Han Ji-won jelas kecewa Sun-woo menyembunyikan kalau selama ini ia mengenal Ji-won. Sun-woo beralasan kalu ia ingin mengatakannya pada saat yang tepat. Ji-won tak mau mendengar alasan Sun-woo.
Ji-won yang sudah hampir menangis berkata kalau Sun-woo yang sekarang bukan lagi Kim Sun-woo yang dikenalnya. Sun-woo tertegun mendengarnya, Ji-won langsung bergegas keluar.
Sinopsis Equator Man Episode 14
Sun-woo menyadari kesalahannya, ia berusaha mengejar Ji-won tapi tak berhasil. Ji-won sudah masuk ke dalam taksi.
Sun-woo berjalan lemas kembali ke ruangannya, ia menyandarkan dirinya pada kaca dan melihat bayangan Ji-won. Ia pun menoleh tapi Han Ji-won tak ada disana. Sun-woo mengambil foto Ji-won yang ada di meja dan menatapnya sedih.
Choi Kwang-chun berada di ruang interogasi. Seluruh tubuhnya dibalut dengan alat pendeteksi kebohongan. (alat pendeteksi kebohongannya mirip seperti seismograf ya)
Kwang-chun mengaku kalau saat itu ia tengah mabuk. Setelah mabuk ia pulang dan tidur. Ia tak melihat apapun malam itu. Kwang chun menelan ludah gugupnya. Alat pendeteksi langsung bekerja cepat memberi respon atas keterangan Kwang-chun.
“Aku tak melihat apapun malam itu,” tegas Kwang-chun.
“Kwang chun-ssi,” tiba-tiba ada suara yang memanggilnya.
Kwang-chun menoleh dan terkejut melihat siapa yang ada disana, Kim Kyung-pil. Tentu saja Kwang-chun kaget dan ketakutan. Kyung-pil memohon agar Kwang-chun membantu dirinya untuk yang terakhir, “Bantulah Sun-woo.” kata Kyung-pil. Kwang-chun gemetaran dan berkata kalau malam itu ia tak melihat apapun. Alat pendeteksi langsung bereaksi cepat.
Kyung-pil mendekat ke arah Kwang-chun dan bertanya kenapa Kwang-chun malam itu tak menolongnya. Ia bisa terus hidup seandainya Kwang-chun menolongnya. Kwang-chun berteriak histeris meminta Kyung-pil pergi. “Pergi, aku tak tahu apa-apa.”
Dan itu hanya mimpi.
Soo-mi kaget dan bertanya apa ayahnya bermimpi buruk. Kwang-chun masih mengatur nafas yang terengah-engah dan mengambil minum untuk menenangkan dirinya. Soo-mi kembali bertanya apa ayahnya stres karena panggilan kejaksaan untuk bersaksi.
Kwang-chun menolak datang ia tak mau ke sana. Tapi Soo-mi meminta ayahnya datang. Kwang-chun marah bukankah Soo-mi menyuruhnya untuk diam menjaga rahasia itu seumur hidupnya.
Kwang-chun menceritakan mimpinya. Dalam mimpinya ayah Sun-woo datang meminta bantuan padanya. Soo-mi mengerti ia tetap meminta ayahnya datang ke kejaksaan untuk bersaksi dan mengatakan satu hal. Kwang-chun tanya apa yang harus ia katakan.
Soo-mi : “Katakan kau bisa melihat arwah ayah Sun-woo. Katakan kau yakin kalau itu bukan bunuh diri.”
Jang-il sarapan dengan ayahnya. Ayahnya tanya apa Presdir Jin diperiksa karena masalah yang serius. Jang-il tak menjawab ia hanya berpesan kalau kejaksaan menelepon ayahnya tak boleh panik jawab teleponnya dengan tenang. Young-bae gugup dan bertanya kenapa kejaksaan meneleponnya.
Jang-il menatap ayahnya dan berkata kalau Sun-woo mangajukan petisi (gugatan) tantang kejadian 15 tahun yang lalu. Mata Young-bae membesar mendengarnya.
Jang-il menjelaskan kalau Sun-woo sudah mengajukan gugatan yang isinya Jin No-sik yang membunuh Kim Kyung-pil. Dengan suara yang terbata-bata Young-bae tanya lalu untuk apa kejaksaan meneleponnya.
Jang-il kembali menjelaskan kalau mereka sedang mencari orang yang bekerja di villa pada saat itu, mereka mencari saksi. Jang-il meyakinkan agar ayahnya tak perlu cemas.
Young-bae masih gugup dan bertanya apa ia harus sembunyi, kalau ia sampai dipanggil kejaksaan itu tak akan bagus untuk Jang-il. Jang-il meyakinkan kalau mereka tak akan tahu kalau ia dan ayahnya satu keluarga kecuali memang mereka sengaja mencari tahu. Jadi ayahnya tak perlu cemas.
Young-bae kembali bertanya apa ia akan diinterogasi oleh Jang-il sendiri. Jang-il menjawab kalau kemungkinan itu yang menjalankan tugas adalah temannya. “Ayah akan bilang kalau ayah tak melihat apapun karena ayah sedang bekerja. Ayah tak tahu siapa yang datang atau apapun yang terjadi di villa. Itu saja.”
Young-bae malah mengumpat Sun-woo. Kenapa Sun-woo mengungkit masalah ini dan mengacaukan hidup putranya.
Jang-il : “Ini memang terlihat seperti pertarungan antara Sun-woo dan Jin No-sik. Tapi ini juga antara aku dan Sun-woo, juga antara aku dan Jin No-sik.”
Ponsel Jang-il berdering Sun-woo yang meneleponnya. Young-bae kaget Jang-il menerima telepon dari Sun-woo. Sun-woo berkata kalau ia mendengar sekarang waktunya Choi Kwang-chun dan Soo-mi dipanggil untuk memberikan kesaksian. Ia minta Jang-il melakukan yang terbaik. Jang-il berkata kalau Sun-woo tak perlu khawatir ia akan melakukannya hati-hati.
Sun-woo menyampaikan kalau ini semua akan berakhir seandainya ayah Jang-il mengatakan satu hal padanya. Jang-il menduga kalau Sun-woo bisa saja salah mendengar saat itu.
Young-bae penasaran dan ingin bicara dengan Sun-woo, tapi Jang-il meminta ayahnya diam. Jang-il kembali berkata pada Sun-woo kalau ia akan menanyai ayahnya ketika ayahnya mendapat giliran dipanggil. Ia akan mengurus semuanya jadi Sun-woo tak perlu cemas. Dan tak ada alasan baginya untuk membantu Jin No-sik.
Sun-woo penasaraan apa Kwang-chun dan Soo-mi bisa ditanyai oleh jaksa lain. Jang-il tanya apa maksud Sun-woo. Sun-woo menjawab bukankah sulit untuk Jang-il menanyai mereka karena saling mengenal. Jang-il berkata kalau ia tak akan mencampuradukan masalah pribadi dengan masalah pekerjaan. Sejak kapan ia berpihak pada Sun-woo di tempat kerja.
Sun-woo berada di ruangan Ji-won. Ji-won tak masuk kerja. Ia mengambil sebuah buku karangan Ernest Hemingway dari meja Ji-won. Koon tanya apa Ji-won belum datang karena ponselnya tak aktif dan ini menurutnya sangat aneh. Sun-woo berkata kalau Ji-won sakit. Koon tak yakin apa Ji-won benar sakit. Sun-woo meyakini kalau Ji-won akan kembali kerja 1 atau 2 hari lagi.
Han Ji-won duduk sendirian di halte bis, ia menerima sms dari Sun-woo.
“Aku menyiapkan sesuatu untukmu, pergilah ke tempat pertama kali kita bertemu dan carilah ‘cerita Salmon’
Ji-won datang ke tempat rehabilitasi, ia mendengarkan sebuah rekaman cerita Sun-woo.
“Karena kau tak bersamaku, aku terluka. Karena aku merindukanmu, angin bertiup. Karena aku merindukanmu, air mengalir. Setiap orang yang merindukan seseorang akan mengerti. Jika orang yang kau rindukan tak bersamamu, keingintahuan dan keberanian untuk melangkah ke dunia yang tak dikenal tiba-tiba terlintas dalam pikiranmu. Begitu dalamnya aku ingin bertemu denganmu. Aku berlari keluar dari kegelapan.”
Ji-won duduk di kursi dimana ia dan Sun-woo pernah berada di sana bersama tepatnya di dekat tangga ketika mereka bertemu dulu.
Koon memberi tahu Sun-woo kalau hari ini Kwang-chun dan putrinya Soo-mi akan dipanggil ke kejaksaan. Sun-woo sangat yakin kalau Kwang-chun berada dipihaknya. Tapi ia tak tahu dengan Soo-mi.
Soo-mi menyiapkan pakaian yang baik untuk ayahnya agar dikenakan saat interogasi nanti. Kwang-chun malas dan ia hanya menarik nafas panjangnya. Soo-mi melihat baterai ponsel ayahnya tak terpasang. Ia memasangnya kembali dan bertanya apa ayahnya benar tak akan pergi. Kalau ayahnya tak mau pergi ya tak usah pergi dan ia sendiri yang akan mengatakannya besok.
Kwang-chun tanya apa yang akan Soo-mi lakukan. Soo-mi menjawab kalau ia akan balas dendam karena perlakuan buruk yang ia terima. Ayahnya kaget perlakuan buruk bagaimana. Soo-mi berkata kalau semua orang melakukan perlakuan buruk padanya kecuali Sun-woo.
“Aku harus membantu Sun-woo,” ucap Kwang-chun. Soo-mi tanya bagaimana cara ayahnya membantu Sun-woo. bukankah ayahnya tahu kalau ayahnya tak boleh membuka rahasia itu sekaligus. Kwang-chun menyesali kenapa dirinya waktu itu ada di lokasi kejadian.
Choi Kwang-chun memenuhi panggilan kejaksaaan. Ia masuk ke ruang interogasi. Di sana sudah ada jaksa Joon-ho. Ia melihat sekeliling ruangan, ada kamera dan juga cermin besar. Ia maju untuk melihat ke arah cermin.
Jang-il yang bisa melihat melalui kaca itu jadi was-was. Sedangkan Kwang-chun mencoba mengamati. Jang-il hanya bisa menatap diam. Karena memang dia tahu apa yang dilakukan Kwang-chun tapi tidak dengan Kwang-chun.
Joon-ho menanyakan bagaimana Kwang-chun bisa mengenal ayah Sun-woo. Kwang-chun menjawab kalau ayah Sun-woo hanya tetangga yang ia kenal.
Joon-ho : “Apa kau bilang? Kau ingin melakukan ritual untuk mendiang ayah Sun-woo?”
Sun-woo di kantor memandang foto dirinya bersama ayahnya. Ia kemudian menghubungi Soo-mi menanyakan apa ayah Soo-mi ke kantor kejaksaan.
Kwang-chun menanyakan apa itu semua Sun-woo yang menulisnya. Jaksa Joon-ho berkata kalau Sun-woo tak menulisnya, kejaksaan menemukan kejanggalan dengan ritual itu. Kwang-chun membenarkan acara ritual itu merupakan idenya. Joon-ho menruskan pertanyaannya kenapa Kwang-chun mengusulkannya. Kawng-chun menjawab kalau Sun-woo itu teman lama putrinya dan hanya itu yang bisa ia lakukan untuk Sun-woo.
Joon-ho merasa kalau hanya seorang tetangga Kwang-chun tak perlu melakukan sampai sejauh itu. Kwang-chun berkata kalau ia merasa kasihan dengan Sun-woo. ia hanya ingin berdoa semoga ayah Sun-woo bisa beristirahat dengan tenang.
Joon-ho menyampaikan kalau berdasarkan sumber yang ia terima, bisnis peramal yang dijalankan Kwang-chun di Busan tak berjalan baik.
Ternyata pegawai kejaksaan mencari informasi melalui Geum-jool. Geum-jool mengatakan kalau ia ingat semua orang yang tinggal di sekitar sana dan Kwang-chun sama sekali tak punya langganan dan bisnisnya sangat buruk.
Dan Koon mendengarkan yang dikatakan Geum-jool sembunyi-sembunyi.
Kwang-chun meninggikan suaranya siapa yang mengatakan seperti itu. Dengan suara penuh wibawa Joon-ho berkata kalau saat itu Kwang-chun berteriak ada orang yang mencekik Kwang-chun selama ritual. Kwang-chun berkata kalau ia tak ingat apapun yang ia katakan selama ritual.
Joon-ho mengetahui Kwang-chun menjenguk Sun-woo setiap hari selama Sun-woo berada di rumah sakit, apa itu ada alasan khusus dan juga Kwang-chun menjnguk di waktu dan jam yang selalu sama. Kwang-chun heran apa jaksa Joon-ho tahu banyak.
Sun-woo gelisah tentang apa yang dikatakan Kwang-chun selama penyelidikan. Ia tak tenang.
Joon-ho : “Bahkan kalau itu orang tuaku aku rasa mereka tak akan sering menjenguk saat temanku terluka.”Kwang-chun mendesah dan mengatakan kalau saat itu Sun-woo sedang menyiapkan gugatan untuk membuka lagi kasus ayahnya kemudian dia mengalami kecelakaan.
Jang-il yang berada di ruang sebelah hanya bisa menelan ludah kecemasannya.
Jaksa Joon-ho berkata kalau Kim Sun-woo sudah bersaksi bahwa dia tidak bisa mengingat banyak hal karena kecelakaan itu.
Kwang-chun meyakini kalau ayah Sun-woo tidak mungkin melakukan gantung diri dihari ulang tahun putranya, “Kalau kematian ayah Sun-woo itu pembunuhan, aku yakin kecelakaan Sun-woo juga ada hubungannya.” sahut Kwang-chun.
Joon-ho menanyakan apa ada seseorang yang dipikirkan Kwang-chun sebagai terdakwa atas kematian ayah Sun-woo dan kecelakaan Sun-woo. Kwang-chun mengelak mana mungkin ia tahu.
Joon-ho menatap tajam orang yang ia interogasi, Choi Kwang-chun menatap cemas. Kemudian Joon-ho tersenyum dan mengucapkan terima kasih atas apa yang sudah Kwang-chun sampaikan.
Kwang-chun penasaran dan menanyakan siapa yang ada di balik ruangan yang disekat kaca itu. “Dia bisa melihat disini dari sana kan?”
Joon-ho tertawa dan menilai Kwang-chun terlalu banyak menonton film. Di sana ada jaksa lain dan juga stafnya. Kwang-chun merasa tak enak ada orang lain yang mengawasi.
Moon Tae-joo selesai membaca dan meletakan kaca matanya di meja. Ia mengatakan pada Sun-woo kalau Jin No-sik sudah melihatnya ketika di pesta kemarin. Sun-woo tanya apa Jin No-sik mengenali Tae-joo. Tae-joo menjawab ya karena Jin No-sik menatapnya lama, ia jadi segera berlalu dari sana.
Sun-woo mengira bukankah sekarang waktunya Tae-joo bertemu dengan Jin No-sik. Tapi Tae-joo berkata kalau sekarang bukan saatnya karena alasan Jin No-sik tertarik di bisnis pertambangan kemungkinan untuk melawannya dan itu akan menjadi kehancurannya.
Panjang umur orang yang dibicarakan langsung menelepon Sun-woo. Jin No-sik sudah berada di kantor Sun-woo dan sebentar lagi akan sampai di ruangan Sun-woo.
Sun-woo langsung menyampaikan pada Tae-joo kalau Jin No-sik sudah berada di kantornya dan sebentar lagi sampai. Tae-joo mengerti ini bukan saat yang tepat baginya untuk bertemu dengan Jin No-sik. Tae-joo segera menyingkir dan sembunyi di ruangan sebelah.
Waktunya yang tepat ketika Tae-joo sudah masuk ruangan, Jin No-sik datang. Tae-joo mendengarkan tawa Jin No-sik.
Jin No-sik melihat sekeliling ruang kerja Sun-woo dan ia sangat menyukai kantor Sun-woo. Sun-woo mempersilakan Jin No-sik duduk tapi Jin No-sik ingin ke mencuci tangannya sebentar.
Jin No-sik membuka pintu ruangan yang di dalamnya ada Moon Tae-joo. jreng jreng jreng.
Tapi untungnya pintu tak terbuka semua. Sun-woo langsung menunjukan dimana tempatnya. Jin No-sik sepertinya mengamati ruangan itu tapi sayanganya ia tak menemukan apapun.
Keduanya kemudian membicarakan investasi. Jin No-sik menyampaikan kalau ia tengah berinvestasi dengan perusahaan tambang di Costa rica. Tapi menurut Sun-woo perusahaan itu tak memiliki masa depan yang baik. Kenapa Jin No-sik tak meminta saran dirinya sebelum berinvestasi. Jin No-sik berkata kalau ia memiliki pandangan yang berbeda dengan orang lain. Ia merasa itu berpotensial walaupun hanya sedikit. Sun-woo hanya bisa berharap semoga Jin No-sik beruntung dalam berbisnis tambang.
“Apa kau mengajukan gugatan untuk menyelidikiku?” Tiba-tiba Jin No-sik mengalihkan pembicaraan. Sun-woo diam.
Jin-nosik menilai Sun-woo sudah melakukan hal yang bagus. Kalau ada yang mengganggu pikiran Sun-woo itu adalah hak Sun-woo untuk melakukan hal yang Sun-woo bisa. Saat pertama kali mendengar ia mengaku kalau ia sedikit kesal tapi ia mengerti perasaan Sun-woo. Sun-woo tersenyum dan mengucapkan terima kasih.
Jin No-sik mempertanyakan kenapa ia harus membunuh karyawannya sendiri yang bahkan ia sendiri pun tak ingat. Ia minta masalah ini bisa diselesaikan dengan cepat dan berharap ia dan Sun-woo bisa menjadi pasangan bisnis yang hebat.
Moon Tae-joo mendengarkan percakapan keduanya.
Jin No-sik mengatakan kalau semua orang di Busan mengenalnya. Jadi bagaimana bisa ia membawa ayah Sun-woo sampai ke bukit. Ia minta Sun-woo jangan bicara omong kosong. Dan tatapan Jin No-sik tertuju ke satu arah, ke atas meja.
Di sana tergeletak kaca mata yang tadi digunakan Moon Tae-joo untuk membaca. Oh oh Moon Tae-joo melupakannya karena tadi terburu-buru. Jin No-sik tersenyum curiga. Ia mengambil kaca mata itu, Sun-woo sedikit cemas.
Jin No-sik menanyakan apa Sun-woo memakai kacamata. Sun-woo langsung menjawab ya karena matanya masih sakit akibat kecelakaan, jadi ia menggunakan kaca mata untuk membantunya ketika membaca.
Jin No-sik ingin Sun-woo memakainya, ia penasaran apa kaca mata itu akan membuat Sun-woo terlihat lebih bagus. Sun-woo menatap tajam ia tahu kalau Jin No-sik mencurigainya. Sun-woo mengambil kaca mata itu dan memakainya. Jin No-sik memuji Sun-woo terlihat lebih bagus.
Jin Nosik langsung bertanya ke topik lain. Ia menanyakan apa ada orang yang bernama Moon Tae-joo yang datang ke pesta pendirian perusahaan kemarin. Tae-joo yang berada di ruangan sebelah langsung menegang dirinya disebut-sebut. Sun-woo berkata kalau ia tak ingat siapa saja tamunya yang hadir karena saat itu banyak orang. Tapi ia mendengar kabar kalau Mon Tae-joo tengah menyiapkan sesuatu.
Jin No-sik ingin tahu apa yang tengah disiapakan Moon Tae-joo. Sun-woo memberi tahu kalau Moon Tae-joo tengah menyiapkan antara penjualan hak penambangan atau pembelian hak tambang yang potensial. Jin No-sik mengerti jadi Moon Tae-joo teengah menyiapkan diri untuk kembali berkecimpung dalam usaha pertambangan. Sun-woo berbasa-basi, ia akan mengenalkan Moon Tae-joo pada Jin No-sik.
Jin No-sik berkata kalau ada hal yang ingin ia tanyakan pada Moon Tae-joo. Sun-woo tanya apa itu, Jin No-sik tak mengatakannya ia akan mengatakannya ketika ia bertemu dengan Moon Tae-joo nanti.
Jin No-sik berterima kasih atas suguhan minuman dan berpesan agar Sun-woo menjaga mata baik-baik. Ia tertawa sambil keluar dari ruangan Sun-woo, tapi tawa itu hilang menjadi tatapan wajah yang serius. Sun-woo memandang kacamata yang ada di tangannya, ia menduga kalau Jin No-sik sudah mencurigainya.
Jang-il dan Joon-ho menghadap atasan mereka. Kepala kejaksaan menanyakan hasil penyelidikan keduanya terhadap petisi yang Sun-woo ajukan. Ia berkata kalau Sun-woo itu salah seorang yang mempunyai pengaruh besar karena salah satu dari senior disana baru saja terpilih dan itu didukung oleh Kim Sun-woo (wahaha jadi orang belakangnya jaksa) “Dia mungkin akan mengikuti pemilihan dan bilang padaku untuk memberi perhatian khusus pada kasus ini. Laporkan semuanya padaku kalau ada masalah tanyakan padaku.”
Jang-il jelas saja tak suka mendengar ini, ternyata Sun-woo sudah menyebarkan pengaruhnya sampai ke kejaksaan.
Seperti yang sudah direncanakan di episode 13 kalau pihak kejaksaan akan menyamar menjadi seseorang yang ingin menuliskan kisah suksesnya Jin No-sik. Pegawai kejaksaan pun menyamar dan tentu saja Jin No-sik sudah mengetahui rencana ini karena Jang-il sendiri yang membocorkannya.
Pewawancara menginginkan agar ia mewawancarai salah satu pekerja saat Jin No-sik mendirikan perusahaan (pekerja lama itu berarti maksudnya yang bekerja bareng sama Lee Young-bae)
Setelah dua pegawai kejaksaan itu pergi, Sekertaris Cha dan Yoon-joo memeriksa kursi siapa tahu ada alat perekam yang dipasang tapi itu tak ditemukan. Ma Hee-jung menanyakan apa benar mereka dari kejaksaan. Jin No-sik meminta Sekertaris Cha untuk menyiapkan seorang karyawan yang bisa berpura-pura menjadi karyawan lama.
“Kita lihat saja siapa yang akan menang,” tantang Jin No-sik.
Soo-mi berada di ruangan dimana ia menyimpan lukisan kronologis peristiwa 15 tahun yang lalu. Ia mengingat masa kenangannya bersama Jang-il. Jang-il yang mulai menjauhinya karena ia putri dari ayah seorang peramal dan juga kemarahan Jang-il setelah mengatahui ia tahu segalanya atas perbuatan Jang-il 15 tahun yang lalu. Soo-mi mengambil satu dari sekian lukisannya, ia menaruh lukisan itu di tas jinjingnya.
Han Ji-won menemui Jang-il, ia mengembalikan uang yang sudah Jang-il keluarkan untuk biaya rumah sakit ibunya. Jang-il mengatakan kalau Ji-won tak perlu mengembalikan itu, traktir saja ia makan dan ia akan makan yang banyak.
Ji-won ingin Jang-il menerimanya. Jang-il menilai kalau Ji-won mengembalikan uang berniat pergi dan tak akan bertemu lagi dengannya. Ji-won membaca gelagat dari apa yang dikatakan Jang-il. Ia pun bertanya apa ada hal yang mengganggu Jang-il karena Jang-il terlihat tidak baik.
Jang-il : “Ji-won-ssi, apa aku tak bisa menjadi lebih dari sekedar teman?”
Jang-il ingin bertelepon-teleponan dan ber-sms-an setiap hari, memberi perhatian dan banyak lainnya. Tapi ia merasa kalau itu bukan Ji-won.
Ji-won : “Kita hanya teman kuliah.”
Jang-il : “Apa Kim Sun-woo yang tak mengingatmu atau dia pura-pura tak mengingatmu?”
Ji-won tak ingin membahas itu, Jang-il mengerti ia menilai kalau Sun-woo itu pria yang beruntung dan itu membuatnya iri. Ia mengambil uang Ji-won dan menganggap itu sebagai traktiran makan siang. Jang-il pamit.
Sun-woo ke tempat rehabilitasi, ia mendengarkan audio novel ‘cerita salmon’.
Suara Ji-won : ‘kenapa hatiku sangat sakit’ tanya salmon mata cerah.
Suara Sun-woo : ‘aku merasakan yang sama, sesuatu membebani hatiku. Salmon perak tercekik, apa maksudnya memberatkan hati? Mungkin itu berarti aku akan tinggal lama di hatimu.’
Sun-woo minta ijin ia akan merekam buku itu sekali lagi.
Ternyata di dalam studio rekaman audio novel Han Ji-won tengah melakukan rekaman.
‘Bagaimana wanita akan tahu, kalau saja yang dikatakan pria tidak jujur dan apa itu mudah baginya mengatakan itu? Dia belajar, daripada bicara jujur bicara kebohongan lebih banyak berhasil pada wanita.’
Dan ditengah-tengah ia membaca novel, ia ingin istirahat.
Ji-won membuka pintu dan disana Sun-woo menunggu sambil membacakan novel yang sudah ia hafal, ‘kenapa hatiku sangat sakit’ tanya salmon mata cerah. aku merasakan yang sama, sesuatu membebani hatiku. Salmon perak tercekik, apa maksudnya memberatkan hati? Mungkin itu berarti aku akan tinggal lama di hatimu.’ Tatapan mata Sun-woo penuh harap Ji-won mau memaafkannya.
Ji-won ke tempat pertama kali ia bertemu dengan Sun-woo (yang di dekat tangga) Sun-woo sudah duduk menunggunya. Sun-woo minta Ji-won duduk dan mendengarkan apa yang akan ia sampaikan.
Ji-won : “Apa yang harus aku dengar?”
Sun-woo : “Alasan kenapa aku tak bisa memberitahumu, aku akan mengatakan semuanya padamu sekarang.”
Sun-woo mengaku kalau sekarang ia tengah melakukan sesuatu yang rumit, ia menginginkan yang tak bisa ia lakukan untuk Ji-won. Ia ingin Ji-won bahagia. Tapi ada batu penghalang besar dalam pikirannya.
Sun-woo menunjukan petisi yang tengah ia ajukan pada kejaksaan. Ia menjelaskan kalau 15 tahun yang lalu saat ulang tahunnya, ia menemukan ayahnya gantung diri di pohon di bukit. Ketika itu ia ingin menemui ayahnya. Maka dari itu, ia mengajukan gugatan bahwa kematian ayahnya bukan karena bunuh diri tapi karena pembunuhan. Tapi saat itu ia mengalami kecelakaan dan menjadi buta. Kemudian ia bertemu dengan Ji-won. Sekarang ia sibuk karena masalah ini. Itulah kenapa ia tak berada di kantor karena ia harus bersaksi.
Ji-won menanyakan apa karena masalah ini Sun-woo pura pura tak mengenalnya. Seharusnya Sun-woo mengatakan yang sebenarnya kalau Sun-woo sedang mengalami kesulitan. Sun-woo minta maaf. Ji-won ingin tahu apa yang akan dilakukan Sun-woo seandainya ia tak memaafkan Sun-woo. Sun-woo bilang ia akan menunggu sampai Ji-won mau memaafkannya.
Ji-won sepertinya tak puas dengan jawaban Sun-woo, ia berniat pergi tapi Sun-woo menahannya, “Aku tak mau kehilangan dirimu lagi. Aku tak akan pergi.”
“Hemingway yang aku kenal, dia akan menamparku disaat seperti ini dan dia akan menerimaku.” Seru Sun-woo.
“Aku bukan Hemingway yang kau kenal,” sambung Ji-won. “Saat kau tak bisa melihat kau meninggalkanku karena satu alasan. Sedangkan saat kau kembali dan pura-pura tak mengenalku untuk alasan tertentu.”
Sun-woo meminta Ji-won memberinya kesempatan lagi, ia akan menunggu. Kembalilah padanya kapan pun Ji-won mau dan ia bisa menunggu.
Ji-won pergi meninggalkan Sun-woo seorang diri, “Aku akan menunggumu!” ucap Sun-woo pelan.
Ji-won berada di tangga tempat ia pertama kali bertemu Sun-woo. ia mengingat masa-masa itu. Ia juga melihat tempat duduk dimana dirinya membacakan buku untuk Sun-woo. kemudian Ji-won membuka pintu ruangan dimana ia pernah memainkan gitar untuk Sun-woo.
Ji-won keluar dari gedung rehabilitasi dengan pikiran yang bimbang, ia teringat ucapan Sun-woo yang memintanya untuk memberikan kesempatan kepada Sun-woo. Dalam hati Ji-won berkata kalau ia juga bersalah, seharusnya ia senang karena Sun-woo bisa melihat lagi. Tapi ia tahu kalau dirinya juga egois. Ia hanya berfikir kalau ia adalah satu-satunya orang yang mengalami kesulitan.
Malamnya di kamar Ji-won, ia melipat jaket milik Sun-woo dan meletakan kembali ke kotak penyimpanannya. Disana juga surat yang ditulis oleh Sun-woo dan surat yang ditujukan untuk Sun-woo sudah tertata rapi di dalam kotak itu.
Esok harinya Ji-won mengambil benda lama miliknya yang sudah lama tak ia gunakan, syal yang ia terima dari Sun-woo. Ia langsung mengenakan syal itu di leharnya.
Ji-won tiba di kantor lebih awal. Ia memakai syal-nya dan membawa kotak tempat ia menyimpan surat dan jaket Sun-woo. Ia meletakan kotak itu di meja kerja Sun-woo. Ji-won menatap fotonya yang sudah terbingkai rapi. Ia kemudian pergi ke suatu tempat.
Sun-woo membuka kotak itu dan mendapati jaket serta juga surat yang ia tulis untuk Ji-won. Ia masuk ke ruangan Ji-won. Tapi Ji-won tak ada, yang ada hanya sebuah pesan yang Ji-won tinggalkan untuk Sun-woo.
‘Datanglah ke taman shunsine tempat dimana kita biasanya pergi.’
Sun-woo tak berfikir dua kali ia langsung bergegas ke sana.
Di taman Ji-won sudah menunggu lama. Ia berjalan mondar-mandir. Sun-woo pun akhirnya tiba. Keduanya diam tak berkata-kata.
Sun-woo langsung berjalan cepat ke arah Ji-won dan memeluknya erat-erat.
Sun-woo : “Apa sama seperti sebelumnya? apa kita bersepeda disini?”
Ji-won : “Semuanya sama kecuali pohonnya bertambah,”
Sun-woo : “Terima kasih sudah membawaku ke tempat yang indah ketika aku buta,”
Ji-won : “Kau bisa melihat atau tidak, aku senang kalau kau bersamaku.”
Sun-woo melepas pelukannya dan keduanya pun bertatapan. Dalam hati Sun-woo berkata, ‘Aku tak akan pernah meninggalkanmu sampai aku mati.”
Ji-won pun berkata dalam hati, ‘Aku akan selalu mendukungmu, semampuku.’
Dan Sun-woo pun langsung merengkuh wajah Ji-won untuk menciumnya.
Sun-woo dan Ji-won kembali ke kantor. Ji-won memberikan buku bertuliskan tulisan Braile yang ditinggalkan Sun-woo. Ia minta Sun-woo membacakan untuknya.
Sun-woo langsung meraba dan membaca seperti yang pernah ia bacakan dulu. Ji-won langsung berseru kalau Sun-woo bohong. Ia sudah tahu kalau buku itu tentang petunjuk pijat. Sun-woo tersenyum karena sudah ketahuan bohong.
Ji-won memberikan sebuah surat yang ditujukan untuk Sun-woo. Sun-woo langsung membuka dan membacanya, surat tanpa nama pengirim. Dan tentu saja Sun-woo langsung terkejut. Ji-won penasaran dan mengambil surat itu untuk membacanya sendiri.
‘Untuk Kim Sun-woo, ayahmu dibunuh oleh ayahnya Lee Jang-il dan Prsdir Jin No-sik juga ikut terlibat.’
Sun-woo menunjukkan surat itu pada Moon Tae-joo dan Koon. Tae-joo menduga kalau surat ini hanya lelucon. Tapi pendapat Koon lain, ia tak merasa demikian karena surat ini ditulis pada saat Sun-woo buta, siapa yang akan mengirim surat lelucon ke orang buta.
Tae-joo mengira kalau si pengirim surat tak tahu kalau Sun-woo buta. Sun-woo mengatakan kalau surat itu dikirim ke rumah kontrakan tempat tinggalnya dan si pengirim surat pasti tahu kalau saat itu ia buta.
Koon : “Alasan dia mengirim surat itu ke orang buta agar orang lain membacakan untuknya. Akan menarik kalau dia minta tolong Lee Jang-il untuk membacakannya.”
Moon Tae-joo berpesan jangan menyerahkan surat itu sebagai barang bukti. Lebih baik mencari tahu siapa yang mengirim surat. Koon tanya bagaimana caranya mengetahui siapa si pengirim surat. Tae-joo berkata kalau orang itu pasti kenal dengan Sun-woo.
Sun-woo berfikir keras dan mengingat kejadian ritual yang dilakukan Choi Kwang-chun. Dan setelah ritual Sun-woo sempat menanyakan apa Kwang-chun mengatahui sesuatu. Sun-woo berkata kalau ia memiliki seseorang yang ia curigai sebagai pengirim surat.
Sun-woo memanggil Choi Kwang-chun untuk datang ke kantornya. Kwang-chun memuji kantor Sun-woo sangat bagus. Sun-woo menyuruh Kwang-chun untuk duduk dan memakan buah yang ada. Kwang-chun mencicipi sepotong dan berkata kalau buah yang ia makan snagat enak dan bertanya buah apa ini.
“Mangga,” jawab Sun-woo.(haha buah tropis. Buah khas daerahku...di rumahku pun ada pohonnya. Setiap tahun pasti panen walaupun sedikit. Hihi... hayu siapa yang mau mangga indramayu tapi sekarang belum berbuah nunggu akhir tahun)
Sun-woo minta Kwang-chun menuliskan alamat rumah Kwang-chun. Ia akan mengirimkan buah tropis besok. Sun-woo mengambil selembar kertas dan membiarkan Kwang-chuun menuliskan alamat rumahnya tapa rasa curiga sedikitpun. Sun-woo langsung menyerahkan tulisan alamat Kwang-chun pada Koon untuk diteliti.
Kini saatnya giliran Choi Soo-mi yang datang ke kantor kejaksaan untuk memberikan kesaksiannya. Soo-mi juga membawa tas jinjing tempat ia menyimpan lukisannya. Apa Soo-mi membawa lukisan pemukulan itu.
Soo-mi berpapasan dengan Jang-il. Tak ada satu pun kata keluar dari mulut keduanya. Tapi dari sorot mata yang ditunjukan tampaklah kalau keduanya berseteru. Jang-il menatap heran apa yang dibawa Soo-mi sampai bawaannya begitu banyak.
Soo-mi sudah berada di ruang interogasi. Jaksa yang menanyainya jaksa Joon-ho, seperti biasa Jang-il berada di ruang sebelah menyaksikan proses jalannya pemeriksaan.
Jang-il terlihat tegang melihat yang menjadi sumber adalah Soo-mi. Ia takut Soo-mi akan bicara yang tidak-tidak. Dan terngiang dalam ingatannya ucapan Soo-mi, “Ya. Kau akan menyesalinya.”
Joon-ho menanyakan saat Kim Kyung-pil ditemukan di gunung, apa Soo-mi ingat. Soo-mi berkata kalau ayah Sun-woo tak melakukan bunuh diri dan seseorang pasti membunuhnya. Dia sangat menyayangi Sun-woo, begitu juga dengan Sun-woo. Mereka memiliki hubungan ayah dan anak yang luar biasa. Tidak mungkin dia bunuh diri.
Joon-ho : “Lalu apa kalau bukan bunuh diri?”
Soo-mi : “15 tahun yang lalu Sun-woo kecelakaan saat dia mengajukan gugatan, pasti ada orang yang menghentikannya.”
Joon-ho : “Siapa?”Mata Jang-il langsung membesar tegang. Soo-mi tersenyum menatap kaca cermin yang tepat berada di depannya. “Mulailah penyelidikan dari kecalakaan yang dialami Sun-woo.” kata Soo-mi.
Joon-ho : “Apa ada orang yang mencoba membunuh Kim Sun-woo hingga dia tidak bisa mengajukan gugatan?”
Soo-mi kembali tersenyum, “Benar. Kalau kau menyelidiki orang itu kematian ayah Sun-woo otomatis juga akan terselesaikan. Dia seharusnya dihukum juga. Percobaan pembunuhan. Dia pikir Sun-woo sudah meninggal dan dia mendorongnya ke laut. Itu hukuman ganda,”
Joon-ho : “Siapa orang itu? siapa yang melakukannya pada Kim Sun-woo?”
Soo-mi dan Jang-il berdiri bersamaan. Keduanya saling bertatapan di kaca. Soo-mi melihat pantulan bayangannya sendiri sedang Jang-il melihat Soo-mi yang tengah menatapnya.
“Jaksa Lee Jang-il yang menyelidiki kasus ini,” jawab Soo-mi tegas.
“JANGAN BOHONG..” bentak Jang-il seraya memukul kaca tepat di depan wajah Soo-mi.
Dan itu hanya halusinasinya Jang-il saja, tak ada pembicaraan demikian. Soo-mi masih duduk tenang di depan Joon-ho dan Jang-il duduk melamun. Stafnya langsung menyentuh agar Jang-il melihat apa yang terjadi di ruang interogasi.
Joon-ho menanyakan pertanyaan yang sama seperti dalam imajinasi Jang-il, “Apa kau ingat kejadian saat Kim Kyung-pil ditemukan di bukit?”
Soo-mi : “Ya aku ingat.”
Joon-ho : “Katakan seperti apa dan apa yang kau rasakan?”
Soo-mi : “Aku sedang melukis sampai larut malam. Aku baru tahu setelahnya dan itu sangat mengejutkan. Sun-woo dan ayahnya sangat dekat.”
Sun-woo gelisah di kantor, ia penasaran apa yang dikatakan Soo-mi di kejaksaan.
Joon-ho : “Apa kau menemukan keanehan terhadap bunuh dirinya Kim Kyung-pil?”
“Sangat menyedihkan.” ucap Soo-mi pilu. Mata Soo-mi mulai berkaca-kaca dan berkata kalau Ia juga sangat menyesal. Ia seharusnya mengatakan pada Sun-woo apa yang ia lihat.
Joon-ho tanya apa yang Soo-mi lihat. Soo-mi diam, Jang-il penasaran apa yang akan dikatakan Soo-mi. Joon-ho meminta Soo-mi santai saja tak perlu tegang. Soo-mi merasa kalau ia mengatakannya itu akan membuat jaksa Joon-ho kebingungan. Jang-il mengepalkan tangannya menahan kesal karena Soo-mi bicara berputar-putar. Soo-mi minta lebih baik interogasi ini diakhiri saja. Joon-ho berkata Soo-mi bisa mengatakan yang sebenarnya.
Joon-ho kembali bertanya apa yang Soo-mi lihat ketika itu. Soo-mi seperti enggan mengatakannya, ia seakan-akan ingin menangis. Jang-il tegang, ia pun gelisah.
“Apa kau menyesal karena kau tak memberi tahu Kim Sun-woo?” tanya Jaksa Joon-ho.
“Aku melihat Paman membeli tali dengan wajah sedih di pasar.” Air mata Soo-mi tak terbendung lagi. “Sepertinya tali itu untuk hiking, aku menyapanya tapi dia tak merespon. Dia beda dari biasanya. Jadi aku bertanya padanya, ‘apa paman sakit?’”
Kim Kyung-pil mendesah dan berkata apa baiknya hidup seperti ini. Kim Kyung-pil keluar dari sebuah toko membawa seikat tali.
“Saat itu aku tak mengetahuinya. Esoknya aku mendengar tentang kematiannya. Sekarang aku mengerti apa maksudnya. Paman berniat untuk bunuh diri.” (oh tidak Soo-mi kau memberikan kesaksian palsu) “Aku seharusnya memberi tahu Sun-woo tentang keanehan ayahnya.”
Sun-woo menatap kaca jendela kantornya, TV disana menunjukan sebuah acara yang sudah selesai... The End.....
Soo-mi menunjukan sebuah gambar yang dibuatnya. Gambar Kim Kyung-pil yang sedang galau ketika ia melihatnya. Digambar itu tercantum waktu Soo-mi membuatnya, April 1997.
Dan lihat ada yang aneh dengan gambar itu jika dibandingkan dengan kesaksian yang disampaikan Soo-mi. Di gambar yang Soo-mi buat Kim Kyung-pil memang sedang sedih tapi dia tak membawa tali. Apa cerita membawa tali keluar dari toko hanya karangan Soo-mi saja?
Soo-mi menangis sedih air matanya terus menetes. Joon-ho tanya kenapa Soo-mi menangis. Soo-mi berkata kalau ia tak menangis, tapi memikirkan Kim Kyung-pil itu membuatnya sedih.
Entah Jang-il lega atau apa seteleh mendengar kesaksian Soo-mi, tapi ia sepertinya tahu kalau Soo-mi mengatakan yang sebaliknya.
Interogasi Soo-mi pun selesai, ia berniat pulang. Jang-il mengikutinya. Langkahnya terhenti dan sadar kalau ada yang mengikuti, langkah Jang-il pun berhenti. Soo-mi menoleh ke belakang dan menatap Jang-il, keduanya bertatapan dalam diam.
Jang-il berbalik untuk segera berlalu dari sana, Soo-mi pun demikian ia berbalik melanjutakan perjalanan pulangnya. Tapi keduanya kembali berhenti. Jang-il berbalik manatap Soo-mi lagi, Soo-mi pun demikian dengan tatapan sedih ia menatap Jang-il yang tetap berdiri sambil menatap dingin. Jang-il langsung memalingkan wajahnya dan sesegera mungkin menyingkir dari sana meninggalkan Soo-mi sendirian.
Hasil pemeriksaan tulisan Kwang-chun keluar, Koon mengatakan kalau tulisan itu 95% ditulis oleh orang yang sama. Koon tanya apa yang akan Sun-woo lakukan. Sun-woo heran kenapa Kwang-chun tak memberi tahu dia sebelumnya malah memberi tahu ketika ia buta.
Di ruangan para jaksa.
Staf mengatakan kalau ia sudah bertemu dengan karyawan lama Jin No-sik dan ia menilai kalau mereka memiliki kesetiaan yang hebatl terhadap Jin No-sik. (jadi kemungkinan keterangan yang mereka dapatkan tak memberatkan tuduhan terhadap Jin No-sik)
Juga saat ia bertanya tentang Kim Kyung-pil mereka sedikit depresi sahut staf yang lain. Dia berusaha melakukan bunuh diri sekali di gudang perusahaan. Jang-il diam saja, Joon-ho menatapnya heran sekaligus curiga.
Jang-il sendirian di ruangannya, Sun-woo datang menemuinya. Jang-il berkata seharusnya penggugat tak sering datang ke kantor kejaksaan. Tapi Sun-woo menilai kalau lebih baik ia yang menemui Jang-il lebih dulu daripada Jang-il yang lebih dulu menemuinya.
Jang-il berkata kalau Sun-woo datang disaat yang tepat. Ia menyampaikan kalau Choi Kwang-chun dan Choi Soo-mi sudah datang memberikan kesaksian dan mereka juga sudah menyelidiki orang-orang disekitar Jin No-sik.
Sun-woo : Lalu?
Jang-il : “Kemungkinan akan disimpulkan sama seperti 15 tahun yang lalu. Tapi kurasa kita bisa menyidangkan kasus suap Jin No-sik. Tapi bukan kasus pembunuhan.”
Sun-woo berkata sesantai mungkin, “aku mengerti, jadi itu bukan Jin No-sik?”
Jang-il : “Maafkan aku kalau itu tak sesuai dengan keinginanmu. Tapi ini lebih baik daripada ayahmu dibunuh.”
Sun-woo : “Jang-il, itulah kenapa aku datang ke sini untuk bertanya padamu.”
Jang-il : Tanya apa?
Keduanya diam cukup lama.
Apa ayahku dibunuh oleh ayahmu? 15 tahun yang lalu apakah ayahmu membunuh ayahku?
Tubuh Jang-il menegang....
thx mb anis sinopsisnya
ReplyDeletepertemuan sun woo ma ji woon menurutku kurang greget gmn gituh....
tp secara keseluruhan critanya seruuuuuu
kenapa imajinasinya jang ill pas soo mi di priksa kantor kejaksaan gx kenyataan z ya????
pasti bakalan heboh tuh
hehehe....
by nurul
Thank's mba anis sinopsisnya, itu yang terakhir semoga kenyataanya ya, ga khayalan nya si sunwo, hehehehe..
ReplyDeletepenasaran seperti apa akhirnya.. :)
by ayu
surat dari ayah soo mi di baca ji won juga, bearti ntar si ji won jadi tau dong yang bunuh ayah sun woo itu ayahnya si jang il. Ntar gimana kelanjutannya tuh?
ReplyDelete~meyshia~
oh ya mbak anis koq ga nulis gimana ekspresi muka ji won pas baca surat itu . .
ReplyDelete~meyshia~
ekspresinya hanya kaget aja soalnya jang il disebut-sebut trus emang ekspresi yang diperlihatkan lebih ditekankan pada sun woo... Ji won belum tahu yang mana ayah jang il... trus juga ji won belum tahu ayah soo mi itu yang mana...
Deleteuhuuyy.....ada scene yg ditunggu2...
ReplyDeletesoomi soomi.....knp sech...mulutmu itu tidak bisa dibuka lebar2...hanya krn jang il??
galau...galau... galau... sama 3 drama korea:
ReplyDeletetHe KIng 2hearts nya MbA Fanny, Rooftop prince Mba dee, N' Equator Man ny mba Anis :(
Cepetan dong selesaikan sinopsis nya mba...
jGn buat kami penasaran :D
FIGHTING YACH
di tunggu...
Request dong kasih saran apa ada drama yg bagus lg ga... buat ngisi waktu luang smbal nunggu kelnjutan eps 3 drama yg di atas. Aqu mau baca sinopsis yg lain
Ada yg tau ga
hehehehehe :)
udah lama nih.. ga ngerusuh di blognya anis... aku dah lama nggak ngikutin perkembangan equator man nih... kayaknya ceritanya tambah greget nih...
ReplyDeletekok aku ngerasa karakter ji won makin lama makin tenggelam ya?? apa karena karakter yang lainnya lebih menonjol ya...
pray for happy ending ji won-sun woo...
jang il-soo mi??? hmm.. gmn ya,,,