Thursday, 3 May 2012

Sinopsis The Equator Man Episode 11

Wow banyak kejutan yang terjadi di Episode 11. Benar-benar tak disangka. Ada beberapa pemain baru yang belum jelas nama perannya tapi kalau ada kesalahan nanti akan diperbaiki.

Sinopsis Equator Man Episode 11
Sun-woo ke kantor kejaksaan sebagai orang yang ahli di bidang tambang. Jang-il terkejut melihat kedatangannya, ia tak menyangka kalau Sun-woo sudah bisa melihat. Yang tambah mencengangkan bagi Jang-il, Sun-woo mengenalkan diri sebagai David Kim. Jang-il menjabat tangan Sun-woo dengan tatapan penuh tanda tanya. Ia teringat ketika bertemu Sun-woo kemarin, Sun-woo masih belum bisa melihat tapi kenapa sekarang ketika bertemu ke dua kalinya Sun-woo sudah bisa melihat.
Pagawai Jang-il membuyarkan tatapan keduanya dengan mengatakan mereka akan segera ke ruang rapat. Sun-woo langsung mengikuti pegawai Jang-il. Sedangkan Jang-il masih terdiam tak percaya dan posisi tangannya masih seperti menjabat tangan Sun-woo.

Sun-woo berjalan lebih dulu ke ruang rapat, Jang-il tepat di belakangnya. Sambil berjalan Jang-il menatap punggung Sun-woo. Terlintas dalam bayangannya ketika Sun-woo berjalan sebelum ia memukul kepala Sun-woo.
Jang-il mengambil dokumen dan pensil. Ia berjalan perlahan mendekat ke arah Sun-woo dengan posisi ujung pensil yang seperti mengancam seolah akan menusuk. Jang-il duduk tepat di hadapan Sun-woo. Dan keduanya pun kembali bertatapan. Sun-woo yang sedikit penuh senyum dan Jang-il yang penuh tanda tanya.

Jang-il mengawali percakapan dengan mengucapkan terima kasih karena Sun-woo (David Kim) bersedia bekerja sama. Denga penuh senyuman dan sikap santai Sun-woo membalas ucapan terima kasih Jang-il.
Jang-il ingin tahu pendapat Sun-woo tentang situasi di lapangan. Sun-woo mengatakan kalau ia tak terlalau banyak tahu tapi ia akan mencoba membantu. Jang-il menanyakan apa Sun-woo sudah lama bekerja di bidang ini (tambang). Sun-woo menjawab kalau ia memulainya ketika ia lulus kuliah di Amerika, jadi sudah sekitar 7 tahun. Ia melakukan penelitian dan meminta izin eksplorasi dari pemerintah setempat dan mereka sudah memulai itu sejak 13 tahun yang lalu. Yang namanya pertambangan mineral tak dimualai dalam 1 hari kata Sun-woo.

Jang-il menanyakan apa Sun-woo mempelajari geologi di Amerika. Sun-woo menjawab kalau ia mempelajari ekonomi (jauh banget ya dari geologi ke ekonomi) ia beralasan kalau ia sangat tertarik dalam banyak hal makanya ia terjun ke bidang ini.

Pegawai Jang-il ikut bertanya apa Sun-woo kuliah di universitas yang terkenal. Sun-woo bicara jujur tentang pendidikannya kalau selama SMA ia tak banyak belajar dan selalu terlibat perkelahian. Tapi kemudian ia sadar jadi ia belajar untuk mengejar ketinggalannya.
Jang-il menatap tajam Sun-woo sambil tersenyum dingin seraya mengetuk-ngetuk ujung pinsil ke meja.

Pegawai Jang-il yang lain meminta Sun-woo melihat dokumen yang mereka miliki. Sun-woo memuji kalau datanya sangat detail. Jang-il mengatakan kalau itu fokus investigasi mereka, itu semua data yang sudah mereka dapatkan jadi Sun-woo bisa menelitinya.

Sun-woo membaca tiap lembar dokumen dengan dahi yang mengkerut. Jang-il terus memperhatikannya. Fokus perhatian Jang-il jelas terletak pada mata Sun-woo. Kini giliran jemarinya yang mengetuk-ngetuk meja.

Setelah membaca dokumen Sun-woo berpendapat kalau lokasi yang tercantum dalam dokumen itu tak mengandung mineral sebanyak yang tercantum disana. Ia menceritakan kalau ia juga pernah meneliti daerah itu dan setelah ia teliti kandungan mineral disana tak sebanding dengan biayanya kemudian ia beralih ke tempat lain. Sun-woo heran bukankah penelitian seperti ini kewenangan dari divisi lain. Jang-il meminta Sun-woo menjawab saja apa yang ditanyakan.
“Apa aku diperiksa sebagai terdakwa?” Sun-woo melempar dokumen itu ke meja.

Jang-il menahan emosi, ia menahan ujung pensil di meja. Kemudian ia berusaha untuk tersenyum dengan mengatakan ada penyelidikan yang dilakukan oleh divisi keuangan dan itu juga kewenangan mereka tapi memiliki memiliki fokus yang berbeda. “Maaf kalau aku membuatmu tersinggung.”

Jang-il menarik kesimpulan atas pernyataan Sun-woo tadi, “Jadi yang anda maksud adalah perusahaan ini melebih-lebihkan kandungan mineral yang ada disana?”

Sun-woo membenarkan tapi itu juga tidak selalu berarti penipuan. Karena bahkan dengan teknologi tercanggih sekalipun ada kemungkinan kesalahan perkiraan kandungan mineral. “Kadang kau bisa menemukan tambang emas di lokasi yang sudah ditinggalkan. Banyak penambang yang percaya, ‘kau tak bisa menemukan tapi aku bisa’ bahkan saat semua orang tak mendapatkannya, aku bisa. Jika aku menggali sedikit lebih dalam aku bisa menemukannya.”

Jang-il : “Apa kau berhasil dengan cara itu?”
Sun-woo : “Setiap kali aku dalam situasi terburuk aku percaya hal itu. Kalau ini bukanlah akhir hidupku.”
Mendengar Sun-woo mengatakan ini, Jang-il jadi teringat ucapan Sun-woo dulu. ‘Hidupku belum berakhir disini.’

Jang-il memuji kalau itu sangat luar biasa. Sun-woo tersenyum dan berterimakasih. Jang-il sepertinya tak menyukai senyum itu ia wajahnya makin bertanya-tanya.
Tanya jawab selesai Jang-il berterimaksih atas bantuan Sun-woo. Sun-woo menyarankan kalau ada apa-apa Jang-il bisa menghubunginya.

Sun-woo masuk lift, Jang-il terus memperhatikannya dan pintu lift pun menutup.

Pegawai Jang-il mengambil kesimpulan atas pembicaraan tadi kalau mereka harus fokus pada kenyataan bahwa mereka (perusahaan yang mereka selidiki) melebih-lebihkan laporan kandungan mineral dengan sengaja. Pegawai yang lain berkata kalau ini pasti akan sulit.

Tiba-tiba Jang-il langsung berlari keluar mengejar Sun-woo.
Sun-woo belum jauh ia masih di depan kantor Kejaksaan, “Kim Sun-woo!” panggil Jang-il. Jang-il tahu kalau itu Sun-woo makanya ia tak memanggil dengan nama David Kim tapi ketika di depan pegawainya ia menyebut Sun-woo, David Kim.

Sun-woo menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Jang-il. Jang-il menanyakan apa yang sebenarnya terjadi dengan Sun-woo.
“Mataku? Operasiku berhasil, ini warna biru tua kan.” Sun-woo menunjukan dasi yang dikenakan Jang-il.

Jang-il mempertanyakan apa maksud pertunjukan Sun-woo yang belum bisa melihat beberapa hari yang lalu. Sun-woo beralasan kalau ia ingin memberi Jang-il kejutan tapi Jang-il tak memberinya kesempatan karena Jang-il sibuk.
Jang-il mencibir, “David Kim seorang pebisnis yang sukses melakukan hal yang kekanak-kanakan seperti itu?”
Sun-woo mengaku bukankah ia selalu bodoh dan kekanakan. Apa Jang-il tak ingat itu. “Aku akan berpura-pura masih buta.” sahut Sun-woo memperagakan mata ketika ia buta. “Jang-il, aku bisa melihatmu. Aku tak sabar melihatmu bahagia dengan apa yang terjadi padaku tapi kau tak seperti itu, sangat menyedihkan.”
“Ini menyakitkan juga.” Sahut Jang-il. “Aku tak tahu kapan harus bahagia. Ini suatu kejaiban.”

Jang-il penasaran kapan dan bagaimana Sun-woo bisa ke Amerika. Apa Sun-woo tinggal di luar negeri lebih dari 10 tahun. Sun-woo tak menjawab ia mengeluarkan kartu nama dan mengajak Jang-il minum bersama agar bisa ngobrol lagi. Jang-il membaca kartu nama ‘Loyal Tree Investment’ kemudian Sun-woo pergi dengan tatapan wajah yang serius.

Jaksa yang juga teman Jang-il, jaksa Joon-ho tengah memimpin rapat dengan anak buahnya. Yang mereka bahas adanya tuduhaan kalau Jin No-sik melakukan suap. Tanpa sengaja Jang-il mendengar ini. Rapat selesai.
Joon-ho bertanya apa Jang-il kenal baik dengan Jin No-sik. Jang-il sedikit terkejut dengan pertanyaan yang diajukan temannya. Joon-ho berkata bukankah Jang-il dan Jin No-sik satu kampung halaman di Busan. Jang-il menanyakan apa Joon-ho tengah menyelidiki Jin No-sik. Joon-ho membenarkan dan ia kembali bertanya apa Jang-il memiliki informasi tentang Jin No-sik. Jang-il berkata kalau Jin No-sik hanya seorang pebisnis yang bekerja keras dan meminta temannya melupakan Jin No-sik (tak usah melakukan penyelidikan gitu)

Joon-ho mengatakan kalau Jin No-sik mendapatkan kekayaan dari hasil menyogok dan masih banyak lagi. Jang-il mengingatkan temannya kalau di dunia ini tak ada perusahaan yang bersih, setiap orang pasti memiliki cacat. Jin No-sik tak pantas membuat tamannya bekerja begitu keras. Jang-il berkata kalau ia sudah memberikan informasi yang valid dan Joon-ho bisa mempercayai itu jadi lupkan Jin No-sik. Joon-ho menolak, ia sendiri yang akan memutuskan hal itu.

Jang-il kembali ke ruangannya dan di meja kerjanya banyak bingkisan. Pegawainya mengatakan kalau bingkisan itu dari penggemar Jang-il. “Sepertinya para mahasiswa yang hadir di acara debat minggu lalu mengirimnya untukmu!”
Jang-il membaca salah satu surat dari penggemar penggemarnya. “Aku ingin menjadi jaksa sepertimu!”
Jang-il mendapat telepon dari Sun-woo. Sun-woo mengatakan kalau ia melupakan sesuatu yang harus dikatakannya. Perusahaan yang tengah Jang-il selidiki mereka itu penipu. Mereka bahkan tidak dipercaya di lapangan. Semua orang tahu tak ada kandungan mineral yang terpendam di lokasi itu.
Jang-il bertanya kenapa Sun-woo tak mengatakannya pada saat bicara tadi. (kan lupa)

Sun-woo : “Kalau aku terlalu mudah memberi jawaban, kau tak akan terlihat sebagai jaksa yang hebat.”
Jang-il tersenyum meremehkan Sun-woo tak perlu melakukan itu untuknya.
Pegawai Jang-il mendengar apa yang dikatakan bos-nya di telepon. Kemudian ia melihat pegawainya keluar ruangan. “Kim Sun-woo aku akan menemuimu malam ini!”
Sun-woo tak bisa karena ia ada rapat. Ia akan menelepon Jang-il lagi nanti. Jang-il kesal dan membanting teleponya.
Sun-woo mengadakan rapat di hotel. Han Ji-won menyiapkan segala perlengkapannya. Sesekali Ji-won menatap Sun-woo tapi sayang Sun-woo tak memandangnya.

Sun-woo akan mengambil minum tapi Ji-won bertanya seolah menwarkan bantuan, apa yang anda inginkan.
Sun-woo : “Ubah caramu bertanya. Apa yang ingin kau lakukan jika aku menginginkan sesuatu?”
Ji-won : “Kalau kami mampu menyediakannya....”
Sun-woo : “Kami akan menonton pertunjukan setelah rapat ini. Bisakah kau ikut bergabung bersama kami?”
Ji-won minta maaf karena itu diluar kewenangannya.
Sun-woo : “Kalau begitu jangan katakan ‘keinginan’.” (keinginan Sun-woo)
Ji-won menerima telepon dari Jang-il, Sun-woo mendengarnya.
Setelah bicara dengan Jang-il, Ji-won mengingatkan Sun-woo, “Telepon saya jika anda membutuhkan sesuatu. Anda punya nomor saya kan?”
Sun-woo : “Bukankah kukatakan agar kau mengubah pertanyaannya?”
Ji-won segera membetulkan ucapannya, “Bukan sesuatu yang anda inginkan tapi yang anda butuhkan. Tak penting bagi saya untuk menemani rombongan anda ke pertunjukan itu hanya keinginan anda saja.” (memang benar hahaha)
Sun-woo : “Kau tak akan lolos wawancara dengan perilaku seperti itu,”

Jang-il mendapat kiriman gambar sketsa dekorasi untuk acara ulang tahun ayahnya, ia menyukai dekorasi yang dikirim Ji-won. Jang-il mengajak Ji-won minum bersama tapi Ji-won tak bisa karena ia harus lembur untuk acara penting besok. Ji-won berjanji lain kali mungkin bisa. Jang-il sendirian berada di kantornya.
Koon membaca dokumen petisi yang ia buat. Ia mengatakan kalau tersangkanya ada 3 yaitu Jin No-sik, Lee Young-bae dan Lee Jang-il. Ia juga sudah memasukan petisi tantang percobaan pembunuhan yang dilakukan Jang-il. Tapi Sun-woo malah merobek dokumen petisi itu.
“Pertama, cukup masukkan Jin No-sik saja.” kata Sun-woo.

Koon heran kenapa hanya Jin No-sik. Sun-woo berkata kalau ia harus menjerat mereka satu per satu. Koon khawatir tanpa bukti yang kuat dan saksi, mereka (kepolisian) tak akan membuka kembali kasus ini. Sun-woo membenarkan tapi bukankah kita perlu mempersiapkan langkah berikutnya kata Sun-woo.

Koon mengingatkan kalau Moon Tae-joo akan datang minggu depan. Sun-woo sudah tahu dan dia juga akan membwa surat yang pernah ditulis ayahnya dan itu akan menjadi bukti yang penting. Karena didalam surat itu ayahnya berkata akan menemui Jin No-sik.
Koon memberikan minuman untuk Sun-woo tapi kemudian ia menawarkan apa Sun-woo mau minum di bar hotel dan menelepon Han Ji-won memintanya bekarja keras. Sun-woo sedikit kesal dengan candaan Koon, ia berfikir kalau ia sudah terlambat untuk Ji-won.
Koon tersenyum, “Walapun begitu setengah isi dunia adalah wanita.”
Sun-woo : “Setengah hidupku adalah dia. Aku datang kesini juga untuk dia.”
Sun-woo membuka laci dan tersenyum memandang foto Ji-won yang kini sudah diberi bingkai.

Lee Young-bae tersenyum menatap wajah Soo-mi yang menghiasi majalah. Disana tertera nomor telepon Soo-mi. Tanpa berfikir panjang ia langsung menghubungi Soo-mi.
Lee Young-bae menanyakan apa Soo-mi punya waktu akhir pekan nanti karena itu hari ulang tahunnya dan Jang-il akan mengadakan pesta kecil jadi ia ingin mengundang Soo-mi.

Soo-mi tentu saja mau datang tapi ia berfikir kemungkinan Jang-il tak akan suka dengan kedatangannya. Lee Young-bae berkata kalau ia berhak mengundang siapa saja yang ia suka dan tak ada salahnya. Soo-mi berterima kasih dan berjanji akan datang.

Jang-il pulang dengan wajah lesu. Ayahnya heran tak biasanya Jang-il pulang sebelum tengah malam. Jang-il beralasan kalau ia ingin segera tidur.
Lee Young-bae mengungkapkan keinginannya mengundang beberapa orang ke acara ulang tahunnya. Dengan malas Jang-il menjawab silakan saja. Young-bae tentu saja senang. Tapi kesenangan itu berubah menjadi kecemasan ketika Jang-il mengatakan kalau Sun-woo sudah bisa melihat lagi.

Jang-il menceritakan kalau Sun-woo sudah bisa melihat dan menemuinya. Ayahnya tanya apa maksud semua ini karena dua hari yang lalu dia masih buta. Jang-il menjelaskan kalau itu hanya pura-pura dia bilang itu kejutan untuk kita (dan memang betul-betul terkejut kan)
Jang-il : “Namanya sekarang David Kim. Dia sekolah di Amerika. Dia pebisnis yang sukses. Dia datang ke kantor sebagai saksi ahli.”

Lee Young-bae masih tak percaya, bagaimana mungkin. Ia cemas dan berkata kalau situasi ini sangat berbahaya ia harus memberi tahu Presdir Jin. Jang-il bertanya kenapa ayahnya membicarakan Sun-woo dengan Presdir Jin. Ia meminta ayahnya janagn mengatakan apapun tentang Sun-woo. Bahkan jika presdir Jin yang menelepon ayahnya tak boleh datang.

Young-bae jadi bertanya-tanya kira-kira siapa yang membawa Sun-woo ke Amerika. Jang-il berkata kalau ia akan segera bertemu dengan Sun-woo lagi dan Sun-woo akan menceritakan kisah yang menarik.
Young-bae : “Kira-kira apa yang dia pikirkan?”
Jang-il : “Sun-woo bisa melihat. Ia sukses dan kembali ke sini. Itu saja. Sun-woo dan kita akan tetap begini.” (salah dia juga punya misi khusus apalagi untuk kalian berdua)
Jang-il mengungkapkan kalau ia sudah meminta surat pemeriksaan untuk Presdir Yoon Chul-sik tantang penipuan potensi tambang dan penipuan saham. Ternyata Jang-il tak mendengarkan saran Sun-woo. Ia terus melakukan penyelidikan.
Jang-il berusaha menelepon Sun-woo tapi tak segera Sun-woo jawab, “Jawab teleponnya David Kim.” ucap Jang-il pelan.
Tapi kesabarannya sudah habis, “JAWAB TELEPONNYA KIM SUN WOO.” Jang-il berteriak marah.
Sun-woo tengah menemui seseorang (Detektif yang dulu menangani kasus ayahnya) Sun-woo berkata kalau ia mendengar dulu detektif itu bertanya-tanya tentang kasus kematian ayahnya.

Detektif menjelaskan kalau ia tak percaya seseorang akan menelepon anaknya sebelum gantung diri dan jejak tali di pohon berbeda dengan kasus bunuh diri pada umumnya. Ia tak percaya kalau ayah Sun-woo memanjat pohon dan menggantung dirinya sendiri kecuali ada yang menarik talinya.
Sun-woo menanyakan kenapa detektif tak mengajukan keberatan pada hasil penyelidikan waktu itu. Detektif mengatakan kalau semua orang sibuk dengan acara internasional dan juga anaknya sudah merusak tempat kejadian perkara saat menurunkan ayahnya.

Sun-woo jadi serba salah karena saat itu ia juga dalam posisi yang sulit dan panik. “Dia merasa bersalah.” kata Sun-woo tak mengaku kalau itu ayahnya dan dia lah anak itu.
Detektif berkata kalau anak itu (Sun-woo) sibuk kesana kemari bahkan beberapa kali ke kantor polisi.

Jang-il kembali menelepon Sun-woo tapi Sun-woo sedang membicarakan masalah penting ia tak menjawab panggilan Jang-il. Sun-woo akan mengajukan banding atas kasus kematian ayahnya, ia minta detektif itu merekam pernyataannya.
Sekertaris Cha menunjukkan foto Jaksa Shin Joon-ho pada Presdir Jin. Ia mengatakan kalau Jaksa Shin Joon-ho teman dekat Jang-il dan keduanya lulus cumlaude, “Dia keras kepala dan lincah.”
“Dia polos seperti anak-anak.” sahut Presdir Jin. Kemudian ia menanyakan kondisi keluarga jaksa Joon-ho. Sek Cha menjelaskan kalau ayah Jaksa Joon-ho wakil kepala SMA dan ibunya tak bekerja. Dia memiliki adik laki-laki yang bekerja di perusahaan besar.

Presdir Jin menabak dia tak bercerai kan. Sek Cha mengatakan kalau Jaksa Joon-ho belum menikah. Presdir Jin mengerti ia mengusulkan agar mempersiapkan kencan buta dengan Yoon-joo. Itu akan lebih baik dari pada mengandalkan Lee Jang-il. Sek Cha sedikit heran atas usul Presdir. Presdir mengatakan memang Yoon-joo sedikit lebih tua tapi ia mendengar kalau hal seperti itu sekarang sedang tren. (hahaha)

“Atur kencan buta dengan Yoon-joo katakan kalau dia putri dari pengusaha kecil. Sembunyikan identitasnya!”
Sek Cha mengerti. Presdir bertanya apa Sek Cha sudah menghubungi David Kim. Sek Cha masih berusaha mencobanya.
Yoon-joo dan ibunya tengah berada di salon melakukan pijat. Ma Hee-jung mengusulkan seharusnya ia juga mengajak Choi Soo-mi. Yoon-joo mengingatkan ibunya agar tak mencampur aduk masalah pribadi dengan bisnis, untuk apa ke tempat seperti ini dengan dia. Ibunya berkata kalau mereka harus akrab dengan orang seperti Soo-mi. Jika kontraknya berakhir seperti waktu itu, ia ingin menawarkan kontrak baru pada Soo-mi.
Yoon-joo merasa kalau Soo-mi itu sedikit aneh. Ibunya menebak itulah sebabnya dia menjadi pelukis dan ia menyukainya.

Yoon-joo menerima telepon dari seseorang. David Kim. Yoon-joo kaget dan bertanya di mana, kapan datang, aku kira kau sedang di Turki (lah kok keduanya saling kenal ya?)
Yoon-joo segera menamui Sun-woo. Keduanya tampak akrab, ini terlihat ketika keduanya saling berpelukan ketika bertemu. Yoon-joo menanyakan kapan Sun-woo (David Kim) kembali ke Korea. Sun-woo berkata kalau ia baru saja datang, “Kau tampak lebih cantik.” puji Sun-woo.

Yoon-joo melihat Sun-woo terlihat lebih sehat, ia mendengar kalau Sun-woo sudah menjadi kaya karena berbisnis. Keduanya bertukar kartu nama. Sun-woo membaca kartu nama Yoon-joo, “Kau bekerja di galeri dan menjadi manajer?” Sun-woo memuji kalau itu bagus karena Yoon-joo dulu tak banyak belajar ketika kuliah.
(Apa teman kuliah Sun-woo yang pakai kaca mata itu Yoon-joo ya haha pangling saya)
Sun-woo menanyakan apa Jin No-sik itu ayah Yoon-joo. Yoon-joo membenarkan Jin No-sik ayah tirinya. Sun-woo ingin tahu kenapa Jin No-sik membeli saham Kangdong Produce apa dia bekerja disana. Yoon-joo menceritakan kalau ayah tirinya itu orang yang ambisius. Ia ingin memperkenalkan ayah tirinya pada Sun-woo karena ayah tirinya sangat tertarik dengan bisnis di industri pertambangan
Pegawai kejaksaan berkaraoke bersama (pegawainya Jang-il aja kok) lagu yang dinyanyikan sama dengan lagu yang dinyanyikan Woo-ri dan Bong Young-kyu hahaha. Nimgwa hamkke.

Joon-ho datang dan langsung duduk di dekat Jang-il tak ikut menyanyi. Walaupun yang lain mengajaknya bergabung untuk menyanyi.
Joon-ho mengatakan kalau untuk sementara ini ia akan menghentikan penyelidikannya terhadap Jin No-sik. Jang-il ingin tahu alasannya. Joon-ho yakin kalau Jin No-sik pasti terlibat tapi ia tak bisa menemukan koneksinya. Jang-il menyarankan agar temannya ini mencari mangsa yang lebih besar. Keduanya bersulang.
Han Ji-won memeriksa daftar reservasi hotel mereka, jadwalnya padat. Jang-il meneleponnya. Ketika Ji-won mengangkat tak ada satu pun kata yang keluar dari mulut Jang-il. Keduanya diam. Ji-won hanya mendengar suara lagu dari ruang karaoke. Jang-il mematikan teleponnya tak mengatakan apapun. Tapi setelah itu ia mendapat telepon dari Sun-woo. Sun-woo minta maaf karena tadi siang tak bisa menjawab telepon Jang-il. Ia mengajak Jang-il minum bersama.

Jang-il sampai di kantor Sun-woo. Sun-woo tak tahu minuman apa yang Jang-il suka jadi ia mengeluarkan semuanya. Tapi ia melihat sepertinya Jang-il sudah minum-minum. Jang-il berkata kalau ada acara dengan teman sekantornya. Jang-il mengajak Sun-woo minum whiski, Sun-woo mengerti Jang-il peminum yang kuat. Jang-il terkejut ia berfikir apa Sun-woo mengingat semuanya.
Keduanya bersulang dan duduk berhadapan. Sun-woo berkata kalau Jang-il sama seperti ketika muda dulu. Jang-il sama seperti yang ia bayangkan.
Kau juga kata Jang-il. Sun-woo meralat kalau ia tampak terlihat tua karena menanggung banyak kesulitan hidup. (Ah Ahjussi dirimu emang lebih tua beberapa tahun dari Joon Hyuk-Oppa)

Jang-il : “Bagaimana kabarmu?”
Sun-woo : “Aku ke Amerika atas bantuan teman ayahku, aku di operasi dan aku sekolah. Aku membantu bisnisnya dan bekerja keras. Lalu uang mengalir dengan mudah. Hanya itu!”
Jang-il menilai kalau itu sangat sederhana. Ia menanyakan siapa teman ayah Sun-woo itu. Sun-woo berkata kalau Jang-il tak akan mengenalnya, dia orang yang baik.
Sun-woo menanyakan kabar Jin No-sik. Jang-il heran dan malah balik bertanya untuk apa Sun-woo menanyakan kabar Jin No-sik.

Sun-woo mengatakan kalau setelah ia menjadi pengusaha, ia memiliki pandangan yang berbeda tentang uang. Alasan Jin No-sik memberi Jang-il beasiswa adalah sebagai investasi. Ia berharap kalau Jin No-sik tak meminta bantuan pada Jang-il. Jang-il memastikan kalau itu tak akan terjadi.

Sun-woo mengusulkan bagaimana kalau mereka pulang kampung di Busan. Ia merindukan kelas tempat ia dan Jang-il bersama. Ia juga merindukan pasar tempat ia melarikan diri dari kejaran Teng Bo (rentenir)
“Jang-il, kenapa kau melakukan itu?” tanya Sun-woo sambil menatap Jang-il.
Jang-il terkejut mendengar pertanyaan Sun-woo, “Melakukan apa?”
“Kenapa kau melakukan itu padaku?” Tanya Sun-woo lagi.
Mata Jang-il membesar apa Sun-woo ingat semuanya sepertinya itu lah kira-kira yang dipikirkan Jang-il.
Sun-woo : “Ayahku, dia tak meninggal ketika aku kecil. Kalau ingatanku salah seharusnya kau mengingatkanku.”
“Apa kau ingat bagaimana ayahmu meninggal?” Jang-il cemas sekaligus penasaran dengan ingatan Sun-woo.
(arghh kupikir Sun-woo bakal mengungkapkan kasus pemukulan terhadap dirinya)

Sun-woo mengatakan kalau orang yang menceritakan tentang ayahnya itu Paman Choi Kwang-chun dan Geum-jool, “Kau sahabatku seharusnya kau memberitahuku.”

Jang-il minta maaf dan beralasan kalau ia hanya ingin membantu. Ia tak mau membuat Sun-woo bingung.
Sun-woo menagih janji Jang-il. Ia minta Jang-il menepati janji seperti yang pernah Jang-il ucapkan dulu. Jang-il tak ingat janji apa. Sun-woo mengingatkan kalau Jang-il pernah berjanji bahwa setelah menjadi jaksa Jang-il akan membantu menyelidiki kasus kematian ayahnya.

Sun-woo berkata kalau ayahnya tidak bunuh diri, ia ingat kalau dirinya yang menemukan ayahnya tewas dan ketika itu juga ia tengah bersama Jang-il. Jang-il juga mengantarnya ke kantor polisi, “Aku bisa tegar karena kau di sampingku.”
Jang-il kembali minta maaf ia tak bisa menepati janji itu karena dirinya bukan dari divisi kriminal. Ia tak memiliki kewenangan untuk membuka kembali kasus itu. (Jang-il bagiannya kasus tindak kejahatan korupsi) Jang-il akan mengenalkan Sun-woo dengan temannya yang bertugas di divisi kriminal.
Jang-il berjalan di tengah cuaca jalanan yang dingin. Ia mulai kedinginan, wajahnya juga tampak cemas.

Jang-il sampai di rumah ia segera merebahkan dan menyelimuti dirinya tanpa mengganti baju. Ayahnya khawatir dan meminta Jang-il berganti pakaian dulu. Jang-il tak mau ia minta ayahnya mengambilkan selimut untuknya. Ayahnya cemas apa Jang-il sakit ia mengira putranya terlalu keras dalam bekerja dan sekarang kondisi badannya menurun.

Jang-il berpesan agar ayahnya menyampaikan pada Presdir Jin bahwa Presdir Jin tak usah khawatir. Ayahnya tanya tentang hal apa, Jang-il berkata kalau ayahnya hanya perlu mengatakan itu saja, Presdir Jin pasti sudah mengerti.
Ji-won menerima telepon dari adiknya. Hye-won mengatakan kalau ada teman kakaknya yang datang, “Namanya Lee Jang-il. Dia sangat tampan, dia bicara dengan ibu cukup lama. Dia bahkan membayarkan biaya rumah sakit ibu, apa dia pacarmu? Ibu menyukainya.”
Ponsel Jang-il berdering Ji-won meneleponnya. Ji-won menanyakan kapan Jang-il datang ke rumah sakit. Ia bisa membayar biaya rumah sakit dan akan mengembalikan uang yang digunakan Jang-il untuk biaya rumah sakit ibunya.

Tubuh Jang-il menggigil, ia mengatakan pada Ji-won kalau ia kedinginan. Ia akan bicara dengan Ji-won lagi nanti.
Sun-woo tidur tak tenang ia mimpi buruk, “Nyalakan lampunya!” teriak Sun-woo terbangun dari mimpinya.
Koon segera masuk ke kamar Sun-woo dan bertanya apa Sun-woo mimpi buruk lagi. Sun-woo berkata kalau ia selalu bermimpi menjadi buta lagi. Sun-woo memegang kepalanya. Ia merasakan sakit di kepala.

“Apa sakit kepala lagi?” Koon semakin khawatir. Sun-woo tak mempermasalahkannya karena nanti juga akan hilang dengan sendirinya. Koon tak tahan lagi ia minta agar nama Lee Jang-il dimasukan ke dalam petisi.
“Kau tak akan membiarkannya lolos hanya karena dia temanmu kan?”
Sun-woo menatap tajam, “Teman apa?”
Soo-mi berada di studio lukisnya. Ia terkejut mendapat kiriman bunga dari Sun-woo. Ia senang dan segera mencari keberadaan Sun-woo di sekitar studio lukisnya. Tapi ia tak melihat siapapun.

Soo-mi menanyakan pada Yoon-joo siapa yang mengirim bunga. Yoon-joo menjawab kalau yang mengirimnya itu seorang pria. Soo-mi penasaran apa pria itu buta. Tidak jawab Yoon-joo, dia gemuk dan mengenakan kalung emas. Dia bilang akan datang lagi.
Choi Kwang-chun berlatih akting. Apa yang ia peragakan. Ia memerankan sosok Shaman yang kesurupan sama seperti ketika ia melakukan ritual untuk mengungkap pembunuh ayah Sun-woo di episode 2. Seorang pemuda yang saya belum tahu namanya tak suka dengan akting Kwang-chun.

Kwang-chun kesal apa anak muda itu tak tahu siapa dirinya. Aktingnya sudah mengubah nasib orang. Pemuda itu tak percaya ia keluar akan mengambil makan siangnya.
Soo-mi menemui ayahnya. Ia mengatakan kalau ia menerima kiriman bunga dari Sun-woo. Kwang-chun kaget ia sudah menduga kalau Sun-woo masih hidup. Tapi Soo-mi heran kenapa Sun-woo hanya mengirim bunga dan tak datang langsung. Ayahnya meminta Soo-mi memikirkan bagaimana orang yang buta datang ke pameran lukisan. Soo-mi berkata kalau karangan bunganya besar dan mahal.

Kwang-chun jadi berfikir apa Sun-woo menjadi kaya karena memijat. Soo-mi merasakan ada firasat buruk. Ia bertanya apa ayahnya pernah mendengar kabar tentang Sun-woo. Kwang-chun tak pernah mendengar kabar apapun tentang Sun-woo. Soo-mi yakin kalau Sun-woo akan datang ke pamerannnya. Ayahnya mengingatkan kalau Sun-woo datang Soo-mi harus segera memberi tahunya.
Han Ji-won datang ke kantor Sun-woo untuk melalukan wawancara. Sun-woo bersikap seolah cuek. Sun-woo langsung mewawancarai Ji-won dengan pertanyaan apa alasan Ji-won mencari pekerjaan baru. Ji-won menjawab kalau ia merasa tak akan mendapat pengalaman yang cukup kalau hanya bekerja di satu tempat. Ia juga ingin mempelajari bisnis lain, ia ingin mencoba bisnis konsultasi dan investasi.

Sun-woo tak suka dengan jawaban Ji-won yang terkesan biasa dan sudah umum, sepertinya sudah terlatih tak menarik dan membosankan. Tapi Ji-won mengatakan kalau itu jawaban yang berasal dari dalam hatinya.

“Apa karena uang?” Tanya Sun-woo. Ji-won bicara jujur uang juga menjadi satu alasan untuknya. Sun-woo kembali bertanya sudah berapa lama Ji-won bekerja di hotel. Ji-won menjawab 10 tahun ia bangga dengan hasil kerjanya tapi akhir-akhir ini ia terkena fitnah dan itu membuatnya kecewa. Maka dari itu ia ingin pindah kerja. Ia melamar pekerjaan di tempat Sun-woo karena ia percaya ia bisa melakukan pekerjaan ini dengan baik.
“Apa kau selalu bicara jujur dan percaya diri? Aku suka itu. Aku membenci wanita yang berpura-pura baik.”
“Aku disini bukan sebagai seorang wanita tapi sebagai pelamar kerja.”
“Apa kau sudah menikah?” tanya Sun-woo. Ji-won menjawab belum. Sun-woo melihat kalau Ji-won sudah cukup umur untuk menikah.
“Aku tak mau menikah hanya karena sudah cukup umur. Aku ingin bertemu dengan belahan jiwaku.”

Sun-woo sedikit tersenyum. Ji-won merasa heran apa pertanyaan ini juga termasuk bagian dari wawancara. Kenapa tidak kata Sun-woo, Ji-won kan calon pegawainya. “Kau memiliki kepribadian yang aneh.”
Dan kedua mata mereka pun bertemu. Sun-woo tanya kenapa Ji-won menatapnya seperti itu. Ji-won merasa kalau Sun-woo terlihat seperti orang yang dikenalnya. Sun-woo memalingkan wajah dan berkata kalau ia tak suka wajahnya seperti kebanyakan orang alias muka pasaran. Sun-woo berterima kasih dan ia akan menghubungi Ji-won nanti.
Moon Tae-joo kembali ke Korea. Di dalam mobil ia membaca surat yang ia terima dari Kim Kyung-pil. Kyung-pil menanyakan anak siapa sebenarnya Sun-woo, anak Jin No-sik atau kah anak Moon Tae-joo.
Jin No-sik berziarah ke makam Eun Hye. Moon Tae-joo pun barusan dari sana dan melihat kedatangan Jin No-sik.
“Bukankah kau yang dicintai Eun Hye? Aku akan menemui Jin No-sik dan mencari kebenaran. Anak siapa Sun-woo sebenarnya? Kalau dia putra Jin No-sik aku akan meminta Jin No-sik untuk membesarkannya.” Surat Kim Kyung-pil.
Jin No-sik melihat ada karangan bunga lain di makam Eun Hye, ia menebak itu pasti dari Tae-joo,
“Apa kau masih belum melupakannya? Orang yang paling kubenci di dunia ini adalah kau.”
Jin No-sik crying.
Moon Tae-joo mengatakan pada Sun-woo kalau suratnya hilang. Ia mengira kalau suratnya ada tapi ternyata hanya amplopnya saja. (argh bohong kan)

Sun-woo sangat kecewa karena ia memerlukan surat itu. Hanya surat yang menyebutkan kalau ayahnya akan menemui Jin No-sik. Tapi Moon Tae-joo berjanji kalau ia akan bersaksi.
Sun-woo tahu kalau ayah angkatnya ini tak akan menghilangkan surat penting dengan sengaja, “Apa ada sesuatu di dalam surat itu yang tak boleh kuketahui?”
Tak ada jawab Moon Tae-joo. sepertinya Sun-woo tak percaya begitu saja tatapan matanya mengisyaratkan ia mencurigai sesuatu.

Kwang-chun mengajak Soo-mi nonton di bioskop bersama tapi Soo-mi tak mau ia ada janji. Kwang-chun merengut apa salahnya nonton dengan ayahnya. Kwang-scun sedikit marah karena Soo-mi akan menemui Jang-il.
“Ayah pernah bilang dulu, alasan ketidak beruntunganku adalah karena aku mampu menerimanya. Aku akan terus maju tak peduli apapun.”

Sun-woo ke kantor polisi menyerahkan petisi kasus kematian ayahnya.
Choi Kwang-chun menemui Jang-il. Ia mengingatkan saat ini mungkin Soo-mi lebih menarik tapi Jang-il jangan sekali-kali berkencan dengan putrinya bahkan jangan memandangnya. Jang-il tak peduli yang dikatakan Kwang-chun, ia mohon diri karena ia sendiri pun tak tertarik dengan Soo-mi.

Kwang-chun kesal karena Jang-il berlalu begitu saja dan ia belum selesai bicara, “Pembunuh.” sebutnya penuh kekesalan.
Lee Young-bae sudah di tempat acara makan malam ulang tahunnya, Soo-mi juga sudah datang. Young-bae menceritakan kisah masa kecil Jang-il pada soo mi. Jang-il datang dan tak suka melihat Soo-mi ada disana.
Park Yoon-joo mengenalkan Sun-woo (David Kim) pada Jin No-sik. Jin No-sik sedikit terkejut melihat wajah Sun-woo. Karena ia mengenal wajah Sun-woo sebagai tukang pijat yang pernah memijatnya. Sun-woo memperkenalkan diri sebagai David Kim. Keduanya berjabat tangan, “Kau lebih muda dan lebih tampan dari yang kubayangkan.” sahut Jin No-sik.

Sun-woo mendengar kalau Jin No-sik tertarik dengan pertambangan. Jin No-sik membenarkan maka dari itu ia ingin mengetahui saran dari Sun-woo.
Pelayan datang Yoon-joo menawarkan diri akan memilih sendiri minumannya.
Setelah Yoon-joo pergi Sun-woo bertanya apa Jin No-sik mengingatnya, “Kita bertemu 15 tahun yang lalu? Apa anda ingat ayahku? Aku ke sana bersama Lee Jang-il.”
Jin No-sik sedkit terkejut, “Waktu itu namamu bukan David Kim.”
Sun-woo membenarkan David Kim namnya di Amerika.
Jin No-sik mendengar kalau Sun-woo kecelakaan tak lama setelah ayah Sun-woo meninggal. Bagaimana Sun-woo bisa ke Amerika. Sun-woo berkata kalau ia beruntung dan seseorang menolongnya.

Lee Young-bae, Jang-il dan Soo-mi makan bersama. Young-bae akan pulang lebih dulu dan menyarankan Jang-il mengajak Soo-mi nonton di bioskop. Jang-il yang tak suka hanya dia saja.
Setelah ayahnya pulang Jang-il pun makan berdua dengan Soo-mi. Soo-mi menilai kalau Jang-il masih sama saja tetap merendahkannya. Jang-il mengatakan kalau ayah Soo-mi menemui dan memintanya untuk tak berkencan dengan Soo-mi, ia ingin tahu kenapa ayah Soo-mi melakukan itu. Soo-mi minta maaf ia tak tahu ayahnya menemui Jang-il.
“Kenapa aku harus bertemu orang seperti itu di depan kantor kejaksaan?” Jang-il minta hal itu tak terulang lagi. “Apa kau pikir aku akan jatuh cinta padamu setelah kau menjadi pelukis terkenal?”
“Lee Jang-il, apa kau ingat? Yang kukatakan padamu di depan stasiun Seoul. Aku bilang kau akan menyesal memperlakukanku seperti ini dan kau bilang kau akan menyesalinya nanti. Baik, Kau akan segera menyesalinya.”
Setelah Soo-mi pergi amarah Jang-il memuncak ia melempar gelas air minumnya.
Yoon-joo menanyakan apa Sun-woo memiliki proyek yang bisa ditawarkan pada ayah tirinya. Sun-woo berkata ada tambang tembaga di Australia miliknya dan itu paling cepat mendapatkan keuntungan. Jin No-sik sangat berterima kasih atas saran Sun-woo.

“Apa kau pernah mendengar tentang Moon Tae-joo?” tiba-tiba Jin No-sik menanyakan ayah angkatnya. ”Aku dengar dia terkenal dibidang ini,”
“Aku dengar dia tak lagi berkecimpung dalam bidang ini,” ujar Sun-woo.
“Apa kau tahu apa yang dikerjakannya sekarang?” tanya Jin No-sik.
“Tidak,” jawab Sun-woo singkat.

Jin No-sik sangat menyukai nama David. Yoon-joo berkata kalau nama David diambil dari mana David yang mengalahkan Goliath.
Jin No-sik penasaran siapa Goliath-nya David Kim.
“Semua yang menghalangi jalanku,” jawab Sun-woo tegas.
Sun-woo kembali ke hotel. Moon Tae-joo berkata kalau perangnya sudah dimulai.
“Kita harus menang,” sambung Koon.
“Apa arti kemenangan untukmu? Apa Jin No-sik dan ayah Lee Jang-il tertangkap dan dihukum?” tanya Moon Tae-joo.
“Lebih dari itu,” jawab Sun-woo.
Jin No-sik dan Yoon-joo berada dalam satu mobil. Yoon-joo mengatakan kalau David Kim tak pernah mengatakan sesuatu yang tak pernah diyakininya. Ia menjamin ayahnya bisa mempercayai David Kim.
Jang-il masih berada di kantornya, ia menerima telepon dari Jin No-sik. Jin No-sik menanyakan apa Jang-il tahu tentang David Kim.

Soo-mi di studio lukis ia membuka kardus besar yang tertutup rapat.
Soo-mi meminum anggurnya sambil menatap lukisan yang baru ia buka. OMG semua lukisan itu kronologis terjadinya pemukulan yang dilakukan Jang-il terhadap Sun-woo. semuanya lengkap.
“Lee Jang-il, aku ada disana waktu itu.”
Jin No-sik menemui Jang-il. Ia mengatakan kalau ia bertemu dengan calon rekan bisnis yang baik dan ternyata itu Kim Sun-woo, “Dia sekarang menjadi pebisnis yang berhasil di bidang pertambangan. Apa kau tahu kalau Kim Sun-woo itu David Kim?”
“Aku baru tahu beberapa hari yang lalu.” jawab Jang-il.
Jin No-sik tak suka, Jang-il seharusnya memberi tahu itu padanya. Jang-il tanya kenapa ia harus memberi tahu Jin No-sik.
Jin No-sik tertawa, “Benarkah? Kurasa aku tak perlu tahu. Dia bisa melihat sekarang, apa kau aman sekarang? Kau yang membuatnya menjadi buta kan?”
Jang-il : “Apa maksud Anda?”
Jin No-sik : “Kau menghacurkannya tapi dia sudah bangkit, jadi maksudmu apa kau tak ada beban lagi sekarang?”
Jang-il : “Aku tak mengerti apa yang anda bicarakan.”
Jin No-sik : “Kau, Young-bae dan aku. Kita dalam situasi yang sama. Kau bisa sombong sekarang bahwa kau memiliki segalanya. Kau harus belajar rendah hati untuk bisa hidup tenang.”
Jang–il tak peduli Jin No-sik bertemu Kim Sun-woo atau David Kim, itu urusan Jin No-sik.

Jin No-sik menceritakan kalau Sun-woo menyebutkan pernah menemuinya dan bicara tentang ayahnya 15 tahun yang lalu. “Dia tidak datang ke Korea hanya untuk bisnis. Kau harus berhati-hati, lihat kemana arah gerakannya, siapa yang dia temui, apa yang dilakukannya. Tak ada orang yang bersih dalam bisnis. Temukan sesuatu yang bisa menjatuhkannya.”
Jang-il tak mau, “Berhentilah memerintahku. Siapa kau berani memerintahku? Hari itu, Anda melakukan kesalahan. Ayahku hanya melakukan perintahmu dan melakukan dosa besar.”
Jin No-sik kembali tertawa, “Jadi kau pikir ayahmu tak bersalah?”
“Aku tak bilang dia tak bersalah. Tapi dia lebih bersih daripada kau. Daripada kau.”
“Apa aku melakukan kesalahan sebesar itu?” Jin No-sik pamit.
Jin No-sik ingat sesuatu, bagaimana seandainya saat Young-bae membawa Kyung-pil ke bukit, bagaimana kalau dia masih hidup?
Tubuh Jang-il mengejang sedangkan Jin No-sik tersenyum penuh ancaman.

Comment :
Benar-benar tak disangka, Sun-woo mengatakan yang sebenarnya siapa dirianya bukan hanya pada Jang-il tapi pada Jin No-sik juga. Kita tahu alasan sun-woo tak bicara yang sebenarnya pada Ji-won, dia ingin melindungi wanita yang dicintainya agar tak ikut terlibat dalam pertempurannya.

Apa maksud Moon Tae-joo mengatakan kalau surat itu hilang, apa dia ingin menyembunyikan status Sun-woo yang mungkin ia ketahui sebagai putra dari Jin No-sik. 

Choi Soo-mi, benar-benar menakutkan kalau sudah berambisi. Apa dia saksi mata kejadian 15 tahun yang lalu. kalau begitu sama seperti ayahnya yang juga merupakan saksi mata kasus pembunuhan Kim kyung-pil.

Sun-woo sakit kepala, apakah itu akibat lukanya dulu. Semoga tak terjadi apa-apa.

Semakin menarik pertempuran dimulai.... 

beberapa piku saya ambil dari dramabeans

7 comments:

  1. Alasan Sun Woo tidak mengatakan jati dirinya yang sebenarnya pada Ji Won persis dengan alasan Ha Eun tidak mengatakan identitasnya pada Eun Ha di Resurrection,, Uhm Ajussi seneng dapet peran menyembunyikan identitas nih,,, Semoga Nasibnya ga setragis di Resurrection deh,, acara balas dendam ini sungguh melelahkan,, tapi menegangkan,,

    Soo Mi mengerikan ya,, ga nyangka Im Jung Eun bisa berakting sekelam itu,, saat liat dia di Great Gye Choo Bin bareng Jung Kyung Hoo,, perannya manis dan lucu,,

    ReplyDelete
  2. aku suka scene saat soo mi minum anggur en liat lukisan kronologi kejadian saat jang il mencelakai sun woo...wih serem ya dia...

    bener2 drama yang menegangkan...
    pegawainya jang il karaoke pake lagu di CUHMH kah...hihihi

    ReplyDelete
  3. jadi takut klo sun woo akan buta lagi.

    soomi, diam2 sungguh menghayutkan....

    ReplyDelete
  4. heran deh....knapa tae joo g tes DNA nya sun woo...kan tau anak siapa?

    ReplyDelete
  5. heran deh....knapa tae joo g tes DNA nya sun woo...kan tau anak siapa?

    ReplyDelete
  6. hmmmmmm..........q rasa pemeran sun woo koq ketuaan iya......beda sama jang ill pdahal kan mreka seumuran........

    ReplyDelete
  7. Ini lucu, bapaknya soomi jadi saksi pembunuhan bapaknya sun woo, sekarang giliran soo mi yang jadi saksi pas jang ill mukul sun woo, dasar bapak sama anak, perannya sama -___-'

    ReplyDelete

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.