Sunday, 10 February 2013

Sinopsis May Queen Episode 34 Part 2

Jung Woo janjian bertemu dengan Gi Chul di sebuah restouran. Jung Woo berkata kalau ia mendengar Gi Chul menemui Geum Hee dan Hae Joo. Ia ingin tahu apa alasan Gi Chul mengakui peristiwa yang sebelumnya Gi Chul sangkal mati-matian.
Gi Chul berkata itu karena ia merasa bersalah. Jung Woo menebak kalau alasannya pasti bukan hanya itu. Ketika ia membicarakan tentang hasil pemeriksaan dua peluru bukankah Gi Chul sudah berbohong bahwa bukan Jang Do Hyun yang menembak kakaknya. Ia harap Gi Chul memberitahu apa alasan Gi Chul sekarang berpindah pihak. “Hyung, kau mau balas dendam pada Jang Do Hyun kan?”
Jung Woo memberi tahu kalau Sek Choi sudah ditangkap karena membunuh kakek Kang. Dalam ponsel Sek Choi terdapat foto plat nomor mobil yang digunakan untuk membunuh Chun Hong Chul. Foto plat nomor itu sudah dikirim pada Hae Joo. “Waktu itu Hae Joo dan Chang Hee di bandara, meskipun Hae Joo tak mau saat itu Chang Hee sudah berfikir untuk meninggalkan negara ini bersama Hae Joo. Tapi untuk menghalangi itu Sek Choi mengirim foto itu pada Hae Joo. Apa yang kukatakan ini benar, kan?”

Gi Chul menunduk menangis. Jung Woo tahu kalau keinginan Gi Chul adalah tak ingin Chang Hee hidup seperti Gi Chul. “Tapi kemudian Jang Do Hyun mengancammu, kalau Chang Hee pergi maka pembunuhan itu akan terungkap. Kau mengatakan itu sebelum status pemeriksaan berakhir. Kau sekali lagi membuat hidup putramu seperti budak. Bukankah Jang Do Hyun sudah banyak membuatmu menderita?”
“Sudah cukup!” Gi Chul tak tahan lagi mendengar kebenarannya. Ia menangis membenarkan, “Aku diperlakukan seperti binatang.” Ia menyampaikan pada Jung Woo kalau ia ingin sekali balas dendam pada Jang Do Hyun, “Apa ada jalan agar aku bisa balas dendam?”

Jung Woo menjawab ada. Gi Chul terbata-bata bertanya jalan apa itu. Jung Woo mengatakan kalau besok ada konferensi pers, “Ikutlah kesana dan bersaksi tentang kebenaran bahwa Jang Do Hyun yang membunuh kakakku!”
Gi Chul bertanya apa dengan begitu akan ada yang berubah, bukankah sekarang Jung Woo bahkan tak bisa melakukan apapun deegan hukum. Jung Woo berkata meskipun ia pejabat di pengadilan, ia memiliki sesuatu yang lebih parah dari hukum yang bisa ia gunakan. Meskipun ia harus melakukan itu, ia akan menangkap Jang Do Hyun. “Hyung, berpisahlah dari Presdir Jang. Sekarang adalah kesempatanmu.”

Dengan penuh keyakinan Gi Chul mengangguk bersedia. Jung Woo tersenyum lega menyambutnya.
San menyampaikan pada Hae Joo perihal konfersnsi pers yang akan dilakukan Jung Woo. Ia juga menyampaikan keikutsertaannya dalam acara itu. San berkata kalau akan ada pihak dari agen intelejen yang akan bersaksi mengenai kematian orang tuanya. Selain itu Park Gi Chul juga akan bersaksi mengenai kematian Dr Yoon Hak Soo.
Hae Joo bertanya kalau San ikut dalam konferensi pers itu apa ia juga harus ikut. San berkata rasanya tak pantas kalau hanya Samchoon saja yang muncul sendirian di depan publik. “Dia hanya akan menyiapkan segalanya dan kita yang harus melakukannya!”

San melihat Hae Joo tampak cemas, “Kenapa? Apa kau tak suka muncul di depan publik?” Hae Joo bilang bukan begitu. Kalau ia muncul maka saudaranya akan tahu yang sebenarnya kalau ia adalah putri Dr Yoon Hak Soo.

San menyarankan kalau Hae Joo merasa tertekan lebih baik tak usah hadir. Ia bisa pergi sendiri. Tapi Hae Joo tak mau, ia mengajak San pergi ke konferensi pers itu bersama. “Bukankah kita berbagi takdir bersama.”
Keduanya tersenyum dan saling mengenggam tangan.... huwaaaa.... Hae Joo mengajak San pulang karena ia harus memberi tahu keluarganya tentang ini. San ingat sesuatu, ada yang ingin ia katakan sebelum Hae Joo melakukan itu. Hae Joo heran, apa itu.
Gi Chul mengatakan pada Chang Hee keinginannya untuk ikut dalam konferensi pers yang akan dilakukan Jung Woo. Tapi Chang Hee malarang ayahnya melakukan itu.

Gi Chul ngotot ia mengatakan sejak ia lahir ke dunia ini Hak Soo lah orang pertama yang memperlakukannya sebagai manusia. Untuk menembus itu, ia akan melakukan ini. Chang Hee tetap melarang ayahnya melakukan itu. Gi Chul marah, lalu sampai kapan Chang Hee akan hidup sebagai anjing peliharannya Jang Do Hyun. Ia ingin sekali balas dendam.
Chang Hee meminta ayahnya berfikir, apa Jang Do Hyun akan mudah jatuh begitu saja. Pada akhirnya itu hanya akan membuat ayahnya terluka. Gi Chul meyakinkan bukankah ia sudah bilang pada Chang Hee, kalau mereka bersatu mereka bisa membalas dendam. Kalau kita semua menantang Presdir Jang, kita pasti bisa. Ditambah lagi mantan anggota dari agen intlijen akan bersaksi tentang kematian orang tua San

 Chang Hee berkata kalau kita melakukan konferensi pers dan Jang Do Hyun menyangkal apa yang terjadi, maka semuanya akan berakhir. Bahkan ini sama sekali tak ada bukti yang pasti. Kalau hanya ayahnya dan mantan anggota agen itu yang bersaksi, itu semua hanya akan berakhir dengan penilaian dari publik semata. Seiring berjalannya waktu yang namanya opini publik akan habis seperti balon di dalam air.
“Lalu apa yang kau ingin aku lakukan?” Gi Chul sudah jengkel.
Chang Hee merasa kalau Jang Do Hyun begitu mudah didapatkan ia tak akan pernah masuk ke dalam sayapnya. “Orang yang dekat dengan Jang Do Hyun, menurut ayah sekarang ini siapa? itu aku. Tapi kalau Jang Do Hyun tahu kau mengkhianatinya, dia tak akan percaya lagi padaku. Lalu tak akan ada cara lagi untuk membalas dendam. Percayalah padaku!” (Chang Hee sudah ngerasain gimana sulitnya menjadi orang kepercayaan Presdir Jang) Gi Chul terlihat bimbang.
Presdir Jang sampai di rumah dan bertemu dengan putranya. Ia jelas saja masih jengkel, bukankah ia sudah mengatakan kalau Il Moon jangan pernah muncul di hadapannya. Bukankah ia sudah menyuruh Il Moon untuk pergi. Il Moon melihat sekeliling takut kalau Geum Hee mendengar atau datang, “Ayah ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu!”

Tapi tiba-tiba Geum Hee datang menyambut kedatangan suaminya. Tentu saja Il Moon kaget bukan main. Geum Hee berkata bukankah ia sudah memberi tahu suaminya tadi pagi untuk membawa Il Moon kembali ke rumah. “Lihatlah wajahnya. Kupikir dia sudah banyak menderita. Tolong maafkan dia!” Geum Hee tersenyum manis di depan suaminya.
Presdir Jang tak setuju Il Moon kembali ke rumahnya. Tapi Geum Hee mengingatkan bukankah Il Moon ini anak Presdir Jang. “Jangan mengabaikannya. Sepertinya dia sudah menyesali perbuatannya ketika aku bicara dengannya.”

Mendengar permintaan istrinya mau tak mau Presdir Jang menyetujuinya. Il Moon ngeri melihat senyum licik Geum Hee.
Chang Hee datang menemui Presdir Jang, ia mengatakan kalau ada sesuatu yang akan ia laporkan. Keduanya pun ke ruang kerja Presdir Jang.
Il Moon menunduk takut tak berani menatap Geum Hee. Geum Hee bertanya apa yang akan Il Moon beritahukan kepada ayah Il Moon tadi. “Ti ti tidak ada, aku tak mengatakan apapun!” jawab Il Moon ketakutan.

“Benarkah?” Geum Hee menatap sinis. “Apa kau mau memberi tahu ayahmu apa yang kukatakan padamu tadi? Kalau kau mengatakan sesuatu seperti itu apa kau pikir ayahmu akan percaya padamu? Pikirkan itu baik-baik!”
Chang Hee menyampaikan pada Presdir Jang niat Jung Woo yang mengajak ayahnya untuk ikut bersaksi dalam konferensi pers. Ia mengatakan sepertinya Jung Woo mengancam ayahnya untuk bersaksi mengenai kematian Dr Yoon Hak Soo.

Presdir Jang tentu saja geram dengan tingkah Jung Woo. Ternyata supaya berhasil menangkapnya Jung Woo tak segan-segan mengejarnya bahkan sampai ke neraka sekalipun.
Chang Hee merasa kalau kali ini Jung Woo sangat termotivasi. Ia menyarankan agar Presdir Jang jangan mengabaikan hal ini begitu saja. “Kita harus menyerang terlebih dahulu. Tapi beruntung kita tahu dimana posisi Kim Jung Bo berada.” Presdir Jang membenarkan dan berkata semuanya berjalan lancar.

Chang Hee berkata, “Setelah bertemu dengan Kim Jung Bo, kita sendiri lah yang mengadakan konfernsi pers kita. Kita masih punya waktu untuk ayahku dan Kim Jung Bo untuk memalukan konferensi pers nya Yoon Jung Woo. Kalau berjalan lancar kita sepenuhnya bisa menghancurkan Yoon Jung Woo!”

Presdir Jang tertawa senang, tapi sesaat kemudian ia menatap tajam. “Dimana si brengsek itu?” Ia perlu bertemu dengan Kim Jung Bo. Chang Hee bertanya apa Presdir Jang akan pergi sendiri. Ia berfikir kalau Presdir Jang tak perlu turun tangan langsung.

Tapi Presdir berkata kalau ia mengenal si brengsek Kim Jung Bo dengan baik, jadi ia harus bertemu orang itu agar dia tunduk padanya dan Chang Hee lebih baik bertanggung jawab terhadap ayah Chang Hee sendiri.
Jung Woo ingin bicara dengan Bong Hee. Ia akan bicarakan dengan Bong Hee di kamar. Tapi Bong Hee merasa tak nyaman masuk ke kamar Jung Woo seperti ini. Jung Woo menyuruhnya masuk saja tapi Bong Hee ragu. Apa tak apa kalau ia masuk ke kamar Jung Woo.

Jung Woo malah heran bukankah Bong Hee sudah pernah masuk ke kamarnya kenapa sekarang bertingkah seperti baru pertama kali masuk. Bong Hee pun masuk ke kamar Jung Woo dan berkata kalau waktu itu dan sekarang tentu saja berbeda, “Karena sekarang tak ada orang lain selain kau dan aku di kamar ini.”

Jung Woo duduk di tepi ranjangnya. Bong Hee bergumam sendiri, bertanya pada diri sendiri. “Ada apa ini? Apa yang dia mau aku lakukan?”
Jung Woo menyuruh Bong Hee duduk di sampingnya. Bong Hee malu-malu kucing duduk di tepi ranjang di samping Jung Woo. Jung Woo berkata kalau ada sesuatu yang ingin ia katakan pada Bong Hee.
“Apa? Lagi? Apa lagi yang ingin kau bicarakan? Kita seharusnya langsung bertindak saja.” Bong Hee langsung gugup dan merasakan panas di dalam kamar Jung Woo. “Kurasa pemanasnya terlalu tinggi, kenapa begitu panas?” Bong Hee membuka jaketnya. “Lampunya sedikit terlalu terang. Haruskah kita mengecilkannya sedikit? Ini terlalu silau.” (wakakaka mikirnya kemana nih ya si tante)
“Di konferensi pers besok,” ucap Jung Woo memulai pembicaraan tapi Bong Hee nyambungnya ke hal lain.

“Ya ampun kita ini kan bukan artis, konferensi pers apa?” Bong Hee tersenyum malu-malu.

“Gi Chul juga akan ada disana!” sambung Jung Woo.

Bong Hee masih tertawa malu-malu, “Kenapa kau memanggil orang itu?”

“Mantan anggota agen intelijen juga akan bersaksi mengenai kematian orang tua Kang San.” jelas Jung Woo.
Bong Hee langsung terdiam, “Apa kau sedang membicarakan tentang bagaimana kau menangkap Jang Do Hyun?” Bong Hee langsung bersikap biasa lagi dan kembali memakai jaketnya, “Ya kita memang harus menangkapnya!” sahut Bong Hee. “Setelah kita menangkapnya, bisakah kita melanjutkannya?”
Jung Woo diam mengabaikan perkataan Bong Hee. Bong Hee menepuk Jung Woo. Ia kesal dan kembali menepuk Jung Woo lebih keras dengan dompetnya. Jung Woo tentu saja bingung kenapa tiba-tiba Bong Hee memukulnya.

“Dasar, kau si brengsek yang jahat!” sahut Bong Hee cemberut dan langsung keluar dari kamar Jung Woo. Jung Woo makin bingung kenapa Bong Hee marah-marah seperti ini.
Hae Joo mengumpulkan anggota keluarganya di kamar. Ia mengungkapkan siapa orang tua kandungnya. Ibu yang sudah tahu diam saja. Sang Tae jelas terkejut, “Apa kau bilang kau bukan putrinya ayah?”

Young Joo juga terkejut apa baru saja Hae Joo mengatakan kalau ibu kandung Hae Joo adalah Nyonya Cheon Ji.

“Unnie, itu tak benar kan?” Tanya Jin Joo.
Hae Joo berkata kalau semuanya benar. Ibu heran kenapa Hae Joo memberi tahu mereka semua ini. “Kau sudah bertemu ibu kandungmu, apa kau memutuskan untuk pergi ke rumah itu?”
Hae Joo meyakinkan bukankah ia sudah bilang pada ibunya kalau ia tak akan keluar dari rumah ini. Ibu bertanya lalu kenapa Hae Joo memberi tahu mereka tentang kebenaran ini sekarang. Hae Joo menjelaskan kalau besok akan ada konferensi pers yang penting. Ia sangat takut kalau hal itu akan terbongkar pada saat itu. Ia tak mau saudara saudaranya mengetahui ini melalui tayangan televisi.

Ibu tak peduli entah itu mereka menonton TV atau tidak bukankah dengan mengatakan ini berarti Hae Joo sedang mencoba memutuskan hubungan dengan saudara-saudara Hae Joo yang lain. Hae Joo heran bagaimana ibunya bisa berkata seperti itu, bagaimana bisa ia berhenti merasa khawatir.

Sang Tae lalu bertanya jadi kenapa Hae Joo masih berada di sini kalau memang Hae Joo ini putri keluarga kaya. “Karena ini rumahku!” sahut Hae Joo.
Suara Sang Tae terdengar marah, “Bagaimana tempat ini bisa menjadi rumahmu? Apa kau sudah tahu tentang semua ini ketika aku mengusirmu keluar rumah?”

Hae Joo membenarkan saat itu ia sudah tahu. “Tapi kenapa kau marah padaku sekarang?”

“Bukankah aku sudah bilang padamu untuk pergi karena darah kita berbeda? Seharusnya kau mengikuti darah yang lebih baik. Kenapa kau masih ribut dan mau tinggal disini?” Sang Tae emosi.

“Itu karena keluargaku ada disini dan ini rumahku, itu alasannya!” suara Hae Hoo meninggi.

“Bagaimana bisa kami ini keluargamu?” Tanya Sang Tae. “Darah kita berbeda!”
“Oppa, apa kau sudah gila!” Young Joo mulai kesal karena kakaknya marah-marah pada Hae Joo. Dengan begitu banyak kekurangan yang Oppa nya miliki kenapa marah-marah pada Hae Joo. Young Joo hampir menangis.

Jin Joo juga hampir menitikan air mata, kenapa Oppa nya seperti ini pada Hae Joo. Bukankah Hae Joo sudah bilang mau tinggal disini.

Hae Joo menenangakan adik-adiknya. Ia mengerti perasaan Sang Taa yang seperti itu karena dia merasa sedih. Sang Tae mengusap air matanya.

Hae Joo : “Oppa, ayah pernah bilang seperti ini, yang namanya keluarga bukan hanya karena hubungan darah tapi karena kesusahan, penderitaan, dan kelaparan. Kita berbagi itu bersama. itulah keluarga.”
Sang Tae menangis, “Apa ini masuk akal? Ibu dan aku selalu menyusahkanmu ketika kau tumbuh dan membuatmu begitu menderita. Dan juga membuatmu menjadi pemberi nafkah keluaga ini. Bagaimana bisa kau hidup disini seperti ini?”
Hae Joo ikut menangis, “Oppa, apa kau tahu berapa tahun aku hidup susah dengan ibu? Dan juga aku tak bisa pergi dari sini karena waktu yang kuhabiskan untuk menjagamu akan menjadi sia-sia. Young Joo, dia bahkan tak bisa menjaga dirinya sendiri. Bagaimana aku bisa pergi? Dan Jin Joo, aku sendiri yang menggendongnya di tanganku ketika dia dilahirkan. Aku tak bisa pergi kemanapun karena kenangan itu!”
“Unnie maafkan aku. Aku hanya membuat masalah untukmu!” Young Joo menangis tersedu-sedu.

“Unnie jangan pergi.” Pinta Jin Joo sambil menangis. “Aku tak bisa hidup kalau kau tak ada!”

Hae Joo berjanji kalau ia tak akan pergi kemanapun. Hae Joo memeluk adik-adiknya. Ibu tak kuasa membendung air matanya. Huwaaaa nangis sumpah.
Il Moon menarik In Hwa ke dapur. In Hwa kesal kenapa Il Moon menariknya seperti ini. Il Moon mengingatkan bukankah ia sudah mengatakan identitas wanita itu. In Hwa heran bagaimana bisa kakaknya menyebut ibu mereka dengan sebutan wanita itu.

Il Moon menegaskan kalau yang ada dipikiran Geum Hee hanya Hae Joo, di hatinya tak ada tempat untuk kita. In Hwa bertanya lalu kenapa ibunya kembali ke rumah ini dan meninggalkan anak kandungnya. Il Moon berkata kalau kembalinya Geum Hee adalah untuk menyiksanya.

In Hwa tak mengerti apa karena kakaknya kalah dari Chang Hee, sekarang kakaknya menjadi gila. Apa itu masuk akal?
Il Moon tak tahu lagi harus menjelaskan pada adiknya ini bagaimana. Tiba-tiba Geum Hee datang menanyakan ada masalah apa. Il Moon tentu saja terkejut campur takut. Geum Hee menebak pasti banyak yang akan Il Moon dan In Hwa bicarakan karena keduanya sudah lama tak bertemu

 In Hwa berkata kalau kakaknya mengatakan hal yang aneh, padahal ia sendiri juga sedang kesal. Geum Hee bertanya kenapa, apa In Hwa ada masalah dengan Chang Hee. In Hwa langsung bilang bukan, bukan seperti itu. Ia pun permisi.
Geum Hee menatap dan mendekat ke arah Il Moon yang berdiri menunduk ketakutan. “Kurasa kau memang bodoh!” ucap Geum Hee menatap sinis pada Il Moon. Ia kemudian mengambil air putih dari kulkas dan berkata, “Apa kau pikir ada orang rumah yang akan percaya padamu. Semakin kau bertingkah seperti itu semakin kau tak akan dipercaya.”

Geum Hee menggenggam erat gelas yang ia pegang. “Anggap saja ini untuk menebus dosamu.” Geum Hee menghentakkan gelasnya keras membuat Il Moon terkejut setengah mati. Setelah Geum Hee pergi barulah Il Moon bisa menarik nafas lega.
In Hwa jongkok di samping tempat tidur dalam keadaan kamar yang gelap. Chang Hee masuk ke kamar dan menyalakan lampunya. Ia berdiri di depan In Hwa. In Hwa menanyakan kenapa Chang Hee datang kesini. Kalau sibuk seharusnya Chang Hee berada di kantor, kenapa pulang.
In Hwa berdiri menyuruh suaminya keluar dari kamar. Ia tak peduli Chang Hee mau tidur dimana dan membeku kedinginan. Pokoknya Chang Hee harus keluar dari kamar ini. In Hwa mendorong-dorong tubuh Chang Hee, tapi Chang Hee menahan tangannya. In Hwa mengingatkan apa Chang Hee sudah lupa apa yang Chang Hee katakan padanya. “Kau bilang kau tak bisa melupakan Hae Joo, lalu kenapa kau mau tinggal bersamaku?”

Chang Hee diam dan melepas tangan In Hwa perlahan. In Hwa mengambil kesimpulan bahwa sejak awal Chang Hee memang memanfaatkannya untuk menjadi sukses. Karena Chang Hee sudah menghancurkan kakaknya dan menjadi Presdir, bukankah Chang Hee sudah mencapai tujuan itu.
“Jadi sekarang apa kau merindukan mantan kekasihmu? Apa kau mau mengusirku keluar dan membawa Hae Joo kesini? Silakan coba saja. Apa kau pikir aku akan tinggal diam? Aku... putri ayahku. Apa kau lupa kalau darah Jang Do Hyun ada di dalam tubuhku?”

In Hwa akan memberi tahu ayahnya tapi Chang Hee manahan tangannya. Ia mengatakan kalau Presdir Jang sekarang tak ada di rumah. In Hwa pun akan memberi tahu semua pada ibunya. Ia akan memberi tahu ibunya orang seperti apa Chang Hee ini.
Chang Hee menarik dan memeluk In Hwa. In Hwa berusaha mendorong tapi Chang Hee memeluknya erat. In Hwa berusaha menarik diri dan menagis. Chang Hee pun terlihat sedih karena sudah membuat In Hwa seperti ini.

In Hwa : “Kalau itu semua bohong, tak apa-apa bagiku. Kalau kau tak menyukaiku, itu tak masalah bagiku. Hanya saja, tetaplah berada di sampingku seperti ini. Aku akan membuatmu menyukaiku.”

In Hwa menangis dalam pelukan Chang Hee. Mendengar itu Chang Hee menitikan air mata. (huwaaa Chang Hee pasti merasa bersalah banget nih sama In Hwa)
Presdir Jang menemui Kim Jung Bo di hotel tempat tinggal sementara Kim Jung Bo. Pria itu tentu saja terkejut Presdir Jang menemuinya langsung. Ia ketakutan. Presdir Jang langsung memukulkan koper ke arah Jung Bo hingga membuat pipinya berdarah.
“Apa kau mengkhianatiku?” bentak Presdir Jang. “Bukankah kau berjanji akan membawanya sampai mati?” Jung Bo berlutut minta maaf. Ia mengaku salah. Ini karena perusahaannya bangkrut jadi ia membutuhkan uang dan bicara yang sebenarnya pada Kakek Kang.
Presdir Jang menyebut Kim Jung Bo orang yang bodoh. Kalau kesulitan keuangan seharusnya datang padanya. Bukankah kita ini rekan kerja. Presdir Jang membuka koper dan menumpahkan lembaran uang ke arah Jung Bo. Sekali lagi Jung Bo mengaku bersalah pada Presdir Jang. Keduanya pun kemudian bicara di dalam.
Geum Hee masuk ke ruang kerja suaminya diam-diam. Ia mengunci pintu agar tak ada yang masuk. Ia kemudian membuka brankas suaminya. Tapi nomor kode yang ia masukkan selau salah. Ia gugup, gelisah dan tegang. Ia pun teringat sebuah nomor dan mencoba membukanya kembali. Berhasil, brankas terbuka.
Isinya tumpukan uang. Geum Hee mencari sesuatu disana tapi sepertinya ia tak menemukannya. Ia pun menutup kembali brankasnya. Ia beralih ke laci meja kerja suaminya. Satu persatu tiap laci ia buka. Ia bahkan membuka lemari, mencari disela-sela buku. Tapi ia tak menemukan apapun. Hari dimana konferensi pers akan diselenggarakan pun tiba.
Semua menyaksikan tayangan TV. Berita menyebutkan bahwa putra putri dari Dr Yoon Hak Soo dan Dr Kang akan mengadakan konferensi pers hari ini. Mereka menuduh Presdir Choen Ji, Jang Do Hyun yang telah membunuh orang tua mereka. Jang Do Hyun sendiri adalah mantan direktur dari agen intelejen pada tahun 1978. Dia juga dituduh menggelapkan dana rahasia intelijen pusat. Pegawai Cheon Ji kasak-kusuk menyaksikan berita ini.
Geum Hee juga menyaksikannya. Ia harap-harap cemas terhadap hasil konferensi pers ini. Il Moon yang ingin tahu ikut menonton bersama Geum Hee.
Wartawan yang berada di tempat konferensi pers menyebutkan kalau pada konferensi pers hari ini, orang yang menyaksikan Jang Do Hyun melakukan pembunuhan dan mantan agen intelijen akan bersaksi. Keduanya akan muncul bersama-sama.
Jung Woo, San dan Hae Joo sudah siap. Ketiganya tinggal menunggu sang saksi. Park Gi Chul dan Kim Jung Bo. Wartawan sudah banyak yang datang. Ketiganya cemas karena mereka berdua tak kunjung datang. Reporter bertanya kapan saksi akan datang. Jung Woo menjawab kalau mereka sebentar lagi akan datang jadi ia harap para wartawan menunggu sebentar lagi.
San menatap Hae Joo dengan tatapan cemas, “Apa ada sesuatu yang terjadi?” Keduanya cemas.
Jung Woo menemui bawahannya dan bertanya apa yang terjadi kenapa mereka belum juga datang. Jaksa di sebelah Jung Woo bilang kalau ia tak bisa menghubungi para saksi. Jung Woo dan Bong Hee jelas terkejut.
Dua orang bawahan Jung Woo datang tergesa-gesa melapor kalau mereka dalam masalah besar. Kim Jung Bo tak berada di tempat. Jung Woo terkejut marah, ia berusaha menguasai diri. Ia bertanya kenapa bisa begini. Bawahannya mengatakan kalau kemungkinan ada yang membawa Kim Jung Bo pergi.

Bong Hee yang cemas bertanya apa yang akan terjadi kalau Kim Jung Bo menghilang. Jung Woo menebak ini pasti ulah Jang Do Hyun.
Wartawan protes karena saksi tak juga datang. Jung Woo terdiam tak tahu apa yang harus dilakukannya. Seorang wartawan menerima teelpon dan memberi tahu wartawan lainnya kalau Presdir Jang dari Cheon Ji akan mengadakan konferensi pers juga. Wartawan pun bubar. Mereka mencari berita yang lebih heboh lagi.
San dan Hae Joo tak mengerti apa yang terjadi. Keduanya menatap bingung dan terkejut. keduanya berusaha mencegah wartawan pergi. Tapi sia-sia, mereka meninggalkan tempat konferensi pers yang diadakan Jung Woo dan beralih menuju tempat konferensi pers Presdir Jang. San bertanya pada Jung Woo apa yang terjadi. Jung Woo tersenyum kesal mengatakan kalau sepertinya mereka kalah dari Jang Do Hyun.
Di tempat konferensi pres yang diadakan Presdir Jang. Banyak wartawan bertanya menanyakan bagaimana bisa Presdir Jang terlibat masalah ini. Apa benar Presdir Jang sudah menggelapkan dana rahasia intelijen pusat. Presdir Jang pun meminta para wartawan mendengarkan apa yang akan ia sampaikan.

Presdir Jang mengungkapkan bahwa yang namanya menjalankan bisnis pasti ada saja kesalahpahaman. Karena saat ini ia berada di garis terdepan dan memimpin bisnis top di kalangan masyarakat. Jadi anggap saja itu sebuah kesalahpahaman kecil dan jangan dimasukan ke dalam hati. Tapi bagaimanapun juga kali ini adalah masalah besar dan benar-benar mengganggunya, ia tak bisa lagi menerimanya.
Geum Hee yang menyaksikan konferensi pers ini tubuhnya gemetaran campur marah.

Presdir Jang mengatakan kalau Dr Yoon Hak Soo dan Dr Kang, keduanya berasal dari kampung halaman yang sama dengannya. Keduanya tak berbeda seperti sudaranya sendiri. Atas nama keduanya ia harus membuka hal yang sebenarnya. Presdir Jang kemudian menyuruh dua orang mendekat padanya. Ia berkata kalau ia merasa kesulitan membawa kedua orang ini datang. Jreng... Park Gi Chul dan Kim Jung Bo.
Park Gi Chul berdiri di podium. Ia menoleh menatap putranya. Chang Hee memberi kode anggukan pada ayahnya. Gi Chul mengeluarkan kertas (kayaknya teks yang udah disiapkan deh)

Gi Chul mengatakan kalau ia sudah diancam oleh Jaksa Yoon Jung Woo. “Karena dia membenci Presdir Jang Do Hyun dan meremehkan Presdir berkali-kali. Jadi jaksa Yoon mengancam dan menyuruhku untuk memberikan kesaksian palsu. Yoon Jung Woo, kau brengsek. Jangan menjadi orang jahat karena itu kau belum menikah!” Gi Chul menatap kamera marah pada Jung Woo.
Ibu yang menonton acara ini bersama Sang Tae dan Young Joo heran apa yang Gi Chul bicarakan. Sang Tae menyuruh ibunya diam. Ibu marah dengan ucapan Gi Chul di TV, “Apa ada asbak? Aku ingin sekali melemparkan itu padanya!”

Gi Chul selesai memberikan kesaksian, selanjutnya giliran Kim Jung Bo.
Kim Jung Bo mengatakan kalau Jaksa Yoon memberinya penawaran untuk menutup insiden penggelapan yang dilakukan istrinya. “Jaksa Yoon mengancam dan menyuruhku untuk memberikan kesaksian palsu.” Ia juga menunjukan rekaman suara aslinya ketika ia bicara dengan Jung Woo di kantor kejaksaan.
Geum Hee bergidik menahan marah. Ia mengepalkan tangannya. Melihat tayangan TV itu Il Moon bergumam kalau Hae Joo, San dan Jung Woo nasib mereka sudah berakhir. Geum Hee menatap marah ke arah Il Moon. Il Moon langsung terdiam menunduk.
Presdir Jang kembali berdiri di podium mengatakan kalau Jaksa Yoon Jung Woo sudah memfitnah dan menuduhnya melakukan penggelapan. Meskipun ikut terlibat dalam masalah ini ia tak menuduh Hae Joo dan San. Ia akan memaafkan keduanya bahkan Jung Woo yang memfitnahnya juga sudah ia maafkan. Menurutnya kedua anak muda ini hanya dimanfaatkan oleh Jung Woo saja dan Jaksa Yoon Jung Woo lah yang sudah mengarang masalah ini. Dia sepenuhnya harus bertanggung jawab atas semuanya.

Gi Chul yang menyaksikan itu terlihat kesal sendiri. Presdir Jang pun menyudahi konferensi pers nya.
Jung Woo yang mengetahui konferensi pers Presdir Jang pun hanya bisa tertunduk lemas di kantornya. Ia merapikan barang-barang dan dimasukan ke kotak. Ia menyadari kalau akibat dari masalah ini adalah pemecatan dirinya.
Ia menatap papan nama yang ada di mejanya. Ia menggenggam erat papan namanya. Semua kemarahannya campur aduk jadi satu.
San dan Hae Joo berada di suatu tempat (kayak perpustakaan) San duduk di depan laptop. Hae Joo bertanya apa semua berjalan lancar. San tersenyum menjawab ya, tunggu sebentar lagi. San tengah mengunggah video ke internet.
Di kantor Cheon Ji, Presdir Jang memuji kemampuan hebat Chang Hee. Ia tertawa puas dan berkali-kali mengatakan kalau Chang Hee memang yang terbaik. Ia memeluk Chang Hee dan kembali tertawa puas. Presdir Jang sangat bersyukur tanpa Chang Hee ia tak tahu apa yang akan terjadi. “Kau benar-benar putraku.”
Tiba-tiba Ketua Tim Jo datang terpogoh-pogoh mengatakan kalau ada masalah besar. Ia meminta Presdir Jang menyalakan TV. Berita di TV menyebutkan bahwa pihak antagonis yang sebenarnya adalah Jang Do Hyun. Dan video Jang Do Hyun sudah tersebar di berbagai website.
Video apa itu. Hmm itu video ketika Presdir Jang memukul Kim Jung Bo dengan koper dan menyiramkan tumpukan uang ke tubuh Kim Jung Bo. Presdir Jang tentu saja kaget bukan main. Chang Hee juga tak menyangka ini akan terjadi, ini di luar skenarionya. Presdir marah bagaimana ini bisa terjadi.
San dan Hae Joo menonton berita ini di kantor kejaksaan bersama Jung Woo. Jung Woo tak menyangka, apa San dan Hae Joo yang melakukan ini.
Pisssss hehe inilah gaya keduanya setelah sukses menjalankan misi mereka. “Yes Sir...!” ucap San tersenyum.
Jung Woo tak bisa berkata-kata, bagaimana bisa keduanya melakukan ini.

Flash Back
Ketika San dan Jung Woo berpisah di depan kantor kejaksaan, San melihat ada pekerja yang akan menggali aspal. Menurutnya itu terlihat aneh. San bertanya pada pekerja, konstruksi apa yang dilakukan pekerja itu. Pekerja itu menjawab kalau mereka sedang memperbaiki pipa air. Tiba-tiba dari dalam mobil keluar seseorang berjas rapi menyuruh San pergi.

San berkata pada Jung Woo menurutnya itu aneh. Seharusnya pekerja itu menghancurkan aspal dengan bor tapi mereka malah menggunakan sekop. Ketika San melintas di samping mobil ia melihat ada keanehan disana. Ada beberapa peralatan canggih di dalamnya. Jadi ia pun minta bantuan pada Hae Joo.
Hae Joo menyamar menjadi pelayan hotel di tempat Kim Jung Bo menginap. Ia tak bisa melakukannya karena Kim Jung Bo sudah mengenalnya. Hae Joo mendatangi kamar Kim Jung Bo dalam rangka pelayanan kamar. Jung Bo heran karena ia tak merasa memesan apapun.

Hae Joo mengatakan kalau Jaksa Yoon mengirimkan hidangan malam untuk Kim Jung Bo. Masakan Italia dan anggur merah sebagai pendamping. Karena dirinya akan pergi mandi, Kim Jung Bo menyuruh Hae Joo meletakan saja makanan itu disana.
Setelah Kim Jung Bo masuk ke kamar mandi. Hae Joo melancarkan aksinya. Ia mengganti lampu di kamar itu dengan lampu yang ada kamera CCTV nya.
Flash Back End

San berkata apa Jung Woo tak tahu kalau keponakan Jung Woo ini dikenal sebagai Tangan Tuhan. Dia ahlinya mesin. Mereka tertawa. Jung Woo tak menyangka karena perasaannya sudah tak enak. Seharusnya San dan Hae Joo memberitahunya terlebih dahulu. San berkata kalau saat itu Jung Woo menemui Gi Chul ditambah lagi saat itu ia juga masih belum yakin.
Jung Woo : “Dan juga kau Hae Joo. Apa yang akan kau lakukan kalau Kim Jung Bo tak pergi mandi?”

Hae Joo : “Oh itu, aku berencana memukulnya sampai pingsan.” hahaha.

“Apa kau bilang dasar kau ini nakal.” Jung Woo tertawa, mereka tertawa puas.
Telepon di meja kerja Jung Woo berdering. Bawahan Jung Woo yang menjawabnya. Ia terkejut. Setelah menutup telepon ia memberi tahu Jung Woo kalau Jang Do Hyun dalam perjalanan menuju kejaksaan.
Jung Woo tertawa, “Begitu ya? Sekarang ini dia pasti sedang gelisah. Kalau begitu, bukankah kita harus menemuinya?”
Presdir Jang dan Chang Hee sampai di depan kantor kejaksaan. Keduanya keluar dari mobil. Disaat yang sama Hae Joo dan San juga keluar dari kantor kejaksaan. Mereka bertemu pandang tentu saja dalam suasana penuh dendam.
Hae Joo dan San mendekat ke arah Presdir Jang. Mereka menatap tajam penuh permusuhan.

26 comments:

  1. makasih sinopsisnya mb anis.. and gomawo sdh mengundang sy...suka banget sm tulisannya mb anis.. cemungud!! :)

    ReplyDelete
  2. Selamat Blog Anis sudah di buka kembali :)

    San Oppa n Hae Jo... cocok jadi detektif... hehehehe :)
    Akhirnya di buka juga nih blog... kirain ngambek nya bakal lama Anis sm copaser hehehehe :) pissss

    Semangat Anis buat sinop nya Fighting ....?!

    ReplyDelete
  3. Makin seruuuu...fighting, mbaa...~carol

    ReplyDelete
  4. sisa 4 epi lagi..

    fighting mbak Anis :)

    ReplyDelete
  5. sempat kaget pas blog y mbak anis g bisa di buka
    gimana nasib hee jo & san hehe
    Alhamdulillah sekarang sudah bisa lagi :)

    ReplyDelete
  6. huh qw kaget kemarin gk bsa bka blog ea mba anis

    ReplyDelete
  7. Wow! Makin seruuuuuu :D

    ReplyDelete
  8. makasi buat sinopsis nya,,,
    fighting,,,,

    ReplyDelete
  9. Akhh akhirnya yg part 2 udah diposting, sy smp galau stngah mati penasaran sma kelanjutannya, may queen
    *lusynda*

    ReplyDelete
  10. Akhh akhirnya yg part 2 udah diposting, sy smp galau stngah mati penasaran sma kelanjutannya, may queen
    *lusynda*

    ReplyDelete
  11. akhirnya part 2 dah diposting.., smangat mb.., 4 eps lgi kan mb.., mkin pnasran dengan akhir dari cerita may queen..

    ReplyDelete
  12. makasih ya dah d buka.. sempat galau.com

    ReplyDelete
  13. Hahahahha,,suka bgt sm gya ny hae jo n san yg bgn "pissss" itu...

    ReplyDelete
  14. ih yaampun~ u.u
    udah was-was duluan nih ,tp ternyataaaaa~~ berhasil! Good job! :p
    San & Hae joo pinter yaa ^^b
    Gomawo sinopnya kak ^^
    Lanjut~~~ ^^
    Fighting!

    Fie^^

    ReplyDelete
  15. ih yaampun~ u.u
    udah was-was duluan nih ,tp ternyataaaaa~~ berhasil! Good job! :p
    San & Hae joo pinter yaa ^^b
    Gomawo sinopnya kak ^^
    Lanjut~~~ ^^
    Fighting!

    Fie^^

    ReplyDelete
  16. Makasih mbak udah dibuka lagi blog-nya^-^galau akut banget kemaren pas blognya gabisa dibukaa. Fighting mbak!!

    ReplyDelete
  17. Terima kasih mba, uda di buka kembali blog nya. Kan nanggung kalau ga sampai selesai, bisa galau.com. Hehe

    ReplyDelete
  18. Akhirnya bisa baca kelanjutan sinopsis may queen. H2C nunggunya. Terima kasih & Semangat! #pembaca setia yg blm pernah ninggalin jejak, hehe

    ReplyDelete
  19. mba anissss sempet bingung kenapa blognya gak bisa dibuka untung sekarang udah bisa dibuka

    ReplyDelete
  20. akhirny dbuka lg mbk anis ngambekny bkin galau readers neh,,
    q nympe bngug klnjutn may queen.ny gmn.? k'blog.ny mbk anis ug'sa dbuka.,
    kl mu close jng lupa undang2 q yg mbk.^^
    faighting
    cemungut kaka^^
    next episod.ny dtngguuuu sc4ny y mbk.

    #amre^^

    ReplyDelete
  21. Mbak anis makasih sinop nya..gk sbar nunggu sinopsis slnjut,a..
    Fightingg mbakk..
    *riska*

    ReplyDelete
  22. fighting mbak!!!
    makasih bgt^^

    ReplyDelete
  23. Thanks y mba sinopsisna....
    Alhamdulillah akhirna d buka lg...
    Jgn ngambek lg y,psng saiya....
    H2c menanti tulisan2 mba....

    ReplyDelete
  24. --•-τ̲̣̣̥н̲̣̣̣̥a̶̲̥̅̊N̤̥̈̊к̲̣̣̥ :) y̶̲̥̅̊O̲̣̣̥u̶̲̥̅̊-•-- ya mbak... Karna udah membuka blognya kembali, sempat galau juga karna blog ini hanya mengizinkan yg diundang aja yg bisa baca. Undang aku dong biar gak galau lagi :D

    ReplyDelete
  25. Aq jga smpet bgung kok tiba2 gak bsa dbka.. Untng ckrg bsa.. Smangat mbk anis..

    ReplyDelete

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.