Ajudan Li mamaksakan diri akan kembali menarik rickshaw. Tapi istrinya tak setuju. Ketika akan keluar dari rumah Ajudan Li mendengar Keyun mengucapkan kata-kata dalam bahasa Inggris sambil membenturkan kepalanya.
Shuhuan dan Du Fei heran mendengarnya. “Apa dia tak salah bicara?” Sahut Shuhuan.
Shuhuan akan membantu Ajudan Li membuat janji dengan Dokter Meng untuk memeriksa Keyun. Ajudan Li setuju.
Ajudan Li menyuruh istrinya menyiapkan tali untuk mengikat Keyun. Ia akan tetap pergi menarik rickshaw.
Yuzhen : “Kau jangan pergi! Kepalamu terluka, Keyun sakit. Aku harus merawatnya tapi juga mencemaskannmu.”
Tiba-tiba Du Fei meminta pada Ajudan Li memberikan alamat langganannnya. Ia akan membantu Ajudan Li menarik rickshaw.
Ajudan Li dan istrinya kaget, apa? Shuhuan memandang tak percaya.
Du Fei mengatakan kalau usianya masih 24 tahun, tubuhnya juga kuat. Jika Ajudan Li saja bisa menariknya kenapa ia tak bisa.
Du Fei : “Kepalamu terluka karena menolongku, sangat pantas jika aku membantumu menarik rickshaw!”
Ajudan Li menolak, “Rasanya kuang baik. Kau tak tahu jalan!”
“Jangan meremehkan aku!” kata Du Fei. “Bukankah sepanjang hari aku mencari berita di luar. Jalan mana yang tidak kukenal.”
Shuhuan tanya apa Du Fei bisa? Ini menarik rickshaw. Bukan hanya mengandalkan tenaga tapi juga memerlukan keahlian.
Du Fei : “Aku bisa! Bisa! pasti bisa! Berikan alamatnya padaku, aku akan menarik rickshaw seharian dengan senang hati. Siapa tahu bertemu dengan orang yang menarik lalu bisa ditulis.”
Du Fei menitipkan kameranya pada Shuhuan, “Lao She menulis novel dengan judul ‘Luotuo Xiangzi' aku sendiri akan menulis ‘Kuaima Du Fei’ (Du Fei si kuda cepat)”
Du Fei benar-benar menarik rickshaw menggantikan Ajudan Li. Ia kepayahan manarik rickshaw. Penumpang Du Fei menggerutu kenapa rickshawnya ditarik ke kanan malah ke kiri dan ditarik ke kiri malah ke kanan. Penumpang itu ketakutan.
Du Fei menyuruh penumpangnya duduk agak kesebelah kanan karena rickshawnya agak miring. Penumpang menuruti tapi rickshaw itu oleng. Du Fei meminta penumpang sedikit agak ke kiri. Tapi kemudian Du Fei menyuruh penumpangnya agak ke tengah.
Penumpang : “Kau ini bisa tidak? sudah berapa lama menarik rickshaw?”
Du Fei : “Ini hari pertama. Kau pelanggan pertamaku!”
“Hati-hati ada mobil!!!” teriak si Penumpang.. Argghhh!!!
Du Fei membanting rickshawnya ke kanan. Jatuh deh penumpangnya hehe. Du Fei pun ikut terjatuh.
Du Fei menolong penumpangnya dan minta maaf. Penumpang itu marah dan langsung memberikan bayarannya tak mau lagi naik rickshaw Du Fei, ia akan jalan kaki.
Du Fei kembali mengantar seorang pria.
“Hei kau salah jalan!” kata penumpangnya. “Lewat gang itu!” Du Fei paham maksud penumpang (Du Fei ga tahu jalan nih ceritanya)
Du Fei menarik rickshaw melewati gang sempit. “Minggir! Minggir!” teriak Du Fei ketika ada orang yang menghalangi laju rickshawnya.
Ada segerombol anak-anak sedang bermain bola. Penumpang teriak ADA BOLA...! ketika tahu bola itu mengarah ke arahnya.
Arghhh.. Du Fei langsung menunduk dan bola itu mengenai penumpangnya. Jatuh lagi deh penumpanngnya hahaha
Du Fei membawa penumpang lagi melewati jembatan menanjak, ia kepayahan karena jembatan menanjak itu tidak rata. Penumpang merasa cemas.
Penumpang : “Kau bisa tidak?”
Du Fei terus menarik rickshawnya, “Naik! Naik! hanya tanjakan kecil jangan sampai jatuh!” Kata Du Fei sekuat tenaga manariknya.
Penumpang ketakutan dan kembali bertanya apa Du Fei bisa. “Jangan cemas aku bisa!” jawab Du Fei.
Du Fei senang karena sudah sampai di puncak jembatan sekarang tinggal jalan menurun ini akan lebih mudah baginya.
Karena terlalu senag ia lepas kendali. Rickshawnya meluncur ke belakang dengan cepat Du Fei terseret ke belakang.
Arghhhh... penumpangnya jatuh lagi hahaha dan Du Fei gelantungan.
Du Fei kembali mengangkut penumpang pria. Sambil terus manarik rickshawnya Du Fei bergumam, “Jika tak melakukan pekerjaan itu sendiri maka tak akan tahu kesulitannya. Bagian ini harus ditekankan saat aku menulis nanti. Tangan harus kuat bertenaga! kata Du Fei. Kaki juga begitu semua harus kuat.”
Penumpang protes karena Du Fei sangat lamban, bisa cepat sedikit tidak. Du Fei mengerti ia akan mengambil jalan pintas. Du Fei masuk ke gang satu keluar ke gang lain. Ia mulai kebingungan tak tahu arah.
“Hei.. ini ke arah mana!” teriak si penumpang.
“Aku juga tak tahu!” kata Du Fei sambil celingukan.
Penumpang tak percaya mendengarnya. Ia marah kalau tak tahu jalan kenapa menarik rickshaw, keterlaluan.
Du Fei terus berlari menarik rickshawnya, tapi sesaat kemudian ia berhenti karena menurutnya mungkin salah jalan ia mengambil arah yang lain.
“Berhenti! Berhenti!” kata penumpang. Du Fei berhenti, penumpang itu turun dan memarahi Du Fei.
Penumpang : “Kau sengaja membawaku berputar-putar di Shanghai. Apa maksudnya? Katakan!”
Du Fei : “Kau salah sangka, aku hanya tak mengenal jalan ini.”
Penumpang :” Tidak mengenal jalan? kenapa menarik rickshaw? Cepat panggilkan penarik rickshaw yang lain!”
“Tunggu! Tunggu! aku bisa mengantarmu. Aku bisa tanya jalan!” Jawab Du Fei
Penumpang itu emosi karena Du Fei sudah mengahabiskan waktunya. “Aku tak mau naik rickshawmu. Kenapa Pak Li menyuruh orang sebodoh kau untuk mneggatikannya. Aku tak mau lagi naik rickshaw Pak Li!”
Du Fei langsung minta maaf. Itu salahnya, ia yang bodoh tak ada hubungannya dengan Ajudan Li. Du Fei akan memanggilkan rickshaw yang lain ongkosnya ia yang tanggung.
Du Fei mencegat penarik rickshaw, “Tuan ini mau ke jalan Baoxing Timur, berapa ?” Penarik rickshaw itu memeperhatikan penumpangnya dan ia langsung mengatakan ongkosnya 1 yuan.
Du Fei : “Kau bercanda kenapa semahal itu?”
“Kalau tak mau ya sudah?” kata penarik rickshaw. “Ke jalan Baoxing Timur memerlukan waktu 1 jam. Setengah jam perjalanan 0.5 yuan. Lebih dari 1 jam harus bayar 1 yuan. Apalagi mengantar Tuan ini tidak enteng. Bila berat penumpangnya lebih dari 60 kg ongkosnya 0.5 yuan. Diatas 60 kg 1 yuan. Tidak boleh kurang 1 mao pun.”
Mendengar itu dahi Du Fei mengernyit hehe.. Penumpang marah pada Du Fei karena waktu yang dimilikinya sangat berharga. Hari ini ia ada pertemuan penting, bisnis puluhan ribu yuan. “Kalau kau membuat pertemuanku tertunda apa kau mau membayar kerugiannya?”
“Baiklah!” Du Fei memberikan ongkos rickshaw pada penarik rickshaw. “Cepat antar dia!”
Du Fei merogoh kantong celananya yang sudah kosong. Hehe... Si kuda cepat Du Fei apa? Yang benar Si Kuda Bodoh Du Fei. Umpatnya pada dirinya sendiri.
Du Fei membawa rickshawnya kembali. Ia bertemu dengan seorang ibu-ibu. Ibu itu minta diantar ke Jalan Xia Fei. Awalnya Du Fei menolak.
Du Fei : “Kalau kau tahu jalan aku akan mengantarmu. Jika tidak tak usah!”
Ibu : “Aku tahu jalan. Berapa upahnya?”
Du Fei : “Berapa berat badan anda?” hahaha
Ibu itu heran kenapa kau tanya (badannya emang rada subur hehehe)
Dengan tegas Du Fei mengatakan kalau berat badan di bawah 60 kg upahnya 0.5 yuan di atas 60 kg upahnya 1 yuan. Untuk setengah jam perjalanan upahnya 0,5 yuan. Lebih dari 1 jam 1 yuan.
Mendengar itu si ibu langsung memukul kepala Du Fei dengan tasnya. “Kau preman mana? Bercanda ya? Kau pikir aku orang kampung? Tiap hari aku melewati jalan ini tak pernah bayar lebih dari 1 mao. Kalau kau mau 1 yuan akan ku panggilkan polisi supaya menagkapmu!”
Polisi...polisi.. penarik rickshaw ini sembarangan menaikan harga. Dia bicara ngawur siapa tahu dia perampok..!!
Du Fei langsung ambil langkah seribu meninggalkan ibu itu hahaha.
Sampai di rumah Du Fei merendam kakinya dan mengompres kepalanya. Du Fei mengeluh kaki, tangan dan pinggangnya sakit. Shuhuan memperhatikan.
Du Fei heran kenapa di dunia ini ada pekerjaan yang semenderita itu. Ia bersumpah tak akan pernah naik rickshaw lagi. Sungguh tak berprikemanusiaan.
Shuhuan tanya berapa kali Du Fei membawa penumpang sampai menyedihkan seperti itu. Tidak banyak jawab Du Fei. Dapat uang berapa tanya Shuhuan lagi.
“Mana dapat uang aku harus bayar ganti rugi sampai ludas. Semua uangku kuberikan pada orang lain!”
Shuhuan tanya kenapa. Apa Du Fei bertemu dengan orang yang mau naik rickshaw gratisan. Aku ditipu penarik rickshaw yang lain jawab Du Fei. Shuhuan kembali bertanya kenapa?
Panjang ceritanya jawab Du Fei. “Walau kujelaskan belum tentu kau paham. Pendek kata sudah jatuh tertimpa tangga. Aku tak berani lagi.”
Shuhuan tanya kenapa kepala Du Fei benjol apa Du Fei jatuh. Du Fei kesal dan meminta Shuhuan jangan mengungkitnya. Ia dipukul wanita gemuk dan hampir ditangkap polisi.
Shuhuan mengatakan ia tak punya waktu mendengarkan cerita Du Fei. Ia akan pergi ke Da Shanghai. Shuhuan memberi ide lebih baik Du Fei menulis kisah yang menarik. Dan jangan keluar rumah.
Du Fei heran kenapa ia tak boleh keluar rumah. Shuhuan menjawab ia takut Du Fei tertimpa meteor wuhahaha
Du Fei menyuruh Shuhuan menggantikannya menarik rickshaw Ajudan Li. Ia sudah tak mau lagi. Shuhuan menolak karena besok ia akan menemani Keyun periksa ke dokter, ”Sepertinya kaulah yang harus manarik rickshaw sehari lagi!”
“Ya Tuhan malangnya nasibku!”
Yiping dan Shuhuan menemani Ajudan Li memeriksakan Keyun ke Rumah Sakit. Dokter Meng sudah memberikan suntikan penenang untuk Keyun. Dokter Meng menyayangkan tempo hari membatalkan pengobatan dan sekarang akhirnya semua sadar.
Ajudan Li berharap semoga masih bisa disembuhkan dan Keyun bisa menjalani kehidupan yang normal.
Dokter Meng menyuruh Ajudan Li duduk ia ingin bicara. Dokter Meng menjelaskan caranya menyembuhkan pasien. Yang pertama ia harus mamahami latar belakang keadaan pasien. Semakin detil keterangan yang pihak keluarga berikan itu akan semakin membantu penyembuhan pasien.
Ajudan Li mengerti ia akan bekerja sama dengan baik.
Dokter Meng tanya kapan Keyun melahirkan anaknya. Ajudan Li mengatakan kalau bayi Keyun lahir tanggal 15 februari tahun ke 21 Republik Nasionalis.
Yiping mendengarkan dengan seksama.
Dokter Meng kembali bertanya kapan bayi Keyun meninggal. Ajudan Li menjawab bulan ketiga di tahun kedua.
“Kalau begitu sudah tiga tahun yang lalu!” kata Dokter Meng. Ajudan Li membenarkan.
Dokter Meng ingin tahu seperti apa ayah anak itu? Bagaimana hubungannya dengan Keyun? Bagaimana bisa berkenalan? Apa penyebab perpisahannya? Di mana dia sekarang? Apakah mungkin dia diajak untuk ikut dalam penyembuhan Keyun.
Ajudan Li mengatakan kalau ia tak tahu apa-apa tentang ayah anak itu dan rasanya tak mungkin jika harus melibatkan dia dalam penyembuhan Keyun. “Sama sekali tak mungkin!” kata Ajudan Li.
Dokter Meng menjelaskan kalau ia sekarang sedang mengobati putri Ajudan Li bukannya mengorek masalah pribadi. “Kau keluarganya, aku hanya bisa mendapatkan keterangan darimu. Kalau tidak, aku tak dapat menyembuhkan putrimu. Kau harus bekerja sama dengan memberikan jawaban yang pasti!”
Ajudan Li serba salah ia tak tenang. Yiping memotong pembicaraan dengan mengatakan ia tahu Ajudan Li tak bisa bicara jujur karenanya. Jika itu karena dirinya ia akan menyingkir terlebih dahulu. Yiping mangajak Shuhuan keluar ruangan.
Ajudan Li mencegah dan mengatakan kalau semuanya tak ada hubungannya dengan Yiping dan meminta keduanya jangan pergi.
“Kalau begitu katakan! Kalau kau tak mengatakannya Keyun akan kehilangan satu kesempatan untuk sembuh. Katakanlah!”
Ajudan Li bingung dan kembali mengatakan ia tak tahu siapa ayah anak itu. “Kalau aku tidak tahu mau bilang apa lagi!”
Dokter Meng tanya apakah istri Ajudan Li tahu? Ajudan Li menjawab kalau dirinya saja tidak tahu apalagi istrinya.
Dokter Meng mencairkan suasana, ia menyuruh Ajudan Li untik membicarakannya dulu dengan istri di rumah. “Cobalah ingat-ingat kembali beberapa kejadian.” Setelah laporan fisik Keyun keluar ia bisa tahu kondisi fisiknya. Sementara ini ia hanya memberikan obat penenang. Tapi jika terlalu banyak obat akan ada efek sampingnya.
Ajudan Li memejamkan matanya seolah menolak mengingat kembali masa-masa pahit putrinya. Yiping memperhatikan dengan penuh tanda tanya.
Yiping berjalan mendahului Shuhuan. Yiping berhenti dan mengatakan kalau sekarang ia merasa takut. Shuhuan meminta Yiping tenang dan jangan emosi.
“Mana mungkin aku tak emosi!” kata Yiping. “Sekarang aku tahu Keyun melahirkan di bulan Februari Tahun ke 21 Republuik Nasionalis. Tahukah kau apa artinya itu? Saat Keyun hamil dia masih berada di Manchuria masih di Harbin. Usia 16 tahun dia sudah mengandung. Usia 17 tahun sudah melahirkan. Ini membuktikan perkiraanku tepat.”
Shuhuan : “Apa perkiraanmu?”
Yiping : “Kau sudah tahu, kau dan aku sama-sama tahu. Ada orang yang bertanggung jawab atas tragedi yang dialami Keyun. Ada orang yang menghamili Keyun 6 tahun lalu dan Keyun dicampakkan. Waktu itu, orang itu punya kekuasaan. Ajudan Li berhutang budi padanya.”
Shuhuan meminta Yiping hati-hati kalau bicara. Ia meminta Yiping jangan menuduh siapapun di Keluarga Lu. Shuhuan beranggapan yang mencelakai Keyun adalah orang luar dan tak ada hubungannya dengan Keluarga Lu.
Yiping mengatakan kalau Shuhuan itu tak paham. Saat itu ia masih kecil tapi ia bisa membedakan baik dan buruk. Dalam ingatannya ia membenci Xueqin dan sangat menyukai Ajudan Li sekeluarga dan Keyun adalah gadis yang sangat cantik, lembut dan menawan. Ajudan Li sangat tegas mendidik keluarga, sangat keras. Jadi menurutnya Keyun tak mungkin melakukan perbuatan yang tidak-tidak.
“Belum tentu!” sangggah Shuhuan. “Gadis berumur 16 tahun baru mulai mengenal cinta dan pikirannya belum matang. Mungkin saja berbuat kesalahan karena emosi sesaat.”
Yiping menyarankan lebih baik kembali lagi ke rumah Ajuudan Li untuk mencari jawaban. Asalkan Ajudan Li mau menyebutkan nama orang itu ia akan menerimanya.
Shuhuan minta Yiping memikirkan dulu jangan emosional saat bertindak karena kejadian ini adalah penderitaan yang berat bagi Ajudan Li. Jika Ajudan Li sudi mengatakannya, ia pasti sudah mengatakan yang sejujurnya. Demi kesembuhan Keyun dia tak mau mengataknnya. Apa Yiping tega membuka kembali luka lama Ajudan Li.
Yiping : “Apa kau takut menghadapi kenyataan. Penganut estetika dan idealisme seperti dirimu selalu memilih menolak manghadapi kenyataan yang buruk.”
Shuhuan : “Apakah kau ingin aku ikut memikul keburukan dan kesalahan keluarga Lu?”
Yiping : “Keburukan dan kesalahan keluarga Lu? Akhirnya kau mengataknnya juga. Kau dan aku sama-sama memikirkan satu orang. Keyun tak ingat apapun kecuali Komandan. Dia mengingat Kuda komandan, mengingat rajawali peliharaan komandan.”
Yiping mengatakan pada Shuhuan sewaktu dirinya berbicara dengan ayahnya di arena berkuda ia hampir menanyakan hal ini tapi ia mengurungkan niatnya. Akhirnya ia hanya bertanya, apakah ayahnya orang baik atau orang jahat?
“Apa katanya?” Shuhuan penasaran.
Yiping : “Dia bilang, orang seperti dia mana mungkin orang baik!”
Shuhuan tercengang mendengarnya.
Pokoknya Yiping harus mendapatkan jawaban. Besok ia akan menemui ayahnya. “Apa kau mau menemaniku?”
Shuhuan : “Tidak!”
Yiping mengerti ternyata Shuhuan bukan hanya takut menghadapi keburukan dan kesalahan keluarga Lu tapi juga takut menghadapi Ruping dari Keluarga Lu.
Shuhuan: “Apakah sikapmu harus sesinis ini? Kau akan melukai cinta kita! Baik besok aku akan menemanimu kesana. Aku tak takut menghadapi keburukan dan kesalahan Keluarga Lu. Aku juga tak takut menghadapi Ruping dari Keluarga Lu.”
Mendengar itu Yiping langsung memeluk Shuhuan. “Biarkan waktu berhenti. Biarkan kita berhenti saat ini. Tak ada masa lalu juga masa depan. Yang ada hanya kau dan aku. Aku tak menginginkan apapun. Aku hanya menginginkan dirimu!”
Keesokan harinya di rumah Keluarga Lu mereka semua berkumpul di meja makan, tapi Erhao tak ada di sana. A lan memberi tahu kalau Yiping dan Shuhuan datang.
Mengping menyindir dengan mengatakan Yiping itu aneh, dulu tak mau datang tapi sekarang dua tiga hari sekali selalu datang ke rumahnya. Entah ada maksud apa?
Shuhuan memberi salam pada Lu Zhenhua dan bertanya dimana Erhao.
Ruping menjawab kalau Erhao katanya mau mencari berita tapi mungkin juga sedang bersama Fang Yu. Ruping tanya apa kedunya sudah makan. Ia minta A lan menyiapkan dua piring lagi.
Xueqin ikut berbicara, “Entah angin apa yang bertiup hari ini. Semoga bukan angin tornado.”
Lu zhenhua memandang kesal istrinya dan beralih menatap Yiping. Tempo hari ketika bertemu di arena berkuda ia melihat Yiping pintar menunggang kuda. Ia sudah memesankan baju berkuda untuk Yiping. Ia menyuruh keduanya untuk duduk dan makan bersama.
Shuhuan menolak dengan mengatakan kalau ia dan Yiping sudah makan. Tapi Ruping memaksa. Xueqin menyuruh Mengping pindah tempat duduk dan menyuruh Erjie pindah dan makan bersama A lan, “Disini tak ada tempat untukmu!”
Erjie : “Aku tak mau. kenapa arus pergi? Ayah Aku juga mau baju berkuda!”
Ruping tanya untuk apa baju berkuda bukankah Erjie masih kecil. Xueqin membenarkan (seperti menyindir)orang kecil seperti dia tak pantas memakai baju berkuda.
Lu zhenhua kesal pada istrinya, kau banyak bicara. Apa tak bisa menguranginya sedkit!”
Xueqin : “Kau menyalahkanku terlalu banyak bicara. Kalau begitu mulai sekarang aku tak akan bicara. Barangkali aku sekalian pindah saja biar Wenpei yang pindah ke sini melayani makan 3 hari sekali, mengurusi keperluan rumah tangga. Mungkin pelayananku kurang baik sehingga membuat orang jadi kesal.”
Yiping medesah melihat semuanya, ternyata sudah bertahun-tahun tetap saja seperti ini. Lu zhenhua tanya Yiping mau makan atau tidak? Yiping menjawab kalau kedatangannya bukan untuk makan. Lu zhenhua tanya lagi, apa Yiping datang untuk bicara dengannya. Yiping membenarkan. Mengping menyahut ia rasa Yiping mau mengajak bertengkar.
Shuhuan menyarankan supaya Yiping menunggu di ruang tamu. “Biarkan ayahmu makan dulu jika mau bicara tunggulah sampai selesai makan!”
Yiping berbalik badan berniat menunggu di ruang tamu tapi ayanhnya melarang kalau ada yang perlu dibicarakan lebih baik cepat bicara. Ayahnya merasa setiap Yiping datang selalu dengan perasaan kesal. Ia juga meminta Yiping jangan sombong karena ia selalu memaklumi kesalahan Yiping.
Yiping : “Aku tak penah merasa sombong! Mana mungkin lupa diri. Orang yang lupa diri dan sombong bukan aku tapi orang yang ada disisimu dan melayani makan minum 3 kali sehari.”
Brakkkkk.”Keterlaluan!” Lu zhenhua mulai emosi. “Kesurupan setan apa kau hari ini memangnya kalau tak mencari ribut hatimu tak senang!”
Xueqin menenangkan suaminya dan memint jangan marah. Xueqin beralih menatap Yiping, “Kenapa kau tak ampuni saja ayahmu. Bagaimanapun juga dia ayahmu. Usianya sudah setua ini. Jika dia sakit apa untungnya buatmu. Dia juga sudah baik padamu, walaupun kau melakukan perbuatan memalukan ayahmu masih bisa menerimanya. Aku tahu kau tak suka padaku tapi kau jangan melukai ayahmu!” (yah cari muka deh dia)
Shuhuan mengusulkan lebih baik pergi saja. Jika ingin bicara lebih baik lain kali.
Yiping : “Kalian sekeluarga bersekongkol mengusirku. Baik aku pergi. Tapi sebelum pergi aku beritahu kalian. Siapa yang berbuat memalukan kalian sendiri yang tahu. Suatu hari nanti kita akan menghadapi pengadilan Tuhan.”
Yiping berbalik hendak pergi tapi ayahnya menyuruhnya berhenti dan bertanya apa maksud kata-kata Yiping dan meminta Yiping menjelaskannya sejelas-jelasnya.
Shuhuan pamit lain kali ia dan Yiping akan berkunjung lagi.
“Shuhuan, urusan keluarga kami tak ada hubungannya denganmu!” kata Lu zhenhua. Ia menyuruh Yiping cepat bicara dan jangan ragu-ragu.
“Aku akan bicara!” ujar Yiping. “Ayah pernah memberi tahuku bahwa ayah bukan orang baik. Tapi sampai sejauh apakah kejahatanumu? Seumur hidupmu ini sudah berapa banyak kejahatan yang ayah lakukan? Aku tahu kau merampas wanita dimana-mana untuk diperistri. Yang lain bagaimana? Apa ayah pernah menodai kehormatan orang?”
Bagai disambar petir di siang bolong pertanyaan Yiping mengagetkannya. Lu zhenhua hampir terjatuh tangannya meraih mangkuk yang ada di meja. Ia langsung mengarahkan mangkuk itu ke arah Yiping.
Shuhuan dengan cepat mendorong Yiping. Yiping jatuh, mangkuk itu mengenai lemari dan pecah berantakan.
Shuhuan dan Ruping membantu Yiping berdiri. Shuhuan mulai kesal apa dalam Keluarga Lu tak bisa menggunakan cara yang lebih baik untuk menyelesaikan masalah.
Lu zhenhua : “Kua ingin mengguruiku? Kau pikir dengan mendapatkan putriku kau punya hak untuk ikut campur membuat perhitungan denganku!”
Shuhuan : “Aku tak pernah ikut campur tapi aku tak tahan melihatmu memakai kekerasan!”
Lu zhehua tertawa marah, “Jadi apa maumu?”
Shuhuan : “Aku tak bisa berbuat apapun. Kita pergi saja!”
Shuhuan mengajak Yiping pergi dari sana.
“Berhenti!!” teriak Xueqin. “Kau belum selesai bicara bukan? Jangan pernah membuat keributan yang tak ada hentinya setiap hari. Jika masih ada tuduhan lain terhadap ayahmu katakan saja!”
Yiping menatap Xueqin, “Enam tahun lalu ada orang yang melakukan tindakan memalukan. Tuhan memiliki mata, dia akan melihat dengan jelas semua kesalahan itu!”
Yiping beralih memandang ayahnya, “Ayah tak melupakan Ajudan Li kan? 5 tahun lalu dia meninggalkanmu. Dia membawa sebuah hutang perhitungan yang tak pernah bisa diselesaikan. Kenapa dia meninggalkan Keluarga Lu? Kemana dia pergi? Apa ayah tahu?”
Lu zhenhua tercengang mendengarnya. Xueqin salah tingkah.
“Jangan pikir tak ada pembalasan di dunia ini ada pepatah yang mengatakan ‘Bukannay tidak terbalaskan hanya waktu yang belum tiba’ suatu saat nanti waktunya akan tiba.
Xueqin marah, “Anak kurang ajar! Berani kau menyumpahi ayahmu?”
Yiping sudah mengatakan apa yang ingin ia katakan. Ia dan Shuhuan pamit.
Shuhuan mengantar Yiping pulang dengan mengendarai sepedanya. Kedunya sampai di depan rumha Yiping. Yiping turun dari sepeda.
Shuhuan : “Kata-kata yang kau ucapkan pada ayahmu hari ini terlalu keras. Kenapa menggunakan kata ’menodai kehormatan’ segala!”
Yiping : “Apa kau juga menyalahkanku?”
Shuhuan : “Bukan menyalahkan, hanya hatiku terasa sakit melihatmu meronta diantara cinta dan benci. Melihatmu dipermalukan dan dihina hatiku semakin sakit. Aku tak ingin kau mengalami kejadian seperti tadi!”
Yiping : “Shuhuan, tahukah kau aku sudah tak bisa mundur lagi aku sudah terperosok!”
Shuhuan : “Apa maksudmu?”
Yiping : “Banyak hal yang tidak bisa pura-pura tak tahu, aku tak memahaminya. Aku hanya bisa maju ke depan memecahkan setiap misteri.”
Shuhun : “Apa ada manfaatnya untukmu? Apa kau tak akan terluka karenanya?”
Yiping : “Aku tak butuh manfaat, aku butuh kenyataan. Jika kenyataan akan melukaiku, aku sudah lama terluka ingin melarikan diripun tak bisa. Kau lihat sendiri reaksi Ayah dan Bibi Xue. Mereka tahu masalah Keyun. Aku berani bertaruh mereka semua tahu!”
Yiping mengusulkan besok pagi-pagi ke temapt Ajudan Li menanyakan kebenarannya. Shuhuan tak setuju, “Jangan menemui Ajudan Li. Mereka sekeluarga sangat kasihan sekali. Jangan bertindak kejam pada mereka.”
Wenpei sedang mencuci piring ketika Yiping masuk ke rumah. Wenpei tanya bukankah Yiping mau ‘kesana’ kenapa pulangnya cepat? Mana Shuhuan?
“Ke kantor!” jawab Yiping lesu.
Ibunya tanya lagi apa Yiping tak enak badan? Apa bertengkar lagi dengan mereka? Yiping mengatakan tidak terjadi apa-apa.
Wenpei : “Kau dihina lagi? Apa mereka memukulmu? Ayahmu memukulmu? Bukankah dia sekarang agak menyukaimu?
Yiping : “Ibu aku kembali ke titik awal. Aku benci meraka. Benci sekali!”
Wenpei meminta Yiping mengatakan padanya apa yang sudah terjadi.
“Ibu katakan padaku kenapa di dunia ini ada orang seperti Bibi Xue. Ayahku menyanyangi wanita seperti ini, aku sungguh tak mengerti!”
Yiping ingin sekali melepas topeng Xueqin biar wajah aslinya terlihat. Dan Mengping, dia benar-benar bayangan Xueqin. Makhluk aneh yang ketus dan tajam lidahnya.
Wenpei menasehati, Yiping harus memaklumi kekurangan orang lain.
“Mana bisa begitu!” sahut Yiping. Ia sudah melakukan berbagai cara melepaskan diri dari mereka. Ia mandiri bekerja mundur dari dunia mereka. Tapi ayah tak melepaskannnya, Ruping tak melepaskannya Mengping juga begitu.
“Keyun juga tak bisa membuatku menghindar. Ada satu kata-kata ayah yang benar, bagaimanapun aku tak akan bisa lepas dari takdir kalau aku adalah putri Lu zhenhua!”
Wenpei membelai kepala putrinya.
Erhao janjian bertemu dengan Fang yu. Fang yu datang terlambat dan minta maaf, apa Erhao sudah lama menunggunya?
“Rambutku sampai memutih!” jawab Erhao kesal. Ia paling tak suka menunggu. Kemarin ia sudah menunggu seharian sekarang pun begitu. Cepat atau lambat ia akan mati karena tersiksa.
Erhao menarik tangan Fang Yu dan meletakkan di dadanya. Ia mengatakan kalu ia tak bohong.Ia tersiksa menunggu Fang Yu seperti orang sakit kemudian aku memberitahu diriku sendiri : Lu Erhao tamatlah riwayatmu. Sekarang Erhao mengrti ternyata cinta adalah sesuatu yang kuat dan tak bisa ditolak.
Fang Yu tersenyum, “Benarkah? Apa yang menarik dariku?”
Semuanya jawab Erhao. “Seluruh dirimu begitu lembut, feminim, cerdas. Mungkin aku sedang menunggu gadis yang seperti ini agar aku bisa merasa tenang dan bahagia.”
Erhao terus terang kalau ia adalah petualang cinta (play boy) tapi Fang Yu telah membuatnya menemukan rumahnya kembali. Fang yu menyandarkan kepalanya ke bahu Erhao.
Erhao : “Jika suatu hari nanati kau mengetahui aku tak sebaik yang kau bayangkan apakah kau akan menerimaku?”
Fang Yu : “Tentu!!”
Fang Yu menceritakan kalau dulu ia dan Yiping menganggap diri mereka tak akan jatuh cinta. Bahkan mereka menganggap kalau laki-laki itu jahat dan tak bisa dipercaya. Tapi tak di sangka sekarang Yiping bersama Shuhuan dan Ia sendiri bersama Erhao.
Mendengar Fang Yu menyebut nama Yiping, Erhao jadi malas dan menceritakan kalau kemarin dirumahnya Yiping membuat ulah lagi. Tapi ia tak tahu masalahnya apa karena ia tak ada di rumah.
Fang Yu mengingatkan Erhao tak boleh kesal pada Yiping. Erhao tanya kenapa, bukankah Fang Yu belum menjadi istrinya kenapa berani mengaturnya.
Erhao berniat mengajak Fang Yu ke rumahnya bertemu dengan kedua orang tuanya. Fang yu menjawab kalau ia akan pikir-pikir dulu.
“Pikir apa lagi?” sahut Erhao. “Bukankah aku sudah bertemu orang tua dan adik-adikmu. Kau juga harus bertemu keluargaku!”
Fang Yu: “Kalau orang tuaku sangat mudah di ajak bicara berbeda dengan orang tuamu. Mendengar gambaran dari Yiping, aku sudah gemetaran!”
Eraho : “Jangan dengarkan omongan jelek Yiping. Coba pikir bukankah Ruping sangat manis?”
Fang Yu : “Benar! Apakah hubungannya denganDu Fei ada perkembangan?
Erhao : “Du Fei sedang berusaha keras untuk mendapatkan Ruping. Dia selalau memiliki cara yang berbeda untuk mengejar wanita. Semua kejadiana aneh sudah terjadi!”
Du Fei keliling jalanan mencari hadiah untuk Ruping. Ia berjalan kesana kemari memperhatikan setiap toko. Sepanjang jalan ia berfikir apa yang harus ia berikan pada Ruping, harus istimewa dan tak terduga. Tak boleh biasa-biasa saja.
Du Fei sampai di toko keramik ia memandangi tiap keramik yang dipajang. Ini terlalu biasa tak pantas untuk Ruping. Du Fei tersenyum, ia mendapatkan ide.
Du Fei mengajak Ruping jalan-jalan di tepi kolam. Keduanya duduk. “Aku punya hadiah untukmu!” Du Fei memberikan hadiahnya.
Ruping : “Kau teman baikku kan?”
Du Fei : “Benar!”
Ruping : “Persahabatan kita tak harus dipertahankan dengan hadiah. Kita berteman bukan karena aku menginginkan hadiah darimu. Aku suka bicara denganmu, Bersamamu. Karena saat bersamamu aku merasa gembira!”
Du Fei : “Kalau begitu kau bisa merasa senang juga mendapatkan hadiah. Bukankah itu bagus?”
Ruping menolak karena ini terlalu berlebihan. Du Fei memaksa, “Bisa! Bisa! kau bisa menerimanya. Paling tidak bukalah dulu hadiahnya. Kalau tidak, aku tak bisa katakan seluruh isi hatiku!”
Ruping membuka hadiah dari Du Fei. Dan ketika di buka Ruping kaget melihatnya. Didalamnya berisi tulang yang diikat dengan pita. “Ini...!!”
Du Fei menjelaskan kalau itu dalah tulang (semua juga tahu haha)”Sebaiknya kau anggap ini tulang rusukku!
Ruping : “Kenapa kau memberiku tulang rusuk?”
Du Fei menjelaskan kisah tentang Adam dan Hawa. Setelah Tuhan menciptakan Adam, karena khawatir Adam akan kesepian akhirnya mengambil tulang rusuk Adam untuk menciptakan Hawa menjadi temannya.
Du Fei : “Hawa adalah tulang rusuk Adam. Jika setiap pria adalah Adam dan wanita adalah Hawa. Karena itu setiap pria harus mencari Hawa-nya diantara banyak wanita. Ini artinya sama dengan mencari tulang rusuknya!”
“Aku selama ini mencari tulang rusukku. Kemudian aku bertemu seorang gadis. Aku akhirnya tahu tulang rusukku ada disana!”
Ruping terkejut mendengarnya.
The Beautiful Of Ruby Lin :-)
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...