Sunday 18 March 2012

Sinopsis Feast Of The Gods Episode 2

Lihat Preview yang dibuat Irfa jadi ikutan ga sabar buat melanjutkan hehe... Happy reading...

Ha Young Bum (Ayah In Joo) memberi identitas baru pada Yeon Woo sebagai putrinya, Ha In Joo.

12 tahun kemudian. Di Pulau Udo.
Seorang gadis remaja bersepeda menuju sekolah. Sambil mengayuh sepeda ia mendengarkan musik. Senyumnya sumringah.

“Joon Young...!” panggil seorang gadis remaja berkaca mata. “J-J-Joon Young...!” panggilnya gagap. Gadis gagap ini bernama Jung Da Woon sahabatnya Go Joon Young. Joon Young tak mendengar teriakan sahabatnya. Da Woon berlari mencari jalan pintas dan mencegat laju sepeda Joon Young.
“J-J-Joon Young ada ma-ma-masalah besar!” ucap Da Woon gagap. Joon Young meminta Da Woon bicara pelan-pelan saja.
Da Woon : “A-a-ayahmu se-se-sekarang...”
Joon Young tak tahan lagi mendengarnya, ia menitipkan tas pada Da Woon dan segera pergi menemui ayahnya.
Di sebuah rumah makan seorang pria mengamuk karena rumah makannya sendiri hampir bangkrut. Itu Ayah Joon Young (Go Jae Chul).

Yang menjadi permasalahan adalah ikannya, menurut Go Jae Chul ikan di rumah makan itu palsu dan rumah makan itu sudah menjual masakan ikan itu lebih murah. Pemilik rumah makan berkata kalau ia yang memutuskan menjualnya lebih murah atau mahal.
Joon Young sampai di rumah makan itu dan mendengar teriakan ayahnya yang mengamuk. Joon Young melihat kondisi rumah makan sudah berantakan. Go Jae Chul meminta putrinya menjadi saksi di rumah makan ini bagaimana sup dibuat ia akan mengungkapkan semuanya.

Pemilik rumah makan meminta Joon Young segera membawa pergi ayahnya atau ia akan menelpon polisi. Mendengar itu Go Jae Chul tambah ngamuk, ia mulai memecahkan piring dan menumpahkan semuanya.
Go Jae Chul menumpahkan sup ikan dam tumpahan itu mengenai seluruh tubuh Joon Young. Joon Young seperti orang yang habis mandi sup. Semua menganga melihatnya.
Di bandara, Ha Young Bum dan istrinya menjemput kepulangan In Joo (Yeon Woo). In Joo langsung diajak menemui Guru Sun. In Joo memberi hormat pada Guru Sun. Guru Sun senang In Joo melakukannya dengan baik.

Guru Sun merasa aneh karena In Joo dulu memanggilnya Nenek tapi sekarang menyebutnya Eksecutive Chef. In Joo diam tak tahu harus mengatakan apa karena ia memang belum pernah bertemu dengan Guru Sun. Ayah langsung menyahut kalau itu sudah lama dan mengatakan kalau waktu itu In Joo masih kecil.
In Joo : “Aku sedikit mengingatmu. Dengan Kak In Hoo, aku ingat menaruh pasir ke dalam sepatumu dan kami mendapat kesulitan dan ketika ibu memarahiku aku ingat melarikan diri ke kamar ini.”

Guru Sun memuji In Joo sangat pintar seperti ibunya. Tapi Guru Sun masih heran kenapa In Joo terlihat begitu tinggi jika dibandingkan dengan orang tuanya. Sung Do Hee berkata kalau anak jaman sekarang memang tinggi-tinggi.

Merasa tak nyaman dan cemas identitasnya terbongkar, In Joo mohon diri keluar. Setelah In Joo keluar Ayah In Joo pun pamit, ia harus kembali ke rumah sakit.
In Joo duduk melamun di luar. Ayah datang dan bertanya, “Cerita tentang Guru, apa In Hoo yang mengatakannya?” In Joo mengangguk. Ayah meminta In Joo tak perlu melakukan itu lagi karena tak seorang pun akan meragukan In Joo. Mulai sekarang ini adalah rumah In Joo yang sesungguhnya ia sangat menyesal dan berterima kasih.

In Joo : “Aku tak yakin tapi biasanya dalam situasi ini ayah lain akan mengatakan ‘Karena anak perempuanku bekerja begitu keras ayah akan memberikanmu banyak uang saku’”
Ayah : “Kau sudah bekerja keras, putri kami dimasa depan aku akan memberikanmu banyak uang saku.”
In Joo tertawa mendengarnya.
Joon Young dan ayahnya diseret keluar. Pemilik rumah makan mengancam kalau masih berbuat onar lagi ia akan memasukan ke penjara. Go Jae Chul yang masih kesal berteriak-teriak kalau masuk penjara itu bagus untuknya karena ia akan makan gratis disana. “Apa kau pikir aku tak tahu tentang rahasia supmu? Aku akan mengungkapkan semuanya dan kalian semua akan mati.”
Joon Young meminta ayahnya berhenti kalau ayahnya masuk penjara apa ayahnya yakin akan makan gratis selama bertahun-tahun. Go Jae Chul kesal mendengar ocehan putrinya, “Aku menyelamatkan hidupmu ketika kau tenggelam walaupun kau benar-benar tak terikat denganku.....”

“Kau memberikanku pakaian, kau melindungiku dan kau mendidikku.” Joon Young memotong ucapan ayahnya. “Aku sangat yakin kalau ayah sudah memiliki kursi VIP yang sudah dipesan di surga. Kenapa ayah tak berhenti mengatakan hal yang sama lagi dan lagi?”

Karena sudah terlanjur kesal Go Jae Chul langsung pergi meninggalkan putrinya. Joon Young berteriak mengingatkan ayahnya untuk mencari ikan dan segera pulang ke rumah.
Jung Da Woon berlari menghampiri Joon Young. Ia terkejut melihat kondisi Joon Young yang berantakan. Joon Young membersihkan dirinya dari ampas sup ikan dan tak sengaja ia mencicipi rasanya. Joon Young merasa aneh dengan rasa sup ikan itu. Ia berfikir kalau pendapat ayahnya benar, kalau itu bukan sup ikan asli Korea.
In Joo jalan-jalan di sekitar Arirang. Tiba-tiba ada seorang pria memanggilnya, Choi Jae Ha. In Joo asing melihatnya (jelaslah kan belum pernah ketemu) Jae Ha mengajak In Joo ke tempat biasa ia menghabiskan waktu bersama In Joo ketika kecil dulu.

Jae Ha tanya apa In Joo ingat tempat ini, “Kau selalu mengikutiku disini memintaku bermain harmonika.” In Joo hanya mengangkat bahu. Jae Ha heran In Joo tak mengingatnya. Ia berusaha mengingatkan In Joo dengan hal lain. Jae Ha mengambil sebuah kotak kecil dari tasnya dan menyerahkannya pada In Joo.

In Joo membuka dan isinya berbagai macam coklat (Nyam Nyam pengen haha) Jae Ha mengatakan kalau itu coklat favorit In Joo. Ia diam-diam membelikan coklat ini untuk In Joo karena ia tahu kalau Master Chef (ibu In Joo) tak akan mengizinkan In Joo memakan ini. In Joo hanya menggelengkan kepala tanda ia tak mengingat apapun. Jae Ha makin heran apa memori In Joo belum kembali, “Kau cukup cerdas ketika kau masih kecil.”
In Joo berbicara menggunakan Bahasa Inggris, “Seperti yang aku lihat kau lebih bodoh dari aku.” Kemudian In Joo berbicara dalam Bahasa Jepang, “Bahkan ketika aku melihatmu sekarang, aku bahkan tak ingin mengingat siapa kau.”

Jae Ha malah terkesan mendengarnya, “Kau bisa berbahasa Jepang?”
In Joo kembali memamerkan kebolehannya, kali ini ia berbahasa Prancis, “Dimasa depan jika kita sengaja harus bertemu jangan bicara padaku dengan bahasa informal.”

In Joo mengembalikan coklat pemberian Jae Ha dan akan meninggalkan Jae Ha seorang diri. Tapi Jae Ha berteriak memanggil namanya, “In Joo. Ha In Joo. Hey Nak!” In Joo menoleh, Jae Ha memberikan kembali coklatnya pada In Joo dan meminta In Joo menerima karena itu hadiah darinya.
In Joo di kamarnya dan memandang coklat pemberian Jae Ha. Ia tersenyum dan mengucap ulang panggilan Jae Ha untuknya, “In Joo. Ha In Joo. Hey Nak!” In Joo tersenyum dan mengambil satu coklatnya tapi ia ragu untuk memakannya. Dan In Joo pun tak jadi memakannya.
Master Chef Sung Do Hee dan karyawannya melakukan rutinitas di Arirang seperti menggiling kacang kedelai juga memonitoring langsung keadaan dapur Arirang.

Master Chef Sung memeriksa kerapihan pelayan Arirang dan ketika ada salah seorang pelayan yang papan namanya terpasang miring ia pun membetulkan letaknya. Si pelayan tersenyum malu.

Asisten Do Hee datang memberikan koran padanya, Do Hee membaca beritanya.
‘Untuk koki ke-4 seseorang yang masuk melalui koneksi keluarga’
Di depan pintu Arirang wartawan berkumpul, penjaga kesulitan menahan mereka. Sung Do Hee keluar menemui wartawan. Wartawan langsung bertanya, “Apa yang terjadi? Apa persaingan 12 tahun lalu benar-benar tak adil?”

Sung Do Hee langsung menjawab pertanyaan wartawan. Benar ibunya adalah Kang Sung Nyu. Tapi ia bisa memastikan kalau kompetisi 12 tahun lalu adalah jujur dan tak ada yang memalukan. Arirang bukan hanya untuknya. Ini perusahaan pemerintah. Tanpa bukti, merusak citra Arirang berarti merusak budaya Korea.

Sung Do Hee akan kembali masuk tapi tiba-tiba seseorang berkata, “Bagaimana jika kita memiliki bukti?” Ternyata yang bicara itu Baek Seol. Ia berjalan melenggang ke arah Sung Do Hee.
Baek Seol menatap wartawan, “Aku adalah saksi 18 Februari 1990 tepat 12 tahun yang lalu dari hari ini. Di sini, di Arirang. Ada sebuah kompetisi untuk memilih Eksecituve Chef dan aku mendengar dengan jelas Sung Do Hee sudah dipilih sebagai Eksecutive Chef ke 4.”

Wartawan bertanya kenapa waktu itu Baek Seol tak membawa masalah itu ke publik. Baek Seol mengatakan kalau waktu itu ia sudah terkejut karena merasa dikhianati dan ia membuat kesalahan dalam kompetisi. Tangan ini sudah dinyatakan mati untuk menjadi Koki.

Wartawan kembali bertanya apa sekarang tangan Baek Seol baik-baik saja. Baek Seol mengangguk.
Do Hee meminta Baek Seol menghentikan ini. Dengan dingin Baek Seol bertanya kenapa, apa Do Hee takut.
Do Hee : “Apa yang kau inginkan?”
Baek Seol : “Kebenaran dan kompetisi ulang.”
Guru Sun memanggil Baek Seol masuk ke ruangannya. Guru Sun berkata cara Baek Seol kembali ke Arirang cukup membuat keributan. Baek Seol meminta Guru Sun mengerti bagaimana ia bisa melawan Arirang seorang diri.
Guru Sun : “Jadi kau mengatakan pada wartawan kalau kau akan melawanku.”

Baek Seol ingin Guru Sun memberinya kesempatan sekali lagi. Ia tahu kalau ia tak memiliki latar belakang yang baik seperti seseorang (Do Hee) tapi ia sudah mencoba yang terbaik untuk Arirang.

Guru Sun tertawa terbahak-bahak mendengar keinginan Baek Seol. Kemudian Guru Sun mengeluarkan sebuah botol. Guru Sun tanya apa Baek Seol tahu ini. Baek Seol menjawab tidak. Guru Sun memerintahkan supaya dibawakan ikan mas. Baek Seol panik dan Guru Sun menuangkan cairan yang ada di botol ke dalam wadah yang ada ikan masnya.
Seperti 12 tahun lalu ketika Baek Seol menuangkan cairan ke dalam ikan mas. Ikan itu bergerak agresif dan semakin kuat, “Apa kau benar-benar menggunakan pikiranmu? Apa kau benar-benar sudah dikalahkan Do Hee? 12 tahun yang lalu. Apa yang harus aku lakukan sekarang? Maukah kau membawa ini ke wartawan?”
Baek Seol keluar dari ruangan Guru Sun dan ia melihat Do Hee berdiri di lorong menunggunya. Do Hee berkata kalau ia sudah meminta wartawan pergi dan mengatakan kalau Baek Seol akan melakukan konferensi pers secara resmi nanti.

Baek Seol penasaran sejak kapan Do Hee tahu tentang itu. Do Hee mengatakan kalau ia sudah tahu sejak awal.
Baek Seol : “Apa kau begitu bangga? Apa kau pernah berpura-pura seperti kau gugup di depanku. Bukankah kita musuh? Tapi bagaimana kau bisa..... Kenapa mata licikmu tak pernah menatapku?”
Do Hee : “Karena matamu tak memberiku kesempatan. Setiap matamu melihatku, dia gugup dan melawan. Di depan mata yang ketakutan, ketika aku tak melakukan apapun tidak lebih aneh jika aku ketakutan padamu.”

Do Hee berlalu dari hadapan Baek Seol. Baek Seol bergumam kesal ini sama seperti 12 tahun lalu. Baek Seol mengingat kejadian ketika tangannya gemetaran dan membuat lengannya terbakar.

Flash back
Ketika Baek Seol sampai di rumah setelah sepulang dari rumah sakit ia terkajut melihat kondisi rumah yang berantakan. Ia melihat putranya Kim Do Yoon tengah bermain dan tak jauh dari sana putra tertuanya, Kim Ji Yoon tergeletak tak sadarkan diri.

Baek Seol berusaha membangunkan Ji Yoon, Ia melihat kaca cermin di sebelah yang retak. Baek Seol bertanya pada Do Yoon kenapa melakukan ini.
Dengan tatapan kejam Do Yoon mengatakan kalau ibunya-lah yang melakukan ini, “Ibu mengurungnya disaat dia tak menyukainya. Dia menangis keras karena dia takut tapi ibu tak juga datang.” Baek Seol menangisi kepergian putranya.
Flash Back End

“Waktu itu jika kau tak memaksaku berbuat seperti ini, tak akan ada yang terjadi. Aku tak akan pernah mundur.” Batin Baek Seol.
Go Jae Chul berjudi, ia merasa akan menang tapi ternyata kalah. Ia tak terima kenapa kartunya selalu lebih rendah dan ia pun kembali berjudi dengan berhutang.
Joon Young masuk ke kamar ayahnya dan ia tak menemukan ayahnya di kamar. Ia bergumam kesal, “Karena ayah aku akan semakin tua.” Joon Young kemudian mematikan lampu rumah makan, tak lupa ia menyapa ikan-ikannya, “Kalian tidurlah yang nyenyak!”

Joon Young kemudian mencicipi sup ikan rumah makannya untuk membandingkan rasa dengan rumah makan tempat ayahnya membuat keributan tadi dan rasanya berbeda.
Joon Young dan Da Woon mengendap-endap menyelidiki rumah makan itu. Da Woon membawa kamera milik ayahnya. Ia meminta Joon Young hati-hati menggunakannya. Joon Young berkata temannya tak usah khawatir kalau kita mendapatkan bukti kita bisa menaruh kameranya kembali sebelum ayah Da Woon bangun. Da Woon tertawa ia merasa apa yang ia lakukan sekarang seperti di film-film. Joon Young mengingatkan kalau tertangkap akan berbahaya.

Ada sebuah mobil box yang berhenti di depan rumah makan itu, pemilik rumah makan celingukan takut ada yang melihat. Ia pun segera memerintahkan anak buahnya untuk membawa masuk barang-barang dari mobil box itu.
Joon Young dan Da Woon masuk melalui pintu belakang, keduanya menuju dapur. Dan mereka pun mendapatkan bukti ternyata ikan yang digunakan bukan ikan asli Korea tapi ikan yang di impor dari Vietnam yang harganya lebih murah (mungkin kualitasnya di bawah) Ternyata apa yang dicurigai ayahnya benar. Mereka membohongi pelanggan. Joon Young meminta Da Woon berjaga-jaga di luar.

Joon Young mulai memotret bukti-bukti, Ia membuka panci sup dan memotretnya juga. Tapi Joon Young terkejut tiba-tiba pemilik rumah makan itu merampas kameranya, “Apa Ayahmu menyuruhmu untuk mengetahui kemampuan kami?”
Joon Young marah, “Paman kau orang yang mengerikan. Kau sudah berbohong dengan ikannya.” Pemilik rumah makan marah dan menjitak Joon Young. Joon Young berkata kalau ikan itu adalah ikan beku murah dari Vietnam.

Pemilik rumah makan emosi dan akan membating kameranya. Joon Young cemas karena itu kamera pinjaman dan sahabatnya pun tertangkap oleh anak buah si pemilik rumah makan. Joon Young memohon agar sahabatnya dilepaskan.

Si pemilik warung tanya apa yang Joon Young lihat di panci sup-nya. Dengan kecewa karena ingin sahabatnya dilepaskan Joon Young pun mengatakan kalau yang ia lihat di panci adalah sup ikan Honorius asli Korea (padahal bukan)

Pemilik rumah makan menyuruh Joon Young dan Da Woon segera pergi. Joon Young meminta kamerannya tapi si Paman ini malah menyerahkannya asal-asalan dan jatuhlah kamera itu ke panci yang penuh dengan kuah sup.
Joon Young merasa bersalah pada sahabatnya. Da Woon meminta Joon Young tak usah khawatir. Ia hanya perlu bertahan sebentar saat dipukul ayahnya. Joon Young berjanji ia akan mendapatkan uang dan membelikan kamera baru sebagai pengganti kamera yang rusak tadi.

Da Woon ingin tahu bagaimana Joon Young bisa mendapatkan uang. Joon Young mengatakan ia akan mendapatkan uang dari ikan Honoriusnya dan karena ia adalah putri pemilik toko sup.
In Joo melakukan penelitian rasa, “Kau akan mengenali rasa bahan yang lebih baik ketika kau makan mentah-mentah dalam keadaan perut kosong.”

In Joo mencoba mengunyah bawang putih mentah dan merasakan rasanya. Ia menuliskan rasanya pada catatan yang dibuatnya, “Bawang putih. Saat aku mengunyahnya rasanya pedas dan aku bisa mencium baunya yang kuat. Alasan kenapa ini pedas karena..... apa kegunaan dari ini?” In Joo belum menemukan jawabannya.

In Joo mencari sumber buku di ruang kerja ayahnya. In Joo menemukan sebuah buku dan mulai mencari apa yang ia cari sambil duduk di kursi kerja ayahnya. Ia akan mencatat apa yang ditemukannya tapi ia tak menemukan kertas. Ia pun mencarinya ke laci meja kerja ayahnya dan ia melihat sebuah kotak cantik di laci. In joo mengambil dan membuka untuk melihat isinya.
Isinya ternyata barang-barang dan foto Ha In Joo (asli) ia melihat foto itu dan mengambil gelang manik-manik. In Joo memakainya, ia merasa itu adalah miliknya.
“Apa yang kau lakukan?” tiba-tiba ayah masuk mengagetkan In Joo. In Joo beralasan ia tengah mencari buku dan tak sengaja melihat barang-barang itu, “Ini milikku iya kan Yah?”
“Bukan..!” jawab Ayah keras.
In Joo : “Kalau bukan milikku siapa yang akan memakai ini?”

Ayah menyuruh In Joo segera melepaskan gelang itu. In Joo mengerti dan segera menaruhnya kembali. Ayah masih marah, “Seharusnya kau tak menyentuh barang-barang Ayah?” In Joo menyesal, ia minta maaf dan berjanji tak akan menyentuh barang-barang ayahnya lagi. Ia langsung bergegas keluar.
In Joo kembali ke kamar dan sedih ayah memarahinya. Ia menengok ke arah kanan dimana dulu Ayah memintanya untuk menjadi Ha In Joo.

Ayah memegang kalung yang dipakai Yeon Woo kecil, “Kau bilang kalungmu diberikan padamu kan? Itu tak diberikan. Sejak awal kalung ini sudah menjadi milikmu. Kamar ini, tempat tidur ini, mainan ini mereka semua.....”
Yeon Woo memperhatikan semua yang ada di kamar dan bertanya untuk memastikan apakah semua yang di kamar ini sekarang miliknya. Ayah menjawab ya.

In Joo sedih mengingat semua itu, “Dia (ayah) mengatakan kalau segalanya milikku tapi itu bohong.” Air mata In Joo menetes deras.
Joon Young membersihkan ikan miliknya. Da Woon datang dan memberikan sup buatan rumah makan sebelah. Da Woon mengatakan kalau ia membeli sup itu. Joon Young mencicipi rasanya. Ia berusaha mencari tahu bagaimana caranya meraka bisa menyamarkan rasa ikannya.

Da Woon melihat ikan palsu itu, ia ingin tahu apa yang akan Joon Young lakukan dengan ikan-ikan palsu itu. Joon Young berkata kalau ia hanya ingin membuatnya agar lebih enak dari milik Paman pemilik rumah makan (Paman Chun Boo) Da Woon meminta Joon Young melakukan itu karena kamera (mencari uang untuk mengganti kamera), membohongi orang itu buruk. Joon Young menegaskan kalau ini bukan untuk kamera ini karena ikan Vietnam yang murah itu.
Go Jae Chul pulang ke rumah dengan kekesalannya (mungkin judinya kalah banyak) ia bingung apa yang harus ia lakukan dan mulai membongkar-bongkar barang miliknya. Dan ia pun menemukan sebuah selebaran yang sudah ia simpan cukup lama. Selebaran tentang hilangnya Ha In Joo.

Tiba-tiba Joon Young mengagetkannya dan Ayahnya pun langsung menyembunyikan selebaran itu di balik selimut. Ia tiduran di atasnya. Joon Young heran melihat ayahnya begitu gugup, Go Jae Chul menyuruh putrinya keluar ia ingin istirahat.
Joon Young hanya ingin memastikan apakah ayahnya benar-benar akan menutup rumah makan. Ayah kesal dan meminta Joon Young keluar.

Joon Young tersenyum lebar, kalau begitu ia bisa membuka rumah makan dan menjual makanan sendiri. Ayah Joon Young tak peduli apa yang akan dilakukan putrinya yang penting sekarang Joon Young keluar dari kamarnya. Setelah Joon Young pergi Go Jae Chul kembali memandang selebaran itu dan di sana tertera nomor telepon yang harus dihubungi.
Joon Young belanja bahan-bahan makanan di pasar. Ia meneliti dengan teliti bahan-bahan yang akan ia beli.

Di rumah makannya Joon Young langsung mempraktekan kebolehannya dalam mengolah makanan. Ia merasakan masakannya dan merasa kurang puas dengan rasanya. Joon Young terus bereksperimen sampai mendapatkan hasil yang memuaskan.

Esoknya Jung Da Woon membuka panci sup ikan buatan Joon Young. Ia mencium aromanya dan memuji kalau aromanya persis seperti sup ikan Honorius (tapi bukan, itu cuma ikan murah dari Vietnam) Da Woon mencobanya dan ia memuji kalau rasanya sangat lezat, lebih lezat dari pada buatan Paman Chun Boo.
Open house rumah makan Joon Young dan antriannya panjaaaaaaangggggg banget. Pelanggan yang baru keluar dari dalam memuji rasanya sangat enak. Harga sup-nya juga lebih murah dari rumah makan sebelah hanya 2000 won sementara milik Paman Chun Boo 3000 won. Da Woon membantu Joon Young melayani pelanggan.

Paman Chun Boo masuk ke rumah makan Joon Young ia terlihat kesal karena semua pelanggannya lari makan di tempat Joon Young. Joon Young terkejut dan Da Woon ketakutan.
Paman Chun Boo membawa selebaran dan ia meremas kertas itu marah, “Dimana ayahmu?” Joon Young meminta kalau tak ingin makan silakan pergi saja karena antriannya sangat panjang.

Paman Chun Boo tertawa dan berbisik pada Joon Young, “Apa yang kau lakukan dengan menjual sup seharga 2000 won per mangkuk? Dimana ayahmu?” Joon Young menjawab dengan mengeraskan suaranya kalau harga ikan Honorius turun tentu saja ia harus menurunkan harga per mangkuknya.
Paman Chun Boo penasaran dari mana Joon Young mendapatkan ikannya. Joon Young mengambil ikan beku dari frezer dan memperlihatkannya pada Paman Chun Boo. Ikan yang sama seperti miliknya. Joon Young mengatakan ia membeli 100 ikan dengan harga 30rb won. Joon Young juga mengatakan kalau ikan ini bukan ikan asli Korea dan memberi tahu kalau isi kulkas Paman Chun Boo juga penuh dengan ikan seperti ini.

Salah satu pelanggan menyahut ternyata dia sudah membohongi kita dengan ikan itu. Joon Young tersenyum mendengar komentar para pelanggan. Paman Chun Boo mengelak dan mengatakan kalau Joon Young hanya bercanda. Paman Chun Boo memandang marah Joon Young.
Go Jae Chul duduk di tepi tebing dekat makam istrinya. Ia duduk di sana sambil minum-minum. Ia mengambil selebaran dari saku celananya. Jae Chul menatap kuburan istrinya, “Kau gila tak membiarkan Joon Young pergi. Kau gila. (sepertinya dulu ketika menemukan Ha In Joo istrinya tak mengizinkan mengembalikan In Joo dan merawat menganggapnya sebagai anak sendiri)
Asisten Sung Do Hee memberikan daftar tamu VIP yang akan menghadiri pesta Korea-Jepang. Do Hee menyayangkan karena salah satu tamunya mengeluh tentang rasa saus di Arirang. Asistennya mengusulkan untuk merubah rasa saus tapi Do Hee menolak.

Asistennya memberi tahu kalau Menteri juga akan datang dan kita harus menyesuaikan rasanya untuk mereka. Do Hee merasa itu kurang pantas untuk Arirang dan untuk pesta kali ini ia akan memilih sendiri menunya. Ia meminta Kepala Chef mendaftar menu-menu yang direkomendasikan dari masing-masing Departemen.
In Joo menemui ibunya. Do Hee memberikan program rencana pendidikan koki Arirang untuk In Joo. Do Hee berkata kalau In Joo tak mendapat perlakukan khusus karena menjadi putri seorang Master Chef, “Sebagai salah satu koki mereka akan melihat bakatmu dan ini pasti akan sangat sulit untukmu. Setelah kau mulai kau tak boleh menyerah, bisakah kau melakukannya?” In Joo meminta ibunya tak usah khawatir bukankah ia putri ibunya.

In Joo kembali ke rumah dan ia mendengar telepon berdering tapi bukan telepon yang ada di ruang tamu melainkan telepon yang ada di ruang kerja ayahnya. Tak ada siapa-siapa di rumah, In Joo masuk ke ruang kerja ayahnya.

Awalnya In Joo akan mengabaikan telepon itu tapi ia penasaran karena telepon terus berdering. In Poo pun mengangkat teleponnya. Tapi tak ada suara dari si penelpon. In Joo berniat menutup kembali teleponnya tapi si penelpon tiba-tiba bicara.
“Apa benar kalau kau kehilangan anak sekitar 10 tahun yang lalu?” tanya si penelpon (ternyata yang menelpon Go Jae Chul) In Joo gemetaran mendengarnya.

Go Jae Chul : “Aku menghubungimu karena melihat selebaran. Aku rasa aku tahu anak itu.”
“Kau salah sambung.” ucap In Joo gemetaran. Tahu kalau yang menerima telepon bukan orang tua, Go Jae Chul meminta teleponnya diberikan ke orang tua In Joo. Tapi In Joo malah berteriak keras kalau sudah salah sambung. “Tak ada yang kehilangan anak disini jika kau menelepon lagi aku akan melaporkanmu.”

In Joo langsung menutup teleponnya, tak hanya itu ia masih takut kalau si penelpon akan menelpon lagi maka ia mancabut kabel teleponnya. In Joo gemetaran dan ketakutan, ia tak mau In Joo yang asli kembali dan merebut apa yang sudah menjadi miliknya.
Go Jae Chul kembali ke rumah dalam kondisi mabuk. Ia bernyanyi tak karuan. Tiba-tiba ada yang mencegatnya, anak buah Paman Chun Boo. Go Jae Chul mencoba lari tapi ia berhasil ditangkap.

Go Jae Chul diikat dan digantung kemudian diceburkan ke laut yang dingin ditarik kembali dan diceburkan lagi. Go Jae Chul tak tahu apa kesalahannya sampai diperlakukan seperti ini. Anak buah Paman Chun Boo berkata kalau Joon Young sudah mempermalukan Paman Chun Boo.

Go Jae Chul kedinginan dan ingin tahu apa yang sudah dilakukan Joon Young. Ia sama sekali tak tahu apa-apa dan Go Jae Chul kembali diceburkan dan direndam di air laut yang dingin.
Joon Young menghitung pendapatannya menjual sup hari ini (wah dapat banyak hehe) Ayahnya dengan penuh kekesalan tiba di rumah. Joon Young heran ayahnya basah kuyup. Joon Young mengatakan kalau hari ini ia mendapatkan uang. Ia merasa kalau dirinya memiliki bakat yang hebat.
Go Jae Chul kesal mendengar ocehan putrinya dan berjalan ke arah lemari es, ia membuka frezernya dan mendapati ikan itu. Go Jae Chul benar-benar marah dan memukul Joon Young hingga terjatuh, “Ayah?” Joon Young kaget tiba-tiba dipukul, ia hampir menangis.

“Siapa kau memanggiku Ayah?” bentak Go Jae Chul. “Aku menyelamatkan dan merawat anak yang hampir mati. Tapi sekarang kau mencoba membunuhku? Dari awal aku tak seharusnya membawamu kemari. Jika bukan untukmu, ibumu mungkin tak meninggal. Ini semua karena kau sangat beruntung. Itu sebabnya keadaanku jadi seperti ini.”
Go Jae Chul meminta Joon Young pergi, sudah cukup ia mengangkat Joon Young menjadi anaknya. Joon Young menangis sesenggukan ia mengaku salah dan meminta ayahnya jangan marah.
Go Jae Chul bereriak histeris dan mulai mengancurkan apa yang ada di sebelahnya. Joon Young hanya bisa menangis ketika ayahnya memecahkan aquarium tempat ia menyimpan ikannya. Ikan itu jatuh berhamburan. Setelah itu Go Jae Chul pergi keluar dengan kemarahannya.

Joon Young mengambil satu persatu ikan-ikan itu tapi ia tak bisa mengambilnya karena licin. Joon Young hanya bisa menangis.
Ha Young Bum berada di ruang kerjanya. Ia akan mengambil pulpen yang terjatuh. Dan terkejut melihat kabel telepon yang tak tersambung. Ia membetulkan kembali letaknya.

In Joo masuk ke ruang kerja ayahnya membawakan buah-buhan dan minuman. In Joo melihat kabel telepon sudah terpasang kembali dan mulai cemas. Ayah minta maaf karena sebelumnya sudah bersikap kasar pada In Joo dan berjanji itu tak akan terulang lagi.
In Joo bertanya pada ibunya apa ponsel ayahnya rusak. Bukankah ayahnya selalu menggunakan ponsel dan kenapa membutuhkan telepon di ruang kerjanya. Ibunya mengatakan kalau seorang teman lama hanya mengetahui nomor telepon rumah.

In Joo akan minum tapi ia kaget karena mendengar suara telepon berdering, ia pun gugup dan ketakutan. Ibunya heran kenapa sikap In Joo seperti itu. Ternyata itu suara telepon di ruang tamu.
Joon Young duduk di depan rumah makannya (rumahnya) ia menunggu ayahnya pulang. Yang ditunggu pun datang dalam keadaan mabuk, ayahnya menyanyi dan menari tak karuan. Joon Young menghampiri ayahnya dan mengikuti lagu yang dinyanyikan ayahnya.

Go Jae Chul langsung terdiam mendengar Joon Young ikut menyanyi. Joon Young langsung menggandeng lengan ayahnya sambil menyanyi. Tapi ayahnya diam saja. Karena masih kesal Go Jae Chul melepas gandengan Joon Young dan masuk ke rumah. Joon Young menyusul ayahnya masuk.
Joon Young berkata ia sudah menyelamatkan semua ikannya. Ayahnya menyahut bukankah mereka akan mati juga kenapa Joon Young menyelamatkan ikan itu apa mereka akan senang. Joon Young menjawab tentu saja mereka mengucapkan terima kasih.

“Ayah terima kasih.” ucap Joon Young. Go Jae Chul tersentuh mendengarnya. “Kau juga menyelamatkanku.” sambung Joon Young. Ia tahu kalau ayahnya pasti lelah ia sudah menyiapkan tempat tidur ayahnya.
Go Jae Chul : “Ayah.. ayah.. bisakah kau memanggilku seperti itu setelah aku memukulmu?”
Joon Young : “Tentu saja aku akan memanggil ayah. Selain itu apalagi aku akan memanggilmu?”
Di kamar Go Jae Chul membereskan pakaian dan memasukannya ke tas. Ia kembali memandang selebaran itu.
Sementara di kamarnya, Joon Young membuka liontin miliknya, disana ada foto dirinya ketika kecil bersama dengan ibunya (istri Go Jae Chul) Joon Young menangis, “Ibu!”
In Joo menyiapkan sarapan untuk ayah dan ibunya. Ibunya heran apa ini semua In Joo yang menyiapkannya sendiri. In Joo meminta ibunya mencicipi masakannya. Do Hee berkata kalau In Joo lulus. In Joo tertawa senang.

In Joo masih menyiapkan masakan lain di dapur. Ibunya tanya apa ada yang perlu dibantu. In Joo menolak dan berkata kalau ia bisa melakukannya.

Ayah mencium aroma masakan yang lezat dan ia terkajut melihat meja makan penuh dengan makanan dan bertanya apa itu semua putrinya yang melakukan. Ayah mencicipi sup buatan In Joo dan memuji kalau itu sangat segar. Ia berfikir kalau In Joo lebih baik dari istrinya. In Joo minta ibunya bersiap-siap saja.

Tiba-tiba terdengar suara telepon berdering dari ruang kerja ayah, “Apa kau mendengar sesuatu?” tanya ayah memastikan apa yang ia dengar benar atau tidak. “Tidak. aku tidak mendengar.” jawab In Joo panik. In Joo meminta Ayah membantunya menggoreng. Tapi ayahnya langsung berlari menuju ruang kerja.
Dan benar itu suara telepon dari ruang kerjanya. Ayah mengangkat telepon itu, tangannya gemetaran (karena telepon itu sengaja dipasang untuk mengetahui kalau-kalau ada yang menemukan putrinya)
Ayah ; “Halo? Tolong bicaralah.”
Go Jae Chul : “Apa kau mencari seorang anak? Aku hanya ingin tahu, apa poster-poster yang 10 tahun lalu itu benar.”
Ayah terkejut mendengarnya, “Apa kau mengetahui In Joo kami?”
Go Jae Chul : “Aku menanyakannya terlebih dahulu padamu. Apa benar kalau kau kehilangan anak?”
“Ya itu benar.” ucap Ayah.
Go Jae Chul : “Jadi kau adalah orang yang kehilangan anak di poster itu? apa pekerjaanmu?”
Ayah : “Apa In Joo masih hidup?”
Go Jae Chul : “Apa kau mencoba untuk menawar? Aku akan menutup telepon.”
“Aku seorang dokter.” ucap Ayah keras.
Go Jae Chul : “Benarkah? Kau tak mebohongiku?”
Ayah tersenyum senang, “Benar.”
Go Jae Chul : “Seharusnya kau baik-baik saja, makan dan bertahan hidup. Apa kau masih ingin mencari anak itu?”
Ayah tak sabar lagi.
Go Jae Chul : “Datang ke sisi depan menara Udo di pulau Udo.”
Ayah hampir manangis, “Apa anakku masih hidup?”
“Jangan terlambat.” Go Jae Chul menutup teleponnya.
Ayah : Halo halo halo....
In Joo cemas In Joo asli akan ditemukan itu berarti posisinya terancam.

4 comments:

  1. thanks sinopnya... lanjut yukz... :)

    ReplyDelete
  2. wow! Mbak Anis.. nama kita sama.
    heheh..

    :), kyknya Feast of good seru ya..
    ada seo hyun jin sama Joo sang wook.
    sayangnya seo hyun jin jd pemeran antagonis ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. oh ya sama kah? mungkin kita kembar tapi tak sama hehe...

      iya seru dramanya enak buat diikuti... ga membosankan...

      Delete
  3. kayaknya g semudah itu dech langsung bisa ketemu...pasti injo palsu itu akan menghalang-halangi.

    duch..kenp drama korea nie jg demam dgn tema putri yang ditukar, sengaja tertukar, atau tidak tertukar...

    haahh ribet, tp beda settingan , mungkin dlm hal tema

    ReplyDelete

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.