : “Pada awalnya saat orang memulai sesuatu bukankah mereka memiliki suatu keyakinan dan ketulusan? Tidakkah kalian berpikir bahwa jiwa dan kepercayaan bisa ditemukan kembali?”
Soo Young melihat cara tidur Min Young yang seenak sendiri. Ia hanya bisa menarik nafas melihat cara tidur istrinya. Tapi Soo Young kemudian tersenyum karena bagaimana pun wanita itu yang ia cintai. Ia ikut berbaring dan memeluk Min Young.

Suara Min Young : “Ketika kita mulai menua, perasaan senang mulai menghilang. Dan ketika aku mulai menjemukan, ingatlah seperti apa aku dulu. Dan saat kau menyadari bahwa kau mencintaiku, saat-saat yang indah dan tak terlupakan itu yang kita rasakan. Saat itu....”

Suara Soo Young : “Aku akan selalu mengingatnya...”

Suara Min young : “Aku juga... akan selalu mengingatnya...”
Soo Young dan Min Young duduk bersama di taman membaca buku. Tiba-tiba ada suara yang memanggil mereka.
Eoomaaaaaa... Appaaaa... tampak dua anak kecil berlari menghampiri Soo Young dan Min Young.

Soo Young dan Min Young membuka tangan untuk memeluk putra dan putri kecil mereka.
Keempatnya bergandengan tangan tersenyum bahagia.
---THE END---

Ah finis juga nulisnya, salah satu drama favoritku di tahun lalu. Hehehe.


3 comments:

  1. ka, makasih banget buat sinopsisnya, dramanya menarik dan so sweet. kalo ada genre drama yg sama kaya gini, di recap lagi ya, makasiiiih lagiii

    ReplyDelete
  2. Sweet bgt critanya..
    Foto2ny jg sweet
    Mksh mb anis :-)
    Salam kenal... ;-)

    ReplyDelete

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.