Dong Joo menatap sedih Joon Ha, "Jang Joon Ha. Kau seharusnya tak berkata seperti itu. kata-kata itu, aku tak tahu kalau ternyata itu berarti kesedihan. Pergilah. Lakukan apa yang ingin kau lakukan!"
Air mata Dong Joo menetes, "Kak Joon Ha." Dong Joo berusaha tersenyum meskipun air matanya terus mengalir deras, "Aku menangis karenamu, ini yang terakhir kalinya!" Dong Joo pergi dari hadapan Joon Ha dengan perasaan sedih.
Dong Joo berpapasan dengan Woo Ri. Woo Ri melihat kesedihan Dong Joo dan bertanya apa Dong Joo tak apa-apa. Dong Joo tersenyum dan mengusek-usek rambut Woo Ri, "Aku tidak 'tidak apa-apa'" Woo Ri ingin tahu apa yang terjadi antara Dong Joo dan Joon Ha.
Dong Joo : "Bong Woo Ri kau bilang Bong Ma Roo bukan lagi Kakakmu. Apa kau dengar aku? Sekali lagi!"
Joon Ha lewat tapi ia berjalan berlalu begitu saja dengan angkuhnya.Dong Joo masuk ke ruangan yang sekarang menjadi ruangan Joon Ha. Barang-barang miliknya tengah dibereskan oleh anak buah Joon Ha. Dong Joo meminta barang-barangnya jangan disentuh. Joon Ha menyuruh anak buahnya menunggu diluar. Staf Energy Cell mengintip dari luar jendela. Joon Ha berkata kalau ia akan resmi bekerja besok dan untuk hari ini ia masih memberikan tempatnya untuk Dong Joo.
Park Dae Ri dan rekannya cemas ada apa ini. Apa CEO Cha dipecat. Apa kesalahannya.
Woo Ri ikut melihat dari luar jendela. Park Dae Ri heran melihat Woo Ri ada di sana. Kenapa Woo Ri tak berada di ruangan Woo Ri sendiri. Woo Ri mengerti ia akan segera pergi, tapi ia ragu dan kembali melihat ruangan pimpinan Energy Cell.
Joon Ha berpikir kalau bagian marketing cocok untuk Dong Joo tapi kalau Dong Joo ingin tetap diruangan ini ia akan mencarikan meja untuk Dong Joo (Dong Joo akan dipindahkan ke bagian marketing bareng sama Na Mi Sook itu berarti bareng sama Woo Ri donk hehe)
Dong Joo bertanya apa hanya mengambil posisinya yang bisa dilakukan Joon Ha. Joon Ha tertawa dan menjawab kalau posisi ini sebenarnya adalah miliknya. Dong Joo merasa Joon Ha sangat kekanak-kanakkan. Tapi Joon Ha menganggap ini sangat lucu. Bekerja tidak selalu harus serius kata Joon Ha. Dong Joo tanya apa Joon Ha pikir ini lucu.
Joon Ha : "Cha Dong Joo, kalau kau serius kau akan cepat tua. Kalau kau menginginkan posisi ini kau harus bisa mengontrol dirimu dan menjadi kekanak-kanakkan!"
Joon Ha mengambil kantung kacang Dong Joo yang ada di meja dan melemparkannya ke arah Dong Joo. Kantung kacang itu jatuh. Dong Joo meminta Joon Ha mengambilnya tapi Joon Ha menolak. Dong Joo jongkok mengambilnya sendiri.
Dong Joo : "Jang Joon Ha, kau tak akan bisa menjadi Cha Dong Joo hanya dengan meniru setiap kata-kataku. Kalau memang itu keinginanmu silakan. Tapi kalau kau mau melakukannya lakukanlah dengan benar dan jangan merusak apa yang sudah kubangun!"
Dong Joo membawa kotak barang-barangnya dan keluar dari ruangan.
Staf Energy Cell mencemaskan Dong Joo. Dong Joo meyakinkan kalau ia tak apa-apa. Ia meminta yang lain tak usah khawatir dan tetap bekerja sesuai jadwal dan biarkan saja barang-barang di ruangannya karena ia akan kembali lagi.
Dong Joo memanggil Woo Ri yang masih berdiri diam, "Bong Woo Ri. Sepertinya keinginanku terkabul. Sekarang kau jadi sekertarisku!" Woo Ri langsung menyusul Dong Joo tanpa melihat Joon Ha yang berdiri di dalam ruangan menatapnya.
Sambil berjalan menuju ruangan marketing Woo Ri meminta Dong Joo kembali dan bicara dengan Joon Ha lagi. Dong Joo tak memperhatikan apa yang dikatakan Woo Ri. Woo Ri langsung menyentuh badan Dong Joo. Dong Joo memandangnya.
Woo Ri berkata bukankah Dong Joo tahu kalau Joon Ha bersikap seperti itu karena dia sedang marah. Dong Joo memejamkan matanya, ia merasa pusing. Woo Ri cemas.
Dong Joo menyindir sekertaris seperti apa Woo Ri ini. Kalau tak mau membawakan barang-barangnya paling tidak bukakan pintu. Dong Joo meminta untuk sementara lupakan Joon Ha dan bertanya dimana meja Woo Ri.
Dong Joo melihat sekeliling ruangan dan memujinya. Na Mi Sook heran kenapa Dong Joo ada di ruangan marketing. Dong Joo malah bertanya dimana meja Bong Woo Ri. Mi Sook menunjukannya dan kembali bertanya apa yang terjadi.
"Aku ditendang!" jawab Dong Joo santai. "Walaupun ini membuatku kikuk, Manajer tolong jangan tertawakan aku!"
Dong Joo ingat apa boleh ia menggunakan ide dari Mi Sook. Ia ingin mencuri konsep 'Love or Leave' (cinta atau pergi) untuk make up show nanti. Mi Sook mengizinkannya, "Selama kau tak mencuri hatiku!" ucap Mi Sook dan Dong Joo terkekeh melihatnya.
Nenek, Young Kyu dan Paman Lee makan ayam goreng (Paman Lee kok yang makan) Nenek sibuk membersihkan lantai yang dikotori Paman Lee. Young Kyu menyuruh sobatnya makan ditempat lain dan jangan merepotkan ibunya.
Paman Lee malah menyuruh Nenek untuk terus membersihkan lantai. Young kyu kesal kenapa sobatnya membuat ibunya terus bekerja. Young kyu akan merebut kain pembersih itu tapi Nenek menolak, ia beralasan kalau dirinya banyak bergerak ia tidak akan kehilangan kesadarannya.
Nenek juga meminta Young Kyu mengajarinya membaca huruf, "Katanya menulis itu bagus untuk pasien alzheimer. Bagaimana caranya? Aku kan buta huruf?" Young Kyu mengusulkan bagaimana kalau ibunya ikut ke rumah Dong Joo. Bermain dengan ikan dan huruf itu menyenangkan. Paman Lee tak setuju dan marah, kenapa kesana itu rumah musuh kita.
Nenek juga menolak karena tak sopan masuk rumah orang tanpa permisi. Young Kyu berkata tak apa-apa karena Dong Joo memintanya datang setiap hari untuk memberi makan ikan. "Dia itu orang yang menyenangkan dia bahkan memberiku topi yang ada lampunya. Ibu, ibu, ibu, Cha Dong Joo itu anak yang baik!" Nenek tahu kalau Dong Joo itu orang yang baik. Begitu baiknya sampai ia khawatir apa Dong Joo bisa bertahan hidup di dunia ini. "Jadi kau baik-baik dia jangan membencinya walaupun dia anak Choi Jin Chul!"
Shin Ae berkunjung ke rumah ibunya. Melihat Shin Ae datang Young Kyu langsung menyuruhnya pulang. Shin Ae mencoba bersikap manis di depan ibunya. Ia tanya bukankah kaki ibunya sakit, kalau sakit alzheimer kenapa tak dibawa ke rumah sakit. Paman Lee merasa aneh dan menganggap sikap Shin Ae ini tak normal. Shin Ae juga mengatakan ketika ia melihat Ma Roo itu mengingatkan pada ibunya.
Young Kyu heran apa Shin Ae melihat Ma Roo. Apa Shin Ae bertemu Ma Roo. Shin Ae mengatakan kalau Ma Roo memiliki rumah dan memintanya untuk tinggal bersama (yah bohong banget) tapi biarpun begitu karena sudah dewasa dia tetap canggung dengannya.
Nenek mengajak Shin Ae bicara berdua di kamar dan berpesan tak boleh ada yang masuk. Tapi Paman Lee dan Young Kyu mencoba mencuri dengar.
Nenek meminta Shin Ae bicara jujur apa sebenarnya yang terjadi. Shin Ae bilang kalau kedatangannya memang untuk melihat ibunya. Nenek menabok dan menyuruh Shin Ae bicara jujur.
Shin Ae berkata kalau ia sekarang sudah menjadi Nyonya besar dan ibunya juga harus bisa memulai hidup yang bermartabat, apakah memukul dan bersumpah serapah gaya Nenek dari penerus Woo Kyung.
Shin Ae juga mendengar kalau Ma Roo datang ke restouran ayam Seung Chul untuk melihat Nenek. Ia merasa itu karena rasa sayang Ma Roo pada Neneknya. Shin Ae mengajak ibunya menemui Ma Roo. "Dia tak mau mendengarkan Young Kyu tapi dia pasti mau mendengarkanmu!"
Nenek kembali menabok Shin Ae dan bertanya kenapa. Apa dengan membawanya Shin Ae pikir hati Ma Roo akan luluh. Ibunya minta tolong Shin Ae jangan lagi mengotori hati anak malang itu. "Biarkan dia, sudah terlambat kalau kau mau menjadi ibunya!"
Shin Ae kesal bagaimana bisa anak itu tak mau memanggilnya ibu, padahal ia sudah susah payah melahirkannya. "Kalau dia tak kulahirkan hidupku tak akan seperti ini, aku akan menjadi sekertaris di perusahaan yang lebih besar dari Woo Kyung. Mendapatkan uang, menikah, dan hidup layak!"
Nenek terdiam ternyata putrinya masih belum berubah. Shin Ae kembali meminta ibunya untuk ikut dengannya dan mengatakan pada Ma Roo kalau ia sudah banyak berkorban untuk Ma Roo, "Kau tahu betapa aku hampir mati ketika melahirkannya!" Nenek jelas-jelas menolaknya ia berfikir kalau Ma Roo itu tak menginginkan Shin Ae.
Shin Ae : "Ibu apa kau mau melihatku seperti ini? Ibu tolong katakan sesuatu padanya aku mohon!"
Nenek : "Kalau kau mengerti kenapa anakmu seperti itu padamu. Lihatlah aku. Apa yang kau pikirkan tentang diriku? Ibu yang tak berbuat apa-apa untuk anaknya. Begitu kau melihatnya kau akan muak dengannya dan tak akan menyukainya. Ibu ini, yang kau inginkan dia mati. Ibu ini yang lebih baik mati. Seperti itulah aku bagimu. Begitulah dirimu dimata Ma Roo!"
Shin Ae menolak pendapat ibunya karena ia berbeda. "Kau hidup miskin. Tapi aku, kalau aku tak punya Ma Roo aku takkan hidup seperti itu. Aku tak bodoh seperti ibu. Aku tak miskin!"
Nenek : "Lalu apa yang harus kulakukan?"
Shin Ae : "Tolong bicara dengan Ma Roo. Bagiku ini tak adil, ibu ini tak adil bagiku. Aku bisa gila atau mati. Aku tak bisa membiarkan mereka menyingkirkanku sementara mereka hidup enak. Aku tak bisa membiarkan itu terjadi!"
Nenek memeluk Shin Ae yang terlihat begitu frustasi.
Paman Lee menunjukan pada Young Kyu bagan silsilah keluarga musuh. Nama Choi Jin Chul juga anaknya Bong Ma Roo. Paman Lee menyilang nama Ma Roo. Lalu Cha Dong Joo karena dia bukan anak kandung Choi Jin Chul Paman Lee memberi tanda segitiga dan menyebutnya setengah musuh.
Paman Lee : "Choi Jin Chul, Kim Shin Ae, Bong Ma Roo. Mereka bertiga adalah musuh. Kalau mereka musuh, kita harus membinasakan sampai tiga generasi. Anaknya Ma Roo juga harus dibenci sampai akhir!"
Young Kyu menolak membenci anaknya Ma Roo. Paman Lee punya usul kalau tak mau membenci anaknya kita naik ke atas. Sejak dulu tradisi bangsa kita adalah memusnahkan tiga generasi. Diatas Bong Ma Roo ada Ibunya yaitu Shin Ae dan di atas Shin Ae ada... ibunya Shin Ae.
Young Kyu berdiri marah, "Tidak mungkin, aku hanya mau membenci Choi Jin Chul. Aku mencintai ibuku dan Ma Roo!"
Paman Lee meminta sobatnya kembali duduk dan berkata kalau sasaran utamanya adalah Choi Jin Chul dan sobatnya ini harus mempersiapkan pembalasan dendam. Young Kyu tak mengerti.
Plok... Paman Lee menepuk dahi Young Kyu dan bertanya apa itu sakit. Young Kyu menggelang dan menjawab kalau itu tak sakit.
Paman Lee : "Kalau kau menggunakan kepalamu (otakmu) untuk mengahadapi Woo Kyung, kau akan menang. Kepalamu sudah terlatih untuk kau gunakan padanya. Lalu Choi Jin Chul akan menjadi seperti dirimu. Dan itu berarti bencana untuk mereka. Ini adalah pembalasan dendam yang paling sadis!" (wahaha ingin membuat Choi Jin Chul jadi orang idiot)
Young kyu memegang dahinya dan berucap seperti yang diucapkan Paman Lee, pembalasan dendam paling sadis.
Min Soo menemui Dong Joo di ruang marketing. Ia bertanya bagaimana bisa Joon Ha menjadi Direktur. Dong Joo tak menanggapi pertanyaan Min Soo, ia malah balik bertanya kandidat untuk make up show apa sudah diputuskan. Min Soo meminta Dong Joo jangan merubah topik pembicaraan. Bagaimana dengan posisi Dong Joo.
Telepon di depan Dong Joo berdering, jelas Dong Joo tak mengetahuinya. Woo Ri panik dan segera mengangkat telepon itu. Woo Ri berkata kalau Dong Joo sedang rapat, kalau penting kirim saja sms ke ponsel Dong Joo. Dong Joo memperhatikan apa yang diucapkan Woo Ri.
Min Soo heran kenapa Woo Ri yang menjawab telepon Dong Joo. Woo Ri beralasan karena Dong Joo sedang berbincang dengan Min Soo jadi ia berinisiatif untuk menjawab telepon Dong Joo.
Na Mi Sook datang membawa tape meminta Dong Joo mendengarkan musik. Sebuah alunan musik pengiring. Na Mi Sook berkata kalau lagu itu cocok untuk mengekspresikan tentang cinta dan perpisahan. Apa Dong Joo setuju dengan musik pilihannya.
Dong Joo cuma bisa nyengir dan hanya menjawab ya. Woo Ri yang mengerti situasi langsung bertanya apa ini. Mi Sook berkata kalau itu musik Beethoven. Min Soo merasa kalau musik itu sama sekali tak melambangkan konsep make up show dan terkesan berat. Ia meminta pendapat Dong Joo. Dong Joo bingung harus bicara apa.
Woo Ri langsung berseru kalau ia lebih menyukai Batman, ia penah mendengarnya tapi lupa judulnya. Dong Joo langsung mengerti maksud Woo Ri, itu adalah musik yang ia setel ketika berada di dalam mobil dan ia mengatakan lebih menyukai Batman dari pada Beethoven. Ia berkata pada Mi Sook kalau ia akan mendiskusikannya dengan penata musik. Dong Joo langsung pergi mengajak Woo Ri. Dong Joo menyebut Woo Ri, Sekertaris Bong.
Min Soo heran apa Woo Ri sekarang menjadi sekertaris Dong Joo. Woo Ri menjawab kalau ia bukan sekertaris resmi ia hanya membantu beberapa pekerjaan saja. Dong Joo membenarkan kalau Woo Ri itu sekertarisnya dan itu ia yang menyuruh.
Min Soo makin heran dan meminta pendapat Na Mi Sook tentang Woo Ri dan Dong joo. "Hubungan pria dan wanita hanya mereka berdua yang tahu!" jawab Mi Sook. Min Soo makin penasaran.
Dong Joo dan Woo Ri tiba diparkiran. Woo Ri berbicara memandang Dong Joo sambil berjalan mundur. Ia sebenarnya tak mau mengaku sebagai Sekertaris Dong Joo karena takut mengecewakan Min Soo.
Dong Joo menatap tajam Woo Ri, "Apa kau sangat menyukaiku? kau akan jatuh cinta kalau memandang wajahku!"
Woo Ri : "Memangnya aku melakukan ini karena aku suka padamu? Aku memang selalu memandang wajah orang yang kuajak bicara. Ekspresi wajah, terutama mata tak akan bisa berbohong. Coba lihat matanya!"
Dong Joo : "Apa begitu saja? Apa itu alasanmu melihat wajahku?"
Tiba-tiba ada mobil yang melaju cepat diparkiran. Woo Ri langsung menengok, Dong Joo melihat Woo Ri menengok dan ia langsung reflek melindungi Woo Ri. Mobil itu ngerem mendadak.
Joon Ha yang berada di dalam mobil, ia langsung keluar. Dong Joo meminta Joon Ha hati-hati kalau mengendarai mobil. Joon Ha tanya apa Dong Joo kaget.
Joon Ha beralih menatap Woo Ri, ia sebenarnya akan menelepon Woo Ri dan mengajak pulang bersamanya. Woo Ri heran apa Joon Ha mau pulang ke rumahnya. Joon Ha tak menjawab dan menyuruh Woo Ri masuk ke mobilnya.
Dong Joo meminta Joon Ha mengikuti mobilnya saja kalau mau ke rumah Woo Ri. Dong Joo langsung berjalan menggandeng Woo Ri.
Joon Ha : "Kenapa aku harus mengikutimu?"Dong Joo tak tahu apa yang diucapkan Joon Ha. Woo Ri menahan tangan Dong Joo dan berkata kalau ada yang harus ia katakan pada Joon Ha dan meminta Dong Joo pergi dulu. Dong Joo mengerti dan ia akan menghubungi Woo Ri nanti.
Setelah Dong Joo pergi Joon Ha menyuruh Woo Ri masuk ke mobilnya tapi Woo Ri bertanya dulu apa Joon Ha mau ke rumahnya. Joon Ha menjawab tidak tapi akan ke rumahnya. Ia akan menunjukan rumah barunya pada Woo Ri.
Woo Ri : Kakak?
Joon Ha : "Aku bukan Bong Ma Roo. Aku juga bukan Jang Joon Ha. Aku sekarang adalah pribadi yang ketiga!"
Woo Ri tak tak tahu bagaimana harus bersikap pada pada pribadi Joon ha yang baru. Joon Ha berkata kalau akan memberitahu Woo Ri jika kepribadiannya yang baru ini sudah memiliki nama.
Woo Ri : "Kakak yang sekarang, apa itu baik bagimu?"
Joon Ha menjawab kalau ia sendiri tak tahu. Woo Ri kembali bertanya kenapa Joon Ha selalu marah. Kenapa selalu saja bertengkar.
Joon Ha : "Apa itu tak boleh? Kenapa aku tak boleh marah? Kenapa aku tak boleh bertengkar? Kau tak tahu bagaimana rasanya hidup sebagai Jang Joon Ha. Jadi perhatikan saja aku. Kalau kau tak menyukaiku sebagai laki-laki, cukup sebagai orang yang bisa kupergunakan. Apa itu bisa?"
Woo Ri : "Baiklah. Marahlah semaumu. Bertengakarlah dan akan kubiarkan. Tapi Kakak harus sadar Kakak akan menderita karena itu. Apa Kakak tahu?"
Joon Ha : "Lupakan. Pergilah!"
Joon Ha kembali ke mobil dan segera pergi dari sana, tak menghiraukan panggilan Woo Ri.
Woo Ri mengunjungi kafe ayam Seung Chul (namanya BBQ Chicken-Restouran ini juga menjadi sponsor drama hehe) Woo Ri langsung berseru kalau bisnis Seung Chul sangat bagus. Seung Chul langsung pasang wajah juteknya ketika melihat Woo Ri dan bertanya kenapa Woo Ri datang.
Woo Ri tanya apa Seung Chul menjual alkohol. Woo Ri langsung masuk. Seung Chul heran kenapa Woo Ri tiba-tiba ingin minum. Apa Woo Ri putus dengan Cha Dong Joo.
Seung Chul menuangkan minuman untuk Woo Ri, "Semakin lama melihatku aku semakin keren kan? Dimana lagi kau bisa mendapatkan pria sekeren aku? Menuangkan alkohol untuk gadisnya yang datang setelah putus dengan pria lain. Kau beruntung sekali Bong Woo Ri!"
Woo Ri : "Selain sebagai pria dan wanita, sebagai teman kau bisa pinjamkan telingamu kan? Aku tak punya teman ngobrol. Aku sedang frustasi!"
Seung Chul memberikan syarat asal jangan menyebut nama Cha Dong Joo. Seung Chul pindah posisi duduk di samping Woo Ri dan Paman Lee ikut menguping pembicaraan ini.
Woo Ri langsung bercerita, "Kak Ma Roo. Selama ini menurutku Kakak telah menjalani hidup yang penuh penderitaan!"
Seung Chul : "Apa maksudmu Ma Roo yang Jang Joon Ha? Dia dokter, terakhir kali kulihat dia pakaiannya mewah sekali!"
Woo Ri : "Hanya karena pakaiannya mewah apa kau pikir dia bahagia? Belakangan ini hidupnya jauh lebih menderita daripada aku!"
Seung Chul tanya apa Woo Ri bertemu dengan Joon Ha. Woo Ri menjawab kalau ia bertemu Joon Ha di perusahaan. Dia mendapatkan posisi menggantikan Dong Joo.
Seung Chul kaget apa Cha Dong Joo sudah digulingkan. Paman Lee ikutan kaget dan berkata Cha Dong Joo pasti merasa tersingkirkan. Seung Chul kesal ayahnya ikut bicara dan merusak suasana. Paman Lee bertanya ke Woo Ri apa suasana hati Woo Ri sekarang terjadi karena Dong Joo digulingkan. "Aigoo, aku kasihan padanya!"
Seung Chul mengingatkan Woo Ri agar tak kasihan pada Dong Joo. Tapi Woo Ri tak tahu, ia merasa kasihan pada semua orang. Paman Lee menuangkan minuman untuk Woo Ri agar tahu ceritanya lebih lanjut. Seung Chul memandang tak suka ayahnya menggaggu obrolannya dan langsung mendorong hingga ayahnya terjengkang (Haha.. ya ampun ini anak)
Setelah mendorong ayahnya, Seung Chul langsung merangkul Woo Ri. Woo Ri menabok melepaskan diri. Tiba-tiba ibunya datang dan marah-marah. Bibi Lee berkata kalau Seung Chul masih banyak pekerjaan, "Apa seperti ini caramu mengelola toko?"
Paman Lee berkata pada istrinya kalau Cha Dong Joo sudah digulingkan oleh Ma Roo dan sekarang Ma Roo yang menjadi pangeran Woo Kyung. Bibi Lee tak peduli dan masih marah pada putranya, sebelum Seung Chul juga akan ia gulingkan berhentilah berkelakukan seperti ini. Mereka sudah memiliki 1000 makanan dalam daftar menu. Kenapa masih membuat resep baru. Bibi Lee menunjukan makanan baru yang dibuat putranya.
Seung Chul membela diri kalau itu bukan menu biasa. Ini persembahannya untuk Woo Ri, "Woo Ri kau lihat daun bawang di dada ayamku. Itu laksana dirimu yang tertanam di dadaku!" (wehehe)
Paman Lee menyahut kalau itu sangat keren, "Kau pun akan kutanam!" sahut Paman Lee pada istrinya. Tapi Bibi Lee malah menabok suami dan anaknya sambil memercikan air agar mereka lekas bekerja. Bibi Lee meminta bantuan Woo Ri untuk mencuci piring. Seung Chul menolak, ibunya tak boleh menyuruh Woo Ri bekerja. Dan Woo Ri tersenyum melihat keributan dan kekonyolan keluarga sahabatnya ini.
Dong Joo menunggu Joon Ha di depan sebuah apartemen dan orang yang ditunggu pun datang. Dong Joo langsung keluar dari mobil dan memaggil Joon Ha.
Joon Ha tanya dari mana Dong Joo tahu tempat ini. Dong Joo menjawab bagaimana pun Joon Ha merahasiakannya ia tetap anak pemilik Woo Kyung. Joon Ha tak ingin melihat Dong Joo diluar perusahaan dan menyuruh Dong Joo segera pergi.
Dong Joo menghalangi laju jalan Joon Ha, "Kau tak punya pilihan. Kau sudah tahu kalau aku harus bicara dengan menatap wajah agar percakapan berjalan lancar."
Joon Ha tak mau tahu, itu masalah Dong Joo. Ia tak ada waktu bicara dengan Dong Joo. Yang ia pikirkan adalah bagaimana caranya agar Tae Yeon Suk menjadi gila lalu loncat dari lantai atas. Ia harus mencari cara untuk itu.
Dong Joo : "Seperti inikah caranya kau memasuki kelemahanku? Seperti pengecut?"Joon Ha tertawa, "Kau seharusnya berterim kasih padaku. Menipumu, pura-pura akrab dengamu. Mengatakan aku menjagamu, melindungimu, ‘percaylah padaku’. Aku bisa saja memanfaatkanmu untuk menjatuhkan Woo Kyung lalu menusukmu dari belakang seperti ibumu. Jadi kau seharusnya berterima kasih padaku karena aku hanya membencimu!"
Dong Joo tersenyum mengatakan terima kasih karena Joon Ha sudah jujur padanya. "Tapi karena kau pandai kau ingat semua kata-kataku kan? Bahwa setiap kata yang kulihat dengan mataku, itu terukir dihatiku!"
Joon Ha tahu itu. Dong Joo berpesan agar Joon Ha hati-hati dengan kata-katanya dan jangan sampai Joon Ha menyesal. Dong Joo akan pergi tapi Joon Ha menahan dan bertanya apa maksud Dong Joo ia akan menyesal.
Dong Joo : "Ketika kau meninggalkan keluargamu dan kau menggandeng tangan ibuku. Apa kau tahu kalau ini akan terjadi? Jadi jangan salah menduga karena aku sendiri tak pernah menyangka kita akan jadi seperti ini. Ingat selalu kata-kataku!"
Dong Joo kembali ke mobilnya, Joon Ha beteriak. "Kali ini aku takkan menyesal dengan pilihanku. Aku yakin aku takkan menyesal!" Dong Joo tak mengetahui teriakan Joon Ha.
Dong Joo kembali ke rumahnya, tatapan matanya sedih. Ia memandang ikan-ikannya. Joon Ha sendirian di apartemen, ia mengamati suasana rumahnya yang sangat sepi. Joon Ha melirik sarung tangan dan bola baseball-nya.
Dong Joo masih berdiri membelakangi akuarium menggenggam kantung kacang sangat erat dan melempar-lemparkannya. Joon Ha pun melakukan hal yang sama, ia melempar-lempar bola baseball-nya.
Joon Ha memandang bola base ball-nya kemudian ia terlihat sangat marah dan melempar bola itu jauh-jauh. tapi setelah itu ia tampak sedih. Dong Joo menggenggam kantong kacangnya erat.
Bersambung ke Part 2
uhhh makin seneng ama jaewon
ReplyDelete............
kak boleh gk aku request midas??
aku pengen bgt baca tuh sinopsis, tapi aku cari kemana-mana kagak ada
salam kenal,
-FEBBY-
kak ditunggu kelanjutannya yaw....
ReplyDeleteaku dah makin penasaran ni...
salam kenal..
semangat....
^^
huuhh emosi banget aq sama perwatakannya shin Ae, klo ditanganin di Tv, tangan bisa masuk, pengen tak jambak2 tuch rambutnya......lebih sadis drpd choi jin chul
ReplyDelete