Wednesday, 7 March 2012

Sinopsis Can You Hear My Heart Episode 24

Di tengah-tengah acara Make Up Show Dong Joo memutuskan untuk membuka kebenaran mengenai keadaan yang sebenarnya.
Dong Joo mengatakan kalau telinganya tak bisa mendengar tapi ia baik-baik saja karena seseorang mengatakan padanya, “Cha Dong Joo kau bukan orang yang tak bisa mendengar tapi kau orang yang bisa melihat dengan baik!” Dong Joo mengatakannya seraya menatap Woo Ri.

Woo Ri memperagakan bahasa isyarat ‘bodoh’ Dong Joo tersenyum melihatnya dan kembali mengatakan pada audiens kalau ia bukan orang yang tak bisa mendengar tapi orang yang bisa melihat dengan baik. Semua kamera mengarah padanya.

Dong Joo kembali berkata walaupun ia tak bisa mendengar suara orang yang ia cintai tapi suara dari mata, hidung, mulut dan alis itu sudah menyatakan segalanya. Ia lega bisa melihat semua itu. Oleh karenanya, ia merasa tak perlu malu menjadi seorang tuna rungu.

Kemudian Dong Joo melanjutkan ke acara inti dari Make Up Show-nya yaitu acara final dan keluarlah para model peserta Make Up Show. Semua memberikan tepuk tangan.
Presdir Choi masih duduk diam. Semua wartawan menghampirinya meminta konfirmasi kondisi Dong Joo. Presdir tak menjawab pertanyaan wartawan. Sek Kim mengingatkan kenapa Presdir tidak segera keluar saja. Presdir beralasan kalau acara Make Up Show-nya belum selesai dan ia terus menatap Dong Joo yang masih berdiri di panggung.
Ny Tae meminta Joon Ha segera menyelesaikan ini, masih ada waktu untuk mengontrol semuanya. Ia sudah bekerja keras selama 16 tahun. Ia memohon Joon Ha bicara dengan Dong Joo karena Dong Joo sangat patuh pada Joon Ha. Ny Tae menginginkan ucapan Dong Joo yang barusan itu diralat.
Joon Ha tak bisa berbuat apa–apa. Apa Ny Tae tak mendengar ucapan Dong Joo. Dong Joo sudah tak membutuhkannya. Ny Tae terlihat ketakutan.

Dong Joo akan turun dari panggung, sebelum turun ia melirik ke arah Woo Ri yang masih menatapnya. Keduanya saling melempar senyum. Melihat Dong Joo sudah turun dari panggung Ny Tae segera menyusulnya. Woo Ri terlihat cemas.
Ny Tae marah atas apa yang sudah Dong Joo lakukan. Ia menyuruh putranya kembali ke panggung dan katakan ucapan Dong Joo tadi hanya untuk menarik perhatian saja. Dong Joo menolak ia tak mau berbohong lagi. Ny Tae tetap menyuruh Dong Joo untuk meralat kata-kata Dong Joo tadi. Dong Joo meminta ibunya menghentikan semuanya. Ny Tae marah menghentikan apa, memulai saja belum. “Kau akan menghancurkan apa yang telah kita bangun selama 16 tahun!”

Dong Joo memohon ibunya jangan seperti ini lagi, ia tak bisa menjilat ludahnya lagi. Ibunya tanya apa ini semua karena Joon Ha, apa karena Dong Joo takut Joon Ha pergi, apa Dong Joo takut orang lain mengetahuinya lebih dulu. Nya Tae meminta putranya memikirkan apa yang sudah Dong Joo lalui hingga sampai ke tahap ini. Apa Dong Joo lupa apa yang sudah Choi Jin Chul lakukan terhadap Dong Joo.

“Dia membunuh Kakekmu di depan matamu dan membuatmu menjadi tuli!” Apa Dong Joo mau memperlihatkan kelemahan Dong Joo pada Choi Jin Chul. “Pikiranmu sedang tak beres besok kau akan menyesal!” Dong Joo menegaskan kalau ia tak akan meneyesal. Ia tak mau berpura-pura lagi. Ny Tae terlihat sangat frustasi kenapa putranya jadi seperti ini. Siapa yang menyuruh Dong Joo berbuat seperti ini. Dong Joo berkata kalau tak ada yang menyuruhnya, ia sendiri yang sudah tak tahan.

Ny Tae meminta Dong Joo bertahan lagi karena Choi Jin Chul dan Joon Ha sedang menertawakan Dong Joo. Woo Ri berdiri tak jauh dari sana mendengarkan ibu dan anak ini bicara. Dong Joo kembali berkata kalau sekarang ia sudah merasa lega karena bisa mengungkapkan semuanya. Ia merasa hidup kembali. Jadi ia meminta ibunya merelakan ini. Ia tahu ini pasti sulit untuk ibunya, tapi dengan cara seperti ini ia bisa hidup kembali. “Sama seperti ketika ibu membiarkan aku hidup di tepi tebing, sekali lagi biarkan aku hidup.”

Ny Tae menolak ia tak bisa melakukan itu. Bagaiamana dengan rencana mereka untuk menjatuhkan Choi Jin Chul. Dong Joo tanya siapa bilang tidak bisa, ia bukan anak kecil lagi. Ia tak bisa ditakut-takuti lagi bahwa ia tak akan bisa berbuat apa-apa karena ketuliannya.
Ny Tae : “Apa kau mau melihat ibumu mati? Ikuti perintahku. Katakan kalau ini semua hanya pertunjukan. Dengarkan ibumu, ini untuk kebaikanmu. Dong Joo, kau benar-benar baik-baik saja. Selama ini tak seorang pun menyangka. Kenapa baru sekarang kau mengatakannya? Kembalilah ke panggung!”
Dong Joo tak tahan lagi dan menarik ibunya keluar dari sana. Woo Ri akan mengejar mereka tapi Joon Ha menahannya.
Joon Ha : “Kau sudah lama tahu kan?”
Woo Ri terlihat cemas dan tak menjawab pertanyaan Joon Ha. Joon Ha kembali bertanya sejak kapan Woo Ri mengetahui semuanya. Woo Ri kembali tak menjawab dan meminta Joon Ha mengejar Dong Joo.
Joon Ha : “Kenapa? Apa yang harus ku khawatirkan? Katanya dia tak akan berbohong lagi. Apa itu yang terbaik untuknya? Kenapa tidak kau saja yang mengejar mereka?”
Joon Ha langsung pergi meninggalkan Woo Ri. Woo Ri sangat mencemaskan Dong Joo.
Dong Joo menarik paksa ibunya hingga ke tepi kolam renang. Ibunya meronta melepaskan diri. Ny Tae berkata kalau Dong Joo tak mau meralat ucapan Dong Joo biar ia saja yang melakukannya dan Dong Joo menunggu disini.
Dong Joo berbicara dengan suara keras apa harus ia mengatakan pada seluruh dunia agar ibunya mau menerima itu. Karena walapun itu sekarang, besok, atau selamnya ia akan tetap tuli. Jadi ia meminta ibunya menghentikan semua ini.
Ny Tae berkata apa Dong Joo pikir ini semua ia lakukan hanya untuk dirinya sendiri. Ini semua ia lakukan untuk putranya. Kenyataan bahwa anaknya terhina karena Choi Jin Chul. “Apa kau pikir aku mampu menghadapinya? Walaupun Joon Ha meremehkanmu, melukai kelemahanmu dan menyakitimu. Anakku menderita seperti ini, bagaimana aku bisa diam saja?”
Dong Joo menegaskan kalau ia jadi seperti ini bukan karena dilukai orang lain tapi ia dilukai oleh ibunya sendiri. “Menyakitinya dan dia sudah tak tahan lagi. Kenyataan bahwa dia tak bisa mendengar suaranya sendiri sudah membuatnya frustasi. Merasakan terkurung dari dunia seperti sebuah buku cerita rasanya seperti mati. Biarpun ibunya bicara padanya, Choi Jin Chul musuhnya, atau juga Joon Ha tapi karena dia tak bisa mendengar semuanya sama saja!”
“Dimata anakmu ini tak ada bedanya orang itu bicara atau mengonggong. Tapi ibunya tak pernah mengerti itu. Bukan karena dia tak bisa mendengar tapi karena ibunya yang tak bisa menerima dia apa adanya. Ini menyakiti hatinya, dia seperti hidup tapi hatinya ingin mati!” Dong Joo menangis mengatakan ini.
Ny Tae juga menangis mendengar Dong Joo mengatakan ini, “Dong Joo?”
Dong Joo : “Apa yang ibu katakan? Ibu seperti memanggil namaku tapi air mataku membuatku tak jelas melihatmu. Ibu tahu betapa sesaknya dada ini. Walapun kurobek jantungku dan mencungkil telingaku. Sekali saja, sekali saja. Kalau aku bisa mendengar, kau tak akan mengerti keputusasaanku.”

Ny Tae meminta putranya tenang, ia minta maaf. Ia melakukan ini karena ia mencintai putranya.
Dong Joo : “Apa katamu? Aku tak bisa mendengar. Katakan. Aku mau dengar. Katakan sampai aku mengerti.”
Ny Tae cemas, “Kenapa kau seperti ini?”
Dong Joo memegang kedua bahu ibunya erat, “Apa katamu? Apa katamu, Bu?”
Ny Tae : “Aku mencintaimu. Aku mencintaimu. MENCINTAIMU!”

Dong Joo langsung meraih tubuh ibunya dan menceburkan diri ke kolam bersama ibunya. Keduanya berada di dalam kolam.
Di dalam kolam Dong Joo berusaha bicara pada Ibunya, “Katakan padaku. Katakan Bu. Katakan padaku Bu. Aku tak bisa mendengarmu. Katakan kau mencintaiku. Aku tak bisa mendengar apa-apa!”
Dong Joo lemas ia hampir tenggelam. Ny Tae berusaha menggapai putranya. Dong Joo tak sadarkan diri di dalam kolam. Ny Tae mengguncang-guncang tubuh putranya.
Dong Joo dibawa dengan ambulance menuju rumah sakit. Dong Joo tak sadarkan diri. Ny Tae berusaha membangunkan putranya. Petugas meminta Ny Tae jangan seperti itu. Ny Tae tak peduli ia terus meminta putranya untuk bangun.

Petugas berkata kalau denyut nadi Dong Joo masih ada tapi ia tak tahu kenapa Dong Joo masih belum sadar. Ini mungkin karena dia shock dan bertanya apa Dong Joo memiliki masalah di jantung atau di otak. Ny Tae cemas dan menggeleng tak ada. Ia tak ingin semua orang tahu kondisi putranya. Ny Tae meminta petugas jangan menyentuh putranya, ia memiliki dokter pribadi.

Joon Ha pulang ke apartemennya. Ia merenung di kamar. Ia mengingat ucapan Dong Joo ketika mengaku di depan umum kalau Dong Joo tak bisa mendengar.
Ponsel Joon Ha berdering, Ny Tae meneleponnya. Suara Ny Tae terdengar panik dan mengatakan kalau Dong Joo sekarang sekarat. Joon Ha ikut panik dan meminta Ny Tae mengatakannya dengan jelas.
Ny Tae meminta Joon Ha cepat datang dan mengatakan kalau Dong Joo jatuh ke kolam dan sekarang tak sadarkan diri. Joon Ha tanya dimana Ny Tae sekarang. Ia meminta teleponnya diberikan pada dokter atau siapapun petugas medis di sebelah Ny Tae. Tapi Ny Tae menolak ia hanya mau Joon Ha yang memeriksa Dong Joo.

Joon Ha membentak ia perlu tahu keadaan Dong Joo yang sebenarnya. Ny Tae ikut membentak ia makin panik maka dari itu Joon Ha harus datang karena Joon Ha dokter pribadi Dong Joo, “Apa Kau lupa? Cepat selamatkan dia!” Joon Ha diam tak menjawab. Ny Tae terus memanggilnya.

Joon Ha : “Aku bukan lagi seorang dokter!”
Ny Tae terkejut mendengarnya dan kembali mengatakan kalau Dong Joo terjatuh di kolam, kalau ada apa-apa dengan Dong Joo bagaimana. Ny Tae mengeraskan suaranya meminta Joon Ha datang.
Tiba-tiba sikap Joon Ha jadi dingin lagi ia berkata, “Kalau terjadi apa-apa pada Dong Joo. Tae Yeon Suk kau akan mati!” Joon Ha langsung menutup telepon.
Dong Joo membuka matanya. Ny Tae langsung bicara dengan putranya, tapi petugas meminta Ny Tae jangan mengajak bicara dulu karena ia harus memasang masker oksigen. Tapi Dong Joo berusaha menyingkirkan masker oksigen dari wajahnya. Dong Joo melihat sekeliling dan memandang ibunya. Ny Tae menggenggam tangan Dong Joo. Dong Joo kembali memejamkan matanya.
Joon Ha duduk di ruang tamu sambil menonton TV tapi pikirannya melayang kemana-mana. Ia teringat ketika ia bertanya pada Dong Joo, apa Dong Joo tak mendengar dirinya bicara. Apa Dong Joo tak mendengar suaranya.
Joon Ha langsung mematikan TV dan akan pergi keluar. Tepat saat itu Presdir Choi datang berkunjung ke rumah putranya. Joon Ha tak jadi pergi.
Woo Ri di kamarnya berusaha menghubungi Dong Joo tapi ponsel Dong Joo tak aktif. Woo Ri kemudian menekan tuts pianikanya. Tentu saja tak mengeluarkan suara karena ia tak meniupnya.
Dong Joo mengenakan masker oksigen Ny Tae terus menggenggam tangan putranya. (kok lama amat ya belum sampai sampai rumah sakit)
Joon Ha dan Presdir Choi minum bersama. Presdir bertanya kenapa Joon Ha tak mengatakan padanya tentang kondisi Dong Joo yang sebenarnya. Bukankah Joon Ha sudah mengetahui itu. Joon Ha malah balik bertanya apa Presdir Choi menyesal sudah berbuat kasar pada Dong joo.
“Kau tak tahu betapa memalukannya ini di depan para wartawan!” Sahut Presdir. Ia tak akan seterkejut ini kalau sebelumnya Joon Ha mengatakan padanya. Joon Ha minta maaf ia lupa karena ia selalu memikirkan ia dan ayahnya dan tak tahu kalau Ayahnya begitu perhatian pada Dong Joo.

Presdir Choi : “Kedua telinganya tak bisa mendengar!”
Joon Ha : “Kenapa? Apa Ayah merasa bersalah?”
Presdir Choi : “Bukan aku penyebab kecelakaan itu. Itu kesalahannya sendiri!”
Joon Ha : “Bukankah Ayah yang mencabut selang oksigen Kakek di depan matanya?”
Presdir marah meminta Joon Ha menutup mulut. Joon Ha ikut emosi kenapa dengan ayahnya, bukankah anaknya ada disini. Walaupun Dong Joo tak bisa mendengar dia masih bisa bicara, mengemudi bahkan bermain piano.
Joon Ha meminta ayahnya tak perlu merasa bersalah. “Ayah, orang yang harus Ayah perhatikan adalah aku. Ayah, kau harus perhatikan anakmu yang sudah diperalat Tae Yeon Suk. Apa Ayah tahu alasan Dong Joo mengungkapkan semuanya di tempat itu. Terutama di tempat yang banyak wartawan?”
Woo Kyung perusahaan yang telah Presdir Choi bangun selama 30 tahun. Orang-orang akan menghubungkannya dengan Cha Dong Joo. Seorang anak yang tuli, ahli waris sah dia Cha Dong Joo. Joon Ha berpesan Ayahnya jangan menganggap enteng Cha Dong Joo kalau Ayahnya tak mau kehilangan Woo Kyung.
Paman Lee berteriak memanggil nama Young Kyu. Ia terlihat tergesa-gesa. Young Kyu tengah membagikan nasi untuk sarapan. Nenek dan Shin Ae heran melihat kedatangan Paman Lee yang terpogoh-pogoh membawa koran.
Seung Chul bertanya pada Young Kyu dimana Woo Ri karena ia tak melihatnya.
Paman Lee bicara gelagapan, Young Kyu... Cha Dong Joo, Cha Dong Joo!”
Seung Chul heran dan merebut koran yang dibawa ayahnya. Ia membaca berita di koran dan terlihat sangat terkejut, “Tidak mungkin!” sahutnya. Seung Chul langsung terduduk.

Young Kyu penasaran ada apa dengan Dong Joo. Bibi Lee yang baru tiba dari dapur ikut menyahut ada apa. Ia ikut membaca koran dan terkejut juga. Nenek ikut penasaraan ada berita apa di koran.
Paman Lee : “Cha Dong Joo... telinganya.... Dia tak bisa mendengar!”
Shin Ae dan Nenek juga terkejut mendengarnya. Shin Ae langsung merebut koran yang masih berada di tangan Seung Chul.
‘Aku bukan orang yang tak bisa mendengar tapi aku bisa melihat dengan baik’ diungkapkan oleh Cha Dong Joo ahli waris Woo Kyung.
“Apa ini? Apa kedua telinganya tak bisa mendengar? Apa itu isi beritanya?” Tanya Nenek.
Paman Lee menjelaskan kalau Dong Joo terjatuh dari lantai 2 ketika berusia 13 tahun dan itu yang menyebabkan telinganya tak bisa mendengar.
Paman Lee melihat ekspresi Young Kyu yang biasa-biasa saja tak kaget mendengar berita yang menghebohkan ini. Ia bertanya apa Young Kyu sudah tahu hal ini. Young Kyu menjawab ya dan bertanya kenapa hal ini bisa muncul di koran, “Mi Sook dan Dong Joo bukan orang jahat. Apalagi dia tuli. Aku dan Woo Ri merahasiakan ini!”
(Menurut Young Kyu mungkin setiap orang yang masuk koran itu orang jahat dan dia heran kenapa berita mengenai Dong Joo bisa masuk koran padahal Dong Joo bukan orang jahat)

Seung Chul kaget ternyata Woo Ri sudah mengetahuinya. Young Kyu mengaku kalau ia dan Woo Ri merahasiakan ini. Seung Chul tanya dimana Woo Ri sekarang.
Shin Ae langsung berseru kalau sudah tahu kenapa tak bilang. Ia langsung mengambil kesimpulan inilah yang menjadi penyebab kenapa Tae Yeon Suk membawa Ma Roo pergi. Shin Ae berkata kalau Tae Yeon Suk sekarang pasti tak akan diam saja. Anaknya tuli dan Ma Roo mengincar Woo Kyung dan sekarang ia juga tak bisa diam saja.

Seung Chul terus bertanya pada Young Kyu dimana Woo Ri. Young Kyu geleng-geleng tak mau mengatakannya. Nenek merasakan kepalanya pusing mendengar berita yang mengejutkan ini.
Joon Ha berada di ruangannya bersama dua orang wartawan.
Wartawan bertanya orang-orang menanyakan penunjukan Joon Ha sebagai CEO yang baru apa selama ini Joon Ha akan mendukung Dong Joo. Joon Ha menjawab kalau Dong Joo tidak akan bisa menjalankan Energy Cell sendirian.
Wartawan : “Ada yang bertanya padamu selama persiapan make up show kemarin kudengar Jang Joon Ha memanggil Tae Yeon Suk dengan sebutan ‘Ibu’. Apa hubungan kalian berdua?”
Joon Ha : “Apa kalian tahu kenapa kalian kupanggil kemari? Aku ingin artikel kalian tidak membuat image Energy Cell jatuh.”
Wartawan mengatakan kalau acara show kemarin beritanya sangat populer di internet. Para pengguna internet banyak yang bersimpati dengan keadaan Dong Joo.
Joon Ha : “Akankah Woo Kyung sukses di bawah kepemimpinan seseorang yang cacat?”
Joon Ha memberikan berkas tentang sejarah peristiwa hilangnya pendengaran Dong Joo dan meminta jangan memancing rasa penasaran orang lagi sampaikan saja fakta ini dan rasa penasaran orang di internet akan mereda.
Wartawan bertanya bisakah ia mewawancarai CEO Cha sebelum mereka menerbitkan artikel ini. Joon Ha menjawab kalau Dong Joo bisa diwawancarai dirinya tak akan memanggil wartawan ke tempatnya. Walapun Dong Joo yang memulainya tapi sekarang dia sedang panik karena takut masalah ini tidak selesai.
Staf Energy Cell sibuk menerima banyak telepon yang masuk karena pemesanan kosmetik. Kim Bi menyahut ternyata orang korea gampang sekali dipancing rasa kasihannya dan sekarang pesanan barangnya menjadi tiga kali lipat. Min Soo mengingatkan Kim Bi agar menjaga ucapannya, itu bukan kasihan tapi rasa simpati.

Woo Ri sampai di kantor Energy Cell. Melihat kedatangan Woo Ri, Min Soo langsung bertanya apa Woo Ri tahu di mana keberadaan Dong Joo. Woo Ri juga mau menanyakan itu apa Dong Joo tak menghubungi kantor. “Bukankah kau sekertarisnya?” tanya Min Soo. Woo Ri beralasan kalau ia tengah mengerjakan tugas lain jadi tak tahu keberadaan Dong Joo. Woo Ri tanya apa Joon Ha ada. Min Soo mengatakan ketika ia menanyakan keberadaan Dong Joo, Joon Ha menjawab tak tahu.

Wartawan keluar dari ruangan Joon Ha. Min Soo meminta Woo Ri menanyakannya langsung pada Joon Ha dimana Dong Joo. Min Soo menyuruh Woo Ri cepat masuk ke ruangan Joon Ha.
Woo Ri sudah di dalam ruangan, Joon Ha tak langsung memandangnya. Sebelum Woo Ri bertanya Joon Ha sudah tahu apa yang akan ditanyakan Woo Ri. “Dimana Cha Dong Joo? Dia di rumah sakit Hankook kamar 129 ruang VIP!” jelas Joon Ha. Woo Ri berterimakasih dan akan langsung keluar ruangan tapi Joon Ha memanggilnya.
Joon Ha : “Kau tak perlu menebak wajahku aku tak marah padamu!”
Woo Ri : Kakak?
Joon Ha : “Aku tak marah padamu yang menyukai Cha Dong Joo, tapi kepadaku kau juga begitu.”
Dong Joo sudah berada di rumah sakit disana ada Dokter Jang. Ny Tae setia menemani putranya, “Kenapa Dong Joo tidurnya lama sekali?” ucap Ny Tae khawatir seraya menggenggam tangan putranya.
Dokter Jang berkata kalau Dong Joo butuh istirahat jadi biarkan saja dia tidur agak lama. Ny Tae masih cemas, “Dia tak apa-apa kan?” Dokter Jang meminta Ny Tae tak usah khawatir.
Dokter Jang memandang Dong Joo, “Hey anak nakal. Berilah petunjuk padaku, kalau kau mengaku seperti itu lalu aku bagaimana? Apa kau pikir mulutku juga tidak gatal untuk menceritakan itu?” Dokter Jang menjitak kepala Dong Joo. (ya ampun dokter kok dijitak hehe)

Ny Tae merasa ketika Dong Joo bangun nanti dia akan menyesal. Ia emosi dan berkata kalau ini semua karena Joon Ha. Joon Ha sudah memojokkan Dong Joo melakukan ini. Ini semua karena dia.
Dokter Jang mengatakan kalau sekarang bukan saatnya untuk menyalahkan siapa-siapa, tapi pikirkanlah bagaimana caranya menolong Dong Joo ketika dia sadar nanti. Dong Joo sudah berani melangkah sejauh ini tapi bagaimana dia akan menghadapi tatapan orang-orang, setelah ini tidaklah mudah.
Ny Tae : “Dokter, apa menurutmu Dong Joo sudah bisa dioperasi? Dari luar dia tampak baik-baik saja. Kita bisa mempertimbangkannya lagi!”
Dokter Jang : “Nyonya, sudah kubilang padamu. Walaupun kau menyembunyikannya dari dunia keadaannya yang tuli. Dong Joo tahu itu. Jangan lagi kau memaksa dia!”

Ny Tae masih belum menerima keadaan putranya lalu apa yang harus ia lakukan. Ia sangat frustasi dengan kondisi putranya ditambah lagi Joon Ha sekarang berusaha mengambil alih posisi Dong Joo. Bahkan Joon Ha yang begitu menyayangi Dong Joo sekarang malah mengacungkan pisau pada Dong Joo. “Dong joo sudah mengungkapkan kelemahannya, lalu bagaimana dia akan menghadapinya setelah ini?”

Dokter Jang meyakinkan kalau Dong Joo itu anak yang kuat. Ia meminta Ny Tae jangan lagi menutup pintu keluar bagi Dong Joo ketika Dong Joo sudah berhasil berjuang untuk keluar. (Ya ampun jidat-nya dokter jang sampe mengkilap gitu ya haha)
Woo Ri tiba di rumah sakit, ia langsung menuju ruang rawat Dong Joo. Di depan pintu ruang rawat ia berpapasan dengan Ny Tae dan Dokter Jang. Ny Tae langsung memasang wajah tak suka. Dokter Jang pamit akan ke ruangan dokter dan berpesan kalau ada apa-apa Ny Tae bisa menghubunginya.
Ny Tae memandang dingin Woo Ri, “Benarkah saudaramu yang membawamu ke sini? Benarkah Bong Ma Roo mengecek apa Dong Joo masih hidup atau sudah mati?”

Woo Ri berkata kalau Kakaknya sangat mengkhawatirkan Dong Joo. Ny Tae meminta Woo Ri pergi. Woo Ri memohon ia ingin melihat keadaan Dong Joo sekali saja.
“Pergi!” tegas Ny Tae. “Katakan pada Kakakmu kalau Dong Joo baik-baik saja. Rencana Kakakmu tak akan berhasil.”
Woo Ri menjelaskan kalau Kakaknya tak bermaksud begitu tak ada yang berharap Cha Dong Joo celaka. Ny Tae mengingatkan kalau nama putranya bukan nama yang boleh Woo Ri sebut asal-asalan dan meminta Woo Ri jangan pernah menemui putranya lagi.

Woo Ri tetap bersikeras ingin menemui Dong Joo, ia sangat mengkhawatirkan Dong Joo dan bertanya apa Dong Joo sehat atau sakit. “Tidak tidak dia sadar atau tidak?” Woo Ri bertanya setengah menangis. Ny Tae makin kesal melihat tingkah Woo Ri, “Apa kau mempengaruhi Dong Joo dengan ekspresimu. Aku tak menyukaimu sejak pertama kali bertemu di pesta Woo Kyung. Membuat Joon Ha dituntut itu semua karena kau. Jangan lagi kau membawa Dong Joo ke kehidupanmu yang kacau itu. Tetaplah hidup ditempatmu. Tanyakan pada Kakakmu apa yang akan kulakukan terhadapmu jika aku melihat wajahmu lagi. jangan temui anakku. Pergi!”
Nenek memandang foto keluarga ia tampak murung. Sementara Young Kyu mencoba membaca tulisan yang tertera di koran tapi ia merasa kesulitan membacanya.
“Susahnya kalau tak bisa membaca!” sahut Nenek. Yang ini tak bisa mendengar!” sambung Nenek sambil menunjuk foto ibunya Woo Ri dan dulu ia selalu memarahinya.

Nenek menangis mengingat semua itu. Young Kyu meminta ibunya jangan menangis dan berkata kalau Dong Joo itu tak apa-apa, “Ibu tak masalah kalau dia tak bisa mendengar!” Young Kyu mengusulkan menulis surat untuk Dong Joo untuk menghiburnya.
Shin Ae sudah berdandan rapi Nenek tanya Shin Ae mau kemana. Shin Ae malah balik bertanya apa maksud ibunya ia akan kemana tentu saja ia akan melindungi anaknya. Nenek menghalangi Shin Ae dan berkata disana tak ada yang menyambut Shin Ae tinggalah disini seakan-akan kau sudah mati.

Young Kyu ingin tahu apa Shin Ae akan menemui Ma Roo. Shin Ae tak mempedulikan pertanyaan Young Kyu. Ia berkata pada ibunya kalau Tae Yeon Suk itu perempuan yang licik, mengetahui Dong Joo dalam keadaan seperti ini apa ibunya pikir Tae Yeon Suk akan membiarkan Ma Roo begitu saja. Ibunya tak akan tahu apa yang akan Tae Yeon Suk lakukan terhadap Ma Roo.

“Tapi dia sudah membesarkan Ma Roo selama 16 tahun bahkan dia menjadikan Ma Roo seorang dokter!” Nenek minta Shin Ae jangan seperti ini. “Kau akan disiksa dineraka nanti.”
Shin Ae : “Disiksa? Ma Roo yang akan disiksa, wanita itu akan membalas dendam pada Ma Roo. Aku tak akan bisa membiarkan dia berbuat seperti itu.”
Young Kyu dengan tingkah polosnya ikut menyahut, “Balas dendam? Balas dengan hantaman kepala!” sahutnya. “Apa kau mau menghantam kepalanya?”
Tepat saat itu Na Mi Sook berkunjung ke rumah Young Kyu. Karena merasa dihalangi Shin Ae langsung mendorong Young Kyu hingga jatuh terjengkang. Mi Sook langsung membantu Young Kyu bangun.

Shin Ae heran kenapa Mi Sook berkunjung ke rumah ibunya. Mi Sook malah balik bertanya dengan kesal harusnya ia yang bertanya kenapa Shin Ae ada di sana. Nenek terkejut melihat wajah Mi Sook sama seperti wajah ibunya Woo Ri. (soalnya pas Nenek ketemu Mi Sook di rumah Nenek masih pikun)
“Memangnya kau siapa?” tanya Nenek pada Mi Sook. Young Kyu mengenalkannya, “Ibu dia ini orang yang ditinggalkan cinta!” Shin Ae sudah tak ada waktu lagi dan bergegas pergi.

Na Mi Sook memperkenalkan namanya pada Nenek, “Namaku Mi Sook!” ucap Na Mi Sook. Nenek tambah terkejut selain wajah ternyata namanya juga sama seperti ibunya Woo Ri. Nenek langsung lemas terduduk. Young Kyu dan Mi Sook langsung memeganginya.
“Anakku, anakku. Apa yang terjadi denganmu? Bagaimana caranya kau bangkit dari kematian?” tanya Nenek. Mi Sook menyangkal bukan seperti itu ia hanya mirip ibunya Woo Ri. Nenek menangis minta maaf. Young Kyu menjelaskan Na Mi Sook itu bukan Mi Sook dia wanita yang meninggalkan cintanya.

Nenek terharu tak peduli dengan ucapan Young Kyu, ia senang Mi Sook datang. Nenek memegang wajah Mi Sook dengan kedua tangannya, “Ya Tuhan aku bersalah maafkan aku!” Mi Sook ikut terharu ia pun menangis, “Ibu!” Mi Sook langsung memeluk Nenek. Young Kyu malah kebingungan melihatnya.

Seung Chul datang dan memberi tahu Young Kyu kalau ia sudah tahu dimana keberadaan Dong Joo, apa Young Kyu mau ikut dengannya. Young Kyu bolak-balik memandang ibunya yang memeluk Mi Sook dan Seung Chul yang mengajaknya menemui Dong Joo. Ia bingung harus bagaimana. Akhirnya, ia hanya bisa menepuk-nepuk dahinya.
Ny Tae masih menunggui Dong Joo yang belum juga bangun. Dokter Jang menghampiri keduanya. Ny Tae bertanya bukankah Dong Joo sekarang lebih baik. Dokter Jang memperhatikan wajah Dong Joo dan berkata Ya Dong Joo sekarang jauh lebih baik.
Dokter Jang mengatakan kalau dokter yang memeriksa Dong Joo ingin bicara dengan Ny Tae tentang Dong Joo. “Bagaimana dengan Dong Joo? Tak ada masalah dengan dia kan?” tanya Ny Tae cemas. “Karena pasiennya tampan perawat tak bisa bekerja dengan baik. Hanya itu masalahnya!” sahut Dokter Jang tersenyum. Ny Tae tertawa mendengarnya.
Seung Chul dan Young Kyu tiba di rumah sakit tempat Dong Joo dirawat. Keduanya melihat Woo Ri jongkok menyendiri. Melihat itu Seung Chul hanya bisa menarik nafas.
Woo Ri melihat ayahnya datang dan langsung berdiri tapi kakinya kesemutan mungkin karena terlalu lama jongkok. Woo Ri tanya kenapa ayahnya datang padahal kita tak bisa menemui Dong Joo.

Seung Chul : “Kenapa? Apa orang miskin seperti kita tak boleh mengunjungi pasien di rumah sakit ini?”
Young Kyu sedih kenapa tak boleh menemui Dong Joo, padahal ia sangat ingin bertemu dengan Dong Joo. Woo Ri berkata kalau ia akan mencobanya lagi karena sekarang Dong Joo butuh istirahat.
Seung Chul mengatakan kalau seharian Young Kyu sudah mengkhawatirkan Dong Joo. Karena Young Kyu ingin bertemu dengan Dong Joo ia sampai merelakan menutup tokonya. Seung Chul akan masuk minta izin tapi Woo Ri mencegahnya karena ia tadi sudah berusaha.
Seung Chul kesal sampai dimana usaha Woo Ri seharusnya lebih keras lagi, “Kau sudah tahu tak boleh menemui Dong Joo. Seharusnya kau sadar!” Young Kyu meminta keduanya jangan bertengkar.
Seung Chul : “Kau sudah tahu dia itu tak bisa mendengar. Kau semakin simpati padanya kan? Karena kau memikirkan ibumu, kau lebih menyukai Cha Dong Joo kan? Benarkan Bong Woo Ri? Walaupun kau kubunuh kau tetap tak akan berubah kan? Benarkan?”
“Cha Dong Joo!” panggil Dokter Jang. Woo Ri langsung menengok. (Dokter Jang belum tahu nama Woo Ri jadi manggilnya Cha Dong Joo)
Woo Ri memperkenalkan namanya pada Dokter Jang. Melihat itu Young Kyu juga ikut memperkenalkan diri juga.
Dokter Jang : “Aku Jang Jae Dong. Kalian mau bertemu dengan Dong Joo kan?”
Young Kyu : “Benar. Cha Dong Joo masih sakit, tapi apa kau mengenal Cha Dong Joo? Aku teman Cha Dong Joo.”
“Aku juga temannya!” sahut Dokter Jang.
Dokter Jang menjelaskan kalau Dong Joo tadi minum obat tidur jadi mereka bisa melihatnya saja tapi tak bisa ngobrol dengannya. Woo Ri terharu sudah diperbolehkan menjenguk Dong Joo, ia sangat berterima kasih.

Seung Chul pamit akan pergi tapi Young Kyu menahannya. Bukankah Seung Chul juga mengkhawatirkan Dong Joo. Seung Chul tak mempedulikannya ia langsung pergi.
Dokter Jang memberi tahu waktunya hanya 10 menit. Woo Ri berkata itu sudah cukup.
Seung Chul sampai di depan lift, ia menghela nafas panjang tapi kemudian ia meluapkan emosinya dengan memukul dinding berkali-kali, “Si brengsek itu kenapa kau malah sakit? Anak jahat itu. Ahh.. Cha Dong Joo!” Seung Chul berteriak.
Woo Ri dan ayahnya masuk ke ruang rawat Dong Joo. Keduanya melihat kondisi Dong Joo yang masih belum bangun.
Young Kyu langsung membuka surat yang ia buat dan meletakan di sebelah Dong Joo.
Young Kyu : “Cha Dong Joo bacalah surat itu dan jangan sakit lagi. Cepatlah bangun agar kau bisa bermain denganku.”
Woo Ri menangis terharu. Ayahnya meminta Woo Ri mengatakan sesuatu pada Dong Joo. Tapi Woo Ri diam saja, ia hanya bisa memandang Dong Joo. Young Kyu melihat keduanya. Ia maraih tangan Woo Ri dan meletakannya ke tangan Dong Joo. Young Kyu menggenggamkan tangan Woo Ri dan Dong Joo.

Young Kyu pamit keluar ia akan memanggil Seung Chul karena Seung Chul juga ingin bertemu Dong Joo, “Karena Cha Dong Joo ketakutan kau harus menggenaggam tangannya erat-erat.”
Young Kyu akan keluar tapi sebelum keluar ia berpapasan dengan Joon Ha, Young Kyu terkejut melihatnya. Joon Ha melihat Woo Ri berdiri di samping Dong Joo tak menyadari kehadirannya. Joon Ha langsung keluar. Young Kyu segera menyusulnya. Mulutnya ingin memanggil tapi rasanya seperti terkunci.
“Ma.. Ma.. Ma.. Ma.. Roo.. Ma.. Ma.. Roo..!” panggil Young Kyu. Joon Ha berhenti dan akan menengok tapi Young Kyu ketakutan ia memalingkan wajahnya ia masih merasa kalau ia bersikap seperti itu Ma Roo akan malu. Joon Ha langsung pergi. Young Kyu mengikutinya lagi.

Joon Ha turun tak pakai lift ia pakai tangga. Young Kyu terus mengikutinya sambil memanggil namanya, “Ma Roo Ma Roo Ma Roo.”
Joon Ha kesal, “Tolong jangan ikuti aku!”
Young Kyu langsung ketakutan mendengar kemarahan Joon Ha. Ia menyembunyikan wajahnya di pagar pembatas tangga.
Young Kyu minta maaf, “Maaf kalau kau jadi malu. Aku akan pura-pura tak mengenalmu. Terus terang aku tadi terkejut. Jangan pergi. Aku yang akan pergi kau lihatlah Cha Dong Joo.
Joon Ha : “Kenapa kau seperti ini? Tak bisakah kau membiarkan aku sendiri? Jangan berbuat seperti ini lagi, mengerti?”
Young Kyu kembali meminta maaf dan berkata kalau ia sudah berbuat salah.
Joon Ha : “Apa salahmu? Jangan berkata seperti itu. Apa kau tak mendengar dari Nenek? Kau bukan Ayahku. Dia bilang aku bukan anakmu. Aku bukan anak si bodoh Young Kyu.”
Young Kyu menyangkal, “Jangan marah maafkan aku tapi Bong Young Kyu adalah ayah Bong Ma Roo. Ibu bilang seperti itu dulu... ‘Young Kyu mulai hari ini kau ayah anak ini’ waktu itu kau masih kecil, waktu itu kau selalu menangis dan tak bisa bicara. Ibu bilang ‘anak ini adalah anakmu’ jadi aku adalah ayahmu Ma Roo.”

Mata Joon Ha berkaca-kaca. Young Kyu kembali meminta maaf. Joon Ha berkata Young Kyu tak perlu minta maaf, “Karena Bong Young Kyu bodoh Nenek bilang itu bohong. Aku bukan anakmu. Ayahku .... adalah Choi Jin Chul.”

Young Kyu terkejut mendengar Joon Ha mengatakan ini, ia tak bisa berkata-kata. Ia sedih mendengarnya.
Joon Ha : “Jangan pernah lupa itu. Ingat namaku bukan Bong Ma Roo. Jangan lupa kalau aku bukan anakmu. Jangan berlagak mengenalku kalau kau bertemu denganku lagi.”
Joon Ha akan pergi Young Kyu memanggilnya, “Ma Roo!”
“Sudah kubilang aku bukan Bong Ma Roo!” ucap Joon Ha keras.
“Ma Roo, pulanglah!” Young Kyu hampir menangis mengatakan ini. “Kau tak akan malu berada di rumah. Pulanglah. Akan kubuatkan nasi yang enak. Sekarang aku sudah tahu caranya membuat nasi yang enak. Aku tak akan berlagak mengenalmu lagi. Tapi pulanglah sekali saja. Aku akan menunggumu!”
Mendengar ini Joon Ha hampir menangis. Young Kyu naik tangga perlahan-lahan meninggalkan Joon Ha seorang diri di sana.
Woo Ri memandang Dong Joo sambil terus menggenggam tangannya. Ia mengingat ucapan Dong Joo ketika mengaku pada publik, “Walaupun aku tak bisa mendengar suara orang yang kucintai tapi suara dari matanya, hidungnya, mulutnya dan alisnya selalu berkata. Aku senang bisa melihatnya.”
Tangan Woo Ri memberanikan diri akan meraba wajah Dong Joo, “Matanya seperti ini, hidungnya seperti ini, bibirnya seperti ini dan alisnya seperti ini. Cha Dong Joo, jadi kau seperti ini!” batin Woo Ri. “Pria kenapa cantik? Harga diriku jadi jatuh!”
Woo Ri kembali menggenggam tangan Dong Joo, air matanya mulai menetes. “Kau Hebat Cha Dong Joo. Aku bangga padamu dan kau bisa mendengar hatiku kan?”
Ny Tae keluar dari kamar membawa koper besar. Presdir Choi kesal melihatnya dan menyuruh istrinya membawa Dong Joo pergi ke Amerika, “Mereka memiliki perlakuan hukum yang baik bagi orang cacat!” ucapnya. Ny Tae menyahut kalau suaminya terlalu perhatian pada Dong Joo, dia akan tersentuh kalau bisa mendengar hal ini tapi bagaimanapun ia dan putranya tak akan ke Amerika.
Presdir Choi : “Walau bagaimana pun kau itu menyedihkan!”
Ny Tae : “Kalau kau menyuruh kami berpisah denganmu lebih baik kami mati!”

Presdir Choi tertawa mendengar istrinya mengatakan itu, “Mati itu hal yang mudah. Hidup itu yang sulit. Apa Kau pikir kau akan tahan melihat Dong Joo mendapat perlakuan buruk dariku?”
Ny Tae : “Kenapa aku tidak akan tahan? Anakku tak akan menengok ke belakang walaupun dipanggil berkali-kali.”
Tepat saat itu Joon Ha datang. Ny Tae menyadari kehadiran Joon Ha tapi tidak dengan presdir Choi. Ia berkata kalau ia akan menamani putranya sampai putranya menduduki jabatan Presdir Woo Kyung.
Presdir mengingatkan istrinya jangan terlalu membela Dong Joo karena itu akan membuat istrinya tampak lebih menyedihkan. Ny Tae menyahut kalau Joon Ha akan sedih jika mendengar hal itu, “Pikiran itu lebih baik kau simpan saja. Joon Ha adalah anak yang ditelantarkan sejak kecil. Tidak, kudengar bahkan kau menyuruh Shin Ae membunuhnya (mengaborsinya) sebelum dia lahir?”

Presdir Choi kesal dan akan segera pergi tapi ia terkejut melihat Joon Ha sudah berdiri di sana.
Joon Ha : “Tak apa-apa Ayah. Bukankah sudah kubilang melakukan tanpa mengetahui itu bukan dosa!”
Presdir Choi berpesan Joon Ha jangan membuang tenaga hanya untuk musuh yang tak berharga. Ia langsung bergegas pergi.
Ny Tae juga akan segera pergi membawa kopernya tapi Joon Ha menghentikan langkahnya, “Tolong berikan aku sepiring nasi, aku lapar!”
Ny Tae memandang dingin, “Apa kau pikir rasa laparmu akan hilang dengan sepiring nasi? Walaupun Woo Kyung ada ditanganmu, laparmu tak akan hilang. Begitulah sifat orang yang sudah dibuang!”
Joon Ha : “Hanya itukah yang kau tahu? Ada sifat lain yang dia miliki. Kalau dia melihat orang yang dicintai.....”
Joon Ha maju dan berbisik ke Ny Tae, “Dia akan menghancurkannya.” Ny Tae mendorong Joon Ha, “Apa kau pikir aku akan diam saja?” Joon Ha hanya mendesah dan kembali meminta Ny Tae menyiapkan nasi untuknya karena ia lapar.
Joon Ha pulang ke apartemennya. Ia menyiapkan nasi instan sendiri, ia memakan nasi itu seorang diri.
Ny Tae masuk ke kamar putranya, “Baiklah Dong Joo jangan percaya pada siapapun. Sudah cukup.”
Ny Tae mengambil sebuah amplop hitam yang ia sembunyikan di balik piano Dong Joo. Ia membuka amplop dan mengambil isinya. Beberapa lembar kertas (apa itu, amplop hitam yang sama seperti 15 tahun lalu ketika di Saipan Episode 5)
Di kantor Woo Kyung, Min Soo gelisah bukan main. Ia menelepon ayahnya, ia mengatakan kalau ia tak bisa bekerja kalau bos-nya menghilang. Ia tanya apa ayahnya sudah menemukan Dong Joo atau belum. Min Soo melihat Ny Tae ada disana, ia langsung menutup teleponnya.

Min Soo khawatir kenapa Ny Tae tak menjawab teleponnya dan bertanya bagaimana dengan Dong Joo. Ny Tae berkata Min Soo pasti kecewa dengan Dong Joo.
Min Soo menyangkal itu hal yang mustahil, “Setelah mengatakan kau percaya padaku tapi sikapmu tak menunjukan itu. Seberapa sulitkah Cha Dong Joo? Selama ini aku tak tahu kalau dia tak bisa mendengar. Aku selalu salah pengertian setiap dia tak menjawabku. Sungguh mengesalkan, padahal aku sudah berbicara sampai berbusa!”
Ny Tae tanya apa Min Soo tak merasakan apa-apa setelah tahu keadaan Dong Joo yang sebenarnya. Min Soo malah balik bertanya apa maksud Ny Tae ia tak merasakan apa-apa. Ia sangat sedih mengetahui keadaan yang sebenarnya. Ny Tae kembali bertanya apa Min Soo mau menemui Dong Joo. Min Soo menjawab ya dan bertanya dimana dia.
Joon Ha tengah bersama Dir Kang di ruangannya. Dir Kang ingin tahu apa Joon Ha menemui dirinya tanpa sepengetahuan Presdir Choi. Joon Ha mengatakan kalau ayahnya tidak begitu pandai tentang perhatian kepada orang lain. Jadi mulai sekarang ia sendiri yang akan mencari Dir Kang.

Dir Kang sedikit terkejut mendengarnya. Joon Ha menjelaskan kalau ia dan Dir Kang sudah begitu dekat dan tak ada rahasia lagi diantara keduanya. “Kau juga terlibat dalam pembunuhan Presdir Tae dan kecelakaan Dong Joo. Bukankah Min Soo belum tahu ini?” (oh oh apa Joon Ha mengancam Dir Kang)
Dir Kang : “Jadi kau mau memerasku? Kau itu tak ada bedanya dengan ayahmu!”
Joon Ha berkata kalau ia berencana akan menjual Energy Cell dalam waktu dekat ini. Dewan direksi akan membuat keputusan, tapi ia sibuk. Ia meminta Dir Kang mengurus masalah ini. Dir Kang jelas menolak melakukannya.
Joon Ha tanya kenapa, apa Dir Kang akan mengembalikan semua barang-barang yang telah Dir Kang dapatkan dari Woo Kyung. Dir Kang tertawa apa Joon Ha pikir ia mudah untuk dipengaruhi karena barang-barang itu sudah tak berada di tangannya lagi.
Kini giliran Joon Ha yang terkejut. Dir Kang mengatakan kalau Joon Ha menginginkan Woo Kyung lebih baik Joon Ha tak memperlakukannya seperti ini apa lagi terhadap Min Soo. Dir Kang kembali tertawa dan meninggalkan ruangan Joon Ha.

Joon Ha langsung bergegas keluar mencari Min Soo. Kim Bi memberi tahu kalau Min Soo baru saja ke rumah sakit menengok Dong Joo bersama Ny Tae. Kim Bi baru tahu ternyata Dong Joo ada di rumah sakit dan ia juga mendengar kalau Dong Joo akan pulang dari rumah sakit hari ini.
Ny Tae dan Min Soo masuk ke ruang rawat Dong Joo. Ranjang Dong Joo tertutup selimut. Oh oh Ny Tae terkejut putranya tak berada di sana, ia beralasan pada Min Soo mungkin Dong Joo tengah keluar mencari udara segar. Min Soo akan keluar mencarinya, ia pasti akan membuat perasaan Dong Joo menjadi lebih baik lagi.
Ny Tae tersenyum dan menganggam tangan Min Soo, “Betapa mulianya hatimu. Kau lebih tahu daripada tentang aku apa yang dibutuhkan Dong Joo!”
Setelah Min Soo pergi Ny Tae menghubungi putranya, “Dong Joo. Kenapa kau selalu membuat ibumu khawatir? Kau tak berfikir yang aneh-aneh kan? Dimana kau?”
Yang menjawab telepon Dong Joo ternyata Joon Ha. Joon Ha sudah berada di rumah Dong Joo. Joon Ha diam tak menjawab. Ia terus mendengarkan apa yang dikatakan Ny Tae.

Ny Tae mengaku kalau ia sudah berbuat kesalahan pada Dong Joo. Sekarang ia membolehkan Dong Joo melakukan saja apa yang Dong Joo mau dan untuk masalah pendengaran Dong Joo tak akan ia sembunyikan lagi. Ia tak menyangka menyembunyikan masalah ini ternyata membuat Dong Joo lebih menderita. Karena semuanya sudah terbongkar, ia berharap mereka bisa memulainya lagi, “Dan juga tolong dengarkan baik-baik, Min Soo bersedia mendampingimu!” Joon Ha hanya tersenyum simpul mendengarnya.

Ny Tae menegaskan kalau ini bukan ia yang memintanya tapi Min Soo mengatakan sendiri. Dia tak mempermasalahkan pendengaran Dong Joo, “Mungkin karena dia dibesarkan dengan penuh cinta, Min Soo begitu ceria. Dia berbeda dengan Joon Ha!”
“Tentu saja!” jawab Joon Ha. “Dia (Min Soo) memiliki apa yang tak kau miliki, Bu. Saham Woo Kyung!” (Min Soo punya saham Woo Kyung dari bapaknya)
Ny Tae terkejut bukan main ternyata Joon Ha yang menjawab telepon putranya, “Jang Joon Ha kenapa kau menjawab telepon Dong Joo?”
Joon Ha : “Aku belajar ini dari Ibu. Bukankah ini yang sering Ibu lakukan terhadap Dong Joo. Tapi aku tidak tuli, Bu!”

Ny Tae meminta teleponnya diberikan pada Dong Joo.
Joon Ha : “Jangan memerintahku. Aku bukan lagi anakmu. Aku akan Choi Jin Chul!”
Ny Tae marah ia tak akan tinggal diam kalau Joon Ha mengganggu Dong Joo. Joon Ha tertawa sinis, “Anak tak ber-ibu hidupnya memang menyedihkan. Ibu....” Ny Tae melarang Joon Ha memanggilnya dengan sebutan itu.
Joon Ha : “Kenapa? Kau tak tahan mendengarnya. Walapun begitu tahan saja, seperti kau tahan selama 16 tahun.
Ny Tae tambah marah, “Dimana kau berikan teleponnya pada Dong Joo!” Joon Ha berkata kalau Dong Joo tak ada disebelahnya. Ny Tae cemas, “Dimana Dong Joo?”
Woo Ri sampai di rumah ia melihat Nenek tengah melipat pakaian. Nenek mengatakan kalau ia sudah menyiapkan makan untuk Woo Ri. Woo Ri akan membantu Nenek melipat pakaian tapi Nenek melarang karena Paman Lee bilang ia harus punya kegiatan jadi mulai sekarang biarkan ia mengerjakan pekerjaan rumah.

Woo Ri senang mendengarnya dan mulai menggoda Nenek, kalau Nenek yang mengerjakan pekerjaan rumah apa ia boleh main hehe. Nenek menyuruh Woo Ri mencari uang yang banyak. Woo Ri merengut dan berkata kalau mencari uang itu menyusahkan.

Nenek meminta Woo Ri mengundang Bos Woo Ri yang perempuan dan berkata kalau kemarin ia sangat ketakutan, “Aku merasa senang bisa memasak makanan untuknya!” Woo Ri heran apa maksud Neneknya Bos perempuan.
Nenek : “Bos-mu yang dari perusahaan itu, yang mirip Ibumu!”
Woo Ri : “Kepala tim Na? Apa dia tadi datang ke sini?”
Nenek heran apa maksud Woo Ri dia datang lagi. Bukankah Woo Ri yang mengajak bertemu di rumah ini. (wehehe Na Mi Sook bo’ong nih bilang aja mau ketemu Young Kyu eh pake alasan ketemu Woo Ri haha)
Woo Ri mendapatkan sms, ia tampak terkejut membaca sms nya. Nenek khawatir apa yang terjadi tanya Nenek. Woo Ri terdiam.
Dong Joo berjalan kaki menuju suatu tempat. Ia menuju ke tanah lapang di mana ada pohon besar.
Di sana ia pertama kali mengajari Mi Sook Kecil bermain pianika.
Dong Joo menatap pohon besar yang rindang itu. Ia melongok ke balik pohon tapi tak menemukan siapa pun. Ia pun berbalik menatap jam tangannya, ia tengah menunggu seseorang.
Dong Joo mengingat ketika dulu ia membuat janji dengan Mi Sook Kecil untuk menuggu di pohon dan Mi Sook Kecil berada di atas pohon menirukan suara ayam berkokok.
Mi Sook Kecil : “Kupikir kau tak akan datang!”
Dong Joo : “Aku orang yang menepati janji!”
Dong Joo tersadar dari lamunannya karena tiba-tiba muncul gelembung sabun dari arah belakangnya. Dong Joo berbalik menatap pohon dan gelembung sabun itu makin banyak keluar dari belakang pohon.

Dong Joo tersenyum, Woo Ri yang memainkan gelembung sabun itu. “Kau pasti sangat menyukaiku!” Ucap dong Joo. Woo Ri langsung keluar dari balik pohon dan tersenyum.
Dong Joo : “Bong Woo Ri apa kau mencintaiku?” (ya ya aku mencintaimu hahaha)
Woo Ri : “Cha Dong Joo...”
“Jangan dijawab, aku tak bisa mendengar suaramu!” Ucap Dong Joo sambil memperagakan bahasa isyarat. Wajah Woo Ri langsung berubah sedih.
Dong Joo : “Maaf aku terlambat!”
Woo Ri : “Kupikir kau tak akan datang!”
Dong Joo : “Aku orang yang menepati janji!”
Keduanya tersenyum dan Woo Ri kembali memainkan gelembung sabunnya.

14 comments:

  1. first..........*.*
    hehehe

    ReplyDelete
  2. lanjuuut mba anis,,,
    ga sabar nunggu ep 25 na, soalna 15 menit terakhir ep 25 DVD ku macet, hehe...
    semangat mba anisss.... ^,^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya mimu paling cepat 3 atau 4 hari lagi haha....
      sabar, sabar... jangan ga sabar....

      kenapa macet ada sikomo lewat kah haha...

      Delete
  3. jang jong ha
    knp kau jd menyebalkan????
    『_『

    Salut buat dong jöo yg brani mengungkapkan kekurangan yg dia miliki
    apalagi itu bknlah hal mudah

    thx mb anis sinopsisnya^^

    Nurul :)

    ReplyDelete
  4. magep-magep baca sinopsis,....krn mewek lagi

    ReplyDelete
  5. aacchh..............
    suka"...
    ayo lanjutkan kak,
    q dh g'sabar nunggu ep 25 nya...
    fighting....
    ^^

    ReplyDelete
  6. hwaiting anis....
    ditunggu kelanjutannya

    ReplyDelete
  7. salam kenal juga Cha... trims ya....

    ReplyDelete
  8. Semangattttt......
    Wohoho g sabar nunggu sinopsis eps 29 yg mengharu biru....

    Fightttiiing!!!!:)

    ReplyDelete
  9. salam kenal semuanya.... can u hear my heart merupakan salah satu drama favoritku. menurut ku, ceritanya unik dan berbeda dari drama korea pada umumnya. salah satu tokoh yang membuatku terkesan adalah Cha Dong Joo...sosok pemuda yang berani mengungkapan kekurangannya dan pantang menyerah...hehehe...

    ReplyDelete
  10. pohon itu!!! apakah pohon yang sama yang dicari Kang Ji Wook (Lee Dong Wook) di drama Scent Of A Woman??

    ReplyDelete
  11. Asik salut aku nengok cha dong ju

    ReplyDelete
  12. someone please give some love to Ma Ru.... he is totally broken like a glass which can never be repaired... I don't care about anything from this point ahead including the love story and my focus is only on Ma Ru... the most hatred and hurting person in this drama is Ma Ru...
    In fact, when Woo Ri found that he is her Oppa, I really hoped she would try to understand him and take an attempt to be his side as a person and help him to heal... but what I see is she is only focus on Dong Joo just like her cousin brother said... she cannot see anything else expect the issues going on with Dong Joo.... for 16 years she missed her oppa and now she found him... but he is not the person she expected now... just because he can't see her as a sister, just because he is acting out of him mind, just because he doesn't listen to anyone, how can Woo Ri abandon him like nothing... 16 years are not a small time frame and it can change a person a lot...
    My heart cries for Ma Ru a lot... i know, he is wrong but still what he needs is some love from someone...

    ReplyDelete

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.