Friday, 25 May 2012

Sinopsis The Equator Man Episode 17

Sun-woo mengancam Jang-il. Ia akan menghubungi jaksa Shin Joon-ho dan melaporkan Jang-il dengan tuduhan melakukan percobaan pembunuhan. Jang-il seakan tak peduli, apa boleh buat Sun-woo pun akan menghubungi jaksa Shin Joon-ho.
Sun-woo yang sudah menelepon jaksa Joon-ho mematikan ponselnya ketika Jang-il menanyakan rencana apa yang akan dilakukan Sun-woo selanjutnya. Sun-woo minta agar semuanya disalahkan pada Jin No-sik. Walaupun batas waktu petisi sudah berakhir tapi Jin No-sik akan tetap diselidiki karena manipulasi saham.
Sun-woo tahu kalau Jang-il pasti tak menyukai tawarannya dan ia pun tak punya pilihan lain. Ia akan menghubungi jaksa Shin Joon-ho lagi. Belum sempat Sun-woo menghubungi Joon-ho, Jang-il sudah mengatakan semuanya. “Ayahmu dibunuh oleh Jin No-sik. Kim Kyung-pil dibunuh oleh Jin No-sik. Ayahku melihat mereka ada di vila.”

Dan kita sudah melihat betapa menegangkannya acara TV Show dimana Sun-woo akan mengatakan siapa yang sudah membuatnya terluka.
Usai acara TV show Jang-il menyendiri di tempat penonton, Sun-woo mendekatinya. Sun-woo mengatakan kalau karyawan TV senang karena rating acaranya melonjak, ia mencibir kalau ini semua pasti karena pengaruh Jang-il sebagai jaksa selebiritis.

Jang-il menanyakan apa maksud Sun-woo melakukan semua permainan ini. Sun-woo tertawa dan berkata kalau ia hanya ingin memperingatkan Jang-il agar tak menikamnya lagi dari belakang. Jang-il menilai kalau tindakan Sun-woo ini sangat bodoh dan sembrono. Sun-wo tahu itu tapi bukankah dirinya dari dulu memang seperti itu. Ia rela keluar meninggalkan UTS dan berkelahi untuk membela Jang-il.
“Alasanmu membunuhku bukan karena ayahmu, tapi karena masa depanmu kan?” Tanya Sun-woo.
Jang-il mengingatkan agar Sun-woo jangan pernah melakukan permainan ini lagi terhadapnya. Sun-woo kembali mengatakan kalau itu peringatan dan Jang-il jangan pernah melupakan itu.
Lee Young-bae menemui Jin No-sik. Jin No-sik mempertanyakan kenapa Young-bae melakukan itu bukankah Young-bae memiliki kesempatan untuk mundur. Lee Young-bae tak paham apa maksud dari ucapan Jin No-sik.
Jin No-sik : “Dia masih hidup. Aku sangat marah lalu memukulnya sampai pingsan dan kau membunuhnya.”

Young-bae gemetaran. Jin No-sik menunjukan surat yang ia terima dan mengatakan kalau saat itu ada yang melihat Young-bae dan ternyata Kyung-pil masih hidup. Young-bae jelas saja menolak semua tuduhan yang diarahkan padanya. Ia mengingatkan putranya itu seorang jaksa. Tapi Jin No-sik berkata kalau ia yang memberikan Jang-il beasiswanya.

Young-bae : “Kenapa anda memberinya beasiswa? Apa sebagai suap?”
Jin No-sik tak peduli pokoknya yang ia tahu ketika itu Kyung-pil masih hidup dan yang membunuhnya adalah Lee Young-bae. Tapi Young-bae menyangkal ia tak melakukan apapun terhadap ayah Sun-woo.
Jin No-sik : “Kau membunuhnya dan kau menerima beasiswa sebagai imbalannya. Apa kau tak ingat? Kau bilang anakmu mendapat rangking 1, kau meminta beasiswa.”
Young-bae marah dan mencengkeran kerah baju Jin No-sik. Jin No-sik mengingatkan kalau yang dilakukan Young-bae ini bisa membunuhnya. Tapat saat itu istri Jin No-sik dan Park Yoon-joo datang dan terheran-heran melihatnya. Young-bae segera kabur dari sana.
Sun-woo latihan kendo seorang diri. Moon Tae-joo memperhatikannya. Ia pikir Sun-woo akan mengatakan nama Jang-il diacara itu. Tapi Sun-woo merasa kalau itu tidak akan menyenangkan jika semuanya terbongkar sekaligus.
“Apa kau melakukan ini untuk bersenang-senang?” Tanya Moon Tae-joo.
“Aku akan memberikan Jang-il tekanan sampai dia kalah. Jin No-sik, Choi Soo-mi, Choi Kwang-chun. Aku tak bisa memaafkan mereka semua.” ucap Sun-woo.
Moon Tae-joo melihat kalau Sun-woo sengaja mengulur waktu sampai batas kasusnya berakhir, “Kau seperti seorang pria yang ingin balas dendam dengan tangannya sendiri,”
“Apa tidak boleh?”
“Pergilah temui ibumu!”
“Apa kau ayah kandungku? Kalau bukan, kau tak punya alasan menolongku seperti ini.”
“Di dunia ini walaupun kau tak memiliki hubungan darah akan tetap ada orang-orang yang ingin menolongmu. Aku ingin kau mengetahui hal itu. Memang benar kalau aku mencintai ibumu. Tapi dia sudah memiliki tunangan.” Jelas Moon Tae-joo.
“Apa kau ayah kandungku?” Sun-woo kembali bertanya.
“Kalau kau ingin memeriksanya aku bisa pergi denganmu besok,” sahut Moon Tae-joo.

Ucapan mengenai siapa nama yang dimaksud Sun-woo langsung menjadi berita utama. Banyak berita yang mempertanyakan siapa itu Lee Jang xxx.
Soo-mi menghubungi Jang-il menanyakan apa Jang-il yang mengambil lukisannya karena semua lukisan itu hilang. Soo-mi menebak kalau Jang-il yang menyembunyikannya. Tapi bukan Jang-il yang mengambilnya.
Joon-ho masuk ke ruangan, Jang-il langsung berubah sikap dan berusaha bicara wajar dan menutup teleponnya.
Joon-ho menanyakan apa pria yang menelpon di acara TV show itu Kim Sun-woo yang sama. Jang-il menjawab kalau itu orang yang berbeda. Kemudian Joon-ho mengingatkan kalau Jin No-sik akan datang jam 11 hari ini dan mereka akan memancing kasus Kim Kyung-pil walaupun batas kasusnya sudah berakhir. Jang-il memberitahu sesuatu pada Joon-ho tentang pengurus vila Jin No-sik yang bernama Lee Young-bae.
Jin No-sik pun sampai di kejaksaan. Ia masuk ke ruang interogasi. Disana jaksa Shin Joon-ho sudah menunggu. Seperti biasa Jang-il mengamati dari ruang sebelah.

Jaksa Shin Joon-ho menyampaikan kalau ia mendapat info bahwa Sek Cha mendapatkan kiriman dana di rekeningnya dan tak lama kemudian perusahaan Jin No-sik mendapat penghargaan sebagai perusahaan tambang terbaik dan itu dimuat di surat kabar.

Jin No-sik mengatakan kalau Sek Cha ada urusan dengan orang tuanya jadi ia meminjamkan uang pada Sek Cha tanpa bunga. Tapi Jaksa Shin Joon-ho berkata kalau dana itu tak masuk ke rekening orang tua Sek Cha. Tapi Jin No-sik kembali berkelit.

Jaksa Joon-ho langsung menunjukan bukti yang didapatnya, “Anda membayar orang-orang ini supaya bisa memakai nama mereka dan membuat rekening atas nama mereka.”

Jin No-sik tak mau menjawab pertanyaan yang diajukan jaksa Joon-ho. Ia mau jaksa lain saja yang menanyainya. Joon-ho sudah bersikap sopan tapi tetap saja Jin No-sik tak menjawabnya sebelum Joon-ho diganti. Ia tak peduli walaupun ia akan dipukuli ataupun dibunuh. Ini tentu saja membuat kesabaran Joon-ho habis. Jang-il mengerti situasi ia masuk ke ruang interogasi menggantikan Joon-ho.
Jang-il langsung menanyakan apa Jin No-sik pernah menyogok seseorang yang bekerja di komite hukum. Jin No-sik menjawab tidak, untuk apa ia melakukan hal sebodoh itu dan apakah ia sudah boleh pergi sekarang.

Tapi Jang-il ingin menanyakan hal yang lain. Jang-il mengeluarkan foto Jin No-sik bersama Moon Tae-joo dan Kim Kyung-pil. Jang-il menunjuk salah seorang di foto itu, Kim Kyung-pil dan menanyakan apa pria yang ia tunjuk ini mengetahui rahasia Jin No-sik. Jin No-sik mengambil foto itu dan pura-pura tanya siapa dia. Karena sepertinya dia itu seseorang yang bekerja untuknya.

“Apa dia mengirim surat kaleng pada anda?” tanya Jang-il. Lama Jin No-sik menjawabnya dan berkata kalau itu tak pernah terjadi.
Jang-il mengatakan kalau pria itu (Kim Kyung-pil) datang ke villa Jin No-sik dan keesokan harinya ditemukan gantung diri di puncak.
“Apa itu benar?” Jin No-sik mencoba bersikap santai.
“Apa anda tak membunuhnya?” Tanya Jang-il.

Jin No-sik tertawa dan bertanya kenapa ia harus membunuhnya. Jang-il berkata kalau ia memiliki saksi dari detektif yang bertugas bahwa Jin No-sik memaksa menghentikan penyelidikan. Ia akan mendatangkannya kalau Jin No-sik mau dan yang terpenting ia memiliki saksi yang melihat Jin No-sik dan Kim Kyung-pil bertengkar. Jin No-sik menanyakan siapa dia.

“Dia Lee Young-bae,” ucap Jang-il tak ragu-ragu mengatakan nama ayahnya. Lee Young-bae pun dihadirkan dalam ruangan yang sama.
Lee Young-bae menjelaskan kalau saat itu ia mendengar Jin No-sik dan seorang pria bertengkar saat ia bersiap-siap pulang. Jang-il langsung menanyakan pada Lee Young-bae kenapa beberapa hari yang lalu ketika diperiksa Lee Young-bae mengatakan tak pernah melihat Kim Kyung-pil.

Lee Young-bae terbata-bata mengatakan kalau ia tak pernah berfikir bahwa Jin No-sik bisa membunuh seseorang. Ia terpaksa berbohong supaya bisa melindungi Jin No-sik dari tuduhan tersangka.
Jin No-sik tak menyangka Lee Young-bae mengatakan hal seperti itu. Jang-il menanyakan lagi kalau begitu kenapa Lee Young-bae hari ini bicara jujur. Lee Young-bae melirik kearah Jin No-sik dan berkata kalau Jin No-sik mau melempar semua kesalahan padanya.

Jin No-sik ikut bicara kalau apa yang dikatakan Lee Young-bae itu bohong, “Kau bilang kau membunuh orang itu untuk beasiswa anakmu.”
Lee Young-bae juga mengatakan kalau Jin No-sik sudah menyogok para pegawai.

Lee Jang-il mengatakan kalau Jin No-sik tak akan dihukum walaupun terbukti membunuh Kim Kyung-pil karena kasusnya sudah berakhir. Ia hanya ingin tahu alasan Jin No-sik membunuh Kim Kyung-pil. Karena ini dirasa berhubungan dengan kasus korupsi yang dilakukan Jin No-sik.

Jin No-sik kembali ke rumahnya. Ia memerintahkan Sek Cha untuk menghentikan rencana yang sudah mereka susun. Ia tersenyum kesal karena Jang-il berbuat seperti itu padanya.
Sun-woo bingung memilih dasi yang mana yang harus ia kenakan. Ia pun meminta pendapat Ji-won. Ji-won malah bertanya kemana Sun-woo akan pergi. Sun-woo mengatakan kalau sekarang ada pembukaan pameran. Mendengar itu wajah Ji-won langsung ditekuk. Sun-woo minta Ji-won tak usah khawatir karena semua akan berjalan lancar.

Ji-won mengerti, ia tahu banyak apa yang Sun-woo alami ketika buta. Bahkan ia lebih tahu daripada orang lain. Ia juga tak bisa melupakannya.
Sun-woo : “Lalu kenapa kau memintaku untuk memaafkan mereka?”
Ji-won : “Karena aku tak mau tanganmu berlumuran darah. Aku takut kau terluka.”
Ji-won ingin Sun-woo mengatakan semuanya di kejaksaan dan minta mereka menyelidiki kasus percobaan pembunuhan itu. Sun-woo merasa kalau ia tak perlu melakukan itu jika rencananya berhasil.
Sun-woo : “Kau yang memecahkan kaca mobil Jin No-sik dulu. Kenapa sekarang kau begitu lemah?”
Ji-won : “Kau benar. Apa boleh aku menceritakan kenapa aku melakukan ini? Aku mungkin akan lebih jahat daripada kau kalau aku melakukan balas dendam.”
Sejujurnya Sun-woo juga tak mau melihat tangan Ji-won berlumuran darah.

Jin No-sik menghubungi Sun-woo menanyakan siapa yang mengirim surat itu pada Sun-woo ia ingin menemui orang itu. Sun-woo mengatakan kalau ia juga sudah beberapa hari tak bisa menghubungi orang itu. Ia akan segera mengatur pertemuannya.
Kita ke pembukaan pameran. Banyak wartawan yang hadir. Park Yoon-joo dan ibunya memberi tahu kalau model dalam lukisan itu teman SMA Choi Soo-mi dan lukisannya diberi tema penghianatan.
Soo-mi ke studio pameran, ia terkejut melihat poster yang terpasang disana. Terdengar olehnya kalau di lantai atas sudah banyak wartawan. Wartawan ingin menemui kedua model itu sekaligus dengan sang pelukisnya.
Soo-mi langsung menemui Yoon-joo dan marah-marah. Karena disana ada banyak wartawan Yoon-joo pun mencari tempat untuk bicara berdua dengan Soo-mi.
Yoon-joo marah karena Soo-mi pergi tanpa meninggalkan pesan. Soo-mi juga marah karena Yoon-joo masuk ke studio dan memamerkan lukisan tanpa persetujuannya. Yoon-joo terpaksa melakukan itu karena Soo-mi menghilang. Keduanya saling menyalahkan. Soo-mi minta lukisan-lukisannya diturunkan. Tapi Yoon-joo bilang itu tak mungkin.

Soo-mi : “Kau pikir kau siapa? Hanya karena orang tuamu kaya kau berlagak menguasai dunia.”
Yoon-joo : “Dan kau? Sembarangan memanfaatkan bakat yang kau miliki.”
Keduanya saling mengumpat. Soo-mi tetap menginginkan lukisannya diturunkan ia mengancam akan menghabisi Yoon-joo.
Tiba-tiba Sun-woo datang dan mengatakan kalau lukisan itu tak bisa diturunkan. Ia juga berencana membeli semua lukisan dan sekarang lukisan itu miliknya. Sun-woo menanyakan berapa harga semuanya, ia akan membayarnya secara tunai.

Yoon-joo mengatakan kalau pameran ini Sun-woo yang bertanggung jawab jadi ia minta Sun-woo dan Soo-mi menyelesaikan kesalahpahaman ini. Yoon-joo meninggalkan keduanya.
Sun-woo tersenyum dan berterima kasih karena Soo-mi sudah melukisnya dengan begitu tampan. Ia sendiri tak menyangka apa ia setampan itu (ayo apa Lee Hyun Woo tampan) Soo-mi sudah menjadikannya model tapi kenapa tak pernah mengatakan itu padanya, apa Soo-mi pikir ia akan minta ditraktir.

Soo-mi diam saja, Sun-woo mendekat dan bertanya apa Soo-mi mentraktir Jang-il atau apa Jang-il yang mentraktir Soo-mi. Sun-woo mengaku kalau ia sudah mengambil lukisan Soo-mi dan itu bisa dianggap sebagai perampokan. Soo-mi bisa menuntutnya dengan tuduhan itu tapi ia tak akan menutup pameran ini. Jika Soo-mi ingin menurunkan lukisan-lukisan ini, ia akan mengatakan pada wartawan arti sebenarnya dari lukisan itu.
Soo-mi sadar Sun-woo tengah mengancamnya. Ia menahan Sun-woo dan meminta mendengarkan ucapannya. Tapi Sun-woo langsung menahan Soo-mi ke tembok dan menatap marah menanyakan apa alasan Soo-mi selama ini diam. Soo-mi terbata-bata mengatakan kalau semua ini ia lakukan demi kebaikan Sun-woo.

Sun-woo memutar-mutar tangan Soo-mi dan mengancam akan mematahkannya, “Kau tak akan pernah bisa memegang kuas lagi. Aku juga akan mencungkil matamu sampai kau tak akan bisa melukis lagi. Ya, kau hanya bisa melukis. Kau melihatku dipukul seperti itu dan kau hanya diam saja. Ayahmu melihat ayahku dibunuh dan dia juga diam saja. Kau melihatku hampir mati dan tak bergerak. Kenapa? Apa karena Jang-il? Apa dia memandangmu sekarang?”
Soo-mi berusaha melepaskan diri dari cengkeraman tangan Sun-woo tapi Sun-woo mendorongnya keras hingga membuatnya terjatuh.
Sun-woo menanyakan kenapa Soo-mi membantunya setiap hari ketika ia buta, “Apa kau merasa bersalah? Atau karena kau senang? Jika kau melukisku sebagai orang buta bukankah itu lebih sangat mendekati kenyataan. Kenapa kau tak melakukannya.”
Soo-mi berkata kalau ia tak peduli jika Sun-woo mau menghancurkan Jang-il.

Sun-woo : “Kau pikir jika aku menghancurkannya kau bisa memilikinya? Walaupun Jang-il terpuruk ke dasar dia tetap tak akan memandangmu. Kau menyimpan rahasia Jang-il, apakah 13 tahun itu menyenangkan? Apa kau senang melihatku hidup kembali? ‘haruskah aku menjual rahasia itu padamu atau pada Lee Jang-il’
Air mata Soo-mi menetes membenarkan semua yang diucapkan Sun-woo.
Sun-woo : “Choi Soo-mi, kau gila,”
Sun-woo menemui wartawan. Yoon-joo langsung memperkenalkan kalau Sun-woo itu salah satu model lukisan Choi Soo-mi. Sun-woo tersenyum dan berujar apakah ia tampan ketika muda. Semua wartwan tertawa. Ma Hee-jung mengatakan kalau model yang seorang lagi mungkin wartawan sudah mengenalnya, dia jaksa Lee Jang-il. Wartwan ingin mewawancarai mereka bertiga.

Sun-woo mengatakan kalau saat lukisan ini dibuat Soo-mi, Jang-il dan dirinya bersumpah akan meraih mimpi masing-masing dan saling bertemu 15 tahun kemudian untuk membuat lukisan yang sama. Tapi Sun-woo akan mengubah jalan ceritanya. Kini ia yang akan memukul dan ia akan mengerjakan ini akhir minggu nanti. Wartawan sangat antusias dan ingin melihat proses pembuatannya. Tentu saja Sun-woo mengijinkannya.

Yoon-joo mengatakan kalau prosesnya adalah Soo-mi akan membuat fotonya terlebih dahulu kemudian melukisnya. Sun-woo mengatakan kalau sekarang lokasinya bukan di tebing pantai tapi di atap gedung bertingkat.

Ma Hee-jung menanyakan apa itu kesepakan yang dibuat Sun-woo, Soo-mi dan Jang-il 15 tahun yang lalu. Sun-woo berbohong mengatakan ya, “Kami berfikir akan meninggalkan kampung halaman dan hidup di kota besar dalam 15 tahun.”
Sun-woo mengajak Choi Kwang-chun bertemu. Kwang-chun minta maaf karena tak bisa menepati janji datang ke kejaksaan. Kalau Sun-woo mau ia akan ke kejaksaan besok. Tapi Sun-woo tak masalah, lagipula kasusnya sudah ditutup dan itu tak akan ada gunanya. Kwang-chun jelas terkejut kalau kasus petisi Sun-woo sudah berakhir, apa Jin No-sik tak bisa didakwa lagi.

Ada seseorang datang, Jin No-sik. Ini membuat Choi Kwang-chun jelas terkejut melihatnya. Kwang-chun sedikit berbisik pada Sun-woo kenapa Jin No-sik ada disini.
Sun-woo ingin Kwang-chun mengatakan apa yang dilihat ketika malam itu, “Paman bilang paman melihat ayah Jang-il menggantung ayahku. Katakan pada Jin No-sik.”
Jin No-sik : “Apa kau melihat Lee Young-bae membunuh ayah David Kim?”

Sun-woo permisi ia harus pergi ke suatu tampat dan meninggalkan keduanya bicara. Kwang-chun jelas panik dirinya ditinggal berdua saja dengan Jin No-sik. Di luar ruangan Sun-woo tersenyum sinis.
Kwang-chun mengatakan semuanya pada Jin No-sik. Ia tahu kalau saat itu Kim Kyung-pil masih hidup. Ia bahkan mendengar Kyung-pil mengatakan ingin bertemu dengan Sun-woo. Ia melihat Young-bae menarik tali ke atas pohon dan Kyung- pil meronta.
“Kenapa kau tak menolongnya?” Tanya Jin No-sik.
“Karena aku takut,” ucap Kwang-chun dengan nada tinggi. “Kau tak berhak menilaiku kecuali kau berada pada posisiku,”
“Bagaimana kau tahu kalau dia itu ayah Jang-il?”
“Aku tak tahu waktu itu, tapi aku melihat bekas luka di tangannya. Aku ingat bentuk tubuh dan tata rambutnya dan aku melihatnya lagi di pesta pelulusan anaknya masuk universitas.” Jelas Kwang-chun.
“Apa kau yang memeras Lee Young-bae?”
Kwang-chun panik ia tak menjawabnya.
Dan di ruangan sebelah, Lee Young-bae dan Sun-woo mendengarkan percakapan kedua orang itu. Sun-woo duduk tenang tapi tidak Lee Young-bae.
“Paman Lee percayalah padaku, aku juga percaya padamu.” kata Sun-woo berusaha meyakinkah Lee Young-bae agar mengatakan yang sebenarnya. “Pada hari itu ayah menemui Tuan Jin dan Tuan Jin membunuhnya. Dan dia mengancam Paman dengan kekuasaannya.”
Sun-woo menunjukan muka sedih dan berpura-pura tahu situasi Lee Young-bae saat membawa ayahnya ke gunung. Ia ingin Lee Young-bae bicara jujur padanya. Bukankah Jin No-sik yang membunuh ayahnya, apa benar ketika itu ayahnya masih hidup. Apa Lee Young-bae membunuh orang yang masih bisa diselamatkan.
“Tidak.. tidak itu bohong,” kata Young-bae. “Aku tak tahu apa yang terjadi diantara mereka. Tapi waktu itu mereka berkelahi. Jin mendorong dan mencekiknya. Dia tewas disana. Aku menyaksikannya. Aku akan memanggil ambulans tapi Jin merusak teleponnya. Ia kemudian mengancamku. Aku takut.”

(Lee Young-bae kau belum mengatakan satu hal, kau memeriksa nafasnya dan kau berkata kalau Kyung-pil masih hidup kemudian kau akan menelepon ambulans dan Jin melarang)

Sun-woo : “Itu sebabnya Paman membawanya ke gunung dan Paman Kwang-chun melihatmu disana.”
Young-bae : “Dia berbohong untuk mendapatkan uang. Ayahmu sudah meninggal.”
Sun-woo : “Apa yang akan didapat Paman Kwang-chun dengan berbohong kalau ayahku masih hidup? Kalau paman membawanya ke rumah sakit mungkin dia masih bisa diselamatkan.”
“Dia sudah tak bernafas, Jin yang membunuhnya,” Young-bae ngotot berbohong (Dia tak tahu kalau Kwang-chun sudah mengatakan hal yang sebaliknya pada Sun-woo. Sun-woo disini ingin agar mereka bicara jujur padanya)
Sun-woo mengerti, “Jin menawarkan beasiswa karena kau membantunya saat itu, apa itu sebabnya Jang-il kuliah di Seoul? Dia bahkan mendapat apartemen yang bagus.”
Lee Young-bae minta Sun-woo jangan membawa-bawa Jang-il karena putranya itu tidak ikut terlibat. Sun-woo mengingatkan kalau Jin No-sik itu berbahaya. Lee Young-bae tambah cemas, Sun-woo menatap kecemasan ini dengan wajah liciknya.
Setelah Lee Young-bae pergi Sun-woo membuka ponselnya dan ternyata ia sudah merekam semua pembicaraannya dengan Lee Young-bae. Tatapan matanya benar-benar penuh kelicikan.

Jin No-sik membaca berita di koran yang memberitakan kalau dirinya seorang pembunuh.
Lee Young-bae melamun menonton rekaman video Jin No-sik ketika bicara dengan Choi Kwang-chun tadi (siapa yang rekam videonya) Jang-il kesal ia merebut remotnya dan langsung mematikan kemudian membantingnya keras-keras.
Jang-il tanya apa yang sudah ayahnya katakan pada Sun-woo. Yong-bae mengatakan kalau semua itu bohong, ayah Sun-woo sudah meninggal saat itu. Jang-il berkata kalau ayahnya tak bisa menarik lagi ucapan yang sudah keluar tak peduli apapun alasannya. Young-bae menyadari kesalahannya ia hanya mengambil mayat itu seperti yang diperintahkan Jin No-sik padanya.

Jang-il melihat ayahnya membawa sesuatu. Young-bae memberikan titipan dari Sun-woo untuk putranya. Jang-il segera membuka dan ternyata itu poster pameran lukisan. Jang-il akhirnya tahu kemana lukisan yang disebut Soo-mi hilang.

Young-bae penasaran dan melihat poster itu. Ia terkejut dan bertanya lukisan apa ini. Ia melihat siapa nama pelukisnya, Choi Soo-mi. “Kenapa Nona Choi melukis ini? Dia tak mengatakan apapun padamu?”

Jang-il berkata kalau orang yang menerima uang dari Jin adalah ayah Soo-mi. Young-bae tambah terkejut setelah tahu kalau orang itu adalah ayah Soo-mi. Ia marah seharusnya ia membunuh Sun-woo selagi ada kesempatan. Ia panik apa yang harus dilakukannya sekarang, apa yang harus diperbuat. Bisakah Jang-il tetap menjadi jaksa.
Jang-il membentak ayahnya yang sangat cerewet. Karena ayahnya bicara terus ia jadi tak bisa berfikir. Young-bae mengajak putranya menghabisi Sun-woo sekarang. Jang-il menilai kalau melakukan itu apa ayahnya mau melakukan pembunuhan. Tapi Young-bae hanya ingin melindungi putranya, ia tak mau Jang-il jatuh.
“Seberapa jauh ayah akan membawaku jatuh? Kenapa ayah melakukan ini?” bentak Jang-il.
“Aku hanya hidup untukmu. Bagaimana mungkin aku menjatuhkanmu,”
“Kalau ayah tak menuruti perintah Jin No-sik waktu itu, hidupku tak akan seperti ini.” Jelas Jang-il.

Young-bae berkata kalau ia hanya ingin membesarkan Jang-il dengan baik. “Aku ingin kau memiliki kehidupan yang diimpikan orang lain. Anakku yang cerdas tapi aku miskin. Siapapun yang membesarkan anak pasti akan mengerti,”
“Walaupun kita miskin kita masih bisa berusaha,” Jang-il kembali membentak ia tak terima kesuksesannya berawal dari malapetaka seperti ini. “Ayah kau sudah menghancurkan hidupku,”
“Apa aku menghancurkan hidupmu? Apa yang kau inginkan? Apa kau ingin aku bunuh diri?” Ucap Lee Youn-bae pelan.
Dalam hati Young-bae berkata, “Anakku tak tahu apa-apa. Hanya aku dan Jin No-sik yang terlibat. Anakku tak bersalah, jangan libatkan dia,”
“Apa kau ingin aku mati dan membuat surat wasiat?” Young-bae kembali menanyakannya.
“Lakukan saja,” ucap Jang-il malas tak ingin menanggapi ucapan ayahnya.
Young-bae jelas sedih ia tak menyangka Jang-il akan menyalahkannya seperti ini padahal semua yang ia lakukan untuk putranya.
Jang-il datang ke pemaran lukisan dengan hati was-was. Terdengar olehnya riuh tawa banyak orang pengunjung pameran ia langsung menghampiri Soo-mi. Melihat kedatangan Jang-il, Ma Hee-jung berseru kalau model lukisan yang satunya sudah datang. Wartawan yang mengerumuninya pindah mengerumuni Jang-il dan Soo-mi.

Jang-il merasa canggung, Soo-mi sebisa mungkin lebih dekat berdiri di samping Jang-il sambil sesekali tersenyum menatap kamera. Ia mengingatkan Jang-il agar bersikap normal dan tersenyum di depan kamera. Jang-il tersenyum terpaksa dan bertanya apa yang terjadi. Soo-mi menjawab nanti ia akan menjelaskannya. Ma Hee-jung meminta keduanya datang di akhir minggu nanti.
Soo-mi bicara berdua dengan Jang-il. Ia mengatakan kalau ketika ia pergi ke Hongkong mereka datang mencarinya tapi ia tak ditempat dan mereka menemukan lukisan itu. Han Ji-won dan Geum-jool menemukannya.
“Apa Ji-won melihatnya juga?” tanya Jang-il
“Dia orang yang pertama melihatnya dan memberi tahu Sun-woo. Dia sepenuhnya ada dipihak Sun-woo. apa kau masih menyimpan perasaan padanya?”
Jang-il tak menjawab ia malah meminta Soo-mi segera menurunkan lukisan itu. tapi Soo-mi mengatakan kalau ia menurunkan lukisan itu sun woo akan membongkar semuanya ia yakin Sun-woo akan melakukannya.
“Apa kau senang? Sekarang aku terpojok.” Sahut Jang-il.
“Kita ini teman dekat, kau hanya menjadi model untukku. Kita mengatakan bahwa kita akan membuat lukisan itu lagi setelah 15 tahun. Hanya itu, sederhana kan?” ucap Soo-mi.
“Apa kau benar-benar akan melakukannya akhir minggu ini?” tanya Jang-il.
“Ini hanya karena kau merasa bersalah, tak ada apapun diantara teman. Ini hanya seperti jalan bersama dengan teman.” Sambung Soo-mi.
“Kenapa kau melukisnya?” tanya Jang-il
“Bukankah kau seharusnya berterima kasih padaku karena sudah melewatkan batas waktu pemeriksaan,” ucap Soo-mi.
“Kalau kau begitu menginginkanku kurasa aku bisa memaksakan diriku untuk menghabiskan satu malam bersamamu,”
(Sumpeh ini ucapan Jang-il yang paling saya benci benar-benar melecehkan Soo-mi)

Soo-mi benar-benar kecewa mendengarnya, “Kau bukan lagi orang yang kuinginkan. Berhentilah bersikap sombong di depanku.”
Jang-il memberi tahu kalau ayah Soo-mi sudah mengatakan semuanya pada Jin No-sik dan Kim Sun-woo juga merekamnya. Sedangkan Ayahnya sendiri juga sudah tahu siapa Soo-mi dan lukisan apa yang Soo-mi buat, “Ini tak akan pernah berhasil.”
Sun-woo makan siang bersama Moon Tae-joo dan Koon. Koon mengatakan kalau mereka mendapat panggilan dari Indonesia, Pertambangan Dae Han menemukan tambang.

Moon Tae-joo merasa kalau akan ada persaingan ketat untuk mengklaim pertambangan itu dan Jin No-sik harus mengetahui ini. Sun-woo mengerti ia akan memberikan umpannya dan ia yakin kalau Jin No-sik akan memakan umpannya.
Jang-il kembali ke kantor kejaksaan. Joon-ho mengatakan kalau nomor ponsel Jang-il ada di ponsel Jin No-sik yang lama. Joon-ho ingin mendengar penjelasannya langsung dari mulut Jang-il. Jang-il diam tak segera menjawab.
Joon-ho tak sabar ia ingin tahu ada apa antara Jang-il dan Jin No-sik. Jang-il mencoba bersikap santai dengan mengatakan kalau Jin No-sik tahu nomor telepon dan meneleponnya jadi tak ada masalah yang serius.

Joon-ho : “Kau juga meneleponnya.”
Jang-il : “Aku meneleponnya supaya dia tak meneleponku lagi.”
Joon-ho : “Lee Jang-il?”
Jang-il : “Joon-ho, apa kau tak percaya padaku? Kau mengambil kasus ini, kalau kau berhasil kau bisa menerima semua pujian,”
Joon-ho berkata kalau kepala kejaksaan juga sudah mengetahuinya. Ia minta Jang-il menjelaskannya sendiri.
Setelah Joon-ho keluar Jang-il mengambil dan memperhatikan papan nama yang ada di mejanya. (Apa Jang-il berfikir kalau ia akan kehilangan posisinya)
Han Ji-won bertemu dengan Sek Cha di depan kantor. Sek Cha mengatakan kalau presdir Jin ingin bertemu dengan Ji-won, dia ingin menanyakan beberapa hal tentang Sun-woo. Ji-won pun ikut mobil Sek-cha menuju rumah Presdir Jin.
Di rumah Jin No-sik. Ji-won menyombongkan diri seharusnya Jin No-sik meneleponnya dulu dan membuat janji kalau ingin bicara dengannya.
Jin No-sik langsung bisa mengenali Ji-won, “Ayahmu pendiri Bu Kyung Chemical kan? Apa kau ingin mendapatkan Bu Kyung chemical kembali? Kalau kau menghentikan aksi gila Kim Sun-woo aku akan mengembalikannya padamu.”

Ji-won malas menanggapinya dan berkata kalau ayahnya juga jatuh karena tipuan seperti ini dan ayahnya sudah salah menjadikan Jin No-sik sebagai rekan bisnis. “Apa yang kulakukan setelah mendapatkan bisnis ayahku kembali?”
Jin No-sik : “Kalau kau sulit mengelolanya kau bisa menjual sahamnya. Masuklah ke dewan direksi dan gunakan kekuasaanmu.”
Ji-won tersenyum dan berkata Jin No-sik ternyata lebih lemah dari yang ia pikirkan. Ji-won tak tertarik dengan tawaran Jin No-sik ia akan segera pergi.
“Apa untukmu lelaki itu lebih penting dari pada kehormatan keluargamu?” Ucapan Jin No-sik menghentikan langkah Ji-won.
Ji-won yang dari tadi menahan emosi kembali lagi untuk mengambil air yang ada di meja dan menyiramkannya ke wajah Jin No-sik (Yes... ayo tunjukkan dirimu Ji-won)
“Jangan pernah berbicara tentang keluargaku atau kekasihku, Jin No-sik.”

Ji-won melewati lorong rumah Jin No-sik. Ia berhenti sejenak menatap tempat dimana ia dan ibunya dulu menunggu untuk bertemu dengan Jin No-sik. Ia juga mengingat pertemuan pertamanya dengan Sun-woo ketika memecahkan kaca mobil Jin No-sik.
Ji-won sendirian ke pusat rehabilitasi dan ternyata disana sudah ada Sun-woo duduk sendirian dengan mata terpejam. Ji-won memanggilnya, Sun-woo tersadar tapi tak membuka matanya. Sun-woo meminta Ji-won duduk di dekatnya.
Mata Sun-woo masih terpejam dan bertanya bagaimana Ji-won tahu kalau ia berada disini. Ji-won hanya menuruti perasaan. Perasaannya mengatakan kalau Sun-woo ada disana.

“Apa warna bajumu hari ini?” tanya Sun-woo dengan mata masih terpejam.
“Buka matamu dan lihatlah!”

Sun-woo membuka mata dan menoleh ke samping kanannya, “Aku suka melihatmu tapi ada beberapa hal yang lebih kusukai saat aku buta.”
Ji-won sangat mengerti betapa sulitnya Sun-woo ketika buta dulu. Ia minta Sun-woo jangan mengatakan itu lagi.
Sun-woo : “Jika aku buta aku takkan bisa melihat lukisan Soo-mi. Aku takkan bisa melihat wajah canggung Jang-il dan Paman Lee. Aku ingin melihat wajah Jang-il yang dulu,”
Ji-won : “Bagaimana dia dulu.”
Sun-woo : “Dingin, kuat, dan kesepian. Tapi tatapan matanya bersahabat. Ia memukulku karena ia dingin dan kesepian.”
Ji-won : “Tak semua orang melakukan hal seperti itu pada sahabatnya hanya karena kesepian. Apa yang akan kau lakukan, Sun-woo? apa yang kau inginkan?”
Sun-woo tak menjawab. Keduanya saling memandang.
Dalam batin Ji-won bertanya, “Apa kau bisa bahagia nantinya? Ketika yang kau inginkan terjadi, apa kau akan bahagia? Kuharap semua yang kau inginkan terjadi. Karena aku mencintaimu. Tapi aku mengkhawatirkanmu, aku berharap jalan terbaik akan datang. kau mau aku berjuang kan? Untukmu?”

Sun-woo berdiri menghadap kaca sambil mendengarkan semua rekaman yang sudah didapatnya. Sun-woo menahan geram ia mencengkeram ponselnya.
Hari dimana mereka akan membuat foto dengan kejadian seperti 15 tahun lalu pun tiba. Sun-woo sebagai pemukul dan Jang-il sebagai yang dipukul. Banyak wartawan dan pengunjung yang mengabadikannya.
Jang-il dan Sun-woo sudah dalam posisi mereka, keduanya sejenak berpandangan. Tentu saja tatapan Sun-woo penuh keyakinan, sementara Jang-il terlihat sendu.

Park Yoon-joo mengarahkan wartawan dan pengunjung agar menyaksikannya dengan teliti karena mereka akan membuatnya hanya dalam waktu 30 menit jadi diminta jangan ada gangguan sedikitpun.

Soo-mi pun mulai mengambil foto keduanya. Sun-woo dan Jang-il mengikuti apa yang diarahkan Soo-mi. Sun-woo tersenyum mencurigakan, Jang-il diam saja.
Soo-mi berbisik mengingatkan agar Jang-il bersikap seperti biasa dan jangan terlihat gugup. Sun-woo juga memuji Jang-il berakting dengan baik selama 13 tahun. Lakukan dengan baik kata Sun-woo.

Soo-mi memerintahkan Jang-il untuk berbalik membelakangi Sun-woo. Geum-jool meletakkan kayu diantara keduanya berdiri. Jang-il melirik kayu yang akan digunakan sebagai senjata dan kemudian melirik Sun-woo yang tersenyum mencurigakan padanya.
Han Ji-won juga datang ke galery pameran. Ia melihat-lihat lukisan yang terpajang disana. Ma Hee-jung melihat kedatangan Ji-won.
Ma Hee-jung langsung mengenalinya sebagai perwakilan dari perusahaan Loyal Tree. Ia menanyakan apa Ji-won tak ikut menonton reka ulang pemotretannya karena ia sendiri tak bisa menyaksikannya karena ada tamu VIP. Ji-won tak mau melihatnya karena itu akan menyakiti hatinya.

Ma Hee-jung : Kenapa?
Ji-won : “Apa anda pikir ini hanya setting?”
Ma Hee-jung : “Kalau bukan setting lalu apa?”
Ji-won hanya menjawab lebih baik tanya saja pada Choi Soo-mi. Ji-won mohon diri dan membuat Ma Hee-jung terheran-heran.
Sun-woo berlutut dan mengucapkan apa yang diucapkan Jang-il ketika berlutut memohon agar Sun-woo tak menyampaikan gugatan ke polisi.
“Aku membunuh ayahmu, jangan pergi ke kantor polisi!”
Kemudian Sun-woo langsung bergerak mengambil kayu. Perlahan-lahan ia mendekat ke arah Jang-il dengan posisi siap memukul. Akankah ia memukul betulan.
Dan ketika Sun-woo akan memukul...
“Berhenti seperti itu!” teriak Soo-mi. Ia harus mengambil foto dalam posisi seperti itu.

Park Yoon-joo memberi tahu ternyata ada banyak yang ingin menonton tapi pengelola gedung tak mengzinkannya dan mereka harus menyetopnya sampai disini. Yoon-joo minta maaf pada semua wartawan dan orang-orang yang hadir.

Soo-mi, Geum-jool dan Yoon-joo mengantar mereka keluar, tinggallah Sun-woo dan Jang-il berdua disana. Sun-woo mengunci pintunya.
Sun-woo memuji dirinya kalau ingatannya ternyata bagus. Ia kembali berlutut sambil terus memegang kayu.
“Aku yang membunuh ayahmu,” Sun-woo mengucap ulang. “Katakan saja dia meninggal karena kesalahanku, jangan pergi ke kantor polisi.” Kemudian Sun-woo pura-pura berusaha mengingat kejadian apa setelah itu.

Jang-il berbalik badan, Sun-woo ingat sesuatu. Sun-woo langsng berdiri dan berjalan perlahan mendekat ke arah Jang-il sambil mengambil posisi siap memukul.
Dan buk buk buk Sun-woo memukul punggung Jang-il dengan kayu. Tentu saja Jang-il merasakan kesakitan dan membuat Jang-il berlutut lemas.

Jang-il berbalik menatap Sun-woo. Sun-woo memukul sekali lagi, kali ini lebih keras yang sebelumnya. Jang-il diam tapi ia merasakan sakitnya.
Sun-woo langsung mencengkeram kerah baju Jang-il dan menariknya ke tepi atap. Sun-woo mengunci tubuh Jang-il hingga terpojok di pagar atap.
Soo-mi, Yoon-joo dan Geum-jool heran kenapa pintunya terkunci. Soo-mi mulai panik, ketiganya menggedor pintu.
Seperti Jang-il yang menjatuhkan Sun-woo dari tebing di pantai, Sun-woo juga akan menjatuhkan Jang-il dari atap gedung kemudian Jang-il akan menjadi buta seperti dirinya dan datang padanya. Jang-il gemetaran ketakutan.
Sunwoo : “Kau akan kudorong atau kau mau melompat?”
Perlahan Jang-il menatap wajah Sun-woo, pandangannnya memelas. “Sun-woo, aku seharusnya memukulmu lebih keras dan membunuhmu saat itu juga.” (astaghfirullah hal'adzim) OMG
Sun-woo marah dan langsung mangangkat tubuh Jang-il dan akan menjatuhkannya dari atap.
Sun-woo seakan tinggal melepaskannya saja dan membiarkan tubuh Jang-il jatuh tapi ia antara yakin dan tak yakin menjatuhkankanya.
Jang-il tersenyum meremehkan dan Sun-woo menatapnya penuh kemarahan,

8 comments:

  1. arggghhh Jang Il bukannya minta maaf malah nantangin, dijatohin baru tau kau !! dy nantangin pasti gara-gara tau sahabatnya yang baik walau penuh dendam itu gak bakal nelakuin hal itu sama dy .. Dasar Jang Il super duper nyebelin kayak So mi..semangat chinggu buat lanjutannya :)

    ReplyDelete
  2. episot yang menegangkan,,,sekaligus memuaskan,,
    sunwoo buatku puwas,,jiwon jg buatku puwass,,rasain kau jin no sik kalo perlu jgn cuma segelas,,,se'ember sekalian,,
    Lee Hyun Woo tampan?ya iyalah mbak anis...

    ReplyDelete
  3. liat senyumnya lee jng il bikin emosi, senyum meremehkan krn tahu sun woo tidak mungkin bisa melakukannya

    ReplyDelete
  4. ayo apakaah Sun WOO akn Mendorong Jang IL jadi penasarn ceritanaya....?!
    episode ini penuh dgn keteganagan...

    RTP nya Mba Dee Happy End,,,(spoiler)
    TK2H nya Mba Fanny Happy End...(spoiler)
    Apakah Equator Man ini Happy End jga...? :s
    Apakah Queen In Hyun Man Happy End jga...? :s

    lanjutkan mba anis eps 18,n 19 nya
    Aq mau nanya EM itu mash tayang apa udah hbis di korea kya 2drama diatas?
    Rencana mba anis mau buat sinop Drakor apa hbs ini?

    Aq nunggu sinop eps 17 mpe semiggu, tiap pulang kerja yg pertama aq buka 4 BLOG (Mba Fanny, Mba Dee, Mba Anis, Mba Irfa)blog ini buat aq galau
    ("curhat.com):D

    sEmangat yach mba anis.... :D Chayoooooooooooooooo

    ReplyDelete
    Replies
    1. The Equator Man tamatnya bareng sama Rooftop Prince n The King 2 Heart...

      Drakor selanjutnya apa ya? belum kupikirkan tuh... Liat nanti aja deh.

      wah wah Trims ya udah berkunjung hehe...

      Delete
  5. makin menegangkan aja,,,
    jang-il jahat banget,bikin q marah2 sendir, kok ada ya orang kyk dia Supah pengen cepet2 liat dia mati aja

    so mi walau pun nyebelin, entah kenapa q suka banget sama peranya
    ditunggu kelanjutanya,,,

    KIRA

    ReplyDelete
  6. Jambrett bgt dah jang il ini. Sdh salah, g mrasa bersalah, ttp pede tingkat dewa jd jaksa. Ini ni yg mrusak struktur2 di sistem peradilan. Klo jd sunwoo g kulempar lgsung dr atap, siksa pelan2 aja biar kapok.esmossiii
    Eheheh.mian numpang komen.. br ngikutin dramanya krna ditayangin di kbsworld. Bagus jg ya ternyata

    ReplyDelete
  7. ini Drama lama. Tapii aku baru baca sinop'y dan baru mau ikut komentar disini (hoho~) . Mau nonton vidio'y gak nemu :-(

    Jang Il emang jahat. Tapi menurut ku dia lebih menderita dari Sun Woo. Banyak orang disekitar Sun Woo yang mendukungnya dan Ji Won yg mencintainya.
    Tapi enggak sama Jang Il. Dia hidup menderita saat muda dan tertekan selama 13 tahun setelah melakukan kejahatanya..
    Poor Jang Il . Jadi mau dia seegois apapun aku gak membenci dan menyalahkan jang il .
    Sinop'y keren eonn!! Aku jadi penasaran setelah baca nya !! Daebak !!

    ReplyDelete

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.