Ruping memberikan makanannya untuk ibunya dan Shi Lei memberikan makanannya untuk Ruping. Du Fei camas karena makanan dari Shi Lei itu penuh dengan merica.
Du Fei mendorong dan makanan itu kembali mengotori baju Ruping.
Shi Lei marah, ia mencengkeram baju Du Fei dan bertanya apa Du Fei sengaja melakukannya. Pelayan Du Fei minta maaf karena ini merupakan hari pertamanya bekerja.
Erhao melerai dan mengatakan sudah maafkan saja. Shi Lei melepaskan Du Fei.
Du Fei akan membereskan makanan yang berantakan. Ruping meminta Du Fei menjauh darinya. Shi Lei membersihkan kotoran di baju Ruping.
Du Fei menatapnya cemburu dan mendengus hingga membuat kumis palsunya hampir terlepas. Du Fei tak menyadarinya.
Erhao sadar kumis palsu Du Fei hampir lepas. Erhao memanggil Du Fei dengan pelan, “Pelayan! Pelayan!” Du Fei yang sedang kesal menyahut, “Ada apa?”
Erhao : “Kumis... kumis...!!”
Du Fei tak menengar dengan jelas : “Kau mau apa?”
Erhao menunjukkan kumis Du Fei, “Kumis... kumis...!”
Du Fei : “Fruits ??? buah? Sekarang kau mau makan buah?”
Ruping manatap Erhao dengan heran dan beralih manatap Du Fei. Ruping tertawa terpingkal sampai menyembunyikan wajahnya.
Shi Lei mengira Ruping menangis. Ia langsung menghibur Ruping dan mengatakan kalau tak apa-apa Dan mengatakan pada Ruping hal-hal yang membuat Du Fei tambah kesal mendengarnya.
Du Fei mendengus semakin keras.
Shi Lei menjelaskan ia memang sudah 5 kali melakukan pertemuan seperti itu, tapi baru kali ini yang suasananya tak dingin (hangat banyak leluconnya sih haha)
Du Fei terus mendengus dan kumis palsunya terlempar dan jatuh diatas makanan. Du Fei cemas bukan main dan menatap Erhao.
Erhao menatap makanan yang dihinggapi kumis Du Fei.
Nyonya Shi akan memakannya dan terkejut melihat benda aneh di atas makanannya, “Steak-nya ada ulat bulunya!”
Semua pelayan masuk. Ruping tertawa melihatnya. Xueqin menatap pelayan dan terkejut kalau ternyata itu adalah Du Fei.
Sesampai di rumah Xueqin kesal bukan main. Mengping tanya bagaimana perjodohannya?
Xueqin marah dan meminta Mengping tak menanyakananya karena ia hampir mati karena marah. Ia tanya pada Ruping ulah apa lagi yang Ruping lakukan? Kenapa Du Fei bisa jadi pelayan di sana?
Xueqin menjewer Ruping. Keluarga Shi mentraktir merupakan kehormatan bagi kita, kalian merubahnya menjadi lelucon. Apa Ruping sengaja membuatnya malu?
Ruping kesal dan meminta ibunya jangan menjewernya karena ia bukan anak kecil lagi dan mengatakan sebaiknya ibu tanyakan pada Erhao, ia tak tahu apa-apa.
Mengping heran Du Fei jadi pelayan? Bagaimana ceritanya? cepat beritahu aku!
Erhao menjelaskan, “Benar. Menarik sekali. Begitu Du Fei muncul semua jadi tak normal. Terutama bagian kumis itu, aku tak tahan menahan tawa. Dia mengacau sana-sini!”
Ruping tertawa mendengar penjelasan Erhao. Ruping tanya ia ketinggalan adegan ulat bulu. Bagiamana bisa ulat bulu itu jatuh ke piring Bibi Shi?
“Ditiup Du Fei!” jelas Erhao. “Dia melihat tangan Shi Lei sibuk dengan rok Ruping jadi dia mulai marah dan meniup kumisnya tapi tiupnnya terlalu kencang sampai terlempar ke piring Bibi Shi.”
Ruping dan Mengping tertawa terpingkal-pingkal. “Apa lagi? Apa lagi? tanya Mengping.
Xueqin menjitak kepala Ruping, “Kalian masih bisa tertawa. Shi Lei begitu ketakutan. Jika kau dan Du Fei serius aku tak akan merestuimu, kesanku padanya sangat buruk. Putuskan hubungan dengannya!”
Kringgggg!!!! Telepon di rumah Keluarga Lu berdering. Xueqin mengangkatnya dan tanya siapa?
“Aku Du Fei. Tolong panggilkan Ruping!”
Xueqin : “Du Fei ? kau masih berani menelpon kesini. Ruping tak akan menerima teleponmu. Ruping tak mau bicara denganmu. Jangan usaha lagi, tak ada kesempatan bagimu untuk mendapatkan Ruping!”
Xueqin langsung menutup teleponnya. Ruping tanya kenapa ibunya bicara seperti itu pada temannya.
Xueqin : “Memangnya kenapa? Aku ibumu!”
Ruping : “Memangnya kalau kau ibuku kau mengatur hidupku, mengekang kebebasanku?”
Xueqin : “Tentu saja!”
Kringgggg.... telepon berdering lagi. Xueqin mengangkatnya dan marah-marah karena ia mengira itu dari Du Fei lagi, “Sudah kubilang jangan menelpon, apa kau tak paham?”
“Bibi ini Shi Lei!” Ternyata Shi Lei yang menelpon. Xueqin langsung bicara lembut.
Xueqin : “Kau Shi Lei ? kau mencari Ruping? Dia ada! Ada!”
“Baru saja makan langsung menelpon reaksinya capat sekali. Kelihatannya perjodohan ini ada harapan. Xueqin memberikan teleponnya pada Ruping.
Ruping minta maaf pada Shi Lei. Pelayan tadi itu Du Fei, temannya. Tapi ibu tak suka padanya. Hingga mengatur pertemuan kita. Du Fei mengetahuinya dan melakukan sandiwara tadi. Xueqin menatap kesal Ruping.
Shuhuan mengajak Yiping menemui Erhao dan Fang Yu. Yiping menolak. Shuhuan mengatakan bukankah sudah setuju.
Yiping mengatakan kalau itu dulu sewaktu belum mengetahi keadaan Keyun. Shuhuan mengingatkan masalah Keyun jangan disebut lagi. Erhao memberitahunya katanya dalam waktu dekat ini dia akan mengajak Fang Yu menemui keluarganya. Apa Yiping tahu apa artinya itu. Shuhuan minta Yiping agar lebih tenang.
“Fang Yu mungkin akan menjadi kakak iparmu, bagian keluargamu. Dia sangat bahagia apa kau tega menghancurkan kebahagiaannya?”
Shuhuan memohon Yiping melupakan rahasia Keyun dan menganggap tak tahu apa-apa.
“Tidak!” Yiping menolak. “Erhao sudah mengahancurkan kebahagiaan Ajudan Li, dia punya hak apa untuk bahagia?”
Shuhuan tanya bagaimana dengan Fang Yu apa salahnya sampai ia harus kehilangan kebahagiannya.
Yiping tetap pada pendiriannya, “Kita tak tahu apa yang nanti diperoleh Fang Yu itu kebahagiaan atau bukan.” Yang ia tahu Erhao sudah melakukan kesalahan. Erhao harus menebus kesalahannya.
Wenpei masuk heran melihat Yiping dan Shuhuan ribut, “Apa yang kalian ributkan?”
“Tidak!” kata Shuhuan. “Aku hanya mengatakan pada Yiping kalau sekarang hari minggu. Erhao dan Fang Yu mengundang kami untuk datang ke rumah Keluarga Fang!”
Wenpei menyuruh Yiping pergi dengan Shuhuan ke rumah Fang Yu. Yiping mengatakan ia tak ingin pergi.
Shuhuan mengingatkan kalau Yiping tak kesana Fang Yu pasti akan menunggu. Yiping menurut.
Fang Yu senang sekali Yiping dan Shuhuan datang. Orang tuanya pengertian karena adik-adiknya juga dibawa pergi jadi ia bisa leluasa di rumah.
Fang Yu mengatakan kalau ia dan Erhao sudah hampir selesai membuat ‘Shuijiao’.
Yiping bermuka masam meliahat Erhao. Erhao melihatnya juga.
Fang Yu menarik Yiping memperlihatkan Shuijiao buatannya dan yang disebalahnya buatan Erhao, “Betul-betul tak mirip shuijiao. Mana ada shuijiao bulat seperti bakpao!” Erhao tertawa mendengarnya.
Yiping mengajak bicara Fang Yu.
Erhao heran dan tanya pada Shuhuan Yiping kenapa. “Sepertinya dia tak suka datang ke sini kalau terpaksa lebih baik tak usah datang!”
“Perasaannya sedang buruk!” ujar Shuhuan.
“Lucu sekali. Dia yang kesal kenapa kita semua kena getahnya?” Sahut Erhao. “Menurutku dia sengaja datang untuk menentangku.”
Fang Yu bilang padanya tempo hari Yiping memperingatkan Fang Yu sampai Fang Yu cemas, apa maksudnya coba?
Shuhuan tanya apa Erhao serius mencintai Fang Yu.
Erhao kesal mendengar pertanyaan Shuhuan, “Kalian salah makan obat ya. Sama-sama aneh. Biar kuberitahu laki-laki yang bisa jatuh cinta bukan hanya kau saja.”
Shuhuan paham. “Bagus. Sebaiknya kau terus seperti itu. Kalau kau berbuat kesalahan sedikit saja pada Fang Yu, jangankan Yiping aku pun tak akan mengampunimu.”
Yiping memohon pada Fang Yu agar mendengarkan kata-katanya, “Kau harus meninggalkan Erhao!”
Fang Yu kesal, “Ada apa denganmu? Sudah berulang kali kau memperingatkanku. Kalau aku memintamu meninggalkan Shuhuan bagaimana?”
Yiping : “Aku akan mempertimbangkannya. Karena aku tahu kau melakukannya demi kebaikanku.”
Fang Yu : “Kisah masa lalu apa yang kau tahu tentang Erhao. Katakan terus terang jangan membuatku merasa cemas. Katakan! Apa dia pernah membunuh orang? Pernah membakar sesuatu?”
Yiping bingung menjelaskanya, “Dia.... pernah punya kekasih!”
“Aku tahu itu!” Jawab Fang Yu. “Kau sudah mengatakannya. Aku tak peduli, aku tahu niat baikmu.”Fang Yu tak mengerti kenapa Yiping begitu bersikeras menentang hubungannya dengan Erhao. “Aku sungguh mencintainya. Aku tahu dia putra Bibi Xue, aku tahu hubunganmu dengan Bibi Xue tak baik. Tapi aku mencintainya. Walaupun dia memiliki banyak kekurangan aku tetap mencintainya.”
Shuhuan mengagetkan keduanya ia mengatakan kalau ia tak bisa membuat Jiaozi dan meminta keduanya capat membantu.
Erhao menatap Yiping yang masih kesal melihatnya. Erhao marah ia merasa lebih baik tak usah makan dan meminta Yiping menjelaskan apa salahnya jangan memperlihatkan wajah penuh kebencian ketika melihatnya.
Fang Yu menenangkan Erhao. Tapi Erhao sudah tak tahan lagi. Ia bertanya apa yang dibicarakan Fang Yu dengan Yiping. Bukankah sedang membicarakan dirinya.
“Benar!” sahut Yiping. “Aku sedang membicarakanmu. Aku meminta Fang Yu meninggalkanmu.”
Erhao akan memukul Yiping tapi Shuhuan menghalangi dan meminta Erhaa menjaga sikap.
Erhao : “Berulangkali dia mau menghancurkanku. Aku sudah menahan diri. Hari ini aku harus memukulmu!”
Shuhuan marah : “Selama ada aku, kau tak akan bisa menyentuhnya seujung rambut pun!”
Fang Yu emosi : “Apa kalian sudah selesai? ini rumahku kalian tak boleh ribut!”
Erhao merasa apa dirinya kurang toleransi. Ia sudah mencoba berdamai dan datang ke Da Shanghai, hari ini mengajak makan Shuijiao apa lagi yang bisa dilakukannya. “Lihatlah wajah meraka, aku sudah mengundang orang gila..!”
Yiping : “Lu Erhao, apa kau mau melihat orang gila yang sesungguhnya? Aku bisa mengajakmu supaya kau tahu apa yang disebut orang gila!”
Shuhuan melarang Yiping bicara lagi dan mengatakan tak usah makan Shuijiao dan lebih baik pergi saja. Erhao memperingatkan Yiping jangan bicara yang aneh dengannya. Ia tak bermaksud buruk, Yiping tak bisa mengancamnya.
“Kelakuan apa yang sudah kau lakukan kau sendiri yang tahu!” bentak Yiping. “Kertas akan lumat dimakan api, hati nuranimu akan mengakui kesalahanmu sendiri!”
Erhao membanting pintu dengan kesal. Fang Yu tanya apa maksud kata-kata Yiping barusan. Apa Erhao sudah melakukan sesuatu yang disembunyikan darinya.
Erhao tambah kesal ternyata Yiping berhasil membuat Fang Yu terpengaruh. Kalau Fang Yu sampai bertanya berarti Fang Yu mempercayai kata-kata Yiping.
Erhao berniat pergi tapi Fang Yu langsung memeluknya, “Jangan tinggalkan aku! Bukan itu maksudku.”
Fang Yu : “Aku takut sepertinya ada sesuatu yang akan terjadi!”
Erhao : “Apa salahnya, kita saling mencintai. Jangan sampai ada yang mempengaruhi kita. Asalkan kau jangan percaya kata-kata Yiping!”
Fang Yu mengangguk.
Wenpei menyapu lantai rumahnya ketika ada yang mengetuk pintu. Ternyata suaminya yang datang.
Lu Zhenhua : “Aku selalu ingin menemui kalian. Apa Yiping ada di rumah?”
Wenpei mengatakan kalau Yiping sedang keluar bersama Shuhuan ke rumah Fang Yu. Wenpei cemas suaminya menanyakan Yiping. “Apa Yiping berbuat kesalahan lagi? Apa dia membuatmu marah?”
“Dengan sifat yang seperti itu rasanya sulit untuk tak marah!” sahut Lu zhenhua. Tapi ia datang bukan untuk marah. Ini baju berkuda untuk Yiping. Lu zhenhua sadar kalau Yiping pandai berkuda seperti Xinping. Wenpei tak percaya melihatnya.
Wenpei menyuruh suaminya duduk ia akan menuangkan teh.
Yiping paham kata-kata Shuhuan tapi ia tak bisa memaafkan perbuatan ‘habis manis sepah di buang’ seperti ini laki-laki di rumah keluarga Lu semuanya sama. Tak menghormati wanita. Menjadikan wanita sebagai mainan setalah puas lalu dibuang. Dan mancari yang baru.
“Tapi Erhao sekarang serius!” jelas Shuhuan meminta Yiping percaya padanya. Tapi Yiping tak percaya karena kejadian ini tak seorangpun bisa memberikan jaminannya.
Shuhuan orang luar jadi tak tahu, “Sejak kecil aku melihat hidup ibuku. Ayahku memiliki banyak istri. Ibuku sangat sedih. Seringkali aku terbangun ditengah malam mendengar ibuku menangis. Ibuku hidup seperti ini. Keyun juga hidup seperti ini. Kenapa pria begitu kejam?”
Shuhuan paham perasaan Yiping, juga paham perasaan Yiping pada Fang Yu. Ia akan membantu Yiping mengawasi Erhao agar Fang Yu tak menjadi Keyun yang kedua.
Shuhuan tak akan membiarkan Yiping mengatakan rahasia itu demi kebaikan Fang Yu. Yiping tanya sebaiknya apa yang harus diperbuat?
Wenpei menyuguhkan teh untuk suaminya, tangannya gemetaran. Lu zhenhua memperhatikannya.
Wenpei minta maaf kalau dirumahnya tak ada teh gingseng seperti di Manchuria, yang ada hanya teh melati.
Lu zhenhua juga minta maaf kata-katanya dulu terlalu keras. Wenpei menolak karena itu kesalahannya karena tak mendidik Yiping dengan baik.
Lu zhenhua : “Apa sakit kapalamu sudah diobati?”
Wenpei : “Sudah baikan. Juah lebih baik. Yiping pernah menemaniku periksa ke dokter!”
Lu Zhenhua lega mendengarnya. Ia melihat sekeliling dan mengatakan kalau rumah itu terlalu sederhana. Wenpei menyangkalnya menurutnya rumah itu sudah layak untuk dirinya dan Yiping
Lu zhenhu menyentuh kulit harimau yang ada disana, “Kau masih menyimpannya?”
Wenpei : “Benar!”
Lu zhenhua melihat Yiping dan Shuhuan masuk. Yiping terkejut melihat ayahnya ada disana. Dan bertanya kenapa?
Wenpei : “Ayahmu mengirimkan pakaian berkuda. Cantik sekali!”
Yiping menatap pakaian berkudanya juga menatap teh yang disuguhkan ibunya.
Yiping : “Ibu, kau membiarkan dia masuk. 5 tahun ini dia tak pernah datang. Dia sudah melupakan kalau di dunia ini ada dirimu! Penderitaanmu, kesepianmu, air matamu selama 5 tahun ini, dia tak memperdulikannya.”
Wenpei diam tak menjawab.
Yiping beralih menatap ayahnya dan bertanya kenapa datang ke rumahnya, apa yang akan ayahnya lakukan untuk menebus penderitaan ibunya selama 5 tahun. tahukah berapa lamanya 5 tahun?
Yiping mulai menangis, dan beralih menatap ibunya lagi. Ia tak pantas bertengkar dengan ayahnya tapi ibu sederajat dengan ayah, kenapa ibu tak menuntut balik masa 5 tahun dari ayah? Juga penderitaanmu seumur hidupmu!
Yiping kembali menatap ayahnya dan bertanya kenapa ayah berbuat seperti itu pada ibunya? Kenapa ayahnya meremehkan wanita yang sudah melahirkan anak untuk ayahnya? Kenapa tak memperdulikan dia? Apakah selama bertahun-tahun ini ayah tak memiliki perasaan apapun pada ibunya?
Tempo hari ayah kesini untuk menyalahkan dan menghinanya karena aku bekerja di Da Shanghai. Ayah tak memeri kesempatan pada ibunya untuk membela diri, “Kau membuatnya menangis semalaman. Kau kejam sekali. Kenapa berbuat sepeti itu pada ibuku?
Wenpei ikut mengis mendengarnya. Yiping langsung memeluk ibunya.
Shuhuan menghampiri Yiping dan mengatakan Yiping jangan bicara seperti itu lagi.
“Tidak!” sahut Lu zhenhua dengan lembut. “Biarkan dia bicara. Yiping, apa ada kata-kata lain yang ingin kau katakan bicaralah!”
Lu zhenhua menyentuh bahu Yiping tapi Yiping menepisnya, “Aku benci padamu! aku benci padamu! aku benci padamu!” Yiping mengatakannya sambil menangis dan memukul dada ayahnya
Setelah itu Yiping langsung memeluk ayahnya. “Ayah, kau tahu bertahun-tahun aku sangat membencimu. Kau berbuat seperti itu pada ibuku, padaku. Ayah, aku benci padamu!” Yiping menangis dalam pelukan ayahnya.
Lu zhenhua melepaskan pelukannya dan bertanya apa Yiping sudah selesai. Ia ingin mengajak Yiping balapan berkuda. Yiping menolak.
Shuhuan meminta Yiping menemani Lu Zhenhua berkuda biar ia yang mengobrol dengan Wenpei. Yiping menatap ayahnya.
Keduanya balapan di arena berkuda.
Lu zhenhua tanya apa setelah balapan perasaan Yiping jauh lebih baik? Yiping diam tak menjawab.
Lu zhenhua paham ia mengakui kalau ia sudah berbuat salah pada Yiping dan ibunya. Ia juga mengatakan kalau emosi Yiping sama seperti dirinya ketika masih muda. Kuat, tega, penuh semangat. Jika Yiping adalah seorang pria dan hidup di masa itu Yiping pasti menjadi dirinya yang kedua.
Yiping tak ingin menjadi duplikat ayahnya. Lu zhenhua tahu, ia juga tak menginginkan Yiping menjadi duplikatnya.
Lu zhenhua : “Walaupun kau putriku. Tapi aku lebih pantas menjadi kakekmu. Perbedaan usia bagai kanal yang membentang diantara kita terutama saat bicara denganmu kanal ini sepertinya sangat dalam. Sangat luas. Orang seusiaku pasti kehabisan tenaga kalau menyebranginya.”
Yiping merasa masalahnya bukan karena usia tapi ada atau tidaknya kerelaan untuk berlapang dada.
“Dengan kelakuanmu seperti ini, kau berani memintaku berlapang dada? Kerelaanku berlapang dada sudah melebihi dari yang kau bayangkan!”
Lu zhenhua berkata jujur kalau ia berbicara dengan Yiping ia harus berfikir lama. Sama panjangnya dengan uraian Yiping waktu menguraikan tentang ‘mengalah’ juga perbincangan waktu itu tentang apakah dirinya orang baik atau jahat dan tindakan Yiping mencari keadilan untuk ibunya tadi.
Semuanya meninggalkan kesan yang dalam padanya. Walaupun sudah tua tapi ia belum linglung.
Yiping tanya apa ayahnya bisa mengakui kalau orang lain ternyata benar?
Lu zhenhua tertawa mendengarnya, salah atau benar ia bisa menilainya. Lu zhenhu tanya kenapa waktu itu Yiping mengatakan tentang Ajudan Li dengan semangat.
Yiping bingung menjawabnya, “Aku hanya tiba-tiba teringat mereka. Aku tak paham kenapa ayah membiarkan mereka meninggalkan rumah Keluarga Lu!”
“Kau tak paham, seorang pria harus mempunyai kehormatan dan kebanggaan. Tidak boleh bergantung pada orang lain seumur hidupnya!” Ajudan Li sudah mengabdi padanya selama di Manchuria, semua urusan dilakukan berdasarkan perintahnya. Tugas Ajudan Li hanya patuh, karena itu pekerjaannya. Tugas seorang tentara.
“Tapi setelah di Shanghai aku bukan lagi komandan. Dia juga bukan Ajudan Li. Sebelum pergi dia berkata padaku, dia seorang tentara bukan orang rendahan. Aku merasakan kepedihannya. Terpaksa kubiarkan dia pergi.”
Yiping merasa bukan ayahnya yang membuat Ajudan Li menjadi orang rendahan. Dia sumur hidup melayanimu. Dia tak pernah menyesalinya.
Lu zhenhua paham maksud perkataan Yiping, mungkin juga sama seperti kata-kata Yiping waktu itu. Ajudan Li membawa pergi urusan yang belum selesai.
“Hutangku pada Ajudan Li adalah hutang perasaan yang tak bisa diselesaikan!” Bertahun-tahun ia tak mendengar kabar sedikitpun. “Dia hilang bagai batu tenggelam di lautan. Sampai akhir hayatku mungkin tak bisa membereskannya!”
Yiping terseyum : “Ayah belum tentu. Dalam hidup manusia ada pertemuan, ada perpisahan. Siapa tahu kau bisa bertemu dengan Ajudan Li lagi!”
Yiping mengaku salah seharusnya tak bicara seperti itu tantang ayahnya, tak seharusnya ia gegabah. Ia sudah salah sangka.
Lu zhenhua terkejut mendengar Yiping mengatakan itu. Keduanya berbaikan. Keduanya balapan lagi.
Erhao tanya pada Fang Yu kenapa akhir-akhir ini Fang Yu tak bicara dengannya. Ia tak tahan menghadapi hari-hari seperti ini.
Erhao : “Apa yang sedang kau pikirkan? Kalau tak mau bicara denganku setidaknya ada kecurigaan yang bisa kau tanyakan padaku. Aku akan menjawab terus terang padamu?”
Fang Yu tak menatap Erhao. Erhao meminta Fang Yu melihatnya, apa Fang Yu sedang berparang dingin melawannya.
Fang Yu : “Bukan. Aku hanya tak tahu harus bicara apa denganmu. Aku ingin bertanya tapi tak tahu harus memulainya darimana!”
Erhao tanya sejak kapan jadi sulit berkomunikasi seperti ini, apa yang dikatakan Yiping sampai pengaruhnya begitu besar terhadap Fang Yu.
Fang Yu menjelaskan ia bukannya baru berteman dengan Yiping satu atau dua hari. Ia tahu Yiping tak akan bicara atau melakukan sesuatu tanpa alasan. Biasanya Yiping selalu menuntaskan masalah. Tapi waktu itu sikapnya begitu yakin, kata-katanya tak jelas maksudnya dan ini bukan kebiasaan Yiping.
Satu-satunya penjelasan adalah memang sudah terjadi sesuatu tapi dia tak berani mengatakannya, atau tak boleh mengatakannya.
Erhao berkata jika Yiping tahu sesuatu ia tak takut kalau Yiping akan mengataknnya, kenapa dia tak mangungkapkannya.
Fang Yu merasa itu semua karena dirinya, “Dia takut aku terluka.”
“Apa kau percaya padanya?” Tanya Erhao. “Kau juga beranggapan kalau aku juga bersalah padamu? aku menyembunyikannya darimu, bukankah itu maksudmu?”
Erhao kesal bukan main karena semua orang disisinya sudah terkena racun Yiping. “Dia ingin mengisolasiku dan dia berhasil.”
Erhao melampiaskan kekesalannya dengan memukul dahan pohon. Fang Yu mengatakan ia tak bisa mengabaikan kata-kata Yiping begitu saja. Yiping mengatakan padanya bisa membawa Erhao melihat orang gila yang sesungguhnya, “Katakan padaku apa maksudnya?”
“Aku tak tahu!” teriak Erhao. “Akan lebih baik jika aku juga tahu maksudnya! Aku benar-benar kagum padanya kata-kata ngawurnya sudah membuat kita seperti ni. Kalau kau sungguh mencintaiku kau harus mempercayaiku!”
Fang Yu bingung ia tak tahu. Ia percaya pada Erhao tapi ia juga percaya pada Yiping.
“Baik. Aku akan mencari tahu jawabannya!” sahut Erhao. “Aku akan membuatmu tahu siapa yang harus kau percaya. Aku kan menacari Yiping. Walaupun hari ini aku harus membunuhnya, aku harus tahu ulah apa yang sedang dia lakukan.”
Erhao pergi meninggalkan Fang Yu seorang diri.
Erhao menggedor pintu rumah Yiping. Yiping membukanya dan terkejut Erhao datang dan bertanya apa mau Erhao.
Erhao : “Aku mau membuat perhitungan denganmu!”
Yiping : “Apa???”
Shuhuan keluar ternyata Shuhuan sudah ada di sana dan bertanya ada apa. Yiping menjawab tidak tahu ada yang mau membuat perhitungan dengannya.
Erhao menghina Yiping dan akan mencekiknya tapi Shuhuan segera menghalangi. Shuhuan meminta Erhao bersikap sopan karena ini rumah Yiping.
Erhao minta Shuhuan jangan ikut campur. “Aku harus ikut campur!” sahut Shuhuan.
Yiping berkata jika kedatangan Erhao hanya untuk bertengkar dengannya, ia tak punya waktu.
Erhao : “Aku masih mencoba memperbaiki hubungan denganmu. Aku memang bodoh seharusnya aku tahu dari dulu kau itu siapa. Kebencianmu padaku sudah mendarah daging, kalau tak bisa memisahkan aku dan Fang Yu kau sulit menghilangkan kebencian dalam hatimu. Kau orang yang paling pendendam!”
Yiping minta Erhao hati-hati kalau bicara. Jangan mengganggunya kalau masih mengganggu rasakan sendiri akibatnya. “Cepat pergi. Jangan mencari keributan lagi!” pinta Shuhuan
Erhao mengatakan kalau Yiping sangat sombong. Qin Wuye melindungimu, Shuhuan juga melindungimu. Apa kau merasa hebat?
“Kalau hari ini aku mengganggumu kau mau berbuat apa?” Erhao mengepalkan pukulannya. Shuhuan langsung menangkap tangan Erhao.
Shuhuan tanya kenapa Erhao mengganggu Yiping. Erhao makin marah ia sudah kehilangan teman baik dan kekasih.
Erhao menunjuk kearah Yiping, “Anggap saja kau hebat. Pertama sudah merebut kekasih Ruping. sekarang merusak hubunganku dengan Fang Yu. Apa salah kami padamu sampai kau menggunakan cara sekejam ini untuk melawan kami!”
Yiping menepis tangan Erhao, “Kau yang jahat. Aku tahu semua perbuatan busukmu pada orang lain.” Yiping memperingatkan Erhao sebaiknya cepat pergi. Yiping mengusir Erhao.
Erhao : “Perbuatan buruk apa yang kulakukan cepat katakan? Kalau berani cepat katakan. Kau bisanya hanya berbuat onar dasar perempuan murahan!”
Shuhuan mendorong Erhao hingga terjatuh. Shuhuan marah, tak ada yang boleh menghina kekasihnya seperti itu.
“Kau membantunya? baik. Kita berkelahi.” Erhao menyerang Shuhuan terlebih dulu. Shuhuan menangkisnya.
Shuhuan lebih unggul, berulang kali Erhao terkena pukulan Shuhuan. Yiping cemas melihatnya. Semua orang berkerumun melihat perkelahian itu.
Wenpei datang dan bertanya ada apa? Kenapa berkelahi? Keduanya berhenti berkelahi.
Yiping minta Erhao mengikutinya menemui seseorang. Erhao mengikuti Yiping. Shuhuan mengejar keduanya.
Yiping berjalan sangat cepat. Erhao mengikuti dibelakangnya. Shuhuan mengejar berusaha menghalangi Yiping.
Shuhuan berhasil mengejar Yiping dan tanya Yiping mau pergi kemana? Ia meminta agar Yiping lebih tenang jangan melakukan perbuatan yang akan Yiping sesali. Tak boleh pergi.
Erhao tiba di antara keduanya, apa pertujukannya batal? Erhao memberi tahu kalau seumur hidupnya ia tak mudah untuk mundur. “Jika kalian tak memberikan penjelasan aku tak akan mengampuni kalian.”
Erhao : “Aku akan pergi kemanapun kau pergi. Aku seorang pria sejati, berani berbuat berani bertanggung jawab. Jangankan bertemu seseorang bertemu setanpun aku tak takut.”
Yiping : “Bertemu hantu lebih mudah dari pada bertemu orang. Kalau berani ikut aku.”
Yiping kembali berjalan Erhao mengikuti tapi Shuhuan melarang dan meminta Erhao jangan ke sana karena ini bukan main-main.
Erhao marah, “Selama aku tak bersalah aku tak takut pada hantu sekalipun!”
Yiping berharap semoga setelah Erhao bertemu dengan orangnya. Erhao juga bisa bersikap seperti itu. Yiping kembali berjalan cepat dan Erhao mengikutinya. Shuhuan mengejar ingin menghentikan Yiping
Ajudan Li mengangkut air. Di jalan Yiping mencegatnya. Dan mengatakan ada seseorang yang ingin bertemu dengan Ajudan Li.
Erhao sampai ke tempat di mana Ajudan Li berada. Ajudan Li menoleh. Kedunya terkejut. Ajudan Li menetap Erhao penuh kebencian. Ajudan Li menjatuhkan airnya.
Yiping tanya pada Erhao, apa Erhao masih ingat dengan Ajudan Li. Ajudan Li tak pernah melupakanmu. Erhao bingung.
Shuhuan menghampiri Ajudan Li ia minta maaf Seharusnya ia bisa mencegah ini.
Ajudan Li menatap Yiping : “Nona Yiping, kenapa kau membawanya (Erhao) kemari?” Lalu suara Ajudan Li meninggi ia berteriak pada yiping, “Kenapa kau lakukan ini?”
“Aku terpaksa melakukannya!” sahut Yiping. “Aku harus membiarkan dia melihat Keyun!”
Ajudan Li menolaknya, “Tak bisa! Bawa dia pergi dari sini!”
Yiping : “Tidak! Dia harus melihat hasil perbuatannya. Bukankah Dokter Meng mengatakan siapa tahu dia bisa membantu!”
Ajudan Li : “Aku tak mau dia membantu. Aku tak mau melihatnya lagi. Lebih baik kubiarkan Keyun mati, gila seumur hidup. Asalkan makhluk busuk ini tak mendekatinya lagi!”
Shuhuan mengatakan pada Yiping, kalau Yiping terlalu gegabah. Shuhuan mengajak Yiping dan Erhao pergi. Erhao akan pergi tapi Yiping melarangnya.
Yiping : “Kau tak boleh pergi. Bukankah kau tak takut pada apapun juga. Bukankah kau bilang kau pria sejati. Berani bertanggung jawab atas perbuatannnya. Kalau kau punya nyali temui Keyun!”
Erhao bingung : “Keyun... dia kenapa?”
Ajudan Li makin marah. Ia mengambil satu embernya dan melemparkannya ke arah Erhao. “Kubunuh kau!” Erhao menghindar.
Ajudan Li melemparkannya kembali kearah Erhao dan meminta semuanya pergi. Ajudan Li juga mengambil kayu hendak memukul semuanya, terutama Erhao. Erhao menghindar kesana kemari.
Orang-orang berkerumun melihat keributan itu. Keyun dan Yuzhen datang.
Keyun : “Ayah kau sedang apa? Apa kau berbuat salah lagi?”
Erhao langsung menoleh ke arah Keyun. Keyun berjalan melewati Erhao, “Ayah apa salahku? Kau jangan marah.”
Erhao menatap Keyun yang berjalan melewatinya. “Keyun...!!!” panggil Erhao.
Keyun menoleh. Dan terkejut melihat Erhao. Keyun ketakutan, “Kau mau apa? Kau siapa?”
“Aku Erhao!!!”
Mendengar itu Keyun langsung menutup telinganya dan berteriak menghampiri ayahnya, “Ayah bunuh saja aku. Aku yang salah. Tembak aku. Ampuni anakku!” Keyun berlutut dihadapan ayahnya.
Keyun lari kesana kemari berteriak tak karuan, “Api! Api! aku terbakar. Tolong...”
Keyun lari seperti akan lompat ke sungai Ajudan Li memeganginya. Shuhuan dan Yiping berusaha membantu. Ajudan Li meminta istrinya mengambil tali. Ada tetangga yang menyiapkan tali. Erhao tak mengerti melihatnya.
Ajudan Li akan mengikat Keyun tapi Keyun berhasil lolos dengan menggigit lengan Shuhuan dan berlari ke arah Erhao.
Keyun ke Erhao : Cincin rumput bulu anjing. Satu untukku satu untukmu. Satu untukku satu untukmu. Satu untukku satu untukmu.
Keyun terus mengulang kalimat itu membuat Erhao tercengang....
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...