Mereka berempat berada di sebuah restouran bersenda gurau. Tiba-tiba tatapan Yoon terarah ke salah satu sudut ruangan. Spontan ketiga temannya juga mengikuti arah pandang Yoon.
Keempatnya melihat empat wanita mereka berpakaian seksi menghampiri mereka. Keempat wanita itu melambaikan tangan seraya tersenyum.
Keempat pria menarikkan kursi untuk masing-masing wanitanya. Jung Rok terkejut melihat baju yang dikenakan istrinya. Model baju dengan bagian punggung terbuka. Do Jin, Tae San dan Yoon terkejut melihatnya. Jung Rok kesal kenapa keseksian ini harus diperlihatkan dimuka umum.
Min Suk mengatakan kalau mereka semua boleh memesan makanan yang mahal karena kali ini ia yang akan mentraktir. Ketiga wanita yang lain tentu saja senang dan langsung memilih daftar menu.
Do Jin menatap tak suka Yi Soo berpakaian seperti itu, apalagi banyak mata pria yang memperhatikan.
Yoon mengambil sapu tangan dan menutupi bagian kaki Meari yang terbuka. Meari disini memakai rok yang sangat mini, Meari menatap heran. Yoon mengatakan kalau AC-nya terlalu kuat jadi ini sangat dingin.
Tae San memakaikan sapu tangan menutupi dada Se Ra yang sedikit terbuka. Se Ra memandang aneh atas apa yang dilakukan Tae San. Tae San mengatakan kalau makanannya nanti bisa mengotori pakaian dan nanti akan sangat merepotkan. Se Ra melirik kesal.
Jung Rok berkata kalau istrinya hari ini memakai pakaian yang terlalu terbuka. Ia pun memakaikan sapu tangan untuk menutupi punggung istrinya yang terbuka (hahaha kayak mau potong rambut)
Do Jin juga mengambil sapu tangan. Ia memberi kode pada Yi Soo untuk melihat ke arahnya. Yi Soo memandang heran.
Tiba-tiba Do Jin menutupi wajah Yi Soo dengan sapu tangan haha. Yi Soo menatap marah. Ia melepas sapu tangan dan permisi mau ke toilet. Ketiga wanita lain juga ikut permisi akan ke toilet.
Jung Rok ngomel-ngomel demi siapa mereka berpakaian terbuka seperti itu. Tae San berkata memangnya orang tak tahu dia mempunyai tubuh yang sempurna bukankah ia saja yang tahu itu sudah cukup, haruskah memperlihatkan semuanya pada orang lain.
Do Jin juga kesal ia jelas jengkel karena beberapa pria memandang Yi Soo. Ia benar-benar ingin menonjok mata mereka yang menatap Yi Soo dan ingin membuatnya seperti mata panda. Sementara Yoon mengeluh lemas, “Menurutmu bagaimana perasaanku? Meari masih muda dan cantik!”
Tiba–tiba pandangan Yoon tertuju ke satu arah (kenapa selalu Yoon duluan yang melihat) ketiganya juga mengikuti arah pandang Yoon. Keempatnya melihat seorang wanita yang mengenakan gaun seksi tengah celingukan mencari seseorang. (Omo belahan roknya sangat tinggi hihi)
Keempat pria ini melongo melihatnya dari atas sampai kaki dan matanya terus mengikuti arah pandang kemana wanita ini berjalan.
Wanita itu menelepon seseorang tapi ia merasakan sesuatu di sepatunya. Ia pun mengangkat kaki sebelahnya dan aigoo paha mulusnya terlihat sangat jelas. Sontak keempat pria ini menundukan kepala untuk melihat lebih jelas (lihat apa Om hahahaha)
Wanita itu sepertinya tak sengaja menjatuhkan sesuatu, ia jongkok untuk mengambilnya dan sekali lagi paha mulusnya terlihat dan membuat keempat ahjussi ini memiringkan kepalanya lebih miring lagi untuk melihat lebih jelas (kejadian di episode 2 terulang hahaha)
Suara Do Jin : “Kami berempat memang memiliki wanita yang cantik dan berada di usia emas kehidupan kami. Tapi kami masih saja dan akan tetap menjadi pejantan tangguh. Kami tak tahan melihat wanita kami mengekspos diri mereka, tapi dengan senang hati kami menikmati setiap ekspos kejutan. Tak masuk akal dan ironis dengan spesies jantan semacam itu.”
Sinopsis A Gentleman’s Dignity Episode 19
Subuh-subuh sebelum Do Jin dan Yi Soo makan bersama dengan ibu-ibu guru SMA Ju Won. Jung Rok melamun di bar-nya. Do Jin, Yoon dan Tae San datang tergesa-gesa ke bar kerena Jung Rok yang memanggil mereka. Ketiganya tanya apa yang terjadi sampai pagi-pagi buta begini mereka disuruh datang.
Dengan nada lemah Jung Rok mengatakan kalau Park Min Suk meminta cerai darinya. Aish.... ketiga temannya kesal ternyata mereka dipanggil pagi-pagi seperti ini hanya untuk mendengar hal itu. Do Jin mengira ada situasi yang darurat. Tae San mengatakan kalau hal yang tidak mendesak lebih baik disampaikan nanti atau besok saja.
Jung Rok berkata kalau kali ini benar-benar serius, “Dia bukan hanya mengucapkan kata cerai tapi ‘kumohon kita bercari saja’ Setelah menikah baru kali ini aku melihatnya menangis seperti itu.”
Do Jin berkata kalau hanya Jung Rok saja yang baru pertama kali melihat Min Suk menangis, apa Jung Rok pikir sebelumnya Min Suk tak pernah menangis. Yoon menanyakan apa kesalahan yang Jung Rok kali ini. Tae San berkata kalau sekarang mereka tak akan membantu Jung Rok lagi.
Jung Rok tak menyangka kenapa ketiga temannya bersikap seperti itu, ia benar-benar tak melakukan kesalahan apapun ia memakai piyama dan siap akan tidur tapi tiba-tiba saja Min Suk mengatakan itu dan membuatnya benar-benar terkejut.
Do Jin tanya apa saat itu Min Suk sedang mabuk. Jung Rok berfikir dan kemungkinan istrinya minum segelas anggur. Ketiga temannya menebak pasti Min Suk mengatakannya secara tak sadar karena mabuk. Jung Rok bilang bukan, Min Suk benar-benar sungguh-sungguh karena setelah itu Min Suk tidak mengusirnya dia malah mengemasi tas-nya dan pergi. “Dia mengabaikan teleponku dan tak membalas SMS.”
Do Jin menyahut kalau mereka juga ingin melakukan itu mengabaikan telepon dan SMS Jung Rok. Tae San kesal karena pagi-pagi Jung Rok sudah mengganggu orang hanya untuk membicarakan hal sepele. Mereka pun bubar.
Jung Rok : “Mau kemana kalian? Aku benar-benar khawatir. Kalian benar-benar tak punya perasaan.”
Yoon berbalik dan mengatakan kalau Min Suk sudah 10rb kali mengajukan cerai. Ia belum pernah melihat orang mengajukan cerai sebanyak itu, lusa ia akan bicara dengan Min Suk. Ia menyuruh Jung Rok lebih baik pulang dan tidur.
Tae San pergi lebih dulu karena masih marah dengan Yoon. Do Jin merasa kalau sepertinya Tae San masih membutuhkan sedikit waktu, bagaimanapun usia mereka sudah setengah baya. Yoon sadar kalau ia juga sudah membuat temannya merasa tak nyaman, ia minta maaf.
Do Jin mangajak Yoon segera pulang karena ia harus memakai masker wajah, ia harus bertemu dengan teman kerja Yi Soo malam ini. Yoon berkata kalau Do Jin sudah tampan walaupun tak memakai masker.
Dan kita sudah tahu seperti apa suasana Do Jin mentarktir makan guru-guru wanita SMA Ju Won.Do Jin dan Yi Soo di dalam mobil tertawa mendengar lagu yang mereka dengarkan lewat radio. Yi Soo merasa kalau keduanya mendengar lagu ini lagi mereka berdua pasti akan mengingat malam ini.
Do Jin menatap Yi Soo dalam-dalam dan berkata kalau ia bisa membuat kenangan ini lebih mendalam. Do Jin terus menatap Yi Soo, “Malam ini kalau aku tak mengizinkanmu pulang apa yang akan kau lakukan? malam ini aku tak ingin membiarkan Seo Yi Soo pergi.”
Mereka berdua pergi ke hotel, bukan ke hotel perusahaan tapi hotel lain. Yi Soo berdiri gugup di depan lift menunggu Do Jin yang tengah ceck in di resepsionis. Ketika Do Jin datang kegugupannya pun bertambah.
Keduanya diam hanya saling memandang, Do Jin sepertinya bersikap santai. Ia jelas memperlihatkan sikap tenangnya.
Pintu lift terbuka keduanya akan masuk tapi disana penuh dengan bapak-bapak yang kemungkinan baru selesai rapat. Keduanya tak jadi masuk lift. Do Jin menyarankan lebih baik naik lift yang satunya.
Keduanya pun pindah di lift yang sebelah, pintu lift terbuka dan disana banyak ahjumma yang sedang bergosip ria (pulang arisan kali ya haha) keduanya pun tak jadi naik lift. Yi Soo menyarankan lebih baik naik lift yang sebelumnya.
Yi Soo tanya kamarnya di lantai berapa. Do Jin mendekatkan wajahnya ke Yi Soo dan menjawab kalau kamarnya ada di lantai 17. Melihat Do Jin sangat dekat seperti itu Yi Soo tambah gugup.
Keduanya keluar dari lift sampai di lantai 17. Do Jin merangkul Yi Soo. Tiba-tiba keduanya dikejutkan karena melihat seseorang yang mereka kenal. siapa? Park Min Suk.
Min Suk bisa menebak kalau keduanya akan menghabiskan malam bersama. Ia mengatakan kalau ia sengaja datang ke hotel ini agar tak bertemu dengan mereka di hotel perusahaan, “Apa kalian berdua datang kesini dengan alasan yang sama?”
Do Jin sepertinya mengaku karena akan percuma saja kalau ia berusaha mengelak. Tapi Yi Soo yang mengelak dan melepaskan diri dari rangkulan Do Jin. Yi Soo mengatakan kalau Do Jin ada pertemuan dengan rekan bisnis disalah satu kamar hotel ini dan ia hanya mendampingi Do Jin.
Do Jin memberi kode seolah berkata kalau alasan itu percuma saja, Min Suk jelas tak akan semudah itu percaya. Min Suk heran siapa yang mengadakan pertemuan bisnis di jam malam seperti ini. Yi Soo gelagapan dan bilang kalau ini klien luar negeri pertemuan diadakan sekarang karena ada perbedaan waktu. Ia menyuruh Do Jin cepat dan tak mau dianggap sebagai wanita yang pergi ke hotel bersama pria (padahal seperti itu haha)
Min Suk : “Aku sudah salah paham, jadi tak perlu menyangkalnya. Manfaatkanlah kesempatan ini dan bersenang-senanglah. Hidup hanya sebentar dan cinta hanya sementara. Wanita harus bahagia.”
Min Suk permisi, Yi Soo cemas karena sudah tertangkap basah bukankah ia sudah bilang jangan ke hotel, sekarang apa yang harus dilakukannya. Do Jin cuma senyum-senyum melihatnya. Tapi kemudian ia menyadari sesuatu kenapa Min Suk menginap di hotel ini, bukan hotel perusahaan. Ia teringat apa yang dikatakan Jung Rok kalau Min Suk meminta cerai dan sekarang tak bisa dihubungi oleh Jung Rok.
Do Jin merangkul Yi Soo dan menyuruh agar Yi Soo minum di kamar Min Suk lalu SMS kan nomor kamar dimana Min Suk menginap. Keduanya menyusul Min Suk yang belum jauh dari sana, dia masih berdiri di depan lift.
Do Jin mengatakan pada Min Suk kalau ia akan ke tempat pertemuan bisnis. Min Suk heran apa Do Jin benar-benar menggunakan itu sebagai alasan. Do Jin bilang kalau ia tak punya pilihan lain, pacarnya ini seorang guru etika jadi ia akan mempercayakan Yi Soo pada Min Suk selama 1 jam dan nanti ia akan menjemputnya. Yi Soo meyakinkan kalau Do Jin benar-benar ada pertemuan bisnis. Kalau wanita dan pria datang ke tempat ini ia tahu pasti Min Suk akan salah paham tapi keduanya memang benar-benar tidak... Min Suk mengerti dan membolehkan Yi Soo bersamanya sementara Do Jin mengadakan pertemuan bisnis (yang bohong)
Do Jin segera menghubungi Jung Rok, ia mengatakan kalau baru saja ia bertemu dengan Min Suk. “Apa kau tahu dengan siapa dia sekarang?” Jung Rok terdengar marah, “Dengan siapa?” Do Jin mengatakan kalau sudah selarut ini Min Suk berada disebuah hotel dan dia dengan seseorang yang seharusnya tak bersamanya di dalam satu kamar. (sama Yi Soo hehe) Jung Rok membentak, “Hotel mana itu?”
Meari ke rumah kakaknya, rumah itu sepi Tae San belum pulang dari kantor. Ia melihat kondisi rumah yang berantakan. Bekas makanan berserakan disana sini. Pakaian kotor diletakkan tak ditempatnya. Bantal kursi jempalikan. Piring kotor menumpuk.
Meari pun membereskannya satu persatu. Merapikan meja dari kotoran makanan, mengelap meja makan, mencuci piring, mencuci baju, merapikan tempat tidur, merapikan bantal kursi, mengepel lantai dan menjemur pakaian yang tadi ia cuci.
Tae San sampai di rumah dan Meari yang tadi bersih-bersih sudah tak ada disana. Tae San heran melihat kondisi rumah yang sudah rapi. Ia menebak kalau ini pasti perbuaatan adiknya.
Apa yang dilakukan Yi Soo di kamar hotel Min Suk. Keduanya bicara dari hati he hati. Yi Soo terkejut mendengar kalau Min Suk akan bercerai dengan Jung Rok.
Min Suk berkata kalau ia sudah mencapai titik akhir, ia curiga meskipun Jung Rok menyangkalnya. Ia tahu memang Jung Rok tak melakukannya tapi ia tetap mencurigainya. Ia selalu marah kalau Jung Rok mengabaikannya tapi sekarang ketika Jung Rok memperlakukannya dengan lebih baik ia malah mencurigainya. Ini membuatnya gila. Sekarang ia tak bisa mengatakan apa-apa lagi, ia tak yakin apa ia sekarang terluka atau biasa saja.
Yi Soo mencoba tersenyum dan berkata kalau ia sangat memahami perasaan Min Suk, karena itu bukanlah sebuah penyakit. “Apa selama ini cintamu bertepuk sebelah tangan? Berkali-kali kau melakukan banyak hal untuknya lebih dulu daripada dia melakukan sesuatu untukmu, lebih baik dan lebih banyak daripada yang dilakukannya. Kali ini kau sangat bahagia karena itu sulit dipercaya kan? Karena tiba-tiba kau dicintai.”
Yi Soo mengatakan kalau ia mempunyai sedikit pengalaman dengan yang disebut cinta bertepuk sebelah tangan. Ketika seseorang yang selama ini selalu mencintai tiba-tiba dicintai awalnya dia akan merasa curiga. ‘kenapa dia bersikap baik padaku?’ ‘kenapa begitu tiba-tiba?’ tapi menurut pendapatnya ini tak tiba-tiba, Lee Jung Rok akhirnya menemukannya. Bukankah menurut Min Suk juga begitu. Kesempatan untuk mencintai Min Suk.
Ada seseorang yang mengetuk pintu kamar hotel. Yi Soo menebak kalau itu Do Jin, ia permisi akan membukakan pintunya.
Ya Do Jin datang tentu saja bersama dengan Jung Rok. Min Suk terkejut melihat suaminya datang menemuinya. Jung Rok menanyakan apa yang dilakukan Min Suk di hotel. Kenapa mengabaikan telepon darinya. Min Suk diam saja. Do Jin ikut bicara mengatakan kalau Jung Rok sudah mencari Min Suk kemana-mana. Min Suk tanya untuk apa Jung Rok mencarinya, apa ingin menandatangi surat perceraian.
Jung Rok bertanya haruskah Min Suk melakukan ini, apa istrinya ingin benar-benar bercerai, apa ini serius. Min Suk balik bertanya apa Jung Rok tak mau bercerai. Jung Rok kembali bertanya apa Min Suk benar-benar ingin menceraikannya. Min Suk balik bertanya lagi apa Jung Rok akan melakukannya kalau ia yang meminta.
Jung Rok makin kesal, “Kapan kau pernah mendengarkanku?”
Min Suk : “Lalukan saja kalau begitu, perceraian ini bisa terjadi selama salah satu pihak menginginkannya. Bukan seperti pernikahan.”
Min Suk mengeluarkan surat formulir pengajuan cerai, “Tanda tangani lembar kedua setelah itu tanda tangani lembar pertama. Lembar kedua untuk pembagian harta, kau memperoleh 1/3 bagian harta setelah pernikahan kita.”
Jung Rok bertambah kesal, “Apa kau benar-benar ingin melakukan ini?”
Min Suk : “Apa itu tak cukup?”
Jung Rok meninggikan suaranya, “Park Min Suk?”
Min Suk berkata kalau ia tak mau menyia-nyiakan waktunya untuk bertengkar di pengadilan hanya demi uang jadi ia minta Jung Rok tanda tangani saja.
Jung Rok : “Begitu besarkah keinginanmu untuk menceraikanku? Baik, akan kulakukan. Labih baik aku menghilang daripada hidup dengan seseorang yang tak ingin bersamaku. Kita bercarai saja!”
Jung Rok mengambil berkas surat permohonan cerai, ia langsung menandatangani lembar pertama, “Kau puas?” Min Suk diam saja. Do Jin berusaha mencegah dan menenangkan hati temannya ini tapi Jung Rok sudah terlanjur emosi.
Jung Rok mengambil lembar kedua berkasnya apa ia akan menandatanganinya juga. Tidak. Ia malah merobeknya, “Aku tak butuh uang. Kau boleh memiliki semuanya. Aku menyukai dirimu dengan uangmu. Bukan uangmu tanpa dirimu.” Jung Rok pergi dengan kekesalan memuncak. Do Jin mengejarnya.
Yi Soo masih menemani Min Suk berusaha menghibur sekaligus membujuk tapi Min Suk sedang ingin sendiri. Yi Soo pun membiarkan Min Suk merenung.
Di lobi hotel Yi Soo berpapasan dengan Do Jin, sepertinya Do Jin gagal mengejar Jung Rok. Yi Soo cemas apa yang harus mereka lakukan sekarang. Do Jin berkata kalau ia harus menemukan Jung Rok lebih dulu. Yi Soo merasa kalau Jung Rok sangat marah.
Do Jin : “Seharusnya aku yang paling marah sekarang. Kita sudah di hotel, tapi apa-apaan ini?” (gagal ya hahaha)
Yi Soo kesal Do Jin masih memikirkan itu. Do Jin meralat maksudnya jangan khawatir karena ada beberapa pasangan menggunakan cara ekstrim untuk mengungkapkan cinta mereka jadi Yi Soo hanya perlu menjaga pria yang mengkhawatirkan sahabatnya. Keduanya meninggalkan hotel, Do Jin menghubungi teman-temannya meminta berkumpul.
Do Jin, Tae San dan Yoon berkumpul di bar Jung Rok. Tae San kaget mengetahui kalau Jung Rok menandatangani surat perceraian. Do Jin membenarkan karena itu terjadi tepat di depan matanya. Yoon menilai Jung Rok sudah gila kenapa tak menghubunginya lebih dulu. Do Jin berkata kalau Jung Rok tak diberi kesempatan untuk itu. Tae San menanyakan dimana Jung Rok sekarang. Do Jin tak tahu dimana keberadaan Jung Rok, ia tak bisa menghentikannya seperti di film-film hongkong, ia tak bisa menghentikan temannya.
Do Jin juga mengatakan kalau Jung Rok merobek kertas yang menyatakan kalau dia mendapatkan 1/3 harta mereka. Ia bertanya tanya apa ini namanya cinta. Tae San berkata tentu saja ini cinta dengan kepribadian Min Suk dan kelakuan Jung Rok seharusnya mereka sudah bercerai ratusan kali. Yoon berkata kalau Jung Rok tak menjawab panggilan teleponnya, ia menebak jangan-jangan Jung Rok mabuk disuatu tempat.
Tiba-tiba Jung Rok muncul membawakan pesanan pelanggan bar-nya. Ia menyerahkan pesanan itu ke Seung Taek untuk diantarkan ke pelanggan. Ketiga temannya menatap kaget tak menyangka kalau Jung Rok ternyata ada di bar.
Jung Rok memandang ketiga teman yang terus menatapnya heran, “Kenapa? Apa?” Do Jin menanyakan apa yang dilakukan Jung Rok disini. Jung Rok mengatakan kalau koki di dapur hari ini tak masuk jadi ia membantu di bagian dapur. Yoon berkata kalau ia mendengar Jung Rok menandatangani surat cerai. Jung Rok membenarkan. Tae San tak menyangka jadi ini benar.
“Dengan cara hidupku, ini hanya masalah waktu. Walaupun aku tak berharap terjadinya hari ini. Tandai kalender kalian, tahun depan di tanggal ini kita minum-minum.” ucap Jung Rok tanpa ekspresi senang.
Seung Taek mengatakan pesanan pelanggan pada Bos-nya. Jung Rok mengingatkan temannya kalau ia sangat sibuk, “Kalau kalian ingin menenangkanku pulang ke rumah dan kirim SMS padaku. Pergilah!” Ketiganya menatap heran, “Jelas sekali kalau dia tak baik-baik saja,” gumam Tae San.
Jung Rok di dapur membuatkan makanan pesanan pelanggan, tapi ia melamun sedih dan makanan buatannya pun gosong. Ia menarik nafas panjang dan mengusap air mata yang tiba-tiba menetes.
Di SMA Ju Won dihari terakhir mereka sebelum liburan akhir semester. Yi Soo mengingatkan siswanya berhubung ini liburan yang singkat jadi banyaklah belajar jangan keluyuran. Huuuu... Siswanya tentu saja tak senang dengan saran Yi Soo.
Yi Soo berharap siswanya ini mengisi liburan lebih baik bersama orang tua jangan mendaki gunung. Tonton lebih banyak film, baca lebih banyak buku, yang belum punya pacar tak usah khawatir karena mereka bisa menemukan gadis-gadis cantik di universitas.
Tentu saja ini membuat siswanya bersemangat masuk universitas, “Aku benar-benar ingin masuk universitas!” sahut Sang Hyun teman sebangku Dong Hyub. Dan oh.. lihat Dong Hyub tersenyum manis memandang gurunya. Hihi...
Yi Soo berkata kalau ia sudah mendengar banyak suara yang menelan ludah karena di kelas banyak makanan, jadi ayo kita makan. Mereka pun langsung menyerbu makanan.
Yi Soo mengarahkan kameranya membidik momen keceriaan siswa-siswanya.
Dan kamera bidikannya pun mengarah ke Colin, Dong Hyub dan Sang Hyun. Sang Hyun langsung bergaya, Dong Hyub tersenyum, Colin menoleh dan tersenyum pada gurunya.
Yi Soo dan Colin bicara berdua di luar kelas sebelum pulang. Yi Soo menanyakan rencana liburan Colin akan diisi dengan kegiatan apa. Colin mengatakan kalau ia mau bekerja. Yi Soo heran apa ayah Colin tak memberi uang saku kenapa bekerja. Colin mengatakan kalau ayahnya memberi uang saku tapi ia memiliki rencana melakukan perjalanan sebelum usianya 20 tahun dan ia ingin ke Inggris. Yi Soo ingin tahu alasannya kenapa Colin ingin ke Inggris. Colin mengatakan karena dari sanalah Eric Clapton, Jeff Beck dan Jim Frazier berasal. Yi Soo menilai kalau keinginan Colin ini sangat menarik.
Yi Soo : “Apa hubunganmu dengan ayahmu berjalan lancar?”
Colin : “Setiap saat kami selalu selangkah lebih dekat. Sekarang aku memilih memanggilnya ‘Ayah Korea’ daripada ahjussi, guru kau sendiri?”
Yi Soo : “Aku juga pelan-pelan semakin akrab dengannya. Bagaimana kalau kita pelan-pelan melakukannya juga?”
Colin mengangguk sambil tersenyum. Yi Soo mengatakan kalau pertemuan pertamanya dengan Colin cukup mengesankan. Colin menjawab ya dan berkata kalau keduanya itu bersekutu bahkan dengan sebuah mobil curian (padahal itu mobil bapaknya yang dipakai Yi Soo hahaha) Yi Soo memuji kalau senyum Colin sangat manis.
Dong Hyub menghampiri keduanya. Yi Soo tanya kenapa. Dong Hyub mengatakan kalau kedatangannya bukan untuk mencari gurunya. Ia mengajak Colin pergi. Colin permisi dan mengatakan selamat liburan. Yi Soo heran dan bertanya apa Colin dan Dong Hyub berteman. Kedua remaja ini cuma senyum-senyum.
Colin dan Dong Hyub makan ayam bersama di KFC (maaf sebut nama karena KFC ini sepertinya salah satu sponsor AGD) Colin menanyakan apa Dong Hyub sudah menemukan cara untuk menghasilkan uang. Dong Hyub dengan bangga mengatakan kalau ia sudah menemukan cara menghasilkan 100 juta. Colin tak percaya, benarkah?
Dong Hyub : “Untuk menghasilkan 100 juta kau membutuhkan 200 juta.”
Colin : “Lalu bagaimana caramu menghasilkan 200 juta itu?”
Dong Hyub berfikir, “Seharusnya 400 juta cukup.” (Hahaha)
“Makan saja ayammu!” kata Colin tak menanggapi omong kosong Dong Hyub.
Pelayan KFC menempelkan selebaran pengumuman di dinding kafe. Sebuah lowongan pekerjaan. Dong Hyub dan Colin bertatapan kira-kira siapa yang akan mengambil itu. Keduanya berebut dan Colin yang mengambil selebarannya.
Dong Hyub kesal bukankah ayah Colin menghasilkan banyak uang sedangkan ia seorang pekerja remaja jadi berikan itu padanya. Colin mengatakan kalau ayahnya memang menghasikan banyak uang tapi ayahnya hanya memberinya 30rb won seminggu. (menurut Colin itu kurang)
Dong Hyub menilai uang saku Colin sama sekali tak buruk. Ia merebut selebarannya. Dong Hyub membaca dan tersenyum senang, “Mereka membutuhkan yang berpengalaman kau tak memenuhi syarat.”
Colin : “Mereka membutuhkan orang yang menarik kau tak memenuhi syarat.” (bener-bener kayak bapaknya ni Colin kepedean sama penampilannya haha)
Keduanya pun menghadap pemilik kafe berniat melamar pekerjaan. Keduanya tersenyum seramah mungkin.
Dong Hyub : “Pengalaman kerjaku banyak.”
Colin : “Aku bisa belajar cepat.”
Dong Hyub merapikan rambutnya, “Aku 187 cm, tinggi dan sangat tampan.”
Colin : “Aku tampan dan proporsional.”
Dong Hyub : “Anda bisa melihat kalau aku baik hati.”
Colin tersenyum imut, “Anda tak perlu melihat kalau aku baik hati.”
Dong Hyub : “Aku memiliki daya tarik seks. Semua gadis di sekolah sudah takluk padaku,”
Colin : “Aku bahkan bisa menarik perhatian murid laki-laki (buwahahahahaha) aku remaja yang punya selera humor.”
Yoon mengajak Meari ke toko sepatu. Meari mengatakan kalau ia sudah mendapatkan formulir pendaftaran dan juga pesyaratannya sudah lengkap. Ia akan memulainya pada pertengahan tahun. Yoon ingin tahu Meari ambil jurusan apa.
Meari menjawab Fashion designer, “Aku senang menjahit dan mendesain. Apa boleh kukatakan aku ahli dibidang itu? kalau kakakku tahu aku berhenti kuliah dia pasti sudah menembakku. Dia tak tahu aku berhenti di tengah jalan.”
Yoon meminta Meari menyiapkan saja keperluan pindah kuliah. Ia akan mengurus sisanya. Yoon menyuruh Meari duduk. Ia mengambilkan sepasang sepatu. Yoon melepas sepatu high heels Meari dan memakaikan sepatu pilihannnya. Meari sedikit terkejut atas apa yang Yoon lakukan.
Yoon : “Untuk memperingati pendakian kita ke puncak. Walaupun masih panjang jalan yang harus kita lalui.”
Meari : “Apa bukan karena aku diterima masuk universitas tapi karena pendakian ke puncak gunung?”Yoon : “Di dunia ini, puncak gunung tertinggi yang harus didaki adalah Im Tae San. Tapi di gunung itu pula hidup rubah yang paling cantik di dunia.”
Meari tersenyum, “Rubah itu maksudnya apa Meari?”
Yoon mengangguk, “Ya. Kau!”
Yoon melepas sepatu high heels Meari yang satunya dan memakaikan sepatu pilihannya. Meari melihat kalau Yoon memakai gelang pemberiannya. Ia juga melihat kalau cincin di jari Yoon sudah tak ada. Yoon berkata kalau ia melepasnya. Meari jadi tak enak hati ia bertanya kapan Yoon melepas cincin itu, ia menebak pasti Yoon mengalami masa yang sulit. Yoon berkata kalau ia tak bisa menjelaskannya sekarang. Meari mengerti ia berjanji tak akan bertanya ia memahami sepenuhnya bagaimana perasaan Yoon.
Meari ingin tahu apa yang akan keduanya lakukan hari ini. Yoon minta maaf karena ia ada pertemuan dan akan mengantar Meari pulang. Meari cemberut kalau begitu Yoon seharusnya menunda momen manis ini sampai besok. Ia ingin tahu siapa yang akan Yoon temui.
Yoon menemui Tae San di rumah. Tae San bertanya sebagai siapa Yoon datang, Choi Yoon Pal atau pacarnya Im Meari. Yoon mengatakan kalau kedatangannya kesini sebagai pacarnya Meari. Tae San tak mau bicara dengan Yoon kalau kedatangan Yoon bukan sebagai temannya. Ia menyuruh Yoon pergi, Tae San berbalik tak mau bicara dengan Yoon.
Tanpa bicara lagi Yoon langsung berlutut. Tae San berbalik menatap Yoon dan terkejut dengan apa yang dilakukan Yoon, “Kau... apa yang kau lakukan?”
Yoon berjanji, “Meari... aku akan membahagiakannya!”
Tae San menyuruh Yoon untuk bangun.
Yoon : “Aku tak akan membuatnya menangis lagi.”
Tae San : “Kubilang bangun!”
Yoon memohon agar Tae San mempercayakan Meari padanya. Ia akan mengingat momen ini dan akan mematrinya dalam hati sampai ia mati.
Emosi Tae San meledak, “Berdiri dasar brengsek!” Tae San mencengkeram baju Yoon, menarik dan memukulnya. “Kenapa kau melakukan ini padaku? Kenapa kau berlutut seperti itu? kau brengsek. Kau ingin aku melakukan apa? Apa yang harus kulakukan?”
Yoon : “Setiap hari aku akan merasa berhutang budi padamu. Setiap hari, aku akan selalu berterima kasih padamu. Meari, percayakanlah dia padaku!”
Tae San masih belum menerimanya tapi ia tak sanggup melihat mata Yoon yang memohon penuh harap padanya. Ia melepas cengkeraman tangannya (apa hati Tae San mulai luluh)
Tae San berada di bar Jung Rok ia minum sendirian. Kemudian Do Jin datang duduk di dekatnya dan memesan minuman yang sama seperti yang ia minum. Tae San bertanya apa Do Jin sudah bicara dengan Yoon. Do Jin bilang sudah ia bicara dengan Yoon dalam perjalanannya ke bar. Ia memberi tahu kalau Yoon sedang dalam perjalanan untuk bertemu dengan Jung Rok dan Min Suk. Tae San menilai kalau Yoon ini ternyata masih memiliki tenaga untuk bekerja. Do Jin ingin tahu apa Tae San menemui Yoon, apa Tae San sudah mengalah.
“Aku memukulnya!” sahut Tae San membuat Do Jin langsung terdiam terkejut tapi ia sadar dengan sifat yang dimiliki Tae San sekarang atau nanti Tae San akan melakukannya. Do Jin menepuk bahu Tae San dan berkata kalau dalam permainan ini mungkin ia memang bermaksud untuk mengalah sejak awal. Belum berakhir tapi rasanya ia sudah kalah. Apa yang harus ia lakukan dalam keadaan seperti ini.
Do Jin paham dan berkata kalau sebenarnya Tae San sudah tahu bahwa Tae San itu kalah tapi ia berharap Tae San kalah dengan terhormat karena ini sudah menjadi takdir Yoon dan Meari, “Kau sudah melakukan apapun yang bisa kau lakukan bahkan menentang mereka, mengingatkan mereka tentang keburukan yang mungkin terjadi atas apa yang mereka lakukan. Kau bahkan mengancam memisahkan mereka sejak awal. Biarlah mereka memutuskan jalan hidup mereka mulai sekarang. Kita awasi dari pinggir lapangan.”
Jung Rok di rumah tengah mengukur TV untuk dibagi menjadi 1/3 bagian. Min Suk pulang ke rumah. Jung Rok bertanya kenapa Min Suk pulang. Min Suk mengatakan kalau kabar tentang perceraian keduanya sudah tersebar ke penjuru hotel jadi ia pulang ke rumah untuk mengambil barang-barangnya dan pindah ke tempat lain. “Kau sendiri kenapa kau belum pindah?”
Jung Rok : “Pembagian harta properti kita. Aku sudah memikirkannya aku tak bisa pergi dengan tangan kosong,”
Min Suk sudah menduganya ia setuju dan akan memberi Jung Rok 1/3 bagian. Jung Rok juga setuju, ia meminta Min Suk memegang meteran. Min Suk bingung apa ini. Jung Rok menyuruh Min Suk pegang saja kalau ingin bercerai darinya, bukankah Min Suk bilang akan memberinya 1/3 bagian jadi ia harus membagi semua barang yang ada di rumah ini menjadi 1/3. Jung Rok pun memberi batas di TV. Min Suk melongo melihatnya.
(Jadi Jung Rok ingin memotong properti menjadi 1/3 bagian kalau TV ya dibagi terus dibelah gitu. Hahaha)
Jung Rok melihat bantal kursi, ia bertanya pada Min Suk akan duduk di pantat sebelah kiri atau kanan (hahaha) Min Suk mendesah kesal dengan tingkah konyol Jung Rok. Jung Rok memberi Min Suk waktu 3 menit untuk memutuskan.
Bahkan dispenser juga ia menawarkan Min Suk mau air hangat atau dingin, ia memberi tanda untuk memotongnya. Min Suk meminta Jung Rok menghentikan omong kosong ini. Akhirnya Jung Rok memutuskan kalau Min Suk bagian yang hangat sementara ia yang dingin. Min Suk tak habis pikir apa Jung Rok benar-benar akan memotongnya.
Dan Jung Rok pun mengeluarkan alat pemotongnya. Min Suk kaget bukan main. Jung Rok meminta Min Suk menyingkir kalau tak ingin terluka. Tepat saat itu bel rumah berbunyi, Yoon datang.
Yoon menyapa Min Suk dengan sebutan adik ipar. Min Suk berkata kalau Yoon sudah datang tepat waktu, “Tolong bantu aku menghentikan calon mantan suamiku ini.”
Jung Rok : “Adik ipar apa? Sekarang dia hanya Park Min Suk.”
Jung Rok melihat ada luka di ujung bibir Yoon bekas pukulan dari Tae San, “Kenapa wajahmu?” Yoon bilang kalau itu bukan urusan Jung Rok. Ia bertanya apa yang Jung Rok pegang. Jung Rok bilang kalau ini juga bukan urusan Yoon, “Gugat saja penggemarmu. Aku akan bercerai dengan caraku sendiri.”
Min Suk meminta Yoon mengatakan pada Jung Rok kalau perceraian tak akan selesai dengan cara seperti ini tapi secara hukum entah sebagai teman Jung Rok atau sebagai pengacaranya. Jung Rok berkata kalau ia hanya akan mengambil yang benar-benar menjadi haknya. Apa Min Suk keberatan.
Min Suk permisi masuk kamar akan membereskan barang-barang yang akan ia bawa. Tapi ia terkejut melihat suasana kamar sudah diberi tanda 1/3 bagian oleh Jung Rok. Meja, kursi bahkan tempat tidur juga.
Terdengar suara Jung Rok, “Hei mantan istri Park Min Suk-ssi. Aku lupa menandai tisu toilet. Aku harus menandainya biarkan aku masuk!”
Min Suk tak bisa menahan tawa melihat kamarnya sudah diberi tanda 1/3 bagian ditiap benda yang ada disana. Jung Rok menggedor pintu ingin masuk kamar tapi Min Suk sudah mengunci kamarnya dan kembali tertawa atas tingkah konyol Jung Rok.
Mumpung liburan sekolah Yi Soo memenjakan diri. Ia men-cat kuku-nya agar terlihat lebih cantik. Meari masuk ke kamarnya dan mengatakan kalau Do Jin datang. Do Jin tanya apa ia boleh masuk ia memperingatkan Meari jangan melangkah setengah langkahpun ke kamar ini. Meari menyahut lagi pula ia juga akan pergi.
Yi Soo heran apa Do Jin menggunakan ponsel hanya sebagai tatakan saja, apa Do Jin terus-menerus datang ke rumah tanpa pemberitahuan. Do Jin berkata kalau ia meminta Yi Soo pindah kesini demi tujuan itu. Ia pun bertanya apa ada kabar baik kenapa Yi Soo berdandan. Yi Soo bilang mumpung liburan ia ingin terlihat lebih seksi.
Do Jin tanya sampai seberapa derajat keseksiannya. Yi Soo bilang kalau itu tak ada hubungannya dengan Do Jin. Yi Soo akan membetulkan letak rambutnya yang terurai tapi cat kuku-nya belum kering ia merasa kesulitan membetulkan rambutnya, Do Jin pun menggunakan tangannya untuk merapikan rambut Yi Soo dan berkata kalau Yi Soo ini sudah mengeluarkan pernyataan yang provokatif saat Yi Soo bahkan tak bisa menggunakan tangan Yi Soo.
Yi Soo merasa risih dan meminta Do Jin jangan melakukannya. Do Jin berkata kalau Yi Soo ini selalu mengatakan ‘jangan’ kapanpun setiap ia melakukan sesuatu. Yi Soo tertawa, “Benarkah? Baiklah lakukan saja kalau begitu!”
Do Jin bertanya apa Yi Soo tahu apa yang akan ia lakukan terhadap Yi Soo. Yi Soo balik bertanya apa Do Jin tahu apa yang ia harapkan. Do Jin heran bukankah Yi Soo ini seorang guru etika kenapa bersikap begitu. Yi Soo kembali mengatakan mumpung liburan hari ini ia lebih seksi daripada kemarin. “Rahasia kehidupan pribadi Seo Yi Soo, apa kau tak suka?”
Do Jin bilang kalau ia sangat menyukainya. Ia menilai kalau nasib baik seperti ini biasanya sebuah jebakan. Yi Soo bilang tak ada jebakan, ia merangkulkan kedua tangannya ke leher Do Jin dan menariknya agar lebih dekat padanya. “Aku benar-benar hanya ingin merayumu!” ucap Yi Soo. Do Jin menebak apa mungkin ia melakukan kesalahan. Yi Soo melepas rangkulannya dan meminta Do Jin jangan khawatir ia tak akan memakan Do Jin. Do Jin tertawa dan berkata kalau ia bisa gila karena Yi Soo.
Ponsel Do Jin berdering telepon dari Yoon. Yoon bertanya apa Do Jin sedang bersama Yi Soo. Do Jin hanya menjawab hmm.. menandakan ia menjawab ya. Yoon meminta Do Jin mendengarkan apa yang ia katakan.
“Di kafe kopi terakhir kali tempat kita menolong Yi Soo, bukankah aku memberikan kartu namaku pada pria-pria itu? mungkin kartu namaku disampaikan pada ibunya. beliau meneleponku (ibu Yi Soo menelepon Yoon) dia ingin bertemu denganmu!”
Do Jin pun bertemu dengan ibu Yi Soo di sebuah kafe. Ibu Yi soo berkata kalau ia mendengar Yi soo memiliki beberapa orang kakak, tapi seingatnya hanya Yi Soo yang ia lahirkan. Do Jin berkata kalau mereka berempat seperti itu karena berfikir Yi Soo dalam bahaya jadi mereka mengaku sebagai kakak, ia minta maaf kalau ibu Yi Soo merasa tersinggung.
Ibu Yi Soo tak mempermasalahkannya ia malah merasa dirinya juga tertolong ia-lah yang seharusnya minta maaf karena mereka berdua (anak tirinya) pasti sudah bertindak seperti preman. Do Jin bilang kalau mereka berempat juga bertindak seperti preman. Ibu Yi Soo berterima kasih pada Do Jin ia tak bisa menghentikan anak tirinya.
Ibu Yi Soo bertanya apa pekerjaan Do Jin. Do Jin mengatakan kalau ia Presdir di sebuah perusahaan arsitektur yang ia kelola bersama seorang teman dan saat ini usianya 41 tahun.
“Kau single atau bercerai?” Tanya ibu Yi Soo.
“Aku single. Tapi aku mempunyai putra berusia 19 tahun.” Ucap Do Jin setengah menunduk.
Ibu Yi Soo sedikit terkejut tapi ia terharu dengan kejujuran Do Jin. Ia bertanya apa Yi Soo sudah mengetahui ini. Do Jin berkata kalau Yi Soo sudah mengetahuinya belum lama ini, ia minta maaf karena memiliki masa lalu yang tak baik. Ibu Yi Soo meminta Do Jin tak perlu khawatir ia adalah seorang ibu yang tak berhak menentang apapun yang dilakukan Yi Soo. Ibu Yi Soo bertanya siapa nama Do Jin. Do Jin mengatakan namanya.
Tepat saat itu Yi Soo datang mengagetkan keduanya. Yi Soo bertanya kenapa Do Jin ada disini bersama ibunya. Ibu Yi Soo berkata kalau ia yang meminta Do Jin datang menemuinya. Karena Yi Soo sudah datang labih baik duduk dulu.
“Apa yang ibu lakukan sekarang? Ibu pikir ibu siapa, memintanya datang seperti ini?” Yi Soo mengajak Do Jin pergi tapi Do Jin menyuruh Yi Soo duduk dulu. Yi Soo menolak, “Apa kau sudah gila? Memangnya kau tahu siapa yang kau temui?”
Ibu Yi Soo : “Ketika aku melahirkanmu aku kesakitan selama 40 jam. Meskipun aku tak berhak menentangmu setidaknya aku berhak bertemu dengannya.”
Yi Soo menitikan air mata yang lama-kelamaan semakin deras, ia meninggikan suaranya, “Kenapa ibu mempermalukanku seperti ini?” Yi Soo bergegas pergi meninggalkan keduanya dengan tangisan dan kemarahan.
Ibu Yi Soo memahami sifat putrinya mungkin Yi Soo terlihat lembut tapi dia cukup keras ketika marah dan itu terjadi karena ia terlalu banyak melukai perasaan Yi Soo, “Putriku tolong jaga dia baik-baik, aku selalu ingin mengatakannya.” Do Jin berjanji ia akan melakukannya jadi ibu Yi Soo tak perlu khawatir, “Aku akan membuatnya menjadi wanita yang paling dihargai.”
Ibu Yi Soo terharu dan berterima kasih ia meminta Do Jin cepat mengejar Yi Soo. Do Jin pamit, sebelum pergi ia memberi hormat terlebih dahulu kemudian bergegas menyusul Yi Soo.
Dengan tangan gemetaran ibu Yi Soo mengambil minuman dan meminumnya, tanpa terasa air matanya menetes.
Yi Soo menangis sepanjang jalan, Do Jin mencegatnya. Yi Soo berkata kalau Do Jin ingin bertemu dengan ibunya seharusnya Do Jin memberitahu terlebih dahulu. Do Jin mengusap lembut air mata Yi Soo dan berkata kalau ia mengatakan bahwa ia akan menemui wanita yang sangat berkelas.
Yi Soo merasa kalau ini sangat memalukan. Masalah keluarga yang memalukan ini benar benar membuatnya malu. Do Jin berkata bahkan Yi Soo sudah mengetahui masa lalunya yang lebih mengerikan. Yi Soo membenarkan, “Sebenarnya aku bisa menggunakan kelemahanmu untuk melawanmu. Supaya kau hanya mencintaiku seorang.”
Do Jin tertawa dan kembali mengusap lembut air mata Yi Soo, “Kelemahan itu boleh kau gunakan untuk keuntunganmu setiap hari. Jangan menangis lagi. Seo Yi Soo-ku terlalu sering menangis.”
Yi Soo berlata kalau ia paling banyak menangis ketika Do Jin mencampakkannya. Do Jin berkata kalau ia juga paling banyak menangis ketika ia mencampakkan Yi Soo. Yi Soo bertanya lalu kenapa Do Jin tetap mencampakannya. “Itu karena aku mencintaimu,” Do Jin menarik Yi Soo memeluknya erat.
Jung Rok duduk melamun di Mango Six. Do Jin duduk di depannya dan bertanya apa belum ada perkembangan tentang masalah Jung Rok dengan Min Suk. Jung Rok balik bertanya perkembangan apa, apapun yang ia lakukan tak ada bedanya. Do Jin menyarankan kalau temannya ini tak ingin bercerai coba rayu lagi Min Suk karena cinta datang lebih cepat daripada maaf. Jung Rok berkata hal itu hanya berlaku kalau Min Suk bersedia bertemu dengannya ia selalu mencobanya tapi tak berhasil 30 kali telepon dan 50 kali SMS.
Do Jin ingin tahu Min Suk bilang apa. Jung Rok menyampaikan kalau katanya dia akan menelepon polisi. Ia dilarang menghubungi Min Suk lagi, dia bahkan pindah hotel. Sekarang ini tak ada lagi cara untuk bisa menemuinya. Do Jin berkata kalau ada cara untuk menemui Min Suk yaitu menikahkan Yoon dan Meari besok dengan begitu Jung Rok akan bertemu dengan Min Suk. Jung Rok menilai kalau Do Jin ini terlalu komedi romantis dan mengabaikan bagian horornya. Ia memberi tahu kalau beberapa hari yang lalu Yoon ke rumahnya dan ia melihat ada luka di bibir Yoon ia menebak Yoon pasti dipukul oleh Tae San.
Tepat saat itu Tae San datang Jung Rok langsung terdiam menyudahi ocehannya dan tersenyum memandang Tae San. Tae San memberi tahu kalau sebentar lagi Meari dan Yoon juga akan datang karena ada yang ingin ia sampaikan pada keduanya. Do Jin menyarankan pada Jung Rok agar menyingkirkan piring-piring yang mahal hahaha.
Meari dan Yoon sudah datang keduanya menunduk. Tae San menatap keduanya bergantian. Do Jin dan Jung Rok mengawasi ketiganya. Kedua pengawas ini saling berpandangan waspada.
Tae San : “Mulai hari ini aku sudah memutuskan untuk tidak menentang hubungan kalian lagi.” (HOREEEE)
Yoon dan Meari mengangkat wajahnya terkejut.
“Benarkah?” seru Do Jin dan Jung Rok bersamaan. Tae San melirik marah meminta keduanya diam.
Tae San kembali menatap dua pasangan di depannya, “Tapi aku tak mau melihat kalian putus setelah beberapa bulan pacaran. Aku juga tak mau melihatmu menangis seperti orang sekarat setelah 1 atau 2 tahun. Kalau kalian putus, maka aku akan benar-benar putus hubungan dengan kalian berdua. Karena itu, kalau kalian berdua benar-benar ingin melakukan sesuatu, menikah saja!”
Mereka semua terkejut dengan usulan Tae San. “Aku mendukung Im Tae San!” sahut Do Jin dan Jung Rok bersamaan.
Tae San menatap tajam Yoon, “Secepat mungkin. Bersediakah kau menikah.......”
“Aku bersedia.” ucap Yoon tegas penuh keyakinan tanpa ragu-ragu menyela ucapan Tae San. “Seberapa cepat? Satu bulan? Setengah bulan? Satu minggu?”
Tae San : “Apa kau sungguh-sungguh?”
Yoon : “Kalau aku tak sungguh-sungguh bagaimana mungkin aku menahan seseorang yang akan pergi ke Amerika?”
Do Jin menyahut kalau Meari juga tak ingin pergi. Jung Rok ikut bicara dan membenarkan ucapan Do Jin dan berkata apa enaknya menjadi wanita yang sudah menikah.
Meari bersemangat ia tak masalah dan tak membenci keputusan ini. Ia kegirangan, “Rasanya seperti aku.....” Meari melihat kakaknya dan memelankan suaranya, “Bermimpi.”
Yoon berterima kasih atas restu Tae San ia berjanji tak akan mengecewakan Tae San.
Meari masih belum percaya dengan restu kakaknya, “Kakak apa kau sungguh-sungguh? Apa aku benar-benar boleh menikah dengan Kak Yoon?” Tae San mengangguk pelan, “Menikahlah!”
Meari makin semangat dan meminta Yoon cepat berdiri, “Kita harus menyiapkan gaun pernikahan dan gedung resepsi. Banyak hal yang harus kita siapkan. Ayo cepat. Kita harus melakukan banyak hal.” Keduanya pamit. Yoon menggandeng Meari.
Tae San mendesah pelan. Do Jin bertanya apa maksudnya ini apa Tae San benar-benar serius atau hanya sekedar taktik. Kalau hanya taktik berarti Tae San gagal total. Jung Rok ikut bertanya apa Tae San benar-benar menyutujuinya.
Tae San : “Tidakkah kalian lihat dia memutuskan tanpa ragu-ragu. Sudah begini, apalagi yang bisa kulakukan? Aku kalah.”
Do Jin : “Kau tak kalah. Kau menang.”
Jung Rok bertanya kenapa begitu. Do Jin berkata ia juga tak tahu kenapa, rasanya hanya itu yang terbaik diucapkan saat ini. Tae San meralat dan berkata kalau ‘fighting’ lebih cocok.
Do Jin memasang muka imut sambil menopang wajahnya, “Hm.. kalian semua cintailah Kim Do Jin!”
Jung Rok dan Tae San jijik dengan sikap Do Jin yang sok imut haha. Keduanya meninggalkan Do Jin. Do Jin berteriak kalian mau kemana. Semua pengunjung Mango Six menertawakan sikap Do Jin yang sok imut haha. Do Jin langsung bersikap normal dan mencoba menggumamkan pasar dagang dan suku bunga kemudian ia lari ngibrit meninggalkan Mango Six.
Yoon melihat kalau Meari berjalan setengah melamun. Ia berkata kalau ia tak tahu, ia akan mengira Meari telah dipaksa menikah. Meari menilai kalau ini hanya terlalu tiba-tiba semuanya seperti mimpi dan terasa aneh untuknya. Ia selalu membayangkan momen menikah dengan Yoon berkali-kali dan ini akan menjadi kenyataan. “Impianku adalah kapan terjadi penikahanku dengan kakak yang menjadi suamiku.”
Yoon berjanji ia tak akan membuat Meari menyesal, ia akan menjadi suami yang baik untuk Meari. Ia akan bersyukur atas segalanya setiap hari. Keduanya saling memeluk erat.
Min Suk makan di sebuah restouran. Pegawainya datang melaporkan pekerjaan. Jung Rok juga datang ke restouran itu untuk menemui Min Suk. Melihat kedatangan Jung Rok Min Suk melirik ke pegawainya. Pegawai Min Suk menunduk mengaku salah kalau ia yang sudah memberi tahu Jung Rok dimana keberadaan Min Suk karena ia diancam.
Jung Rok memberi tahu kalau Meari akan menikah. Min Suk tak percaya. Jung Rok membenarkan dan berkata kalau Tae San sudah menyetujuinya. Min Suk bertanya walaupun begitu kenapa, apa karena hal itu Jung Rok memotong pembicaraan dirinya dengan pegawainya. “Adik teman mantan suamiku akan menikah apa hubungannya denganku? Tahukah kau berapa nilai laporan ini?”
Jung rok : “Apa yang lain lebih penting daripada pernikahan Meari? Katakan padaku.”
Min Suk : Apa?
Jung Rok : “Kita memberi hadiah bersama atau masing-masing? Kita harus memberi mereka kado pernikahan. Bagaimanapun dia pernah menjadi mata-matamu. Baik suami atau mata-matamu kau mencampakkan begitu saja setelah urusanmu dengan mereka selesai.”
Jung Rok duduk di depan Min Suk dan berkata kalau waktu pernikahan mereka sebelum perceraian keduanya jadi ia mengusulkan satu hadiah sudah cukup. Ia meminta pendapat Min Suk. Min Suk bertanya apa Jung Rok yakin kalau pernikahan itu sebelum perceraian keduanya karena ia berencana mengirim surat cerainya hari ini jam 9. Jung Rok mengatakan kalau hari ini sabtu. Min Suk berkata apa Jung Rok pikir ia tidak bisa mengirimnya hanya karena sekarang hari sabtu. Ia menyombongkan besarnya pajak yang ia bayar.
Jung Rok bertanya siapa yang akan mengirimnya. Min Suk berkata memangnya dirinya yang akan mengirim tentu saja pengacaranya. Jung Rok berkata kalau kata Yoon, Min Suk tak bisa mengajukan permohonan cerai melalui pengacara atau agen. Min Suk manyahut kalau begitu ia sendiri yang akan melakukannya.
Jung Rok bertanya apa sekarang Min Suk bahagia, setelah mencampakkannya apa Min Suk bahagia. Min Suk mencoba bersikap tak peduli dan berkata lumayan.
Jung Rok : “Aku tidak. Aku tak bahagia. Beberapa hari yang lalu kau masih istriku lalu beberapa hari kemudian kau akan menjadi seseorang yang kuharapkan.”
Min Suk menyuruh Jung Rok pergi kalau sudah selesai. Sebelum pergi Jung Rok berpesan, “Ini yang terakhir. Mencintai pria sepertiku pasti berat bagimu. Untuk masa-masa itu aku benar-benar minta maaf. Jangan hanya sekedar lumayan bahagia. Kau harus bahagia Park Min Suk.”
Min Suk terharu mendengarnya dan sedih menatap kepergian Jung Rok yang semakin menjauh dari jangkauan pandangannya.
Colin, Dong Hyub dan Sang Hyun menyusuri jalanan menikmati liburan. Sang Hyun bertanya apa kedua temannya ini sudah bertemu dengan pacarnya Guru etika karena ia sendiri sudah melihatnya ketika dia datang ke sekolah. Tapi menurutnya wajah pacar Guru Etika itu terlihat sangat familiar (Iya-lah kan pernah bertemu Do Jin sebelumnya)
Dong Hyub bertanya apa pekerjaan orang itu. Colin heran kenapa Dong Hyub memanggil pacar Guru Etika dengan sebutan orang itu, “Dia sangat modis dan tampan.” (wuih Colin membela bapaknya hahaha) Dong Hyub heran bagaimana Colin tahu apa sudah pernah melihatnya.
Belum sempat Colin menjawab ketiganya dikejutkan dengan pemandangan pengeroyokan salah satu teman mereka. Seong Jae dikeroyok siswa sekolah lain, SMA Mu Yong. Seong Jae ditendang dan dipukuli ia dipalak. Colin bergumam kalau perkelahiannya tak adil karena 4 lawan 1. Dong Hyub dan Sang Hyun pun maju, Colin kembali bergumam kalau keputusan yang diambil Dong Hyub dan Sang Hyun bukan keputusan yang bijak.
Do Jin dihubungi pihak kepolisian, “Apa anda wali dari Colin? Ini dari kantor polisi.” Do Jin bergegas menuju kantor polisi.
Di kantor polisi siswa SMA Mu Yong tak terima karena ia dipukuli Dong Hyub cs. Ia berkata pada polisi kalau Dong Hyub cs yang memulai perkelahian. Seong Jae menyangkal kalau siswa SMA Mu Yong duluan yang memukulinya sedangkan Dong Hyub cs datang menolongnya ketika sedang melintas. Colin membenarkan karena ia saksinya.
“Kau menang atau kalah?” tanya Do Jin tiba-tiba. Do Jin melihat wajah Colin cs kemudian berlalih menatap siswa SMA Mu Yong yang wajahnya babak belur ia mengambil kesimpulan kalau Colin cs yang menang.
Sang Hyun langsung mengenali Do Jin dan berseru pada Dong Hyub kalau itu pacarnya Guru Etika, Dong Hyub terkejut tak menyangka. Do Jin kaget melihat dua remaja yang pernah berurusan dengannya. Colin minta maaf pada temannya karena ia terpaksa menghubungi walinya. Ia memperkenalkan Dong Hyub cs sebagai temannya pada ayahnya. Ini Dong Hyub yang berjiwa ksatria dan Sang Hyun yang setia.
Do Jin kesal kenapa Colin bisa terjebak diantara mereka, “Apa kau tak lihat betapa lelahnya aku bersahabat dengan paman-pamanmu selama ini?”
Bapak dari salah satu anak SMA Mu Yong datang. Anak itu langsung mengadu pada ayahnya. Ayahnya marah dan bertanya si brengsek mana yang melukai wajah anaknya. Anaknya langsung menunjuk Dong Hyub yang sudah memukulinya.
Plok.. Bapak anak itu menggaplok kepala Dong Hyub. Dong Hyub diam menahan marah. “Seorang pelajar seharusnya belajar, apa kau tahu siapa aku?” bentak si bapak.
“Siapa yang memukul wajahmu?” tanya Do Jin pada Colin.
“Dia!” jawab Colin menunjuk si anak yang bapaknya barusan memukul Dong Hyub.
Do Jin menatap marah dan menghampiri mereka. “Apa yang ingin kau lakukan?” tanya si bapak anak itu. Dan plok... Do Jin memukul kepala si bapak. hahaha. Mereka terkejut melihatnya bahkan pak polisinya juga kaget.
“Apa yang baru saja kau lakukan? apa kau mau mati?” Si bapak itu marah sambil mencengkeram baju Do Jin. Do Jin melepaskan diri dari cengkeraman bapak itu.
“Sebagai orang dewasa memukul anak bukanlah tindakan bijak.” Kata Do Jin.
“Kau siapa? Apa kau ayahnya?” tanya si bapak. (maksudnya apa Do Jin ayahnya Dong Hyub yang ia pukul kepalanya)
“Aku ayah temannya (ayahnya Colin) aku tak pernah memukul anakku dan dia adalah teman anakku yang berharga. Kalau anakmu berharga seharusnya kau tahu bahwa anak orang lain sama berharganya. Kenapa kau berani memukul seorang anak? Seharusnya kupatahkan saja pergelangan tanganmu.”
Polisi bertanya Do Jin ini walinya siapa. Do Jin menjawab kalau ia walinya Colin dan Dong Hyub.
Di luar kantor polisi Do Jin bertanya pada Colin apa mereka bertiga berteman. Ketiganya menunduk Colin menjawab ya. Do Jin mendesah kesal. Dong Hyub ingin tahu kenapa Do Jin menolongnya bukankah hubungannya dengan Do Jin tak baik. Do Jin berkata kalau ia ini orang dewasa sedangkan Dong Hyub masih muda dan memerlukan perlindungan. Dong Hyub dan Sang Hyun berterima kasih.
Do Jin melihat jam tangannya dan berkata pada Colin kalau ia ada janji jadi ia akan pergi lebih dulu. Ia berpesan pada Dong Hyub dan Sang Hyun agar berhenti merokok. Keduanya mengangguk.
Do Jin janjian dengan Yi Soo. Yi Soo terkejut mengetahui kalau Colin dan temannya tadi di kantor polisi. Do Jin merasa kalau sekarang ia benar-benar memiliki seorang anak. Yi Soo penasaran apa Colin terlibat perkelahian. Do Jin mengangguk dan mengatakan kalau masalah itu sudah diselesaikan.
Do Jin mengingatkan bukankah Yi Soo tahu kalau Meari akan menikah apa Yi Soo tak iri kata Do Jin sambil menyuapi es krim ke Yi Soo. Yi Soo berkata ia tak bisa mengatakan kalau ia iri tapi ia terkejut karena menikah bukanlah perkara mudah. Do Jin berkata kalau ia sangat mengagumi Yoon, dia salah seorang yang pernah menikah dan akan menikah lagi. Yi Soo menyahut kalau Yoon pasti sangat mencintai Meari.
Do Jin : “Haruskah orang yang menikah karena jatuh cinta? Aku juga sangat mencintaimu. Kalau begitu kita harus.....”
Lep... Yi Soo menyuapi Do Jin es krim. Do Jin melirik kesal karena omongannya terhenti.
Yi Soo berkata kalau ada sepasang manusia yang ingin bercerai dan yang lainnya ingin menikah. Perceraian dan pernikahan dilakukan untuk mencapai kebahagiaan. Tapi keduanya merupakan jalan yang sangat bebeda.
Do Jin merasa kalau Yi Soo mengkhawatirkan Min Suk. Ia meminta Yi Soo tak perlu khawatir karena pasangan itu tak akan berpisah. Yi Soo heran dan bertanya kenapa. Do Jin mengatakan kalau Min Suk benar-benar ingin berpisah dia tidak akan memutuskan semua kontrak. Ia berfikir Min Suk dan Jung Rok sedang bermain petak umpet atau berburu harta karun. Dari pasangan yang akan bercerai entah kenapa ia lebih mengkhawatirkan pasangan yang akan menikah.
Yi Soo tertawa dan berkata kalau sebagai Guru Meari ia sangat berbahagia untuk salah satu muridnya ini. Ia selalu mengatakan pada anak didiknya bahwa tak perlu menjadi yang sempurna selama kau melakukan yang terbaik terhadap hal yang kau sukai. Dia tergila-gila mencintai Yoon dan akhirnya terbayar sudah. Do Jin bergumam sepertinya ia sudah salah orang mempercayakan pendidikan anaknya.
Tiba-tiba Yi Soo terkejut melihat seseorang yang baru datang ke kafe itu. Do Jin menoleh untuk melihatnya dan bertanya ada apa. Yi Soo bilang tak ada itu cuma mengagetkannya saja.
Do Jin tanya kenapa apa Yi Soo mengira itu orang yang Yi Soo kenal siapa dia. Yi Soo berkata hanya mirip seseorang yang pernah ia kenal. Do Jin ingin tahu bagaimana Yi Soo mengenalnya. Yi Soo berkata kalau ia pernah pacaran dengannya sekitar satu setengah tahun yang lalu. Mereka benar-benar mirip kata Yi Soo.
Do Jin cemburu mendengarnya, “Kalau begitu apa yang perlu ditakutkan?” Yi Soo bilang tentu saja ia takut, “Lalu memangnya aku harus mengatakan ‘hai lama tak bertemu?’ apa seperti itu?” Do Jin menilai kalau sapaan seperti itu tak masalah itu sangat sedarhana.
Yi Soo bertanya memangnya Do Jin bisa melakukan hal itu pada mahasiswi pasca sarjana Kim Eun Jae yang ukuran sepatunya 245. Bisakah Do Jin melakukan hal itu. Do Jin berkata tentu saja. “Maksudku ada apa dengan ekspresi wajahmu, seperti dunia akan kiamat saja? Apa kau masih punya perasaan padanya? Sepertinya begitu.”
Yi Soo : “Kalau begitu ketika kita mengecat rumah, bukankah kau takut pada lebah? Kalau begitu kau pasti takut pada lebah karena kau punya perasaan padanya. (hahaha)
Do Jin : “Ah kau benar-benar kekanak-kanakan. Tak ada alasan buatmu untuk takut.”
Yi Soo : “Ah kau benar-benar picik.” (berfikiran pendek/sempit gitu)
Do Jin : “Picik? Tak tahukah kau bahwa hal pertama yang tak boleh kau katakan pada pria adalah dia seorang yang picik.”
Yi Soo membalas, “Tak tahukah kau hal pertama yang tak boleh kau tanyakan pada wanita adalah masa lalunya.”
Do Jin : “Lihat. Lihat. Masa lalu. Pasti ada sesuatu. Sepertinya hubungan yang sangat mengesankan. Hatimu pasti masih berdebar-debar untuknya.”
Yi Soo : “Tak ada yang seperti itu. Kau cari masalah ya? Aku hanya mengatakan aku takut.”
Do Jin : “Kenapa kau marah? Sekarang semakin aneh. Jangan bilang kau masih berhubungan dengannya.”
“Ah keterlaluan. Aku mau pergi.” Yi Soo berdiri kesal dan meninggalkan kafe. Do Jin berteriak mengejar Yi Soo, “Kau mau kemana? Apa mau kembali ke pria masa lalumu?”
Do Jin mengantar Yi Soo pulang, ia menyuruh Yi Soo duduk di ranjang. Ia bertanya dimana penghapus cat kuku. Yi Soo tanya kenapa bukankah cukup cantik. Do Jin bilang itu terlalu cantik bukankah Yi Soo menghias kuku untuknya ia sudah menikmati keindahannya jadi ia akan menghapusnya sebelum pria lain melihatnya. Do Jin menemukan cairan penghapus cat kuku.
Yi Soo heran kenapa Do Jin masih membicarakan itu. Do Jin berkata kalau sebelumnya saat ia mendengar pria lain mengatakan ingin menyembunyikan pacar mereka di saku ia menyebut kalau mereka pria yang kurang ajar tak seharusnya seperti itu, “Kuku yang seksi, wajah yang cantik, tulang selangka yang sempurna. Hanya mataku yang boleh melihatnya. Jadi apa kau ingin kusimpan di saku-ku atau kuhapus cat kukumu?”
Yi Soo tertawa dan menyerahkan tangannya membiarkan Do Jin menghapus cat kuku-nya. Do Jin bertanya berapa usia pria itu. Yi Soo menjawab kalau dia seumuran dengannya. Do Jin terus bertanya apa pekerjaan orang itu. Yi Soo heran kenapa Do Jin tiba-tiba memanggilnya orang itu. Do Jin berkata kalau pada awalnya ia ingin memanggilnya dengan sebutan brengsek tapi ia menahan diri terlabih lagi ia sedang berhadapan dengan seorang guru etika. Yi Soo mengatakan kalau dia seorang dokter oriental. Do Jin merengut cemburu dan mengatakan kalau itu orang biasa.
Yi Soo : “Apa kau bilang? Ah dasar. Kalau aku tahu kau pria seperti ini seharusnya waktu itu aku mempertimbangkannya lagi.”
Do Jin : “Kau membuang-buang waktumu. Meskipun kau mempertimbangkannya 100 kali pun pasti tetap aku (yang dipilih)”
Yi Soo kemudian menanyakan tentang kompetisi akhir pekan tim Blue Cat sudah ditentukan. Apa Do Jin sudah menyumbang. Do Jin bertanya kenapa seorang wasit mengkhawatirkan hal itu. Yi Soo mengatakan kalau Tae San sedang tak menjadi dirinya sendiri belakangan ini. “Kau menyumbang atau tidak?” Do Jin menilai kalau Yi Soo ini terlihat seperti perampok tanpa pisau. Yi Soo berkata kalau diperlukan ia akan mengambil sebuah pisau.
Ponsel Yi Soo berdering. Do Jin curiga dari siapa itu apa dari pria, ia ingin tahu. Yi Soo menunjukan siapa yang meneleponnya, Park Min Suk.
Yi Soo bicara di telepon dengan Min Suk. Mereka sepertinya janjian bertemu malam nanti. Do Jin ingin tahu apa Min Suk ingin bertemu, kenapa. Yi Soo bilang kalau pria tak perlu tahu tentang ini. Do Jin merengut, “Kenapa? Ada apa sebenarnya?”
Min Suk mengajak Yi Soo, Se Ra dan Meari ke klub malam. Keempatnya berpakaian seksi dan terlihat cantik. Se Ra berkata kalau hari ini mereka akan makan daging kepiting tapi kalau Tae San tahu hal ini habislah ia. Yi Soo berkata apa Se Ra pikir kalau Do Jin tahu dia akan membiarkannya keluyuran.
Min Suk memesan tempat VVIP yang nyaman dan luas. Pemilik klub malam menyapa Min Suk dan senang salah satu Nyonya kaya raya ini berkunjung ke klub malamnya. Min Suk mengatakan kalau kedatangannya ke sini untuk merayakan pesta bujangan terakhir, “Bayi kami yang berharga ini akan segera menikah,” katanya sambil menatap Meari.
Pemilik klub mengatakan kalau kualitas alkohol di tempatnya sangat bagus. Apa mau dipesankan. Min Suk tentu saja mau memesannya, “Memangnya kau kira untuk apa kami menghabiskan banyak uang disini?”
Meari kegirangan karena pesta ini dipersembahkan untuknya. Min Suk mengatakan kalau saat ini ia bercerai jadi selain dirinya adakah orang lain yang sudah menikah disini. Ketiga wanita ini mengangkat bahu bersamaan dan tertawa.
Ternyata kabar Park Min Suk cs ke klub malam diketahui Jung Rok. Mereka berempat pun menyusul ke klub malam yang sama. Yoon tanya apa Jung Rok yakin kalau para wanita itu disini. Jung Rok berkata kalau informasinya didapat dari pelayan yang bekerja disini, “Reservasi VVIP atas nama Park Min Suk dan seluruhnya ada 4 orang wanita.”
Do Jin ngomel kenapa Yoon ingin menikah dan membuat hal seperti ini terjadi. Ia kemudian memarahi Tae San kenapa juga sebagai kakak Tae San diam saja. Ia menilai kalau Yi Soo bukan wanita yang seperti itu, ini semua karena Hong Pro dan Meari. Yoon dan Tae San protes kenapa wanitanya disalahkan.
Jung Rok berkata kalau ia bahkan belum menandatangani surat perceraian tapi Min Suk sudah berani mengunjungi klub malam. “Lihat saja bagaimana aku akan mengurus wanita ini. Ah.. Park Min Suk kau menghabiskan waktu seharian untuk menangkapku, akan kutunjukan padamu hari ini bagaimana rasanya tertangkap basah.”
Keempatnya akan masuk tapi penjaga menghalangi. Penjaga minta maaf karena pesanan sudah penuh. Tae San heran omong kosong apa ini jam berapa sekarang kenapa mereka tak bisa masuk. Do Jin menyuruh Tae San dan Jung Rok menyingkir, ia menggandeng Yoon dan minta ijin masuk. Keduanya pun diperbolehkan masuk.
Tae San dan Jung Rok juga akan masuk tapi penjaga menghalangi keduanya. Tae San mengeluarkan dompet dan memberikan sesuatu pada si penjaga, “Sepertinya aku berhutang rokok padamu. Berapa yang kau butuhkan?”
Keempat wanita bersulang, “Untuk mereka yang sekarang melajang (Yi Soo dan Se Ra) yang masih lajang (Meari) dan mereka yang akan menjadi lajang kembali (dirinya sendiri)”
Pintu diketuk pelayan masuk dan mengatakan kalau pria-pria pesanan Min Suk cs sudah datang. “Hyung-nim, silakan masuk!”
Keempat wanita ini menunggu pria seperti apa yang akan menemani pesta mereka malam ini. Dan jreng jreng jreng tentu saja yang muncul adalah pria-pria mereka.
Keempat wanita ini jelas kaget sudah tertangkap basah tengah merayakan single party. Dengan tatapan tajam keempat pria ini menatap masing-masing wanitanya.
Jung Rok : “Aku adalah pemburu penyihir dari Cheongdam-dong, sekarang mataku hanya tertuju padamu.”
Min Suk diam masih terkejut.
Yoon : “Aku adalah pahlawan komik polos dari Samseong-dong. Musim hujan adalah musimku.”
Merai tertunduk tak berani menatap Yoon.
Tae San : “Aku adalah pemberontak dari Dogok-dong. Aku benar-benar tak akan memaafkanmu.”
Se Ra mencoba bersikap tenang walaupun sudah tertangkap basah.
Do Jin : “Aku adalah gentlemen dari Samseong-dong. Oke, sekarang saatnya show time.”
Yi Soo melirik cemas, mereka berempat sudah tertangkap basah melakukan single party di klub malam.
Hehe... lihat ekspresi mereka dibawah ini...!
xixixi,,, semakin seru aja.. sayang maui slese
ReplyDelete*hiks*
Ending-nya bikin penasaran aja..thanks ya mbak anis udah bikin sinopnya..
ReplyDeleteduuuuh,, penasaran m episode final na,..
ReplyDeletethanks mbak anis untuk semua sinop nya.
ReplyDeleteayo ka tinggal satu ep lg.... fighting:)
ReplyDeletemakin penasaran aj,,,,,
ReplyDeletetrims atas sinop na
hahahaha...ngakak aku mb anis, ada pesta merayakan yg masih lajang, yang akan berakhir lajangnya dan yang akaan menjadi lajang kembali.....ekspresinya....klo tertangkap basah
ReplyDeletemakasih y mb akhirnya keluar jg episode 19 nya..
ReplyDeleteaku dah beli dvd nya sih tp kok artianya ga jelas skg jd mksd stlh bca sinopsis nya mba anis.hehe
Kenapa Mereka semua lucu banget ya?
ReplyDeleteSaat mereka mengalami konflik, bukannya bikin sedih tapi malah bikin ngakak...,
WkwkWwW!
Lanjut teeh Anis.,..
like this...!!!
ReplyDeletelanjutkan lagi yaaa teh anis....
penasaran nih pengen baca kelanjutannya..
fighting teh anis..!! ^.^
mbk, krg 1 ep lg kok blm kluar2.. kburu pnasaran niy.. ayo mbk anis.. fighting!!! ^^
ReplyDelete~fibri~
mba anis lanjutin yg terakhir ya...aq tunggu mksah...oia mba jd kpn nih sinopsis'nya arang and the magistrate d tulis...hehehe aq udah ga sbr nunggu nih mba...mksh
ReplyDelete_amy_
ekspresi para ladies yg ketangkap basah sama para gentlemen yg nangkapnya lucu abis...
ReplyDeletegambar2nya keren abis,
mbak anis fighting....
slalu ditunggu sinop2nya
aduh...lama bgt keluar episode 20(the end), tau dah anis mau bikin reader gregetan biar penasaran sama akhir ceritanya tapi jgn lama2 ya :(
ReplyDeleteayo kak krg 1 eps lagi..kok eps 20 nya lama lom kluar2 kak,,aq dah g sabar nunggu endingnya kak''
ReplyDeleteaq bantu doa biar kakak ttp smgat,,,..amiiiin
makasih,,,
meari bandel banget, dah tahu mau nikah tp masih aja bikin party sama eonni eonninya yg gatel itu gmn gak yoon kesal. hi...hi...hi... gak nyangka kalau meari masih 24 tahun dan jodohnya sama ahjussi yg usianya dah 40 thn tp sumpah dech aku gemes sama pasangan ini
ReplyDeletelucu + romantis....:)
ReplyDelete