Thursday, 30 October 2014

Mama - Nothing to Fear Episode 6 Part 2

Ji Sub mengetuk pintu studio Seung Hee namun tak ada sahutan dari dalam. Ia pun mengintip melalui jendela, tak ada Seung Hee disana. Ada sebuah ide terlintas di kepalanya.
Ji Sub menurunkan tangga dari lantai 2 ke lantai 1 bagian dalam. Ia pun masuk ke studio dengan menuruni tangga itu.
Ji Sub tampak mencari sesuatu di laci. Ia merasa sepertinya Seung Hee menaruhnya disini. Ia pun menemukan apa yang dicari, botol kosmetik Seung Hee yang berisi obat.
Di laci itu juga Ji Sub menemukan foto Seung Hee bersama anak kecil. Ia heran siapa anak kecil itu, apa mungkin keponakan Seung Hee.
Seung Hee menuju mobilnya yang terparkir di parkiran apartemen. Di parkiran itu ada Sena yang menunggu ibu Han Se. Sena terus memperhatikan Seung Hee yang masuk ke mobil.

Ibu Han Se masuk ke mobil Sena dan mengatakan kalau ia sudah menemukan apartemen yang luasnya sekitar 534 meter persegi, apa rumah ukuran segitu sudah cukup besar untuk satu orang tua. Sena tak memperhatikan apa yang ibu Han Se katakan, ia cukup penasaran dengan Seung Hee yang baru saja masuk mobil.

Sena menebak Seung Hee pasti tinggal di lingkungan apartemen ini. Ibu Han Se melihat ke arah yang dilihat Sena, ia tanya bagaimana Sena bisa kenal ibunya Geu Roo. Sena bilang seung hee datang ke salonnyabeberapa waktu lalu bersama kakak iparnya (ji eun) ibu han se memberi tahu kalau seung hee itu wanita yang tinggal di penthouse, dia itu yang ia bicarakan saat berada di spa sena kemarin.

Sena tak menyangka kakak iparnya ternyata memiliki teman yang punya mobil impor, bukan teman yang seorang ksatria berbaju baja. Ibu Han Se tak mengerti apa maksudnya. Sena tertawa lain kali ia akan menceritakannya pada ibu Han Se.
Sena menyampaikan pada ibu mertuanya bahwa ia sudah menemukan rumah berukuran 534 meter persegi untuk mertuanya. Tapi mertuanya jelas saja tak sudi tinggal di rumah yang kecil begitu, ia tak akan bisa bernafas tinggal di tempat yang seperti itu. “Kenapa kau tidak rencanakan saja pemakamanku dan membuatku tercekik dan mati?”

Young Jin mengatakan kalau tempat itu bersih, setidaknya ibunya pergi kesana untuk melihat-lihat. Ibu meminta Young Jin diam, ia tadinya setuju untuk tinggal di rumah sendiri karena ia bosan melihat Sena, tapi sekarang batalkan saja rencana itu, bukankah Young Jin tahu selama ini ia tak pernah tinggal di rumah yang lebih kecil dari 1800 meter persegi.
Sena bilang sekarang saatnya kesempatan ibu mertuanya untuk pindah ke sebuah tempat yang seperti itu, meskipun tinggal di tempat yang seperti itu ibu bisa belajar untuk menghargai apa yang ibu miliki. Ibu kesal apa Sena ingin ia keluar dari rumah ini, lebih baik Sena saja yang keluar. Kenapa ia harus pergi ke tempat yang seperti itu ketika ia sudah punya rumah. Sena bilang ini bukan rumah ibu mertuanya. Ibu berkata rumah putranya adalah rumahnya. Sena bilang kalau rumah ini sudah berubah menjadi namanya.
Ibu jelas saja kaget, ia menatap marah Young Jin. Young Jin tak berani menatap ibunya yang marah. Ibu yang terkejut merasakan pusing di kepalanya. Young Jin cemas apa ibunya baik-baik saja. Ibu yang marah akan memukul Young Jin, tapi ia malah melampiaskan marahnya dengan melempar sesuatu ke Sena. Ia berteriak marah tak ingin melihat wajah Sena. Sena yang kesal keluar dari kamar ibu mertuanya. Young Jin menyusul istrinya.
Young Jin meminta istrinya menemukan rumah lain. Tapi Sena tidak mau. Young Jin berkata kalau ia akan menutup biaya rumah yang sekarang sudah Sena pilih dan cari rumah lain. Sena bilang masalahnya bukan uang, ia hanya tak bisa memahami ibu Young Jin. Young Jin bilang Sena tak harus memahami ibunya, batalkan saja perjanjian sewa rumah itu. Sena sekali bilang ia tak bisa melakukan itu. Young Jin mengeraskan suaranya bilang kalau ibu sudah membuat jalan tengah jadi Sena juga harus melakukannya. Sena juga mengeraskan suaranya berkata kalau hal ini sudah terjadi sejak keduanya menikah, ini adalah jalan tengah ibu yang pertama kali kenapa Young Jin hanya memikirkan dari sudut pandang ibu Young Jin saja. Young Jin semakin kesal lalu apa yang Sena ingin ia lakukan. Sena meminta Young Jin membujuk ibu. Young Jin tambah emosi, “Hei sudahlah, kira bercerai saja!”

“Apa kau serius?” Sena tak takut dengan gertakan cerai itu.

Young Jin serius, jika ia dan Sena hidup terus seperti ini lebih baik keduanya bercerai saja.
Ibu yang mendengar itu keluar dari kamar. Ia tak mengizinkan putranya menceraikan Sena karena itu hanya akan menguntungkan Sena saja, keduanya tak boleh bercerai.
Seung Hee sampai di rumah usai pergi belanja sayuran. Bona main bersama Geu Roo di kamar. Bona bilang Geu Roo tidak seharusnya merasa iri bukankah Geu Roo memiliki segalanya. Geu Roo menjawab tidak, ia iri dengan anak-anak yang memiliki ibu. Seung Hee mendengar obrolan kedua anak itu dari depan pintu kamar Geu Roo yang terbuka.
Bona heran bukankah Geu Roo juga memiliki ibu. Geu Roo bilang bukan ibu yang seperti ibunya. Seung Hee yang mendengar apa yang Geu Roo ucapkan terkejut terdiam mendengar ucapan putranya. Tanpa terasa belanjaan yang ada di tangannya jatuh begitu saja.
Bona dan Geu Roo terkejut mendengar benda yang terjatuh, keduanya segera keluar kamar dan terkejut melihat ada Seung Hee di depan kamar Geu Roo. Seung Hee segera merapikan belanjaannya. Bona menyapa Seung Hee. Geu Roo tanya apa ibunya sedang menguping di depan kamarnya. Seung Hee tak menjawab, setelah merapikan belanjaan ia menuju dapur.

Bona jadi tak enak, ia menyalahkan Geu Roo yang bicara seperti tadi. Geu Roo akan mengantar Bona pulang karena sudah malam. Bona bilang tak usah, ia bisa pulang sendiri. Bona pamit pulang pada Seung Hee.
Geu Roo marah kenapa ibunya menguping pembicaraan orang lain, berapa banyak yang sudah ibunya dengar. Seung Hee menjawab semuanya. Geu Roo tanya lagi kenapa ibunya tidak marah setelah mendengar semunya. Seung Hee mencoba mengerti semuanya, ia hanya ingin berhubungan baik dengan Geu Roo.
Geu Roo mencibir, “ibu tak akan pernah menjadi seorang ibu yang baik. Karena pada akhirnya ibu datang ke Korea dan meninggalkan aku.”

Seung Hee berusaha membela diri bahwa Geu Roo tidak tahu semuanya atas apa yang terjadi. Tapi Geu Roo meyakini itu karena menurut apa yang ia perhatikan ibunya ini akan menikah dan pasti memiliki anak lain setelah meninggalkannya dengan ahjumma (Ji Eun) “Bukankah ibu berencana untuk mengunjungiku hanya sekali setiap dua atau tiga tahun?”
Seung Hee sedih mendengar ucapan putranya, ia hampir menangis, “aku berharap aku bisa melihatmu setidaknya setiap dua atau tiga tahun.” (Huwaaaa sedih)
“No, thank you.” sahut Geu Roo membuat hati Seung Hee semakin sedih. “Sama seperti aku yang tidak pernah meminta untuk terlahir sebagai anakmu, ibu bukanlah ibuku karena kau menginginkannya. Jika ibu tak menyukaiku, ibu bisa meninggalkan aku. Aku tak keberatan. Aku merasakan hal yang sama. Ibu seharusnya meninggalkan aku lebih awal.

Ibu seharusnya menyerahkan aku untuk diadopsi sebelum aku tahu kalau ibu itu ada. Ibu seharusnya mengaborsi aku saja.” ucap Geu Roo dengan nada tinggi yang emosi.
Mata Seung Hee berkaca-kaca mendengar ucapan putranya yang sungguh menyakiti hatinya, “Baik. Satu hal yang lebih aku sesali dari kelahiranku adalah melahirkanmu. Kenapa, kenapa aku melahirkanmu ke dunia ini dan jadinya seperti ini.”
Geu Roo kecewa mendengar ucapan dari ibunya, namun ia berusaha untuk tak sedih. “Kalau begitu segeralah pergi. Secepat mungkin.” Geu Roo yang kecewa pergi dari sana.
Air mata Seung Hee akhirnya tumpah. Ia merasakan hatinya sangat sakit setelah mendengar dan mengucapkan perkataan yang menyakitkan itu, perkataan yang sungguh bukan dari dalam hatinya.
Tae Joo menemui Kang Rae Yeon disebuah kafe. Ia minta maaf, ia tahu bahwa dalam situasi ini memang mudah untuk salah paham terhadapnya. Rae Yeon bisa menebak, Tae Joo pasti tidak akan bercerai dan akan kembali hidup bersama dengan istri Tae Joo. Namun ia lebih suka seperti itu. Tae Joo bilang bukan itu yang ia maksud.

Rae Yeon ingin bertanya satu hal pada Tae Joo karena ingin tahu. “Tak peduli bagaimana permulaan hubungan kita, apa kau memiliki saat dimana kau benar-benar menyukaiku?”

“Tidak ada.” jawab Tae Joo tegas.
Jawaban Tae Joo benar-benar membuat Rae Yeon kecewa. Ia yang marah menyiramkan wine ke wajah Tae Joo. Ia memperingatkan bahwa Tae Joo tak akan pernah berhasil, orang-orang yang menjadi sukses tahu orang-orang mana yang mereka butuhkan dan apa yang mereka butuhkan. Ia yang marah meninggalkan tempat itu lebih dulu.
Untuk menghilangkan kesedihan dan kekesalannya Geu Roo bermain basket sendirian. Tae Joo yang mencari angin segar pun tiba di tempat Geu Roo bermain basket. Bola basket menggelinding ke arahnya, ia mengambil bola itu dan terkejut melihat yang bermain basket itu Geu Roo. Ia melemparkan bola itu kembali ke Geu Roo.
Tae Joo menanyakan apa Geu Roo datang jauh-jauh ke sini untuk bermain basket. Bukannya menjawab Geu Roo malah balik bertanya, bagaimana dengan ahjussi sendiri. Tae Joo berkata kalau ia sedang ingin kesini. Ia ingin berpikir di tempat yang tidak ada orang. Geu Roo menyahut kalau ia juga begitu. Geu Roo kembali memainkan bola basketnya. Tae Joo memperhatikan permainan basket Geu Roo.

Tae Joo meminta Geu Roo melemparkan bola itu padanya. Geu Roo menatap heran. Tae Joo mengingatkan bukankah ia sudah berjanji kalau ia dan Geu Roo akan bermain basket bersama, sekarang lah saatnya. Geu Roo pun melemparkan bola basket ke Tae Joo.
Keduanya pun bermain basket. Asyik banget liatnya...
Lelah bermain basket keduanya duduk sambil menikmati es. Tae Joo berkata ia sudah lama sekali terakhir kali ia bermain basket dan ini membuat perasaannya menjadi lebih baik. Ia mengajak Geu Roo bermain basket lagi di lain waktu. Geu Roo tanya kapan, dimana.
Tae Joo tersenyum Geu Roo begitu antusias dengan ajakannya. “Kau sungguh lucu.” ucapnya sambil mengusap-usap kepala Geu Roo.

“Jangan lakukan itu.” Geu Roo sewot diperlakukan seperti itu. Tae Joo tertawa.
Di kamar, Ji Eun teringat ucapan ibu mertuanya yang memintanya untuk bersikap baik pada Tae Joo. Ia yang akan mengatasi yang lainnya.
Tae Joo masuk ke kamar membawakan minuman untuk Ji Eun. Ji Eun diam saja ketika Tae Joo menyodorkan minuman itu padanya. Tae Joo tanya haruskah ia menyupi Ji Eun (wehehehe) Ji Eun yang kesal menerima gelas minuman itu dan langsung meneguknya sampai habis dan mengembalikan gelas itu dengan kasar.

Tae Joo yang berusaha bersikap baik pada istrinya berkata kalau istrinya ini sepertinya tidak kelihatan senang hari ini. Ji Eun menyahut kalau ia sendiri tidak tahu, hanya saja ada sesuatu yang mengganggu dan tertahan. Tae Joo memperhatikan sekeliling kamar menebak mungkin karena udaranya panas.
Tae Joo mengambil selimut dan menggelarnya di lantai. Ji Eun heran apa yang Tae Joo lakukan. Tae Joo bilang bukankah Ji Eun sedang kelelahan, ia ingin Ji Eun tidur dengan nyaman, jadi ia akan tidur di lantai saja. Ji Eun bilang tidak apa-apa dan meminta Tae Joo tidur di kasur saja.
Ji Eun langsung merebahkan tubuhnya. Tae Joo pun segera naik ke tempat tidur. Karena perasaannya masih kesal Ji Eun menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya, hahaha.
Seung Hee menggedor pintu kamar lantai dua dimana Ji Sub tinggal. Hari untuk ia bertemu dengan perwakilan perusahaan (Moon Tae Joo) adalah hari ini. Tapi Ji Sub tak ada disana. Ia menerima sms dari Ji Sub,

‘Aku bukan sekretarismu. Jadi jangan pernah bermimpi tentang itu.’

Seung Hee menahan kesal.
Asisten Lee memberi tahu Tae Joo kalau tadi Stella Han menelepon, dia bilang sudah meninjau kontrak yang kita berikan kemarin. Hal yang harus Tae Joo lakukan adalah sampai di tempat tepat jam 2 siang dan memberikan cap. Tae Joo mengerti sebelum ia pergi ia akan mampir ke kantor administrasi.
Salah seorang karyawan wanita bertanya pada Asisten Lee apakah Manajer Moon bekerja sendiri di proyek Stella Han. Asisten Lee berkata bukankah Manajer Moon memiliki kita sebagai pendukung kuat. Karyawan wanita itu bertanya-tanya apakah gosip tentang Direktur Kang dan Manajer Moon hanya isapan jempol saja. Asisten Lee menyahut tentu saja, Manajar Moon itu seorang pemimpin yang menunjukan pada kita bahwa seorang pria bisa berhasil ketika tetap memegang etika dan norma sosial meskipun banyak orang lain yang menjadi pelayan kekuasaan.
Ji Sub bersama Tae Hoon sampai di suatu jalan. Ia akan balapan motor dengan teman-temannya. Di belakang Suzy mengendarai motor mengejar Ji Sub. Suzy terus berteriak pada Ji Sub agar pergi bersamanya.

Ji Sub berpesan pada Tae Hoon lain kali jangan membawa Suzy lagi karena itu menjengkelkan. Tae Hoon bilang Suzy itu sangat menyukai Ji Sub, bagaimana ia bisa menolaknya. Suzy memanggil Tae Hoon memintanya untuk membawa motornya.
Ponsel Ji Sub bunyi, telepon dari temannya yang ia mintai tolong menyelidiki obat yang dikonsumsi Seung Hee. Ia nampak terkejut mendengar penjelasan dari temannya itu. Ia pun teringat akan permintaan Seung Hee yang meminta bantuan padanya untuk menggantikan Seung Hee datang ke Bella hotel jam 2 siang.
Ji Sub bertanya pada Suzy yang sekarang sudah di dekatnya jam berapa sekarang. Suzy menjawab sekarang jam 12 siang. Ji Sub pun tak mau menunda lagi ia harus pergi. Suzy heran melihat Ji Sub yang terburu-buru, ia ingin ikut bersama Ji Sub. Tapi Ji Sub tak mempedulikan rengekan Suzy dan segera pergi.

Seung Hee pun memutuskaan akan menemui Moon Tae Joo sendiri sebagai Stella Han.
Moon Tae Joo dalam perjalanan menuju Bella Hotel. Ia teringat ucapan Presdir yang menduga dirinya sudah kenal dengan Stella Han. Ia sendiri heran apa mungkin dirinya mengenal Stella Han secara pribadi. Tae Joo berpikir keras, siapa sebenarnya Stella Han ini, apa ia benar-benar kenal baik dengan seniman ini.
Seung Hee sampai di Bella hotel. Begitu pun dengan Tae Joo. Tae Joo sampai di tempat ia janjian dengan Stella Han. Ia celingukan mencari seseorang yang mungkin menunggunya, namun tak ada sosok yang tampak menunggunya. Ia tak tahu seseorang seperti apa yang akan ia temui ini. Ia pun menunggu di tempat itu.
Dan ternyata.... Ji Sub pun ada di tempat itu duduk membaca majalah, ia mengenakan pakaian rapi. Ia melihat Seung Hee berjalan menuju lift. Ia teringat ucapan temannya tentang obat itu.

“Ini penghilang rasa sakit yang sangat kuat. Ini tidak digunakan untuk pengobatan apapun. Dia pasti menderita penyakit yang serius. Tingkat rasa sakitnya hanya untuk penyakit yang gawat.” Teman Ji Sub yang mungkin seorang dokter ini pun bertanya siapa yang meminum obat ini. Ia ingin bertemu orang itu.
Ji Sub menyusul Seung Hee yang berdiri di depan lift. Ia menarik pelan tangan Seung Hee. Seung Hee kaget melihat Ji Sub ada disana. Ji Sub mengatakan kalau ia sudah memutuskan untuk menjadi sekretarisnya Seung Hee. Seung Hee heran kenapa tiba-tiba Ji Sub berubah pikiran. Ji Sub beralasan kalau ia menolak, Seung Hee mungkin akan bosan padanya jadi jangan terlalu terkesan akan keputusannya ini. Ji Sub tanya apa yang harus ia lakukan, katakan saja.
Ji Sub menemui Moon Tae Joo sambil membawa map berisi kontrak yang sudah disetujui oleh Seung Hee. Tae Joo jelas saja terkejut melihat utusan Stella Han adalah pria yang tinggal di lantai dua studio Stella Han.
Min Joo dan ibunya keluar dari kediaman ibu Han Se. Ibu Min Joo yang tampak tergesa-gesa akan menghubungi seseorang sambil menggerutu, “mereka bilang tidak ada satu laki-laki yang bisa dipercaya.”

Dari balkon rumah ibu Han Se memanggil ibu Min Joo. Ia meminta ibu Min Joo merahasiakan apa yang keduanya bicarakan tadi. Ibu Min Joo tersenyum berkata tentu saja, ia tahu dirinya yang kurang berpendidikan tapi ia ini memiliki mulut yang rapat. (halah)
Setelah ibu Han Se kembali masuk ke rumah, Min Joo kesal kenapa ia harus ikut les matematika bersama Han Se. Ibu Min Joo berkata apa putrinya ini tahu berapa bayaran les matematika itu, bagaimana pun juga putrinya ini sudah masuk dalam kelompok diskon berkat bantuan ibunya Han Se. Min Joo merajuk mengait tangan ibunya, ia ingin berteman dengan Geu Roo. Ibu Min Joo bilang mulai sekarang putrinya ini akan satu kelompok dengan Han Se.
Ponsel ibu Min Joo berdering, telp dari Ji Eun. Ia meminta putrinya pulang lebih dulu. Ibu Min Joo cemas dari mana saja Ji Eun kenapa tak menjawab teleponnya, apa Ji Eun sakit (oh dari tadi dia itu mau nelp Ji Eun). Ia memiliki sesuatu hal yang harus dikatakan pada Ji Eun. Ji Eun yang sedang menemani Geu Roo makan bertanya ada masalah apa, tak bisakah ibu Min Joo menyampaikan itu lewat telepon saja. Ia bisa menemui ibu Min Joo nanti jam 7 malam.
Geu Roo bertanya pada Ji Eun jam berapa ujian penampatannya besok. Ji Eun menjawab jam 11, ia akan datang kesini utnuk menjemput Geu Roo. Ia menyadari ujian untuk kelas 5 itu agak sulit, apa Geu Roo sudah siap. Geu Roo berkata jika ia gagal ujian ia tak akan bersekolah. Ji Eun heran kenapa tidak akan ke sekolah. Geu Roo tak menjawab.
Ji Eun menemui ibu Min Joo di kafe. Ia terkejut mendengar apa yang ibu Min Joo sampaikan. Ibu Min Joo memahami masalah yang Ji Eun hadapi, dalam kasus ini menurutnya yang terpenting adalah bertahan. (ya ibu Min Joo udah tahu nih soal gosip Tae Joo yang selingkuh)

Ji Eun tanya siapa yang memberitahu ibu Min Joo tentang hal ini. Ibu Min Joo minta maaf tak bisa memberitahu dari mana ia mengetahui ini. Ji Eun berusaha menyangkal bahwa ibu Min Joo sudah salah duga, karena ayahnya Bona tak akan melakukan itu. Ibu Min Joo harap Ji Eun bisa jujur padanya, ia lebih nyaman berpura-pura tidak tahu. Tapi jika ia menahan untuk dirinya sendiri maka Ji Eun akan berakhir tanpa tahu hidup dengan suami yang tidak setia.
Ji Eun mulai emosi, sekali lagi ia bertanya siapa yang memberi tahu ibu Min Joo tentang hal ini. Ibu Min Joo bilang masalahnya bukan siapa yang memberitahunya. Ji Eun membentak bertanya lagi siapa yang memberi tahu ibu Min Joo. Ibu Min Joo meminta Ji Eun untuk tenang dalam situasi seperti ini. Ji Eun berusaha menahan diri dan kembali menyangkal bahwa apa yang ibu Min Joo katakan itu salah, jadi ia harap ibu Min Joo jangan bicarakan tentang ini pada orang lain dan mengatakan seolah-olah khawatir tentangnya. Ji Eun yag emosi pergi lebih dulu dari sana.
Ji Eun memanggil Seung Hee untuk menemuinya. Seung Hee heran kenapa Ji Eun tak masuk ke rumah saja. Ji Eun diam saja membuat Seung Hee tambah heran.

Ji Eun langsung to the point, apa Seung Hee pernah menyebut perselingkuhan suaminya di depan orang lain. Seung Hee tak mengerti apa yang Ji Eun katakan. Ji Eun bertanya apa Seung Hee membicarakan perselingkuhan suaminya pada ibu Min Joo. (karena sebelumnya Ji Eun pernah melihat Sueng Hee ngobrol sama ibunya Min Joo) Seung Hee menjawab tidak. Ji Eun bertanya lagi, lalu bagaimana ibu Min Joo mengetahui ini, kalau Seung Hee tidak mengatakannya bagaimana ibunya Min Joo bisa tahu tentang masalah itu.
Seung Hee kini paham Ji Eun menuduh dirinya menyebarkan perselingkuhan Tae Joo pada ibu Min Joo, apa Ji Eun pikir ia yang melakukan itu. Ji Eun bilang ya, karena Seung Hee satu-satunya yang tahu sedangkan dirinya tak memberitahukan ini pada siapapun selain Seung Hee. Ji Eun kecewa sekali, ia merasa sekarang lebih dikhianati daripada ketika ia tahu tentang perselingkuhan itu, bagaimana bisa Seung Hee melakukan ini padanya.

Seung Hee meminta Ji Eun tenang dan mengajak bicara di dalam rumah. Ji Eun yang sudah emosi bilang kalau gosip ini akan menyebar ke tetangga bagaimana ia bisa tenang. “Ini bukan masalah besar bagimu karena kau begitu hebat. Tapi tidak bagiku, aku membenci ini. aku benci ketika orang-orang bergosip tentang aku.”

Seung Hee menilai ini malah bagus, “kau khawatir suamimu tidak akan kembali padamu. Dia akan kembali. Jika gosip itu menyebar orang akan tahu tentangmu jadi kau bisa berhenti berpura-pura dan hidup dengan nyaman.”

Ji Eun kesal Seung Hee sama saja seperti ibu-ibu yang lain. “Apakah kau ingin menghancurkan kehidupanku karena aku terlihat lebih bahagia daripada kau?”

Seung Hee berkata bahwa ia tak pernah sedikitpun berpikir bahwa Ji Eun hidup lebih bahagia daripada dirinya. “Aku menyadari terdapat misteri tentang arti kebahagiaan. Dan juga kebahagaiaan dalam dunia ini terlihat seperti tidak bahagia.”

Ji Eun yang sedang kecewa menebak Seung Hee ini pasti sedang mempermainkannya. Ia sangat marah, “aku tak ingin bertemu denganmu lagi.” Ji Eun akan pergi tapi Seung Hee menahan tangannya. Ji Eun menarik paksa tangannya, ia yang tak mau bicara lagi dengan Seung Hee, pergi dengan penuh kekesalan.
Ji Eun merenung di rumah, ia tak mengerti kenapa Seung Hee begitu tega mengatakan rahasia rumah tangganya pada orang lain. Ia benar-benar kecewa dan sedih.
Penyakit Seung Hee kambuh, ia merasakan sakit yang teramat sangat di perutnya. Ia juga merasa perutnya mual dan mau muntah. Ia akan menuangkan minuman untuk meredakan sedikit sakit di perutnya, namun ketika ia menuangkan air gelasnya malah terjatuh di lantai dan pecah.
Geu Roo yang mendengar ada sesuatu yang pecah keluar dari kamarnya. Ia heran melihat ibunya seperti itu, “apa yang ibu lakukan disana?” tanya Geu Roo.

Dengan suara terputus-putus karena menahan rasa sakit Seung Hee melarang Geu Roo mendekat padanya. Tapi Geu Roo yang penasaran malah mendekat. Seung Hee meninggikan suara menyuruh Geu Roo pergi dari sana dan kembali tidur saja. Geu Roo mulai khawatir.
Seung Hee tak bisa memperlihatkan dirinya yang seperti ini di depan Geu Roo. Geu roo semakin penasaran apa yang terjadi pada ibunya, ia yang khawatir pun kembali mendekat.
Seung Hee mendorong kursi hingga terbalik dan membentak menyuruh Geu Roo pergi dari sana. Geu Roo kesal ibunya tiba-tiba membentaknya seperti ini padahal ia begitu mengkhawatirkan ibunya. Ia yang marah pergi dari sana. Seung Hee berusaha menahan sekuat tenaga rasa sakit yang teramat sangat.
Geu Roo kembali ke kamar dan membanting pintu kamarnya. Ia benar-benar tak mengerti dengan sikap ibunya. Kenapa ia malah dibentak dan dimarahi tanpa sebab yang jelas seperti ini.
Keesokan harinya di perusahaan, sebelum melakukan perjalanan bisnis Presdir berkata pada Direktur Kang Rae Yeon bahwa sesampainya di tempat tujuan ia akan menelepon jadi ia minta Direktur Kang.

Presdir teringat akan kontrak dengan Stella Han, ia akan membicarakan itu dalam perjalanan menuju bandara bersama Tae Joo. Tae Joo mengerti, ia pun ikut mengantar presdir ke bandara.
Ji Eun beres-beres rumah, tanpa disengaja ia menjatuhkan hiasan batu hingga pecah berantakan. Ponselnya bunyi, telepon dari Bona yang bertanya kenapa ibunya tak datang membawa Geu Roo, bukankah ibunya ini bilang akan mengantar Geu Roo untuk mengikuti ujian. Ia akan ke sekolah setelah menyelesaikan les nya. Ji Eun menyampaikan pada putrinya kalau ia tak akan ke sekolah, ibunya Geu Roo yang akan melakukan itu. Ia menyuruh Bona lekas pulang.
Seung Hee yang baru saja sampai di studionya menerima telepon dari sekolah yang mengabarkan bahwa ada ujian penempatan untuk Geu Roo akan dilaksanakan hari ini, tapi Geu Roo belum tiba di sekolah, ia bertanya apa terjadi sesuatu pada Geu Roo. Seung Hee mengatakan sudah ada seseorang yang berjanji mengantar Geu Roo ke sekolah, ia yang heran pun berkata bahwa ia akan segera mengantar Geu Roo.
Seung Hee menelepon Bona, Bona diminta olehnya untuk mengecek apakah Geu Roo ada di rumah atau tidak. Bona yang bicara di telepon dengan Seung Hee mengatakan di rumah Seung Hee tak ada sahutan dari Geu Roo. Ia sudah berulang kali menekan bel rumah. Ponsel Geu Roo juga tak aktif. Ibunya juga tak tahu dimana keberadaan Geu Roo.
Ji Eun berdiam diri di rumah, Seung Hee meneleponnya tapi ia yang masih marah pada Seung Hee tak menjawabnya. Seung Hee yang dalam perjalanan menuju rumah Ji Eun. Ia yang mengkhawatirkan putranya berulang kali mencoba menghubungi Geu Roo dan Ji Eun.
Seung Hee mengetuk keras pintu rumah Ji Eun. Ji Eun keluar membukakan pintu. Seung Hee berkata bukankah Ji Eun berjanji akan mengantar Geu Roo ke sekolah. Ji Eun yang masih kesal berkata apa Seung Hee datang ke rumahnya hanya untuk bertanya padanya tentang hal ini, memangnya apa yang ia tahu tentang masalah anaknya Seung Hee. Ia tak peduli.

Seung Hee yang cemas bukan main mengerti, ia minta maaf. Ia harap Ji Eun membantunya. “Kau lebih tahu daripada aku dimana kemungkinan Geu Roo berada. Aku mohon tolong temukan Geu Roo.” pinta Seung Hee. Melihat Seung Hee yang begitu memohon, Ji Eun pun tak kuasa menolaknya.
Seung Hee celingukan di taman bermain untuk mencari Geu Roo, tapi anak itu tak ada disana. Ji Eun juga mencari Geu Roo di sepanjang jalan. Tapi ia juga tak menemukan anak itu.
Tae Joo mengantar Presdir ke bandara. Presdir meminta Tae Joo menggantikan dirinya agar mengatur pertemuan dengan staff-nya Stella Han. Ia menekankan bahwa proyek ini sangat penting, jadi penting sekali untuk membangun sebuah tim yang kuat. Tae Joo mengerti ia akan melaksanakannya.
Ternyata Geu Roo juga ada di bandara, ia berniat kabur ke Kanada. Namun petugas bandara tak mengizinkan anak di bawah umur ke luar negeri sendirian tanpa wali. Geu Roo berselisih dengan petugas bandara menggunakan bahasa inggris.
Tae Joo yang masih berada di sana terkejut melihat Geu Roo ada disana. Ia menghampiri Geu Roo. Geu Roo terkejut melihat Tae Joo. Tae Joo bertanya menggunakan bahasa Korea apa yang Geu Roo lakukan disini. Petugas bandara bertanya pada Tae Joo apa kenal dengan anak ini. Tae Joo menjawab Geu Roo ini teman anaknya.

Geu Roo kembali berkomunikasi menggunakan bahasa inggris. Tae Joo heran kenapa berbicara pake bahasa inggris segala bukankah bahasa Korea Geu Roo sudah lancar. Geu Roo pun tak bisa berkutik lagi.
Tae Joo membawa Geu Roo meninggalkan bandara. Di dalam mobil Tae Joo tertawa, “apa yang membuatmu berpikir pergi ke Kanada tanpa memberitahu ibumu? Karena kau tinggal di luar negeri, bahkan melarikan diri dari rumah adalah hal yang umum. Kenapa kau bertengkar dengan ibumu?” Geu Roo tak menjawab, ia hanya bisa menarik nafas kesal. Tae Joo berkata jika ia tak menangkap basah Geu Roo yang akan kabur dari rumah maka Geu Roo akan menjadi anak hilang internasional.
Tae Joo menerima telepon dari istrinya yang menanyakan bagaimana Tae Joo menemukan Geu Roo, dimana Tae Joo menemukan Geu Roo, apa anak itu baik-baik saja. Tae Joo akan menceritakan detailnya nanti, ia akan sampai di rumah Geu Roo 10 menit lagi. Ia meminta Ji Eun memberitahu ibunya Geu Roo.

Geu Roo yang menyadari dirinya tak jadi kabur dari rumah hanya bisa kembali menarik nafas kesal.
Ji Eun yang masih kesal pada Seung Hee menyuruh Bona menelepon Seung Hee untuk memberitahukan bahwa Seung Hee tak usah khawatir karena Geu Roo akan segera pulang dalam 10 menit lagi. Bona menyampaikan pada Seung Hee apa yang ibunya katakan. Seung Hee lega mendengarnya ia berterima kasih pada Bona. Seung Hee segera bergegas pulang.
Tae Joo sampai di depan kompleks apartemen Geu Roo. Geu Roo menarik paksa koper miliknya yang dikeluarkan oleh Tae Joo dari dalam mobil. Tae Joo mengikuti Geu Roo dari belakang.

Geu Roo heran kenapa Tae Joo mengikutinya. Tae Joo bilang ia akan pulang jika sudah melihat Geu Roo masuk ke rumah. Geu Roo meminta lebih baik Tae Joo pergi saja tak perlu mengantarnya.

Tae Joo tentu saja tak bisa meninggalkan Geu Roo begitu saja, “apa kau mengharapkan aku mempercayai anak kecil yang hampir melarikan diri dari rumah? Aku harus memastikan ibumu melihatmu.”

“Ah ahjussi... aku akan masuk saat anda pergi.” gerutu Geu Roo.

Tae Joo bertanya-tanya berapa nomor telepon satpam di komplek ini. Ia merogoh saku baju dan celana mencari ponselnya tapi tak ada, ponselnya ketinggalan di mobil. Ia akan meminjam ponsel Geu Roo, tapi Geu Roo bilang ia tak punya ponsel. Tae Joo akan mengambil ponselnya di mobil dan meminta Geu Roo jangan bergerak sedikitpun dari tempat Geu Roo berdiri.

Ketika Tae Joo akan membuka pintu mobilnya Geu Roo langsung tancap gas lari. Tae Joo terkejut melihat anak itu lari secepat kilat, ia berteriak dan mengejar, “Hei Geu Roo berhenti!”
Disaat yang sama Seung Hee sampai disana. Langkah lari Geu Roo terhenti karena ibunya datang.
Seung Hee terkejut begitu melihat siapa yang mengantar Geu Roo.
Tae Joo sama terkejutnya. Ia bergantian memandang Seung Hee dan Geu Roo.
Geu Roo berdiri diantara Seung Hee dan Tae Joo. Ia bergantian memandang dua orang ini.


Bersambung ke episode 7

3 comments:

  1. Akhirnya bisa comment juga..
    Hp ita lg masalah kali ya, mau comment ga bisa2.

    Makin seru nis, lanjut terus ya..
    Semangat :)

    Ita

    ReplyDelete
  2. Geu Roo ini bhs inggrisnya beneran lancar g sih mb anies...kl iya salut dehh...secara kan cm baca sinopsisnya aja g nonton lgs...hehehehe

    Zhe..

    ReplyDelete
  3. Anis...

    Miss you...

    Miss your synopsis...

    Hope you're healthy..

    Ita

    ReplyDelete

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.