Ji Sub mengetuk pintu
studio Seung Hee namun tak ada sahutan dari dalam. Ia pun mengintip melalui
jendela, tak ada Seung Hee disana. Ada sebuah ide terlintas di kepalanya.
Ji Sub menurunkan tangga
dari lantai 2 ke lantai 1 bagian dalam. Ia pun masuk ke studio dengan menuruni
tangga itu.
Ji Sub tampak mencari
sesuatu di laci. Ia merasa sepertinya Seung Hee menaruhnya disini. Ia pun
menemukan apa yang dicari, botol kosmetik Seung Hee yang berisi obat.
Di laci itu juga Ji Sub
menemukan foto Seung Hee bersama anak kecil. Ia heran siapa anak kecil itu, apa
mungkin keponakan Seung Hee.
Seung Hee menuju mobilnya
yang terparkir di parkiran apartemen. Di parkiran itu ada Sena yang menunggu
ibu Han Se. Sena terus memperhatikan Seung Hee yang masuk ke mobil.
Ibu Han Se masuk ke mobil Sena
dan mengatakan kalau ia sudah menemukan apartemen yang luasnya sekitar 534
meter persegi, apa rumah ukuran segitu sudah cukup besar untuk satu orang tua. Sena
tak memperhatikan apa yang ibu Han Se katakan, ia cukup penasaran dengan Seung Hee
yang baru saja masuk mobil.
Sena menebak Seung Hee
pasti tinggal di lingkungan apartemen ini. Ibu Han Se melihat ke arah yang
dilihat Sena, ia tanya bagaimana Sena bisa kenal ibunya Geu Roo. Sena bilang
seung hee datang ke salonnyabeberapa waktu lalu bersama kakak iparnya (ji eun)
ibu han se memberi tahu kalau seung hee itu wanita yang tinggal di penthouse,
dia itu yang ia bicarakan saat berada di spa sena kemarin.
Sena tak menyangka kakak
iparnya ternyata memiliki teman yang punya mobil impor, bukan teman yang
seorang ksatria berbaju baja. Ibu Han Se tak mengerti apa maksudnya. Sena
tertawa lain kali ia akan menceritakannya pada ibu Han Se.
Sena menyampaikan pada ibu
mertuanya bahwa ia sudah menemukan rumah berukuran 534 meter persegi untuk
mertuanya. Tapi mertuanya jelas saja tak sudi tinggal di rumah yang kecil begitu,
ia tak akan bisa bernafas tinggal di tempat yang seperti itu. “Kenapa kau tidak
rencanakan saja pemakamanku dan membuatku tercekik dan mati?”
Young Jin mengatakan kalau
tempat itu bersih, setidaknya ibunya pergi kesana untuk melihat-lihat. Ibu
meminta Young Jin diam, ia tadinya setuju untuk tinggal di rumah sendiri karena
ia bosan melihat Sena, tapi sekarang batalkan saja rencana itu, bukankah Young Jin
tahu selama ini ia tak pernah tinggal di rumah yang lebih kecil dari 1800 meter
persegi.
Sena bilang sekarang
saatnya kesempatan ibu mertuanya untuk pindah ke sebuah tempat yang seperti
itu, meskipun tinggal di tempat yang seperti itu ibu bisa belajar untuk
menghargai apa yang ibu miliki. Ibu kesal apa Sena ingin ia keluar dari rumah
ini, lebih baik Sena saja yang keluar. Kenapa ia harus pergi ke tempat yang
seperti itu ketika ia sudah punya rumah. Sena bilang ini bukan rumah ibu
mertuanya. Ibu berkata rumah putranya adalah rumahnya. Sena bilang kalau rumah
ini sudah berubah menjadi namanya.
Ibu jelas saja kaget, ia
menatap marah Young Jin. Young Jin tak berani menatap ibunya yang marah. Ibu
yang terkejut merasakan pusing di kepalanya. Young Jin cemas apa ibunya baik-baik
saja. Ibu yang marah akan memukul Young Jin, tapi ia malah melampiaskan
marahnya dengan melempar sesuatu ke Sena. Ia berteriak marah tak ingin melihat
wajah Sena. Sena yang kesal keluar dari kamar ibu mertuanya. Young Jin menyusul
istrinya.
Young Jin meminta istrinya
menemukan rumah lain. Tapi Sena tidak mau. Young Jin berkata kalau ia akan
menutup biaya rumah yang sekarang sudah Sena pilih dan cari rumah lain. Sena
bilang masalahnya bukan uang, ia hanya tak bisa memahami ibu Young Jin. Young Jin
bilang Sena tak harus memahami ibunya, batalkan saja perjanjian sewa rumah itu.
Sena sekali bilang ia tak bisa melakukan itu. Young Jin mengeraskan suaranya
bilang kalau ibu sudah membuat jalan tengah jadi Sena juga harus melakukannya.
Sena juga mengeraskan suaranya berkata kalau hal ini sudah terjadi sejak
keduanya menikah, ini adalah jalan tengah ibu yang pertama kali kenapa Young Jin
hanya memikirkan dari sudut pandang ibu Young Jin saja. Young Jin semakin kesal
lalu apa yang Sena ingin ia lakukan. Sena meminta Young Jin membujuk ibu. Young
Jin tambah emosi, “Hei sudahlah, kira bercerai saja!”
“Apa kau serius?” Sena tak
takut dengan gertakan cerai itu.
Young Jin serius, jika ia
dan Sena hidup terus seperti ini lebih baik keduanya bercerai saja.
Ibu yang mendengar itu
keluar dari kamar. Ia tak mengizinkan putranya menceraikan Sena karena itu
hanya akan menguntungkan Sena saja, keduanya tak boleh bercerai.
Seung Hee sampai di rumah
usai pergi belanja sayuran. Bona main bersama Geu Roo di kamar. Bona bilang Geu
Roo tidak seharusnya merasa iri bukankah Geu Roo memiliki segalanya. Geu Roo
menjawab tidak, ia iri dengan anak-anak yang memiliki ibu. Seung Hee mendengar
obrolan kedua anak itu dari depan pintu kamar Geu Roo yang terbuka.
Bona heran bukankah Geu Roo
juga memiliki ibu. Geu Roo bilang bukan ibu yang seperti ibunya. Seung Hee yang
mendengar apa yang Geu Roo ucapkan terkejut terdiam mendengar ucapan putranya.
Tanpa terasa belanjaan yang ada di tangannya jatuh begitu saja.
Bona dan Geu Roo terkejut
mendengar benda yang terjatuh, keduanya segera keluar kamar dan terkejut
melihat ada Seung Hee di depan kamar Geu Roo. Seung Hee segera merapikan
belanjaannya. Bona menyapa Seung Hee. Geu Roo tanya apa ibunya sedang menguping
di depan kamarnya. Seung Hee tak menjawab, setelah merapikan belanjaan ia
menuju dapur.
Bona jadi tak enak, ia
menyalahkan Geu Roo yang bicara seperti tadi. Geu Roo akan mengantar Bona
pulang karena sudah malam. Bona bilang tak usah, ia bisa pulang sendiri. Bona
pamit pulang pada Seung Hee.
Geu Roo marah kenapa
ibunya menguping pembicaraan orang lain, berapa banyak yang sudah ibunya
dengar. Seung Hee menjawab semuanya. Geu Roo tanya lagi kenapa ibunya tidak
marah setelah mendengar semunya. Seung Hee mencoba mengerti semuanya, ia hanya
ingin berhubungan baik dengan Geu Roo.
Geu Roo mencibir, “ibu tak
akan pernah menjadi seorang ibu yang baik. Karena pada akhirnya ibu datang ke Korea
dan meninggalkan aku.”
Seung Hee berusaha membela
diri bahwa Geu Roo tidak tahu semuanya atas apa yang terjadi. Tapi Geu Roo
meyakini itu karena menurut apa yang ia perhatikan ibunya ini akan menikah dan pasti
memiliki anak lain setelah meninggalkannya dengan ahjumma (Ji Eun) “Bukankah
ibu berencana untuk mengunjungiku hanya sekali setiap dua atau tiga tahun?”
Seung Hee sedih mendengar
ucapan putranya, ia hampir menangis, “aku berharap aku bisa melihatmu
setidaknya setiap dua atau tiga tahun.” (Huwaaaa sedih)
“No, thank you.” sahut Geu
Roo membuat hati Seung Hee semakin sedih. “Sama seperti aku yang tidak pernah
meminta untuk terlahir sebagai anakmu, ibu bukanlah ibuku karena kau
menginginkannya. Jika ibu tak menyukaiku, ibu bisa meninggalkan aku. Aku tak
keberatan. Aku merasakan hal yang sama. Ibu seharusnya meninggalkan aku lebih
awal.
Ibu seharusnya menyerahkan
aku untuk diadopsi sebelum aku tahu kalau ibu itu ada. Ibu seharusnya
mengaborsi aku saja.” ucap Geu Roo dengan nada tinggi yang emosi.
Mata Seung Hee berkaca-kaca
mendengar ucapan putranya yang sungguh menyakiti hatinya, “Baik. Satu hal yang
lebih aku sesali dari kelahiranku adalah melahirkanmu. Kenapa, kenapa aku
melahirkanmu ke dunia ini dan jadinya seperti ini.”
Geu Roo kecewa mendengar
ucapan dari ibunya, namun ia berusaha untuk tak sedih. “Kalau begitu segeralah
pergi. Secepat mungkin.” Geu Roo yang kecewa pergi dari sana.
Air mata Seung Hee
akhirnya tumpah. Ia merasakan hatinya sangat sakit setelah mendengar dan mengucapkan
perkataan yang menyakitkan itu, perkataan yang sungguh bukan dari dalam hatinya.
Tae Joo menemui Kang Rae Yeon
disebuah kafe. Ia minta maaf, ia tahu bahwa dalam situasi ini memang mudah
untuk salah paham terhadapnya. Rae Yeon bisa menebak, Tae Joo pasti tidak akan
bercerai dan akan kembali hidup bersama dengan istri Tae Joo. Namun ia lebih
suka seperti itu. Tae Joo bilang bukan itu yang ia maksud.
Rae Yeon ingin bertanya
satu hal pada Tae Joo karena ingin tahu. “Tak peduli bagaimana permulaan
hubungan kita, apa kau memiliki saat dimana kau benar-benar menyukaiku?”
“Tidak ada.” jawab Tae Joo
tegas.
Jawaban Tae Joo benar-benar
membuat Rae Yeon kecewa. Ia yang marah menyiramkan wine ke wajah Tae Joo. Ia
memperingatkan bahwa Tae Joo tak akan pernah berhasil, orang-orang yang menjadi
sukses tahu orang-orang mana yang mereka butuhkan dan apa yang mereka butuhkan.
Ia yang marah meninggalkan tempat itu lebih dulu.
Untuk menghilangkan
kesedihan dan kekesalannya Geu Roo bermain basket sendirian. Tae Joo yang
mencari angin segar pun tiba di tempat Geu Roo bermain basket. Bola basket
menggelinding ke arahnya, ia mengambil bola itu dan terkejut melihat yang
bermain basket itu Geu Roo. Ia melemparkan bola itu kembali ke Geu Roo.
Tae Joo menanyakan apa Geu
Roo datang jauh-jauh ke sini untuk bermain basket. Bukannya menjawab Geu Roo
malah balik bertanya, bagaimana dengan ahjussi sendiri. Tae Joo berkata kalau
ia sedang ingin kesini. Ia ingin berpikir di tempat yang tidak ada orang. Geu Roo
menyahut kalau ia juga begitu. Geu Roo kembali memainkan bola basketnya. Tae Joo
memperhatikan permainan basket Geu Roo.
Tae Joo meminta Geu Roo
melemparkan bola itu padanya. Geu Roo menatap heran. Tae Joo mengingatkan
bukankah ia sudah berjanji kalau ia dan Geu Roo akan bermain basket bersama,
sekarang lah saatnya. Geu Roo pun melemparkan bola basket ke Tae Joo.
Keduanya pun bermain
basket. Asyik banget liatnya...
Lelah bermain basket
keduanya duduk sambil menikmati es. Tae Joo berkata ia sudah lama sekali
terakhir kali ia bermain basket dan ini membuat perasaannya menjadi lebih baik.
Ia mengajak Geu Roo bermain basket lagi di lain waktu. Geu Roo tanya kapan,
dimana.
Tae Joo tersenyum Geu Roo
begitu antusias dengan ajakannya. “Kau sungguh lucu.” ucapnya sambil mengusap-usap
kepala Geu Roo.
“Jangan lakukan itu.” Geu Roo
sewot diperlakukan seperti itu. Tae Joo tertawa.
Di kamar, Ji Eun teringat
ucapan ibu mertuanya yang memintanya untuk bersikap baik pada Tae Joo. Ia yang
akan mengatasi yang lainnya.
Tae Joo masuk ke kamar membawakan
minuman untuk Ji Eun. Ji Eun diam saja ketika Tae Joo menyodorkan minuman itu
padanya. Tae Joo tanya haruskah ia menyupi Ji Eun (wehehehe) Ji Eun yang kesal
menerima gelas minuman itu dan langsung meneguknya sampai habis dan mengembalikan
gelas itu dengan kasar.
Tae Joo yang berusaha bersikap
baik pada istrinya berkata kalau istrinya ini sepertinya tidak kelihatan senang
hari ini. Ji Eun menyahut kalau ia sendiri tidak tahu, hanya saja ada sesuatu
yang mengganggu dan tertahan. Tae Joo memperhatikan sekeliling kamar menebak mungkin
karena udaranya panas.
Tae Joo mengambil selimut
dan menggelarnya di lantai. Ji Eun heran apa yang Tae Joo lakukan. Tae Joo
bilang bukankah Ji Eun sedang kelelahan, ia ingin Ji Eun tidur dengan nyaman,
jadi ia akan tidur di lantai saja. Ji Eun bilang tidak apa-apa dan meminta Tae Joo
tidur di kasur saja.
Ji Eun langsung merebahkan
tubuhnya. Tae Joo pun segera naik ke tempat tidur. Karena perasaannya masih
kesal Ji Eun menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya, hahaha.
Seung Hee menggedor pintu
kamar lantai dua dimana Ji Sub tinggal. Hari untuk ia bertemu dengan perwakilan
perusahaan (Moon Tae Joo) adalah hari ini. Tapi Ji Sub tak ada disana. Ia
menerima sms dari Ji Sub,
‘Aku bukan sekretarismu.
Jadi jangan pernah bermimpi tentang itu.’
Seung Hee menahan kesal.
Asisten Lee memberi tahu Tae
Joo kalau tadi Stella Han menelepon, dia bilang sudah meninjau kontrak yang
kita berikan kemarin. Hal yang harus Tae Joo lakukan adalah sampai di tempat
tepat jam 2 siang dan memberikan cap. Tae Joo mengerti sebelum ia pergi ia akan
mampir ke kantor administrasi.
Salah seorang karyawan
wanita bertanya pada Asisten Lee apakah Manajer Moon bekerja sendiri di proyek Stella
Han. Asisten Lee berkata bukankah Manajer Moon memiliki kita sebagai pendukung
kuat. Karyawan wanita itu bertanya-tanya apakah gosip tentang Direktur Kang dan
Manajer Moon hanya isapan jempol saja. Asisten Lee menyahut tentu saja, Manajar
Moon itu seorang pemimpin yang menunjukan pada kita bahwa seorang pria bisa
berhasil ketika tetap memegang etika dan norma sosial meskipun banyak orang lain
yang menjadi pelayan kekuasaan.
Ji Sub bersama Tae Hoon
sampai di suatu jalan. Ia akan balapan motor dengan teman-temannya. Di belakang
Suzy mengendarai motor mengejar Ji Sub. Suzy terus berteriak pada Ji Sub agar
pergi bersamanya.
Ji Sub berpesan pada Tae Hoon
lain kali jangan membawa Suzy lagi karena itu menjengkelkan. Tae Hoon bilang Suzy
itu sangat menyukai Ji Sub, bagaimana ia bisa menolaknya. Suzy memanggil Tae Hoon
memintanya untuk membawa motornya.
Ponsel Ji Sub bunyi,
telepon dari temannya yang ia mintai tolong menyelidiki obat yang dikonsumsi Seung
Hee. Ia nampak terkejut mendengar penjelasan dari temannya itu. Ia pun teringat
akan permintaan Seung Hee yang meminta bantuan padanya untuk menggantikan Seung
Hee datang ke Bella hotel jam 2 siang.
Ji Sub bertanya pada Suzy
yang sekarang sudah di dekatnya jam berapa sekarang. Suzy menjawab sekarang jam
12 siang. Ji Sub pun tak mau menunda lagi ia harus pergi. Suzy heran melihat Ji
Sub yang terburu-buru, ia ingin ikut bersama Ji Sub. Tapi Ji Sub tak
mempedulikan rengekan Suzy dan segera pergi.
Seung Hee pun memutuskaan
akan menemui Moon Tae Joo sendiri sebagai Stella Han.
Moon Tae Joo dalam
perjalanan menuju Bella Hotel. Ia teringat ucapan Presdir yang menduga dirinya
sudah kenal dengan Stella Han. Ia sendiri heran apa mungkin dirinya mengenal Stella
Han secara pribadi. Tae Joo berpikir keras, siapa sebenarnya Stella Han ini,
apa ia benar-benar kenal baik dengan seniman ini.
Seung Hee sampai di Bella
hotel. Begitu pun dengan Tae Joo. Tae Joo sampai di tempat ia janjian dengan Stella
Han. Ia celingukan mencari seseorang yang mungkin menunggunya, namun tak ada
sosok yang tampak menunggunya. Ia tak tahu seseorang seperti apa yang akan ia
temui ini. Ia pun menunggu di tempat itu.
Dan ternyata.... Ji Sub
pun ada di tempat itu duduk membaca majalah, ia mengenakan pakaian rapi. Ia melihat Seung Hee berjalan
menuju lift. Ia teringat ucapan temannya tentang obat itu.
“Ini penghilang rasa sakit
yang sangat kuat. Ini tidak digunakan untuk pengobatan apapun. Dia pasti
menderita penyakit yang serius. Tingkat rasa sakitnya hanya untuk penyakit yang
gawat.” Teman Ji Sub yang mungkin seorang dokter ini pun bertanya siapa yang
meminum obat ini. Ia ingin bertemu orang itu.
Ji Sub menyusul Seung Hee
yang berdiri di depan lift. Ia menarik pelan tangan Seung Hee. Seung Hee kaget
melihat Ji Sub ada disana. Ji Sub mengatakan kalau ia sudah memutuskan untuk
menjadi sekretarisnya Seung Hee. Seung Hee heran kenapa tiba-tiba Ji Sub berubah
pikiran. Ji Sub beralasan kalau ia menolak, Seung Hee mungkin akan bosan
padanya jadi jangan terlalu terkesan akan keputusannya ini. Ji Sub tanya apa
yang harus ia lakukan, katakan saja.
Ji Sub menemui Moon Tae Joo
sambil membawa map berisi kontrak yang sudah disetujui oleh Seung Hee. Tae Joo jelas
saja terkejut melihat utusan Stella Han adalah pria yang tinggal di lantai dua
studio Stella Han.
Min Joo dan ibunya keluar
dari kediaman ibu Han Se. Ibu Min Joo yang tampak tergesa-gesa akan menghubungi
seseorang sambil menggerutu, “mereka bilang tidak ada satu laki-laki yang bisa
dipercaya.”
Dari balkon rumah ibu Han Se
memanggil ibu Min Joo. Ia meminta ibu Min Joo merahasiakan apa yang keduanya
bicarakan tadi. Ibu Min Joo tersenyum berkata tentu saja, ia tahu dirinya yang
kurang berpendidikan tapi ia ini memiliki mulut yang rapat. (halah)
Setelah ibu Han Se kembali
masuk ke rumah, Min Joo kesal kenapa ia harus ikut les matematika bersama Han Se.
Ibu Min Joo berkata apa putrinya ini tahu berapa bayaran les matematika itu,
bagaimana pun juga putrinya ini sudah masuk dalam kelompok diskon berkat
bantuan ibunya Han Se. Min Joo merajuk mengait tangan ibunya, ia ingin berteman
dengan Geu Roo. Ibu Min Joo bilang mulai sekarang putrinya ini akan satu
kelompok dengan Han Se.
Ponsel ibu Min Joo
berdering, telp dari Ji Eun. Ia meminta putrinya pulang lebih dulu. Ibu Min Joo
cemas dari mana saja Ji Eun kenapa tak menjawab teleponnya, apa Ji Eun sakit
(oh dari tadi dia itu mau nelp Ji Eun). Ia memiliki sesuatu hal yang harus
dikatakan pada Ji Eun. Ji Eun yang sedang menemani Geu Roo makan bertanya ada
masalah apa, tak bisakah ibu Min Joo menyampaikan itu lewat telepon saja. Ia
bisa menemui ibu Min Joo nanti jam 7 malam.
Geu Roo bertanya pada Ji Eun
jam berapa ujian penampatannya besok. Ji Eun menjawab jam 11, ia akan datang
kesini utnuk menjemput Geu Roo. Ia menyadari ujian untuk kelas 5 itu agak sulit,
apa Geu Roo sudah siap. Geu Roo berkata jika ia gagal ujian ia tak akan
bersekolah. Ji Eun heran kenapa tidak akan ke sekolah. Geu Roo tak menjawab.
Ji Eun menemui ibu Min Joo
di kafe. Ia terkejut mendengar apa yang ibu Min Joo sampaikan. Ibu Min Joo
memahami masalah yang Ji Eun hadapi, dalam kasus ini menurutnya yang terpenting
adalah bertahan. (ya ibu Min Joo udah tahu nih soal gosip Tae Joo yang selingkuh)
Ji Eun tanya siapa yang
memberitahu ibu Min Joo tentang hal ini. Ibu Min Joo minta maaf tak bisa memberitahu
dari mana ia mengetahui ini. Ji Eun berusaha menyangkal bahwa ibu Min Joo sudah
salah duga, karena ayahnya Bona tak akan melakukan itu. Ibu Min Joo harap Ji Eun
bisa jujur padanya, ia lebih nyaman berpura-pura tidak tahu. Tapi jika ia menahan
untuk dirinya sendiri maka Ji Eun akan berakhir tanpa tahu hidup dengan suami
yang tidak setia.
Ji Eun mulai emosi, sekali
lagi ia bertanya siapa yang memberi tahu ibu Min Joo tentang hal ini. Ibu Min Joo
bilang masalahnya bukan siapa yang memberitahunya. Ji Eun membentak bertanya
lagi siapa yang memberi tahu ibu Min Joo. Ibu Min Joo meminta Ji Eun untuk
tenang dalam situasi seperti ini. Ji Eun berusaha menahan diri dan kembali
menyangkal bahwa apa yang ibu Min Joo katakan itu salah, jadi ia harap ibu Min Joo
jangan bicarakan tentang ini pada orang lain dan mengatakan seolah-olah khawatir
tentangnya. Ji Eun yag emosi pergi lebih dulu dari sana.
Ji Eun memanggil Seung Hee
untuk menemuinya. Seung Hee heran kenapa Ji Eun tak masuk ke rumah saja. Ji Eun
diam saja membuat Seung Hee tambah heran.
Ji Eun langsung to the
point, apa Seung Hee pernah menyebut perselingkuhan suaminya di depan orang
lain. Seung Hee tak mengerti apa yang Ji Eun katakan. Ji Eun bertanya apa Seung
Hee membicarakan perselingkuhan suaminya pada ibu Min Joo. (karena sebelumnya
Ji Eun pernah melihat Sueng Hee ngobrol sama ibunya Min Joo) Seung Hee menjawab
tidak. Ji Eun bertanya lagi, lalu bagaimana ibu Min Joo mengetahui ini, kalau Seung
Hee tidak mengatakannya bagaimana ibunya Min Joo bisa tahu tentang masalah itu.
Seung Hee kini paham Ji Eun
menuduh dirinya menyebarkan perselingkuhan Tae Joo pada ibu Min Joo, apa Ji Eun
pikir ia yang melakukan itu. Ji Eun bilang ya, karena Seung Hee satu-satunya
yang tahu sedangkan dirinya tak memberitahukan ini pada siapapun selain Seung Hee.
Ji Eun kecewa sekali, ia merasa sekarang lebih dikhianati daripada ketika ia
tahu tentang perselingkuhan itu, bagaimana bisa Seung Hee melakukan ini
padanya.
Seung Hee meminta Ji Eun
tenang dan mengajak bicara di dalam rumah. Ji Eun yang sudah emosi bilang kalau
gosip ini akan menyebar ke tetangga bagaimana ia bisa tenang. “Ini bukan
masalah besar bagimu karena kau begitu hebat. Tapi tidak bagiku, aku membenci
ini. aku benci ketika orang-orang bergosip tentang aku.”
Seung Hee menilai ini
malah bagus, “kau khawatir suamimu tidak akan kembali padamu. Dia akan kembali.
Jika gosip itu menyebar orang akan tahu tentangmu jadi kau bisa berhenti
berpura-pura dan hidup dengan nyaman.”
Ji Eun kesal Seung Hee
sama saja seperti ibu-ibu yang lain. “Apakah kau ingin menghancurkan
kehidupanku karena aku terlihat lebih bahagia daripada kau?”
Seung Hee berkata bahwa ia
tak pernah sedikitpun berpikir bahwa Ji Eun hidup lebih bahagia daripada dirinya.
“Aku menyadari terdapat misteri tentang arti kebahagiaan. Dan juga kebahagaiaan
dalam dunia ini terlihat seperti tidak bahagia.”
Ji Eun yang sedang kecewa
menebak Seung Hee ini pasti sedang mempermainkannya. Ia sangat marah, “aku tak
ingin bertemu denganmu lagi.” Ji Eun akan pergi tapi Seung Hee menahan
tangannya. Ji Eun menarik paksa tangannya, ia yang tak mau bicara lagi dengan
Seung Hee, pergi dengan penuh kekesalan.
Ji Eun merenung di rumah,
ia tak mengerti kenapa Seung Hee begitu tega mengatakan rahasia rumah tangganya
pada orang lain. Ia benar-benar kecewa dan sedih.
Penyakit Seung Hee kambuh,
ia merasakan sakit yang teramat sangat di perutnya. Ia juga merasa perutnya
mual dan mau muntah. Ia akan menuangkan minuman untuk meredakan sedikit sakit
di perutnya, namun ketika ia menuangkan air gelasnya malah terjatuh di lantai
dan pecah.
Geu Roo yang mendengar ada
sesuatu yang pecah keluar dari kamarnya. Ia heran melihat ibunya seperti itu, “apa
yang ibu lakukan disana?” tanya Geu Roo.
Dengan suara
terputus-putus karena menahan rasa sakit Seung Hee melarang Geu Roo mendekat
padanya. Tapi Geu Roo yang penasaran malah mendekat. Seung Hee meninggikan
suara menyuruh Geu Roo pergi dari sana dan kembali tidur saja. Geu Roo mulai
khawatir.
Seung Hee tak bisa
memperlihatkan dirinya yang seperti ini di depan Geu Roo. Geu roo semakin
penasaran apa yang terjadi pada ibunya, ia yang khawatir pun kembali mendekat.
Seung Hee mendorong kursi
hingga terbalik dan membentak menyuruh Geu Roo pergi dari sana. Geu Roo kesal
ibunya tiba-tiba membentaknya seperti ini padahal ia begitu mengkhawatirkan
ibunya. Ia yang marah pergi dari sana. Seung Hee berusaha menahan sekuat tenaga
rasa sakit yang teramat sangat.
Geu Roo kembali ke kamar
dan membanting pintu kamarnya. Ia benar-benar tak mengerti dengan sikap ibunya.
Kenapa ia malah dibentak dan dimarahi tanpa sebab yang jelas seperti ini.
Keesokan harinya di
perusahaan, sebelum melakukan perjalanan bisnis Presdir berkata pada Direktur Kang
Rae Yeon bahwa sesampainya di tempat tujuan ia akan menelepon jadi ia minta Direktur
Kang.
Presdir teringat akan
kontrak dengan Stella Han, ia akan membicarakan itu dalam perjalanan menuju
bandara bersama Tae Joo. Tae Joo mengerti, ia pun ikut mengantar presdir ke
bandara.
Ji Eun beres-beres rumah,
tanpa disengaja ia menjatuhkan hiasan batu hingga pecah berantakan. Ponselnya
bunyi, telepon dari Bona yang bertanya kenapa ibunya tak datang membawa Geu Roo,
bukankah ibunya ini bilang akan mengantar Geu Roo untuk mengikuti ujian. Ia
akan ke sekolah setelah menyelesaikan les nya. Ji Eun menyampaikan pada
putrinya kalau ia tak akan ke sekolah, ibunya Geu Roo yang akan melakukan itu. Ia
menyuruh Bona lekas pulang.
Seung Hee yang baru saja
sampai di studionya menerima telepon dari sekolah yang mengabarkan bahwa ada
ujian penempatan untuk Geu Roo akan dilaksanakan hari ini, tapi Geu Roo belum
tiba di sekolah, ia bertanya apa terjadi sesuatu pada Geu Roo. Seung Hee
mengatakan sudah ada seseorang yang berjanji mengantar Geu Roo ke sekolah, ia yang
heran pun berkata bahwa ia akan segera mengantar Geu Roo.
Seung Hee menelepon Bona, Bona
diminta olehnya untuk mengecek apakah Geu Roo ada di rumah atau tidak. Bona
yang bicara di telepon dengan Seung Hee mengatakan di rumah Seung Hee tak ada
sahutan dari Geu Roo. Ia sudah berulang kali menekan bel rumah. Ponsel Geu Roo
juga tak aktif. Ibunya juga tak tahu dimana keberadaan Geu Roo.
Ji Eun berdiam diri di
rumah, Seung Hee meneleponnya tapi ia yang masih marah pada Seung Hee tak
menjawabnya. Seung Hee yang dalam perjalanan menuju rumah Ji Eun. Ia yang
mengkhawatirkan putranya berulang kali mencoba menghubungi Geu Roo dan Ji Eun.
Seung Hee mengetuk keras
pintu rumah Ji Eun. Ji Eun keluar membukakan pintu. Seung Hee berkata bukankah Ji
Eun berjanji akan mengantar Geu Roo ke sekolah. Ji Eun yang masih kesal berkata
apa Seung Hee datang ke rumahnya hanya untuk bertanya padanya tentang hal ini, memangnya
apa yang ia tahu tentang masalah anaknya Seung Hee. Ia tak peduli.
Seung Hee yang cemas bukan
main mengerti, ia minta maaf. Ia harap Ji Eun membantunya. “Kau lebih tahu
daripada aku dimana kemungkinan Geu Roo berada. Aku mohon tolong temukan Geu Roo.”
pinta Seung Hee. Melihat Seung Hee yang begitu memohon, Ji Eun pun tak kuasa
menolaknya.
Seung Hee celingukan di
taman bermain untuk mencari Geu Roo, tapi anak itu tak ada disana. Ji Eun juga
mencari Geu Roo di sepanjang jalan. Tapi ia juga tak menemukan anak itu.
Tae Joo mengantar Presdir
ke bandara. Presdir meminta Tae Joo menggantikan dirinya agar mengatur pertemuan
dengan staff-nya Stella Han. Ia menekankan bahwa proyek ini sangat penting,
jadi penting sekali untuk membangun sebuah tim yang kuat. Tae Joo mengerti ia
akan melaksanakannya.
Ternyata Geu Roo juga ada
di bandara, ia berniat kabur ke Kanada. Namun petugas bandara tak mengizinkan
anak di bawah umur ke luar negeri sendirian tanpa wali. Geu Roo berselisih
dengan petugas bandara menggunakan bahasa inggris.
Tae Joo yang masih berada
di sana terkejut melihat Geu Roo ada disana. Ia menghampiri Geu Roo. Geu Roo
terkejut melihat Tae Joo. Tae Joo bertanya menggunakan bahasa Korea apa yang Geu
Roo lakukan disini. Petugas bandara bertanya pada Tae Joo apa kenal dengan anak
ini. Tae Joo menjawab Geu Roo ini teman anaknya.
Geu Roo kembali berkomunikasi
menggunakan bahasa inggris. Tae Joo heran kenapa berbicara pake bahasa inggris segala
bukankah bahasa Korea Geu Roo sudah lancar. Geu Roo pun tak bisa berkutik lagi.
Tae Joo membawa Geu Roo
meninggalkan bandara. Di dalam mobil Tae Joo tertawa, “apa yang membuatmu berpikir
pergi ke Kanada tanpa memberitahu ibumu? Karena kau tinggal di luar negeri,
bahkan melarikan diri dari rumah adalah hal yang umum. Kenapa kau bertengkar
dengan ibumu?” Geu Roo tak menjawab, ia hanya bisa menarik nafas kesal. Tae Joo
berkata jika ia tak menangkap basah Geu Roo yang akan kabur dari rumah maka Geu
Roo akan menjadi anak hilang internasional.
Tae Joo menerima telepon
dari istrinya yang menanyakan bagaimana Tae Joo menemukan Geu Roo, dimana Tae Joo
menemukan Geu Roo, apa anak itu baik-baik saja. Tae Joo akan menceritakan
detailnya nanti, ia akan sampai di rumah Geu Roo 10 menit lagi. Ia meminta Ji Eun
memberitahu ibunya Geu Roo.
Geu Roo yang menyadari
dirinya tak jadi kabur dari rumah hanya bisa kembali menarik nafas kesal.
Ji Eun yang masih kesal
pada Seung Hee menyuruh Bona menelepon Seung Hee untuk memberitahukan bahwa Seung
Hee tak usah khawatir karena Geu Roo akan segera pulang dalam 10 menit lagi.
Bona menyampaikan pada Seung Hee apa yang ibunya katakan. Seung Hee lega mendengarnya
ia berterima kasih pada Bona. Seung Hee segera bergegas pulang.
Tae Joo sampai di depan
kompleks apartemen Geu Roo. Geu Roo menarik paksa koper miliknya yang
dikeluarkan oleh Tae Joo dari dalam mobil. Tae Joo mengikuti Geu Roo dari
belakang.
Geu Roo heran kenapa Tae Joo
mengikutinya. Tae Joo bilang ia akan pulang jika sudah melihat Geu Roo masuk ke
rumah. Geu Roo meminta lebih baik Tae Joo pergi saja tak perlu mengantarnya.
Tae Joo tentu saja tak
bisa meninggalkan Geu Roo begitu saja, “apa kau mengharapkan aku mempercayai
anak kecil yang hampir melarikan diri dari rumah? Aku harus memastikan ibumu
melihatmu.”
“Ah ahjussi... aku akan
masuk saat anda pergi.” gerutu Geu Roo.
Tae Joo bertanya-tanya
berapa nomor telepon satpam di komplek ini. Ia merogoh saku baju dan celana
mencari ponselnya tapi tak ada, ponselnya ketinggalan di mobil. Ia akan
meminjam ponsel Geu Roo, tapi Geu Roo bilang ia tak punya ponsel. Tae Joo akan
mengambil ponselnya di mobil dan meminta Geu Roo jangan bergerak sedikitpun
dari tempat Geu Roo berdiri.
Ketika Tae Joo akan
membuka pintu mobilnya Geu Roo langsung tancap gas lari. Tae Joo terkejut
melihat anak itu lari secepat kilat, ia berteriak dan mengejar, “Hei Geu Roo
berhenti!”
Bersambung ke episode 7
Akhirnya bisa comment juga..
ReplyDeleteHp ita lg masalah kali ya, mau comment ga bisa2.
Makin seru nis, lanjut terus ya..
Semangat :)
Ita
Geu Roo ini bhs inggrisnya beneran lancar g sih mb anies...kl iya salut dehh...secara kan cm baca sinopsisnya aja g nonton lgs...hehehehe
ReplyDeleteZhe..
Anis...
ReplyDeleteMiss you...
Miss your synopsis...
Hope you're healthy..
Ita