Dong Joo kembali ke kantor polisi untuk menemui Joon Ha. Ia meminta izin pada petugas polisi agar bisa mengunjungi Kakaknya. Dong Joo diminta mengisi formulir pengunjung terlebih dahulu.
Dong Joo tanya apa ada orang lain yang tengah mengunjungi Joon Ha sekarang. Petugas minta maaf tak bisa mengatakan itu.
Di ruang kunjungan Joon Ha meminta Ny Tae untuk membawa Choi Jin Chul agar menemuinya, “Choi Jin Chul yang membuatku seperti ini. Bawa dia ke sini!” bentak Joon Ha.
Ny Tae terkejut mendengar Joon Ha berteriak padanya, “Jang Joon Ha?”
“Tae Yeon Suk, bawa ayahku Choi Jin Chul ke sini!” Joon Ha kembali membentak dan memanggil Ny Tae dengan namanya langsung.
Ny Tae terkejut Joon Ha menyebut Choi Jin Chul dengan sebutan ayah, “Sama seperti denganmu, hanya orang kelas rendahan yang bisa melakukan perbuatan seperti itu. Supaya selamat, kau meninggalkan keluargamu dan hidup seperti pengemis dengan mengandalkan orang lain!”
Joon Ha : “Apa kau punya hak untuk mengatakan itu? kau menjadikanku anak untuk membalas dendam pada Choi Jin Chul. Lalu mencampakanku ketika tujuanmu telah tercapai. Apa kau pikir aku ini orang yang hina? Kau juga orang yang bersalah!”
Ny Tae menolak anggapan Joon Ha. Ia tak mencampakan Joon Ha. Yang berubah adalah Joon ha, bukan dirinya. Ia pernah mengatakan kalau mereka akan bersama sampai mati. Bukankah Joon Ha sendiri yang menghendaki masuk ke sini (penjara). Tapi setelah masuk ke sini apa Joon Ha merasa teraniaya. “Beraninya kau memanggil Choi Jin Chul ‘ayah’ di depanku!” bentak Ny Tae.
“Siapa yang membuatku seperti ini!” suara Joon Ha tak kalah keras.
Nya Tae meminta Joon Ha jangan merubah arah percakapan. Begitu frustasinya kah Joon Ha di penjara. Akankah Joon Ha menyia-nyiakan 16 tahun dengan bersamanya begitu saja. Lalu bagaimana dengan Dong Joo. “Karena ayahmu, Choi Jin Chul. Selama hidupnya dia lebih menderita daripada dinding penjara ini. Selama 16 tahun. Tidak, selamanya. Dong Joo akan menjadi tuli sepanjang hidupnya!”
Dong Joo sangat khawatir ketika mengetahui kalau Joon Ha anak Choi Jin Chul. “Walaupun dia tahu, dia mau menemaniku ke sini. Dia memintaku untuk meminta maaf padamu. Apa kau mengerti sekarang? Kami tidak mencampakanmu. Kaulah yang telah mencampakan kami. Ini belum terlambat. Kembalilah padaku, Joon Ha!”
Joon Ha tak percaya, “Apa kau mencoba membohongiku lagi? kepada siapa aku harus kembali?”
Ny Tae : “Tentu saja pada dirimu!”
Joon Ha : “Apa bukan Dong Joo? Tae Yeon Suk jangan membuat permainan lagi. kenapa? Apa kau sudah menyadari kesalahanmu? Kau tak percaya kalau Dong Joo akan bereaksi seperti itu kan? Kau seharusnya tak membuatku menjadi Kakaknya. Kalau aku berkata begitu, dia akan tetap balas dendam pada Choi Jin Chul, begitu kan? Seperti hal-nya kau telah mempermainkanku. Bisakah aku mempermainkan Cha Dong Joo juga?”
Ny Tae marah mendengar Joon Ha akan balas dendam padanya melalui Dong Joo, “Jangan pernah kau mengganggu Dong Joo. Aku akan membunuhmu!”
Joon Ha tertawa, “Kau ketakutan. Jika aku selamat, aku akan membunuh Dong Joo kemudian kau. Kau mengerti, tunggu saja!”
Ny Tae membentak, “Apa kau pikir aku akan menunggu begitu saja?”
Joon Ha : “Jangan membuang energimu. Pulanglah ke anakmu. Tanpa aku, dia tak bisa apa-apa. Dia seharusnya ditemani ibunya!”
Ny Tae menantang, “Silakan. Coba saja. Kau anak pembunuh, tentu saja kau akan melakukan itu. Anak tak tahu malu!”
Kali ini ucapan Ny Tae benar-benar membuat Joon Ha marah.
Choi Jin Chul dan Shin Ae bergegas ke kantor polisi. Shin Ae meminta agar supir lebih cepat. Shin Ae heran bagaimana bisa Choi Jin Chul tak mengenali anaknya sendiri padahal mereka tinggal satu rumah.
Choi Jin Chul menyuruh sopir untuk putar balik mobil agar segera pulang. Shin Ae marah dan meminta membebaskan Joon Ha dulu. Ia tetap meminta supir agar malanjutkan perjalanan ke kantor Polisi.
Presdir Choi mengancam kalau Shin Ae masih cerewet, ia akan mematahkan leher Shin Ae.Dong Joo menunggu giliran untuk bisa mengunjungi Joon Ha ia terlihat sangat gelisah.
Ny Tae keluar dan Dong Joo terkejut melihat ibunya ada di sana. Ny Tae tanya bagaimana dengan perusahaan kalau Dong Joo sekarang ada di kantor polisi. Dong joo balik bertanya bagaimana dengan Kakaknya.
Ny Tae heran Dong Joo masih menyebut Joon Ha dengan sebutan Kakak. “Jangan memanggil dia seperti itu. Jang Joon Ha, katanya dia akan membunuhmu!”
Dong Joo : apa?
Ny Tae : “Joon Ha telah berpihak pada Choi Jin Chul!”
Petugas polisi memberi tahu pada Dong Joo kalau Joon Ha menolak kunjungan Dong Joo, Joon Ha tak mau menerima tamu.
Ny Tae meminta mulai sekarang Dong Joo harus bisa hidup tanpa Joon Ja, “Joon Ha bilang kau tak bisa hidup tanpa dia!”
Dong Joo membenarkan apa yang dikatakan Hoon Ha, “Kak Joon Ha telah melakukan segalanya untukku!”
Ny Tae berkata apa Dong Joo pikir itu semua dilakukan Joon Ha demi Dong Joo. Dia melakukan itu untuk kepentingannya sendiri. “Mencuri hatimu dari depan tapi melecehkanmu dibelakang!”
Dong Joo meminta ibunya jangan mencoba mempengaruhinya seperti itu, jangan mengalihkan kesalahan ibu pada tidakan Joon Ha yang tulus.
Ny Tae : tulus?
Dong Joo : “Dulu ketika di Saipan. Ibu yang menyeretku ke tebing dan membuatku bisa bicara. Tapi Kakak-lah yang membuat hidupku normal. Kalau bukan karena kebaikan hatinya, dia tak akan mungkin melakukannya selama ini. Aku tak akan melupakan semua kebaikannya!” (Love Dong Joo)
Ny Tae : “Dia berniat membunuhmu. Joon Ha sama seperti Choi Jin Chul. Dia lebih menyukai uang, dia lebih berbahaya daripada Choi Jin Chul!”
Woo Ri menyusul Dong Joo ke kantor polisi. Woo Ri memanggil Dong Joo dan yang menengok tentu saja Ny Tae. Melihat ibunya menengok, Dong Joo pun ikut menengok.
Nya Tae memandang sinis Woo Ri, “Siapa anak ini? Apa dia adik perempuan Bong Ma Roo?”
Dong Joo langsung menarik Woo Ri supaya pergi dari sana. Ny Tae berteriak meminta Dong Joo berhenti. Woo Ri berhenti menahan tangan Dong Joo.
Ny Tae tanya apa hubungan Dong Joo dengan Woo Ri. Dong Joo tak menjawab ia langsung menarik Woo Ri untuk segera pergi dari sana.
Dong Joo dan Woo Ri berada di dalam mobil. Woo Ri menghela nafas, Dong Joo memperhatikannya dari kaca mobil dan bertanya langit sudah runtuh kenapa Woo Ri menarik nafas panjang.
Woo Ri ingin tahu apa yang terjadi, “Ada apa? Kakak bagaimana?”
Dong Joo berkata kalau Joon Ha menolak kunjungannya. Ia meminta untuk sementara ini tak usah membicarakan Joon Ha dulu. “Dia tak suka melihat kita berdua bersama. Rasanya seperti orang yang ditolak cintanya. Kita tinggalkan Jang joon ha, hubungan ini hanya untuk kita berdua.”
Dong Joo tersenyum dan menggenggam tangan Woo Ri.
“Ini berbahaya!” sahut Woo Ri menaruh tangan Dong Joo ke setir mobil. Dong joo cemberut dan tak menyukai kelakuan Woo Ri ini, “Aku tak akan mau bergandengan tangan denganmu lagi!” ucapnya tapi kemudian Dong Joo kembali tersenyum dan menggenggam tangan Woo Ri lagi.
Ny Tae sampai di rumahnya dan dengan tiba-tiba ia langsung mendapatkan tamparan dari Shin Ae. Ny Tae mengacuhkannya dan berjalan menuju kamar. Presdir Choi menghalangi, “Apa yang kau ingin aku lakukan?”
Nya Tae tertawa sinis. Presdir Choi membentak meminta istrinya menjawab pertanyaannya. “Apa yang harus kulakukan untukmu?” Dengan santai Ny Tae menjawab seperti biasa saja seperti yang mereka lakukan selama ini.
Presdir Choi : “Kau sudah tahu kalau Ma Roo anakku!”
Ny Tae : “Maaf. Aku ingin menjadikannya seseorang yang berbeda darimu. Tapi sepertinya tak bisa dihindari!”
Presdir Choi yang masih emosi mencengkeram baju istrinya, “Itu pasti bohong kalau Dong Joo lupa ingatan kan? Seberapa banyak yang kau tahu?”
Ny Tae berkata pada Presdir Choi kalau mereka saat ini masih suami istri. Tak bagus kalau beredar gosip suaminya adalah seorang pembunuh.
Presdir Choi geram dan mendorong istrinya hingga jatuh tersungkur, “Apa kau punya bukti? Tentu saja kau tak akan bertingkah seperti ini kalau kau tak punya bukti. Pantas saja kau bersikeras untuk mengembalikan Woo Kyung ke tangan Dong Joo!”
Ny Tae : “Kenapa? Apa kau pikir aku tak bisa? Kau terlalu meremehkan Dong Joo. Kau sudah mendapat peringatan, jangan menyentuhnya. Woo Kyung yang telah kau besarkan ini bisa diambilnya dalam sekejap!”
Presdir Choi : “Joon Ha sudah kau ambil, rencana busuk apa lagi yang kau punya? Tentu saja jangan hanya bicara. Kalau kau bisa cobalah. Tapi anak itu.... sebelumnya kau harus menerima balasan atas kejahatanmu pada Joon Ha!”
Dong Joo ke rumah Woo Ri. Terdengar oleh Woo Ri perbincangan ayahnya dengan Paman Lee, Bibi lee dan Seung Chul. Mereka membicarakan Ma Roo anak dari Choi Jin Chul. Keluarga Lee jelas sangat tak suka.
Terdengar pula ucapan Seung Chul bahwa diantara keluarga Woo Kyung, Dong Joo lah yang paling jahat, “Dia tahu tentang Ma Roo tapi dia tak memberitahukan ini pada kita!”
Woo Ri yang mendengar ini menatap khawatir Dong Joo tapi untunglah Dong Joo tak tahu apa yang didengar Woo Ri. Woo Ri mengajak Dong Joo makan di tempat lain saja, ia beralasan kalau orang-orang di rumah sedang marah karena Ma Roo.
Dong Joo berkata bahwa mungkin saja nanti ia tak akan bertemu mereka (keluarga Woo Ri) lagi, “Izinkan aku bertemu ayahmu setelah itu aku akan pergi. Kalau pun tak dapat makan darinya mendaptakan kutukan pun tak apa-apa!” Dong Joo mengatakannya sambil tersenyum.
Young Kyu menyuruh anggota keluarga Lee keluar dari kamarnya dan mereka semua melihat kedatangan Dong Joo. Young Kyu senang melihat Dong Joo datang tapi tidak dengan raut wajah Keluarga Lee.
Bibi Lee mengingatkan Young Kyu bukankah tadi Seung Chul bilang kalau yang paling jahat itu Cha Dong Joo. Dong Joo langsung mengerti dan minta maaf.
Seung Chul berkata pada Dong Joo kalau ia akan berurusan dangan Dong Joo nanti, Seung Chul mengajak Woo Ri bicara.
Paman Lee meminta Dong Joo segera pulang, “Kami akan berdosa kalau membencimu. Kalau mau minta maaf, minta maaflah dengan cara tak usah datang lagi ke sini.” Paman Lee kemudian meninggikan suaranya, “Katakan pada Ma Roo kami bisa hidup tanpa dia!”
Young Kyu kesal dan berkata kalau ia ingin terus bertemu Ma Roo.
Paman Lee menjelaskan kalau Young Kyu belum mengetahui keadaan yang sebenarnya, “Yang terjadi adalah keluarga kita menderita kelaparan tapi Cha Dong Joo dia punya banyak makanan untuk dirinya sendiri. Dia tak memberi makan selama 16 tahun. Tapi begitu ada orang mati kelaparan dia datang sambil bicara ada makanan disini. Seperti itu. kita bersyukur karena itu.”
“Tapi dia orang baik!” ucap Young Kyu.
“Tidak, aku sudah bersalah!” sahut Dong Joo penuh penyesalan, “Walaupun aku sudah tahu kalau Kakakku itu Bong Ma Roo tapi aku tak memberitahukannya. Aku minta maaf!”
“Tak bisa dimaafkan!” seru Paman Lee.
“Kami masih menyimpan dendam!” sambung Bibi Lee.
Nenek keluar dari kamar karena mendengar keributan dan meminta semuanya jangan berisik. Nenek meminta Dong Joo masuk ke kamarnya.
Seung Chul marah karena Woo Ri mengajak Dong Joo ke rumah dalam suasana seperti ini. Woo Ri meminta Seung Chul mendengarkannya, bukannya ia membela Dong Joo tapi dia juga pasti terkejut lebih dulu mendengar kalau Ma Roo itu anak Choi Jin Chul.
Seung Chul : “Sebaik itukah kau? Apa kau pikir kau itu orang baik? Bong Woo Ri, kau pasti bangga. Tapi aku sudah tak tahan lagi, mengetahui identitas Ma Roo dan berlagak seolah-olah tak tahu. Dia melecehkan kita, aku tak tahan.”
Woo Ri meminta kalau Seung Chul tak tahu apa-apa lebih baik diam saja, jangan bertingkah seperti ini. Seung Chul membentak Woo Ri karena sudah membuatnya marah dan meminta Woo Ri jangan membela Dong Joo. Seung Chul berteriak-teriak memanggil Dong Joo.
Dong Joo berada di kamar Nenek. Nenek minta Dong Joo jangan membenci Ma Roo. “Kita harus kasihan padanya dan juga tentang Shin Ae aku tak bisa bilang apa-apa!”
Dong Joo berkata kalau kedatangannya ke sini untuk minta maaf dan meminta Nenek tak perlu khawatir. “Aku tak tahu banyak tapi hubunganku dengan Kakak tak akan berubah.”
Nenek mengatakan kalau orang dewasa sudah membuat banyak kesalahan dan anak muda yang menerima akibatnya. “Diusia muda Woo Ri sudah kehilangan ibunya. Bertemu dengan ayah yang salah, kau juga kasihan. Memiliki Nenek yang miskin dan tak tahu siapa orang tuanya sampai usia 30 tahun, Ma Roo sungguh kasihan nasibnya!”
Nenek menangis sesenggukan, apa yang harus ia lakukan dalam keadaan seperti ini. Dong Joo ikut sedih melihatnya, ia berjanji akan melakukan yang lebih baik lagi.
Melihat ibunya dan Dong Joo menangis Young Kyu jadi ikut sedih. Ia meminta ibunya dan Dong Joo jangan menangis.
Seung Chul dengan kemarahannya langsung masuk ke kamar Nenek tiba-tiba dan meminta Dong Joo keluar. Dengan kasarnya Seung Chul langsung menarik Dong Joo.
Nenek dan Young Kyu mencoba menghalangi tapi Seung Chul meminta jangan dihalangi karena itu akan membuatnya tambah marah. Seung Chul menarik Dong Joo keluar.
Woo Ri akan menyusul tapi ayahnya mencegah, ia yang akan menyusul mereka berdua.
Seung Chul dan Dong Joo berada di halaman rumah. Seung Chul melinting bajunya siap berkelahi dengan Dong Joo. Ia bahkan sudah menyiapkan kepalan tangannya untuk meninju. Tapi tak jadi ia lakukan karena Dong Joo menghadapinya dengan santai.
Dong Joo : “Tak apa-apa lakukanlah! Lebih baik kau memukulku sampai aku tak bisa berdiri!”
Seung Chul : “Dasar brengsek. Hey, apa kau pikir dengan berkata seperti itu aku tak memukulmu?”
Bug... Dong Joo tiba-tiba memukul Seung Chul hingga jatuh tersungkur. Seung Chul kaget Dong Joo memukulnya tiba-tiba, ia tak siap.
“Apa sudah cukup? pukul aku!” Perintah Dong Joo.
Seung Chul makin emosi, “Kau pasti pernah belajar tinju. Akan kulakukan dengan sungguh-sungguh!”
Bug.... Seung Chul memukul Dong Joo. Young Kyu sampai di sana dan terkejut melihat Seung Chul memukul Dong Joo. Ia meminta Seung Chul jangan melakukan itu.
Seung Chul : “Dia memukulku lebih dulu jangan menghentikanku. Dia seperti orang lemah tapi sebenarnya dia itu gangster.”
Young Kyu menarik Seung Chul agar pergi menjauh.
Young Kyu khawatir dan bertanya apa Dong Joo kesakitan karena dipukul Seung Chul. Dengan perasaan yang masih sedih Dong Joo menjawab tak sakit.
Young kyu berkata kalau Seung Chul itu sebenarnya baik tapi kali ini jangan dengarkan dia. “Dia itu selalu berkelahi di sekolah, ibunya yang bilang seperti itu. Kalau bertemu Seung Chul lagi larilah jangan berkelahi!”
Dong Joo : “Aku tak mau. Mulai sekarang kalau ada yang memukulku aku juga akan memukulnya. Selama ini aku selalu menahan diri, tapi aku malah frustasi!”
Young Kyu cemas dan meminta Dong Joo jangan frustasi, juga tak boleh berkelahi. Ia bingung apa yang harus dilakukannya.
Dong Joo bertanya dengan perasaan yang sangat sedih, “Apa yang harus kulakukan? Orang yang kusukai sudah kuberi tahu agar jangan bermain dengan orang jahat tapi dia tak mau mendengarkan. Apa yang harus kulakukan?”
Young kyu langsung mengerti maksud Dong Joo dan ingin tahu apa Ma Roo tengah bermain dengan orang jahat. “Dong Joo, Ma Roo itu anak yang baik. Dia mungkin tak mau mendengarkan. Itulah kenapa supaya Ma Roo tak bermain dengan orang jahat. Usirlah mereka pergi!”
Di luar kantor polisi Joon Ha berjalan melenggang keluar, ia menatap sekeliling. Segerombolan orang–orang datang dan memberi hormat padanya (anak buahnya Choi Jin Chul nih)
Pimpinan polisi berkata walaupun Joon Ha sudah bebas tapi Joon Ha harus tetap menunggu keputusan sidang, “Karena kau aku berada dalam posisi yang canggung. Karena menurut Presdir Choi kau adalah penerus Woo Kyung dan kau sedang menjalankan training!” Ia tak mengerti dengan pikiran Presdir Choi.
Joon Ha : “Tak perlu mencoba memahami dia, jalan hidupmu berbeda dengannya.”
Joon Ha menatap langit dan berkata kalau ia masih pusing melihat matahari apa ia sudah boleh pergi. Joon Ha langsung masuk mobil.
Dong Joo dan Woo Ri ke kantor Energy Cell. Min Soo terkejut dengan kedatangan Dong Joo dan bertanya bagaimana Joon Ha. Dong Joo tak menjawab ia malah bertanya apa sudah ada respon atas proposal untuk membuka toko di Duty Free Shops. Min Soo menjawab kalau ia sudah menghubunginya dan kembali bertanya bagaimana dengan Joon Ha. Dong Joo tak menjawab lagi dan meminta Min Soo menghubungi mereka untuk rapat besok. Dong Joo meminta Woo Ri masuk ke ruangannya.
Min Soo manarik Woo Ri dan bertanya tentang Joon Ha. Belum sempat Woo Ri menjawab, Dong Joo menyuruh Woo Ri masuk ke ruangannya.
Min Soo menatap curiga, “Tidak. Pasti bukan dia si piano-ist itu!” (emang dia hahaha)
Dong Joo membaca berkas sambil memainkan kantong kacangnya. Ia juga melihat tingkah Woo Ri yang mengelap meja kaca dengan lengan baju, Dong Joo tersenyum.
Pluk.. Dong Joo melempar kantong kacangnya dan tepat mengenai sasaran, “Bong Woo Ri kalau kau bosan kenapa kau tak menyanyi saja? Kau kan pandai menyanyi!”
Woo Ri berkata kalau ia sangat bosan di sini.
Dong Joo bertanya apa Woo Ri pikir ia mengajak Woo Ri ke sini agar bisa bersama. Dong Joo mengatakan kalau woo Ri sekarang adalah sandera. Ia menahan Woo Ri disini agar ia tahu kalau-kalau Joon Ha akan menelepon Woo Ri. Dong Joo meminta Woo Ri jangan melihatnya dan perhatikan saja telepon Woo Ri.
Woo Ri mendesah, bagaimana bisa dia menelponku dari penjara.
Dong Joo mendapat telepon ia merasa sulit harus bagaimana menerima telepon di depan Woo Ri. Ia menjawab telepon dengan meletakan di telinganya, “Ya pengacara Park!”
Woo Ri melihatnya tapi kemudian ia sadar sudah membuat Dong Joo tak tahu harus berbuat apa. Woo Ri mengalihkan diri dengan membersihkan kaca meja.
Dong Joo berkata pada Pengacara Park kalau ia tengah mengerjakan sesuatu dan meminta Pengacara Park untuk mengirim sms saja.
‘Joon Ha telah dibebaskan’ itulah bunyi sms-nya. Dong Joo memandang Woo Ri dan keduanya bertatapan. Woo Ri ingin tahu itu berita bagus atau buruk.
Dong Joo : “Kupikir kita harus menemui Jang Joon Ha.”
Joon Ha dibawa ke sebuah dermaga dan tentu saja di ujung dermaga Presdir Choi Jin Chul sudah menunggu kedatangannya.
Joon Ha berdiri dihadapan ayah kandungnya. Kemudian Presdir memandang lautan (ga tahu lautan ga tahu danau yang pasti air dah tuh banyak burung berterbangan) dan Joon Ha berdiri di samping Presdir Choi.
Presdir Choi tanya apa yang harus ia lakukan agar bisa merubah penderitaan Joon Ha selama 16 tahun bukan sebagai anaknya.
Joon Ha : “Berikan padaku bendamu yang paling penting. Dengan cara itu baru aku percaya bahwa kau memang menganggapku sebagai anakmu!”
Presdir tertawa dan mengatakan kalau ia sendiri tak tahu anaknya lahir dan tiba-tiba saja sudah berusia 30 tahun. “Perusahaan yang kubangun dengan darah dan keringatku, apa harus kuberikan padamu hanya karena kau anakku?”
Joon Ha : “Aku anak Presdir Choi Jin Chul, aku pantas mendapatkan yang sebanding dengan itu!”
Presdir Choi : “Kalau kau serakus itu seharusnya kau meminta padaku sejak dulu. Kemarin kau meletakan pisau ke leher ayahmu. Apa alasanmu berubah sekarang?”
Joon Ha berkata ia mungkin membenci menjadi anak Choi Jin Chul tapi tak bisa dirubah lagi ia memang putra Choi Jin Chul. Apapun yang ia lakukan ia tetap darah daging Choi Jin Chul. “Dan orang-orang yang memanfaatkanku karena hubungan darah itu akan kupotong tangannya. Kau akan membantuku kan? Ayah?”
Joon Ha memanggil Choi Jin Chul dengan sebutan ayah... (sakit hati saya..... huhu) Presdir Choi tersenyum.
Presdir Choi : “Kita harus meningggalkan dendam disini lalu kita pergi, aku bahkan tak tahu kau pernah lahir. Begitu aku tahu kau telah menghilang. Bong Ma Roo, kau bukan anakku. Aku tak pernah mengakuimu!”
Joon Ha : “Itu bukan salahmu. Itu kekeliruan. Sudah tahu tapi tak mengakui. Tak bisa dimaafkan. Tak akan pernah.”
Presdir Choi menepuk bahu Joon Ha, “Benar. Apapun yang akan kau lakukan, aku akan menolongmu!”
Joon Ha : “Ya Ayah. Aku akan mempercayaimu!”
Di rumah Presdir Choi, Shin Ae memasak ia menyiapkan makanan untuk Presdir dan Joon Ha.
Joon Ha datang dan melihat Shin Ae menyiapkan makanan. Shin Ae tersenyum menatap putranya, “Ma Roo!” Joon Ha mengacuhkannya.
“Aku ibumu!” seru Shin Ae tapi Joon Ha terus berjalan melewatinya dan mengambil air.
Shin Ae berusaha sebaik mungkin di depan putranya, ia menawarkan menuangkan air minum untuk Joon Ha.“Bisa kau lepaskan tanganmu!” ucap Joon Ha ketus.
Shin Ae merasa Joon Ha masih canggung dengannya. Ia berkata kalau mulai sekarang ia akan melakukan segalanya untuk Joon Ha, “Yang tadinya tak bisa kuberikan padamu akan kuberikan!”
Joon Ha berkata diusianya yang sekarang ini ia bukanlah anak yang tergantung pada Ibunya, “Apa yang akan kau lakukan untukku, Kim Shin Ae?” (Joon Ha belum menyebut Ibu ke Shin Ae)
Shin Ae : “Akan kulakukan apa yang hatiku ingin lakukan.”
Joon Ha : “Aku tak bisa menerimanya.”Presdir Choi datang dan bertanya sedang apa mereka berdua lakukan.
“Ayah!” panggil Joon Ha.
“Ya!” Presdir menyahut.
Joon Ha melirik ke arah Shin Ae, “Kita tak membutuhkannya!”
Shin Ae terkejut dengan apa yang dikatakan Joon Ha, “Ma Roo. Aku Ibumu!”
Shin Ae diseret keluar oleh penjaga. Ia meronta melepaskan diri, Shin Ae berteriak memanggil nama Ma Roo, “Ketika dia menyuruhku aborsi aku tetap mempertahankanmu. Kalau bukan karena aku, kau tak akan ada di dunia ini. Ma Roo, Bong Ma Roo jangan seperti ini. Aku bukan orang lain. Kau anakku, aku yang melahirkanmu!”
Joon Ha hanya menatapnya dingin.
Shin Ae : “Choi Jin Chul apa kau sudah lupa? Apa kau pikir aku akan diam saja? Kau sudah berbuat kesalahan!”
Shin Ae dimasukkan ke dalam mobil.
Joon Ha bertanya apa Ayahnya lapar. Presdir menjawab karena sudah terlanjur disiapkan ia mengajak Joon Ha makan bersama.
Bersambung ke Part 2
Bonus Picture
Joon Ha : "Ayah apa kau punya permen, yang aku makan sudah hampir habis!"
Presdir Choi : "Punya. Kau mau permen apa... aku menyimpan banyak di saku jas-ku!"
wehehehe.....
Note :
Akhirnya aku post setengah episode (lirik-lirik Irfa hehe) tadinya mau aku post full episode tapi apa mau dikata penulisannya belum selesai... Episode selanjutnya entah kutulis full atau di bagi 2 nanti lihat situasi dan kondisi...
Tadinya aku targetin selesai sampai episode 30 di akhir bulan ini tapi kayaknya ga bakalan kesampaian deh... hehe yang sabar menunggu ya....
hihi... Anis akhirnya ketularan virus part juga... ga apa2 nis.. biar pembaca makin penasaran.. dan lebih banyak yang menunggu dengan harap2 cemas..
ReplyDeletehahaha ketularan dikit-lah toh tulisanku yang sebelumnya (The Musical) juga aku buat 2 Part hehe dan memang karena penulisannya belum selesai...
ReplyDeleteAku lompat mba komentnya hehehe :p
ReplyDeleteJadi bingung si Joon Ha punya rencana apa ya. Gak mungkin dia mihak ke bapaknya, secara bapaknya jahat -___-
waah jon ha, sudah mengusir ibunya, apa mungkin ntr berlanjut ke choi jin, terus tae suk, ddan selanjunya dong jo (pasti utk adeknya g akan tega)
ReplyDeletedong joo itu terlalu manissss, kulitnya aj udah kaya edward cullen... :D
ReplyDeletedong joo itu terlalu manisss..kulitny aj udah kaya edward cullen :D
ReplyDelete