Ruping memandang Du Fei dengan tatapan serius.
“Baiklah!” Du Fei mengangguk.
Ruping minta maaf kalau kemarin ia tak sopan. Kemarin Du Fei tiba-tiba menyebut Shuhuan dan ia tak berdaya menghadapinya dan hanya pergi begitu saja.
Du Fei mengerti ia paham semuanya. Ia tak semestinya mengatakan itu dan meminta Ruping melupakannya.
Du Fei : “Baik!”
Ruping berterus terang pada Du Fei bahwa sejak bulan Oktober tahun lalu ketika ia melihat Shuhuan di trem dalam hatinya hanya ada Shuhuan dan sampai sekarang dihatinya hanya ada Shuhuan.
Ruping : “Aku sangat menyukainya, aku tak bisa membohongimu!”
Ruping tahu perasaan Du Fei padanya, tapi bukankah dalam hidup ada suatu hal yang tak bisa dipaksakan. Ia juga tak bisa memaksa Shuhuan menyukainya. Ketika Shuhuan mengejar Yiping ia paham semuanya. Ia tak menyalahkan Shuhuan atau Yiping dan hanya bisa menyalahkan diri sendiri.
Air mata Ruping mulai menetes dan ia mengusapnya sendiri.
Ruping menganggap Du Fei teman yang netral. Kalau bersama Du Fei, ia merasa tak ada beban dan tak ada tekanan.
Ruping : “Kau sering bercanda dan membuatku senang. Aku suka persahabatan seperti ini.”
Du Fei hampir menangis mendengarnya tapi ditahannya.
Ruping takut suatu saat nanti ia akan kehilangan semuanya. Hari ini ia sengaja datang dan mengatakannya pada Du Fei. Ia masih diam-diam mencintai Shuhuan. Ia berharap suatu saat nanti bisa keluar dari masalahnya tapi bukan sekarang.
“Sudah jangan bicara lagi, aku paham!” kata Du Fei memotong ucapan Ruping.
“Tidak. Biarkan aku bicara!”
Ruping menganggap dirinya bodoh tapi ia tak berdaya. Ia berharap persahabatannya dengan Du Fei akan terus bertahan. Ia tak bisa menyembunyikan rahasianya dari Du Fei. Ia berharap hubungannya dengan Du Fei bisa melebihi hubungan sepasang kekasih. Ia takut kalau Du Fei akan membencinya karena tak bisa mendapatkan cintanya.
Du Fei menarik Ruping ke dalam pelukannya dan mengerti semuanya. Ia berjanji akan menjadi sahabat abadi Ruping dan mengatakan kalau Ruping tak akan kehilangan dirinya.
Ruping menangis dalam pelukan Du Fei.
Fang Yu bertanya kenapa Erhao menjemputnya.
Erhao mengatakan kalau suasana hatinya sedang tak bagus jadi ia ingin bertemu dengan Fang Yu.
Fang Yu : “Kenapa nasibku jelek sekali, setiap kali bertemu denganmu selalu saja perasaanmu sedang jelek. Apa kita akan bertengkar lagi?”
Fang Yu meminta Erhao mengatakan hal yang membuat Erhao resah.
Erhao menjelaskan kalau pagi ini ia hampir bertengkar dengan teman baiknya dan semuanya gara-gara teman baik Fang Yu-Yiping.
Fang Yu bertanya apa hubungannya dengan Yiping?
Erhao malah balik bertanya apa Yiping tak menceritakan tentang He Shuhuan pada Fang Yu?
“He Shuhuan siapa?” Tanya Fang Yu. Terus terang karena berteman dengan Erhao, ia jadinya sudah lama tak bertemu dengan Yiping. Ia tak berani mengatakan pada Yiping kalau dirinya dan Erhao sekarang berteman.
Fang Yu kembali bertanya siapa He Shuhuan?
Erhao menjelaskan kalau Shuhuan teman sekantornya pintar sastra dan bela diri. Sejak tahun lalu dekat dengan Ruping. ia dan keluarganya berfikir mungkin hubungan mereka akan berlanjut. Tapi siapa yang menyangka Shuhuan mengenal Yiping karena mewawancarai Qin Wu Ye dan langsung terpikat pada Yiping. sekarang setiap ada waktu Shuhuan selalu bersama Yiping.
Erhao juga mengatakan kejadian di rumahnya saat Yiping datang dan berpendapat kalau Yiping tahu Shuhuan itu pacarnya Ruping dan sengaja memasang jala untuk menangkap ikan (memasang perangkap mungkin)
“Apa maksudmu? Aku tak paham.” Tanya Fang Yu. Bukankah Erhao bilang Shuhuan itu orang yang baik jadi apa salahnya dia bersama Yiping. Kenapa Erhao jadi kesal.
Tentu saja Erhao kesal karena kalau Shuhuan dan Yiping bersama hasilnya tak akan baik.
“Kenapa? Kurasa kau kesal karena hubunganmu dengan Yiping yang tak baik.” kata Fang Yu. “Jadi kenapa kau marah?”
Tentu saja Erhao marah karena menurutnya Yiping mempunyai rencana yang buruk, ia tahu kalau Yiping membenci semua keluarganya dan Yiping akan melakukan apa saja untuk menghancurkan keluarganya. Ia khawatir bukan hanya Ruping yang akan terluka tapi Shuhuan juga akan menjadi korbannya.
Fang Yu marah, Yiping tak akan sejahat itu. “Kalian semualah yang menjadi penyebab kebenciannya.” Fang Yu berjalan meninggalkan Erhao
Fang Yu hanya mengatakan ia tak bisa menerima seorang kakak yang menghina adiknya sendiri.
Erhao kesal kenapa Fang Yu sama seperti Shuhuan sudah terpengaruh pada Yiping. “Kalian semua fans fanatik Yiping!”
“Memangnya kenapa kalau fans fanatik. Darah kalian adalah darah Keluarga Lu semua kekurangan yang dimiliki yiping kau juga memilikinya!”
Fang Yu mengajar Erhao dan mengatakan kalau mau pergi jangan membawa barang-barang miliknya. Fang Yu mengambil barangnya yang dibawa Erhao.
Fang Yu langsung pergi tapi Erhao mencegahnya, Ia mulai berkata lembut dan mengatakan kalau ia sudah lama menunggu Fang Yu dan ia tak berniat bertengkar dengan Fang Yu.
Erhao mengajak berdamai dan meminta Fang Yu makan malam dengannya.
Fang Yu menjawab kalau ia sudah kenyang dimarahi Erhao.
“Ayolah!” Kata Erhao. (Nurut juga si Fang Yu hahaha)
“Kurasa aku tak boleh menyembunyikan ini darimu!” kata Fang Yu.
Fang Yu menceritakan awal pertemuannya dengan Erhao ketika mengantar uang untuk Yiping. Erhao sering datang menemuinya di kampus dan mereka berteman.
Yiping tak percaya, ia menyuruh Fang Yu menghentikan semuanya. Jika Fang Yu terus bersama Erhao, Fang Yu akan rugi.
Fang Yu kesal dengan dua bersaudara ini, karena Erhao mengatakan padanya kalau Shuhuan juga akan rugi bila bersama Yiping, “Sepertinya kau harus mengenalkan aku pada He Shuhuan.”
Yiping akan mengenalkan Fang Yu pada seseorang, dia temannya He Shuhuan. “Orangnya humoris, manis sekali. Namanya Du Fei, aku akan mengenalkannya padamu!” Sahut Yiping.
Fang Yu merengut. Apa yiping pikir dirinya tak laku? Fang Yu tak mau dikenalkan dengan teman pria Yiping, ia hanya ingin Yiping berbaikan dengan Erhao dan mengatakan bukankah kita ini teman baik, “Erhao kakakmu dan juga ada He Shuhuan bukankah kita berjodoh!”
Yiping menggeleng tak percaya dan bertanya apa Fang Yu serius. Secepat itu terperosok dalam perangkap pria. Yiping menceritakan kalau sewaktu kuliah Erhao memiliki banyak pacar. Erhao paling bisa merayu wanita.
Fang Yu malah berbalik menyerang Yiping, “Bukankah kau juga secepat itu menjerumuskan diri ke perangkap pria? Aku tak menyerang Shuhuan kenapa kau menyerang Erhao?”
Yiping kembali mengatakan kalau Erhao itu playboy tulen, “Kau lihat ayahku punya 9 istri, Erhao mewarisi sifat itu dari ayahku, kau siap jadi istri keberapanya?” tanya Yiping.
“Kau juga mewarisi sesuatu dari ayahmu! Ayahmu memiliki 9 istri. Kalau aku bertemu dengan He Shuhuan aku akan tanyakan padanya, apakah dia sudah siap untuk jadi suami kesekianmu?” Fang Yu membalas serangan Yiping.
“Kau..!” Yiping kaget mendengarnya.
Hong Mudan tampil di panggung. Semua orang berdansa.
Shuhuan mengatakan pada Qin Wu Ye tak menyangka kalau wawancaranya bisa menghasilkan sebuah biografi. Ini hasil wawancara terpanjang yang pernah Shuhuan lakukan.
Qin Wu Ye memeriksa naskahnya dan bertanya apa Shuhuan puas dengan naskah yang dibuatnya?
Shuhuan menjawab kalau ia kurang puas.
“Bagian mana yang membuatmu tak puas? tanya Qin Wuye.
“Semua biografi tak akan ditulis seratus persen, tulisan ini juga sama. Dalam perbincangan kita, kau sedikit menyembunyikan sesuatu. Ini bukan biogarfi Qin Wu Ye.”
Qin Wuye tertawa, jadi maksud Shuhuan adalah Shuhuan hanya menulis kebaikannya saja dan tidak menulis tentang keburukannya.
Bagaimanapun juga tak ada yang sempurna di dunia ini. Setiap orang memiliki banyak sisi. Yang dia tulis hanya sisi yang kecilnya saja.
Qin Wuye mangangguk paham maksud Shuhuan
Erhao datang ke Da Shanghai. Ia langsung menghampiri meja dimana Yiping dan Shuhuan duduk. Ia meminta izin pada Qin Wuye kalau ia ingin bicara dengan Yiping.
Qin Wuye mengizinkan dan ia akan pergi ke kantornya untuk membaca naskah yang sudah dibuat Shuhuan dan berpesan pada Erhao untuk menjaga diri di tempatnya.
Qin Wuye memberikan isyarat pada asistennya untuk menjaga semuanya.
Erhao langsung duduk di samping Shuhuan.
Shuhuan bertanya ada masalah apa?
Erhao tak bisa mencampuri hubunganmu dengan Yiping dan berharap hubungan Shuhuan dan Yiping juga tak mengganggunya.
Shuhuan bingung mendengarnya.
Erhao memberi tahu kalau Fang Yu sudah punya pasangan yaitu dirinya dan tak perlu mencarikan pasangan untuk Fang Yu.
Shuhuan makin bingung dan bertanya siapa Fang Yu?
Yiping langsung menyahut kalau Fang Yu adalah teman baiknya dan buruan Erhao yang baru. (Hewan kali buruan hehe)
Yiping meminta Erhao meninggalkan Fang Yu, “Fang Yu gadis yang polos, aku tak mengijinkanmu menyentuh Fang Yu”
Erhao : “Kau melarangku bersama Fang yu, aku juga melarangmu bersama Shuhuan. Kau takut aku menyakiti Fang Yu, aku juga takut kau menyakiti Shuhuan, bukankah kita memang sama?”
“Apa maksudmu?” tanya Yiping.
“Kau tahu maksudku!” sahut Erhao.
“Siapa yang bersaudara dengannya, dia itu playboy ulung!” jawab Yiping ketus.
“Dan kau wanita suci di klub dansa ini!” Sambung Erhao tak kalah ketus.
“Memangnya kenapa kalau aku wanita suci di tempat ini.” Yiping mulai emosi. “Aku bisa ke tempat ini semua karena ayahmu. Beraninya kau datang dan menertawakan pekerjaanku. Waktu itu kau bersekongkool dengan ayah mencambukku!”
Erhao : “Kapan aku mencambukmu?”
Yiping : “Kau tak mencambukku tapi kau mengambilkan cambuknya dan kalian semua menikmati saat-saat aku disiksa. Bibi Xue dan Erjie tersenyum, kau pria gagah bisa saja menarik ayah tapi kau tak bergerak sedikitpun hanya menatapku dicambuki sampai aku teluka.”
Erhao : “Coba kau pikirkan aku disuruh ayah mengambil cambuk, apa aku bisa menolaknya?”
Yiping : “Tentu saja kau tak bisa menolak. Tapi kalau Ruping yang dipukul apa kau juga akan mengambilkan cambuk itu?”
Erhao kembali mengatakan kalau kedatangannya bukan membahas peristiwa Yiping di cambuk. Yiping dicambuk ayah itu karena kesalahan Yiping sendiri, tak ada hubungan dengannya. Ia datang menemui Yiping hanya untuk memperingatkan jangan pernah menghalangi hubungannya dengan Fang Yu.
Yiping : “Kalau kau mempunyai keberanian mengejar Fang Yu, aku tak dapat mencegahnya. Kalau kau tak dapat mempertahankan kepercayaan Fang Yu itu urusanmu sendiri. Jika aku bisa menghentikan hubunganmu dengan Fang Yu, aku akan menghentikannya!”
“Coba saja kalau berani!” tantang Erhao marah sambil berdiri.
Yiping akan mengumpulkan data-data playboynya Erhao dan akan memberikannya pada Fang Yu.
“Dasar kau nenek sihir. Kau belum puas menghancurkan Ruping. kau juga mau menghancurkanku!” Erhao mengambil gelas yang berisi minuman dan menyiramkannya ke wajah Yiping.
Shuhuan marah dan mengatakan Erhao sudah keterlaluan. mana boleh seorang kakak menyiram adiknya seperti itu.
Karena sudah terlanjur kesal Shuhuan menyuruh anak buah Qin Wuye membawa Erhao keluar dari Da Shanghai.
“Kalian bersekongkol menantangku. Kita lihat saja sebelum kau mengancurkanku, aku akan menghancurkanmu terkebih dulu!” Erhao berteriak dan diseret anak buah Qin Wuye.
Yiping duduk terdiam dengan wajah basah tersiram air. Shuhuan merogoh saku celananya mengambil sapu tangan dan membersihkan wajah Yiping diri siraman air. Yiping mengambil sapu tangan itu dan membersihkan sendiri wajahnya.
Karena MC panggung sudah mengumumkan lagu yang akan ia nyanyikan, Yiping segera beranjak menuju panggung. Shuhuan menatapnya cemas.
Shuhuan mengantar Yiping pulang. Mereka naik delman. Sambil menggenggam tangan Yiping Shuhuan memintanya jangan bersedih. Ia tak menyangka Erhao bisa berbuat seperti itu dan ia menyesal tak bisa mencegah semuanya.
Yiping menenangkan Shuhuan dan mengatakan itu bukan kesalahan Shuhuan
Shuhuan : “Aku melihat semuanya, tapi tak berdaya mencegahnya. Seharusnya aku meningkatkan kewaspadaan. Hatiku sakit mendengar nyanyianmu tadi.”
Yiping meminta shuhuan jangan sedih ia sudah terbiasa dengan perlakuan anggota Keluarga Lu. Penghinaan, siksaan, pukulan dan makian adalah santapan sehari-harinya. Ia sedih bukan karena dirinya tapi karena ibunya.
“Aku akan menceritakan bagaimana kami berdua meninggalkan rumah keluarga Lu!”
Yiping mulai menceritakan kisah masa lalu dirinya dan ibunya.
FLASH BACK
“Tahun itu usiaku 14 tahun. Kami baru pindah ke Shanghai. Kami semua tinggal di rumah di jalan Fuxu.”
Wenpei berada di dapur, Yiping menghampiri ibunya dan menanyakan apa yang sedang dilakukan ibunya.
Wenpei menjawab ia sedang membuat sup gingseng untuk Xueqin karena Xueqin sedang tak enak badan.
Wenpei : “Bibi Xue minta aku yang membuatkannya.”
Yiping : “Ibu kenapa kau begitu patuh padanya. Kau bukan budaknya bukan juga pembantunya!”
Wenpei : “Jangan berteriak nanti Bibi Xue mendengarnya!”
Yiping : “Memangnya kenapa kalau dia mendengarnya? Semakin kau pasrah dia semakin suka mengerjaimu!”
Wenpei meminta Yiping tak banyak bicara.
Di kamar Xueqin tiduran di ranjangnya. Ia melihat Erjie sedang bermain di box bayi di dekatnya. Tak lama kemudian Wenpei masuk membawakan sup gingseng yang dimintanya.
Xueqin membuka tutup mangkuk sup gingseng itu dan mencium aromanya. Ia kemudian menutupnya kembali. Ia marah kenapa sup itu tak ada aroma gingsengnya.
Xueqin : “Sepertinya bukan, aku tak mau meminumnya.”
Wenpei : “Sungguh ini gingseng dari Manchuria.”
Xueqin : “Dari manapun gingseng itu hanya kau yang tahu.”
Xueqin mengatakan kalau Wenpei dan putrinya itu aneh, setiap hari memandangnya dengan tatapan aneh.
Xueqin : “Kau pasti merencanakan sesuatau padaku. Kurasa kalian berencana meracuniku!”
Wenpei kaget mendengrnya. Ia tak percaya Xueqin mempunyai pikiran semacam itu
Yiping mulai kesal ia ikut bicara dan mengatakan kalau xueqin suka dimum saja, kalau tak suka tak usah diminum.
Xueqin emosi mendengarnya, ia berdiri. “inikah anak hasil didikanmu, masih kecil sudah bicara sepeti itu pada yang lebih tua.” Ia menjewer telinga Yiping.
“Aku tak salah, aku tak mau!” ucap Yiping tegas.
Plakkkkkk. Xueqin menampar Yiping. seketika itu juga sup gingseng yang masih berada di tangan Wenpei tersenggol olehnya dan mengenai Erjie.
Erjie menangis keras
Xueqin segara menggendong putranya. Ia menyalahkan Wenpei.
Xueqin : Tolong, Wenpei mau membunuh Erjie!”
Wenpei berusaha menolong Erjie tapi Xueqin melarangnya. Xueqin terus berteriak minta tolong.
Mendengar ada yang berteriak Lu Zhenhua datang dan bertanya apa yang terjadi.
Xueqin : “Cepat antarkan Erjie ke rumah sakit! Kalau tidak dia bisa mati!”
Erjie terus menangis. Wenpei kebingungan.
Yiping menjawab kalau Bibi Xue mau memukul tapi mengenai sup gingseng
Xueqin beralih ke suaminya dan dan minta maaf kalau ia tak bisa melayani suaminya lagi. Biarkan Wenpei dan putrinya yang melayani. Karena kalau ia tetap di sana cepat atau lambat ia dan anaknya pasti mati ( huhhh lebayyyy )
Xueqin : “Lihat sup gingseng panas itu sengaja ditumpahkan Wenpei pada Erjie!” (dasar tukang memutar balikan fakta)
Xueqin menangis. Lu Zhenhua memandang Wenpei dan Wenpei tertunduk.
“Aku..aku.. aku!” kata Wenpei ketakutan.
Xueqin terus menangis sambil memeluk putranya dan mengatakan kalau terjadi sesuatu pada Erjie ia tak mau hidup lagi (sono mati aja hahaha)
Xueqin meletakan Erjie di ranjangnya dan memarahi Wenpei, “Kenapa sup gingseng sepanas itu tak kau siramkan padaku saja. Kalau kau kesal lampiaskan saja padaku. Erjie baru 2 tahun. Teganya kau?” (Entar aku aja yang nyiramin sup panas ke mulutnya xueqin hahaha)
Wenpei hanya menunduk.
Lu Zhenhua menghampiri putranya yang terus menangis. Tapi kemudian berbalik menatap Wenpei dengan tatapan tajamnya.
Lu zhenhua : “Apa ku gila, kenapa berbuat seperti itu?”
Wenpei : “Aku tak sengaja. Aku tak hati-hati!”
Plaaaakkkkkk. Lu Zhenhua memukul istri ke 8 nya hingga terjatuh. (Ni keluarga doyan banget pukul-pukulan)
Yiping langsung memuluk ibunya yang terjatuh dan meminta ayahnya jangan memukul ibunya.
“Kalau hari ini aku tak memukul wanita gila ini, entah esok kau akan mencelakai siapa lagi!” ujar Lu Zhenhua sambil menendang Wenpei.
“Ibuuu!” teriak Yiping.
Yiping menarik sebelah kaki ayahnya dan meminta mendengarkan penjelasannya, jangan hanya mendengarkan penjelasan secara sepihak dari Xueqin.
Lu Zhenhua tetap tak menghiraukannya. Ia beralih memandang kemoceng yang ada di kamar itu. Ia mengambilnya dan memukulkannya pada Wenpei.
Wenpei berteriak kesakitan.
Xueqin tersenyum sinis melihat semuanya.
Yiping bergerak melindungi punggung ibunya dan meminta ayahnya berhenti memukul. Tapi teriakannya tak dihiraukan ayahnya, malah dirinya ikut dipukul.
Wenpei : “Zhenhua pukulah aku, jangan memukul Yiping!”
Lu Zhenhua : “Aku menyesal mengajak kalian berdua ke Shanghai. Anak berumur 2 tahun sudah kalian sakiti. Kubunuh kalian!”
Lu zhenhua melanjutkan pukulannya dengan kemoceng.
Yiping menghalau kemoceng itu dan memohon sambil menagis pada ayahnya agar tak memukul ibunya lagi.
Karena sudah terlanjur marah Lu Zhenhua menendang Yiping hingga terpelanting ke belakang dan tubuh Yiping membentur lemari (ngeri banget, KDRT dah nih)
Yiping terjatuh. Ia kesakitan. Ia hampir pingsan.
Yiping masih sadar dengan tegas ia meminta ibunya jangan menangis.
Yiping : “Ibu lebih baik kita pindah dari sini!”
Sambil tetap menangis Wenpei mengangguk.
FLASH BACK END
Mendengar semuanya Shuhuan makin erat menggenggam tangan Yiping, ia merasa prihatin dan belum pernah mendengar ada keluarga yang seperti itu.
“Sekarang kau sudah tahu, sejak kecil aku hidup dalam ledakan keluarga. Setiap hari dimarahi dipukuli aku tahan semuanya. Tapi pada siapa aku harus balaskan dendam ibu. Melihat hidup ibu yang kesepian hatiku sungguh sakit.”
“Dia hanya memiliki satu kehidupan yaitu menikah dengan suami seperti itu dan memiliki dua orang anak perempuan tapi yang satu sudah meninggal, siapa yang harus bertanggung jawab atas penderitaan ibuku!” ucap Yiping sambil menangis dan Shuhuan terus menatapnya.
“Benar kata ibu, aku sudah kalah sebelum berperang. Bagaimana pun juga Tuhan sudah memberikan kesempatan kepadaku. Aku memang lebih dulu mnengenal Shuhuan, tapi aku tak menggunakan kesempatan itu, malah membiarkan Shuhuan lepas dari tanganku. Aku memang payah!”
“Aku sangat mencintainya, tapi aku malah membiarkan Yiping mendapatkannya. Ada apa denganku?”
“Aku hanya meiliki dua jalan yang pertama bangkit kembali dan bertarung melawan Yiping jalan yang kedua adalah dengan membakar masa lalu.”
Ruping merobek foto kenangannya. Satu demi satu foto ia robek.
Ruping mengambil korek api. Ia benar-benar membakar foto kenangannya.
“Aku tak ingin hidup dalam kepedihan!” ucap Ruping penuh kesedihan.
Melihat ada asap di kamar Ruping. Xueqin menggedor pintu kamar dan bertanya apa yang sedang dilakukan Ruping? Barang apa yang dibakar di dalam kamar.
Mengping juga ikut menggedor pintu.
“Buka buka!” teriak keduanya sambil terbatuk-batuk.
“Aku tak apa apa hanya membakar barang yang tak berguna.” ucap Ruping sambil terus membakar fotonya.
Tapi kemudian salah satu foto itu membakar tirai yang ada di kamar Ruping. lele menggonggong panik.
Mengetahui tirai kamarnya terbakar ruping kaget. Ia mengambil selimut dan berusaha memadamkan api. Tapi api sudah terlanjur membesar. Lele terus menggonggong.
Erhao pulang dari Da Shanghai, ia kesal karena Shuhuan mengusirnya. “Penghinaan ini akan ku ingat seumur hidup!”
Erhao kaget melihat ibu dan adiknya menggedor pintu kamar Ruping dan ia tambah panik ketika melihat banyak asap yang keluar dari sana.
Lu Zhenhua datang dan bertanya apa yang terjadi.
“Aku tak tahu. Dia menguci pintu dan membakar sesuatu.” Kata Xueqin sambil menutup hidungnya.
Erhao meminta bantuan pada pembantu untuk mengambilkan air dan meminta bantuan pada yang lain untuk membantunya mendobrak pintu.
Erhao menarik Ruping dan mengambil alih memadamkan api. Bantuan air datang dan mereka semua berusaha memadamkan api.
Ruping menutup hidungnya ia terbatuk karena terlalu banyak menghirup asap.
Lu Zhenhua marah melihatnya, “kenapa kau membakar barang di kamar? Apa kau mau membakar rumah?”
“Aku hanya membakar beberapa benda yang tak ku inginkan, tak disangka tirainya terbakar.” Jawab Ruping.
“Kalau membakar seluruh rumah bagaimana? makin besar makin bodoh!” Bentak Lu Zhenhua.
Ruping diam saja.
Xueqin menenangkan suaminya dengan mengajak keluar dari kamar Ruping, “Ayo keluar kubuatkan manisan biji mutiara untuk menghilangkan stres.”
Ruping duduk di ruang tamu. Erhao mengambilkan air minum dan bertanya apa yang Ruping bakar di kamar.
Ruping hanya menjawab kalau ia membakar foto.
“Belum habis dibakar apinya sudah padam, aku terlalu bodoh untuk apa membakar barang bisu.”
Erhao mendesah dan mengatakan kalau mereka semua terbawa kedalam peperangan ayah dan Yiping.
“Kita adalah anjing dan kucing kecil yang terjepit diantara macan kumbang.”
Erhao ingat betul ketika Yiping di cambuk, “dia bilang akan balas dendam dan dia akan tersenyum mendengarkan kita semua menangis.”
Dengan sedih Ruping mengatakan kalau Yiping sudah melihat air matanya
Erhao menyemangati adiknya dengan mengatkan kalau perang baru dimulai belum terlihat siapa yang menang dan yang kalah, “kita harus mempertahankan wilayah kita!”
“Aku tak punya wilayah sejak awal Shuhuan bukan milikku. Itu hanya impianku sendiri. Sekarang aku sudah terjaga dari mimpi dan sadar bahwa semua bukan milikku. Mana mungkin aku kehilangan seseorang yang tak pernah kumiliki?”
Ruping juga mengatakan kalau Yiping tak merebut Shuhuan darinya. Ia sendiri yang ceroboh sehingga kehilangan kesempatan.
“Kalau begitu rebut kembali!” ucap Erhao. “Bertarunglah dengan Yiping, kau memiliki semuanya yang dimiliki Yiping, kecantikan dan kebeliaan. Kau juga memiliki sesuatu yang tak dimiliki Yiping yaitu dukunganku, persahabatan Du Fei dan kekuatan seluruh keluarga. Menangkan pertarungan ini! rebut kembali Shuhuan biarkan kita yang tertawa melihat Yiping menangis.”
Tapi Ruping menolak ia tak ingin melihat Yiping menangis, ia juga tak memiliki kekuatan seperti yang Erhao maksud. Menurut ruping kala dimata Shuhuan ada dirinya, Yiping tak mungkin masuk ke dalam kehidupan Shuhuan. Ia harus melepaskan shuhuan dengan tenang.
Erhao tanya apa Ruping bisa? lalu kenapa hari ini hampir membakar rumah?
Ruping diam tak menjawab. Erhao kembali mengatakan kekecewaannya, “Ternyata wanita modern lebih memilih mundur dari pada berperang.”
Du Fei membuka pintu kamarnya sambil tetap memejamkan mata.
Du Fei berusaha memakai kacamatanya tapi ia keburu menabrak karung tinju. Dan brukkk kacamatanya terjatuh.
Du Fei meraba-raba lantai berusaha mencari kacamatanya. Tapi ia malah mendapatkan bantal. Jadi tidur lagi deh di lantai hahaha...
“Du Fei, Shuhuan Cepat buka pintu!” ternyata itu suara Erhao.
Shuhuan terbangun dan segera keluar dari kamarnya. Ia berjalan setengah sadar dan Brukkkk ia kesandung kaki Du Fei yang tertidur di lantai. Shuhuan terjatuh menindih Du Fei.
Du Fei berteriak minta tolong.
Shuhuan langsung membuka matanya dan bertanya kenapa Du Fei tak tidur di ranjang malah tiduran di lantai?
“Tidur di lantai?” Tanya Du Fei “Kenapa aku tidur dilantai?” Hahahaha
“Cepat bangun pemalas! Buka pintu!” Erhao kembali berteriak.
Shuhuan membukakan pintu.
Erhao datang membawa banyak makanan. Ia menyuruh Shuhuan dan Dufei untuk segera sarapan.
Shuhuan yang masih kesal pada Erhao karena kejadian semalam di Da Shanghai langsung bertanya apa Erhao sengaja mengirimkan makanan. Erhao menjawab benar. Dan shuhuan kembali bertanya Erhao datang bukan untuk bertengkar lagi dengannya kan?
“Aku datang untuk minta maaf.” sahut Erhao. “Kemarin malam aku tak seharusnya mengamuk di Da Shanghai. Tak seharusnya aku menyiram Yiping.”
“Bukan keributan besar. Hanya sekedar keributan kecil.” Sahut Erhao dengan tenang.
“Kau bilang keributan kecil? Kau menggebrak meja juga menyiram Yiping di depan umum. Aku marah padamu. Aku malas bicara denganmu.” Sambung Shuhuan kesal.
Erhao minta maaf dan berjanji tak akan membuat keributan lagi di Da Shanghai dan berharap Shuhuan tak marah lagi padanya.
Shuhuan menebak kedatangan Erhao karena ada yang ingin dibicarakan dengannya. Erhao membenarkan.
Shuhuan dan Du Fei kaget mendengarnya.
Du Fei cemas dan menanyakan keadaan Ruping.
“Ruping tak apa-apa, hanya jarinya terbakar. Tak parah.” Jawab Erhao.
Erhao mengatakan kalau ia sekeluarga sangat kaget. Ruping mengurung diri di kamar lalu menyalakan api. Jika ia tak segera pulang ke rumah dan mendobrak pintu entah apa yang akan terjadi nanti.
Shuhuan : “Kenapa dia menyalakan api?”
Erhao : “Karena dia bodoh, dungu, pikirannya tak jelas. Dia ingin membakar kenangan. Dia tak paham kalau ingatan itu tak bisa dibakar.”
Shuhuan masih belum paham.
Erhao : “Foto itu. Dia ingin membakar foto itu. Tapi akibatnya yang terbakar tirai. Semua keluarga panik. Ayah yang tak mengetahui masalahnya, memarahi Ruping habis-habisan.”
Du Fei makin cemas mendengarnya.
Erhao : “Shuhuan, kurasa kau berhutang penjelasan pada Ruping. Segera bereskan masalahnya!”
Shuhuan : “Aku tak paham apa maksudmu? Sepertinya aku tak pernah melakukan apa-apa!”
Du Fei yang sudah tahu masalahnya kemudian menjelaskan pada Shuhuan. Sebenarnya ia ingin bicara tapi Shuhuan selalu pulang malam.
Du Fei : “Aku sangat menyukai Ruping. Jika dia menyukaiku, aku pasti akan menyayanginya. Aku rela walau harus mati. Tapi seluruh hatinya hanya untukmu. Dia sendiri yang memberitahu padaku. Sejak bulan oktober tahun lalu. Ketika bertemu di trem, dia sudah mencintaimu. Hanya ada kau dihatinya.”
Du Fei meminta Shuhuan mempertimbangkan lagi apa Ruping tak bisa mengalahkan Yiping.
Shuhuan diam.
Erhao membenarkan. Apa yang dikatakan Du Fei sebenarnya sama dengan apa yang ingin ia katakan pada Shuhuan dan meminta shuhuan memberikan kesempatan pada Ruping sekali lagi.
“Kalian tak mengerti ini bukan soal pilihan.” kata Shuhuan. “Apapun perasaan Ruping padaku aku tak boleh meninggalkna Yiping. Aku prihatin pada Ruping tapi aku mencintai Yiping. Perasaanku padanya sangat mendalam, tak tergoyahkan.” Jawab Shuhuan.
“Kalau begitu paling tidak kau bicara pada Ruping agar dia tak terlalu sedih.” kata Erhao memberi jalan keluar.
Bersambung
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...