Friday 3 August 2012

Sinopsis A Gentleman's Dignity Episode 13

Mereka berempat berada di warung Soju. Sepertinya Jung Rok sedang patah hati. Tae San menyemangati kalau hal itu tak apa-apa. Ia meminta agar Jung Rok bersikap layaknya seorang pria.
Suara Do Jin : “Dulu, kami selalu mengucapkan kata-kata perpisahan kami dan cara kami melakukannya hampir selalu sama.”

Yoon melihat salah satu sahabatnya yang terdiam karena patah hati, “Kau membutuhkan wanita lain untuk melupakan seorang wanita. Apa kau mau kukenalkan dengan seseorang?”

Jung Rok berusaha menguatkan dirinya, ia meneguk Soju langsung dari botol.
Kali ini giliran Yoon yang patah hati. Ketiga temannya memberi semangat.
Do Jin : “Kau membutuhkan wanita lain untuk melupakan seorang wanita, apa mau kukenalkan dengan seseorang?”

Yoon diam saja dan ambruk tak sadarkan diri karena terlalu banyak minum.
Cowok patah hati yang ketiga adalah Kim Do Jin. Wajahnya menunjukan kalau ia tak ada semangat hidup.
Tae San : “Kau membutuhkan wanita lain untuk melupakan.....”
“Oh apa itu.....” tiba-tiba pandangan Tae San beralih ke televisi yang ada di depannya. Ternyata di TV ada pertandingan baseball. Ketiga teman Do Jin pun serius menonton pertandingan tak mempedulikannya yang tengah patah hati.

Do Jin kesal menatap ketiga sahabatnya. Tae San bicara pelan menyarankan lebih baik Do Jin melupakan wanita itu. “Apa mau kukenalkan dengan seseorang?”
“Kalian ini. Dasar!” bentak Do Jin marah. Haha.
Selanjutnya, Tae San terus-menerus menghela nafas panjang apa dia juga patah hati.
Jung Rok : “Hei kau membutuhkan wanita lain untuk melupakan seorang wanita. Apa mau kukenalkan dengan seseorang?”

Do Jin menyahut kalau hari ini bukan tentang wanita dan patah hati. Ia mengatakan kalau Tae San sudah terdaftar masuk wamil. Tae San meminta temannya tak usah khawatir karena ia akan segera pulang setelah wamil. Keempatnya bersulang bersama.
Do Jin meminta Tae San memberikan kartu mahasiswa Tae San pada mereka. Tae San tanya untuk apa. Jung Rok mengatakan kalau kartu mahasiswa Tae San akan dijadikan sebagai jaminan agar mereka bisa minum-minum (pengen minum ga bayar kartu mahasiswa jadi jaminan---haha apa kartu mahasiswa mereka semua sudah dijadikan jaminan)

Jung Rok meminta Tae San tak usah khawatir karena setelah dua setengah tahun saat itu sebagian besar bar ini akan tutup. Tae San jelas tak mau kartu mahasiswanya dipinjam untuk dijadikan jaminan ketiga temannya bersenang-senang minum.
Hari dimana Tae San berangkat wamil pun tiba, ketiga temannya mengantar di stasiun. Tapi Tae San risih meminta ketiganya pergi. Ia melihat sekelilingnya yang berangkat wamil semuanya diantar oleh kekasih mereka hanya dia seorang yang diantar oleh ketiga sahabat prianya. Tae San malu karena hanya ia sendiri yang tidak diantar oleh sang kekasih.
Yoon memeluk Tae San dan berpesan agar Tae San menjaga diri. “Tempat tidurmu aku akan memakainya.”

Jung Rok menyalami tangan Tae San dimana Tae San mengenakan jam tangan. Ia berpesan agar Tae San jangan sampai terluka. Kemudian Jung Rok memeluknya erat. “Jam tanganmu apa tak akan hilang di jalan?” (wakaka kalau takut ilang mending titipin aja sama dia gitu mungkin maksudnya) Tae San jelas kesal melihat dua temannya seperti memanfaatkan kepergiannya.
Do Jin yang terkahir memeluk Tae San dan berkata kalau ia akan sering menulis surat, “Berikan padaku kartu mahasiswamu!” Hahaha...

Tae San mendorong Do Jin, ia marah mengumpat dan mengeluarkan semua sumpah serapahnya, “Dasar kalian %^$#@*&.”
Ketiga temannya paham dan memeluk Tae San bersamaan tapi Tae San sudah kadung emosi dan mendorong ketiganya agar menjauh. Ia membanting tasnya dan berteriak ia tak jadi pergi. Hahaha

Sinopsis A Gentleman’s Dignity Episode 13
Yi Soo keluar dari mobil Do Jin sepulang keduanya dari Chuncheon. Yi Soo berdiri di luar mobil menatap Do Jin yang terlelap. Ia tersenyum memandang wajah Do Jin yang tampak tenang. Ia mendekatkan wajahnya agar lebih jelas memandang Do Jin. Tapi tiba-tiba ia terkejut karena kaca mobil terbuka. Do Jin membuka matanya. Yi Soo menebak kalau tadi Do Jin hanya pura-pura tidur, tapi Do Jin mengatakan kalau ia baru saja bangun.
Do Jin melepas sabuk pengaman dan menopang kepala dengan kedua tangan sambil memandang Yi Soo. Do Jin meminta Yi Soo tinggal bersamanya, “Di kehidupanmu yang selanjutnya, aku tak peduli kau hidup dengan siapa. Tapi di kehidupan sekarang hiduplah denganku. Kau akan bahagia. Aku janji.”

Yi Soo terdiam mendengar ajakan Do Jin agar tinggal bersama (apa ini maksudnya lamaran) Ia menatap kesungguhan ucapan yang baru saja Do Jin katakan. “Tapi kenapa kau menggunakan bahasa tak formal?” tanya Yi Soo.

Do Jin bertanya memangnya tak boleh bukankah Yi Soo sudah menciumnya lewat jendela. Yi Soo merengut kesal, “Kau ingin aku melakukan apa? Memangnya kita ini sudah berkencan selama satu atau dua tahun? Bukankah kita baru saja memulainya. Kenapa kau sudah membicarakan tentang pernikahan?”

Do Jin kembali bertanya apa lamanya waktu berkencan begitu penting. Yi Soo ingat bukankah Do Jin bilang ingin tetap melajang, bukankah Do Jin pernah mengatakan kalau Do JIn tak yakin bisa mencintai dan hidup dengan satu orang wanita saja seumur hidup Do Jin.

Do Jin berkata mungkin sekarang ia tak yakin tapi ia ingin mencobanya. Yi Soo dengan tegas menolak. Do Jin merasa kalau jawaban Yi Soo terlalu cepat. Yi Soo tak mau tahu ia menyuruh Do Jin pergi saja. Ia pun segera masuk ke rumah, Do Jin menyampaikan salam dan berpesan agar Yi Soo tidur nyenyak. Yi Soo sewot tak peduli.
Yi Soo sudah di dalam rumah, “Tidur nyenyak? Mana mungkin?”

Tiba-tiba terdengar teriakan Yi Soo yang kegirangan karena Do Jin baru saja mengajaknya tinggal bersama. Ia jelas senang bukan main dan lompat-lompat kegirangan (jadi diluar cuma jaim aja nih haha)
Se Ra keluar dari kamar dan bertanya ada apa. Yi Soo tersenyum-senyum mengatakan kalau ia sekarang sedang jatuh cinta. Ia mengatakan pada Se Ra kalau Do Jin memintanya untuk tinggal bersama. Ia merasa sepertinya Do Jin sangat menyukainya.

Se Ra tersenyum miris itu jelas berbeda dengan yang ia alami karena ia baru saja putus dengan Tae San. Se Ra mengatakan kalau ia juga mendengar hal yang sama (ajakan menikah) tapi ia malah putus dengan Tae San.

Yi Soo jelas saja terkejut mendengar kalau Se Ra dan Tae San putus. Se Ra beralasan putusnya ini ia lakukan demi Tae San. Yi Soo menilai kalau putus demi Tae San hal ini sama sekali tak menolongnya. Pasti ini terjadi karena cinta salah satu pihak tak cukup dalam. Se Ra menebak apa yang dimaksud Yi Soo itu dirinya. Yi Soo terdiam.
Hari ujian di sekolah. Yi Soo sibuk mengirim SMS karena ia tak mengawas ujian di jam pertama semantara Guru Park mengawas ujian di jam pertama.

Ujian Etika kelas 2 Semester 2.
1. Matikan ponsel kalian. Kalau tidak, kalian akan berurusan dengan Kepala Sekolah.
2. Jangan menendang kursi di depan kalian karena dia juga tidak tahu jawabannya.
3. Buang kertas contekan kalian ke tempat sampah sekarang juga.
Dari Dewi Etika, Seo Yi Soo.

Yi Soo mengirim SMS itu ke semua murid di kelasnya. Semua muridnya tertawa menerima SMS itu. Guru Park masuk lebih dulu dan ujian pun dimulai.
Yi Soo siap masuk di ujian jam berikutnya. Guru Park menemuinya dan ia sudah dibuat kesal dengan ulah Dong Hyub. Yi Soo tanya kenapa apa Dong Hyub mencontek. Guru Park mengatakan kalau Dong Hyub lebih dari sekedar mencontek dia bahkan menyalin semuanya.

Guru Park memperlihatkan lembar jawaban Dong Hyub. Jawaban tiap nomor semuanya sama kalau ada pilihan a, b, c, d, e. Dong Hyub menjawab d semua. Tapi disana pilihan jawabannya 1, 2, 3, 4, 5 dan Dong Hyub menjawab 4 semua untuk tiap nomor. Haha.

Dan untuk soal uraian Dong Hyub menjawabnya dengan menuliskan identitas buku yang ia baca. Buku yang sama yang ia hadiahkan untuk Yi Soo. Ditiap nomor jawabannya terdapat nama pengarang, edisi pertama terbit, bahkan nama penerbitnya. Jadi bukan isi jawaban soal.

Guru Park bergumam seharusnya Dong Hyub mengosongkan saja kalau dia memang tak tahu jawabannya. Yi Soo penasaran dan membuka buku yang ia terima dari Dong Hyub. Ia membuka halaman terakhir dan itu sama persis seperti apa yang ditulis Dong Hyub. Ia tersenyum ternyata Dong Hyub memang membacanya sampai bagian akhir.
Min Suk minum-minum sendiri di bar Jung Rok (lha kok disana apa ketahuan) Manajer bar terus memperhatikannya, ia merasa pernah melihat wajah Min Suk tapi ia lupa dimana.
Ia pun melirik meja bagian bawah di depannya. Disana ada selebaran gambar Min Suk yang mungkin dibuat oleh Jung Rok sebagai orang yang perlu diwaspadai. Ia pun kaget tak menyangka kalau wanita yang ada dihadapannya adalah orang yang perlu diwaspadai. Ia pun mengirim SMS pada bosnya. ‘Gawat darurat kode M (M=monster)’
Min Suk memanggil Si Manajer bar. Manajer bar gugup tapi ia mencoba bersikap santai. Min Suk menanyakan siapa nama manajer bar. Manajer bar mengatakan kalau namanya Lee Seung Taek (ok kita nyebutnya Seung Taek) Min Suk tanya lagi apa Seung Taek pemilik bar ini. Seung Taek menjawab ya. Min Suk melihat kalau Seung Taek masih sangat muda tapi sudah memiliki bisnis yang bagus. Seung Taek mengatakan kalau semuanya hutang.

Min Suk meminta dua botol anggur lagi. Seung Taek heran bukankah Min Suk belum meminum sampai setengah tapi kenapa ingin menambah dua botol lagi. Min Suk mengeluarkan kartu kreditnya membayar dimuka, ia meminta minuman pesanannya ini disimpan khusus karena ia merasa senang disini. Seung Taek mengatakan kalau bar-nya tak menerima pembayaran dimuka. Min Suk berkata kalau ia tak ingin terlihat seperti wanita aneh, jadi bayar saja.
Jung Rok turun dari lantai dua bar-nya, ia menerima SMS dari Seung Taek. Ia pun terperanjat membacanya. Ia akan kembali ke lantai 2 lagi tapi di tangga ia berpapasan dengan Yoon dan Pengacara Kang.
Saking terburu-burunya Jung Rok sampai kaget begitu melihat Yoon. Yoon tanya ada apa. Jung Rok memberi tahu kalau Min Suk ada di bawah. Yoon ikut panik apa Min Suk sudah tahu tentang bar ini. Jung Rok menjawab tak tahu ia mengajak Yoon sembunyi.

Jung Rok juga mengajak Pengacara Kang ke tempat lain tapi Pengacara Kang tak mau bertiga dengan Jung Rok. Ia ingin pergi berdua dengan seniornya. Ia mengatakan kalau belakangan ini sudah mengalami banyak tekanan jadi ia ingin bersantai dengan seniornya. Ia berharap Jung Rok bisa bergabung dengannya lain waktu. (yah bilang aja mau berduaan sama Yoon)

Yoon mengingatkan kalau bar sudah tutup Jung Rok harus segera pulang jangan keluyuran kemana-mana.
Setelah Yoon dan pengacara Kang pergi Jung Rok menelepon Meari. Ia jelas tak suka dengan tingkah Pengacara Kang, “Apa itu? Meari jauh lebih baik daripada dia.”

Jung Rok mengatakan pada Meari kalau ia memiliki berita penting. Berita yang benar-benar akan mengahpus masa lalu mereka berdua yang kelam dan membantu menyelamatkan persahabatan keduanya. Jung Rok memberi tahu Meari dimana dan dengan siapa Yoon sekarang.
Meari datang menggunakan taksi ke tempat yang ditunjukkan Jung Rok. Ia jelas menahan marah melihat Yoon dan Pengacara Kang minum bersama. Apalagi Pengacara Kang begitu perhatian pada Yoon menuangkan minuman untuk Yoon.
Pengacara Kang mengatakan apa Yoon tak tahu kalau Yoon ini laki-laki jahat. Bukankah jelas masih ada ruang kosong di hati tapi Yoon masih mengatakan kalau Yoon tak menyukainya (Meari) kalau begitu siapa lagi yang akan mempercayai Yoon. Dari kata-kata Yoon saja sudah sangat jelas menunjukan kalau Yoon memberikan kesempatan. Karena menurutnya Yoon ini tak sungguh-sungguh menolak Meari, “Pria yang pura-pura menolak wanita sebenarnya sedang menarik wanita itu. Gadis itu, apa arti kebedaraannya bagimu?”

Yoon merasa kalau ia tak nyaman membicarakan Meari dengan Pengacara Kang karena Meari sendiri pasti tak suka kalau ia membicarakan tentang Meari dengan wanita lain.
Tiba-tiba terdengar suara keras Meari memesan makanan dan minuman. Yoon jelas kaget mendengarnya dan menoleh ke meja samping yang ternyata sudah ada Meari disana.

Yoon bertanya apa yang dilakukan Meari disini. Meari balik bertanya kalau Yoon juga ada disini. Ia kesini untuk minum jadi Yoon tak usah menghiraukannya. Pengacara Kang menawarkan apa Meari mau bergabung dengannya dan Yoon. Dengan ketus Meari bilang tak perlu. Yoon pun kesal dan tak peduli ia membiarkan Meari minum.

Pelayan datang mengantarkan pesanan Meari tapi Meari menolak minum soju menggunakan gelas jadi gelasnya dibawa kembali oleh si pelayan.

Pengacara kang berkata kalau minum sendirian itu tidak menyenangkan, ia ingin Yoon juga minum tapi Yoon menolak minum banyak ia akan minum segelas saja karena nanti ia akan menyetir. Meari cemburu marah melihat keakraban keduanya. Keduanya saling bergantian menuangkan minuman.
Meari langsung meneguk soju langsung dari botolnya. Yoon jengah melihat tingkah Meari, “Hei apa yang kau lakukan?”
“Aneh sekali ahjussi ini, kenapa mengajak bicara orang di sebelah mejamu?” Meari kembali meneguk sojunya. Yoon makin kesal dengan tingkah Meari yang kekanakkan.

Yoon akan menghampiri tempat duduk Meari tapi Meari lebih cepat berdiri dan menghampiri tempat duduk Yoon dan Pengacara Kang.
“Kang Byun Gong Eonni, apa kau menyukai Kak Yoon?” tanya Meari sudah mulai mabuk. “Aku menyukainya. Tapi... Eonni kau bukan saja tinggi, cantik dan langsing. Kau bahkan bekerja dengan Oppa benar-benar mengganggu dan menjengkelkan. Kalian berdua juga minum bersama sambil membicarakan tentang hal-hal yang tak kumengerti. Kau tak bisa berhenti ya?”
Yoon melihat kalau Meari sudah mabuk, Ia akan mengantar Meari pulang tapi bruk... Meari langsung tak sadarkan diri jatuh tepat ke pelukan Yoon. Yoon mengguncang-guncangkan tubuh Meari tapi Meari sudah mabuk tak sadarkan diri.
Yoon bingung harus dibawa kemana Meari, kalau dibawa pulang ia takut Tae San akan memarahi Meari karena mabuk. Ia pun membiarkan Meari tidur di mobilnya sampai sadar.
Yoon berdua dengan Meari di dalam mobil. Ia tak tenang, gelisah, sesekali ia memandang Meari yang masih tertidur tak sadarkan diri.
Untuk menghilangkan kegelisahannya Yoon menunggui Meari di luar mobil. Ia mondar-mandir tak tenang dan pandanganya tak pernah jauh dari Meari yang masih terlelap tak juga segera bangun.
Yoon kembali duduk di dalam mobil menunggu Meari sadar, kegelisahannya bertambah dengan kecemasan karena malam semakin larut.
Tiba-tiba Meari bangun dan berkata kalau Yoon tak melakukan apapun lebih baik antarkan saja ia pulang. Sekarang ia sudah sadar dan ingin ke toilet jadi Yoon sebaiknya mengantarnya pulang sekarang juga. Yoon bengong ternyata Meari sudah bangun dari tadi.
Yoon mengantar Meari pulang dan disaat yang bersamaan Tae San juga baru pulang. Tae San melihat mobil Yoon dan juga melihat adiknya ada disana. Meari dan Yoon jelas kaget keduanya bertemu dengan Tae San di depan rumah seperti ini. Meari menyapa kalau kakaknya pulang terlambat. Tae San menyahut bukankah Meari juga pulang terlambat. Meari buru-buru menjelaskan kalau tadi ia pergi ke tempat Yoon dan Pengacara Kang yang sedang minum-minum. Disana ia membuat ulah dan memaksa Yoon mengantarnya pulang (Meari berusaha menjelaskan supaya kakaknya tak menyalahkan Yoon karena mengantarnya pulang)

Tae San bilang kalau ia tak bertanya jadi Meari masuk saja. Tae San berterima kasih pada Yoon karena sudah mengantar adiknya pulang. Yoon mengatakan kalau kejadian ini tak bisa dihindarkan, ia bertanya kenapa Tae San pulang kerja selarut ini. Tae San menyampaikan kalau ia baru pulang latihan baseball. “Karena memukul bola adalah obat terbaik ketika kau memiliki masalah.”
Yoon berpesan Tae San jangan terlalu serius latihan. Ia pamit pulang karena istrinya sudah menunggu (istri->Do Jin)

Meari mengucapkan terima kasih karena Yoon sudah mengantarnya pulang. Setelah Yoon pergi Meari segera bergegas masuk ke rumah mencoba menghindari pembicaraan dengan kakaknya.
Di dalam rumah Tae San meminta Meari berhenti jangan masuk kamar dulu. Meari pun berhenti dan siap mendengarkan ocehan kakaknya. Apa tanya Meari galak.

Tae San berkata kalau Meari sudah mengakuinya sendiri pergi ke tempat Yoon yang sedang minum-minum. Meari memohon tak bisakah kakaknya pura-pura tak mendengar labih baik salahkan alkoholnya jangan menyalahkan orangnya. Tae San menyahut kenapa menyalahkan alkoholnya, bukankah ini kesalahan orangnya. Ia mengancam jangan sampai hal ini terulang lagi.

Meari bertanya dengan juteknya memangnya apa yang terjadi hari ini, apa seperti Yoon mengantarnya pulang. Lalu kenapa kalau itu terjadi lagi, “Memangnya hidupku milik kakak? Kenapa kakak mengancamku?”
Tae San mengatakan kalau perbedaan usia Meari dan Yoon itu 17 tahun. Ketika Yoon sudah 50 tahun Meari baru mencapai usia 33 tahun. Sebagai temannya ia merasa kasihan akan masa lalunya yang menyakitkan tapi sebagai kakak sangat sulit baginya untuk menerima masa lalu Yoon.

Meari mengatakan kalau hal itu tak masalah baginya, ia sama sekali tak peduli status Yoon tapi kenapa kakaknya tak bisa menerima itu. “Kakak pikir kakak siapa?” Suara Meari meninggi. “Bagaimana kalau aku tak bisa melepas Kak Yoon sampai aku mati, apa yang akan kakak lakukan?”

Tae San berkata mungkin saja Meari tak bisa melepasnya tapi Yoon tak menyukai Meari. Meari tanya dari mana kakaknya tahu kalau Yoon tak menyukainya. Tae San mengatakan kalau ia sudah mengenal Yoon selama 20an tahun.

“Kami bersama-sama sejak muda dan tumbuh dewasa bersama-sama. Bagi pria 41 tahun perbedaan usia yang banyak itu lebih penting daripada cinta. Apa kau tak bisa hidup tanpanya? Tak ada hal seperti itu. Sayangnya yang harus dilindungi Yoon bukanlah kau, tapi kami. Jadi tak usah dilanjutkan lagi. Apa kau pikir Yoon akan bahagia hidup denganmu? Mungkin kau akan bahagia tapi Yoon tidak. Karena itulah aku mempercayainya,”

Meari menangis mendengar setiap perkataan kakaknya yang menyakitkan baginya,

Tae San : “Karena itu aku bersedia menyerahkan seluruh hartaku pada Yoon, kecuali kau.”
Tae San meminta adiknya menghentikan semua omong kosong ini, siapkan saja pendidikan pascasarjana Meari. Tae San menuju kamarnya meninggalkan Meari yang terus menangis.
Tangis Meari semakin lama semakin keras, tak sengaja Colin mendengar yang mereka berdua bicarakan.
Do Jin bernyanyi mengikuti alunan musik sambil menggunting gulungan benang merah yang ia ambil dari kamar Yi Soo.

Yoon sampai di rumah Do Jin langsung memberi tahu kalau Tae San mengirim SMS dan kelihatannya itu ditujukan untuk Yoon. Katanya Tae San membentuk tim baseball untuk sebuah pertandingan. Yoon menyahut kalau Do Jin juga masuk ke dalam tim itu. Bukan hanya Do Jin bahkan nama Jung Rok juga masuk ke dalam daftar.
Do Jin kaget kata siapa. Yoon mengatakan kalau Tae San kembali serius berolahraga. Ia melihat kalau hubungan Tae San dengan Hong Pro sedang tak baik.

Do Jin : “Im Tae San dan Hong Se Ra yang bertangkar apa hubungannya denganku? Kenapa jadi begini?”

Yoon mengatakan kalau ini namanya efek kupu kupu. Do Jin mengumpat dasar Im Tae San. Ia penasaran sebanarnya apa yang dilakukan Hong Pro sampai membuat Tae San jadi seperti itu. Do Jin masuk tim Blue Cat tentu saja ia senang. Haha...
Tae San di Hwa Dam sibuk dengan rancangannya. Tapi seluruh badannya terasa nyeri. Banyak tempelan koyo yang tertembel di tubuhnya. Tae San merasa kesakitan menggerakkan tangannya.

Do Jin dan Jung rok datang. Jung Rok ngomel-ngomel kenapa ia menjadi bagian dari Blue Cat. Tae San bertanya pada Do Jin kenapa si brengsek ini ada disini. Do Jin berkata bukankah Tae San tahu kenapa Jung Rok disini.

Jung Rok mengatakan karena ia seorang Presiden jadi ia kesini untuk bekerja hari ini. Do Jin menyahut kalau Jung Rok seorang Presiden sekalian saja panggil Tae San ke gedung biru. (istana kepresidenan Korea Selatan)

Tae San tak mau mendengar gurauan temannya, ia mengingatkan kalau seseorang yang beberapa hari lalu baru saja membuat masalah dia harus tutup mulut. Jung Rok langsung diam dan menyenggol Do Jin bukankah nama Do Jin juga masuk terdaftar.

Do Jin akan menyalahkan Tae San tapi Tae San menyela kenapa menyalahkannya ia bisa apa karena orangnya tidak cukup. Apa mereka harus menyerah hanya karena Do Jin dan Jung Rok. “Apa kalian berdua berencana mengacaukan tim?” Jung Rok bilang tentu saja tidak.

Tae San meminta kedua temannya menyumbang secara sukarela. Ia akan memberi kedua temannya nomor rekeningnya. Jung Rok heran memangnya ada yang seperti itu. Do Jin menyela Tae San ini butuh uang atau pemain. Tae San menyahut kalau ia butuh pemain yang ber-uang.
Jung Rok mencium sesuatu ia mencium aroma koyo yang sangat menyengat. Ia heran berapa banyak koyo yang dipakai Tae San sampai baunya menyengat seperti ini. Tae San tak menjawab ia memindahkan hasil rancangannya. Do Jin melihat tubuh Tae San dipenuhi koyo. “Kalau separah itu lebih baik operasi saja!” sahut Do Jin.

Tae San mengatakan kalau kita kesini untuk bekerja, kalau Do Jin kesini bukan untuk bekarja lalu untuk apa kesini. Do Jin berkata kalau ia harus mempersiapkan perlengkapan baseball-nya.
Do Jin dan Jung Rok ke toko pakaian olahraga. Do Jin melihat beberapa model jaket. Jung Rok heran bukankah Do Jin mengatakan tak mau bergabung dengan Blue Cat. Do Jin meralatnya kalau ia berubah pikiran dan juga suasana hati Tae San sedang jelek karena Hong Pro jadi ia harus mematuhi kata-kata Tae San. Jung Rok kesal karena ia juga turut masuk ke dalam tim. Do Jin berkata bukankah setelah basket Jung Rok ahli dalam baseball. Jung Rok merasa kalau Do Jin memang pintar kalau bicara omong kosong.

Do Jin memilih beberapa jaket dan meminta Jung Rok melihat mana yang cocok untuknya kuning atau biru. Jung Rok menyarankan seharusnya Do Jin membeli peralatan baseball dulu kenapa malah membeli kostum. Do Jin mengatakan kalau ia tak mengerti tentang peralatan baseball tapi kalau masalah kostum ia sangat menguasai. “Selalu-lah kau mulai dengan yang kau sukai terlebih dulu!”
Jung Rok menunjukan jaket mana yang cocok untuk Do Jin, hijau tua. Ia mengatakan kalau Do Jin tak cocok memakai warna kuning. (Om Jung Rok aku juga suka warna pilihanmu)

Do Jin menyahut kalau ia akan terlihat tampan memakai apa saja. Dan ia pun mengambil jaket pilihan Jung Rok. Sebelumnya ia melihat ponselnya tapi tak ada telapon atau SMS dari Yi Soo, ia bergumam bukankah ia akan bergabung dengan tim tapi kenapa belum ada telepon sama sekali.
Meari menatap heran Se Ra yang tengah berbincang dengan seorang pria. Pria itu yang pernah ia temui di klub. Dia seorang Caddy, Caddy Lee.
Caddy Lee mangatakan pada Se Ra kalau ia datang ke pertandingan karena ia ingin melihatnya. Se Ra mengatakan kalau pertandingannya mungkin tak banyak yang layak ditonton, bisakah itu diartikan kalau Caddy Lee tertarik untuk merekrutnya. Caddy Lee mengatakan kalau itu hanya sebagai sopan santun.

Se Ra tak masalah, seperti yang Caddy Lee lihat waktu itu ia bermasalah dengan ‘back swing’. Bahunya kaku jadi ia hanya bisa mengangkat tangannya, down swing... (ga ngerti istilah golf nih saya haha kalau sepak bola ya paham ckckck)

Caddy Lee menilai kalau permainan Se Ra terlalu banyak putaran. Apa Se Ra pikir hanya itu masalahnya. Ia mengatakan kalau masalahnya bukan terletak pada teknik yang Se Ra gunakan, “Kurang kekuatan, kurang konsentrasi. Terlalu banyak publikasi di media massa dan khalayak ramai.” Dengan kata lain Caddy Lee kembali menolak merekrut Se Ra ke dalam timnya.
Meari berinisiatif menyuguhkan makanan untuk Caddy Lee. Ia mengatakan kalau makanan ini gratis. Ia juga minta maaf atas sikap buruknya waktu itu, ia memohon agar Caddy Lee mengabulkan permintaan Se Ra, “Dia pasti sangat putus asa sampai terpaksa melakukan ini.”

Se Ra jelas kaget Meari mengatakan semua itu. Tapi Caddy Lee tetap pada pendiriannya, jawaban kali ini pun akan sama seperti ketika terakhir kali ia menjawabnya dan Meari tak sepantasnya ikut campur. Caddy Lee pamit, Se Ra menghela nafas pasrah melihat kepergian Caddy Lee.

Meari berharap Se Ra jangan salah paham ia hanya ingin menolong tapi sepertinya itu tak bisa dipercaya. Se Ra tahu itu tapi ia tak bisa berterimakasih pada Meari karena mereka memiliki perbedaan. Ia menawarkan apa Meari mau makan siang dengannya. Meari menolak dan berkata kalau ia tak makan siang dengan wanita. Se Ra juga demikian dan pamit meninggalkan Mango Six. Meari bergumam kesal, “Dia bahkan tak bisa meninggikan suaranya di depan pria itu tapi memperlakukan Kakakku dengan buruk.”
Se Ra menerima telepon dari Manajer kredit sebuah bank. Ia menjawabnya dengan perasaan jengkel. Ia mengatakan kalau meneleponnya setiap hari seperti ini tidak akan membantu manajer bank mendapatkan uangnya. Ia heran kenapa manajer bank ini tak kenal lelah menelponnya. Ia berjanji pasti akan mengambalikannya karena ia ini orang terkenal tak mungkin ia melarikan diri. (ternyata Se Ra punya utang toh)
Se Ra akan masuk mobil tapi sebelum itu ia menatap mobil merahnya. Apa Se Ra akan menjual mobilnya?
Yi Soo duduk santai di rumah sambil mencukur bulu kaki. Tepat saat itu Se Ra pulang, Yi Soo mengucapkan selamat datang tanpa memandang Se Ra yang datang dengan seseorang, Do Jin.
Se Ra mengatakan kalau Do Jin ada disini. Deg, Yi Soo jelas kaget karena ia sedang mencukur bulu kakinya. Ia jelas malu kalau mengaku ia sedang mencukur bulu kaki.
Yi Soo langsung berpura-pura kalau ia sedang mengeringkan rambutnya. Do Jin tersenyum-senyum melihatnya.

Yi Soo menanyakan kenapa Do Jin dan Se Ra bisa datang bersamaan. Se Ra menjawab kalau ia bertemu dengan Do Jin di depan. Se Ra menawarkan apa Do Jin mau minum kopi, Do Jin jelas mau. Do Jin berjalan lebih dulu di depan Se Ra dan duduk di meja dapur.
Yi Soo menatap jengkel Se Ra. Ia berbicara menggunakan bahasa isyarat memarahi Se Ra kenapa datang bersama Do Jin ketika ia sedang mencukur bulu kakinya. Se Ra membela diri berkata menggunakan bahasa isyarat kalau ia tak tahu Do Jin akan kesini. Yi Soo masih ngomel-ngomel tanpa suara seharusnya Se Ra meneleponnya dulu. Se Ra masih membela diri kalau ia tak tahu Yi Soo sedang mencukur bulu kaki.

Do Jin menoleh ka arah Yi Soo dan Yi Soo pun pura-pura membersihkan debu di kursi. Ia minta Do Jin minum kopi saja ia akan masuk ke kamar dulu. Yi Soo segera masuk ke kamarnya.
Do Jin permisi pada Se Ra kalau ia akan masuk ke kamar pacarnya dulu. Do Jin teringat sesuatu ia mengatakan pada Se Ra kalau sekarang Tae San jadi pecandu olahraga. Ia tak tahu apakah koyo itu menempel di tubuhnya atau tubuhnya yang ditumbuhi koyo. Se Ra terdiam mendengar kondisi Tae San yang terus menerus berolahraga untuk melampiaskan frustasi.
Di kamar Yi Soo, Do Jin mendengarkan celotehan Yi Soo yang marah-marah karena ia datang tanpa memberi tahu terlebih dahulu. Do Jin mengatakan kalau ia menelepon dulu mana mungkin ia bisa melihat yang baru saja dilihatnya. Yi Soo menegaskan kalau ia tadi sedang mengeringkan rambut.

Do Jin : “Baiklah kalau begitu, kalau kau memaksa berati yang tadi bukan epilator tapi hair dryer.”
Yi Soo : “Dasar seharusnya kau tak usah mengatakan itu.”
“Kalau begitu gunakan mulutmu untuk sesuatu yang bermanfaat. Seperti ini!” kata Do Jin mencium tangan Yi Soo. “Atau seperti ini!” Do Jin mencium pipi Yi Soo.
Cup... Yi Soo mencium bibir Do Jin, “Apa seperti ini?” Yi Soo tersenyum hahaha...

Do Jin langsung memeluk erat Yi Soo. Ia menghela nafas dan bertanya apa Hong Pro hari ini tak punya janji dan apa Yi Soo sudah mendengar kalau ia direkrut pleh tim Blue Cat. Yi Soo menilai kalau itu hal yang konyol, memangnya Do Jin tahu ada berapa rangkaian dalam olahraga baseball.

Do Jin : “Untuk orang yang sedang terkekang seperti ini kau tak tahu betapa berbahayanya kata-katamu barusan?”
Yi Soo meminta Do Jin melepaskan pelukannya kalau tidak ia akan memberikan Do Jin satu strike. Do Jin bertanya kalau ia melepaskan pelukannya apa Yi Soo mau tinggal bersamanya.
Yi Soo : “Apa hari ini waktu yang baik ya? Waktu yang tepat untuk melepaskan diri dari ikatan cinta,”
Do Jin : “Bagaimana ini? Kau masih memungkirinya.”

Do Jin masih memeluk Yi Soo dan memutar tubuh Yi Soo menuju ranjang tapi tiba-tiba ponsel Yi Soo bunyi, spontan Yi Soo mendorong Do Jin. Do Jin sewot, Yi Soo mengatakan kalau ia melepaskan ikatan. Ia tertawa dan meminta Do Jin menunggunya diluar. Ia akan pergi makan dengan Do Jin di luar.
Yi Soo melihat siapa yang meneleponnya, raut wajahnya berubah ketika ia tahu siapa yang menelpon.
Yi Soo sudah berganti pakaian dan keluar dari kamarnya. Ia minta maaf pada Do Jin tak bisa makan malam bersama. Ia mengatakan kalau teman kerjanya menelepon dan dia sedang berada di sekitar sini. Jadi makan malamnya lain waktu saja.

Do Jin tanya teman guru pria atau wanita. Yi Soo menjawab pria. Do Jin kembali bertanya apa dia masih muda, Yi Soo menjawab tidak. Do Jin tanya lagi apa janjiannya di dekat sini ia menawarkan lebih naik mobilnya saja, ia akan mengantar Yi Soo kesana. Tapi Yi Soo menolak, ia mengatakan kalau tempatnya sangat dekat jalan kaki 5 menit sudah sampai. Ia berjanji akan menelepon Do Jin nanti.
Yi Soo masuk ke sebuah kafe, disana dua orang pria sudah menunggunya. Kelihatannya dua pria ini kakak beradik yang usianya sudah tak muda lagi. Salah satunya mengatakan kalau mereka sudah memesankan kopi untuk Yi Soo. Yi Soo melihat ada kopi di depannya, ia tertawa sinis melihatnya.

Ternyata Do Jin mengikuti Yi Soo. Ia duduk di mobilnya memperhatikan Yi Soo yang tengah berbicara dengan dua orang pria. Ia mengamati kedua pria ini.
Pria berbaju coklat mengatakan kalau ia mendengar Yi Soo menjadi guru di sebuah SMA. Yi Soo tak mau bicara panjang lebar lebih baik masuk ke intinya saja. Si pria tua yang sepertinya sang kakak mengatakan kalau yang akan dibicarakan ini mengenai ibu Yi Soo.
“Siapa?” Tanya Yi Soo cuek.
“Ibumu!”

Yi Soo merasa kalau kedua pria ini pasti sudah salah, ia tak memiliki ibu. “Dia mengasuhku selama 12 tahun dan mengasuh kalian selama 23 tahun. Bagaimana mungkin dia ibuku?”
Yi Soo meminta kedua pria ini jangan menghubunginya lagi. Ia meninggalkan tempat duduknya membuat kedua pria ini kesal. (Oh jadi ini kedua pria ini anak tiri Ibunya Yi Soo)
Yi Soo berjalan lemas di luar kafe, ia seolah tak kuat berdiri. Kedua pria ini juga meninggalkan kafe dan menatap Yi Soo dengan tatapan remeh.
Yi Soo duduk di depan kafe memikirkan semuanya. Tak terasa air matanya pun menetes. Ia tak bisa menahan kesedihannya, air matanya pun semakin deras.
Tiba-tiba Do Jin jongkok di depannya. Yi Soo jelas tak menyangka kalau Do Jin mengikutinya. Do Jin mengusap lembut air mata yang menetes di pipi Yi Soo. Yi Soo seperti mendapatkan dukungan moril, tapi walaupun begitu ia tetap saja menangis.

Do Jin tahu kalau Yi Soo sudah berbohong padanya karena pakaian mereka terlalu mahal untuk seorang guru SMA. Ia datang kesini bukan karena cemburu tapi lebih karena ia khawatir. Ia pun bertanya ada apa sampai Yi Soo menangis seperti ini.

Yi Soo belum bisa mengatakannya ia terus menangis. Do Jin mengerti ia tak akan memaksa Yi Soo bicara, Yi Soo bisa menceritakan semuanya nanti ketika sudah siap. Yi Soo mengangguk pelan. Do Jin berpesan kapan saja Yi Soo membutuhkan bentuannya jangan ragu untuk meminta bantuannya.

“Sekarang... aku lapar!” kata Yi Soo sambil mengusap air matanya. Do Jin tersenyum dan mengajak Yi Soo makan, “Seo Yi Soo yang sedang lapar ingin makan apa? Aku ingin memahami kebiasaan makanmu sambil kita makan,”
Tae San pergi ke salon, ia berniat mencukur rambutnya. Di sebelah Tae San ada seorang wanita yang juga berniat memotong rambut dan sepertinya wanita ini juga patah hati karena ia terus menangis. Petugas salon bertanya pada wanita itu gaya rambut apa yang diinginkan, Wanita itu terus menangis dan mengatakan potong saja yang sangat pendek, potong semuanya.

“Jadi kau baru putus cinta?” ucap petugas salon. Tae San menoleh ke arah wanita yang baru putus cinta itu. Si wanita juga melihat ke arah Tae San. Tak lama kemudian petugas salon yang akan memotong rambut Tae San datang dan bertanya model rambut apa yang Tae San inginkan. Potong sangat pendek kata Tae San.
Tae San kembali menoleh ke arah si wanita, “Meskipun kita melakukan ini akankah mereka tahu?”
Si wanita jelas tambah sedih mendengar Tae San bertanya padanya. Sepertinya luka di hatinya sangat dalam, tangisnya pun tambah pecah.

Dan inilah gaya baru Im Tae San (Wow Om Tae San tambah ganteng haha)
Tae San minum sendirian di bar Lee Jung Rok.
Disana Jung Rok sedang berdiskusi dengan Manajer bar, Lee Seong Taek. Jung Rok menanyakan apa mereka tak perlu menunda pembayaran sewa. Seong Taek menjawab ya setelah melunasi tagihan listrik sebenarnya ia khawatir apa yang harus dilakukannya karena setelah itu Nyonya (Min Suk) datang lalu ba bi bu dia memesan tiga botol anggur. Jung Rok bertanya-tanya kira-kira Min Suk tahu atau tidak.

Seong taek penasaran dari mana bos-nya mendapatkan uang untuk membayar gajinya. Jung Rok mengatakan kalau pembayaran gaji Seong Taek didapat dari pendapatan kafe. Seong Taek heran lalu bagaimana dengan karyawan kafe. Jung Rok mengatakan kalau yang disana mendapatkan gaji dari pendapatan di bar, karena itulah tanggal gajian Seong Taek berbeda.

Seong Taek menganggap kalau yang dilakukan bosnya ini memutar uangnya. Ia menilai kalau ini bukan pembayaran kartu kredit bagaimana mungkin Bos-nya melakukan itu dalam bisnis. Jung Rok mengatakan kalau keuntungannya tak cukup jadi pikirkan saja cara menjalankan bisnis yang baik dan juga pelajari dengan baik, walaupun tak sukses setidaknya ini tidak tutup.

Jung Rok heran melihat Tae San yang minum sendirian dengan wajah frustasi. “Kenapa dia putus lagi kalau tak bisa mengobati luka hatinya?”

Tae San mengenang kebersamaannya yang membahagiakan dengan Se Ra. Ia juga mengingat perbincangan terakhir mereka sebelum keduanya benar-benar putus.
Jung Rok menghampiri Tae San. Ia bertanya apa Tae San potong rambut lagi, “Kau membutuhkan wanita lain untuk melupakan seorang wanita. Apa mau kukenalkan dengan seseorang?” (haha ini kan kalimat mereka sejak masih kuliah)

Tae San menyuruh Jung Rok diam. Ia kemudian bertanya apa Jung Rok bahagia dengan pernikahan Jung Rok. Jung Rok berkata kalau ia bahagia, karena ia sudah menikah jadi ia tak terbebani dengan ketakutan kapan akan menikah. Tae San heran kenapa Jung Rok bisa menjadi orang pertama yang menikah diantara mereka berempat.

Dengan pedenya Jung Rok mengatakan karena ia yang paling tampan. Tae San menilai selera Min Suk terhadap pria sangat rendah. Jung Rok heran kenapa Tae San tiba-tiba membicarakan pernikahan apa Se Ra meminta Tae San menikahinya. Tae San mengatakan kalau Se Ra tak mau menikah dia lebih mencintai karirnya.

Jung Rok : “Hei, ya sudah kalau begitu. Memangnya wanita di dunia ini hanya Hong Se Ra?”
Tae San : “Apa kau tak mengerti? Ini cinta sejati seorang pria. Dunia ini luas dan dipenuhi banyak wanita tapi duniaku hanya diisi oleh Hong Se Ra. Jadi apa yang bisa aku lakukan?”

Tae San pamit ia harus pergi. Jung Rok bergumam jadi dunia ini ada yang seperti itu.
Tae San berlatih baseball malam hari, ia melatih pukulan permainan untuk melampiaskan segala kegundahan hatinya. Dari jauh Se Ra memperhatikan dengan hati pedih.
Tae San istirahat sejenak dan duduk di bangku sambil mengatur nafasnya. Se Ra masih berdiri jauh memperhatikannya. Tae San tak menyadari kehadiran Se Ra. Se Ra tampak khawatir Tae San melampiaskan emosi dengan berlatih keras yang tak mempedulikan kondisi tubuh yang sudah terluka dengan tempelan koyo dimana-mana.
Colin selesai mandi, ia melihat-lihat foto Tae San dan Meari dan tertata di rak ruang tamu.

Tae San dan Meari pulang. Colin langsung meletakkan foto dan mengambil alat pel pura-pura mengepel lantai. Colin menyambut keduanya penuh senyuman. Tak lupa ia juga menyapa Meari dengan sopan.
Meari masih heran kenapa Colin bermuka dua dengan menyapanya menggunakan sebutan kakak. Tae San juga heran apa Colin sedang bersih-bersih rumah. Tapi Meari tahu kalau yang dilakukan Colin hanya pura-pura. Ia melihat kalau pel-nya masih kering apa Colin pikir ia tak tahu tentang mengepel.

Colin beralasan bukankah setelah mengepel dengan yang basah kemudian harus mengepel dengan pel yang kering. Meari tak menyangka ternyata berpura-pura saja belum cukup untuk Colin, bahkan sekarang Colin sudah mengarang skenario. Tae San tertawa dan akan naik ke kamarnya.

Meari mengatakan pada Colin kalau ia mau mandi jadi lebih baik Colin masuk ke kamar Colin sekarang.

Colin : “Haruskah kau bersikap seperti ini, Kak?”
Meari membentak, “Sekarang, segera, cepat. right now!”

Tae San memperhatikan keduanya yang selalu tak akur. Ini jelas membuatnya terganggu.
Mereka berempat makan siang bersama. Tae San mengusulkan agar memulangkan Colin ke Jepang. Jung Rok tanya kenapa. Do Jin juga ingin tahu apa terjadi sesuatu. Yoon setuju usul Tae San.
Jung Rok merasa heran kenapa kedua temannya ini tega sekali. Ia meminta kedua memikirkan betapa sedihnya Eun Hee kalau mengetahui ini. Kalau keduanya memiliki usulan seperti itu ia akan mengurus Colin. Do Jin menyahut kalau sekarang ia yang akan mengurus Jung Rok.
Jung Rok bicara berdua dengan Meari. Meari meminta Jung Rok langsung saja bicara ke pokok permasalahan karena akhir-akhir ini ia agak sensitif. Jung Rok juga mengatakan hal yang sama kalau ia juga senditif, memangnya hanya Meari saja yang sensitif. Ia kesal bukankah ia sudah meminta Meari menemui istrinya tapi kenapa Meari tak mau.
Meari : “Kenapa aku harus menemuinya?”
Jung Rok : “Hei amuba. Bukankah aku sudah memberitahumu tentang Yoon dan Pengacara Kang?”

Meari merasa kalau informasi dari Jung Rok itu sama sekali tak membantu.

Jung Rok : “Sejak kapan transaksi kita bermanfaat bagi yang lain? Kau yang tak kompeten. Kenapa kau menyalahkan orang lain? Dasar amuba!”

Meari marah dirinya dibilang amuba, “Coba ulangi lagi!” Jung Rok menatapnya kesal karena Meari bicaranya keras. Ia meminta Meari memelankan suara.
Jung Rok berpesan mulai sekarang Meari harus mendengarkannya baik-baik. Ia akan mengajukan penawaran yang tak mungkin ditolak oleh Meari. Kalau Meari menolak tawarannya, “Pertama, aku akan menyerbu rumahmu dan memakai semua handukmu. Kedua, meskipun aku tahu keberadaan Yoon dan Pengacara Kang aku tak akan memberitahumu. Ketiga, aku akan melakukan kedua-duanya pada saat yang bersamaan.”

Meari langsung mengambil ponsel dan menghubungi Min Suk, “Eonni kau ada dimana?”
Meari menemui Min Suk di galeri. Ia melaporkan kalau ada yang aneh dengan sikap Jung Rok. Bagaimana mungkin seseorang bisa berubah hanya dalam waktu semalam, dia datang dan pulang kerja tepat waktu. Dia tak minum-minum bahkan tak memandang pembeli yang wanita.

Min Suk menilai kalau mata-matanya yang satu ini sudah disuap atau seseorang menemukan kelemahannya. Meari jelas tak bisa berbohong di depan Min Suk. Ia bertanya apa kebohongannya kelihatan, tapi yang ia katakan memang benar. Walaupun begitu Min Suk akan tetap mempercayainya karena Meari yang mengatakannya. Yang ia percaya adalah orang buka kata-kata. Meari tersenyum senang dan memuji kakak perempuan yang satu ini yang terbaik.

Min Suk memberi tahu kalau hak memata-matai Meari sudah dicabut, jadi Meari bebas tugas sebagai mata-mata alias pensiun. Meari terbengong heran, kemudian ponselnya berdering. Colin yang meneleponnya.
Dengan sikap jutek Meari bertanya ada apa. Colin menanyakan dimana pengering rambut yang di kamar mandi. Meari menjawab pasti kakaknya meninggalkan pengering rambut di kamar jadi cari saja di kamar kakaknya. Colin tanya lagi kapan Meari pulang bisakah pulang lebih cepat. “Hei memangnya kau suamiku? Sudah ya!” kata Meari judes.

Min Suk menebak apa Meari punya pacar. Meari menjawab bukan, “Dia anak laki-laki dari Jepang. Katanya dia anak dari cinta pertama para Oppa dan sekarang dia tinggal di rumah kami.” Min Suk bertanya apa Lee Jung Rok juga termasuk diantara para Oppa yang Meari sebutkan. Meari menjawab ragu apa iya ya. Min Suk menebak apa cinta pertama itu bernama Kim Eun Hee. Meari jelas kaget bagaimana Min Suk bisa tahu.
Min Suk menemui suaminya di kafe. Keduanya bicara di luar kafe. Min Suk langsung menanyakan apa dia (Colin) anak Jung Rok. Jung Rok jelas saja terkejut karena tiba-tiba istrinya menanyakan hal yang konyol padanya. Ia menebak pasti Meari yang mengatakan kalau putra Kim Eun Hee ada disini. Min Suk meminta Jung Rok menjawab pertanyaannya, apa dia anak Jung Rok. Jung Rok bilang tentu saja bukan.

Min Suk : “Lalu anak siapa dia?”
Jung Rok : “Tentu saja anak ayahnya.”
Min Suk meminta Jung Rok membuktikan itu padanya. Jung Rok emosi bagaimana caranya ia membuktikan siapa ayah Colin. Min Suk melirik sekeliling dan meminta suaminya memelankan suara. Jung Rok berbisik dan mengatakan kalau Colin memang bukan anaknya tapi Min Suk masih belum percaya.
Mereka berempat pun berkumpul di rumah Do Jin. Jung Rok akhirnya setuju untuk memulangkan Colin ke Jepang. Tae San heran bukankah Jung Rok tak setuju usulnya. Jung Rok mengungkapkan alasannya, ia mengatakan kalau Min Suk terus bertanya apa Colin anaknya.

Tae San heran memangnya Jung Rok tak bisa mengatakan pada Min Suk kalau Colin bukan anak Jung Rok. Do Jin bertanya memangnya Min Suk tahu tentang Eun Hee. Jung Rok bilang tentu saja Min Suk tahu karena sebelum menikah ia memberi tahu semuanya pada Min Suk dan sekarang ia menyesal karena ketika itu ia terlalu berfikiran pendek. Jung Rok meminta pokoknya segera pulangkan Colin. Do Jin menilai kalau Jung Rok memang selalu berfikiran pendek.

Yoon merasa kalau yang dikatakan Jung Rok cukup masuk akal, tak apa-apa jika Eun Hee muncul tapi dalam situasi seperti ini lebih baik memulangkan Colin, “Tapi apa kau berencana menghubunginya?” (menghubungi Eun Hee)

Jung rok kesal bukankah ketiga temannya ini mem-format ulang ponselnya, jadi semua nomor penting terhapus termasuk nomor ponsel Eun Hee. Sedangkan Colin tak mau memberitahu nomor ponsel Ibunya. Do Jin pun tak punya pilihan lain, ia tanya dimana Colin dan tanyakan nomor ponsel ibunya.
Colin pun dipanggil menghadap ke empat ahjussi. Colin menunduk diam.
Tae San : “Jadi apa kau tak akan memberitahu kami nomor ponsel ibumu?”
Colin : “Apa kalian mau mengusirku?”

Yoon mengatakan kalau mereka berempat melindungi Colin jadi apa Colin pikir ibu Colin tak khawatir.

Colin : “Bukankah ibuku cinta pertama kalian?”
Do Jin : “Cinta pertama kami adalah ibumu, bukan kau! Apa yang kau inginkan? Masalah ini tak akan selesai kalau kau tetap keras kepala.”

Jung Rok mengatakan kalau mereka se-usia dengan ibu colin. Walaupun mereka bukan ayah Colin bukannya mereka tak bisa memukul Colin tapi ini tak bisa dibiarkan begitu saja jadi berapa nomor ponselnya.
Colin meminta mereka tak perlu seperti ini karena besok ia berencana untuk pulang. Tae San tanya kenapa tas Colin sudah dikemas sekarang. Colin mengatakan kalau hari ini ia akan menginap di tempat lain. Do Jin tanya dimana. Colin menjawab dimana saja. Toh kalau ia tinggal di luar satu malam mereka berempat tak akan menemukannya dirampok atau ditemukan tewas dipinggir jalan. Mereka berempat pun tak tega membeiarkan colin berkeliaran di jalan.
Do Jin membawa Colin ke hotel perusahaan. Ia menunjukan kamar mana yang harus Colin gunakan, ia mengatakan kalau ada minuman di kulkas dan kalau colin lapar telepon saja room service. Colin mengangguk mengerti. Do Jin menyuruh Colin istirahat.

Colin ingin tahu apa Do Jin masih mengingat ibunya. Do Jin mengatakan kalau Ibu Colin adalah seorang wanita yang pantas untuk diingat.
Colin : “Apa paman mencintainya?”
Do Jin : “Kau bilang berapa usiamu?”
Colin : “Aku lahir tahun ’95.”
Do Jin : “Aku tak menceritakan kehidupan pribadiku pada anak yang lahir tahun 95.”
Colin : “Lalu paman mana yang paling disukai ibuku?”
Do Jin : “Aku.”
Colin tertawa, “Bukankah itu juga hal pribadi?”

Do Jin tahu kalau Colin penasaran, apakah ibu Colin sengaja bermain-main dengan keempat pria berbeda. “Ibumu tak melakukan apapun. Kami berempatlah yang mengejar-ngejarnya. Karena seperti itulah nasib wanita cantik. Dia jadi dinilai buruk tanpa melakukan apapun.”

Do Jin berpesan agar Colin baik-baik tinggal disini selama satu hari besok. Ia akan mengantarkan Colin ke bandara. Do Jin kembali ke rumahnya meninggalkan Colin seorang diri di hotel perusahaan.
Colin memandang foto ke empat ahjussi. Ia pun beradai-andai, “Kalau Im Tae San ayahku artinya Meari adalah bibiku. Kalau Lee Jung Rok ayahku maka...” Colin geleng-geleng kepala ia tak mau membayangkannya.

“Kalau Choi Yoon ayahku, artinya aku menyukai wanita yang kemungkinan akan menjadi ibu tiriku.” (huwa jadi ceritanya Colin suka sama Meari kah)

“Kalau Kim Do Jin ayahku, lebih baik kami mencari kebahagiaan kami masing-masing.”
Do Jin sibuk menempelkan potongan benang dari gulungan benang yang ia ambil dari sisa potongan baju Yi Soo. Yoon memberi tahu kalau ia sudah membayar biaya sewa jadi Do Jin tak perlu menggantinya. (Membayar biaya sewa gedung kah) Do Jin tanya kapan Yoon membayarnya. Yoon meminta lebih baik itu dianggap sebagai uang kos dengan begitu ia akan merasa lebih nyaman tinggal disini.
Yoon melihat kesibukan Do Jin dan bertanya apa ini. Do Jin memberi tahu kalau ia sudah memutuskan untuk tinggal bersama dengan seseorang tapi orang itu bukan Yoon.
“Siapa?” tanya Yoon.
“Seo Yi Soo!” jawab Do Jin.
“Benarkah?” Yoon tak percaya.
“Aku akan melamarnya.” ucap Do Jin penuh keyakinan.
“Melamar?” Yoon semakin tak percaya, “Lamaran pernikahan?”

Do Jin mengatakan kalau ia melakukannya setiap ia menemuinya. Tapi Yi Soo belum menyerah. Yoon heran bukankah Do Jin tak mau menikah, bukankah Do Jin bilang kalau cinta terjadi setelah pria tanpa kekasih menjalin hubungan. Ia menilai kalau Do Jin sangat memegang teguh prinsip itu dan sekarang apa Do Jin sudah menanggalkan prinsip itu. Do Jin mengatakan kalau ia tak menanggalkan prinsipnya ia hanya merubahnya.

Yoon melihat kalau Do Jin sudah jungkir balik seperti ini demi seorang wanita, ia belum pernah melihat Do Jin seperti ini selama 20 tahun terakhir.
Do Jin : “Benarkah? Aku pasti sudah menjalani kehidupan yang pahit. Berpura-pura jatuh cinta.”
Yoon : “Memangnya kali ini bukan cinta? Aku tanya apakah dengan Guru Seo juga sama. Pura-pura jatuh cinta.”
Do Jin : “Kali ini berbeda. Mulai sekarang, Seo Yi Soo adalah pedoman moralku.”
Yoon tersenyum senang.
Do Jin : “Kau cemburu kan?”
Yoon : “Aku cemburu pada Hong Pro beberapa waktu lalu, sekarang aku cemburu pada Guru Seo. Di kehidupanku selanjutnya bisakah aku menjadi kekasihmu? Do Jin-ssi.”
Yoon mendekat seperti seorang wanita yang ingin merayu dan ini membuat Do Jin menghindar. Yoon pun menggelitik Do Jin. Hahahaha.
Jam sekolah usai, Yi Soo dan guru yang lain bersiap akan pulang. Guru Park mengatakan kalau adik iparnya benar-benar tak peduli dengan penampilan seorang wanita jadi Yi Soo jangan khawatir coba saja berkencan dengan adik iparnya.

Yi Soo minta maaf tapi sekarang ia sudah punya pacar. Guru Park tak percaya ia tahu kalau Yi Soo pasti dicampakkan. Yi Soo mengatakan kalau ia tak dicampakkan.
Guru Park : “Mungkin kau tak tahu kalau kau sudah dicampakkan. Pikirkanlah kenapa lelaki impian itu menjemput Guru Seo.”
Dan lelaki impian itu pun sudah berdiri bersandar pada mobilnya menjemput Yi Soo (alamak Om Do Jin ganteng banget haha) Guru Park tercengang terkejut tak menyangka. Do Jin melambaikan tangannya pada Yi Soo. Yi Soo tersenyum senang melihatnya.

Guru Park menghela nafas tak percaya, “Kelihatannya dia memang pria baik. Mungkin dia tak tega memutuskanmu.”
Yi Soo pamit ia harus pergi lebih dulu, Yi Soo pun mengatakan hal yang membuat guru Park iri, “Oh dasar sedang apa dia disini? Tak bisakah dia tak bertemu denganku sehari saja?” Yi Soo segera menghampiri Do Jin.
Do Jin membuka pintu mobil membiarkan Yi Soo masuk dan memasangkan sabuk pengaman. Yi Soo sedikit grogi dan mengingatkan kalau mereka berdua sedang di depan sekolah.

“Dan aku sedang di depanmu!” sahut Do Jin. Do Jin menutup pintu mobil dan segera pergi dari lingkungan sekolah membuat Guru Park dan guru di sebalahnya tak percaya. “Ada Apa ini? Aneh sekali. Kupikir wanita bertubuh tinggi tak akan beruntung dengan pria.”
Yi Soo dan Do Jin makan siang di sebuah restouran. Yi Soo tersenyum-senyum mengingat kejadian tadi. Yi Soo bertanya apa Do Jin tak sibuk, apa yang akan terjadi pada perusahaan nanti kalau Do Jin sering keluar seperti ini. Do Jin mengatakan kalau ia sangat sibuk, bahkan terlalu sibuk. Tapi ia bisa apa kalau Yi Soo sudah pulang kerja. “Kalau kau begitu khawatir ayo tinggal bersama. Jangan buang-buang waktu.”

Yi Soo tertawa bukankah ia sudah mengatakan kalau ia tidak mau. Do Jin mengira kalau wanita itu terkenal plin-plan jadi ia menduga kali ini Yi Soo setuju. Yi Soo tak mau membahasnya ia menyuruh lebih baik Do Jin makan dan jangan meminggirkan wortel.
Tiba-tiba terdengar riuh pengunjung yang datang ke restouran. Restouran itu ternyata kedatangan Bintang Hallyu, Jung Yong Hwa. Leader CNBlue. Penggemar Yong Hwa langsung berebut foto.
Yi Soo dan Do Jin menoleh melihat kehebohan disana. Yi Soo tertawa senang melihatnya, “Yong Hwa ku?”

Do Jin kaget, “Yong Hwa ku? Dasar, kau ini tante-tante fans ya? Apa kau pikir aku tak menyukai artis juga? Apa kabarnya Kim Tae Hee akhir-akhir ini? Apa Binnie (Hyun Bin) baik-baik saja di tempat militer?”
Yi Soo tertawa apa yang Do Jin cemburui, “Sekarang karena aku sudah melihatnya kenapa tak kurayu saja sekalian? Hallyu Star, tampan dan muda. Dia sempurna. Kalau aku, menurutmu aku punya kesempatan tidak?”
Do Jin heran dengan sikap Yi Soo yang tiba-tiba seperti ini, “Kau salah makan ya?” Yi Soo kembali tertawa dan menganggap Do Jin menyetujuinya.
Yi Soo pun melambaikan tangan ke arah Yong Hwa penuh senyuman, Do Jin jelas terkejut ternyata Yi Soo serius dengan ucapannya.
Ternyata Yong Hwa pun merespon lambaian tangan Yi Soo, ia terkejut melihat Yi Soo. Ia langsung bergegas menghmpiri Yi Soo. ternyata keduanya saling mengenal.
“Guru!” sapa Yong Hwa. Do Jin terkejut si bintang hallyu menyebut Yi Soo dengan sebutan guru.

Yi Soo berkata kalau sudah lama tak bertemu ia tak menyangka akan bertemu Yong Hwa disini. Yong Hwa melihat kalau gurunya ini sama sekali tak berubah. Ia langsung bisa mengenalinya. Tapi Yi Soo bilang kalau ia sudah berumur. Yi Soo memberi tahu Do Jin kalau ia ini wali kelas Yong Hwa ketika di SMP. Yi Soo mengenalkan Do Jin pada Yong Hwa pacarnya.

Do Jin bersikap cuek dan berkata senang bertemu dengan Yong Hwa. Yong Hwa memberi salam dan meminta Do Jin bersikap santai saja karena Do Jin itu seumuran dengan ayahnya (huwahahahaha) ia akan ikut duduk disana sambil ngobrol dengan gurunya. Do Jin kesal karena disamakan dengan ayah Yong Hwa.
Yi Soo berkata pasti Yong Hwa sangat sibuk, ia sudah membaca berita tentang perjalanan Yong Hwa ke Hongkong.
“Siapa yang tak pernah pergi ke Hongkong.” gumam Do Jin. Keduanya melirik ke arah Do Jin. Yi Soo langaung bilang kalau ia sangat bangga pada Yong Hwa, “Bukan karena kau terkenal tapi karena kau selalu berusaha melakukan yang terbaik.”

“Penyanyi yang lain hanya tahu bersenang-senang saja,” sahut Do Jin sambil membuang mukanya tak suka melihat Yong Hwa. Yong Hwa kembali melirik ke arah Do Jin, “Guru apa dia sering bicara sendiri?” Yi Soo terkekeh, “Entahlah kami baru mulai pacaran.”
Yi Soo mengatakan kalau ia sangat menyukai lagu-lagu Yong Hwa. Yong Hwa tak percaya, benarkah. Yi Soo menjawab ya dan ia selalu menyanyikan lagu Yong Hwa.
I’m singing my blue paran nunmure paran seulpeume (Do Jin menyanyikan sebuah lagu--wakaka itu kan lagunya Big Bang yang judulnya Blue)

Yi Soo mendelik marah ke arah Do Jin karena itu bukan lagu CN Blue.

“Ah jadi itu bukan lagunya, dia selalu menyanyikan lagu itu.” sahut Do Jin.

Yong Hwa : “Guru jadi kau menyukai Big Bang? Ah.. Apa ini? Dulu aku sangat menyukaimu.”
Yi Soo : “Benarkah? Mulau sekarang aku akan memamerkannya.”
Do Jin makin kesal melihat tingkah Yi Soo, “Hey You!” Do Jin memanggil Yong Hwa, “Mereka menunggumu. Sekarang mereka sangat kesepian.”

Yong Hwa pun mengerti dan akan segera pergi. “Guru, sayang sekali kau terlalu baik untuknya. Hanya seorang pria yang bisa menilai pria.” kata Yong Hwa melirik sinis ke arah Do Jin. Do Jin jelas emosi melihatnya.

Yong Hwa pamit ia akan menelepon Gurunya nanti. Yi Soo senang dan berpesan agar Yong Hwa menjaga diri. Sebelum pergi Yong Hwa kembali melirik Do Jin dengan tatapan menantang. Haha...
Do Jin kesal ia memperingatkan Yi Soo jangan coba-coba menjawab telepon dari Yong Hwa. Yi Soo heran apa menerima telepon dari muridnya tak boleh.

“Tentu saja tak boleh, teleponku saja tak kau angkat!” Do Jin makin kesal, “Aku tak mau makan lagi,” Ia meletakan sendok dan ngambek tak mau makan lagi. Yi Soo tertawa melihat tingkah cemburu Do Jin yang kekanakkan.
Keduanya keluar dari restouran. Do Jin berjalan lebih dulu karena masih kesal. Yi Soo ingin agar keduanya menyelesaikan pembicaraan dulu sebelum pergi. Do Jin tanya pembiacaraan apa.

Yi Soo kembali menegaskan kalau ia tak akan tinggal bersama Do Jin. Do Jin bertanya kenapa. Yi Soo mengungkapkan alasannya itu karena ia ingin jatuh cinta, bukan cinta bertepuk sebelah tangan tapi cinta sepasang kekasih yang tulus satu sama lain. Cinta yang akan membuat kita cemburu.
Do Jin : “Aku tak tahu tentang orang lain tapi kau sudah membuatku cukup merasa cemburu. Baru saja.”

Yi Soo meminta Do Jin jangan mengganti topik pembicaraan, “Kau akan melakukannya kan? Denganku?”
Do Ji : “Kau ingin aku melakukan apa?
Yi Soo heran kenapa Do Jin bertanya padanya sementara Do Jin sendiri sudah mempunyai banyak pengalaman. “Bukankah sebalumnya kau sudah memiliki banyak wanita.”

Do Jin berkata kalau ini pertama kalinya ia melihat wanita menginginkan cinta yang berdebar-debar. Ia menilai ini sangat polos. Yi Soo merasa kalau itu bukan sesuatu yang bisa dibanggakan. “Kenapa? apa wanita lain hanya ingin pakaian, tas, dan perhiasan? Dengan polos?”
Do Jin mendekat kearah Yi Soo dan meminta Yi Soo melanjutkan ucapan Yi Soo. “Teruslah bicara!” Do Jin menatap tajam Yi Soo.
Yi Soo bergerak mundur, ia bertanya apa memangnya yang ia katakan salah. Do Jin terus maju memepet Yi Soo sampai ke mobil, “Karena itu kubilang teruslah bicara.”
Yi Soo menantang kalau ia terus bicara memangnya apa yang akan Do Jin lakukan. Do Jin semakin mempet Yi Soo ke mobil, menurutnya sekarang Yi Soo sedang memikirkanya juga. Yi Soo terpojok ke mobil, ia mengingatkan Do Jin agar melihat sekeliling dimana keduanya berada.
“Dimana? Tepatnya dimana? Apa disini?” Do Jin mengecup cepat bibir Yi Soo.
“Ah kau keterlaluan.”

Do Jin tersenyum ia mengatakan kalau ia bertanya karena ia tak tahu. “Bisakah ini dianggap sebagai hati yang berdebar-debar, Guru?”
“Tidak. Yang Seperti ini.” Yi Soo menggenggam kedua tangan Do Jin. “Jatuh cinta adalah kerja keras, dimana harus kumulai?” Do Jin mengatakan kalau ia pintar memulai. Keduanya tertawa bersama.
Se Ra masih di tempat latihan golf. Ia menerima telepon dari seseorang. Ia ternyata berniat meminjam uang tapi sepertinya orang yang menghubungi Yi Soo ini tak bisa meminjaminya uang. Se Ra pun berkata kalau ia akan meminjam uang di tempat lain.

Se Ra mendesah bingung harus bagaimana lagi caranya mendapatkan uang. Ia menghubungi seseorang dan bertanya bagaimana dengan mobilnya apa tak ada yang tertarik. Ternyata tak ada yang membeli, akhirnya Se Ra pun membatalkan niat untuk menjual mobilnya.
Keesokan harinya Se Ra menemui Min Suk. Ia mengatakan kalau ia akan menyampaikan hal yang sangat menarik pada Min Suk. Min Suk menebak apa Se Ra melihat suaminya berselingkuh. Se Ra mengatakan kalau ini lebih menarik, sesuatu yang belum pernah ia lihat sebelumnya. “Kakak tolong pinjami aku uang!”

Min Suk tertawa ia tak menyangka kalau Se Ra akan pinjam uang padanya, ia menilai kalau ini sangat menarik dan juga sangat mengagetkan. Se Ra mengatakan kalau dalam lingkungan pergaulannya ia tak menegenal orang lain yang akan meminjaminya uang. Tak ada yang lebih kaya daripada Min Suk. “Kalau aku tak datang menemui kakak, mereka mungkin akan menolak permintaan pinjamanku. Aku sangat berharap pada Kakak. Kalau kedatangaku kesini sebagai usaha terakhir sepertinya aku terlalu mempermalukan diriku.”

Min Suk menilai kalau Se Ra ini sudah jelas datang kesini untuk meminjam uang yang tapi Se Ra masih saja mempertahankan harga diri, ia merasa sikap Se Ra benar-benar kasar. “Pacarmu orang kaya, tapi sepertinya dia tidak tahu apa-apa tentang ini.” Se Ra mengatakan kalau itu juga bagian dari harga dirinya.

Min Suk : "karena kau datang kesini dengan harapan akan ditolak apakah sopan kalau aku menolakmu."
Se Ra : “Kalau kakak ingin menolakku tolong berhenti mengejekku. Lagi pula kita sering bertemu satu sama lain.”
Min Suk : “Baiklah kalau begitu, aku akan mengejekmu sesuka hatiku sebelum memberimu penjaman. Berapa yang kau butuhkan?”

Se Ra memberikan kunci mobil sebagai jaminan hutangnya. Dengan seperti ini akan mengurangi rasa malunya, Min Suk tersenyum setuju.
Do Jin ke hotel perusahaan siap mengantar Colin ke bandara. Tapi ia tak menemukan pemuda itu dimanapun. Barang-barangnya pun tak ada. Do Jin menghubungi teman-temannnya mengatakan kalau Colin kabur.
Mereka berempat berukumpul di Mango Six. Do Jin mengatakan kalau ia sudah menanyakannya pada Resepsionis tapi Colin tak memesan layanan kamar. Sepertinya Colin pergi tadi malam. Yoon tanya apa ada pesan yang ditinggalkan Colin. Do Jin menjawab tak ada yang ia lihat kamarnya bersih dan juga Colin tak menjawab teleponnya. Yoon bertanya sebaiknya mereka mencarinya atau tidak.

Jung Rok kesal dan menilai Colin benar-benar tak punya otak. Tae San khawatir jangan-jangan Colin mendapatkan masalah atau mengalami sesuatu di jalan. Ia heran kenapa Colin pergi. Jung Rok menyahut itu karena dia tak ingin pulang. Do Jin tak mengerti kenapa dia tak mau pulang bukankah mereka sudah membelikan tiketnya.

Jung Rok : “Hanya ada satu alasan kenapa dia tak mau pulang ke rumah setelah bepergian. Dia jatuh cinta.”
Tae San : “Dengan siapa?”
“Meari. Apa Colin menghubungimu?” tanya Jung Rok pada Meari.
Meari memberi tahu kalau Colin menghubunginya tadi pagi. Yoon tanya apa yang dikatakan Colin. Meari mengatakan kalau Colin menanyakan tempat mengamen di Korea agar dia bisa mendapatkan uang, jadi ia menyuruh Colin ke Hongdae. Meari ingin tahu kenapa, apa Colin mendapatkan masalah. Keempatnya pun langsung bergegas menuju Hongdae mencari Colin.

Di Hongdae. Dan inilah penampilan khusus dari Juniel. Dia disini berperan sebagai pengamen yang menyanyikan lagunya sendiri Everlasting Sunset.
Norake beonjin i gireul geotda bomyeon
naege namgyeojin ni moseup jiwojilkka
Neul neowa gachi sonjapgo geotdeon i geori sogen
and everlasting sunset.
Colin ternyata benar ada disana sambil membawa barang-barangnya, ia memperhatikan si pengamen wanita. Setelah pengamen ini selesai mengamen ternyata banyak yang memberikan saweran. Ia pun tertarik untuk mememarkan kebolehannya menyanyi untuk mendapatkan uang.

Dan inilah aksi Lee Jong Hyun hehe...
Banyak yang mengerumuni Colin ketika bernyanyi. Ia menyanyikan lagu My Love dengan penuh perasaan.

changbakke biga naerimyeon
gamchwodun gieogi nae mameul jeoksigo
ijeun jul aratdeon saram
ohiryeo seonmyeonghi tto dasi tteoolla

nae saranga saranga
geuriun naui saranga
mongnoha bulleobojiman
deutjido motaneun sarang

nae saranga saranga
bogopeun naui saranga
geudae ireummaneurodo
bein deut apeun saranga nae saranga
Mereka berempat mencari Colin kesana kemari. Mereka pun mendengar suara nyanyian colin dan segera ke tempat mengamen dan benar saja itu colin, keempatnya langsung berdiri paling depan menunggu Colin selesai menyanyi. Setelah selesai menyanyi Colin mendapatkan banyak tepuk tangan dan saweran.
Colin menatap mereka berempat satu persatu. Keemapatnya mendekat ke arah Colin. Do Jin memuji kalau lagu Colin sangat bagus. Yoon marah, “Kenapa kau menghilang tanpa memberi tahu sama sekali?” Colin bersikap santai, “Sebagian besar orang yang kabur pasti tak memberitahu.”
Jung Rok : “Bukankah kau bilang kau akan pulang hari ini? Apa kau tak tahu betapa khawatirnya ibumu?”
Tae San juga ikut memarahi Colin, “Memangnya kau anak kecil? Lihat berapa banyak orang yang mengkhawatirkanmu?”
Colin menatap keempatnya secara bergantian, “Kalian berempat. Ada yang ingin kusampaikan pada kalian alasan kenapa aku datang ke Korea. Aku mendengar salah seorang dari kalian adalah ayahku. Siapa itu?”
Jreng jreng jreng mereka berempat kaget mendengar apa yang dikatakan Colin. Colin menatap tajam ke arah keempatnya.

23 comments:

  1. wow keren episode yg penuh dengan kejutan mba anis, adap ya dgn keluarga yi soo, bgaimnana dgn reaksi oppa ber4,,, jd penasaran thanks dah di post eps 13 nya.

    aq tunggu sinop eps 14 nya mba anis..

    Gomawo, Fighting...!!!!!!!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bu Guru kita ini masalahnya banyak banget ya, sampai2 masalah Keluarga juga rumit..

      episode 14? tar deh belum bisa di post, belum selesai. Lagi dibuat dongkol nih sama Copaser...

      Delete
  2. aihh...bertabur cameo ! Hehehe...

    ReplyDelete
  3. wwaaahhhh keren.. colin ma meari saja, Ahjussi Yoon untuk amel aja.. Hehehehehhehehhh...

    ReplyDelete
  4. sudah Colin, anggap semuanya ayahmu saja, dan cari saja diriku yang selalu menantimu.....guubrraakkk

    ReplyDelete
  5. wah jd penasaran siapa ayah collin sebenarnya...jd gak sabar liat eps selanjutnya,,berharap eps 14 gak ada adegan sedih,,

    maksh bwt eps 13 nya,,aq tunggu eps 14 nya ea kak..
    ttp semangat.,,,

    ReplyDelete
    Replies
    1. waduh harapanmu kayaknya ga terkabul Puji, coz episode 14 sangat dipastikan ada air mata...

      Delete
  6. setiap episod selalu seru ga bosenin ini yg aku suka dari drama ('kis"=nama yg ngarangy maksudku) dari SEGA trus sekarang AGD tapi lover in faris aku belum pernah liat kira2 anis da pernah liat belum sih..???? kalo ud mau dong ulasany aj...hehehe banyak maunya,sorrya cuma usulan

    JYH keren banget sayang cuma cameo,kenapa ga dia aj ya yg jadi colin hahahaha,,,anis semangaaatt ya..gomawoyoe

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah aku belum nonton say, tapi kayaknya si Irfa udah tuh. dia kan biasanya segala macam drama ditonton. kalau mau ulasannya ke Irfa aja deh coz saya ga punya dramanya. hehe...

      Jung Yong Hwa disini emang keren... udah bikin Om Do Jin cemburu setengah mati... kenapa bukan dia yang jadi Colin, kayaknya mukanya udah ketua-an buat peran pemuda dibawah 20tahun... lagi pula Yong Hwa udah malang melintang di drama. ya kasih job lain lah buat rekannya yang belum main drama hehe....

      Delete
  7. Thanks anies....what a lovely episode
    Gomawo

    ReplyDelete
  8. Waow 2 episode nie pnuh pjuangan bwt bc, eoni cmungud ya nulisx, tiap hr aq liat blog nie
    kliatanx colin ankx dojin deh???
    Heemmmm mnunggu next episode
    gomawo

    ReplyDelete
    Replies
    1. waduh sempet mikir dulu nih baca tulisan kaira kato... tata bahasanya aneh neng hahaha,

      yang meruntuhkan semangat kita nulis itu para Copaser FP Facebook...

      berdoa aja deh semoga semangat saya ga runtuh... dan untuk para copaser semoga Allah selalu melimpahkan hidayah untuk kalian... sempga cepet sadar dan taubat!

      Delete
    2. Tetap semangat dong Mbak Anis...
      sabarrr kan lagi puasa mbak, tp bener seh nyebelin tuh copypaste karya orang

      Delete
    3. Iya nih say, jadi males posting episode 14 nya...

      Udah copypaste sembarangan, ditegur malah akun FB saya di block... Ga punya malu banget tuh orang... Jangan jadi manusia lagi deh kalau ga tahu malu mah...

      Delete
  9. seruuuu..........
    ga sabar pengen tau kelanjtan'y..!!

    ReplyDelete
  10. jadi penasaran abis... colin anak do jin kali ya? smakin rumit deh kisah cinta yi soo nd do jin klu ada anak... hadooh..

    mba.. episode 14 di posting buruan yak? hehehe..dah nga sabar nih...

    semangat terus ya buat sinopnya..

    gomawo...

    ReplyDelete
  11. daripada colin nyari2 tau syp ayah kandung'nya,mending dy deketin maeri aja..hahaha kan serasi tuh...mba anis di tunggu k'lanjutan sinopsisnya....makasih
    _amy_

    ReplyDelete
  12. makin seru aja ceritanya... ditunggu episode 14nya. baca kata2 diatas emang bikin gregetan sama orang yg suka copas (copy paste). klo mau dishare diblog aku gimana caranya?

    ReplyDelete
  13. mba anis ko sinopsi'nya episode 14 blm ada sih mba....pst lg sibuk d dunia nyata ya,jd blm sempet nulis lg....semangat.....!!!!!!
    _amy_

    ReplyDelete
  14. Mbak anis...segera post donk yang episode 17 sampai akhir....
    gak sabar nih aku pengen segera membacanya....
    Gokil abis ceritanya.....thanks untuk sinopsisnya Mbak
    ^_^

    Wafretzz

    ReplyDelete

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.