Saturday 8 November 2014

Sinopsis Mr Back Episode 1 Part 1

Di jalan raya, sebuah mobil yang dikendarai seorang wanita melaju kencang. Dari arah berlawanan juga demikian, mobil yang dinaiki pria tua berdua bersama asistennya melaju tanpa hambatan. Namun sesuatu yang aneh terjadi, tiba-tiba aspal di jalanan tersebut mengalami patahan hingga menimbulkan lubang yang cukup dalam di tengah jalan. Kedua pengendara mobil yang berlawanan ini pun terkejut, berteriak dan mengerem mendadak. Namun karena kecepatan mobil yang melaju, kedua mobil itu pun terperosok ke dalam lubang. Terlihat pula serpihan-serpihan batu meteor yang jatuh ke permukaan bumi.


Mr Back Episode 1
Di sebuah kamar yang gelap seorang pria tua tidur gelisah, ia sepertinya bermimpi buruk. Ia seakan ingin berteriak meminta tolong namun ia tak bisa bersuara, rasanya seperti tercekik. Pintu kamar itu terbuka, seseorang masuk ke kamar itu. Ketika orang itu berjalan melewati vas bunga, bunga itu berubah layu. Begitu pun ketika ia melewati buah-buahan yang ada di meja, buah itu berubah menjadi busuk. Tak hanya itu, ketika dia melewati jam dinding, jarum jam menjadi tak beraturan bergeraknya.
Ternyata tidak hanya satu orang yang masuk ke kamar itu, ada banyak orang yang mengitari tempat tidur si kakek dimana kakek itu tidur dan bermimpi buruk. Orang-orang itu yang kemungkinan malaikat pencabut nyawa (hahaha) mendekati si kakek. Si kakek yang dalam tidurnya bermimpi buruk ini menggeliat dan ingin sekali berteriak minta tolong. Tangannya bergerak menggapai-gapai sesuatu dan menjatuhkan kacamatanya. Ia pun terbangun dengan nafas terengah-engah. Orang-orang yang mengitari tempat tidur si kakek pun menghilang.
Si kakek ini adalah Choi Go Bong, Presdir Hotel Daehan, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang penginapan gitu, hotel hotel hehehe. Mimpi buruknya di malam ini membangunkan seisi rumah. Semua pelayan bangun menuju kamar Presdir Choi. Ketika masuk ke kamar, mereka terkejut melihat pria itu meringkuk dengan tubuh gemetaran dan nafas terengah-engah.
Sekretaris Sung menghampirinya apa Presdir Choi baik-baik saja. Presdir Choi berteriak menyuruh mereka menyalakan lampu. Mereka pun melaksanakannnya, kamar itu sekarang terang benderang.

Dengan tangan gemetaran Presdir Choi memakai kacamatanya. Ia melihat sekeliling kamarnya. Ia melihat bunga mawar di kamarnya masih segar tidak layu seperti di dalam mimpinya. Buah-buahan juga tidak busuk. Jam dinding pun menunjukan waktu yang tepat. Tak ada hal aneh di kamar itu.

Sekretaris Sung bertanya apa Presdir Choi bermimpi buruk lagi. Presdir Choi balik bertanya apa Sekretaris Sung tidak mendengar sesuatu. Sekretaris Sung heran mendengar apa, ia melihat Presdir Choi penuh dengan keringat di wajah. Ia pun mengusapnya.

Presdir Choi menyingkirkan tangan Sekretaris Sung, ia menyuruh semuanya keluar. Mereka pun keluar membiarkan pria tua itu untuk kembali beristrahat. Tak lupa lampu dimatikan lagi.

Presdir Choi duduk terdiam berusaha mengatur nafasnya.
Gold House, itulah tulisan di depan rumah mewah Presdir Choi Go Bong. Ia memiliki dua orang adik. Keduanya berkunjung ke Gold House. Adik laki-lakinya bernama Choi Young Dal datang bersama sang istri, Lee In Ja. Adik perempuannya bernama, Choi Mi Hye.

Mi Hye menyiapkan banyak makanan kakaknya. Sekretaris Sung heran kapan Mi Hye menyiapkan semua ini. Mi Hye mengatakan kalau ia membuatnya ketika kembali ke Korea kemarin, bukankah sekarang ulang tahun kakaknya yang ke 70.

Young Dal (Kenapa namanya harus Young Dal hahaha) tanya apa kakaknya belum bangun. Ia langsung duduk akan makan duluan. Istrinya ngomel-ngomel menyuruh jangan hanya duduk, cepat pergi dan lihat kakak iparnya. Young Dal menurut.
Mi Hye menilai kakak iparnya ini terlalu keras pada suami membuat kakaknya gugup tapi ia tahu pasti kalau kakaknya ini sangat sayang pada istri. In Ja bertanya memangnya apa yang akan ia lakukan dengan kasih sayang, menurutnya itu tak akan membuat kita mendapatkan uang. Mi Hye mengingatkan kalau kakak iparnya ini terus-menerus menyebut uang maka mereka (uang itu) malah akan lari.
Young Dal datang bersama kakaknya, Choi Go Bong. Mereka tersenyum bahagia menyambut Presdir Choi. Bukan senyum tulus dari dua orang adiknya melainkan senyum cari muka. Hahaha.

Mereka mengucapkan selamat ulang tahun untuk Presdir Choi tapi Presdir bilang tak perlu repot-repot mengucapkan selamat ulang tahun bukankah ulang tahunnya besok, kenapa pagi ini semua ribut sekali.
Mi Hye langsung menunjukan hadiah yang dibawanya dari Afrika Selatan. Young Dal tak mau kalah, ia menyuruh istrinya cepat menunjukan hadiah apa yang dibawanya. In Ja mengatakan kalau yang ia bawa ini madu ratu lebah Himalaya. Orang-orang mempertaruhkan hidup mereka untuk mendapatkan ini, mereka berhasil mendapatkan madu ini hanya dua untuk tahun ini.

Sekretaris Sung penasaran apa benar begitu, ia ingin mengambil madu itu untuk melihat dengan jelas tapi Young Dal menabok tangannya tanda melarang hahaha.

Presdir Choi Go Bong tahu pasti yang dilakukan adik-adiknya ini pasti ada udang di balik batunya. Namun In Ja beralasan yang dibawanya ini baik untuk kesehatan Presdir Choi.

Karena sudah berkumpul Presdir Choi pun menyuruh adik-adiknya makan bersama.

Pelayan menyuguhkan sup rumput laut dan memakaikan celemek pada Presdir Choi. Melihat makanan itu Presdir mengeluh, makanan yang disajikan tidak seperti makanan burung, ia sendiri bahkan bukan seekor kambing kecil.
Young Dal berkata bahwa ia mendengar Choi Dae Han (putra Presdir Choi Go Bong) pergi ke luar negeri untuk perjalanan bisnis. Ia tanya apa tidak terjadi masalah disana. Mi Hye berkata untuk menyenangkan hati kakaknya bahwa ragu Dae Han akan menyebabkan masalah di luar negeri. In Ja menyambung berharap Dae Han akan segera kembali. Ia penasaran apa Dae Han ingat akan hari ulang tahun ayahnya.
Hong Ji Yoon, Sekretaris kantor datang menyapa Presdir Choi. Ia menanyakan apa semalam Presdir tidur nyenyak. Presdir menjawab tidak. Mendengar jawaban Presdir, Ji Yoon hanya tersenyum, sepertinya jawaban itu sudah terbiasa ia dengar.

Ji Yoon menyampaikan jadwal kerja Presdir Choi. Ia mengatakan setelah ini mereka akan langsung pergi ke kantor dan menandatangani dokumen. Presdir Choi malas mendengar rincian jadwal kerjanya, ia meminta Ji Yoon tak usah melanjutkan menyampaikan itu padanya.
Presdir Choi heran apa yang membuat Dae Han tak juga datang. Mereka diam. Ia tentu saja curiga dengan diamnya mereka, “Kenapa? Apa dia terlibat masalah lagi?” Ji Yoon menunduk diam. Presdir Choi menatap Ji Yoon, apa Ji Yoon tidak akan memberitahukan ini padanya.

“Minggu lalu di Las Vegas....” Ji Yoon berusaha menjelaskan namun Presdir Choi sepertinya sudah hafal betul sifat putranya menyela bertanya berapa banyak Dae Han kalah. Ji Yoon bilang sebenarnya ini tentang seorang wanita, kelihatannya Dae Han kehilangan uang dan meminjam uang dari wanita itu. Tapi sekarang wanita itu mengatakan kalau dia hamil. Presdir Choi dan yang lain kaget. Ji Yoon berkata kalau wanita itu mengancam akan memberi tahu media tentang kehamilannya, jadi ia akan menyelesaikan itu segera.

Young Dal menebak apa wanita itu seorang penggali emas. Mi Hye menyahut kalau wanita itu hamil bukankah kita harus menikahkan mereka.
Presdir Choi marah sekali. Ia memukulkan sendok ke meja membuat semuanya tersingkap kaget. “Biarkan anak nakal itu menanganinya sendiri.” bentaknya.

Ji Yoon menambahkan kalau disurat kabar juga ada foto-foto Dae Han yang diambil ketika di Las Vegas. Ia dan yang lainnya akan mencoba mengubur semua sebanyak yang ia bisa tapi uang yang Dae Han pinjam kali ini sebesar 1 milyar won.

Mendengar uang sebanyak itu Presdir Choi murka, “Katakan padanya aku tak akan membayar sepeserpun untuk itu.” teriaknya hingga membuatnya terbatuk-batuk wakakaka.

Ada telepon masuk mengabarkan kalau Choi Dae Han ada dalam line telepon. Presdir Choi berteriak minta segera disambungkan. Presdir Choi dengan suara kerasnya bertanya dimana putranya sekarang. Dae Han menjawab kalau sekarang ia berada di atas kepala ayahnya. Hahaha
Choi Dae Han berada di dalam helikopter yang tengah mengudara di atas Gold House. Ia bersiap akan melakukan terjun payung.

Terdengar suara teriakan ayahnya di telepon memintanya segera datang. Dae Han berteriak kalau ia akan segera kesana.
Dae Han mengambil ancang-ancang dan ia pun lompat dari helikopeter.

Choi Young Dal yang sudah berdiri di tepi jendela memberi tahu mereka kalau Dae Han ada di atas sana.
Sambil melakukan terjun payung, Dae Han mengibarkan bendera yang bertuliskan ucapan selamat ulang tahun untuk ayahnya. Presdir Choi terharu dengan tindakan putranya.

Namun karena tulisan itu hanya berupa tempelan, perlahan tempelan di huruf pun berterbangan karena angin di atas yang cukup kencang. Tulisannya berubah menjadi, ‘Ayah, ulang tahunmu sudah mati.’ Hahaha

Mereka yang membaca itu terkejut, saking terkejutnya hingga membuat Presdir choi sakit kepala. Hahaha.
Dae Han masuk ke kamar ayahnya, disana ayahnya tengah diperiksa oleh dokter. Presdir Choi yang marah melempar bantal ke arah putranya. Dae Han dengan sigap menangkap bantal itu. Ia tertawa dan menjawab, “strike.” jelas saja itu membuat ayahnya semakin emosi.
“Hi....” sapa Dae Han pada Paman dan Bibinya hahaha.
Presdir Choi bertanya pada dokter apa dirinya memiliki penyakit yang parah. Dokter mengangguk menjawab ya. Tapi kemudian dokter buru-buru meralat tidak, karena Presdir Choi menjalani operasi setelah serangan jantung yang terakhir kali jadi sekarang kondisi Presdir Choi sangatlah serius, tapi jika Presdir Choi melakukan usaha yang lebih....

Presdir Choi menyela bertanya usaha lebih apa yang ia lakukan. Dokter melarang Presdir Choi mengkonsumsi alkohol. Presdir Choi tahu itu, jangan ada alkohol atau makanan berminyak, bukankah dokter selalu memberitahunya untuk makan sayuran dan ikan setiap hari bahkan baunya sekarang sudah seperti ikan.
Dae Han yang duduk santai sambil makan buah menyahut kalau begitu makan saja makanan yang ayahnya sukai. “Ini tidak akan menyenangkan jika kau tak bisa makan bahkan makan makanan yang kau sukai. Apa ayah tahu berapa lama lagi ayah bisa hidup?”

Dae Han santai saja mengucapkan kalimat itu. Ia melempar apel yang tadi dimakannya ke tempat sampah, plung pas banget masuk, “goal.” sahutnya hehehe

Presdir Choi hanya bisa menghela nafas melihat tingkah putranya.
Disebuah lapangan olahraga tengah diadakan uji ketangkasan. Eun Ha Soo (Jang Nara) menjadi salah satu pesertanya. Ia dan salah seorang bapak-bapak bertahan sampai akhir. Keduanya pun lolos.
Ahjussi itu heran kenapa wanita muda seperti Ha Soo melakukan sesuatu seperti ini. Ha Soo bilang kalau ia bisa lulus, ia bisa mendapatkan pekerjaan full time.

Untuk yang tadi lolos, harus mengikuti uji ketangkasan lain. Berlari sambil membawa karung yang ada isinya.
Ha Soo berlari sekuat tenaga, satu persatu lawan berhasil ia lewati. Ia pun sejajar dengan ahjussi yang tadi. Di pinggir lapangan teman Ha Soo, Woo Young berteriak menyemangati.
Sambil beralari ahjussi itu mengatakan pada Ha Soo kalau ia memiliki empat anak. Ha Soo melihat ke pinggir lapangan, ada ibu hamil bersama tiga orang anak yang tengah memberikan semangat.
Ha Soo pun menjatuhkan diri tak melanjutkan larinya. Son Woo Young berteriak apa yang Ha Soo lakukan, kenapa malah duduk di lapangan. Ahjussi yang tadi pun dinyatakan sebagai pemenangnya. Ibu hamil dan ketiga anaknya berteriak senang. Melihat itu Ha Soo tersenyum, setidaknya ia sudah membahagiakan sebuah keluarga.
Di dalam mobil menuju kantor, Ji Yoon yang melihat Presdir Choi memejamkan mata menanyakan apa Presdir baik-baik saja. Presdir Choi balik bertanya kenapa, apa Ji Yoon pikir ia sudah mati. Ji Yoon mengusulkan kalau Presdir sedang tak ingin ke kantor haruskah ia membatalkan beberapa janji hari ini. Presdir Choi menyahut omong kosong, sejak kapan ia bekerja berdasarkan kesehatannya.

Flash back
Dokter memberikan botol berisi obat pada Presdir Choi Go Bong. Dokter mengatakan itu adalah obat darurat. “Jika jantungmu tiba-tiba terasa kencang dan kau kesulitan bernafas, minum itu.” Presdir mengeluarkan beberapa obat yang warnanya hijau, ia tanya apa obat ini akan mengubah apapun. Dokter berkata sejujurnya sesuatu bisa saja terjadi secepat mungkin, “Anda juga harus segera berhenti bekerja!” saran Dokter.

Flashback end
Ketika memasuki halaman Presdir Choi melihat seorang pria tua yang berjalan diapit lengannya oleh seorang gadis. Sekretaris Sung berkata kalau pria tua itu cukup modis, tak heran kenapa ada rumor skandal tentang pria tua itu. Presdir Choi kesal, menurutnya itu adalah hal yang menjijikan ketika sudah tua.
Turun dari mobil Ji Yoon merapikan sedikit penampilan Presdir Choi. Apa yang Ji Yoon lakukan diperhatikan oleh seseorang di mobil belakang. Jung Yi Gun memperhatikan sesaat apa yang dilakukan Ji Yoon pada Presdir Choi.
Sekretaris Sung memuji penampilan Presdir Choi, “Tak heran kenapa anda dipanggil Alain Delon.” Ia memberikan jempolnya untuk penampilan Presdir Choi.
Tapi sebaliknya Presdir Choi menatap sinis penampilan Sekretaris Sung. Sekretaris Sung melihat penampilannya sendiri, tak ada yang salah dengan penampilannya. Presdir heran ada apa dengan pakaian yang Sekretaris Sung kenakan. Sekretaris Sung juga heran apa sekarang Presdir memperhatikan pakaian yang dikenakannya, ia hanya mencoba agar terlihat lebih muda karena selama ini semua orang melihatnya lebih tua dari usianya. Sekrearis Sung berputar-putar bak penari balet hahaha. Ji Yoon yang melihat hanya tersenyum-senyum saja.
Presdir Choi jengah dengan tingkah kekanak-kanakan Sekretaris Sung. Ia mengacungkan tongkat akan memukul namun dengan sigap Sekretaris Sung melindungi kepala jadi yang kena pukul adalah tangannya. Presdir memukul kesana-sini hingga akhirnya ia menancapkan ujung tongkatnya ke perut Sekretaris Sung. Hahaha Sekreatris Sung mengaduh kesakitan terduduk sambil mewek-mewek, “Alain Delon tua memukuliku.” Ji Yoon tertawa melihat tingkah dua orang ini. Sekretaris Sung mengangkat kedua tangan tanda menyerah sambil mewek-mewek.
Melihat Presdir datang, pegawai hotel langsung berbaris menyambut. Ketika Presdir lewat di depan mereka, mereka membungkuk. Namun salah satu pelayan, Yoo Nan Hee terkejut begitu melihat ia masih memakai sendal. Temannya, Kang Gi Chan yang berdiri di sampingnya hanya bisa menahan tawa. Hahaha
Seorang pria menghampiri Presdir Choi, sepertinya ia baru dipecat. Ia memohon agar Presdir terus mempekerjakan dirinya disini beberapa bulan lagi, ia akan menerima pekerjaan apapunitu. Presdir Choi mengabaikannya namun pria itu berlutut di depan Presdir. Ia menangis memohon mengatakan dirinya membutuhkan uang untuk operasi putrinya, dimana lagi ia bisa mencari pekerjaan di usianya yang sudah tak lagi muda.

Presdir Choi jongkok menatap pria itu, “Ketika aku mempekerjakanmu itu berarti aku membeli nilaimu. Tapi jika sebuah produk sudah tidak menghasilkan nilainya bukan tidak mengherankan jika aku menyingkirkan produk tersebut.” Tak ada alasan baginya untuk memperhatikan apapun keadaan pria itu.

Dua orang menyeret pria itu menyingkir dari Presdir Choi. Presdir melanjutkan langkahnya menuju kantor.
Nan Hee tak mengerti bagaimana Presdir Choi bisa melakukan hal sekejam itu tanpa mengedipkan mata. Ia bertanya pada Gi Chan apa sudah mendengar itu. Gi Chan balik bertanya mendengar apa.
“Menurut rumor, Presdir kita, dia sangat takut seseorang mungkin akan mencuri uangnya. Dia mengumpulkan semua uangnya dengan aman saat dia makan dan tidur disana. Dia disebut sebagai seseorang yang dikelilingi oleh uangnya. Hanya ada beberapa orang tertentu yang mempunyai uang sebanyak itu. Tak peduli seberapa kerasnya kita bekerja, semua uang itu akan pergi ke orang tua itu.”

Gi Chan melihat Nan Hee begitu kesal, apa Nan Hee berkeinginan menikah dengan orang seperti itu. Nan Hee mengatakan kalau tipe idealnya itu orang kaya yang meninggal lebih awal. Gi Chan menunjuk Presdir yang sudah berlalu, apa seperti dia. Nan Hee mengangguk memangnya apa yang salah dengan itu, ia yakin semua wanita pasti menginginkan itu. (hahaha ga semua juga kali Non)
Jung Yi Gun berada di ruangan Presdir Choi menyerahkan dokumen yang ia katakan kemarin. Dokumen warisan, Presdir Choi bisa menyatakan rasio warisan sesuai keinginan Presdir. Ia bertanya apa Presdir sudah memutuskannya. Presdir Choi terdiam sesaat sambil menatap Yi Gun. Ia kemudian kembali membaca dokumen itu, “jika kau anakku itu akan mudah untuk membuat keputusan.” Yi Gun diam tak menyahut omongan Presdir.

Seseorang mengetuk pintu ruangan Presdir Choi, itu Hong Ji Yoon. Yi Gun menoleh ke arah pintu, ia bertemu pandang dengan Ji Yoon.
Yi Gun sudah keluar dari ruangan Presdir Choi, Ji Yoon menyerahkan artikel berita pada presdir. Ia mengatakan kalau dirinya sedang berusaha menghentikan wartawan atas berita tentang Choi Dae Han.

Putra Presdir Grup Daehan, Choi Dae  Han menghamili wanita dalam perjalanan bisnis.

Itulah bunyi berita di artikel tersebut. Presdir Choi kesal membacanya, ia hanya bisa menghela nafas dengan tingkah putranya. Ji Yoon berharap Presdir Choi bisa mengubur berita itu dengan rencana lain. (Ya istilahnya pengalihan isu gitu, berita negatif ditutup dengan berita lain tapi ya positif, jadi orang-orang udah ga ngebahas berita lama)

Ji Yoon menunjukan bungkusan yang ia bawa. Ada sepatu karet, jaket, celana.
Choi Dae Han sampai di kantor. Ia berjalan santai, tapi langkahnya terhenti ketika ia melihat ayahnya. Ia harus sembunyi, keberadaannya disini tak boleh diketahui ayahnya. Ia celingukan mencari sesuatu untuk bersembunyi.
Dae Han melihat salah satu pelayan, Kang Gi Chan yang mendorong troli berisi tumpukan koper. Ia akan bersembunyi disana. Dae Han meluncur sruuuuutttt.... namun luncuran yang ia lakukan tak semulus apa yang diharapkan. Ditengah-tengah dirinya meluncur, luncurannya malah terhenti saking lantai di hotel itu keset kali ya, ga licin hahaha. Dae Han sesegera mungkin sembunyi.
Gi Chan terkejut campur heran. Tapi ia diam saja melanjutkan mendorong trolinya. Dae Han mengintip disela-sela koper untuk melihat keadaan. Presdir Choi tak melihat keberadaannya namun tidak dengan Ji Yoon. Ji Yoon melihatnya tapi diam saja.
Ji Yoon mencegat Dae Han yang sepertinya akan pergi, “Kau pikir akan pergi kemana ketika sebentar lagi akan ada pertemuan?” Dae Han bilang kalau ia akan menemui seseorang. Ia menyadari keberadaannya di pertemuan itu hanya akan membuat sulit karyawan. Ia akan membawakan sesuatu yang enak untuk Ji Yoon dalam perjalanan pulang nanti.

Ji Yoon hanya bisa menghela nafas. Dae Han berkata kalau ia tak akan menghentikan apapun yang Ji Yoon lakukan untuk membersihkan kekacauan yang ia buat tapi ia harap Ji Yoon jangan melakukan pemeriksaan latar belakang. Kalau memang Ji Yoon melakukan itu, lakukanlah dengan benar.

Dae Han mengakui bahwa ia berhubungan dengan beberapa wanita di kasino dan meminjam uang dari wanita itu. Tapi ia melakukannya untuk membantu bisnis temannya. Tapi rumor tentang hamil, itu omong kosong. Ia bahkan tak mencium si wanita.
Ji Yoon mengingatkan bukankah Dae Han harus membayar kembali 1 milyar won. Dae Han membenarkan tapi ia tenang saja karena pasti ayahnya akan membayarkan itu, memangnya ayahnya berencana untuk membawa semua uang itu ketika ayahnya meninggal. Bagaimana lagi ayahnya akan menghabiskan uang itu kecuali untuk membayarkan masalahnya.

Ji Yoon memberi tahu kalau Presdir Choi tak akan memberikan uang sepeserpun untuk membayar itu. Dae Han jelas saja kaget ayahnya akan lepas tangan. Ji Yoon mengatakan kalau ia akan menjual rumah Dae Han yang di Cheongdam-dong.

Dae Han tak habis pikir dengan ayahnya, bukankah ia ini anak satu-satunya. Ia menilai ayahnya ini sungguh orang tua yang kejam. Ia pun mengerti dan akan pergi namun Ji Yoon menahan tangannya, Ji Yoon minta Dae Han jangan kemana-mana dan belajar bisnis mulai hari ini karena itu perintah dari Presdir. Tapi Dae Han tak tertarik belajar binis.

Ji Yoon bertanya, “jika kau tidak menerima warisan dari ayahmu ketika dia meninggal, apa yang akan kau lakukan?”

“Aku hanya akan mengatur kehidupan miskinku, kau puas? Berhenti mencemaskanku.” ucap Dae Han.
Ji Yoon bertemu Yi Gun. Yi Gun mengomentari apa yang Ji Yoon lakukan, orang-orang mungkin akan berpikir Ji Yoon ini istri Presdir. Melihat Presdir Choi di pagi hari dan Choi Dae Han di sore hari.

Yi Gun bertanya apa malam ini Ji Yoon bebas tugas. Ji Yoon bilang kalau malam ini ia tidak bebas tugas, bukankah Yi Gun tahu itu. Yi Gun menyahut inilah sebabnya kenapa orang-orang membicarakan Ji Yoon. Ji Yoon tanya membicarakan tentang apa.

“Bahwa kau ini Nyonya Presdir.” sahut Yi Gun.
Ji Yoon tak peduli apa yang mereka katakan mengenai dirinya, biarkan saja mereka mengatakan apa yang mereka inginkan. Yi Gun tanya apa yang sebenarnya Ji Yoon inginkan, apa Ji Yoon benar-benar memikili motif tersembunyi untuk melakukan itu. Ji Yoon menyuruh Yi Gun pikirkan mana saja apa Yi Gun inginkan.
Disebuah panti jompo dimana Ha Soo dan Woo Young melakukan pelatihan pekerjaan menjadi relawan.
Ditempat yang sama Presdir Choi juga berkunjung kesana. Kunjungan untuk membersihkan nama atas masalah yang Dae Han lakukan. Ya melakukan tindakan positif gitu untuk menutupi kasus negatif hahaha. Tar kan diliput media gitu hahaha.

Sekretaris Sung melihat penampilan Presdir Choi benar-benar seperti seorang kakek penghuni panti jompo tapi masih terlihat lebih baik karena pakaian yang digunakan keren hahaha. Presdir Choi dengan bangganya bilang tentu saja, gue gitu lho.

Ji Yoon memberi tahu kalau orang yang membuat kimchi ada disini, sebagai bagian dari acara publik Presdir bisa muncul dengan menyanangkan dan santai. Presdir Choi menyahut kalau ia semua melakukan yang Ji Yoon sarankan. Ji Yoon melanjutkan kalau ia akan pergi untuk mengurus konferensi pers. Presdir menyuruh Sekretaris Sung pergi bersama Ji Yoon.

Tapi Sekretaris Sung cemas apa nanti Presdir Choi akan baik-baik saja sendirian. Presdir berkata memangnya ia ini anak kecil, ia akan baik-baik saja sendirian jadi tak usah khawatir. Presdir Choi pun berjalan sendirian menuju panti jompo.
Hujaan turun, Presdir Choi lari-lari kecil untuk mencari tempat berteduh. Begitu pun dengan Ha Soo, ia yang membawa barang-barang sesegera mungkin berteduh.

Ada pengendara motor yang ngebut. Presdir Choi pun terserempet motor hingga membuatnya jatuh. Kacamatanya pun terlepas. Han Soo yang tak jauh dari sana melihat seorang kakek tergeletak di jalan. Presdir Choi meraba-raba aspal mencari kacamatanya.
Ha Soo akan membantu memberdirikan Presdir Choi. Tapi Presdir Choi malah marah ada orang lain yang menyentuh tubuhnya. Ia menampik tangan Ha Soo membuatnya terjengkang. Ha Soo melihat sepatu yang dikenakan Presdir Choi lepas, ia pun membantu memakaikannya. Ia meminta kakek yang akan ditolongnya ini berpegangan padanya. Ha Soo tanya apa kakek ini tinggal disalah satu kamar ditempat ini. Presdir Choi mengatakan dirinya tak apa-apa, sambil meraba-raba aspal mencari kacamatanya.

Ha Soo kembali akan membantu membangunkan Presdir Choi tapi sekali lagi Presdir Choi marah dan menolaknya. Ia mendorong Ha Hoo hingga terjatuh dan membuat tangan Ha Soo terluka.
Ha Soo jadi kesal, niatnya baik ingin membantu tapi malah orang yang dibantu begitu keras kepala. Ia pun tak peduli dan akan pergi, namun ia malah menendang kacamata yang dicari-cari Presdir Choi. Ia pun tak tega meninggalkan kakek itu sendirian dikala hujan sambil mencari-cari kacamata. Ia mengambil kacamata itu dan menyimpannya di plastik.
Ha Soo pun sekali lagi memita kakek yang ditolongnya ini untuk berpegangan padanya. Ia meminta si kakek jangan keras kepala, bukankah hujannya sangat deras. Presdir Choi pun nurut Ha Soo membantu memapahnya. Ia teringat akan tongkatnya, sambil tetap memapah Presdir Choi, Ha Soo mengambil tongkat.

Ha Soo mengeluhkan si kakek yang sangat berat. Hahahaha.
Presdir Choi sudah berganti pakaian dengan pakaian yang kering. Ya pakaian kakek-kakek yang tinggal disana, sumpeh pakaiannya ga banget kembang-kembang hahaha. Presdir Choi sendiri kesal dengan pakaian yang dikenakannya. Ia berkumpul bersama penghuni panti jompo lain. Mereka mengira Presdir Choi seorang kakek penghuni baru hahaha.

Ha Soo yang ada disana menanyakan apa Presdir Choi baik-baik saja. Presdir Choi menjawab dengan marah tentu saja ia baik-baik saja.

Salah seorang kakek disana menayakan dimana Presdir Choi tinggal. Nenek disebelah Presdir Choi ikutan bertanya apa ini pertama kalinya Presdir Choi datang ke tempat ini. Salah satu dari kakek menyahut mungkin seseorang meninggalkan Presdir Choi disini. Hahaha.
Dengan sombongnya Presdir Choi mengatakan kalau ia lah yang membangun tempat ini. Mereka mengangguk-angguk, “apa kau yakin kau tidak memikul batu bata?”

“Dia mungkin menderita alzheimer.” Sahut kakek berkacamata.

“Dia mungkin gila.” Sambung kakek yang lain.

Presdir Choi menahan kesal mendengar ocehan mereka. Hahaha.
Seorang nenek memberikan selimut untuk Presdir Choi dan membawakan handuk untuk mengeringkan rambut. Tapi ketika si nenek itu akan membantu mengeringkan rambut Presdir Choi marah sekali, ia membentak dan menampik si nenek hingga membuat si nenek hampir terjatuh.
Ha Soo membantu si nenek yang tadi didorong Presdir Choi. Ha Soo tak menyangka dengan sikap kasar Presdir Choi bagaimana mungkin ada orang yang mengabaikan sikap baik orang lain. Presdir Choi tak menanggapinya. Ia melihat sekeliling mencari-cari seseorang, ia bertanya dimana orang-orang yang bekerja disini.

Ha Soo berkata kalau membutuhkan sesuatu bisa beritahukan saja padanya. Ia mengambil handuk yang tadi dibawa nenek, ia akan mengeringkan rambut Presdir Choi yang basah supaya tidak masuk angin.
Tapi ketika Ha Soo akan mengeringkan rambut Presdir Choi, Presdir Choi berteriak marah karena ada yang menyentuh rambutnya. Ia melemparkan handuk itu ke wajah Ha Soo. Ia berteriak-teriak marah.
Ha Soo terdiam terkejut melihat sikap seorang kakek yang begitu menyebalkan dan menilai Presdir Choi sungguh pria tua yang jahat. Presdir Choi tak terima disebut begitu ia akan membuat perhitungan dengan Ha Soo namun sayang kakinya kesandung meja, ia meringis memegangi kakinya. hahaha
Kakek yang pake topi menanyakan apa Presdir Choi memiliki anak. Presdir Choi tak menjawab, ia berteriak memanggil sekretaris Sung. Ternyata sekretaris Sung lagi enak-enakan tidur didalam mobil hahahaha.
Kakek yang tadi bertanya tanya lagi apa itu nama anak Presdir Choi. Presdir Choi bilang kalau itu bukan anaknya tapi sekretarisnya. Mereka tertawa menilai itu hanya lelucon. Mereka juga menanyakan kenapa sepatu Presdir Choi sangat kotor. Mereka mengomentari sepatu yang dikenakan Presdir adalah sepatu karet, mereka pun menebak Presdir Choi pasti sangat miskin. Haruskah ia membelikan sepatu. Mereka-mereka ini jelas membuat Presdir Choi jengkel. Ia mengambil tongkat dan pergi dari sana.
Di luar Presdir Choi ditarik seorang nenek, ia diminta untuk mencoba kimchi yang sedang dibuat. Presdir Choi tak mau dan menilai itu kotor karena dipegang di tangan orang. Ha Soo yang ada disana melirik sebal.
Nenek itu memaksa, Presdir Choi yang tak mau menampik tangan si nenek. Kimchi itu pun terlempar ke atas dan mendarat tepat di wajah Presdir Choi. Apa yang terjadi...?
Argghhhhhhh teriak Presdir Choi keras.

Wakakakakak....
Ha Soo membawa Presdir Choi untuk mencuci wajah yang kotor terkena kimchi tadi. Ia melingkarkan handuk agar air tak membasahi pakaian. Tapi ketika ia akan membasuh wajah, Presdir Choi jelas menolaknya.
Karena tak mau dibantu mencuci wajah, Ha Soo pun akan mencuci tangan Presdir Choi saja. Awalnya Presdir Choi menolak, beralasan ia bisa melakukannya sendiri. Tapi Ha Soo memaksa dan menyuruh kakek yang ada di depannya ini diam saja.
Ha Soo menggosok lembut tangan Presdir Choi menggunakan sabun. Presdir Choi memperhatikan apa yang dilakukan Ha Soo. Ia mulai tersentuh, mungkin ia baru kali ini merasakan ketulusan dari seseorang.

Tapi sikap galaknya tidaklah hilang, ketika Ha Soo akan mengeringkan tangan, Presdir Choi merebut handuk itu dan mengeringkan tangannya sendiri. Karena merasa apa yang dilakukannya ini tak diterima dengan baik Ha Soo pun kemudian berlalu dari sana.
Ha Soo duduk di bangku taman ngomel-ngomel mengomentari si kakek yang baru saja dibantunya, “dia itu seharusnya tahu bagaimana berterima kasih ketika seseorang melakukan hal baik untuknya. Dia itu melakukan apa yang dia inginkan, dia sangat keras kepala. Dasar pria tua yang jahat.” Gerutunya.
Ha Soo mengeluarkan kacamata milik Presdir Choi yang disimpannya. Ia mencoba mengenakan kacamata itu, itu membuatnya malah pusing. Ia pun menyadari kalau si kakek yang ia bantu itu benar-benar membutuhkan kacamata ini.
Pegawai Hotel Daehan menghibur penghuni panti jompo dengan musik. Mereka berjoget-joget bersama. Presdir Choi yang ada disana duduk dan mencibir apa yang mereka lakukan. Ia pun teringat ucapan Ha Soo yang menyebutnya sebagai pria tua jahat.
Ha Soo menghampiri Presdir Choi, “Kakek!” sapa Ha Soo. Presdir Choi berusaha melihat dengan jelas siapa yang ada di depannya. Ha Soo memakaikan kacamata itu ke Presdir Choi. Presdir Choi pun bisa melihat dengan jelas wajah Ha Soo.
“Aku mencoba memperbaikinya, bisa kau melihat sesuatu dengan jelas?” tanya Ha Soo seraya tersenyum.

Presdir Choi terdiam menatap Ha Soo yang tersenyum padanya. Ia membaca tag nama, disana tertulis relawan Eun Ha Soo.
Ha Soo memberikan satu permen pada Presdir Choi. Presdir heran apa ini. Ha Soo mengatakan kalau ayahnya menyukai permen mint, ia mengambil beberapa permen untuknya.

Woo Young memanggil Ha Soo agar membantunya. Ha Soo pun permisi pada Presdir Choi. Presdir Choi berteriak apa Ha Soo pikir ia makan makanan yang seperti ini. Ia menyuruh Ha Soo mengambil kembali permen itu tapi Ha Soo berlalu saja dari sana.

“Eun Ha Soo?” Gumam Presdir Choi mengingat nama wanita tadi. “Dia pikir dia itu siapa?” Gerutunya.
Ji Yoon sampai di tempat itu dan terkejut melihat pakaian yang dikenakan Presdir Choi. Presdir Choi terkejut melihat kedatangan Ji Yoon dan segera menyimpan permen mint pemberian Ha Soo. Ia mengatakan kalau dirinya baik-baik saja. Ji Yoon melihat kacamata yang dikenakan Presdir Choi rusak, ia akan membawakan kacamata baru, tapi Presdir bilang tidak apa-apa.
Presdir Choi pun langsung jejogetan mengikuti irama musik. Hahahaha jadi inget Kim Soo Young yang jejogetan di AAMR hahaha
Woo Young heran kenapa wartawan datang ke tempat ini. Ha Soo menebak mungkin mereka ingin menulis artikel tentang tempat ini. Woo Young mendengar kalau resort Daehan mempekerjakan orang-orang magang. Jadi ia mengatakan pada mereka kalau ia dan Ha Soo akan melamar kesana. Ha Soo tersenyum menilai Woo Young sudah melakukan hal yang bagus.
Sebagai bagian dari acara, mereka pun melakukan foto bersama. Presdir Choi berdiri di tengah diantara penghuni panti jompo.
Ketika Presdir Choi menoleh ke samping, ia melihat Ha Soo yang suda menyelesaikan tugasnya. Ha Soo pun melihat ke arah mereka yang sedang berfoto. Mata keduanya bertemu pandang. Ha Soo membungkuk sebagai tanda ia memberi salam pada orang yang lebih tua. Presdir Choi terus menatap Ha Soo yang berjalan semakin menjauh.

Bersambung ke part 2

Ini Aki-aki lagi jatuh hati apa ya hahaha...

2 comments:

  1. Part1 msh agak g jelas.mungkn bsk bs jelas

    ReplyDelete
  2. ngakak lagi baca sinop.nya Lee Joon beda karakternya di drama sebelumnya, ugh suka bangetttt Lee Joon disini ganteng koplak pokoknya ok dah...
    mbak Fighting!!!


    Fie

    ReplyDelete

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.