Wednesday 20 June 2012

Sinopsis A Gentleman's Dignity Episode 3 Part 1

Mereka berempat berada di klub malam. Seorang pelayan mendatangkan seorang wanita muda. Keempatnya memandang wanita muda ini dengan tatapan tertarik dan penasaran.
Jung Rok maju terlebih dahulu membelai rambut si wanita muda ini. “Jangan tersinggung tapi rambutmu berantakan. Pasti kau terburu-buru turun dari surga hingga tak punya waktu untuk merapikannya.” Jung Rok sudah mulai menunjukan senjata ampuh rayuannya. Hahaha.

Jung Rok menanyakan berapa usia si wanita muda ini. Si wanita menyebut kalau usianya 20 tahun. “Bagaimana dengan kalian, ahjussi?” tanya si wanita muda (Haha langsung dipanggil ahjussi)

Tae San berkata kalau tak ada ahjussi disini. “Perbedaan usia kita hanya 10 tahun, panggil kami Oppa. Tahun ini kami 30 tahun lahir tahun 1983.”
“Jangan percaya pada mereka. Mereka licik.” Seru Yoon.
“Kelihatan sekali bohongnya kan? Ini adalah tahun baru, jadi kami 31 tahun lahir tahun 1982.” Ujar Do Jin.

Tae San mengamati si wanita muda ini dan mengatakan kalau dia mirip sekali dengan Jeong Pal. Laki-laki yang menikah di tahun pertama atau tahun kedua pada waktu mereka kuliah. Jung Rok ingat dan sepengatahuannya dia menjadi direktur animasi.
Wanita muda : “Apakah yang kalian maksud itu Na Jeong Suk?”
Ke empatnya kaget tak menyangka kalau si wanita muda ini mengenal teman kuliah mereka, “Bagaimana kau tahu? Memangnya dia begitu terkenal?” Tanya Tae San.
Wanita muda : “Ahjussi, bagaimana kalian bisa tahu ayahku?” (#gubrak hahaha)
Oh oh keempatnya benar-benar tercengang. Melongo alias bengong, tak menyangka kalau wanita muda yang ada di hadapan mereka itu putri salah satu teman kuliah mereka.
“Tak ada yang menyebutkan nama kan?” Tanya Tae San.
Dan brak ke empatnya pun mengambil langkah seribu. Bergegas pergi meninggalkan klub malam takut kalau identitas mereka ketahuan. hahaha...

Sinopsis A Gentleman’s Dignity Episode 3 Part 1
Kim Do Jin bangun dari tidurnya, ia tidur bersama seorang wanita. “Kemarin 14 Februari, hari ini 15 Februari. Rabu.” Gumamnya kemudian membuka mata melihat jam di meja yang menunjukan tepat tanggal 15 Februari hari rabu.
Do Jin ke meja kerjanya masih mengenakan piyama memutar pena perekamnya mendengarkan semua hal yang terekam kemarin. Ia mendengarkan rekaman pembicaraan dengan anak buahnya dan juga pembicaraan dimana Yi Soo mengungkapkan perasaan padanya (pengungkapan cinta terpaksa bohong)

Flash Back
Yi Soo : “Kau akan menerimanya kan? Tentu saja, kau pasti merasa ini sangat tak masuk akal dan tak terbanyangkan karena ada seorang wanita yang mengatakan ini setelah bertemu hanya beberapa kali.”
Do Jin tanya apa Yi Soo tak apa-apa dengan itu. Jika ia menerima ini siapa tahu Yi Soo akan hidup bahagia selamanya bersamanya.
Yi Soo : “Tentu saja ini sudah cukup. Kalau aku mengharapkan lebih itu akan membuatku menjadi wanita yang buruk.”

Yi Soo menyerahkan coklat sambil mewek-mewek. Tentu saja ini membuatnya malu apalagi di depan Tae San yang ia sukai. Ia segera pergi tak mau mengatakan hal yang bodoh lagi.
Tae San terduduk lemas tak menyangka kalau Yi Soo akan mengungkapkan perasaan pada Do Jin. “Bagaimana? Lebih tepatnya kenapa? Kapan mulainya?” Tae San bingung.
Flash Back End
Yoon makan siang dengan Tae San. Ia terkejut mendengar Tae San mengatakan kalau Yi Soo menyatakan perasaan cinta pada Do Jin. Tae San membenarkan itu tepat terjadi di depan matanya jadi mau tak mau ia harus mempercayainya. Tae San heran kenapa Yi Soo melakukannya dengan begitu sungguh-sungguh. Yoon tanya kenapa Tae San marah bukankah bagus kalau mereka bersama. Tapi Tae San berharap kalau yang bersama dengan Yi Soo itu Yoon bukan dengan Do Pal.

“Apa kau ingin aku bersama dengan Yoon?” Tanya Do Jin tiba-tiba datang.
Yoon mengatakan pada Do Jin apa yang baru saja didengarnya dari Tae San. Do Jin berkata kalau ini bukan berita yang besar bagaimana bisa semua orang mengetahuinya.
Yoon : “Jadi apa kau akan mulai berkencan dengan Guru Seo?”
Do Jin ingin tapi ia merasa Yi Soo malu karena Yi Soo terus menghindarinya.
Tae San mengingatkan Do Jin kalau Yi Soo itu wanita yang baik, sangat berhati baik dan jujur. Maka dari itu kenapa aku tak pernah mengenalkan Yi Soo pada Do Jin. Do Jin merasa itu karena Tae San lupa mengenalkan Yi Soo padanya. Tae San minta kalau Do Jin tak sungguh-sungguh dengan Yi Soo lebih baik Do Jin menolaknya saja karena Yi Soo bukan wanita yang memuaskan rasa penasaran Do Jin.

Do Jin : “Rasa penasaran juga bisa menjadi kesungguhan, siapa yang tahu mungkin sekarang akan berubah.”
Tae San : “Tapi dalam proses perubahanmu model, pramugari dokter, mahasiswa, pascasarjana dan lainnya temukan salah satu diantara mereka keluarkan Yi Soo dari daftar itu.”

Tae San menyuruh Do Jin menghubungi Yi Soo dan menolak pernyatan cinta Yi Soo, “Jaga martabatmu sebagai playboy!”
Yi Soo berada di lapangan bersama Meari. Meari tengah menerima hukuman dari Yi Soo. Ponsel Yi Soo terus berdering, Do Jin terus meneleponnya tanpa henti tapi Yi Soo tak mau mengangkatnya.
Hukuman Meari loncat-loncat jongkok hahaha...

Yi Soo memarahi Meari karena ulah Meari ia akan jadi gila. Ia tak tahu harus bagaimana. Meari mengerti tapi Yi Soo juga harus mempertimbangkan dari sudut pandangnya juga. Ia melakukan itu karena ia ingin Yi Soo bersama dengan kakaknya. Kalau tidak, apa akan ada kesempatan Yi Soo menyatakan perasaan pada kakaknya.

Meari tak paham dengan YI Soo, bukankah ia sudah membukakan jalan untuk Yi Soo atau paling tidak cobalah. Kenapa Yi Soo malah mengubah arah pertanyaannya, ia ingin tahu apa yang Do Jin bilang apa.

Yi Soo mengeraskan suaranya, “Dia bisa bilang apa? Dia mungkin berfikir aku wanita gila.”
Meari minta Yi Soo berfikir positif bukankah itu yang selalu Yi Soo ajarkan padanya.
Yi Soo melembutkan suara dan berkata hal yang sama, “Dia bisa bilang apa? Dia mungkin berfikir aku wanita gila.”
Telepon Yi Soo kembali berdering, Do Jin meneleponnya lagi. Ia bingung harus berkata apa, ini sudah yang ke lima kalinya. Ia meriject dan tak akan menjawab panggilan telepon dari Do Jin.

Meari : “Apa Guru ingin menjadi burung unta sepanjang hidupmu?”
Yi Soo mewek-mewek ia tak bisa menerima telepon dari Do JIn terlebih-lebih saat ini.
Ponselnya berdering lagi, ia gemetaran memegangnya. Meari ada ide ia mengambil ponsel Yi Soo dan menjawabnya. Ia menutup hidung agar suaranya tak dikenali, “Halo aku kebetulan memungut ponsel ini di jalanan.”
“Itu kau Meari!” Do Jin mengenali suara Meari.

Meari langsung menutupnya dan berkata kalau Do Jin mengenali suaranya. Yi Soo marah-marah tak karuan dan mengguncang-guncangkan tubuh Meari, “Aku benar-benar mati. Ayo kita mati bersama.”

Do Jin tak mudah putus asa, ia pantang menyerah dan terus mencoba menghubungi Yi Soo, “Kau benar-benar menggali kuburanmu sendiri dengan mencoba menghindariku seperti ini.”

Do Jin mengambil satu coklat dari keranjang coklat di depannya. Disana ia menemukan kartu ucapan. Ia pun membacanya.

“Tae San-ssi, aku sangat mencintaimu hingga membuatku panas dingin. Kau sangat luar bisa tampan. Tae San, tapi kau sungguh jahat bagaimana kau bisa mencuri hatiku tanpa seizinku. Karena aku menjadi orang tak berhati. Jadi bisakah kau menerimaku?”

Do Jin kesal ia membanting coklat dan kartu ucapan yang barusan dibacanya.

Do Jin berada di dalam mobilnya dan bergumam, “Orang yang tak berhati?” Do Jin sewot. “Apa dia ini masih waras?”
Se Ra akan keluar rumah tapi di depan rumahnya ia berpapasan dengan Do Jin. Se Ra menebak kalau kedatangan Do Jin bukan untuk bertemu dengannya. Do Jin membenarkan ia datang untuk bertemu dengan Yi Soo karena Yi Soo sudah cukup bersalah padanya dan sekarang dia bahkan mengabaikan teleponnya.

Se Ra memberi tahu kalau Yi Soo tak ada di rumah. Ia mengatakan kalau ada dua alasan kenapa wanita menolak panggilan telepon, apakah dia sangat menyukaimu atau dia sangat membencimu.
Yi Soo baru saja datang dan berdiri tak jauh dari sana. Ia jelas terkejut melihat Do Jin ada disana. Yi Soo langsung sembunyi dibalik pagar rumah tetangga seperti yang dilakukan Meari kemarin.
Se Ra masuk ke mobilnya dan pergi. Yi Soo mengintip apa Do Jin sudah pergi apa belum tapi si pemilik rumah, sang pendeta pun menyapanya. Yi Soo gelagapan tak tahu harus beralasan apa, “Tuhan mencintai kita kan?” Ucap Yi Soo sambil tersenyum tak karuan.
Di Mango Six. Park Min Suk mendatangi kafe kopi suaminya. Ia memesan minuman dengan wajah cemberut. Ia mengeluarkan kartu kredit untuk membayar semuanya. tapi Jung Rok tak mau bagaimana mungkin ia menerima uang istrinya. Tapi Min Suk memaksa membayar.

Min Suk diminta tanda tangan sebagai bentuk pembayarannya tapi ia menuliskan yang lain, ‘Kenapa ponselmu kau matikan?’
Hahaha Jung Rok mencoba bersikap manis meminta istrinya tanda tangan lagi. Min Suk masih cemberut marah, ‘Kau tidur dimana semalam?’

Dan struk pembayarannya bertuliskan apa yang ditulis Min Suk.

“Aku tidur di tempat Do Jin, pelanggan.” kata Jung Rok sambil tersenyum manis ke istrinya yang terus cemberut marah.
Se Ra sampai di Mango Six dan memesan kopi. Ia terkejut melihat Min Suk, “Omo, Unnie lama tak bertemu. Kau terlihat lebih muda.” sahut Se Ra menyapa Min Suk.

Min Suk mengatakan kalau ia menghabiskan banyak uang agar terlihat awet muda. Ia mengamati penampilan Se Ra dan berkata kalau Se Ra sendiri juga tak jelek. Se Ra berkata kalau ia hanya memakai sedikit krim kosmetik, kalau wanita seusianya menggunakan banyak riasan usianya tak akan ketahuan.

Min Suk : “Walaupun begitu kau tetap harus melakukan perawatan ekstra. Kubilang kau tak jelek, aku juga tak bilang kau terlihat cantik. Jika kemampuan golf mu hanya rata-rata bukankah kau butuh yang lain untuk ditampilkan.”

Se Ra menahan geram mencoba tersenyum, “Setiap kali aku melihatmu aku sangat iri padamu. Kau sama sekali tak memiliki kemampuan. Tapi berkat keluargamu yang kaya raya kau bisa hidup mewah. Sepertinya kau punya banyak waktu luang. Kau bahkan mempergunakanya untuk mengkhawatirkan orang lain.”

Jung Rok memotong pembicaraan kedua wanita ini agar tak semakin serius, ia menawarkan Se Ra ingin memesan apa. Min Suk mendelik ke suaminya, kenapa menyela ucapannya. Ia mengambil pesanan minumannya dengan kasar.
Yi Soo keluar dari rumah pendeta dengan langkah gontai. Do Jin melihatnya dari mobil dan mengirimkan sms padanya. ‘Kau sudah menyatakan perasaanmu tapi kenapa reaksimu seperti ini?’

Yi Soo membuka sms yang dikirim Do Jin. Ia kaget mengetahui siapa pengirimnya dan menutup layar ponsel. Ia membukanya perlahan sebelum membaca pesan apa yang dikirim Do Jin untuknya.
Yi Soo gelojotan di tengah jalan membaca sms. Do Jin tersenyum-senyum melihatnya. Ia mengirim sms lagi. ‘Tolong jangan tertangkap.’

Yi Soo mewek-mewek, “Bagaimana ini? Bagaimana ini? Matilah aku!” Yi Soo terus gelojotan di tengah jalan, Do Jin tertawa melihatnya.

Dan Yi Soo pun melihat keberadaan Do Jin di mobil. (Wakakaka lucu deh liat adegan ini)
Do Jin keluar dari mobilnya menghampiri Yi Soo yang masih diam tercengang tak percaya tak bergerak sedikitpun.
“Sudah kubilang jangan tertangkap.” seru Do Jin. “Cinta bertepuk sebelah tangan dengan Tae San tapi kau menyatakan perasaanmu padaku.”

Yi Soo berbicara pelan menanyakan kabar Do Jin. Do Jin menjawab kalau dirinya tak baik. Yi Soo mendesah kalau yang dialami Do Jin tak seburuk yang ia rasakan.
Do Jin : “Karena kau sangat malu kau bahkan tak menjawab teleponmu, tidak tidur ataupun makan, karena kau memanfaatkanku.”
Yi Soo menundukkan wajahnya dan berkata benar.

Do Jin mengungkapkan bahwa dalam hidup hanya ada tiga situasi yang membuat pria benar-benar kesal. Saat pulpen mereka dicuri, saat mereka melihat catatan yang berisi umpatan dan juga menerima coklat dari wanita yang mengumpatnya.

Yi Soo menyangkal kalau ia tak mencurinya kenapa Do JIn terus mengatakan itu. Yi Soo bertanya apa Do Jin ingin bicara dengannya di tempat lain. Do Jin setuju. Yi Soo mengatakan kalau ada kafe kopi didekat sana, apa Do Jin ingin berjalan menuju kesana.

Do Jin : “Aku ingin tempat pribadi dengan sofa yang empuk dan wine yang mahal. Ruangan yang dikelilingi 4 dinding dan atap yang mengasingkan kita dari intaian orang dan kebisingan di luar. Ruang keluarga atau kamar tidur!”
Yi Soo tercengang, “Apa kau ingin pergi ke hotel?”
“Apa di rumahmu tak ada atap dan dindingnya? Apa kau tinggal di alam liar? Apa kau tak mau di rumahmu? Haruskah kita pergi ke hotel?” Do Jin menggoda Yi Soo (hahahaha)
Yi Soo pun mengajak Do Jin ke rumah. Ia menyuguhkan minuman kaleng untuk Do Jin. Ia merasa canggung, Do Jin memperhatikan kecanggungan Yi Soo dan hanya tersenyum-senyum. Yi Soo menyuruh Do Jin duduk, tapi Do Jin tetap berdiri sementara si tuan rumah sudah duduk di kursi. Haha.
Yi Soo tanya apa kemarin ia sudah membuat Do Jin terkejut. Do Jin malah balik bertanya, “Sejak kapan kau menyukaiku?”
Yi Soo melongo tak segera menjawab.
Dan scene berpindah ke padang rumput yang indah. Do Jin kalau lagi berbunga-bunga ngebayanginnya di padang rumput hehe...
Do Jin kembali bertanya apa yang Yi Soo sukai darinya. Yi Soo minta maaf.

Do Jin : “Aku bisa lihat kau ingin sekali menyatakan perasaanmu padaku. Kau bahkan membelikan sekeranjang coklat besar yang berat. Saking beratnya sampai wanita hamil dan orang tua pun tak akan bisa membawanya. Berbahaya sekali.”
Yi Soo kembali mengucapkan permintaan maaf.
Do Jin : “Aku bukannya tak memahaminya. Aku benar-benar tak ingin mengatakan ini, tapi ‘aku sangat mencintaimu hingga membuatku panas dingin’ aku luar bisa tampan kan?”

Yi Soo kembali melongo Do Jin mengucap ulang kalimat yang tertulis pada kartu ucapan yang sama sekali tak diketahui isinya oleh Yi Soo karena itu tulisan Meari.

Do Jin : “Dari caramu melihatku, kelihatannya kau tak setuju.”
Yi Soo : “Sebenarnya ‘Aku sangat mencintaimu hingga membuatku panas dingin’ sudah terlalu berlebihan. Jadi sisanya tak kuperhatikan. Luar biasa.... buruk seperti itu?”

Do Jin langsung merengut dan scene kembali ke ruang tamu.

Do Jin mengatakan kalau ada empat situasi yang membuat pria benar-benar kesal. Yi Soo menyela bukankah tadi Do Jin mengatakannya ada tiga. Do Jin berkata kalau ia baru saja menambahkannya satu.
Yi Soo langsung bersikap imut dan manis, “Omo lihat diriku. Presdir Kim, kau terlihat seperti pria berbunga-bunga tak heran setiap aku melihatmu aku merasa kau luar biasa tampan.”

Do Jin diam. Kemudian Yi Soo kembali bersikap cuek, “Apa? jangan bilang kau tak merasa seperti pria berbunga-bunga. Astaga, saat aku mendengar itu aku langsung setuju. Ini menyedihkan. Apa kau tak bersikap rendah hati?”

Do Jin : “Apa kau menderita kelainan kepribadian ganda? Yang kulihat adalah seorang pencuri yang ahli dalam cinta bertepuk sebelah tangan. Wanita yang mengelak saat disudutkan.”
Yi Soo menanyakan kenapa hari ini Do Jin datang.
Do Jin : “Aku memikirkanmu. Tae San melihatnya kan? Pernyataan kemarin.”

Yi Soo juga memikirkan masalah ini. Jadi ia minta Do Jin Katakan saja kalau Do Jin membencinya jadi Do Jin bisa menolaknya. Tapi Do Jin berkata kalau ia tak membenci Yi Soo. Ia tak berencana melakukan itu. Yi Soo tanya kenapa, apa sulitnya melakukan itu.

Do Jin ingin tahu apa Yi Soo akan terus mengabaikan telepon darinya. Yi Soo balik bertanya apa Do Jin ingin terus menelponnya. Do Jin terus bertanya apa Yi Soo tak ingin menjawab teleponnya. Yi Soo menjawab kalau masalahnya bukan ia tak ingin atau ingin. Do Jin meminta kalau begitu jawab saja. Ia meletakan minuman kalengnya dan keluar dari rumah Yi Soo.
Im Meari sampai di rumahnya. Ia memegangi kakinya yang kesakitan karena hukuman yang ia dapatkan dari Yi Soo. Meari melihat disana ada sepatu milik Yoon.

Benar saja Yoon keluar dari kamar yang dulu dipakainya untuk mengambil pakaian. Meari merengut dan bertanya apa wanita yang tidur bersama Yoon tak bersedia mencucikan pakaian Yoon. Yoon mencoba bersikap cuek dan beralasan itu salah satunya dan ia juga ingin mengenakan pakaian bagus tapi semua pakaiannya yang bagus masih tertinggal disini.

Meari merasakan sakit di kakinya. Yoon khawatir dan bertanya apa Meari terluka. Meari berkata kalau ia tak terluka, ini hukumannya tapi Yoon juga ikut ambil bagian dalam hukuman itu ia minta Yoon minum kopi dulu sebelum pergi.
Meari ke dapur menyiapkan kopi. Oh oh tapi letak piring kecilnya terlalu tinggi. Ia tak bisa menjangkaunya. Meari jinjit untuk menggapainya. Tapi sayang tumpukan piring itu hampir jatuh semua mengenainya. Tapi beruntung Yoon bisa menggapai tumpukan piring itu dan meletakkanya kembali.
Dan inilah yang terjadi bikin saya deg-degan hehe.... Keduanya bertatapan.....
Yoon mengambilkan piringnya. Ia mengatakan kalau ia dan Tae San meletakan barang-barang di tempat yang tinggi dan mulai sekarang ia akan memindahkannya agar Meari bisa menjangkaunya. Kalau tidak Meari akan terluka.

Meari merengut, “Kenapa kakak pura-pura khawatir? Aku tak akan memindahkannya, biarkan saja di tempatnya supaya aku terluka. Setelah aku terluka, aku akan mengajukan gugatan. Dengan begitu, aku bisa menemuimu.”

Yoon pamit ia harus pergi sekarang. Meari mengancam kalau Yoon pergi ia akan memecahkan semua piring, tapi Yoon berlalu saja sambil tersenyum tipis ia tahu Meari tak akan melakukan ancamannya.
Yoon ke kantornya. Apa ia akan menginap di kantor. Ia membuka tasnya mengambil kaos dan di dalam tas itu ia selalu membawa foto pernikahannya.

Mereka berempat berkumpul di Mango Six. Jung Rok tanya untuk apa temannya pergi ke Gangneung. Yoon menjawab untuk menonton pertandingan Baseball, apa jung rok mau ikut. Jung Rok jelas menolak ia tak mau melihat pria-pria dengan seragam baseball.
Tae San memperingatkan Jung Rok jangan menggunakan pertandingan baseball sebagai alasan untuk melakukan rencana-rencana Jung Rok melarikan diri.

Yoon : “Kau mungkin hanya akan kehilangan istrimu yang cantik, tapi kami akan kehilangan tuan pemilik tanah.”
Do Jin : “Apa kau tahu apa yang paling bagus dari istrimu? Dia hanya melihat penampilan fisik pria, kau harus bersikap baik padanya.”
Jung Rok : “Kalian ini. Apa tidak tahu bagaimana baiknya sikapku belakangan ini?”
“Kami lebih baik lagi.” sahut ketiganya bersamaan.
Tae San berkata kalau ia akan datang bersama Yi Soo dan meminta Yoon menjemput pegawai-pegawainya. Do Jin kaget Yi Soo juga ikut, ia tampak memikirkan sesuatu. Yoon menyarankan sebaiknya Do Jin ikut datang memukul bola juga. Tae San berpendapat kalau Do Jin itu lebih menghargai hasratnya daripada persahabatannya. Do Jin berkata kalau persahabatan itu ditemukan oleh pria lajang, ia harus pergi duluan.
Do Jin berteriak pada Jung Rok tak usah mengisi ulang minuman lagi kalau tak ada pembicaraan. Jung Rok berkata kalau pembicaraan mereka paling banyak tentang Do Jin. Do Jin menyahut maka dari itu jangan beri mereka isi ulang minuman.
Do Jin keluar bersamaan dengan seorang wanita masuk, Jung Rok menatapnya terpana.
Do Jin menghubungi Ny Song. Ny Song menanyakan kabar Tae San. Do Jin mengatakan kalau Tae San baik dan sudah makan. Hahaha. Do Jin tanya apa Ny Song ada waktu akhir pekan ini. Kira-kira apa ya rencananya.
Di kantor Tae San kebingungan. Do Jin tanya kenapa. Tae San menjelaskan kalau ini tentang Ny Song. Dari semua hari kenapa Ny song memilih hari dimana ada pertandingan baseball untuk memeriksa properti, ia akan jadi gila.

Oh oh ternyata ini yang direncanakan Do Jin membuat Tae San sibuk supaya tak menjemput Yi Soo hahaha.

Do Jin pura-pura kaget dan bertanya kenapa harus hari itu. Tae San bingung harus bagaimana, ia minta Do Jin saja yang pergi memeriksa properti. Do Jin bisa saja melakukannya tapi itu terjadi jika Tae San ingin memutuskan hubungan kerja dengan Ny Song.

Tae San kesal, “Aku sungguh ingin menghajarmu. Kenapa kau tak bisa sama mempesonanya denganku?”
Do Jin minta maaf tapi ia bisa pergi ke Gangneung ia akan menggantikan Tae San menjemput Guru Seo.(Wahaha tuh kan bener)

Tapi Tae San tak mau ia akan meminta Yoon yang menjemput Yi Soo. Tae San langsung menghubungi Yoon meminta menjemput Yi Soo karena ia ada pekerjaan di akhir pekan nanti. Do Jin berfikir keras bagaimana caranya menggagalkan Yoon menjemput Yi Soo. Do Jin menghubungi Meari.
Yi Soo keluar dari rumahnya tapi ia berbalik akan masuk ke rumah lagi ketika melihat Do Jin keluar dari mobil.
“Ya aku juga senang bertemu denganmu.” seru Do Jin (wakaka pede amat)
Yi Soo mencoba bersikap manis dengan tersenyum dan berkata kalau ia tak menghindari Do Jin tapi ia harus masuk ke dalam rumah karena meninggalkan sesuatu disana.
Do Jin : “Benar. Tak ada wanita yang menghindariku.” (kepedean Loe hahaha)

Yi Soo heran kenapa Do Jin ada disini. Hari ini ia ada pertandingan baseball dan harus berangkat segera setelah Yoon datang. Do Jin tahu tapi Yi Soo harus ikut dengannya karena tak ada tempat di mobil Yoon.
Yoon ternyata harus mengangkut penumpang lebih banyak, Meari dan pegawai-pegawai Do Jin hahaha... “Jadi kalian semua datang karena Do Jin yang memintanya?”

Mereka semua mengangguk, katanya tak boleh ada tempat duduk kosong di mobil Yoon sahut Meari. Katanya jangan khawatirkan Guru Seo karena dia yang akan menjemputnya. Yoon mengumpat dongkol dan berkata kalau di mobilnya nanti akan sempit. Mereka tak masalah, daripada terjebak tiga jam dalam mobil bersama Presdir Kim lebih baik mereka naik bis. Hahaha.

Mereka siap berangkat tapi ada yang lupa. Do Jin meminta pegawainya untuk mengambil seragam juga. Yoon tambah kesal apa dia ingin kita melakukan itu juga.
Mereka semua di butik mengambil seragam perusahaan. Meari mencoba jaket dan memamerkannya pada Yoon apa ia terlihat cantik.
Yoon membetulkan letak topi jaketnya dan mengancingkan seleting sekaligus mengikat talinya keras-keras, “Sekarang kau jauh terlihat lebih cantik.” Hahaha.
Do Jin dan Yi Soo berada dalam satu mobil. Yi Soo ingin tahu Do Jin nanti akan berada di posisi mana ketika bertanding karena yang terakhir kali ia lihat permainan Do Jin..... (payah haha)

Do Jin beralasan kalau waktu itu Tae San mengancamnya. Sebenarnya ia tak suka dengan baseball. Kecuali golf, semua permaian bola menurutnya seperti perkelahian antar geng. Yi Soo berseru bukankah Do Jin suka berkelahi. Do Jin mendelik Yi Soo mengungkit kasus perkelahiannya dengan murid Yi Soo.
Yi Soo kembali bertanya lalu kenapa Do JIn ke pertandingan ini. Do Jin berkata kalau tim Blue Cat perlu seseorang yang tampan seperti dirinya, Do Jin sambil merapikan rambut hahaha pede amat.
Do Jin mencium bau sesuatu ia bertanya apa di tas Yi Soo ada sesuatu yang bisa dimakan. Yi Soo mengatakan kalau ia membawa kibab dan telur rebus. Do Jin ngomel-ngomel jadi bau aneh ini datangnya dari kibab. Yi Soo mengatakan kalau perjalanannya akan panjang dan kemungkinan akan merasa lapar.

Do Jin : “Jatuh cinta pada Tae San tapi menyatakan perasaan padaku. Dan sekarang kau membuat kibab untuk Yoon?”

Yi Soo menawarkan apa Do Jin mau. Do Jin menolak. Yi Soo kembali menawarkan kalau kibab-nya tak mau makanlah telurnya. Yi Soo memeceh telur rebus di dalam mobil.

Do Jin kembali ngomel-ngomel, “Kau sedang apa? Aku benci ayam, aku bahkan tidak ingin bertemu dengan orang yang lahir ditahun ayam dan kau berani mengupas telur yang ditelurkan oleh ayam di mobilku? Apa kau belum menyadari kondisi mobilku? Mobilku ini bebas kuman, dimana eksperimen medis bisa dilakukan kapanpun. Mobilku dalam kondisi ini 365 hari dalam setahun, apa tahu itu artinya apa?”
Yi Soo : “Apa temanmu punya tempat pencucian mobil?”
Do Jin : “Bukan begitu, aku mencintai mobilku. Makan, menjatuhkan sesuatu, membuang sesuatu di mobilku, aku tidak tahan....”
Yi Soo : “Kenapa? sekalian saja memberikan mobilmu sebuah nama.”

Do Jin diam tak menjawab ia mengalihkan pembicaraan dengan menawarkan apa Yi Soo mau ke toilet.
“Tidak mungkin.” seru Yi Soo tak percaya, “Astaga. Kau sungguh memberikan nama pada mobilmu?” Yi Soo tertawa, “Apa namanya? Nama pria atau wanita?”
Hahahaha.
Do Jin memberhentikan mobilnya di suatu tempat. Ia meminta Yi Soo turun karena tas yang berisi makanan tak boleh ada di mobilnya. Ia minta Yi Soo menghabiskan semuanya dulu sebelum masuk ke mobilnya.
Yi Soo makan lahap, Do Jin memperhatikan dan tak menyangka kalau Yi Soo mampu menampung banyak makanan seperti itu. “Apa kau biasanya makan sebanyak ini?”
“Aku suka makan makanan seperti ini di penghentian jalan tol.” Ujar Yi Soo sambil makan.
Do Jin : “Apa Pemahamanmu jadi buruk saat kau makan? Yang kucoba tanya bagaimana bisa seorang wanita makan banyak?”

Yi Soo mendesah maka dari itu ia bilang ayo makan bersama. Do Jin menolak ia tak mau makan dengan pencuri. “Tapi apa sungguh kau tak ingat denganku?” tanya Do Jin.
Yi Soo tersedak mendengarnya, ia mengambil minuman.
Do Jin : “Benang merah, bokong yang mengajak ribut. Apa kau sungguh tak ingat?”
Yi Soo makin tersedak ia hampir menyemburkan semua isi makanan yang ada di mulutnya. Do Jin bertanya walaupun makanan dari mulut Yi Soo keluar semua apa Yi Soo masih tak ingat.
Yi Soo mengeraskan suaranya, “Aku tak tahu. Aku tak tahu. Sudah berapa kali kubilang bahkan kalau kau bertanya jutaan kali, aku tetap tak ingat.” Yi Soo berteriak-teriak tak karuan.

Do Jin mengajak Yi Soo segera melanjutkan perjalanan tapi makanan yang belum dimakan masih banyak Yi Soo tak mau menyisakannya. Do Jin berkata kalau Yi Soo sudah cukup makan banyak.

Do Jin mengecek ponselnya, ada panggilan tak terjawab yang banyak dari Jung Rok. Ia kesal apa lagi yang sedang diperbuat Jung Rok. Ia menghubungi Jung Rok dan setelah tahu apa yang terjadi ia langsung tancap gas untuk menemui kawannya ini.
Yi Soo terbangun dan bertanya apa mereka sudah sampai di Gangneung. Do Jin menjawab kalau mereka berada di Yangyang. Ia minta Yi Soo turun dari mobil. Mata Yi Soo terbelalak mengetahui ia berada dimana sekarang.

Yi Soo heran kenapa ada di Yangyang. Do Jin mengatakan kalau ada hal yang mendesak yang harus dilakukannya. Ini masalah yang sangat penting yang berhubungan dengan hidup Tae San, Yoon dan dirinya.
“Kalau begitu seharusnya kau menurunkanku di Gangneung.” Yi Soo melihat jam tangannya dan panik karena pertandingannya akan dimulai pukul 2 dan sekarang sudah pukul 12.30
Do Jin : “Lalu apa yang kau lakukan disini? Cepat cari taksi untuk pergi ke terminal bus!”

Yi Soo benar-benar tak percaya atas apa yang dilakukan Do Jin sekarang padanya, “Jangan lakukan ini padaku. Walaupun tidak terlihat begitu, tapi aku seseorang yang bertindak tidak rasional saat disudutkan. Karena aku adalah guru BP aku memiliki rasa penasaran besar dalam masalah non etika.”
Do Jin : “Kalau begitu kita hampir sama.”

Do Jin menyerahkan kunci kepada petugas untuk diparkirkan dan masuk ke dalam gedung menemui Jung Rok. Yi Soo ngembek-ngambek bagaimana bisa Do Jin mengacaukan jadwalnya begini.
Do Jin kesal ulah apalagi yang dilakukan Jung Rok. Jung Rok meminta Do Jin menelepon istrinya. Do Jin tanya alasan apa yang harus ia sampaikan pada Min Suk, kapan sampai disini dan naik apa. “Tadi malam dengan pesawat.” kata Jung Rok.

Do Jin tanya lagi bagaimana kalau Min Suk mencoba melihat daftar penumpang pesawat. Jung Rok buru-buru meralat alasan kalau keduanya datang dengan mobil Do Jin. Do Jin kembali bertanya untuk alasan yang ia sampaikan pada Min Suk kenapa kita datang kesini. Jung Rok berkata untuk bermain golf. Do Jin bertanya kapan pulang. Jung Rok menjawab besok.

Bohong kok tanya jawab ya hahahaha....
Do Jin pun menghubungi Min Suk, ia mengatakan kalau Jung Rok ada bersama dengannya dan ia selalu berada dipihak Min Suk. Ia juga mengatakan kalau setelah itu ia akan pergi ke Gangneung sedangkan Jung Rok akan langsung pulang sekarang dengan pesawat. Jung Rok memberi kode bukan itu, ia akan pulang besok. Ia membawa mobil kenapa Do Jin menyebut pesawat. Do Jin memberi usul kalau begitu mengemudilah lebih cepat daripada pesawat.
Jung Rok mulai mengatakan alasan sebenarnya ia ada disana. Ia bertemu dengan Hae Joo, dia datang ke tokoku saat kau berjalan keluar.

Do Jin ingin tahu siapa Hae Joo, apa dia seseorang yang meninggalkan Jung Rok dan menikah dengan seorang dokter. Jung Rok menjawab bukan, kalau itu Jung Mi. Sedangkan yang ini wanita yang meninggalkannya dan menikahi akuntan, Baek Hae Joo.

Do Jin bertanya lagi apa dia cinta pertama Jung Rok. Jung Rok kembali menjawab bukan cinta pertama karena cinta pertama itu Eun Hee.
Wakaka dasar playboy.

Wajah Do Jin berubah serius mendengar nama itu dan bertanya apa yang terjadi setelahnya. Jung Rok menjelaskan kalau Hae Joo meneleponnya kemarin dan mengatakan ingin jalan-jalan jadi ia mengemudi hingga tiba disini.

Do Jin : “Apa kalian tidur bersama?”
Jung Rok : “Apa yang kau bicarakan. Tidak. Dia sudah bercerai dan membesarkan putrinya seorang diri. Dia pasti banyak melalui kesulitan. Wajah cantiknya itu sudah menghilang. Meskipun dia sudah menjadi seorang ahjumma tapi hatiku masih merindukannya. Jadi kami menyaksikan laut bersama-sama, minum wine, memesan hotel untuknya. Sungguh begitu, itulah kenyataannya.”

“Mungkin itu putrimu.” Tebak Do Jin.
Jung Rok mendelik.
Penjaga di depan gedung menemui Do Jin dan mengatakan kalau istri Do Jin memintanya menyerahkan pesan pada Do Jin dan dia membawa mobilnya.
Jung Rok jelas terkejut, “Istrimu? Apa kau menikah tanpa memberitahuku?”

Do Jin sadar siapa yang dimaksud itu pasti Yi Soo dan Yi Soo sudah membawa mobilnya. Ia segera membaca pesan yang ditinggalkan Yi Soo.

‘Karena kelihatanya kau sangat sibuk jadi aku pergi lebih dulu tapi aku tak sempat meminta izin meminjam mobilmu, sampai jumpa di Gangneung.’

Do Jin mencoba menghubungi Yi Soo tapi tak dijawab. Ia buru-buru pergi dan meminjam mobil Jung Rok. Ia minta Jung Rok pulang menggunakan pesawat saja.
Jung Rok ingin tahu, “Apa seseorang membawa mobilmu? Apa dia seorang wanita? Apa dia cantik?” (Hahaha liat ekspresi Jung Rok lucu)

Bersambung ke Part 2

Note :
Ada pertanyaan Meari pada Yi Soo seperti ini, Guru apa kau akan menjadi burung unta sepanjang hidupmu?

Maksud perkataan Meari ini, Yi Soo menghindari masalah seperti burung unta. Burung unta jika menghadapi bahaya, misalnya dikejar oleh hewan predator atau pemburu, dia akan lari kencang memanfaatkan kakinya yang panjang dan kokoh, kemudian dia bersembunyi, dengan menyurukkan kepalanya kedalam pasir atau ke dalam semak-semak. Burung unta berpikir, dengan menyembunyikan kepalanya, dia menganggap sudah aman dalam persembunyiannya. Dia lupa, badan besarnya dengan mudah terlihat oleh predator atau pemburu yang mengejarnya. masalah akan datang silih berganti. Tidak ada seorang manusiapun yang mampu menghindarkan dirinya dari masalah. Mencoba lari dan menutup mata dari masalah sama saja membuat kita terjerembab masuk ke masalah yang lebih besar.

Masalah ada untuk dihadapi. Sama halnya seorang siswa yang diwajibkan untuk mengikuti ujian di akhir tahun pelajaran. Jika ia lulus melewati ujian itu, ia dianggap layak untuk naik ke kelas yang lebih tinggi. Masalah dalam hidup tak ubahnya seperti sebuah ujian, jika kita mampu menghadapinya dengan cerdas, kita akan naik kelas menjadi manusia yang lebih baik lagi.

Jadi, mengapa harus takut menghadapi sebuah masalah kalau justru masalah itu akan membuat kita menjadi seseorang yang lebih baik? Hanya saja, bersikaplah cerdas, jangan sampai masalah yang kecil justru menimbulkan masalah yang lebih besar lagi.
Suka banget sama couple yang satu ini hihi...

4 comments:

  1. akhirnya juga eps 3 nya,,, lanjut part 2 nya ya mba jgn sampe ngagantung dr.champ gpp lama yg penting sampai tamat hehehe Semangat :)

    aq juga seneng sama couple yoon n meari, aplagi Do Jin sm Yi Soo pas adegan Do Jin di dlm mobil lht Yi Soo lucu bgt sich mereka,, scene nya berubah jd di tman wkwkwk jd penasran

    jangan2 si Colin itu anaknya Do Jin lg, aduh gimana yach klo mang benar ?

    aq seneng lihat ahjussi2 ini kocak habis

    Semangat Yach mba Anis :)

    ReplyDelete
  2. eonni semangat terus yaa bikin sinopsisnyaaa

    waaah ceritanya makin seruuu

    ReplyDelete
  3. Anis makasih yaa sudah membuat aku terpesona dengan drama ini.. Asli ngakak habis... Haha
    para ahjussi yg ngocol abis, konyol, tp sok jaim. Hiduupp pencinta ahjussi.. \(^0^)/

    ReplyDelete
  4. yang jd meri cantik ya??

    knp JDG harus menjadi orang yg dimanfaatkan dulu....aarrgghhh meskipun akhirnya yi soo akan suka padanya ((pede))

    ReplyDelete

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.