Wednesday 28 May 2014

[KBS Drama Special] Why I'm Getting Married Part 2

Malam harinya Ji won melihat di internet berbagai macam perabotan. Tapi sepertinya ia belum menemukan yang cocok hehe, ia pun duduk di depan cermin membersihkan wajahnya.


Ji won melihat pantulan dirinya di cermin. “Pernikahan atau perkawainan? Apa yang membuatmu gugup?” Tanya bayangan Ji won di cermin. “Dia sudah ada di sisimu selama 6 tahun.”

Ji won menolah memandang foto ayahnya. Matanya berkaca-kaca, “seandainya saja ayah ada disini.”
Ji won mengambil boneka kaca sinterklas, ia mengocok-ngocok hingga butiran putih mengelilingi sinterklas di dalam bola tu. Ji won tiba-tiba merasakan matanya ngantuk. Ia pun terlelap dimeja riasnya.
Ji won bermimpi dirinya berada di depan ruangan di rumah sakit. Ia membaca tulisan di depan pintu. Kim Seon Goo, itu nama ayahnya.

Ji won melihat dari luar, seorang pria terbaring lemah dan seorang wanita yang menangis di sisi pria itu. Ji won melihat kalau wanita yang menangis itu dirinya yang berada di samping ayahnya.

Tiba-tiba Ji won terbangun dan bingung, kenapa dirinya bermimpi seperti itu.
Ibu masuk ke kamar Ji won ingin menanyakan sesuatu tapi ketika melihat putrinya terdiam bingung ia heran, apa Ji won baru saja tertidur. Ji won menjawab pelan, entahlah, ia mengira kalau tadi itu hanya mimpi.

Ibu melihat bermacam-macam majalah mode yang isinya gaun pengantin. Ibu menilai kalau Ji won akan membuat pernikahan ini besar-besaran.

Karena mimpinya tadi Ji won bertanya pada ibunya apa ayah dulu dirawat dilantai 7. Ibu heran kenapa tiba-tiba Ji won membicarakan itu, apa Ji won sengaja ingin tahu dirinya terkena dementia atau tidak. Ibu mengatakan kalau ayah dirawat di lantai 11, ia tak akan pernah lupa akan hal itu.

Ibu merasakan lututnya sakit dan berpesan agar besok Ji won membawa payung. Ia meminta putrinya untuk tidur tepat waktu.

Ji won heran dengan mimpinya tadi, ia kembali menatap bola kaca sinterklas milik ayahnya.
Keesokan harinya Ji won menerima telepon dari Iluso wedding yang mengatakan kalau Ji won memenangkan undian. Pegawai Iluso mengatakan kalau program undian ini dilakukan untuk pertama kalinya di Iluso. Pihak iluso sudah memilih salah satu dari yang melakukan konsultasi dan terpilihlah pemenangnya itu Ji won. Dan sang pemenang berhak mendapatkan paket pernikahan VVIP.

JI Won kini berada di Iluso usai menerima voucher hadiah. Ia yang masih tak percaya membuka hadiah voucher VVIP nya. Ia girang bukan main karena pernikahan impiannya akan terlaksana. Ia pun bertanya-tanya apa ini karena mimpi itu. Ji won berterima kasih pada ayahnya.
Lee Joon Ki baru saja sampai di iluso dan teringat pertanyaannya pada Ji won, apa Ji won akan menikah di iluso. Ia tampak tersenyum.

“4378!” sahut suara seseorang mengagetkan Joon ki.
Itu Ji won yang menyapa Joon ki dengan menyebut nomor plat mobilnya. Joon ki terlihat bingung bertemu Ji Won. Ji won sekali lagi mengatakan kalau mobilnya itu 4378, ia heran apa Joon ki sedang tak bekerja. Joon ki langsung menjawab kalau ia sedang bekerja. Melihat Joon ki yang tak merespon pelanggan iluso dengan baik, ia menyarankan agar Joon ki harus lebih banyak belajar lagi. Ia melihat kalau Joon ki kurang profesional.
Joon ki yang tak tahu dimana mobil Ji won celingukan di luar. Ia pun bertanya berapa nomor plat mobil Ji won tadi. Ji won kembali mengatakannya lagi, 4378. Ia pun tak mengomeli Joon ki karena ia memiliki hari keberuntungan di hari ini, jadi ia akan bersikap baik.

Petugas parkir melihat keberadaan Joon ki, ia akan mendekat untuk memberi salam dan mungkin menanyakan keperluan. Tapi Joon ki memberi isyarat pada petugas parkir itu jangan mendekat padanya. Ia juga memberi isyarat ke petugas parkir untuk sembunyi.
Ketika Ji won sedang menelpon seseorang dan tak melihat ke arah Joon ki, Joon ki segera sembunyi menyusul petugas parkir. Petugas parkir menyebut Joon ki sebagai pimpian. Joon ki meminta petugas parkir diam dan bertanya dimana mobil 4378.
Joon ki datang dengan mobil Ji won. Ji won berterima kasih dan memberikan tip parkir pada Joon ki. Tapi Joon ki menolak dan mengajak Ji won pergi bersamanya karena jam kerjanya sudah selesai. Ia bersedia menyetir untuk Ji won
Ji won menatap curiga, jangan-jangan Joon ki mau bolos kerja. Joon ki meyakinkan kalau ia akan pergi ke stasiun Nambu, ia melihat kartu nama Ji won dan tempat itu tak jauh dari kantor Ji won jadi lebih baik pergi bersama saja.
Keduanya pun pergi bersama, Ji won menghitung jumlah nol di buku Iluso. Ada 4 nol, 10rb dollar, ia menilai itu harga yang gila, apa tempat tidurnya terpisah dengan harga semahal itu. Ia menoleh ke Joon ki dan berkata kalau saja mimpi Joon ki menjadi tempat tidur jadi kenyataan maka ia tak perlu khawatir.

“Suratmu lagu TVXQ kan?” Tebak Ji won

Joon ki tersenyum membenarkan. “Hug!” ucapnya mengucapkan judul lagu yang dimaksud. Ji won tersenyum menilai Joon ki benar-benar tidak kreatif. Ji won pun menyenandungkan lagu yang dimaksud.

Joon ki melihat foto Ji won bersama Seung wook yang terpasang disana. Ia melihat ke belakang melalui spion dan mendapatkan ide.
Joon ki bertanya kalau seandainya Ji won terlambat sampai kantor, kira-kira apa yang akan terjadi. Ji won berkata kalau ia akan dimaki atau mungkin dipecat. Ia sangat benci jika dimaki.
Mobil di belakang Joon ki tiba-tiba berada tepat di belakang dan tepat saat itu Joon ki  ngerem mendadak dan sengaja membuat tangannya menahan setir agar sedikit terluka. Hmmm seperti sesuatu yang disengaja, sengaja ditabrak dari belakang gitu.

Ji won khawatir apa Joon ki tak apa-apa. Joon ki tampak menahan sakit, “tidak, aku sama sekali tak baik.”
Ji won mengantar Joon ki ke rumah sakit. Ia menilai kalau Joon ki tak akan bisa hidup kalau menjadi supir dan Joon ki beruntung karena biaya rumah sakit ditanggung asuransi. Ia yang khawatir bertanya apa hanya lengan Joon ki saja yang terluka.

“Jika kau khawatir lakukan ini saja!” Joon ki meraih tangan Ji won supaya menyentuh keningnya.

Ji won mendorong kepala Joon ki, “Hei apa kau ini kena flu? Kenapa bisa demam?” Ia merasa kalau Joon ki pasti sedang ngelantur dan menebak kepala Joon ki pasti juga terbentur.

Joon ki balik bertanya apa Ji won baik-baik saja. Ji won berkata kalau ia baik hanya saja lehernya terasa kaku. Ia meminta Joon ki menunggu di ruangan ini karena ia harus menelpon Seung wook.
Ji won akan keluar ruangan tapi Joon ki menahan tangannya. Suasana pun jadi canggung. Joon ki segera melepas pegangan tangannya. “Aku mungkin akan bertambah parah jika kau pergi.”

Ji won meminta Joon ki jangan bepura-pura. Joon ki minta maaf karena sudah membuat Ji won mendapat masalah. Ji won berkata kalau ini bukan kesalahan Joon ki karena yang namanya kebaikan selalu datang dengan keburukan. Ji won pun keluar ruangan.
Ji won menelepon kantor dan berjanji kalau ia akan menyelesaikan laporannya besok. Ia akan tetap di rumah sakit sampai temannya sembuh.

Ji won menerima pesan singkat dari Joon ki, -HUG [love]-

Ji won menyadari kalau ia tak sebaiknya selalu bersama Joon ki, ia pun mengirim sms pada Joon ki.

-aku harus pergi, ada pekerjaan yang harus kulakukan. Jaga dirimu. Maaf ya Joon ki-
Joon ki menghela nafas, “dasar tidak kreatif.” ucapnya menyayangkan sikap dirinya yang kurang kreatif hehehe.
Jiwon lembur di kantor sendirian. Ia merasakan lehernya kaku. Ia menoleh menatap foto dirinya bersama Seung wook. Tepat saat itu ada telepon masuk dari Seung wook.
Seung wook berkata kalau ia baru saja ingat Ji won kekenyangan karena rumput laut. Ji won heran kalau tak ada hal penting yang mau disampaikan lebih baik tutup saja teleponnya karena ia sedang sibuk.

Kini Seung wook yang heran ada apa dengan Ji won, “hei jangan memaksakan diri bekerja untuk pernikahan. Biarkan mengalir saja....”

Ji won kesal Seung wook bicara begitu lagi, “aku sudah bilang berhenti mengatakan itu. Apa aku memohon agar kau menikahiku? ada apa denganmu?” Omel Ji won dengan suara keras.

Seung wook semakin heran dengan kemarahan Ji won yang tiba-tiba, “kenapa kau sensitif sekali? Aku hanya ingin bilang jaga kesehatanmu.”

“Aku tak menjaga kesehatan karena ada di kantor. Sudah, tutup.” ucap ji won galak.

“Kalau begitu berhentilah bekerja. Berhentilah.” Ucap Seung wook lembut. “Kau harus membesarkan anak begitu kita menikah, kau sudah tak muda lagi.”

“Aku tahu,” sahut Ji won dengan suara pelan. Ia berjanji begitu Ji Young lulus sekolah dan mendapatkan pekerjaan ia akan berhenti tapi sekarang ia harus bekerja. Ia pun menutup teleponnya.

Ji won melihat keluar jendela, hujan turun deras. Ia mengeluh membenarkan perkataan ibunya bahwa hari ini turun hujan ditambah lagi ia meninggalkan payungnya di mobil.
Ji won berdiri di luar gedung kantornya tapi tak bisa pulang karena hujan yang deras. Ia akan menelepon seseorang tapi tiba-tiba sebuah payung datang memayungi dirinya.

Ji won yang terkejut menoleh ke samping dan tambah terkejut melihat orang itu adalah Joon ki. Joon ki meminta Ji won menganggap bantuannya ini sebagai layanan mobil. Bukankah ini perencanaan kecelakaan yang bagus.

Ji won penasaran dengan tangan Joon ki yang terluka dan memegangnya. Joon ki mengaduh kesakitan. Tapi ia kemudian tertawa kalau mereka (pihak rumah sakit) tak bisa merawat luka palsu.

Ji won berkata kalau ia bisa naik taksi. Tapi Joon ki melarang, “hei bukankah langit sudah memberiku alasan.”

Ji won terdiam menatap Joon ki.

Ditatap seperti itu membuat Joon ki gugup, “Ayolah, kau membuatku malu.” Seru Joon ki.
Keduanya berjalan di payung yang sama dibawah guyuran hujan deras. Ketika akan menyebrang jalan, Ji won melihat baju Joon ki basah terkena air hujan. “Kau seharusnya membiarkan saja aku jalan sendiri.”

“Apa aku boleh mendekat?” tanya Joon ki karena jaraknya dengan Ji won terlalu jauh untuk dua orang yang berada dalam satu payung.
Ji won berkata kalau sekarang dingin dan Joon ki basah. Joon ki menganggap kalau ucapan Ji won itu membolehkannya berada lebih dekat dengan Ji won. Ia pun merangkul Ji won agar lebih dekat padanya. Ji won terkejut dengan apa yang Joon ki lakukan, tapi ia diam saja walaupun terkesan kurang nyaman. Joon ki berterima kasih karena ji won tak bertanya kenapa dirinya datang.
Ji won berkata kalau banyak sekali waktu yang sudah berlalu, ia sendiri sudah lupa apa arti dirinya bagi Joon ki. “Aku seharusnya tak banyak tersenyum padamu.”

Joon ki pun menyadari kalau ucapan Ji won ini sebagai bentuk Ji won akan menghindarinya kembali.
Ketika Ji won akan mengatakan sesuatu, Joon ki melihat ada mobil yang melintas kencang. Ia pun sesegera mungkin menghalangi tubuh Ji won agar tak terkena cipratan air.
Joon ki menatap Ji won lekat-lekat, “aku tak akan minta maaf. Ini bukan kesalahan.” Joon ki mengecup bibir Ji won.
Ji won terkejut dengan ciuman yang tiba-tiba itu. Ia berusaha segera menguasai dirinya, “Kau tak perlu minta maaf. Aku terlalu tua untuk membaca hal seperti ini.”

Joon ki : “Noona...?”

Ji won menegaskan kalau ia akan segera menikah.

Joon ki : “Segera? Itu artinya belum.”

Ji won berkata kalau Joon ki pun tahu bahwa dirinya dengan Joon ki itu hal yang tak mungkin. Tapi Joon ki menegaskan bahwa hatinya mengatakan kalau yang ia lakukan ini benar. Ji won tak tahu lagi harus mengatakan apa untuk menjelaskannya pada Joon ki.
Joon ki menggenggam tangan Ji won memberikan payung pada Ji won. Setelah itu ia  mundur beberapa langkah membiarkan dirinya basah terkena siraman air hujan. “Kau tak bisa mendekat ke sini kan? Kau hanya perlu mendekat sejauh ini.”

Tahu kalau Ji won tak akan mendekat padanya, Joon Ki menyadari bahwa inilah penolakan Ji won padanya. Joon ki memberi tahu kalau ia meninggalkan mobil Ji won di tempat parkir. Ia meminta Ji won pulang naik mobil karena jika tidak ji won akan terkena flu.

Ji won berada di parkiran di depan mobilnya, memikirkan apa yang ia ucapkan pada Joon ki dan apa yang Joon ki ucapkan padanya tadi.
Han Seung wook sampai di rumahnya dengan langkah lunglai. Terdengar bel pintu rumahnya bunyi. “Ini aku,” terdengar suara Ji won yang menekan bel.
Seung wook membuka pintu dan menyindir apa Ji won lupa kode pintu rumahnya.
Tiba-tiba Ji won memeluk Seung wook dari belakang, “hari ini aku ingin kau membukakan pintu untukku.”

Seung wook bertanya apa terjadi sesuatu kenapa Ji won tiba-tiba seperti ini. Ji won menjawab tak ada, hanya saja belakangan ini ia sangat merindukan ayahnya.
Ji won memberi tahu Seung wook kalau keduanya akan menikah di Iluso dengan paket pernikahan VVIP. Tapi sepertinya Seung wook tak setuju. Ji won meyakinkan kalau keduanya tinggal menikah saja disana karena ia memenangkan sebuah undian.

“Apa kau benar-benar ingin menikah disana? Meskipun aku tak mau?” ucap Seung wook dengan tatapan dingin.

Ji won berkata kalau ia mau, jadi apa sulitnya. “Langit memberiku keberuntungan, kita tinggal...”
Seung wook tanya, “untuk apa? Aku? Atau untuk undian itu?”

Ji won tak mengerti dengan sikap Seung wook, “aku wanita yang akan menikah denganmu. Ini pernikahan yang kuinginkan. Hari yang paling berharga dalam hidupku.” ia berusaha untuk tak membebani Seung wook, lalu keberuntungan ini tiba-tiba datang padanya.

Seng wook menyarankan kalau begitu menikah ditempat lain saja, Ji won boleh melakukan apapun yang Ji won sukai tapi jangan di Iluso. Ji won semakin tak mengerti sebenarnya apa masalanya. Seung wook tak mengatakan alasannya.

“Apa kau mencintaiku?” tanya Ji won.

Seung wook diam berdiri membelakangi Ji won, ia tak menjawab pertanyaan Ji won.
Ji Won mulai emosi, “apa kau tak dengar? Apa kau mencintaiku?” ucapnya dengan mata berkaca-kaca. “Apa kau...”
Seung wook berbalik menatap tajam dan berkata, “aku sudah bilang pada diriku sendiri ratusan kali bahwa aku memutuskan untuk hidup dengan seorang wanita sepanjang hidupku dan menafkahi wanta itu. Apapun yang terjadi padaku, apapun yang terjadi pada wanita itu, wanita ini untuk selamanya. Untukku, itulah pernikahan. Cinta? Berhentilah bertingkah!”
Ji won tak menyangka dan kecewa dengan ucapan Seung wook, “bertingkah? Apa itu yang kulakukan? Bertingkah?” Dengan perasaan sedih Ji won berkata, “aku lega kita tak menikah lebih awal. Beruntung melihat kita berakhir seperti ini.”

Dengan suara pelan Seung wook meminta Ji won jangan bicara seperti itu. Ji won yang kecewa berkata memangnya ia bilang apa, apa ia meminta banyak hal pada Seung wook. Gedung pernikahan, perabotan rumah tangga, atau cinderamata pernikahan. “Baik, kita tak perlu itu. Tapi jika itu masalahnya kau tak seharusnya menilaiku seperti itu. Ini bukan karena aku ingin pernikahan yang megah, apa kau tak mengenalku? Aku berusaha keras untuk bisa hidup denganmu. Untuk menikah denganmu dan membuat ini berhasil.”

Air mata Ji won menetes, “memegang tanganku, memelukku, mencintaiku. Tak bisakah kau melakukan itu?”
Seung wook yang hatinya sedih pun berkata, jangan melakukan itu. Itu tak akan memperbaiki apapun.

Ji won benar-benar tak percaya ini, “Lupakan saja. Hentikan. Atau kita benar-benar akan berpisah.”
Ji won akan pergi dari sana, ia menoleh melihat Seung wook berdiri diam tak berusaha mencegahnya, “Han seung wook?”

“Pergilah!” pinta Seung wook. “Maaf aku tak bisa mengantarmu pulang.” Seung wook segera masuk ke kamarnya.
Ji won mengendarai mobil dengan perasaan sedih. Ia menangis sepanjang jalan yang terus diguyur hujan. Ia menghentikan laju mobilnya dan menangis menumpahkan segala kesedihan hatinya.
Keesokan harinya, Ji won akan berangkat kerja sambil mengantar adiknya sekolah. Ji young (diperankan oleh Kim Ji Won) mengomentari posisi mobil yang Ji won parkirkan dengan tidak benar. Ia menebak kalau semalam kakaknya pasti mabuk. Mendengar komentar adiknya, ia mengancam apa Ji young mau naik bus. Ji young tersenyum menggeleng.

Ji won menerima panggilan telepon dari (kayaknya) ibunya Seung wook. Ia menjelaskan kalau semuanya berjalan lancar. Tapi Ji young melihat sikap kakaknya dengan tatapan aneh.

Ji young bertanya apa kakaknya ini takut, takut pada calon mertua. Ji won kesal dengan pertanyaan adiknya dan membenarkan kalau ia takut.

Ketika akan mengenakan sabuk pengaman Ji young melihat ada payung besar didalam mobil kakaknya. Ji won pun ingat kalau itu payung milik Iluso yang dipinjamkan Joon ki padanya.
Ji won mengembalikan payung itu ke Iluso. Ia mengatakan pada pegawai kalau ada pegawai iluso yang bernama Lee Joon ki meminjamkan payung itu padanya. Pegawai tersebut mengatakan kalau di Iluso tak ada pegawai yang bernama Lee Joon ki. Ji won heran karena orang yang bernama Lee Joon ki kemarin ada disini.

Pegawai itu melihat kedatangan seseorang dan menyapa ramah, menyapa pimpinannya, Pemilik Iluso.
Ji won menoleh dan terkejut kalau pimpinan Iluso adalah Joon ki. Joon ki pun sama terkejutnya.


Bersambung ke part 3 (terakhir)

Bagaimana hubungan Ji Won dan Seung Wook, apa keduanya tetap menikah, atau batal?

14 comments:

  1. Waaaaah seru" ka, lanjutkan ya kaa hihiiii
    Tumben kbs bkin drama special

    ReplyDelete
    Replies
    1. KBS setiap minggu ada drama special nya kok...

      Delete
  2. Spoonbill Flies yg dimainkan sama Song Jong Ho dimana dia pertama kali sbg Lead Man juga produksi KBS ditayangkan sama KBS2 November 2012.Share aja kali aja ada yg berminat utk nonton termasuk mbak anis dan mungkin mau buatin sinopsisnya juga :)

    _Sari_

    ReplyDelete
  3. Joon Ki ini bener-bener godaan yang sempurna.. Tampan dan mempesona sama seperti Seung Wook malah lebih perhatian si Joon Ki ckckckck hahaha.

    _Sari_

    ReplyDelete
  4. Ngeliat ji young (kim ji won) jadi inget rachel...

    ReplyDelete
  5. Lnjuttt mbkkk..bgus cerita nya..

    ReplyDelete
  6. Di tunggu kelanjutan nya mbak

    ReplyDelete
  7. Nis, apa seung wook mo nikah sama jin woo krn bapaknya jin woo yg minta sblm meninggal?
    Jadi ga sabar nunggu part 3 nya ;)

    Ita

    ReplyDelete
  8. Lanjut mba (^_^)9
    Iadi tambah penasaran

    ReplyDelete
  9. wah,,,knapa sich bilang cinta kek ato sayang
    ato krn klo diucapin malah terkesan seperti gombal dan palsu?????
    y bisa z seung wook ny malu klo hrs cinta gtu,,secara dy ud jd co yg mature bukan lg ababil yg suka bkoar2 soal cinta,,,,haha pemikiran yg ngaco ky ny hehe

    ReplyDelete
  10. Walo udh mature, walo udh pacaran lma n prepare bwt prnkhaan, pernyataan cnta mlah lbh sering... *eh *knpJdCurhat
    Seung wook. Kbngetan dh, tp mngkin dy jg pny alesan, mngkin dy tw klo lluso pnya jinwo..
    Gomawo mb anis

    ReplyDelete
  11. Kira2 kapan yaa di lanjut,,,, bagus critanya dan trimkasih utk mengisi waktu luang

    ReplyDelete

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.