Kim Sun-woo melampiaskan emosi dengan bermain kendo setelah ia mengetahui kenyataan bahwa ayah kandungnya adalah Jin No-sik. Moon Tae-joo menemuinya di ruang latihan kendo tapi Sun-woo masih kesal terhadap ayah angkatnya ini. Ia membuang pedang kayu kendonya.
Sun-woo kembali menanyakan pertanyaan yang sebelumnya pernah ia ungkapkan kenapa Moon Tae-joo menolongnya. Moon Tae-joo menjawab itu karena Sun-woo adalah putra dari wanita yang ia cintai. Ia tak bisa meninggalkan Sun-woo begitu saja.
Sun-woo : “Aku anaknya, kenapa dia tak membesarkanku? Katakan padaku sekarang!”
Tae-joo : “Karena Jin yakin kalau ibumu mengandung anakku. Jadi dia meninggalkan ibumu.”
Sun-woo ingat ketika ia hidup dengan kakeknya, kakeknya bangkrut secara tak wajar. Tae-joo menambahkan kalau Jin No-sik mengambil semua uang kakek Sun-woo (ayahnya Eun Hye). Jin No-sik menjebak Kyung-pil dan dirinya dengan tuduhan penggelapan lalu memasukkan keduanya ke penjara.
Sun-woo tak mau mendengar keburukan ayah kandungnya. Tae-joo sadar pasti sulit bagi Sun-woo untuk memaafkannya tapi bagaimanapun juga Jin No-sik adalah ayah kandung Sun-woo. Sun-woo jelas tak bisa memaafkannya karena Jin No-sik sudah membunuh ayahnya 15 tahun yang lalu dan juga mencampakkan ibunya. Bahkan dia juga sudah merebut Bukyung Chemical dari Han Ji-won.
Tae-joo berkata kalau ia sudah tak bisa menjaga rahasia ini dari Sun-woo. Tapi langkah Sun-woo untuk menghancurkan Jin No-sik sudah berjalan dan ia tak akan mundur.
Tae-joo minta maaf karena ia tak bisa mengatakan hal ini lebih cepat. Ia seharusnya menyimpan rahasia ini selama-lamanya.
Sun-woo : “Sekarang ayah kandungpun tak berarti apa-apa bagiku,”
Ma Hee-jung masih meneliti foto-foto suaminya bersama Sun-woo di makam Eun Hye. Park Yoon-joo menangkan ayah tirinya yang tengah galau karena kegagalan berbisnis.
Ma Hee-jung menanyakan kemana tadi suaminya pergi dan tak mengangkat teleponnya. Jin No-sik menjawab kalau istrinya tak perlu tahu kemana ia pergi. Ma Hee-jung sudah tahu kalau suaminya akan mengatakan itu karena kata-kata itu sudah sering suaminya ucapkan. Memangnya apa yang tidak perlu ia ketahui.
Me Hee-jung mencibir suaminya sudah mempertaruhkan semua uang untuk menyuap orang dimana-mana tapi itu tak penah dibicarakan dengannya. Jin No-sik menyela apa ia harus membicarakan semua urusan bisnis dengan istrinya di rumah. Tapi menurut Ma Hee-jung, Jin No-sik harus membicarakan semua masalah bisnis dengannya karena sebagian harta Jin No-sik adalah warisan dari almarhum suaminya dan Jin No-sik sudah memanfaatkan dirinya untuk mendapatkan uang itu dan juga Jin No-sik tak pernah sekali pun menganggap dirinya seorang istri.
Yoon-joo meminta ibunya jangan bicara seperti itu karena itu sudah keterlaluan.
Ma Hee-jung : “Aku iri dengan tunanganmu karena dia tak pernah menikah denganmu.” (sepertinya dia menyesal sudah menikah dengan Jin No-sik)
Mendengar Eun Hye disebut-sebut Jin No-sik murka. Ia membanting gelas yang berada ditangannya. “Kalau kau tak menyukainya kau bisa segera keluar!”
Ma Hee-jung : “Apa kau pikir aku akan pergi begitu saja setelah dimanfaatkan? Kau sudah membuat masalah.”
Pagi hari Sun-woo tampak bersemangat. Ji-won tanya apa Sun-woo sudah menyerah dan mensponsori perusahaan Pooreun untuk ini, jadi apa bisa Sun-woo mengambil pertambangannya. Sun-woo menjawab tentu saja karena ia sudah mengerjakannya sebulan yang lalu, temannya yang di Amerika sudah membeli sahamnya.
Koon menyela kalau Pooreun itu memiliki saham sebesar 13,5% dan mereka akan dipanggil untuk menghadiri rapat pemegang saham. Rapat itu hanya dihadiri oleh pemegang saham yang memiliki saham 6% dan juga sudah 6 bulan bergabung. Sun-woo berkata kalau ia sudah lebih dari 6 bulan bergabung dan ini pasti membuat Jin No-sik waspada. Ia harus menemui perwakilan dari perusahaan Pooreun. Ji-won ingin tahu kira–kira apa yang terjadi setelah rapat itu usai.
Sun-woo : “Kita akan memecat CEO, Jin No-sik adalah CEO disana.
Koon mengatakan kalau aset favorit Jin No-sik adalah resort yang ada di Thailand dan dia akan gila kalau kehilangan ini. Ji-won akan membantu Sun-woo tapi ia minta hanya sampai resort berhasil direbut setelah itu ini semua harus diakhiri, karena kemungkinan Jin No-sik akan diperikasa kejaksaan. Sun-woo hanya menjawab ya tapi sepertinya ia tak mungkin hanya merebut resort Jin No-sik saja, ia ingin benar-benar menjatuhkannya.
Terjadi kesibukan di rumah Jin No-sik. Sek Cha meminta anak buahnya istirahat. Ia memberi tahu Jin No-sik kalau 8% saham resort sudah dibeli oleh David Kim. Dia bahkan menulisnya dengan jelas kalau dia ingin terlibat dalam bisnis.
Jin No-sik tak mempermasalahkannya apa yang bisa diperbuat Sun-woo dengan saham sebesar 8% sedangkan ia sendiri punya 32% saham. Sek Cha mengingtakan kalau Jin No-sik sudah menjualnya ketika harga saham turun dan sekarang yang dimiliki hanya 19% saham saja. Tapi ada yang aneh Sek Cha mengatakan kalau pemegang saham yang lain juga terang-terangan ingin ikut terlibat. Jin No-sik menebak kalau dibelakang ini pasti Kim Sun-woo dalangnya.
Sek Cha juga mengatakan kalau Loyal Tree sudah mensponsori perusahaan Pooreun supaya mereka mengambil hak atas pertambangan. Kemudian Pooreun akan mengadakan rapat umum direksi. Jin No-sik tanya untuk apa mereka mengadakan rapat direksi. Sek Cha mengatakan kalau rapat itu diadakan untuk pemberhentian CEO. Jin No-sik menegaskan kalau ia tak boleh kehilangan resort itu. Sek Cha menambahkan jika kehilangan kendali dari resort, itu akan menyakiti Jinseung Grup.
“Itu lebih penting dari hidupku. Itu adalah hal yang membuatku seperti ini setelah segala pertumpahan darah,” tegas Jin No-sik (intinya apapun akan ia lakukan untuk mengamankan resortnya yang di Thailand)
Koon menjelaskan kalau Sun-woo memerlukan 2/3 dukungan pemegang saham agar Jin No-sik bisa diturunkan tapi itu tidak mudah. Ji-won berkata kalau ia bisa mengatasi beberapa pemegang saham lain. Ia bisa berkompromi dengan mereka karena Presdir disana teman lama ayahnya. Tapi Sun-woo berfikiran lain, Ji-won tak bisa hanya mengandalkan hubungan pertemanan jika sudah bicara tentang bisnis.
Geum-jool datang dan ingin bicara dengan Sun-woo. Tapi Sun-woo terlalu sibuk karena mempersiapkan segalanya.
“Ayah Jang-il gantung diri,” ucap Geum-jool.
Ji-won dan Koon terkejut mendengarnya. Keduanya tak menyangka kalau Lee Young-bae nekat seperti itu. Sun-woo juga sepertinya terkejut tapi ia bersikap biasa saja. Ia malah menanyakan keadannya. Geum-jool mengatakan kalau keaadaan Lee Young-bae koma dan sepertinya sudah tak ada harapan untuk hidup lagi.
Geum-jool : “Sudahlah, maafkanlah saja mereka.”
Sun-woo : “Aku tak bisa memaafkan mereka begitu saja. Tak ada yang minta maaf bagaimana bisa aku memaafkan?”
Ji-won : “Kau tak perlu menunggu orang lan minta maaf agar kau bisa memaafkan.”
Geum-jool mengajak Sun-woo ke rumah sakit untuk menjenguk Lee Young-bae tapi Sun-woo menolak dan beralasan sibuk, ia akan mengirim bunga.
Ma Hee-jung menemui Sun-woo. Ia menunjukkan foto Sun-woo bersama Jin No-sik ketika berziarah ke makam Eun Hye. Ia ingin Sun-woo menjelaskan maksud foto itu padanya. Sun-woo mengamati satu persatu fotonya dan berkata kalau foto itu bukan apa-apa. Ia datang kesana untuk permintaan seseorang.
“Permintaan siapa?” tanya Ma Hee-jung.
“Orang yang mencintai yang dimakamkan disana,” jawab Sun-woo.
Ma Hee-jung menebak apa itu suami dari wanita itu. Sun-woo menjawab tak tahu. Ma Hee-jung makin penasaran. Sun-woo menanyakan kenapa Ma Hee-jung mengambil foto itu. Ma Hee-jung berkata kalau ia dan Jin No-sik adalah suami istri yang sah tapi keduanya juga mempertimbangkan soal bisnis. Sun-woo menilai kalau itu hal yang sangat kejam.
Ma Hee-jung : “Bukankah ada rapat umum direksi? Aku ingin membuatnya menjadi keuntungan bagiku,”
Sun-woo tersenyum menyambutnya, “Anda harus datang dan mengajukan kesepakatan.”
Jang-il menunggui ayahnya di rumah sakit, ia benar-benar sangat sedih. “Ayah, Apa yang kukatakan saat itu bukankah perasaanku yang sebenanya. Jika ayah terus seperti ini aku tak bisa hidup lagi,”
Jang-il menerima telepon dari kejaksaan (dari Joon-ho) yang memintanya untuk datang ke ruang interogasi. Jang-il bertanya untuk apa dirinya dipanggil. Joon-ho mengatakan kalau Jang-il terlibat kasus percobaan pembunuhan dan ia harus menginterogasi Jang-il secara langsung.
Hari interogasi pun tiba.Jang-il berada di ruangan interogasi. Joon-ho menanyakan apa benar Jang-il memukul Sun-woo tepat di kepala bagian belakang menggunakan tongkat kayu kemudian mendorongnya ke jurang. Jang-il diam. Joon-ho kembali bicara apa Jang-il mengakui kalau Jang-il yang melakukannya. Jang-il menjawab Tidak, ia tak melakukannya.
Joon-ho kembali bertanya apa Jang-il mengenal Kim Sun-woo. Jang-il menjawab ya karena Sun-woo teman SMA-nya. Joon-ho menunjukkan foto pemukulan Jang-il terhadap Sun-woo dulu. Ia menanyakan apa yang ada didalam foto itu Jang-il dan Sun-woo. Jang-il menjawab ya. Joon-ho kembali bertanya apa foto itu gambaran dari kejadian kriminal. Jang-il menjawab bukan.
Merasa kurang puas dengan jawaban Jang-il, Joon-ho meminta Sun-woo dipanggil ke dalam ruang interogasi. Jang-il jelas terkejut Sun-woo dipanggil bersamaan dengannya. Wajahnya tampak was-was tapi ia berusaha menutupinya.
Shin Joon-ho menanyakan pertanyaan yang sama terhadap Sun-woo. Apakah Sun-woo dipukul dari belakang oleh Lee Jang-il. Lama Sun-woo tak menjawab. Jang-il menatapnya dan keduanya pun bertatapan. Sun-woo sedikit berfikir dan kemudian menjawab tidak.
Joon-ho kembali mengajukan pertanyaan, kalau dalam gugatan yang Sun-woo ajukan Sun-woo mengatakan kalau Sun-woo tak ingat kejadian setelah kecelakaan. Sun-woo membenarkan. Joon-ho menanyakan siapa orang yang Sun-woo coba ungkapkan namanya ketika acara TV show. Sun-woo berkata kalau ia berharap orang yang memukulnya dari belakang itu akan menelepon dan minta maaf padanya.
Joon-ho bukanlah seorang jaksa yang bodoh dan mudah dikibuli. Ia merasa kalau keduanya sedang berbohong. Ia akan mendengar kesaksian dari orang lain, Choi Soo-mi. Jang-il tambah was-was. Soo-mi pun dihadirkan ke dalam ruang interogasi. Mereka bertiga ada disana.
Joon-ho tahu kalau Soo-mi berbohong ketika interogasi yang dulu. Tapi Soo-mi berkata kalau ia tak berbohong, ia hanya bingung.
Joon-ho menunjukan foto pemukulan Jang-il terhadap Sun-woo dan bertanya apa Soo-mi melukis foto itu. Soo-mi berusaha menjelaskan kalau mereka berdua (Jang-il dan Sun-woo) adalah teman akrab. Ia ingin membayangkan peristiwa penghianatan, jadi ia meminta mereka berdua untuk menjadi modelnya.
Joon-ho bertanya pada Sun-woo apa Soo-mi mengatakan hal yang sebenarnya. Sun-woo diam, ia memandang Soo-mi dan Jang-il. Ia pun mengatakan kalau apa yang Soo-mi katakan itu tidak benar. Ia tak pernah menjadi modelnya Soo-mi dan Soo-mi sudah berbohong. Jang-il dan Soo-mi jelas terkejut dengan apa yang baru saja Sun-woo katakan.
Han Ji-won menemui beberapa pemegang saham. Ia mengatakan kalau Jin No-sik saat ini sedang dalam pengawasan pihak kejaksaan. Ia minta pemegang saham bekerja sama dengannya dan hadir dalam rapat dewan direksi mendatang.
Sun-woo menjelaskan kalau dari dulu Soo-mi sudah jatuh cinta pada Jang-il. Soo-mi selalu sendirian dan dia sangat terobsesi. Dia begitu menginginkan Jang-il hingga dia melukis ini untuk mengancam Lee Jang-il. Joon-ho menanyakan mengancam untuk apa. Apa karena Jang-il melakukan sesuatu.
Sun-woo menatap Jang-il dan berkata tidak, “Lee Jang-il tidak memukulku. Lee Jang-il hanya anak dari seorang pria miskin. Dia membacakan pidato perpisahan di sekolah. Dia memiliki ambisi menjadi orang sukses bagaimana pun caranya. Para rentenir datang meminta uang padanya. Dan karena hal itu dia menjadi seseorang yang egois dan dingin.”
Joon-ho mendesah karena perkataan Sun-woo sudah merambat kemana-mana.
Sun-woo kembali berkata kalau Jang-il sangat gelisah dengan ambisinya dan kenapa Jang-il harus memukulnya. “Bahkan kalau dia mau, dia tak akan pernah melakukannya,” (buktinya dia memang melakukannya kok)
Joon-ho : “Jadi siapa yang memukulmu dari belakang?”
Sun-woo : “Ayah Lee Jang-il. Ayah Lee Jang-il mengatakan padaku, dia terlibat kejahatan dengan Jin No-sik. Memukulku dari belakang untuk menghentikanku mengajukan gugatan. Jang-il tak tahu kalau ayahnya terlibat pembunuhan dan juga menyerangku,”
Joon-ho menyanggah bagaimana kalau Lee Young-bae berbohong. Sun-woo berkata kalau ia samar-samar mengingat ayah Lee Jang-il mengikutinya.
Joon-ho : “Lalu kenapa kau tidak memberi tahu lebih cepat?”
Sun-woo : “Aku mau mereka minta maaf, aku juga menikmati tontonan meraka berjuang hidup dengan berbohong.”
Jang-il yang dari tadi diam mendengarkan mulai emosi dan mencengkeram kerah baju Sun-woo, “Memangnya siapa kau?”
Sun-woo : “Kalau kau tak suka kau bisa menggantinya.”
Jang-il melepas cengkeramannya, Sun-woo bertanya pada Joon-ho apa ia sudah bisa pergi.
Ketiganya berada di luar kantor kejaksaan. Soo-mi berkata kalau Sun-woo sudah membawanya dan Jang-il ke dalam maslaah ini tapi pada akhirnya Sun-woo lah yang mengulurkan tangan untuk keduanya. Sun-woo berkata bukankah mereka bertiga itu berteman.
Jang-il : “Kenapa kau melakukannya? Kenapa kau berbohong?”
Sun-woo : “Kenapa juga kau tak bicara jujur? Aku menyalahkan segalanya pada ayahmu. Apa yang kau rasakan setelah mengorbankan ayahmu? Apa kau mau kuberitahu? ‘itu bagus. Semua demi kebaikan selama aku masih hidup’”
Jang-il menyentuh bahu Sun-woo tapi dengan cepat Sun-woo menepisnya dan menatap marah, “Sudah kubilang jangan pernah menyentuhku. Kalau kau tak suka, naiklah kesana dan beritahu semuanya atau cekik ayahmu. Bagaimana kalau dia melawanamu saat dia sadar?”
Soo-mi minta Sun-woo berhenti bicara tapi Sun-woo meneruskan kata-katanya. “Cekik dia seperti dia mencekik ayahku!”
Jang-il : “Baik, berikanlah aku penderitaan sepanjang sisa hidupku!”
Sun-woo meminta Soo-mi melukis ayah lee Jang-il yang sedang memukulnya dari belakang. Soo-mi menilai Sun-woo sudah gila.
Sun-woo : “Ayah Lee Jang-il mencoba membunuh ayahku juga, kenapa kau tetap menjaga rahasia ini dan berpihak padanya? Kenapa kau tak memberitahu mereka kalau Lee Jang-il yang memukulku?”
Soo-mi tanya apa Sun-woo ingin tahu alasannya. Sun-woo menebak apa Soo-mi benar-benar menginginkan Lee Jang-il dan mengatakan kalau ia masih punya jalan lain untuk menangkap mereka berdua.
Jang-il berlalu tak ingin mendengar lagi apapun yang Sun-woo katakan. Sun-woo berseru kalau ia belum mendengar Jang-il berterima kasih padanya, “Aku bisa saja mengambil pakaian mewahmu dan memakaikan seragam narapidana padamu!”
Ketiganya berpisah dengan jalan pulang masing-masing.
Sun-woo akan kembali ke kediamannya, ia mengendarai mobilnya. Di jalan matanya kembali bermasalah. Ia melihat bayangan kabur di depannya. Ia berusaha mengedip-ngedipkan matanya agar dapat melihat dengan jelas tapi bayangan di depan semakin kabur. Ia menghentikan mobilnya di tengah jalan.
Mobil yang tepat berada di belakangnya juga berhenti dan si supir pun keluar. Dia mengetuk kaca pintu mobil Sun-woo ingin tahu apa yang terjadi dengan Sun-woo. Sun-woo tampak panik dan meraba kaca mobilnya. Ia juga sepertinya merasakan sakit dimatanya.
Kasus Lee Jang-il pun tercium oleh wartawan. Banyak wartawan yang mendatangi rumah sakit tempat Lee Young-bae dirawat. Geum-jool mengusir wartawan yang mencoba masuk meminta wawancara dengan Jang-il.
Jang-il menatap ayahnya yang tak juga sadarkan diri, “Ayah jangan takut. Semuanya akan segera berakhir. Istirahatlah sampai saatnya tiba.”
Dan secara mengejutkan berita di televisi memberitakan kasus kejahatan yang dilakukan jaksa terkenal Lee Jang-il. Sun-woo, Ji-won dan Koon melihat beritanya. Sun-woo menatap kosong ke arah jendela.
Wartawan juga mendatangi Jin No-sik. Mereka ingin mewawancarainya tapi Sek Cha menghalangi mereka.
Setelah wartawan pergi, Sek Cha menanyakan apa Jin No-sik baik-baik saja. Jin No-sik berkata kalau Sun-woo tak bisa bermain-main dengan saham resort itu. Ia cukup memiliki banyak teman dewan direksi, “Dia tidak akan mengalahkanku, tidak akan.”
Sek Cha membenarkan, ia sudah mendapatkan dukungan setiap dewan direksi untuk melawan pemecatan Jin No-sik.
Sun-woo masik memandang dengan tatapan kosong ke arah jendela terdengar olehnya berita yang mengatakan bahwa Jin No-sik menyangkal semuanya sedangkan batas waktu kasusnya akan segera berakhir dan kasusnya akan segera ditarik.
Koon tertawa senang mendengar berita itu dan berkata kalau mereka sudah menghabisi Jin No-sik. Ji-won merasakan kegalauan Sun-woo dan berkata sepertinya Sun-woo tak senang.
“Kenapa tidak? Aku senang,” ucap Sun-woo.
Perlu 2/3 suara untuk bisa menurunkan CEO dari jabatannya. Dan mereka akan melakukan voting dengan cara mengangkat tangan. Yang setuju pemecatan Jin No-sik diminta angkat tangan.
Satu persatu peserta rapat mengangkat tangannya, bahkan Sun-woo juga. Jin No-sik menoleh kesana kemari melihat reaksi pemegang saham lain yang ternyata menginginkan dirinya turun dari kursi CEO.
Ma Hee-jung yang juga pemegang saham tersenyum menimbang-nimbang. Ia menggerakan jemarinya apakah ia harus mengangkat tangan atau tidak.
Sun-woo teringat perbincangannya yang terakhir dengan Ma Hee-jung beberapa hari yang lalu. Keduanya membuat kesepakatan, Sun-woo meminta bantuan agar Ma Hee-jung membujuk anggota dewan direksi yang juga teman Jin No-sik agar melawan Jin No-sik dan Ma Hee-jung ingin nantinya yang menjadi CEO adalah keluarganya. Sun-woo setuju.
Jin No-sik tak habis pikir karena banyak diantara peserta rapat yang mengangkat tangan, beberapa teman dekatnya juga demikian bahkan istrinya sendiri pun mengangkat tangan menginginkan dirinya turun dari jabatan CEO.
CEO lama pun dipecat dan selanjutnya akan diadakan pemilihan CEO yang baru.
Peserta rapat keluar ruangan. Sebelum keluar Ma Hee-jung tersenyum sinis untuk suaminya. Sun-woo juga akan keluar ruangan, ia berhenti tepat di depan Jin No-sik. “Aku sudah mengambil sesuatu yang paling berharga darimu.”
Tinggallah Jin No-sik sendirian di ruang rapat, “Kim Sun-woo,” Ia menahan geram.
Koon sangat menyayangkan Sun-woo tak memotret ekspresi wajah Jin No-sik. Ia penasaran ingin melihatnya. Geum-jool pun memperagakan ekspresi wajah lucu perkiraannya dan tertawa terbahak-bahak.
Ji-won memberikan selamat atas keberhasilan Sun-woo dan bertanya apa sekarang Sun-woo bahagia. Sun-woo merasa bahagia tapi semua itu tak bisa mengembalikan ayahnya yang sudah tiada. Ji-won menyarankan lebih baik Sun-woo menemui Jang-il di rumah sakit. Geum-jool juga menyarankan demikian tapi Sun-woo beralasan kalau ia sibuk.
Sun-woo memandang foto dirinya bersama ayahnya. Ia meletakan segelas minuman kemenangan yang ia persembahkan untuk ayahnya.
Sun-woo menjenguk Lee Young-bae di rumah sakit. Di ruangan itu sepi, Jang-il tak di tempat.Sun-woo mengingat ucapan Lee Young-bae ketika dirinya koma dulu, “Sun-woo apa kau yang membuat anakku melakukan kejahatan? Kau tak harus melakukan itu.”
Sun-woo menatap Lee Young-bae yang masih terbaring tak sadarkan diri, ia tahu kalau saat dirinya koma itu adalah suara Lee Young-bae. Karena walaupun ia tak sadar ia masih bisa mendengarnya.
Jang-il sampai di kamar rawat ayahnya dan melihat Sun-woo berada disana. Ia jelas tak suka melihat Sun-woo menjenguk ayahnya. “Apa yang kau lakukan disini? Apa kau datang untuk mencekik ayahku?”
Sun-woo : “Apa kau pikir aku akan melakukan hal yang sama? Aku datang untuk menghiburnya agar dia bisa baikan. Aku bahkan membawa minuman. Aku mau dia bisa berdiri diatas kakinya. Jadi dia bisa dilempar batu karena kesalahannya. Kalau dia mati seperti ini, itu akan terlalu mudah.”
Jang-il marah dan mengusir Sun-woo. Sun-woo merasa Jang-il sudah lupa kalau ayah Jang-il adalah seorang pembunuh. Dia adalah orang yang egois dan hanya memikirkan tentang keberhasilan anaknya.
Jang-il naik pitam, ia membanting sesuatu yang dibawa Sun-woo dan mengusirnya agar segera pergi. Sun-woo mencibir kapan Jang-il mengetahui semuanya. “Suruh dia untuk sadar atau aku akan mencekiknya.”
Jang-il menyeret Sun-woo agar segera pergi. Tapi tenaga Sun-woo lebih besar. Sun-woo mengangkat tubuh Jang-il dan menjatuhkannya tepat di atas tubuh ayahnya.
“MINTA DIA SUPAYA BANGUN SEKARANG!” bentak Sun-woo. Kemudian keluar dari ruang rawat Lee Young-bae.
Di depan rumah sakit Sun-woo kembali merasakan matanya bermasalah. Teleponnya berdering, lama ia tak segera mengangkatnya. Ternyata yang meneleponnya itu Han Ji-won.
Han Ji-won berjalan sendirian di trotoar, tiba-tiba ada mobil yang berhenti tepat di sebelahnya. Keluarlah dua orang dari dalam mobil dan menyeretnya masuk ke mobil. Ponsel Ji-won terjatuh. Tepat saat itu Sun-woo menjawab panggilan telepon Ji-won. ponsel Ji-won tergeletak di jalan.
Han Ji-won dimasukkan ke ruangan gelap. Ia berteriak keras agar dikeluarkan dari ruangan itu tapi percuma saja. Ia berusaha membuka pintunya tapi sia-sia pintu terkunci dan ia terkurung disana. Sun-woo berusaha menghubungi Ji-won tapi tak diangkat-angkat.
Jin No-sik marah. Ia bertanya pada Yoon-joo dimana ibu Yoon-joo. Yoon-joo tak tahu keberadaan ibunya ia pun tak bisa menghubunginya.
“Kalau aku tak bisa mempertahankan resortnya. Kau dan ibumu tak akan bisa melewati hari ini,” Jin No-sik mengancam.
Yoon-joo tahu betapa pentingnya resort itu bagi ayah tirinya ini. Karena resort itu merupakan reksadana dari Jinseung Grup (Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat Pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio Efek oleh Manajer Investasi-wikipedia)
Jin Nos-ik minta Yoon-joo menjelaskan arti resort itu baginya. Dengan suara lemah Yoon-joo mengatakan kalau resort itu berati terlihat seperti surga.
Jin No-sik : “Sebuah rumah yang nyaman adalah tempat tinggal yang hangat. Itu merupakan mimpi selama hidupku. Orang tuaku meninggal setelah bekerja keras. Aku membangunnya supaya setidaknya mereka bisa beristirahat dengan tenang disana. Itu terasa seperti rumah bagiku.”
Yoon-joo menyarankan kalau yang diperlukan ayah tirinya ini hanya perlu merebutnya kembali. Jin No-sik akan melakukanya dan ia yakin akan mendapatkannya kembali.
Sun-woo gelisah karena ia tak bisa menghubungi Ji-won. Koon menelepon ke rumah Ji -on tapi ternyata Ji-won juga tak pulang ke rumahnya. Keluarganya berfikir kalau Ji-won lembur di kantor.
Sun-woo mulai berfikir yang tidak-tidak. Koon sepertinya bisa membaca pikiran Sun-woo, ia menebak apa Jin No-sik dibalik semua ini.
Moon Tae-joo mendengar yang keduanya bicarakan dan bertanya apa yang terjadi. Koon mengatakan kalau Han Ji-won menghilang dari semalam dan mereka takut Jin No-sik melakukan sesuatu demi mendapatkan kembali resortnya.
Di ruang penyekapan Han Ji-won terus menggedor pintu meminta dirinya dikeluarkan. Ia berusaha menendang pintu, menggapai jendela tapi tak berhasil itu malah membuat bahunya sakit karena terjatuh.
Pintu terbuka. Jin No-sik masuk (ternya benar Jin No-sik yang menculik) Ji-won menatapnya penuh kebencian. Jin No-sik meminta Ji-won menghubungi Sun-woo dan meminta dia mengembalikan semuanya kemudian ia akan melepaskan Ji-won. Han Ji-won menekan tombol ponsel tapi Jin No-sik buru-buru merebutnya (apa yang dihubungi Ji-won itu polisi)
Sun-woo mendatangi rumah Jin No-sik. Bukan untuk berbisnis tapi mencari keberadaan Han Ji-won. Jin No-sik mengatakan kalau Ji-won baik-baik saja di suatu tempat. Sun-woo tanya dimana. Jin No-sik ingin membuat kesepakatan dengan Sun-woo, ia akan mengatakan dimana keberadaan Ji-won asalkan Sun-woo mengembalikan semuanya seperti semula.
Sun-woo hilang kesabaran ia mencengkeram baju Jin No-sik. Ia mengancam akan melaporkannya pada polisi tapi Jin No-sik tak peduli.
Yang tadinya Sun-woo menatap marah entah kenapa setelah itu pandangan matanya mulai luluh ketika ia menatap ayah kandungnya ini. Bahkan ia hampir menitikan air mata. Ia teringat ucapan ayah angkatnya yang mengatakan kalau Jin No-sik itu ayah kandungnya. Sun-woo melepaskan cengkeramannya.
“Apa kau menangis?” Jin No-sik heran. “Apa kau sekarang menangis?”
Sun-woo tak bisa melampiaskan kemarahannya. Ia menahannya dan akan pergi mencarinya sendiri. Sebelum ia keluar Jin No-sik berkata kalau Ji-won tak meneguk air minum setetespun. Ia minta Sun-woo memikirkan tawarannya baik-baik.
“Apa kau melakukan hal yang sama terhadap ibuku? Apa kau seperti ini terhadap tunanganmu?”
“Kembalikan saja resort itu padaku!”
Tatapan mata Sun-woo kembali marah. Ia keluar dari ruangan dan berteriak mencari Ji-won. Ia menghancurkan apa saja yang ada di depannya. Vas bunga, lukisan, foto dll. Sementara Han Ji-won kepayahan, ia tak bisa keluar dari tempat penyekapannya.
Apa yang dilakukan Sun-woo selanjutnya. Ia mencari informasi melalui Sek Cha. Sun-woo meminta Sek Cha mengatakan dimana keberadaan Ji won. Sek Cha berkata kalau ia tak tahu. Sek Cha pun dipukuli habis-habisan. Ia bahkan diseret ke tepi atap gedung dan diancam akan dijatuhkan dari atap gedung agar mengaku dimana tempat penyekapan Ji-won. Ia pun akhirnya memberitahukan tempatnya.
Sun-woo bergegas. Han Ji-won terbaring lemah. Jang-il meminta Jin No-sik menemui ayahnya yang masih tak sadarkan diri tapi Jin No-sik meminta Jang-il menemuinya.
Pintu terbuka Jin No-sik mengira Jang-il sudah datang tapi ia salah itu bukan Jang-il melainkan Moon Tae-joo. (Akhirnya musuh lama bertemu juga setelah dulu Moon Tae-joo sembunyi kini ia menampakan dirinya di depan Jin No-sik hehe menampakan kayak uka-uka aja)
Jin No-sik : “Lama tak bertemu Moon Tae-joo. Selama ini kau bersembunyi, kau hanya mengendalikan anakmu seperti peliharaan. Apa yang membuatmu kemari?”
Moon Tae-joo : “Lama tak bertemu, ada hal yang ingin kusampaikan padamu.”
Jin No-sik : “Kau tak mendidik anakmu dengan baik. Dia seorang pria yang gila.”
Moon Tae-joo : “Dimana Han Ji-won? kau menculik seseorang dan memberikan tuduhan palsu pada orang lain ketika kau sedang diselidiki.”
Jin No-sik : “Apa kau sudah lupa manusia seperti aku.”
Moon Tae-joo memandang tajam penuh keyakinan, “Kim Sun-woo...... adalah anakmu.”
Jin No-sik terkejut tapi dengan tatapan tak percaya.
Moon Tae-joo mengaku kalau ia memang mencintai Eun Hye tapi ia tak pernah tidur dengannya. “Dia adalah anakmu dari Eun Hye, dia tak pernah mengkhianatimu sekalipun. Dia tak tahu kalau kau seorang pecundang. Dia hanya mencintai Jin No-sik.”
Jang-il sampai di depan pintu, ia terkejut mendengarkan setiap perkataan yang dibicarakan Jin No-sik dan Moon Tae-joo.
Jin No-sik meminta Moon Tae-joo menghentikan omong kosong ini dan segera pergi. Tapi Moon Tae-joo meminta Jin No-sik berhenti melukai anak sendiri.
Jin No-sik : “Siapa anakku? Siapa?”
Moon Tae-joo : “Sun-woo hidup menderita karenamu, karena ayah kandungnya sendiri. Kenapa kau membunuh Kyung-pil? Dia (Kyung-pil) memberitahu kalau Sun-woo adalah anak kandungmu.”
Jin No-sik : “Kalau dia memang anak kandungku, apa kau menggunakan anakku untuk balas dendam padaku?”
Jin No-sik tetap tak percaya. Moon Tae-joo mengeraskan suaranya menyuruh lebih baik tes DNA dan Jin No-sik bisa mengetahui Sun-woo anak kandung Jin No-sik apa bukan. Jin No-sik pun kembali mengusir Moon Tae-joo. Tae-joo keluar dari kediaman Jin No-sik, di depan pintu ia berpapasan dengan Jang-il keduanya diam tak saling menyapa.
Kedatangan Jang-il ingin memberi Jin No-sik pelajaran. Ia mengatakan kalau ia menemukan sesuatu, “Jadi apa anak kandungmu sendiri yang membuatmu jatuh?”
Jin No-sik sedang tak ingin bicara ia meminta Jang-il datang lagi besok.
Jang-il : “Apa kau pikir aku kesini untuk membantumu? Aku tahu seperti apa diirmu, keras kepala dan bodoh.”
Jin No-sik murka ia akan melayangkan pukulan ke arah Jang-il tapi Jang-il lebih siap ia menahan tangan Jin No-sik, “Jadi kau membunuh Kim Kyung-pil demi anakmu dan membuat ayahku terpojok. Ayahku sekarang sekarat karena kau. Kalau dia meninggal aku tak akan membiarkanmu bebas seperti ini.”
Sun-woo menemukan tempat dimana Ji-won disekap. Ia sekuat tenaga membuka gembok kuncinya. Sun-woo melihat Ji-won terbaring lemah disana. Sun-woo cemas dan bertanya apa Ji-won baik-baik saja. Ji-won mengangguk senang Sun-woo datang menolongnya.
Sun-woo bernafas lega dan memeluk Ji-won. Ia minta maaf. Ji-won berkata kalau Jin No-sik adalah orang yang paling jahat yang pernah ia temui. Ia tak bisa memaafkan Jin No-sik (oh oh padahal kenyataannya Jin No-sik ayah kandung Sun-woo)
Keduanya berada di dalam mobil. Walaupun Ji-won berhasil diselamatkan Sun-woo tetap saja cemas. Keduanya saling menggenggam tangan. Setelah kejadian ini Sun-woo menyadari satu hal bahwa ia tak bisa hidup tanpa Ji-won. Ji-won juga menyadari satu hal bahwa Kim Sun-woo akan selalu berada di sisinya. Dan keduanya berpelukan lagi.
Jin No-sik mencari dana untuk menyelamatkan resort-nya. Ia mencari pinjaman dari investor asing. Ia akan secepatnya pergi ke Thailand kalau memang dananya sudah siap.
Soo-mi membereskan lukisan-lukisan pemukulan. Ia memasukan semuanya ke dalam kardus. Sun-woo datang dan menanyakan mana lukisan yang ia pesan, lukisan ayah Jangiil yang sedang memukul kepalanya. Soo-mi berkata kalau ia sedang mengerjakannya.
Soo-mi menggotong kardus berisi lukisannya keluar. Sun-woo mengikutinya dan bertanya berapa harga semua lukisan Soo-mi. Soo-mi malah bertanya berapa banyak uang yang Sun-woo bawa, ia ingin melihatnya dulu. Ia ingin dibayar secara tunai.
Sun-woo ke mobil akan mengambil uangnya. Soo-mi menumpahkan minyak tanah (tapi mungkin juga bahan bakar lain) ke kardus berisi lukisan dan membakarnya.
Sun-woo : “Apa yang kau lakukan?”
Soo-mi : “Kenapa aku harus menjual ini kepadamu?”
Sun-woo tertawa dan minta dibawakan air oleh Soo-mi.
Sun-woo menunggu Soo-mi di studio. Ia mengambil cutter yang ada di meja dan melancarkan aksinya. Ia merusak semua lukisan Soo-mi. Dengan santai ia menggores lukisan-lukisan itu sambil bersiul menyenandungkan lagu kesukaannya.
Soo-mi melihatnya dan langsung berteriak marah. Sun-woo mendorong kepala Soo-mi hingga terjatuh (make Up lipstiknya Soo-mi sampai belepotan). Ia melempar cutter-nya dan berlalu dari sana meninggalkan Soo-mi sendirian menangisi lukisannya yang sudah dirusak Sun-woo.
Lee Young-bae dinyatakan sudah meninggal. Jang-il membuka kain penutup yang menutupi tubuh ayahnya. Jelas Jang-il sangat kehilangan ayahnya.
“Ayah... kemana ayah pergi? Apakah ayah ingin bertemu Paman Kyung-pil? Ketika ayah bertemu dengannya minta maaflah padanya. Jika dia memukulmu, biarkan saja. Aku akan membayar sisa dari kesalahan ini.”
Air mata Jang-il semakin lama semakin deras, “Kalau saja aku tak terlalu pintar. Kalau saja aku tak terlalu ambisius. Ayah, kau pasti tak akan mengambil jalan itu. Semua ini kesalahanku, ayah semua ini kesalahanku...”
Jang-il menangis memeluk tubuh kaku ayahnya.
Emosi Jang-il memuncak. Ia melabrak Jin No-sik yang sudah membuat ayahnya meninggal. Ia berteriak-teriak sampai anak buah Jin menahannya. “Kau membunuh ayahku!”
Jin No-sik santai saja menanggapi ocehan dan teriakan Jang-il. Ia malah mengatakan kalau kematian Lee Young-bae itu karena keserakahannya sendiri. Ia senang Jang-il datang. Ia memiliki masalah dengan resortnya di Thailand. Ia meminta bantuan dari Jang-il agar ikut dengannya ke Thailand.
Jang-il berteriak mengumpat tapi Jin No-sik tak menanggapi umpatan Jang-il. Ia malah berkata bahwa yang namanya hidup itu terus berlanjut bagi yang masih hidup. Ia yakin dalam beberapa hari lagi pasti Jang-il sadar dan tenang kembali karena Jang-il seorang pria yang pintar.
Jang-il terus berteriak sambil diseret keluar oleh anak buah Jin No-sik.
yeah tinggal 1 eps lagi,,,semangat mbak anis,,, ^^
ReplyDeletetapi kok diriku mewek ya liat jang il pas ngomong sama mayat ayahnya,,,
aq malah tertawa liat kelakuannya jin no sik, seolah2 tidak terjadi apa ckckkc (pdhl ayahnya jang il ninggal)..
ReplyDeleteklo make up n lipstik soo mi belepotan itu sudah wajar, sapa suruh dandannya menornya minta ampun..
jang il, skrng kau bisa merasakan bagaimana perasaan ditinggal oleh ayah
horee tinggal satu eps lg mba anis semangat yach...
ReplyDeletesenang lihat Han Ji Won sm Sun Woo, mereka ga bisa terpisahkan, tp bagaimana yach klo Han Ji Won tau klo Jin No Shik adalah ayah nya Sun Woo.... ?
Sedih lihat Le Jang IL nangis di di dpn mayat ayah nya,,,??!!
ayo mba nais lanjutkan eps 20 final
Semangat yach?
ud ga sabr nih nunggu 1 eps lg,,,,,,
ReplyDeletekata2nya jang il buat ayahny yg uda meninggal bgus bgt....
ReplyDeletesumpah mengharukaaaaan T.T