Da Hae mendekatkan
tangannya ke wajah Do Hoon. Ia menyentuh wajah Do Hoon. “Do Hoon-ssi, maafkan
aku.” air mata Da Hae menetes. Matanya menatap tajam Do Hoon.
Do Kyung masuk ke ruang
rawat Do Hoon. Disana hanya ada Do Hoon sendiri. Sepertinya Da Hae sudah pergi.
Do Kyung menatap sedih kondisi Do Hoon yang masih belum sadarkan diri.
Da Hae sampai di luar
gedung rumah sakit dan segera masuk ke dalam taksi. Ia segera pergi meninggalkan
rumah sakit.
Dalam tidur panjangnya Do Hoon
bermimpi. Mimpi ketika dirinya masih sekolah.
Saat itu Do Kyung
mengantarnya menuju sekolah. Do Hoon ingin Do Kyung menurunkannya disini. Do Kyung
tanya kenapa, apa Do Hoon akan kabur dari upacara sekolah. Do Hoon ngotot minta
turun disini saja. Do Kyung pun menurut.
Keduanya keluar dari
mobil. Do Kyung menyusul Do Hoon. Do Hoon heran apa kakaknya ini akan ikut dengannya
ke sekolah, kenapa terus mengikutinya. Do Kyung bilang kalau hari ini upacara Do
Hoon masuk SMA jadi ia harus datang. Do Hoon tak mau, ini bukan upacara masuk
anak SD, sekarang ia siswa SMA, semua orang pasti akan melihat. Ia meminta
kakanya pulang saja.
Do Kyung ngotot ingin
masuk, sambil menepuk pantat Do Hoon. Diperlakukan seperti itu Do Hoon tentu
saja tak suka, “Ah Noona sudah kubilang jangan melakukannya lagi.” Do Hoon
merayu Do Kyung untuk segera pulang saja.
Do Kyun pun tak memaksa. Tapi
ia mengingatkan Do Hoon kalau sudah pulang sekolah langsung pulang ke rumah. Ia
berjanji akan membuatkan nasi goreng kimchi.
Do Hoon pun berjalan
sendirian menuju gedung sekolahnya. Tapi baru beberapa langkah ia berjalan ia
menoleh menatap Do Kyung. “Eomma!” Panggil Do Hoon tersenyum dan melambaikan
tangan pada Do Kyung.
Do Kyung tersenyum bahagia
mendengar Do Hoon memanggilnya Ibu. Do Hoon pun kembali berjalan seorang diri
menuju gedung sekolahnya.
Do Kyung menggenggam
tangan Do Hoon dan tertidur di samping Do Hoon. Tiba-tiba jemari Do Hoon
bergerak. Do Kyung yang merasakan itu terbangun. Ia terkejut campur senang Do Hoon
akhirnya sadar.
Perlahan Do Hoon membuka
matanya. Ia seolah ingin memaggil Do Kyung tapi suaranya tak keluar. Tapi tak
lama kemudian mata Do Hoon kembali terpejam dan ini untuk selama-lamanya.
Do Kyung terdiam mematung
melihat Do Hoon kembali terpejam. “Do Hoon!” panggil Do Kyung lirh. Tak ada
sahutan dari Do Hoon. Air mata Do Kyung pun menetes menyadari kalau putranya
telah tiada.
Hiks hiks sumpeh masih aja
nangis liat scene mimpi ini. Seolah itu adalah pamitannya Do Hoon.
Presdir Baek mendapat
kabar tentang meninggalnya Do Hoon. Tubuhnya lemas. Jimi menanyakan pada
kakaknya apa yang terjadi. Melihat kakaknya begitu sedih, ia pun bisa menebak
kalau sesuatu terjadi pada Do Hoon.
Berita meninggalnya Do Hoon
cepat tersebar ke media massa. Da Hae membaca berita di koran tentang kematian Do
Hoon. Ia duduk diam mematung mengenang awal mula pertemuannya dengan Do Hoon. Pria
yang mencitainya dan berjanji akan membuatnya bahagia. Da Hae menangis dalam
diam.
Selesai melakukan upacara
kematian Do Hoon, Do Kyung masuk ke kamar Do Hoon. Ia yang sedih kemudian
berubah murka ketika melihat foto Da Hae. Do Kyung ngamuk menghancurkan
semuanya. Terutama barang-barang Da Hae dan foto itu.
Ha Ryu menangis di kuburan
Do Hoon. Ia menyesal Do Hoon turut menjadi korban dengan cara seperti ini. Ia
menangis meminta maaf.
Do Kyung juga mengunjungi
makam Do Hoon. “Tak peduli apapun itu aku ingin melakukannya untuknya. Tak peduli
apa yang terjadi padaku, demi Do Hoon, aku akan melakukan segalanya.
Menggantikanya... aku akan disini mengantikanya.” Air mata Do Kyung menetes, “Masih
banyak yang belum kulakukan untuknya. Dan banyak hal yang belum kukatakan
padanya.”
Ha Ryu akan menyentuh
pundak Do Kyung tapi tak jadi ia lakukan.
Do Kyung yang menangis tak
bisa menerima kecelakaan yang Do Hoon alami. Ia akan menyalahkan Ha Ryu. Ha Ryu
pun mengakui kalau ini kesalahannya. Do Kyung mengatakan kalau ia tahu Do Hoon
tak akan menyalahkan Ha Ryu.
Ha Ryu mengerti itu dan
memberikan kekuatan kesabaran pada Do Kyung. Do Kyung menyandarkan kepalanya ke
Ha Ryu. Ia menangis di pelukan Ha Ryu.
Bagi Da Hae kesedihan itu
tak boleh berlarut-larut. Ia harus terus maju, tak boleh terus menangisi apa
yang terjadi. “Jika Tuhan tak dipihakku aku harus lebih kuat.” Batin Da Hae.
Presdir Baek menerima
kiriman video percakapan rahasianya dengan Seok Tae Il. Percakapan rahasia
tentang kematian suamina Jimi.
Tepat saat itu Da Hae
masuk ke ruangan Presdir Baek. Presdir tentu saja tak suka. Da Hae bertanya apa
Presdir sudah melihat video yang ia kirim. Manajer masuk ke ruangan meminta Da
Hae keluar. Tapi Da Hae diam saja. Presdir bilang tak apa. Manajer punkeluar
ruangan Presdir.
Da Hae berkata kalau
terakhir kali ia bertemu Presdir saat itu sepertinya ia dan Presdir banyak
terjadi kesalahpahaman. Ia berharap bisa menyatukan perbedaan yang menjadi
kesalahpahaman itu. “Kupkir ada yang ingin anda bicarakan jika aku datang
sebelum anda memanggilku. Terakhir kali aku sudah banyak minta maaf. Kejadian
itu, kita berdua yang salah. Aku ingin meminta maaf sekali lagi.”
Presdir Baek pun meminta
maaf. Da Hae berkata kalau ia tak mendengar ucapan Presdir. Presdir sekali lagi
mengucapkan permintaan maaf pada Da Hae. Da Hae puas mendengar permintaan maaf
Presdir, ia pamit dan berkata sampai bertemu lagi.
(Nih perempuan, kayak ga
ada rasa bersalahnya. Datang ke keluarga Baek dengan sikap angkuh)
Da Hae menemui Bibi Jimi.
Jimi tecengang Da Hae datang menemuinya. Ia tak menyangka Da Hae datang seolah
tak terjadi apa-apa. “Kau akan ditangkap dan dibunuh jika kau dtemuka disini.”
Da Hae tersenyum
mengatakan kalau ia sudah berdamai dengan Presdir Baek. “Bibi, kau pasti marah
dengan apa yang terjadi pada suamimu.” Jimi terkejut, “apa yang kau ketahui?
Apa kau menemukan sesuatu?”
Da Hae berjanji kalau ia
pati akan menemukan kebenaran tentang kematian suami Jimi. (padahal udah tahu)
Jimi ingin tahu apa yang Da Hae lihat, dengar, katakan semua yang Da Hae
ketahui.
Da Hae berterima kasih
karena terakhir kali Bibi membantunya dengan koper itu. Jimi tak sabar ia ingin
tahu apa yang terjadi dengan kematian suaminya, apa yang Da Hae tahu. Da Hae
tersenyum berkata kalau Bibi Jimi ada dipihaknya kan, karena selanjutnya masih
banyak yang harus keduanya lakukan.
Da Hae tak mengatakan apa-apa
lagi. Ia terus tersenyum angkuh dan pamit pergi membuat Jimi penasaran apa saja
yang sudah Da Hae ketahui perihal kematian suaminya.
Ha Ryu menyerahkan pada Soo
Jung album foto dari kamar Jae Woong. Soo Jung berterima kasih karena dirinya
ada didalam fotoi tu ia merasa tak nyaman meninggalkan itu disini.
Sebelum pergi Soo Jung
teringat sesuatu, bagaimana dengan Direktur Baek Do Kyung. Ha Ryu merasa kalau Do
Kyung pasti akan berusaha menjadi lebih baik lagi. Soo Jung menitip pesan agar Ha
Ryu menyampaikan bela sungkawa atas meninggalnya Do Hoon.
Ha Ryu berkata seperti apa
yang Soo Jung katakan beberapa waktu lalu ia akan berhenti memanfaatkan
perasaan orang lain. Ia akan mengatakan semuanya pada Do Kyung hari ini dan
memohon maaf padanya. Ha Ryu berterima kasih pada Soo Jung atas semuanya.
Soo Jung heran kenapa Ha
Ryu bicaraseperti itu, ia mengatakan kalau dirinya akan datang lagi minggu
depan untuk beremu dengan ayah mertuanya jadi ia harap Ha Ryu jangan bersikap
seperti keduanya bertemu untuk yang terakhr kali. Ia berharap ha Ryu juga bisa
kembali ceria.
Soo Jung menerima telepon
dari ayahnya yang meminta dirinya untuk bertemu.
Soo Jung terkejut melihat
ayahnya bersama Da Hae. Soo Jung yang tak suka melihat Da Hae menyimpan rasa
tidak sukanya itu. Da Hae tersenyum menyapa Soo Jung. Ia tak menyangka kalau Da
Hae juga akan datang kesini. Da Hae yang tersenyum menanyakan kabar Soo Jung. Soo
Jung menjawab kalau kabarnya baik, ia heran bagaimana Da Hae bisa datang dengan
ayahnya.
Seok Tae Il memberi tahu
putrinya kalau Da Hae akan bekerja dengannya sebagai juru bicara dan juga
sebagai kepala kantor. Soo Jung tak mengerti juru bicara bagaimana, bukankah
yang ia tahu kalau ayahnya ini tak jadi ikut pemilihan presiden tahun ini. Walikota
Seok menegaskan pada putrinya kalau ia akan ikut pemilu.
Da Hae mengatakan kalau
lusa ia dan walikota Seok akan mengadakan konferensi pers dengan wartawan. Walikota
Seok merasa sebagai keluarga lebih baik berbagi hal ini pada Soo Jung, itu
sebabnya ia dan Da Hae ingin bertemu dengan Soo Jung. Ia juga ingin secara
resmi memperkenalkan Da Hae sebagai kepala kantor.
Soo Jung menebak apa Da Hae
yang membuat keputusan untuk membuat kantor. Walikota Seok mengatakan kalau
sebagian besar ini merupakan ide Da Hae. Soo Jung menatap curiga dan tak suka. Walikota
Seok permisi ia harus menghadiri rapat di lantai 3 gedung ini.
Setelah walikota Seok
pergi, Da Hae mengatakan bahwa Soo Jung merupakan bagian dari keluarga calon
presiden jadi mulai sekarang Soo Jung harus memperhatikan sikap dan ucapan. Da Hae
juga mengatakan kalau seseorang dari tim manajemn keluarga akan segera bekerja
untuk Soo Jung.
Soo Jung bertanya sinis,
kenapa harus ayahnya. “Kenapa kau menjadi kepala kantor untuk kampanye ayahku?”
Da Hae tersenyum mengatakan
kalau Seok Tae Il adalah pria yang baik. Ia merasa kalau Soo Jung juga
seharusnya bergabung dengannya sebagai staf kampanye karena yang namanya
keterlibatan keluarga itu sangatlah penting. Da Hae melihat ada sesuatu yang
ingin Soo Jung sampaikan.
Soo Jung mengingat ucapan Ha
Ryu padanya. Ha Ryu meminta padanya agar ia lebih dekat dengan Da Hae. Karena satu-satunya
orang yang bisa mendekati Da Hae tanpa kecurigaan adalah dirinya. Terlebih lagi
ia adalah putri dari Seok Tae Il.
Soo Jung tersenyum pada Da
Hae dan berusaha bersikap lebih bersahabat pada Da Hae. Ia mengatakan pada Da Hae
kalau ia bisa lebih dekat dengan Da Hae. Da hae tersenyum karena merasa sudah
bisa menaklukan putri Seok Tae Il.
Doo Kyung yang masuk ke
ruangan kantor Do Hoon terkejut begitu melihat para pegawai mengemasi barang-barang
Do Hoon. Ia meminta mereka jangan menyentuh apapun. Manajer mengatakan kalau Presdir
yang menyuruh mereka untuk membersihkan ruangan Do Hoon. Do Kyung berkata kalau
ia yang akan mengurusnya. Ia meminta manajer untuk memastikan tak ada yang
masuk ke ruangan ini. Manajer mengerti.
Do Kyung melihat-lihat
barang-barang Do Hoon yang sudah dirapikan. Ia menemukan copyan rekaman CCTV
tempat parkir. Ia heran kenapa Do Hoon menyimpan rekaman cctv parkir. Do Kyun
pun melihat rekaman itu di laptop.
Do Kyung terkejut melihat Da
Hae dan HaRyu lah yang ada di rekaman CCTV. Ia tak mengerti kenapa pengacara Cha
menyeret Da Hae untuk masuk ke mobil. Apa hubungan keduanya?
Do Kyung mencoba mencari
tahu hal lain yang ada diantara barang-barang Do Hoon. Ia menemukan sebuah
alamat, restoran Pho Bay yang dikelola Bibi Hong.
Do Kyung pun mendatangi
restouran itu. Taek Bae menyambut ramah kedatangan Do Kyung yang menurutnya
sebagai pelanggan. Taek Bae menyerahkan daftar menu pada Do Kyung.
Sambil menunggu Do Kyung
memilih pesanan Taek Bbae bertanya pada Bibi Hong, “Bibi Hong apa kau sudah dengar
Ha Ryu hyung menutup kantornya?” Bibi Hong terkejut senang apa Ha Ryu yang
mengatakan begitu.
Do Kyung terkejut mendengar
nama Ha Ryu disebut oleh mereka. Karena yang ia tahu Ha Ryu adalah saudara
kembar pengacara Cha Jae Woong yang sudah meninggal.
Taek Bae mengatakan pada Bibi
Hong kalau Ha Ryu sudah tak mau lagi berpura-pura menjadi Cha Jae Woong. Bibi Hong
menilai itu keputusan yang tepat karena berpura-pura menjadi orang lain itu tak
mudah.
Do Kyung mengingat saat ia
membuka biodata Ha Ryu yang wajahnya mirip dengan pria yang ada di depannya. Saat
itu ia sama sekali tak tahu bahwa Ha Ryu memakai identitas Jae Woong.
Tepat saat itu Ha Ryu
sampai di restoran. Taek Bae dan Bibi Hong menyapa dan menyebut nama Ha Ryu.
Untuk memastikan apa yang
menjadi kecurigaannya, Do Kyung menoleh pada Ha Ryu dan benar saja itu pria
yang selama ini mengaku sebagai Jae Woong. Ha Ryu terkejut melihat keberadaan Do
Kyung disana dan tahu identitas aslinya.
Ha Ryu dan Do Kyung bicara
berdua di luar. Do Kyung tentu saja kecewa karena selama ini Ha Ryu membongi
dan mempermainkannya. “Apa kau Ha Ryu? Kau bukan pengacara Cha yang kupanggil
selama ini tapi kau Ha Ryu. Ha Ryu yang hidup bersama Joo Da Hae dan memiliki
seorang putri. Itu kau kan? Apa alasanmu mendekatiku?”
“Aku ingin membalas dendam
pada Joo Da Hae.” jawab Ha Ryu yang kemudian mendapatkan tamparan keras dari Do
Kyung di pipinya.
Do Kyung yang kecewa tak
menyangka bagaimana bisa Ha Ryu melakukan hal seperti itu. Ha Ryu minta maaf. Do
Kyung menilai kalau apa yang Ha Ryu lakukan tak ada bedanya dengan perbuatan Joo
Da Hae. “Tak peduli kau telah menipuku karena setidaknya aku masih hidup tapi Do
Hoon meninggal karena dirimu dan Joo Da Hae.” Ia tak akan memaafkan Ha Ryu. “Aku
akan membunuh Joo Da Hae.” Ucap Do Kyung penuh kebencian.
Do Kyung merenung di
kamarnya. Ia yang sedih dan kecewa hanya bisa menitikan air mata.
Seok Tae Il
mendeklarasikan diri untuk maju di pemilu presiden tahun ini. Joo Da Hae
berdiri di belakangnya.
Rakyat Korea yang
tercinta, saya Seok Tae Il akan mengumumkan pencalonan sebagai presiden. Dengan
harapan dan ekspetasi dari setiap warga negara, saya berdiri disini hari ini
dengan hati penuh kegembiraan. Sebuah negara untuk rakyat. Saya akan membangun
negara yang adil. Republik Korea yang kokoh. Saya akan berjuang demi masa depan
kalian. Saya tidak akan menyerah.
Bla bla bla bla......dari
mulai pengangguran, perindungan anak anak, kesehatan sampai pendidikan.
Do Kyung yang menonton TV
menyaksikan deklarasi pencapresan Seok Tae Il terkejut melihat Da Hae berdiri
di belakang Seok Tae Il. Do Kyung sangat dendam pada Da Hae.
Tak beda dengan Ha Ryu, ia
juga melihat berita mengenai pencapresan Seok Tae Il. Ia kemudian teringat akan
ucapan Do Kyung yang ingin membunuh Da Hae. Ha Ryu cemas dan segera pergi ke
suatu tempat.
Ha Ryu akan menemui Do Kyung
di kantor tapi Do Kyung tak ada. Semakin cemaslah Ha Tyu karena TV di ruangan Do
Kyung masih menayangkan berita tentang Seok Tae Il dan Tv masih menyala.
Presdir Baek juga demikian,
ia menonton berita itu di TV di ruangannya. Ia tak mengerti bagaimana bisa Da
Hae dan Seok Tae Il bersama.
Presdir Baek menelepon Seok
Tae Il, “kau pikir apa yang kau lakukan?”
Seok Tae Il menebak kalau
Presdir baek pasti sudah melihat berita. Presdir tak mengerti bagaimana bisa Da
Hae ada disana. Seok Tae Il memperhatikan Da He yang sibuk menjawab pertanyaan.
“Anda sekarang bisa melihat semuanya dengan jelaskan.” ucap Seok Tae Il pada Presdir
Ia ingin mengundang wartawan untuk makan malam hari ini. “Bisakah anda datang
untuk membayar makanmalamnya?”
Presdir Baek marah dan
melempar ponselnya.
Joo Da Hae masih berada di
gedung itu menerima ucapan selamat dari para reporter. Sebagian dari mereka
bertanya bagaimana dengan jadwal capres, apa yang akan dilakukan capres seok
tae ilselanjutnya. Da Hae tersenyum menikmati peran barunya sebagai juru bicara
calon presiden.
Tak jauh dari saan Do Kyung
mendengarkan mereka. Ia menatap Da Hae penuh kebencian.
Da Hae berada di ruang
rias menelepon reporter Kim. Ia memuji reporter kim sudah melakukan yang
terbaik hari ini. Tapi obrolannya terhenti ketika dirinya melihat Do Kyung ada
di ruangan itu.
Do Kyung merebut ponsel Da
Hae dan mematikannya. “Wanita iblis. Apa Ha Ryu dan kau memiliki pernikahan
atas nama hukum? Kau juga punya seorang putri. Itu tak cukup bagimu untuk
berbohong. Kau juga membunuh putraku. Kau pikir dirimu siapa.”
Do Kyung menahan tubuh Da
Hae dan meninggikan suaranya, “setelah membunuh Do Hoon bagaimana kau masih
bisa berjalan dengan sombong?”
Da Hae berkata kalau ia
juga sedih mengenai apa yang terjadi pada Do Hoon. Do Kyung membentak meminta
Da Hae jangan pernah menyebut nama Do Hoon. “Kenyataan kau telah menipu dan
mempermainkan Do Hoon aku akan membuatmu menebusnya. Kau akan mati di tanganku.”
Da Hae mengingatkan kalau Do
Kyung dan dirinya juga sama-sama telah menipu do Hoon. Da Hae yang tak peduli
mengambil tas dan berlalu dari sana.
Do Kyung melihat di meja
rias ada gunting. Ia mengambil gunting it dan keluar menyusul Da Hae.
Do Kyung mengikuti Da Hae
dari belakang. “Joo Da Hae!”panggil Do Kyung.
Da Hae menghentikan
langkahnya dan berbalik. Do Kyung berjalan maju menodongkan gunting ke arah Da
Hae. Siap akan menusukkan benda tajam itu pada Da Hae. Mata Da Hae membesar
terkejut.
Apa Do Kyung berhasil
menusuk Da Hae?
suka sama chemistrinya Ha Ryu sama Soo Jung...bukan HRnya sih tapi kembarannya apalagi pas kiss di mobil, padahal mereka mau menikah kejadian yang tak terduga terjadi...
ReplyDeleteDoo Hoon kasian udah cinta mati sama Da Hae eh malah Da haenya kayak begitu....huffft...tapi keren banget ini drama...tanks buat Anis yang udah mau ngelanjutin...
Fighting for u !!!!