Ha Ryu membakar semua benda yang mengingatkannya pada Da Hae. Foto, pakaian bahkan dadu hitam putihnya pun ia bakar.
Do Kyung memberikan jabatan manajer pada Da Hae atas instruksi Presdir. Da Hae tersenyum berterima kasih dan berjanji akan bekerja dengan baik. Do Kyung mengingatkan kalau ini bukanlah sesuatu yang harus Da Hae bahagiakan. Karena yang namanya jabatan akan diikuti dengan yang namanya tanggung jawab. Do Kyung menyuruh Da Hae ikut dengannya sambil membawa tumpukan dokumen.
Da Hae membawanya meskipun ia merasa kesulitan. Ini mah bukan nyuruh bawain tapi ngerjain hehe.
Do Kyung dan Da Hae menuju suatu tempat menggunakan mobil. Da Hae mempelajari lokasi proyek pembangunan yang akan dikerjakan olehnya dan Do Kyung. Do Kyung memperhatikan apa yang dilakukan Da Hae. Ia teringat kejadian tadi malam ketika Da Hae datang terlambat ke rumahnya, ia heran dengan sikap Da Hae yang tampak tergesa-gesa dan membersihkan pakaian dari kotoran. Bahkan sepatu Da Hae pun kotor belepotan terkena lumpur.
Do Kyung memperhatikan sepatu yang Da Hae kenakan sekarang, berbeda dengan sepatu yang semalam. Kali ini Da Hae mengenakan sepatu hitam. Ia penasaran dan bertanya kenapa Da Hae terlambat datang ke rumahnya semalam. Ia menebak apa Da Hae pergi ke suatu tempat karena ada lumpur di sepatu yang Da Hae kenakan semalam. “Apa ada tempat di Seoul dimana lumpur bisa menempel di kakimu?”
Da Hae berkata kalau ia berjalan menyebrangi taman bermain. Do Kyung tak bertanya lagi, sepertinya ia percaya begitu saja. Da Hae memperhatikan sepatu yang ia kenakan. Melihat kecurigaan Do Kyung sepertinya ia akan lebih berhati-hati.
Da Hae memperhatikan sekeliling. Ia terkejut melihat papan nama yang menunjukan kalau ia mengarah ke peternakan kuda Bi Wol. Tubuhnya langsung menegang, ia mulai cemas. Sesekali ia melirik ke arah Do Kyung yang terlihat tenang.
Keduanya sampai di lokasi proyek dan disambut beberapa pekerja. Do Kyung mengenalkan Da Hae pada Manajer Kim selaku penangung jawab proyek. Da Hae memperhatikan sekeliling dan melihat papan nama yang sudah ambruk, tubuhnya mulai bergidik. Manajer Kim menyapa Da Hae, ia mengulurkan tangannya. Da Hae yang gemetaran terlihat tak nyaman berada disini. Ia pun mengenalkan namanya pada Manajer Kim.
Do Kyung bertanya pada Manajer Kim lokasi mana yang menyebabkan masalah bagi organisasi perlindungan lingkungan. Manajer Kim menunjukan letaknya, diarea gunung Bi Wol dimana lokasi itu nantinya akan dibangun apartemen. aktivis perlindungan lingkungan melarang gunung itu diratakan. Tapi Do Kyung berpendapat lain, melihat lokasi dan pemandangannya tempat itu sangat ideal untuk dibangun apartemen yang menghadap ke timur.
Manajer Kim membenarkan dan akan melanjutkan rencana mereka meratakan gunung Bi Wol.
Do Kyung ingin tahu disebelah mana gunung Bi Wol itu. Manajer Kim menunjukannya, ada gunung kecil dibelakang menara. Melihat lokasi itu Da Hae teringat kejadian 7 tahun lalu ketika ia dan Ha Ryu menguburkan mayat ayah tirinya disana.
Do Kyung meminta pendapat Da Hae, “Apa yang akan kau lakukan, apa kau akan meratakan gunung atau kau harus mendengar organisasi perlinduungan lingkungan?”
Da Hae tak fokus ia tampak khawatir dan tak mendengarkan pertanyaan Do Kyung.
Do Kyung heran dan kembali bertanya apa ada ide lain. Melihat Da Hae diam saja Do Kyung pun memutuskan menyuruh Manajer Kim untuk melanjutkan proyek mereka, ratakan gunung itu perintah Da Hae. Mendengar itu Da Hae semakin cemas, bagaimana kalau mereka menemukan mayat ayah tirinya ketika melakukan perataan gunung.
Da Hae berjalan sempoyongan akan kembali ke rumahnya. Ia seakan tak kuat berjalan. Do Hoon tersenyum melihat Da Hae. Tapi ia terkejut karena Da Hae tiba-tiba ambruk. Ia menjatuhkan belanjaan bawaannya dan berlari ke arah Da Hae yang sudah tak sadarkan diri.
Da Hae terlihat lebih tenang. Do Hoon menyelimutinya dengan baik. Ia cemas kenapa Da Hae harus bekerja begitu keras sampai pingsan seperti ini. Katakan padanya kalau pekerjaan Da Hae terlalu banyak, jangan menanggungnya sendiri. Da Hae mengangguk mengerti. Do Hoon menyuruh Da Hae istirahat, ia akan menunggu di luar. Da Hae pun memejamkan matanya.
Do Hoon menghubungi kakaknya. Mendengar Do Hoon menyebut Noona, mata Da Hae terbuka kembali. Do Hoon menuduh kakaknya terlalu banyak memberi Da Hae pekerjaan hingga kelelahan dan pingsan. Memangnya tak ada orang lain yang bisa kakaknya ajak ke lokasi proyek, kalau kakaknya tak percaya dengan keadaan Da Hae kakaknya bisa melihatnya sendiri. Do Hoon harap kakaknya jangan terlalu memberikan pekerjaan yang berat pada Da Hae. Do Kyung tampak kesal Do Hoon membela Da Hae. Ia melampiaskan kekesalannya dengan minum.
Ha Ryu turun dari bis. Ia melihat sekeliling dan membaca kalau tempat tujuannya masih 2 km lagi. Ia pun kesana berjalan kaki.
Do Kyung berada di area peternakan kuda, pemilik disana mengatakan kalau kuda-kuda yang ada disini dalam keadaan baik. Do Kyung menambahkan kalau yang terpenting kuda-kuda itu harus bersikap lembut karena saat ia membuka arena berkuda ia paling tidak membutuhkan sekitar 20 kuda.
Pemilik peternakan berkata kalau Do Kyung memilih salah satu yang Do Kyung inginkan maka ia akan mengurus kuda itu sampai Do Kyung membutuhkannya.
Do Kyung melihat salah satu kuda dan tertarik untuk menungganginya. Pemilik peternakan membolehkannya ia heran bagaimana Do Kyung bisa tahu kalau kuda itu bertemperamen sangat tenang.
Do Kyung mencoba menungganinya. Pemilik peternakan berpesan agar Do Kyung hati-hati. Do Kyung mengerti ia akan membawa kuda ini jalan-jalan keluar. Do Kyung memacu kudanya keluar area peternakan. Pemilik peternakan heran karena seharusnya Do Kyung tak membawa kuda itu keluar peternakan.
Ha Ryu menyusuri jalanan yang tertutup salju. Ia melihat Do Kyung yang tengah menunggang kuda, tapi sepertinya kuda tunggangan Do Kyung tak bisa dikendalikan. Ha Ryu melihat kalau sang joki kuda terlihat kesulitan mengendalikan kudanya.
Ha Ryu menghampirinya dan berusaha menenangkan si kuda. Setelah kuda tenang Do Kyung segera turun. Ha Ryu bertanya apa Do Kyung baik-baik saja, Do Kyung berterima kasih dan menjawab kalau ia baik-baik saja.
Ha Ryu memeriksa kaki depan kuda yang ternyata terluka. Ha Ryu menyahut kalau si kuda ini pasti kesakitan. Ia menyarankan seharusnya Do Kyung berjalan bersama si kuda bukan menungganginya. “Dengan melihat kuku depannya saja si kuda ini pasti kesakitan. Saat dia berjalan di tanah lunak peternakan dia akan baik-baik saja, tapi saat berjalan di aspal ini pasti menyakitinya. Ditambah lagi tapal kudanya harus diganti,” Do Kyung mengerti ia berterima kasih atas saran Ha Ryu.
Ha Ryu melanjutkan perjalanannya. Do Kyung memperhatikannya ternyata orang itu mengerti tentang merawat kuda, mungkin itu yang ada dipikiran Do Kyung.
(Do Kyung ga ingatkah kalau dia pernah nabrak cowo yang mirip Ha Ryu di rumah sakit)
Da Hae menuju ruangan Do Kyung tapi Sekretaris Do Kyung yang bernama Sek Moon mengatakan kalau direkturnya tak ada di tempat. Da Hae tahu karena ia kesini bukan untuk bertemu dengan Do Kyung.
Da Hae berkata kalau ada organisasi perlindungan lingkungan yang menentang pembangunan proyek Baek Hak Grup, apa Sek Moon punya nomor telepon mereka. Ia ingin mengevaluasi keadaannya. Sek Moon berkata kalau ia memiliki kartu nama mereka.
Da Hae pun menemui salah satu aktifisnya yang tak lain adalah Soo Jung. Da Hae ingin pertemuannya dengan Soo Jung ini dirahasiakan karena kalau hal ini diketahui ia pasti akan dihukum. Soo Jung mengerti karena seorang pelapor pasti akan dilindungi. “Tapi bolehkah aku bertanya satu hal? Walaupun ada resikonya apa alasanmu datang menemui kami?”
Da Hae mengatakan kalau ia juga tak ingin gunung Bi Wol diratakan. “Bukankah kita harus melindungi semua lingkungan?”
Da Hae menyarankan kalau target mereka lebih baik langsung mengarah ke Presdir Baek karena itu satu-satunya cara untuk menghentikan pembangunan.
Tapi Soo Jung berkata bukankah yang bertanggung jawab atas proyek kota wisata berkuda adalah Direktur Baek Do Kyung. Da Hae mengatakan kalau Direktur Baek Do Kyung tak peduli apapun dia tetap akan melanjutkan pembangunan ini.
Soo Jung tak tahu bagaimana caranya mereka menargetkan Presdir Baek secara langsung. Da Hae menatap tajam dan berkata kalau ia akan menunjukan caranya pada Soo Jung.
Ha Ryu mendatangi pemilik peternakan, ia bermaksud mencari pekerjaan sebagai pembuat tapal kuda disana. Tapi sayangnya disana tak pekerjaan untuk pembuat tapal kuda. Do Kyung yang duduk tak jauh dari sana mendengarnya.
Ha Ryu memohon walaupun tak ada pekerjaan untuk membuat tapal kuda setidaknya ia bisa bekerja di kandang atau di arena balap. Tapi karena memang tak menerima pekerja baru, pemilik peternakan minta maaf tak bisa mempekerjakan Ha Ryu. Ia minta maaf karena Ha Ryu sudah jauh-jauh datang dari Seoul tapi tak mendapatkan apa-apa.
Ha Ryu mengerti ia pun pergi dari sana.
Pemilik peternakan minta maaf pada Do Kyung karena ada sedikit gangguan tadi. Ia pun kemudian bertanya bagaimana kontraknya dengan Do Kyung. Do Kyung berkata untuk awalnya ia akan menandatangani kontrak untuk 5 ekor kuda tapi kapanpun peternakan ini mempunyai kuda bagus bisa langsung menghubunginya.
Do Kyung dalam perjalanan kembali ke Seoul, ditengah jalan ia melihat Ha Ryu. Ia pun menghentikan laju mobilnya. Dari dalam mobil sambil membuka jendelanya Do Kyung menyapa mengucapkan terima kasih atas bantuan Ha Ryu tadi, “Apa kau mau menumpang sampai ke halte bis?” Do Kyung menawarkan tumpangan.
Tapi Ha Ryu menolaknya dengan halus. Ia akan melanjutkan perjalanannya tapi Do Kyung berkata kalau ia tak sengaja mendengar pembiacaran Ha Ryu dengan pemilik peternakan tadi, “Apa kau mencari pekerjaan di klub penunggang kuda? “Tanya Do Kyung. Ha Ryu membenarkan.
Do Kyung menuliskan alamat klub penunggang kuda dan menyuruh Ha Ryu kesana, “Temuilah Manajer Song di klub penunggang kuda Mong Bae Ru, sepertinya dia sedang mencari tenaga baru.” Ha Ryu tersenyum menerima secarik kertas alamat klub penunggang kuda.
Ha Ryu pun menyampaikan kabar gembira ini pada Bibi Hong. Ia diterima bekerja di klub penunggang kuda yang tak jauh dari Seoul. Ia bisa bolak-balik berangkat kerja dan tak perlu pindah rumah. Mendengar Ha Ryu mendapatkan pekerjaan Bibi Hong tentu saja senang, ia awalnya khawatir kalau-kalau mereka pindah jauh.
Eun Byul selesai menulis surat untuk ibunya. Ia menunjukan surat itu pada ayahnya. Ia akan mengirim surat itu ke Amerika. Ha Ryu memperhatikan surat buatan putrinya. “Kau bahkan membuat amplopnya dengan baik!” sahut Ha Ryu dengan nada sedih.
Eun Byul mengajak ayahnya memasukan surat itu ke kotak pos. Mendengar keinginan Eun Byul, Bibi Hong hanya bisa menarik nafas panjang.
Ha Ryu mengantar Eun Byul memasukan surat ke kotak surat. Di depan kotak surat Eun Byul berharap kalau surat yang ia buat akan menemukan jalan menuju Amerika dengan selamat.
Eun Byul terlihat sedih. Ha Ryu memeluk dan mengerti perasaan putrinya yang sangat merindukan ibunya.
Di sebuah acara peluncuran buku biografi Presdir Baek (kayaknya hehe) banyak tamu-tamu penting hadir. Banyak wartawan yang mengabadikan acara ini. Tamu yang memasuki aula pun diharuskan menunjukan undangan mereka. Manajer Yoon yang bertugas mengecek setiap tamu yang hadir.
Da Hae menunggu seseorang dengan cemas. Ia memperhatikan Presdir Baek dan Do Kyung yang tengah menyalami tamu.
Orang yang ditunggu Da Hae pun datang, Soo Jung. Penjaga mencegat Soo Jung menanyakan undangan yang tentu saja tak dimiliki Soo Jung. Soo Jung terlihat cemas.
Manajer Yoon melirik ke arah Da Hae memberi kode seperti bertanya, ‘apa dia orangnya?’ Da Hae membalas dengan kode anggukan. Manajer Yoon pun meminta penjaga membiarkan Soo Jung masuk.
Soo Jung dan Da Hae saling memandang, menyapa lewat anggukan. Soo Jung berjalan memasuki aula tapi ketika ia melewati Do Kyung ia berusaha menutupi wajahnya agar tak terlihat oleh Do Kyung. Ia pun masuk dengan aman.
Presdir Baek memberikan sambutannya bahwa ia percaya semua orang yang hadir disini ketika menghadapi yang namanya kompetisi mereka akan melakukan yang terbaik untuk memperoleh kemenangan untuk sampai pada posisinya seperti sekarang. Tapi ada sesuatu yang lebih besar dari sebuah kemenangan. Hal yang terpenting dalam sebuah kompetisi adalah jiwa. Menjual jiwa untuk sebuah kemenangan itu lebih buruk daripada kekalahan. ‘Kita harus menciptakan masyarakat dengan jiwa yang bersih’ Presdir Baek mengatakan kalau ini adalah filosofinya yang paling berharga ketika mengelola perusahaan. Pengelolaan dengan jiwa yang bersih.
Semua tepuk tangan kecuali Soo Jung. Presdir Baek pun menyudahi pidatonya.
Diluar Da Hae mondar-mandir cemas.
Soo Jung mengangkat tangan ingin bertanya pada Presdir membuat semua orang yang tepuk tangan tiba-tiba berhenti dan menatapnya tak terkecuali Do Kyung. Do Kyung tentu saja kaget Soo Jung ada ditengah-tengah tamu undangan.
Presdir Baek melirik ke arah MC acara. MC berkata kalau mereka tak menerima pertanyaan. Tapi Soo Jung tak peduli ia tetap mengajukan pertanyaan, “Apa menurut Presdir membunuh biawak adalah manajemen pengelolaan dengan jiwa yang bersih? Apa menghancurkan habitat biawak di gunung Bi Wol untuk membangun kota wisata berkuda sama artinya dengan mempromosikan masyarakat untuk hidup dengan harmonis?”
Presdir tak tahu harus menjawab bagaimana sementara kemera terus mengarah padanya. Ia tentu saja harus memberikan jawaban yang memuaskan. Do Kyung menatap Soo Jung dengan tatapan emosi.
Soo Jung mendesak Presdir agar menjawab pertanyaannya bukankah Grup Baek Hak memainkan peran utama dalam penghancuran kelestarian lingkungan.
Presdir Baek tersenyum berkata kalau masalah tentang biawak mereka akan mendiskusikannya nanti. Ia kemudian menatap para hadirin dan mengajak mereka berfoto bersama. Jawaban ini tentu saja tak memuaskan hati Soo Jung. Do Kyung dan Soo Jung bertemu pandang. Tatapan Do Kyung memancarkan kemarahan, keduanya pun bicara.
Do Kyung menanyakan apa yang dilakukan Soo Jung disini. “Kalau kau membuat kekacaauan diacara orang lain, apa yang kau harapkan? Kalau kau bermain dengan cara kotor apa menurutmu itu akan benar-benar berhasil?”
Soo Jung berkata kalau ia akan menggunakan segala cara untuk menghentikan pembangunan. Ia akan melindungi gunung Bi Wol. Soo Jung permisi, ia mohon diri.
Soo Jung berpapasan dengan Manajer Yoon. Manajer Yoon heran melihatnya. Ia menemui Do Kyung. Do Kyung bertanya bagaimana bisa Soo Jung memasuki gedung bukankah dia tak memiliki kartu undangan. Manajer Yoon bingung menjelaskannya, ia pun mengaku kalau Joo Da Hae lah yang mengizinkan Soo Jung masuk. Do Kyung tentu saja kaget.
Da Hae dan Presdir Baek kembali ke perusahaan. Presdir jelas marah kenapa ada yang menyinggung tentang habitat biawak apalagi itu di depan undangan dan tentu saja membuatnya malu. Ia pun bertanya, memulai proyek pembangunan kota wisata berkuda apa mereka memulai proyek itu tanpa mengetahui keadaan disana. Da Hae mengatakan kalau semuanya sudah diperhitungkan, hanya saja tak terfikir pada aktifis yang sangat keras dan tetap bertahan menantang.
“Kalau begitu apa maksudmu kita sudah tahu dan melanjutkan begitu saja seperti orang bodoh?” tanya Presdir.
Da Hae mengatakan untuk masalah ini kita harus memberi mereka lebih dari yang awalnya mereka minta untuk menenangkan mereka. Ia menyarankan lebih baik membangun kota yang ramah lingkungan di gunung Bi Wol bukan membangun kota wisata berkuda yang merusak lingkungan. Presdir tanya kapan ia bisa melihat laporan rencana yang Da Hae katakan itu. Da Hae berkata kalau sekarang pun Presdir bisa melihatnya.
Presdir Baek menunjukan laporan perencanaan pembangunan buatan Da Hae pada Do Kyung. Presdir menyarankan agar menghentikan proyek kota wisata berkuda dan bangun kota yang ramah lingkungan dan sumbangkan ke kota. Karena dengan begitu image perusahaan bisa diselamatkan.
Do Kyung ingin tahu siapa yang membuat laporan ini. Presdir mengatakan kalau yang membuatnya adalah Joo Da Hae. Presdir memuji tindakan Da Hae. Ia kembali memerintahkan agar membatalkan proyek yang sedang Do Kyung laksanakan dan mulailah melakukan proyek berdasarkan laporan Da Hae. Ia mengingatkan putrinya agar lebih berhati-hati terhadap pekerjaan.
Da Hae ke lokasi proyek dan meminta Manager Kim agar menghentikan semua pembangunan. Manajer Kim jelas heran dengan istruksi yang tiba-tiba. Da Hae mengatakan kalau perusahaan sudah memutuskan akan mengevaluasi ulang keseluruhan rencananya. Manajer Kim masih belum paham karena Direktur Baek Do Kyung belum mengatakan apapun. Da Hae menegaskan kalau perintah ini datang langsung dari Presdir. Gunung itu tak boleh disentuh.
Manajer Kim pun melapor pada Do Kyung kalau Da Hae baru saja memerintahkan agar menghentikan pembangunan. Do Kyung jelas marah karena Da Hae sudah lancang menghentikan proyek tanpa pemberitahuan terlabih dulu padanya.
Asyik nih perang Do Kyung - Da Hae hehe.
Da Hae berada di rumah Do Hoon. Do Hoon menunjukan dua botol wine mana yang ingin Da Hae minum bersamanya. Da Hae memilih yang ada di tangan kanan Do Hoon. Do Hoon kembali ke lantai atas untuk menyiapkan semuanya sementara Da Hae menyiapkan makananya dan akan segera menyusul ke atas.
Do Kyung sampai di rumah dan terkejut melihat sepatu wanita disana. Ia bisa menebak sepatu milik siapa itu.
Da Hae membawa gelas dan makanan akan dibawa ke lantai atas, ia menyapa Do Kyung.
Do Kyung berkata kalau ia mendengar Da Hae baru saja dari lokasi proyek, “Apa ini? Kau sudah merencanakannya kan? Untuk melancarkan rencanamu, kau membiarkan wanita dari organisasi itu memasuki gedung pertemuan dan membuat kekacauan. Kau kemudian pergi ke lokasi untuk menghentikan pembangunan seolah-olah kau sedang menunggu.”
Da Hae berkata kalau tuduhan Do Kyung adalah salah paham. Ia melakukan ini semata-mata hanya untuk perusahaan.
Do Kyung : “Siapa kau sampai melakukan hal ini untuk perusahaan? Aku sangat tahu orang seperti apa dirimu. Untuk keluar dari kemiskinan kau tak keberatan bermain kotor. Karena aku berada di jalanmu. Menurutmu, apa aku tak tahu kalau kau sedang mencoba menyingkirkanku?”
Da Hae berkata bukan seperti itu. Kalau Do Kyung bersikeras melaksanakan pembangunan ia berfikir ini akan merugikan Do Kyung.
“Apa kau tak bisa menutup mulutmu?” bentak Do Kyung mebuat Da Hae kaget dan menjatuhkan nampan berisi gelas dan cemilannya (pecah deh) Do Hoon yang turun ke lantai bawah mendengar itu dan segera berlari menghampiri keduanya. (Da Hae ini sengaja menjatuhkan apa memang kaget beneran ya)
Do Hoon bertanya pada kakaknya, apa yang kakaknya lakukan pada Da Hae. Do Kyung menatap Da Hae marah, “Apa kau bermaksud mengatakan kalau kau melakukan itu untuku? Berhentilah bicara omong kosong.” Bentak Do Kyung.
Do Hoon meminta kakaknya berhenti marah-marah pada Da Hae. Do Kyung muak melihat wajah Da Hae, ia menyuruh Da Hae menyingkir dari hadapannya. Da Hae minta maaf ia ke lantai atas mengambil tasnya.
Do Hoon ikut emosi ia menilai kakaknya sudah keterlaluan. Do Kyung terkejut Do Hoon bicara dengan nada tinggi padanya.
Do Hoon membentak kalau ia yang membawa Da Hae kesini dan ia akan menghabiskan sisa hidup bersama Da Hae. Bukankah seharusnya kakaknya ini memperlakukan Da Hae dengan hormat.
Do Kyung tak habis pikir apa sekarang Do Hoon berpihak pada Da Hae. “Apa kau tahu apa yang dilakukannya padaku?”
Do Hoon berkata kalau ia sudah mendengar semuanya. Proyek pembangunan kota wisata berkuda dihentikan. Tapi menurutnya itu bukan kesalahan Da Hae. Bukankah dari awal kakaknya yang bersikeras dengan proyek ini. “Kenapa kakak selalu menyalahkannya? Apa kakak pikir aku tak tahu kalau kakak membuatnya membersihkan semua kotoran kuda? Dia memang tak mengatakannya padaku jadi aku pura-pura tak tahu mengenai itu. Tapi sekarang apa kakak benar-benar harus melakukan ini? Apa kakak benar-benar orang yang berfikiran sempit?”
Do Kyung kaget tak menyangka Do Hoon akan membantaknya seperti ini. Da Hae sudah mengambil tasnya dan permisi pada keduanya. Do Hoon sekali lagi menatap kakaknya, “Kakak, aku benar-benar kecewa padamu!” Do Hoon yang marah mengejar Da Hae. Do Kyung hanya berdiri terpaku melihat kemarahan Do Hoon padanya. Matanya berkaca-kaca hampir menangis.
Do Hoon mengejar Da Hae. Sampai di depan pintu tapi ia hampir bertabrakan dengan Bibinya. Bibi Ji Mi heran, “Apa mereka berdua bertengkar?”
Do Kyung yang sedih Do Hoon marah padanya hanya bisa berdiam diri di kamar sambil menangis. Bibi Ji Mi dengan langkah tegesa-gesa masuk ke kamarnya bertanya apa Do Hoon dan Da Hae sedang bertengkar.
Tapi suara lantang Bibi Ji Mi tiba-tiba memelan melihat Do Kyung yang sedih. “Ya ampun, apa sekarang kau sedang menangis?” Tanya Bibi Ji Mi. Do Kyung diam saja, hanya air matanya yang mengalir,
Soo Jung mendatangi sebuah panti asuhan. Petugas panti mengatakan kalau sudah lama panti asuhan ini berubah menjadi pusat rehabilitasi. Mereka tak memiliki arsip secara terperinci misal foto atau karakteristik fisik anak.
“Tapi bagaimanapun juga pada tahun 1983 kau bilang ada seorang anak berumur 3 tahun yang keluar dari panti dengan seseorang yang ada di foto?" Tanya Soo Jung.
Petugas membenarkan tapi ia tak yakin apa dia itu yang Soo Jung cari atau bukan. ia menunjukan foto orang yang membawa anak laki-laki itu keluar bersama dari panti asuhan, “Dari panti asuhan Ye Rin wanita ini tinggal bersama anak-anak itu. Kau mungkin harus mencarinya.”
Kyaaaaa itu fotonya Bibi Hong.
Petugas mengatakan kalau sampai sekarang ia mendengar wanita ini masih berhubungan dengan anak-anak dari panti asuhan. Soo Jung mengamati wajah Bibi Hong yang ada di foto.
Taek Bae berada di depan rumah Bibi Hong, menyuruh wanita itu agar cepat pergi bersamanya. Ia sudah kedinginan menunggu Bibi Hong di luar rumah. Bibi Hong pun keluar rumah dan mengunci pintunya, ia pergi bersama Taek Bae.
Dan ketika keduanya pergi Soo Jung datang (alamak sinetron banget nih yang satu pergi yang satu dateng) Soo Jung menemukan alamat rumah Bibi Hong tapi rumah itu sepi.
Ayah Jae Woong mondar-mandir tak tenang di rumah, ia menunggu kabar dari Soo Jung. Jae Woong menyarankan ayahnya agar istirahat di kamar. Tapi ayahnya menolak, ia tak punya waktu untuk berbaring. Ia heran kenapa Soo Jung masih belum menelepon juga.
Tepat saat itu Soo Jung datang, “Jae Woong, ayah!” panggilnya dengan senyum ceria.
Melihat Soo Jung datang raut wajah ayah Jae Woong terlihat ceria, “Apa kau sudah menemukannya?”
“Belum!” jawab Soo Jung sambil mengatur nafasnya yang terengah-engah. “Aku belum menemukannya tapi....”
Ayah Jae Woong menyela, “Kalau kau belum menemukannya kenapa kau datang begitu senang?”
Soo Jung berkata anggap saja seolah-olah ia sudah menemukannya, “Di panti asuhan yang aku datangi hari ini, ada anak berusia tiga tahun yang pergi dengan seseorang di foto.”
“Benarkah?” ayah Jae Woong terlihat senang.
Soo Jung berkata kalau kali ini ia memiliki firasat yang baik karena ia mendapatkan alamat wanita yang bekerja di panti asuhan itu. Menurutnya orang ini seharusnya tahu tentang hal itu.
“Benarkah?” jae Woong dan ayahnya terkejut. ayah Jae Woong menyuruh putranya untuk menemui orang ini. Kalau dia melihat wajah Jae Woong itu akan membantu orang itu mengingat lebih baik lagi. Jae Woong mengerti ia akan menemui orang itu.
“Kerja yang bagus!” sahut Jae Woong pada Soo Jung. Ayah Jae Woong juga memuji Soo Jung sudah melakukan pekerjaan yang bagus, “Oh ya ini sudah larut malam. jadi kau bisa pulang sekarang.” kata ayah Jae Woong.
“Ayah bolehkah aku makan ramen sebelum aku pulang? Ramen buatan ayah yang paling enak!” sahut Soo Jung memberikan jempolnya untuk ayah Jae Woong. hahaha.
Ayah Jae Woong melongo, “Apa? Kau ingin aku membuatkanmu ramen?”
“Iya!” jawab Soo Jung santai.
“Apa ramennya mau ditambah telur?” tanya ayah Jae Woong. Mereka tertawa, dan oh Jae Woong tersenyum menatap Soo Jung.
Alamak senyumnya Jae Woong ckckck.Komentar :
Da Hae bagaimanapun caranya pasti akan mencegah proyek di gunung itu. Alasannnya mungkin untuk melestarikan alam gunung Bi Wol. Tapi alasan utamanya kita tahu lah, itu supaya mereka tak membongkar gunung dan menemukan mayat yang selama 7 tahun ia sembunyikan bersama Ha Ryu. tapi bagaimana jika mereka tetap meneruskan proyek itu.
Huwaaaa pasti sedih banget tuh si Do Kyung, Do Hoon marah-marah sama dia. Kalau emang bener Do Kyung itu ibunya Do Hoon, pasti seorang ibu sakit hati banget ngeliat anaknya bentak-bentak dia kayak gitu.
Soo Jung selangkah maju nih dalam pencarian saudara kembarnya Jae Woong, apa mereka akan cepat menemukan kembarannya Jae Woong.
Diantara dua wanita yang lagi perang muncul Soo Jung yang memberikan warna manis di drama ini. Selama beberapa kali dia muncul suka sama karakternya. Berharap dia menjadi couple nya Jae Woong hehe.
Yang menunggu MQ 34 setelah QoA 6 part 2.
unnie... may queen lanjut dunk... makacih...
ReplyDeleteSenyumnya Jae Woong cetar membahana menohok hati hehehe,senyum Sang Woo Oppa banget deh!
ReplyDeleteDo Kyung sifat ambisinya tdk kalah dgn Da Hae,mau meratakan gunung??Klo trjadi d kehidupan nyata bener2 merusak alam tuh,bs sering trjadi bencana d daerah itu
Msh penasaran nih dgn yg jd presiden,pikirku sih pria lain (sesuai judul dramanya) Da Hae kayaknya gak akan puas hny sampe d Do Hoon saja,gak puas hny jd wanita kaya saja tapi bs tambah ambisinya pengen jd wanita nomor satu d negaranya,lagian kemudaan klo Do Hoon yg jd presiden,ini hny perkiraanku saja. ~Kiki~
Jae Woong bikin adem suasana. Liat Ha Ryu nangis2 mulu eh liat Jae Woong ikutan senyum2 ga karuan deh hihi...
DeleteTHE WAR (part 1) HAS BEGIN...
ReplyDeleteda hae (feat do hoon) vs do kyung (feat ha ryu)
kenapa part 1?
karna musuh utama da hae saat ini adalah do kyung, do hoon yg udah terhipnotis oleh 'cucukan'nya da hae akan selalu membela da hae.
ha ryu pun membantu do kyung begitu tau da hae lah yang jadi penantang do kyung, walau pada intinya ha ryu membantu do kyung agar intensitas ketemu da hae lebih mudah
yang part 2 bisa saja da hae vs do kyung feat ha ryu feat do hoon, coz keluarga baek udah bangkrut jadi da hae pindah ke orang tajir berikutnya yang kini jadi presiden (jangan2 jae woong?) trus do hoon ditendang *dzzzziiiing*
-dhiya-
jae woong yang jadi presiden? aku malah ga berfikiran kesana lho hehehe... kasian amat do Hoon ditendang hahahaha...
Deletehihihi, tebak2 buah manggis mba anis.. apa aja bs terjadi dlm drama hehe.
Deleteklo do hoon sy yakin akan ttp ditendang sm da hae suatu waktu, yg sy lihat do hoon disini hanya jd batu loncatan da hae sj soalnya.
ditunggu eps selanjutnya mba anis..
-dhiya-
kalo menurutku do hoon yang jadi presiden sih...
DeleteSetuju dgn dhiya,perkiraanku juga Do Hoon akan dikorbankan suatu saat nanti ama Da Hae,ratunya ambisi masa udh kaya trus puas sampe disitu aja n menurutku trlalu muda klo Do Hoon akting jd presiden.Mgkn ada sesuatu yg membuat Da Hae suatu saat sakit hati n dendam lagi seperti waktu dihina Do Kyung yg membuatnya semakin berambisi,kali ini menjadi wanita no.1 n berpaling ke pria lain (presiden).Tapii aku gak berpikir klo itu Jae Woong,aku kira si presiden ini pria lain yg akan muncul belakangan
Delete~Kiki~
Jae wong gag mungkin jadi presiden, kan di episode pertama dia yg jadi jaksa yg menangkap ibu negara si Dae hee itu ya?
Deletedan rasanya, bukan Do Hoon jg se,....
suka ama Do Hoon....<3
ReplyDeleteDa Hae beruntung banget disukai ama cowo manis kayak Do Hoon..semoga Do Hoon gak sakit hati dengan semua kebohongan Da Hae selama ini dengan berlandaskan Pancasila...!?? bukan dengg...berlandaskan CINTA
Ha Ryu sudah berusaha melupakan Da Hae...apa Ha Ryu akan berusaha melawan Da Hae ya?? kayak Maru-ssi gitu..#nice guy<3
baru tau n bru bca sinopsis nya ternyata di drama nie ada presider jang n kakek na kangsan :d ....
ReplyDeletehahaha iya,,, salah satu daya tarik drama ini ya ada presdir Jang n kakeknya kang san haha.
Deletedrama ini termasuk banyak yang reunian lho...
lanjut min, semangat :)
ReplyDeleteterima kasih sudah posting mbak. kapan ada lanjutan sinopsisnya?saya barusan nonton di channel one indovision, suka banget sama drama ini
ReplyDeletemakasih mba anis ..lanjutttt yaaa
ReplyDeleteMakasih mba Anis dah posting sinopsis 6 nya, sinopsis Schoolnya dilanjut ua mba, walupun dah nonton sampai akhir, tapi tetep kepengen baca siopsisnya, terima kasih....
ReplyDeleteMb Anis, hanya satu kata.... DAEBAK
ReplyDeleteAnis... kenapa presdir Jang di tiap drama selalu jadi presdir ya?
ReplyDeleteThanks ya Anis ... jadi tambah menarik nih drama ini