Di jalan raya, sebuah mobil
yang dikendarai seorang wanita melaju kencang. Dari arah berlawanan juga
demikian, mobil yang dinaiki pria tua berdua bersama asistennya melaju tanpa
hambatan. Namun sesuatu yang aneh terjadi, tiba-tiba aspal di jalanan tersebut
mengalami patahan hingga menimbulkan lubang yang cukup dalam di tengah jalan.
Kedua pengendara mobil yang berlawanan ini pun terkejut, berteriak dan mengerem
mendadak. Namun karena kecepatan mobil yang melaju, kedua mobil itu pun
terperosok ke dalam lubang. Terlihat pula serpihan-serpihan batu meteor yang
jatuh ke permukaan bumi.
Mr
Back Episode 1
Di sebuah kamar yang gelap
seorang pria tua tidur gelisah, ia sepertinya bermimpi buruk. Ia seakan ingin
berteriak meminta tolong namun ia tak bisa bersuara, rasanya seperti tercekik.
Pintu kamar itu terbuka, seseorang masuk ke kamar itu. Ketika orang itu berjalan
melewati vas bunga, bunga itu berubah layu. Begitu pun ketika ia melewati
buah-buahan yang ada di meja, buah itu berubah menjadi busuk. Tak hanya itu, ketika
dia melewati jam dinding, jarum jam menjadi tak beraturan bergeraknya.
Ternyata tidak hanya satu
orang yang masuk ke kamar itu, ada banyak orang yang mengitari tempat tidur si
kakek dimana kakek itu tidur dan bermimpi buruk. Orang-orang itu yang
kemungkinan malaikat pencabut nyawa (hahaha) mendekati si kakek. Si kakek yang dalam
tidurnya bermimpi buruk ini menggeliat dan ingin sekali berteriak minta tolong.
Tangannya bergerak menggapai-gapai sesuatu dan menjatuhkan kacamatanya. Ia pun
terbangun dengan nafas terengah-engah. Orang-orang yang mengitari tempat tidur
si kakek pun menghilang.
Si kakek ini adalah Choi
Go Bong, Presdir Hotel Daehan, sebuah perusahaan yang bergerak di
bidang penginapan gitu, hotel hotel hehehe. Mimpi buruknya di malam ini membangunkan seisi rumah.
Semua pelayan bangun menuju kamar Presdir Choi. Ketika masuk ke kamar, mereka
terkejut melihat pria itu meringkuk dengan tubuh gemetaran dan nafas terengah-engah.
Sekretaris Sung
menghampirinya apa Presdir Choi baik-baik saja. Presdir Choi berteriak menyuruh
mereka menyalakan lampu. Mereka pun melaksanakannnya, kamar itu sekarang terang
benderang.
Dengan tangan gemetaran Presdir
Choi memakai kacamatanya. Ia melihat sekeliling kamarnya. Ia melihat bunga
mawar di kamarnya masih segar tidak layu seperti di dalam mimpinya. Buah-buahan
juga tidak busuk. Jam dinding pun menunjukan waktu yang tepat. Tak ada hal aneh
di kamar itu.
Sekretaris Sung bertanya
apa Presdir Choi bermimpi buruk lagi. Presdir Choi balik bertanya apa Sekretaris
Sung tidak mendengar sesuatu. Sekretaris Sung heran mendengar apa, ia melihat Presdir
Choi penuh dengan keringat di wajah. Ia pun mengusapnya.
Presdir Choi menyingkirkan
tangan Sekretaris Sung, ia menyuruh semuanya keluar. Mereka pun keluar membiarkan
pria tua itu untuk kembali beristrahat. Tak lupa lampu dimatikan lagi.
Presdir Choi duduk terdiam
berusaha mengatur nafasnya.
Gold House, itulah tulisan
di depan rumah mewah Presdir Choi Go Bong. Ia memiliki dua orang adik. Keduanya
berkunjung ke Gold House. Adik laki-lakinya bernama Choi Young Dal datang
bersama sang istri, Lee In Ja. Adik perempuannya bernama, Choi Mi Hye.
Mi Hye menyiapkan banyak
makanan kakaknya. Sekretaris Sung heran kapan Mi Hye menyiapkan semua ini. Mi Hye
mengatakan kalau ia membuatnya ketika kembali ke Korea kemarin, bukankah
sekarang ulang tahun kakaknya yang ke 70.
Young Dal (Kenapa namanya
harus Young Dal hahaha) tanya apa kakaknya belum bangun. Ia langsung duduk akan
makan duluan. Istrinya ngomel-ngomel menyuruh jangan hanya duduk, cepat pergi
dan lihat kakak iparnya. Young Dal menurut.
Mi Hye menilai kakak
iparnya ini terlalu keras pada suami membuat kakaknya gugup tapi ia tahu pasti
kalau kakaknya ini sangat sayang pada istri. In Ja bertanya memangnya apa yang
akan ia lakukan dengan kasih sayang, menurutnya itu tak akan membuat kita
mendapatkan uang. Mi Hye mengingatkan kalau kakak iparnya ini terus-menerus
menyebut uang maka mereka (uang itu) malah akan lari.
Young Dal datang bersama
kakaknya, Choi Go Bong. Mereka tersenyum bahagia menyambut Presdir Choi. Bukan
senyum tulus dari dua orang adiknya melainkan senyum cari muka. Hahaha.
Mereka mengucapkan selamat
ulang tahun untuk Presdir Choi tapi Presdir bilang tak perlu repot-repot
mengucapkan selamat ulang tahun bukankah ulang tahunnya besok, kenapa pagi ini
semua ribut sekali.
Mi Hye langsung menunjukan
hadiah yang dibawanya dari Afrika Selatan. Young Dal tak mau kalah, ia menyuruh
istrinya cepat menunjukan hadiah apa yang dibawanya. In Ja mengatakan kalau yang
ia bawa ini madu ratu lebah Himalaya. Orang-orang mempertaruhkan hidup mereka
untuk mendapatkan ini, mereka berhasil mendapatkan madu ini hanya dua untuk
tahun ini.
Sekretaris Sung penasaran
apa benar begitu, ia ingin mengambil madu itu untuk melihat dengan jelas tapi Young
Dal menabok tangannya tanda melarang hahaha.
Presdir Choi Go Bong tahu
pasti yang dilakukan adik-adiknya ini pasti ada udang di balik batunya. Namun In
Ja beralasan yang dibawanya ini baik untuk kesehatan Presdir Choi.
Karena sudah berkumpul Presdir
Choi pun menyuruh adik-adiknya makan bersama.
Pelayan menyuguhkan sup
rumput laut dan memakaikan celemek pada Presdir Choi. Melihat makanan itu Presdir
mengeluh, makanan yang disajikan tidak seperti makanan burung, ia sendiri
bahkan bukan seekor kambing kecil.
Young Dal berkata bahwa ia
mendengar Choi Dae Han (putra Presdir Choi Go Bong) pergi ke luar negeri untuk
perjalanan bisnis. Ia tanya apa tidak terjadi masalah disana. Mi Hye berkata
untuk menyenangkan hati kakaknya bahwa ragu Dae Han akan menyebabkan masalah di
luar negeri. In Ja menyambung berharap Dae Han akan segera kembali. Ia
penasaran apa Dae Han ingat akan hari ulang tahun ayahnya.
Hong Ji Yoon, Sekretaris
kantor datang menyapa Presdir Choi. Ia menanyakan apa semalam Presdir tidur
nyenyak. Presdir menjawab tidak. Mendengar jawaban Presdir, Ji Yoon hanya
tersenyum, sepertinya jawaban itu sudah terbiasa ia dengar.
Ji Yoon menyampaikan
jadwal kerja Presdir Choi. Ia mengatakan setelah ini mereka akan langsung pergi
ke kantor dan menandatangani dokumen. Presdir Choi malas mendengar rincian
jadwal kerjanya, ia meminta Ji Yoon tak usah melanjutkan menyampaikan itu
padanya.
Presdir Choi heran apa
yang membuat Dae Han tak juga datang. Mereka diam. Ia tentu saja curiga dengan
diamnya mereka, “Kenapa? Apa dia terlibat masalah lagi?” Ji Yoon menunduk diam.
Presdir Choi menatap Ji Yoon, apa Ji Yoon tidak akan memberitahukan ini
padanya.
“Minggu lalu di Las Vegas....”
Ji Yoon berusaha menjelaskan namun Presdir Choi sepertinya sudah hafal betul
sifat putranya menyela bertanya berapa banyak Dae Han kalah. Ji Yoon bilang sebenarnya
ini tentang seorang wanita, kelihatannya Dae Han kehilangan uang dan meminjam uang
dari wanita itu. Tapi sekarang wanita itu mengatakan kalau dia hamil. Presdir Choi
dan yang lain kaget. Ji Yoon berkata kalau wanita itu mengancam akan memberi
tahu media tentang kehamilannya, jadi ia akan menyelesaikan itu segera.
Young Dal menebak apa
wanita itu seorang penggali emas. Mi Hye menyahut kalau wanita itu hamil
bukankah kita harus menikahkan mereka.
Presdir Choi marah sekali.
Ia memukulkan sendok ke meja membuat semuanya tersingkap kaget. “Biarkan anak
nakal itu menanganinya sendiri.” bentaknya.
Ji Yoon menambahkan kalau
disurat kabar juga ada foto-foto Dae Han yang diambil ketika di Las Vegas. Ia
dan yang lainnya akan mencoba mengubur semua sebanyak yang ia bisa tapi uang
yang Dae Han pinjam kali ini sebesar 1 milyar won.
Mendengar uang sebanyak
itu Presdir Choi murka, “Katakan padanya aku tak akan membayar sepeserpun untuk
itu.” teriaknya hingga membuatnya terbatuk-batuk wakakaka.
Ada telepon masuk
mengabarkan kalau Choi Dae Han ada dalam line telepon. Presdir Choi berteriak
minta segera disambungkan. Presdir Choi dengan suara kerasnya bertanya dimana
putranya sekarang. Dae Han menjawab kalau sekarang ia berada di atas kepala
ayahnya. Hahaha
Choi Dae Han berada di
dalam helikopter yang tengah mengudara di atas Gold House. Ia bersiap akan
melakukan terjun payung.
Terdengar suara teriakan
ayahnya di telepon memintanya segera datang. Dae Han berteriak kalau ia akan
segera kesana.
Dae Han mengambil ancang-ancang
dan ia pun lompat dari helikopeter.
Choi Young Dal yang sudah
berdiri di tepi jendela memberi tahu mereka kalau Dae Han ada di atas sana.
Sambil melakukan terjun
payung, Dae Han mengibarkan bendera yang bertuliskan ucapan selamat ulang tahun
untuk ayahnya. Presdir Choi terharu dengan tindakan putranya.
Namun karena tulisan itu
hanya berupa tempelan, perlahan tempelan di huruf pun berterbangan karena angin
di atas yang cukup kencang. Tulisannya berubah menjadi, ‘Ayah, ulang tahunmu
sudah mati.’ Hahaha
Mereka yang membaca itu
terkejut, saking terkejutnya hingga membuat Presdir choi sakit kepala. Hahaha.
Dae Han masuk ke kamar ayahnya,
disana ayahnya tengah diperiksa oleh dokter. Presdir Choi yang marah melempar
bantal ke arah putranya. Dae Han dengan sigap menangkap bantal itu. Ia tertawa
dan menjawab, “strike.” jelas saja itu membuat ayahnya semakin emosi.
“Hi....” sapa Dae Han pada
Paman dan Bibinya hahaha.
Presdir Choi bertanya pada
dokter apa dirinya memiliki penyakit yang parah. Dokter mengangguk menjawab ya.
Tapi kemudian dokter buru-buru meralat tidak, karena Presdir Choi menjalani
operasi setelah serangan jantung yang terakhir kali jadi sekarang kondisi Presdir
Choi sangatlah serius, tapi jika Presdir Choi melakukan usaha yang lebih....
Presdir Choi menyela bertanya
usaha lebih apa yang ia lakukan. Dokter melarang Presdir Choi mengkonsumsi
alkohol. Presdir Choi tahu itu, jangan ada alkohol atau makanan berminyak,
bukankah dokter selalu memberitahunya untuk makan sayuran dan ikan setiap hari
bahkan baunya sekarang sudah seperti ikan.
Dae Han yang duduk santai
sambil makan buah menyahut kalau begitu makan saja makanan yang ayahnya sukai. “Ini
tidak akan menyenangkan jika kau tak bisa makan bahkan makan makanan yang kau
sukai. Apa ayah tahu berapa lama lagi ayah bisa hidup?”
Dae Han santai saja
mengucapkan kalimat itu. Ia melempar apel yang tadi dimakannya ke tempat
sampah, plung pas banget masuk, “goal.” sahutnya hehehe
Presdir Choi hanya bisa
menghela nafas melihat tingkah putranya.
Disebuah lapangan olahraga
tengah diadakan uji ketangkasan. Eun Ha Soo (Jang Nara) menjadi salah satu
pesertanya. Ia dan salah seorang bapak-bapak bertahan sampai akhir. Keduanya
pun lolos.
Ahjussi itu heran kenapa
wanita muda seperti Ha Soo melakukan sesuatu seperti ini. Ha Soo bilang kalau
ia bisa lulus, ia bisa mendapatkan pekerjaan full time.
Untuk yang tadi lolos,
harus mengikuti uji ketangkasan lain. Berlari sambil membawa karung yang ada
isinya.
Ha Soo berlari sekuat
tenaga, satu persatu lawan berhasil ia lewati. Ia pun sejajar dengan ahjussi
yang tadi. Di pinggir lapangan teman Ha Soo, Woo Young berteriak menyemangati.
Sambil beralari ahjussi
itu mengatakan pada Ha Soo kalau ia memiliki empat anak. Ha Soo melihat ke
pinggir lapangan, ada ibu hamil bersama tiga orang anak yang tengah memberikan
semangat.
Ha Soo pun menjatuhkan
diri tak melanjutkan larinya. Son Woo Young berteriak apa yang Ha Soo lakukan,
kenapa malah duduk di lapangan. Ahjussi yang tadi pun dinyatakan sebagai
pemenangnya. Ibu hamil dan ketiga anaknya berteriak senang. Melihat itu Ha Soo
tersenyum, setidaknya ia sudah membahagiakan sebuah keluarga.
Di dalam mobil menuju
kantor, Ji Yoon yang melihat Presdir Choi memejamkan mata menanyakan apa Presdir
baik-baik saja. Presdir Choi balik bertanya kenapa, apa Ji Yoon pikir ia sudah
mati. Ji Yoon mengusulkan kalau Presdir sedang tak ingin ke kantor haruskah ia
membatalkan beberapa janji hari ini. Presdir Choi menyahut omong kosong, sejak
kapan ia bekerja berdasarkan kesehatannya.
Flash back
Dokter memberikan botol
berisi obat pada Presdir Choi Go Bong. Dokter mengatakan itu adalah obat darurat.
“Jika jantungmu tiba-tiba terasa kencang dan kau kesulitan bernafas, minum itu.”
Presdir mengeluarkan beberapa obat yang warnanya hijau, ia tanya apa obat ini
akan mengubah apapun. Dokter berkata sejujurnya sesuatu bisa saja terjadi
secepat mungkin, “Anda juga harus segera berhenti bekerja!” saran Dokter.
Flashback end
Ketika memasuki halaman Presdir
Choi melihat seorang pria tua yang berjalan diapit lengannya oleh seorang
gadis. Sekretaris Sung berkata kalau pria tua itu cukup modis, tak heran kenapa
ada rumor skandal tentang pria tua itu. Presdir Choi kesal, menurutnya itu
adalah hal yang menjijikan ketika sudah tua.
Turun dari mobil Ji
Yoon merapikan sedikit penampilan Presdir Choi. Apa yang Ji Yoon lakukan
diperhatikan oleh seseorang di mobil belakang. Jung Yi Gun memperhatikan sesaat
apa yang dilakukan Ji Yoon pada Presdir Choi.
Sekretaris Sung memuji
penampilan Presdir Choi, “Tak heran kenapa anda dipanggil Alain Delon.” Ia memberikan
jempolnya untuk penampilan Presdir Choi.
Tapi sebaliknya Presdir Choi
menatap sinis penampilan Sekretaris Sung. Sekretaris Sung melihat penampilannya
sendiri, tak ada yang salah dengan penampilannya. Presdir heran ada apa dengan
pakaian yang Sekretaris Sung kenakan. Sekretaris Sung juga heran apa sekarang Presdir
memperhatikan pakaian yang dikenakannya, ia hanya mencoba agar terlihat lebih
muda karena selama ini semua orang melihatnya lebih tua dari usianya. Sekrearis
Sung berputar-putar bak penari balet hahaha. Ji Yoon yang melihat hanya
tersenyum-senyum saja.
Presdir Choi jengah dengan
tingkah kekanak-kanakan Sekretaris Sung. Ia mengacungkan tongkat akan memukul
namun dengan sigap Sekretaris Sung melindungi kepala jadi yang kena pukul
adalah tangannya. Presdir memukul kesana-sini hingga akhirnya ia menancapkan ujung
tongkatnya ke perut Sekretaris Sung. Hahaha Sekreatris Sung mengaduh kesakitan
terduduk sambil mewek-mewek, “Alain Delon tua memukuliku.” Ji Yoon tertawa
melihat tingkah dua orang ini. Sekretaris Sung mengangkat kedua tangan tanda
menyerah sambil mewek-mewek.
Melihat Presdir datang,
pegawai hotel langsung berbaris menyambut. Ketika Presdir lewat di depan
mereka, mereka membungkuk. Namun salah satu pelayan, Yoo Nan Hee terkejut
begitu melihat ia masih memakai sendal. Temannya, Kang Gi Chan yang berdiri di
sampingnya hanya bisa menahan tawa. Hahaha
Seorang pria menghampiri Presdir
Choi, sepertinya ia baru dipecat. Ia memohon agar Presdir terus mempekerjakan
dirinya disini beberapa bulan lagi, ia akan menerima pekerjaan apapunitu. Presdir
Choi mengabaikannya namun pria itu berlutut di depan Presdir. Ia menangis memohon
mengatakan dirinya membutuhkan uang untuk operasi putrinya, dimana lagi ia bisa
mencari pekerjaan di usianya yang sudah tak lagi muda.
Presdir Choi jongkok
menatap pria itu, “Ketika aku mempekerjakanmu itu berarti aku membeli nilaimu.
Tapi jika sebuah produk sudah tidak menghasilkan nilainya bukan tidak
mengherankan jika aku menyingkirkan produk tersebut.” Tak ada alasan baginya
untuk memperhatikan apapun keadaan pria itu.
Dua orang menyeret pria
itu menyingkir dari Presdir Choi. Presdir melanjutkan langkahnya menuju kantor.
Nan Hee tak mengerti
bagaimana Presdir Choi bisa melakukan hal sekejam itu tanpa mengedipkan mata.
Ia bertanya pada Gi Chan apa sudah mendengar itu. Gi Chan balik bertanya mendengar
apa.
“Menurut rumor, Presdir
kita, dia sangat takut seseorang mungkin akan mencuri uangnya. Dia mengumpulkan
semua uangnya dengan aman saat dia makan dan tidur disana. Dia disebut sebagai
seseorang yang dikelilingi oleh uangnya. Hanya ada beberapa orang tertentu yang
mempunyai uang sebanyak itu. Tak peduli seberapa kerasnya kita bekerja, semua
uang itu akan pergi ke orang tua itu.”
Gi Chan melihat Nan Hee
begitu kesal, apa Nan Hee berkeinginan menikah dengan orang seperti itu. Nan Hee
mengatakan kalau tipe idealnya itu orang kaya yang meninggal lebih awal. Gi Chan
menunjuk Presdir yang sudah berlalu, apa seperti dia. Nan Hee mengangguk
memangnya apa yang salah dengan itu, ia yakin semua wanita pasti menginginkan
itu. (hahaha ga semua juga kali Non)
Jung Yi Gun berada di
ruangan Presdir Choi menyerahkan dokumen yang ia katakan kemarin. Dokumen
warisan, Presdir Choi bisa menyatakan rasio warisan sesuai keinginan Presdir.
Ia bertanya apa Presdir sudah memutuskannya. Presdir Choi terdiam sesaat sambil
menatap Yi Gun. Ia kemudian kembali membaca dokumen itu, “jika kau anakku itu
akan mudah untuk membuat keputusan.” Yi Gun diam tak menyahut omongan Presdir.
Seseorang mengetuk pintu
ruangan Presdir Choi, itu Hong Ji Yoon. Yi Gun menoleh ke arah pintu, ia
bertemu pandang dengan Ji Yoon.
Yi Gun sudah keluar dari
ruangan Presdir Choi, Ji Yoon menyerahkan artikel berita pada presdir. Ia
mengatakan kalau dirinya sedang berusaha menghentikan wartawan atas berita tentang
Choi Dae Han.
Putra Presdir Grup Daehan,
Choi Dae Han menghamili wanita dalam
perjalanan bisnis.
Itulah bunyi berita di
artikel tersebut. Presdir Choi kesal membacanya, ia hanya bisa menghela nafas dengan
tingkah putranya. Ji Yoon berharap Presdir Choi bisa mengubur berita itu dengan
rencana lain. (Ya istilahnya pengalihan isu gitu, berita negatif ditutup dengan
berita lain tapi ya positif, jadi orang-orang udah ga ngebahas berita lama)
Ji Yoon menunjukan
bungkusan yang ia bawa. Ada sepatu karet, jaket, celana.
Choi Dae Han sampai di
kantor. Ia berjalan santai, tapi langkahnya terhenti ketika ia melihat ayahnya.
Ia harus sembunyi, keberadaannya disini tak boleh diketahui ayahnya. Ia
celingukan mencari sesuatu untuk bersembunyi.
Dae Han melihat salah satu
pelayan, Kang Gi Chan yang mendorong troli berisi tumpukan koper. Ia akan
bersembunyi disana. Dae Han meluncur sruuuuutttt.... namun luncuran yang ia
lakukan tak semulus apa yang diharapkan. Ditengah-tengah dirinya meluncur,
luncurannya malah terhenti saking lantai di hotel itu keset kali ya, ga licin
hahaha. Dae Han sesegera mungkin sembunyi.
Gi Chan terkejut campur
heran. Tapi ia diam saja melanjutkan mendorong trolinya. Dae Han mengintip disela-sela
koper untuk melihat keadaan. Presdir Choi tak melihat keberadaannya namun tidak
dengan Ji Yoon. Ji Yoon melihatnya tapi diam saja.
Ji Yoon mencegat Dae Han
yang sepertinya akan pergi, “Kau pikir akan pergi kemana ketika sebentar lagi
akan ada pertemuan?” Dae Han bilang kalau ia akan menemui seseorang. Ia menyadari
keberadaannya di pertemuan itu hanya akan membuat sulit karyawan. Ia akan
membawakan sesuatu yang enak untuk Ji Yoon dalam perjalanan pulang nanti.
Ji Yoon hanya bisa
menghela nafas. Dae Han berkata kalau ia tak akan menghentikan apapun yang Ji Yoon
lakukan untuk membersihkan kekacauan yang ia buat tapi ia harap Ji Yoon jangan
melakukan pemeriksaan latar belakang. Kalau memang Ji Yoon melakukan itu,
lakukanlah dengan benar.
Dae Han mengakui bahwa ia
berhubungan dengan beberapa wanita di kasino dan meminjam uang dari wanita itu.
Tapi ia melakukannya untuk membantu bisnis temannya. Tapi rumor tentang hamil,
itu omong kosong. Ia bahkan tak mencium si wanita.
Ji Yoon mengingatkan
bukankah Dae Han harus membayar kembali 1 milyar won. Dae Han membenarkan tapi
ia tenang saja karena pasti ayahnya akan membayarkan itu, memangnya ayahnya
berencana untuk membawa semua uang itu ketika ayahnya meninggal. Bagaimana lagi
ayahnya akan menghabiskan uang itu kecuali untuk membayarkan masalahnya.
Ji Yoon memberi tahu kalau
Presdir Choi tak akan memberikan uang sepeserpun untuk membayar itu. Dae Han jelas
saja kaget ayahnya akan lepas tangan. Ji Yoon mengatakan kalau ia akan menjual
rumah Dae Han yang di Cheongdam-dong.
Dae Han tak habis pikir
dengan ayahnya, bukankah ia ini anak satu-satunya. Ia menilai ayahnya ini
sungguh orang tua yang kejam. Ia pun mengerti dan akan pergi namun Ji Yoon
menahan tangannya, Ji Yoon minta Dae Han jangan kemana-mana dan belajar bisnis
mulai hari ini karena itu perintah dari Presdir. Tapi Dae Han tak tertarik
belajar binis.
Ji Yoon bertanya, “jika
kau tidak menerima warisan dari ayahmu ketika dia meninggal, apa yang akan kau
lakukan?”
“Aku hanya akan mengatur
kehidupan miskinku, kau puas? Berhenti mencemaskanku.” ucap Dae Han.
Ji Yoon bertemu Yi Gun. Yi
Gun mengomentari apa yang Ji Yoon lakukan, orang-orang mungkin akan berpikir Ji
Yoon ini istri Presdir. Melihat Presdir Choi di pagi hari dan Choi Dae Han di
sore hari.
Yi Gun bertanya apa malam
ini Ji Yoon bebas tugas. Ji Yoon bilang kalau malam ini ia tidak bebas tugas, bukankah
Yi Gun tahu itu. Yi Gun menyahut inilah sebabnya kenapa orang-orang
membicarakan Ji Yoon. Ji Yoon tanya membicarakan tentang apa.
“Bahwa kau ini Nyonya Presdir.”
sahut Yi Gun.
Ji Yoon tak peduli apa
yang mereka katakan mengenai dirinya, biarkan saja mereka mengatakan apa yang
mereka inginkan. Yi Gun tanya apa yang sebenarnya Ji Yoon inginkan, apa Ji Yoon
benar-benar memikili motif tersembunyi untuk melakukan itu. Ji Yoon menyuruh Yi
Gun pikirkan mana saja apa Yi Gun inginkan.
Ditempat yang sama Presdir
Choi juga berkunjung kesana. Kunjungan untuk membersihkan nama atas masalah
yang Dae Han lakukan. Ya melakukan tindakan positif gitu untuk menutupi kasus
negatif hahaha. Tar kan diliput media gitu hahaha.
Sekretaris Sung melihat
penampilan Presdir Choi benar-benar seperti seorang kakek penghuni panti jompo
tapi masih terlihat lebih baik karena pakaian yang digunakan keren hahaha.
Presdir Choi dengan bangganya bilang tentu saja, gue gitu lho.
Ji Yoon memberi tahu kalau
orang yang membuat kimchi ada disini, sebagai bagian dari acara publik Presdir
bisa muncul dengan menyanangkan dan santai. Presdir Choi menyahut kalau ia semua
melakukan yang Ji Yoon sarankan. Ji Yoon melanjutkan kalau ia akan pergi untuk
mengurus konferensi pers. Presdir menyuruh Sekretaris Sung pergi bersama Ji Yoon.
Tapi Sekretaris Sung cemas
apa nanti Presdir Choi akan baik-baik saja sendirian. Presdir berkata memangnya
ia ini anak kecil, ia akan baik-baik saja sendirian jadi tak usah khawatir.
Presdir Choi pun berjalan sendirian menuju panti jompo.
Hujaan turun, Presdir Choi
lari-lari kecil untuk mencari tempat berteduh. Begitu pun dengan Ha Soo, ia
yang membawa barang-barang sesegera mungkin berteduh.
Ada pengendara motor yang
ngebut. Presdir Choi pun terserempet motor hingga membuatnya jatuh. Kacamatanya
pun terlepas. Han Soo yang tak jauh dari sana melihat seorang kakek tergeletak
di jalan. Presdir Choi meraba-raba aspal mencari kacamatanya.
Ha Soo akan membantu
memberdirikan Presdir Choi. Tapi Presdir Choi malah marah ada orang lain yang
menyentuh tubuhnya. Ia menampik tangan Ha Soo membuatnya terjengkang. Ha Soo
melihat sepatu yang dikenakan Presdir Choi lepas, ia pun membantu
memakaikannya. Ia meminta kakek yang akan ditolongnya ini berpegangan padanya. Ha
Soo tanya apa kakek ini tinggal disalah satu kamar ditempat ini. Presdir Choi mengatakan
dirinya tak apa-apa, sambil meraba-raba aspal mencari kacamatanya.
Ha Soo kembali akan
membantu membangunkan Presdir Choi tapi sekali lagi Presdir Choi marah dan
menolaknya. Ia mendorong Ha Hoo hingga terjatuh dan membuat tangan Ha Soo
terluka.
Ha Soo jadi kesal, niatnya
baik ingin membantu tapi malah orang yang dibantu begitu keras kepala. Ia pun
tak peduli dan akan pergi, namun ia malah menendang kacamata yang dicari-cari Presdir
Choi. Ia pun tak tega meninggalkan kakek itu sendirian dikala hujan sambil
mencari-cari kacamata. Ia mengambil kacamata itu dan menyimpannya di plastik.
Ha Soo pun sekali lagi
memita kakek yang ditolongnya ini untuk berpegangan padanya. Ia meminta si kakek
jangan keras kepala, bukankah hujannya sangat deras. Presdir Choi pun nurut Ha
Soo membantu memapahnya. Ia teringat akan tongkatnya, sambil tetap memapah Presdir
Choi, Ha Soo mengambil tongkat.
Ha Soo mengeluhkan si
kakek yang sangat berat. Hahahaha.
Presdir Choi sudah
berganti pakaian dengan pakaian yang kering. Ya pakaian kakek-kakek yang
tinggal disana, sumpeh pakaiannya ga banget kembang-kembang hahaha. Presdir Choi
sendiri kesal dengan pakaian yang dikenakannya. Ia berkumpul bersama penghuni
panti jompo lain. Mereka mengira Presdir Choi seorang kakek penghuni baru
hahaha.
Ha Soo yang ada disana menanyakan
apa Presdir Choi baik-baik saja. Presdir Choi menjawab dengan marah tentu saja
ia baik-baik saja.
Salah seorang kakek disana
menayakan dimana Presdir Choi tinggal. Nenek disebelah Presdir Choi ikutan
bertanya apa ini pertama kalinya Presdir Choi datang ke tempat ini. Salah satu
dari kakek menyahut mungkin seseorang meninggalkan Presdir Choi disini. Hahaha.
Dengan sombongnya Presdir
Choi mengatakan kalau ia lah yang membangun tempat ini. Mereka mengangguk-angguk,
“apa kau yakin kau tidak memikul batu bata?”
“Dia mungkin menderita
alzheimer.” Sahut kakek berkacamata.
“Dia mungkin gila.”
Sambung kakek yang lain.
Presdir Choi menahan kesal
mendengar ocehan mereka. Hahaha.
Seorang nenek memberikan
selimut untuk Presdir Choi dan membawakan handuk untuk mengeringkan rambut.
Tapi ketika si nenek itu akan membantu mengeringkan rambut Presdir Choi marah
sekali, ia membentak dan menampik si nenek hingga membuat si nenek hampir
terjatuh.
Ha Soo membantu si nenek
yang tadi didorong Presdir Choi. Ha Soo tak menyangka dengan sikap kasar Presdir
Choi bagaimana mungkin ada orang yang mengabaikan sikap baik orang lain. Presdir
Choi tak menanggapinya. Ia melihat sekeliling mencari-cari seseorang, ia
bertanya dimana orang-orang yang bekerja disini.
Ha Soo berkata kalau membutuhkan
sesuatu bisa beritahukan saja padanya. Ia mengambil handuk yang tadi dibawa
nenek, ia akan mengeringkan rambut Presdir Choi yang basah supaya tidak masuk
angin.
Tapi ketika Ha Soo akan
mengeringkan rambut Presdir Choi, Presdir Choi berteriak marah karena ada yang
menyentuh rambutnya. Ia melemparkan handuk itu ke wajah Ha Soo. Ia berteriak-teriak
marah.
Ha Soo terdiam terkejut
melihat sikap seorang kakek yang begitu menyebalkan dan menilai Presdir Choi
sungguh pria tua yang jahat. Presdir Choi tak terima disebut begitu ia akan membuat
perhitungan dengan Ha Soo namun sayang kakinya kesandung meja, ia meringis
memegangi kakinya. hahaha
Kakek yang pake topi menanyakan
apa Presdir Choi memiliki anak. Presdir Choi tak menjawab, ia berteriak memanggil
sekretaris Sung. Ternyata sekretaris Sung lagi enak-enakan tidur didalam mobil
hahahaha.
Kakek yang tadi bertanya tanya
lagi apa itu nama anak Presdir Choi. Presdir Choi bilang kalau itu bukan
anaknya tapi sekretarisnya. Mereka tertawa menilai itu hanya lelucon. Mereka
juga menanyakan kenapa sepatu Presdir Choi sangat kotor. Mereka mengomentari
sepatu yang dikenakan Presdir adalah sepatu karet, mereka pun menebak Presdir Choi
pasti sangat miskin. Haruskah ia membelikan sepatu. Mereka-mereka ini jelas
membuat Presdir Choi jengkel. Ia mengambil tongkat dan pergi dari sana.
Di luar Presdir Choi ditarik
seorang nenek, ia diminta untuk mencoba kimchi yang sedang dibuat. Presdir Choi
tak mau dan menilai itu kotor karena dipegang di tangan orang. Ha Soo yang ada
disana melirik sebal.
Nenek itu memaksa, Presdir
Choi yang tak mau menampik tangan si nenek. Kimchi itu pun terlempar ke atas
dan mendarat tepat di wajah Presdir Choi. Apa yang terjadi...?
Wakakakakak....
Ha Soo membawa Presdir Choi
untuk mencuci wajah yang kotor terkena kimchi tadi. Ia melingkarkan handuk agar
air tak membasahi pakaian. Tapi ketika ia akan membasuh wajah, Presdir Choi
jelas menolaknya.
Karena tak mau dibantu
mencuci wajah, Ha Soo pun akan mencuci tangan Presdir Choi saja. Awalnya Presdir
Choi menolak, beralasan ia bisa melakukannya sendiri. Tapi Ha Soo memaksa dan
menyuruh kakek yang ada di depannya ini diam saja.
Ha Soo menggosok lembut
tangan Presdir Choi menggunakan sabun. Presdir Choi memperhatikan apa yang
dilakukan Ha Soo. Ia mulai tersentuh, mungkin ia baru kali ini merasakan
ketulusan dari seseorang.
Tapi sikap galaknya
tidaklah hilang, ketika Ha Soo akan mengeringkan tangan, Presdir Choi merebut
handuk itu dan mengeringkan tangannya sendiri. Karena merasa apa yang
dilakukannya ini tak diterima dengan baik Ha Soo pun kemudian berlalu dari
sana.
Ha Soo duduk di bangku
taman ngomel-ngomel mengomentari si kakek yang baru saja dibantunya, “dia itu
seharusnya tahu bagaimana berterima kasih ketika seseorang melakukan hal baik
untuknya. Dia itu melakukan apa yang dia inginkan, dia sangat keras kepala.
Dasar pria tua yang jahat.” Gerutunya.
Ha Soo mengeluarkan
kacamata milik Presdir Choi yang disimpannya. Ia mencoba mengenakan kacamata
itu, itu membuatnya malah pusing. Ia pun menyadari kalau si kakek yang ia bantu
itu benar-benar membutuhkan kacamata ini.
Pegawai Hotel Daehan
menghibur penghuni panti jompo dengan musik. Mereka berjoget-joget bersama.
Presdir Choi yang ada disana duduk dan mencibir apa yang mereka lakukan. Ia pun
teringat ucapan Ha Soo yang menyebutnya sebagai pria tua jahat.
Ha Soo menghampiri Presdir
Choi, “Kakek!” sapa Ha Soo. Presdir Choi berusaha melihat dengan jelas siapa
yang ada di depannya. Ha Soo memakaikan kacamata itu ke Presdir Choi. Presdir Choi
pun bisa melihat dengan jelas wajah Ha Soo.
Presdir Choi terdiam
menatap Ha Soo yang tersenyum padanya. Ia membaca tag nama, disana tertulis
relawan Eun Ha Soo.
Ha Soo memberikan satu
permen pada Presdir Choi. Presdir heran apa ini. Ha Soo mengatakan kalau ayahnya menyukai permen mint, ia mengambil beberapa permen untuknya.
Woo Young memanggil Ha Soo
agar membantunya. Ha Soo pun permisi pada Presdir Choi. Presdir Choi berteriak
apa Ha Soo pikir ia makan makanan yang seperti ini. Ia menyuruh Ha Soo
mengambil kembali permen itu tapi Ha Soo berlalu saja dari sana.
“Eun Ha Soo?” Gumam Presdir
Choi mengingat nama wanita tadi. “Dia pikir dia itu siapa?” Gerutunya.
Ji Yoon sampai di tempat
itu dan terkejut melihat pakaian yang dikenakan Presdir Choi. Presdir Choi
terkejut melihat kedatangan Ji Yoon dan segera menyimpan permen mint pemberian
Ha Soo. Ia mengatakan kalau dirinya baik-baik saja. Ji Yoon melihat kacamata
yang dikenakan Presdir Choi rusak, ia akan membawakan kacamata baru, tapi Presdir
bilang tidak apa-apa.
Presdir Choi pun langsung
jejogetan mengikuti irama musik. Hahahaha jadi inget Kim Soo Young yang jejogetan
di AAMR hahaha
Woo Young heran kenapa
wartawan datang ke tempat ini. Ha Soo menebak mungkin mereka ingin menulis artikel
tentang tempat ini. Woo Young mendengar kalau resort Daehan mempekerjakan
orang-orang magang. Jadi ia mengatakan pada mereka kalau ia dan Ha Soo akan
melamar kesana. Ha Soo tersenyum menilai Woo Young sudah melakukan hal yang
bagus.
Sebagai bagian dari acara,
mereka pun melakukan foto bersama. Presdir Choi berdiri di tengah diantara
penghuni panti jompo.
Ketika Presdir Choi
menoleh ke samping, ia melihat Ha Soo yang suda menyelesaikan tugasnya. Ha Soo
pun melihat ke arah mereka yang sedang berfoto. Mata keduanya bertemu pandang. Ha
Soo membungkuk sebagai tanda ia memberi salam pada orang yang lebih tua. Presdir
Choi terus menatap Ha Soo yang berjalan semakin menjauh.
Bersambung ke part 2
Ini Aki-aki lagi jatuh hati apa ya hahaha...
Part1 msh agak g jelas.mungkn bsk bs jelas
ReplyDeletengakak lagi baca sinop.nya Lee Joon beda karakternya di drama sebelumnya, ugh suka bangetttt Lee Joon disini ganteng koplak pokoknya ok dah...
ReplyDeletembak Fighting!!!
Fie