Im Meari dan Yi Soo pulang dari belanja bersama. Yi Soo berjalan melamun dan hampir menabrak pengguna jalan yang lain. Untung saja Meari menariknya. Meari ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi antara Yi Soo dengan Do Jin. Yi Soo berkata kalau ia belum meyakinkan untuk melakukan penyelesaian damai tapi Do Jin sudah mengetahui rahasianya. Tahu kalau ia mengumpat dan mengambil penanya. Seakan itu tak cukup, masa lalunya yang memalukan bersama Do Jin pun hampir terungkap.
Meari bingung, “Masa lalu? Kak Do Jin dan kau, Guru? Apa kalian berdua tidur bersama?”
Yi Soo membentak dan berkata bukan masa lalu yang seperti itu. Dulu secara kebetulan ia dan Do Jin melakukan kontak mata.
“Di ranjang?” tanya Meari memotong ucapan Yi Soo.
Yi Soo mendelik mengatakan kalau itu terjadi di jalan besar. “Kau, awas saja kalau kau mengatakannya pada Tae San.”
Yi Soo mendapat sms dari Se Ra yang mengatakan kalau ia akan datang bersama Tae San dan meminta Meari diamankan. Meari panik kalau begini ia bakal ketahuan. Sementara mobil Tae San sudah terlihat.
Meari kebingungan, ia berputar-putar tak karuan mencari tempat sembunyi. Yi Soo mendorongnyai hingga terjatuh ke ranjang dan tumpukan boneka karena di sebelah mereka ada beberapa orang yang tengah mengepaknya ke mobil. Yi Soo mencoba bersikap santai. Yi Soo menghampiri Se Ra dan Tae San. Sementara Meari mengintip dari balik mobil.
Yi Soo mencoba membuat Tae San membelakangi Meari. Tae San bertanya apa Do Pal (Do Jin) sudah melakukan penyelesaian damai dengan Yi Soo. Yi Soo terkejut ia tak menyangka Tae San tahu mengenai hal ini.
Tae San berkata kalau Do Jin itu memiliki kepribadian yang aneh. Tapat saat itu mobil tempat Meari sembunyi sudah tancap gas.
Meari berputar-putar kebingungan mencari tempat sembunyi agar tak dilihat kakaknya. Yi Soo ikutan panik. Se Ra yang tahu senyum-senyum saja.
Tae San meminta kalau ada masalah dengan Do Jin serahkan saja padanya. Tapi Yi Soo menolak ia tak mau Tae San membicarakan dirinya dengan Do Jin dan juga berpesan jangan sampai Tae San menyebut namanya di depan Do Jin. Tae San ingin tahu apa ada sesuatu yang terjadi. Yi Soo berkata kalau ia merasa dirinya sudah memberikan kesan yang buruk pada Do JIn. Tae San mengerti ia hampir menengok ke belakang tapi Yi Soo buru-buru menahannya. “Kau lihat apa? lihat aku saja!”
Meari yang tadinya berputar-putar mencari tempat sembunyi kini ia bisa sembunyi di balik pagar rumah tetangga. Se Ra sepertinya ingin memancing suasana, ia malah mengajak Tae San makan malam dan menginap di rumahnya. Tapi Yi Soo menolak ia beralasan kalau dinding kamarnya tipis, suara sepelan apapun akan terdengar dan ia akan mudah terbangun (emangnya mau ngapain ada suara sepelan apapun hahaha)
Tae San kikuk dan langsung masuk ke mobilnya. Meari melihat kakaknya akan pergi tapi sial tangannya malah mengena bel rumah tetangga. Terdengar suara dari dalam rumah menanyakan siapa di luar. Meari malah nyanyi-nyanyi tak karuan dan pintu pagar pun terbuka. Meari masih sembunyi di pagar dan melihat mobil Kakaknya berlalu.
Yi Soo minta maaf dengan sikapnya tadi. Se Ra tanya kenapa, bahkan dirinya saja bersikap santai dan meminta Yi Soo segera menyuruh Meari pergi dari rumahnya. Yi Soo melihat Meari masuk ke rumah tetangga sebelah.
Meari kembali ke rumah dan mengatakan kalau Tuhan mencintai kita. Yi Soo tertawa kenapa Meari bersikap seperti ini. “Bagaimana kau bisa memilih masuk ke rumah pendeta?”
“Aku melewatkan waktu yang menyenangkan dengan mereka berkat seseorang.” Meari melirik ke Se Ra, “Meskipun dia jelas tahu aku berada disini bagaimana dia bisa membawanya ke sini? Lalu kenapa dia mengeluh kalau aku membencinya?”
Sera ada disana dan mendengar apa yang dikatakan Meari. Ia mengingtakan Meari kalau ingin membicarakan dirinya lebih baik katika ia tak ada bahkan ia sendiri membicarakan Meari ketika Meari tak ada.
Meari : “Aku membicarakanmu juga saat kau keluar, karena aku punya banyak kritikan tentangmu.”
Yi Soo : “Hentikan. Kau sendiri juga tak lebih baik. Kapan kau akan pergi?”
“Aku sudah mau pergi. Setelah dua hari diet aku lumayan langsing kan?” Meari tersenyum. Yi Soo cengingisan.
Di lapangan Baseball. Yoon dan Tae San latihan melempar bola. Do Jin membawa tongkat pemukul dan mengajak kedua temannya lebih baik bermain golf saja (Do Jin memperagakan bemain golf menggunakan pemukul Baseball)
Tae San minta Do Jin berhenti membicarakan golf. Kenapa ada begitu banyak pemain golf di sampingnya (haha cewenya kan pemain golf). Yoon berkata kalau bagus juga untuk bermain golf. Tae San menyindir apa Yoon sekarang berpihak pada Do Pal seharusnya Yoon berpihak padanya.
Yoon berkata kalau ia memiliki prinsip berpihak berdasarkan sudut pandang, bukan pada orang itu sendiri. Do Jin menyindir Tae San selalu gelisah kalau Yoon tak berpihak pada Tae San.
Tea San : “Yoon Pal seorang pengacara dan dia juga yang paling pintar.”
Do Jin : “Hey Nilai-ku lebih tinggi darinya.”
Yoon : “Kau hanya memiliki pengetahuan tidak memiliki kebijaksanaan.”
Tae San setuju pendapat yoon.
Do Jin berteriak memanggil Jung Rok yang tengah menelepon. Jung Rok tak menjawab ia hanya memberi kode agar teman-temannya melanjutkan saja tanpa dirinya. Jung Rok tengah menelepon anak buahnya panjaga kafe. Ia minta agar dibuatkan daftar biji kopi yang persediannya tinggal sedikit. Ia akan memeriksanya nanti dan mengirimkan pesannnya kemudian.
Tiba-tiba Meari berdiri di samping Jung Rok. Jung Rok tak mengenalinya. Ia mengamati Meari dari kaki sampai kepala. Sikap playboy-nya pun muncul.
“Apa kau tinggal di daerah sini?” tanya Jung Rok mulai menebar pesona.
Meari yang sudah tahu sifat Jung Rok hanya tersenyum-senyum, “Kalau iya kenapa?”
“Karena aku juga tinggal di daerah sini.” seru Jung Rok semangat sambil mengulurkan tanganya ingin berkenalan.
Meari tak menjabat tangan Jung Rok, “Aku pikir kau tinggal di daerah sebelah.”
Jung Rok tertawa, “Bagaimana kau tahu? Aku rasa aku terlihat seperti orang yang tinggal di Gangnam.”
Meari : “Aku tak tahu soal itu, tapi kau memang terlihat seperti pria beristri.”Jung Rok hanya bisa tertawa, Meari meninggalkannya dan berjalan mendekat ke arah Tae San.
Tae San terkejut, tak menyangka kalau adiknya datang, “Kapan gadis itu tiba disini?”
Semua mata tertuju ke arah yang dilihat Tae San. Do Jin pangling dan bertanya siapa itu.
“Hei... Im Meari!” Teriak Tae San.
Do Jin melongo, “Apa itu Meari?”
“Oppa....” teriak Meari sambil membuka tangannya. Jung Rok kaget tak menyangka kalau wanita yang coba ia rayu tadi adalah Meari, adiknya Tae San haha.
Meari langsung lari berhambur, Tae San membuka tangannya siap memeluk adik yang lama tak dilihatnya.
Dan bruk siapa yang dipeluk Meari, Yoon hahaha...“Aku sangat merindukanmu.” ucap Meari pada Yoon. Yoon merasa kikuk dan tak enak. Ia hanya berkata ya karena sudah lama tak bertemu. Tae San menarik adiknya dan berkata kalau Kakak Meari itu dirinya.
“Omo, Kakakku juga ada disini!” Meari memeluk kakaknya.
Tae San tanya kenapa Meari pulang lebih awal, bukankah seharusnya bulan depan. Meari menjawab kalau ia memajukan penerbangan karena tiketnya lebih murah. Meari melirik ke empat lelaki yang ada di depannya, “Kalian semua sudah terlihat semakin tua.”
Do Jin tak menyangka kalau itu Meari, ia ingin tahu apa yang sudah dilakukan Meari terhadap wajah Meari.
“Aku jadi semakin cantik, apa kau tak bisa mengatakan itu.” Meari merengut.
“Dia benar.” seru Jung Rok. “Kenapa kau bicara pada adik temanmu seperti itu?”
Meari menarik lengan Tae San, “Kakak. Kau tak akan percaya apa yang barusan kak Jung Rok katakan padaku.”
Jung Rok langsung memotong ucapan Meari. Ia tak mau rayuan gombalnya diketahui karena tak mengenali adik temannya. Meari akan mengatakannya tapi Jung Rok mengalihkan ke pembicaraan lain.
Meari pulang ke rumah Kakaknya. Ia merasa senang karena sudah berada di rumahnya sendiri. Tae San melihat barang-barang adiknya sudah ada di rumah. Ia bertanya siapa yang mengantar barang bawaan ini, kapan sampai dan naik apa dari bandara.
Meari : “Tiba dengan selamat, datang kesini dengan selamat dan barang bawaan juga sampai dengan selamat, puas?”
Tae San : “Bicara denganku dengan bahasa inggris. Aku menghabiskan banyak uang untukmu. Coba katakan!”
“Good good good, ok?”
Tae San : “Oh kau menghabiskan uangku dengan baik.”
Tae San akan membawa barang Meari ke kamar tamu. Meari heran karena kamarnya bukan disana. Tae San mengatakan kalau kamar Meari ada yang menempati, itu masalahnya kenapa Meari tak mengatakan lebih dulu kalau akan datang lebih awal.
Meari ingin tahu siapa yang memakai kamarnya. Tae San mengatakan kalau kamar itu dipakai Yoon dan itu sudah berjalan satu tahun. Meari kaget dan bertanya bagaimana dengan aprtemen Yoon, Tae San tak memberitahu apapun adiknya tak perlu tahu itu. “Kau pulang satu bulan lebih awal dan kami belum bicara. Ini semua salahmu.”
Meari : “Apa kakak akan mengusir Kak Yoon kalau aku tinggal disini? Apa kita tak bisa tinggal bersama? aku tak masalah dengan itu.”
Tae San : “Aku yang memiliki masalah dengan itu. Kau mengerti maksud kakakmu ini kan?”
Meari mengerti ia akan ke kamar untuk membereskan barang-barangnya. Tae San menghela nafas panjangnya.
Yoon dan Do Jin berjalan bersama menyusuri jalanan. Yoon tampak resah. Do Jin sepertinya tahu isi hati salah satu sahabatnya ini.
Do Jin : “Dia jadi lebih cantik.”
Yoon : “Hmmm..”
Do Jin : “Apa kau mengakhirinya?”
Yoon : “Jika tidak kenapa?”
Do Jin : “Hanya saja, aku pikir kau sudah menjadi cinta pertama yang bertepuk sebelah tangan bagi seseorang.”
Yoon diam saja. Do Jin tanya bagaimana dengan tempat tinggal Yoon nanti. Yoon berkata kalau ia akan segera mencarinya.
Do Jin : “Kau diterima tinggal di rumahku.”
Do Jin mendapat telepon dari seseorang dan meminta bertemu dengannya.Do Jin menemui Yi Soo di sebuah restoran. Yi Soo minta maaf karena ia sudah mengambil pena Do Jin secara tak sengaja. Do Jin sudah tak mempermasalahkannya karena ia sudah menemukannya. Ia akan membiarkan ini berlalu. Tapi Do Jin mengingat hari dimana ia bertanya pada Yi Soo apa YI Soo menyukai Tae San, ia pun mengalihkan pembicaraan ke daftar menu makanan.
Do Jin memberikan buku menu agar Yi Soo memlilih sendiri menunya. Ada seorang wanita yang datang. Teman wanita Do Jin bertanya pada Do Jin siapa Yi Soo. Do Jin menjawab kalau Yi Soo itu wali kelas dari para terdakwa. Yi Soo terkejut tak menyangkan kalau Do Jin akan menceritakan itu ke orang lain dan yang lebih mengejutkan lagi ada orang lain yang akan makan bersama dengannya. Do Jin berkata kalau ia tak pernah mengatakan kalau akan makan hanya berdua saja dengan Yi Soo.
Do Jin merasa Yi Soo terlalu lama memegang buku menu. Ia berniat merebut dan memilih menunya tapi Yi Soo menarik buku daftar menu.
“Apa ini?” Tiba-tiba Tae San datang. Yi Soo jelas tak menyangka Tae San akan datang ke restouran yang sama. Do Jin mengatakan kalau teman wanitanya ingin bertemu, juga Yi Soo yang ingin bertemu dengannya dan Tae San adalah orang yang berjanji bertemu selanjutnya.
Tae San berkata kalau itu bagus karena ada yang ingin ia katakan pada Yi Soo. Yi Soo merasa tak enak Tae San melihatnya bersama Do Jin. Ia minta maaf harus pergi lebih dulu, tapi Tae San menahan tangan Yi Soo dan meminta lebih baik makan dulu. Do Jin melihat Tae San memegang tangan Yi Soo, ia melihat ekspresi Yi Soo yang tertegun.
Do Jin berkata mungkin Yi Soo sedang tidak dalam keadaan dimana dia bisa makan dengan nyaman. Yi Soo mendelik marah ke arah Do Jin. Tae San tanya kenapa apa perut Yi Soo terasa tak enak. Yi Soo menjawab tidak, ia beralasan ada sesuatu yang harus ia lakukan dan ia akan mnghubungi Do Jin lagi nanti.
Do Jin menolak ia ingin mengakhiri semua masalah hari ini dan juga masih ada hal yang perlu Yi Soo katakan padanya. “Bukankah kau datang untuk memberiku jawaban atas pertanyaanku? Itulah yang kuperkirakan,” (pertanyaan apa Yi Soo menyukai Tae San)
Tae San bingung dan bertanya apa Do Jin sedang mengangg Yi Soo karena yang ia lihat seperti itu. kalau demikian katakan saja padanya. Yi Soo minta maaf dan mohon diri. Tae San bertanya pada Do Jin kenapa Yi Soo bersikap seperti itu. Do Jin tak menjawab ia juga mohon diri dan mengejar Yi Soo.
Di luar restouran Do Jin berkata kalau sekarang tak ada lain waktu untuk membicarakannya, “Aku tak perlu mendengarnya tapi kau perlu mengatakan sesuatu. Sekaranglah kesempatanmu satu-satunya. Aku percaya dengan penilaianku lebih dari alasan-alasan seorang wanita. Ayo kita dengar apa itu jawaban yang sudah kau siapkan.”
Yi Soo sungguh kesal dan berkata kalau Do Jin sudah salah paham.
Do Jin : “Baiklah kalau begitu, anggap itu tak pernah terjadi.”
“Oh Tae San.” Tiba-tiba Do Jin menoleh ke arah belakang Yi Soo. “Yi Soo mengatakan tidak benar dia menyukaimu.”
Yi Soo panik dengan kedatangan Tae San dan ucapan Do Jin yang tiba-tiba seperti itu. Yi Soo menoleh ke belakang dan Tae San tak ada disana, Do Jin mengelabuinya. Yi Soo kembali marah, “Apa yang kau lakukan?”
Do Jin mengatakan bahwa setiap kali Yi Soo mendengar nama Tae San wajah Yi Soo selalu merona. Tapi Yi Soo tak mengakuinya.
Kali ini Tae San benar-benar keluar dari restouran. Yi Soo tak menyadarinya tapi Do Jin melihatnya, “Kenapa kau keluar?” tanya Do Jin.
Yi Soo tak mau tertipu lagi dengan muslihat Do Jin. Tapi Tae San benar-benar ada dan itu jelas membuat Yi Soo terkejut. Tae San mengatakan kalau ia keluar bukan untuk menemui Do Jin tapi ada sesuatu yang akan ia katakan pada Yi Soo. Tae San mengatakan pada Yi Soo kalau Meari ada di Korea. Yi Soo sudah tahu tapi ia tak mengatakan kalau Meari tinggal dengannya. Ia mengatakan kalau dirinya sudah saling bertelepon dengan Meari.
Tae San mengingatkan Do Jin agar segera menyelasaikan masalah dengan Yi Soo selagi ia masih bersikap manis, kalau tidak...
Do Jin seolah menatang, “Kalau tidak?”
Tae San : “Apa aku harus melakukan itu?”
Do Jin sepertinya tahu maksud ancaman Tae San dan berkata kalau sekarang ia sedang menyelesaikan masalahnya dengan Yi Soo kenapa Tae San ikut campur. Yi Soo langsung menyahut membenarkan kalau ia sedang membicarakan waktunya. Besok jam 2 siang kan. Tapi Do Jin meralat jam 3 tepat. Yi Soo menawar jam 2.30. Dimana...
Yi Soo menemui Do Jin di lokasi pembangunan. Yi Soo tanya bangaimana dengan kontrak penyelesaiannya. Do Jin berkata kalau ia akan segera menulisnya. Yi Soo tak mengerti apa disini. Do Jin celingukan ia melihat ke tanah dan mengambil kayu kecil kemudian menuliskan sesuatu di atas tanah. Yi Soo bingung apa maksudnya.
‘Sudah diselesaikan, Kim Do Jin’
Do Jin bahkan membubuhkan cap jempolnya.
Yi Soo hanya bisa melongo atas apa yang dilakukan Do Jin, bagaimana mungkin di dunia ini ada orang seperti itu. Yi Soo tak tahu harus bagaimana tulisan penyelesaian masalah hanya tertulis di tanah, bukti itu harus ia simpan. Ia mendapatkan ide. Ia harus memotret bukti itu. Tapi sayang ketika ia akan memotret menggunakan ponselnya tulisan itu tersapu oleh kaki pekerja yang lewat. Yi Soo dongkol tak mendapatkan bukti perjanjiannya.
Selanjutnya, Do Jin keluar dari Mango Six membawa segelas kopi. Yi Soo menhampirinya dan berkata orang seperti apa Do Jin sampai menulis kontrak penyelesaian di atas tanah. Seharusnya menuliskannya di atas kertas.
Do Jin berkata kalau dirinya itu orang yang kreatif, apa Yi Soo ingin itu ditulis di atas kertas. Do Jin meminta Yi Soo memegang kopi yang dibawanya. Ia mengambil pena lalu menuliskan sesuatu di gelas kopi miliknya.
‘Sudah diselesaikan, Kim Do Jin’ hahaha
Do Jin berlalu dari hadapan Yi Soo dengan sikap santainya. Sementara Yi Soo kembali melihat tulisan tak sewajarnya berada di gelas ia kembali dongkol.
Di rumah Yi Soo berfikir keras. Ia pun mengirim sms pada Tae San. ‘Tae San-ssi, aku benar-benar tak ingin menyusahkanmu. Tapi Kim Do Jin benar-benar orang jahat. Aku rasa dia tak punya rencana berdamai denganku.’
Tapi Yi Soo salah mengirimnya, ia malah mengirimkannya pada Do Jin. Ia pun panik tak tahu harus bagaimana, ia gempulingan di kasur berharap sms itu tak terkirim tapi apa mau dikata sms sudah terkirim. Yi Soo pun mendapat balasan sms dari Do Jin.
Sms Do Jin : ‘Tae San-ah. Sepertinya Guru Seo mengumpatku di belakangku. Harusnya dia langsung saja menelepon jika dia ingin mengutukku. Kenapa dia harus melakukannya di belakangku?’
(Dua orang ini saling ber-sms tapi menyapa menggunakan nama Tae San. Wakakaka lucu liat tingkah Yi Soo kejet-kejet ga karuan gelojotan di kasur)
Sms Yi Soo : ‘Tae San-ssi sepertinya Kim Do Jin sudah salah paham. Bagaimana kalau kita membicarakannya dengan bertatap muka?’
Sms Do Jin : ‘Tae San-ah, sekarang aku berada di daerah Nonhyeon nomor 425-1 kalau aku meminta Yi Soo kemari, apa dia akan datang?’
Yi Soo keluar rumah akan pergi ke tempat dimana Do Jin berada sambil berkirim sms
Sms Yi Soo : ‘Tae San-ssi aku akan pergi bertemu Kim Do Jin sekarang.’
Do Jin pun siap-siap akan pergi ke tempat yang ia janjikan,
Sms Do Jin : ‘Tae San-ah kalau aku setuju menyelasaikan ini dengan damai, apa Seo Yi Soo akan mentraktirku makan malam?’
Di dalam mobil Do Jin melihat dirinya dulu sebelum pergi. Ia melihat penampilannya apa sudah rapi haha. Ia merapikan rambutnya
Yi Soo menunggu taksi.
Sms Yi Soo : ‘Tae San-ssi asalkan urusan ini bisa diselesaikan tak hanya makan malam aku bahkan akan menyediakan sawah untuknya.’
Sms Do Jin : ‘Tae San-ah. Bukan sawah, bagaimana dengan kebun anggur?’
Keduanya pun bertemu di sebuah restouran. Do Jin memlilih menu, ia membolak-balikan lembaran mencari menu yang cocok. Yi Soo mengikuti arah lembaran Do Jin yang terus dibalik. Yi Soo terkejut melihat daftar harga makanannya.
Keduanya bersulang minum wine tapi Yi Soo tak segera meminumnya, ia mempertanyakan kontrak penyelesaian damainya kapan akan diselesaikan. Do Jin berkata kalau Yi Soo belum membayar tagihannya (tagihan traktiran, jadi mungkin nanti setelah Yi Soo benar-benar mentraktirnya)
Yi Soo berkata kalau tagihanya akan ia selesaikan sebelum ia pergi. Do Jin tak mau kalau seperti itu ia akan bicara lagi setelah pembayaran tagihan ia tak mau kalau-kalau Yi Soo berubah pikiran. (wakakaka gimana ga dongkol kalau kita nemu orang kayak gini) Yi Soo menatap Do Jin kesel.
Do Jin : “Kenapa kau melihatku seperti itu?”Yi Soo : “Meskipun nasibku sekarang sepenuhnya ada di tanganmu aku tahu tak seharusnya mengatakan ini, tapi bukankah kau sudah cukup menyeretku ke sana sini? Jangan katakan karena aku tak bisa mengenalimu.... sampai kau menghukumku seperti ini. Apa ini hukuman puitis yang kau maksud?”
Do Jin : Bukan.
Yi Soo : Lalu apa ini?
Do Jin : “Ini satu-satunya cara agar aku bisa melihatmu. Karena aku jatuh cinta pada pandangan pertama denganmu.”
Yi Soo tentu saja makin kesal tapi ia menahannya. Ia minta Do Jin jangan main-main.
Do Jin : “Kalau begitu bagaimana kalau aku jatuh cinta padamu setiap kali bertemu denganmu?”
Yi Soo makin emosi, Hei dengar....
“Kenapa kau menyukai Tae San?” Do Jin memutus ucapan Yi Soo dan bertanya tiba-tiba.
Yi Soo diam beberapa saat kemudian ia mengatakan apa alsannya, “Aku tak tahu apa alasannya aku harus menjelaskan rasa cintaku. Tapi sebenarnya, aku tak pernah mendapatkan kesempatan untuk merenungkan kenapa aku menyukai orang itu. Aku jatuh cinta padanya pada pandangan pertama dan perasaan itu semakin tumbuh setiap kali aku melihatnya. Sekarang... aku menyukainya bahkan jika aku tak bertemu dengannya.”
Ya sekarang Do Jin sudah mendapatkan jawaban atas pertanyaannya pada Yi Soo.
Do Jin : “Jadi, terlepas dari apa keputusanmu bukankah akan lebih baik kalau kau membuat keputusan secepat mungkin? Apakah itu menemukan pria lain untuk dicintai atau berselingkuh dengan kekasih temanmu.”
Yi Soo : “Aku akan mengurusnya sendiri, cintaku yang bertepuk sebelah tangan. Ini cocok dengan kepribadianku dan aku juga sangat tangkas dalam hal tersebut. Jadi berhentilah ikut campur dengan persoalan cintaku. Aku tak memerlukan penonton. Dan juga ini permintaan dariku, tolong jaga rahasia ini!”
Do Jin : “Penyelesaian damai dan menjaga rahasia. Kau benar-benar banyak permintaan. Apa kau tak bersikap kasar?”
Do Jin menyampaikan kalau ia sudah memberikan perjanjian penyelesaiannya pada polisi ia harap Yi Soo mengurus sisanya. Oh oh ternyata sudah diselesaikan. Yi Soo berterima kasih. Belum sempat Yi Soo mengatakan yang selanjutnya, Do Jin memotongnya dengan mengucapkan terima kasih atas traktiran wine-nya.
Do Jin sudah mendapatkan jawaban dan juga menyelesaikan perosalannya dengan Yi Soo. Ia pun segera pamit dan pulang ke rumah. Di rumah pun Do Jin hanya diam menatap tulisan memo Yi Soo.
Yoon mendapat kunjungan dari klien wanita yang sedang mengurus percaraian. Klien Yoon senang karena ia bisa mendapatkan harta gono gini yang sesuai. Si klien juga berkata kalau ia sebentar lagi single. Ia memuji kalau Yoon sangat seksi di pengadilan, Yoon hanya tersenyum-senyum saja.
Karena besok hari valentine klien Yoon memberikan hadiah coklat untuk Yoon. Klien Yoon menebak Yoon tak memiliki kekasih, ia menawarkan bagaimana kalau Yoon makan malam dengannya. Tapi Yoon tak bisa ia sangat sibuk karena banyak gugatan yang masuk. Klien Yoon mengerti, ia sudah mengira Yoon akan menolak tawarannya dan ia akan kembali menemui Yoon kalau ia bercerai lagi (bercerai lagi kok direncanakan ya)
Setelah kliennya pergi Yoon menatap hadiah coklatnya. Terdengar pintu ruangan diketuk. Meari datang menemuinya dengan muka cemberut. Meari bertanya kenapa Yoon tak pulang. Apa karena dirinya. Yoon berkata kalau ia juga sering tak pulang bahkan kalau Meari tak ada di rumah. “Banyak wanita yang bersedia berbagi kamar denganku.”
Meari : “Jadi mereka tidur bersama dan memberimu coklat juga? Wanita itu pasti benar-benar baik.”
Yoon tak menanggapi dan bertanya apa yang Meari inginkan. Meari tersenyum dan menanyakan apa rencana Yoon malam ini. Yoon mengatakan kalau ia ada pertemuan keluarga, makan malam dengan teman kuliah dan ada acara dengan teman baseball-nya.
Meari kembali cemberut dan berkata kalau Yoon tengah berbohong. Tapi sesaat kemudian ia tersenyum menyembunyikan perasaan kecewanya dan memberikan ucapan selamat menikmati malam untuk Yoon.
Yi Soo dan meari makan plus minum Soju bersama. keduanya mulai mabuk. Meari mengeluhkan Yoon, orang yang mmbeosankan tapi super cerwet karena ia sempat berfikir kalau Yoon itu seorang rapper. Yi Soo meluruskan mungkin Yoon benar-benar sibuk. Meari tersenyum mungkin seperti itu.
Yi Soo : “Mungkin juga tidak, dia hanya menolakmu.”
Meari merengut, “Benarkah? Lalu bagaimana denganmu? Apa kakakku benar-benar tak tahu kalau kau menyukainya?”
Yi Soo mengeraskan suaranya untuk apa Tae San harus mengatahuinya, cinta bertepuk sebelah tangannya ini ternyata memiliki banyak sekali penonton. Ia memohon pada Meari agar diam jangan mengatakan apapun pada Tae San.
Meari : “Kenapa? kau menyukainya lebih dulu, Kak Sera yang mengambilnya darimu.”
Yi Soo : “Bukan seperti itu, orang yang pertama kali menyatakan cinta dialah pemiliknya.”
Meari : “Guru, kau belum tertarik dengan Kak Do Jin kan?”
Yi Soo : “Hei, teganya kau menganggapku rendah begitu. Jangan memandangku rendah karena cintaku yang bertepuk sebelah tangan,”
Yi Soo meminta Meari minum lagi. Meari menyindir apa Yi Soo berencana memakai alasan dirinya mabuk untuk menelpon Kakaknya. Yi Soo tersedak mendengarnya dan buru-buru berkata tidak. Meari berkata kalau ia ingin minum sampai mabuk dan kemudian bisa menyatakan cintanya pada Yoon.
Yi Soo : “Apa menurutmu wanita yang menyatakan perasaannya itu akan terlihat seksi? Tidak. Malah itu sangat memalukan.”
Meari : “Pria macam apa yang tak menyukai wanita yang memalukan?”
Yi Soo tak menyangka, “Apa yang kau pelajari di Amerika?”
Meari kembali menyindir, “Kau juga perlu belajar, Guru. 101 cara untuk memikat hati seorang pria.”
Yi Soo : “Begitukah? Jadi karena itu kau minum-minum denganku sekarang? Apa karena itu pasangan disana melakukan itu.”Meari membuka kotak bingkisan coklat dan menyuapkan satu coklat untuk gurunya, “Guru, aku mencintaimu.”
Yi Soo pun melakukan hal yang sama, “Aku juga mencintaimu.”
Meari menyuapkan coklat lagi, “Tidak. Aku lebih mencintaimu.”
Yi Soo juga menyuapkan coklat lagi ke Meari, “Benarkah? Aku sungguh-sungguh mencintaimu.”
Dan keduanya terus diperhatikan pengunjung yang lain karena saling membalas ucapan cinta hahaha...
Yi Soo dan Meari yang sudah mabuk berada di toko coklat. Meari meminta Yi Soo membelikannya karena coklat miliknya habis dimakan Yi Soo. Tapi Yi Soo menolak dituduh memakan karena Meari yang menyuruhnya makan coklat.
Meari : “Apa kapan? Cepat belikan aku yang baru!”
Yi Soo akan membelikannya dan bertanya pada pelayan toko berapa harganya. Meari ingin coklat yang lebih mahal dan juga ia ingin ada kartu ucapannya untuk dikirim. Pelayan meminta Mearai menuliskan alamat yang dituju.
Esok harinya Yi Soo merasa badannya kurang enak karena minum terlalu banyak. Sera tanya kenapa Yi Soo minum banyak. Yi Soo berkata kalau ia diminta Meari mentraktir minum.
Sera : “Apa dia tak punya pacar? Hari valentine-mu memang menyebalkan.”
“Bener sekali.” Yi Soo membuka kulkas dan mengambil air mineral.
Yi Soo mendapat sms yang mengatakan kalau coklet yang dipesan atas nama Seo Yi Soo sedang dikirim dan penerimanya adalah Im Tae San. Yi Soo jelas kaget, air yang ia minum pun muncrat karena saking kagetnya.
Sera ikutan kaget, ada apa?Yi Soo buru-buru masuk ke kamar dan melihat isi dompetnya untuk melihat struk pembayaran dan segera menghubungi toko coklat. Ia bertanya siapa penerima coklat yang dibelinya. Yi Soo benar-benar terkejut karena penerimanya Im Tae San dan bertanya apa sudah dikirim. Yi Soo mewek-mewek tak karuan mengeluh, “Kenapa kalian sangat rajin?”
Yi Soo pun bergegas keluar rumah aambil menelepon Do Jin, ia bertanya apa Do Jin di kantor.
Do Jin : “Kenapa apa kau ingin aku berada di depan rumahmu?”
Yi Soo : “Tak bisakah kau jawab ‘ya atau tidak’. Aku sedang dalam situasi gawat. Apa Tae San juga ada disana?”
Do Jin : “Dia tak ada disini, dia langsung berangkat ke lokasi pekerjaan.”
Yi Soo memberi tahu kalau ia dalam perjalanan menuju kantor Do Jin jadi jangan terkejut melihat kedatangannya. Yi Soo langsung menutup ponselnya.
Pegawai Do Jin membawakan bingkisan coklat yang ditujukan untuk Tae San. Tadinya ia sudah tersenyum mengira kalau itu untuknya tapi setelah mengetahui kalau itu untuk Tae San ia langsung cemberut haha.
Yi Soo sampai di kantor Do Jin. Ia segera lari tergesa-gesa menuju ruangan Do Jin dan Tae San.
Do Jin melihat jam tangannya, Yi Soo belum datang juga. Ia merapikan pensil dan meletakan rancangan di mejanya dan mengambil bingkisan yang ada di meja Tae San untuk diletakan di mejanya supaya terkesan kalau bingkisan itu dikirim untuknya, ia tak tahu kalau bingkisan itu dikirim dari Yi Soo akibat ulah Meari.
Yi Soo sudah sampai, Do Jin buru-buru duduk di kursinya pura-pura sibuk melanjutkan pekerjannya. Yi Soo celingukan kesana kemari mencari bingkisan yang di meja Tae San tapi tak ada ia melongok ke kolong-kolong tapi tak menemukannya. Do Jin bersikap sesantai mungkin. Tapi ia penasaran juga apa sebenarnya yang dicari Yi Soo.
Do Jin : “Kenapa tidak menelepon Tae San saja kalau kau mencarinya? Tapi kenapa kau malah melibatkan aku dalam hal ini? Kau sudah ketahuan olehku dan sudah mengakuinya jadi sekarang apa kau akan memanfaatkanku terang-terangan?”
Yi Soo tak ada waktu menanggapi ocehan Do Jin. Ia mengatakan kalau ia dalam malasah yang sangat mendesak. Yi Soo masih celingukan dan merasa aneh harusnya kiriman itu sudah sampai tapi kenapa di meja Tae San tak ada kiriman coklat. Ia melihat ada bingkisan di meja Do Jin.
Do Jin melirik ke coklat dan berkata kalau coklat itu kiriman untuknya dari orang lain. Walaupun ia sudah bilang tak suka yang manis-manis tapi tetap saja ada yang mengirim untuknya.
Yi Soo curiga karena ia yakin coklat itu kirimannya, “Kelihatannya kau sangat terkenal.”
Do Jin : “Bahkan ada beberapa nama yang tak kukenal. Ini sungguh membuatku canggung.”
Yi Soo mendekat, “Apa itu alasannnya, apa kau juga bahkan menerima yang aku kirim?” Yi Soo menunjuk kalau bingkisan itu kirimannya. Do Jin pun akhirnya tahu kalau bingkisan itu kiriman Yi Soo untuk Tae San.
Tiba-tiba Tae San datang dan bertanya ada apa Yi Soo pagi-pagi ke kantornya. Yi Soo berusaha berdiri menutupi bingkisan coklatnya. Tae San mendelik marah ke Do Jin apa belum menyelesaikan permasalahnnya dengan Yi Soo.
“Itu untukmu.” seru Do Jin sambil menunjuk ke bingkisan coklat yang ada di belakang Yi Soo. Yi Soo tambah panik.
Tae San : “Untukku?”
Do Jin : “Kelihatannya dia ingin mengakui sesuatu padamu, Seo Yi Soo....”.
Yi Soo buru-buru memotong ucapan Do Jin.
Tae San tak mengerti, “Pengakuan apa? Padaku?”
Do Jin : “Hanya ada kau dan aku disini. Kalau bukan kau, jadi aku?”
Yi Soo mengeraskan suaranya menatap Do Jin, “Iya benar. Ini untukmu Kim Do Jin. Bahkan kalau ada seratus pria disini tetap kau-lah orangnya. Duniaku berputar di sekelilingmu. Walaupun jika aku meninggal aku tetap ingin mengaku padamu.”
Do Jin geleng-geleng dengan pengakuan bohong Yi Soo. Yi Soo mewek-mewek membelakangi Tae San tak tahu harus berkata apa.
Yi Soo mengambil bingkisan dan menyerahkannya pada Do Jin, “Tolong terimalah hatiku...”
Tae San melongo tak percaya Yi Soo mengungkapkan cinta untuk Do Jin di depannya.
Bersambung Episode 3
hahahahahahaha,, sumpah gokil banget nih drama
ReplyDeletekok ada orang senyebelin Do Jin,,
ditunggu kelanjutanya , makasi
Kira
wkwkwkwk sumpah kocak bant nich film nich film, parah ngeselin banget sich Do Jin, kan jd malu bgt tuh Yi Soo...
ReplyDeletekocak n bagus bgt nich film... aduch jgn pengen cepet2 beli dvd nya tp kan belum keluar yach xixixix :)
lanjutkan mba anis eps 3 nya yach
semangat :)
hahahah.. gag berhenti ngakak, d stiap adegan ada aca lucunyaa..
ReplyDeleted tunggu lanjutannya mb,anis
.bwuahahahaha...
ReplyDelete*gegulingan ala yi soo*
.lucuuu banget nie episode!!
.lanjuuut mba anis!
wkwkwkkwkw...do jin bener2 buat yi soo mangkel n salting di depan tae san. salut buat jang dong gun bisa meranin kim do jin.
ReplyDeletegokil.... asli seru, terasa fresh dan menghibur banget :)
ReplyDeletemba anis mau nanya dong, apa sih judul lagu pas waktu yi soo buru2 k kntor do jin buat ambil kriman coklat, enak lgu nya, pas bgt ama suasana d film nya saat itu..
ReplyDelete