Friday 25 October 2013

Sinopsis Suspicious Housekeeper Episode 8 Part 1

Kakek yang marah akan memukul Sang Chul. Hye Gyul berteriak minta tolong pada Bok Nyeo untuk menghentikan kakek.
Bok Nyeo pun menahan tangan kakek sekuat tenaga. Sang Chul yang berdiri di belakang Bok Nyeo menyentuh pundak Bok Nyeo meminta untuk mengyingkir karena berbahaya.
Tapi secepat kilat Bok Nyeo meraih tangan Sang Chul, mengangkat tubuh dan membantingnya ke lantai dan membuat Sang Chul tak sadarkan diri. Anak-anak dan yang lain terkejut melihat Bok Nyeo membanting Sang Chul dengan keras.
Bok Nyeo : “Saya sudah bilang jangan berdiri di belakang saya!”
Dalam perjalanan pulang Bok Nyeo tahu kalau ada orang yang mengikutinya. Ia terus melanjutkan jalannya dan si pria penguntit yang tak lain adalah Tae Shik terus mengikutinya hingga ke sebuah bangunan kosong.
Tae Shik celingukan mencari Bok Nyeo di dalam bangunan yang sepi dan gelap. Tiba-tiba Bok Nyeo muncul sambil mendorong Tae Shik ke tepi tembok. Bata tembok itu runtuh. Bok Nyeo menatap tajam dengan tangan mencengkeram kuat baju Tae Shik. Ia siap menjatuhkan Tae Shik dari lantai atas bangunan kosong.
Tae Shik tak takut, ia malah mencibir tindakan Bok Nyeo. “Kau pernah membunuh orang lain dengn cara seperti ini. lepaskan aku, agar kita bisa bicara."
Bok Nyeo pun menarik tubuh tae shik menjauh dari tempat runtuhnya tembok tadi. "Kenapa kau...”

Tae Shik : “Jangan bilang kau lupa kalau kau adalah pembunuh yang membunuh sebuah keluarga. Kau jangan bilang kalau itu bukan kau. Kenapa kau bekerja untuk keluarga itu? Apa kau mau menikmati ketidakbahagiaan keluarga lain? Atau apa kau menemukan sesuatu yang berharga yang akan dicuri dari keluarga itu? karena aku mencium sesuatu yang mencurigakan, maka aku akan terus mengawasimu. Jadi jangan bermimpi. Menjauhlah dari keluarga itu!”

Bok Nyeo menatap Tae Shik dengan tatapan tajam.

Bok Nyeo keluar lebih dulu dari bangunan kosong itu, tak lama kemudian Tae Shik pun pergi dari sana.
Sepanjang jalan Bok Nyeo terngiang ucapan ibu mertuanya. “Kau yang membunuh mereka.”
Saat itu Bok Nyeo hanya bisa berlutut sambil menangis.

Ibu Mertua : “Kau membunuh mereka. Kau membunuh suamimu dan cucuku. Tersenyum, tersenyumlah sampai mulutmu mengering.”

Bok Nyeo hanya bisa menangis.

Ibu Mertua murka, “Kenapa kau tak tersenyum? Kalau begitu jangan pernah tersenyum sampai kau mati. jangan tersenyum!”
Di rumah sakit, anak-anak menunggui ayah mereka yang masuk UGD. Hye Gyul cemas apakah ayahnya baik-baik saja. Han Gyul berkata kalau dokter bilang ayah mengalami gegar otak. Dokter sendiri harus memastikan kalau itu tidak berakibat buruk bagi ayah.
Doo Gyul tak mengerti kenapa Bok Nyeo melakukan itu. Se Gyul mengingatkan bukankah Bok Nyeo sudah memperingatkan mereka beberapa kali agar tak berdiri di belakang Bok Nyeo. Tapi menurut Doo Gyul walaupun begitu bukankah Bok Nyeo tidak harus sampai menyakiti orang seperti ini. Han Gyul mengira-ngira apa Bok Nyeo melakukan ini dengan sengaja.

Se Gyul : “Sengaja? Kalau begitu apa dia melakukan ini untuk menghentikan kakek?”

Han Gyul mengangguk, “Jika Bok Nyeo tak melakukannya kakek pasti sudah membunuh ayah. Aku bersyukur ini berakhir seperti ini.”

Doo Gyul : “Jadi dia menghentikan sepuluh masalah dengan satu tindakan.”

Perlahan Sang Chul membuka matanya tapi anak-anaknya tak ada yang menyadari kalau ia sudah sadar. Ia mendengarkan apa yang anak-anaknya bicarakan. Ia pun kembali menutup matanya. Pura-pura masih belum sadar.
Han Gyul mengaku kalau ia sangat senang ketika ayahnya kembali ke rumah. Ia merasa ayahnya kembali ke rumah itu untuk mereka sebagai anak-anak ayahnya. Ia tak tahu kalau kakek akan menemui ayahnya di rumah. Adik-adik Han Gyul juga merasakan hal yang sama.

Han Gyul mengajak adik-adiknya menemui dokter untuk mengetahui hasil tes kesehatan ayah mereka yang kemungkinan sudah keluar.
Setelah putra-putinya pergi Sang Chul membuka mata. Ia terharu anak-anaknya mulai kembali membuka hati untuknya.
Keesokan harinya di rumah Keluarga Eun, Bok Nyeo bekerja seperti biasanya. Ia yang tengah mengelap meja tiba-tiba menoleh ke arah anak-anak yang lagi sarapan. Keempat anak ini tak segera sarapan, mereka terus memandangi Bok Nyeo.

Han Gyul merasa Bok Nyeo sedikit agak beda, “Bok Nyeo-nim apa kau sakit?” Bok Nyeo menjawab tidak. Han Gyul bertanya lagi, “Kalau begitu, apa ada sesuatu yang buruk terjadi padamu?” Bok Nyeo kembali menjawab tidak. Han Gyul harap Bok Nyeo memberi tahu mereka jika ada yang Bok Nyeo khawatirkan. Ia menebak pasti ada sesuatu yang buruk telah terjadi pada Bok Nyeo.

Bok Nyeo minta maaf, ia meminta anak-anak ini jangan bicara padanya kecuali jika mereka membicarakan masalah pekerjaan. Anak-anak merasa heran dan saling berpandangan.
Song Hwa seorang diri melamun di rumahnya. Ia mengingat saat bertemu dengan Manajer Choi.

Flashback
Keduanya berada di kafe. Song Hwa mempertanyakan kenapa Manajer Choi bilang kalau Manajer Choi mencintainya. Manajer Choi beralasan karena itu yang mudah dikatakan. “Mengatakan aku mencintaimu adalah hal yang termudah di dunia ini. mengatakan ‘aku mencintaimu’ itu seperti surat pinjaman.” Song Hwa tak mengerti apa maksudnya surat pinjaman.

Manajer Choi : “Akan sulit mengeluarkan sebuah surat jika seseorang benar-benar serius bertanggung jawab untuk itu. Tapi jika dia tahu itu akan bangkrut sangat mudah mengeluarkan sebuah surat.”

Song Hwa mengancam bagaimana kalau ia mengatakan semuanya pada putri Direktur. Manajer Choi tak peduli, silakan saja lakukan apa yang Song Hwa ingin lakukan karena tim eksekutif di perusahaan sudah tahu betapa buruknya Song Hwa yang sudah menuduh Sang Chul melakukan tindak pelecehan seksual. Manajer Choi mencibir bahkan kalau Song Hwa memberi tahu memiliki bayi dengannya pun mereka tak akan ada yang percaya.

Song Hwa tak menyangka kalau Manajer Choi orang yang seperti itu. Manajer Choi tertawa sinis, “Sungguh menyekitkan hatiku melihat wajahmu yang menyedihkan. Ikuti nasehatku dan mengundurkan diri.”

Flashback end
Sang Chul yang sudah sehat masih tinggal di hotel tempatnya menginap. Ia mengingat ucapan Han Gyul di rumah sakit yang merasa senang ketika dirinya pulang ke rumah.
Ponsel Sang Chul berdering, telepon dari Song Hwa. Sang Chul terkejut Song Hwa tiba-tiba menelepon. Ia pun mejawabnya. Tapi tak ada sahutan dari Song Hwa yang menelepon. Song Hwa yang tengah dirundung kecewa hanya diam membisu.

Sang Chul bisa menebak pasti terjadi sesuatu pada diri Song Hwa. “Apa semuanya baik baik saja?” tanya Sang Chul. “Tolong bantu aku!” pinta Song Hwa.
Kakek di rumah sakit mengobati tangannya yang terluka karena cengkeraman Bok Nyeo ketika ia akan memukul Sang Chul. kakek tak habis pikir bagaimana bisa ada wanita yang seperti itu.
Ny Hong ada di rumah sakit itu juga menghampiri kakek dan duduk disana. Kakek terkejut begitu melihat Ny Hong ada disana.

Ny Hong berkata kalau sekarang Bok Nyeo itu sudah seperti seorang ibu bagi anak-anak. Jadi ia harap kakek berhenti mencari-cari kesalahan Bok Nyeo lebih baik biarkan saja karena ini juga demi cucu-cucu kakek. Kakek tak mengerti kenapa Ny Hong melindungi Bok Nyeo, apa Bok Nyeo itu putri Ny Hong.
Hahahaha tiba-tiba Ny Hong tertawa ngakak membuat kakek terkejut, “Kau salah lagi. Jika seseorang semakin tua, mereka harus bersikap anggun sepertiku. Organ dalammu sudah sangat membelit. Itu sebabnya kenapa kau terlihat tua, miskin dan penyakitan. Kau gabungan dari ketiga itu.” (what ketawa ngakak... kayak gitu dibilang anggun hahaha)

“Gabungan apa?” Kakek jelas tak terima dibilang seperti itu. “Hei ahjumma kau ini sudah bertingkah aneh sejak terakhir kali kita bertemu. Siapa kau ini?”

“Jung Mi Sook.” (penggiling padi) sahut Ny Hong.

Kakek : “Jung Mi Sook, apa itu namamu?”

Ny Hong menarik nafas kesal, “Si penggiling padi dari Bong Soo-ri. Apa kau mengidap alzheimer?” Ny Hong tertawa, “Ah itu menjadi gabungan dari keempat itu.”
Kakek : “Apa kau Nami? pembantu yang bekerja di rumah pamanku?”

Ny Hong mengangguk, “Kau ingat aku sekarang?”

Kakek terkejut tak menyangka bisa bertemu lagi dengan Ny Hong, “Apa maksudmu ingat? Aku sangat takut kau akan muncul dalam mimpiku. Tidakkah kau malu pada dirimu? Hubunganku dengan pamanku berantakan karena kau. Di hari aku meninggalkan kampung halaman, aku menganggapmu hantu, bukan manusia.” Kakek yang emosi pergi meninggalkan Ny Hong sendirian.

Ny Hong mengeluh menarik nafas, “Aku punya takdir yang buruk!” Keluhnya.
Ny Hong berada di kantor agensinya. Ia menatap bros miliknya. “Apa dia akan percaya jika aku menunjukan ini padanya? ah tidak tidak. Apa gunanya melakukan itu sekarang? Ini tidak seperti aku akan tinggal bersamanya.”
Hye Gyul duduk sendirian di ayunan menunggu penjemputnya. Tak lama kemudian Bok Nyeo datang menjemput.
Hye Gyul menatap lemas selebaran undangan yang ada di tangannya. Undangan tentang pertunjukan drama di TK nya. Ia menuliskan sesuatu di undangan pertunjukan itu.

‘Ayah, datangkan ke pertunjukan bakat ku, ini perintah!’

Hye Gyul terus menekuk wajahnya karena ia merasa akan sulit bagi ayahnya untuk datang ke acara pertujukannya.
Hye Gyul menunjukan undangan itu pada kakak-kakaknya.

Doo Gyul : “Wizard of Oz? Kau jadi apa?”

“Dorothy!” jawab Hye Gyul.

“Dorothy? Ah itu bukan peran yang besar.” Sahut Doo Gyul.
“Itu pemeran utama!” ucap Se Gyul.

Doo Gyul : “Lho, pemeran utamanya kan si penyihir. Apa Oz?”

Han Gyul menarik nafas karena Doo Gyul tak tahu siapa pemeran utama The Wonderful Wizard of Oz. Ia memuji Hye Gyul karena sudah mendapatkan peran utama di drama itu.
Tapi Hye Gyul tak senang karena ia mengkhawatirkan sesuatu, “Aku punya permintaan untuk Bok Nyeo-nim, tapi dia bilang jika kita bertanya sesuatu yang tak berguna dia akan berhenti.” Bok Nyeo diam saja mendengarkan obrolan keempat anak ini.
Se Gyul punya ide, ia meminta Hye Gyul mendekat dan membisikan sesuatu. Hye Gyul tersenyum senang mendapatkan ide cemerlang dari Se Gyul.
Hye Gyul pun meminta sesuatu pada Bok Nyeo, “Aku memainkan pemeran utama Dorothy tapi aku tak punya gaun, tolong beritahu aku apa kau bisa membuat gaun untukku?”

“Saya bisa membuatnya!” jawab Bok Nyeo.

“Benarkah?” Hye Gyul senang bukan main. “Eh ups... tolong buatkan untukku ya!” Bok Nyeo menjawab ‘ya’ Hye Gyul tersenyum senang.
Tapi senyum itu tiba-tiba kembali menghilang. Han Gyul tanya ada apa lagi, bukankah Bok Nyo bilang dia akan membuatkan gaunnya. Apa Hye Gyul memerlukan yang lainnya. Hye Gyul menatap kotak kecil yang berisi batu keluarga.
Song Hwa mendatangi hotel tempat tinggal Sang Chul. Sang Chul yang mencemaskan Song Hwa bertanya apa terjadi sesuatu yang buruk pada Song Hwa. Song Hwa merasa kalau ia lebih bodoh dari yang ia pikirkan. Ia begitu saja percaya kalau Manajer Choi akan menikahi wanita seperti dirinya. Seharusnya ia mendengarkan perkataan Sang Chul ketika memperingatkannya.

Song Hwa memberi tahu Sang Chul kalau Manajer Choi akan bertunangan dengan putri direktur. “Dia menyuruhku berhenti dari pekerjaanku karena aku hanya akan menjadi penghalangnya.”

Sang Chul terkejut, “Apa? penghalang?”

Song Hwa merasa kalau Manajer Choi sengaja mengutip perkataan istri Sang Chul di surat wasiat. Manajer Choi juga sudah membuat perkataan yang menarik untuk melakukan hal yang sama seperti yang ia lakukan pada Sang Chul, Manajer Choi ingin Song Hwa menjadi istri simpanannya.
Sang Chul geram. Ia akan melabrak Manajer Choi. Tapi Song Hwa menghalangi, karena apa yang akan Sang Chul lakukan nanti hanya akan mempermalukannya saja.
Sang Chul menggenggam tangan Song Hwa, aku minta maaf. Ini semua salahku. Song Hwa menatap sedih, “Lalu, apa kau mau bertanggung jawab untuk ini?” Sang Chul tak mengerti apa maksudnya.

Song Hwa berkata kalau sekarang ia hanya memiliki Sang Chul. Sang Chul tak bisa berkata-kata, ia bingung, Di lain pihak dirinya masih memiliki perasaan pada Song Hwa tapi disisi lain ia tak mungkin menjalin hubungan dengan Song Hwa lagi karena ia ingin kembali pada anak-anaknya.

Song Hwa menyadari kalau kesempatan itu pasti sudah hilang, ia hanya bercanda kok. Song Hwa pun akan pulang. Tapi Sang Chul menahannya dan bertanya apa yang akan Song Hwa lakukan sekarang. Song Hwa berkata kalau ia akan menikah dengan siapapun.
Song Hwa membuka pintu dan terkejut begitu meluhat Bok Nyeo ada di luar pintu kamar Sang Chul. Bok Nyeo hanya berdiri diam menatap Song Hwa yang terkejut melihatnya. Sang Chul terbata-bata menanyakan kenapa Bok Nyeo datang.

Bok Nyeo menoleh menatap majikannya, ia berkata ada ada sesuatu yang anak-anak ingin ia katakan pada Sang Chul.

Sang Chul : ‘Apa itu?”

“Terakir kali anak-anak bilang anda bisa kembali ke rumah jika....” Bok Nyeo kembali menatap Song Hwa anda mengakhiri hubungan dengan wanita itu. itu yang anak anak ingin saya katakan. Tapi anda ingin saya menyamarkannya dengan mengatakan, jangan mengatakan apa-apa pada anak-anak. Sekarang, mereka ingin saya memberi anda ini.”
Bok Nyeo menunjukan undangan orang tua untuk pertunjukan drama di TK Hye Gyul. "Mereka mengatakan ini menjadi kesempatan terakhir anda."

Sang Chul tak mengerti apa maksudnya kesempatan terakhir. Ia pun membaca undangan yang ada tulisan tangan Hye Gyul.

Bok Nyeo : “Mereka ingin anda datang ke pertunjukan drama hye gyul dan membuktikan kalau anda menyayangi mereka.”

Song Hwa permisi pergi, Sang Chul ingin mengejar tapi Bok Nyeo menghalanginya. “Apa yang ingin anda katakan pada anak-anak?”
Sang Chul berkata kalau ia belum pernah datang ke acara seperti ini. Ia harap untuk sekarang Bok Nyeo merahasiakan dari anak-anak apa yang baru saja Bok Nyeo lihat. Tak ada yang terjadi jadi mereka tak perlu khawatir. Bok Nyeo mengerti ia akan melakukannya. Sang Chul berkata kalau ia akan datang ke acara pertunjukan bakatnya Hye Gyul. Tapi ia masih tak tahu bagaimana membuktikan kalau ia menyayangi anak-anak. Ia pun meminta saran bok nyeo, bagaimaan cara membuktikan cinta pada anak-anak.

Bok Nyeo : “Itu....... hanya anda sendiri yang bisa menemukannya.”
Bok Nyeo keluar dari hotel, di depan hotel Song Hwa sudah menunggunya. “Aku pikir istri Manajer Eun sudah meninggal.” Sahut Song Hwa membuat langkah bok nyeo terhenti.

Song Hwa merasa kalau seseorang melihat kejadian ini mereka akan berpikir kalau istri Sang Chul bangkit lagi dari kematian. “Kau melakukan semua yang istrinya akan lakukan kecuali menarik rambutku. Kau mempermalukanku di kantor. Menyandera anak-anak dan membuatnya kembali ke rumah. Kenapa? Kenapa aku merasa kalau aku seperti sedang dipukuli oleh seorang wanita yang bahkan bukan istrinya?”
Bok Nyeo menoleh menatap Song Hwa. Song Hwa mencibir kenapa Bok Nyeo menatapnya seperti itu, apa ia terlihat menyedihkan atau Bok Nyeo ini sama seperti dirinya, masuk setelah ada kekosongan dari sebuah keluarga yang tanpa ibu. Ia melihat kalau Bok Nyeo pasti punya motif yang tersembunyi. Ia akan pergi, jadi Bok Nyeo bisa memiliki Sang Chul sekarang.

Bok Nyeo : “Kalau begitu, saya akan merawat mereka dengan baik.”

Bok Nyeo pergi dari sana membuat Song Hwa menahan jengkel.
Kakek menjemur bajunya sendiri, Na Young yang baru pulang ikut membantu ayahnya menjemur pakaian. Ia menyarankan lebih baik ayahnya memakai jasa pambantu saja. Kakkek tak mau, apa Na Young pernah melihatnya memakai pembantu.

Na Young : “Aku tahu kalau ayah itu pelit tapi ayah sudah tua dan aku sibuk dengan tokoku. Pakai pembantu saja!”

Kakek tetap menolak, “Kenapa kau mau orang lain ada di rumahku?”
Na Young heran kenapa tak mau pakai pembantu, apa ayahnya ini punya dendam sama yang namanya pembantu. Kenapa membenci mereka. kakek menegaskan kalau ia tak mau memakai jasa pembantu, selama ia masih bisa menggunakan tangan dan kakinya ia tak akan pernah mempekerjakan pembantu. Na Young sangat yakin pasti ada kisah panjang dibalik ayahnya yang menolak mempekerjakan pembantu.

Na Young kemudian mengajak apa ayahnya ini mau ikut dengannya ke pertunjukan dramanya Hye Gyul. Hye Gyul akan menjadi pemeran utama.

“Kenapa aku harus pergi?” Sahut kakek cuek. Na Young merengut, ia mengibas-ibaskan cucian ayahnya dengan keras hingga airnya kesana kemari.
Bok Nyeo menjahit gaun Dorothy untuk Hye Gyul. Hye Gyul dan ketiga kakaknya memperhatikan apa yang Bok Nyeo kerjakan. Han Gyul ingin tahu apa yang ayahnya katakan pada Bok Nyeo.

Bok Nyeo : “Dia bilang dia akan datang ke pertunjukannya dan membuktikan betapa dia menyayangi kalian, jadi jangan khawatir,”

Doo Gyul terkesan nih karena tak biasanya ayah menjanjikan seperti itu. Se Gyul ikut bertanya apa ayahnya hanya memberitahu Bok Nyeo untuk mengatakan itu saja. Bok Nyeo menjawab ya hanya itu saja.

“Apa ayah masih menemui wanita itu?” tanya Han Gyul. Bok Nyeo tak menjawab.
Bok Nyeo selesai membuatkan gaun Dorothy untuk Hye Gyul. Hye Gyul senang karena gaun yang Bok Nyeo buatkan sangat indah. Ia berputar-putar dengan gaun barunya.
Se Gyul merasa aneh kenapa Bok Nyeo kesannya seperti menghindari pertanyaan mereka. Doo Gyul juga merasakan hal yang sama, ia tak pernah melihat Bok Nyeo seperti itu. Ia menduga-duga apa sesuatu terjadi antara Bok Nyeo dan ayahnya. Se Gyul tak mengerti apa maksud Hyung-nya.

Doo Gyul : “Maksudku jika mereka sering bertemu mereka mungkin saling memiliki perasaan.”
“Perasaan apa?” sahut Hye Gyul ikut bertanya.

Han Gyul menyikut adiknya supaya jangan bicara sembarangan di depan Hye Gyul.

Han Gyul ingin Hye Gyul mencoba gaun itu. Hye Gyul bertanya kalau ia memakai gaun ini, apa ketiga kakaknya ingin berlatih drama dengannya. Se Gyul heran bukankah Hye Gyul sudah latihan di TK, haruskah mereka ikut latihan juga. Doo Gyul menolak melakukannya. Hye Gyul memohon pada Oppa-nya, ia ingin melakukannya dengan baik di depan ayahnya nanti. Han Gyul tersenyum setuju.
Hye Gyul : “Aku akan memerankan Dorothy. Han Gyul eonni memainkan si manusia besi. Doo Gyul oppa akan memainkan manusia jerami. Se Gyul oppa, sebagai singa.”

“Lalu siapa yang manjadi penjahatnya? Si penyihir jahat dari barat.” tanya Se Gyul sambil memegang buku cerita The Wonderful Wizard of Oz. Mata keempat anak ini tertuju pada Bok Nyeo. (Hahahaha)
Bok Nyeo pun berperan sebagai penyihir jahat dari barat lengkap dengan sapu lidinya. Hahaha.

Hye Gyul sudah mengenakan gaun Dorothy-nya, “Penyihir jahat, kami disini untuk menghukummu!”

Bok Nyeo yang berperan sebagai penyihir jahat bicara seperti biasanya, “Kau si pembuat masalah, aku akan mengubahmu menjadi kue dan memakanmu sedikit demi sedikit.” Bok Nyeo berjalan maju membuat Hye Gyul mundur ketakutan.
“Bok Nyeo-nim kau menakutiku.” Sahut Hye Gyul.

Han Gyul pun meminta Bok Nyeo memerankan penyihir jahatnya jangan terlalu menakutkan seperti itu, pakai perasaan hehehe. Bok Nyeo mengerti.

Mereka pun mencobanya sekali lagi. Tapi lagi-lagi wajah dingin dan ucapan tajam Bok Nyeo membuat Hye Gyul mundur ketakutan.

“Bok Nyeo-nim?” wajah Hye Gyul memelas hahaha.
Di lokasi konstruksi, Sang Chul menyempatkan diri membaca buku Psikologi ‘Membesarkan anak dengan cinta’ (Ya ampun Sang Chul benar-benar ga tahu bagaimana membuktikan cinta pada anak-anaknya)

Song Hwa mengirim sms pada Sang Chul, ‘aku akan menyerahkan surat pengunduran diriku hari ini’

Sang Chul membalas sms Song Hwa, ‘apa yang kau bicarakan?’

‘Aku diminta untuk mengundurkan diri’
Di kantin perusahaan Song Hwa makan siang dengan dua rekan kerjanya. Teman Song Hwa merasa simpati pada Song Hwa yang akan mengundurkan diri, “Kau seharusnya sedikit bersabar.”

Manajer Choi, Manajer Kim dan Lee Dong Shik makan siang di samping meja Song Hwa.

“Manajer, aku dengar kau akan bertunangan dengan putri direktur, apa itu benar?” tanya teman Song Hwa pada Manajer Choi. Manajer Kim yang menjawab kalau itu bukan hanya sekedar pertunangan tapi Manajer Choi akan dipromosikan menjadi direktur.

“Ada banyak wanita yang tertarik padamu, mereka pasti sangat sedih kalau kau akan segera bertunangan.” Sahut wanita yang duduk di samping Song Hwa.

“Aku pikir Manajer Choi akan kencan dengan Yoon Song Hwa!” ucap wanita yang duduk di depan Song Hwa.
Manajer Kim : “Dari apa yang kudengar bukankah Yoon Song Hwa punya pria lain.”

Song Hwa diam saja, ia yang kesal pergi dari sana. Kedua teman Song Hwa heran kenapa Song Hwa tiba-tiba marah.
Dong Shik pun ikut kesal, “Bagaimana tempat ini jadi berantakan seperti ini?” Manajer Choi dan Kim serta dua wanita yang lagi makan heran kenapa Dong Shik juga tiba-tiba marah. Dong Shik segera meralat kalau yang ia bicarakan itu makanannya.

Manajer Choi mengajak rekan kerjanya untuk membuat pesta perpisahan bagi Song Hwa yang akan pergi dari perusahaan hari ini.
Sang Chul datang ke kantin perusahaan untuk menemui Manajer Choi. Ia ingin bicara berdua dengan Manajer Choi. Song Hwa yang masih tak jauh dari sana melihat Sang Chul bicara dengan Manajer Choi.
Kedua pria ini pun bicara. Sang Chul kembali memperingatkan Manajer Choi untuk yang terakhir kalinya agar jangan mempermainkan Song Hwa.

“Sunbae-nim ini bukan urusanmu!” ujar Manajer Choi. “Kau tak punya hak melakukan ini.”

Dong Shik dan Manajer Kim memperhatikan keduanya.
Sang Chul emosi mendengar perkataan Manajer Choi. Ia akan memukul tapi dengan sigap Manajer Choi menghindar. Dong Shik berusaha menahan tubuh Sang Chul yang kembali akan memukul Manajer Choi.

Beberapa pegawai pun melihat kerubutan ini. Song Hwa juga ikut melihatnya, ia cemas.
Manajer Choi mengingatkan kalau Sang Chul tak seharusnya memakai kekerasan. Apa penurunan jabatan Sang Chul itu tidak cukup. Apa sekarang Sang Chul juga ingin menyerahkan surat pengunduran diri bersama Song Hwa. Ia memberi tahu kalau tim eksekutif akan memecat Song Hwa. Sebagai rekan kerja ia mencoba menghentikan mereka melakukan itu. Daripada dipecat bukankah lebih baik mengundurkan diri. “Kau ini terlihat menyedihkan, kau bisa memilikinya kembali.”
Sang Chul semakin marah, ia menepis tangan Dong Shik yang memeganginya untuk menyerang Manajer Choi kembali. Kedua pria ini pun bergulat di lantai. Banyak pegawai yang melihat. Dong Shik berusaha mengamankan Sang Chul yang kalap.
Sang Chul membenatak marah, “Bagaimana itu begitu mudah bagimu? Aku tidak berpikir aku akan tahu bagaimana mencintai atau membuktikan cintaku sampai hari aku mati. Apa kau pikir hanya mengatakan ‘aku mencintaimu itu sudah cukup? Apa sesederhana itu untukmu? Katakan padaku!”

Dong Shik yang memegangi Sang Chul mengingatkan, “Apa yang anda lakukan? anda memalukan diri anda sendiri.” Ia menarik Sang Chul menjauh dari sana.

Manajer Choi hanya tersenyum sinis melihat Sang Chul yang marah-marah.
Hingga malam Hye Gyul dan yang lainnya masih latihan drama.

Se Gyul : “Jangan pergi Dorothy!”

Hye Gyul : “Tidak, aku harus pergi. Kita harus berpisah sekarang. Terima aksih sudah membantuku pulang, teman-temanku.”

Han Gyul menyenggol Doo Gyul yang diam saja tak segera membaca dialog. “Apa yang kau lakukan sekarang giliranmu.”
“Apa? giliranku ya?” Doo Gyul membolak-balikan naskah dramanya hahaha. “Jangan pergi Dorothy!”

“Hei itu bagiannya singa!” ucap Se Gyul mengatakan kalau yang Doo Gyul ucapkan itu dialognya singa.

Hye Gyul merengut, “Doo Gyul oppa kau selalu saja salah.”
Tante Na Young datang, “Apa kalian sedang latihan? Wah menyenangkan sekali. Tante boleh ikutan ga? Tante akan berperan sebagai ibu tiri.”

Se Gyul berkata kalau tak ada peran ibu tiri di cerita The Wonderful Wizard of Oz.
“Oh begitu ya? Kau sendiri berperan sebagai siapa, Bok Nyeo?” tanya Na Young tapi tak ditanggapi oleh Bok Nyeo. Bok Nyeo berdiri diam saja bak patung.

Na Young jadi tak enak hati sendiri diabaikan begitu. Han Gyul meminta Tantenya ini tak tersinggung kenapa Bok Nyeo seperti itu. “Bok Nyeo-nim memainkan peran penyihir jahat dari barat. Dia sekarang sudah mati jadi dia tak bisa bicara.”

Na Young tertawa, “Oh begitu ya. Ya aku mengerti.” Ia menilai kalau peran itu sangat cocok untuk Bok Nyeo.
Hye Gyul memamerkan pada Na Young gaun buatan Bok Nyeo yang ia kenakan. Na Young memuji gaun itu sangat cantik. “Kau harus menjadi Miss Korea.”
Na Young berkata kalau ia membelikan makanan untuk anak-anak, Kue beras lapis keju. Na Young membuka wadahnya tapi sial, karena membukanya terlalu keras, kue beras itu pun terlempar ke gaun Hye Gyul. Gaun itu pun kotor terkena noda. Na Young panik, ia berusaha mengusap saus yang menempel di gaun Hye Gyul tapi itu malah membuat nodanya semakin melebar.

“Bagaimana ini? aku harus memakai gaun ini besok?” keluh Hye Gyul.

“Kenapa tante tiba-tiba beli kue beras sih?” omel Se Gyul.

“Tante itu akan membantu kami asalkan tante tidak melakukan apa-apa.” ucap Doo Gyul jengkel.

Na Young menyesal, “Maaf ya.”

Han Gyul mengingatkan kedua adiknya agar tak bersikap begitu pada tante mereka. Ia bertanya pada Bok Nyeo, apa Bok Nyeo bisa membersihkan noda di gaun ini. Bok Nyeo menjawab bisa.
Bok Nyeo pun membersihkan gaun Hye Gyul dari noda kue beras. Sementara yang lain makan makanan yang Na Young bawa. Hye Gyul sedikit mengkhawatirkan ayahnya, apa ayah akan datang ke pertunjukan dramanya? Han Gyul menjawab ya untuk membuat adiknya senang. Tapi Hye Gyul masih saja cemas takut kalau ayahnya tidak datang. Hye Gyul membuka kotak batu keluarga, ia menatapnya sedih.
Telepon di rumah bunyi, Bok Nyeo menjawabnya, dari Sang Chul. Sang Chul berada di kantor membereskan barang-barangnya. Di atas mejanya ada surat pengunduran diri. Sang Chul ingin bertemu dengan Bok Nyeo secera pribadi di luar. Jangan sampai anak-anak tahu kalau Bok Nyeo akan menemuinya di luar. Bok Nyeo mengerti.

Hye Gyul tanya apa itu telepon dari ayahnya. Bok Nyeo diam saja. Doo Gyul penasaran, telepon dari siapa itu. Bok Nyeo tetap diam. Han Gyul bisa menebak kalau itu pasti telepon dari ayahnya. Bok Nyeo berkata kalau ia harus merahasiakanya jadi ia tak bisa memberitahukan itu pada anak-anak.
Sang Chul duduk di bangku di tepi sungai tempat istrinya meninggal. Tak lama kemudian Bok Nyeo sampai di tempat itu.

Sang Chul memandang ke sungai dengan tatapan sedih, “Hari ini aku dipecat. Aku memukul seseorang yang tidak menyukaiku di kantor. Aku ingin sekali kembali dan menemukan cara untuk membuktikan kalau aku menyayangi anak-anak. Tapi sekarang aku dipecat. Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan. Aku harus mengembalikan batu ayah ke dalam kotak batu keluarga.”
Sang Chul meraba saku celananya, tapi lho kok batu ayahnya ga ada di saku celananya. Sang Chul panik. “Dimana batunya?” Ia ingat kalau Hye Gyul berpesan agar batu itu jangan hilang tapi sekarang batu ayah itu tak ada.

“Apa kau punya senter?” tanya Sang Chul meminta Bok Nyeo membantu mencari batu ayah di sekitar tempat itu. Bok Nyeo tentu saja punya.
Sang Chul meraba tanah untuk mencari batu ayah. Sementara Bok Nyeo yang menyorotinya dengan senter. “Ah kapan batu itu jatuh ya?” keluh Sang Chul yang tak menemukan batu ayah. Ia malah tersandung dan hampir saja tersungkur.
Sang Chul mengeluh tak tahu apa yang harus dilakukannya, batu itu mungkin tak ada disini. Sang Chul berulang kali menarik nafas lemas. Ia mengatakan kalau ini sudah berakhir. “Aku kehilangan segalanya bahkan kesempatan untuk kembali pulang pun hilang. Jika aku memberitahu mereka aku kehilangan batu ayah, mereka akan menganggap kalau aku tidak menyayangi mereka.”
Sang Chul teringat sesuatu dan segera berdiri, “Kau bilang kau akan melakukan semua yang diperintahkan padamu kan?” Bok Nyeo berkata jika itu sesuatu yang bisa ia lakukan. Sang Chul ingin Bok Nyeo memutar kembali waktu. Tapi Bok Nyeo tak bisa melakukannya. Sang Chul ingin Bok Nyeo melakukan sesuatu supaya ia tak dipecat dari pekerjaannya. Bok Nyeo juga tak bisa melakukan itu. Sang Chul pun meminta Bok Nyeo untuk menunda itu. Bok Nyeo tanya menunda apa.

Sang Chul : “Pertunjukan bakat drama Hye Gyul. Kau bisa melakukan itu kan?”

Bok Nyeo : “Apa itu perintah?”

Sang Chul : “Ya. Aku akan mencari cara untuk memperbaiki ini sampai pertunjukannya. Setidaknya aku harus menemukan batu ayah.”

Bok Nyeo pun akan melaksanakan perintah itu. Ia pergi lebih dulu dari sana.
Sang Chul terlihat sedih dan bingung.

Bersambung ke part 2

Kemana batu ayah? Sang Chul sepertinya nyaman ya ketika dia mencurahkan isi hati dan segala permasalahannya pada Bok Nyeo.

5 comments:

  1. gpp mbak ga ad potone penting critanya, lanjutin mbak, mengharukan bgt, tengkyu ya, lanjutkan mbk.

    ReplyDelete
  2. Ada apakah antara kakek dan ny. Hong di masa lalu? Kira2 ada loveline gak Ɣªª antara ayah dengan bok nyeo..jadi makiiinnn penasaran..lanjutkan bu...

    ReplyDelete
  3. Semangaaat mbaaa bikin sinopnya
    Gomawo ^^

    ReplyDelete
  4. Duh,,,, jadi makin penasaran ini,,, sama episode selanjutnya,,,,

    ReplyDelete
  5. Mkshh y mba udh nulis sinopsis nya.detail pula.semangat mba sampai akhr.cayoooo

    ReplyDelete

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.