Seok Hoon yang akan
membuat kopi menemukan botol obat di atas meja. Ia heran kenapa Se Young
meminum obat seperti ini. Se Young yang keluar dari kamar mandi terkejut
melihat Seok Hoon memegang botol obatnya. Ia merebut benda itu.
Seok Hoon tanya sudah
berapa lama Se Young mengkonsumsi obat-obatan ini. Se Young bilang kalau ini
hanya obat sakit kepala. Tapi Seok Hoon yang sudah membaca botol obat itu
bilang bukankah ini pil terapi hormon yang diresepkan oleh dokter kandungan. Se
Young bilang kebanyakan orang setidaknya memiliki resep obat seperti ini ketika
mereka sudah mencapai usia sepertinya. Obat itu bisa saja untuk mencegah
osteoporosis dan bisa juga meningkatkan jumlah hormon.
Seok Hoon ngomel, “apa kau
bercanda, kau tak menjaga tubuhmu dan bekerja siang dan malam tanpa
menghiraukan kondisi fisikmu. Kenapa kau begitu bodoh?”
Se Young berkata agar Seok
Hoon tak khawatir bahwa ia bisa menjaga tubuhnya sendiri. Seok Hoon tanya apa
itu sebabnya Se Young dibawa ke UGD beberapa waktu lalu. Se Young terdiam.
Seok Hoon yang mengerti
kemudian mengalihkan topik pembicaraan kembali mengenai bisnis hotel. Ia akan
mengurus memilih lokasinya, rencana bisnis dan rencana keuangannya.
Se Young berkata kalau ia
lah yang memilih untuk mengundurkan diri sebagai presdir ini bukan kesalahan Seok
Hoon jadi Seok Hoon tak perlu bertanggung jawab atas itu. Seok Hoon bilang
tidak, ia akan menerima tuduhan dan merasa lebih bertanggung jawab atas Se Young.
Apa Se Young pikir ia hanya akan melihat Se Young jatuh, itu tak akan terjadi.
Ia tak akan pernah membiarkan itu terjadi.
Melihat kesungguhan Seok Hoon,
Se Young pun mengerti. Ia mendekat dan memeluk Seok Hoon, ia minta Seok Hoon
jangan marah padanya, mulai sekarang ia akan melakukan semuanya bersama Seok Hoon.
Seok Hoon meminta Se Young berjanji. Se Young tersenyum menyanggupinya.
Min Woo dan Hong Joo
kembali dari bulan madu keduanya. Ibu Min Woo tanya apa Hong Joo lelah karena
perjalanan. Hong Joo tersenyum bilang tidak apa-apa.
Ibu Min Woo mengingatkan
putranya bahwa yang namanya menikah dua kali itu bukanlah sesuatu yang
memalukan tapi juga bukan sesuatu yang bisa dibanggakan. Mulai sekarang ia
harap Min Woo bertindak lebih bijaksana, “kau sudah cukup tua untuk bermain-main
dan membuat kesalahan seperti kehidupan di masa lalu.” Min Woo membela diri
kapan ia bermain-main (hahaha). Ibu Min Woo berharap putranya ini mengingat
kata-katanya. Min Woo mengerti.
Ibu Min Woo berkata kalau
sekarang Hong Joo merupakan salah satu anggota keluarga Kang jadi Hong Joo
harus berkelakuan dengan berkelas kemanapun Hong Joo pergi. “Kau harus menjaga
caramu berpikir dan bertindak, anggaplah kau diawasi terus-menerus dan berhati-hatilah.”
Hong Joo mengerti ia akan melakukan yang terbaik.
Ibu Min Woo melihat Hong Joo
belum terlalu tua untuk memiliki seorang bayi ia harap Hong Joo merencanakan
program memilki anak dengan baik. Hong Joo terdiam. Min Woo heran apa maksud
ibunya ini. Ibu Min Woo berkata Roy memang putra Min Woo tapi Roy ini bukan
putra istri Min Woo. Ia akan lebih suka jika Min Woo memiliki seorang putra
yang sah.
Hong Joo berkata jujur
bahwa ia tak bisa memiliki anak. Min Woo dan ibunya terkejut. Hong Joo
menjelaskan bahwa ia tak subur, alasan ia tak pernah memiliki keturunan dengan
suami pertamanya itu karena kesehatannya.
Ibu yang terkejut bertanya
pada Min Woo apa sudah tahu tentang ini. Min Woo yang baru mengetahuinya berkata
tentu saja ia tahu. Ibu Min Woo kesal sekali mendengarnya. Ia tak bisa
mempercayai ini, kenapa Min Woo menikahi wanita yang tak bisa memberikan
keturunan.
Min Woo dan Hong Joo
berada di dalam kamar. Min Woo menanyakan alasan kenapa Hong Joo tak mengatakan
bahwa Hong Joo tak bisa memiliki anak. Hong Joo bilang ia tak memiliki
kesempatan yang baik untuk mengatakannya lagi pula masalah ini sangat sensitif
terlebih lagi Min Woo sepertinya tak ingin memiliki anak darinya. Min Woo
mengingatkan bukankah keduanya sudah menjadi suami istri dan seharusnya ia dan
Hong Joo berbagi pemikiran juga. Hong Joo mengerti dan mengakui ini salahnya
tak mengatakan hal ini pada Min Woo lebih dulu. Ia minta maaf.
Min Woo ingin ia dan Hong Joo
berusaha untuk tidak terlalu banyak mengatakan maaf mulai sekarang. Ia mengajak
Hong Joo berbagi tentang hal-hal terkecil dan saling mendengarkan dengan penuh
perhatian. Hong Joo tanya kalau begitu bisakah ia mengatakan satu hal. Ia
melihat kamar ini begitu mewah untuknya. Min Woo tertawa dan berkata kalau Hong
Joo akan segera terbiasa dengan situasi kamar ini. Ia kemudian memeluk
istrinya.
Se Jin marah pada Han Soo
yang belum mendapatkan informasi mengenai Hong Gyu. “Jika kau sudah dibayar
untuk menyelesaikan suatu pekerjaan seharusnya kau cepat menyelesaikannya.” Ia
memprotes ini sudah beberapa hari tapi belum ada hasilnya.
Han Soo merasa kalau si Hong
Gyu itu mungkin naik kapal selam ke bagian laut yang terdalam. Ia sudah
menghubungi semua teman-teman Hong Gyu dan tak ada yang mengambil umpan agar ia
bisa menghubungi Hong Gyu.
Se Jin meminta alamat
rumah Hong Gyu, ia sendiri yang akan pergi kesana jika Han Soo memberikan
alamat rumah Hong Gyu padanya. Han Soo beralasan tak bisa, dan meminta Se Jin
santai saja lebih baik percaya saja pada Han Soo Research, “jika kau membayar
upah layanan tambahan kau bisa mendapatkan informasi yang lebih cepat dan hasil
yang lebih akurat.”
Se Jin tertawa kesal uang
yang ia berikan terakhir kali pada Han Soo itu semua gajinya bulan ini. Han Soo
mengerti ia akan berusaha mencari tahu keberadaan Hong Gyu lebih banyak lagi.
Han Soo akan pergi tapi Se
Jin menahan tangan Han Soo supaya tak kabur. Ia memberi waktu Han Soo 48 jam,
jika dalam waktu selama itu Han Soo tak juga mendapatkan informasi mengenai Hong
Gyu, ia akan menuntut Han Soo atas tuduhan penipuan.
Han Soo mengenggam tangan Se
Jin, ia mengatakan jantungnya berdebar-debar dipegang Se Jin seperti ini. Ia
tadi mengira Se Jin akan memukulnya. Se Jin menarik tangannya karena jijik
hahaha. Han Soo berjanji akan segera menemukan Hong Gyu.
Se Jin sampai di rumah,
ayah tanya apa sjin baru pulang drai toko. Sejin manjawab malas ya. Tn Yoo memperingatkan
putrinya agar jangan coba-coba untuk membolos kerja. Se Jin yang akan naik
menuju kamarnya turun lagi menghampiri ayahnya.
Se Jin menilai ayahnya
benar-benar jahat. Ayah memecat kakak dan bahkan tak membiarkan dia datang ke
rumah. Tn Yoo menyahut sejak kapan Se Jin memiliki kakak karena ia hanya
memiliki satu putri.
Se Jin dengan ragu
mengatakan bagaimana jika ia ingin menikah dengan pria miskin dan sangat biasa,
apa ayahnya juga tidak akan mengakui dan mengusirnya. Tn Yoo berkata kapan ia
pernah mengatakan bahwa pacar Se Jin harus orang kaya, “kakakmu itu bersama-sama
dengan pria yang sudah menikah dan pria itu meninggalkan istrinya karena
ambisinya. Aku tak tahan dengan kenyataan itu.”
Se Jin menyahut itu karena
mereka saling mencintai. Apa lagi yang akan dilakukan jika mereka bersedia mati
demi yang lain. Cinta bukanlah suatu kejahatan. Dia akhirnya menemukan sorang
pria yang dia cintai dan ia merasa tidak senang melihat kakaknya kehilangan
semuanya. Tn Yoo kesal mendengarnya.
Se Young menerima sms dari
Seok Hoon yang menanyakan Se Young tidak lupa kan, ia akan menemani Se Young ke
kantor untuk menemui investor. Se Young membalas mengirims sms ia akan menunggu
Seok Hoon.
Hong Joo yang tak memiliki
kerjaan di rumah melakukan bersih-bersih rumah. Ibu Min Woo yang melihat apa
yang dilakukan Hong Joo menegurnya, bukankah ada ahjumma pembantu, Hong Joo bisa
menyuruh mereka melakukan itu, kenapa Hong Joo yang memegang lap dan membersihkan
meja. Hong Joo mengatakan tak ada lagi yang bisa ia lakukan di rumah. Ibu Min Woo
berkata Hong Joo bisa mulai melakukan sesuatu di luar dan mempelajari hal-hal
baru. Kalau Hong Joo malas melakukan sesuatu pergi saja ke spa dan manjakan
diri.
Ibu Min Woo juga mengomentari
pakaian yang Hong Joo kenakan terkesan biasa, “apa kau ingat apa yang kukatakan
padamu? Berkelakuanlah dengan berkelas karena kau adalah ratu dari Ajin.” Hong Joo
menunduk minta maaf. Ibu Min Woo mencibir kesal.
Ketika ibu Min Woo akan
pergi Hong Joo memanggilnya.
Hong Joo menandatangani
dokumen penolakan warisan yang semula ia tolak untuk ditandatangani. Ibu Min Woo
heran karena sebelumnya Hong Joo mengabaikan ini ketika ia pertama kali
memintanya. Ia penasaran apa yang membuat Hong Joo berubah pikiran. Hong Joo
berkata ia merasa sangat menyedihkan jika menikah dengan syarat bahwa ia akan
membatalkan warisan, ia tak pernah mengubah pemikirannya, ia memang berencana
menandatanganinya setelah menikah. Ibu Min Woo tahu bahwa Hong Joo ini bukan
orang gampangan.
Jo Young Chul menjelaskan
pada bawahannya mengenai strategi pemasaran mereka terhadap produk baru Dongsung
untuk kesuksesan di pasar domestik dan melebarkan sayap ke pasar internasional.
Salah satu dari mereka menyahut bukankah ini strategi yang disarankan Manajar Cha
Seok Hoon sebelumnya. Young Chul mengangguk membenarkan.
Mereka menanyakan kabar Seok
Hoon. Young Chul tak tahu tapi sepertinya Seok Hoon baik-baik saja. Mereka
beranggapan kalau Seok Hoon dan Se Young itu mengagumkan. Young Chul
mengingatkan mereka agar tak membahas hal lain dikala sedang rapat.
Se Young dan Seok Hoon
menemui investor yang ternyata adalah Presdir Jang, presdir yang beberapa waktu
lalu mereka kunjungi dan bertemu dengan Min Woo bersama Hong Joo. Se Young
mengatakan ia meninggalkan Dongsung untuk memulai langkah baru. Presdir Jang
menanyakan rencana baru Se Young. Se Young menjawab kalau ia akan memulai
bisnis hotel, karena itu keahliannya.
Presdir Jang menilai Se Young
pasti akan membutuhkan keberuntungan. Se Young berkata ia akan menjual semua
sahamnya di Dongsung dan juga beberapa propertinya disana, ia merasa itu akan cukup
untuk dana awalnya dan sisanya ia membutuhkan bantuan Presdir Jang sebagai
investor. Presdir Jang nampak berpikir. Se Young meyakinkan bahwa ia tak
mungkin akan gagal, bukankah Presdir Jang tahu bagaimana cara dirinya bekerja.
Presdir Jang menanyakan
rencana bisnis yang akan Se Young mulai ini. Seok Hoon menjawab kalau ia sedang
mengerjakannya. Ia bisa segera menunjukan rencana bisnis itu pada Presdir Jang.
Presdir Jang mengerti, ia akan bicara lagi dengan Se Young setelah ia melihat
rencana bisnis ini. (Proposal kali maksudnya ya hahaha)
Presdir Jang menyampaikan
apa yang sedang Se Young rencanakan pada Min Woo. Ia juga menyampaikan bahwa Se
Young meminta dirinya menjadi investor di bisnis yang akan dimulai oleh Se Young.
Min Woo menilai apa yang Se Young lakukan ini lebih cepat dari yang ia
harapkan. Tadinya ia mengira Se Young akan bersembunyi di kamar setidaknya
untuk sebulan.
Presdir Jang melihat kalau
Se Young tampak putus asa. Bukankah Min Woo melihatnya, karena Yoo Se Young
biasanya tidak seperti itu. Min Woo merasa pembicaraan Se Young dengan Presdir Jo
dari Sungjin investment tidak berjalan dengan baik makanya Se Young menemui Presdir
Jang karena Presdir Jo benar-benar memiliki standar yang tinggi, dia tidak akan
bekerja dengan Yoo Se Young yang tidak terhormat.
Presdir Jang tanya apa ia
harus membangkitkan harapan Se Young. Min Woo berkata pelan-pelan saja lalu
tinggalkan ketika waktunya tepat. Presdir Jang mengerti namun ia heran sejak
kapan Min Woo dan Se Young menjadi seperti musuh bebuyutan begini, ia ingat Min
Woo dan Se Young memang cekcok tapi tidak pernah separah ini. Min Woo berkata
kalau cinta itu seperti penyebab air mata dan menggusarkan seekor kupu-kupu.
Presdir Jang tak mengerti
ungkapan yang Min Woo sebutkan itu. Min Woo berkata Se Young sudah kehilangan
posisi sebagai Presdir dan ia sedang menembak lagi untuk memastikan bahwa Se
Young habis dan ini semua terjadi karena hal kecil yang disebut cinta.
Hong Joo akan berbelanja
di mall dan itu ternyata mall yang dikelola oleh Han Ji Sun. Hong Joo tampak
memilih-milih pakaian namun ia terkejut begitu melihat harganya. Ia tak jadi
membelinya.
Ji Sun yang melihat Hong Joo
menghampirinya bertaya kenapa Hong Joo terkejut melihat harga baju itu. Hong Joo
terkejut melihat Ji Sun dan menyadari bahwa ini adalah mall yang dikelola oleh Ji
Sun.
Ji Sun berkata kalau sekarang
Hong Joo adalah ratu dari Ajin, salah satu perusahaan terbesar di Korea, Hong
Joo bisa membeli semua yang dijual disini jika Hong Joo sudah menetapkan
pilihan. Hong Joo menyahut itu ide yang bagus ia akan mempertimbangkannya.
Hong Joo akan pergi namun
Ji Sun memintanya untuk minum teh bersama karena ada sesuatu yang ingin ia
bicarakan dengan Hong Joo. Hong Joo merasa tak ada yang ingin ia bicarakan dengan
Ji Sun. Ji Sun bilang kalau apa yang akan ia katakan ini juga akan membantu Hong
Joo nanti.
Keduanya pun ngobrol di
kafe dekat mall. Ji Sun berterima kasih pada Hong Joo karena ia sudah
mendapatkan hadiah yang menakjubkan berkat Hong Joo. Memiliki sebuah mall
sebagai seorang wanita seperti memiliki taman hiburan bagi anak kecil.
Hong Joo tak ingin berbasa-basi
lebih baik Ji Sun katakan langsung apa yang ingin Ji Sun sampaikan karena
sebentar lagi anak-anak akan segera pulang. Itu dia yang ingin Ji Sun
bicarakan, anak-anak. Hong Joo tak mengerti apa maksudnya.
Ji Sun : “Yoon Ah, Song Ah,
aku ingin mengambil mereka. Lebih baik aku yang membesarkan mereka daripada
membiarkan mereka bersama nenek mereka yang hanya bermain dengan cucu laki-laki
tersayangnya dan menantu barunya.”
Hong Joo mengingatkan
bukankah Ji Sun sudah kehilangan hak asuh atas mereka. Ji Sun menyahut itu tak
pernah menjadi pilihannya karena Min Woo yang memaksanya. Hong Joo merasa ini
bukan sesuatu yang perlu ia campuri.
Hong Joo akan pergi tapi Ji
Sun meminta Hong Joo meyakinkan Min Woo terhadap permintaannya ini. Hong Joo
tanya kenapa ia harus melakukan itu. Ji Sun berkata Hong Joo akan menyingkirkan
beban jika anak-anak pergi. Ia akan senang memastikan anak-anaknya bukan itik
buruk rupa. Hong Joo berkata kalau ia sedang berusaha yang terbaik untuk lebih
dekat dengan anak-anak. Ji Sun menilai itu sungguh munafik, apa maksud Hong Joo
mereka berharga seperti permata meskipun mereka itu anak dari istri yang sebelumnya.
Ji Sun memberikan saran
pada Hong Joo, “sebagai seorang wnaita yang telah melakukan kesepakatan dengan
Kang Min Woo pikiran dan tubuhmu akan tersobek-sobek setelah dianiaya oleh ibu
mertua dan mengasuh anak-anak. Tapi Kang Min Woo akan menjadi bosan pada wanita
yang kehilangan kecantikan mereka dan bertambah tua. Dia benar-benar bukan
seorang suami. Dia hanya seorang pria yang lebih suka wanita yang lebih muda
dan lebih segar.”
Hong Joo mencibir itu hal
yang paling menjijikan dan kotor yang ia dengar belakangan ini. Ji Sun
tersenyum dan berkata kalau itu kenyataan karena hal itu akan segera menjadi
kenyataan pada Hong Joo.
Hong Joo meminta Ji Sun
tak perlu mengkhawatirkan anak-anak, “aku tak bisa berbohong dan mengatakan
bahwa aku akan mencintai mereka seperti anak kandungku sendiri tapi aku akan
berusaha yang terbaik. Jika kau ingin mengambil mereka kau bisa mencoba melawan
atas hak asuh itu.” Hong Joo pamit pergi.
Se Young mengunjungi
ayahnya, ia menanyakan kabar ayahnya. Tn Yoo tak suka sikap basa-basinya Se Young,
jangan coba-coba Se Young berusaha memperlihatkan senyum dengan wajah seperti
itu di depannya. Se Young berkata kalau ia merasa lega bisa bebas dari Dongsung.
Tn Yoo tampak kesal mendengarnya.
Se Jin yang ada disana
mengajak ayah dan kakaknya untuk tak membahas masalah bisnis yang membosankan
itu. Ia mengajak keduanya untuk pergi liburan bersama, ia mengusulkan haruskah kita pergi ke pantai
yang indah di Asia Selatan. e Young berkata bukankah ayahnya ini tak suka naik
pesawat terbang. Tn Yoo menyahut ketus kakak Se Jin ini pasti tak akan pergi
kemana-mana tanpa pria itu. Se Young tak suka ayahnya membicarakan Seok Hoon dengan
kasar seperti itu. Tn Yoo mengingatkan bahwa sekarang masih belum terlambat, ia
harap Se Young meluruskan pikiran. Tapi Se Young tak mau. Tn Yoo tambah kesal
dan berkata sepertinya Se Young perlu merasakan dunia yang keras untuk menyadarkan
Se Young.
Se Young heran apa ayahnya
memanggilnya keseini untuk mengutuknya seperti itu. Tn Yoo menyahut kalau begitu
apa Se Young datang untuk membalas semua ucapannya. Se Young melihat ayahnya
tetap bersikeras jadi lebih baik ia pergi sekarang. Se Young pun pergi membuat
Se Jin kesal, kenapa ayahnya bersikap begitu pada Se Young.
Ayah membuat ektrak plum
sangat banyak. Hong Gyu heran untuk apa membuatnya sebanyak ini, apa mau
dijual, ucapnya sambil mencelupkan jari ke minuman itu. Tentu saja ayah ngomel
karena Hong Gyu sudah jorok begitu. Ia akan memberikan ini pada Hong Joo.
Hong Gyu mencoba minuman
itu menggunakan jari yang ia celupkan ke dalamnya, ia meringis mengomentari
rasa minuman itu sungguh asam. Hong Gyu heran apa ayahnya pikir tak ada yang
bisa Hong Joo minum di rumah sebesar itu, kenapa repot-repot membuat minuman
ini. Ayah bilang ada perbedaan besar antara apa yang dibeli dengan buatan ayah
sendiri bahkan akan lebih baik jika Hong Joo meminumnya bersama menantu Kang
dan anak-anak mereka.
Hong Gyu menilai ayahnya
ini cepat menyesuaikan diri, bukankah belum terlalu lama kehilangan menantu Cha
tiba-tiba berubah memiliki menantu Kang. Ia sendiri masih belum terbiasa dengan
sebutan itu. Ayah sewot dan menabok Hong Gyu, ia meminta putranya menjaga
mulut, seharusnya Hong Gyu mengharapkan kakak Hong Gyu beruntung memulai
kehidupan rumah tangga yang baru. “Kita tak perlu lagi mengkhawatirkan dia,
semua sudah berubah sekarang, dasar pria tak punya hati.” Ucapnya dongkol tentang
Seok Hoon.
Seok Hoon mengecek lahan
yang akan dibeli Se Young yang akan mereka gunakan untuk memulai bisnis hotel. Ia
kemudian menerima telepon dari Hong Gyu yang meminta bertemu dengannya.
Seok Hoon pun menemui Hong
Gyu. Keduanya tersenyum menyapa tidak seperti sebelumnya yang penuh emosi. Hong
Gyu mengatakan kalau sekarang kakaknya sudah menikah. Seok Hoon sudah mendengar
itu. Hong Gyu tanya bagaimana dengan Seok Hoon, ia agak canggung karena terbiasa
menyebut Seok Hoon dengan sebutan kakak ipar. Seok Hoon pun menyarankan lebih
baik Hong Gyu memanggilnya ‘hyung’ saja.
Hong Gyu mendengar kalau Seok
Hoon sudah dipecat. Seok Hoon membenarkan tapi ia juga mengundurkan diri,
kenapa Hong Gyu menanyakan itu apa Hong Gyu memanggilnya kesini untuk mengetahui
itu. Hong Gyu bilang tidak, ia memanggil Seok Hoon kesini untuk memprotes hal
lainnya.
“Kau mungkin berselingkuh
dan bercerai karena itu. Itulah kehidupan. Aku benar-benar marah karena itu
tentang kakakku. Tapi katakan saja bahwa itu bisa terjadi. Tapi... kenapa harus
dengan kakaknya Se Jin dari sekian juta wanita?” Hong Gyu kesal ia hampir kehilangan
akal karena Se Jin. “Dulu kau adalah kakak iparku dan mereka berdua bersaudara,
jadi aku tak bisa berbuat apapun. Aku tak mau mengkhainati kakakku hanya karena
ingin menemui seorang gadis, tapi aku tak bisa menyingkirkannya (Se Jin) dari
pikiranku.”
Seok Hoon minta maaf
karena sudah membuat Hong Gyu menjadi susah seperti ini. Sebagai seorang Hyung
ia ingin memberikan beberapa nasehat untuk Hong Gyu. “Lakukan apa yang
dikatakan hatimu. Pergilah menemui dia jika kau ingin mengatakan kau
menyukainya, jika memang itu perasaanmu. Kau tidak mengkhianati kakakmu jika
kau melakukan itu. Bagaimana pun juga kakakmu akan menjalani kehidupannya
sendiri. Kau juga harus membuat satu pilihan yang tidak akan kau sesali. Itulah
yang terbaik untuk kau lakukan.”
Hong Gyu tanya apa
keputusan seperti itu yang Seok Hoon ambil. Seok Hoon membenarkan walaupun itu
bukan pilihan terbaik.
Hong Gyu memberi tahu
kalau skandal antara Seok Hoon dan Se Young, Presdir Kang Min Woo yang
memulainya (yang menyebarkannya). Hong Gyu tahu Seok Hoon dan Hong Joo sekarang
sudah berpisah jadi ia tak mengerti kenapa kakaknya harus melakukan hingga
sejauh itu. Ia juga kecewa terhadap kakaknya.
Seok Hoon menunggu Min Woo
di depan Perusahaan Ajin. Ketika Min Woo keluar dari kantor Seok Hoon membunyikan
klakson mobil agar Min Woo tak pergi dulu. Ia keluar dari mobil menghampiri Min
Woo.
Min Woo heran melihat Seok
Hoon menunggu di depan kantornya, kalau mau bukankah Seok Hoon bisa datang ke
ruangannya jika memang ada yang ingin dibicarakan. Seok Hoon bilang
keperluannya dengan Min Woo tidak lama jadi tak perlu ke kantor Min Woo. Ia
mengucapkan selamat atas pernikahan Min Woo dengan Hong Joo. Min Woo minta maaf
karena tak mengundang Seok Hoon. Seok Hoon bilang ia tidak memberi Min Woo hadiah
pernikahan tapi malah ia mendapatkan hadiah dari Min Woo. Ia mendengar kalau Min
Woo lah yang memulai rumor antara dirinya dengan Se Young, apa itu benar.
Min Woo merasa Seok Hoon
sudah tahu itu jadi ia tak bisa mengelak dengan mengatakan bukan ia pelakunya.
Seok Hoon kecewa dengan tindakan Min Woo, ia pikir tadinya ia dan Min Woo akan
bertarung dengan mengikuti aturan. Min Woo berkata kalau ia hanya memiliki satu
aturan, yaitu menang. Seok Hoon merasa terlalu dini menyebut ini sebagai suatu
kemenangan. Min Woo tahu itu karena Yoo Se Young akan melakukan apapun.
Min Woo akan pergi tapi ia
kemudian berterima kasih pada Seok Hoon. Ia menyebut bahwa Hong Joo itu wanita
yang menakjubkan, ternyata Hong Joo lebih baik dari yang ia kira. Ia tak
mengerti kenapa Seok Hoon meninggalkan wanita seperti itu.
Seok Hoon yang
mendengarkan itu tak menanggapinya, ia malah berkata kalau dirinya sudah
kehilangan pekerjaan karena Min Woo tapi walaupun begitu ia harus tetap memberi
Min Woo hadiah pernikahan. Seok Hoon mengeluarkan sejumlah uang dari dompetnya.
Ia menyelipkan uang itu ke saku jas Min Woo. Sekali lagi ia mengucapkan selamat
atas pernikahan Min Woo dan ia juga memperingatkan agar Min Woo menunggunya dengan
tenang. Ia akan segera berada disana dan mengalahkan aturan Min Woo.
Seok Hoon berada di
apartemen Se Young membahas rencana pekerjaan mereka. Se Young berkata kalau Presdir
Jang mengatakan bahwa investasinya tidak akan menjadi masalah jika ia dan Seok Hoon
memenuhi beberapa persyaratan yang diusulkan oleh kantor pusat di New York.
Seok Hoon diam menatap Se
Young. Se Young heran ada apa, apa tempat yang dijual itu kurang bagus. Seok Hoon
bilang tempat itu memiliki lalu lintas dan nilai yang bagus. Se Young semakin
heran lalu kenapa, apa yang Seok Hoon pikirkan. Seok Hoon menyarankan agar Se Young
jangan terlalu percaya sepenuhnya pada Presdir Jang. Se Young tersenyum apa
maksud Seok Hoon mengatakan itu. Seok Hoon menilai semua yang ia dan Se Young
bicarakan dengan Presdir Jang tak ada satupun yang tertulis, ia takut Se Young
akan berada dalam posisi yang tidak baik jika Presdir Jang lepas tangan.
Se Young meyakinkan itu
tak akan terjadi, bukankah terakhir kali ketika ia dan Seok Hoon membutuhkan
dana Presdir Jang yang memberikan pinjaman. Seok Hoon menyela mengatakan waktu
itu Se Young adalah Presdir Dongsung tapi sekarang bukankah tidak lagi, sekarang
Se Young ini bukan kandidat yang menarik bagi seorang investor.
Wajah Se Young berubah
dingin, ia menatap tajam Seok Hoon. “Kau tak suka rencanaku, atau kau sedang
menghinaku?”
Seok Hoon bilang bukan itu
maksudnya tapi begitulah Se Young memahami apa yang Seok Hoon ucapkan. “Bahwa
aku tak bisa melakukan apapun tanpa dukungan Dongsung, itu yang sedang kau
katakan.”
Seok Hoon berkata bahwa
yang ia maksud adalah agar ia dan Se Young tak terburu-buru hanya untuk
membuktikan sesuatu. Se Young meminta Seok Hoon tak perlu khawatir sebanyak
itu, ia bekerja dengan langkahnya sendiri berdasarkan rencananya.
Ya keduanya berbeda
pendapat nih...
Se Young kemudian
mengatakan kalau tadi ia pulang ke rumah. Ia rasa dirinya menjadi sensitif setelah
bertemu ayahnya. Seok Hoon yang mengerti meminta Se Young untuk bersantai dan
beristirahat saja untuk hari ini. Ia yang akan menyelesaikan semuanya.
Min Woo dan Hong Joo
berada di kamar berdua. Min Woo memanggil istrinya agar segera ke tempat tidur
namun Hong Joo sedikit canggung.
Hong Joo mematikan lampu
dan berbaring di samping suaminya. Ia bersandar pada Min Woo. Min Woo membuka
obrolan dengan menanyakan apa saja yang Hong Joo lakukan hari ini. Hong Joo
bilang ia pergi ke mall. Min Woo menilai itu bagus, menyenangkan jika Hong Joo
sesekali pergi keluar.
Hong Joo memandang wajah
suaminya seolah ingin mengatakan sesuatu. Ketika Min Woo bertanya ada apa, Hong
Joo bilang bukan apa-apa. Min Woo merasa kalau Hong Joo ini pasti belum mengenal
diri Hong Joo sendiri. Hong Joo heran tentang apa. Min Woo menyahut kalau Hong
Joo sama sekali tidak tahu betapa seksinya Hong Joo ketika menatapnya begitu.
(wehehehehe bisa aja nih)
Min Woo akan mencium
istrinya namun tiba-tiba pintu kamar dibuka.
Yoon Ah masuk ke kamar ayahnya
sambil membawa bantal. Hahaha.
Yoon Ah langsung naik ke
tempat tidur ngedesel di tengah antara Min Woo dan Hong Joo. Ia langsung
berbaring disana. Min Woo menatap anak itu dengan tatapan heran.
Yoon Ah mengatakan ia tak
bisa tidur karena bermimpi buruk. Min Woo menyuruh putrinya untuk tidur di
kamar sendiri namun Yoon Ah tak mau, ia ingin tidur dengan ayahnya. Hahahaha.
Ketika sedang membuat
rencana pekerjaan Seok Hoon menerima sms dari Se Young yang mengatakan bahwa Se
Young akan pergi tidur sekarang. Seok Hoon membalas sms itu menyruuh Se Young
lekas beristirahat menggantikannya yang masih bekerja.
Se Young beranjak ke
tempat tidur namun sebelum itu ia menyalakan rekaman, seperti puisi untuk
pengantar tidurnya.
-Aku selalu gelisah saat
kau bersamaku. Masa depanmu akan jadi tak menentu karena aku. Masa depanku akan
jadi tak menentu jika kau terus berusaha meninggalkan aku. Tapi aku juga tak
bisa melepaskanmu pergi. Aku selalu mengkhawatirkan hari saat kau mungkin
meninggalkanku. Kau selalu mengatakan padaku sesuatu saat kesulitan menyerang
kau tak punya anggota tubuh jadi aku akan memegangmu erat. Aku tahu bahwa kau
harus meninggalkanku tapi aku tak bisa melepaskanmu pergi-
Keesokan harinya Hong Joo
menyiapkan sarapan untuk anak-anak. Anak-anak sepertinya menyukai makanan yang
disiapkan. Hong Joo meminta Yoon Ah menikmati sarapan. Yoon Ah cuek saja sambil
mengunyah sarapannya.
Hong Joo tak tahu apa Yoon
Ah menyukai makanan ini atau tidak, ia mendengar Yoon Ah menyukai kari jadi ia
memutuskan untuk menjadi koki membuat kari. Mengetahui masakan yang dimakannya
dibuat oleh Hong Joo, Yoon Ah jadi terdiam tak melanjutkan makannya.
Yoon Ah menghentikan
makannya dan berlari ke toilet. Disana ia memuntahkan semua makanan yang
dimakannya tadi.
Hong Joo yang mengejar Yoon
Ah dan mengetahui Yoon Ah sengaja memuntahkan makanan buatannya hanya bisa
terdiam sedih.
Di ruang tamu, ibu Min Woo
memperhatikan apa yang terjadi.
Bersambung ke part 2
Beneran deh saya susah membangun semangat buat nulis lagi setelah libur nulis hehehe. Memulainya itu lho susah banget. Semoga saya bisa menyelesaikan sinopsis drama ini sampai akhir bulan Oktober karena di bulan November ada drama baru yang rencananya akan saya recaps. Semangat.... Semangat....
Drama ini sudah tamat, jadi saya harap readers tidak berkomentar yang mengandung spoiler karena saya sendiri belum tamat nontonnya. Trims ya...
TRIMS TOO mbak anis sudah membangun semangat buat ngelanjutin drama ini lagi meski kali ini tanpa mbak inda hehe
ReplyDeletekebaca tuh drama novembernya, tapi gatau lagi ada berapa drama di bulan november yang mau direkap LOL
SEMANGAT ya mbak anis ^^ *peluk,peluk...
SEMANGAT... SEMANGAAT... SEMANGAAAT....!!!
DeleteDITUNGGU PAKE BANGET BANGET BANGET PART 2 NYA YAAAA... TENGKIYUUU...!!!
ReplyDeleteMksih mb sinopx...setelh sekian lama bolak-balik untuk ngecek akhirx dilnjutin lgi...
ReplyDeleteSmngat mb..dan sehat selalu..
Makasih ya nis, dah lanjutin sinopnya.
ReplyDeleteSemoga kami2 yg tetap setia menanti sinop ini bs jd penyemangat Anis tuk terus nulis :)
Tetep jg kesehatan coz kegiatan di dunia nyata jg pasti berat.
Ita