Tae Joo dan Seung Hee sama-sama
terkejut ketika keduanya bertemu. Seung Hee akan pergi namun tangan Tae Joo menariknya
ketika ada sepeda motor yang melintas. Keduanya pun bicara berdua di kafe.
Saking shocknya bertemu lagi dengan Seung Hee, Tae Joo sampai salah memberikan
kartu kredit ke kasir, yang ia berikan malah KTP hahaha.
Ketika Tae Joo masih di
depan kasir Seung Hee menerima telepon dari Ji Eun yang sekarang mengantar Geu Roo
ke rumah sakit. Ji Eun khawatir luka di kaki Geu Roo akan infeksi jadi ia
membawa Geu Roo ke rumah sakit karena tahu Seung Hee pasti sedang sibuk.
Tae Joo akan membuka
obrolan namun berbarengan dengan Seung Hee yang juga menanyakan kabar Tae Joo.
Tae Joo mempersilakan Seung Hee bicara lebih dulu. Seung Hee yang terlihat gugup
menyentuh telinga dan mempersilakan Tae Joo saja dulu yang bicara. Melihat tingkah
wanita yang ada di depannya ini, Tae Joo tersenyum, ternyata Seung Hee masih
memiliki kebiasaan lama, menyentuh telinga ketika gugup.
Tae Joo tadi melihat Seung
Hee keluar dari kafe bersama seorang pria. Seung Hee tersedak terkejut. Ia beralasan
dirinya pernah mengalami kecelakaan mobil kecil dengan pria itu, jadi ia
bertemu pria itu untuk menyelesaikan masalah. Tae Joo mendengar selama ini Seung
Hee tinggal di luar negeri. Seung Hee membenarkan, ia belum lama kembali dari
luar negeri, ini kunjungan pertamanya ke Korea sejak ia pergi saat itu.
Tae Joo menanyakan apa Seung
Hee sudah menikah. Seung Hee diam. Tae Joo tanya lagi apa Seung Hee memiliki
anak. Seung Hee menjawab ia memiliki seorang putra. Tae Joo berkata kalau ia
memiliki seorang putri. Ketika Seung Hee meneleponnya tempo hari sebenarnya ia pergi
ke kafe itu namun tak bisa masuk kesana, apa saat itu Seung Hee menunggunya
lama. Seung Hee menjawab ya. Tae Joo berkata ketika ia meninggalkan kota dimana
Seung Hee tinggal ia berpikir bahwa ia akan mampir, ia ingin melihat Seung Hee
sekali saja. Ia merasa perlu mengatakan sesuatu jika memiliki kesempatan bertemu
Seung Hee seperti ini. Ia minta maaf atas apa yang telah ia lakukan saat itu, terkadang
hal itu membebani pikirannya.
Seung Hee meminta Tae Joo
tak perlu terbebani, “Aku membencimu dan menyalahkanmu tapi itu tidak banyak. Jika
aku berpikir tentang hal itu sekarang, kau hanya bisa menyadarinya setelah waktu
berlalu. Aku tidak berpikir bahwa kau mencampakanku lagi. Jika aku tidak
membiarkanmu pergi, aku bisa melakukannya. Kau tak perlu mencampakanku, tapi
aku tidak menahanmu. Aku hidup dengan pikiran bahwa ini aku yang tidak
memilihmu. Kau dan kau telah bertemu selama lebih dari sepuluh tahun. Jika kau
hidup selama 80 tahun itu seperdelapan dari hidupmu. Jika kau akan hidup selama
40 tahun, itu seperempat dari kehidupanmu. Itulah waktu yang telah kita lalui.
Kau satu-satunya orang yang aku bisa andalkan dan percayai, karena aku memiliki
keluarga lain. Aku berpikir kau seperti keluarga. Aku berharap kau dapat
bertemu wanita yang lebih baik dariku dan menjadi sukses. Jadi kau bisa hidup
bahagia dengan ibu dan saudaramu seperti yang kau bilang. Dan jika aku memiliki
kesempatan untuk bertemu denganmu seperti ini, aku berharap kau bisa muncul di
depanku sebagai manusia yang sangat percaya diri.”
Ponsel Tae Joo menampilkan
panggilan telepon dari Kang Rae Yeon. Tapi karena sedang bicara dengan Seung Hee
ia akan tidak menjawab telepon itu namun Seung Hee memintanya menjawab telepon.
Ketika Tae Joo kan keluar untuk menjawab telepon Seung Hee berpesan agar Tae Joo
jangan menjalani kehidupan dengan menyedihkan.
Rae Yeon sekarang berada
di depan studio lukis Seung Hee. Ji Sub baru saja sampai disana. Tae Joo diam
saja ketika menerima telepon dari Rae Yeon hingga membuat wanita itu heran apa Tae
Joo mendengarkannya. Tepat saat itu Seung Hee keluar dari kafe dan pergi. Tae Joo
terus memperhatikan Seung Hee yang menjauh.
Ji Eun membawa baju-baju
suaminya ke laundry. Ia terkejut ketika menemukan dua tiket film bioskop di
saku jas suaminya. Ia melihat tanggal di tiket dan itu adalah saat dimana ia
pergi nonton film bersama anak-anak. Ia heran bukankah Tae Joo saat itu mengatakan
kalau dia sedang ada rapat di hari itu.
Ketika sampai di depan
studio lukisnya, Seung Hee dikejutkan dengan mainan mobil-mobilan yang tiba-tiba
meluncur di depannya. Ia berteriak kaget. Mobil remote control itu terus-menerus
mengitarinya. Menyadari itu hanya mobil mainan ia pun mendongakkan kepala ke
lantai dua. Ia kesal ketika melihat Ji Sub tersenyum menyapa sambil melambaikan
tangan padanya. Ia meminta Ji Sub membawa benda itu segera. Ji Sub mengatakan
mobil remote control ini sahabatnya. Ia ingin Seung Hee menyapa mobil-mobilannya
karena mulai sekarang Seung Hee akan bertemu dengan sahabatnya itu hahaha. Seung
Hee yang kesal jelas menolak, ia melarang Ji Sub bermain mobil-mobilan ketika ia
disini.
Ji Sub turun dari lantai
dua, ia protes kenapa dilarang bermain. Seung Hee heran dengan cara bicara Ji Sub
yang sok akrab dengannya dan menggunakan bahasa tak formal. Ji Sub berkata
kalau ia biasanya menjadi teman untuk orang yang sepuluh tahun lebih tua atau
sepuluh tahun lebih muda darinya. Seung Hee berkata sudah banyak orang yang
ingin menjadi temannya jadi ia minta Ji Sub jangan mengganggunya lebih baik
diam dan jangan pernah membuatnya merasa kalau ada orang lain di studio
lukisnya, bukankah itu kesepakatannya dengan Ji Sub.
Ji Sub tahu itu jadi ia
ingin Seung Hee memberitahunya kapan saja Seung Hee akan datang ke studio ini. Ia
tak bisa diam 24 jam perhari. Ji Sub merebut ponsel Seung Hee dan menelepon ke
nomor ponselnya. Ia tersenyum mengatakan itu nomor hapenya. “Hubungi aku atau
sms padaku sepuluh menit sebelum kedatanganmu.” Seung Hee tentu saja tak mau, ia
hanya ingin hidup tenang selama 24 jam itu keadaan dimana ia membiarkan Ji Sub
tinggal disini. Seung Hee segera masuk ke studionya. Ji Sub kesal ternyata ide
ini tak bekerja dengan baik.
Hmm ternyata sebelumnya Rae
Yeon meminta tolong pada Ji Sub untuk memberi tahu kapan Stella Han akan datang
ke studio. Ji Sub tentu saja tidak tahu. Rae Yeon bersikeras akan menunggu Stella
Han namun Ji Sub mengancam akan memanggil polisi. Rae Yeon heran apa hubungan antara
Ji Sub dan Stella Han, sekretaris atau murid.
Ji Sub pun tak mau tahu,
apakah perusahaan ayahnya akan berjalan dengan baik atau tidak itu bukan
urusannya. Ia bertanya-tanya kenapa ayahnya menyewakan tempat ini untuk Seung
Hee dan mengganggunya. Ia pun menebak apa ayahnya sengaja melakukan ini agar
membuatnya bekerja di perusahaan.
Ketika Seung Hee sedang
melukis, terdengar Ji Sub menggedor pintu. Ji Sub ingin bicara dengan Seung Hee
sebentar. Ia ingin tahu apa hubungan Seung Hee dengan perusahaan seseorang yang
ada dikartu nama ini. “Apa presdir perusahaan ini memintamu untuk menggunakan
studio ini? kenapa orang-orang dari perusahaan ini datang kesini ingin bertemu
denganmu? Bukan hanya datang, bahkan ketika kau tak ada disini mereka terus
bertanya padaku kapan kau datang, meminta nomor teleponmu, dan memintaku untuk
memberikan kartu nama mereka padamu. Kenapa mereka terus menggangguku seperti
ini?”
Seung Hee tak tahu
perusahaan apa yang Ji Sub bicarakan. Ia juga tak ingin tahu jadi lebih baik Ji
Sub kembali ke lantai dua sana. Ji Sub meminta Seung Hee jangan pura-pura tak
tahu. “Nama inggrismu Stella Han, kan?” Seung Hee heran bagaimana Ji Sub tahu.
Ia melihat kartu nama yang ada di tangan Ji Sub. Kartu nama Kang Rae Yeon dan Moon
Tae Joo. Ji Sub menuduh, apa presdir perusahaan itu meminta Seung Hee untuk
mengawasinya dan berusaha menempatkan dirinya dalam proyek ini. Seung Hee diam
tak mengerti maksud tuduhan Ji Sub. Ji Sub yang kesal meminta Seung Hee
menyampaikan pesan pada Presdir perusahaan itu bahwa ia tak akan pernah bekerja
di perusahaan itu. Ia yang kesal kembali ke lantai dua.
Untuk meminta penjelasan
lebih lengkap Seung Hee mengejar Ji Sub ke lantai dua. Ia bertanya apa orang-orang
yang memiliki kartu nama ini datang kesini, kapan mereka datang. Ji Sub bilang
mereka sering datang kesini dan menunggu Seung Hee. Seung Hee kesal kenapa Ji Sub
baru mengatakan ini padanya sekarang. Ji Sub juga kesal karena ia sama sekali
tak memiliki kesempatan untuk memberitahukan ini pada Seung Hee. Ia hampir tak
bisa bertemu Seung Hee. Apakah ia sekretaris atau murid Seung Hee, kenapa ia
harus melaporkannya pada Seung Hee.
Seung Hee berpesan jika
orang-orang ini datang lagi katakan saja bahwa Ji Sub tak tahu apapun tentang dirinya.
Ji Sub tak mau, silakan Seung Hee lakukan sendiri. Jika mereka datang lagi ia
akan membiarkan mereka masuk jadi mereka bisa menunggu sampai Seung Hee
kembali.
Ketika turun dari lantai
dua, Seung Hee berpapasan dengan Suzy yang mengaku pacarnya Ji Sub. Suzy sudah banyak
mendengar tentang Seung Hee dari Ji Sub. Dengan gaya centilnya Suzy pun naik ke
lantai dua sambil memanggil nama Ji Sub.
Ji Sub tak terima Suzy
menyebut dirinya sebagai pacar Suzy. Sejak kapan ia menjadi pacar Suzy. Suzy
bilang sejak Ji Sub menyentuhnya. Ia dan Ji Sub naik sepeda bersama sama. Ia sudah
memeluk Ji Sub dari belakang sebanyak 5 kali. Kemudian ketika keduanya mendaki
naik gunung bersama. Ji Sub bahkan sudah memegang tangannya sebanyak 3 kali. Ji
Sub kesal, Suzy tak bisa menyebut itu sebagai ia menyentuh Suzy. Suzy tak
masalah kalau begitu ia akan mengatakan bahwa dirinya ini pacar masa depan Ji Sub.
Ia heran kenapa Ji Sub marah ketika dirinya mengatakan bahwa ia ini pacar Ji Sub
di depan Seung Hee. Ji Sub berkata kalau ia hanya membuat keluhan pada Seung Hee
karena Seung Hee memiliki terlalu banyak tamu yang mengunjungi. Sekarang Suzy
datang mengunjunginya dan mengatakan pada Seung Hee bahwa Suzy ini pacarnya, ia
jadi tak bisa menyalahkan Seung Hee lagi. Ia memperingatkan Suzy agar jangan
datang lagi kesini.
Ketika sedang membersihkan
ruangan di rumah Seung Hee, Ji Eun terkejut melihat di balik sekat ada brankas
yang tersembunyi. Tiba-tiba Seung Hee datang dan marah karena Ji Eun dengan
beraninya menyentuh brankasnya. Ji Eun bilang ia sedang bersih-bersih, Seung Hee
tak mau tahu pokoknya Ji Eun harus keluar dari ruangannya. Ji Eun tersenyum
berkata ia sudah melihat semuanya. Seung Hee terkejut namun Ji Eun hanya
bercanda, ia bahkan tidak tahu password brankas itu. Ia pun meminta Sueng Hee
segera keluar karena ia akan segera menyiapkan makan malam. Setelah Ji Eun
keluar, Seung Hee membuka brankasnya. Disana ada amplop berisi foto-foto
tentang Ji Eun, keluarga dan teman-teman Ji Eun. Semua hal tentang Ji Eun yang
ia dapatkan dari orang suruhannya.
Seung Hee menerima telepon
dari orang suruhannya. Orang suruhannya mengatakan perusahaan tempat Moon Tae Joo
bekerja sedang mencari Seung Hee (tepatnya mencari Stella Han) karena
peluncuran merk baru dan orang yang bertanggung jawab atas proyek ini adalah Direktur
Kang Rae Yeon dan Manajer Moon Tae Joo. Kenapa Seung Hee tidak menemui mereka saja
dan mengurusnya. Seung Hee tidak akan menemui mereka.
Ji Eun menyiapkan makanan
kesukaan Geu Roo. Ia mendengar dari Bona kalau Geu Roo menyukai makanan ini. Seung
Hee bergabung dan duduk di samping Geu Roo. Selera makan Geu Roo pun berubah,
semula ia sangat antusias dengan makanannya mendadak mood nya hilang. Ia akan
makan nanti. Ia akan masuk kamar. Seung Hee menyuruh Geu Roo kembali duduk. Ji Eun
tersenyum membenarkan, Geu Roo harus makan malam bersama, bukankah Geu Roo tak
memiliki keluarga besar, bukankah hanya Geu Roo dan ibu Geu Roo saja. Geu Roo
berkata ketika di Kanada ia akan makan setiap kali ia ingin makan. Ji Eun
merayu agar Geu Roo mau makan bersama karena ia juga perlu bicara dengan Geu Roo
untuk mengetahui apa yang Geu Roo suka dan tidak sukai.
“Aku tak suka ibuku.”
sahut Geu Roo menatap marah ke ibunya. “Itu semua yang perlu ahjumma ketahui
tentang aku.” Geu Roo yang marah masuk ke kamarnya.
Seung Hee yang juga
terlihat marah menyusul. Geu Roo mengunci pintu kamar. Seung Hee menggedor-gedor
pintu meminta putranya keluar. Geu Roo tak mau mendengar ia memasang earphone
dan menyetel musik keras-keras. Terdengar sayup-sayup suara teriakan Seung Hee,
“kenapa, kenapa kau tidak menyukaiku?” Ji Eun memohon agar Seung Hee bisa lebih
tenang dan bersabar.
Keduanya bicara di luar, Ji
Eun merasa kalau Seung Hee tak berlu bersikap begitu. Seung Hee yang tak ingin
mendengar apa-apa meminta Ji Eun labih baik pulang. Menurut Ji Eun sekarang Geu
Roo sedang dalam tahap remaja. Dia ingin menjadi dewasa dengan cara menang dan
mengabaikan ibunya, jadi dia akan menjadi egois dan bertindak ceroboh. Seung Hee
tak ingin mendengar bualan Ji Eun jadi urus saja urusan Ji Eun sendiri.
Ji Eun melihat kalau
sekarang Seung Hee sedang melawan diri sendiri lagi. Bukankah Seung Hee bilang
supaya ia memaafkan ketika Seung Hee tiba-tiba menjadi gila. “Karena kau tidak
marah padaku, tapi kau akan bertarung dengan diri sendiri. jadi apa ini?” Seung
Hee bilang tidak ada. Ji Eun melihat Seung Hee terlihat cemas, ia ingin Seung Hee
menceritakan itu padanya. “Wanita memperkuat persahabatan mereka dengan barbagi
rahasia. Ini adalah saatnya, ketika kau membutuhkan teman.”
Seung Hee merasa kepala dan
hatinya berada di ujung bumi. Dengan otakku, aku berpikir bahwa aku akan
baik-baik saja untuk melakukannya. Ia pikir dirinya bisa mengatasi dan akan
melupakan itu. Ji Eun menebak apa hari ini Seung Hee bertemu seseorang. Seung
Hee tak ingin mengatakannya lebih jauh. Ia menyuruh Ji Eun cepat pulang karena Bona
pasti sudah menunggu.
Ji Eun ingin membawa Geu Roo
ke rumahnya, jika ia meninggalkan Seung Hee berdua saja dengan Geu Roo dalam
keadaan begini maka itu akan membuat hubungan keduanya semakin buruk. Menurut
apa yang ia dengar dari seorang ibu yang memiliki putra, pria dewasa akan dapat
membantu anak laki-laki pada masa remajanya. Jadi ia akan meminta pada suaminya...
Seung Hee menyela menilai
usul Ji Eun ini gila. Ji Eun heran kenapa tidak bukankah besok hari sabtu. Ia
akan meminta suaminya untuk pergi ke sauna bersama Geu Roo. namun Sueng Hee
melarang. Ji Eun meyakinkan kalau suaminya ini orang yang baik dan pandai
mengurus anak-anak. Seung Hee tetap tak mau apa Ji Eun tidak pernah berpikir
bahwa suami Ji Eun ini bisa saja menipu dan berbohong. Ji Eun tertawa ia
mempercayai suaminya lebih dari dirinya sendiri. Itu tak akan pernah terjadi
padanya, namun jika suaminya ini menghianatinya ia akan bunuh diri.
Seung Hee mengatakan
sedikit pengalamannya, bahwa ia juga sudah terlalu gila pada cinta. Waktu yang
ia habiskan dengan pria itu begitu berharga bahkan 24 jam sehari tidak cukup
bagi kami. Tapi pria seperti ini pada akhirnya berubah. Kepercayaannya juga
berubah. Ji Eun terkejut apa suami Seung Hee di Kanada mengkhianati Seung Hee.
Ia tak menyangka apa karena itu makanya hari ini Seung Hee begitu sensitif.
Seung Hee berpesan agar Ji Eun jangan mempercayai suami Ji Eun, terlalau banyak
dan lebih baik jalani hidup dengan baik. Ia minta mulai sekarang Ji Eun jangan
datang ke rumahnya di akhir pekan. Jangan khawatirkan anak orang lain, urus
saja suamimu dengan baik.
Ji Eun heran kenapa Seung Hee
mengatakan itu, bukankan Seung Hee tidak tahu apa-apa tenang suaminya. Meskipun
ia menyukai Seung Hee tapi ia tak bisa mendengar Seung Hee mengatakan itu tentang
suaminya. Maka dari itu Seung Hee meminta Ji Eun agar menghabiskan waktu Ji Eun
dengan baik bersama suami. Ia hanya khawatir sesuatu yang buruk terjadi karena Ji
Eun membiarkan suami sendirian ketika Ji Eun berada di rumahnya. Ji Eun benar-benar
tak mengerti lebih baik katakan saja bahwa selama ia di rumah Seung Hee itu
mengganggu Seung Hee berhenti membuat alasan yang tidak masuk akal seperti itu.
Ji Eun menerima telepon
dari suaminya yang sekarang menunggunya. Ia pun akan kesana. Ji Eun senang
karena ia memiliki waktu untuk beristirahat di akhir pekan. “Mari kita lihat
seberapa baik kau tanpa aku.” tantang Ji Eun hehehe.
Seung Hee melihat dari
kejauahan kemesraan Ji Eun dan Tae Joo. Namun ia malah cemas melihatnya.
Dalam perjalanan pulang Ji
Eun bergumam apa yang salah dengan seorang pria. Tae Joo heran apa maksud Ji Eun.
Ji Eun berkata kalau ia sedang membicarakan ayah Geu Roo. Tae Joo tanya apa dia
akan di Korea, bukankah Ji Sun bilang padanya ayah Geu Roo ada di Kanada. Ji Eun
menebak sepertinya ayah Geu Roo ini melirik wanita lain di Kanada. Tae Joo yang
terkejut mengerem mobilnya tiba-tiba. Ji Eun terkejut kenapa ngerem mendadak,
Tae Joo bilang tidak apa-apa, ia hanya melihat sesuatu di depan. Ji Eun melihat
kalau ibu Geu Roo memang tidak memberitahunya langsung tapi ia bisa tahu itu. Tae
Joo terbata-bata mengatakan kalau ayah Geu Roo benar-benar melakukanya berarti
dia itu pria jahat. (Lha dirimu sekarang lagi deket-dekat sama Rae Yeon) Ji Eun
sudah bicara dengan ibu Geu Roo agar dia lebih baik tapi ibu Geu Roo malah
menebakkan ini padanya. Ia tak tahu apakah sekarang ibu Geu Roo sudah lebih tenang
atau belum. Ia cemas. Ia merasa walaupun ia menghibur pasti itu tak akan
berguna.
Seung Hee bicara pelan
meminta Geu Roo keluar dari kamar sebentar. Ia ingin bicara. Kalau Geu Roo tak
keluar ia yang akan masuk. Tapi pintu kamar Geu Roo terkunci. Seung Hee tak
sabar namun ia teringat pesan Ji Eun bahwa Geu Roo sedang dalam masa remaja.
Seung Hee pun kembali bicara pelan. Jika Geu Roo tak mau keluar ia harap
putranya ini mendengarkan apa yang ia katakan. Ia minta maaf atas apa yang baru
saja ia lakukan pada Geu Roo, bukankah Geu Roo tahu ia memiliki temperamen yang
buruk.
Geu Roo membuka pintu kamar
dan keluar. Ia menyerahkan selembar kertas pada ibunya, itu adalah makalah
penelitian latar belakang keluarga, ia harus membawa ini ke sekolah. Ia harap
ibunya menghafal mengenai deskripsi yang ia tuliskan. Ia mengarang sendiri
latar belakang ayahnya supaya ibunya ini tahu dan tidak membuat kesalahan.
Ji Eun mengambil ponsel
suaminya yang berdering dan memberitahu kalau itu telepon dari Tn Lee (Asisten
Manajer Lee). Tae Joo marah Ji Eun memegang ponselnya dan itu membuat Ji Eun
heran ditambah lagi Tae Joo tak menelepon balik Tn Lee tadi yang menelepon. Ada
sms masuk di ponsel Tae Joo dan itu dari Rae Yeon yang ingin Tae Joo segera
meneleponnya. Hmmm nama kontak Tn Lee ini ternyata si Rae Yeon. Tae Joo segera
menghapus sms itu, Ji Eun yang melihat itu semakin heran memangnya apa isi sms
itu hingga membuat Tae Joo segera menghapusnya. Tae Joo bilang itu spam.
Ji Eun teringat sesuatu,
ia mengambil tiket film yang ditemukannya di saku jas. Ia menunjukan itu pada Tae
Joo, apa saat itu Tae Joo sedang nonton film di bioskop. Tae Joo berbohong
bilang tidak, ini Tn Lee yang menonton film dengan rekan lain sebagai bentuk
dari proyek perusahaan dan memintanya untuk mengganti biaya nonton pada perusahaan.
Tae Joo akan membuang tiket itu, tapi Ji Eun berkata bukankah suaminya ini
membutuhkan tiket itu untuk mengganti biaya. Tae Joo jadi gugup dan salah
tingkah, itu membuat Ji Eun curiga apalagi ia mengingat ucapan Seung Hee tadi.
Rae Yeon yang sangat marah
membanting ponselnya karena tak bisa menghubungi Tae Joo.
Direktur Kim berada di
ruangan Presdir Koo. Ketika akan keluar Direktir Kim berpapasan dengan Kang Rae
Yeon dan Tae Joo yang masuk ke ruangan Presdir. Keduanya melaporkan mengenai rencana
proyek dengan Stella Han yan belum sempat keduanya temui. Usai menghadap
Presdir Rae Yeon kesal karena Tae Joo bicara seperti itu. tapi menurut Tae Joo
ini terlalu beresiko karena keduanya belum melakukan pertemuan dengan Stella Han.
Rae Yeon yang penuh percaya diri meyakinkan bahwa ini akan berhasil karena ia belum pernah gagal. Tapi Tae
Joo khawatir dengan resiko jika bertindak cepat dan gegabah begini.
Rae Yeon semakin kesal,
kenapa Tae Joo mengurus semua hal dengan keputusan sendiri. “Kau tak hadir
untuk bertemu denganku tanpa pemberitahuan pagi ini, apa kau tak peduli tentang
perasaanku sama sekali? Tidakkah aku menjadi perhatian utamamu?” Tae Joo
menegaskan yang keduanya bicarakan ini tentang pekerjaan bukan masalah pribadi.
Rae Yeon tak mau tahu pokoknya Tae Joo harus menyempatkan waktu di hari minggu
ini ada sebuah pameran di galeri yang diadakan oleh seorang seniman yang bekerja
dengan Stella Han. Kebersamaan keduanya diperhatikan oleh karyawan lain. Tae Joo
pun mencari tempat yang aman untuk bicara dengan Rae Yeon.
Keduanya bicara di atap
perusahaan. Ia mengingatkan Rae Yeon agar berhati-hati bicara dengannya ketika
di tempat kerja, kalau Rae Yeon bersikap seperti ini siapapun pasti akan
mencurigai hubungan keduanya. Rae Yeon tak peduli, apa Tae Joo khawatir akan
ada rumor yang menyebar tentang hubungannya dengan Tae Joo. Karena yang namanya
hubungan rahasia tidak bisa bertahan lama, ia ingin hubungan ini diketahui
orang lain karena ia ingin memiliki hubungan dengan waktu yang lama bersama Tae
Joo.
Tae Joo mencibir apa Rae Yeon
pikir ia pergi keluar dengan Rae Yeon karena menganggap ini hubungan spesial.
Rae Yeon tahu kalau ini namanya perselingkuhan. Tapi orang yang melihat tidak
bisa berbuat apa-apa bahkan jika rumor akan menyebar. Mereka hanya akan
bergosip. Tae Joo tak pernah menganggap hubungan itu sebagai hubungan spesial
karena itu melukai harga dirinya. Tapi bagi Rae Yeon seharusnya yang terluka harga
dirinya itu adalah ia sendiri, selama ini pria yang berhubungan dengannnya
adalah orang-orang yang lebih kaya dari Tae Joo dan berada di status sosial
lebih tinggi. Tae Joo tak mau mendengar lagi, ia ingin mengakhiri hubungan ini
sampai disini saja. Ia tak ingin hidup begitu buruk seperti ini.
Ji Eun bertanya pada Young
Jin, ia mengatakan ada tetangga yang menangis di depannya karena dia pikir
suaminya berselingkuh tapi ia tak memiliki seseorang yang diajak bicara tentang
hal ini, karena Young Jin bekerja dengan banyak wanita di klinik jadi pasti
tahu jawabannya. Namun Young Jin tentu saja tak tahu masalah yang begituan. Ji
Eun terus bertanya, ketika seorang pria berselingkuh apakah pria itu biasanya menjaga
rahasia ponsel mereka. Young Jin menebak apa ini tentang kakak ipar (Tae Joo).
Ji Eun menyangkal, ia bilang suaminya itu sangat membenci yang namanya
perselingkuhan. Young Jin kesal kalau begitu bukankah kakaknya bisa tanyakan
ini pada Tae Joo kenapa malah jauh-jauh datang kesini bertanya padanya. Ji Eun
berkata itu karena Tae Joo tahu semua ibu-ibu yang dekat denganya jadi ia tak
bisa bertanya pada suaminya. Young Jin menyarankan agar mencari solusinya lewat
internet saja, di blog komunitas ibu-ibu. Terdengar suara Hyun Soo yang
menangis dan itu membuat Young Jin kesal. Ji Eun pun akan mencari informasi itu
di internet, tapi ia tak bisa menggunakan komputer rumah.
Hyun Soo menangis marah
pada neneknya. Young Jin menyuruh putranya ke kamar. Ibu Ji Eun tak menyangka dengan
sebutan yang cucunya berikan untuknya, si ratu labil. Ia tahu pasti ini karena
Sena. Tapi Sena membalas kalau ibu mertuanya juga bertingkah buruk di depan Hyun
Soo. Young Jin kesal karena dua wanita di rumahnya ini selalu saja ribut. Ibu
ingin Sena dulu yang berbuat sopan padanya, bagaimana bisa ia memeluk Hyun Soo
disaat Sena bersikap seperti itu padanya. Ia juga kesal pada Young Jin karena
sebelumnya putranya ini anak baik tapi setelah menikah dengan Sena Young Jin
mulai bertingkah buruk seperti Sena.
Ji Eun menghampiri ibunya
kenapa ibunya marah-marah seperti ini. Karena Ji Eun ada disana ibu ingin Ji Eun
membuatkan makanan untuknya sebelum pergi. Tapi ketika ia meminta kartu kredit
pada Sena untuk berbelanja Sena tak memberikannya. Sena bilang ia sudah
memberikan ibu mertuanya biaya hidup untuk bulan ini ditambah lagi ia tak ingin
Ji Eun melakukan pekerjaan rumah tangga di rumahnya. Ibu menyarankan kalau begitu
sewa saja pembantu. Sena berkata bukankah ibu mertuanya ini tidak memiliki
pekerjaan kenapa tidak ibu mertuanya saja yang melakukannya.
(wakakaka menantu kurang
ajar)
Sena akan pergi karena ada
janji, ia berpesan agar ibu mertuanya ini menyiapkan makanan untuk Hyun Soo.
Ibu menyindir bahkan jika Sena mengubur ekor anjing selama 3 tahun itu tidak
akan pernah menjadi seekor rubah. Sekarang yang menggunakan uang tahu bagaimana
cara membelanjakan uang dan bagaimana menikmati kekayaan, tak ada gunanaya
bahkan jika suamimu itu seorang dokter karena tak memperlakukannya dengan
benar.
Young Jin kesal, Sena itu
istrinya, ibu Hyun Soo, menantu ibunya, kenapa ibunya begitu pada Sena. Ibu
berkata kalau ia hanya mengatakan bahwa Sena harus hidup yang semestinya
sebagai seorang istri, menantu dan ibu. Sena belum pernah sama sekali melakukan
tugasnya bahkan setelah dia menjadi istri dokter. Dia tidak bisa menyingkirkan
kebiasannya ketika dia menjadi asisten di klinik perawatan kulit. Dia begitu
takut menghabiskan uang untuk pembantu rumah tangga, dia bahkan tak memiliki
liburan selama dia bisa mendapatkan uang.
Sena yang menangis kesal disindir
seperti itu pergi dari sana. Young Jin mengejar istrinya. Ji Eun tak mengerti
kenapa ibunya mengatakan itu pada Sena. Ibu kesal bukankah Ji Eun melihat sendiri
bagaimana Sena memperlakukan dirinya.
Sena tak tahan lagi ia
ingin bercerai. Young Jin marah, bisakah Sena berhenti menyebut kata
perceraian. Sena meninggikan suaranya, lalu apa yang harus ia lakukan, apakah
Young Jin ingin ia meninggalkan rumah. Young Jin meminta Sena mencari sebuah
rumah untuk ibunya bisa tinggal, lakukan saja seperti yang Sena inginkan.
Kemarahan Sena pun mereda.
Ji Sub menemui ayahnya.
Presdir Koo mengatakan kalau Seung Hee menanda tangani perjanjian sewa dengan
agen perumahannya, jadi apa yang Ji Sub bicarakan ini. Ji Sub curiga apa
ayahnya ini benar-benar tidak mengenal siapa penyewa di rumah itu. Presdir Koo
berkata kalau agennya yang melakukan semua pekerjaan atas namanya ia bahkan tak
memiliki kesempatan bertemu dengan penyewa rumah itu. Kalau putranya tak suka dengan
wanita itu maka tinggallah disini bersamanya, jadi Ji Sub tak akan terganggu
oleh wanita itu. Tapi Ji Sub tak mau bersama ayahnya meskipun itu hanya untuk
satu jam. Ji Sub pamit.
Presdir Koo pun ngomel-ngomel,
“apa ini alasan kau pulang setelah beberapa bulan? Dasar anak nakal!” (Hahaha
Presdir Koo belum tahu kalau penyewa studio itu Stella Han)
Di luar rumah Ji Sub
berpapasan dengan pengantar delivery makanan China. Ia pun kembali ke dalam dan
melihat ayahnya makan makanan yang dibeli dari luar. Ia mendengar obrolan
ayahnya dengan seseorang mengenai proyek dengan Stella Han.
Ji Sub menghampiri
ayahnya, “apa pembantu rumah tangga menolak bekerja lagi?” tanyanya mengagetkan
ayahnya. (Hahaha) Presdir Koo bilang ia yang memecatnya. Ji Sub menyindir tak
ada yang bisa memuaskan ayahnya selain ibu, “Kau tak memiliki siapapun untuk
makan denganmu.”
Presdir Koo : “Kalau
begitu, kenapa bukan kau yang makan denganku?”
Ji Sub terdiam sesaat, “tidak
mau.” Tolaknya, ia pun pergi. Presdir Koo hanya bisa menghela nafas.
Di akhir pekan ini karena
tak ada Ji Eun, jadi Seung Hee akan berusaha membuat makanan untuk anaknya
hehe. Matanya pedih karena mengiris bawang hahaha. Ia juga akan menjemput Geu Roo
setelah kelas berakhir. Ia mengajak Geu Roo ke supermarket untuk membeli bahan
makanan, ia akan membuatkan Geu Roo kari. Geu Roo tanya apa ibunya ini tahu
dimana alamat sekolahnya. Seung Hee berkata bukankah Geu Roo bisa memberitahunya
dimana itu.
Ponsel Sueng Hee berdering,
Seung Hee yang sibuk mengiris bawang meminta Geu Roo untu menjawab teleponnya.
Telepon dari Ji Sub. Ji Sub yang heran karena telepon Seung Hee dijawab oleh
orang lain bertanya benar kan ini ponselnya Han Seung Hee. Geu Roo membenarkan.
Geu Roo yang kesal menyerahkan ponsel ke ibunya, ini telepon dari seorang pria
katanya. Seung Hee bilang mungkin ini pria yang bekerja untuknya.
Ji Sub tanya apa Seung Hee
tak datang ke studio hari ini. Seung Hee bicara menjauh dari Geu Roo. Seung Hee
kesal apa peduli Ji Sub ia datang ke studio atau tidak. Ji Sub merasa kalau Seung
Hee ini seperti seorang seniman terkenal, apa akan baik-baik saja bagi Seung Hee
bekerja dengan cara seperti ini. Seung Hee menegaskan kalau ini bukan urusan Ji
Sub. Ji Sub bilang ada sesuatu yang akan ia beritahukan pada Sueng Hee jadi
hubungi ia lagi nanti. Seung Hee melarang jangan menghubunginya lagi. Ia tak
akan menjawab bahkan jika Ji Sub akan menelepon.
Geu Roo tanya siapa pria
itu. Seung He terbata-bata tangannya mulai memegang telinganya. Geu Roo tanya
apa dia pria yang memberikan ibunya tumpangan waktu itu. Seung Hee heran siapa
yang Geu Roo maksud. Geu Roo menceritakan saat itu di rumah mati lampu, itu disaat
kakinya terluka, hari itu ia meminta ibunya datang, tapi ibunya tidak pulang ke
rumah. “Aku melihatnya, aku melihat ibu turun dari motor seorang pria. Apa ibu
akan menikah dengan pria itu?” Seung Hee mengatakan itu tidak benar. “Dia
itu...” Geu Roo tak mau mendengarnya. Ia pun segera berangkat les.
Selesai pelajaran Bona
tanya apa yang akan Geu Roo lakukan nanti, apa akan langsung pulang ke rumah,
apa Geu Roo tak lapar. Geu Roo sedang tak ingin bicara dengan Bona karena suasana
hatinya sedang buruk. Bona ingin tahu kenapa suasana hati Geu Roo buruk, ia
ingin Geu Roo mengatakan padanya. (hahaha mirip banget sama emaknya nih cewek,
kepo banget hahaha)
Han Se manatap sinis pada Geu
Roo. Min Joo melihatnya, apa Han Se cemburu pada Geu Roo. Han Se berkata tidak.
Ia memberi tahu Bona kalau malam ini ayahnya akan pulang, kenapa Bona tak pergi
dengannya saja. Min Joo heran bukankah ayah Han Se dan ayah Bona bekerja di
perusahaan yang sama, kenapa ayah Han Se hanya pulang di akhir pekan. Dengan
sombongnya Han Se bilang kalau ayahnya Bona itu Manajer sedangkan ayahnya itu
seorang direktur jadi ayahnya memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan.
Geu Roo menyela, jadi kalau
begitu apa presdir perusahaan tidak bisa pulang sama sekali ke Korea? Bukankah
menurut Han Se itu yang seharusnya. Han Se terdiam kesal. Ia pun pergi lebih dulu.
Min Joo yang melihat Han Se marah lagi akan mengejar dan menghiburnya, kalau ia
tak melakukan itu Han Se pasti akan melapor pada ibunya.
(hehe padahal saya kasihan
sama Han Se yang ga tahu kalau orang tuanya udah cerai)
Seung Hee berusaha menelepon
Ji Eun tapi tak diangkat. Ia pun mengirim sms memberitahukan kalau Geu Roo
pergi ke tempat les dan ia tak bisa menghubungi Geu Roo. Ia minta maaf karena
sudah mengganggu Ji Eun diakhir pekan. Ia ingin Ji Eun segera meneleponnya.
Tae Joo datang menjemput Bona.
Tae Joo mengajak Bona dan Geu Roo makan di rumah makan. Tae Joo meletakan
sambal ke mangkuk Geu Roo. Geu Roo marah, ia ngomel-ngomel pake bahasa inggris,
apa yang Tae Joo lakukan pada makanannya. Tae Joo bilang kalau ditambah itu
rasanya akan lebih enak. Bona memberi tahu ayahnya kalau Geu Roo tak bisa makan
sesuatu yang pedas. Tae Joo bilang Geu Roo harus bisa makan ini jika memang Geu
Roo seorang pria. Bona mengambilkan makanan lain untuk Geu Roo. Tae Joo
menyindir putrinya ini tak pernah berbagi pangsit dengannya bahkan ketika ia
meminta tapi sekarang Bona berbagi itu pada Geu Roo.
Bona memberi tahu Geu Roo
kalau neneknya sangat pandai membuat pangsit yang benar-benar enak. Ia akan
meminta neneknya membuatkan itu untuk Geu Roo nanti (nenek disini maksudnya
adalah ibunya Tae Joo)
Tae Joo melihat Geu Roo memakai
sumpit menggunakan tangan kiri seperti dirinya. “Apa kau juga kidal? Kidal itu
bisa diwariskan. Kau mirip ayahmu atau ibumu?” Geu Roo terdiam nampak berpikir.
Bona heran kalau begitu kenapa ia tidak seperti ayahnya yang kidal. Tae Joo
mengatakan kalau ia dan ibu Bona melatih Bona menggunakan tangan kanan tapi
dalam kasus Geu Roo mungkin orang tua Geu Roo membiarkan Geu Roo menggunakan
tangan kiri. Bona menebak Geu Roo pasti mirip ayah Geu Roo karena yang ia tahu
ibu Geu Roo makan menggunakan tangan kanan. Geu Roo terdiam.
Ibu Han Se berkunjung ke
salon kecantikannya Sena bersama ibu Min Joo. Ibu Min Joo sampai keenakan
karena ia mendapatkan perlakukan yang bagus di salon ini berkat ibu Han Se. Ia
khawatir alasan dibalik perlakukan baik ini karena Ji Eun sekarang lebih banyak
bergaul dengan wanita yang tinggal di penthouse (Seung Hee). Ibu Han Se berkata
kalau ia sangat menyukai wanita seperti ibu Min Joo yang tidak pintar dan tidak
bersinar. Sena penasaran siapa yang dimaksud dengan wnaita yang tinggal di
penthouse. Ibu Han Se bilang, wanita itu tinggal di sekitar lingkungan tempat
tinggalnya.
Ibu Han Se tanya kenapa Sena
tadi terlambat datang. Sena bilang kalau ia harus mencari sebuah rumah untuk
ibu mertuanya dulu. Ibu Han Se menyarankan rumah di lingkungan tempat
tinggalnya, karena disana dekat dengan rumahnya Ji Eun. Sena menilai itu ide
yang bagus kanapa ia tak terpikir kesana. Ibu Han Se berjanji akan mengenalkan
agen perumahan disana pada Sena.
Direktur Kim bersama
putranya di rumah. Ia yang kecewa dengan nilai les putranya menasehati Han Se
bahwa di tengah masayarakat sekarang ini kita tidak bisa hidup dengan baik
kecuali jika lulus dari universitas terbaik. KIta tak bisa menjaga harga diri
jika lulusnya dari universitas yang lebih rendah. (ga gitu juga kali Om hahaha)
Ibu Han Se menghampiri
keduanya membenarkan ucapan ayah Han Se. Ia mengatakan pada putranya bahwa apa
yang ayah Han Se katakan itu berdasarkan pengalaman nyata, jadi ia harap Han Se
mendengarkan apa yang dikatakan ayah Han Se.
Direktur Kim tanya dari
mana saja ibu Han Se ini. Ibu Han Se bilang ia harus melakukan sesuatu. Ia
menyuruh Han Se segera masuk kamar untuk belajar. Han Se menurut.
Direktur Kim menyindir
mantan istrinya ini, “ibu macam apa kau ini? putri Manajer Moon Tae Joo (Bona)
memiliki tingkat teratas di kelas akademi (tempat les) dan kenapa Han Se masih
dalam tingkat yang sama?” Ibu Han Se membalas ucapan Direktur Kim, jika ingin Han
Se lebih baik lagi sebaiknya Dir Kim pulang kesini setiap hari dan mengurus
anak itu sendiri. Dir Kim tentu saja kesal dan tak bersedia pulang ke rumah ini
setiap hari. Ia sudah memberikan biaya hidup. Keduanya pun beradu mulut dan
bertengkar.
Han Se yang ada di kamar
mendengar dan melihat pertengkaran kedua orang tuanya. Ia menunduk sedih
menangis duduk memeluk kakinya. Han Se tak ingin terus-menerus mendengar
keributan itu. Ia menutup kedua telinga dengan tangannya.
Ji Eun mencari informasi
di internet di rumah Seung Hee tepatnya di kamar geu Roo tentang blog komunitas
wanita yang membahas bagaimana seorang suami yang mengunci ponsel mereka dan
cara mengetahui passwordnya hahaha.
Seung Hee yang masuk ke
kamar Geu Roo terkejut melihat Ji Eun. Ia tanya kenapa Ji Eun tak menjawab
panggilan teleponnya. Ia kemudian melihat apa yang Ji Eun lakukan dan membaca
apa yang Ji Eun cari di internet. Ji Eun yang sedih bertanya apa yang harus
dilakukannya karena menurut tebakannya suaminya ini berselingkuh.
Seung Hee tanya kalau nanti
Ji Eun sudah mengkonfirmasi Tae Joo benar-brnar selingkuh, akankah Ji Eun
bercerai dari Tae Joo. Ji Eun yang menangis berkata ia tak bisa hidup dengan
suaminya yang seperti itu. Seung Hee menyarankan agar Ji Eun pura-pura tidak
tahu. Tapi Ji Eun tak bisa begitu karena setiap menit dan detik itu seperti
neraka baginya sekarang. Seung Hee tanya lalu apa yang akan Ji Eun lakukan. Ji Eun
tak tahu, ia hanya ingin mati. Seung Hee meminta Ji Eun memikirkan satu hal
saja, pikirkan bahwa kau tak akan bercerai dengannya. Tapi Ji Eun penasaran
seperti apa wanita yang berhubungan dengan suaminya sekarang.
Seung Hee tanya apa itu
akan membuat Ji Eun merasa lebih baik jika sudah tahu wanita itu, bisakah Ji Eun
hidup seperti seolah tak ada yang terjadi. Ji Eun bingung sekali apa yang harus
dilakukannya sekarang. Seung Hee yakin Tae Joo tidak berselingkuh dan bahkan
jika Tae Joo melakukan itu, dia akan kembali lagi pada Ji Eun. Ji Eun heran bagaimana
Seung Hee bisa seyakin itu padahal Seung Hee belum pernah bertemu suaminya. Seung
Hee berkata bukankah Ji Eun pernah mengatakan bahwa Ji Eun percaya pada Tae Joo
lebih dari diri Ji Eun sendiri. Ia meminta Ji Eun tak perlu mengkhawatirkan
masalah ini, kalau masalah ini menjadi semakin buruk ia yang akan mengurusnya.
Ji Eun terharu mendengarnya, ia yang menangis berhambur memeluk Seung Hee
karena akhirnya bisa bernafas lega setelah bicara dengan Seung Hee.
Seung Hee mengantar Ji Eun
sekalian menjemput putranya. Ji Eun memberi tahu kalau ia meminta suaminya
untuk membelikan anak-anak makan siang, ia minta maaf karena lupa memberi tahu Seung
Hee.
Ketika Geu Roo datang, Seung
Hee dengar suara keras menyuruh Geu Roo segera masuk ke mobil. Geu Roo tentu
saja terkejut kenapa tiba-tiba ibunya begitu. Seung Hee sekali lagi menyuruh Geu
Roo masuk ke mobil dengan suara kerasnya. Geu Roo yang heran pun masuk ke mobil
dengan kesal. Ji Eun jadi tak enak karena Geu Roo dimarahi seperti itu. Ia
meminta agar Seung Hee jangan menyalahkan Geu Roo, ini kesalahannya karena tak
memberitahukan itu pada Seung Hee.
Setelah Ji Eun masuk ke
rumahnya, di dalam mobil Seung hee bertanya pada Geu Roo apa yang putranya
lakukan di rumah Bona. Geu Roo menjawab ia hanya bermain. Seung Hee tanya lagi
dengan siapa Geu Roo bermain. Geu Roo menjawab dengan nada kesal, ia bermain dengan
Bona dan Ayahnya Bona. Seung Hee berpesan lain kali Geu Roo mengatakan padanya
lebih dulu jika akan pergi ke suatu tempat.
Malam harinya, Ji Eun tak
bisa tidur, ia memperhatikan suaminya yang sudah terlelap. Ia pelan-pelan
mengambil ponsel suaminya. Ia kemudian keluar kamar untuk mengecek ponsel
suaminya. Sesuai apa yang ia baca di internet, ia mencari tahu pasword ponsel
suaminya dengan cara diletakan di bawah sinar lampu untuk mencari goresan
pasword. Ketika berhasil membuka pasword ponsel suaminya ia terkejut. Ia
membaca sebuah pesan dari Asisten manajer Lee yang meminta Tae Joo datang ke
pameran seni besok. Ia menduga-duga apakah ini selingkuhan suaminya.
Untuk membuang rasa penasarannya,
ia pun menelepon nomor itu. Terdengar suara wanita yang menjawabnya dan itu
membuat Ji Eun kaget bukan main. Ji Eun langsung mamatikan ponsel. Ternyata
dugaannya benar. Suaminya menjalin hubungan dengan wanita lain dan nama kontak
wanita itu dirubah menjadi Asisten Manajer Lee. Ji Eun yang masih terkejut
mencatat nomor ponsel itu.
Keesokan harinya, Tae Joo
berangkat menuju pameran seni.
Di rumah sedang ada ibunya
Tae Joo dan Tae Hoon. Ji Eun heran melihat ibu mertua dan adik iparnya tiba-tiba
datang ke rumah kenapa tak menelepon dulu. Ia memberi tahu kalau ada sesuatu
yang penting yang harus ia lakukan hari ini, ia minta maaf pada ibu mertuanya
karena harus pergi sekarang. Ibu Tae Joo bilang kalau ia akan disini menemani Bona.
Bona bilang kalau ia juga harus menemui temannya. Ji Eun yang tergesa-gesa
segera berlalu begitu juga dengan Bona.
Seung Hee sebagai Stella Han
menemui Presdir Koo disebuah restouran untuk membicarakan bisnis kerjasamanya
dengan Perusahaan Fashion Presdir Koo.
Usai menemui Presdir Koo,
Seung Hee menyusul Ji Eun yang memintanya datang ke suatu tempat, gedung
pameran seni. Seung Hee tak mengerti bukankah Ji Eun sudah berjanji untuk tak
melakukan ini. Ji Eun ingin sekali melakukan saran Seung Hee tapi ia melihat
sms dan bahkan ia mencoba menelepon ke nomor itu tadi malam. Ia menebak
suaminya ada bersama wanita itu di pameran seni ini bersama-sama.
Seung Hee pun tak peduli,
terserah apa yang akan Ji Eun lakukan. Ji Eun tak meminta Seung Hee untuk pergi
bersamanya kesana ia akan kesana sendiri. Ia akan segera keluar setelah melihat
mereka. Seung Hee yang semula tak peduli, tak bisa membiarkan Ji Eun kesana
sekarang. Tapi Ji Eun ingin melihat wanita seperti apa yang bersama suaminya.
Ia akan kesana, ia meminta Seung Hee meneleponnya setelah tiga puluh menit. Ia
melakukan ini karena ingin melindungi keluarganya. Seung Hee tanya apa Ji Eun
tak akan menyesal. Ji Eun dengan penuh keyakinan mengangguk.
Ji Eun berjalan gemetaran,
bahkan ia hampir saja terjatuh. Melihat itu Seung Hee pun akan menemani Ji Eun
kesana. Tapi Ji Eun menolak. Seung Hee berpesan agar Ji Eun jangan menangis dan
terus berpikiran jernih ketika melihat apapun disana.
Ji Eun sampai dimana
pameran seni diadakan. Ia melihat suaminya sendirian. Ia sembunyi agar tak
ketahuan oleh suaminya. Ia kemudian melihat seorang wanita cantik menghampiri Tae
Joo. Wanita itu tampak akrab dengan suaminya. Kang Rae Yeon tampak mengenalkan Tae
Joo sebagai Manajer Pemasaran pada seorang seniman.
Ji Eun yang terkejut ingat
dengan nomor ponsel yang ia catat. Kalau ia menelepon nomor itu dan wanita itu
menjawab berarti dugaannya benar.
Di luar gedung, Seung Hee
yang cemas mencoba menelepon Ji Eun, tapi ternyata ponsel Ji Eun tertinggal di
mobil. Ji Eun cemas karena tak menemukan ponsel di tasnya. Seung Hee pun
memutuskan untuk menyusul Ji Eun.
Ji Eun bingung haruskah ia
pergi saja dari sana. Tae Joo pun melihat keberadaan Ji Eun yang sembunyi.
Melihat Tae Joo yang akan menghampirinya, Ji Eun pun segera pergi.
Di depan lift Ji Eun
berpapasan dengan Seung Hee yang akan keluar dari lift. Ji Eun yang sedang panik
tentu saja terkejut, sedangkan Seung Hee lega karena menemukan Ji Eun.
“Bona Eomma!” Panggil Tae Joo
yang menyusul Ji Eun.
Mendengar suara Tae Joo, Ji
Eun dan Seung Hee terkejut. Seung Hee langsung sembunyi menepikan tubuhnya ke
dinding lift.
Tae Joo heran apa yang
dilakukan istrinya disini. Ji Eun terbata-bata mengatakan kalau kedatangannya
untuk melihat pameran. Tae Joo tanya apa istrinya datang kesini bersama orang
lain. Ji Eun menoleh ke arah lift membenarkan ia datang bersama ibunya Geu Roo.
Seung Hee menahan cemas. Tae
Joo melongokkan badannya untuk melihat ke dalam lift dimana Seung Hee berada.
Seung Hee cemas sekali Tae Joo akan melihatnya dan mengetahui kalau ia adalah
ibunya Geu Roo. Ia berdiri di tepi dinding lift berharap Tae Joo tak
melihatnya.
Bersambung ke episode 6
Ternyata saya lebih nyaman
menulis Mama ketimbang Temptation hahahaha. Maklum lagi termehek-mehek sama Han
Geu Roo hahaha.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...