Monday 30 July 2012

Sinopsis A Gentleman's Dignity Episode 12

Mereka berempat berkumpul di Mango Six, wajah mereka terlihat sangat tertekan.
Suara Do Jin : “Pada suatu hari 3 tahun yang lalu. Walaupun kami bukan wanita hamil atau anak kecil. Sebagai upaya untuk menjadi manusia dewasa yang lebih baik kami menyetujui usulan Yoon untuk berhenti merokok. Kami bertekad untuk berhenti merokok.”
Mereka berempat mengerluarkan rokok dan korek dari saku mereka. Tapi Do Jin, Yoon dan Jung Rok menatap curiga Tae San. Akhirnya Tae San pun mengeluarkan semua rokok yang masih ada di sakunya.
Tae San mengeluarkan plastik yang akan digunakan untuk membungkus semua rokok itu. Satu persatu rokok masuk ke kantong plastik. Wajah mereka berempat terlihat sungguh mengenaskan seperti meninggalkan sesuatu milik mereka yang sangat berharga.
Dan hari dimana mereka tak merokok pun dimulai, sungguh sulit mereka lalui. Gelisah, tegang, emosional, panik semua campur aduk jadi satu. Mereka berusaha menghilangkan rasa keinginan untuk merokok dengan meminum jus.

Jung Rok kesal apa yang harus mereka makan ia meminta temannya cepat memutuskan. Tae San juga kesal makan apa saja. Do Jin meningggikan suaranya memarahi Tae San, “Kenapa kau marah? Kenapa makan apa saja?”

“Cepat putuskan!” Yoon tak kalah galak. Ia menyenggol kaki Jung Rok supaya memesan makanan sekarang. Jung Rok ikutan marah, “Memangnya aku harus cepat-cepat hanya kerena kau menyuruhku untuk cepat. Apa kau pamer hanya karena kau pengacara?”

Keempatnya terus beradu mulut melampiaskan emosi mereka.
Suara Do Jin : “Berpisah dengan rokok, sama seperti ketika seorang wanita mengalami menopouse. Kami menjadi super sensitif karena itulah kami mencari cara pertahanan diri masing-masing untuk melampiaskannya.”
Tae San memilih berolah raga. Ia melakukan fitnes. Ada seorang pria di sebelahnya, ia mencium bau sesuatu dari tubuh pria yang baru datang. Ia menciumi aromanya. Ternyata itu aroma rokok. Si Pria itu tentu saja terkejut ia takut Tae San berbuat tak senonoh padanya. Tae San terus menciumi aroma tubuh dari pria itu.
Yoon, dia memilih makan cemilan. Di meja kerja Yoon tergeletak berbagai macam cemilan, mulai dari snack sampai permen. Yoon memegang pena dan tangannya gemetaran seperti memegang rokok. Ia mengambil lolipop dan langsung mengemutnya tapi tangannya tetap saja gemetaran.

Yoon ganti memakan snack tapi cara dia memegangnya sudah seperti memegang rokok dan ia lupa kalau itu bukan rokok melainkan snack. Ia menghisap seolah ia betul-betul menghisap rokok.
Jung Rok, ia berada di kamar bersama istrinya. Ia bertanya Min Suk tak lelah. Ia mengajak istrinya tidur. Min Suk kesal dan menyuruh suaminya lebih baik merokok saja. Tapi jung Rok tak mau ia menarik istrinya ke balik selimut. Jung Rok memilih kegiatan yang dilarang untuk ditonton anak dibawah umur.
“Dan aku? Aku mulai bercocok tanam.” Do Jin tersenyum membersihkan tiap helai daun yang ia rawat.
Tapi tiba-tiba tatapannya menjadi garang, ia menggunduli semua tanamannya. Menumbuk daun dan menghisap gulungan kertas seolah itu adalah rokok.
“Walaupun prosesnya sangat lamban pada akhirnya kami berhasil.”

Sinopsis A Gentleman’s Dignity Episode 12
Yi Soo sampai di depan lift apartemen Do Jin. Ada yang akan masuk lift bersama dengannya, Colin. Yi Soo kaget melihat pemuda yang sebelumnya pernah ia temui. Colin juga tak menyangka akan bertemu lagi dengan Yi Soo. Yi Soo bertanya apa Colin tinggal di apartemen ini. Colin malah balik bertanya apa ia harus tinggal disini. Keduanya masuk lift bersama.

Yi Soo ingat kalau Colin ini anak sekolahan tapi pernah berada di klub malam. Colin tak menanggapi ia malah bertanya lantai berapa. Yi Soo menjawab lantai tujuh. Ternyata tujuan keduanya sama. Colin menyahut kalau mengenai masalah klub malam batas waktu pelaporannya sudah berakhir jadi lupakan saja.
Keduanya sampai di lantai 7. Yi Soo mengingatkan kalau Colin pergi ke tempat seperti itu lagi ia akan memberi tahu orang tua Colin. Yi Soo menyuruh Colin pergi. Ia pun segera ke apartemen Do Jin.

Yi Soo akan menekan bel tapi ia kembali terkejut Colin ada di sampingnya. Yi Soo mengira Colin mengikutinya. Colin berkata kalau ia juga ke rumah ini. Colin menekan bel rumah. Yi Soo bingung ada urusan apa Colin dengan pemilik rumah ini.
Mereka berempat mendengar ada seseorang yang menekan bel. Do Jin tanya siapa itu. Tae San juga bertanya apa Do Jin sedang menunggu seseorang, Do Jin menjawab tidak. Do Jin bertanya apa ada yang memesan makanan temannya bilang tidak.

Do Jin membuka pintu dan ia melihat Yi Soo tersenyum malu-malu datang ke rumahnya. Do Jin jelas tak menyangka. Ketiga temannya menyambut kedatangan Yi Soo.
Ternyata ada tamu lain selain Yi Soo, Colin. Do Jin tak mengenalnya, ia baru pertama kali ini bertatap muka dengan pemuda itu. Jung Rok dan Yoon yang sudah pernah bertemu merasa heran kenapa Colin datang ke rumah Do Jin. Do Jin pun bertanya siapa Colin.

Colin memperkenalkan dirinya, “Aku kesini untuk menemui kalian berempat. Senang bertemu dengan kalian. Aku putra Kim Eun Hee.”

Oh God, keempatnya jelas sangat terkejut putra cinta pertama mereka hadir menemui mereka. Jung Rok tak menyangka kalau putra Eun Hee itu Colin yang sudah pernah ia temui sebelumnya. Begitu juga dengan Yoon, karena beberapa waktu yang lalu Colin pernah berkonsultasi dengannya.
Do Jin wow... Entah apa yang ada dipikirannya yang pasti ia jelas terkejut. Ia terus menatap pemuda yang baru ia temui ini. Colin juga menatap Do Jin.
Jung Rok masih belum yakin apa benar Colin putra Kim Eun Hee. Yoon juga masih belum percaya. Ia menyahut bukankah Colin datang ke kantornya dan mengunjung kafe tempat Meari kerja (Yoon tak mengatakan maksud kedatangan Colin menemuinya) Tae San kaget Colin kenal juga dengan Meari. Jung Rok berbasa-basi kalau Colin mirip dengan Eun Hee jadi persilakan masuk dulu katanya.

Do Jin terus memandang Colin, Yi Soo menatap Do Jin dan Colin bergantian dengan tatapan tak mengerti apa sebenarnya yang terjadi. Do Jin menyuruh Colin masuk. Colin memberi salam selamat tinggal pada Yi Soo.

Do Jin keluar, Yi Soo mengerti dan mengikutinya. Colin disambut hangat oleh Yoon, Tae San dan Jung Rok. “Kau cukup tampan. Siapa namamu? Kalian sangat mirip.”
Do Jin berjalan lebih dulu menuju lift, Yi Soo mengikutinya. Di depan lift Do Jin minta maaf Yi Soo terpaksa pulang lebih dulu karena ada tamu yang tak diduga. Yi Soo ingin tahu siapa dia. Do Jin belum bisa mengatakannya ia akan memberi tahu Yi Soo lain waktu.
Yi Soo keluar dari lift, wajahnya masih memancarkan rasa penasaran dan was-was. Ia ingin tahu semuanya, ia berbalik menatap Do Jin yang berada di dalam lift. Do Jin mengingatkan jangan lupa meneleponnya, pintu lift pun tertutup. Tapi sesaat kemudian terbuka lagi.

Do Jin tersenyum, “Sepatu itu sangat cantik cuaca hari ini juga cerah. Sampai bertemu lagi.” Dan pintu lift pun kembali tertutup.
Tae San masih tak percaya apa Colin benar-benar putra Kim Eun Hee, ia ingin tahu berapa usia Colin. Colin mengatakan kalau ia lahir tahun 1995. Do Jin yang berdiri sambil menyedu suplemennya terkejut.
Yoon ingat kalau pertemuan pertama dengan Eun Hee ketika itu Daejeon Expo diselenggarakan tahun 1993. Tae San menyahut kalau saat itu Eun Hee pergi dan menghilang dan pasti dia bertemu dengan ayah Colin setelah itu. Colin mengatakan kalau ia hanya mendengar ibunya mengatakan tentang cinta yang menggebu. Do Jin tak ikut bicara ia hanya mendengarkan apa yang disampaikan Colin.

Tae San penasaran bagaimana Colin bisa kenal dengan Meari. Colin memberi tahu kalau ia bertemu dengan Meari di pesawat dari Jepang ke Korea. Tae San menebak apa sekarang Eun Hee berada di Jepang. Colin membenarkan. Yoon tanya lalu kenapa Colin berada di Korea. Jung Rok menyahut kalau Colin kabur dari rumah. Colin menyangkal ia mengatakan kalau ia melakukan perjalanan.

Yoon mengira-ngira kalau Colin lahir tahun 1995 berarti masih SMA ia heran kenapa Colin tak sekolah malah bepergian. Colin mengatakan kalau di Jepang SMA itu tak wajib. Jung Rok juga bertanya kenapa Colin mencari mereka berempat. Colin mengatakan kalau uangnya sudah habis dan tak punya tempat tinggal di Korea. Ia bermaksud merepotkan mereka berempat selama beberapa hari.

Tae San ingin tahu apa Eun Hee yang menyuruh Colin menemui mereka berempat. Colin mengatakan kalau ibunya tak tahu ia ada disini. Tapi ibunya sering membicarakan mereka berempat.

“Siapa? Siapa diantara kami berempat?” Tae San bersemangat ingin tahu. Jung Rok menebak pasti ia yang sering disebut Ibu Colin.
Do Jin menyela apa teman-temannya tak lelah. Ia mengucapkan selamat datang pada Colin. “Karena kau putra Kim Eun Hee kau boleh bersandar sepenuhnya pada kami. Kau boleh tinggal selama beberapa hari.” Do Jin menyarankan Colin tinggal di hotel perusahaan.

Colin : “Apa Paman menginginkanku tinggal di hotel?”
Do Jin : “Kenapa? Apa kau mau uang tunai?”

Colin menjawab bukan itu, sebenarnya ia ingin tinggal di rumah paman ini katanya sambil menunjuk Tae San. Karena ketika ibunya melihat foto mereka berempat dia terus menyebut paman ini.
Tae San jelas saja senang ia tak menyangka Eun Hee menyebut namanya di depan Colin. Jung Rok tak percaya pasti Colin salah dengar. Tae San dengan sombongnya bilang kalau yang disebut itu dirinya. “Apa? Kereta api ke Chuncheon? Tertinggal kapal terakhir? Bagaimana mungkin kau membiarkan anak ini tinggal di hotel?”

Tae San mengajak Colin ke rumahnya. Jung Rok melambai mengucapkan selamat jalan sambil duduk manis menopang kakinya. Do Jin bertanya kenapa Jung Rok tak ikut pergi. Jung Rok mengatakan kalau tubuhnya ini juga membutuhkan tempat tinggal (dia kan masih ribut sama istrinya)
Yi Soo masih belum jauh, langkahnya untuk pulang terasa berat karena rasa ingin tahunya yang tinggi. Ia menatap gedung apartemen Do Jin.
Yi Soo sampai di rumah dan Meari sudah ada disana. Yi Soo bertanya pada Meari tentang Kim Eun Hee.

Meari : “Apa penulis naskah drama Ghost? Oh... So Gan Ji.” (julukan So Ji Sub hihihi)

Yi Soo bilang bukan dia, ia kembali bertanya diantara orang-orang yang Meari kenal apa ada nama Kim Eun Hee. Meari mengingat-ingat, “Apa mungkin itu cinta pertama kakakku?”
Meari menjelaskan kalau mereka bertemu dengan Eun Hee ketika kencan buta sewaktu masih kuliah, mereka semua terpesona olehnya. Tapi suatu hari dia pergi ke Amerika tanpa mengucapkan kata-kata perpisahan sama sekali. Karena itulah mereka berempat tak bisa melupakannya. Meari mendesah seharusnya trik seperti itulah yang harus ia pelajari. Mereka berempat bisa berkelahi hanya gara-gara menyebutkan namanya. Ia menilai mereka berempat sangat kekanak-kanakan. Kini Yi Soo paham ternyata Kim Eun Hee itu cinta pertama mereka berempat.
Meari ingat sikapnya tempo hari, ia benar-benar minta maaf karena waktu itu ia meluapkan amarahnya seperti anak kecil. Ia tulus mendukung hubungan gurunya dengan Do Jin.

Yi Soo terus berfikir kalau memang wanita itu cinta pertama mereka berempat dan sekarang putranya muncul. Meari jelas kaget putra Kim Eun Hee muncul.
Se Ra akan memesan makanan dan menawarkan apa Meari mau makan malam. Meari menolak ia sudah mau pergi. Se Ra melihat wajah Yi Soo yang murung, bukankah Yi Soo bilang padanya ada kencan tapi kenapa Yi Soo sudah pulang tanpa makan malam dulu. Yi Soo tak menjawab ia malah bertanya apa Tae San pernah menceritakan pada Se Ra tentang cinta pertama Tae San.

Se Ra : “Kenapa? Apa cinta bertepuk sebelah tangannya belum cukup? Apa sekarang aku juga harus tahu tentang cinta pertamanya? Kenapa? Apa Im Tae San bertemu cinta pertamanya?”

Yi Soo menjawab tidak tapi ia mendengar kalau cinta pertama mereka berempat adalah orang yang sama. Se Ra tak mengerti apa lagi ini, bagaimana mungkin cinta pertama empat orang pria adalah orang yang sama. Meari menyahut mungkin dia wanita yang sangat cantik. Se Ra mendelik, Meari langsung bersikap cuek.
Ada yang menelepon Yi Soo, ibunya. Yi Soo tak menjawabnya. Se Ra tanya dari siapa. Yi Soo menjawab itu dari ibunya. Se Ra sepertinya mengerti kondisi keluarga Yi Soo ia bertanya apa dia baik-baik saja. Yi Soo tak menjawab ia pamit akan ke kamar dan berpesan Meari hati-hati di jalan, ia minta maaf karena tak bisa mengantar sampai di pintu. Yi Soo ke kamar meninggalkan ponselnya.

Meari penasaran ia pun bertanya pada Se Ra kenapa dengan gurunya, apa hubungan gurunya dengan ibunya tak baik. Se Ra mendelik memangnya kenapa kalau tak baik. Meari merengut dan berkata kalau ia hanya tanya saja, apa tak boleh.

Se Ra berbasa-basi bertanya bagaimana kabar Kakak Meari. Meari menjawab keadaan kakaknya seperti sebelumnya kenapa Se Ra menanyakannya. Se Ra balas menjawab kalau ia hanya tanya saja, apa tak boleh. Ia berpesan Meari hati-hati di jalan.
Meari sendirian di ruang tamu, ia melihat ponsel Yi Soo yang tergeletak di kursi. Rasa keingintahuannya sangat besar. Ia mengumpat dirinya sendiri. Pelan-pelan ia mengambil ponsel Yi Soo dan membaca SMS dari ibu Yi Soo, ‘Ayo bicara’
Tae San sampai di rumah, ia menunjukan letak setiap bagian rumahnya pada Colin. Ia meminta Colin menganggap rumahnya seperti rumah sendiri. Colin juga bisa membaca buku-buku yang ada disana.

Meari sampai di rumah, Tae San kesal adiknya tak bisa pulang cepat. Meari kaget Colin ada di rumahnya. “Ada apa denganmu kenapa kau ada disini?”

Tae San ingat kalau Meari dan Colin sudah pernah bertemu sebelumnya. Ia mengatakan kalau Colin anak temannya. Dia sedang bepergian di Korea jadi dia akan menginap beberapa hari disini.

Meari : “Oppa, Jadi dia anak cinta pertamamu?”
Tae San kaget dari mana Meari tahu.
Colin bersikap sopan pada Meari, “Salam hormat Noona?”
Meari : “Salam hormat apa? Kita bahkan sudah makan bersama beberapa kali. Dan juga kau tak pernah menggunakan bahasa formal sebelumnya. Apa-apaan ini sekarang? Noona? Oppa orang ini benar-benar aneh.”

Tae san menyampaikan pada Colin kalau Meari tak sama seperti dirinya, dia tak selembut dirinya. Sifatnya seperti keluarga dari pihak ibunya. Ia membolehkan Colin tinggal di rumahnya beberapa hari anggap seperti rumah sendiri dan Colin bisa melakukan apapun di rumah ini.
Colin kembali berkata sopan pada Meari, “Meskipun begitu Noona juga ada disini. Jadi lebih baik aku sedikit sadar diri,”

Tae San tak menyangka Colin memiliki sifat yang santun. Ia sudah menduga kalau Eun Hee pasti mengajarkan sopan santun pada anaknya. Tae San menunjukan kamar mana yang akan dipakai Colin.
Colin kembali menyapa Meari, “Kalau begitu senang bertemu denganmu, Noona.”

Meari jelas kaget dengan sikap Colin yang berubah total di depan kakaknya. Ia menilai kalau Colin ini sesosok orang yang bermuka dua.
Tae San mendekat kearah Meari dan berbicara pelan. Ia ingin tahu dari mana saja Meari apa dari rumah Yi Soo. Meari balik bertanya sebenarnya apa yang ingin kakaknya ketahui karena Se Ra juga menanyakan tentang kakaknya.

Tae San penasaran lalu apa yang Meari katakan pada Sera. Meari tak mau mengatakannya dan bergegas ke kamar. Tae San ingin tahu Se Ra bertanya apa lagi apa hanya itu saja, ia mengikuti adiknya ke kamar.
Se Ra melapiaskan semua emosinya dengan berlatih golf. Ia mengingat pembicaraannya dengan Tae San tentang pernikahan dan pembicaraan itu berakhir dengan keributan diantara keduanya.

Junior Se Ra menyapanya, ia mengingatkan kalau Se Ra berlatih seperti itu bahu Se Ra bisa terluka. Se Ra tak ingin menanggapinya, “Lebih baik lakukan saja apa yang kau lakukan. Jangan bicara padaku kecuali aku yang mengajakmu bicara.”

Junior Se Ra berlatih di belakang Se Ra, ia merasa Se Ra lebih baik bermain baseball saja daripada bermain golf karena karir pemain baseball lebih panjang. Se Ra kesal mendengar ocehan juniornya. Ia menyuruhnya diam bagaimanapun juga ia tetap senior.
“Memangnya kau pernah memperhatikanku? Senior seperti apa itu?”
“Apa kau bilang?”
“Tapi memangnya kenapa kalau prestasiku lebih baik? Tapi bayarannya lebih banyak daripada aku. Kontrak iklan, poster, bahkan bermain golf dengan bos besar. Mungkin saja dia sampai tidur dengan mereka. Aku penasaran berapa tarifnya semalam.” Kata Junior Se Ra menyindir.
Hati Se Ra yang sedang emosi tambah mendidih mendengar ocehan juniornya. Ia mendorong juniornya dengan stik golf yang ia pegang. Juniornya tak terima tapi Se Ra melakukannya lagi bahkan lebih keras.
Se Ra habis kesabaran ia menjatuhkan stik golfnya, menjambak dan mendorong juniornya hingga terjatuh. Si Junior tak terima keduanya beradu otot. “Apa karena usiamu lebih muda kau mau membandingkan kemampuanmu? Apa kau tahu karena ulahmu orang menyebutmu bodoh?” bentak Se Ra.

Dan buk... si junior menghantamkan kepalanya ke wajah Se Ra. Se Ra mengaduh memegangi mata kanannya.
Si junior mencengkeram baju Se Ra tapi tepat saat itu ada seseorang yang datang dan menahan kelakuan si junior, Park Min Suk. Min Suk memegang tangan si junior keras, “Apa ini pertarungan antara senior dan junior yang berbakat? Cukup menarik!”

Si Junior meronta meminta dilepaskan, “Ahjumma siapa kau?”
Min Suk : “Apa kau ingin tahu? Sebentar lagi kau akan tahu.”

Min Suk berteriak memanggil pemilik tempat latihan, Presdir Kim. “Apa seperti ini caramu mengelola tempat latihanmu.” Ia juga meminta kerumunan orang-orang agar membubarkan diri.
Min Suk mengantar Se Ra periksa ke dokter. Dokter mangatakan kalau bagian putih mata Se Ra sedikit memar dan terjadi pendarahan di rongga mata. Ia menyarankan agar Se Ra memakai penutup mata selama seminggu dan minum obat sesuai dengan yang diresepkan. Dokter juga menyarankan agar Se Ra menghindari aktifitas yang berat dan juga jangan terlalu sering menggerakan kepala.

Se Ra menyahut bagaimana dengan air mata (maksudnya menangis kali ya) Dokter tak mengerti maksud Se R. Se Ra tak mau membahasnya lebih lanjut dan bilang tak ada apa-apa.
Min Suk menemani Se Ra menunggu obat yang diresepkan dokter. Mata kanan Se Ra ditutup perban. Se Ra bertanya kenapa Min Suk menolongnya. Min Suk malah balik bertanya apa ia harus menolong orang asing.

Ponsel Min Suk berdering, Se Ra melihat sepertinya Min Suk sibuk ia menyarankan agar Min Suk pergi saja. Min Suk bilang kalau suara ponselnya bukan karena ada yang menelepon tapi itu bunyi alarm karena sekarang saatnya ia meminum tonik. Min Suk pamit dan berpesan agar Se Ra hati-hati di jalan, “Lagi pula hubungan kita tak cukup dekat untuk saling mengantarkan.” Ucap Min Suk.
Jung Rok mengendap-endap di rumahnya. Ia mengambil beberapa pakaian miliknya sambil melihat apakah situasinya aman, apakah istrinya ada di rumah. Ternyata Min Suk belum sampai di rumah.
Jung Rok membuka kulkas dan mengambil tonik miliknya, ternyata sudah hampir habis. Ia mengambil tonik milik istrinya yang ternyata masih penuh. Min Suk sepertinya jarang meminum toniknya. Ia heran kenapa istrinya tak meminumnya. Ia pun menaruh tonik milik istrinya di kulkas.

Jung Rok memasukkan semua toniknya ke tas dan siap akan pergi lagi. Tapi perutnya kosong ia pun membuka satu bungkus tonik untuk mengisi perutnya yang kosong.
Tiba-tiba terdengar seseorang menekan password pintu rumah, Min Suk datang. Jung Rok panik. Ia harus bersembunyi, ia berputar-putar mencari tempat persembunyian tapi tempat ia bersembunyi dirasa kurang aman, ia pun hanya berputar-putar saja.
Dan Min Suk pun datang menatapnya marah, “Apa yang kau lakukan di rumah orang lain?”

Min Suk akan melanjutkan kata-katanya tapi Jung Rok menyela dan mengerti kalau yang akan Min Suk katakan adalah menyuruhnya pergi. Jadi ia akan segera pergi ia datang untuk mengambil beberapa pakaiannya.

Min Suk melihat disana ada tas dan juga kardus tempat tonik. Ia juga melihat kalau Jung Rok sedang meminum toniknya. Ia tertawa sinis ternyata Jung Rok tak lupa menjaga kesehatan tubuh walaupun keluyuran diluar sana. Ia melihat kalau tonik milik Jung Rok sudah hampir habis dan meminumnya dengan teratur. “Memangnya kau tahu apa manfaatnya?” Jung Rok menyahut bukankah ini baik untuk kesehatan tubuh.

Min Suk : “Jadi kau pulang hanya untuk mengambilnya? Apa kau takut tubuhmu tak sehat lagi?”
Jung Rok : “Tentu saja aku harus meminumnya dengan teratur. Hanya dengan begitu kita bisa punya anak.”

Min Suk jelas tak paham, Jung Rok bertanya bukankah tonik ini untuk membantu kesuburan karena itulah ia terus meminumnya. Ia melihat kalau istrinya belum meminumnya sedikitpun ia menawarkan apa mau ia membukakannya.
Min Suk terdiam dan mengalihkan pandangannya ia jelas terlihat sangat sedih. Ia berkata bukankah Jung Rok sudah mau pergi. Jung Rok mengerti Min Suk masih marah padanya, ia meletakkan tonik yang belum dihabiskannya di tepi meja. Jung Rok sadar dan tahu diri kapan saatnya harus pergi dan saat ia tak diinginkan. Ia berpesan agar Min Suk menjaga diri.
Sepeninggal Jung Rok, Min Suk hanya bisa menangis diam. Air matanya semakin lama semakin deras mengalir. Tonik yang ada di atas meja pun jatuh dan cairannya membasahi lantai dan mengalir ke kakinya.
Di Hwa Dam, Do Jin melamun mengingat pertemuan pertamanya dengan Eun Hee ketika ia dan ketiga temannya melakukan kencan buta. Ketika itu ia jelas terpesona dan langsung jatuh cinta pada Eun Hee sejak pandangan pertama.
Tiba-tiba Tae San datang dan menyahut kalau dia sangat cantik. Lamunan Do Jin pun buyar. Tae San menebak Do Jin pasti sedang memikirkn Eun Hee. Ia berbangga diri kalau ia sudah menyelamatkan banyak pria yang ingin mati demi Eun Hee termasuk Jung Rok.

Do Jin menyahut bukankah Tae San sendiri yang selalu mengatakan ingin mati di sungai Han. Tae San tertawa kalau mengingat masa lalu itu, ia menilai kalau perasaan ini tak mengenakan karena mereka berempat sangat menyukai Eun Hee. Ia heran kenapa Eun Hee pergi begitu saja tanpa sepatah kata pun. Ia penasaran seperti apa pria yang menikahi Eun Hee.

Do Jin bertanya bagaimana kabarnya. Tae San langsung paham yang dimaksud Do Jin pasti Colin. Ia mengatakan kalau Colin baik-baik saja dan sepertinya pemuda itu betah di rumahnya. “Tapi kalau dia benar-benar kabur dari rumah apa yang harus kita lakukan?”

Do Jin : “Kalau kau kabur dari rumah akankah kau tinggal di rumah teman ibumu?”

Tae San merasa kalau mungkin saja Colin seperti Eun Hee yang suka kesana kemari. Ia Ia merasa mereka seharusnya menghubungi Eun Hee. Ia ingat beberapa tahun yang lalu Eun Hee masih berhubungan dengan Jung Rok jadi menurutnya Jung Rok pasti tahu atau punya nomor kontak Eun Hee. Do Jin ingat bukankah mereka bertiga sudah mengembalikan ponsel Jung Rok ke settingan awal jadi banyak nomor yang sudah terhapus. Tae San ingat itu, tapi bagaimanapun juga waktu sudah berlalu dan Eun hee sudah menjadi seorang ibu.

Do Jin merasa kalau Tae San iri, ia menyarankan lebih baik Tae San punya anak sendiri. Tae San kesal karena itu bukan tugas perseorangan, wanita itu bahkan tak ingin menikah. Ia pamit akan ke lokasi proyek sekarang.

Do Jin memberi tahu kalau ia akan pergi ke lokasi proyek di Chuncheon minggu depan. Tae San jelas senang karena akhir pekan ia tak harus meninjau lokasi proyek. Ia minta Do Jin berjanji. Do Jin melihat ponselnya siapa tahu ada kabar dari Yi Soo tapi tak ada. Ia menilai walaupun Yi Soo penasaran tapi Yi Soo termasuk wanita yang sangat sabar. Do Jin pun melanjutkan pekerjannya.
Yi Soo sampai di ruang guru setelah ia mengajar. Ia memeriksa ponselnya siapa tahu ada kabar dari Do Jin tapi tak ada. Ia jelas kecewa dan meletakan kembali ponselnya di meja.

Dong Hyub datang menemuinya dan memberikan buku yang ia terima dari Yi Soo sebagai tugas menyalin. Dong Hyub mengatakan kalau buku itu hadiah darinya. Yi Soo mengatakan bukankah ia memberikan buku ini untuk dicatat oleh Dong Hyub kenapa sekarang bisa jadi hadiah.

Dong Hyub memberi tahu kalau ini buku yang baru dan buku milik gurunya ia simpan. Tapi walaupun begitu Yi Soo tetap meminta Dong Hyub untuk mencatatnya. Dong hyub mengatakan kalau ia hanya akan membacanya saja. Yi Soo tak percaya, ia bertanya apa gaji Dong Hyub sudah dibayar.

Dong Hyub menyahut bukankah seharusnya ia lebih mengkhawatirkan tubuhnya daripada uang. Yi Soo tahu itu tapi tubuh Dong Hyub jadi seperti itu karena uang itu. Jadi tentu saja Dong Hyub harus mengkhawatirkan uangnya lebih dulu. Dong hyub tertawa dan mengatakan kalau uangnya sudah dibayar jadi karena itulah ia membeli buku yang baru dan memberikannya pada Yi Soo sebagai hadiah.

Yi Soo menerima hadiahnya dan berterima kasih. Ia pun mengingatkan sekarang Dong Hyub harus mulai berfikir tentang hal yang telah Dong Hyub janjikan padanya, tentang apa yang akan Dong Hyub lakukan untuknya.

“Apa pacar?” Dong Hyub menggoda gurunya hehe.
Yi Soo kesal apa Dong Hyub masih belum sadar juga. Apa Dong Hyub ingin bahunya patah dulu baru kemudian sadar. Dong Hyub tersenyum-senyum. Yi Soo juga mengingatkan kalau sekarang ia sudah punya pacar. Yah raut wajah Dong Hyub pun berubah muram. Yi Soo tanya apa Dong Hyub belum mendengar gosip tentangnya. Dong Hyub tak menjawab, ia berkata kalau ia akan memikirkannya lagi tentang janjinya pada Yi Soo. Yi Soo menyambutnya senang, ia akan menggunakan perwaliannya untuk mengawasi Dong Hyub. Dong Hyub setuju dan mohon diri.
Malam hari Yi Soo tak bisa tidur ia hanya membolak-balikan tubuhnya di ranjang. Pikirannya jelas gelisah ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi tapi Do Jin tak segera menghubunginya. Ia bolak-balik melihat ponselnya siapa tahu ada pesan atau panggilan dari Do Jin.

Ia bangkit dari tempat tidur dan menyalakan lampu kamar, ia terus menatap layar ponselnya berharap Do Jin segera menghubunginya. Yi Soo mondar-mandir gelisah di kamarnya. Ia pun meletakan ponselnya di meja. Tak lama setelah itu ada SMS masuk. Yi Soo segera membacanya, SMS dari Do Jin.

‘Tak bisa tidur kan? Aku sudah disini tanpa pemberitahuan. Jangan terlalu berdebar-debar. Keluarlah sekarang! Aku ada di depan rumahmu.’
Yi Soo keluar dan melihat Do Jin berdiri menunggu di depan rumah. Yi Soo merengut kesal kenapa Do Jin tak meneleponnya. Do Jin malah balik bertanya memangnya siapa yang mengirim pesan yang baru saja Yi Soo terima. Yi Soo bilang maksudnya seharian ini Do Jin tak memberi kabar padanya.

Do Jin : “Apa kau merindukanku? Karena tak ada telepon sama sekali kau jadi terluka dan gelisah. Apa kau membenciku?”

Yi Soo mendelik kesal dan bilang tentu saja. Do Jin merasa kalau Yi Soo juga tahu kalau Yi Soo keras kepala. Tapi walaupun begitu apa Yi Soo tak pernah berfikir untuk meneleponnya lebih dulu. Yi Soo berkata apa sekarang Do Jin mau balas dendam padanya bukankah seharusnya orang yang bersalah dulu yang harus menelepon.

Do Jin menawarkan apa Yi Soo mau jalan-jalan. Yi Soo kembali mendelik kesal. Do Jin bilang kalau Yi Soo menolak berarti mereka akan bepergian. Yi Soo tambah kesal dan menyahut kalau Do Jin sangat keterlaluan.
Do Jin berjalan lebih dulu dan menunggu Yi Soo di depan pagar, tangannya ia keluarkan dari saku celana siap menyambut Yi Soo. Yi Soo diam saja, tapi tak lama kemudian ia pun menghampiri Do Jin dan menyambut tangan Do Jin. Keduanya bergandengan tangan. (alamak hihi...)
Keduanya menyusuri jalanan malam sambil bergandengan tangan. Do Jin menebak pasti Yi Soo ingin tahu mengenai Eun Hee. Yi Soo jelas saja ingin tahu karena mereka berempat terkejut pada saat yang bersamaan.

Do Jin memberi tahu karena tergila-gila pada Eun Hee persahabatannya hampir saja berakhir. Yi Soo penasaran apa benar Eun Hee itu cinta pertama Do Jin.

Do Jin pun mulai bercerita kalau 20 tahun yang lalu ia benar-benar menyukai seseorang. Sangat mencintainya dan pemuda kemarin adalah putranya. Kalau tentang itu Yi Soo sudah tahu. Do Jin tanya apa hanya itu saja yang ingin Yi Soo ketahui. Yi Soo tentu saja ingin tahu semuanya bagaimana mungkin kalau hanya segitu.

Do Jin bertanya apa lagi yang ingin Yi Soo ketahui. Yi Soo ingin tahu apa Do Jin tak bisa melupakannya. Do Jin tentu saja tak bisa melupakknya, bagaimana bisa ia melupakannya tapi ia tak memikirkannya setiap hari.
Yi Soo berjalan terdiam Do Jin memperhatikan raut wajah Yi Soo yang tampak bingung bukankah Do Jin memiliki memory yang kadang terlupakan. Do Jin mulai bercerita lagi mulai dari teman yang mengkhianatinya ketika memulai usaha, para karyawan yang meninggalkannya ketika itu, Guru SMA-nya yang tinggal serumah, bos perempuan yang mengizinkan mereka hutang alkohol saat masih kuliah, cuaca dihari ketika Betty tiba, ia ingat semuanya.

“Sama seperti dengan wanita yang benang bajunya terurai setelah tersangkut di tasku.” Do Jin berhenti berjalan dan menatap Yi Soo, “20 tahun kemudian walaupun kau tak berada di sampingku aku akan tetap mengingat semuanya.”

Yi Soo berandai-andai ia memikirkan dengan cara seperti itu. Do Jin merengut kecewa, “Apa ini? Kau sudah tak cemburu sama sekali? Demi kau, aku bahkan menabrakan mobilku.”

Yi Soo tersenyum apa gunanya cemburu, bagaimana mungkin ia menandingi cinta pertama dalam ingatan seorang pria. Yang harus ia lakukan adalah bagaimana memikirkan cara agar kenangan itu tak terlalu sering muncul. “Diantara semua orang yang tak bisa kau lupakan hanya aku... yang ada saat ini.”

Do Jin bertanya kenapa Yi Soo tak mencoba hadir di masa depannya. Yi Soo mengatakan kalau untuk satu menit ke depan ia bisa melakukannya, kalau hanya segitu ia bisa berjanji.

Yi Soo tanya dimana anak itu sekarang. Do Jin mengatakan kalau anak itu berada di rumah Tae San karena dia ingin tinggal disana. Ia menduga mungkin orang yang benar-benar disukai Eun Hee adalah Tae San. Waktu itu ia benar-benar tak menanggapinya dengan serius.
Yi Soo : “Bukankah sudah kubilang, untuk kami para wanita Tae San itu sangat atraktif...”
Do Jin sewot tak suka Yi Soo memuji Tae San. Yi Soo tertawa dan menutup mulutnya ia sudah keceplosan bicara.
Tiba-tiba cup... Yi Soo mencium pipi Do Jin kemudian secepat mungkin berjalan mendahului Do Jin. Do Jin tanya yang tadi itu apa. Yi Soo menjawab kalau yang tadi dilakukannya hanya sedikit kasih sayang. Do Jin mengejar Yi Soo dan mengancam kalau Yi Soo tertangkap ia tak akan melepaskan Yi Soo. hahaha.
Yi Soo tiduran di ranjang kamarnya, Do Jin duduk di sebelahnya mengusap lembut kepala Yi Soo. Dengan suara pelan Yi Soo menyuruh Do Jin pergi, bagaimana kalau Se Ra bangun dan melihat mereka berdua. Do Jin malah menyahut siapa suruh Yi Soo begitu licik dan berani menciumnya. Ia ingin menyentuh rambut Yi Soo sampai tenaganya habis. Yi Soo menyahut kalau nanti kepalanya akan jadi botak.

Do Jin berkata kalau benar begitu ia akan meninggalkan Yi Soo. Tapi menurut Yi Soo Do Jin tak akan bisa meninggalkannya. Walapun perutnya berlemak Do Jin akan tetap menyukainya.
Do Jin membetulkan letak posisi tidur Yi Soo dan ia pun berbaring di samping Yi Soo. Yi Soo tanya apa yang Do Jin lakukan bagaimana kalau Se Ra bangun. Do Jin menyuruh Yi Soo diam, asalkan Yi Soo tak berisik Se Ra tak akan bangun. Do Jin semakin mendekatkan dirinya pada Yi Soo.

Yi Soo mendorong Do Jin, “Cepatlah...!”
“Cepat apa? Seperti ini?” Do Jin menggoda dengan memeluk Yi Soo.

Yi Soo bangun dan menyuruh Do Jin cepat bangun. Tapi Do Jin kembali mengatakan apa Yi Soo ingin bepergian dengannya. Yi Soo kesal Do Jin sudah keterlaluan ia akan memukul Do Jin dengan bantal, tapi Do Jin menarik Yi Soo cepat. Dan keduanya kembali berbaring bersama.

Do Jin menyuruh Yi Soo tidur, ia akan pergi begitu Yi Soo tertidur. Do Jin mendorong kepala Yi Soo dengan jarinya agar kepala Yi Soo bersandar pada bantal.
Keduanya saling menatap. Do Jin mulai menepuk bahu Yi Soo. Tatapan mata Yi Soo benar-benar memancarkan kenyamanan di hatinya.

Do Jin : “Kenapa jantungmu berdegup kencang sekali.” (alamak cewek mana yang ga deg-degan)

Yi Soo menyangkal itu bukan detak jantungnya. Do Jin tak masalah. Yi Soo mengaku sepertinya memang suara detak jantungnya. Do Jin berkata kalau ia menyukai Yi Soo yang belum berpengalaman seperti ini. Yi Soo menyahut apa Do Jin tak pernah berfikir kalau ia pura-pura polos. Do Jin berkata walaupun begitu ia tetap menyukainya.
Mata mereka terus bertemu, Yi Soo pun mengungkapkan sebuah permintaan. “Jangan berhenti mencintaiku sebelum aku berhenti mencintaimu.” Do Jin menyanggupinya. Tapi Yi Soo masih belum yakin Sungguhkah Do Jin akan menyanggupinya.

Do Jin : “Kenapa semua wanita selalu merasa tak aman?”
Yi Soo : “Karena pria selalu mengatakan satu hal pada satu waktu dan mengatakan sebaliknya pada lain waktu. Tapi kedua-duanya mereka lakukan dengan sungguh-sungguh. Itulah masalahnya.”

Do Jin menyampaikan kalau yang dikatakannya hari ini, besok juga sama. Begitu juga lusa dan hari setelahnya. Dalam sebulan akan tetap sama. Jadi Yi Soo bisa merasa aman dalam sebulan. Haruskah ia mengatakan begitu agar Yi Soo tenang. Yi Soo tersenyum dan berkata itu sedikit lebih baik.

Do Jin : “Baiklah, kalau begitu selama sebulan aku akan mencintai Seo Yi Soo. Aku akan memberitahumu tentang rencana selanjutnya setelah satu bulan.”
Yi Soo tertawa kalau begitu ia akan menjadi masa depan Do Jin selama satu bulan. Ia menyuruh Do Jin pergi karena ia sendiri sudah mengantuk. Ia sangat sensitif, ia bisa terbangun walau hanya mendengar suara sedikit saja. Do Jin meminta Yi Soo tidur saja. Do Jin terus menepuk Yi Soo. Yi Soo memejamkan matanya makin lama makin terlelap Yi Soo pun tidur nyenyak.

Do Jin : “Sensitif? Kau bahkan bisa tidur nyenyak meskipun aku ada di sampingmu.”
Do Jin perlahan menarik tangannya yang dari tadi digunakan sebagai bantal. Ia juga menyelimuti tubuh Yi Soo dengan selimut.
Do Jin mengambil jaket dan tasnya. Ia melihat di sebelah meja ada tas yang isinya baju rajutan Yi Soo yang benangnya terurai. Do Jin pun mengambil gulungan benang dan membawanya pulang.
Se Ra di kamarnya ternyata ia belum tidur. Ia mengusap lembut matanya yang terluka. Ia menerima panggilan telepon dari Tae San. Se Ra pun menjawabnya.
Tae San ternyata ada di depan rumah Se Ra, ia bertanya dimana Se Ra. Ia mengajak Se Ra bertemu. Se Ra mengatakan kalau hari ini ia tak bisa karena ada sesuatu yang terjadi. Tae San tanya sesuatu apa jangan mencoba mencari alasan untuk sembunyi darinya karena itu bukan karakter Se Ra.

Se Ra berkata karena itulah ia membenci Tae San, apa lagi yang harus ia sembunyikan karena Tae San tahu segalanya tentang dirinya. Ia tak peduli Tae San mau berfikir kalau ia berbohong atau tidak. Ia kesal dan menutup teleponnya.
Do Jin keluar membuka pintu pelan-pelan. Tae San kaget melihat Do Jin keluar dari dalam rumah. Do Jin juga sama ia terkejutnya melihat ada Tae San disana.

Tae San heran ada apa dengan Do Jin kenapa keluar dari sana. Do Jin mengatakan kalau ia sedang pacaran dengan salah seorang penghuni rumah ini apa secepat itu Tae San lupa. Ia juga bertanya kenapa Tae San ada disini. Tae San mengatakan kalau ia sedang perang dingin dengan salah seorang penghuni rumah ini.
Do Jin mengatakan kalau wanita yang tinggal di rumah ini memang tak mudah ditangani. Keduanya menatap rumah yang ditinggali oleh dua wanita yang mereka cintai.
Meari keluar dari kamarnya dan melihat Colin duduk santai dengan kaki yang satu nangkring di meja sambil memainkan laptop. Meari tak menyangka Colin benar-benar bersikap seperti berada di rumah sendiri. Colin menyahut kalau Kakak Meari yang menyuruhnya begitu. Colin kembali menggunakan bahasa tidak formal di depan Meari. Meari heran bukankah Colin sudah setuju untuk menggunakan bahasa formal dengannya. Colin berkata kalau Kakak Meari sekarang sedang tak ada.
Meari kesal bukan main, ia seakan ingin memukul Colin yang selalu bermuka dua di depan kakaknya. “Harus kuapakan anak ini? Apa yang harus kulakukan?”

Meari merebut laptopnya. Ia meminta Colin bicara jujur apa sebenarnya yang sudah Colin lakukan pada kakaknya, dengan galaknya ia bertanya apa tujuan Colin mendekati keluarganya. Colin menyahut siapa yang pertama kali mengajak bicara di pesawat dan siapa yang terperangkap di toilet klub waktu itu. Meari menebak apa Colin merencakan semua ini. Colin tertawa ia mengira Meari pasti berfikir kalau Meari itu anak presiden.
Meari makin emosi, melihat tingkah Colin darah tingginya seakan tiba-tiba naik. Colin mengingatkan Meari jangan terlalu marah karena Meari nanti bisa memiliki perasaan padanya. Meari jelas kesal ternyata ada orang seperti Colin di dunia ini.
Ponsel Meari berdering, Yoon meneleponnya. Meari tentu saja senang dan menjawabnya dengan suara lembut nan mesra. Colin berguman ternyata dalam sekejap saja sikap Meari sudah berubah.

Ternyata Yoon menelepon Meari karena dia ingin bicara dengan Colin. Meari jelas bete. Ia pun memberikan ponselnya pada Colin agar bisa bicara dengan Yoon.
Yoon menyampaikan kalau ada beberapa hal yang harus ia bicarakan dengan Colin, ia mengajak bertemu. Colin setuju dan bertanya Yoon ada dimana karena ia akan kesana. Tapi Yoon akan datang ke rumah menemui Colin. Ia mengatakan kalau ia sudah dekat (padahal masih di kantor) Setelah menutup telepon Yoon pun bergegas buru-buru ke rumah Meari.
Yoon datang disambut oleh Meari dan Colin. Meari tersenyum sumringah dengan dandanan cantiknya. Colin menyindir bukankah Yoon tadi bilang sudah dekat dari sini tapi ternyata cukup lama. Yoon beralasan kalau ia masih ada janji jadi agak lama.

Yoon mengajak Colin bicara empat mata di kamar Tae San. Meari menawarkan Yoon mau minum teh apa. Yoon bilang tak usah dan mengingatkan Meari jangan mendengarkan apa yang ia bicarakan dengan Colin. Meari cukup menunggu disini saja.
Yoon membahas hal yang terakhir kali Colin bicarakan dengannya di kantor. Colin menyahut memangnya pengacara di Korea masih melakukan konsultasi secara pribadi. Yoon tak mau mendengar apapun lebih baik Colin jawab saja pertanyaannya.
“Im Meari, turun!” teriak Yoon yang tahu kalau Meari naik ke kamar Tae San untuk menguping. Meari sadar kalau ia sudah ketahuan dan turun perlahan. Hehe.
Yoon melanjutkan kembali pertanyannya, “Ayah kandung yang kau ketahui beberapa waktu lalu apa ada hubungannya dengan kami?”

Colin menilai sepertinya Yoon benar-benar menyukai ibunya. Yoon meminta Colin menunjukan paspor tapi Colin menolak karena itu melanggar privasinya. Yoon tak yakin apa Colin benar-benar lahir tahun 1995.

Colin malah bertanya apa mungkin Yoon ini ayah kandungnya. Yoon mengatakan kalau kedatangannya bukan untuk bermain-main dengan Colin jadi jangan mengganti topik pembicaraan. Colin menyampaikan kalau nanti ia butuh uang ia akan memberi tahu Yoon, jadi sebelum itu ia minta Yoon merahasiakan apapun yang Yoon temukan dan jangan membocorkannya.

Yoon tanya berapa lama Colin berancana tinggal di Korea. Colin menjawab kalau itu terserah pada kalian para ahjussi. Ia datang kesini hanya untuk mendatangkan masalah bagi kalian berempat.

Yoon berpesan agar meminta nomor ponselnya pada Meari. Ia minta Colin segera menghubunginya begitu ada yang ingin Colin sampaikan. (wow inilah kelebihan Yoon ia sudah merasa ada gelagat yang aneh dari si Colin... ah Colin menyebalkan tapi juga menggemaskan hahaha)

Yoon ingat sesuatu ia pun bertanya apa Colin akan tinggal di rumah seharian. Colin mengatakan kalau sepertinya begitu karena ia tak ada janji. Colin bingung apa maksud pertanyaan Yoon yang terakhir ini.
Keduanya sampai di lantai bawah dan berpapasan dengan Meari yang akan ke kamar kakaknya membawakan minuman. Ia heran apa pembiacaraannya sudah selesai kenapa cepat sakali. Yoon tak menanggapinya ia malah bertanya jam berapa Meari bekerja. Meari mengatakan kalau ia berancana berangkat setelah makan siang (itu tandanya Meari akan di rumah dulu yang artinya akan berdua dengan Colin)

Yoon mengatakan kalau lalu lintas hari ini macet sekali lebih baik Meari berangkat lebih awal. Karena ia melewati jalan yang sama dengan tempat kerja Meari maka ia akan menurunkan Meari......

Belum sempat Yoon menyelesaikan kata-katanya Meari langsung menyodorkan nampan minuman ke Colin dan segera masuk ke kamarnya mengambil tas siap berangkat bersama Yoon. Ia jelas saja tersenyum senang karena bisa bersama-sama dengan Yoon. Colin hanya bisa menarik nafas. (Tuh kan Yoon ga mau Meari deket-deket sama Colin hihi cembokur dia)
Meari satu mobil dengan Yoon, ia tersenyum ceria menatap jalanan yang ramai. Ia bergumam kalau ini jalan yang ia lalui setiap hari tapi kenapa sekarang jalan ini tampak diwarnai pelangi.

Yoon tak menanggapinya ia malah bertanya mengenai hal yang ia katakan pada Meari tempo hari, apa sudah Meari pikirkan. Meari kesal karena ia baru saja berfikir kenapa Yoon tak mengungkit tentang hal itu tapi ternyata Yoon mengungkitnya juga. Tentu saja ia memikirkannya karena ia memikirkan Yoon setiap hari.
Yoon berkata kalau begitu seharusnya Meari sudah memiliki kesimpulan. Meari mengatakan tentu saja sudah, “‘Jadi seperti ini ekspresi Kakak ketika dia mengatakan sesuatu yang kejam, jadi seperti ini suara yang dia gunakan khusus untuk membuatku terluka’”

Yoon ingin meluruskan maksudnya tapi Meari menyela dan berkata kalau ia tahu, “Singkatnya kakak memintaku jangan main-main dan segera menghilang, jadi aku memikirkannya. Orang akan selalu mengingat siapa yang menyakiti mereka. Jadi kalau aku ingin tak terlupakan aku hanya perlu menyakiti mereka.”

Yoon : “Hei gadis ini, bukan itu yang kumaksud.”
“Apa kakak pikir aku tak mengerti maksud kakak? Memangnya dia masih muda? Dia tak pernah menjalin hubungan dimasa lalu? Dia juga tak setampan Kak Do Jin. Dari mana rasa percaya dirinya datang? Pasti aku sudah buta. Apa yang bisa disukai dari ahjussi seperti ini? Benar-benar tak masuk akal.” kata Meari sinis pada Yoon.

Yoon tak habis pikir Meari membandingkan dirinya dengan Do Jin dan juga mengeluarkan semua kata-kata seperti itu. Ia cuma bisa bengong. Meari menyahut kalau tempat kerjanya sudah dekat jadi hentikan mobilnya.
Sebelum Meari keluar dari mobil ia menggoda Yoon, “Bagaimana? Apa kakak merasa terluka? Kakak akan memikirkanku terus menerus kan?”

Meari keluar dari mobil, “Semoga hari anda menyenangkan ahjussi!” kata Meari sambil menjulurkan lidahnya. Yoon tersenyum-senyum melihat tingkah Meari. Haha.
Meari kaget melihat Colin datang ke Mango Six. Ia mengira kalau Colin mengikutinya. Tapi ternyata Colin ada janji bertemu dengan Jung Rok.
Meari menyuguhkan minuman untuk Jung Rok dan Colin. Jung Rok bertanya apa menyenangkan tinggal di rumah Tae San. Colin mengatakan kalau ia bukan termasuk orang yang pilih-pilih tempat tingggal. Jung Rok mengatakan kalau ia juga sama, ia bisa tidur nyenyak dimana saja bahkan sekarang ia tinggal di rumah Do Jin (yah itu kan karena diusir sama Min Suk)
“BTW apa disana ada pemilik rumah yang sependek ini? Kalau dia memarahimu beritahu aku. Walaupun aku tak bisa melukainya tapi aku bisa melawannya bersamamu.” kata Jung Rok dan jelas yang dimaksud adalah Meari.
Meari masih berada di belakang keduanya mendengar setiap pembicaraan yang keduanya bicarakan. Meari mendesis kesal dan seakan-akan ingin memukul. Meari pun meninggalkan keduanya.
Jung Rok masih penasaran apa benar Tae San satu-satunya orang yang paling banyak diceritakan oleh Ibu Colin, bukan dirinya. Ia minta Colin mengingat-ingat apa Ibu Colin pernah menyebutnya. Colin memberi tahu kalau hanya ada satu alamat yaitu alamat ahjussi Jung Rok. Jung Rok tentu saja senang. Sejak kapan ia menjadi pria yang tak terlupakan.

Jung Rok meminta nomor telepon Ibu Colin karena nomor telepon yang ia simpan sudah dihapus teman-temannya. Tapi Colin menolak memberikan nomor telepon ibunya. Jung Rok merasa kalau sifat Colin ini sangat mirip dengan Eun Hee. Ia mengatakan kalau Ibu colin pasti khawatir jadi cepat katakan nomor teleponnya. Colin mengancam, “Kalau Paman ingin mendapatkan nomor ponsel ibuku kita tak usah bertemu lagi.” Colin meninggalkan Mango Six dan berterima kasih atas pemberian minumannya. Meari memperhatikan segala tingkah Colin.
Yi Soo mencari gulungan benang merah bajunya. Ia membolak-balik bajunya mencari gulungan benang tapi tak ketemu juga (ya iyalah kan diambil Do Jin) ia heran karena seingatnya ia menaruhnya disana. Yi Soo menerima SMS dari Meari,

‘Kelihatannya para Oppa tidak pernah berhubungan dengan ibunya, dia hanya anak yang tak tahu malu.’

Yi Soo tersenyum membacanya tapi tetap saja hatinya was-was, ia mengingat bagaimana raut wajah keterkejutan Do Jin ketika mengetahui kalau pemuda itu putra dari Kim Eun Hee.
Yi Soo kembali mencari gulungan benang rajutannya di kolong meja. Tapi sial ketika ia akan berdiri ia malah kejedot. Se Ra tergesa-gesa masuk ke kamarnya meminta tolong padanya.
Yi Soo berdiri dan terkejut melihat kondisi mata Se Ra. Se Ra tak punya waktu untuk menjelaskannya. Ia mengatakan kalau di luar ada Tae San, ia ingin Yi Soo keluar mengatakan pada Tae San kalau ia tak ada di rumah.

Terdengar dari luar suara teriakan Tae San yang meminta Se Ra keluar. Se Ra memohon bantuan Yi Soo agar membuat alasan karena ia tadi sudah mengatakan pada Tae San kalau ia tak ada di rumah. Tae San kembali berteriak sambil menggedor pintu, ia bilang kalau ia tahu Se Ra ada di rumah karena ia melihat mobil dan lampu kamar Se Ra menyala bahkan ia melihat kalau Se Ra baru saja masuk.

Se Ra pun akhirnya mau keluar menemui Tae San. Ia melepas perban mata dan menggantinya menggunakan kacamata hitam. Yi Soo khawtair kapan terjadinya mata Se Ra sampai terluka seperti itu.
Tae San heran melihat Se Ra malam-malam menggunakan kacamata hitam. Ia menebak apa Se Ra baru saja melakukan operasi plastik. Se Ra mengatakan kalau wanita biasanya memakai kacamata hitam setelah operasi plastik tapi mereka juga akan memakainya kalau keadaan mereka seperti ini kata Se Ra sambil melepas kacamatanya.
Tae San tentu saja terkejut dan khawatir. Ia ingin tahu siapa yang melakukannya, si brengsek mana yang melakukan ini pada Se Ra. Tapi Se Ra tak mau Tae San menyentuh luka di matanya. Tae San mengingatkan kalau sampai sekarang Se Ra masih miliknya, tak peduli apakah 5 menit atau 5 detik. Se Ra memberi tahu kalau luka yang didapatnya ini terjadi karena ia bertengkar dengan juniornya. Se Ra mengajak Tae San bicara di tempat lain.
Keduanya berada di dalam mobil di tepi jalan. Se Ra mengatakan kalau beberapa hari ini ia sudah memikirkannya dengan serius, bukan dengan sikap emosional tapi dengan rasional jadi Tae San jangan salah paham padanya. Kalau Tae San ingin menikah lebih baik mereka putus saja.

Tae San menjelaskan kalau ia sebelumnya sudah mengatakan bahwa ia akan tetap mendukung karir Se Ra, ia mengizinkan Se Ra bermain golf seumur hidup. Apa sesulit itu untuk menikah.

Se Ra : “Walaupun golf bukan sumber penghasilanku, aku tak bermain golf untuk bertahan hidup.”

Tae San meminta Se Ra jangan merubah topik pembicaraan, ia akan bertanya pada Se Ra untuk yang terakhir kalinya ia berharap Se Ra menjawabnya dengan berhati-hati, “Apa kau tak ingin menikah denganku?”

Dengan sikap teguh Se Ra minta maaf. Tae San sudah menduganya ia tak habis pikir apa semua wanita seperti ini atau hanya Se Ra seorang yang begitu membingungkannya. Se Ra mengatakan kalau ia berjuang untuk meraih posisinya saat ini jadi ia tak ingin mundur dari posisinya.
Tae San meninggikan suaranya, “Siapa yang menyuruhmu mundur? Memangnya karir pemain golf profesional berakhir ketika menikah?”

“Akulah yang tak percaya diri,” suara Se Ra tak kalah tinggi dan juga sedih. Ia mengatakan kalau kemampuannya hanya sampai disini.

Tae San bertanya apa yang harus dilakukannya, apa yang harus ia lakukan untuk Se Ra. Apa hubungan keduanya benar-benar sampai disini saja. Se Ra diam. Tae San berjanji kalau kali ini ia tak akan pernah kembali pada Se Ra, tak akan pernah lagi. Bukankah Se Ra tahu kepribadiannya, ia sangat serius dengan keputusannya.

Se Ra sudah hampir menitikan air mata tapi ia terus menahannya. Ia memakai kaca matanya kembali dan segera keluar dari mobil Tae San. Tae San memasang sabuk pengaman menyalakan mesin mobil dan langsung tancap gas meninggalkan Se Ra sendirian di jalanan malam. Se Ra mengangis di jalanan malam.
Pagi hari Do Jin tampak senang, ia pun bercukur agar tampil lebih muda. Saking senangnya ia melakukannya sambil joget-joget.
Tak hanya berjoget di kamar mandi, ketika berada di luar pun ia tetap berjoget bergoyang-goyang sambil bertepuk tangan mengikuti irama musik. Yoon heran melihatnya karena tak seperti biasanya Do Jin sesenang ini. Yoon bahkan sempat ikut bergoyang hahaha.
Yoon penasaran ada apa dengan Do Jin kenapa senang sekali. Do Jin mengatakan kalau ia akan pergi ke lokasi proyek. Yoon makin heran apa sesenang ini pergi kerja. Do Jin kembali mengatakan kalau lokasinya berada di Chuncheon yang jaraknya jauh dari Seoul, asing, malam yang panjang, dan malam yang asing di pedesaan yang membuat seseorang berdebar-debar.

Yoon tanya apa Do Jin malam ini tak pulang ke rumah. Do Jin menyahut kalau besok pun ia tak ingin pulang.
Do Jin menjemput Yi Soo. Di depan rumah Yi Soo sudah menunggunya. Keduanya saling melempar senyum. Yi Soo segera masuk ke mobil dan menyapa Betty. Do Jin jelas heran dengan sapaan Yi Soo pada Betty, “Apa yang baru saja kau lakukan?”

Yi Soo tanya kenapa. Do Jin tak mengerti kenapa Yi Soo memperlakukan Betty dengan baik. Yi Soo mengatakan walaupun nanti ia putus dengan Do Jin tapi ia akan berhubungan dengan Betty.

Do Jin : “Jadi kau ingin merampasnya?”
Yi Soo : “Kalau begitu aku juga harus bergaul dengan rumahmu.”

Yi Soo ingin tahu Do Jin akan mengajaknya kemana. Do Jin tak mengatakannya Yi Soo akan tahu sendiri setelah sampai disana.
Keduanya menyusuri jalanan ramai yang panjang. Yi Soo heran kenapa sampai keluar kota seperti ini. Ia pun bertanya sebenarnya mau kemana. Do Jin menjawab bepergian, kalau Yi Soo tak suka bepergian anggap saja Yi Soo sedang menjadi teman perjalanannnya.

Yi Soo kesal Do Jin tak memberitahunya lebih dulu. Do Jin mengatakan bukankah ia sudah beberapa kali mengajak Yi Soo bepergian. Yi Soo menyela kalau ia tak pernah mananggapinya dengan menjawab ‘oke’. Yi Soosekali lagi bertanya kemana mereka akan pergi.

“Chuncheon!” jawab Do Jin. Yi Soo bertanya apa perjalanan seharian. Do Jin balik bertanya apa Yi Soo pikir ia orang yang seperti itu.
“Betty stop!” teriak Yi Soo.
“Betty fighting! Tambah kecepatan!” Do Jin semangat.
Kim Do Jin-ssi!” bentak Yi Soo kesal.
Keduanya sampai di Chuncehon di lokasi proyek yang sedang dikerjakan Do Jin. Do Jin menamani kliennya melihat lokasi yang berada di tepi danau.

Klien Do Jin menunjukan letak dimana ia ingin membangun sekolah perhotelan. Do Jin penasaran apa kliennya ini juga berencana membangun sekolah, ia merasa kalau ia harus menjaga performa kerjanya.
Klien mengatakan tunggu saja sampai resort ini dibangun dan setelah seseorang menyelesaikan pendidikannya disana maka dia bisa langsung bekerja disini. Karena pendidikan akan menjadi bagian dari produktivitas usaha. Klien juga mengatakan kalau ia sudah membuat persetujuan kerjasama dengan sekolah perhotelan terbaik di Switzerland, ia merasa kalau akhir-akhir ini sangat bahagia.

Do Jin memberi tahu kalau ia juga sedang menyelesaikan Pusat Pameran di Samseong-dong ia mengucapkan sampai bertemu di Pembukaan Pusat Pameran. Klien mengatakan kalau resort-nya sudah tak membutuhkan yang lain lagi. Hiburan, keselamatan, dan gaya. Ia hanya membutuhkan tiga hal itu. Tapi Do Jin menilai kalau ketiga hal itu sama dengan menginginkan segalanya karena itulah ia merasa sekarat. Keduanya tertawa lebar.

Yi Soo memandang Do Jin dari dalam mobil dan tersenyum bangga.
Setelah menamani kliennya. Do Jin mengajak Yi Soo jalan-jalan menyusuri tempat itu. Tempat yang masih kosong yang ada hanya hamparan lahan luas yang dipenuhi dengan rumput semak belukar dan dikelilingi pegunungan.

Do Jin : “Satu-satunya taman dengan tema terunik di dunia dengan luas area 655rb meter persegi. Apa kau pernah melihat sebelumnya? Dengan kapal pesiar dan vila taman. Tempat kau bisa berenang dan bermain ski pada waktu yang bersamaan.”

Yi Soo menyindir apa Do Jin mau pamer kalau Do Jin sudah pernah ke tempat seperti itu sebelumnya. Do Jin mengatakan kalau ia juga belum pernah ke tempat seperti itu karena saat ini tempat itu belum ada dan ini adalah lokasi pembangunannya. “Pulau yang sedang kita jalani sekarang akan menjadi tempat berdirinya resort dan taman dengan tema itu.”

Do Jin meminta Yi Soo menebak siapa yang membuat desain keren ini. Yi Soo tersenyum dan sudah pasti ia menebak kalau Do Jin lah yang mendesainnya, “Kalau kau sangat keren kenapa kau masih melajang?”

Do Jin : “Itu karena aku sibuk mengalami kegagalan dan keberhasilan yang lebih besar daripada orang lain.”
Yi Soo : “Walaupun hubunganmu yang rumit dengan wanita bisa dianggap sebagai kelemahan tapi kalau aku tahu lebih awal kalau kau sangat keren aku pasti akan terjerat lebih awal.”

Do Jin merangkul Yi Soo. Yi Soo merengut meminta Do Jin menurunkan tangannya. Tapi Do Jin tak mau (tak bisa) melakukannya. Yi Soo berkata bukankah sudah sangat jelas kalau Do Jin datang kesini untuk bekerja tapi masih saja bilang padanya bepergian, ia cemberut Do Jin sudah berbohong.

Do Jin menggoda apa Yi Soo merasa kecewa. Yi Soo bilang tidak. Do Jin menyahut kalau tidak apa Yi Soo benar-benar mau bepergian dengannya. Yi Soo mendorong Do Jin dan berkata kalau Do Jin sudah keterlaluan. Do Jin merangkul lagi dan keduanya pun menikmati keindahan pemandangan disana.
Yi Soo dan Do Jin makan di restouran sebuah hotel. Do Jin ingin tahu kalau Yi Soo membangun sebuah rumah, rumah seperti apa yang Yi Soo inginkan. Yi Soo terdiam sejenak mendengar pertanyaan Do Jin, raut wajahnya berubah sedih begitu ia mendengar kata rumah. Ia bertanya kenapa Do Jin menanyakan itu. Do Jin mengatakan kalau ia ingin tahu jenis rumah yang ingin ditinggali seseorang dan ia akan bisa memahaminya lebih baik lagi.
Do Jin melihat wajah Yi Soo yang berubah sendu, ia menyadari sepertinya ia sudah mengucapkan sesuatu yang membuat Yi Soo sedih. Yi Soo mengatakan kalau ia ingin sebuah rumah yang tidak ingin ditinggalkan siapapun, “Walaupun dia pergi untuk sementara tapi pada akhirnya rumah itu adalah tempat dia ingin kembali.” Yi Soo mengatakan kalau ia ingin rumah seperti itu.

Do Jin mengajak Yi Soo membangun rumah itu di lahan yang harganya mahal, jadi tak ada yang ingin meninggalkannya karena mereka takut harga rumah itu akan naik.
Do Jin menyarankan selesai makan ia akan mengajak Yi Soo pergi. Yi Soo tanya kemana apa ke ruang santai. Dengan tatapan nakal Do Jin mengatakan kalau mereka akan ke kamar.
Yi Soo : Apa?
Do Jin : “Memangnya hotel ini dibangun untuk tempat makan? Tempat yang dibangun untuk makan namanya restouran. Bar untuk minum-minum. Apotik untuk membeli obat dan hotel untuk tidur.
Yi Soo : “Apa kau sudah merencanakan semuanya sebelum membawaku kesini?”
Do Jin : “Kalau kau baru menyadarinya sekarang apa yang harus kulakukan?”
Yi Soo teringat ketika di rumah tadi sebelum pergi ia memakai pakaian dalam yang mana. Ia memakai pakaian dalam yang biasa. Tiba-tiba ia terkejut dan berkata tidak, tidak boleh. Pokoknya tidak boleh kata Yi Soo panik. Do Jin terus menggoda, “Lalu kapan bolehnya?”

Yi Soo bilang pokoknya bukan hari ini, benar-benar tak boleh. Do Jin menyarankan besok. Yi Soo bilang kalau besok perlu dibicarakan lagi nanti. Ia melihat kalau sekarang sudah jam 6 lebih dan ia seorang PNS. Do Jin menyela bukankah ini akhir pekan. Do Jin melemparkan kunci mobilnya, ia ingin Yi Soo yang menyetir pulang. Yi Soo heran kenapa ia yang menyetir.

Do Jin : “Apa masih menginginkanku menyetir setelah membuatku putus asa seperti ini? Anggap saja ini kesempatan untuk lebih dekat dengan Betty.”
Keduanya sampai di depan rumah Se Ra. Yi Soo melihat Do Jin tertidur di sampingnya. Yi Soo berusaha membangunkan dengan cara memanggilnya mengatakan kalau mereka sudah sampai. Tapi Do Jin saja masih memejamkan mata, Yi Soo pun keluar dari mobil.

Ketika membuka pintu pun Yi Soo melirik ke arah Do Jin, siapa tahu suara pintu mobil terbuka akan membangunkan Do Jin. Tapi Do Jin tetap terlelap. Yi Soo menebak kalau Do Jin benar-benar tidur.
Yi Soo berdiri di luar mobil memandang Do Jin yang tertidur. Dengan penuh senyuman Yi Soo memandangnya. Ia mendekatkan wajahnya agar bisa melihat lebih dekat wajah Do Jin yang tertidur. Tapi tiba-tiba ia terkejut karena kaca mobil tiba-tiba turun, Do Jin membuka matanya.
Yi Soo merengut kesal dan berkata rupanya Do Jin tadi pura-pura tidur. Do Jin bilang kalau ia baru saja bangun. Do Jin melepas sabuk pengamannya dan menopang kepalanya dengan kedua tangan bersandar pada pintu mobil.
Do Jin menatap Yi Soo dengan tatapan sungguh-sungguh, “Seo Yi Soo, tinggalah denganku!”
Yi Soo tak mengerti, “Apa?”
Do Jin : “Ayo tinggal bersama.”
Yi Soo masih tak mengerti, “Apa yang baru saja kau katakan?”
Do Jin : “Di kehidupanmu selanjutnya aku tak peduli dengan siapa kau hidup. Tapi di kehidupan sekarang hiduplah denganku. Kau akan bahagia. Aku berjanji.”
Yi Soo terdiam mendengar ajakan hidup bersama dari Do Jin.

Note :
Di episode ini disebut drama SBS yang lain yaitu GHOST sampai ketawa saya pas Meari bilang ‘Kim Eun Hee penulis drama Ghost?’ dan memang benar Kim Eun Hee adalah nama penulis drama Ghost yang kebetulan drama ini juga sedang saya ikuti selain AGD.
Dua drama yang tayang di SBS ini memakai nama penulis cerita sebagai nama pemerannya. Penulis drama Ghost yang bernama Kim Eun Hee menjadi salah satu tokoh Di Drama AGD dan penulis drama AGD Kim Eun Sook menjadi salah satu tokoh pemeran di drama Ghost. Ulasannya ada di My Short Obsession.
Happy Birthday Yoon Jin Yi (27 Juli 1990 - 27 Juli 2012)

Happy Birthday juga buat Kim Woo Bin (Kim Dong Hyub) 16 Juli 1989 - 16 Juli 2012 (wahaha telat ya)
dan juga Happy Birthday Lee Jong Hyuk (31 Juli 1974 - 31 Juli 2012)

26 comments:

  1. asyik.... akhirnya keluar juga.... trims sinopsisnya, ditunggu kelanjutannya, semangat

    ReplyDelete
  2. suka suka sukaaaa...pantes ratingy tinggi seru abis,sayang episod terakhir ditunda penayangany gara2 olimpiade london dan harus sabar nunggu keluar dilapak ampe 18 agutus,,tapi ga pa2 da puas am sinopsisy mbak anis diblog ini THANKS ya mbak anis...

    BTW aku belum pernah baca sinopsis GHOST...seru ga sih...???

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya Nora kalau mau DVD komplit nunggu nanti deh hehe... kalau ga bareng hari tayang sama My Husband Got A Family drama ini rating 1... tapi AGD selalu dibawah bayang2 My Husband Got A family ya walaupun jam tayangnya beda sih...

      Ghost seru banget bikin deg2an...

      kalau mau tahu ceritanya mampir aja di blog Irfa ya dia ga buat per episode hanya me-review beberapa episode jadi satu tapi cukup mewakili jalan ceritanya kok...

      Delete
    2. ya yg main MHGAF juga kang min hyuk CNBLUE juga ya,,
      tapi aku belum liat juga MHGAF bearti seru juga ya kalo rat no1,,
      ok deh tar kalo AGD da kelar baru mau ngintip GHOST cos aku belum bisa pindah kelain hati mau nikmatin AGD dulu...hihihi lebayyy banget,,THANK ya anis

      Delete
  3. salam kenal mba anis..
    Sy maen ke blognya mba anis special buat baca AGD nih... Thanks ya mba dah buat sinopsisnya.. Ternyata ceritanya bagus ya.. Nga sabar nunggu diposting sinop slanjutnya ...

    Oia.. Mba, boleh sdikit utarakan unek2 nga..? Saat membaca sinopnya sdikit terganggu dgn gmbr backgroundnya yg menutup tulisan...apa krn sy pakai hp ya??... Btw Semangat ya mba...

    ReplyDelete
    Replies
    1. salam kenal juga woro...

      iya nih kalau pake hape apalagi kalau pake operamini tulisannya ga jelas karena terganggu background... saya juga pernah nyoba liat... enaknya gimana ya tar deh saya coba utak utik...

      maaf atas ketidaknyamanannya ya woro...

      Delete
  4. wah keren nich mba anis posting eps 12 nya cepat sekali,, seru bgt cerita nya..

    tp aq jd was-was gimana seandainy kalo colin itu anak Do Jin, gimana nasib Yi Soo yach dia bisa nerima pa ga yach? :s

    tapi tetap semangat ya mba, minggu ini eps terakhirnya, berarti kemungkinan DvD nya hr senin ada dah komplit ya di lapak hehehehe

    FIGHTING MBA ANIS AQ tnggu eps selanjutnya ;)

    ReplyDelete
    Replies
    1. cepat tidaknya postinganku tergantung waktu.. kalau udah selesai pasti akan langsung di post kok...

      sepertinya hari senin udah ada ya DVD nya tapi kalau hari senin biasanya sub yang episode 19 n 20 belum kumplit say,,, tapi itu terserah sih hehehe....

      Delete
  5. Jadi tambah penasaran nih siapa sebenernya ayah colin.. Mba anis ada bocoran ga? Hihihi.. ^^

    Iya mba, aku juga setuju sama woro, kemaren2 tulisannya ketutup sama backgroundnya, soalnya aku juga pake hp..
    Tapi sekarang udah enak ko mba.. Terima kasih atas pengertian mba anis, hehe..

    *echa*

    ReplyDelete
    Replies
    1. bocoran? bentar lagi terungkap kok say... sabar ya episode selanjutnya bakalan lebih seru dan bikin penasaran...


      iya maaf ya echa atas ketidaknyamanannya... sekarang sudah diperbaiki semoga nyaman ya membacanya...

      kalau ada komplain apapun mengenai postinganku tolong kasih tahu ya, biar segara diperbaiki... biar pembaca nyaman saya pun tenang hehe...

      Delete
  6. wah...daebakk...
    keren mb.Anis sinopsisnya, tiap hari aku selalu buka blog ini untuk lihat sinopsis lengkap AGD,
    ayah sebenarnya Colin itu Kim Do Jin, tapi episode berikutnya senang mereka bisa kembali lagi ^^

    semangat terus mb.anis untuk sinopsisnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. hohoho trims ya udah setiap hari mampir kesini padahal anis ga setiap hari posting...

      sstttt jangan bocorin donk hihihi.... biar pembaca yang belum nonton penasaran hehehe....

      Delete
  7. tq atas smbgn sinopsisnya AGD nya.ditunggu terus klnjutannya

    ReplyDelete
  8. mbak anis, tengkyu ya sinopsisnya, diriku selalu mampir kesini, ingin melihat perkembangan yoon dan maeri, yoon itu suka kan sama maeri, tapi yg dinampak kan bukan rasa suka, tapi malah sebaliknya, buat meari sedih terus

    ReplyDelete
    Replies
    1. wow tengkyu juga udah selalu mampir...

      iya aku juga tiap minggu nontonnya selalu penasaran sama perkembangan pasangan ini... Yoon - Meari pasangan favoritku hihi...#plak digetok penggemar Do Jin - Yi Soo hehe...

      Delete
  9. salam kenal mba ani ;) salut nih sama mba anis bisa bikin ceritanya idup walaupun cuma lewat tulisan aja.. aku msh penasaran ayah collin sebenernya do jin? kasian si yi soo dong :( ditunggu sinopsis2 selanjutnya.. semangat ya mba ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. salam kenal juga say...


      akan lebih hidup lagi kalau dirimu nampilin nama ya biar kita bisa lebih kenal lagi...

      Delete
  10. salam kenal mbak anis,
    trims buat sinopsis AGDnya,DAEBAK!!!terasa begitu hidup,emosinya dapet bgt,meski aku dah nonton ampe eps 18 tapi kalo blm baca sinop dari mbak anis kok rasanya blm lengkap ya???pokoknya ditunggu sinop selanjutnya moga cepet keluar.FIGHTING...!

    -fanny-

    ReplyDelete
  11. wah aq telat kasih komennya,,
    eps 12 nya cpet skali kluarnya kak..jd tambah semangat nongkrongin blog ini hehehe

    aq seneng liat adegan do jin & yisoo yg happy truz, rasanya hatiku n otakku setiap harinya dipenuhi AGD jd buatku senyum2 trus..

    makasih ea kak bwt sinopsisnya,,ttp semangat lanjut eps 13...ditunggu,,

    ReplyDelete
  12. .mba anis, aq mampir lgi neeh.. .hehehe, maaf krn baru bisa koment lgi..
    .makin seru aja neeh drama!!
    .oh iya, mba anis ksh bocoran dong.. setelah AGD selesai, rencananya mw nulis sinop apa lgi neeh??

    ReplyDelete
  13. Salam kenal mba'..anis,sinop..AGD bgss..tks ya..mba',senang sekali baca sinop mba'...

    ReplyDelete
  14. whaaaaaaat ayah dr colin kim do jin.....???/trus gmn sm soe yi soo nih klo colin anak'nya do jin,dy bs terima ga ya kira2....hadoh makin seru aja nih...mba anis mksh ya sinopsis episode 12'nya,,,ayo semangat mba lanjutin sinopsisnya....hehehe...
    _amy_

    ReplyDelete
  15. Baguuuuuuus bgt sinopsisny...aq bgadang trs n kurang tdr krn addict ngebaca sinopsis ini...salam knl mb anis..........

    ReplyDelete
  16. drama korea itu memang asik nonton nya,,,
    gua aja gak bisa tidur gara gara liat drama korea nya

    ReplyDelete
  17. Woaaaaa...suka sama sinopsisnya......><

    ReplyDelete
  18. salam kenal ya mba anis..selama ini aq slalu bca sinopnya tp ga pernah ksh coment.. ga bosen2 baca sinopnya diulang2 terus hehehe makasih ya...

    ReplyDelete

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.