Saturday 9 February 2013

Sinopsis May Queen Episode 34 Part 1

San dengan berlinang air mata mengatakan jikalau Hae Joo masih belum bisa melupakan Chang Hee, silakan kembali pada si brengsek itu dan jangan pernah menangis seperti ini.

San akan pergi tapi Hae Joo menahan tangannya, “Kau bodoh. Apa kau tahu betapa aku menyukaimu? Tak bisakah kau melihat kalau aku menyukaimu? Karena aku begitu menyukaimu, apa kau tahu betapa sakitnya hatiku? Tapi meskipun aku menyukaimu, aku memiliki banyak kekurangan...”
Mendengar Hae Joo mengungkapkan seluruh perasaannya, San menarik agar Hae Joo mendekat ke arahnya. Ia mencium Hae Joo untuk menunjukan betapa ia mencintai Hae Joo. Hae Jo tak menolak, ia membalas ciuman San sebagai ungkapan perasaannya.
Chang Hee yang kembali lagi ternyata melihatnya. Ia tak sanggup melihatnya, hatinya sakit. Jelas, karena Hae Joo adalah wanita yang ia cintai. Ia berusaha menguatkan hatinya dan pergi dari sana.
San dan Hae Joo kembali ke rumah bergandengan tangan hehe :P
San masih tak percaya dan berharap kalau ini bukanlah mimpi. “Tidak, aku tak bisa mengatakan ini mimpi atau bukan.” San beralih menatap Hae Joo, “Apa kita tak bisa melakukannya lagi untuk memastikan kalau ini bukanlah mimpi?” (hahaha aku ngetiknya ketawa aja)
San akan merangkul Hae Joo untuk menciumnya lagi, tapi Hae Joo mendorongnya, “Aih kau ini memang perlu dikasih pelajaran!” kata Hae Joo sambil mencubit kedua pipi San. San melongo pipinya dicubit kayak gitu, “Sama sekali tak sakit!” sahut San seperti orang bingung. San mengeluh ternyata ini cuma mimpi. Ia tak bisa membiarkannya, “kurasa kita harus ciuman yang lebih hebat lagi.” (hahaha)
San kembali akan merangkul untuk mencium tapi Hae Joo mendorongnya. Hae Joo lari menghindar sedangkan San terus mengejarnya hingga ke rumah.
Dan eng ing eng. Ada dua pasang mata yang menatap tajam keduanya. Siapa? Mata ibu dan Jin Joo hehe. Ibu dengan juteknya bertanya dari mana keduanya.

San dan Hae Joo bingung menjelaskannya bagaimana. San berkata ini karena 2 orang memakai kamar jadi kamarnya agak sedikit sempit. Jin Joo menyahut kalau San mengatakan itu karena ia ada di kamar itu, apa aku sudah merusak gayamu?
Memangnya apa yang sempit kalau Jin Joo ada disana tanya ibu. Hae Joo tersipu berkata bukan seperti itu. Jin Joo menyahut kalau bukan begitu kenapa wajah Hae Joo memerah begitu.

Hae Joo menyentuh wajahnya dan beralasan coba saja Jin Joo keluar di cuaca sedingin ini pasti wajahnya akan memerah, hahaha.

“Karena itu aku bertanya, apa yang kalian berdua lakukan di cuaca dingin begini?” tanya ibu lagi. Hae Joo kesal dan menyuruh San segera masuk ke kamar. Ia sendiri masuk ke kamarnya.
San akan masuk kamar tapi Jin Joo menatap wajahnya lebih dekat dan berkata kalau ia melihat make up di wajah San (lipstik kali ya di bibir-nya hahaha)
San tertawa apa yang Jin Joo bicarakan. San berkata kalau ia juga menggunakan make up maka dari itu di wajahnya ada make up.
Ibu mengingatkan bukankah ia sudah mengatakan dengan jelas, “Kau harus sukses dulu sebelum mulai memimpikan putriku.”
San kembali tertawa menjawab, “Tentu saja bu, aku mendengarmu mengatakan itu jutaan kali, bagaimana aku bisa lupa?” San pun permisi akan masuk ke kamar Sang Tae yang juga kamarnya hehe.
Chang Hee berada di bar. Ia minum-minum sendirian untuk menghilangkan rasa frustasinya. In Hwa yang mencari suaminya menemukan Chang Hee ada di bar itu. Ia meminta suaminya segera pulang ke rumah. Tapi sesaat kemudian ia pun meminta pelayan untuk memberikannya minuman juga. Ia duduk di samping Chang Hee.
In Hwa ingat kalau tempat ini adalah tempat dimana ciuman pertamanya dengan Chang Hee. Ia mengatakan kalau sejak saat itu hatinya mulai tergugah. Sekarang Chang Hee sudah menariknya sampai ke akar-akarnya. Satu kata dari Chang Hee saja sudah membuatnya goyah. Dan sekarang ia berada dititik dimana ia hampir jatuh. Meskipun semua yang Chang Hee katakan adalah kebohongan, ia mempercayai itu. Ia bukan orang bodoh, bahkan sejak awal ia sudah merasa kalau Chang Hee tak 100% tulus mencintainya.

Chang Hee menoleh menatap In Hwa dengan tatapan sedih. In Hwa kembali mengatakan walau bagaimanapun entah ia percaya atau tidak pada Chang Hee, itulah pilihannya.
Geum Hee sampai di rumah suaminya, ia memantapkan hati untuk kembali ke rumah itu. Presdir Jang terkejut campur senang istrinya pulang dan berkata istrinya sudah membuat keputusan yang tepat.
Presdir Jang tersenyum ceria melihat istrinya dan bertanya bukankah rumah ini masih terasa nyama. Geum Hee berkata meskipun ia tak percaya pada semua yang Presdir Jang katakan tapi ketika Presdir Jang datang mencarinya ke hotel ia tahu kalau yang Presdir Jang katakan tentang dirinya yang menjadi seseorang yang dicintai suaminya adalah benar.
Presdir Jang berterima kasih, ia tahu kalau Geum Hee akan kembali ke rumah ini. Geum Hee berkata kalau yang paling penting In Hwa sudah mengetahui semuanya. Presdir Jang kembali berterima kasih sambil menggenggam tangan Geum Hee. Ia berjanji akan bersikap lebih baik lagi.

Geum Hee menarik tangannya dan berkata meskipun ia mengatakan semua itu tapi ia masih belum sepenuhnya mempercayai suaminya. Presdir Jang mengerti. Geum Hee berkata meskipun ia ingin hidup bersama putrinya Yoo Jin. Tapi karena In Hwa dan Chang Hee sudah menikah, ia tak bisa membawa putrinya ke rumah ini. Tak ada yang bisa ia lakukan untuk Yoo Jin dan semua ini kesalahan Presdir Jang. Ia memberi kesempatan pada Presdir Jang untuk menebus kesalahan itu. Presdir Jang meyakinkan kalau tentang Yoo Jin bukankah ia sudah mengatakannya kalau hal itu tak ada hubungan dengannya.
Tapi tiba-tiba Geum Hee mengungkapkan permintaan pada suaminya, “Tolong berikan saham Cheon Ji pada Yoo Jin!” Permintaan ini tentu saja mengagetkan Presdir Jang.

Geum Hee berkata bukankah suaminya ini memberikan saham pada In Hwa, “Kalau kau mengakui Yoo Jin sebagai putriku maka berikan juga saham Cheon Ji padanya!”

Mau tak mau Presdir Jang akan memberikannya. Ia akan melakukan apapun yang Geum Hee minta. Setelah mengatakan itu Geum Hee permisi ke masuk kamar. Setelah istrinya tak ada Presdir Jang sedikit kesal dengan permintaan itu. (Ya iyalah ujug-ujug dia harus ngasih saham ke Hae Joo hehe)
Park Gi Chul mondar-mandir di rumahnya. Geum Hee datang ke rumahnya. Ia menanyakan apa In Hwa ada di rumah. Gi Chul berkata kalau In Hwa masih belum pulang. Tapi tepat saat itu In Hwa datang memapah Chang Hee yang mabuk.
Gi Chul membantu memapah Chang Hee. Ia heran kenapa Chang Hee mabuk seperti ini. In Hwa berkata kalau ia dan Chang Hee pergi minum bersama. Geum Hee berkata pada Gi Chul kalau ia perlu bicara berdua dengan In Hwa. Gi Chul mengerti ia membawa Chang Hee ke kamar.
In Hwa menunduk diam di depan ibunya. Geum Hee bisa membaca kalau ada masalah antara In Hwa dengan Chang Hee. Ia ingin tahu permasalahan apa itu. Tapi In Hwa menggeleng menandakan kalau tak ada apa-apa. Geum Hee mendekat menatap In Hwa yang terus menunduk.

In Hwa menanyakan kenapa ibunya ini datang bukankah ibunya ini akan membuang waktu 27 tahun kebersamaan mereka. Bukankah ibunya bilang akan hidup bersama Hae Joo jadi kenapa sekarang ibunya pulang.
Geum Hee berkata kalau ia sudah membesarkan In Hwa dengan tangannya sendiri sejak In Hwa masih kecil jadi bagaimana ia bisa meninggalkan In Hwa begitu saja. In Hwa menatap ibunya, bukankah ibunya ini pergi karena Hae Joo, bukankah Ibunya meninggalkannya dan pergi begitu saja. Jadi sekarang ibunya bisa pergi karena ia tak butuh siapapun. “Semuanya pergi saja pada Hae Joo.”
Geum Hee menangis memeluk In Hwa dan meminta maaf karena sudah menyakiti hati In Hwa. Sambil menangis dalam pelukan ibunya, In Hwa berkata kalau ia membenci ibunya, “Apa ibu tahu betapa aku membutuhkanmu?”

Geum Hee berjanji ia tak akan pergi kemanapun. Kalau In Hwa membutuhkannya kapan pun itu ia akan selalu ada di tempat dimana In Hwa bisa menemukannya. Keduanya menangis bersama.
Hae Joo selesai membaca buku dan bersiap akan pergi tidur. Ia tidur bareng sama Jin Joo yang sudah lebih dulu terlelap. Ketika Hae Joo akan tidur tiba-tiba ponselnya berdering. “Ah siapa sih malam-malam begini?” keluh Hae Joo. Wehehe ternyata San.
“Ada apa?” tanya Hae Joo bicara pelan agar Jin Joo tak bangun.

“Apa Jin Joo sudah tidur?” terdengar suara San seperti orang berbisik hihi. Hae Joo heran kenapa San menanyakan Jin Joo.
San ternyata duduk di depan kamar Hae Joo. Ia mengatakan kalau ia sengaja keluar kamar karena ingin bersama Hae Joo lebih lama. Hae Joo menyuruh San masuk ke kamar dan tidur karena akan repot kalau ibu atau Jin Joo terbangun.
San menyuruh Hae Joo bersandar di pintu kamar. Hae Joo yang tak mengerti maksudnya nurut aja bersandar ke pintu kamarnya. San pun demikian ia bersandar pada pintu luar kamar tepat dimana Hae Joo bersandar di dalam kamar. Hehe
San tersenyum merasakan kenyamanan, “Saling bersandar seperti ini rasanya nyaman sekali!” Hae Joo tersenyum dan kembali menyuruh San cepat masuk dan tidur, tak baik berada di luar dicuaca sedingin ini, nanti San bisa kena flu.

San : “Tidak. Aku tak apa-apa. Aku merasakan kehangatanmu, jadi aku merasa hangat. Aku akan pergi sebentar lagi.”

Hae Joo : “Ya ampun sudah kubilang kembali ke kamarmu!”

“Aku tak mau!” San mulai bergidik kedinginan.
Hae Joo tersenyum masih menyandarkan tubuhnya ke pintu kamar. Sementara San badannya udah bergidik menahan dingin (wakakaka lucu liat ekspresei mukanya)
In Hwa menatap sedih suaminya yang sudah terlelap karena mabuk. Ia menangis tak bersuara.
Makan pagi di rumah keluarga Jang. Geum Hee mengatakan perihal kepergiannya pada keluarga Park. Ia mengatakan kalau ia merasa kesepian setelah In Hwa menikah. Jadi ia memutuskan untuk berlibur sebentar. Bukankah ia tak ketinggalan banyak cerita ketika ia pergi. Presdir Jang menjawab tentu saja tidak, memangnya apa yang terjadi. Karena ketika Geum Hee tak ada mereka tak sering berkumpul.
Geum Hee bertanya bukankah hubungan In Hwa dan Chang Hee baik-baik saja. In Hwa berusaha tersenyum menjawab tentu saja. Tapi Geum Hee berkata kalau wajah In Hwa terlihat tak baik. Ia pun bertanya pada Gi Chul apa semuanya baik-baik saja. Gi Chul terbata-bata menjawab kalau semua baik-baik saja.
Geum Hee kemudian beralih menatap Chang Hee dan berkata bukankah pernikahan ini sesuatu yang Chang Hee inginkan. Jadi ia harap Chang Hee jangan melakukan apapun yang bisa membuat In Hwa sedih. In Hwa tak mengerti kenapa ibunya berkata begitu, tak ada yang seperti itu.

“Aku tak bertanya padamu!” sahut Geum Hee pada In Hwa. Chang Hee kemudian berusaha tersenyum ramah dan berkata kalau ia mengerti dengan nasehat Ibu mertuanya.
Geum Hee juga mengutarakan permintaannya, biarkan Il Moon pulang ke rumah. Geum Hee tersenyum manis menatap suaminya, “Tolong lakukan seperti yang kukatakan ya?” Melihat senyum manis istrinya Presdir Jang tentu saja tak bisa menolaknya.
San dan Hae Joo tengah berdiskusi tentang bor rancangan mereka. San mengatakan kalau ini perlu dipotong menjadi 3 bagian. Hae Joo menambahkan setelah itu harus mengelas ke 3 bagian tersebut. Bong Hee yang ada disana bertanya bagaimana akan memasang berliannya. Hae Joo berfikir kalau mereka harus memikirkan cara yang lain. San meminta Hae Joo tak perlu khawatir, ia bertanya apa Hae Joo yakin bisa mengelasnya. Dengan pede-nya Hae Joo menjawab tentu saja ia yakin.
Hae Joo pun mulai mengelas. San memperhatikannya. Keduanya serius memperhatikan bor mereka. Tapi di belakang keduanya Sek Kim turut mengamati.
Di Kantor bagian R & D, Ketua Tim Jo mengatakan kalau San dan Hae Joo benar-benar mengerjakan bor itu. Tentang bagaimana kemajuan kerja mereka ia berencana mencari tahu lewat Sek Kim. Ketua Tim Jo kemudian mengatakan kalau Asisten Yang melakukan sesuatu tanpa perintah dari Chang Hee. Chang Hee bertanya apa itu. Ketua Tim Jo mengatakan kalau Asisten Yang menukar berliannya. Chang Hee menatap tajam Asisten Yang. Asisten Yang berkata kalau tak banyak perbedaan antara berlian sintetik dengan berlian asli.
Chang Hee ingin tahu alasan kenapa Asisten Yang menukar berliannya. Asisten Yang berkata kalau pihak lain yang sukses sebelum kita, maka kita bisa mendapatkan poin lebih tinggi pada presentasi. Berlian sintetik tak bisa melawan berlian asli.

Chang Hee bediri mengingatkan, apa Asisten Yang pikir Hae Joo dan San itu cukup bodoh sampai tak tahu tentang perbedaan dua berlian itu. Asisten Yang berkata seandainya San dan Hae Joo tak melakukan uji ketahanan maka mereka tak akan tahu.
“Kalau nanti mereka tahu, kau yang bertanggung jawab!” ucap Chang Hee sambil menatap Asisten Yang. Ia kemudian pergi dari sana sambil menyerahkan dokumen itu. Asisten Yang tampak cemas karena ia harus bertanggung jawab atas masalah yang dibuatnya.
Bong Hee memuji Hae Joo sudah bekerja keras. Hae Joo tersenyum dan berkata kalau pekerjaan yang tersisa adalah pemasangan berliannya. Ia bertanya pada San apa sudah menemukan cara yang tepat. San kembali meyakinkan bukankah ia sudah bilang Hae Joo tak perlu khawatirkan itu.
San mengatakan kalau bor ini lebih praktis dari yang Hae Joo pikirkan. Kalau bagian ini dipanasi dia akan meluas (memuai kali ya maksudnya) dan tepat saat itu kita hanya tinggal memasukan berlian yang besar. Bong Hee membenarkan dan ini pasti akan menyusut kalau sudah dingin.
Tapi Hae Joo merasa kalau mereka butuh laboratorium untuk melakukan uji coba. San merasa kalau mereka masih akan kesulitan mendapatkan hak eksplorasi minyak hanya dengan ini. Ia akan mencari tahu perusahaan pembangunan kapal lain yang bersedia bekerja sama. Ia banyak berhubungan dengan beberapa perusahaan lain, ia akan mencoba menghubungi mereka.
Bong Hee juga akan membantu melakukan hal yang sama. Sek Kim memperhatikan pembicaraan mereka dan tatapannya tak pernah beralih dari alat bor yang ada di depannya.
San menerima telepon dari Jung Woo yang mengabarkan kalau Kim Jung Bo sudah tiba di Korea. Jung Woo merasa kalau San harus bertemu orang itu. Ia meminta San datang ke kejaksaan.
Chang Hee menemui Presdir Jang di kantor. Presdir Jang menyampaikan kalau sesuatu yang besar telah terjadi, mantan bawahannya sudah tiba dari singapura (ah tahu darimana) ditambah lagi dia membawa bom yang bisa membunuhnya. Ia berfikir kalau Kim Jung Bo pasti berhubungan dengan orang lain. Ia tahu tentang kedatangannya ketika mendapat telepon dari orang yang ia hubungi. Ia yakin kalau Jung Woo yang membawanya kembali. “Bagaimana pun juga aku tak tahu apa yang akan dikatakan si brengsek itu. Dia harus dihentikan, benar-benar harus dihentikan.”
Chang Hee yang masih belum paham meminta Presdir Jang menjelaskannya dengan rinci supaya ia bisa mengerti. Siapa dia dan untuk alasan apa orang ini mengancam Presdir Jang.
Presdir Jang berkata kalau dia bernama Kim Jung Bo. Dia adalah orang yang dihubungi oleh Presdir Kang Dae Pyung sebelum meninggal. Dia tahu tentang kematian putra Presdir Kang dan dana rahasia dari Intelijen Pusat. Apa tak ada cara untuk menghentikannya.
Chang Hee mengingatkan Presdir Jang kalau berurusan dengan kejaksaan tidaklah mudah. Apalagi kasus ini dibawah perintah Yoon Jung Woo. “Tapi mengenai dana rahasia Intelijen pusat dan kematian putra Presdir Kang tidak kah aku harus tahu lebih jelas tentang itu?”

Presdir Jang ragu menceritakannya.

“Ayah, apa kau tak percaya padaku?” Chang Hee menatap tajam Presdir Jang menunggu penjelasan yang lebih detail.
Seorang jaksa masuk ke ruangan Jung Woo mengabarkan kalau Kim Jung Bo sudah tiba di bandara dan sekarang dalam perjalanan menuju kejaksaan. Jung Woo yang merasa kalau ini akan lama, ia menyadari hal ini memang memakan sedikit waktu. San yang berada di ruangan itu menunggu dengan gelisah. Menunggu ingin tahu apa yang kakeknya bicarakan dengan orang itu sebelum meninggal.
Melihat kegelisahan San, Jung Woo tentu saja mengerti. San berkata kalau Kim Jung Bo adalah orang yang mengetahui kematian orang tua dan kakeknya. Jung Woo mengajak San keluar untuk minum teh dulu karena ada sesuatu yang ingin ia beritahukan pada San.

Keduanya akan keluar, Jung Woo berpesan pada jaksa tadi kalau Kim Jung Bo datang cepat hubungi dirinya. Jaksa itu bertanya apa yang harus ia lakukan terhadap laporan yang ia bawa. Jung Woo menyuruhnya meletakan di meja kerjanya.
Setelah keduanya pergi jaksa itu meletakan laporan di meja Jung Woo. Tapi setelah itu ia memasang alat pelacak pendengar di bawah meja kerja Jung Woo untuk mencuri dengar apa rencana yang Jung Woo diskusikan disana.
Chang Hee menerima telepon dari (sepertinya jaksa yang tadi) ia meminta konfirmasi rute perjalanan Kim Jung Bo dari bandara. Chang Hee mengingatkan jangan sampai gagal, rekam semuanya dengan alat pendengar.
Presdir Jang terkejut dengan rencana Chang Hee. Chang Hee mengatakan dengan alat pendengar kita bisa mendengarkan apa yang mereka diskusikan. Ia juga mengatakan kalau disana ada orang suruhannya, jadi kita akan tahu dimana keberadaan Kim Jung Bo. Presdir Jang tertawa senang dengan apa yang dilakukan Chang Hee. “Kau benar-benar menantuku, putraku dan pewarisku.” Chang Hee hanya diam menatap dingin.
In Hwa menemui Hae Joo di kantor pabrik. Hae Joo tentu saja terkejut melihat kedatangan In Hwa. In Hwa marah dan bertanya apa semalam Hae Joo bertemu Chang Hee. Hae Joo ragu mengatakannya. In Hwa membentak mendesak agar Hae Joo mengatakan padanya semalam bertemu Chang Hee atau tidak. Hae Joo mengaku kalau semalam ia bertemu Chang Hee. In Hwa ingin tahu apa yang Hae Joo bicarakan dengan Chang Hee. Hae Joo berkata kalau obrolannya tak banyak, ia dan Chang Hee hanya membicarakan pekerjaan.
In Hwa tak percaya, apa Chang Hee pergi mencari Hae Joo di tengah malam hanya untuk membicarakan pekerjaan. Ia ingin tahu semuanya, apa yang Hae Joo dan Chang Hee bicarakan. Hae Joo diam ia bingung harus menjelaskannya bagaimana (Chang Hee kan minta Hae Joo untuk berhenti melawan Presdir Jang. Mungkin dipikiran Hae Joo masa dia ngejelasin yang kayak gini ke In Hwa)

In Hwa kembali membentak mendesak Hae Joo agar bicara jujur. Hae Joo bertanya memangnya apa yang ingin In Hwa dengar. Karena memang benar Chang Hee datang menemuinya karena masalah pekerjaan. In Hwa yang marah mengambil gelas di meja dan melemparkannya ke arah tembok sebagai ancaman pada Hae Joo. Gelas itu pecah dan serpihanya berserakan. “Beraninya kau masih berbohong padaku?”
In Hwa akan memukul tapi Hae Joo menahan tangannya. In Hwa menatap marah, “Apa kau tak melepaskan tanganmu?” Hae Joo berkata kalau In Hwa begitu mengkhawatirkan Chang Hee lebih baik In Hwa pegang Chang Hee erat-erat supaya dia tak datang lagi menemuinya.

In Hwa tambah marah mendengar saran Hae Joo, memangnya siapa Hae Joo berani menyuruhnya seperti itu. Bukankah ia sudah jelas memberitahu ketika pernikahannya bahwa Hae Joo harus melupakan Chang Hee.
Hae Joo membenarkan dan seperti yang In Hwa katakan kalau ia sudah sepenuhnya melupakan Chang Hee. Sekarang ia manyukai orang lain.

“Siapa?” tanya In Hwa. Tapi sesaat kemudian ia bisa menebaknya, “Apa mungkin San Oppa?”

Hae Joo tak menjawab, ia hanya menunduk. In Hwa tak menyangka dan menilai Hae Joo memang hebat. “Bagaimana kau bisa membuat pria menyukaimu dengan mudah? Bagaimana bisa semua pria tergila-gila padamu?” Suara In Hwa meninggi.

Hae Joo mengingatkan agar In Hwa jangan bicara sembarangan tentangnya.

In Hwa : “Mengambil pria dariku apa tak cukup dan sekarang apa kau berencana mengambil ibuku juga?”
In Hwa sudah mendengar kalau Hae Joo adalah anak kandung dari ibunya. “Apa kau pikir ibuku akan hidup bersamamu?” Ia mengatakan kalau sekarang ibunya sudah pulang ke rumah dan itu karena dirinya. Ibunya lebih memilihnya daripada Hae Joo. “Kau seharusnya tahu kalau darah tak selalu lebih kental daripada air. Ikatan seorang ibu yang membesarkan seorang anak lebih kuat daripada hanya sekedar melahirkan anak.”

In Hwa memperingatkan Hae Joo, baik itu Chang Hee maupun ibunya jangan coba-coba Hae Joo mendekati mereka lagi.

Hae Joo berkata kalau ia tak peduli tentang Chang Hee. Tapi apakah ia menemui ibunya atau tidak itu keputusannya. In Hwa tak berhak mengatakan itu.

In Hwa kembali mengingatkan sambil membentak kalau ibunya lebih memilih dirinya daripada Hae Joo. Jadi lebih baik Hae Joo hidup saja dengan ibu Hae Joo sendiri di rumah itu. “Kalau aku melihatmu bertemu dengan Chang Hee lagi aku akan menghancurkan rumah kotormu itu.”
In Hwa pergi setelah marah-marah pada Hae Joo. Hae Joo hanya bisa menitikan air mata kesedihannya.
Il Moon celingukan masuk rumahnya. Tiba-tiba Geum Hee menyapa mengagetkannya. Dengan suara terbata-bata Il Moon bertanya dimana ayahnya.

Geum Hee dengan sikap dingin memberi tahu kalau ayah Il Moon tak ada di rumah. Il Moon takut menatap mata Geum Hee. Ia mengatakan kalau ia datang ke rumah hanya ingin mengambil bajunya kemudian pergi. Tapi Geum Hee mengatakan kalau Il Moon tak perlu begitu, tinggallah di rumah ini. Ia sudah mengatakan itu pada ayah Il Moon.

Il Moon terlihat senang. Geum Hee kemudian tersenyum menanyakan apa Il Moon sudah makan. Il Moon menunduk menandakan kalau ia belum makan apapun.
Geum Hee menyiapkan banyak makanan tapi Il Moon ragu memakannya. Ia makan sedikit-sedikit sambil sesekali melirik Geum Hee. Geum Hee menyuruh Il Moon cepat makan, karena ia tahu Il Moon pasti lapar. Ia bertanya apa makanan yang ia siapkan tak sesuai selera Il Moon.
Il Moon diam. Geum Hee kembali bertanya kenapa, apa Il Moon takut kalau ia menaruh racun di makanannya. Geum Hee tersenyum meyakinkan kalau itu tak akan terjadi. Jadi Il Moon tak pelru khawatir. “Il Moon, kau harus berada di sampingku untuk waktu yang lama. Jadi aku akan bisa membuatmu menderita, bukankah begitu?”

Il Moon tak mengerti kenapa Geum Hee terlihat begitu menakutkan. Geum Hee mengingatkan apa Il Moon sudah lupa hal buruk apa yang sudah Il Moon lakukan padanya dan Hae Joo. “Aku masih memiliki waktu yang panjang untuk membalas dendam padamu. Sampai saat itu, ayo kita hidup di rumah ini untuk waktu yang lama.”
Il Moon bergidik ketakutan tangannya gemetaran. Geum Hee melihat itu dan berkata sepertinya Il Moon sudah selesai makan, haruskah ia membereskan semuanya. Il Moon yang masih kelaparan bilang kalau ia belum selesai makan. Ia sesegera mungkin makan dengan lahap. Geum Hee menatap sinis ke arahnya.
Kim Jung Bo sampai di kantor kejaksaan, ia dibawa langsung ke ruangan Jung Woo. Jung Woo memperkenalkan dirinya pada Kim Jung Bo. Ia juga mengenalkan Kang San sebagai cucu dari Presdir Kang Dae Pyung, seseorang yang ditemui Kim Jung Bo sebelum berangkat ke Singapura.
Kim Jung Bo bertanya pada Jung Woo apa ia bisa bertemu dengan keluarganya. Jung Woo menjawab tentu saja tapi sebelum itu ada beberapa hal yang harus diperjelas tentang semua hal, tentang sesuatu hal sebelum Kim Jung Bo berangkat ke Singapura. “Tolong beri tahu semuanya apa yang kau bicarakan dengan Presdir Kang!”
San juga ingin tahu lebih jelas mengenai kecelakaan orang tuanya di Jepang. Apa itu juga dilakukan oleh Presdir Jang Do Hyun. Alat pelacak pendengar itu hmm sepertinya bekerja dengan baik.
Di luar kantor kejaksaan ada sesuatu yang mencurigakan, sebuah mobil dan dua orang pekerja yang akan menggali jalan. Di dalam mobil itu ternyata semua informasi yang diberbincangkan di ruangan Jung Woo terekem dengan baik.

Terdengar suara Kim Jung Bo mengatakan kalau kejadian di Jepang itu bukanlah pembunuhan melainkan kecelakaan. Kecelakaan itu terjadi ketika ia dan rekannya sesama anggota agen rahasia mencoba mengambil microfilm dari Dr Kang. Tapi untuk alasan apapun Jang Do Hyun memang terlibat dalam pengambilan microfilm itu. Tapi ia benar-benar tak tahu apa isinya.

Terdengar suara Jung Woo bertanya apa itu semua yang Kim Jung Bo bicarakan dengan Kakek Kang. Kim Jung Bo mengatakan kalau ia juga membicarakan dana rahasia dari Intelijen Pusat.
Presdir Jang dan Chang Hee mendengar rekaman itu. Presdir Jang tentu saja terlihat geram, karena dana rahasia itu disinggung.
Kim Jung Bo menjelaskan kalau saat itu Intelijen Pusat memberikan dana rahasia pada Dr Yoon Hak Soo untuk investasi minyak. Tapi setalah Dr Yoon Hak Soo meninggal, Jang Do Hyun mengambil alih seluruh dana itu untuk dirinya sendiri dan dia memberikan uang itu pada kami yang bekerja padanya. Hanya itu semua yang ia ketahui.
Jung Woo bertanya apa Kim Jung Bo bersedia bersaksi pada konferensi pers. Jung Bo terkejut ia ketakutan kalau harus muncul secara umum di depan semua orang. Jung Woo berkata kalau mereka akan membicarakan ini lagi setelah makan siang, bukankah Kim Jung Bo juga harus bertemu dengan keluarga.
Chang Hee bertanya pada Presdir Jang apa isi microfilm itu. Presdir Jang masih enggan mengatakannya. Chang Hee meyakinkan mendesak ayah mertuanya untuk bicara yang sebenarnya. Presdir Jang mengatakan kalau microfilm itu berisi informasi tentang hal yang ditemukan oleh Yoon Hak Soo dan Kang Won. 7 lokasi tambang minyak.
Chang Hee tak mengerti apa karena itu Presdir Jang membunuh mereka. Presdir Jang menolak tuduhan itu, hal yang terpenting bukanlah itu. Apa yang ia inginkan adalah microfilm yang berisikan informasi tentang tambang minyak.
Presdir Jang : “Apa sekarang kau mengerti kenapa aku menginginkan hak atas eksplorasi minyak itu? Kalau kita mulai menggali minyak, perusahaan kita akan terkenal di dunia. Itu adalah impianku dan sekarang impian itu hampir berada dalam genggaman. Tapi si brengsek Kim Jung Bo akan menghacurkannya. Kita harus menghalangi konferensi pers itu.”

Chang Hee berkata dengan insiden ini status pemeriksaannya sudah kadaluarsa. Selama jaksa Yoon Jung Woo ada maka akan sulit menghalangi konferensi pers itu. Ia tak mengerti kenapa Presdir Jang mau menghindarinya.

Presdir Jang berkata meskipun kasus pemeriksaannya sudah kadaluarsa kita ini masih terlibat dengan dana rahasia dari intelijen pusat. Kalau hal ini terbongkar maka banyak orang yang akan terlibat. Kemudian ini juga akan menjadi skandal politik. Bagaimana pun juga ini harus dihalangi agar tak bocor keluar. Jadi pertama-tama kita harus mencari tahu dimana Kim Jung Bo tinggal.
Jung Woo, San, Kim Jung Bo dan bawahan Jung Woo yang sampai sekarang saya belum tahu nama lengkapnya hehe. Mereka berempat keluar dari kantor kejaksaan (atau mungkin keluar dari rumah makan)

Jung Woo tahu bukankah Kim Jung Bo ini harus bertemu dengan keluarga. Jung Bo bertanya apa ia bisa bertemu dengan keluarganya sekarang. Jung Woo akan memberi waktu, kalau konferensi pers-nya berjalan dengan baik Kim Jung Bo bisa segera berkumpul dengan keluarga.

Jung Woo memerintahkan bawahannya untuk mengawal Kim Jung Bo dengan baik. San juga memohon agar Kim Jung Bo mau membantu menyelesaikan kasus ini.
Jung Woo menyuruh San memberi tahu Hae Joo tentang ini. Sementara ia sendiri harus menemui Park Gi Chul. Ia membutuhkan keterangan dari Park Gi Chul untuk bersaksi di konferensi pers nanti.
San tak yakin apa dia akan setuju bersaksi. Jung Woo berkata kalau ia mendengar sesuatu dari Gi Chul. Kalau San tak setuju dengan rencananya San dan Hae Joo tak perlu tampil diacara konferensi pers nanti. Tapi San berjanji berhubung ini tentang orang tuanya ia harus melakukan ini.
Setelah Jung Woo pergi San pun akan menemui Hae Joo. Tapi ia melihat sesuatu yang aneh terhadap pekerja yang akan memperbaiki jalan. Mereka menggunakan sekop yang biasanya untuk menyekop pasir. Sebuah peralatan yang tak lazim untuk menggali aspal.
Geum Hee menemui Hae Joo dan menyerahkan dokumen saham untuk Hae Joo. Hae Joo tak mengerti kenapa ibunya memberikan ini padanya, ia tak bisa menerimanya. Geum Hee memaksa agar Hae Joo menerimanya, ia mengatakan kalau ia kembali ke rumah itu. Ia tak bisa melakukan apapun selama dirinya di luar. Ia juga mengkhawatirkan In Hwa. Meskipun ia sangat ingin tinggal bersama Hae Joo tapi ia tak bisa melakukannya sekarang.
Hae Joo berkata kalau sekarang ia tak membutuhkan uang yang banyak. Apalagi ini saham Cheon Ji, ia tak mau menerimanya. Geum Hee harap Hae Joo percaya padanya, ini akan menjadi bantuan yang besar bagi Hae Joo dimasa depan.

Hae Joo khawatir apa ibunya akan baik-baik saja kalau kembali ke rumah itu. Geum Hee meminta Hae Joo tak perlu khawatir, ia merasa lebih baik dari sebelumnya. Hae Joo berpesan agar ibunya bersikap lebih baik lagi pada In Hwa. Ia berfikir kalau sekarang In Hwa tengah mengalami waktu yang sulit setelah mengetahui hubungan antara dirinya dengan Geum Hee.
Geum Hee sekali lagi meminta Hae Joo tak perlu khawatir. Ia tak tahu apa ini akan membuat Hae Joo sedih atau tidak tapi In Hwa juga putrinya. Hae Joo tersenyum mengerti.

Bagaimanakah konferensi pers itu berlangsung, apakah kejahatan Presdir Jang akan terbongkar? Bersambung ke Part 2

18 comments:

  1. semangat iah mbak buat sinopsisnya, penasaran nie ma kelanjutan hubungan san n hae joo, hehehe

    ReplyDelete
  2. ditunggu part2 nya... :)

    ReplyDelete
  3. next kak dtnggu sc4ny
    kl sa dslsain dlu mpe ending.ny y
    nanggu neh soalny.
    q bolak2 kblog.mu ini lho..!!
    udh da blum y may queen.ny.,tp brhri2 dlht ttp blum ada.T.T

    skrg udh da lgcg dbca.:)
    q bntuin do'a dech,biar ug'mlez ngrecap may queen.^^
    faighting

    #amre^^

    ReplyDelete
  4. Wah makin seru aja ceritany,,,

    ReplyDelete
  5. mb anis ditunggu part 2 nya,,,
    cpat ea mb hehehe makasih n ttp semangat,,,

    ReplyDelete
  6. wow ganti lg nich background nya blog mba anis,,bgus mba warna background nya,,,,n di tunggu mba lanjutan sinopsis nya.. :d

    ReplyDelete
  7. hahaaaa si san otak nya mesum bgt mau nyium haejo terus sich,,kasian bgt pasti hancur tuh hati nya changhe liat san n haejo ciuman

    ReplyDelete
  8. stiap hri slalu menunggu sinop may queen dari mb anis dan ternyata tdak sia2.., akhirnya kluar jga.., smangat yaw mb...

    ReplyDelete
  9. Akhirnya bs bk blog ini lg...
    hahahaha...san dah dpt kissu dr hae joo msh krg jg ampe mau nambah...

    ReplyDelete
  10. Semangad mb anis bwt sinopnyaaaa... Selalu ditunggu kehadirannya *penasaranbgd ending film ini :) ciaayyyooo!!!!!

    ReplyDelete
  11. senangnyaaaa.... bisa masuk lagi di blog Anis ini.... gomawo
    hatinya San berbunga2 banget tuh... tapi yang dibelakang sedih sekali wajahnya.... yup Changhe... poor changhe

    ReplyDelete
  12. Udah kageen nih sama may queen :) makasih ya mba, jadi terobati kangennya :D

    ReplyDelete
  13. makasih mba anis..... karna bsa bka blogx ageee...
    HWAITING....

    *Yulie

    ReplyDelete
  14. Thank bget anis
    Blog ny dh ke buka lg ....

    ReplyDelete
  15. Akhir ny bs k buka jg blog ini stlh 2hri kmrn gk bs2...
    \(•ˆ⌣ˆ•)/ smangat mb' anis bwt sinop ny...
    Trimksih...

    ReplyDelete
  16. thanks mb anis, .sinopsis ny keren deh
    hehe

    ReplyDelete
  17. baru bisa komen xD
    cuma mau absen makasih aja mb anis

    ReplyDelete

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.